4
Nama : Desy Amelia Miranti Section 1 Judul Artikel Skandal Korporasi dan Akuntan Penulis Gugus Irianto Jurnal Nama Jurnal : Lintasan Ekonomi Volume XX, Nomr 2, Juli 2OO3 NIM : 135020301111009 Section 2 Tujuan Artikel Menjelaskan sebab yang menjadi pemicu timbulnya skandal korporasi Menjelaskan beberapa negara yang terlibat dalam skandal korporasi Menjelaskan faktor penyebab munculnya litigasi terhadap akuntan Deskripsi Beberapa sebab yang menjadi pernicu timbulnya skandal korporasi, masing-masing adalah manipulasi pembukuan, penggelapan pajak, penipuan sekuritas dan insider trading. Walaupun beragam sebab namun yang tampak bahwa sebagian besar pemicu tirnbulnya berbagai kasus tersebut adalah adanya manipulasi pembukuan. Jika manipulasi pembukuan memang terbukti menjadi sebab sebagian besar skandal korporasi, maka tidak menutup kemungkinan bahwa nama baik profesi akuntanpun menjadi tercoreng, seperti

Skandal Korporasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

review artikel

Citation preview

Page 1: Skandal Korporasi

Nama : Desy Amelia Miranti

Section 1

Judul Artikel Skandal Korporasi dan Akuntan

Penulis Gugus Irianto

Jurnal Nama Jurnal : Lintasan Ekonomi Volume XX, Nomr 2, Juli 2OO3

NIM : 135020301111009

Section 2

Tujuan Artikel Menjelaskan sebab yang menjadi pemicu timbulnya skandal

korporasi

Menjelaskan beberapa negara yang terlibat dalam skandal

korporasi

Menjelaskan faktor penyebab munculnya litigasi terhadap

akuntan

Deskripsi Beberapa sebab yang menjadi pernicu timbulnya skandal

korporasi, masing-masing adalah manipulasi pembukuan, penggelapan

pajak, penipuan sekuritas dan insider trading. Walaupun beragam sebab

namun yang tampak bahwa sebagian besar pemicu tirnbulnya berbagai

kasus tersebut adalah adanya manipulasi pembukuan. Jika manipulasi

pembukuan memang terbukti menjadi sebab sebagian besar skandal

korporasi, maka tidak menutup kemungkinan bahwa nama baik profesi

akuntanpun menjadi tercoreng, seperti kasus Enron, Arthur Andersen,

salah satu dari The Big Five public Accounting Firms, terkena

imbasnya.

Sebenarnya untuk benih-benih yang mencerminkan skandal yang

demikian, telah ada sejak kita berada di lingkungan pendidikan, dari

tindakan yang tidak etis hingga tindakan yang melanggar hukum.

Survey mengenai hal ini dilakukan oleh Fortune, majalah bisnis

terkemuka di Amerika Serikat. Hasil survey menunjukkan bahwa di

jenjang pendidikan menengah, pelajar melakukan tindakan mencontek.

Sedangkan hal ini juga terjadi di lingkungan perguruan tinggi.

Studi yang dilakukan oleh Albrecht dan Willingham (1993)

memaparkan berbagai kasus yang terkait dengan profesi akuntan

Page 2: Skandal Korporasi

terutama Akuntan Publik di Amerika Serikat. Studi tersebut

mengungkap bahwa pada tahun 1980-an dan awal 1990-an terjadi

puluhan kasus penuntutan di pengadilan (litigasi) terhadap akuntan

publik di Amerika Serikat. Sedangkan pemicu litigasi tersebut

diantaranya adalah karena kegagalan atau kelalaian akuntan dalam

mengungkap terjadinya kecurangan (fraud) oleh manajemen.

Diantara berbagai faktor yang diduga menjadi penyebab

munculnya litigasi terhadap akuntan, terutama akuntan publik adalah

adanya perbedaan ekspektasi antara auditor dengan publik dalam

memandang tanggung jawab auditor dalam mendeteksi dan melaporkan

terjadinya kecurangan oleh manajemen. Publik berasumsi bahwa segala

bentuk kecurangan manajemen dapat dideteksi dan dilaporkan oleh

auditor, sementara auditor menjalankan tugas profesionalnya

berdasarkan kepada standar profesi yang tidak selalu sepenuhnya sesuai

dengan ekspektasi publik. Menjadi lebih tidak mudah lagi, karena posisi

profesi akuntan dalam kaitan dengan pendeteksian dan pelaporan

kecurangan manajemen mengalami perubahan dari waktu ke waktu,

sementara secara umum ekspektasi publik tidak banyak mengalami

perubahan dan bahkan cenderung mengalami penguatan

Simpulan Keterlibatan akuntan dalam berbagai kasus yang terjadi pada dekade

sebelumnya, baik yang telah terbukti atau yang masih dugaan, integritas

dari akuntan itu sendiri menjadi sorotan publik. Organisasi profesi

akuntan memiliki peran untuk menetapkan rambu-rambu bagi

perencanaan dan pelaksanaan tugas professional akuntan. Akan tetapi

sebaik-baiknya dan seketat apapun peraturan tersebut dibuat, peluang

untuk mereka dalam melakukan penympangan masih ada. Maka dari

itulah setiap akuntan harus memiliki pondasi yang kuat yakni integritas

sebagai seorang akuntan yang selalu taat pada rambu-rambu yang telah

dibuat. Seperti yang disebutkan oleh Paciola yang menyatakan bahwa

praktik bisnis yang baik ternyata tidak cukup hanya dengan akuntan

yang baik saja.

Lesson Learning Tindakan fraud atau kecurangan sangat mungkin bisa terjadi dimanapun

dan siapapun yang melakukannya. Tidak menutup kemungkinan kita

sebagai calon akuntan pun bisa melakukan fraud nantinya di dunia

Page 3: Skandal Korporasi

kerja. Maka dari itu lah jiwa integritas harus selalu kita tanamkan, selalu

bertindak sesuai peraturan yang telah dibuat.