16
SITUS MEGALITIKUM GUNUNG PADANG Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Bayu Andrian Pamungkas NIM. 14148104 Sartika Devi Putri E.A.A NIM. 14148115 PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM JURUSAN SENI MEDIA REKAM FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015

SITUS MEGALITIKUM GUNUNG PADANG - · PDF filebukunya Oudheden van Java memuat laporan De-Corte tentang Gunung Padang. ... yakni geolistrik, georadar, dan geomagnet. Hasilnya meyakinkan

Embed Size (px)

Citation preview

SITUS MEGALITIKUM GUNUNG PADANG

Disusun Untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara

Bayu Andrian Pamungkas NIM. 14148104

Sartika Devi Putri E.A.A NIM. 14148115

PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM

JURUSAN SENI MEDIA REKAM

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, penelitian mengenai situs-situs purba semakin marak. Ini dikarenakan

semakin banyaknya peneliti, arkeolog, dan tokoh agama yang ingin mengetahui dari

mana asal-usul bangsa Indonesia. Demi mengungkap sebuah kebenaran yang terpendam

ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Situs Gunung Padang adalah salah satu situs

purbakala di Indonesia yang kini menjadi srotan publik dan menjadi buah bibir

dikalangan masyarakat. Usia Gunung Padang diperkirakan lebih tua dari Candi

Borobudur dan Piramid Giza di Mesir. Banyak yang berpendapat bahwa bentuk Gunung

Padang mirip dengan bentuk “Piramid” jika dilihat dari atas.

Kali ini penulis membuat paper tentang Situs Gunung Padang. Yang berisi tentang

Situs Gunung Padang, artefak, dan mitos-mitos yang terjadi di kawasan Gunung Padang.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan paper ini adalah adalah :

1.2.1 Mahasiswa dapat memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara

1.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui asal-usul situs Gunung Padang

1.2.3 Mahasiswa dapat mengetahui budaya, usia, mitos, dan artefak yang ada di

Gunung Padang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LOKASI

Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan

Megalitikum terbesar di Asia Tenggara yang dalam empat tahun terakhir (2010-2014)

yang terletak di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunung padang

dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi

dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan Kota Kecamatan Warungkondang,

dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya

kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 15

hektar dan jika dipugar maka luasnya 10 kali lipat dari Borobudur.

Gambar 1. Lokasi Gunung Padang

(Sumber : www.pusakaindonesia.org)

Lokasi situs berbukit-bukit, memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit

yang dibatasi oleh jejeran batu andesit bersar berbentuk persegi, dan dikelilingi oleh

lembah- lembah yang sangat dalam sehingga sulit dijangkau manusia. Meskipun

berbuki curam, namun tersedia anak tangga untuk mencapai puncak yang setinggi 95

meter. Ada 468 anak tangga tersusun yang terbuat dari batu alami andesit yang

merupakan jalur naik asli. Sementara jalur baru dibuat di dekatnya. Tegaklurus dari

situs nampak dua gunung sakral yang ada sejak zaman Kerajaan Pajajaran, yaitu

Gunung Gede (2950 m dpl) dan Gunung Pangrango (3.019 m dpl).

2.2 SITUS GUNUNG PADANG

Asal muasal nama Gunung Padang. Dinamakan Gunung Padang berdasarkan

kata “padang” berasal dari beberapa suku kata, yaitu Pa (tempat), Da (besar/ gede/

agung/ raya) dan Hyang (Eyang/ moyang/ biyang/ leluhur/ agung). Jadi arti kata

Gunung “Pa Da Hyang” adalah gunung “tempat Agung para Leluhur” atau “Tempat

Para Leluhur Agung”.

Gambar 2. Situs Gunung Padang

(Sumber : www.rajawow.com)

Keberadaan situs megalitik Gunung Padang berbentuk punden berundak ini

diperkirakan sudah diketahui sejak 4 abad yang lalu. Di awal abad ke-16, Bujangga

Manik, seorang bangsawan kerajaan Sunda (Pajajaran) menulis sebuah sajak dalam

bahasa Sunda Kuno yang merujuk sebuah tempat yang mirip dengan penggambaran

kondisi Gunung Padang. Di tahun 1891, Rogier Diederik Marius Verbeek dalam

bukunya Oudheden van Java memuat laporan De-Corte tentang Gunung Padang. NJ.

Krom seorang ahli kepurbaklaaan Belanda pada tahun 1914 dalam bukunya yang

berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst juga telah mendeskirpsikan situs ini. Di

era modern setelah Indonesia merdeka pada 1979 untuk pertama kalinya dilakukan

peninjauan dan ekskavasi oleh D.D Bintari dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

yang dilanjutkan dengan penelitian hingga tahun 1982. Hingga tahun 2011 telah

dilakukan sejumlah peneliitian, survei,ekskavasi, analisa, dll oleh Balai Arkeologi

Bandung, Tim Katastropik Purba. Namun, tulisan penelitian diatas hanya mampu

mengungkan bahwa Gunung Padang adalah punden berundak.

Pada tahun 2011 tim peneliti katastrofi purba melakukan penelitian dan survei

intensif ke bawah permukaan Gunung Padang menggunakan metodologi geofisika,

yakni geolistrik, georadar, dan geomagnet. Hasilnya meyakinkan bahwa Gunung

Padang sebuah bukit yang dibuat oleh manusia masa lampau yang pernah hidup di

wilayah itu.

Pada tahun 2010-2014 setelah Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang

digagas oleh Andi Arief (staf khusus kepresidenan RI di masa pemerintahan SBY)

barulah terungkap bahwa situs Gunung Padang yang ada sekarang adalah puncak dari

sebuah peradaban tinggi masa lampau berbentuk Piramida yang diperkirakan 10 kali

lebih besar dari Borobudur yang dibangun tahun 16.000 SM sehingga usianya jauh

lebih tua dari Piramida Giza di Mesir yang dibangun pada tahun 2.584 SM. Hal ini

dibuktikan dengan hasil pengujian karbon di Laboratorium Batan (Indonesia) dan

Laboratorium Beta Analytic Miami. Jika dilihat dari atas, Gunung padang terlihat

seperti piramida di Mesir. Karena sebenarnya Gunung Padang bukanlah gunung,

melainkan bangunan mirip piramida yang terlah tertimbun debu vulkanik sehingga

terlihat seperti gunung yang ditumbuhi pepohonan. Didalam Gunung Padang

dipercaya memiliki ruang yang kini tertimbun tanah.

Gambar 3. Bentuk punden berundak dan lapisan Teras Gunung Padang

(Sumber : www.rajawow.com)

Situs Gunung Padang tersusun dari lima teras. Teras pertama merupakan teras

terbawah dengan ukuran paling luas, kemudian semakin mengecil sampai teras ke

lima yang berbentuk punden berundak. Para arkeolog memperkirakan situs Gunung

Padang dibangun kira-kira 2.000 tahun sebelum Masehi atau sekitar 2.400 tahun

sebelum kerajaan Nusantara pertama berdiri di Kutai, Kalimantan. Situs ini

diperkirakan dibangun 2.800 tahun sebelum Candi Borobudur berdiri.

2.3 MITOS DAN MISTERI SITUS GUNUNG PADANG

Kemunculan situs megalitikum ini banyak mengandung legenda. Mulai dari harta

karun, atlantis yang hilang, makhluk asing, piramida, kemampuan mistis Prabu

Siliwangi, serta bermacam cerita yang lain :

2.3.1 Istana Raja Siliwangi

Prabu Siliwangi adalah tokoh yang melegenda di Jawa barat. Konon teras ke lima

di Gunung Padang yang luas adalah istana atau singgasana Prabu Siliwangi.

Tempat itu dulu dimasanya sering dipakai Prabu Siliwangi berdoa. Penduduk

menganggapnya adalah upaya Prabu Siliwangi yang berusaha membangun istana

dalam semalam.

2.3.2 Mitos teras tingkat ke lima Gunung Padang

Di teras tingkat ke lima Gunung Padang ada gundukan batu bernama Eyang

Perbuka dan Eyang Prajisakti. Gundukan batu Eyang Prajisakti konon digunakan

bersemedi untuk orang yang ini menjadi dokter, dukun beranak, atau suster.

2.3.3 Mitos Batu gendong

Di teras satu serta dua di Gunung Padang ada mata air di bawah Gunug Padang.

Beberapa pengunjung bersihkan diri sebelum naik ke Gunung padang. Disana ada

beberapa batu diantaranya batu gendong, batu harimau, serta batu gendong.

Konon apabila ada seseorang yang dapat mengangkat batu gendong maka hasrat

atau keinginannya akan terkabul.

2.3.4 Mitos angka Lima

Bangsa kuno Nusantara yang mendiami tanah Pasundan menjadikan angka lima

sebagai identitas pemujaan. Banyak yang menyebut situs ini sebagai satu teater

musikal burba sekaligus perubadatan. Simbol lima mirip dengan tangga nada

musik sunda pentatonis. Teras yang berjumlah lima yang semakin mengecil dan

bentuk punden berundak menunjukkan bahwa semakin ke atas tingkat

kesuciannya akan semakin tinggi.

2.3.5 Mitos Bunyi-Bunyian di sekitar Gunung Padang

Diperbukitan Gunung Padang terdapat balok-balok batu yang berserakan di

kawasan tersebut. Ada yang tertanam di tanah, ada pula yang menumpuk menjadi

satu kesatuan.

Gambar 4. Balok-Balok batu di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Masyarakat awalnya memandang Gunung Padang sebagai kawasan keramat,

mereka sering mendengar ada aktivitas di bukit dan terdengar suara-suara musikal

pada malam tertentu. Tempat ini pun menjadi terang benderang, oleh karena itu

masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Gunung terang/padang.

2.3.6 Misteri Atlantis

Hasil temuan di Gunung Padang juga mengagetkan masyarakat yang percaya

terhadap adanya peradaban Atlantis. Atlantis menurut Plato yang lahir tahun 427

SM adalah peradaban tinggi yang kaya raya namun terkena bencana sehingga

akhirnya tenggelam atau musnah. Bahkan lokasi Atlantis sampai saat ini menjadi

misteri dan masih dicari oleh berbagai pihak. Masyarakat di Indonesia yang

percaya terhadap Atlantis ini umumnya telah membaca buku karya Santos yang

merujuk Indonesia sebagai pusat peradaban dunia. Arysio Santos, ahli geologi dan

fisikawan nuklir, dalam bukunya yang berjudul Atlantis: The Lost Continent

Finally Found (2010) menyatakan:

“Pertama adalah Atlantis Lemuria yang sebenarnya (Ibu yang Perawan) yang

terletak di Indonesia dan dihancurkan oleh bencana Toba pada 75 ribu tahun yang

lalu. Kedua adalah Atlantis yang sebenarnya (Putra) dihancurkan oleh letusan

Krakatau pada 11.600 tahun lalu di akhir Zaman Es Pleistosen (Santos, 2010: 99).

Sementara itu, terdapat pula ilmuwan yakni Prof. Dr. Stephen Oppenheimer

yang menulis buku Eden in the East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara

(2010). Dalam bukunya Oppenheimer menyatakan bahwa Sundaland (Sumatera,

Kalimantan, dan Jawa) merupakan tempat peradaban masyarakat Nusantara yang

kini telah tenggelam akibat banjir yang terjadi berkali-kali pada 14.500, 11.500,

dan 8.400 tahun yang lalu dan membuat peradaban masyarakat sundaland punah.

Belasan ribu tahun lalu secara geologi terjadi pada Zaman Es (glasial) dan Zaman

Antar-Es (Interglasial).

2.4 ARTEFAK DAN PENEMUAN DI GUNUNG PADANG

Ada beberapa artefak yang telah ditemukan di situs Gunung Padang. Namun, tak

menutup kemungkinan masih banyak artefak yang tersimpan di dalam mahakarya

Gunung Padang. Inilah beberapa artefak yang telah ditemukan :

2.4.1 Metal Kuno atau Logam Purba Mirip Pisau

Gambar 5. Logam purba atau Metal Kuno

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Logam purba ini ditemukan Maret 2013. Tim menemukan logam berukuran

panjang 10 cm yang mirip sebuah alat dari bahan logam berbentuk seperti pisau

dan jika dilihat secara seksama logam purba ini seperti memiliki pegangan, lalu

ada bentuk tajam yang berukuran kecil. Loga purba ditemukan di lereng timur

Gunung Padang dengan kedalaman satu meter.

Logam purba memiliki komposisi “Fe” (Ferrum/ besi) dan “O” (Oksigen) yang

dominan didalamnya. Namun, juga masih ada Silika dan Alumunium plus

Karbon dengan bentuk seperti ada rongga-rongga kecil di sekujur materialnya.

Artefak ini membuktikan ada campur tangan manusia dalam pembuatannya yang

telah menggunakan teknologi metal atau bahan logam dan ada upaya pemurnian

logam atau teknologi metalurgi pada masa purba. Kemungkinan ada proses

pembakaran hancuran batu dengan temperatur tinggi, proses pemurnian

pembuatan logam pada waktu itu yang terkait dengan lapisan artefak tersebut.

Namun, belum diketahui dimana lokasi pembakaran. Menindaklanjuti temuan

logam tersebut, tim arkeolog mengecek kandungannya ke laboraturium Metalurgi

dan Minerat Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dan sekarang Logam purba

masih disimpan di laboraturium karena mengantisipasi sifatnya yang rapuh.

2.4.2 Artefak Mirip Kujang

Gambar 6. Kujang yang ditemukan di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Artefak mirip kujang ini ditemukan sibagian selatan teras ke-5 dan tertimbun

cukup dalam. Artefak mirip senjata khas Jawa Barat ini dinamai “Kujang Gunung

Padang”. Benda ini telah diamati dan diperkirakan asli buatan manusia zaman

dulu, di mana batunya dipangkas dan dibentuk pada semua permukaan lalu

digerinding atau digosok, sehingga menjadi halus permukaannya.Bentuk benda

seperti ini mungkin hanya satu-satunya di dunia. Tim riset Gunung Padang

mengatakan bahwa artefak serupa kujang merupakan cerminan konstanta “pi”.

Konstanta “pi” diketahui ketika mengukur panjang dan lebar bagian kujang yang

meruncing. Kujang Gunung Padang mempunyai anomali magnetik, memiliki tiga

sisi, namun hanya bisa merespon kutub magnet yang sama, dan di dalam

permukaan kujang mengandung metal.

2.4.3 Semen Purba

Semen purba ditemukan di teras ke-2 dan teras ke-5 pada tahun 2011.

Kemudian ditemukan lagi pada tahun 2012 di antara teras ke-1 dan teras ke-2,

dan juga pada sampel inti bor di kedalaman satu sampai 15 meter dari

pengeboran yang dilakukan oleh tim di atas situs. Semen purba diperkirakan

berusia minimal 11.500 tahun.

Gambar 7. Fragmen batu kolo, yang pecah dan direkatkan dengan semen purba yang

ditemukan di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Semen Purba yang ditemukan di situs Gunung Padang mampu mengikat batu-batu

purba. Semen Purba adalah material pengisi diantara batu-batu kolom purba, yang

punya kadar besi tinggi. Bahkan diantaranya ada batu kolom yang sudah pecah

berkeping-keping, namun ditata dan disatukan lagi oleh material pengisi atau

disebut sebagai Semen Purba

2.4.4 Tembikar atau Gerabah

Gambar 8. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melihat artefak tembikar atau gerabah

hasil temuan di situs megalitikum Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Pecahan tembikar atau keramik ditemukan di teras ke-2 Gunung Padang yang

ditemukan oleh peneliti Gunung Padang. Artefak ini adalah jenis pertama artefak

yang ditemukan yang terbut dari tanah liat. Penemuan ini menunjukkan

kemampuan untuk membuat wadah. Ketika diteliti oleh para ahli tembikar atau

gerabah, pembuatan tembikar atau gerabah menggunakan teknik yang ditekan

yang menunjukkan periode yang sangat tua. Tembikar yang ditemukan telah

diidentifikasi bentuknya, yaitu mangkuk, tempayan, dan kendi.

2.4.5 Koin Amulet Gunung Padang

Tim peneliti situs megalitikum Gunung Padang juga telah menemukan koin

dengan ukiran saat melakukan pengeboran sedalam 11 meter di Teras-5 situs

tersebut. Sepertinya terdapat ukiran berwujud manusia pada logam itu. Bentuk

koin ini ditemukan tengah malam 15 September 2014 lalu saat pengeboran

mencapai 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah,

sehingga koin itu berbentuk utuh tidak rusak. Coring menggunakan mata bor

kecil berdiameter 5 sentimeter, disamping sisi kiri dan kanan bor ada saluran

air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan melalui saluran sisi

lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin itu terangkat. Sehingga bentuk

koin tersebut masih sangat utuh.

Gambar 9. Koin amulet yang ditemukan di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Koin diperkirakan terbuat dari perunggu, didalam koin ada ukiran wajah

seseorang, di sisi luar ada hiasan ukiran dengan motif gawangan, ada ukiran

lingkaran kecil dengan diameter 0,11 mm yang berjumlah 84 buah. Koin

diperkirakan berusia lebih dari 10.000 tahun sebelum Masehi.

2.4.6 The Rolling Stone Gunung Padang

Pada Oktober 2014 Tim Terpadu Riset Mandiri (TTM) dibantu Tim Angkaan

Darat menemukan sebuah batu dengan bentuk yang unik di lorong dengan

kedalaman 12 meter.

Gambar 10. The Rolling Stone di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Materi batu itu berbeda dengan materi batu disekitarnya. Ini membuktikan lorong

tersebut dibangun oleh manusia. Para peneliti masih belum tau apa fungsi batu

tersebut, namun batu sekitarnya dapat diputar-putar, sehingga para peneliti

sepakat menamakannya rolling stone.

2.4.7 Batu Piramida Tiga Sisi

Juru pelihara Situs Gunung Padang yang bernama Nanang pada tahun 2010

menemukan sebuah artefak yang menyerupai struktur Piramida Nusantara,

Nanang menyerahkan temuannya kepada TTRM.

Gambar 11. Batu mirip piramid di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

2.4.8 Temuan Pasih Halus

Temuan pasir halus saat coring di tahun 2012 cukup mengagetkan. Berdasarkan

hasil analisis laboratorium terhadap pasir halus ayak yang dikumpulkan pada saat

pengeboran di teras 5 sampai dengan kedalaman 15 meter, diperoleh informasi

bahwa pasir ayak tersebut terdiri dari konsentrat butiran kuarsa 68 persen, oksida

besi magnesium 22 persen dan silikat gelas 10 persen.

Gambar 12. Susunan batu dan pasir di Situs Gunung Padang

(Sumber : www.IndoCropCircles.wordpress.com)

Menurut DR. Andang Bachtiar, tidak ditemukannya lempung atau clay dalam

komposisi tersebut diinterpretasikan sebagai pasir piramid atau pyramid sand.

Hasil ini, lanjutnya, diperkuat dengan analisis laboratorium difraksi X-ray.

Oksida besi di semen dan pasir Piramid Gunung Padang menjelaskan adanya

“proses” intervensi manusia dengan pemanasan dan pembakaran untuk

memurnikan konsentrasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Situs Gunung Padang adalah situs yang lebih tua dari Candi Borobudur. Situs Gunung

Padang merupakan kawasan punden berundak yang terbesar di Asia Tenggara.

Diperkirakan Gunung Padang bukanlah gunung, melainkan sebuah punden berundak

yang dibuat oleh manusia pada masa lampau yang tertimbun debu vulkanik selama

ribuam tahun dan telah ditumbuhi pohon-pohon. Di Gunung Padang ditemukan beberapa

artefak yaitu Logam purba, artefak mirip kujang, semen purba, koin amulet, batu

berputar, dan pasir halus. Ditemukan pula batu-batuan yang konon bisa mengeluarkan

bunyi jika dipukul dan berbagai mitos lainnya.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Melalui paper ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui situ megalitik Gunung Padang

lebih jauh. Dalam papei ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan agar kedepannya penulis dapat membuat makalah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.rajawow.com/2014/12/misteri-dan-mitos-gunung-padang-

cianjur.html#ixzz3kvWmThdn

http://www.pusakaindonesia.org/gunung-padang-bukti-indonesia-pusat-peradaban-dunia/

https://indocropcircles.wordpress.com/2014/09/19/misteri-artefak-artefak-di-gunung-padang/