Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JKTI, Vol. 15, No.1, Juni 2013 : 23-29
----- ---_._-
ISSN 0853 - 2788Akreditasi No: 345/Akred-LIPIIP2MBII0712011
SITOTOKSISITAS XANTHORRHIZOLdari MINYAK ATSIRI RIMPANG Curcuma xanthorrhizaRoxb.
terhadap SEL KANKER PAYUDARAYBM-l
CYTOTOXIC ACTIVITY OF XANTHORRHIZOL FROM CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.'SVOLATILE OIL TOWARD YMB-l BREAST CANCER CELL
Zalinar Udin
Pusat Pene1itianKimia - Lembaga IImu Pengetahuan IndonesiaTI.Cisitu No. 211154D, BandungEmail: [email protected]
Diterima : 23Januari 2013, Direvisi : 1Februari 2013, Disetujui:8 Maret 2013
ABSTRAK
Curcuma xanthorrhiza Roxb. (temulawak)merupakantanaman yang diketahui memiliki aktivitas sitotoksikterhadap sel kanker atau berfungsi sebagai antikanker. Salahsatu senyawa aktif dari Curcuma xanthorrhiza Roxb. yangtelah diteliti memiliki aktivitas terhadap beberapa sel kankeradalah xanthorrhizol. Pada penelitian ini akan diuji aktivitassitotoksik minyak atsiri dari rimpang Curcuma xanthorrhizaRoxb. terhadap sel kanker payudara YMB-I. Pengujianaktivitas dilakukan secara in-vitro melalui pewarnaan seldengan alamar blue, yang kemudian diukur absorbannyauntuk melihat viabilitas sel kanker dan ditentukan nilai ICso'Xanthorrhizol yang diuji merupakan isolat dari fraksi etilasetat rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb dan hasilnya
. dibandingkan dengan xanthorrhizol mumi. Hasil pengujianaktivitas sitotoksik terhadap selYMB-l menunjukkan bahwaxanthorrhizol memiliki aktivitas tertinggi dengan ICso2,88g/mL, diikuti minyak atsiri dengan ICso 3,20 g/mL.Berdasarkan nilai ini dapat terlihat bahwa aktivits sitotoksikminyak atsiri tidak jauh berbeda jika dibandingkan denganaktivitas sitotoksik xanthorrhizol. Aktivitas terendahdiberikan oleh isolat C27 dengan IC,o4,80 g/mL, sedangkanantimycin sebagai kontrol positif memberikan ICso 1,03glmL.
Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., temulawak, minyakatsiri, xanthorrhizol, kanker payudara, sel YMB-I,metode alamarblue, IC,o
ABSTRACT
Curcuma xanthorrhiza Roxb. (temulawak) known hascytotoxic activity against cancel cells. The active compoundofCurcuma xanthorrhizaRoxb., for several cancer cells isxanthorrhizole. This research would assay the cytotoxicactivity of volatile oil from Curcuma xanthorrhizaRoxb. 'srhizome toward YMB-1 breast cancer cell. The method wasdone by in-vitro with alamar blue dyed, and measuredtheabsorbance to observe the viability (%) of cell and IC,ovalue. Xanthorrhizole used in this research was isolate from
ethyl acetate fraction of Curcuma xanthorrhizaRoxb. 'srhizome compared the result with pure xanthorrhizol . Thecytotoxic activity assay toward YMB-1 cell showed thatxantorrhizole has highest activity with ICso 2.88 glmL,followed by the volatile oil with IC,o 3.20 glmL.lt meansthatactivity of volatile oil was not significantly different comparedwith that of xanthorrhizole . The lowest activity was found onisolate C27 with ICso 4.80 g/ml, while antimycin as positivecontrol gave IC,o 1.03 glmL..
Keywords: Curcumaxanthorrhiza Roxb., volatile oil,xanthorrhizol,breast cancer,YMB-1cell, alamar bluemethod
PENDAHULUAN
Kanker payudara memiliki angka kej adiantertinggi nomor dua untuk kanker pada wanita diIndonesia dan setiap tahun terdapat kecenderunganpeningkatan angka kejadian kanker payudara,sedangkan prevalensi penderita kanker payudara diIndonesia sebesar 876.665 penderita. Data statisticOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkanangka penderita kanker payudara setiap tahun mencapai7 juta jiwa, sedangkan angka kematian akibat kankerpayudara di dunia mencapai 5 juta jiwa (1). Kankeradalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali sehinggasel-sel ini tumbuh dan terus merusak bentuk serta fungsiorgan tempat tumbuhnya'", Kanker payudara dapatmulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara'".Kemoterapi menjadi salah satu terobosan dalampengendalian kanker, meskipun penemuan danpemakaian kemoterapi menunjang hasil yang baik,tetapi toksisitas dan efek sampingnya sangat besar'".Selain itu, kemoterapi juga memerlukan biaya yangcukup tinggi sehingga banyak masyarakat yang lebih
23
JKTI, Vol. 15, No.1, Juni 2013 : 23-29
memilih pengobatan tradisional dati bahan alam yangtelah dipercaya secara empiric memiliki aktivitasantikanker. Salah satu bahan alam yang ditelitiaktivitasnya sebagai antitumor adalah temulawak.Curcuma xnthorrhiza Roxb. (temulawak) merupakansalah satu tanaman yang memiliki sejarah ribuan tahundalam penggunaannya sebagai obat tradisional diNegara-negara Asia. Berdasarkan penelitian diketahuibahwa xantorrhizol, yaitu salah satu fraksi temulawak,memiliki aktivitas antikanker pada kulit dengan caramenghambat ekspresi ornithine decarboxylase,cyclooxygenase-2 dan inducible nitric oxide synthasemelalui mitogen-activated protein kinases dan ataunuclear factor KB(4).Xanthorrhizol juga telah ditelitidapat menghambat kanker hati melalui inducesapoptosis via the up-regulation of bax dan pS3dalamHeLa cells". Selain itu, xanthorrhizol memilikiaktivitas antiproliferasi terhadap sel kanker payudaradenganmenggunakan metodeMTT6).
Proses untuk mengisolasi xanthorrhizoltergolong cukup rumit, sehingga jika dimanfaatkanuntuk pengobatan antikanker diperkirakan dapatmencapai harga yang relative mahal. Oleh karena itupada penelitian ini akan melihat altematif lain datirimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb. yang juga dapatdimanfaatkan sebagai antikankerl antiproliferasi, dansalah satu yang dapat digunakan adalah minyak atsiri.Identifikasi fraksi minyak atsiri rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb. terdiri dati komponen derivatseskuiterpen, yaitu, ar-tumeron, isofuranogermakren,kurlon, p-tolilmetilkarbinol, dan xanthorrhizol. Padafraksi minyak atsiri diketahui kandungan xanthorrhizolmencapai 11,6 % [7]. Minyak atsiri rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb. tergolong lebih sederhana untukdiisolasi dan didalamnya juga terkandungxanthorrhizol, sehingga jika memiliki aktivitasantikankerl antiproliferasi dapat dimanfaatkan denganharga yang relatif lebih terjangkau. Pada penelitian iniakan dilak:ukanisolasi xanthorrhizol dati minyak atsiririmpang Curcuma xanthorrhiza Roxb. agar dapatdibandingkan aktivitasnya dengan standarxanthorrhizol. Untuk pengujian aktivitas sitotoksiksecara in-vitro dapat digunakan metode alamar blue.Sel kanker yang bertahan hidup akan mengikat zatwama alamar blue, sehingga absorbansinya dapatdiukur menggunakan ELISA Reader berdasarkanprinsip spektrofotometri UV-visible. Nilai absorbantersebut berbanding lurus dengan jumlah sel yangbertahan hidup, sehingga dapat ditentukannilai ICso darisampeluji berdasarkan persamaan garisyang diperoleh.Nilai ICso adalah konsentrasi sampel uji yang
24
memberikanhambatan pertumbuhan se150%.Xanthorrhizol merupakan senyawa golongan
fenol, dimana terdapat satu gugus hidroksil (-OR) yangterikat pada cincin aromatik, hal ini dapatmenjadi salahsatu indikasi adanya aktivitas sitotoksik, karenabeberapa senyawa monofenolat diketahui memilikiaktivitas sitotoksik, misalnya senyawa metil p-hidroksifenolat yang dapat menghambat sel kankerpayudara MCF-7 secara in vitro. Xanthorrhizol jugadiketahui dapatmenginduksi genp53, yangjuga disenut
(5) Protei ..gen-apoptose atau tumor-suppressor gene . ro em lID
diketahui berfungsi sebagai gen bunuh diri, karenadapat menyebabkan terjadinya apoptosis sel, danbekerja sebagai fraktor transkripsi di dalam sel.Bila genp53 dihambat atau dirusak,maka pertumbuhan sel dapatberlangsung secara tak:terbatas (8).
Minyak atsiri, isolat minyak atsiri dati rimpangCurcuma xanthorrhiza Roxb., dan xanthorrhizol stndarakan diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kankerpayudara YMB-l secara in-vitro denganmenggunakanmetode alamar blue, sehingga dapat diketahui apakahkomponen-komponen minyak atsiri Curcumaxanthorrhiza Roxb. tersebut memiliki aktivitas sebagaizat antikankerl antiproliferasi, khususnya pada kankerpayudara.
BAHAN DAN METODA
BahanPengumpulan dan Pengolahan Bahan
Bahan yang digunakan adalah rimpang tanamanCurcuma xanthorrhiza Roxb. dan minyak atsiri yangberasal dati Kebun Tanaman Obat dan Rempah JalanManoko Lembang, Bandung. Determinasi tanamandilak:ukandi Laboratorium Taksonomi, Jurusan BiologiFakultasMIPA,Universitas Padjadjaran.
Alat
Pemeriksaan MinyakAtsiri dari Rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb.
Minyak atsiri diperiksa secara organoleptikmeliputi bentuk, wama, dan bau. Selain itu, dilakuk:anjuga pemeriksaan secara kromatografi lapis tipisterhadapminyak atsiri tersebut.
Metoda
IsoIasi Senyawa Aktif dari Minyak Atsiri RimpangCurcumaxanthorrhiza Roxb.
a. Ekstraksi danFraksinasi
Metode ekstraksi yang dugunakan adalahmaserasi menggunakan pelarut metanoL Fraksinasidilakukan terhadap ekstrak yang telah dipekatkan,dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan duaj enis pelarut yaitu aquadest dan etil asetat.
b. Penapisan fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuksimplisia rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb.,ekstrak hasil maserasi, dan fraksi etil asetat untukmengetahui kandungan golongan senyawa alkaloid,polifenolat, tanin, flavonoid, kuinon dan sponin.
c. Isolasi
Isolasi fraksi aktif dilakukan dalam dua tahapyaitu, kromatografi cair vakum dilakukan terhadapfraksi etil asetat menggunakan fase diam silika gel danfase gerak n-heksa-etil asetat dengan e1usi gradien.Kromatografi kolom menggunakan fase diam silika geldan fase gerak toluen-etil astet (99: 1).
d. Identifikasi isolat
Identifikasi isolat dilakukan dengan tahapansebagai berikut : kromatografi lapis tipis,spektrofotometer UV, dan spektrofotometer IR
Uji aktivitas sitotoksik
Uji aktivitas sitotoksik secara invitro dilakukanmenggunakan cell line YMB-l yaitu salah satu tipe selkanker payudara. Cara ini dilakukan dengan metodealamar blue untuk mengetahui prosentasi viabilitas selYMB-l dan konsentrasi penghambatan 50%pertumbuhan sel YMB-l. Prinsip metode alamar blueadalah kultur sel YMB-l terlebih dahulu difiksasidengan media RPMI. Viabilitas sel YMB-l dapatditentukan dengan menggunakan plate reader padapanjang gelombang 560 nm'". Hasil fermentasidiekstraksi dengan etilasetat kemudian dievaporasivakum untuk pengujian invitro seperti diatas. Sebagaizat pembanding digunakan antmicyn. Kurva respondosis dikonstruksi dengan memvariasi konsentrasidosis dan menetapkan % sel yang bertahan hidup.Konsentrasi penghambatan 50% sel kanker yang hidupdihitung menggunakan analisis regresi logaritmis darikurva respon dosis.
BASIL DAN PEMBAHASAN
Rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb. yang
Sitotoksisitas Xanthorrhizol Dari Minyak Atsiri Rimpang Curcuma XanthorrhizaRoxb Terhadap Sel Kanker Payudara YBM-J : Zalinar Udin
digunakan pada penellitian ini sebanyak 600 g, bahanyang telah dikeringkan dirajang dan kemudian digilingmenggunakan alat penggiling simplisia. Diperolehserbuk simplisia rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb.yang berwarna kuning kecoklatan sebanyak 5945,32 g.
Hasil pemeriksaan organoleptik minyak atsiririmpang Curcuma xanthorrhiza Roxb. Menunjukkancairan berwarna kuning kecoklatan dan berbau tajam,khas aromatik . Pemeriksaan ini merupakan salah satuuji pendahuluan untuk menganalisis minyak atsiri;pemeriksaan bersifat subyektif dan dilakukan untukmenentukan kualitas minyak atsiri.
Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) minyak atsiridengan pengembang toluen-etil asetat (97:3) terlihatpada Tabel 1. Dari hasil KLT dapat diduga beberapakandungan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiririmpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., hal inididasarkan pada warna-warna yang dihasilkan denganpenampak bercak vanlin sulfat. Bercak abu-abu dapatdihasilkan dari senyawa golongan monoterpen alkoholdan esternya, misalnya borneol yang memberikan nilaiRf 0,24. Kemudian bercak dengan warna merah-ungudapat dihasilkan dari senyawa kamfor (Rf 0,90), danbercak warna ungu dapat dihasilkan dari senyawa sineol(Rf 0,69) [10]. Sebenarnya masih terdapat banyakkomponen senyawa minyak atsiri, namun tidak semuadapat terdeteksi, hal ini dapat dikarenakan senyawalainnya kurang sensitif terhadap penampak bercakvanilin sui fat.
Tabell. Hasil KLT minyak atsiri rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb.,
No Rr Sinar tampak UV254 UV366 Vanilin sulfat
0,09 Jingga Kuning Coklat Abu-abu
2 0,24 Kuning Kuning Biru Abu-abu
3 0,38 Biru Merah muda
4 0,69 Ungu Ungu
5 0,90
Keterangan: Pengembang (toluen-etil asetat = 99: I)
Sebanyak 5945,32 g serbuk simplisia rimpangCurcuma xanthorrhiza Roxb., menghasilkan ekstrakkental seberat 902,30 g dengan nilai rendemen ekstrak15,81%. Kemudian terhadap ekstrak yang dihasilkan inidilakukan kromatografi lapis tipis dengan pengembangtoluen-etil setat (93 :7) dan hasil yang diperoleh sepertiyang diperlihatkan pada Tabel2.
25- ---~
JKTI, Vol. 15, No.1, Juni 2013 : 23-29
Tabel 2. Hasil KLT ekstrak metanol rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb.,
No Rf Sinar tampak UV254 UV366 Vanilin sulfat
0,025 Kuning Ungu
2 0,062 Kuning Coklat
3 0,112 Abu-abu
4 0,150 Coklat
5 0,187 Coklatmuda
6 0,237 Ungu Merah muda
7 0,287 Ungu Merah
8 0,359 Ungu Ungu
9 0,400 Ungu Ungu-tua/pekat
10 0,462 Biru Ungu Biru
11 0,562 Ungu Biru
12 0,625 Coklat
13 0,687 Merah muda
14 0,750 Ungu Merah-ungu
15 0,812 Biru
16 0,837 Ungu Coklat
17 0,862 Biru Biru muda
18 0,900 Ungu Coklat
19 0,937 Ungu Merah
Keterangan : Penampak bercak vanilin sulfat
Hasil analisis KLT terhadap ekstrak metanolrimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., tersebutterdapat 19 (sembilan belas) bercak dan dapat didugabeberapa kandungan senyawa yang terkandung dalamekstrak, hal ini didasarkan pada warna-warna yangdihasilkan. Bercak dengan warna merah-ungumenunjukkan adanya senyawa kamfor, bercak warnabiru atau bim-ungu menunjukkan adanya senyawasineol, sedangkan bercak dengan warna abu-abumenunjukkan adanya senyawa golongan monoterpenalkohol dan esternya seperti borneol?".
Hasil uji aktivitas sitotoksik ekstrak metanolrimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., terhadap selkanker YMB-l memberikan nilai IC50 = 16,60 ug/ml.,Nilai IC50 yang lebih kecil dari 100 ug/ml, memberikanarti bahwa ada salah satu atau lebih komponen ekstrakmetanol rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., inimemiliki aktivitas sitotoksik yang cukup baik. Namunkomponen yang memliki aktivitas tersebut belum dapatdiketahui, oleh karena itu harus dilakukan pemisahan/fraksionasi lebih lanjut terhadap komponen-kompomenyang terdapat dalam ekstrak metanol rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb.,
Fraksionasi ekstrak metanol dilakukan
26
menggunakan metode ekstraksi cair-cair, yangmerupakan metode pemisahan berdasarkan padapengunaan dua pelarnt yang tidakl sedikit bercampursatu dengan lain. Ekstrak metanol yang digunakan padatahap fraksionasi sebanyak 902,30 g. Pelarut yangdigunakan adalah etil asetat dan air. Fraksi etil asetat danfraksi air yang dihasilkan dari proses ini kemudiandipisahkan. Fraksi etil asetat yang dihasilkanselanjutnya digunakan untuk mengisolasi xanthorrhizol[11). Nilai rendemen fraksi etil asetat adalah 5,19 %(222,48 g) dari sejumlah simplisia yang digunakan.Terhadap fraksi etil asetat yang dihasilkan ini kemudiandilakukan analisis KLT untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada fraksi tersebut. Dari hasilKLT terdapat 10 (sepuluh) bercak dan dapat didugabeberapa kandungan senyawa yang terkandung dalamfraksi etil asetat tersebut.
Hasil uji aktivitas sitotoksik ekstrak etil asetatrimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., terhadap selkanker YMB-l memberikan nilai IC50 = 3,20 ug/ml.,Nilai IC50 yang lebih kecil dari IC50 ekstrak metanol (IC50
= 12,98 ug/ml.) memberikan arti bahwa fraksionasiekstrak metanol rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb.,menggunakan pelarut etil asetat dapat meningkatkanaktivitas sitotoksik. Namun komponen yang terdapatdalam fraksi etil asetat ini masih cukup banyak, olehkarena itu harus dilakukan pemisahan/ isolasi lebihlanjut untuk mendapatkan senyawaxanthorrhizol.
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuksimplisia rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb.,ekstrak metanol dan fraksi etil asetat.
Tabel 3. Hasil penapisan fitokimia serbuk simplisia,ekstrak metanol dan fraksi etil asetatrimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb.,
Golongan Serbuk Ekstrak Fraksi etilsenyawa simplisia metanol asetat
Alkaloid + + +Polifenolat + +
Tanin
Flavonoid + + +Monoterpen dan + + +seskuiterpenSteroid
Triterpenoid + +Kuinon
Saponin + + +
Keterangan :Positif(+) :memberikanhasil positifterhadap uji fitokimiaNegatif(-): memberikanhasil negatifterhadapuji fitokimia
Berdasarkan hasil penapisan fitokimia padaTabel 3 dapat terlihat bahwa pada serbuk simplisiarimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., terdapatgolongan senyawa alkaloid, polifenolat, flavonoid,monoterpen dan seskuiterpen, triterpenoid, kuinon dansaponin. Komponen yang terdapat pada ekstrakmetanol rimpang rimpang Curcuma xanthorrhizaRoxb., sarna dengan komponen yang terdapat padaserbuk simplisia. Hal ini menunjukkan bahwa ekstraksimenggunakan metanol dapat menarik harnpir semuakomponen yang terdapat pada simplisia yangdiekstraksi. Sedangkan pada fraksi etil asetatterkandung komponen senyawa dari golongan alkaloid,flavonoid, monoterpen dan seskuiterpen serta saponin.Keadaan ini menunjukkan bahwa fraksinasil ekstraksicai-cair menggunakan pelarut etil asetat hanyame1arutkan golongan-golongan senyawa kimia yangbersufat semipolar.
Selanjutnya, isolasi dilakukan terhadap fraksi etilasetat rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., yangdilakukan secara dua tahap yaitu kromatografi cairvakum dan dilanjutkan dengan kromatografi kolom.Proses isolasi terlihat sepertipada Gambar 1.
Kev, Fase gerak, II-heksan dan etll asctat(clusi gradien)
Fase diam: slllka gel
KLT. Pengembang toluen-etll asetat (93:7)Fase diam : silika gel GF254
KLT dcngan xanthorrhtzot standarKLT dua arahSpektrofotometri ultravioletSpektrofotomctri inframerah
Isolat C27(diduga mengandung xanthorrhizoh
Gambar 1. Bagan isolasi fraksi etil asetat rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb.,
Sitotoksisitas Xanthorrhizol Dari Minyak Atsiri Rimpang Curcuma XanthorrhizaRoxb Terhadap Sel Kanker Payudara YBM-J .' Zalinar Udin
Pada tahap isolasi ini digunakan fraksi etil asetatsebanyak 30,32 g, dan dihasilkan 5 (lima) fraksi (C1,C2, C3, C4, C5). Selanjutnya kelima fraksi tersebutdiidentifikasi dengan metode KLT menggunakanpengembang toluen-etil asetat (93 : 7) untukmenentukan fraksi yang diduga mengadungxanthorrhizol dan alisiklik atau aromatik (ar) tumeron.Keberadaan senyawa ini ditunjukkan oleh nilar Rfyanglebih tinggi dari standar timol (Wagner, 1984).Berdasarkan identifikasi tersebut di atas, maka didugafraksi C2mengandung xanthorrhizol , dan fraksi C2 inikemudian digunakan untuk tahap selanjutnya.Kromatografi kolom dilakukan terhadap fraksi C2 dandihasilkan 8 (delapan) isolat(C21, C22, C23, C24, C25,C26, C27 dan C28). Identifikasi isolat hasilkromatografi ini meliputi kromatografi lapis tipis(KLT), spektrofotometri ultraviolet, danspektrofotometri infrarnerah.
Berdasarkan identifikasi dengan KLT denganpengembang toluen-atil asetat (93:7), maka dipilihisolat C27 yang diduga mengandung xanthorrhizol.Kemudian isolat C27 dibandingkan denganxanthorrhizol standar menggunakan KLT denganpengembang toluen-etil asetat (99:1) dan diamatidibawah detektorUV 366 nm. Isolat C27 menghasilkanRfsama dengan standar. selanjutnya isolat C27 inijugadiuji kemurniannya dengan KLT dua arah. Hasilpengukuran spektrofotometri ultraviolet isolat C27menunjukkan bahwa serapan maksimum isolat beradapada panjang gelombang 276 nm, dan data inimemperlihatkan bahwa serapan maksimum isolat C27tidak jauh berbeda dengan serapan xanthorrhizolstandar, dimana panjang gelombang tersebutmerupakan serapan tipikal dari gugus fenol (7).
Berdasarkan hasil identifikasi denganspektrofotometri infrarnerah Gambar 2 (Tabel4) dapatterlihat bahwa isolat C27 memiliki gugus -OH dapaalkohol atau fenol, rantai alifatik, cincin benzen yangtersubstitusi, ikatan rangkap alkene dan cincin benzensenyawa aromatik. Jika dilihat gugus fungsi pada isolatC27 sesuai dengan gugus fungsi yang ada padaxanthorrhizol standar. Keadaan ini memberikan artibahwa isolat C27 diduga mengandung senyawaxanthorrhizol.
27
JKTI, Vol. 15, No.1, Juni 2013: 23-29
'"Gambar 2. Spektrum inframerah isolat C27
Tabel 4. Hasil pemeriksaan gugus fungsi denganspektrofotometer inframerah (Silverstein,1991)
Bilangan Gugus fungsi Gugus fungsiGelombang (cm-') Isolat C27 Xanthorrhizol
3681 -OH pada alkohol -OH pada aIkoholdan fenol dan fenol
2966 -CH3 dan -CH2 -CH3 dan -CH2alifatik alifatik
2873 -CH3 dan --CH2 -CH3 dan -CH2alifatik alifatik
1725 Cine in benzen Cinein benzentersubstitusi tersubstitusi
1650 Ikatan C=C pada Ikatan C=C padaaiken aiken
1515 Cine in benzen dalan Cinein benzen dalansenyawa aromatik senyawa aromatik
Hasil uji aktivitas sitotoksik minyak atsiririmpang Curcuma xanthorrhiza Roxb.; isolat C27 danxanthorrhizol standar menggunakan sel kankerpayudaraYMB-l terlihat pada Tabel5.
Tabe15. ICso (J-lg/mL) minyak atsiri rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb., isolat C27 danxanthorrhizol standar menggunakan selkankerpayudara YMB-l
No Sampe\ Uji so ("glmL)
Minyak atsiri 3,20 (Y = -34,40 log X + 56,64) (R = 0,90)
2 Isolat C27 4,80 (Y - -36,32 log X + 74,84) (R - 0,98)
3 xanthorrhizol standar 2,88 (Y = -27,19 log X + 62,58 (R = 0,91)
4 Antimycin (standar 1,03 (Y - -23,16 log X + 51,29) (R - 0,99)antikanker)
Berdasarkan Tabel 5 tersebut di atas, dapatterlihat bahwa minyak atsiri rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb., memiliki aktivitas sitotoksik yangbaik terhadap sel kanker payudara YMB-l, bahkan jikadibandingkan dengan xanthorrhizol standar sebagai
28
senyawa murni. Sedangkan aktivitas sitotoksik isolatC27 terhadap sel YMB-l sedikit lebih rendah jikadibandingkan dengan minyak atsiri dan xanthorrhizolstandar.Hal ini disebabkan karena terhadap isolat isolatC27 tersebut belum dilakukan pemurnian lebih lanjut.Minyak atsiri dari rimpang Curcuma xanthorrhizaRoxb., selain mengandung xanthorrhizol, jugamengan.d.un.g '&en."'jawa\am "jan.g d.\k.eum,u\ me.mi\\.klaktivitas antitumor, seperti ar-curcumen dan ar-
/uazarna. ScDioggo seDyowo-seDyowa tersebot dopatbekerja secara sinergis dalam menghambatpertumbuhan selkanker.
KESIMPULAN
1. Hasil pengujian aktivitas sitotoksik terhadap selkanker payudara YMB-l dengan metoda alamarblue menunjukkan bahwa isolat C27, minyakatsiri, dan xanthorrhizol standar memilikiaktivitas dengan nilai ICso berturut-turut : 4,80ug/ml., 3,20 ug/ml; dan 2,88 ug/ml..
2. Berdasarkan hasil identifikasi dengan kromato-graft lapis tipis, spektrofotometri ultraviolet danspektrofotometri inframerah, diduga isolat C27mengadungxanthorrhizol.
UeAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih disampaikan kepada Dr. Usuki, Dr.Fujita, Osaka City University Japan dan Yuni Fitria,S.Si., yang telah membantu dalam melakukanpenelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2008). Deteksi Sangat Dini Kanker Payudara.Jakarta: BadanPengawasan Obat danMakanan.
2. A. Haftd. (2003). BukuAjar Ilmu Bedah. Jakarta :Penerbit BukuKedokteran EGC.
3. Y. Fitria. (2008). Aktivitas antiproliferasi minyakatsiri dan xanthorrhizol dari rimpang Curcumaxanthorrhiza Roxb., terhadap sel kanker payudaraT47D dengan metoda SRB. Skripsi. FakultasFarmasiUniversitas Padjadjaran, Jatinangor.
4. W.Y.Chung, J.H. Park, M.J. Kim, H.O. Kim, J.K.Hwang, S.K. Lee, and K.K. Park. (2007).
Xanthorrhizol inhibits 12-0-tetradecanoylphorbol-33-acetate-induced acuteinflammation and two-stage mouse skincarcinogenesis by blocking the expression ofornithine decarboxylase, cyclooxygenase-2 andinducible nitrit oxide sythase through mitogen-activated protein kinases and/or the nuclear factorB. Carcinogenesis.28(6) : 1224-1231
5. N. Ismali, A.H. Pihie and M. Nallapan. (2005).Xanthorrhizol induces apoptosis via the up-regulation of bax and p53 in HeLa cells. JournalAnticancer Res., 25(3B) :2221-2227
6. Y.H. Cheah, H.L. Azimathol and N.R. Abdullah.(2006), xanthorrhizol exhibits antiproliferativeactivity on MCF-7 breast cancer cells viaapoptosis induction. Anticancer Res., 26(6B) :4527-4534
Sitotoksisitas Xanthorrhizol Dari Minyak Atsiri Rimpang Curcuma XanthorrhizaRoxb Terhadap Sel Kanker Payudara YBM-J : Zalinar Udin
7. M. Sidik, M.M.WardoyoandA. Muhtadi. (1992).Temulawak. Jakarta: Yayasan PengembanganObatBahanAlam. PhytoMedika.Hal. 42-87
8. T.H. Tjay dan K. Rahardja. (2002). Obat-obatPenting. Jakarta: Penerbit Gramedia
9. Biosource, alamar blue assay, u.s. Patent No.5,501,959(2011): 1-27
10. H.S. Wagner, E.M. Baldt and Zgainski. (1984).Plant drug Analysis. A Thin LayerChromatography Atlas. Berlin : Springer Verlag.p.42-43
11. J.K. Hwang, J.S. Shim, Y.R. Pyun, N.!. Baek, Y.Rukayadi and T.W. Kong. (2000). Antibacterialactivity on xanthorrhizol from Curcumaxanthorrhiza against oral pathogens. Fitoterapia.71(3): 321-323
29