Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    1/55

     

    UPT Perpustakaan

    Gedung Politeknik Lt.1

    Parkway Batam Center, Batam, 29461Website http://www.polibatam.ac.idEmail: [email protected]

    Phone +62-778-469856 xt.1016

    Fax +62-778-463620

    DIKLAT 

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Oleh : Didi Istardi

    Mata kuliah : Dasar Sistem Kendali

    Tanggal : September 2012

     No. registrasi: DK/EL/216/2012 

    BATAM

    2013

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    2/55

    TEKNIK PENGATURAN OTOMATIS 

    Daftar Isi : Pengertian sistem Pengaturan ................................... Diagram Blok Sistem Kontrol ...................................... Perilaku Sistem Kontrol .............................................. Tipe Kontroler ............................................................. Kontroler Dua Posisi ................................................... Kontroler Tiga Posisi .................................................. Kontroler Proporsional (P) .......................................... Kontroler Integral (I) .................................................... Kontroler Proporsional Integral (PI) ............................ Kontroler Derivatif (D) ................................................. Kontroler Proporsional Derivatif (PD) ......................... Kontroler PID .............................................................. Karakteristik Osilasi pada Sistem Kontrol ................... Seleksi tipe Kontroler untuk Aplikasi Tertentu ............ Optimisasi Kontroler ................................................... Elektropneumatik ........................................................ Komponen Elektro Pneumatik .................................... Rangkaian Dasar ........................................................ Rangkuman ................................................................ 

    Soal-soal .................................................................... 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    3/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1. Pengertian Sistem Pengaturan 

    Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai

    tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari darikonsep kontrol atau pengaturan adalah saat mengendarai kendaraan. Tujuanyang diinginkan dari proses tersebut adalah berjalannya kendaraan padalintasan (track ) yang diinginkan. Ada beberapa komponen yang terlibat didalamnya, misalnya pedal gas, speedometer , mesin (penggerak), rem, danpengendara. 

    Sistem kontrol berkendaraan berarti kombinasi dari komponen-komponentersebut yang menghasilkan berjalannya kendaraan pada lintasan yangdiinginkan. Ketika jalan lengang dan aturan memperbolehkan, pengendaramempercepat laju kendaraan dengan membuka pedal gas. Demikian pula, jikaada kendaraan lain di depan atau lampu penyeberangan berwarna merah

    maka pengendara menginjak rem dan menurunkan kecepatannya. Semuaupaya itu dilakukan untuk mempertahankan kendaraan pada lintasan yangdiinginkan. 

    Misalnya kita ingin mengatur agar tegangan yang dihasilkan oleh Generator

    arus searah bernilai konstan, seperti pada gambar 1.1. 

    Gambar 1.1 Pengaturan manual tegangan pada Generator  

    Dalam sistem tersebut, karena tegangan keluaran U   diinginkan tetap maka

    arus keluaran I   berubah sesuai dengan nilai beban. Arus keluaran dihasilkan

    oleh kecepatan putar rotor pada Generator yang dibangkitkan oleh arus

    eksitasi I e. Dengan berubah-ubahnya arus  I maka arus eksitasi  I e  juga harus

    berubah  mengikuti nilai arus I   tersebut. Perubahan arus eksitasi dilakukan

    secara manual. Besar arus eksitasi disesuaikan dengan kebutuhan untuk

    menghasilkan arus keluaran I  oleh Generator. Karena pengaturan ini dilakukan

    secara manual, seorang operator harus terus-menerus melihat besar arus

    keluaran yang diinginkan untuk disesuaikan dengan besar arus eksitasi yang 

    1-2 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    4/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    diperlukan. Dalam istilah teknik kontrol, tegangan U   disebut variabel yang

    dikontrol  x , arus eksitasi disebut variabel buatan (manipulated variable) y , dan

    arus beban I   disebut variabel gangguan (disturbance variable) z . Tegangan

    konstan yang diinginkan dalam pengaturan ini disebut variabel acuan(referensi). Dalam bentuk diagram blok, sistem kontrol digambarkan pada

    gambar 1.2. Dalam diagram blok tersebut,  plant  menghasilkan variabel yang 

    dikontrol serta kontroler menghasilkan variabel termanipulasi. 

    Gambar 1.2 Diagram blok sistem kontrol  

    Contoh lain dapat disebutkan berupa proses memindahkan barang oleh tangan

    kita. Pada proses tersebut, tujuannya adalah posisi atau letak barang yang

    diinginkan. Komponennya berupa tangan (dalam hal ini tentunya dengan otot

    tangan), mata, dan otak sebagai pengontrol. Pada saat tangan bergerak untuk

    memindahkan barang, mata akan menangkap informasi tentang posisi pada

    saat itu. Informasi tersebut diproses oleh otak untuk disimpulkan apakah

    posisinya sudah benar atau tidak. Selanjutnya, apabila posisinya masih belum

    tercapai maka otak akan memerintahkan otot tangan untuk bergerak

    memindahkan barang ke posisi yang diinginkan. Proses pengaturan suhu

    tubuh adalah juga contoh dari sistem kontrol. Tujuannya adalah menjaga suhu

    tubuh agar berjalan normal. Secara umum dapat dikatakan semua proses yang

    terjadi di alam pada hakikatnya adalah sebuah sistem kontrol. 

    Dalam teknik kontrol dipelajari tentang pengaturan sistem agar menghasilkan

    keluaran yang diinginkan. Komponen utama sistem kontrol terdiri atas objekyang dikontrol (disebut  plant ), variabel (besaran) yang dikontrol, dan aktuator.

    Tabel 1.1 memperlihatkan contoh sistem kontrol dengan komponen-

    komponennya. Misalnya  plant   berupa motor listrik, maka variabel yang

    dikontrol adalah kecepatan dan aktuatornya adalah kontaktor. 

    1-3 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    5/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Tabel 1.1. Contoh komponen sistem kontrol  

    Plant  Variabel yang dikontrol  Aktuator  

    Motor listrik  Kecepatan putar   Kontaktor  

    Generator   Tegangan  Transistor  

    Pengatur suhu ruangan  suhu  Thyristor  

    Tabel 1.2 memperlihatkan istilah teknis dalam sistem kontrol serta simbol

    formalnya. 

    Tabel 1.2. Istilah penting dalam sistem kontrol  

    Istilah  Simbol  Contoh 

    Variabel yang dikontrol   x   Tegangan 

    Variabel acuan  w   Tegangan acuan 

    Variabel termanipulasi  y    Arus eksitasi 

    Selisih (error )  e  Selisih tegangan 

    Variabel gangguan  z    Arus beban 

    Selain secara manual, pengaturan tegangan pada Generator bisa dilakukan

    secara otomatis dengan menggunakan Thyristor , seperti diperlihatkan pada

    gambar 1.3. 

    Gambar 1.3 Pengaturan tegangan secara otomatis 

    1-4 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    6/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Dalam pengaturan secara otomatis, peranan operator diganti oleh peralatan

    atau komponen yang secara otomatis bekerja sesuai dengan fungsi operator.

    Pada gambar 1.3,  peranan operator diganti oleh gabungan antara sensortegangan (berupa trafo tegangan) dan Thyristor   sebagai aktuator penghasil

    arus eksitasi yang mengatur kecepatan putar rotor dalam Generator. 

    Dalam sistem tersebut, setiap harga tegangan yang dihasilkan oleh Generatorditangkap oleh trafo tegangan untuk dibandingkan dengan tegangan acuan(referensi). Selisih tegangan ini menjadi input pemicu (trigger ) Thyristor   yang

    menentukan nilai arus eksitasi dan output tegangan yang selanjutnyamempengaruhi Generator untuk menghasilkan tegangan output yangdiinginkan. 

    Prinsip pengaturannya adalah sebagai berikut : apabila tegangan output lebihrendah dari tegangan acuan maka Thyristor   akan menghasilkan arus eksitasi

    sehingga tegangan output Generator naik mendekati harga teganganacuannya, sebaliknya jika tegangan output lebih tinggi dari tegangan acuanmaka Thyristor   akan menghasilkan arus eksitasi sehingga tegangan output

    Generator turun mendekati harga tegangan acuannya. 

    1.2. Diagram Blok Sistem Kontrol 

     Ada dua bentuk umum sistem kontrol yaitu : a. Sistem Kontrol Lingkar-terbuka (Open-Loop Control System).b. Sistem Kontrol Lingkar-tertutup (Closed-Loop Control System) atau

    sistem kontrol dengan umpan balik (Feedback Control System).

    Sistem kontrol yang pertama sering disebut pengaturan secara manual,sedangkan yang kedua disebut kontrol otomatis. Seperti diperlihatkan padagambar 1.2 , untuk memudahkan melihat proses pengaturan yang berlangsung

    dalam sistem kontrol, dibuat diagram blok yang menggambarkan aliraninformasi dan komponen yang terlibat dalam sistem kontrol tersebut. Gambarkotak mewakili tiap komponen dalam sistem kontrol, sedangkan aliraninformasi diperlihatkan dengan garis dengan tanda anak panah di salah satuujungnya yang menandakan arah informasi atau data dalam proses pengaturantersebut. Diagram blok sistem kontrol lingkar terbuka (SKL-buka) diperlihatkandalam gambar 1.4. 

    masukan 

    kontroler   aktuator   plant acuan  keluaran 

    Gambar 1.4 Diagram blok sistem kontrol open-loop 

    1-5 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    7/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Sedangkan diagram blok sistem kontrol lingkar tertutup diperlihatkan dalam

    gambar 1.5. 

    masukan komparator  

    kontroler   aktuator   plant acuan  keluaran 

    umpan

    balik 

    Gambar 1.5 Diagram blok sistem kontrol closed-loop 

    Dalam sistem kontrol lingkar tertutup, nilai keluaran berpengaruh langsungterhadap aksi pengaturan. Sinyal selisih (error ) yaitu perbedaan antara

    masukan acuan dan sinyal umpan balik diberikan kepada kontroler sedemikiansehingga dalam prosesnya memperkecil selisih dan menghasilkan keluaransistem pada harga atau kondisi yang diinginkan. Sistem kontrol lingkar tertutupdalam kenyataannya selalu merujuk kepada sistem yang menggunakan umpanbalik untuk mengurangi error  sistem. 

    Sistem kontrol lingkar-terbuka adalah sistem yang keluarannya tidakberpengaruh terhadap aksi pengaturan. Dengan kata lain, dalam sistem inikeluarannya tidak diukur ataupun diumpanbalikkan untuk dibandingkan denganmasukan. Contoh praktis sistem ini adalah mesin cuci. Perendaman,pencucian, dan penyabunan dalam mesin cuci beroperasi berdasarkan waktuyang ditentukan oleh pengguna. Mesin tidak mengukur kondisi sinyal keluaranberupa kebersihan pakaian. Dalam sistem tersebut, keluaran tidakdibandingkan dengan masukan acuan, sehingga masukan acuan berhubungandengan kondisi operasi (operating condition) yang tetap. Akibatnya ketelitiansistem sangat bergantung kepada kalibrasi. Dalam hal adanya gangguan,sistem kontrol lingkar-terbuka tidak akan menunjukkan hasil yang diharapkan.Sistem kontrol ini dapat digunakan dalam praktek hanya jika hubungan antaramasukan dan keluaran diketahui dan tidak ada gangguan. 

    Keuntungan dari sistem kontrol lingkar-tertutup terlihat dari penggunaan umpanbalik yang membuat respon sistem tidak terlalu peka (sensitif) terhadapgangguan luar ataupun perubahan nilai-nilai komponen dalam sistem. Haltersebut memungkinkan penggunaan komponen yang tidak akurat dan murahuntuk mewujudkan pengendalian yang akurat untuk suatu  plant . Dari sisikestabilan, sistem kontrol lingkar- terbuka relatif lebih mudah dibuat karenakestabilan sistem bukan masalah utama. Di lain pihak, kestabilan menjadimasalah besar dalam sistem kontrol lingkar-tertutup karena penanganan error  yang berlebihan bisa menyebabkan osilasi. Sistem kontrol ini bermanfaat 

    1-6 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    8/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    apabila ada gangguan yang bersifat sukar ditentukan atau diramalkan, tetapi

    biasanya sistem kontrol lingkar tertutup juga memerlukan daya dan biaya yang

    relatif lebih besar dibandingkan dengan sistem kontrol lingkar-terbuka yang

    bersesuaian. 

    Dewasa ini dengan kemajuan teknologi dalam bidang elektronika dankomputer, hampir seluruh sistem dikendalikan secara elektronis dan

    terkomputerisasi. Peran manusia menjadi hanya sebagai operator. Dalammerealisasikan sistem yang dikendalikan dengan komputer maka penambahankomponen pengubah dari sinyal analog ke digital dan sebaliknya mutlakdiperlukan untuk menjamin keberlangsungan proses dalam sistem tersebut 

    Contoh 1: Pemanasan air  

    Perhatikan diagram skematik sistem pemanasan air pada gambar 1.6. 

    saluran uap panas

    katuptangki air

    saluran air dingin

    saluran air panas

     pengukur suhu

    (termometer) 

     pembuangan uap panas

    Gambar 1.6 Sistem Pemanasan Air  

    Skema tersebut memperlihatkan sistem pengaturan yang bertujuan untukmemperoleh air panas dengan suhu tertentu. Air yang akan dipanaskandisimpan dalam tangki air (PLANT ). Mekanisme pemanasan air dilakukan

    dengan mengalirkan uap panas ke dalam saluran uap panas yang selanjutnyauap panas ini akan memanaskan air dingin yang masuk ke dalam tangki.Seorang operator (KONTROLER) bertugas untuk mengatur aksi buka tutup

    katup (AKTUATOR) pada saluran uap panas. 

     Algoritma kontrolnya adalah apabila suhu air panas kurang dari yang diinginkan

    maka buka katup saluran uap, sebaliknya jika suhu air panas lebih dari yang

    diinginkan maka tutup katup saluran uap. Sebuah termometer (SENSOR)

    digunakan untuk mendeteksi besar suhu air panas yang dihasilkan. Sistemkontrol tersebut dapat gambar 1.7  melalui diagram blok berikut 

    1-7 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    9/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    aktuator  suhu air panas  kontroler   plant  suhu air panas (katup + tangan 

    yang diinginkan  (operator)  (tangki air)  sebenarnya operator) 

    Gambar 1.7 Diagram blok sistem pemanasan air  

    Meskipun ada sensor berupa termometer pada sistem ini, kita tidak dapat

    mengatakan sistem ini sebagai SKL-tutup, karena data suhu tidak diproses

    langsung oleh sistem tetapi diproses melalui operator. Dengan kata lain,

    intervensi operator menyebabkan berlangsungnya proses dalam sistem.

     Apabila diinginkan menjadi sistem kontrol lingkar tertutup, maka fungsi operator

    harus diambil alih oleh peralatan elektronika pemroses keputusan (misalnyakomputer atau mikrokontroler) serta rangkaian penggerak (driver ) pemutar

    buka tutup katup. Selain itu sensor elektronis juga menjadi kebutuhan untuk

    menjamin tersedianya informasi keluaran yang terus-menerus. Bentuk diagram

    blok sistem kontrol lingkar tertutup untuk sistem pemanasan air ini diperlihatkan

    pada gambar 1.8  

    suhu air  suhu air   motor listrik  tangki 

    komparator   kontroler  panas 

    panas yang  + driver   air   sebenarnya diinginkan 

    mikrokontroler atau komputer  

    sensor suhu

    (transduser) 

    Gambar 1.8 Diagram blok sistem pemanasan air secara otomatis 

    Contoh 2. Pengaturan tinggi permukaan air  

    Gambar 1.9 secara skematik memperlihatkan pengaturan tinggi permukaan 

    air. Dalam sistem ini, yang ingin diatur adalah tinggi permukaan air dalamtangki (PLANT). Seorang operator (KONTROLER) bertugas membuka tutupkran air (AKTUATOR) untuk menjaga tinggi permukaan air yang tetap.

     Algoritma kontrolnya adalah buka kran air apabila tinggi permukaan air turundan tutup kran air apabila tinggi permukaan air lebih dari yang diinginkan. 

    1-8 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    10/55

      Teknik Pengaturan Otomatis 

    operator  

    tangki air   tinggi permukaan air yang diinginkan 

    kran air  

    saluran air masuk  saluran air keluar  

    Gambar 1.9 Pengaturan tinggi permukaan air  

    Disini yang berfungsi sebagai sensor adalah mata sang operator yang selalu

    melihat tinggi permukaan air. 

    Diagram blok sistem kontrol lingkar terbuka untuk sistem ini dapat digambarkan

    dalam bentuk berikut 

    tinggi permukaan air  aktuator   tinggi permukaan air  

    kontroler   plant (katup + tangan  sebenarnya 

    yang diinginkan  (operator)  operator)  (tangki air) 

    Gambar 1.10 diagram blok pengaturan tinggi air  

    Contoh 3. Mobile Robot  

    Mobile robot secara sederhana didefinisikan sebagai robot yang bergerak 

    sendiri mengikuti jalur ( path) yang diinginkan untuk menghindari rintangan.

    Prototipenya diperlihatkan dalam gambar 1.11. 

    Gambar 1.11 Prototipe mobile robot  

    Prototipe mobile robot   tersebut dilengkapi dengan sensor ultrasonik untuk

    mendeteksi jarak dirinya ke penghalang di depan, samping kiri, dan kanannya.  

    1-9 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    11/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Selain itu, mikrokontroler digunakan sebagai pengaturnya, dan motor stepper  

    difungsikan untuk menggerakkan rodanya. Cara kerjanya adalah sebagai

    berikut. Robot berjalan dalam arah lurus ke depan, jika sensor depan

    mendeteksi adanya penghalang, maka sensor samping (kiri dan kanan) akan

    mendeteksi ada atau tidak penghalang. Jika di kiri tidak ada penghalang, maka

    robot berbelok ke kiri, sebaliknya jika penghalangnya di kiri, maka dia berbelok

    ke kanan. Sedangkan jika penghalang juga berada di kiri dan kanan, maka

    robot bergerak mundur. 

    Diagram blok sederhana untuk menggambarkan sistem tersebut diperlihatkan

    pada gambar 1.12. 

    alur ( path) komparator   kontroler  

    driver   motor    jalur  yang  motor   stepper   sebenarnya diinginkan  stepper  

    mikrokontroler  

    sensor jarak 

    (ultrasonik) 

    Gambar 1.12 kontrol otomatis pada mobile robot  

    1.3. Perilaku Sistem Kontrol

     Ada dua tipe perilaku sistem kontrol, yaitu statis dan dinamis. Perilaku statis

    sistem kontrol diperlihatkan oleh hubungan linier antara variabel yang dikontrol

    dengan perubahan variabel termanipulasinya, sedangkan perilaku dinamis

    ditandai oleh respon sistem kontrol terhadap inputnya. 

    Sebagai contoh, gambar 1.13 memperlihatkan sistem kontrol pada Generator

    arus searah dengan variabel yang dikontrol berupa tegangan dan variabeltermanipulasinya arus eksitasi pada lilitan medannya. Gambar 1.13a  adalah

    diagram rangkaiannya sedangkan gambar 1.13b memperlihatkan karakteristikstatis dari sistem kontrol pada Generator tersebut. 

    1-10 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    12/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Gambar 1.13 Perilaku statis Generator Arus Searah 

    Untuk setiap nilai arus yang dihasilkan oleh Generator, hubungan antara arus

    eksitasi dan tegangan keluaran digambarkan dengan garis lurus (persamaan

    linier) seperti diperlihatkan pada gambar 1.14. 

    Gambar 1.14 Hubungan tegangan fungsi arus 

    Perilaku statis dari sistem kontrol dinyatakan dengan koefisien transfer (Ks),

    yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan nilai variabel

    yang dikontrol (x) dengan perubahan nilai variabel termanipulasi (y). 

    1-11 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    13/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Secara grafis, hubungan tersebut diperlihatkan pada gambar 1.15. 

    Gambar 1.15 Perubahan Tegangan fungsi Arus Eksitasi  

    Dari grafik tersebut, koefisien transfer dinyatakan dengan rumus : ' x 

     K  S ' y 

    Contoh : Sebuah pemanas listrik memerlukan arus dari 5 A sampai 7 A untuk 

    menghasilkan suhu dari 80o  C sampai 100

    oC. Hitung koefisien transfer dari

    sistem tersebut. 

    Jawab : 

     K  ' x  100

    0 C  _800C   10

     K  S   ' y  7 A _5 A   A 

    Sedangkan perilaku sistem dinamisditinjau dari respon sistem yangdikontrol terhadap input berbentuktangga (step). Input berasal dari variabeltermanipulasi, sedangkan responsistemnya berupa variabel yangdikontrol. Gambar 11-16  memperlihatkan respon sistem dansimbolnya. 

    Gambar 1.16 Sistem PT 0  

    1-1 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    14/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Berdasarkan bentuk responnya, ada lima klasifikasi sistem kontrol, yaitu 1. Sistem kontrol tanpa waktu tunda (PT0),

    2. Sistem kontrol waktu tunda satu langkah (PT1),3. Sistem kontrol waktu tunda dua langkah (PT2),4. Sistem kontrol waktu tunda banyak (PTn), dan5. Sistem kontrol dengan waktu mati (dead time).

    P pada penamaan sistem tersebut berarti  proporsional , artinya bentuk sinyal reponnya sebanding dengan bentuk sinyal inputnya. Sedangkan T berindeksberarti waktu tunda respon terhadap inputnya. Waktu tunda adalah waktu yang

    dibutuhkan oleh respon sistem untuk mencapai bentuk inputnya. T0  (T-nol)

    artinya tidak ada waktu tunda pada respon sistem, sehingga untuk sistem PT0 

    begitu input diberikan pada sistem atau sistem dijalankan, respon sistem

    langsung mengikuti bentuk inputnya. T1 berarti waktu tunda responnya tingkat

    satu, T2  berarti waktu tunda responnya tingkat dua, dan seterusnya. Secara

    umum, semakin besar tingkat waktu tundanya semakin lambat respon outputterhadap inputnya. 

    Bentuk respon sistem PT0  diperlihatkan pada gambar 1.16a. Pada gambar

    tersebut terlihat sistem merespon inputnya secara langsung tanpa ada selang

    waktu. Simbol sistem PT0  diperlihatkan pada gambar 1.16b. Terlihat bahwa

    pada sistem PT0, nilai output langsung mengikuti nilai inputnya tanpa

    penundaan waktu. 

    Sebagai contoh dari sistem ini adalah pengaturan arus kolektor suatu transistor

    bipolar dengan input arus basisnya. Sementara sistem PT1 diperlihatkan padagambar 1.17 . Model fisik dari sistem PT1  menggambarkan sebuah proses 

    pemanasan air dengan mengalirkan uap panas pada sebuah tangki melaluioperasi buka tutup katup. Tujuan pengaturannya adalah air diinginkan memiliki

    suhu tertentu. 

    Gambar 1.17 Model fisik PT1 

    1-13 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    15/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Pada saat katup dibuka untuk mengalirkan uap panas ke dalam tangki, proses

    pemanasan mulai berlangsung. Suhu air bertambah seiring dengan banyaknya

    uap panas yang mengalir ke dalam tangki. 

    Perubahan suhu air dalam tangkimengikuti grafik pada gambar 1.18a. Pada grafik tersebut,  x   menyatakan suhuair setiap saat, sedangkan y   menandaisuhu air yang diinginkan. Perubahan suhuair berlangsung lambat dan mengikutibentuk eksponensial dengan konstanta

    waktu T s. Simbol sistem PT1 diperlihatkanpada gambar 1.18b. 

    Terlihat bahwa nilai outputnya mencapai

    atau mengikuti nilai inputnya dalam waktutertentu (waktu tunda). Contoh lain dari

    sistem PT1  adalah kumparan, karena jika

    tegangan diberikan pada kumparan, arusyang muncul mengikuti bentukeksponensial seperti pada gambar  1.18a. 

    Gambar 1.18 Respon Kontrol PT1 

    Radiator pemanas ruang dengan uap pemanas merupakan contoh sistem PT2 

    diperlihatkan pada gambar 1.19. 

    Gambar 1.19 Model Sistem Kontrol PT 2  

    Model radiator dengan saluran masuk uap panas melalui katup dan dilengkapi

    saluran keluar udara dari radiator tersebut. Prinsip pengaturannya samadengan pemanasan air, yaitu diharapkan radiator tersebut memiliki suhu akhirtertentu. Pada saat katup uap panas dibuka maka proses pemanasan mulaiberlangsung. Adanya saluran keluar yang tidak dilengkapi katup menyebabkansuhu dalam radiator tidak mengalami perubahan, seolah-olah uap panas yangmasuk langsung dibuang melalui saluran keluar. Kondisi ini berlangsung dalam

    rentang waktu tertentu yang disebut waktu mati (deadtime) T u. 

    1-14 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    16/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Gambar 1.20 Respon sistem PT 2  

    Gambar 1.21 Respon kontrol PT n 

     Apabila proses pemasukan uap panasterus berlangsung, maka perubahan suhudalam radiator mengikuti pola grafik padagambar 1.20 . Suhu akhir diperoleh dalamselang waktu tertentu yang disebut waktu

    menetap (settling time) T g .  Adanya dua

    parameter waktu tunda T u  dan T g  menyebabkan sistem ini disebut sistem

    PT2. 

    Simbol sistemnya diperlihatkan padagambar 1.20b. Dapat dilihat pada simbol itu, bahwa output sistem mulai merespon

    setelah beberapa saat (waktu mati) danmencapai inputnya setelah selang waktu

    tertentu (waktu menetap). 

    Contoh lain dari sistem PT2  ini adalah

    motor arus searah dengan magnetpermanen, dimana kecepatannya diatur

    melalui perubahan arus jangkar. Sistem inimemiliki dua konstanta waktu, satu untuk

    lilitan jangkar dan yang lainnya untukmempercepat bagian jangkar. 

    Sementara itu, sistem PTn adalah sistemdengan respon yang sangat lambat

    dibandingkan dengan dua sistemterdahulu. Kalau sistem PT1  waktutundanya mungkin berkisar dalam satuan

    milidetik dan sistem PT2  waktu tundanyadalam kisaran puluhan milidetik, maka

    waktu tunda untuk sistem PTn  mungkinberkisar dalam satuan detik sampaipuluhan detik. Secara grafik, bentuk

    respon untuk sistem PTn  sama dengan

    sistem PT2  yaitu memiliki dua konstantawaktu seperti diperlihatkan pada gambar  1.21. Perbedaannya terletak pada kisaranwaktu tunda dalam satuan puluhan detik. 

    Misalnya dalam suatu sistem kontrol ada enam komponen yang terlibat dalamproses pengaturan dan masing-masing menyumbang waktu tunda terhadap

    sistem maka sistemnya disebut sistem PT6. 

    1-15 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    17/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Kelompok lainnya adalah sistem kontrol dengan waktu mati (deadtime). Sepertidiuraikan sebelumnya, waktu mati didefinisikan sebagai saat ketika sistem tidakmerespon inputnya. Jadi output sistem baru muncul setelah waktu mati. Gambar  

    1.22 memperlihatkan proses pemindahan barang atau bahan di sebuah proses produksi dari satu tempat ke tempat lain melalui ban berjalan. Karena ada waktuyang dibutuhkan oleh barang atau bahan untuk berpindah dari posisi semula keposisi akhir, maka ada rentang waktu kosong (deadtime) sebelum output sistem –dalam hal ini awal proses di bagian berikutnya – terjadi.  

    Gambar 1.22 Model Dead Time 

    Secara grafik, respon sistem kontrol yang memiliki waktu mati diperlihatkanpada gambar 1.23a. Terlihat bahwa output baru muncul ( x ) setelah waktu mati

    (Tt) dari waktu awal inputnya (y ). Sedangkan simbol sistem kontrol denganwaktu mati diperlihatkan pada gambar 1.23b. 

    Gambar 1.23 Respon Kontrol  Deadtime 

    1-16 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    18/55

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    19/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Pada saat awal proses pemanasan ruangan, suhu naik sedikit demi sedikitsampai mencapai suhu tingginya. Karena ketidakidealan sistem, timbul waktu

    tunda T   u.  Waktu tunda tersebut muncul baik pada saat kondisi on ke off

    ataupun sebaliknya dari kondisi off ke on seperti terlihat pada gambar tersebutsebagai akibat komponen atau pengatur tidak bisa langsung meresponperubahan inputnya. 

    Pada kontroler ini bentuk kurvakarakteristik input-outputnya disebuthysteresis seperti terlihat di bagian kiri gambar 1.24. Dengan melihat kurva ini, perpindahan (transisi) dari posisi on ke offberlangsung ketika suhu mencapai suhu

    tinggi (xo) dan sebaliknya perpindahanposisi off ke on terjadi pada saat suhu

    mencapai suhu rendah (xu). Simbol kontroldua posisi (On-Off ) diperlihatkan padagambar 1.25 . 

    Gambar 1.25 Simbol kontrolon-off  

    Gambar 1.26 Kontroler suhu bimetal  

    Kontroler suhu bimetal adalah sebuah kontroler dua posisi yang diperlihatkanpada gambar 1.26 . Posisi On-Off nya ditentukan oleh kontak bimetal. Apabilasuhu panas maka keping bimetal akan melengkung sedemikian sehinggakontak terlepas sehingga elemen pemanasnya terputus kontaknya sehingga

    suhu akan turun. Adanya magnet menyebabkan suatu saat keping bimetalkembali akan tertarik dan menyebabkan kontak kembali bekerja dan prosespemanasan berlangsung kembali. Karena suhu naik, keping bimetal kembalimelengkung dan memutus kontak dengan pemanas, sehingga proses awalberulang, dan seterusnya. 

    1-18 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    20/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.6. Kontroler Tiga Posisi 

    Kontroler tiga posisi gambar 1.27  memiliki karakteristik satu posisi On dan dua

    posisi Off , atau sebaliknya dua On dan satu Off . Dalam bentuk rangkaian listrikdigambarkan pada gambar 1.27. Pemanas listrik R1, terhubung pada induk

    saklar 1 dan 2. Sedangkan pemanas R2 hanya terhubung pada 

    saklar cabang 2 saja. 

    Gambar 1.27 Kontrol tiga posisi  

    Gambar 1.28 Karakteristik dan

    simbol kontroler tiga posisi  

    Ketika posisi saklar pada 0, keduapemanas posisi Off  dan kedua pemanas

    tidak mendapat catu daya listrik,hasilnya suhu dingin. Ketika sensorsuhu mencapai angka setting tertentusaklar cabang akan menghubungkan

    cabang 1 dengan pemanas R1, satupemanas bekerja. 

    Jika pemanas akan dinaikkan

    temperaturnya, sensor temperaturmenggerakkan saklar ke cabang 2, pada

    posisi ini pemanas R1 dan R2 secarabersamaan bekerja dan dihasilkantemperatur lebih tinggi. 

    Sedangkan karakterisitik dan simbol dari

    kontroler tiga posisi terlihat pada

    gambar 1.28 . 

    Contoh pemakaian kontroler tiga posisiadalah pada sistem pengaturan suhu

    yang memerlukan tiga keadaan, yaitu

    panas-tinggi, panas-sedang, dankeadaan mati (Off ), seperti diperlihatkan

    pada gambar 1.29 

    Gambar 1.29 Karakteristik kontroler tiga

     posisi dengan posisi tengah nol  

    1-19 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    21/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.7. Kontroler Proporsional (P) 

    Kontroler Proporsional memiliki

    karakteristik bahwa outputnya berupavariabel yang dikontrol berubahsebanding (Proporsional) denganinputnya yang berupa variabel selisih(error ) antara masukan acuan

    (reference) dengan variabeltermanipulasi atau output nyata dariplant. Karakteristik dan diagram blokkontroler ini diperlihatkan pada gambar  1.30 . 

     Aplikasi kontroler proporsional misalnyapada pengaturan tinggi permukaan airseperti pada gambar 1.31. Buka tutupkatup akan sebanding dengan posisipelampung yang mengukur selisihantara tinggi permukaan air yangdiinginkan (referensi) dengan tinggi airsesungguhnya ( x ). 

    Gambar 1.30 Kontrol proporsional  

     Apabila tinggi air sesungguhnya sangatrendah maka katup akan membukalebar-lebar, sebaliknya apabila tinggi airsesungguhnya melebihi tinggi air acuanmaka katup akan menutup sekecil

    mungkin. 

    Gambar 1.31 Aplikasi  kontroler proporsional  

    Respon sistem kontrol dengan kontrolerproporsional diperlihatkan pada gambar  

    1.32 . Hubungan antara variabel yang dikontrol y   dengan error e  dinyatakandengan bentuk persamaan linier dengankonstanta kesebandingan (proporsional) 

    K RP .  Gambar 1.32 Respon kontrol proporsional  

    1-20 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    22/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.8. Kontroler Integral (I) 

    Laju perubahan (kecepatan) nilai output dari kontroler integral sebanding

    dengan nilai inputnya. Input sistem berupa variabel selisih (error ) antaramasukan acuan (referensi) dengan variabel termanipulasi atau output nyatadari plant . 

    Jadi, jika selisih acuan dengan output nyata

    besar maka perubahan nilai output jugabesar, artinya aktuator akan “mengejar”selisih tersebut, sehingga diharapkan

    selisihnya semakin kecil. Karakteristik dandiagram blok kontroler integral diperlihatkanpada gambar 1.33. 

    Dibandingkan dengan kontrolerproporsional, pemakaian kontroler integralrelatif lebih baik dalam hal memperkecilselisih antara masukan acuan denganoutput nyata. Dengan demikian, kontrolerintegral akan mendorong sistem yang 

    dikontrol ( plant ) untuk mencapai output yang diinginkan, sehingga selisih (error )

    nya semakin kecil. 

     Aplikasi kontroler integral ini misalnya pada pengaturan level permukaan air

    yang melibatkan motor sebagai komponen aktuatornya, seperti diperlihatkan

    pada gambar 1.34. 

    Gambar 1.34 Aplikasi  kontroler integral  

    Dalam sistem tersebut, operasi buka tutupkatup dilakukan oleh motor listrik. Torsimotor yang dihasilkan bergantung kepada

    nilai selisih antara acuan (yh) dengan

    output nyata (y) yang diukur melaluipelampung. Semakin besar selisihtersebut, yaitu apabila kecepatanberkurangnya air semakin besar (misalnyasaat pemakaian air yang banyak), makatorsi motor akan semakin besar danmempercepat buka katup, sehingga air

    akan semakin banyak mengalir. Dengandemikian diharapkan tangki air akan terisiair lagi secara cepat sampai ketinggianyang diinginkan. 

    1-21 

    am ar 1. on ro er n egra

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    23/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.9. Kontroler Proporsional Integral (PI) 

    Kontroler PI   merupakan gabungan fungsi dari kontroler Proporsional danIntegral. Penggabungan ini untuk menutupi kekurangan kontroler P  yang relatif

    lambat responnya, sementara kontroler P   digunakan untuk mempertahankan

    agar kontroler masih merespon meskipun untuk nilai selisih yang kecil. Responsistem terhadap input tangga ( step) dan diagram blok dari kontroler ini

    diperlihatkan pada gambar 1.35. 

    Gambar 1.35 Kontroler Proporsional Integral  

     Aplikasi tipe kontroler ini diperlihatkan pada gambar 1.36 . Pada sistem ini,buka tutup katup berlangsung atas dasar data output nyata yang diukur melaluipelampung dan torsi motor. Torsi motor berubah berdasarkan nilai selisih

    antara ketinggian air nyata (y) dan tinggi air yang diinginkan (yh). Kombinasidua mode pengontrolan ini menghasilkan operasi katup yang efektif, karenabuka tutupnya menyesuaikan dengan kondisi air yang ada dalam tangki. 

    Gambar 1.36 Aplikasi Kontroler PI  

    1-22 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    24/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.10. Kontroler Derivatif (D) 

    Penggunaan kontroler P saja dalam sistem kontrol kadang-kadang

    menyebabkan respon sistem melebihi input acuannya. Misalnya level air dalamtangki melebihi dari tinggi yang diinginkan. Keadaan ini disebut overshoot . 

    Untuk mengurangi atau menghindari kondisiini maka digunakan kontroler tipe derivatif.Input ke kontroler derivatif berupaperubahan selisih antara output nyata danmasukan acuannya atau kecepatan error ,sehingga apabila selisih antara output nyatadan masukan acuannya semakin besarmaka kontroler mengirimkan sinyal keaktuator yang semakin besar pula. 

    Dengan demikian, nilai ouput yang melebihinilai acuannya ditekan sekecil mungkin.

    Respon kontroler ini untuk input tangga(step) dan input lereng ( ramp) diperlihatkan

    pada gambar 1.37  dan gambar 1.38. 

     Aplikasi kontroler ini diperlihatkan padagambar 1.39. Pada sistem ini, buka tutup 

    katup bergantung kepada perubahan nilai selisih antara tinggi air nyata yang

    diukur melalui pelampung (y) dan tinggi air yang diinginkan (yh). 

    Gambar 1.39 Aplikasi Kontroler Derivatif  

    Dalam keadaan tangki kosong artinya selisihnya besar, maka katup akan

    membuka dengan cepat sehingga laju air masuk ke tangki semakin besar.

     Apabila keadaan air mendekati penuh, maka nilai selisihnya kecil, sehingga

    katup akan memperkecil volume air yang masuk ke dalam tangki. 

    1-23 

    Gambar 1.38 Respon kontrolerderivatif untuk sinyal lereng

    Gambar 1.37 Respon kontrolerderivatif untuk sinyal step

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    25/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.11. Kontroler Proporsional Derivatif (PD) 

    Karena kontroler derivatif mampu mengurangi overshoot   yang terjadi dalamsistem kontrol, maka penggabungan dua tipe kontroler P  dan D  cukup efektif

    untuk mendapatkan respon sistem yang baik. Kontroler PD memadukan fungsi

    kontroler P  dan D. Respon kontroler terhadap input lereng (ramp) dan diagram

    blok kontroler ini diperlihatkan pada gambar 1.40. 

    Gambar 1.40 Respon kontroler PD terhadap sinyal lereng  

     Apabila kontroler PD  diterapkan pada pengaturan tinggi air maka buka tutupkatupnya berdasarkan data selisih dan laju perubahan selisih antara tinggi air

    nyata (y   ) dengan tinggi air yang diinginkan (yh), seperti diperlihatkan padagambar 1.41. 

    Gambar 1.41 Aplikasi Kontroler PD 

    Ketika pengisian air dalam tangki penampung mencukupi maka pelampung

    akan bergerak keatas dan menggerakkan dua tuas. Tuas atas menggerakkan

    piston dalam silinder yang akan meutup katup aliran air. Tuas bawah

    mengimbangi gerakan oleh tekanan pegas akibat dorongan piston. 

    1-24 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    26/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.12. Kontroler PID 

    Dari uraian sebelumnya, karena tipe kontroler memiliki keunggulan dankelemahan masing-masing, maka untuk mendapatkan hasil pengontrolan yangbaik digunakan perpaduan tiga tipe kontroler tersebut. Kontroler inimemadukan fungsi tiga kontroler sebelumnya (P, I, dan D), sehingga disebutkontroler PID. Dengan kontroler PID diharapkan responnya sangat cepat(keunggulan kontroler P), errornya sangat kecil (keunggulan kontroler I), danovershoot-nya kecil (keunggulan kontroler D). Respon kontroler terhadap inputtangga (step) dan diagram bloknya diperlihatkan pada gambar 1.42. 

    Gambar 1.42 Respon kontroler PID terhadap sinyal step 

     Aplikasi kontroler PID dalam sistem kontrol tinggi air dalam tangki diperlihatkanpada gambar 1.43.  Perhatikan kontroler ini merupakan gabungan kontroler PIyang ada digambar 1.26 dengan kontroler jenis Derivatif pada gambar   1.36.Pengisian permukaan air   setinggi h akan di ikuti oleh pergerakanpelampung yang menggerakkan baik tuas, maupun potensiometer yangmemberikan umpan balik pada motor DC yang mengisi air. Jika permukaanair sesuai dengan setting, maka pelampung akan bergerak keatas. 

    Potensiometer akan memperkeciltegangan, motor DC akan mati.Sekaligus katup akan menutupaliran air yang menuju ke bak

    penampung bawah. 

    Gambar 1.43 Aplikasi kontroler PID 

    1-25 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    27/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Untuk memudahkan analisis sistem kontrol biasanya digunakan analogi

    penggambaran sistem kontrol dengan rangkaian listrik. Tipe kontroler, diagram

    blok, analogi rangkaian listrik, hubungan antar variabelnya dicantumkan dalam

    tabel berikut. 

    Tabel 1.3. Aplikasi Op-Amp Sebagai Kontroller  

    1.13. Karakteristik Osilasi Pada Sistem Kontrol 

     Ada tiga karakteristik osilasi apabila sebuah lingkar (loop) diterapkan pada

    sistem kontrol, yaitu loop stabil, loop batas stabil, dan loop  tidak stabil. Bentuk

    karakteristiknya diperlihatkan pada gambar 1.44. 

    Gambar 1.44 Karakteristik osilasi  

    1-26 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    28/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Dalam sistem kontrol dengan loop  stabil, respon sistemnya bisa mengikuti

    masukan acuannya dengan error   semakin kecil dan menuju nol. Sementara

    untuk loop batas stabil, output sistemnya berosilasi terus-menerus, yang pada

    tingkat tertentu merusak komponen sistemnya. 

    Karakteristik loop yang tidak stabil adalah kualitas terburuk dari sistem kontrol.Dalam sistem tersebut, respon sistem melebihi dari nilai masukan acuannyadan semakin lama semakin besar. Hal ini tentu saja menyebabkan kerusakandalam sistem. Misalnya pada pengaturan kecepatan motor arus searah terjadiloop tidak stabil maka motor berputar semakin lama semakin besar sampai melebihi batas kecepatan nominalnya yang tercantum dalam nameplate-nya.

    Tentu saja yang terjadi adalah motor menjadi rusak karena terjadi panasberlebih dalam komponen motor tersebut. 

    1.14. Seleksi Tipe Kontroler Untuk Aplikasi Tertentu 

    Dalam prakteknya, penggunaan tipe kontroler sangat bergantung kepada jenisaplikasi yang akan menggunakan kontroler dalam realisasinya. Selain

    pertimbangan ekonomis, hal-hal teknis berkaitan dengan karakteristik sistem,sifat-sifat fisis dari besaran yang dikontrol, dan kemudahan dalam realisasi

    menentukan tipe kontroler yang digunakan dalam aplikasi tersebut. Berikutadalah tabel perbandingan pemilihan tipe kontroler untuk aplikasi tertentu. 

    Tabel 1.4. Perbandingan jenis kontroller untuk masing-masing aplikasi  

    1.15. Optimisasi Kontroler  

    Dalam menerapkan tipe kontroler untuk aplikasi tertentu, beberapa parameter

    yang harus diperhatikan adalah konstanta waktu dari masing-masing tipekontroler, waktu tunda (delay time), dan waktu menetap (settling time)nya. Adadua pendekatan yang cukup terkenal dan praktis (rule of thumb) dalammenentukan nilai optimal dari suatu parameter relatif terhadap parameterlainnya, yaitu pendekatan Chien/Hornes/Reswick   dan pendekatanZiegler/Nichols. Nilai optimal masing-masing parameter tersebut diperlihatkan pada tabel berikut. 

    1-27 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    29/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Tabel 1.5. Parameter kontroller dengan pendekatan Chien/Hornes/Reswick  

    Tabel 1.6. Parameter Ziegler-Nichols Contoh :  Sebuah sistem kontrol

    suhu  membutuhkan spesifikasi kontrolersebagai berikut : waktu tunda T u  = 60detik, waktu akhir respon kontroler

    (settling time) T g   = 600 detik, dan

    konstanta proporsional KS  = 10 K/A.Dengan kriteria 20 %  osilasi dari nilaioutput kontrolernya, tentukan nilai

    parameter K RP , T n, dan T v   apabila dipilihkontroler PID untuk merealisasikan

    kontroler tersebut. 

    tabel,  K   RP  1  T  g   1 600

    Jawab  : Dari  1,2 u  u  1,2 u  u 60

    1,2 A/K ;  K S   T u  10

    T n  2T u  2 u60 10 detik ; dan T v  0,42T u  0,42 u60 25,2 detik. 

    1.16. Elektropneumatik 

    Di industri banyak digunakan komponen-komponen yang merupakan kombinasielektrik dan pneumatik, yang disebut

    elektropneumatik. Pneumatik dapatdigunakan untuk mengontrol daya denganbantuan sinyal listrik (biasanya digunakan24 V DC) . Sinyal- sinyal DC tersebutdiaktifkan melalui rangkaian logika.Rangkaian dari komponen-komponentersebut bekerja dengan energi listrik. 

    1-28 

    Gambar 1.45. Komponen elektropneumatik  

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    30/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.17. Komponen Elektropneumatik 

    Di bagian aktuator, pneumatik digunakan seperti pada silinder dan throttle dankatup penghalang. Bagian-bagian tersebut bekerja secara elektropneumatik.

    Komponen elektropneumatik terdiri bagian elektrik, elektropneumatik dan

    bagian mekanik. 

    1.17.1. Bagian Elektrik 

    Bagian ini biasanya berupa rangkaian

    tertutup dan mempunyai bagian outputyang digunakan untuk menyambung-kannya dengan komponen ataubagian lain sesuai dengan kebutuhan. 

    Di pasaran biasanya tersedia dalambentuk saklar tekan ( pushbutton) atauselector switch, normally open,normally clossed atau dalam bentuk toggle gambar - 1.46   Untuk modelselector switch, bekerja berdasarkanmekanis, dan akan tetap padaposisinya sampai ada yangmengubahnya. 

    Gambar 1.46. Tombol NO,NC dan toggle 

    Misalnya dia akan tetap off sebelum ada orang yang mengubah posisi saklarmenjadi on. Sedangkan untuk model saklar tekan, akan bekerja selamabeberapa waktu saja setelah saklar tersebut ditekan. Untuk tipe toggle, saklar

    akan berubah fungsi setiap kali ditekan. Misalnya satu kali ditekan dia akantertutup (dan terus bertahan) dan ditekan lagi saklar akan terbuka. 

    1.17.2. Sensor-sensor  

    Melalui pengesetan pada sensor, informasi-

    informasi dari luar yang menunjukkankondisi bagian yang dikontrol (misalnyaperubahan tekanan, tegangan, posisi

    silinder, dan sebagainya) dapat diteruskanke bagian pengontrol. 

    Gambar 1.47 Limit switch 

    1-29 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    31/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Sebuah limit -switch  mekanik gambar-1.47. 

    dapat di set pada posisi tertentu, sehingga

    ketika ada benda kerja yang menyentuh limit-

    swtich tersebut, maka dia akan mengeluarkansinyal untuk mengontrol kerja mesin atau

    bagian dari mesin. Limit-switch  biasanya

    berfungsi sebagai pembuka atau penyambung

    dan pengubah aliran arus. 

    Saklar tekanan biasanya berfungsi sebagaipenyambung, pemutus atau pengubah aliran arus dengan cara mengeset saklar pada tekanan tertentu. Ketikatekanan mencapai nilai seting yang ditetapkan, maka saklar akan terbuka atautertutup, atau mengalihkan arah arus. Tekanan input didapat dari sebuah pistonyang akan menghasilkan daya tekan. Daya tekan tersebut dapat diatur melalui

    sebuah tombol putar gambar- 1.48.  Ketika ada tekanan melebihi nilaisetingnya, maka limit switch akan bekerja. 

    Saat ini banyak digunakan saklar tekanan yang bekerja secara elektronis.Saklar tekanan elektronis bekerja melalui tekanan yang terjadi pada membran. 

    Saklar magnet jenis  proximity   juga dapat

    diset pada posisi tertentu dalam silindergambar 1.49. Biasanya rumah kontak 

    saklar ini berupa diode jenis LED yangakan langsung menyala saat terjadi

    kontak (saklar tersambung). 

    Karakteristik penting saklar jenis ini ialah: xBekerja tanpa memerlukan daya

    xWaktu pensaklaran yang singkat (sekitar 0.2 ms). xBebas waktu tunggu

    xMasa pakainya panjangxSensitifitasnya terbatas. xDengan medan magnet yang tinggi

    komponen ini tidak dapat diset. xHanya

    memerlukan sedikit instalasi 

    Saklar proximity merupakan sensor non-kontak, bekerja berdasarkan induksi

    magnet yang ditimbulkan oleh belitan pada kontak-dalam. Saklar ini dapatberfungsi sebagai pemutus, penyambung atau pengubah arah arus. Medan

    magnet biasanya segera berintegrasi dengan badan piston, sehingga kontak

    bergerak. 

    1-30 

    Gambar 1.49 Proximity switchterpasang pada silinder

    Gambar 1.48 Limit switchtekanan

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    32/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.17.3. Relay dan Kontaktor  

    Relay dan kontaktor merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip

    elektro-magnetik yang terjadi pada kontaktor- kontaktornya gambar 1.50 . Arusmasuk melalui belitan eksitasi (terminal A1 dan A2) . Jangkar akan bergerakdan kontak bekerja. Jika aliran arus pada jangkar terputus, maka sambungan akan terputus pula. 

    Relay dan kontaktor bekerja dengan prinsipyang sama. Oleh karena itu gambarpotongan saklarnya digambarkan sama.Relay biasanya bekerja dengan dayarendah (sekitar 1kW, kontaktor bekerjadengan daya yang lebih besar sampai 100

    kW. 

    Relay bekerja dengan tegangan bebas. Inidimaksudkan relay dapat bekerja dengantegangan yang berbeda-beda. Relaybanyak digunakan untuk berbagai jeniskontrol, pengaturan dan pengecekan,seperti: 

    x Relay menunjukkan gambaran 

    antara sinyal dan daya x Dapat bekerja dengan tegangan yang

    berbeda-beda x Relay dapat bekerja dengan tegangan DC maupun AC

    x Relay dapat bekerja dengan sinyak-kuadrupel

    x Relay juga dapat bekerja dengan delay sinyal.

    Relay tersedia dalam tipe normally-open (terbuka), tertutup, atau sebagai

    pengubah aliran arus gambar-1.51  menunjukkan rangkaian kontak atau

    sambungan sebuah relay. 

    x Belitan untuk arus eksitasi digambarkan sebagao A1 dan A2

    x Relai digambarkan sebagai K1, K2 dan seterusnya.

    x Rangkaian kontak relay digambarkan melalui angka-angka yang terdiri

    dari dua deret. Deret pertama merupakan order atau tingkatan, deretkedua merupakan jenis deret kontak.

    1-31 

    Gambar 1.50 KonstruksiRelay dan kontaktor

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    33/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Gambar 1.51. Kontaktor dengan kontak utama dan kontak bantu 

    1.17.4. Katup Magnetik 

    Katup magnetik merupakan konverter elektromagnetik, yang meng-gambarkanadanya bagian kontrol mekanis dan elektronik. Katup magnetik terdiri daribelitan magnet (ini adalah elemen elektronik) dan katup pneumatik. Arus listrikmengalir melalui belitan magnet, yang akan membangkitkan medan elektromagnetik, sehingga dapat menarik jangkar. Jangkar terhubung denganpendorong katup, dimana tekanan udara dikontrol. Didalam pendorong katup

    terdapat gerbang jangkar yang akan bergerak, sehingga dapat mengubahstatus sambungan (tersambung atau terputus). 

    Prinsip kerja katup kontrol 3/2gambar 1.51: dimulai dari penyetelan dasar katup, yaitudengan menutup aliran udara dari 1ke 2. Magnet yang dibangkitkanoleh belitan akan menaikkan

     jangkar ke atas, sehingga akanterjadinya aliran udara bebas dari 1ke 2. Selanjutnya, pengaliran udara-3 dalam jangkar akan menghalangiudara dari atas ke bawah. Olehkarena itu tidak ada arus lagi yangmengalir melalui belitan (spul) dari

     jangkar ke bawah dan aliran dari 1 

    ke 2 juga terhalang; dalam waktu Gambar 1.52 Katup Magnetik  yangbersamaan akan terjadi 

    1-32 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    34/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    pertukaran udara dari 3 ke 2. denganbantuan tangan, poros elektromagnetdapat berputar, dan ini akan

    mempengaruhi adanya pertukaranudara tersebut. Di dalam

    elektropneumatik terdapat valve yangdapat dikontrol. 

    Keunggulan penggunaan kontrol denganelektropneumatik adalah belitan magnetrelatif berukuran kecil, sehingga hanyamemerlukan arus dan daya listrik kecil,menunjukkan dasar fungsi sebuahelektropneumatik gambar-1.52 . Sinyallistrik akan mengakibatkan jangkar

    bekerja membuka katup kontrol dan iniakan menimbulkan perubahan tekananpada piston, sehingga katup akanterbebas dari kontrol tekanan. 

    Gambar 1.53. Batang jangkar

    katup magnetik  

    Katup Magnetik 3/2 dengan Penyetelan Balik. 

    Gambar-1.53 menunjukkan penyetelan dasar dari katup magnetik 3/2. Disini aliran udara dari jalur 1 ke 2 dihalangi dengan mengontrol katup magnetik 3/2,sementara udara dapat masuk melalui jalur 3 ke 2. Tekanan udara pada jalur 1akan mengakibatkan lempeng penahan bergerak ke kiri dan jangkar akanbergerak ke depan. Melalui eksitasi belitan magnet, maka jangkar akan

    bergerak ke kiri sehingga kedalamannya akan bertambah. 

    Oleh karena itu, terdapat aliran tekananudara pada lempeng yang dikontrol,dan akan mengakibatkan terjadinya

    tekanan pada piston ke arah kanan,sehingga udara dapat mengalir dari

     jalur 1 ke 2. Pada saat ini aliran udaramasuk dari jalur 3 ke 1 terhalang. 

    Pada saat sinyal kontrol bekerja, akanada tekanan udara pada lempengkontrol, yang me-nyebabkan pistonbergerak ke kiri, dan katup akan teraliri udara melalui lubang di dalam jangkar di Gambar 1.54. Katup magnetik 3/2  jalur82. Tekanan udara juga dapat diatur  melalui perangkat yang dapat diatur

    dengan tangan. 

    1-33 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    35/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    Katup magnetik 5/2 mempunyai perbedaan bentuk fisik jika dibandingkankatup magnetik 3/2 gambar 1.54. Secara

    prinsip kedua katup tersebut mempunyaicara kerja yang sama, yaitu perlu belitanmagnet yang tereksitasi untukmenggerakkan piston, tetapi untuk katupini tidak ada definisi penyetelan dasar. 

    Gambar 1.55. Katup magnetik 5/2  

    Katup Magnetik Impulse 5/2 gambar  1.55 mempunyai prinsip kontrol yang sama dengan katup katup magnetikyang dijelaskan sebelumnya.

    Perbedaan tersebut terletak pada sinyallistrik pembangkit eksitasi pada belitanmagnet. Disini, belitan magnet hanyamemer-lukan impuls yang pendek,untuk mempertahankan piston padaposisi tertentu. 

    Gambar 1.56. Katup 

    Katup magnetik jalur 5/3. magnetik impulse 5/2  

    Gambar   1.56   menunjukkan penyetelan  dasar   katup  5/3 

    (penyetelan halus di-offkan), yaitu dengan mencegah aliran udara dari alur 1 ke 2 dan dari 1 ke 4. Lubang yang  menghubungkan  kedalaman angkar-jangkar akan berada pada tekanan di port 1. Melalui eksitasi sebuah magnet akan mulai dijelaskan prinsip pengontrolan katup  dan  piston yang akan  mengubah  posisi  saklar.  Gambar 1.57. Katup magnetik 5/3 Dengan  menggunakan  eksitasi 

    magnet  akan memungkinkan  feder  pusat berada di posisi tengah. 

    Pengaturan katup mendapat masukan udara dari jalur 82 atau 84. yang perlu

    diperhatikan, bahwa untuk mengatur gerakan katup diperlukan sinyal kontrol

    untuk Y1 hingga Y2, tanpa mempertahankan impuls katup dalam memori. Jika

    ada sinyal kontrol, maka katup akan berada di tengah. 

    1-34 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    36/55

    Teknik Pengaturan Otomatis 

    1.18. Rangkaian Dasar  

    Seperti halnya pada pneumatik, pada elektropnuematikpun dapat dibuat

    rangkaian dasar yang harus di set secara bersama-sama. Disini kembaliberlaku prinsip-prinsip perancangan rangkaian yaitu dengan memper hatikan

    fungsi dan karakteristik penyetelan. 

    Komponen-komponen harus di-tangani dengan baik sehingga dan berfungsi

    baik dan dapat direncana kan pengontrolan yang sesuai. 

    1.18.1. Operasi Maju dan Mundur Silinder  

    Cara kerja silinder sangat berbedadengan cara kerja pneumatik. Disini

    tidak ada pengaturan secara langsung.Dalam praktik, pengaturan dilakukanmelalui relay. Kontrol jenis inimempunyai keunggulan, bahwa arusrelay dapat digunakan untuk meng-

    aktifkan perangkat lainnya. 

    Operasi satu arah dari Silinder  

    Dengan mengoperasikan saklar-1gambar 1.56 maka relay K1 akan energized dan ini akan meng-aktifkankontak relay pada lead arus-2 serta

    katup magnetik Y1 di bagian silinder1V1, sehingga jalur katup 3/2 dapatmemberikan pengontrolan. Silinder 1A1akan bergerak ketika S1 dioperasikanlagi dan mencapai ujung tabung ketikaS1 dioperasikan untuk waktu yangdiperlukan silinder bergerak dari ujungke ujung tabung. 

    Silinder dengan Operasi Ganda 

    Disini juga akan dijelaskankemungkinan-kemungkinan peng-aturan

    yang lebih banyak karenamenggunakan pengaturan tekananudara secara ganda. Silinder padagambar 1.57 atas hanya akan bergerakketika S1 ditekan untuk waktu selamasilinder bergerak. 

    Gambar 1.58. Silinder tunggal

    dengan dgn katup magnetik 3/2  

    Gambar 1.59. Silinder

    operasi ganda katup 5/2  

    1-35 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    37/55

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    38/55

     

    Sistem terdiri dari plant berupa logam kuningan, yang akan dipanaskan oleh

    heater. Suhu kuningan merupakan variabel yang dikendalikan. Dengan adanya

    sensor suhu, nilai suhu pada kuningan dapat diketahui, untuk diumpanbalikkan.

    Asumsikan aktuator dan plant merupakan sistem orde 1 dengan konstanta waktu

    cukup besar.

    Mekanisme pengendalian :

     Nilai suhu yang diinginkan terlebih dahulu ditetapkan sebagai suhu acuan.

    Saat awal, suhu kuningan masih di bawah nilai acuan, nilai galat = suhu

    acuan – suhu kuningan akan bernilai posistif, sehingga keluaran pengendali

    akan mengaktifkan heater. Beberapa saat kemudian suhu akan mencapai

    nilai melebihi nilai acuan (lebih sedikit), sehingga keluaran pengendali akan

    mematikan heater. Pada kondisi ini, suhu pada kuningan masih akan naik,

    sampai nilai tertentu. Kemudian panas akan sedikit demi sedikit hilang, suhu

    kuningan akan turun. Untuk mempercepat turunnya suhu kuningan, terdapat

    fan yang akan aktif saat heater tidak aktif. Ketika suhu mencapai nilai

    kurang dari nilai acuan, heater akan aktif kembali, fan dimatikan. Walaupun

    heater telah diaktifkan, suhu kuningan masih akan turun, sampai pada nilaitertentu suhu kuningan akan naik kembali. Grafik keluaran pengendali dan

    suhu kuningan dapat diperhatikan dalam gambar 2 berikut ini.

    Gambar 2 Variasi suhu di antara nilai acuan

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    39/55

    Sistem yang menggunakan pengendali ON/OFF ideal akan memiliki

    kelemahan. Pertama, saat suhu kuningan mencapai nilai acuan akan terdapat

    gangguan, yang dapat mengakibatkan keluaran pengendali ON dan OFF

    secara beruntun dan membuat umur pengendali jadi pendek. Kedua, variabelyang dikendalikan tidak akan pernah tepat sesuai dengan nilai acuan yang

    diinginkan.

    Untuk mengatasi persoalan pertama, pengendali ON/OFF ditambahkan

    differential gap atau deadband atau sering dikenal sebagai pengendali

    histeresis.

    Gambar 3 (a) Pengendali ON/OFF ideal, (b) Pengendali Histeresis

    u(t) = U1 untuk e(t) > 0

    = U2 untuk e(t) < 0

    Umumnya : U2 = 0 atau -U1 

    Dengan pengendali histeresis ini, ketika suhu sedikit melebihi nilai acuan

    tidak seketika mengaktifkan heater. Dengan adanya gap, suhu ahrus

    mencapai nilai tertentu, baru heater akan diaktifkan. Sebaliknya, saat kurang

    dari nilai acuan (sedikit saja) heater tidak akan langsung dimatikan.

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    40/55

    Untuk persoalan kedua akan dapat diselesaikan menggunakan pengendali

    PID.

    SISTEM KENDALI SUHU DENGAN PID

    Sistem kendali suhu menggunakan pengendali ON/OFF memiliki kelemahan. Salah

    satu kelemahannya, nilai variabel yang dikendalikan akan berosilasi di sekitar nilai

    acuannya. Apabila hal ini tidak boleh terjadi, maka untuk mengatasinya pengendali

    ON/OFF perlu diganti dengan pengendali PID. Sistem kendali suhu menggunakan

    pengendali PID dapat diperhatikan dalam gambar 1 berikut ini.

    Gambar 1 Sistem Kendali Suhu Menggunakan Pengendali PID

    Sebelum menentukan parameter pengendali PID, perlu ditentukan dahulu kriteria

    kinerja yang diinginkan, yang meliputi :

    1.  Kecepatan respon transien.

    2.  Maksimum simpangan.

    3.  Galat dalam kondisi mantap.

    Semakin cepat respon transien suatu sistem akan semakin baik, dengan

    simpangan kurang dari 5 %, dan galat dalam kondisi mantap nol.

    PIDVref (t) Acuan suhu

    Driver +

    Heater   t   

    Kontroler  Aktuator 

    Kuningan

    Plant

    1

    Error detector 

    Sensor 

    +

    -

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    41/55

    Pengendali PID yang digunakan memiliki persamaan :

      t 

    d  p

    i

     p

     pdt 

    t deT  K dt t e

     K t e K t u

    )()()()(  

    Perancangan pengendali PID dapat dilakukan dengan bantuan root locus, bode

    plot, secara analitis. Dalam menentukan parameter PID yang tepat, untuk

    menghasilkan kinerja yang bagus, perlu diperoleh dahulu model plant.  Model

    dapat diperoleh dengan memberikan masukan unit step, menggambar keluaran,

    kemudian diperoleh penguatan dan konstanta waktu dari plant  (seperti yang telah

    dilakukan dalam percobaan pengukuran fungsi alih).

    Selain itu, penentuan parameter PID dapat dilakukan dengan metode Ziegler

    Nichols.

    Dengan hanya melibatkan pengendali proporsional (Kp), kecepatan respon sistem

    akan dapat diperbaiki. Sedangkan, galat dalam kondisi mantap akan semakin kecil

    kalau penguatan diperbesar. Akan tetapi, galat dalam kondisi mantap akan selalu

    ada. Untuk itu perlu ditambahkan pengendali integral, yang akan berfungsi

    menghilangkan galat dalam kondisi mantap. Namun, dengan penambahan integral

    akan memungkinkan timbulnya simpangan (overshoot ). Untuk itu ditambahkan

    pengendali derivatif untuk memperkecil besar simpangan.

    Apabila parameter PID tepat, maka akan diperoleh kinerja sistem yang bagus.

    Respon transien yang cepat, simpangan kecil, dan galat dalam kondisi mantap nol.

    SISTEM KENDALI KECEPATAN KONTINYU

    Banyak sekali alat atau proses yang bergantung pada kecepatan putar sebuah

    motor listrik, misalnya mixer  yang sering digunakan oleh ibu rumah tangga, mesin

    bor di bengkel seorang montir, sabuk berjalan di industri perakitan mobil, bahkan

     juga pembangkitan tegangan di PLTA1  . Pengaturan kecepatan motor, dengan

    demikian, menjadi sangat penting.

    1  Di sebuah PLTA yang umum : air menggerakkan turbin, turbin digunakan untuk menggerakkan

    generator dan motor arus searah ini kemudian digunakan memutar suatu alternator tiga fasa. 

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    42/55

    Untuk kepentingan kendali kecepatan, suatu motor listrik dapat direpresentasikan

    sebagai sistem dengan satu masukan dan satu keluaran :

    MOTORMasukanEnergi Elektrik

    (tegangan, V)

    KeluaranEnergi Mekanik

    (putaran,  

    Agar dapat mengendalikan putaran motor, ditambahkan suatu komponen

    lain yang mengendalikan besar masukan energi (dikenal secara umum

    dalam sistem kontrol sebagai ekuator, dalam kasus motor listrik, komponen

    ini berupa rangkaian penguat dengan transistor ataupun rangkaian

     penggerak dengan thyristor dan lain-lain) :

    PenguatEnergi Elektrik

    Energi Elektrik , terkendali(sebanding dengan sinyal atur)

    MOTOR  

    Sinyal Kontrol(sebanding dengan  yang diinginkan)  

    Sistem kendali seperti di atas, dengan masukan plant yang tidak tergantung dari

    keluaran, dikenal dengan sistem kontrol lingkar terbuka (open - loop control

    system) 

    Untuk keperluan analisis, sistem tersebut sering digambarkan dengan diagram

    blok seperti di bawah ini (telah disertakan dalam gambar, fungsi alih yang umum

    dipakai untuk motor dc pengaturan jangkar):

    K(s)Vref (t)

    masukan acuan

    Ka   t

    Kontroler Aktuator  

    Kmsm + 1

    motor dc

     

    Fungsi alih sistem tersebut (untuk penyederhanaan, K(s) = 1) :

    1)(

    )(

    m s

     KaKm

     sVref 

     s

      

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    43/55

     

    Agar keluaran sistem tidak mudah terganggu, dapat ditambahkan komponen lain

    yang mengukur keluaran sistem dan kemudian membandingkannya dengan

    keluaran yang diinginkan (= masukan acuan). Inilah yang disebut sistem kontrol

    lingkar tertutup (closed - loop control system), 

    Fungsi alihnya :

    ( )( )

     s

    Vref s

     KaKm

     s m KaKmKg 

       1 

    Dengan Routh test kita dapat menentukan batas kestabilan sistem, yaitu :

      Untuk sistem lingkar terbuka, sistem stabil untuk setiap harga K

    (konstanta penguatan)

      Untuk sistem lingkar tertutup, kestabilan sistem terbatas pada harga K

    yang positif.

    Dari fungsi alih kedua sistem kita juga dapat melihat respon transien kedua

    sistem tersebut:

      Sistem lingkar terbuka : (t) = exp(-t/m)

      Sistem lingkar tertutup : (t) = exp )).1(

    (m

    t  KaKmKg 

      

     

    Untuk sistem lingkar tertutup besarnya galat keadaan tunak berbanding terbalik

    dengan besarnya K.

    K(s)Vref (t)masukan acuan

    Ka   t 

    Kontroler Aktuator   

    M(s) 

    motor 

    Kg 

    Error detector  

    Sensor 

    +

    -

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    44/55

    Dari persamaan fungsi alih kita dapat melihat sensitivitas  sistem terhadap

    perubahan parameter K. Untuk sistem lingkar terbuka sensitifitasnya sebanding

    dengan perubahan harga K. Sedangkan pada sistem yang lainnya sensitifitasnya

    direduksi sebesar 1/(1+ K) dibandingkan sistem yang satunya.

    Kinerja sistem dapat diperbaiki dengan banyak cara. Sebuah cara yang banyak

    dipakai adalah dengan menambahkan kontroler PID.

    Sistem pengendalian dan perbaikan kinerja yang diharapkan darinya dijelaskan

    secara ringkas dibawah ini

    Pengendali  Proporsional   ditambahkan untuk memperbesar penguatan akan

    mempercepat respon transien dan memperkecil galat pada keadaan tunak. Hal ini

    dapat dimengerti dari uraian sebelumnya tentang pengaruh penguatan pada galat

    dan respon transien.

    Keluaran Pengendali Integral   akan terus berubah sampai masukannya berharga

    nol. Masukan pengendali adalah galat. Dengan demikian, dihubungkan dengan

    sifat di atas, pengendali integral akan dapat menghilangkan galat. Akan tetapi,

    sifat yang sama dapat menyebabkan keadaan tunak lama dicapai. Sistem

    mengalami overshoot atau osilasi. Dengan kata lain, pengendali integral dapat

    memperburuk kestabilan sistem.

    Pengendali Derivatif   bereaksi terhadap besarnya perubahan galat (bukan pada

    adanya galat). Akibatnya pengendali yang hanya memiliki aksi derivatif tidak

    pernah dipakai. Pengendali ini dipakai untuk mempercepat respon transien dan

    dapat memperbaiki kestabilan relatif sistem. Ada keburukan lain kontroler ini,

    yaitu dapat menyebabkan efek kejenuhan pada aktuator. Selain itu karena

    sifatnya yang melalukan frekuensi tinggi (hal ini bersesuaian dengan kecepatan

    respon yang tinggi), derau sistem diperkuat.

    PENALAAN UNTUK PENGENDALI PID

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    45/55

     

    1.  Bila pemodelan matematis plant sulit dilakukan, penalaan PID (penentuan Kp, TI 

    dan Td) dilakukan secara eksperimental.

    2.  Aturan Ziegler & Nichols berdasarkan pada langkah tanggapan eksperimental atau

    berdasarkan pada nilai Kp  yang dihasilkan dalam kestabilan marginal bila hanya

    aksi kendali proporsional yang digunakan.

    3.  Ziegler - Nichols mengusulkan aturan untuk menentukan nilai Kp, Ti  dan Td 

    berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan dari plant yang diberikan.

    4.  Ada dua metoda penalaan Ziegler - Nichols yang bertujuan mencapai overshoot

    25%

    METODA PERTAMA ZIEGLER - NICHOLS

      Jika plant mengandung integrator atau pole-pole kompleks sekawan dominan,

    maka kurva tanggapan undak satuan terlihat seperti kurva berbentuk S.

      Jika tanggapan tidak berbentuk kurva S, metoda ini tidak dapat diterapkan.

      Fungsi alih dapat didekati dengan sistem orde pertama :

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    46/55

    1)(

    )(

    Ts

     Ke

     sU 

     sC    Ls 

      Ziegler - Nichols menentukan nilai Kp, Ti, dan Td :

    Pengendali PID yang ditala dengan metoda pertama ini memberikan

     s

     L s

     Ls Ls L

     sT  sT 

     K  sG d i

     pc

    21

    6,0

    )5,02

    11(2,1

    )11()(

     

      

     

     

    SISTEM KENDALI KECEPATAN DISKRIT

    Sistem kendali kecepatan diskrit terdiri dari  plant/ kendalian berupa power

    amplifier dan motor dengan keluaran kecepatan sebagai variabel yang

    dikendalikan. Pengendali yang digunakan adalah komputer. Pengolahan sinyal

    kendali dilakukan secara digital oleh komputer dengan implementasi program di

    dalamnya. Dengan demikian, dalam sistem ini terdapat kendalian yang bersifat

    analog dan pengendali yang bersifat digital. Dapat diperhatikan dalam gambar 1 di

    bawah ini.

    Sebagai antarmuka antara komputer, yang digital, dengan kendalian, yang analog

    diperlukan card antarmuka. Dari kendalian ke komputer diperlukan konverter

    analog ke digital ( ADC 8 bit ), sedangkan dari komputer ke kendalian dibutuhkan

    konverter digital ke analog ( DAC 8 bit ). Card   ini dipasangkan pada bus ISA pada

    mainboard komputer.

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    47/55

    Algoritma kendali diimplementasikan menggunakan bahasa tingkat tinggi, bahasa

    C, Pascal, atau bahasa yang lain. Untuk percobaan ini digunakan bahasa Pascal for

    DOS versi 7. Data kecepatan motor akan dikonversikan ke digital oleh ADC,

    kemudian dibandingkan dengan kecepatan acuan untuk memperoleh galat.

    Berdasarkan informasi galat tersebut, pengendali PID akan mengeluarkan sinyal

    kendali, yang akan dikonversi dari digital ke analog oleh DAC. Proses ini dilakukan

    berulang dalam periode tertentu.

    Gambar 1 Sistem Kendali Kecepatan Diskrit

    Untuk melakukan analisis sistem kendali diskrit dibutuhkan transformasi Z.

    Pengendali PID dalam transformasi Z :

    )1(1)(

    )()( 1

    1

     

      z  Kd  z 

     Ki Kp

     z  E 

     z U  z G  

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    48/55

    Dengan U(z) sebagai sinyal kendali dan E(z) sebagai sinyal galat. Dari persamaan di

    atas, diperoleh persamaan sinyal kendali :

    Untuk proprosional :

    U1(z) = Kp.E(z) atau u1(k) = Kp.e(k)

    Untuk integral :

    U2(z) = Ki.E(z) + z-1.U2(z) atau u2(k) = Ki.e(k) + u2( k -1 )

    Untuk derivatif :

    U3(z) = Kd.(E(z) - z-1

    .E(z)) atau u2(k) = Ki.(e(k) - e( k -1 ))

    Sehingga, u(k)= u1(k)+ u2(k)+ u3(k)

    Dengan k=0,1,2,3,……..

    Implementasi dalam pascal :

    procedure PID; interrupt;

    VAR a:BYTE;

    b:longint;

    begin

    ERR := REF - ADC(1);

    KPo := KP*ERR;

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    49/55

      KDo := KD*(ERR-ERRL);

    KIO := KI*ERR+KIO;

    sigout := KPO + KDO + KIO;

    ERRL := ERR;

    a := ROUND(sigout);

    if a255 then a:=255;

    dac(a,1);

    sampling := not sampling;

    end;

    Sistem kendali posisi diskrit dalam percobaan ini dimodelkan sebagai berikut :

    Gambar 1 Sistem kendali posisi diskrit

    Pemilihan/penentuan penggunaan pengendali P, PI, PD atau PID berdasarkan pada

    tanggapan keluaran yang dikehendaki dan tergantung dari karakteristik/fungsi alih

    kendaliannya.

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    50/55

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    51/55

    1)1)(6321.01(

    2642.03679.0)1(lim

    )()1(lim

    .

    .

    .

    8015.0)7(

    8944.0)6(

    1469.1)5(

    3996.1)4(

    3996.1)3(

    0000.1)2(

    3679.0)1(

    0)0(

    ...8015.08944.01469.13996.13996.13679.0

    6321.06321.121

    2642.03679.0

    )1)(6321.01(

    2642.013679.0)(

    1

    1

    )(

    6321.01

    2642.03679.0

    )()(1

    )()(

    )(

    )(

    1)(

    1

    )(

    )1)(3679.01(2642.03679.0)(

    )1(11

    1)(

    )1(

    1)(

    121

    211

    1

    1

    1

    7654321

    321

    21

    121

    2

    1

    21

    21

    11

    21

     z  z  z 

     z  z  z 

     z C  z c

    c

    c

    c

    c

    c

    c

    c

    c

     z  z  z  z  z  z  z 

     z  z  z 

     z  z 

     z  z  z 

     z  z  z C 

     z  z  R

     z  z 

     z  z 

     z G z G

     z G z G

     z  R

     z C 

     z G

     K  Asumsi

     K  z G

     z  z  z  z  z G

     s s se

     s

    e sG

     s s sG

     z 

     z 

     D

     D

     D

     p

     p D

     s

     s

    h

     p

     

    Diagram blok sistem pada contoh di atas dapat diperhatikan sebagai berikut.

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    52/55

     

    Gambar 2 (a) Diagram blok sistem kendali; (b) Model pengendali dan Kendalian

    dalam transformasi Z; (c) Hasil respon sistem diskrit

    Agar pengendali PID hanya berfungsi sebagai pengendali proporsional, nilai Ki dan

    Kd diset nol. Pengubahan parameter dalam sistem digital lebih mudah dilakukan.

    Namun demikian, dalam sistem digital perlu memperhitungkan waktu cuplik.

    Besar waktu cuplik dapat mempengaruhi kestabilan sistem. Untuk itu, dalam

    analisisnya sistem kendali diskrit perlu diperiksa kestabilannya. Salah satu metode

    yang sering digunakan adalah Jury Test. Dengan pemilihan parameter PID, Sistem

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    53/55

    kendali harus dijamin stabil, memenuhi kriteria kecepatan respon transien,

    maksimum simpangan, dan galat dalam kondisi tunak.

    SISTEM KENDALI POSISI KONTINYU

    Dalam contoh sebelumnya telah disebutkan beberapa alat atau sistem yang

    menggunakan motor listrik sebagai penggerak : mixer, bor listrik, sabuk berjalan,

    generator dll. Pada semua alat tersebut motor listrik dibuat berputar terus menerus,

    selama masa kerja alat. Tujuan pengaturan alat ini adalah agar motor berputar dengan

    kecepatan yang sesuai dengan yang diinginkan, dalam berbagai kondisi beban yangdigerakan motor.Terdapat segolongan alat atau sistem lain yang juga menggunakan

    motor listrik sebagai penggerak, tetapi dengan penggunaan yang berbeda. Pada sistem

    ini, motor digunakan untuk menggerakan benda kesuatu posisi yang diinginkan. Inilah

    yang dikenai dengan sistem pengaturan posisi. Contoh sistem ini adalah sistem kemudi

    kapal laut atau pesawat terbang.

    Pada sistem pengaturan kecepatan, permasalahannya adalah menentukan berapa

    besar energi elektrik yang harus diberikan pada motor supaya berputar pada

    kecepatan yang diinginkan, bagaimanapun kondisi beban yang digerakan. Pada sistem

    pengaturan posisi, masalahnya terutama pada berapa lama energi elektrik harus

    diberikan agar motor menggerakkan beban yang dipasangkan padanya sampai posisi

    yang diinginkan, tidak lebih dan tidak kurang.

    Konfigurasi yang sederhana untuk mencapai tujuan tersebut adalah sistem pengaturan

    posisi lingkar tertutup seperti diagram blok berikut ini2 :

    2Sistem Pengaturan Lingkar Terbuka jarang terdapat. Pikirkanlah atas penjelasan ini.

    K1 KaKm

     (s m + 1)

    Ko

    Kontroler PenguatMotor (+Beban)

    Potensio Output

    Ki1

    s

    1

    N

    Gir Potensio Input

    +

    -i (t)derajat

    e (t)

    0 (t)derajat

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    54/55

     

    Gambar 1 Sistem kendali posisi

    Pemikiran yang mendasari konfigurasi ini adalah memberikan sinyal error   (tentunya

    yang sudah diperkuat) sebagai masukan energi bagi motor. Selama error   ada, yang

    berarti posisi beban belum sesuai dengan yang diinginkan, motor akan bergerakkarena mendapat masukan energi. Jika posisi yang telah diinginkan tercapai, motor

    tidak lagi mendapat masukan energi sehingga beban akan diam di posisi tersebut.

    Untuk harga penguatan sistem yang besar, sistem di atas memiliki kestabilan relatif

    yang buruk : respon terhadap masukan step memiliki maximum overshoot  yang besar

    serta osilasi. Hal ini dapat dibuktikan secara matematis. Penjelasan secara fisis

    diperoleh dengan menghubungkan prinsip kerja di atas dengan konsep kelembaman

    ataupun dengan mengingat adanya keterlambatan respon sistem (yang dimodelkan

    dengan sebuah pole atau konstanta waktu). Motor listrik tidak akan dengan seketika

    berputar pada kecepatan nominal begitu diberikan tegangan nominal. Demikian pula,

    motor tidak akan langsung berhenti berputar begitu catu dayanya diputus.

    Salah satu cara perbaikan kinerja sistem pengaturan posisi di atas adalah dengan

    memberikan umpan balik kecepatan3. Pada sistem ini, masukan motor bukanlah sinyal

    error   tetapi sinyal error   dikurangi kecepatan. Sistem ini terbukti memiliki kestabilan

    relatif yang lebih baik.

    3 Ini merupakan contoh teknik yang dikenal sebagai rate feedback : Selain umpan balik keluaran

    ditambahkan umpan balik perubahan keluaran.

  • 8/19/2019 Sistemkendaliotomatis 141013041637 Conversion Gate02

    55/55

    Pada kebanyakan sistem pengaturan kecepatan, yang diinginkan adalah menjaga

    konstan kecepatan putar untuk segala kondisi beban, bukan mengatur agar kecepatan

    putarnya berubah-ubah setiap waktu mengikuti masukan acuan yang berubah.

    Tidak demikian halnya dengan sistem pengaturan posisi. Pada sistem ini, akurasi

    sistem biasanya diukur tidak hanya dengan steady-state error untuk masukan step,

    tetapi juga dengan steady-state error untuk masukan yang berubah dengan waktu. Hal

    ini biasanya diistilahkan sebagai foollowing error. Penambahan kontroler PD ternyata

    dapat memperbaiki kinerja sistem pengaturan posisi dalam hal besarnya following 

    error  ini.