17
SISTEM PENGAPIAN CDI KELISTRIKAN OTOMOTIF DISUSUN OLEH : SUHARDIYATNO (5315070276)

Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

SISTEM PENGAPIAN CDI

KELISTRIKAN OTOMOTIF

DISUSUN OLEH :

SUHARDIYATNO

(5315070276)

Page 2: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

Sistem pengapian CDI terdiri dari 6 komponen :

1. Baterai

Baterai adalah suatu alat electrochemical yang dapat merubah energi kimia

menjadi energi listrik melalui reaksi kimia kelistrikan

Page 3: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

FUNGSI :

Fungsi baterai pada kendaraan harus bisa mengikuti kondisi kendaraan, sehingga :

1.Dapat mensuplai semua peralatan listrik pada kendaraan.

2.Apabila sistem pengisian rusak, dapat berfungsi sebagai sumber arus listrik saat

berjalan.

3.Mengatur keseimbangan output sistem pengisian dan beban pemakaian.

Terpenting fungsi baterai adalah menghidupkan mesin secara optimal.

CARA KERJA :

Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian,

hal itu disebabkan plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat

kutub negatip membangkitkan hidrogen. Pada proses elektrolisa air,

volume elektrolit menurun, sehingga membutuhkan pengisian kembali.

Page 4: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

2. Kunci Kontak

Kunci kontak adalah alat/komponen memutus dan menghubungkan

arus dan tegangan dari baterai ke sistem pengapian.

Pada kunci kontak ini terdapat beberapa terminal dan cara

kerja/hubungan ke masing-masing terminal pada sistem pengapian.

Page 5: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

FUNGSI :

Fungsi utama kunci kontak adalah untuk menghubungkan dan memutus

arus/tegangan pada sistem pengapian, dari baterai ke rangkaian primer pengapian.

Pada kunci kontak terdapat beberapa terminal yang berfungsi untuk

menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke komponen pengapian. Untuk mobil

produk Jepang : B,IG,ST dan ACC, untuk produk Eropa : 30,15, 50.

Fungsi terminal itu adalah :

•B / 30 ( Baterai ) untuk arus / tegangan dari baterai.

•IG/ 15 (Ignition ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke ignition ( Coil

+ ).

•ST / 50 (start) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater ( T.50 )

•ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil,

contoh tape mobil ( sound system ).

Selain itu, juga berfungsi sebagai pengaman pada rangkaian pengapian otomotif.

Page 6: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

CARA KERJA :

Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang

kita inginkan. Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan

kelistrikan pada rangkaian pengapian sehingga memfungsikan komponen.

Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen pengapian :

•ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories

mobil, contoh tape mobil ( sound system ).

•OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.

•ON / IG menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke ignition ( Coil + ).

•ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater ( T.50 )

sehingga motor stater akan berputar menggerakkan mesin.

Page 7: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

3. Ignition Coil

Adalah alat yang bekerja menggunakan induksi elektromagnetik untuk dapat

menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi 20.000 volt.

Page 8: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

FUNGSI :

Ignition coil berfungsi untuk merubah tegangan rendah dari menjadi tegangan

tinggi untuk menghasilkan loncatan bunga api pada busi.

Di dalam ignition coil ini terdapat dua kumparan primer dan sekunder.

Kumparan primer berfungsi untuk merubah tegangan baterai 12 V menjadi

tegangan 100-400 V

Page 9: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

CARA KERJA :

Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut:

Komponen ini meningkatkan tegangan baterai (12V) untuk membangkitkan

tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk pengapian. Primary dan secondary

coil diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan secara intermittent ke

primary coil, terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk

membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil.

Koil pengapian dapat membangkitkan tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai

dengan jumlah dan ukuran gulungan koil. Tegangan tinggi pada Pengapian CDI

adalah pada saat arus dari kapasitor dengan cepat mengalir ke kumparan primer.

Page 10: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

4. Unit Pemutus Arus

Unit pemutus arus adalah beberapa komponen yang menyatu dalam suatu

rangkaian yang mengatur aktif atau tidaknya ignition coil dalam sistem pengapian.

Beberapa jenis unit pemutus arus :

1.Pengapian konvensional menggunakan Platina.

2.Pengapian Elektronik menggunakan :

A.Pengapian CDI menggunakan Thyristor / SCR dan Capasitor.

B.Pengapian Transistor menggunakan Transistor

Page 11: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

FUNGSI :

CDI (Capasitife Discharge Ignition) merupakan perangkat elektronik pada sistem pengapian untuk menggantikan keberadaan platina. Di samping tidak memerlukan penyetelan, CDI mampu menghasilkan tegangan yang lebih besar dan stabil, serta tidak meninggalkan endapan karbon.

CARA KERJA :

Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik

yang akan menimbulkan arus listrik AC. Arus akan diterima

oleh CDI unit dengan besar tegangan antara 100-400volt. Arus

AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode

dan disimpan oleh capasitor di unit CDI.

Page 12: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

5. Distributor

Distributor adalah komponen pengapian otomotif yang terdiri dari beberapa

bagian untuk menyalurkan arus tegangan tinggi.

Page 13: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

FUNGSI :

Fungsi distributor adalah :

Menghubungkan dan memutuskan arus pada rangkaian primer

sehingga ignition coil menghasilkan tegangan tinggi (bagian pemutus

arus).

Menjadikan tepatnya waktu pembangkitan tegangan tinggi sesuai

dengan putaran mesin (bagian centrifugal advance dan vacum

advance).

Meneruskan arus bertegangan tinggi pada busi sesuai dengan urutan

pengapiannya (Firing Order).

Page 14: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

CARA KERJA :

Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui

urutan pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat

beberapa komponen yang menjadi satu mempunyai fungsi tersendiri.

Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu :

1.Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit CDI dan komponen

didalamnya.

2.Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.

3.Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan

tinggi.

Penting ! Semua komponen mekanis dan elektronik yang bekerja didalamnya

selalu berkaitan dengan putaran mesin.

Page 15: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

6. Busi

Komponen ini menerima tegangan tinggi yang dibuat di koil pengapian,

dan membangkitkan bunga api guna mengapikan percampuran udara-

bahan bakar di dalam silinder. Tegangan tinggi membangkitkan bunga

api listrik di celah antara elektroda tengah dan elektroda massa.

Page 16: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

FUNGSI :

Busi merupakan salah satu komponen sistem pengapian yang dapat

meloncatkan bunga api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di

akhir langkah kompresi. Busi mempunyai dua elektroda, yakni elektroda

tengah dihubungkan ke terminal busi, dan elektroda samping yang

dihubungkan dengan massa.

Penting ! Busi harus dapat meloncatkan bunga api melalui celah; percikan api

akan terbangkit dan pembakaran terjadi.

Page 17: Sistem Pengapian CDI Terdiri Dari 6 Komponen

CARA KERJA :

Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat tegangan tinggi dari

Ignition Coil untuk dapat melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi

ini menimbulkan bunga api dan suhu tinggi di antara elektroda tengah dan

massa busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang

dikompresikan. Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka

waktu yang lama, meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan

tekanan.