Upload
lamnhu
View
236
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM PELAYANAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS) KOTA BOGOR DALAM PERSPEKTIF GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
IRPA ISMATULLOH
1111053000013
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
SISTEM PELAYANAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS) KOTA BOGOR DALAM PERSPEKTIF GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh :
Irpa Ismatulloh
1111053000013
Pembimbing
Drs. Study Rizal LK, MA
NIP : 19640428 199303 1 002
KONSENTERASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H / 2017M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Sistem Pelayanan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Bogor Dalam Perspektif Good Corporate Governance”
disusun oleh IRPA ISMATULLOH, 1111053000013 telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Desember 2017. Skripsi ini diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi
Manajemen Dakwah.
Jakarta, 21 Desember 2017
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Dr. Roudhonah, M.Ag Drs. Sugiharto, MA
NIP : 19580910 19870 2 001 NIP : 19660806 199603 1 001
Anggota
Penguji I Penguji II
H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM Lili Bariadi, MM, M.Si
NIP : 19550101 198302 1 001 NIP :19740519 199803 1 004
Pembimbing
Drs. Study Rizal, LK, MA.
NIP : 19640428 199303 1 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dibawah ini :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan meraih gelar Strata I di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telahsaya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan suatu hasil dari jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Desember 2017
Jakarta, 23 Rabiul Awal 1439 H
Irpa Ismatulloh
NIM : 1111053000013
i
ABSTRAK
Irpa Ismatulloh, NIM : 111105300013, Sistem Pelayanan Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota Bogor Dalam Perspektif Good Corporate
Governance, dibimbing oleh Drs. Study Rizal, LK, MA
Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketimpangan sistem pelayanan zakat di
Baznas Kota Bogor dengan kepercayaan muzakki terhadap lembaga zakat sebagai
penyalur zakat. Salah satu faktor utama yang belum optimal pelayanan zakat
adalah rendahnya kesadaran muzakki membayar zakat melalui lembaga zakat.
Kepercayaan muzakki disini juga sangat penting untuk lembaga agar dana yang
diamanahkan kepada lembaga dapat terkumpul dan tersalurkan kepada mustahik
dengan baik. Untuk itu optimalisasi peran lembaga zakat sangat penting untuk
dilakukan, lembaga zakat perlu menerapkan prinsip Good Corporate Governance
untuk mendapatkan kepercayaan dari muzakki.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prinsip trasnparancy,
accountability, responsibility, independent, dan fairness pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah
khazanah pengetahuan, memperkaya wawasan tentang Good Corporate
Governance dalam lembaga zakat.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan tersebut peneliti melakukan
penelitian untuk menghasilkan data deskriptif melalui teknik observasi,
dokumentasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan fakta bahwa penerapan system pelayanan
Baznas Kota Bogor pada perspektif Good Corporate Governance yang pertama
Transparancy adalah sudah menyediakan informasi secara akurat, memadai, jelas
dan dapat dibandingkan. Yang kedua Accountability adalah kejelasan fungsi,
struktur system dan pertanggung jawaban masing-masing organ perusahaan dan
semua karyawan. Yang ketiga Responsibility adalah kesesuaian dalam mengelola
Baznas Kota Bogor terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
harus melaksanakan tanggung jawab social peduli terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar. Yang keempat Independent adalah kemandirian Baznas Kota
Bogor dimana lembaga dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Kelima Fairness adalah diamana
Baznas Kota Bogor memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan
untuk memberikan masukan dan menyampaiankan pendapat bagi kepentingan
Baznas Kota Bogor.
Kata Kunci : Transparancy, Accountability, Responsibility, Independent dan
Fairness
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan
bermacam-macam kenikmatan yang tak dapat terhitung oleh akal manusia
sekalipun. Shalawat seiring salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda
besar kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaatnya kelak
dihari kiamat.
Berkat karunia dan rahmat-Nyalah alhamdulillah penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Sistem Pelayanan Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota Bogor Dalam Perspektif Good Corporate
Governance”. Penyusunan skrispsi ini adalah sebagai syarat Akhir Program Strata
I Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Manajemen Ziswaf.
Dalam penulisan skrispsi ini, penulis banyak mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Sulit rasanya untuk saya menyelesaikan skripsi ini
tanpa bantuan semua pihak yang terkait dikarenakan penulis hanyalah manusia
biasa yang masih haus akan ilmu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan tanda terimakasih kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M. Ed, Ph.D selaku
Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaimi,
M.Si selaku Wakil Dekan III. Terima kasih atas pelayanan yang diberikan
iv
kepada penulis. Semoga Bapak dan Ibu menjadi pemimpin yang diberkahi
Allah SWT. Aamiin.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah,
Mahmud Jalal, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik beserta para
dosen yang saya tidak sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih
banyak atas segala ilmu dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
Semoga menjadi amal baik dan syafaat di akhirat kelak. Aamiin.
3. Drs. Study Rizal, LK, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
sabar memberikan masukan, kritikan, saran dan arahan kepada penulis
sehingga skrispsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Penulis sangat
mengagumi sosok beliau. Semoga Allah selalu menganugrahkan kebaikan
untunya. Aamiin.
4. Para penguji skripsi H. Mulkanasir BA, MA., selaku penguji I dan Lili
Bariadi MM, M.Si., selaku Penguji II yang memacu penulis agar menjadi
orang yang kuat, baik secara mental maupun akademis. Trimakasih atas
dukungannya. Semoga beliau-beliau diberikan kebahagiaan dunia dan
akhirat oleh Allah SWT. Aamiin.
5. Seluruh staff karyawan Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor
(BAZNAS) yang telah bersedia memberikan informasi baik secara lisan
maupun tulisan. Bapak Doni dan Ibu Widya Wuri yang bersedia
meluangkan waktunya untuk melengkapi data penelitian. Barakallahu
lakum.
v
6. Ayahanda Syarip, Ibunda Ai dan Mamah Teteh yang selalu memberikan
kasih sayang tiada batas, dukungan, semangat, arahan serta selalu percaya
pada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Semoga
senantiasa dalam dekapan kasih sayang Nya. Adik-adik tercinta (Putri
Jamillah Mardiyah, Khansha Fauziah, Alma Nur Azizah, M. Ikhwan
Ramadlan, M. Rizki Ramadhan dan Fauzan Dinilhaq) yang saat ini sedang
menyelesaikan studinya.
7. Seluruh sahabat seperjuangan yang sangat luar biasa Manajemen Dakwah
angkatan 2011. Khususnya May Larafjani, Nurmalita Sari, Melly Haryani,
Nourmalinda, Siti Sholihatudz Zikriyah, Aretha Poetri Qonita, Tri Meilani
dan Edwin Nurul Syafaruddin yang telah memberikan semangat dan
masukan untuk menyempurnakan penulisan skrispi ini.
Akhirnya penulis berhapa, semoga karya tulis ini merupkan sebuah refleksi
studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca yang berminat pada tulisan ini. Dan harapan dengan
karya tulis ini dapat dijadikan amal bagi penulis. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta 12 Desember 2017
Jakarta, 23 Rabiul Awal 1439 H
Irpa Ismatulloh
NIM: 111105300013
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ......................................... 8
D. Metodologi Penelitian ........................................................................ 9
E. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 13
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 17
BAB II : TINJAUAN TEORITIS ..................................................................... 18
A. Sisteme Pelayanan ............................................................................. 18
1. Pengertian Sistem Pelayanan ...................................................... 18
2. Unsur-Unsur Sistem pelayanan ................................................... 21
3. Ciri-Ciri Pelayanan Terbaik ........................................................ 23
B. Good Corporate Governance ............................................................. 25
1. Pengertian Good Corporate Governance.................................... 25
2. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ............................. 30
3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance .. 40
viii
BAB III : GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
KOTA BOGOR ................................................................................ 43
A. Sejarah Baznas Kota Bogor................................................................ 43
B. Visi dan Misi ...................................................................................... 46
C. Strategi ............................................................................................... 47
D. Nilai Baznas ...................................................................................... 48
E. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat .............................................. 50
F. Program Penghimpunan Baznas Kota Bogor ..................................... 50
G. Program Pendistribusian Baznas Kota Bogor .................................... 54
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN SISTEM
PELAYANAN BAZNAS KOTA BOGOR DALAM PERSPEKTIF
GOOD CORPORATE GOVERNANCE ........................................... 62
A. Transparacy ................................................................................. 55
B. Accountability .............................................................................. 71
C. Responsibility ............................................................................... 74
D. Independent .................................................................................. 77
E. Fairnes ......................................................................................... 78
BAB V : PENUTUP ............................................................................................ 82
A. Kesimpulan .................................................................................. 82
B. Saran ............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Penerimaan ZIS BAZNAS Kota Bogor tahun 2014-2015…………65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemberian pelayanan atau jasa yang baik pada muzakki akan
memberikan kepuasan pada muzakki yang pada akhirnya akan
menciptakan loyalitas muzakki pada pengelolaan dana zakat infaq
shadaqah. Bila pelayanan atau jasa yang diterima sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan atau jasa dipersepsikan baik dan
memuaskan, sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang diterima lebih
rendah dari yang di harapkan, maka kualitas dipersepsikan buruk.1
Ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan kepuasan pada
muzakki adalah memiliki karyawan yang profesional, tersedia sarana dan
prasarana yang baik, tersedia semua produk yang diinginkan, bertanggung
jawab kepada setiap muzakki, sehingga mampu melayani secara tepat dan
cepat, mampu berkomunikasi secara jelas, memiliki pengetahuan umun
tentang zakat infaq shadaqah lainnya, dan mampu memberikan
kepercayaan kepada muzakki.2
Berkaitan dengan hal tersebut sebagai upaya meningkatkan kinerja
dalam mengoptimalkan penghimpunan zakat, maka pelayanan zakat
dilakukan oleh suatu wadah yaitu BAZNAS. Baznas Kota Bogor yang
merupakan suatu badan bentukan pemerintahan, dan bertugas melakukan
1 Didin Hafidhudin dan ahmad Juaini, Membangun Peradaban Zakat Meniti Jalan
Kegemilangan Zakat, (Jakarta: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, 2007), Cet.1, h. 5-6 2 Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.9
2
pengelolaan zakat secara nasional sebagaimana yang termaktub dalam
undang-undang nomor 23 tahun 2011. Sehingga Baznas Kota Bogor harus
memberikan pelayanan yang baik untuk dapat memberikan kepuasan
kepada muzakki. Muzakki cenderung memberikan kepuasan yang
dirasakannya, sebagai konsekuensinya setiap program perlu
memperhatikan kualitas layanan yang diberikan sehingga mampu
memenuhi tuntutan muzakki.3
Baznas Kota Bogor juga merupakan lembaga pemerintahan non
struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden
melalui menteri, serta berwenang untuk melakukan pengelolaan zakat
secara Nasional. Baznas Kota Bogor didirikan pada tahun 1981 oleh
pemerintahan daerah Kota Bogor. Seiring perubahan waktu Baznas Kota
Bogor terus berupaya untuk untuk menjadi organisasi pengelola zakat
yang lebih baik. Hal tersebut terbukti dengan prestasi-prestasi yang
berhasil di raih Baznas Kota Bogor. Salah satunya yaitu terpilih menjadi
salah satu Baznas daerah terbaik tingkat nasional untuk kategori kreativitas
program pendayagunaan versi Baznas tahun 2009.4
Baznas Kota Bogor merupakan salah satu lembaga zakat daerah
yang banyak meraih prestasi, diantaranya adalah (Baznas Kota Bogor
2013)5:
3 http://bazkotabogor.or.id/tulisan/peran-zakat-dalam-meningkatkan-produktivitas-
mustahikdiakses pada tanggal 17 februari 2018 4Wawancara dengan Bapak Doni sebagai Staff Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor,
pada hari Senin 9 Januari 2017 pada pukul 13.45 WIB 5 Wawancara dengan Ibu Widya sebagai Staff Marketing BAZNAS Kota Bogor, pada
hari Selasa 01 Februari 2017 pada pukul 13.45 WIB
3
1. Baznas Kota Bogor terbaik tingkat nasional untuk kategori
kreativitas program pendayagunaan versi Baznas pada tahun 2009
2. Baznas Kota Bogor peringkat terbaik dua tingkat nasional versi
Islamic social responsibility pada tahun 2010
3. BaznasDaerah terbaik ke dua se-Indonesia versi forum zakat dan
masyarakat ekonomi syariah pada tahun 2013
Sekretaris Baznas Kota Bogor Jejen Hermawan mengatakan, target
perolehan zakat, infaq, shadaqah tahun ini 25 Miliar berdasarkan jumlah
data, Sementara dana real yang dikelola Baznas sekitar 3,5 Miliar. Angka
25 Miliar didapat dari jumlah zakat fitrah yang diperoleh 183 Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) di setiap masjid yang dibina Baznas. Zakat
fitrah dimasing-masing UPZ masjid akan disebar langsung ke masyarakat
sekitar.“25 Miliar, 15 Miliarnya zakat fitrah dan 10 Miliarnya zakat mall,
infaq dan shadaqoh,” ujar Jejen, Kamis (9/6/2016), di kantornya yang
berada di Jalan Pajajaran Nomor 10, Kota Bogor.Menarik masyarakat
yang kesadaran membayar zakatnya masih kurang, Baznas melakukan
jemput bola dengan membuka konter zakat di Giant Yasmin, Giant Botani,
Giant Pajajaran, Giant Sentul dan Giant Dramaga.Jeje menuturkan, Baznas
juga melakukan sosialisasi dengan roadshow ke Masjid-masjid untuk
memberikan tausyiah dan pencerahan terkait kewajiban membayar
zakat. “Kami juga membuat surat ederan ke semua instansi tentang
besaran zakat tahun ini yakni Rp 30 ribu perjiwa, atau 2,5 Kg beras,” jelas
Jeje.Kenaikan jumlah zakat sejauh ini terus meningkat sebesar 40 persen.
4
Seperti pada tahun lalu Rp 22,9 Miliar tahun ini target 25 Miliar harus bisa
tercapai. Baznas juga secara setahap melakukan pendataan Masjid-masjid
yang belum terdaftar menjadi UPZ. Zakat yang diperoleh Baznas selama
setahun akan dibagikan kepada delapan kelompok penerima zakat
(Mustahik) yang jumlah Mustahik di Kota Bogor lebih banyak dibanding
pemberi zakat (Muzaki).“Uang yang ada diserap melalui program
kesehatan, pendidikan, syiar dakwah, ekonomi dan kemanusiaan.Itupun
baru bisa membantu 30 persen dari jumlah warga miskin di Kota Bogor,”
pungkas Jeje.6
Salah satu faktor utama yang belum optimalnya pelayanan zakat di
Indonesia yaitu rendahnya kesadaran masyarakat (muzakki) untuk
membayar zakat melalui lembaga amil zakat.Ini artinya lembaga-lembaga
amil zakat masih perlu bekerja lebih keras lagi.Selain meningkatkan
akuntabilitas dan profesionalitas, Lembaga amil zakat juga perlu
melakukan pembaharuan didalam pengelolaan zakat sehingga para
pembayar zakat (muzakki) memiliki kepercayaanuntuk menyalurkan
zakatnya melalui lembaga zakat tersebut.7
Kepercayaan muzakki sangat penting untuk badan amil zakat
(BAZ) agar dana dari para muzakki dapat terkumpul dan tersalurkan
secara baik dan merata kepada mustahiq, akan tetapi pada kenyataannya
6Jejen Hermawan dalam wawancaranya dengan Kominfo Pemerintahan Kota Bogor
diakses langsung di http://kotabogor.go.id/ Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2016 Pada Pukul
10.51WIB 7 Nana Mintarti, Upaya Menuju Sinergi Zakat Dunia,
http://www.imz.or.id/new/article/939/imz-a ward-upaya-menuju-sinergi-zakat-dunia/?lang=id
diakses pada tanggal 25 Oktober 2016 pada pikul 18.30WIB
5
masyarakat masih belum percaya dengan Badan Amil Zakat karena dinilai
kurang transparan.8 Tantangan lainnya adalah lemahnya sistem pelayanan
zakat yang dilakukan oleh para amil zakat, menjadi salah satu penyebab
minimnya harta zakat terkumpul.
Lembaga zakat merupakan organisasi yang mendapat tanggung
jawab (amanah) dari pada pemebayar zakat (muzakki) untuk menyalurkan
zakat yang mereka telah bayarkan kepada masyarakat yang membutuhkan
secara efektif dan efisien.Penyaluran secara efektif dan efisien adalah
penyaluran zakat yang sampai pada sasaran masyarakat dan mencapai
tujuan.Sementara itu, penyaluran zakat yang efisien adalah
terdistribusikannya zakat dengan baik.Sebagai lembaga pemegang
amanah, lembaga zakat berkewajiban untuk mencatat setiap setoran zakat
dari muzakki baik kuantitas maupun jenis zakat, kemudian melaporkan
pengelolaan zakat tersebut kepada masyarakat.9
Berkenaan dengan meningkatnya profesionalisme lembaga
pengelola zakat, Good Corporate Governance (GCG) secara definitif
merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
menciptakan nilai tambah (valeu added) untuk semua stakeholder.
Lembaga pengelolaan zakat dalam hal ini Badan Amil Zakat sebagai
lembaga pemegang amanah UU No. 23 tahun 2011 merupakan lembaga
kepercayaan publik yang sensitif pada isu public trust sehingga lembaga
tersebut berkewajiban untuk mencatat dan melaporkan dengan benar setiap
dana yang dihimpun, dikelola maupun dana yang disalurkan dalam bentuk
laporan keuangan kepada muzakki sebagai stakeholder maupun masarakat
umum. Laporan keuangan ini sekaligus untuk memenuhi tuntutan Good
Governance yang meliputi aspek-aspek transparancy, responsibility,
8 Didin Hafidhuddin, The Power of Zakat (Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia
Tenggara), (Malang, UIN Malang Press, 2008), h. 7 9Osmad Muthaher, “Akutansi Perbankan Syariah Yogyakarta” (Yogyakarta: PT. Graha
Ilmu, 2012), h. 9
6
accountability, fairness dan independency.10
. Dasar legalitas dogmatis
yang mengharuskan adanya pencatatan atas dana-dana yang dikelola oleh
lembaga pengelolaan zakat terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah,
2:282:
كى كب نكتت ث فبكتج أجم يس إن تى ثذ آيا إرا تذا تت ثبنعذل ب أب انز
للا ب عه كتت ك ل أة كبتت أ سث نتك للا انحك هم انز عه ن فهكتت
م ل ستطع أ ضعف ب أ انحك سف ب أ انز عه كب ئ ب فإ ش ل جخس ي
است ثبنعذل ن هم فه فشجم نى كب سجه سجبنكى فإ ي ذ ذا ش ش
ل ب الخش ش إحذا ب فتزك تضم إحذا ذاء أ انش ي تشض ي ايشأتب
ل تسأ ذاء إرا يب دعا نكى ألسط أة انش ر أجه ا إن كجش ا أ تكتج صغش يا أ
تجبسح حبضشح تذشب تك أل تشتبثا إل أ أد بدح و نهش أل ذ للا كى ع ث
كى جبح أل ت س عه فه إ ذ ل ش ل ضبس كبتت ذا إرا تجبعتى أش كتجب
ء عهى ثكم ش للا كى للا عه اتما للا فسق ثكى تفعها فإ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang tidak ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah
ia menulis dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakan (apa
yang akan ditulis itu) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada
hutangnya.....”
Suatu sistem Good Corporate Governance dikatakan efisien
apabila mampu memberikan ruang bagi pembayar zakat untuk melakukan
pengawasan lembaga amil zakat secara menyeluruh, sehingga semua
elemen yang beresiko dapat ditangani dengan baik.11
10
Suwanto Sutoyo dan E John Al Drige, Good Corporate Governance (Tata Kelola
Perusahaan Sehat), (Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2005). Cet Ke-1,h. 13. 11
Fakhri Husein, Menata Ulang Sistem Zakat, http://www.republika.co.id/berita/no-
cannel/08/09/22/4347-menata-ulang-sistem-zakat diakses pada tanggal 12 Oktober 2016 pukul
13.55 WIB
7
Oleh karena itu dalam hal pengelolaan zakat, lembaga pengelolaan
zakat dalam melaksanakan tugasnya harus mengaplikasikan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance. Dalam undang-undang zakat yang
terdapat dalam pasal 2 yang mengemukakan pengelolaan zakat harus
berasaskan: Syariat Islam, Amanah, Kemanfaatan, Keadilan, Kepastian
Hukum, Terintegritas Dan Akuntabilitas.12
Secara garis besar asa tersebut
tentunya sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Disinilah BAZNAS Kota Bogor merupakan salah satu badan amil
zakat yang amanah dan profesional dalam pengembangan pemberdayaan
masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kehidupan
beragama dan ingin mewujudkan lembaga nirlaba yang terpercaya
berskala global didukung dengan sistem dan manajemen yang
profesional.13
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian, mengenai penerapan Good Corporate Governance pada salah
satu lembaga zakat yaitu BAZNAS. Dengan judul: “Sistem Pelayanan
Baznas Kota Bogor Dalam Perspektif Good Corporate Governanve”
12
Undang-Undang Zakat No. 23 Tahun 2011.Bab I, pasal 2. 13
http://bazkotabogor.or.id/profil/tentang-baz.
8
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih mudah, terarah,
focus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Maka penulis
membatasinya pada lima prinsip-prinsip dasar Good Corporate
Governanceyaitu transparancy (transparan/keterbukaan), accountability
(akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab), independency (kemandirian),
fairness (keadilan).
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana prinsip transparancy pada Badan Amil Zakat Nasional
Kota Bogor?
b. Bagaimana prinsip accountability pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor?
c. Bagaimana prinsip responsibility pada Badan Amil Zakat Nasional
Kota Bogor?
d. Bagaimana prinsip indenpendency pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor?
e. Bagaimana prinsip fairness pada Badan Amil Zakat Nasional Kota
Bogor?
9
C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Untuk mendeskripsikan prinsip transparancy pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor
b. Untuk mendeskripsikan prinsip accountability pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor
c. Untuk mendeskripsikan prinsip responsibility pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor
d. Untuk mendeskripsikan prinsip independency pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor
e. Untuk mendeskripsikan prinsip fairness pada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Bogor.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian
pustaka yang baru, member masukan, atau tambahan informasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Good
Corporate Governance (GCG).
b. Secara Praktisi
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada lembaga
yang diteliti mengenai penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan
10
penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan peninjauan, masukan atau
inspirasi bagi lembaga tersebut.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan
melakukan penelitian yang menghasilkan data desktiptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian
deskriftif kualitatif diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden,
apa adanya sesuai dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden
berperilaku seperti itu tidak seperti lainnya. Minimal ada tiga hal yang di
gambarkan dalam penelitian kualitatif, yaitu karakteristik pelaku, kegiatan
atau kejadian selama penelitian, dan keadaan lingkungan tempat penelitian
berlangsung.14
Dalam hal ini penulis memilih metode kualitatif agar dapat
memperoleh data yang lengkap dan akurat.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjekpenelitianini adalah selaku Badan Amil Zakat Nasional.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah bagaimana sistem pelayanan
Baznas Kota Bogor dalam perspektif Good Corporate Governance (GCG).
14
Husain Usman Dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta, PT.
Bumi Aksara, 2008), h. 130
11
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dilaksanakan di kantor BAZNAS Kota Bogor yang berlokasi di jl.
Padjajaran No. 10 Kota Bogor. Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai
tanggal 07 Februari 2017 sampai dengan 23 Februari 2017.
4. Sumber Data
Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.15
Dalam hal ini penulis menggunakan :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti dari hasil wawancara yang didapat
langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan
organisasi.16
Dalam data primer, peneliti melakukan sendiri
dengan mewawancarai divisi
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian
ini dalah buku-buku, brosur, makalah, dan sumber informasi
lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian
sebagai bahan penunjang penelitian.
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2010),h. 157 16
Rosadi Rulan, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), h.29
12
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan terutama oleh
peneliti sendiri yang menjadi instrument utama yang terjun ke lapangan
serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi atau
wawancara.17
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan :
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau tekhnik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-
fakta mental atau kejiwaan yang ada pada diri terbimbing atau
klien.18
Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data
dengan cara Tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan
divisi Human Resource Development yang berhubungan dengan
prinsip Good Corporate Governance.
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengambilan data yanag diperoleh melalui dokumen-
dokumen.Data yang dikumpulkan dengan tekhnik dokumentasi
cenderung merupakan data sekunder.19
17
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2003), h. 54 18
Elvinavo Artdianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relation, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010), Cet. Ke-1, h. 61 19
Usman Dan Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, h.69
13
Dalam hal ini penulis mengumpulkan, membaca,
memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data
melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di kantor
BAZNAS Kota Bogor serta data-data lain diperpustakaan yang
dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis
besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasi.
b. Penyajian data, setelah data terbentuk analisis, maka data tersebut
disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, amatrik, bagan,
table, dan lain sebagainya sehingga tujuan daripenelitian dapat
terjawab.
5. Penyimpulan, data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya
yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara
singkat, sehingga dapat mengambil kesimpulan mengenaisistem
pelayanan Baznas Kota Bogor dalam perspektif Good Corporate
Governance(GCG).
14
6. Teknik penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman dan mengacu
pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi) Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.” Yang diterbitkan oleh
CEQDA, april 2007, cet. Ke-2.
E. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa peneliti yang penulis baca, banyak pendapat yang
harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah
penulis melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa
skripsi yang membahas tentang Good Corporate Governance, judul-judul
skripsi tersebut adalah :
Skripsi ditulis oleh Riyan Bahtera Mutaqodim, Mahasiswa
Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2015.“Pengaruh Penerapan
Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Pegawai
Bank Syariah Di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015).” Pada
skripsi tersebut sang penulis mendapatkan hasil bahwa penerapan prinsip
good corporate governance (GCG) terhadap kinerja bank syariah di
kabupaten pandeglang jika diterapkan bersama-sama memiliki pengaruh
positif.20
20
Riyan Bahtera Mutaqodim, “Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governanve
(GCG) Terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah Di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret
2015),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015).
15
Skripsi berikutnya ditulis oleh Nur Hasanah, Mahasiswa Ekonomi
Dan Bisnis, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013.“Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perbankan.”Pada skripsi tersebut penulis mendapatkan
hasil bahwa dewan direksi, komisaris independen dan kepemilikan
manajerial yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja
perbankan.Sedangkan variable independen lainnya tidak berpengaruh pada
kinerja perbankan.21
Skripsi berikutnya ditulis oleh Danang Febrianto, Mahasiswa
Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013. “Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Yang Terdapat Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2012).” Pada skripsi tersebut penulis mendapatkan
hasil bahwa pengaruh Good Corporate Governance dalam hal Dewan
Komisaris Independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaann.22
Skripsi berikutnya ditulisoleh Iis Suryani. Mahasiswa Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Tahun 2014, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.Pengaruh Pelayanan Frontliner Terhadap
Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri cabang Ciputat. Hasil
21
Nur Hasanah, “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013). 22
Danang Febrianto, “Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
2012),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013).
16
kesimpulannya adalah bahwa factor pelayanan Frontliner yang
berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah adalah Tangible,
Reliability, Responsiveness, Assurance maupun Empathy. Karena itu
pelayanan yang baik menjadi penting dalam operasi suatu perusahaan guna
meningkatkan kepuasan pelanggan, sedangkan kepuasan pelanggan adalah
tingkat perasaan eseorang setelah membandingkan hasil atau kerja yang
dia rasakan dibanding dengan harapannya.23
Jaelani (2008) tentang pengaruh kualitas pelayanan dan social
marketing lembaga amil zakat (LAZ) terhadap keputusan berzakat muzakki
(studi kasus pada rumah zakat Indonesia). Metode yang digunakan adalah
analisis regresi berganda. Hasil dari kesimpulannya adalah kualitas
pelayanan zakat dan social marketing secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berzakat dan muzakki di
LAZ Rumah Zakat Indonesia (RZI). Kualitas pelayanan dibagi kepada
beberapa indicator, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa secara akurat
dan terpercaya (Reliability), kebijakan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepatdan responsive kepada muzakki (responsivernerss),
kepercayaan, pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan
melaraskan tugas secara spontan sehingga menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan muzakki (assurance), memberikan pelatihan yang bersifat
individual kepada muzakki dan berupaya untuk memahami keinginan
muzakki (emphaty), dan penampilan kemampuan sarana dan prasarana
23
Iis Suryani, “ Pengaruh Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan Nasabah Bank
Syariah Mandiri Cabang Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
17
fisik (tangible). Social marketing yang merupakan salah satu dari bagian
manajemen pemasaran diwakili oleh program dan produktif zakat yang
variatif, inovasi dan perbaikan produk, harga yang efisien, kantor dan
konter RZI, layanan jemput zakat, layanan dengan menggunakan
tekhnologi modern, promosi melalui media, dan promosi melalui website.24
Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari
penelitian sebelumnya.Penelitian kali ini menggabarkan Sistem Pelayanan
Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor (BAZNAS) Pada Perspektif Good
Corporate Governance.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun rincian
pembahasannya adalah sebagai berikut:
Bab I (PENDAHULUAN) Dalam bab ini berisi latar belakang
masalah,batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat pelnelitian,
metodologi penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
Bab II (TINJAUAN TEOTITIS) Bab ini berisi tentang sistem
pelayanan (pengertian sistem pelayanan, unsur-unsur sistem pelayanan dan
ciri-ciri pelayanan yang baik) Good Corporate Governance (pengertian Good
Corporate Governance, prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance,
dan tujuan serta manfaat Good Corporate Governance).
24
Jaelani, A. “Pengaruh Kualitas Layanan dan Sosial Marketing Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Terhadap Keputusan Berzakat Muzakki (Studi Kasus Rumah Zakat Indonesia),” (Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Indonesia, 2008 )
18
Bab III (GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
KOTA BOGOR) Bab ini berisi tentang Profil Baznas Kota Bogor, Visi dan
Misi Baznas Kota Bogor. Struktur Organisasi Baznas Kota Bogor,Program
Penghimpunan Baznas Kota Bogor dan Program Pendistribusian Baznas Kota
Bogor.
Bab IV (TEMUAN DAN ANALISIS) Bab ini berisi tentang hasil
penelitian mengenai analisis sistem pelayanan Baznas Kota Bogor dalam
perspektif Good Corporate Governance yang terdiri dari perumusan lima
prinsip dasar Good Corporate Governance.
Bab V (PENUTUP) Membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dan memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan
yang dibahas untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.
18
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Sistem Pelayanan
1. Pengertian Sistem Pelayanan
Secara etimologi sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan
bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Kata sistem juga
banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan dalam banyak
hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah
sekumpulan benda yang memiliki hubungan diantara mereka.1
Jadi sistem adalah suatu elemen - elemen atau komponen yang
saling berhubungan secara tertur dan merupakan suatu keseluruhan.2
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan
menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.3
Sedangkan secara terminologi sistem menurut Gordon B. Dafis
dalam bukunya Kerangka Dasar Informasi Manajemen mendefinisikan
1 http://tyomulyawan.wordpress.com/sistem-dan-informasi/ diakses pada hari Rabu
tanggal 26 Juli 2017 pada pukul 17.13 WIB 2 Tatang M Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada2001), cet. Ke-7, h. 15 3 Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, (Jakarta :
Erlangga, 1991)
19
sistem adalah bagian-bagian yang saling berkaitan yang saling
beroprasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud.4
Pelayanan dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan hal
pemberian kepuasaan terhadap pelanggan, pelayanan dengan mutu
yang baik dapat memberikan kepuasaan yang baik pula bagi
pelanggannya, sehingga pelanggan dapat lebih merasa diperhatikan
akan keberadaanya oleh pihak perusahaan.
Tentang pengertian pelayanan para ahli mengemukakan
pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Diantaranya para ahli
yang mengemukakan pendapat pelayanan yaitu sebagai berikut:
a. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah:
Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
yang langsung diterima. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang
lain dan masing-masing memperoleh keuntungan yang
diharapkan.5
b. Menurut Philip Kottler pelayanan dapat diartikan sebagai:
Suatu aktivitas yang bermanfaat atau yanag diberikan
oleh satu atau beberapa pihak kepada pihak lain untuk dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada dasarnya
bersifat berwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan
apapun kepada yang menerimanya.6
4 Gordon B. Dafis, Kerangka Dasar Sistem informasi manajemen, (Yogyakarta: PPM,
1999), cet. Ke-1, h. 108 5 AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara 2000),
cet. Ke-4, h. 17 6 Phillip Kottler, Marketing Manajemen:Analisis Planning, Implementation and Control,
Eigth Edition, New Jersey, Alih Bahasa Herujati Purwoko (Prentice Hal, 1994), h. 445
20
c. Pelayanan menurut Atep Adya Brata adalah:
Segala usaha penyediaan fasilitas dalam rangka
mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau pelanggan
sebelum atau sesudah terjadinya transaksi.7
d. Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci di berikan Gronross
seperti yang dikutip Ratminto dan Atik Septi Winarsih adalah:
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas
yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
yang dimaksudnkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan.8
Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa sistem
pelayanan adalah prosedur atau tatacara untuk memberikan pelayanan
kepada pelanggan yang melibatkan seluruh fasilitas fisik yang dimiliki dan
SDM yang ada. Sistem pelayanan ini harus konsisten dengan paket
pelayanan. Dirancang secara sederhana agar tidak membingungkan
pelanggan.
2. Unsur-unsur Sistem Pelayanan
Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus
memahami teori tentang sistem yang akan memudahkan dalam
memecahkan persoalan yang ada didalam sistem. Sistem tersebut
terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem antarayang satu
dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
7 Atep Adya Brata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo kelompok Gramedia, 2003), h. 22 8 Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pengembangan: Model Konseptual,
Penerapan CitizenCharacter dan Standar Pelayanan Minimal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), cet. Ke-1, h. 3
21
Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk adri
subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian
tersebutterdiri dari input, proses, output, umpan balik dan lingkungan
yang semuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.9
Unsur-unsur yang mendukung sebuah sistem secara umum
adalah masukan (input),pengelolaan (proses) dan keluaran (output).
Disamping itu suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya.
Maka umpan balik (feedback) dapat berasal dari output tetapi dapat
juga berasal dari lingkungan sekitarnya, yaitu:10
a. Input (masukan)
Input adalah proses dimana segala macam data atau
bahan yang dibutuhkan dikemukakan, kemudian data-data yang
terkumpul mengalami sebab proses untuk dapat menghasilkan
output (keluaran) sistem yang dimaksud.
b. Proses (proses)
Proses adalah dimana segala macam kegiatan dikelola atau
dijalankan sesuai dengan tujuan tertentu atau Suatu kegiatan
yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk
menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem pelayanan
tersebut. salah satu contohnya adalah proses pelatihan, agar
suatu proses dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya
9Jogiyanto HM, .Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. (Yogyakarta:Andi, 2005) 10
Wahyudi Kuncoro Dan Subando Agus M, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta:
UGM Press, 2006), Cet. Ke-4 H. 9
22
sistem media baim tulisan maupun lisan. Ataupun metode yang
digunakan dalam sebuah proses pelatihan dan materi pelatihan
yang digunakan untuk diproses agar sesuai dengan tujuan.
c. Output (hasil)
Output adalah hasil dari input dan proses yang telah
dilakukan apakah sesuai dengan tujuan atau tujuan dari
terbentuknya sistem. Hasil berupa layanan lembaga yang
berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Dari keluaran tersebut mengalami
proses timbal balik (feedback) dan dapat dijadikan ebagai
evaluasi mendatang yang merupakan dari input selanjutnya.
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki unsur-
unsur didalamnya.
3. Ciri-ciri pelayanan terbaik
Menurut kamsir, ciri-ciri pelayanan terbaik adalah sebagai berikut:11
a. Ketersediaannya karyawan yang baik
Kenyamanan muzakki sangat tergantung dari karyawan
yang melayaninya, karyawan harus ramah, sopan dan menarik,
disamping itu karyawan harus tetap tanggap, pandai berbicara,
menyenangkan, serta pintar, karyawan harus mampu memikat
dan mengambil hati muzakki, sehingga muzakki tertarik.
11
Kamsir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), H. 186
23
Demikian juga dengan kerja karyawan harus rapi, cepat dan
cekatan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Pada dasarnya muzakki ingin dilayani secara prima. Untuk
melayani muzakki salah satu hal yang paling penting
diperhatikan disamping kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan.
Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti ruang tunggu dan
ruang untuk menerima tamu harus dilengkapi dengan fasilitas
sehingga membuat muzakki merasa nyaman dan betah berana di
lembaga tersebut.
c. Bertanggung jawab kepada setiap muzakki
Karyawan harus bertanggung jawab kepada muzakki sejak
awal hingga selesai. Artinya dalam menjalankan kegiatan
pelayanan, karyawan harus bisa melayani dari awal sampai
selesai, muzakki akan merasa puas jika karyawan bertanggung
jawab terhadap pelayanan yang diinginkan. Jika terjadi sesuatu
maka karyawan yangdari awal melayani masalah tersebut secara
segera mengambil alih tanggung jawabnya.
d. Mampu melayani secara tepat dan cepat
Mampu melayani dengan tepat dan cepat artinya dalam
melayani muzakki diharapkan karyawan harus melakukannya
dengan prosedur.layanana yang diberikan sesuai dengan jadwal
24
untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam
arti pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar
perusahaandan keinginan muzakki.
e. Mampu berkomunikasi
Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu
berbicara kepada muzakki. Karyawan juga harus dengan cepat
memahami keinginan jamaah, selain itu karyawan harus
berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti,
jangan menggunakan istilah yang sulit dimengerti.
f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
Untuk menjadi karyawan yang khususnya melayani
muzakki harus memiliki pengetahuan dan kemampuan. Karena
tugas karyawan selalu berhubungan dengan manysia, karyawan
perlu dididik khususnya mengenai kemampuan dan pengetahuan
untuk menghadapi masalah muzakki atau kemampuan dalam
bekerja. Kemampuan dalam bekerja akan mampu proses
pekerjaan sesuai dengan waktu yang diinginkan.
g. Berusaha memahami kebutuhan muzakki
Berusaha memahami kebutuhan muzakki itu artinya
karyawan harus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh
jamaah. Karyawan yang lamban akan membuat muzakki lari,
usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan
muzakki secara cepat.
25
h. Mampu memberikan kepercayaan kepada muzakki
Kepercayaan muzakki kepada perusahaan mutlak
diperlukan, sehingga muzakki mau menjadi muzakki tetap
perusahaan tersebut.
A. Good Corporate Governance
1. Pengertian Good Corporate Governance
Kata “Governance” berasal dari bahasa prancis “Gubernance”
yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan
dalam konteks kegiatan perusahaan atau jenis organisasi yang lain,
menjadi Corporate Governance. Dalam bahasa Indonesia corporate
governance diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata pemerintahan
perusahaan.12
Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu
(input, proses, output), dan seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pihak yang berkepentingan (stakeholder) tertama
dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris
dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good
Corporate Governance dimasukan untuk mengatur hubungan-
hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang
12
Siswanto Sutojo, E John Aldridge, Good Corporate Governance Tata Kelola
Perusahaan Yang Sehat, (Jakarta: PT. Damar Mulia Pustak, 2008), Cet Ke-2, h. 1
26
signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa
kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.13
Terdapat beberapa pengertian berkaitan dengan GCG.
Diantaranya adalah:
a. Menurut Forum For Corporate Governance In Indonesia
(FCGI), di kutipdari I Nyoman Tjager dkk mendefinisikan
Corporate Governance adalah:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengandalkan perusahaan. Tujan Corporate Governance adalah
untuk menciptakan hubungan nilai tambah bagi semua pihak
yang berkepentingan (Stakeholder).14
b. Pengertian lain menurut Imam S. tunggal dan Amin W.
Tunggal Corporate Governanceyaitu :
System dan struktur yang baik untuk mengelola
perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegangsaham
(stakeholdervalue) serta mengakomodasi sebagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan seperti kreditur,
pemasokatau supplier, asosiasiusaha, konsumen, pekerja,
pemerintahan dan masyarakat luas.15
c. Istilah Good Corporate Governance pertama kali diperkenalkan
oleh Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporan yang
dikenal dengan Cadbury Report. Laporan ini menandakan pula
13
Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya, (Bandung: PT. Alfabeta, 2008), Cet Ke-1, h.36 14
Tjager, I Nyoman, Humprey R. DjimatdanBambangSoembono, Corporate Governance,
(Jakarta: PT. Prenhalindo, 2003), h. 206 15
Imam S. Tunggaldan Amin W. Tunggal, ManajemenCorporate Governance, (Jakarta:
PT. Prenhalindo, 2002), h. 2
27
sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik Corporate
Governancedi seluruh dunia. Dalam Cadbury Report yang
dimaksud dengan Corporate Governance adalah:
Suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi. Corporate governance merupakan
seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para
pemegang saham, manager, kreditor, pemerintah, karyawan dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun
eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab
mereka.16
d. Organization Of Economic Cooperatin Development (OECD)
mendefinisikan Corporate Governance sebagai:
Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen
perusahaan, board, pemegang saham dan pihak lain yang
mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate
Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk
mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate
Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi
board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan
kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus
memfasilitasi pengawasan yang efektif dan efisien sehingga
mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih
efisien.17
e. Menurut Price Waterhouse Coopers seperti yang dikutip Indra
Surya dan Ivan Yustiavadana adalah:
Corporate Governance terkait dengan pengambilan
keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi,
nilai-nilai, sistem, berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan
struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang
menguntungkan, efisien dan efektif dalam mengelola resiko dan
16
Mas Achmad Daniri, Lead By GCG, (Jakarta: Gagas Bisnis Indonesia, 2014), Cet. Ke-1,
h. 7 17
Indra Surya dan Ivan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: PT. Kencana, 2006),
Cet Ke-1, h. 25
28
bertanggung jawab dengan memerhatikan kepentingan
stakeholder.18
Good Corporate Governance merupakan tata kelola
perusahaan yang sehat. Good Corporate Governance secara singkat
dapat diartikan sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value
added) bagi para pemangku kepentingan (stakeholder).19
Jika pelaksanaan good corporate governance tersebut dapat
berjalan dengan efektif dan efisien, maka seluruh proses aktivasi
perusahaan akan berjalan dengan baik, sehingga hal-hal yang berkaitan
dengan kinerja perusahaan baik yang kinerjanya financial maupun non
financial akan juga turut membaik.20
Adapun menurut M. Fachri Husein, Good Corporate
Governance dalam suatu organisasi pengelola zakat adalah suatu hal
penting bagi pembayar zakat (yang sesungguhnya pemilik dari BAZ
atau LAZ) meyakini bahwa zakat mereka yang dibayarkan digunakan
secara efisien untuk kepentingan terbaik mereka.21
Good Corporate Governance tidak lain adalah permasalahan
mengenai proses pengelolaan perusahaan secara konseptual
menyangkut diaplikasikannya prinsip-prinsip Fairness, Transparancy,
18
Indra Surya dan Ivan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha..............................., h. 26 19
M. Arif Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi,
(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 2 20
Borwn, Lawrence, And J., Caylor, CorporateGovernance and Firm Performace, Boston
Acaounting Reserch Colloquium 15th, Desember, 2004 21
Fachri Husein, “Menata Ulang Sistem Zakat”, Jurnal Ekonomi Islam, http://
jurnalekis.blogspot. com/ 2012/04 menata-ualang-sistem-zakat. Htm, diposting bulan April
2012diaksespadatanggal 27 oktober 2016 padapukul 11.53
29
Accountability dan Responsibility, terutama ditunjukan kepada
perusahaan-perusahaan public, Badah Usaha Milik Negara (BUMN),
perusahaan-perusahaan yang menggunakan dan publik dan ikut dalam
pengelolaan dana public. 22
Menurut Stijn Claesens yang dikutip Indra Surya dan Ivan
Yustiavadana menyatakan bahwa, pengertian tentang corporate
governancedapat dimasukan dalam dua katagori, yaitu:23
a. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola prilaku
perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur
pembiayaan, perlakuan pada stakeholder.
b. Kategori kedua, lebih kepada melihat kerangka secara normatif,
yaitusegala ketentuan hukum baik yang berawal dari sistem
hukum, sistem peradilan, pasar keuangan dan sebagainya yang
mempengaruhiperilaku perusahaan.
Good Corporate Governance yang penulis maksud disini yaitu
persepsi muzakki tentang pengelolaan organisasi secara konseptuan
mencangkup diaplikasikannya prinsip-prinsip transparancy,
accountability, independence, fairness dan responsibility, tepatnya
pada BAZNAS Kota Bogor.
22
Siswanto Sutojo Dan E. John Aldridge, Good Corporate Governance Tata Kelola
Perusahaan Yang Sehat, (Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2005), Cet. Ke-1, h. 13 23
Indra Surya Dan Ivan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingkan Hak-Hak Istimewademi Kalangan Usaha, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi
Pertama, Cet. Ke-2, h. 26
30
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
a. Prinsip Good Corporate Governance Menurut Moh. Wahyudin
Zarkasyi
Setiap perusahaan atau lembaga badan hukum harus
memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG dapat diterapkan dalam setiap
aspek bisnis disemua jajaran perusahaan, agar mampu mencapai
kinerja yang bekesinambungan dan bersaing ecara global. Diantara
prinsip-prinsip GCG yang dikemukakan oleh Moh. Wahyudin
Zarkasyi diantaranya adalah:24
1) Transparancy (Keterbukaan)
Prinsip dasar transparansi yakni untuk menjaga
obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapakan
tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepemntingan lainnya. Adapun indikatornya adalah sebagai
berikut:25
24
Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya, (Bandung: PT. Alfabeta, 2008), Cet Ke-1, h.38 25
Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya......................,h. 39
31
a) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat
waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan
serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan haknya.
b) Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetap tidak
terbatas pada visi, misi sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan konpensasi
pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham
oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta
anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan
lainnya yang memiliki benturan kepentingan, sistem
manajemen resiko, sistem pengawasan dan pengendalian
internal, sistem dam pelaksanaan GCG serta tingkatan
kepatuhannya dan kejadian penting yang dapat
pempengaruhi kondisi perusahaan.
c) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak
mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan
kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
d) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proposional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
Penerapan prinsip transparan akan lebih memudahkan
pengawasan bagi tindakan-tindakan yang diambil oleh para
32
anggota direksi dan komisaris. Dengan demikian, perusahaan
terikat kewajiban untuk memberikan data dan informasi yang
berkaitan dengan kinerjanya selama ini. Transparansi ini tidak
hanya mengenai laporan keuangan yang sudah merupakan suatu
hal yang biasa, melainkan juga termasuk informasi mengenai
manajemen perusahaan dan berbagai transaksi bisnis yang telah
dilakukan oleh perusahaan tersebut selama ini.26
Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan
harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat
waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat
mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya
yang baterial dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan
secara akurat dan tepat waktu. Selain itu, para infestor harus
dapat mengakses informasi penting perusahaan secara mudah
pada saat diperlukan.27
2) Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip dasar akuntabilitas yakni perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara trasnparan dan
wajar. Untuk itu perusaan harus dikelola secara benar, terukur dan
26
Surya Dan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate GovernanceMengesampingkan
Hak-Hak Istimewademi Kalangan Usaha, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi Pertama, Cet. Ke-
2,h. 75 27
Mas Achmad Daniri, Lead By GCG, (Jakarta: Gagas Bisnis Indonesia, 2014), Cet. Ke-1,
11
33
sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesimnambungan. Adapun
indikatornya adalah sebagai berikut:28
a) Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung
jawab masing-masing organ perusahaan dan semua
karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, sasaran
usaha dan strategi perusahaan.
b) Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan
dan semua karaaawan mempunyai kompetensi sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan peranan dalam pelaksanaan
GCG.
c) Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian
internal yang efektif dalam mengelola perusahaan.
d) Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua
jajaran perusahaan yang konsisten dengan nilai-nilai
perusahaan, sasaran utama dan strategi perusahaan serta
memiliki sistem pengahargaan dan sanki (reward and
punishment sistem).
e) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap
organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang
28
Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya,(Bandung: PT. Alfabeta, 2008), Cet Ke-1,h.39
34
pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct)
yang telah disepakati.
Prinsip akuntabilitas juga berkaitan erat dengan prinsip
transparansi, karena dengan prinsip akuntabilitas, segala
informasi material yang telah diberikan dapat diolah sedemikian
rupa sehingga didapatkan bahan uang komprehensif dalam
melakukan pengawasan terhadap kinerja suatu perusahaan.29
3) Responsibility (Tanggung Jawab)
Prinsip dasar responsibiliti yakni perusahaan harus
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dilingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate governance.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:30
a) Organ perusahaan harus berpegang teguh pada prinsip-
prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan
peraturan perusahaan (bylaws).
b) Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial
dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan
29
Surya Dan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate GovernanceMengesampingkan
Hak-Hak Istimewademi Kalangan Usaha, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi Pertama, Cet. Ke-2,
h. 68 30
Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya, (Bandung: PT. Alfabeta, 2008), Cet Ke-1, h40
35
kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan
dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang
memadai.
Prinsip tanggung jawab ini juga berhubungan dengan
kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua peraturan dan
hukum yang berlaku, termasuk juga prinsip-prinsip yang
mengatur tentang penyusunan dan pencapaian laporan keuangan
perusahaan. Setiap peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku
tentu akan diikuti dengan sabgsi yang jelas dan tegas. Oleh
karena itu kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku akan
dapat menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum
sebagaimana diatur dalam perlakuan terkait dan juga sanksi
moral dari masyarakat.31
4) Independency (Kemandirian)
Kemandirian merupakan prinsip penting dalam penerapan
Good Corporate Governance di Indonesia. Kemandirian adalah
suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
31
Azhar Maksum, “Tinjauan atas Good Corporate Governance di Indonesia”, (Medan:
Gelanggang Mahasiswa , Kampus USU, 17 Desember 2005), h. 13
36
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.32
Prinsip dasar independensi yakni untuk melancarkan
pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak
saling mendominasi dan tidak dapat diinterpensi oleh pihak lain.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:33
a) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari
terjadinya donimasi oleh pihak lain, tidak terpengaruh oleh
kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepenetingan dan
dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
b) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan
fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan
peraturan perun dang-undangan, tidak saling mendominasi
dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang
lain sehingga terwujud sistem pengendalian internal yang
efektif.
5) Fairness (Kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip dasar kesetaraan dan kewajaran yakni dalam
melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
32
Achmad Daniri, Lead By GCG, (Jakarta: Gagas Bisnis Indonesia, 2014), Cet. Ke-1, 13 33
Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya, (Bandung: PT. Alfabeta, 2008), Cet Ke-1, h. 40
37
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:34
a) Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada
pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta
membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip-
prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-
masing.
b) Perusahaan harus memberikan perlakuan setara dan wajar
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
c) Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam
penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya
secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras,
jender dan kondisi fisik.
b. Menurut SK kementrian BUMN nomor: kep. 117/M-MBU/2002
tentang penerapan praktek Good Corporate Governance
Mengingat bahwa adanya perbedaan kerangka hukum dasar
industri bisnis ataupun karakteristik suatu perusahaan maka sebagai
pihak perusahaan berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance sesuai denga kondisi perusahaannya.
34
Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Perbankan Dan Jasa Keuangan Lainnya, (Bandung: PT. Alfabeta, 2008), Cet Ke-1, h. 41
38
Menurut SK kementrian BUMN nomor: kep. 117/M-MBU/2002
tentang penerapan praktek Good Corporate Governancediutarakan
bahwa prinsip Good Corporate Governace meliputi: 35
1) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukaan
informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.
2) Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau
tekanan dari pihak manapun yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
3) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelola perusahaan
terlaksana secara efektif.
4) Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian didalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip koorporasi yang sehat.
5) Kewajaran, yaitu keadilan kesetaraan didalam memenuhi hak-
hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip Good Corporate Governancediharapkan menjadi titik
penerapan Corporate Governance. Bagi pelaku usaha dan pasar
35
M. Arif Effendi, The Power of Good Corporate GovernanceTeori dan Implementasi,
(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 4-5
39
modal, prinsip ini dapat menjadi pedoman mengolaborasikan praktek
terbaik dari peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan.36
c. Prinsip Good Corporate Governance menurut Organization Of
Economic Cooperatin Development (OECD) mencangkup lima
bidang utama, yaitu:37
1) Hak pemegang saham dan perlindungannya
2) Peran karyawan dan pihak yang berkepentingan lainnya.
3) Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi
hubungan dengan struktur dan operasi korporasi.
4) Tanggung jawab dewan (direksi dan komisaris) terhadap
perusahaan.
5) Pemegang saham dan pihak berkepentingan lainnya.
3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Tujuan dari adanya Good Corporate Governancemenurut
Siswanto Sutojo adalah sebagai berikut: 38
a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham
b. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the
stakeholder non pemegam saham
c. Meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham
36
Sedamayanti, Good Corporate Governance (Kepemerintahan Yang Baik) .Dan Good
Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik), (Bandung: Mandar Maju, 2007),
Cet. Ke-1, h. 56 37
Sedamayanti, Good Corporate Governance (Kepemerintahan Yang Baik)...., h. 56-57 38
Siswanto, Sutojo dan E. Jhon Aldrige, GCG (Tata Kelola Perusahaan yang Sehat),
(Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2005), Cet. Ke-1, h. 88
40
d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus
atau Board of Direktors dan manajemen perusahaan
e. Meningkatkan suatu hubungan dewan pengurus dengan
manajemen senior perusahaan
Secara umum, penerapan GCG secara kongkret ini memiliki tujuan
terhadap perusahaan sebagai berikut:39
a. Memudahkan akses terhdap infestasi deomestik maupun
asing.
b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam
meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan.
d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder
terhadap perusahaan.
e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Sedangkan manfaat penerapan Good Corporate Governancemenurut
Imam S. Tunggal dan Amin W. Tunggal, diantaranya sebagai berikut:40
a. Perbaikan dalam komunikasi
b. Minimalisasi potensi benturan
c. Fokus pada strategi-strategi utama
d. Peningkatan dalam produktivitas dan
e. Promosi citra coorporate
39
Surya dan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate GovernanceMengesampingkan
Hak-Hak Istimewademi Kalangan Usaha, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi Pertama, Cet. Ke-
2h.68 40
Imam S. Tunggal dan Amin W. Tunggal, Membangun Corporate Governance. (Jakarta:
PT. Prenhalindo, 2002), h. 2
41
f. Peningkatan kepuasan pelanggan
g. Perolehan kepercayaan investor
h. Mengukur target kinerja manajemen perusahaan.
Dengan Corporate Governance yang baik, keputusan-
keputusan penting perusahaan ataulembaga zakat tidak lagi hanya
ditetapkan oleh satu pihak yang dominan, tetapi akan ditetapkan
setelah mendapat masukan dan engan mempertimbangkan
kepentingan sebagai pihak yang berkepentingan (stakeholder). Selain
itu, Corporate Governanceyang baik dapat mendorong pengelolaan
organisasi yang lebih demokratis (karena melibatkan partisipasi
banyak kepentingan), lebil accountabel (karena ada sistem yang
meminta pertanggung jawaban atas semua tindakan), dan lebin
transparan serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahann
dapet memberi manfaat untuk jangka panjang. Semua hal itu
tercermin dengan adanya penerapan prinsip-prinsip GCG yang baik.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)
KOTA BOGOR
A. Sejarah Baznas Kota Bogor
BAZNAS menurut UU No. 23 Tahun 2011 merupakan lembaga
pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab
kepada presiden melalui mentri serta berwenang untuk melakukan
pengelolaan zakat secara nasional. Badan amil zakat (BAZ) kota bogor telah
didirikan pada tahun 1981 oleh Pemerintahan Daerah Kota Bogor yang
berkedudukan dibawah Sekertaris Daerah Kota Bogor dan diketuai langsung
oleh Sekertaris Daerah Kota Bogor dengan pengurusnya adalah pegawai
Pemerintah Daerah Kota Bogor. Pada awalnya pembentukan lembaga ini
memiliki pokok program penyaluran dana zakat infaq shadaqah (ZIS)
sehingga pada awalnya bernama Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah
(BAZIS) Kota Bogor. Kebijakan serta pokok program penyaluran dana
zakat, infaq dan shadaqah lebih difokuskan pada fakir miskin dan sabilillah,
dengan objek zakat yang paling utama adalah zakat fitrah yang biasa
dikeluarkan oleh umat islam hanya pada bulan ramadhan saja. Kebijakan
program kerja badan amil zakat berdasarkan pada keputusan bersama mentri
44
dalam negeri dan departemen agama nomor 29 tahun 1991 tentang
pembinaan badan amil zakat infaq dan shadaqah.1
Namun sejak diberlakukannya undang-undang nomor 38 tahun 1999
tentang pengelolaan zakat, nama BAZIS Kota Bogor diubah menjadi BAZ
Kota Bogor, sebagai lembaga yang berkedudukan semi independen yang
tidak diketuai langsung oleh sekertaris daerah Kota Bogor melainkan
pengurus BAZ yang diajukan oleh kepala kantor Departemen Agama Kota
Bogor kepada Walikota Bogor dengan masa bakti selama 3 tahun.2
BAZ Kota Bogor merupakan badan hukum yang operasionalnya
diatur oleh undang-undang yang mencangkup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan tugas pokok
mengumpulkan dan mendayagunakan serta mendistribusikan dana zakat
infaq dan shadaqah umat islam di kota bogor. Sebagai lembaga publik yang
tidak berorientasi pada keuntungan (non profit organization) BAZ Kota
Bogor memerankan 2 peranan penting yaitu sebagai lembaga pengelola
dana zakat, infaq dan shadaqah dari umat islam yang ada di kota bogor dan
sekaligus ebagai lembaga swadaya masyarakat (lsm) yang memiliki fungsi
memberdayakan dan mensejahterakan umat. Seiring perubahan waktu dan
perkembangan zaman, baz kota bogor terus berupaya membenahi diri
dengan memperbaharui setiap program yang ada, sehingga pada akhirnya
nanti baz kota bogor menjadi lembaga pengelola zakat infaq shadaqah
1 http.//baznaskotabogor.or.id/profil/sejarah-baz diakses pada tanggal 14 oktober 2016
pada pukul 09.59
2 Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Staff Marketing BAZNAS Kota
Bogor pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 13.56 WIB
45
pilihan masyarakat, yang dipercaya umat dalam mnyalurkan dana zakatinfaq
dan shadaqah.3
Seiring perubahan waktu, BAZ Kota Bogor terus berupaya untuk
menjadi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang lebih baik. Sehingga hal
tersebut terbukti dengan prestasi-prestasi yang berhasil diraih BAZ Kota
Bogor, salah satunya yaitu terpilih menjadi salah satu BAZ kabupaten/kota
terbaik tingkat Nasional untuk kategori kreativitas progam pendayagunaan
versi BAZNAS pada tahun 2009. Selain itu BAZ Kota Bogor juga berhasil
menghimpun dana ZIS yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sejak berlakunya undang-undang Nomor 23 tahun 2011, nama BAZ
Kota Bogor diubah menjadi BAZNAS Kota Bogor. Lauanan yang
ditawarkan di BAZNAS Kota Bogor diantaranya adalah jemput zakat,
konsultasi zakat, kalkulator zakat, dan pembayaran zakat dengan
menggunakan tekhnologi (transfer, credit card, dan m-banking). Selanjutnya
untuk program penyaluran zakat, BAZNAS Kota Bogor menyediakan
program Bogor Sehat, Bogor Cerdas, Bogor Peduli, Bogor Kreatif, dan
Bogor Berdakwah. Lokasi BAZNAS Kota Bogor juga sangat strategis, yaitu
tepat disebelah Masjid Raya Kota Bogor, sehingga sangat mudah bagi
muzakki untuk menemukan BAZNAS Kota Bogor.4
Dalam perkembangan zakat BAZNAS Kota Bogor memproyeksikan
tahun 2020 Bogor sebagai Kota Zakat. Hal ini mulai dirasakan dengan
3 wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Staff Marketing BAZNAS Kota
Bogor pada hari selasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 13.58 WIB
4 wawancara langsung dengan Widya Wuri H selaku staff marketing BAZNAS Kota
Bogor pada hari selasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.00 WIB
46
peningkatan jumlah zakat dari tahun ke tahun. Dalam konteks indonesia,
munculnya Badan Amil Zakat (BAZ) yang diinisiasi pemerintah untuk
menggerakkan budaya zakat dan infak setelah terbukti mampu
menyelesaikan beberapa persoalan umat islam ditanah air. Bahkan mampu
berkontribusi dalam membantu umat islam di Negara lain yang tertimpa
bencana maupun tragedi kemanusiaan. Respon masyarakatpun sangat baik
untuk perkembangan BAZNAS Kota Bogor, karena banyak masyarakat
dhuafa yang telah terbantu dengan adanya program-program pada BAZNAS
Kota Bogor program kesehatan, program ekonomi, program pendidikan,
program kemanusiaan dan program dakwah.5
B. Visi dan Misi
1. Visi
“Menjadi Baznas terbaik dalam mewujudkan Kota Zakat .”6
Visi ini menegaskan bahwa:
Baznas kota bogor diharapkan mampu menjadi contoh terbaik
bagi Baznas Kota/ Kabupaten/ Profinsi lain, dimana Baznas Kota
Bogor mampu menjadi leading sector dalam mewujudkan Kota
Zakat.7
Kota Zakat yang dimaksud adalah Kota yang telah menempatkan
Zakat sebagai instrumen strategis dalam pembangunan dan perputaran
5 wawancara langsung dengan Widya Wuri H selaku staff marketing BAZNAS Kota
Bogor pada hari selasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.00 WIB 6Zakat UntukSinergiUmat, BadanAmil Zakat (BAZNAS) Kota Bogor, h. 3
7Zakat Umtuk Sinergi Umat,......................, h.3
47
ekonomi masyarakat yang berdampak pada program pengentasan
kemiskinan, pengembangan SDM dan kesejahteraan masyarakat
sehingga mengantarkan pada keberkahan sebuah kota.8
2. Misi
a) Meningkatkan kepercayaan dan penerimaan zakat.
b) Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq
dan shadaqah yang memberi efek ganda bagi peningkatan
martabat mustahiq menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
c) Mensinergikan stakeholder zakat di Kota Bogor.
d) Mendorong lahirnya regulasi zakat yang lebih menguatkan
perzakatan di Kota Bogor.9
C. Strategi
1. Menggencarkan dakwah yang membangkitkan kesadaran berzakat,
berinfaq, bershadaqah dan berwakaf.
2. Menggalang dukungan pemerintah, kalangan dunia usaha dan kaum
profesional untuk mengoprtimalkan penarikan zakat, infaq dan
shadaqah.
3. Mendata potensi muzakki dan membina para muzakki melalui berbagai
forum.
4. Menciptakan hubungan kemitraan dengan berbagai lembaga sosial islam
dalam mengoptimalkan pendayagunaan dan zakat, infaq dan shadaqah.
8Zakat Untuk Sinergi Uma,................................., h.3
9Zakat Untuk Sinergi Umat,................................., h.3
48
5. Mensosialisasikan setiap langkah baz dengan memanfaatkan berbagai
media publikasi.
6. Membentuk jaringan relawan penggerak kesadaran berzakat, berinfaq
dan bershadaqah dari kalangan generasi muda islam.
7. Meningkatkan kapabilitas amilin melalui pendidikan dan pelatihan.10
D. Nilai Baznas
Dalam seluruh aktivitasnya Baznas Kota Bogor memegang nilai-
nilai: Taqwa, Humanis, Profesional, Transparan, Egaliter dan Akhlakul
Karimah.11
1. Takwa : semua hal yang dilakukan Baznas Kota Bogor dan
amilnya adalah dalam rangka mengabdi kepada Allah dan akan
mempertanggung jawabkannya kepada Allah.
2. Humanis : menempatkan muzakki dan mustahiq sebagai mitra
yang harus mendapatkan pelayanan dengan penuh keramahan.
3. Profesional : berdedikasi menjadi profesi amilin sebagai pekerjaan
yang pertama dan utama diatas aktivitas yang lain.
4. Transparan : melayani dengan penuh keterbukaan dalam tata
kelola dan pengambilan keputusan.
5. Egaliter : mengembangkan hubungan internal yang setara
dibangun atas kesadaran bahwa seluruh bagian penting bagi
pelayanan muzakki dan mustahiq.
10
http://bazkotabogor.or.id/profil/visi-misi diaksespadatanggal 14 Oktober 2016
padapukul 10.10 11 RKAT Baznas Kota Bogor
49
6. Akhlakul Karimah : mengedepankan akhlak dalam melayani
muzakki, mustahiq dan membangun hubungan sesama.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas mengenai visi, misi
dan trategi yang menjadi harapan bagi BAZNAS Kota Bogor sehingga
dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya agar dapat menjadi
suatu badan pengelola dana umat yang dipercaya oleh masyarakat.
Karena sebuah badan amil zakat harus mempunyai visi, misi dan
strategi sehingga mempunyai tujuan yang akan dicapai.
50
E. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat
Struktur Organisasi Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Bogor
Periode 2014-2017
Tabel 3.1
Ta
Sumber : RKAT Baznas Kota Bogor
F. Program Penghimpunan BAZNAS Kota Bogor
1. Kampanye Media
Tahun 2009, BAZNAS Kota Bogor mulai menggagas
sejumlah kerjasama dengan beberapa media massa di lokal Kota
51
Bogor baik cetak maupun elektronik. Kerjasama pertama dilakukan
dengan Harian Radar Bogor. Kerjasama ini meliputi akses kemudahan
liputan untuk berbagai kegiatan BAZNAS Kota Bogor, iklan harian
ajakan berzakat dan laporan bulanan BAZNAS Kota Bogor satu
halaman di Harian Radar Bogor. Selain itu bagian dari kampanye ZIS,
laporan bulanan juga menjadai bagian dari upaya untuk menunjukan
akuntabilitas BAZNAS Kota Bogor dimata masyarakat.
Upaya serupa ditempuh dengan menyampaikan ajakan berzakat
melalui iklan layanan masyarakat di beberapa radio. Radio-radio
tersebut adalah Radio Lesmana FM, Pro2 RRI Bogor, Sipatahunan dan
Nagaswara FM. Khusus Lesmana FM ada program rutin yang di gagas
BAZNAS Kota Bogor sebulan sekali dalam bentuk Talkshow program.
Aktivitas kampanye di berbagai media massa di perkuat dengan
penerbitan media internal, majalah Riz-Q yang terbit satu bulan sekali.
Media internal lain yang juga dikuatkan adalah isi dan up dating dana
zis yang terhimpun melalui website BAZNAS Kota Bogor.
2. Kampanye Program Aktivitas
Fokus kampanye di media massa, tidak mengurangi strategi dan
langkah kampanye secara langsung di tengah masyarakat. Dengan
menggandeng MUI Kota Bogor, BAZNAS Kota bogor berupaya
menyisipkan pesan-pesan tentang zakat melalui medium khutbah
jumat atau acara-acara keagamaan. Diluar itu, setiap tahun BAZNAS
Kota Bogor menggelar event besar yang berhubungan langsung
52
dengan masyarakat dalam kerangka penguatan semangat membayar
zakat, infaq dan shadaqah. Sebagai contoh seperti pelaksanaan tarhib
Ramadhan dengan tema “Semangat Berbagi Terhadap Sesama”,
training kubik leadership gratis bagi 1000 warga Kota Bogor dan
menggandeng lembaga DINARCoach International dengan menggelar
pelatihan “Ummat Terbaik Hidup Berkah” bagi sekitar 350 pengusaha
Kota Bogor.
3. Pembentukan UPZ Masjid
Pembentukan UPZ masjid sebagai bagian penguatan fungsi masjid
dan kapitalisasi penguatan jumlah zakat. BAZNAS Kota Bogor
memposisikan UPZ masjid sebagai mitra BAZNAS Kota Bogor dalam
mengelola dana umamat. Keberadaannya harus dioptimalkan untuk
menyelesaikan masalah ummat ditingkat lokal, terutama di lingkungan
mesjid.
4. Gebu Cinta
Langkah terbaru adalah pembentukan UPZ di tingkat sekolah yang
memiliki nama Gerakan Seribu Cinta Untuk Senyum Sesama (GEBU
CINTA). Bermula dari tanggal 4 maret 2011, di IPB Internasional
Convetion Center. Sekitar 1.500 pelajar SMP, SMA dan SMK Kota
Bogor mengucap ikrar untuk bergabung bersama dalam Gebu Cinta.
Ini adalah sebuah gerakan untuk membumikan semangat berbagi
terhadap sesama di kalangan pelajar Kota Bogor. Melalui Gebu Cinta,
pelajar Kota Bogor merancang langkah-langkah bagaimana semangatb
53
berbagi menjadi aktivitas harian pelajar Kota Bogor. Para pelajar yang
mengumpulkan donasi kepedulian di antara mereka melalui Gebu
Cinta. dan para pelajar pulalah yang kemudian menyalurkan
kepedulian para pelajar itu dengan melakukan aksi-aksi nyata
meringankan beban pelajar lain.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa fundraising
adalah pangkal dari suatu badan amil zakat karena tanpa adanya
fundraising maka tidak akan adanya kegiatan yang dilakukan pada
badan amil zakat tersebut. Pada BAZNAS Kota Bogor program
fundraising yang dilakukan antara lain: mengadakan kampanye
kampanye zakat, UPZ Masjid, UPZ Pelajar dan Gebu Cinta.
G. Program Pendistribusian BAZNAS Kota Bogor
Secara umum program BAZNAS Kota Bogor terdistribusi ke dalam
5 program utama yaitu:
1. Program Bogor Cerdas (Bidang Pendidikan)
a. Guru ngajiku
Guru ngajiku adalah aktivitas untuk memberikan
apresiasi kepada guru ngaji di Kota Bogor yang telah dengan
sepenuh hati memberikan dedikasinya untuk menebar
pengetahuan agama kepada anak-anak. Memberikan santunan
bagi guru ngaji dhuafa yang telah secara sukarela
mendedikasikan hidupnya untuk mengajarkan Al-Quran pada
warga Kota Bogor. Di tahun 2009 ada 212 guru ngaji di enam
54
kecamatanyang mendapatkan bantuan dari BAZNAS Kota
Bogor. Angka ini kemudian menurun di tahun 2010 yaitu 192
guru ngaji dan 112 guru ngaji di tahun 2011. Meskipun jumlah
guru ngaji yang mendapat bantuan mengalami penurunan, tetapi
jumlah dana yang diberikan dari tahun ketahun mengalami
peningkatan. Guru ngaji yang mendapatkan bantuan adalah guru
ngaji yang memenuhi kriteria asnaf dan sabilillah. Mereka
mengajar secara sukarela di rumah mereka tanpa meminta
bayaran yang ditetapkan dari anak didiknya.
b. Beasantri
Merupakan pemberian beasiswa bagi para santri yang
khusus berasal dari Kota Bogor. Langkah ini diharapkan untuk
memperkokoh dakwah islam di Kota Bogor dengan
menciptakan generasi Qurani.
c. Beastudi
Mempermudah akses dhuafa terhadap layanan
pendidikan adalah salah satu langkah yang diyakini akan
membuka kesempatan bagi dhuafa untuk keluar dari
kemiskinan. Rumusan ini pula yang mendorong BAZNAS Kota
Bogor melahirkan kota pendidikan.12
Dikarenakan banyak kaum
dhuafa yang terhambat penyelesaian proses pendidikannya
akibat tidak mempunyai kemampuan untuk membayar spp
12
http://bazkotabogor.or.id/program/bogor-cerdasdiaksespadatanggal 14 Oktober 2016
padapukul 10. 20
55
perbulan atau iuran pembanguna sekolah. Beasiswa ini
diberikan setiap saat apabila ada pengajuan dari orang tua siswa.
Menyertakan KTP dan SKTM/jamkesda orang tua siswa.
Kemudian BAZNAS Kota Bogor langsung membayarkan
kepada pihak sekolah dan hany mengkonfirmasi kepada orang
tua siswa bahwa biaya sudah ditangani dan dibayarkan kepada
pihak sekolah.
2. Program Bogor Sehat
Program ini memiliki tiga aktivitas utama, yaitu: Klinik Dhuafa
Ibnu Sina (KIDS), Health Emergancy Case (HEC) dan Medical
Plus.
a. Health Emergency Case (HEC)
Program Health Emergency Case(HEC) merupakan
program yang membantu pasien dhuafa untuk membayar sisa
biaya rumah sakit yang sebelumnya dibantu oleh jamkesda dan
juga bantuan pembiayaan pengobatan bagi penyakit-penyakit
yang membutuhkan penanganan spesialistik dan penyakit-
penyakit berat lainnya.13
Penyakit-penyakit yang mengancam
jiwa dan menimbulkan kecatatan bila tidak mendapatkan
penanganan segera menjadi prioritas bantuan yang diberikan
HEC.
13
http://bazkotabogor.or.id/index.php/baz/program/74753366-program-bogor-sehat.
diakses pada hari sabtu 9 Oktober 2016 pada pukul 11.30 WIB
56
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Health Emergency Case
(HEC) adalah:
1) Bantuan Pembiayaan
HEC membantu pembiayaan perawatan terhadap
perawatan selama dirumah sakit bagi pasien-pasien dhuafa
baik membantu seluruh pembiayaan maupun sebagian
biaya rumah sakit, sebagai bentuk saling menanggung
beban (taawun) terhadap musibah yang dialami. HEC juga
ikut membantu pembiayaan rawat jalan bagi pasien-pasien
dhuafa yang memiliki penyakit kronis dan membutuhkan
konsultasi rutin dokter spesialis demikian juga dengan
obat yang harus mereka konsumsi.
2) Pendampingan
Selain itu petugas HEC mendampingi pasien/keluarga
pasien dalam menjalani prosedur perawatan dan selama
perawatan di rumah sakit. Pendampingan terus diberikan
bagi pasien yang sudah di rawat sampai penyakitnya
sembuh. Pendampingan juga diberikan kepada pasien dan
keluarga dengan cara memberikan tausiyah dan motivator
agar pasien dan keluarga dapat menjalani ujian dengan
sabar dan tawakal. Bagi pasien dhuafa yang harus
mendapat pelayanan rumah sakit di luar Kota Bogor atau
pasien dhuafa yang tidak mampu memakai transportasi
57
dikarenakan kondisinya yang gawat, disediakan layanan
antar jemput dengan menggunakan ambulance gratis
KIDS.
3) Survei
Survei dilakukan bagi setiap pengaju bantuan yang
datang ke HEC. Survei terhadap calon pasien yang akan
mendapatkan bantuan dilakukan agar setiap bantuan yang
diberikan sesuai dengan sasaran yaitu asnaf.
b. Klinik Dhuafa Ibnu Sina
Merupakan layanan kesehatan reguler gratis untuk warga
dhuafa kota bogor. Selain itu, KIDS pun diarahkan sebagai
layanan kesehatan yang mudah diperoleh, terjangkau serta
dilaksanakan dengan profesional. Pelayanan kesehatan ini
dilaksanakan di 4 tempat guna mempermudah akses dhuafa
untuk berobat yaitu:
1) Pelayanan Kesehatan Dasar (Klinik Umum) yaitu KIDS
diarea Mesjid Agung Kota Bogor.
2) Pelayanan kesehatan komprehensif diarea PDAM tirta
pakuan. Pelayanan kesehatan dilaksanakan setiap hari kerja
yaitu senin s/d jumat dimulai pukul 08.00 s/d 14.00 wib.
Khusus dipoliklinik tirta pakuan kami membuka layanan
kesehatan pemeriksaan gigi gratis.
58
3) Pelayana kesehatan rujukan yaitu ambulance untuk rujukan
pasien dan pendampingan serta ambulance jenazah gratis.
4) Pelayana kesehatan keliling yaitu klinik keliling.
c. Med +
Merupakan bantuan pembiayaan bagi warga dhuafa kota
bogor sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan kesehatan reguler.
Biaya melingkupi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
medis oleh dokter spesialis untuk menindak lanjuti pemeriksaan
reguler sebelumnya.14
3. Bogor Peduli
a. Paket senyum
Paket senyum adalah satu program andalan baznas
kota bodor dalam membantu kaum dhuafa, jompo, janda tua.
Paket senyum adalah dimana baznas kota bogor membantu
orang – orang yang tidak mampu dalam membayar
kontrakan, membantu memberikan peralatan rumah tangga
serta pemberian sembako.
Untuk mendapatkan paket senyum, persyaratan yang
harus disertakan:
1) SKTM (surat keterangan tidak mampu) RW, RT atau
kelurahan
2) KTP (kartu tanda penduduk)
14
http://bazkotabogor.or.id/program/bogor-sehat diakses pada hari kamis tanggal 14
Oktober 2016 padapukul 10. 26 WIB
59
3) KK (kartu keluarga)
b. Support ibnu sabil
Program ini khusus yang membantu untuk orang yang
ingin pulang ke suatu kota dan kehabisan ongkos. Karena alasan
tertentu dalam program ini BAZNAS bogor memberikan tiket,
pemohon diantar sampai menaiki bis.
Untuk baznas kota bogor sendiri hanya bisa memulangkan dalam
cakupan: wilayah jawa, untuk luar wilayah jawa kami akan
rekomendasikan kepada Baznas pusat.15
4. Program Bogor Kreatif (pemberdayaan ekonomi masyarakat)
a. Dana Berkah
Program dana berkah melaju di pertengahan tahun.
Program ini seperti tidak pernah kehilangan tenaga untuk
membantu lebih dhuafa untuk berdaya dan bermanfaat di
tengah ummat. Hal itu didasarkan pada diadakannya bantuan
dalam bidang pertanian, membantu para petani cerdas dan
kreatif sehingga bisa memutar roda dalam dana zakat
sehingga menjadikan mereka muzakki di kota bogor. Untuk
program ini penerima bantuan dipilih langsung oleh
BAZNAS kota bogor.16
15
http://bazkotabogor.or.id/program/bogor-pedulidiaksespadatanggal 14 Oktober 2016
padapukul 10. 30 16
http://bazkotabogor.or.id/program/bogor-kreatifdiaksespadatanggal 14 Oktober 2016
padapukul 10. 35
60
Dana ini adalah dana qardul hasan yang ada pada
BAZNAS Kota Bogor dimana dana qardul hasan adalah
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa
pengharapkan imbalan.17
Dengan adanya pembiayaan
menggunakan qardul hasan, harapan BAZNAS Kota Bogor
dapat membantu masyarakat khususnya kaum miskin yang
ingin meningkatkan taraf hidupnya dengan berwirausaha.
5. Program Bogor Berdakwah
a. Support syiar islam
Salah satu program unggulan BAZNAS dalam
membantu komunitas, sekolah, lembaga yang membutuhkan
sponsor/dana untuk mengajukan permohonan bantuan
dana/sponsor yang disertakan:18
1) Proposal kegiatan
2) Surat pengantar ditunjukan langsung kepada ketua
umum Baznas Kota Bogor.
3) Konter Layanan Mustahik
Konter layanan mustahik (KLM) adalah tempat
pelayanan mustahik yang dibentuk BAZNAS untuk
memudahkan mustahik mendapatkan bantuan sesuai
17
Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
Cet. Pertama H. 131 18
http://bazkotabogor.or.id/program/bogor-dakwahdiaksespadatanggal 14 Oktober 2016
padapukul 10. 40
61
kebutuhannya. Bantuan yang disalurkan PPM berbentuk
hibah (program karitas) yang disalurkan untuk program
perorangan maupun lembaga. Konter layanan mustahik
memberikan pelayanan kepada mustahik dengan prinsip
cepat, tepat dan akurat. Konter layanan mustahik berlokasi di
Kantor Baznas Kota Bogor Jl. Pajajaran no. 10 menara
mesjid raya bogor. 19
Bantuan yang diberikan meliputi:
a) Bantuan kebutuhan hidup mustahik
b) Bantuan kesehatan (bantuan pengobatan jalan)
c) Bantuan pendidikan (biaya tunggakan sekolah)
d) Bantuan ibnu sabil (bantuan untuk orang terlantar)
e) Bantuan gharimin
f) Bantuan mualaf
g) Bantuan fisabilillah
h) Bantuan advokasi pelayanan pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya
19
http://bazkotabogor.or.id/program/konter-layanan-mustahiqdiaksespadatanggal 14
Oktober 2016 padapukul 10. 45
62
BAB IV
Analisis Sistem Pelayanan Baznas Kota Bogor dalam Persepektif
Good Corporate Governace
Penerapan Good Corporate Governance disetiap lembaga sangatlah
berbeda- beda. Penerapan yang dimaksud disini adalah bagaimana Baznas Kota
Bogor menerapkan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance yang biasa
dijadikan patokan dalam menilai baik buruknya tata kelola perusahaan tersebut.
Oleh karena itu Sistem pelayanan pada Baznas Kota Bogor dalam Prinsip Good
Corporate Governance menurut Wahyudin Zarkasyi adalah :
A. Transparancy (Keterbukaan/Transparan)
Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor membuka informasi yang
sangat luas kepada publik mengenai hal yang menyangkut pengelolaan
zakat, infak dan shadaqah. Semua masyarakat dapat mengakses seputar
informasi dan kegiatan yang dilakukan Baznas Kota Bogor baik secara
langsung mendatangi kantor maupun melalui website, koran, majalah,
brosur dan compeny profil.
Selain itu, Baznas Kota Bogor juga melaporkan semua hasil
kinerjanya dengan memposting program-program di media sosial.
Kemudian, Baznas Kota Bogor juga bekerjasama dengan Radar Bogor
setiap 1 tahun dua kali, Baznas Kota Bogor mempublis hasil laporan
pendayagunaan, laporan penerimaan dan arus kas untuk bisa dilihat
dan dibaca oleh para muzakki yaitu berupa koran periodenya awal
63
tahun dan pertengahan tahun (Ramadhan).Baznas Kota Bogor juga
bekerja sama dengan Bogor Today yang di publikasikan setiap hari
jumat setiap minggu hanya saja bentuk laporannya hanya
penerimaannya saja. 1
Sedangkan untuk di webnya sendiri pihak Baznas Kota Bogor
masih belum bisa memfasilitasi laporan penerimaan, penyaluran dan
arus kas, dikarenakan terbatasnya disain grafis serta kurang nya SDM.
Sedangkan untuk majalah Baznas Kota Bogor sendiri diberikan kepada
dinas pemerintahan, muzakki dan gerai-gerai yang telah dibantu oleh
Baznas Kota Bogor. Baznas Kota Bogor juga setiap bulannya
mengirimkan laporan permuzakki yang dikirimkan kepada muzakki
yang mempunyai alamat lengkap dan yang telah terdaftar sebagai
muzakki tetap. Laporan tersebut diibaratkan sebagai laporannya
lembaga kepada muzakki yang telah mencapai kinerja Baznas Kota
Bogor. Laporan ini bersifat pribadi, hanya muzakki saja yang dapat.
Adapun isi dari laporan tersebut memuat informasi diantaranya yaitu
laporan keuangan penerimaan dan penyaluran ZIS, nama muzakki dan
jumlah donasi, program kegiatan yang masih berlanjut dan lainnya.2
Untuk visi dan misi secara tidak langsung sudah tercapai kepada
masyarakat hanya saja pemkotlah yang lebih mendukung dalam
pelaksanaan visi dan misi Baznas Kota Bogor. Pada visi Baznas Kota
1
Wawancara langsung dengan Iby Widya Wuri H selaku staff marketing bidang
pengumpulan Baznas Kota Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.00 2Wawancara langsung dengan Iby Widya Wuri H selaku Kasubag bidang pengumpulan
Baznas Kota Bogor pada hari selasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.10
64
Bogor diharapkan mampu menjadi contoh terbaik bagi Baznas Kota,
Kabupaten dan Profinsi lain, dimana Baznas Kota Bogor mampu
menjadi leading sector dalam mewujudkan Kota Zakat.3 Kota Zakat
yang dimaksud adalah Kota yang telah menempatkan Zakat sebagai
instrumen strategis dalam pembangunan dan perputaran ekonomi
masyarakat yang berdampak pada program pengentasan kemiskinan,
pengembangan SDM dan kesejahteraan masyarakat sehingga
mengantarkan pada keberkahan sebuah kota.4
Sedangkan untuk misi Baznas Kota Bogor sendiri Meningkatkan
kepercayaan dan penerimaan zakat sudah tercapai ditahun 2016 ini.
Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan
shadaqah yang memberi efek ganda bagi peningkatan martabat
mustahiq menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Mensinergikan
stakeholder zakat di Kota Bogor. Mendorong lahirnya regulasi zakat
yang lebih menguatkan perzakatan di Kota Bogor.5
Untuk kondisi keuangan Baznas Kota Bogor alhamdulillah sertiap
tahunnya sudah mengalami meningkatan dari tahun ke tahun, di
Baznas Kota Bogor ada dua penerimaan, yang pertama penerimaan
Baznas Kota Bogor dan yang kedua penerimaan seKota Bogor
includenya yaitu masjid dan kecamatan yang tidak disetorkan kepada
Baznas Kota Bogor hanya datanya saja yang diterima, dan memang
targetnya mencapai 25 milyar di tahun 2016 tapi pencapaian yang
3Zakat Umtuk Sinergi Umat, Baznas Kota Bogor, h.3
4 Zakat Umtuk Sinergi Umat,................................,h.3 5Zakat Untuk Sinergi Umat,.................................,h.3
65
berzakat di Kota Bogor secara langsung mencapai target 3,75 milyar
dan dari hasil terakhir yang diperoleh telah mencapai 5 milyar itu juga
di kerenakan pada tahun 2014 Baznas Kota Bogor menperoleh zakat
sebanyak 3,3 milyar, tapi itu dengan saluran zakat dari perusahaan
PDAM tirta pakuan sekitar 800 juta, sedangkan untuk 2015 zakat yang
telah masuk ke Baznas mencapai 3,2 milyar tanpa zakat perusahaan
dari PDAM. pada presentase tahun 2015 sebenarnya ada kenaikan
kenapa? Karena PDAM tirta pakuan tidak mengeluarkan zakatnya
pada tahun 2015, bagi Baznas Kota Bogor itu adalah sebuah kenaikan
peningkatan untuk muzakki perorangan karna tanpa perusahaan
PDAM zakat yang diperoleh sudah setara dengan pada waktu tahun
2014.6
Tabel 4.1 Penerimaan ZIS BAZNAS Kota Bogor tahun 2014-2015
Penerimaan 2014 2015 (%)
Penerimaan zakat dari muzakki personal 1.403.404.859 1.662.118.827 1843
Penerimaan zakat dari muzakki instansi 633.744.072 1.023.335.978 6147
Penerimaan zakat dari perusahaan 864.322.212 71.277.467 9175
Penerimaan zakat dari kerjasama zakat
Jumlah Penerimaan Zakat 2.901.471.143 2.756.732.272 499
Penerimaan infaq terikat 2.100.000 6.500.000 20952
Penerimaan infak tidak terikat personal 123.855.046 136.775.016 1043
Penerimaan infak tidak terikat instansi 170.518.761 212.161.474 2442
Penerimaan infak tidak terikat
perusahaan 40.785.000 23.000.000 4361
Penerimaan bantuan operasional dari
Pemkot Bogor 200.000.000 260.000.000 3000
Penerimaan bantuan operasional dari
kementrian agama 40.000.000
Jumlah penerimaan infak 537.258.807 678.436.490 2628
6Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Kasubag Bidang Perhimpunan
Baznas Kota Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.15
66
Jumlah penerimaan zakat dan infak 3.438.729.950 3.435.168.762 10
Diagram 4.1
Diagram 4.2
0
200000000
400000000
600000000
800000000
1000000000
1200000000
1400000000
1600000000
1800000000
Penerimaan zakat dari
muzakki personal
Penerimaan zakat dari
muzakki instansi
Penerimaan zakat dari
perusahaan
Tren Penerimaan Zakat 2014 vs 2015
2014
2015
0
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
300000000
Penerimaan
infaq terikat
Penerimaan
infak tidakterikat
personal
Penerimaan
infak tidakterikat instansi
Penerimaan
infak tidakterikat
perusahaan
Penerimaan
bantuanoperasional
dari Pemkot
Bogor
Penerimaan
bantuanoperasional
dari
kementrian
agama
Tren Penerimaan Infak 2014 vs 2015
2014
2015
67
Sumber: Data ZIS BAZNAS Kota Bogor tahun 2014-2015
Secara keseluruhan penerimaan ZIS 2015 mengalamipenurunan
sebesar 0,1% atau sebesarRp. 3.561.188.00 dibandingkan dengan
tahun 2014. Hal ini terutama disebabkan karena adanya penurunan
penerimaan zakat perusahaan sebesar Rp. 793.044.745.00 dan
penurunan infak perusahaan sebesar 43%. Sedangkan dari penerimaan
lainnya mengalami peningkatan yang menggembirakan baik dari
sumber zakat maupun infak. Zakat personal mengalami peningkatan
sebesar Rp. 258.713.968 (18.43%) dan zakat yang dikumpulkan dari
instansi Pemda Kota Bogor meningkat sebesarRp. 389.591.906
(61.47%).Begitu pada pengumpulan infak mengalami peningkatan
sebesar 10.43% dari munfik personal dan 24.42% dari munfikinstansi.
Ditahun 2015 Baznas Kota Bogor mengalami peningkatan sebesar Rp.
60 juta dari bantuan Pemda Kota Bogor dan Rp. 40 juta dari bantuan
Kementrian Agama.7
Pada tahun 2016 peusahaan PDAM tirta pakuan mengeluarkan
zakatnya sebesar 1,012 milyar, nah pada tahun ini alhamdulillah dua
duanya meningkat tapi pada zakat muzakki tidak sebesar zakat
perusahaannya PDAM. Baznas Kota Bogor melihat di tingkat muzakki
perorangan jika muzakki perorangannya naik maka tingkat
7Zakat Untuk Sinergi Umat, Baznas Kota Bogor, h. 4-5
68
kepercayaan pada Baznas Kota Bogor meningkat. Berarti semakin
banyak yang percaya terhadap Baznas Kota Bogor.8
Penerbitan laporan tersebut merupakan upaya transparansi yang
dilakukan oleh Baznas Kota Bogor. Diharapkan dengan bentuk
transparansi yang demikian dapat meningkatkan kepercayaan kepada
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan
transparansi pada Baznas Kota Bogor telah dilakukan dengan cukup
baik, dengan memberikan informasi yang luas kepada publik.
Untuk kepengurusan Baznas Kota Bogor sendiri masih hirarki
karena masih kepengurusan lama dan ada orang dari Kementrian
Agama dan Pemda yang terdapat di dalam kepengurusan Baznas Kota
Bogor, pengurus Baznas Kota Bogor tidak ada yang tumpang tindih
hanya saja pengurus saat ini mempunyai double job tetapi di luar
kepengurusan Baznas Kota Bogor. Insya Allah untuk tahun 2017
keperngurusan Baznas Kota Bogor Akan dirubah Total menjadi 5
komisioner didalamnya terdapat ketua, wakil ketua SDM, wakil ketua
bidang pendayagunaan, pengumpulan dan pendistribusian dan
kesektetariatan.9
Hal yang diberikan secara transparan kepada muzakki meliputi
laporan keuangan penerimaan, pendistribusian serta arus kas melalui
media koran, web, majalah, sms center, company profile serta sosial
8 Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Kasubag Bidang Perhimpunan
Baznas Kota Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.20 9Wawancara langsung dengan bapak Dani M Ibrahim selaku Kasubag Pengembangan
BAZNAS Kota Bogor pada hariselasa tanggal 09 Februari 2017 pada pukul 14.25
69
media baznas kota bogor. Adapaun hal yang diberikan kepada pemkot
atau walikota laporan keuangan penerimaan muzakki meningkat atau
tidak, laporan keuangan pendistribusian seberapa jauh Baznas Kota
Bogor membantu masyarakat miskin dan duafa di Kota Bogor, berapa
orang jumlahnya, bagaimana duafa di Kota Bogor mengakses layanan
Baznas Kota Bogor dan seberapa pentingkah zakat itu berpengaruh
dalam mengurangi kemiskinan.10
Baznas Kota Bogor memiliki kebijakan lembaga secara tertulis
berupa RKAT (Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan) adalah kesatuan
rincian rencana kerja terukur yang membuat satu kesatuan kerja,
agenda kerja, strategi kerja, sasaran kerja, serta program kegiatan yang
dilaksanakan.11
Baznas Kota Bogor juga melayani konsultasi zakat, jemput zakat,
perhitungan zakat dan tunai debet bagi masyarakat dengan
menyediakan layanan telpon via sms. Baznas Kota Bogor mempunyai
tiga sistem:12
1. Jemput zakat adalah dimana muzakki rata-rata tidak mau
membawa uang dengan jumlah banyak, pihak Baznas Kota
Bogor menjemput zakatnya langsung mendatangi kantor atau
rumah muzakki dengan membawa mesin debet.
10 Wawancara langsung dengan bapak Dani M Ibrahim selaku Kasubag Pengembangan
BAZNAS Kota Bogor pada hariselasa tanggal 09 Februari 2017 pada pukul 14.25 11
Wawancara langsung dengan bapak Dani M Ibrahim selaku Kasubag Pengembangan
BAZNAS Kota Bogor pada hariselasa tanggal 09 Februari 2017 pada pukul 14.30 12
Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Kasubag Bidang Perhimpunan
Baznas Kota Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.20
70
2. Dengan sistem transfer adalah Baznas Kota Bogor telah
membuka rekening diseluruh Bank yang ada di Kota Bogor. Jadi
muzakki yang ingin berzakat bisa langsung mentransfer tanpa
harus mendatangi kantor Baznas Kota Bogor langsung.
3. Datang langsung ke Baznas Kota Bogor adalah ini biasanya
dilakukan oleh muzakki yang tempat tinggal nya dekat dengan
kantor Baznas Kota Bogor.
Dari penyampaian diatas transparency (keterbukaan/transparan)
pada Baznas Kota Bogor dalam proses penyediaan informasi, kondisi
keuangan, kepengurusan dan kebijakan lembaga zakat secara tidak
langsung sudah sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance
dapat dilihat dari penyampaian atau keterbukaan dari Badan Amil
Zakat Nasional Kota Bogor terhadap para donatur sudah memberikan
dan mendatangkan kepercayaan untuk selalu membayar zakatnya
kepada Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor dan juga dalam hal
penyampaian dan keterbukaan ini juga sudah sesuai dengan Undang-
undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat.
Keterlibatan muzakki dalam evaluasi kinerja amil atau lembaga
zakat setiap akhir periode memberikan kepuasan kepada muzakki.
Kepuasan muzakki terhadap kinerja amil atau lembaga zakat dapat
memberikan kepercayaan muzakki semakin meningkatkan dalam
membayar zakat kepada Baznas khususnya di Kota Bogor.
Pengawasan dalam Baznas Kota Bogor dilakukan secara intensif oleh
71
muzakki langsung, sehingga transparansi dana yang diterima jelas serta
penyalurannya pun dapat diketahui langsung.
Laporan penerimaan dan pendistribusian diperlihatkan kepada
pemkot dan muzakki serta seberapa jauh kita sudah membentu
masyarakat Kota Bogor, berapa orang jumlahnya, bagaimana duafa
Kota Bogor memproses atau mengakses layanan gerakan klinik gratis,
seberapa penting zakat itu berpengaruh untuk jumlahnya, bagaimana
duafa kota bogor memproses ataua mengakses layanan gerakan klinik
gratis, seberapa penting zakat itu berpengaruh untuk memberantas
kemiskinan di Kota Bogor.
B. Accountability (Kejelasan Fungsi)
Akuntabilitas Baznas Kota Bogor sebenarnya sudah diatur di
dalam Undang-undang No. 03 tahun 2014 bahwa peraturan Badan
Amil Zakat Nasional tentang organisasi dan tata kerja badan amil
nasional propinsi dan badan amil zakat nasional kabupaten atau kota.
Tugas dan tanggung jawab karyawan juga termasuk ke dalam
prinsip akuntabilitas. Baznas Kota Bogor sudah menetapkan rincian
tugas dan tanggungjawab masing-masing divisi dan sudah diberikan
sesuai posisinya. Disini Baznas Kota Bogor memiliki rincian tugas dan
tanggung jawab pegawai diantaranya adalah:13
1. Bidang Pengumpulan
a. Menyusun strategi pengumpulan ziswaf
13
Wawancara langsung dengan bapak Dani M Ibrahim selaku Kasubag Pengembangan
BAZNAS Kota Bogor pada hariselasa tanggal 09 Februari 2017 pada pukul 15.00
72
b. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan data
muzakki.
c. Melaksanakan kampanye ziswaf
d. Mengkordinir pelaksanaan pengumpulamn ziswaf tingkat
Kota Bogor.
e. Menyusun pelaporan dan pertanggung jawaban
pengumpulan ziswaf
2. Bidang Pendistribusian
a. Melayani mustahik sesuai dengan program yang telah
ditetapkan
b. Mendeteksi dan pendataan mustahik
c. Mengadakan survey apabila dibutuhkan terhadap mustahik
supaya tepat sasaran
d. Menelaah kelayakan pendistribusian sesuai dengan
anggaran
3. Bidang Pendayagunaan
a. Menguatkan program pendistribusian agar mustahik
menjadi lebih mandiri
b. Membuat program agar merubah mustahik menjadi
muzakki serta mensukseskan program Baznas.
Untuk saat ini secara keseluruhan tugas dan tanggungn jawab
Baznas Kota Bogor sudah selaras dengan visi dan misi, nilai-nilai
lembaga dan strategi lembaga. Dalam menjalankan tugas dan tanggung
73
jawabnya, Baznas Kota Bogor bekerjasama dengan pihak lain yaitu
pemerintahan seperti kelurahan untuk kelancaran program.
Lembaga Zakat juga harus meyakini bahwa semua karyawan
mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya .
untuk itu karyawan Baznas Kota Bogor memiliki kompetensi untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab, pihak Baznas Kota Bogor
merekrut karyawannya tidak secara langsung melainkan dari mulut ke
mulut. Biasanya jika ada mahasiswa yang magang disana dan
kompeten dalam melaksanakan tugas dan melamar untuk menjadi
karyawan, pihak Baznas Kota Bogor langsung menerina karyawan
yang dipilih serta tidak melihat dari segi gender, disabilitas dll.14
Baznas Kota Bogor juga memiliki sistem pengendalian internal,
pengendalian terhadap karyawan yang kurang kompeten dibidangnya,
misalnya karyawan baru biasanya ada waktu masa percobaan selama 6
bulan jika selama 6 bulan itu karyawan itu dapat memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik bisa naik percobaan lagi selama 6
bulan setelah masa itu selesai baru bisa menjadi karyawan tetap.
Sedangkan untuk masalah absensi, pihak Baznas Kota Bogor jika telat
masuk jam kerja hanya akan memberi peringatan dan sangsi
selanjutnya akan ditindak lanjuti.
Baznas Kota Bogor juga miliki kode etik dan perilaku hanya saja
masih dalam tahap perbaikan. Diantaranya adalah:
14
Wawancara langsung dengan bapak Dani M Ibrahim selaku Kasubag Pengembangan
BAZNAS Kota Bogor pada hariselasa tanggal 09 Februari 2017 pada pukul 15.15
74
a. Bekerja dengan ikhlas
b. Berhati bersih dan berfikiran lapang
c. Melayani dengan sepenuh hati kepada muzakki dan
mustahik
d. Memiliki jiwa sosial empati dan peduli terhadap
penderitaan orang lain
e. Transparan dan akuntabel
Dari uraian diatas bahwa dapat disimpulkan accountability pada
Baznas Kota Bogor sudah bejalan dengan baik dengan prinsip Good
Corporate Governance, baik job desc, pengendalian internal, dan code
of conduct. Namun pada pengukuran kinerja pegawai masih dalam
tahap pembaharuan . tetapi dari segi akuntabilitas manfaat, Baznas
Kota Bogor sudah mencapai sasaran dan target pun sudah terpenuhi.
Sasaran dari Baznas Kota Bogor yaitu memberdayakan masyarakat
dan mensejahterakan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
program kerja Baznas Kota Bogor yang memberdayakan masyarakat
agar lebih produktif dan mandiri.
C. Responsibilitas (Tanggung Jawab)
Baznas Kota Bogor sebagai lembaga pengelola zakat memiliki
peraturan yang sesuai dengan perundang undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2011 dan Peraturan Baznas Pusat Nomor 04 Tahun
2014 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
75
Tahunan Badan Amil Zakat Nasional Propinsi dan Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten/Kota.15
Namun untuk turunan dari kebijakan Baznas Kota Bogor masih
dibawah pemerintah daerah, karna pemkot masih andil dalam
membantu Baznas Kota Bogor dalam mencapai Visi Misi dan program
kerja supaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Responsibility pada lembaga pengelola ZIS juga harus tanggap
dalam melayani masyarakat. Responsibilitas meliputi dua aspek yaitu
responsif terhadap muzakki dan responsif terhadap mustahik.16
Dalam
hal ini responsif terhadap muzakki Baznas Kota Bogor rutin menyapa
para muzakki melalui berbagai macam kegiatan dan juga memberikan
informasi-informasi teraktual mengenai program yang sedang berjalan
yang dilakukan oleh Baznas Kota Bogor. Selain itu, setiap harinya
Baznas Kota Bogor menyapa para donatur melalui telemarketing,
sehingga hubungan silaturahmi selalu terjaga diantara Baznas dan juga
paradonatur. Kemudian, Baznas telah menerbitkan kartu berupa kartu
muzakki atau NPWZ yang berfungsi sebagai kartu anggota donasi
yang bertujuan agar mempermudah para donatur dalam hal
bertransaksi melalui teller dan juga bertujuan untuk mempermudah
para donatur merasa memiliki Baznas dengan memiliki kartu muzakki
15 Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Kasubag Bidang Perhimpunan
Baznas Kota Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.20 16
Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Kasubag Bidang Perhimpunan
Baznas Kota Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.35
76
tersebut. Inilah respon Baznas terhadap muzakki yang telah
mempercayai Baznas.
Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor dalam merespon
mustahiknya memiliki sebuah prosedur. Prosedur yang diawali dengan
kedatangan mustahik yang mempunyai masalah dana pendidikan,
kesahatan, hutang dan lain-lain bisa langsung datang ke kantor Baznas
Kota Bogor danmembawa persyaratan, persyaratannya adalah: 1. Kartu
Keluarga 2. Akte kelahiran 3. KTP asli kependudukan 4. Surat Tidak
Mampu dll.
Oleh karena itu Baznas Kota Bogor mempunyai tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas sosial dengan antara lain peduli terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama dilingkungan Baznas
Kota Bogor. Alhamdulillah dilingkungan Baznas Kota Bogor dan
Mesjid Agung Kota Bogor sudah tidak ada lagi pengemis dan
pengamen jalanan. Dan sekarang dengan adanya program dari Baznas
Kota Bogor membuat mustahik menjadi lebih mandiri dan terberdaya
dengan berjualan di depan Kantor Baznas Kota Bogor serta merubah
mustahik menjadi muzakki.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa kepatuhan Baznas
Kota Bogor terhadap peraturan undang undangan dan peraturan
Baznas Pusat sudah mampu menunjukan kepatuhannya, dilihat dari
setiap laporan Baznas Kota Bogor selalu memberikan laporan kepada
Baznas Pusat, Wali Kota Bogor dan Muzakki. Serta Responsibilitas
77
pada Baznas Kota Bogor sudah selaras dengan Prinsip Good
Corporate Governance.
D. Independen (Kemandirian)
Independensi yaitu suatu keadaan dimana lembaga atau organisasi
dikelola secara profesional tanpa benturan dari kepentingan dan
pengaruh dari pihak yang lain, yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan dikelola secara
independen, artinya lembaga pengelola zakat tidak mempunyai
ketergantungan kepada orang-orang tertentu.
Selama Baznas Kota Bogor berdiri, lembaga ini mempunyai
prinsip yang sama, yakni tidak ada intervensi dari pihak manapun
dalam hal penentuan kebijakan program, baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pelaporan programnya, kecuali dari
pihak Baznas Pusat, Profinsi dan Pemerintah Kota. Karena di danai
oleh masyarakat, berarti lembaga pengelola zakat adalah milik
masyarakat, sehingga dalam menjalankan kegiatannya tidak boleh
hanya menguntungkan golongan tertentu saja dan harus berdiri diatas
semua golongan. Karena jika tidak, maka tindakan tesebut telah
menyakiti hati muzakki yang berasal dari golongan lain, akibatnya
dapat dipastikan lembaga akan ditinggalkan sebagian muzakki
potensialnya.
Selain itu lembaga amil zakat juga tidak boleh tergabung dalam
kegiatan politik. Hal ini perlu dilakukan agar muzakki dari partai lain
78
yakin bahwa dana tersebut tidak digunakan untuk kepentingan partai
politik. Begitu pula dengan Baznas Kota Bogor, lembaga ini tidak
berafiliasi oleh partai apapun dan hingga saat ini hal tersebut masih
terjadi. Baznas Kota Bogor pada kepungurusan masih ada orang dari
kementrian agama dan pemda yang menjabat. Namun sebagai warga
negara yang baik, karyawan Baznas Kota Bogor, dibebaskan untuk
juga menjadi partisipan disalah satu partai politik dengan syarat tidak
mengahmbat keprofesionalitas sebagai seorang karyawan yang
lembaganya mempunyai prinsip sebagai non partisipan.17
Dengan demikian program-program kebijakan yang dibuat atau
dilaksanakan oleh Baznas Kota Bogor masih belum bersifat
independen. Dalam prinsip independensi harus terbebas dari intervensi
pemerintah, partai politik dan sebagainya. Sehingga lembaga dapat
bekerja secara professional dan menghindari adanya konflik
kepentingan.
E. Fairness (Keadilan)
Baznas Kota Bogor juga sudah memberikan kesempatan kepada
pemangku kepentingan lebih kepada muzakki untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Baznas Kota
Bogor secara langsung mendatangi kantor Baznas Kota Bogor untuk
sekalian berzakat, sedangkan untuk Walikota lebih mengkritik kepada
pendistribusiannya saja. Serta memberikan perlakuan yang setara dan
17
Wawancara langsung dengan Ibu Widya Wuri H selaku Kasubag bidang pengumpulan
Baznas Kota Bogor pada hari selasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.10
79
wajar pada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang di berikan kepada Baznas Kota Bogor.
Baznas Kota Bogor juga membuka akses informasi untuk pihak
penerima bantuan, ada penerima reguler seperti pensiunan perusahaan
PDAM atau anak yatim karyawan PDAM yang dibantu oleh Baznas
Kota Bogor, atau dari Pemkot Dinas Sosial pada mustahiq yang terlilit
hutang rumah sakit, orang terlantar yang ingin pulang ke kapmpung
halaman atau dari mulut ke mulut dll. Dan Baznas Kota Bogor tidak
menutup kemungkinan untuk memberikan bantuan dana dari orang
dalam untuk mencarikan mustahik dan tetap harus melalui proses
survei. Untuk dilingkungan Baznas Kota Bogor sendiri alhamdulillah
sudah terberdaya buktinya dengan warga disekitar Kantor Baznas lebih
kepada membuka usaha warung nasi dll. Dengan demikian diharapkan
ZIS yang disalurkan oleh Baznas Kota Bogor tepat sasaran dan tidak
ada diskriminasi terhadap mustahik.
Dalam menemtukan wilayah pendistribusian ZIS, Baznas kota
Bogor melakukan Survey terlebih dahulu, kemudian jika sudah
mendapat tempat yang layak Baznas Kota Bogor melakukan asesmen
kepada pihak-pihak yang akan menjadi wilayah pendistribusian.
Adapun daerah prioritas untuk dapat dikembangkan baik itu ekonomi,
pendidikan maupun agama. Kebanyakan wilayah pendistribusiannya
adalah daerah yang terisolir yangt sangat sulit dalam hal transportasi
sehingga menyebabkan keterbatasan dalam segala hal.
80
Sedangkan menyangkut karyawan, Baznas Kota Bogor juga
memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan,
berkarir serta melaksanakan tugasnya secara profesional. Jika Human
Resource Development (HRD) menerima permohonan dari atasan
divisi yang sedang membutuhkan suatu tenaga kerja baru, maka HRD
akan melakukan tahap pengumuman informasi mengenai lowongan
dari mulut kemulut, bisa jadi langsung merekrut karywan magang yang
kinerjanya bagus bisa langsung melakukan panggilan dan tahap
wawancara. Jika sudah menemukan yang layak dapat langsung
bergabung dengan Baznas Kota Bogor. Dan tidak menutup
kemungkinan untuk menerima karyawan yang disabilitas. Di Baznas
Kota Bogor juga masih ada karyawan yang sudah lanjut usia sekitar 70
dan tidak menutup kemungkinan juga untuk menerima karyawan yang
disabilitas selagi karyawan itu berprestasi dalam menjalankan tugas.
Untuk meningkatkan profesionalitas dan kinerja karyawannya,
Baznas Kota Bogor memberikan gaji yang layak kepada karyawannya
sesuai dengan tanggungjawab masing-masing. Dalam memberikan gaji
karyawan tidak bisa sembarangan, terdapat Dewan Pertimbangan
Syariah yang memberikan ketentuan untuk dapat menggunakan dana
zakat baik gaji karyawan dan operasional seluruh Baznas Kota Bogor
hanya 12,5%.
Dengan demikian dalam prinsip fairness, Baznas Kota Bogor telah
memperlakukan mustahik dan karyawannya dengan sebagaimana
81
mestinya dan tidak ada perlakuan istimewa antara satu dengan yang
lainnya.
Berdasarkan analisis prinsip-prinsip yang telah dibahas sebelumnya,
dapat diketahui bahwa Badan Amil Zakat Kota Bogor secara tidak
langsung sudah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG), akan tetapi penerapan tersebut belum berjalan
secara maksimal karena masih terdapat hal-hal yang perlu
ditingkatkan.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil penelitian
terhadap system pelayanan Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor dalam
perspektif GCG (Good Corporate Governance) yaitu transparancy,
akuntability, responsibility, independent dan fairness, sebagai berikut:
1. Trasnparancy (Keterbukaan)
Baznas Kota Bogor mempunyai tiga sistem:1
a. Jemput zakat adalah dimana muzakki rata-rata tidak mau
membawa uang dengan jumlah banyak, pihak Baznas Kota Bogor
menjemput zakatnya langsung mendatangi kantor atau rumah
muzakki dengan membawa mesin debet.
b. Dengan sistem transfer adalah Baznas Kota Bogor telah membuka
rekening diseluruh Bank yang ada di Kota Bogor. Jadi muzakki
yang ingin berzakat bisa langsung mentransfer tanpa harus
mendatangi kantor Baznas Kota Bogor langsung dan yang ke
c. Datang langsung ke Baznas Kota Bogor ini biasanya dilakukan
oleh muzakki yang tempat tinggal nya dekat dengan kantor Baznas
Kota Bogor.
d.
1 Wawancara langsung dengan Iby Widya Wuri H selaku staff marketing BAZNAS Kota
Bogor pada hariselasa tanggal 07 Februari 2017 pada pukul 14.20
83
2. Accountability (Kejelasan)
Baznas Kota Bogor juga miliki kode etik dan perilaku hanya saja
masih dalam tahap perbaikan. Diantaranya adalah:
a. Bekerja dengan ikhlas
b. Berhati bersih dan berfikiran lapang
c. Melayani dengan sepenuh hati kepada muzakki dan
mustahik
d. Memiliki jiwa sosial empati dan peduli terhadap
penderitaan orang lain
e. Transparan dan akuntabel
3. Responsibility (Tanggung Jawab)
Responsibilitas meliputi dua aspek yaitu:
a. Responsif terhadap muzakki, Baznas Kota Bogor rutin menyapa
para muzakki melalui berbagai macam kegiatan dan juga
memberikan informasi-informasi teraktual mengenai program yang
sedang berjalan yang dilakukan oleh Baznas Kota Bogor.
b. Responsif terhadap mustahik, Baznas Kota Bogor membuka para
mustahik yang mempunyai masalah dana keuangan entah itu untuk
pendidikan, kesehatan, hutang dan musafir. Bisa langsung datang
ke kantor Baznas Kota Bogor.
4. Independency (Kemandirian)
Selama Baznas Kota Bogor berdiri, lembaga ini mempunyai
prinsip yang sama, yakni tidak ada intervensi dari pihak manapun
84
dalam hal penentuan kebijakan program, baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pelaporan programnya, kecuali dari
pihak Baznas Pusat, Profinsi dan Pemerintah Kota.
5. Fairness (Keadilan)
Baznas Kota Bogor juga sudah memberikan kesempatan kepada
pemangku kepentingan lebih kepada muzakki untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Baznas Kota
Bogor secara langsung mendatangi kantor Baznas Kota Bogor untuk
sekalian berzakat, sedangkan untuk Walikota lebih mengkritik kepada
pendistribusiannya saja. Serta memberikan perlakuan yang setara dan
wajar pada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang di berikan kepada Baznas Kota Bogor.
B. Saran – saran
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa saran yang ada
kaitannya dengan penelitian tentang analisis pelayanan GCG
(transparency, independent, accountability, responsibility dan fairness)
pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor, sebagai berikut:
1. Kepada pihak lembaga Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor
diharapkan dapan menerapkan system GCG dengan lebih maksimal.
Sehingga dapat melihat dari aspek perusahaan, karyawan, muzakki
serta mustahik yang menjadi target baik untuk jangaka pendek dan
panjang. Dan memahami factor apa saja yang membuat muzakki akan
85
kembali menyalurkan zakatnya di Badan Amil Zakat Nasional Kota
Bogor.
2. Kepada seluruh lapisan masyarakat dapat memperkuat pemahaman
tentang zakat secara menyeluruh, sehingga dapat memilih alternative
utuk menyalurkan zakatnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adya Bratama, Atep, Bisnis Dan Hukum Perdata Dagas SMK, Bandung: Arnico,
1999.
Antonio, Syafii, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2001.
Cet. 1
Artdianto, Elvinano, Metodelogi Penelitian Untuk Public Relation, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2010. Cet. 1
Borwn, Lawrence dan J. Caylor, Corporate Governance and Firm Perfomance,
Boston Acounting Reserch Colloquium 15th, Desember, 2004.
Dafis, Gordon B, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta:
PPM,1999. Cet. 1
Daniri, Mas Ahmad, Lead By GCG. Jakarta: Gagas Bisnis Indonesia, 2014. Cet. 1
Effendi, M Arif, The Power of Good Corporate Governance Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat, 2009
G. Murdick, Robert dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, Jakarta:
Erlangga
Hafidhudin, Didin dan ahmad Juaini, Membangun Peradaban Zakat Meniti Jalan
Kegemilangan Zakat, (Jakarta: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat,
2007), Cet.1
Hafidhuddin, Didin, The Power Of Zakat, Study Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara. Malang:UIN Malang Press, 2008.
HM Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi
J. Moleong, Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Kosda
Karya, 2010
Kasmir, Etika Customer Service: Jakarta. PT. Raja Gravindo Persada, 2005
Kottler, Philip, Marketing Manajemen, Analisis Planning Implementation and
Control, Eiggth edition, New Jersey. Prentice, 1994
87
Kuncoro, Wahyudi dan Subando, Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
UGM Press, 2006. Cet. 4
Maskum, Azhar, Tinjauan Atas Good Corporate Governancedi indonesia,
Medan: Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 17 Desember 2005
Mintarti, Nana Upaya Menuju Sinergi Zakat Dunia,
http://www.imz.or.id/new/article/939/imz-a ward-upaya-menuju-sinergi-
zakat-dunia/?lang=id diakses pada tanggal 25 Oktober 2016 pada pikul
18.30WIB
M. Amirin, Tatang, Pokok-Pokok Teori Sistem, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada
2001. Cet. 7
Moenir, AS, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2000. Cet. 4
Muthaher, Osmad, Akuntasi Perbankan Syariah Yogyakarta. Yogyakarta: PT.
Graha Ilmu 2012
Nasution, S, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2003
Nurul Bahiyah, Oneng, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik
Pemberdayaan Ekonomi, Ciputat: Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012. Cet.
1
Rulan, Rosadi, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003
Septi Winarsih, Atik dan Ratminto, Manajemen Pengembangan, Model
Konseptual, Penerapan Citizen Character dan Standar Pelayanan
Minimal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Cet. 1
Sedamayanti, Good Corporate Governance, kepemerintahan yang baik. Dan
Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan Yang Baik,
Bandung: Mandar Maju, 2007. Cet. 1
Sutoyo, Suwanto dan E Jhon Al Drige, Good Corporate Governance, Tata Kelola
Perusahaan Sehat. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2005. Cet. 1
Surya, Indra dan Ivan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate Governance,
Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.
Jakarta: PT. Kencana, 2006. Cet. 1
Tjager, I Nyoman, Humprey R. Djimat dan Bambang Soembono, Corporate
Governance. Jakarta: PT. Prenhalindo, 2003
88
Tunngal, Imam S dan Amin W, Tunggal, Manajemen Corporate Governance.
Jakarta: PT. Prehalindo, 2002
Zakarsyi, Wahyudin, Good Corporate Governance, Pada badan Usaha
Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: PT.
Alfabeta, 2008. Cet. 1
Zakat Untuk Sinergi Ummat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor
INTERNET
Fakhri Husein, Menata Ulang Sistem Zakat, http://www.republika.co.id/berita/no-
cannel/08/09/22/4347-menata-ulang-sistem-zakat diakses pada tanggal 12
Oktober 2016 pukul 13.55
http://bazkotabogor.or.id/profil/tentang-baz. diakses pada hari Rabu tanggal 26
Juli 2017 pada pukul 17.13 WIB
http://tyomulyawan.wordpress.com/sistem-dan-informasi/ diakses pada hari Rabu
tanggal 26 Juli 2017 pada pukul 17.13 WIB
Jejen Hermawan dalam wawancaranya dengan Kominfo Pemerintahan Kota
Bogor diakses langsung di http://kotabogor.go.id/ Diakses Pada Tanggal
24 Oktober 2016 Pada Pukul 10.51
WAWANCARA
Wawancara pribadi dengan Bapak Dani M Ibrahim selaku Kasubag
Pengembangan Baznas Kota Bogor, pada hari Kamis 09 Februari 2017
pada pukul 14.00 WIB
Wawancara pribadi dengan Ibu Widya sebagai Kasubag Pemeliharan Baznas Kota
Bogor, pada hari Selasa 07 Februari 2017 pada pukul 13.45 WIB
LAMPIRAN
FotoKegiatanWawamcara Bantuan Kesehatan Program Medical Plus
Kegiatan Gebyar Ramadhan Dan Anugrah
Stand Baznas Kota Bogor
Program Bogor Berkah Bersama Bapak Walikota Bogor Bima Arya
Khafilah santri Binaan Baznas KotaBogor
Wawancara
Daftar Pertanyaan Penelitian Skripsi
Narasumber : Ibu Widya Wuri H
Hari/tanggal : Selasa, 07 Februari 2017
Waktu : 14.00 – selesai
Tempat : Kantor Baznas Kota Bogor
1. Apakah Baznas Kota Bogor sudah memiliki company profile?
Jawab :
Baznas Kota Bogor sudah memiliki Company Profil yang bisa diambil di
kantor Baznas Kota Bogor. Didalamnya terdapat profil Baznas Kota Bogor,
visi dan misi, pengumpulan Zakat Infaq dan Shadaqah (ZIS) Kota Bogor,
pendayagunaan Zakat Infaq dan Shadaqah (ZIS) Kota Bogor dan laporan arus
kas serta panduan berzakat
2. Di Baznas Kota Bogor, apakah mengetahui tentang Good Corporate
Governance?
Jawab :
Baznas Kota Bogor sudah mengetahui tentang Good Corporate Governance
hanya saja masih belum menerapkan prinsip GCG secara tertulis karena
terkendala oleh pengurus lama, tapi secara tidak langsung Baznas Kota Bogor
sudah menerapkan prinsip GCG dikarenakan akan ada pembaharuan
keseluruhan di tahun 2017 ini.
3. Aspek keterbukaan (transparancy)
a. Apakah Baznas Kota Bogor menyediakan informasi yang mudah diakses
pihak-pihak lain? (bentuknya seperti apa)
Jawab :
Baznas Kota Bogor menyediakan informasi yang mudah diakses,
memadai, jelas, akurat dan dapat di perbandingakan serta mudah diakses
oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Setiap satu bulan
sekali kami selalu membuat laporan donasi juga laporan penggunakan
dana yang dipublikasikan melalui Bogor Today. Sedangkan setiap
tahunnya laporan keuangan dipublikasikan melalui media massa seperti
Bogor Today, Company Profil dan website Baznas Kota Bogor.
b. Apakah visi dan misi Baznas Kota Bogor sudah tersampaikan baik internal
maupun eksternal?
Jawab :
Untuk visi dan misi Insya Allah sudah tercapai kepada masyarakat hanya
saja pemkotlah yang lebih mendukung dalam pelaksanaan visi dan misi
Baznas Kota Bogor. Pada visi Baznas Kota Bogor diharapkan mampu
menjadi contoh terbaik bagi Baznas Kota, Kabupaten dan Profinsi lain,
dimana Baznas Kota Bogor mampu menjadi leading sector dalam
mewujudkan Kota Zakat.
Sedangkan untuk misi baznas kota bogor sendiri Meningkatkan
kepercayaan dan penerimaan zakat sudah tercapai ditahun 2016 ini.
Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan
shadaqah yang memberi efek ganda bagi peningkatan martabat mustahiq
menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Mensinergikan stakeholder zakat
di kota bogor. Mendorong lahirnya regulasi zakat yang lebih menguatkan
perzakatan di Kota Bogor.
c. Bagaimana kondisi keuangan Baznas Kota Bogor, apakah meningkat dari
tahun ke tahun?
Jawab :
Untuk kondisi keuangan Baznas Kota Bogor alhamdulillah sertiap
tahunnya sudah meningkat, di baznas kota bogor ada dua penerimaan,
yang pertama penerimaan Baznas kota Bogor dan yang kedua penerimaan
sekota bogor includenya yaitu masjid dan kecamatan yang tidak disetorkan
kepada Baznas kota bogor hanya datanya saja yang diterima, dan memang
targetnya mencapai 25 milyar di tahun 2016 tapi pencapaian yang berzakat
di kota bogor secara langsung mencapai target 3,75 milyar dan dari hasil
terakhir yang diperoleh telah mencapai 5 milyar itu juga di kerenakan pada
tahun 2014 baznas kota bogor menperoleh zakat sebanyak 3,3 milyar, tapi
itu dengan saluran zakat dari perusahaan PDAM tirta pakuan sekitar 800
juta, sedangkan untuk 2015 zakat yang telah masuk ke baznas mencapai
3,5 milyar tanpa zakat perusahaan dari PDAM. pada presentase tahun
2015 sebenarnya ada kenaikan kenapa? Karena PDAM tirta pakuan tidak
mengeluarkan zakatnya pada tahun 2015, bagi baznas kota bogor itu
adalah sebuah kenaikan peningkatan untuk muzakki perorangan karna
tanpa perusahaan PDAM zakat yang diperoleh sudah setara dengan pada
waktu tahun 2014. Dan bisa dilihat pada lampiran laporan keuangan
Baznas Kota Bogor dari tahun 2009-2015
d. Bagaimana susunan kepengurusan Baznas Kota Bogor? (hirarki atau tidak)
Jawab :
Untuk kepengurusan Baznas Kota Bogor sendiri hirarki hanya saja
pengurus saat ini mempunyai double job tetapi di luar kepengurusan
Baznas Kota Bogor. Dan masih ada orang kementrian agama dan pemda,
tapi untuk kepengurusan selanjutnya tidak akan ada karena harus dipimpin
oleh komisioner, Baznas Pusat pun berubah dari pemimpinnya ust. Didin
jadinya sekarang 11 komisioner, profinsi berubah menjadi 8 komisioner,
kota dan kabupaten berubah menjadi 5 komisioner itu diatur di dalam
peraturan UU no. 14 diatur oleh Baznas Pusat dan Kementrian Agama.
e. Siapa pemegang saham yang terkendali? Apakan kepemilikan saham ada
di berbagai laz atau baz?
Jawab :
Pemegang saham tertinggi adalah Muzakki, karna tidak ada kepemilikan
di Baznas Kota Bogor.
f. Hal-hal apa saja yang diberikan secara transparan ? baik itu lembaga
maupun personal?
Jawab :
Baznas Kota Bogor memberikan laporan secara transparan baik itu kepada
muzakki maupun walikota dan Baznas Pusat. Laporan keuangan
penerimaan dan pendistribusian muzakki meningkat atau tidak. Dan
seberapa jauh kita sudah membantu masyarakat miskin Kota Bogor,
berapa orang jumlahnya, dan bagaimana dhuafa di Kota Bogor bisa
mengakses layanan Baznas Kota Bogor.
4. Aspek akuntabilitas (accountability)
a. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki rincian tugas dan tanggung jawab
pegawai? (job desc)
Jawab :
Baznas Kota Bogor menetapkan rincian tugas dan tanggungjawab masing-
masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras
dengan visi dan misi sasaran usaha dan strategi perusahaan. SOP Baznas
Kota Bogor ada tapi karyawan tidak memakai SOP karena mereka sudah
tau SOP nya sendiri dan pengurus baru tinggal mengikuti ketika diberikan
SK.
b. Apakah pegawai memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tersebut?
Jawab :
Baznas Kota Bogor selalu meyakini bahwa semua organ perusahaan dan
semua karyawan mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung
jawab dan peranan dalam menjalankan tugasnya.
c. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki sistem pengendalian internal?
Misalnya, pengendalian terhadap pegawai yang kurang kompetensinya.
Jawab :
Baznas Kota Bogor tidak memiliki sistem pengendalian, untuk absensi
ada hanya saja sistem karyawan di Baznas Kota Bogor adalah
kekeluargaan yang penting jika ada tugas harus dilaporkan tepat waktu.
d. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki pengukuran kinerja pegawai?
Metode apa yang digunakan? Bagaimana pemberian reward dan
punishment yang berlaku?
Jawab :
Baznas Kota Bogor belum memiliki ukuran kinerja untuk semua
karyawan. Tidak ada metode yang digunkan hanya saja sistem karyawan
disana adalah kekeluargaan, tidak ada Reward atau punishment yang
berlaku.
e. Apakah lembaga memiliki pedoman etika dan perilaku yang telah
disepakati? (code of conduct)
Jawab :
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ
perusahaan dan semua karyawan harus berpegang teguh pada etika bisnis
dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati. Namun
Baznas Kota Bogor belum memiliki pedoman etika dan prilaku, karena
tidak ada dari Baznas Pusat.
5. Aspek responsibilitas (responsibility)
a. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki peraturan yang sesuai dengan
perundang-undangan? Mulai dari anggaran dasar sampai kepada
penyusunan laporan keuangan?
Jawab :
Organ perusahaan harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip kehati-
hatian dan memeastikan kepatuhan terhadap perundang-undangan,
anggaran dasar dan peraturan perusahaan (bylaws). Dapat dilihat pada
peraturan UU peraturan propinsi atau peraturan kabupaten.
b. Adakah Baznas Kota Bogor turunan dari kebijakan pemerintah?
Jawab :
Baznas Kota Bogor harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan
antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama disekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan
pelaksanaan yang memadai. Disekitaran lingkungan kantor Baznas Kota
Bogor sudah terealisir dari program tersebut, terbukti tidak adanya lagi
fakir miskin yang meminta-minta.
6. Aspek independensi (independency)
a. Apakah Baznas Kota Bogor terbebas dari intervensi pihak manapun yang
berkenaan dengan kebijakan lembaga?
Jawab :
Selama Baznas Kota Bogor berdiri, lembaga ini mempunyai prinsip yang
sama, yakni tidak ada intervensi dari pihak manapun dalam hal penentuan
kebijakan program, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pelaporan programnya, kecuali dari pihak Baznas Pusat dan Profinsi.
Karena di danai oleh masyarakat, berarti lembaga pengelola zakat adalah
milik masyarakat, sehingga dalam menjalankan kegiatannya tidak boleh
hanya menguntungkan golongan tertentu saja dan harus berdiri diatas
semua golongan. Karena jika tidak, maka tindakan tesebut telah menyakiti
hati muzakki yang berasal dari golongan lain, akibatnya dapat dipastikan
lembaga akan ditinggalkan sebagian muzakki potensialnya.
b. Apakah Baznas Kota Bogor independent dalam pengelolaan? Apakah
orang pemda ada yang menjadi pengurus di Baznas ?
Jawab :
Selain itu lembaga amil zakat juga tidak boleh tergabung dalam kegiatan
politik. Hal ini perlu dilakukan agar muzakki dari partai lain yakin bahwa
dana tersebut tidak digunakan untuk kepentingan partai politik. Begitu
pula dengan Baznas Kota Bogor, lembaga ini tidak berafiliasi oleh partai
apapun dan hingga saat ini hal tersebut masih terjadi. Baznas Kota Bogor
pada kepungurusan masih ada orang dari kementrian agama dan pemda
yang menjabat. Namun sebagai warga negara yang baik, karyawan
Baznas Kota Bogor, dibebaskan untuk juga menjadi partisipan disalah
satu partai politik dengan syarat tidak mengahmbat keprofesionalitas
sebagai seorang karyawan yang lembaganya mempunyai prinsip sebagai
non partisipan.
7. Aspek kesetaraan dan kewajaran (fairness)
a. Adakah pemangku kepentingan pernah memberikan masukan kritik
atau saran secara publish?
Jawab :
Baznas Kota Bogor juga sudah memberikan kesempatan kepada
pemangku kepentingan lebih kepada muzakki untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Baznas Kota
Bogor secara langsung mendatangi kantor Baznas Kota Bogor untuk
sekalian berzakat, sedangkan untuk Walikota lebih mengkritik kepada
pendistribusiannya saja. Serta memberikan perlakuan yang setara dan
wajar pada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang di berikan kepada Baznas Kota Bogor.
b. Apakah Baznas Kota Bogor menginformasikan pihak yang menerima
bantuan? Kembar pilih atau tidak ? adakah hubungan mustahik dengan
pengurus ?
Jawab :
Baznas Kota Bogor juga membuka akses informasi untuk pihak
penerima bantuan, ada penerima reguler seperti pensiunan perusahaan
PDAM atau anak yatim karyawan PDAM yang dibantu oleh Baznas
Kota Bogor, atau dari Pemkot Dinas Sosial pada mustahiq yang terlilit
hutang rumah sakit, orang terlantar yang ingin pulang ke kapmpung
halaman atau dari mulut ke mulut dll. Dan Baznas Kota Bogor tidak
menutup kemungkinan untuk memberikan bantuan dana dari orang
dalam untuk mencarikan mustahik dan tetap harus melalui proses
survei. Untuk dilingkungan Baznas Kota Bogor sendiri alhamdulillah
sudah terberdaya buktinya dengan warga disekitar Kantor Baznas lebih
kepada membuka usaha warung nasi dll. Dengan demikian diharapkan
ZIS yang disalurkan oleh Baznas Kota Bogor tepat sasaran dan tidak
ada diskriminasi terhadap mustahik.
Dalam menemtukan wilayah pendistribusian ZIS, Baznas kota Bogor
melakukan Survey terlebih dahulu, kemudian jika sudah mendapat
tempat yang layak Baznas Kota Bogor melakukan asesmen kepada
pihak-pihak yang akan menjadi wilayah pendistribusian. Adapun
daerah prioritas untuk dapat dikembangkan baik itu ekonomi,
pendidikan maupun agama. Kebanyakan wilayah pendistribusiannya
adalah daerah yang terisolir yangt sangat sulit dalam hal transportasi
sehingga menyebabkan keterbatasan dalam segala hal.
c. Bagaimana dalam perecrutan karyawan publish atau tidak? Dari segi
gender lebih banyak laki-laki atau tidak ? menerima yang disabilitas
atau tidak?
Jawab :
Sedangkan menyangkut karyawan, Baznas Kota Bogor juga
memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan,
berkarir serta melaksanakan tugasnya secara profesional. Jika Human
Resource Development (HRD) menerima permohonan dari atasan
divisi yang sedang membutuhkan suatu tenaga kerja baru, maka HRD
akan melakukan tahap pengumuman informasi mengenai lowongan di
internet, website dan koran juga bisa jadi langsung merekrut karywan
magang yang kinerjanya bagus bisa langsung melakukan panggilan
dan tahap wawancara. Jika sudah menemukan yang layak dapat
langsung bergabung dengan Baznas Kota Bogor. Dan tidak menutup
kemungkinan untuk menerima karyawan yang disabilitas. Di Baznas
Kota Bogor juga masih ada karyawan yang sudah lanjut usia sekitar 70
dan tidak menutup kemungkinan juga untuk menerima karyawan yang
disabilitas selagi karyawan itu berprestasi dalam menjalankan tugas.
Bogor, 07 Februari 2017
Widya Wuri H
Prinsip GCG Indikator Pertanyaan
1. Transparansi keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukaan informasi material dan relevan melalui sistem informasi perencanaan zakat dan sistem informasi pemantauan penyaluran zakat
a. Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetap tidak terbatas pada visi, misi sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan konpensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya yang memiliki benturan kepentingan, sistem manajemen resiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkatan kepatuhannya dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proposional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
a. Apakah Baznas Kota Bogor menyediakan informasi yang mudah diakses pihak-pihak lain? (bentuknya seperti apa)
b. Apakah visi dan misi Baznas Kota Bogor sudah tersampaikan baik internal maupun eksternal?
c. Bagaimana kondisi keuangan Baznas kota Bogor? Apakah meningkat dari tahun ke tahun?
d. Bagaimana susunan kepengurusan Baznas Kota Bogor?(hirarki atau tidak?)
e. Siapa pemegang saham yang terkendali? Apakah kepemilikan saham ada di berbagai Baz atau Laz?
f. Hal-hal apa saja yang diberikan secara transparan? Baik itu lembaga atau personal?
g. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki kebijakan lembaga secara tertulis?
2. Akuntabilitas kejelasan fungsi- a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan a. Apakah Baznas Kota
fungsi, struktur sistem dan pertanggung jawaban organ perusahaan.
tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan.
b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karaaawan mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan peranan dalam pelaksanaan GCG.
c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam mengelola perusahaan.
d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan nilai-nilai perusahaan, sasaran utama dan strategi perusahaan serta memiliki sistem pengahargaan dan sanki (reward and punishment sistem).
e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
Bogor memiliki rincian tugas dan tanggung jawab pegawai? (job desc)
b. Apakah pegawai memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut? (dilihat melalui apa)
c. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki sistem pengendalian internal? Misalnya, pengendalian terhadap pegawai yang kurang kompetensinya. (seperti apa? Dari absens dll)
d. Apakah Baznas Kota Bogor memiliki pengukuran kinerja pegawai? Metode apa yang digunakan? Bagaimana pemberian reward dan punishment yang berlaku?
e. Apakah lembaga memiliki pedoman etika dan perilaku yang telah disepakati? (code of conduct)
3. Responsibiliti kesesuaian dalam a. Organ perusahaan harus berpegang teguh pada a. Apakah Baznas Kota Bogor
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat melalui tanggung jawab yang sosial kepada muzakki menjunjung tinggi etika, moral, dan akhlak serta lingkungan lembaga yang sehat berdasarkan manajemen modern untuk kejelasan fungsi struktur organisasi
prinsip-prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (bylaws).
b. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai
memiliki peraturan yang sesuai dengan perundang-undangan? Mulai dari anggaran dasar sampai kepada penyusunan laporan keuangan?
b. Adakah Baznas kota Bogor turunan dari kebijakan pemerintah?
c. Apakah dilingkungan Baznas Kota bogor sudah kena imbas dari program tsb?
4. Independensi Kemandirian merupakan prinsip penting dalam penerapan Good Corporate Governance di badan amil zakat. Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
a. Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya donimasi oleh pihak lain, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepenetingan dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
b. Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perun dang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain sehingga terwujud sistem pengendalian internal yang efektif.
a. Apakah Baznas Kota Bogor terbebas dari intervensi pihak manapun yang berkenaan dengan kebijakan lembaga?
b. Apakah Baznas kota bogor independent dalam pengelolaan? Apakah orang pemda ada yang menjadi pengurus di Baznas?
c. Apakah interpensi pihak daerah yang diluar UU?
d. Adakah struktur/ kesetaraan/hirarkis yang mendominasi?
5. Fairness keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan melalui perlakuan amil yang setara terhadap muzakki seperti kesetaraan sistem pembayaran zakat yang sederhana dan perlindungan kepentingan muzakki
a. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.
b. Perusahaan harus memberikan perlakuan setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
c. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, jender dan kondisi fisik.
a. Adakah pemangku kepentingan pernah memberikan masukan kritik atau saran secara publish?
b. Apakah baznas kota bogor menginformasikan pihak yang menerima bantuan? Kembarpilih atau tidak? Adakah hubungan mustahik dengan pengurus atau politik?
c. Bagaimana dalam perecrutan karyawan? Publish atau tidak?dari segi gender lebih banyak laki-laki atau tidak? Menerima yang disabilitas atau tidak? Berdasarkan prestasi atau tidak?
Laporan Arus Kas
BAZNAS Kota Bogor
Tahun 2009 - 2015
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk)
aktifitas operasi
Penerimaan zakat muzakki personal 1.035.774.122 1.604.789.220 1.065.692.925,77 1.086.183.814 1.343.777.524,98
1.403.404.859,15 1.662.118.826,98
Penerimaan zakat muzakki Instansi 545.347.580 360.357.721 527.591.033 574.671.266 573.547.616
633.744.072 1.023.335.978
Penerimaan zakat perusahaan 545.301.558 179.311.090 529.446.300 558.606.872 729.375.828
864.322.212 71.277.467
Penerimaan infak terikat 7.496.000 34.038.082 97.259.418 137.568.100 235.964.885
2.105.000 6.500.000
Penerimaan infak tidak terikat personal 157.409.104 296.858.994 144.440.224 180.444.354 128.844.793,92
159.664.151,01 136.775.015,93
Penerimaan infak tidak terikat Instansi 274.683.562 206.963.347 292.142.980 219.566.126 194.890.830
170.518.761 212.161.474
Penerimaan infak tidak terikat
perusahaan 25.000 47.764.882 24.234.350 64.504.550 108.753.100
40.785.000 23.000.000
Penerimaan bantuan operasional dari
Pemkot Bogor 235.919.083 252.500.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000
200.000.000 260.000.000
Penerimaan bantuan operasional
dariKementerian Agama
40.000.000
Penerimaan dari kerjasama zakat - - - - - -
-
Penerimaan dari kerjasama infak - - - - -
- -
Penerimaan bagi hasil dana zakat - 1.284.994 1.413.203,26 2.237.157,74 2.741.282,94
1.169.581,95 862.740,84
Penerimaan bagi hasil dana infak - 288.246 724.088,10 605.963,30 676.959,33
658.306,26 313.219,43
Penerimaan bagi hasil dana amil 4.412.623 32.364 68.348,76 392.605,09 233.352,06
110.864,88 120.010,67
Penerimaan lain-lain - - - - - -
Penerimaan nonhalal 671.009 396.457 2.036.206,96 1.518.148,47 1.897.736,22
2.435.850,23 1.529.929,14
Biaya program untuk Fakir -
(56.744.136)
(357.012.211)
(131.972.483)
(380.112.102)
(471.459.128,85) (652.230.501,62)
Biaya program untuk Miskin
(501.184.636)
(777.520.120)
(484.363.286)
(668.243.819)
(722.317.284)
(756.729.200) (778.791.998,69)
Biaya program untuk Riqab - - - - - -
Biaya program untuk Gharim
(437.751.931)
(9.860.000)
(63.130.000)
(29.930.000)
(59.150.000)
(18.950.000) (35.800.000)
Biaya program untuk Muallaf
(17.744.193)
(2.032.800)
(9.590.000)
(9.600.000)
(7.805.000)
(700.000) (3.280.000)
Biaya program untuk Sabilillah
(210.789.335)
(242.605.958)
(488.759.425)
(593.362.595)
(730.406.312)
(759.147.399,97) (930.001.126)
Biaya program untuk Ibnu Sabil
(47.563.965)
(15.480.000)
(18.330.000)
(21.756.000)
(11.030.400)
(11.913.000) (11.740.500)
Penghapusan Dana Bergulir - -208.417.400 - - -
-
Penyaluran infak terikat
(7.225.300)
(58.135.800)
(72.058.200)
(185.361.000)
(100.469.823)
(3.000.000,00) (53.713.848,13)
Biaya program Kesehatan
(149.434.436)
(82.954.009)
(144.276.876)
(188.656.530)
(213.525.903)
(121.966.664,05) (46.519.140,40)
Biaya program Pendidikan
(75.886.211)
(96.810.933)
(76.937.365)
(77.947.931)
(117.927.068)
(80.188.247,67) (759.573,86)
Biaya program Ekonomi
(25.193.840)
(11.158.520)
(13.096.425)
(29.967.549)
(5.707.402)
(777.791,14) (16.977.344,55)
Biaya program Kemanusiaan
(237.819.823)
(2.557.893)
(51.153.745)
(75.102.158)
(35.974.736)
(21.845.032,79) (13.802.067,14)
Biaya program Da'wah
(52.119.760)
(32.807.113)
(82.374.760)
(137.518.284)
(111.519.453)
(48.159.203,52) (259.186.040,00)
Biaya program Kampanye Zakat
(177.395.053)
(399.553.043)
(215.899.262)
(242.925.900)
(415.613.777)
(370.146.432) (57.914.216)
Biaya amil mitra
(78.497.092)
(37.687.039)
(42.614.025)
(44.238.693)
(40.342.055)
(87.614.870) (518.125.145)
Biaya Operasional Rutin
(263.399.378)
(320.152.000)
(291.330.500)
(377.641.000)
(409.696.137)
(515.915.791) (295.071.388)
Biaya Operasional Lain
(167.949.481)
(327.811.179)
(157.041.597)
(179.192.126)
(211.114.359)
(238.559.086) -
Biaya Pembangunan sarana umum
(632.125) - - - -
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi
356.453.082
510.714.854
108.663.999
32.882.888
(52.007.902)
(28.153.188,52) (235.918.227)
-
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) -
aktifitas investasi
-
Pengembalian Dana Bergulir
62.187.000
155.286.000 - - -
- -
Penyaluran Dana Bergulir
(205.900.000)
(206.800.000) - - -
- -
Pembelian Inventaris dari dana zakat
(55.788.520)
(19.000.000) -
(217.728.000)
-
-
Pembelian Inventaris dari dana infak - - - - -
- -
Pembelian Inventaris dari dana amil
(211.221.536) -
(60.246.750)
(6.200.000)
(61.460.900)
(25.183.390) (15.329.000,00)
Penjualan Inventaris -
- - -
- (12.049.000)
Pembelian Bangunan dari dana zakat
(300.000.000)
(70.736.000) - -
- -
Pembelian Bangunan dari dana infak - - - - -
- -
Pembelian Bangunan dari dana amil - - -
(6.257.500) -
- -
Penjualan Bangunan - - - - -
- -
Pembelian Tanah dari dana infak - - - - -
- -
Pembelian Tanah dari dana amil - - - - -
- -
Penjualan Tanah - - - - -
- -
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas investasi
(654.934.536)
(178.038.520)
(79.246.750)
(12.457.500)
279.188.900
(25.183.390,00) (27.378.000,00)
-
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk)
aktifitas pendanaan
Uang Muka kegiatan
(13.320.740)
(13.082.282)
(47.523.723)
44.222.489
28.749.256
(1.945.700,00) 753.100,00
Pemberian Piutang dari Qardhul Hasan
(27.059.344)
(113.440.200)
(203.090.000)
(106.875.800)
(123.282.303)
(39.535.000,00) (150.442.025,00)
Penghapusan piutang tak tertagih
(55.767.656) -
208.417.400 - - - -
Pengembalian Piutang dari dana zakat 65.000.000 94.635.200 129.652.000 194.161.550,00 135.027.595
26.358.800,00 102.619.600
Pemberian Piutang dari dana infak - - - - -
- -
Pengembalian Piutang dari dana infak - - - - -
- -
Pemberian Piutang dari dana amil - - - - -
- -
Pengembalian Piutang dari dana amil - - - - -
- -
Penerimaan Kewajiban Jangka Pendek 43.975.000 - -2.285.500 - -
- -
Pelunasan Kewajiban Jangka Pendek
(34.109.900)
(8.415.000)
(5.714.600) - -
- -
Penerimaan Kewajiban Jangka Panjang
36.176.000 -
11.647.100 -
183.762.500
- -
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang -
(7.190.000)
(16.063.000)
(32.596.000)
(39.909.000)
(50.702.000,00) (47.152.000,00)
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan
14.893.360
(47.492.282)
75.039.677
98.912.239
184.348.048
(65.823.900,00) (94.221.325,00)
-
Laporan Perubahan Dana Zakat
BAZNAS Kota Bogor
Tahun 2009 - 2015
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PENERIMAAN
Penerimaan zakat muzakki
personal 1.035.774.122 1.604.789.220 1.065.692.926 1.086.183.814 1.343.777.525
1.403.404.859
1.662.118.827
Penerimaan zakat muzakki
Instansi 545.347.580 360.357.721 527.591.033 571.322.588 573.547.616
633.744.072
1.023.335.978
Penerimaan zakat perusahaan 545.301.558 179.311.090 529.446.300 558.606.872 729.375.828
864.322.212
71.277.467
Penerimaan dari kerjasama zakat - - - - -
-
-
Penerimaan bagi hasil dana
zakat - 1.284.994 1.413.203 2.237.158 2.741.283 1.169.582 862.741
Jumlah Penerimaan 2.126.423.260 2.145.743.025 2.124.143.462 2.218.350.432 2.649.442.252 2.902.640.725 2.757.595.013
PENGGUNAAN
Penyaluran untuk asnaf Fakir - 56.744.136 357.012.211 132.008.830 380.112.102
471.459.128,85
652.230.501,62
Penyaluran untuk asnaf miskin 501.184.636 777.496.021 484.363.286 671.264.067 722.317.284
756.729.200
778.791.998,69
Penyaluran untuk asnaf Riqab - - - - -
Kenaikan bersih kas dan setara kas -283.183.095 285.184.052 104.456.925,97 119.337.625,90 -146.848.754,33
(119.160.478,52) (357.517.552,01)
Kas dan setara kas awal periode 808.970.057 525.786.962 810.971.015,13 915.427.941,10 1.034.765.567,00
887.916.813,00 767.958.534,94
Saldo kas dan setara kas akhir periode 525.786.962 810.971.015 915.427.941 1.034.765.567 887.916.812,67 767.958.535 410.440.982,93
- -
Penyaluran untuk asnaf Gharim 437.751.931 9.860.000 63.130.000 29.930.000 59.150.000
18.950.000
35.800.000
Penyaluran untuk asnaf Muallaf 17.744.193 2.032.800 9.590.000 9.600.000 7.805.000
700.000
3.280.000
Penyaluran untuk asnaf
Sabilillah 210.789.335 242.543.106 488.759.425 596.749.439 730.406.312
759.147.399,97
930.001.125,62
Penyaluran untuk asnaf Ibnu
Sabil 47.563.965 15.480.000 18.330.000 21.756.000 11.030.400
11.913.000
11.740.500
Biaya penyusutan bangunan dari
dana zakat - - - - -
-
-
Penyaluran kepada dana amil 233.831.951 268.217.878 257.920.083 277.293.804 331.180.281
362.830.090,64
344.699.376,60
Penghapusan piutang tak
tertagih 55.767.656 - 208.417.400 - -
-
-
Jumlah Penggunaan 1.504.633.667 1.372.373.941 1.887.522.406 1.738.602.139 2.242.001.380 2.381.728.819 2.756.543.503
Surplus/Defisit 621.789.593 773.369.084 236.621.056 479.748.292 407.440.872
520.911.906
1.051.510
Transfer dana dari/ (kepada)
dana lain
(200.000.000)
(150.000.000)
(260.000.000)
(450.000.000)
(510.000.000)
(400.000.000)
(280.000.000)
SALDO AWAL 650.224.472 1.072.014.065 1.692.770.364 1.669.391.420 1.526.670.123 1.424.110.995 1.545.022.901
SALDO AKHIR 1.072.014.065 1.692.770.364 1.669.391.420 1.526.670.123 1.424.110.995 1.545.022.901 1.266.074.411
Laporan Perubahan Dana Infak
BAZNAS Kota Bogor
Tahun 2009 - 2015
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PENERIMAAN
Penerimaan infak terikat 7.946.000 34.038.082 97.259.418 130.298.100 235.964.885
2.105.000
6.500.000,00
Penerimaan infak tidak terikat
personal 157.409.104 296.858.994 144.440.224 180.444.354 128.844.793,92
159.664.151,01
136.775.015,93
Penerimaan infak tidak terikat
Instansi 274.683.562 206.963.347 292.142.980 219.511.126 194.890.830
170.518.761
212.161.474
Penerimaan infak tidak terikat
perusahaan 25.000 47.764.882 24.234.350 64.504.550 108.753.100
40.785.000
23.000.000
Penerimaan dari kerjasama infak - - - - -
-
-
Penerimaan bagi hasil dana infak - 288.246 724.088,10 605.963,30 676.959,33 658.306,26 313.219,43
Jumlah Penerimaan 440.063.666 585.913.551 558.801.060 595.364.093 669.130.568,25 373.731.218 378.749.709,36
PENGGUNAAN
Penyaluran infak terikat 7.225.300 58.135.800 72.058.200,00 185.361.000 100.469.823
3.000.000
-
Biaya program Kesehatan 149.434.436 82.971.517 144.276.876,23 187.273.723,44 213.525.902,56
121.966.664
53.713.848
Biaya program Pendidikan 75.886.211 96.856.926 76.937.365,43 77.103.466,82 117.927.068,04
80.188.248
46.519.140
Biaya program Ekonomi 25.193.840 11.165.110 13.096.425,30 29.855.891,31 5.707.401,86
777.791
759.574
Biaya program Kemanusiaan 237.819.823 2.557.893 51.153.745,08 73.548.062,04 35.974.736,37
21.845.033
16.977.345
Biaya program Da'wah 52.119.760 32.823.972 82.374.759,74 134.967.870,08 111.519.452,94
48.159.204
13.802.067
Biaya program Kampanye Zakat 177.395.053 399.553.043 215.899.262,00 185.053.800 415.613.777
370.146.432 259.186.040,00
Biaya penyusutan inventaris dari
dana infak - - - - -
-
Biaya penyusutan bangunan dari
dana infak - - - - -
-
Penyaluran kepada dana amil 80.007.957 73.239.193 163.322.028,71 174.399.748,17 162.437.131,22 139.359.831,85 269.881.039
Jumlah Penggunaan 805.082.380 757.303.454 819.118.662 1.047.563.562 1.163.175.292,98 785.443.203 660.839.053
-
Surplus/Defisit
(365.018.714,00)
(171.389.903,00)
(260.317.602,39)
(452.199.468,56)
(494.044.724,73)
(411.711.984,76)
(282.089.344)
Transfer dana dari/(kepada) dana
lain
200.000.000
150.000.000
260.000.000
450.000.000
510.000.000
400.000.000 280.000.000
-
SALDO AWAL 189.772.123 24.679.244 6.649.356 3.058.688 2.973.056,52 18.928.332 7.216.347
SALDO AKHIR 24.753.409 6.649.356 3.058.688 2.973.056,52 18.928.331,80 7.216.347,04 5.127.003,03
Laporan Perubahan Dana Amil BAZNAS Kota Bogor Tahun 2009 - 2015 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PENERIMAAN
Penerimaan amil dari dana zakat 233,831,951 268,217,878 257,920,083 277,293,804 331,180,281
362,830,090.64
344,699,376.60
Penerimaan amil dari dana infak 80,007,957 73,239,194 163,322,029 174,399,748 162,437,131
139,359,831.85
269,881,039.29
Penerimaan bantuan operasional dari Pemkot Bogor 235,919,083 252,500,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000
200,000,000
300,000,000
Penerimaan bagi hasil dana amil 4,412,623 32,364 68,349 392,605 233,352
110,864.88
120,010.67
Penerimaan lain-lain - - - - -
-
-
Jumlah Penerimaan 554,171,614 593,989,436 621,310,460 652,086,157 693,850,765 702,300,787 914,700,427
-
0
PENGGUNAAN -
0
Biaya amil mitra 78,497,092 37,687,039 42,614,025 44,034,473 40,342,055
87,614,870
57,914,216
Biaya Operasional Rutin 263,399,378 320,152,000 291,330,500 377,641,000 409,696,137
515,915,791
518,125,145
Biaya Operasional Lain 167,949,481 327,721,179 157,041,597 179,192,126 211,114,359
238,559,086
295,071,388
Biaya penyusutan inventaris dari dana amil - - - - -
- -
Biaya penyusutan bangunan dari dana amil - - - - -
-
-
Jumlah Penggunaan 509,845,951 685,560,218 490,986,122 781,430,486 661,152,551 842,089,747 871,110,749
-
Surplus/Defisit 44,325,663 -91,570,782 130,324,338 -128,905,120 32,698,214
(139,788,959.63)
43,589,677.56
Transfer dana dari/(kepada) dana lain -
- -
-
-
- -
SALDO AWAL 118,811,517 165,737,179 74,076,397 204,400,736 75,495,615 108,193,829
(31,595,130.68)
SALDO AKHIR 165,737,179 74,076,397 204,400,736 75,495,615.92 108,193,829 -31,595,130.68 11,994,547
Laporan Perubahan Aset Kelolaan
BAZNAS Kota Bogor
Tahun 2009 - 2015
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SALDO AWAL 158,238,056 788,597,676 998,523,478 990,314,551 588,756,523
827,450,875
868,553,965
PENAMBAHAN
-
-
Dana Bergulir 205,900,000 206,800,000 - - -
-
-
Penyaluran Dana Bergulir 205,900,000 206,800,000 - - -
-
-
Uang Muka Kegiatan 13,320,740 67,726,556 121,971,728 32,666,743 81,668,260
29,454,400
8,277,400
Piutang 27,059,344 113,440,200 203,090,000 106,875,800 123,282,303
39,535,000
150,442,025
Pemberian Piutang dari dana zakat 27,059,344 113,440,200 203,090,000 106,875,800 123,282,303
39,535,000
150,442,025
Pemberian Piutang dari dana infak - - - - -
25,183,390
27,378,000
Pemberian Piutang dari dana amil - - - - -
- 26,528,000
Inventaris 211,221,536 55,788,520 79,246,750 26,769,500 279,188,900
25,183,390
-
Pembelian Inventaris dari dana infak - - - 20,569,500 -
-
-
Pembelian Inventaris dari dana amil 211,221,536 55,788,520 60,246,750 6,200,000 61,460,900
-
-
Pembelian Inventaris dari dana zakat - - 19,000,000 - 217,728,000
-
-
Bangunan 300,000,000 70,736,000 - 6,257,500 -
-
-
Pembelian Bangunan dari dana zakat 300,000,000 70,736,000 - - -
-
-
Pembelian Bangunan dari dana infak - - - - -
-
-
Pembelian Bangunan dari dana amil - - - 6,257,500 -
-
Pembelian Tanah dari dana infak - - - - -
-
-
Pembelian Tanah dari dana amil - - - -
-
-
Jumlah Penambahan 757,501,620 514,491,276 404,308,478 172,569,543 484,139,463 94,172,790 186,097,425
-
PENGURANGAN -
Dana Bergulir 62,187,000 155,286,000 208,417,400 - - -
-
Pengembalian Dana Bergulir 62,187,000 155,286,000 208,417,400 - -
-
-
Uang Muka Kegiatan - 54,644,274 74,448,005 76,889,232 110,417,516
26,710,900
9,030,500
Piutang 65,000,000 94,635,200 129,652,000 194,161,550 135,027,595
26,358,800
102,619,600
Pengembalian Piutang dari dana zakat (kas
di Brankas) 65,000,000 94,635,200 129,652,000 194,161,550 135,027,595
26,358,800
102,619,600
Pengembalian Piutang dari dana infak - - - - -
- -
Pengembalian Piutang dari dana amil - - - - -
-
-
Inventaris - - - 303,076,789 -
-
-
Penjualan Inventaris - - - - -
-
-
Akumulasi Penyusutan Inventaris - - - 303,076,789 -
-
-
Bangunan - - - - -
-
-
Penjualan Bangunan - - - - -
-
-
Akumulasi Penyusutan Bangunan - - - - -
-
-
Tanah - - - -
-
-
Penjualan Tanah - - -
-
-
Jumlah Pengurangan 127,187,000 304,565,474 412,517,405 574,127,571 245,445,111 53,069,700 111,650,100
SALDO AKHIR 788,597,676 998,523,478 990,314,551 588,756,523 827,450,875 868,553,965 943,001,290
Laporan Arus Kas
BAZNAS Kota Bogor
Tahun 2009 - 2015
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk)
aktifitas operasi
Penerimaan zakat muzakki personal 1,035,774,122 1,604,789,220 1,065,692,925.77 1,086,183,814 1,343,777,524.98
1,403,404,859.15
1,662,118,826.98
Penerimaan zakat muzakki Instansi 545,347,580 360,357,721 527,591,033 574,671,266 573,547,616
633,744,072
1,023,335,978
Penerimaan zakat perusahaan 545,301,558 179,311,090 529,446,300 558,606,872 729,375,828
864,322,212
71,277,467
Penerimaan infak terikat 7,496,000 34,038,082 97,259,418 137,568,100 235,964,885
2,105,000
6,500,000
Penerimaan infak tidak terikat personal 157,409,104 296,858,994 144,440,224 180,444,354 128,844,793.92
159,664,151.01
136,775,015.93
Penerimaan infak tidak terikat Instansi 274,683,562 206,963,347 292,142,980 219,566,126 194,890,830
170,518,761
212,161,474
Penerimaan infak tidak terikat
perusahaan 25,000 47,764,882 24,234,350 64,504,550 108,753,100
40,785,000
23,000,000
Penerimaan bantuan operasional dari
Pemkot Bogor 235,919,083 252,500,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000
200,000,000
260,000,000
Penerimaan bantuan operasional dariKementerian
Agama
40,000,000
Penerimaan dari kerjasama zakat - - - - - -
-
Penerimaan dari kerjasama infak - - - - -
-
-
Penerimaan bagi hasil dana zakat - 1,284,994 1,413,203.26 2,237,157.74 2,741,282.94
1,169,581.95
862,740.84
Penerimaan bagi hasil dana infak - 288,246 724,088.10 605,963.30 676,959.33
658,306.26
313,219.43
Penerimaan bagi hasil dana amil 4,412,623 32,364 68,348.76 392,605.09 233,352.06
110,864.88
120,010.67
Penerimaan lain-lain - - - - - -
Penerimaan nonhalal 671,009 396,457 2,036,206.96 1,518,148.47 1,897,736.22
2,435,850.23
1,529,929.14
Biaya program untuk Fakir -
(56,744,136)
(357,012,211)
(131,972,483)
(380,112,102)
(471,459,128.85)
(652,230,501.62)
Biaya program untuk Miskin
(501,184,636)
(777,520,120)
(484,363,286)
(668,243,819)
(722,317,284)
(756,729,200)
(778,791,998.69)
Biaya program untuk Riqab - - - - - -
Biaya program untuk Gharim
(437,751,931)
(9,860,000)
(63,130,000)
(29,930,000)
(59,150,000)
(18,950,000)
(35,800,000)
Biaya program untuk Muallaf
(17,744,193)
(2,032,800)
(9,590,000)
(9,600,000)
(7,805,000)
(700,000)
(3,280,000)
Biaya program untuk Sabilillah
(210,789,335) (242,605,958) (488,759,425) (593,362,595) (730,406,312) (759,147,399.97) (930,001,126)
Biaya program untuk Ibnu Sabil
(47,563,965)
(15,480,000)
(18,330,000)
(21,756,000)
(11,030,400)
(11,913,000)
(11,740,500)
Penghapusan Dana Bergulir - -208,417,400 - - -
-
Penyaluran infak terikat
(7,225,300)
(58,135,800)
(72,058,200)
(185,361,000)
(100,469,823)
(3,000,000.00)
(53,713,848.13)
Biaya program Kesehatan
(149,434,436)
(82,954,009)
(144,276,876)
(188,656,530)
(213,525,903)
(121,966,664.05)
(46,519,140.40)
Biaya program Pendidikan
(75,886,211)
(96,810,933)
(76,937,365)
(77,947,931)
(117,927,068)
(80,188,247.67)
(759,573.86)
Biaya program Ekonomi
(25,193,840)
(11,158,520)
(13,096,425)
(29,967,549)
(5,707,402)
(777,791.14)
(16,977,344.55)
Biaya program Kemanusiaan
(237,819,823)
(2,557,893)
(51,153,745)
(75,102,158)
(35,974,736)
(21,845,032.79)
(13,802,067.14)
Biaya program Da'wah
(52,119,760)
(32,807,113)
(82,374,760)
(137,518,284)
(111,519,453)
(48,159,203.52)
(259,186,040.00)
Biaya program Kampanye Zakat
(177,395,053)
(399,553,043)
(215,899,262)
(242,925,900)
(415,613,777)
(370,146,432)
(57,914,216)
Biaya amil mitra
(78,497,092)
(37,687,039)
(42,614,025)
(44,238,693)
(40,342,055)
(87,614,870)
(518,125,145)
Biaya Operasional Rutin
(263,399,378)
(320,152,000)
(291,330,500)
(377,641,000)
(409,696,137)
(515,915,791)
(295,071,388)
Biaya Operasional Lain
(167,949,481)
(327,811,179)
(157,041,597)
(179,192,126)
(211,114,359)
(238,559,086)
-
Biaya Pembangunan sarana umum
(632,125) - - - -
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi
356,453,082
510,714,854
108,663,999
32,882,888
(52,007,902)
(28,153,188.52)
(235,918,227)
-
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) -
aktifitas investasi
-
Pengembalian Dana Bergulir - - -
62,187,000 155,286,000 - -
Penyaluran Dana Bergulir
(205,900,000)
(206,800,000) - - -
-
-
Pembelian Inventaris dari dana zakat
(55,788,520)
(19,000,000) -
(217,728,000)
-
-
Pembelian Inventaris dari dana infak - - - - -
-
-
Pembelian Inventaris dari dana amil
(211,221,536) -
(60,246,750)
(6,200,000)
(61,460,900)
(25,183,390)
(15,329,000.00)
Penjualan Inventaris -
- - -
-
(12,049,000)
Pembelian Bangunan dari dana zakat
(300,000,000)
(70,736,000) - -
-
-
Pembelian Bangunan dari dana infak - - - - -
-
-
Pembelian Bangunan dari dana amil - - -
(6,257,500) -
-
-
Penjualan Bangunan - - - - -
-
-
Pembelian Tanah dari dana infak - - - - -
-
-
Pembelian Tanah dari dana amil - - - - -
-
-
Penjualan Tanah - - - - -
-
-
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas investasi
(654,934,536)
(178,038,520)
(79,246,750)
(12,457,500)
279,188,900
(25,183,390.00)
(27,378,000.00)
-
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk)
aktifitas pendanaan
Uang Muka kegiatan
(13,320,740)
(13,082,282)
(47,523,723)
44,222,489
28,749,256
(1,945,700.00)
753,100.00
Pemberian Piutang dari Qardhul Hasan
(27,059,344) (113,440,200) (203,090,000) (106,875,800) (123,282,303) (39,535,000.00) (150,442,025.00)
Penghapusan piutang tak tertagih
(55,767,656) -
208,417,400 - - -
-
Pengembalian Piutang dari dana zakat 65,000,000 94,635,200 129,652,000 194,161,550.00 135,027,595
26,358,800.00
102,619,600
Pemberian Piutang dari dana infak - - - - -
-
-
Pengembalian Piutang dari dana infak - - - - -
-
-
Pemberian Piutang dari dana amil - - - - -
-
-
Pengembalian Piutang dari dana amil - - - - -
-
-
Penerimaan Kewajiban Jangka Pendek 43,975,000 - -2,285,500 - -
-
-
Pelunasan Kewajiban Jangka Pendek
(34,109,900)
(8,415,000)
(5,714,600) - -
-
-
Penerimaan Kewajiban Jangka Panjang
36,176,000 -
11,647,100 -
183,762,500
-
-
Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang -
(7,190,000)
(16,063,000)
(32,596,000)
(39,909,000)
(50,702,000.00)
(47,152,000.00)
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan
14,893,360
(47,492,282)
75,039,677
98,912,239
184,348,048
(65,823,900.00)
(94,221,325.00)
-
Kenaikan bersih kas dan setara kas -283,183,095 285,184,052 104,456,925.97 119,337,625.90 -146,848,754.33
(119,160,478.52)
(357,517,552.01)
Kas dan setara kas awal periode 808,970,057 525,786,962 810,971,015.13 915,427,941.10 1,034,765,567.00
887,916,813.00
767,958,534.94
Saldo kas dan setara kas akhir periode 525,786,962 810,971,015 915,427,941 1,034,765,567 887,916,812.67 767,958,535 410,440,982.93