23
1 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN KOMBINASI METODE CERTAINTY FACTOR DAN METODE FORWARD CHAINING (Studi Kasus Rumah Sakit M. Djamil-Padang) Firdaus, Dr. H. Sarjon Defit,S.Kom,MSc, Dr. Ir. Gunadi Widi Nurcahyo, MSc Abstrak - Aplikasi Sistem Pakar ini adalah merupakan paket perangkat lunak yang membahas bagaimana cara untuk mendeteksi penyakit ginjal pada manusia.Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi sistem pakar ini adalah Microsoft Visual Studio 6.0 dengan databasenya menggunakan Microsoft Access 2003. Sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan maka interface yang akan ditampilkan dalam memberikan informasi bagi user akan berbentuk visual. Pada penelitian ini dijelaskan cara Sistem Pakar mendiagnosis Penyakit Ginjal menggunakan metode Certainty Factor dan dan teknik pelacakan dengan metode Forward Chaining serta basis pengetahuan yang dapat di update sesuai perkembangan pengetahuan. Sistem pakar untuk mendiagnosa Penyakit Ginjal dengan metode certainty factor ini dirancang dan dibangun dengan tujuan untuk mendiagnosa dan mendokumentasikan berbagai macam jenis penyakit ginjal beserta solusi dan pengobatannya terutama bagi akademisi kesehatan. Kemampuan penalaran Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal menggunakan forward chaining dan certainty factor. Kata Kunci : Sistem Pakar, Ginjal , Metode Certainty Factor, Metode Forward Chaining. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi untuk problema dengan kualitas pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. System implementation (implementasi sistem) pakar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan selain sebagai media informasi bagi masyarakat terutama penderita penyakit untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita sebagai diagnosa awal, juga sebagai alat bantu bagi dokter untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan lebih akurat. Forward chaining adalah strategi untuk memprediksi atau mencari solusi dari suatu masalah yang dimulai dengan sekumpulan fakta yang diketahui, kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan dengan sampai mencari goal atau tidak ada lagi aturan premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sistem pakar dengan metode forward chaining dan mengaplikasikannya ke dalam

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

  • Upload
    doduong

  • View
    233

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

1

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN

KOMBINASI METODE CERTAINTY FACTOR DAN METODE

FORWARD CHAINING

(Studi Kasus Rumah Sakit M. Djamil-Padang)

Firdaus, Dr. H. Sarjon Defit,S.Kom,MSc, Dr. Ir. Gunadi Widi Nurcahyo,

MSc

Abstrak - Aplikasi Sistem Pakar ini adalah merupakan paket perangkat lunak yang

membahas bagaimana cara untuk mendeteksi penyakit ginjal pada

manusia.Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi sistem

pakar ini adalah Microsoft Visual Studio 6.0 dengan databasenya menggunakan

Microsoft Access 2003. Sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan

maka interface yang akan ditampilkan dalam memberikan informasi bagi user

akan berbentuk visual. Pada penelitian ini dijelaskan cara Sistem Pakar

mendiagnosis Penyakit Ginjal menggunakan metode Certainty Factor dan dan

teknik pelacakan dengan metode Forward Chaining serta basis pengetahuan yang

dapat di update sesuai perkembangan pengetahuan. Sistem pakar untuk

mendiagnosa Penyakit Ginjal dengan metode certainty factor ini dirancang dan

dibangun dengan tujuan untuk mendiagnosa dan mendokumentasikan berbagai

macam jenis penyakit ginjal beserta solusi dan pengobatannya terutama bagi

akademisi kesehatan. Kemampuan penalaran Sistem Pakar Diagnosa Penyakit

Ginjal menggunakan forward chaining dan certainty factor.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Ginjal , Metode Certainty Factor, Metode Forward

Chaining.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pakar (Expert System)

adalah program berbasis pengetahuan

yang menyediakan solusi-solusi untuk

problema dengan kualitas pakar.

Sistem pakar merupakan program

komputer yang meniru proses

pemikiran dan pengetahuan pakar

dalam menyelesaikan suatu masalah

tertentu. System implementation

(implementasi sistem) pakar dapat

diterapkan dalam dunia kesehatan

selain sebagai media informasi bagi

masyarakat terutama penderita

penyakit untuk mengetahui jenis

penyakit yang diderita sebagai

diagnosa awal, juga sebagai alat bantu

bagi dokter untuk dapat mengambil

keputusan secara cepat dan lebih

akurat.

Forward chaining adalah strategi

untuk memprediksi atau mencari

solusi dari suatu masalah yang dimulai

dengan sekumpulan fakta yang

diketahui, kemudian menurunkan

fakta baru berdasarkan aturan

premisnya cocok dengan fakta yang

diketahui. Proses ini dilanjutkan

dengan sampai mencari goal atau

tidak ada lagi aturan premisnya cocok

dengan fakta yang diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari sistem pakar dengan

metode forward chaining dan

mengaplikasikannya ke dalam

Page 2: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

2

masalah diagnosa penyakit ginjal di

dunia nyata.

Pada tesis ini dijelaskan cara

Sistem Pakar mendiagnosis Penyakit

Ginjal menggunakan metode

Certainty Factor dan teknik pelacakan

dengan metode Forward Chaining

serta basis pengetahuan yang dapat

ditambah sesuai perkembangan

pengetahuan. Program Sistem Pakar

ini diimplementasikan dengan bahasa

pemrograman Visual Basic 6.0 dengan

database Microsoft Access. Untuk itu

penulis bermaksud mengajukan

sebuah judul tesis yaitu “SISTEM

PAKAR UNTUK DIAGNOSIS

PENYAKIT GINJAL DENGAN

KOMBINASI METODE

CERTAINTY FACTOR DAN

METODE FORWARD CHAINING

(Studi Kasus Rumah Sakit M.

Djamil-Padang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada

penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana merancang sistem

pakar untuk menentukan penyakit

ginjal dengan mengunakan

metode certainty factor dan

forward chaining yang dapat

digunakan untuk mengukur

persentasi penyakit ginjal pasien

dengan tampilan yang sedemikian

rupa sehingga menarik, mudah

dan nyaman untuk digunakan?

2. Bagaimana sistem pakar ini dapat

merancang untuk diagnosa

penyakit yang berdasarkan gejala-

gejala yang ada?

3. Bagaimana solusi untuk

permasalahan yang didasarkan

pada hubungan antara pertanyaan

dan solusi yang disimpan dalam

basis pengetahuan?

4. Bagaimana perancangan

antarmuka atau interface untuk

menyajikan informasi tersebut

pada user?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Dengan penggunaan aplikasi

sistem pakar ini hanya

menampikan gejala-gejala yang

ditimbulkan oleh penyakit ginjal

serta cara penanganannya.

2. Dalam penelitian ini, aplikasi

hanya sebagai alat untuk

membuktikan keakuratan dari

hasil diagnosa yang diharapkan

sesuai dengan pakar, user yang

menggunakan aplikasi ini

adalah masyarakat umum yang

akan melihat informasi penyakit

seputar penyakit ginjal

sedangkan yang menjadi ahli

adalah dokter.

3. Dengan menggunakan metode

forward chaining dan teori

certainty factor akan

mendapatkan hasil berupa

kepastian yang akan sesuai

dengan data yang diisi oleh pasien

penyakit ginjal.

Penggunaan aplikasi ini hanya

menampilkan informasi

penyakit-penyakit ginjal pada

umumnya seperti : Urolitiasis,

penyakit ginjal kronik (CKD),

Infeksi Saluran Kemih (ISK).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Dapat membantu penderita

penyakit ginjal dalam mengetahui

jenis penyakit dan gejalanya serta

penanggulangannya melalui

komputer, sehingga penanganan

lebih lanjut terhadap penyakit

tersebut dapat dengan cepat

dilakukan.

Page 3: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

3

2. Untuk dapat menganalisa aspek-

aspek internal dan eksternal dari

penyakit ginjal.

3. Untuk dapat mengetahui gejala-

gejala apa saja yang diderita oleh

pasien dan cara penanganannya.

4. Dapat mengetahui strategi dalam

keputusan yang harus dilakukan

oleh penderita penyakit ginjal.

5. Dapat mempermudah melakukan

identifikasi penyakit ginjal

secara dini melalui media

aplikasi desktop kepada

masyarakat umum, sehingga

penanganan lebih lanjut terhadap

penyakit tersebut dapat dengan

cepat dilakukan.

Membangun sebuah sistem

berbasis pengetahuan kedokteran

dalam menentukan resiko

penyakit ginjal yang dapat

ditampilkan dalam aplikasi

desktop, sehingga alasan efisiensi

waktu dan kurangnya

pengetahuan masyarakat akan

kesehatan dapat teratasi.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasana buatan (Artifial

Intelligence) merupakan bagian dari

komputer yang mempelajari

bagaimana membuat mesin

(komputer) dapat melakukan

pekerjaan seperti dan sebaik yang

dilakukan oleh manusia bahkan bisa

lebih baik daripada yang dilakukan

oleh manusia (Idhawati

Hestiningsi,2006). Berdasarkan

definisi diatas, maka teknologi

kecerdasan buatan dipelajari dalam

bidang-bidang seperti : Robotika

(Robotics), Penglihatan Komputer

(Computer Vision), Pengolah Bahasa

Alami (Natural Language

Processing), Pengenalan Pola

(Pattern Recognition), Sistem Syaraf

Tiruan (Artificial Neural System),

Pengenalan Suara (Speech

Recognition) dan Sistem Pakar

(Expert System) (Sri Hartati dan Sari

Iswanti, 2008).

Salah satu teknik bidang

kecerdasan buatan yang menirukan

proses penalaran manusia adalah

Sistem Pakar. Pemecahan masalah-

masalah yang komplek biasanya

hanya dapat dilakukan oleh sejumlah

orang yang sangat terlatih, yaitu

pakar.

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan

sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer,

agar komputer dapat menyelesaikan

masalah seperti yang bisa dilakukan

para ahli. Sistem pakar adalah

aplikasi berbasis komputer yang

digunakan untuk menyelesaikan

masalah sebagaimana yang dipikirkan

oleh pakar. Pakar yang dimaksud

adalah orang yang mempunyai

keahlian khusus yang dapat

menyelesaikan masalah yang tidak

dapat diselesaikan oleh orang awam

(Kusrini, 2006).

Ada beberapa definisi tentang sistem

pakar oleh beberapa ahli yang terlihat

dalam tabel 2.1 (Sri Hartati dan Sari

Iswanti, 2008), yaitu :

Tabel 2.1 Definisi Tentang Sistem

Pakar

Page 4: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

4

2.3Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar juga dapat dilihat

dari sudut pandang lingkungan

(environment) dalam sistem.

Terdapat dua lingkungan yaitu

lingkungan konsultasi dan lingkungan

pengembangan. Lingkungan

konsultasi diperuntukkan bagi

pengguna bukan pakar untuk

melakukan konsultasi dengan sistem

yang tujuannya adalah mendapatkan

nasehat pakar. Sedangkan,

lingkungan pengembangan ditujukan

bagi pembangun sistem pakar untuk

membangun komponen dan

memasukkan pengetahuan hasil

akuisisi pengetahuan ke dalam basis

pengetahuan. Secara lengkap struktur

sistem pakar yang menekankan pada

lingkungan yang ada dalam sistem

terlihat pada gambar 2.1 (Ginanjar ,

2011).

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar

2.4 Metode Pencarian (Searching)

Pada dasarnya teknik searching

(pencarian) dapat dibagi menjadi 2

(dua) kelompok besar yaitu pencarian

buta (blind search) dan pencarian

terbimbing (heuristic search). Untuk

mengukur performa metode

pencarian, terdapat beberapa empat

kriteria yang dapat dilakukan, yaitu

(Sutojo dan Edy Mulyanto, 2011) :

1. Completeness. Apakah metode

tersebut menjamin adanya solusi

jika solusinya ada?

2. Time Complexity. Berapa lama

waktu yang diberikan untuk

menemukan solusi tersebut?

3. Space Complexity. Berapa

banyak memori yang dibutuhkan

untuk menemukan solusi

tersebut?

4. Optimality. Apakah metode

tersebut menjamin untuk

menemukan solusi terbaik, jika

terdapat beberapa solusi yang

berbeda?

Pelacakan (searching) adalah

suatu strategi untuk melakukan

pencarian dalam ruang problema

Page 5: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

5

secara aktif, yang memandu proses

pencarian sepanjang jalur yang

memiliki kemungkinan sukses paling

besar. Teknik ini dipakai pada

situasi dimana hasil yang terlalu

mahal atau tidak mungkin dilakukan,

sehingga pemecahan yang diperoleh

lebih bersifat cukup (sufficient).

Ada beberapa metode dalam

Searching yaitu :

1. Pencarian Buta (Blind Search)

atau Un-Informed Search, ada

dua metode yang digunaka,

yaitu

a. Pencarian Melebar Pertama

(Breadth-Firts Search)

Pada metode Breadth-Firts

Search (BFS), semua node pada

level n akan dikunjungi terlebih

dahulu sebelum mengunjugi node-

node pada level n+1. Pencarian

dimulai dari node akar (node S),

terus ke level ke-1 dari kiri ke kanan,

kemudian berpindah ke level

berikutnya, demikian pula dari kiri

ke kanan hingga ditemukannya goal

(node G), seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Metode Breadth-First

Search

b. Pencarian Mendalam Pertama

(Depth-Firts Search)

Pada Depth-Firts Search

(DFS), proses pencarian akan

dilakukan pada semua anaknya

sebelum dilakukan pencarian ke node-

node yang selevel. Pencarian dimulai

dari node akar (node S) ke level yang

lebih tinggi. Proses ini diulangi terus

hingga ditemukannya goal (node G) ),

seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Metode Depth-First

Search

2. Pencarian Terbimbing

(Heuristik) atau Inform Search

Ada dua macam hill climbing

yaitu :

a. Simple Hill Climbing

Berikut langkah-langkah algoritma

Simple Hill Climbing :

1) Mulai dari keadaan awal,

lakukan pengujian: jika

merupakan tujuan, maka

berhenti dan jika tidak

lanjutkan dengan keadaan

sekarang sebagai keadaan

awal.

2) Kerjakan langkah-langkah

berikut sampai solusinya

ditemukan atau sampai tidak

ada operator baru yang akan

diaplikasikan pada keadaan

sekarang.

3) Cari operator yang belum

pernah digunakan: gunakan

operator ini untuk

mendapatkan keadaan yang

baru.

4) Evaluasi keadaan baru

tersebut, dengan :

Page 6: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

6

a) Jika keadaan baru

merupakan tujuan,

keluar.

b) Jika bukan tujuan,

namun nilainya lebih

baik daripada keadaan

sekarang, maka jadikan

baru tersebut menjadi

keadaan sekarang.

c) Jika keadaan baru tidak

lebih baik daripada

keadaan sekarang, maka

lanjutkan iterasi.

b. Steepest-Ascent Hill Climbing

Berikut langkah-langkah algoritma

Steepest-Ascent Hill Climbing :

1) Mulai dari keadaan awal,

lakukan pengujian: jika

merupakan tujuan, maka

berhenti dan jika tidak

lanjutkan dengan keadaan

sekarang sebagai keadaan

awal.

2) Kerjakan hingga tujuan

tercapai atau hingga iterasi

tidak memberikan perubahan

pada keadaan sekarang,

dengan:

a) Tentukan SUCC sebagai

nilai heuristic terbaik

dari successor-successor.

b) Kerjakan untuk tiap

operator yang digunakan

oleh keadaan sekarang :

- Gunakan operator

tersebut dan betuk

keadaan baru.

- Evaluasi keadaan baru

tersebut. Jika

merupakan tujuan,

keluar. Jika bukan,

bandingkan nilai

heuristic dengan SUCC.

Jika lebih baik, jadikan

nilai heuristic keadaan

baru tersebut sebagai

SUCC. Namun jika

tidak lebih baik, nilai

SUCC tidak berubah.

c) Jika SUCC lebih baik

daripada nilai heuristik

keadaan sekarang, ubah

node SUCC menjadi

keadaan sekarang.

3) Best Firts Search

Metode Best Firts Search

merupakan kombinasi dari

metode depth-firts seacrh dan

metode breadth-firts search

yang mana pencarian

diperolehkan mengunjungi

node yang ada di level yang

lebih rendah asalkan node ini

memiliki nilai heuristik yang

lebih baik.

2.5 Metode Runut Maju (Forward

Chaining)

Runut maju (Forward

Chaining) merupakan aturan yang

didahulukan kondisi dan diakhiri

dengan aksi. Penentuan aturan

dimulai dengan menyesuaikan data

dan kebutuhan, proses akan terus

berlangsung hingga menemukan hasil

yang dijadikan tujuan. Metode

inferensi runut maju sesuai digunakan

dalam masalah pengendalian

(controlling) dan peramalan

(prognosis). Untuk memudahkan

pemahaman mengenai metode ini

akan diberikan ilustrasi kasus

pembuatan sistem pakar sebagai

berikut : Jika diperoleh konklusi dari

daftar konklusi yang ada berdasarkan

premis-premis dalam aturan dan fakta

yang diberikan oleh user. Berikut ini

adalah daftar aturannya atau “R” (Sri

Kusumadewi, 2005) :

Page 7: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

7

Gambar 2.4Forward Chaining

Forward chaining merupakan

pencocokkan fakta atau pernyataan

dimulai dari bagian kiri (IF dulu).

Dengan kata lain, penalaran dimulai

dari fakta terlebih dahulu untuk

menguji kebenaran hipotesis (Sri

Kusumadewi, 2005).

Gambar 2.5 Penalaran Forward

CHaining

2.6 Faktor Kepastian (Certainty

Factor)

Faktor kepastian digunakan untuk

menyatakan seberapa akurat, jujur,

atau dapat diandalkan. Sebuah sistem

pakar harus mampu bekerja dalam

ketidakpastian. teori yang ditemukan

untuk memecahkan ketidakpastian

seperti klasik probabilitas, probabilitas

Bayesian, teori Hartley berdasarkan

himpunan klasik, teori Shannon

berdasarkan probabilitas, teori

Dempster-Shafer, teori kabur Zadeh

dan Faktor Kepastian. Faktor

kepastian diperkenalkan oleh

Shortliffe Buchanan dalam merancang

MYCIN. Faktor Kepastian (CF)

adalah nilai parameter klinis yang

diberikan oleh MYCIN untuk

menunjukkan kepercayaan tingkat.

Secara umum, rule dipresentasikan

dalam bentuk sebagai berikut :

IF E1 [AND / OR] E2 [AND / OR]

… En THEN H (CF = CFi)

Dimana:

E1 ... En: Fakta – fakta (evidence)

yang ada.

H : Hipotesa atau konklusi yang

dihasilkan.

CF : Tingkat keyakinan (Certainty

Factor) terjadinya hipotesa H akibat

adanya fakta – fakta E1 s/d En .

Faktor kepastian (certainty

factor) merupakan ukuran kepastian

terhadap suatu fakta atau aturan.

Notasi faktor kepastian :

CF (H, E) = MB (H, E) - MD (H, E)

Dimana:

CF (H,E) : certainty factor dari

hipotesis H dipengaruhi

oleh bukti nilai E.

CertaintyFactor bisa

bernilai dari -1 sampai 1.

Nilai menunjukkan -1

merupakan ketidakpastian

mutlak sedangkan nilai 1

menunjukkan kepastian

yang mutlak.

MB (H,E): mengukur peningkatan

ketidak kepercayaan

hipotesis H dipengaruhi

oleh bukti E.

MD (H,E) : ukuran peningkatan

kepercayaan pada

Page 8: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

8

hipotesis H dipengaruhi

oleh bukti E.

Setelah didapatkan nilai

diatas, maka dicari nilai certainty

factor gabungan evidence

antesedenyang terdapat dalam sebuah

kaidah. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 2.2 Tabel Kombinasi evidence

anteseden.

Tabel 2.2 Kombinasi Evidence

Anteseden

Maka rumus yang dapat

digunakan adalah :

CF(E,e) = min [CF(E1,e),CF(E2,e)

... CF(En ,e), dan nilai CF(H,e) adalah,

CF(H,e) = CF(E,e) * CF(H,E).

Berarti besarnya kepercayaan bahwa

pasien menderita terhadap penyakit

adalah hasil dari nilai CF(H,e).

Dimana:

CF(E,e) : certainty factorevidence E

dipengaruhi oleh evidence e.

CF(H,e): certainty factor hipotesa H

dengan asumsi evidence diketahui

dengan pasti ketika CF(E,e) = 1.

CF(H,e) : certainty factor hipotesa

yang dipengaruhi oleh evidnece e

(nilai kepercayaan pasien terhadap

penyakit yang dideritanya).

2.7 Penyakit Ginjal

Ginjal merupakan organ tubuh

manusia yang sangat vital. Karena

ginjal merupakan salah satu organ

perkemihan (ginal-ureter-

kandungkemih-uretra). Penyakit

ginjal dapat meningkatkan resiko

kematian bagi penderita dapat juga

menjadi pemicu timbulnya penyakit

jantung. Apabila penyakit ginjal bisa

dideteksi secara dini, penyakit lain

yang menyebabkan kematian bisa

segera dicegah. Karena ketidak

normalan fungsi ginjal sering kali

menggambarkan tahapan awal dari

gejala penyakit jantung. Penyakit

ginjal adalah suatu penyakit dimana

fungsi organ ginjal mengalami

penurunan hingga akhirnya tidak lagi

mampu bekerja sama sekali dalam hal

penyaringan pembuangan elektrolit

tubuh, menjaga keseimbangan cairan

dan zat kimia tubuh seperti sodium

dan kalium didalam darah atau

produksi urin. Penyakit ginjal

berkembang secara perlahan kearah

yang semakin buruk dimana ginjal

sama sekali tidak lagi mampu bekerja

sebagaimana fungsinya. Dalam

dunia kedokteran dikenal dua (2)

macam jenis ginjal yaitu gagal ginjal

akut dan gagal ginjal kronis .

2.8 Pengobatan dan Penanganan

Penyakit Ginjal

Pada intinya, tujuan

pengobatan adalah untuk

mengendalikan gejala, meminimalkan

komplikasi dan memperlambat

perkembangan penyakit. Sebagai

contoh, pasien mungkin perlu

melakukan diet penurunan

intakesodium, kalium, protein dan

cairan. Bila diketahui penyebabnya

adalah dampak penyakit lain, maka

dokter akan memberikan obat-obatan

atau therapy misalnya pemberian obat

untuk pengobatan hipertensi, anemia

atau mungkin kolesterol yang tinggi

(Tim Vitahealth, 2008). Seseorang

yang mengalami kegagalan fungsi

ginjal sangat perlu dimonitor

Page 9: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

9

pemasukan (intake) dan pengeluaran

(output) cairan, sehingga tindakan dan

pengobatan yang diberikan dapat

dilakukan secara baik.

Dalam beberapa kasus serius,

Pasien akan disarankan atau diberikan

tindakan pencucian darah atau

Haemodialisa/dialysis. Kemungkinan

lainnya adalah dengan tindakan

pencangkokan ginjal atau transplantasi

ginjal (Dokter RSUP M. Djamil-

Padang, 2014) .

Berikut ini adalah beberapa

penyakit ginjal dan pengobatannya,

yaitu :

1. Infeksi Saluran Kmeih

Infeksi saluran kemih bisa menjadi

awal dari gagal ginjal, sering terjadi

pada wanita karena konsruksi saluran

kemihnya lebih rawan terkena infeksi.

Walaupun infeksi saluran kemih ini

diobati dengan antibiotika, sebagian

pasien mengalami kondisi yang

semakin parah menjadi infeksi

kandung kemih dan infeksi ginjal,

dengan konsekuensi yang serius.

Gejalanya :

1. Rasa panas atau nyeri ketika

buang air kecil.

2. Rasa ingin sering buang air

kecil.

3. Kencing terasa sakit, sering

tetapi sedikit-sedikit disertai

rasa panas atau nyeri dan

muntah.

4. Demam dan menggigil

5. Ditemukannya kuman E.coli,

Klebsiela dan Enterobakter

atau Proteus.

6. Jumlah koloni bakteri lebih

dari atau sama dengan

100.000/ml.

7. Urin berbau busuk,

mengandung darah atau nanah,

dan terlihat keruh.

8. Rasa sakit yang menetap di

perut bagian bawah.

Pengobatan :

a. Dokter akan meresepkan

analgetik (obat penghilang

nyeri akibat infeksi yang

terjadi). Fenazopiridina-HCL

(100mg/tablet) untuk

mengurangi gejala sakit, perih

atau rasa terbakar pada saat

berkemih akibat infeksi pada

saluran kencing bagian bawah.

Merek produk yang beredar

adalah Pyridium (Warner

Lambert, Parke Davis) dan

Urogetix (Ifars).

b. Kemudian akan diberikan

antibiotik untuk mengatasi

kuman penginfeksi tersebut.

Antibiotik yang sering

diberikan adalah

perfloksasina, floksasina,

ofloksasina dan

spirofloksasina HCL. Merek

produk yang beredar

mengandung perfloksasina

(400 mg/tablet) adalah Abaktal

(Lek, Phapros), Dexaflox

(Dexa Medica), dan Perflacine

(Aventis). Yang mengandung

ofloksasina (400 mg/tablet)

adalah Akilen (Sanbe Farma),

Betaflox (Mahakam Beta

Farma), Danoflox (Dankos).

2. Batu Ginjal

Batu ginjal berupa gumpalan padat

seperti kerikil yang terdapat di

berbagai bagian dari ginjal atau

saluran kemih. Ada 4 jenis batu ginjal,

yang paling umum adalah batu

kalsium, akibat dari kelebihan kalsium

yang berasal dari makanan yang tidak

diperlukan oleh tulang dan otot.

Gejalanya :

1. Tidak ada gejala selama batu

tersebut diam di tempatnya.

2. Rasa nyeri yang hebat pada

pinggang di atas ginjal, yang

dapat menyebar ke perut

bagian bawah. Nyeri

Page 10: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

10

berlangsung sekitar 1 menit,

reda sebentar, kemudian terasa

lagi selama beberapa menit.

3. Sering buang air kecil, atau

dorongan ingin air buang kecil.

4. Nyeri ketika buang air kecil.

5. Darah di dalam urin

(hematuria).

6. Demam dan bengkak pada

pinggang menandakan batu

ginjal yang disertai dengan

infeksi, atau terjadi sumbatan

yang membengkak.

7. Muntah.

Pengobatan :

a. Disuntikkan obat analgesik

untuk mengurangi rasa nyeri

yang meradang, karena posisi

batu ginjal yang bergeser-geser

sehingga terjadi luka pada

ginjal atau saluran kemih

Fenazopiridina-HCL

(100mg/tablet) untuk

mengurangi gejala sakit, perih

atau rasa terbakar pada saat

berkemih akibat infeksi pada

saluran kencing bagian bawah.

Merek produk yang beredar

adalah Pyridium (Warner

Lambert, Parke Davis) dan

Urogetix (Ifars).

b. Mengatasi batu ginjal dengan

mencegah terjadinya kelebihan

garam kalsium (hypercalciuri)

diberikan diuretik (obat

peluruh kencing) dan untuk

menghancurkan batu ginjal

yang terjadi akan diberikan

diuretik dan urolitikum (obat

peluruh batu ginjal). Diuretik

yang bisa diberikan adalah

allopurinol dan

hidroklorothiazida

(hydrochlorothiazide), yang

biasanya disertai dengan

pembatasan konsumsi garam.

Merek allopurinol yang

beredar antara lain

Algur(Merck), Alofar (Ifars),

Puricemia (Sanbe Farma) dan

Isoric (Interbat). Diberikan

juga kalium sitrat untuk

menaikkan ph atau keasaman

darah.

c. Operasi/ bedah untuk

mengeluarkan batu yang besar.

3. Kanker Ginjal

Ginjal juga dapat terkena kanker.

Pada orang dewasa umumnya terjadi

kanker sel ginjal sedangkan pada

anak-anak adalah jenis kanker ginjal

yang disebut Wilms’ tumor akibat

kelainan gen bawaan. Bila terjadi

gangguan pada ginjal, misalnya

karena infeksi atau batu ginjal yang

disertai dengan lingkungan kimiawi

darah yang asam yang memicu

produksi lendir, maka dapat terjadi

kanker pada ginjal.

1. Terdapat darah pada urin.

2. Rasa sakit yang menetap pada

salah satu daerah pinggang

sedikit di bawah tulang rusuk.

3. Berat badan turun.

4. Ada benjolan di ginjal,

ditemukan pada waktu

dilakukan pemeriksaan.

5. Kelelahan yang tidak diketahui

sebabnya.

6. Demam yang berulang.

7. Rasa sakit pada daerah tubuh

lainnya di sekitar ginjal, bila

sel kanker telah menyebar.

Pengobatan :

a. Terapi radiasi, kemoterapi, dan

operasi bedah untuk

mengangkat sel kanker.

b. Immunotheraphy untuk

memperkuat sistem kekebalan

tubuh agar mampu membunuh

sel kanker. Obat yang

diberikan adalah interleukin-2

dan interferon.

Page 11: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

11

c. Diberikan cyroablation untuk

membekukan sel kanker agar

tidak berkembang.

d. Arterialembolization yaitu

menyuntikkan bahan khusus ke

pembuluh darah utama ginjal

untuk menghambat suplai

oksigen dan nutrisi ke lokasi

sel kanker agar sel kanker mati

kelaparan.

e. Tergetedtheraphy, semacam

kemoterapi yang langsung ke

sasaran (bagian ginjal yang

terserang kanker), sehingga

bisa memperkecil efek

samping obat mempertahankan

kualitas hidup pasien. Obat

targetedtheraphy adalah

sorafenib, sunitinib.

4. Kista Ginjal

Kista-kista (benjolan berisi cairan)

kecil yang terbentuk pada ginjal

biasanya terjadi sebagai kelainan

bawaan, yang dikenal sebagai kasus

penyakit kista ginjal. Biasanya gejala

baru diketahui setelah penderita

dewasa. Pembesaran kista tersebut

dapat mengganggu fungsi ginjal, dan

berakibat gagal ginjal.

Gejalanya :

1. Perut terasa kembung akibat

terjadinya pembesaran ginjal.

2. Urin keluar dalam jumlah yang

banyak, karena ginjal tidak

bisa lagi memekatkannya.

3. Adanya gumpalan besar pada

bagian kanan atau kiri pinggul

Pengobatan :

a. Pembedahan untuk

mengangkat kista tersebut bila

dianggap sudah menganggu.

b. Terapi untuk mengontrol agar

tidak terjadi gagal ginjal.

5. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut berarti

penurunan fungsi ginjal secara

mendadak, biasanya dalam beberapa

hari.

Gejalanya :

1. Penurunan jumlah urin.

2. Tidak ada urin sama sekali.

3. Peninggian kadar ureum dan

kreatinin darah dalam beberapa

hari.

4. Pusing, mual, kehilangan nafsu

makan, lemas dan sesak nafas.

Pengobatan

a. Diberikan obat deuretik lebih

dahulu untuk meningkatkan

pembuangan natrium serta air

oleh ginjal, karena

penyebabnya yang perlu

dikontrol adalah hipertensi dan

diabetes. Untuk menetralkan

tekanan darah maka deuretik

yang sering diberikan untuk

gagal ginjal akut adalah

furosemida (40 mg/tablet),

merek yang beredar adalah

Lasix (Aventis), Hygroton

(Novartis), Furosemida

(Kimia Farma).

b. Bila belum berhasil natrium

keluar dari dalam tubuh

makadiberikan obat golongan

beta-blocker untuk

menurunkan jumlah kerja

jantung, sehingga terjadi

penurunan tekanan darah. Atau

diberikan ACE

(angiotensinconvertingenzym)

untuk mencegah enzim yang

bekerja mengerutkan

pembuluh darah, sehingga

terjadi penurunan pembuluh

darah. Pilihan akhir adalah

calcium-channelbloker yang

bekerja melonggarkan

pembuluh darah, sehingga

aliran darah melambat.

Page 12: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

12

c. Kadar gula dalam darah yang

sudah mengkhawatirkan akan

diberikan sulfonilurea untuk

membantu pankreas lebih

banyak insulin, dan

meningkatkan jumlah reseptor

(tempat bekerjanya) insulin,

agar insulin dapat bekerja lebih

efisien.

d. Diberikan suplemen kalsium

dan kalsitriol untuk mengatasi

osteodistrofi ginjal.

e. Cuci darah bila keadaan ginjal

sudah sangat parah,

memberikan suntikan hormon

eritroprotin (EPO) untuk

mempertahankan kadar HB

pasien tetap stabil 9-10 g/dL.

Memberikan suplemen zat

besi, vitamin B12, asam folat

untuk mengatasi anemia.

f. Jalan terakhir adalah cangkok

ginjal.

6. Gagal Ginjal Kronik

Penyakit ini disebabkan oleh

kerusakan nefron yang progresif dan

tidak bisa sembuh kembali. Waktu

timbulnya ginjal kronik ini berbulan-

bulan sampai bertahun.

Gejalanya :

1. Peninggian kadar ureum dan

kreatinin darah.

2. Penurunan nilai tes kliren

kreatinin.

3. Sesak nafas karena

penumpukan air di paru-paru.

4. Adanya sumbatan karena batu

dan infeksi.

5. Ginjal kistik (adanya

gelembung berisis cairan pada

ginjal).

Pengobatan

a. Diberikan obat deuretik lebih

dahulu untuk meningkatkan

pembuangan

natrium serta air oleh ginjal,

karena penyebabnya yang

perlu dikontrol adalah

hipertensi dan diabetes. Untuk

menetralkan tekanan darah

maka deuretik yang sering

diberikan untuk gagal ginjal

akut adalah furosemida (40

mg/ tablet), merek yang

beredar adalah Lasix (Aventis),

Hygroton (Novartis),

Furosemida (Kimia Farma).

b. Bila belum berhasil natrium

keluar dari dalam tubuh maka

diberikan obat golongan beta-

blocker untuk menurunkan

jumlah kerja jantung, sehingga

terjadi penurunan tekanan

darah. Atau diberikan ACE

(angiotensinconvertingenzym)

untuk mencegah enzim yang

bekerja mengerutkan

pembuluh darah, sehingga

terjadi penurunan pembuluh

darah. Pilihan akhir adalah

calcium-channel bloker yang

bekerja melonggarkan

pembuluh darah, sehingga

aliran darah melambat.

c. Kadar gula dalam darah yang

sudah mengkhawatirkan akan

diberikan sulfonilurea untuk

membantu pankreas lebih

banyak insulin, dan

meningkatkan jumlah reseptor

(tempat bekerjanya) insulin,

agar insulin dapat bekerja

lebih efisien.

d. Diberikan suplemen kalsium

dan kalsitriol untuk mengatasi

osteodistrofi ginjal.

e. Cuci darah bila keadaan ginjal

sudah sangat parah,

memberikan suntikan hormon

eritroprotin (EPO) untuk

mempertahankan kadar HB

pasien tetap stabil 9-10 g/dL.

Memberikan suplemen zat

besi, vitamin B12, asam folat

Page 13: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

13

untuk mengatasi anemia. Jalan

terakhir adalah cangkok ginjal.

7. Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal terminal terjadi

apabila fungsi ginjal sudah sangat

buruk, dan penderita mengalami

gangguan metabolisme protein, lemak,

dan karbohidrat. Kemampuan ginjal

menyaring darah dinilai dengan Laju

Filtrasi Glomelurus (LFG). Bila nilai

LFG-nya 90, fungsi ginjal masih

dikatagorikan 90 persen baik.

Kemampuan fungsi ginjal tersebut

dihitung dari kadar kreatinin dan

kadar nitrogen urea (BUN) di dalam

darah. Kreatinin adalah hasil

metabolisme sel otot yang terdapat di

dalam darah setelah melakukan

kegiatan. Kadar kreatinin normal

dalam plasma darah adalah 0,6-1,2

mg/dL.

Gejalanya :

1. Perubahan frekuensi kencing.

Sering ingin berkemih pada

malam hari.

2. Pembengkakan pada

pergelangan kaki.

3. Kram otot pada malam hari.

4. Lemah dan lesu, kurang

berenergin, nafsu makan turun,

mual dan muntah.

5. Sulit tidur.

6. Bengkak seputar mata pada

pagi waktu bangun pagi hari

atau mata merah dan berair

karena deposit garam kalsium

fosfat yang dapat

menyebabkan iritasi hebat

pada selaput lendir mata.

7. Kulit gatal dan kering.

Pengobatan

a. Diberikan obat deuretik lebih

dahulu untuk meningkatkan

pembuangan natrium serta air

oleh ginjal, karena

penyebabnya yang perlu

dikontrol adalah hipertensi dan

diabetes. Untuk menetralkan

tekanan darah maka deuretik

yang sering diberikan untuk

gagal ginjal akut adalah

furosemida (40 mg/ tablet),

merek yang beredar adalah

Lasix (Aventis), Hygroton

(Novartis), Furosemida (Kimia

Farma).

b. Bila belum berhasil natrium

keluar dari dalam tubuh maka

diberikan obat golongan beta-

blocker untuk menurunkan

jumlah kerja jantung, sehingga

terjadi penurunan tekanan

darah. Atau diberikan ACE

(angiotensinconvertingenzym)

untuk mencegah enzim yang

bekerja mengerutkan

pembuluh darah, sehingga

terjadi penurunan pembuluh

darah. Pilihan akhir adalah

calcium-channelbloker yang

bekerja melonggarkan

pembuluh darah, sehingga

aliran darah melambat.

c. Kadar gula dalam darah yang

sudah mengkhawatirkan akan

diberikan sulfonilurea untuk

membantu pankreas lebih

banyak insulin, dan

meningkatkan jumlah reseptor

(tempat bekerjanya) insulin,

agar insulin dapat bekerja lebih

efisien.

d. Diberikan suplemen kalsium

dan kalsitriol untuk mengatasi

osteodistrofi ginjal.

e. Cuci darah bila keadaan ginjal

sudah sangat parah,

memberikan suntikan

hormoneritroprotin (EPO)

untuk mempertahankan kadar

HB pasien tetap stabil 9-10

g/dL. Memberikan suplemen

zat besi, vitamin B12, asam

folat untuk mengatasi anemia.

Page 14: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

14

Jalan terakhir adalah cangkok ginjal.

3. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah gambaran,

langkah–langkah yang akan dilaksanakan

dalam melakukan penelitian.Ini perlu

ditetapkan supaya penelitian dapat

dilakukan dengan terstruktur.Langkah

yang akan dilakukan harus mencakup

mulai dari mempelajari masalah sampai

dengan adanya suatu sistem yang dapat

dihasilkan sehingga masalah dapat

teratasi.Maka di sini akan ditetapkan

beberapa tahapan yang akan digambarkan

pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Kerja

Penelitian

1. Mengumpulkan Data

Pengumpulan data merupakan

langkah awal dalam melakukan

penelitian. Pada tahap ini ada beberapa

metode yang dilakukan:

a. Studi Literatur

Kegiatan yang dilakukan adalah:

- Mempelajari teori–teori yang

mendukung dan berhubungan

dengan model sebuah sistem. Hal

ini perlu dilakukan agar dapat

memahami bagaimana sebuah

model biasa digunakan dalam

pengolahan data pada penentuan

penyakit ginjal.

- Mempelajari jurnal–jurnal yang

berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan

mengumpulkan data–data yang digunakan

dalam proses penyakit ginjal, seperti

gejala penyakit ginjal, macam-macam

penyakit ginjal, dan sebagainya. Dengan

adanya data ini akan dapat ditetapkan

suatu keputusan yang nantinya bisa

digunakan oleh pasien untuk langkah

selanjutnya dalam mengatasi penyakit

ginjal.

c. Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak

yang terkait, dalam hal ini adalah dengan

dokter dan pasien. Wawancara ini

dilakukan agar dapat mengumpulkan

semua data-data yang diperlukan.

2. Menganalisa Data

Pada tahap ini akan dilakukan

analisa terhadap data–data yang sudah

dilakukan sebelumnya. Berdasarkan

literatur–literatur yang ada, data yang

didapat dari hasil wawancara dan studi

lapangan akan dilakukan

pengelompokannya menjadi beberapa

bagian. Hal ini dilakukan karena sistem

pakar akan mengelompokan data

berdasarkan batasan–batasan yang

ditetapkan dari kelompok data yang ada.

3. Menganalisa Sistem

Beberapa hal yang diharapkan

dapat dihasilkan dari metode analisis ini

adalah:

a. Menemukan Masalah

Dengan adanya analisis ini

diharapkan akan dapat ditemukan

permasalah yang dihadapi dalam penyakit

ginjal, dari permasalah yang ada akan

dicari apa yang menyebabkan masalah

Page 15: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

15

tersebut, sehinga akan ditemukan suatu

solusi untuk mengatasinya.

b. Menetapkan Variabel–Variabel Yang

Dibutuhkan

Dengan adanya analisis ini juga

dapat diketahui variabel-variabel yang

diperlukan dalam menentukan penyakit

ginjal. Dari variabel–variabel yang ada

akan didapatkan suatu model yang dapat

digunakan dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi. Masalah penyakit ginjal

adalah merupakan masalah optimasi dari

variabel-variabel yang ada, sehingga

disini kita dapat menghindari

pertentangan dari variabel–variabel

tersebut.

c. Menetapkan Batasan- Batasan Dalam

Penentuan Kinerja

Menganalisa masalah penyakit ginjal

dengan lebih rinci dapat menentukan

batasan–batasan yang sudah ditetapkan.

4. Merancang Sistem

Pada tahap ini akan dilakukan

perancangan model yang cocok,

perancangan input dan perancangan rule–

rule dari pengalaman yang ada.

a. Perancangan Model

Model merupakan gambaran dari

solusi yang akan dihasilkan. Jadi dengan

adanya perancangan model akan

digambarkan apa yang akan dihasilkan.

Sehingga model merupakan pedoman kita

dalam merancang suatu sistem.

b. Perancangan Input

Dari data-data yang sudah

didapatkan pada hasil studi lapangan dan

wawancara maka akan dapat dirancang

bentuk input yang akan digunakan.

Dalam perancangan input digunakan tools

dan software pendukung untuk

mendukung alur proses ini. Tools yang

digunakan adalah flowchart dan software

yang dipakai adalah visual basic 6.0. Data

input yang akan diproses berupa jenis

penyakit ginjal dan gejala penyakit ginjal.

c. Perancangan Rule - rule

Perancangan rule–rule yang

dilakukan berdasarkan pengalaman–

pengalaman dari orang yang ahli dalam

pengobatan penyakit ginjal dan dari

batasan–batasan yang sudah ditetapkan

seperti contoh berikut:

- Untuk faktor gejala penyakit Kanker

Ginjal, dengan gejala Darah di dalam

air kencing, Demam, Mudah Lelah,

Nyeri di daerah kandung kemih,

Penurunan berat badan, Sering

kencing dan Tekanan darah tinggi .

- Untuk faktor gejala Pielonefritis

seperti Demam, Menggigil, Mual,

Muntah, Nyeri di daerah ginjal,

Nyeri ketika kencing, Nyeri perut,

Nyeri punggung bagian bawah dan

Sering kencing, kemungkinan

penderita menderita Pielonefritis.

5. Mengimplementasi Sistem

Tahap ini dari penelitian yang

dilakukan adalah melakukan

implementasi terhadap sistem yang

dirancang. Sistem ini akan

diimplementasikan dengan cara

mengambil sampel dari penderita

penyakit ginjal. Di sini akan

dimanfaatkan rule yang sudah dirancang

untuk mendukung penelitian tersebut.

Pada penelitian ini ini tidak lepas

dari piranti atau perangkat yang

digunakan, dimana perangkat ini dapat

digunakan untuk membantu penulis untuk

melakukan pengujian. Adapun perangkat

yang digunakan dalam penyusunan tesis

ini adalah :

a) Perangkat keras, perangkat ini terdiri

dari :

- Processor Intel dengan teknologi

coreduo 2 dengan kecepatan

akses processor 1.30 ghz.

- Memory RAM sebesar 2 GB

DDR3.

- Harddisk dengan kapasitas 320

GB.

b) Perangkat lunak, perangkat ini terdiri

dari :

- Sistem Operasi

MicrosoftWindows 7.

- Software Microsoft Visual Basic

6.0.

- Software Microsoft Office Access

2003.

Page 16: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

16

6. MengujiSistem

Pengujian sistem yang telah

dirancang perlu dilakukan. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui apakah

sistem yang dirancang tersebut sesuai

dengan yang diharapkan atau tidak.

Pengujian dilakukan dengan cara

menetapkan rule yang sudah dibangun

pada program aplikasi yang digunakan.

Software pemrograman yang digunakan

adalah Visual Basic 6.0. Hasil yang

didapatkan akan dievaluasi, apakah

masalah yang dihadapi selama ini dapat

diatasi atau tidak.

4. ANALISA DAN DESAIN

4.1 Arsitektur Sistem

Sesuai dengan arsitektur sistem

pakar pada BAB II, dengan

melakukan penyederhanaan di

beberapa komponen, maka arsitektur

sistem pakar untuk mendiagnosa

penyakit ginjal ini didesain seperti

pada gambar 4.1, yaitu :

Gambar 4.1 Desain Arsitektur

Sistem Pada Sistem Pakar Penyakit

Ginjal

4.2 Basis Pengetahuan

Basis Pengetahuan (Knowled

Base) adalah basis pengetahuan yang

berisi pengetahuan relevan yang

diperlukan untuk memahami,

merumuskan dan memecahkan

persoalan. Referensi pengetahuan dari

seorang atau beberapa pakar

diperlukan untuk memahami,

menformulasikan dan memecahkan

masalah. Dalam hal ini digunakan

untuk memecahkan masalah penyakit

ginjal. Knowled Base ini terdiri dari

dua elemen dasar yaitu fakta dan

Page 17: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

17

rules. Ada beberapa cara

mempresentasikan data basis

pengetahuan, yaitu dalam bentuk

atribut, aturan-aturan, jaringan

semantik, frame dan logika.

Basis pengetahuan penentuan

gejala penyakit ginjal dapat dilihat

pada tabel 4.1 Tabel pengkodean

penyakit ginjal dan Tabel 4.2

Pengkodean Gejala Penyakit Ginjal

dan Nilai Persentasenya.

Tabel 4.1 Pengkodean Penyakit

Ginjal

Tabel 4.2 Pengkodean Gejala

Penyakit Ginjal

4.3 Penyajian Fakta

Berikut ini dijelaskan kaidah dari

Aturan (Rule) berdasarkan hipotesa

terhadap evidence dan nilai certainty

Page 18: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

18

factor. Berikut ini himpunan kaidah

dari penyakit ginjal :

a. IF Rasa panas atau nyeri ketika

buang air kecil AND Rasa ingin

sering buang air kecil AND

Kencing terasa sakit, sering tetapi

sedikit-sedikit disertai rasa panas

atau nyeri dan muntah AND

Demam dan menggigil AND

Ditemukannya kuman E.coli,

Klebsiela dan Enterobakter atau

ProteusAND Jumlah koloni

bakteri lebih dari atau sama

dengan 100.000/ml AND Urin

berbau busuk, mengandung darah

atau nanah, dan terlihat keruh

AND Rasa sakit yang menetap di

perut bagian bawah THEN

menderita Infeksi Salurann

Kemih, dengan CF = 0.80%.

b. IF Tidak ada gejala selama batu

tersebut diam di tempatnya AND

Rasa nyeri yang hebat pada

pinggang di atas ginjal, yang

dapat menyebar ke perut bagian

bawah. Nyeri berlangsung sekitar

1 menit, reda sebentar, kemudian

terasa lagi selama beberapa menit

AND Sering buang air kecil, atau

dorongan ingin air buang kecil

AND Nyeri ketika buang air kecil

AND Darah di dalam urin

(hematuria) AND Demam dan

bengkak pada pinggang

menandakan batu ginjal yang

disertai dengan infeksi, atau

terjadi sumbatan yang

membengkak AND Muntah THEN

menderita Batu Ginjal, dengan CF

= 0.70%.

c. IF Terdapat darah pada urin AND

Rasa sakit yang menetap pada

salah satu daerah pinggang sedikit

di bawah tulang rusuk AND Berat

badan turun AND Ada benjolan di

ginjal, ditemukan pada waktu

dilakukan pemeriksaan AND

Kelelahan yang tidak diketahui

sebabnya AND Demam yang

berulang AND Rasa sakit pada

daerah tubuh lainnya di sekitar

ginjal, bila sel kanker telah

menyebar THEN menderita

Kanker Ginjal, dengan CF =

0.65%.

d. IF Perut terasa kembung akibat

terjadinya pembesaran ginjal AND

Urin keluar dalam jumlah yang

banyak, karena ginjal tidak bisa

lagi memekatkannya AND

Adanya gumpalan besar pada

bagian kanan atau kiri pinggul

THEN menderita Kista Ginjal,

dengan CF = 0.85%.

e. IF Penurunan jumlah urin AND

Tidak ada urin sama sekali AND

Peninggian kadar ureum dan

kreatinin darah dalam beberapa

hari AND Pusing, mual,

kehilangan nafsu makan, lemas

dan sesak nafas THEN menderita

Gagal Ginjal Akut, dengan CF =

0.70%.

f. IF Peninggian kadar ureum dan

kreatinin darah AND Penurunan

nilai tes klirenkreatininAND

Sesak nafas karena penumpukan

air di paru-paru AND Adanya

sumbatan karena batu dan infeksi

AND Ginjal kistik (adanya

gelembung berisis cairan pada

ginjal) THEN menderita Gagal

Ginjal Kronik, dengan CF =

0.90%.

IF Perubahan frekuensi kencing.

Sering ingin berkemih pada

malam hari AND Pembengkakan

pada pergelangan kaki AND Kram

otot pada malam hari AND Lemah

dan lesu, kurang berenergi, nafsu

makan turun, mual dan muntah

AND Sulit tidur AND Bengkak

seputar mata pada pagi waktu

bangun pagi hari atau mata merah

dan berair karena deposit garam

kalsium fosfat yang dapat

Page 19: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

19

menyebabkan iritasi hebat pada

selaput lendir mata AND Kulit

gatal dan kering, THEN menderita

Gagal Ginjal Terminal, dengan

CF = 0.95%.

4.4 Mekanisme Inferensi

Inference Engine merupakan

bagian dari sistem pakar yang bertugas

sebagai otak dalam menemukan solusi

yang tepat dari banyaknya solusi yang

ada. Kesesuaian fakta atau pertanyaan

pada inferensi forward chaining

dimulai dari fakta-fakta yang ada

dalam basis pengetahuan terlebih

dahulu, kemudian baru ditemukan

hipotesanya.

Teknik yang digunakan dalam

mekanisme inferensi ini adalah

penalaran maju, yaitu aturan-aturan

diuji satu demi satu. Jika kondisinya

benar maka aturan itu disimpan

kemudian aturan berikutnya diuji.

Sebaliknya jika kondisi salah, aturan

itu tidak disimpan dan aturan

berikutnya diuji. Dengan semua fakta

yang tersimpan dalam basis data, input

yang masuk melalui antarmuka

pemakai akan diproses dengan

program inferensi menjadi data yang

diinginkan sebagai outputnya.

Pada gambar Gambar 4.2

Diagram Alir Program Sistem Pakar

Penyakit Ginjal dapat dijelaskan

bahwa mendeklarasikan variabel-

variabel apa saja yang di gunakan

untuk menyesuaikannya dengan buku

tabel penyakit ginjal. Dengan

memasukkan nama dan password

yang benar, maka pengguna akan

melakukan diagnosa penyakit dengan

menjawab pertanyaan gejala-gejala

yang diberikan oleh sistem. Jika

pertanyaan pertama dijawab dengan

“YA” maka sistem akan membaca

rule yang ada di database

pengetahuan, dan pengguna harus

menjawab semua pertanyaan yang

diberikan oleh sistem. Setelah

menjawab pertanyaan dari sistem,

maka sistem akan memberikan hasil

dari diagnosa yang telah dilakukan.

Dan jika pengguna menjawab

pertanyaan dengan jawaban “TIDAK”

maka pengguna / user langsung keluar

dari sistem penyakit ginjal dan tidak

diberikan hasil diagnosanya.

star

Declaration variabel

Buku tabel

Nama,password

For I=1 to

Tabel.recordcount

Gejala ke-i

Jawab

Ya

Gejala ke-

i=TrueGejala ke-

i=False

Baca Rule

Hasil

Stop

Y

T

Y

T

Pertanyaan

Gambar 4.2 Diagram Alir Pogram

Sistem Pakar Penyakit Ginjal

Page 20: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

20

5. IMPLEMENTASI DAN

PENGUJIAN 5.1 Implementasi Sistem

Implementasi merupakan salah

satu tahap dari daur hidup

pengembangan sistem, dimana

tujuannya adalah untuk meletakkan

sistem siap untuk dioperasikan. Tahap

awal dari pembuatan program ini

dimulai dari menentukan data-data

yang diperlukan dalam pembuatan

program, seperti jenis penyakit,

gejala-gejala dan hasil diagnosa dari

penyakit ginjal.

Setelah semua data yang

diperlukan sudah jelas maka barulah

dirancang databsenya dengan

menggunakan MicrosoftAccess.

Pemilihan software ini didasari atas

beberapa hal diantaranya mudah

digunakan karena mempunyai fitur-

fitur yang familiar. Perancangan

database disesuaikan dengan struktur

tabel serta relasi tabel yang telah

diuraikan pada bab IV. Setelah

merancang database, selanjutnya

dirancang antarmuka (interface)

sistem, yaitu form-form yang

dibutuhkan di dalam pembuatan

program dengan menggunakan Bahasa

Pemrograman Visual Basic 6.0.

5.2 Desain Antar Muka

Bentuk nyata implementasi

bahasa pemrograman adalah

perancangan interface yang

dibutuhkan untuk penyelesaian proses.

Interface berbentuk form yang bisa

diuraikan sebagai berikut:

1. Form Tampilan Login

Pada form ini akan menjelaskan

mengenai form tampilan login. Form

tampilan login dapat dilihat pada

gambar 5.1. Pada sistem pakar yang

muncul pertama adalah form login,

jika username dan password

dimasukkan dengan betul akan

muncul tampilan program menu utama

sistem pakar dan jika username serta

password dimasukkan salah maka

akan muncul pesan peringatan, seperti

pada gambar 5.2 berikut.

Gambar 5.1 Tampilan Login

Gambar 5.2 Pesan Error

2. Form Tampilan Menu Utama

Pada form ini akan menjelaskan

mengenai pengolahan sistem pakar

yang terdiri dari dua bagian menu

utama dan beberapa sub menu utama.

Keseluruhan sub-sub menu tersebut di

eksekusi dalam menu utama. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Menu Utama

Page 21: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

21

3. Form Tampilan Diagnosis

Pada form ini merupakan

tampilan Diagnosis pasien, dengan

menjawab pertanyaan pertanyaan yang

diberikan oleh sistem. Di form ini

pasien juga harus menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh sistem

dengan mengklik tombol “YA” atau

“TIDAK”. Jika pasien menjawab

“YA”, maka akan muncul pertanyaan

berikutnya. Tetapi bila pasien

menjawab “TIDAK”, maka proses

konsultasi dinyatakan selesai. Pasien

juga diberikan hasil diagnosa berupa

laporan hasil diagnosa. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar

5.3.

Gambar 5.4 Tampilan Diagnosis

4. Form Laporan Konsultasi (Hasil

Diagnosa)

Pada form ini merupakan

tampilan Hasil Diagnosis, setelah

menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan oleh sistem, maka akan

muncul hasil diagnosis. Di form ini

pengguna sistem terutama pasien bisa

mengikuti saran atau solusi yang

diberikan oleh sistem. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar

5.5 Hasil Diagnosa.

Gambar 5.5 Tampilan Hasil

Diagnosa

6. PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan

pembahasan yang dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan adanya program sistem

pakar yang telah dibuat ini, dapat

membantu dalam melakukan

diagnosa terhadap gejala penyakit

yang dirasakan oleh pasien dan

metode forward chaining yang

digunakan mampu melakukan

penelurusan gejala penyakit dan

solusi berdasarkan input yang

diberikan oleh user atau pasien.

2. Nilai kepercayaan yang dihasilkan

dari sistem ini sama dengan hasil

perhitungan secara manual

dengan menggunakan teori

certainty factor. Sehingga

keakuratan hasilnya sudah sesuai

dengan perhitungan yang

diharapkan.

3. Semakin akurat gejala yang

dimasukkan ke dalam sistem,

maka semakin tinggi pula nilai

certainty factor atas penyakit

yang diderita.

4. Dengan penggunaan certainty

factor pengguna dapat

mengetahui derajat kepercayaan

terhadap penyakit yang diderita.

Page 22: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

22

6.2 Saran

Sebagai akhir dari penelitian

ini, penulis ingin menyampaikan

saran-saran yang mungkin bermanfaat

bagi siapa-siapa saja yang berminat

untuk menggunakan sistem ini.

1. Pada tesis ini, penyelesaian

permasalahan sistem pakar

hanya menggunakan metode

Certainty Factor dan Forward

Chaining saja. Oleh karena itu

dapat dikembangkan dengan

membandingkannya dengan

metode yang lain seperti Teori

Dempster-Shafer.

2. Dapat dikembangkan lebih luas

lagi yaitu dapat berupa sistem

pakar berbasis web.

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan

Desain Sistem Informasi :

Pendekatan Terstruktur, Teori

dan Praktek Aplikasi Bisnis..

Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset.

Kadir, Abdul. 2003. Dasar

Pemrograman Java2.

Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset.

Kristanto, Andri. 2003. Perancangan

Sistem Informasi dan

Aplikasinya.

Yogyakarta:Penerbit Gaya

Media.

Kurniawan, Eko. 2009. Pemograman

Java.

http://www.eecchhoo.wordpres

s.com. (14 Desember 2010).

Lea Douglas, “Concurent Programing

in Java: Design Principles and

Pattern 2nd Edition”,

http://www.sun.com/books/jav

a_series.html (10 November

2010).

Nugroho, Adi 2002. Analisis

Perancangan Sistem Informasi

dengan Metodologi

Berorientasi Objek. Bandung:

Informatika.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2002.

Perancangan dan

Pembangunan Sistem

Informasi. Yogyakarta: Andi

Offset.

Prasetio, Didik Dwi. 2002.

Administrasi Database Server

MySQL. Jakarta.

Suarga . 2009. Dasar Pemrograman

Komputer dalam Bahasa Java.

Yogyakarta: Andi Offset.

Page 23: SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL · PDF fileDengan penggunaan aplikasi sistem pakar ini hanya menampikan gejala-gejala yang ... himpunan klasik, teori Shannon berdasarkan

23

Supardi, Dede. 2004. Java2 untuk

segala tingkat. Jakarta: Elex

Media Komputindo.