6
SISTEM KESEHATAN NASIONAL DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraaan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang – undang Dasar 1945. Dalam mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja perlu pendekatan system kesehatan. Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian bahwa System is interconnected parts or elements in certain pattern of work , maka di system kesehatan kesehatan dan keselamatan kerja dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian pembentuk system yang berupa aktor-aktor pelaku; dan (2) interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen- elemen sistem. Sistem ini perlu dijalan kan dengan tata kelola yang baik (good governance). Dalam konteks good governance terdapat berbagai fungsi dalam keselamatan dan kesehatan kerja, sebagai berikut: Regulator: Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Fungsi regulator Kementerian Tenaga Kerja telah dinyatakan dalam: Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, bahwa: Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam

Sistem Kesehatan Nasional Dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SISTEM KESEHATAN NASIONAL DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Citation preview

SISTEM KESEHATAN NASIONAL DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraaan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang undang Dasar 1945.

Dalam mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja perlu pendekatan system kesehatan. Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian bahwa System is interconnected parts or elements in certain pattern of work, maka di system kesehatan kesehatan dan keselamatan kerja dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian pembentuk system yang berupa aktor-aktor pelaku; dan (2) interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen-elemen sistem. Sistem ini perlu dijalan kan dengan tata kelola yang baik (good governance).

Dalam konteks good governance terdapat berbagai fungsi dalam keselamatan dan kesehatan kerja, sebagai berikut:

Regulator: Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Fungsi regulator Kementerian Tenaga Kerja telah dinyatakan dalam: Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, bahwa: Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional

Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya

Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien

Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;

Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Industrialisasi. Teknik dan teknologi Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan

Undang undangNomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996, tentang system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya baik sumber daya manusia, keuangan, kesehatan, produksi, dan lain sebagainya. Aspek K3 tidak akan berjalan tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. Sehingga diperlukan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Tujuan dari Sistem Manajemen K3 adalah untuk mengelola risiko yang ada dalam perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah.

Sistem manajemen K3 adalah bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumbe rdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkaian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Pemberi anggaran: Kementerian Kesehatan/ Pemerintah pusat. Pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga swasta.Pengalokasian dana pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan melalui prencanaan anggaran dengan mengutamakan upaya kesehatan prioritas secara bertahap and terus ditingkat jumlah pengalokasiannya sehingga sesuai dengan kebutuhan. Hal ini termasukJ aminan Kesehatan Nasional untuk tenaga kerja. Sesuai dengan UU No. 3 tahun 1992 pasal 1 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), program Jamsostek upaya perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uangs ebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilanga tau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggald unia. Akhir tahun 2004, pemerintah menerbitakan undang undang tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial. Sistem Jaminan Sosial Nasional (national social security system) adalah sistem penyelenggaraan program Negara dan pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan social bagi seluruh penduduk Indonesia. Jaminan social diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidakd ikehendaki yang dapat mengakibatka hilangnya atau berkurangnya pendapatan seseorang, baik karena memasuki usia lanjut atau pensiun, maupun karena gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya. Dan pada tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara JaminanS osial. Asuransi kesehatan yang di berada dibawah naungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diantaranya : Askes, Jamkesmas, ASBRI, Taspen, Jamsostek, dan lain sebagainya.

Pemberi pelayanan: RS pemerintah dan swasta, pelayanan kesehatan di tempat kerja.

Pengembangan SDM: perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan, lembaga pelatihan ahli K3.

Aktor aktor yang ada adalah: Pemerintah yang terdiri atas pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota. Aktor pemerintah banyak berperan sebagai regulator dan steward dalam system kesehatan.

Direktur Pengawas yaitu Menteri Tenaga Kerja yang melakukan pengawasan pelaksanaan umum terhadap Undang undang K3. Pegawai pengawas ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang undang K3 dan membantu pelaksanaannya. Panitia pengawasan keselamatan dankesehatank erja (P2K3), bertugas memperkembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurusd antenaga kerja dalam tempat tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang K3.

Swasta: lembaga lembaga swasta yang bergerak di system kesehatan ada banyak.

Ahli K3 merupakan instansi instansi pemerintah dan instansi isntansi swasta yang dapatmengoperasikan K3 dengantepat, samasepertipegawaipengawasahli K3 ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang undang K3 dan membantu pelaksanaannya.Swasta: Lembaga-lembaga swasta yang bergerak di sistem kesehatan ada banyak. Untuk rumahsakit terdapat dua jenis pelayanan kesehatan swasta, yaitu rumahsakit publik berdasar badan hukum Yayasan atau Perkumpulan, dan rumahsakit private dengan dasar hukum PT. DI samping itu ada BP swasta, pabrik obat swasta, distributor alat farmasi dan rumahsakit, apotik dan sebagainya. Lembaga swasta berperan aktif pula dalam fungsi pengembangan sumber daya manusia dengan adanya perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan milik lembaga swasta.Masyarakat: masyarakat merupakan objek sekaligus pelaku system kesehatan. Masyarakat yang bekerja mendapatkan jaminan kesehatan oleh perusahaan atau tempat dimana ia bekerja. http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/74-langkah-1-menggunakan-konsep-konsep-universal-untuk-memahami-masalah-yang-terjadi-di-kiahttp://safelindo.blogspot.com/2008/12/peraturan-perundang-undangan-dibidang.html