Upload
andriawan-bram
View
82
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Disusun Oleh :Jimmy Adi Chandra 06700072Pembimbing :Drg.Debby Hendrawan Sp.KGDrg.Ririn PrawestiDrg.Nurul Mufida
Dikarenakan posisi anatomis gigi dan sinus maxillarisyang berdampingan, meningkatkan kemungkinan komunikasi sinus dengan buccalSinusitis maxillaris dapat terjadi akibat odontogenikKarakteristik sinus maxillaris pertama kali ditemukan olah Highmore, dan selanjutnya menjadi pertimbangan penting dalam penanganan dental pada gigi rahang atas
Sinus maxillaris adalah rongga berisi udara dalam tulang maxillaris dan berbentuk piramidBagian dasarnya menghadap ke midline dan apex nya menghadap ke processus zygomaticus dari maxillaPada orang dewasa, setiap sinus memiliki ruang volumetrik sebanyak kira kira 15 ml
Sinusitis maxillaris adalah inflamasi dari mukosa sinus maxillaris yang dapat muncul secara akut maupun kronisEtiologinya dapat berupa viral, alergi, atau akibat permasalahan gigiBerdasarkan William dan Simel, insidensi terjadinya sinusitis odontogenik berkisar antara 5 10%
Perkiraan penyebab sinusitis maxillaris akibat permasalahan gigi adalah :PulpitisAbses periodontalBenda asingSisa akarEkstraksi M1, M2, M3 rahang atasdll
Perbedaan sinusitis akut dan kronis adalah intensitas dan durasinyaBrook mengkarakteristikkan sinusitis akut dengan gejala yang biasanya timbul kurang dari satu bulanSedangkan pada sinusitis kronis, gejala berlangsung lebih dari satu bulan
Gejala sinusitis yang paling umum adalah :Rasa tertekan dan berat pada proximal dari sinusBengkak pada wajahEritemaObstruksi nasalDrainase paranasalKurangnya ketajaman penciumanDemamSakit kepalaBau mulut / nafas
Seorang pria berusia 34 tahun datang ke klinik bedah Aractuba Dentistry School UNESPdengan keluhan rasa nyeri pada wajah 2 bulan setelah pencabutan gigi M1 kanan atasPasien mengatakan telah mengalami rasa sakit yang hebat pada hari yang sama dengan pencabutan
Dokter bedah gigi yang melakukan pencabutan, dengan melihat tanda dan gejala yang dirasakan pasien pada saat itu, meletakkan pasta pada daerah dimana gigi dicabutSecara klinis dan radiografi menunjukkan adanya bahan solid keputihan, sesuai dengan bahan zinc oxide eugenol, di dalam sinus maxillaris
Gambar 1. foto kuadran kanan maxilla. Perhatikan adanya bahan solid keputihan pada regio alveolar dari gigi M1 yang telah hilang
Gambar 2. Foto panoramik menunjukkan adanya bahan radioopaque panjang pada regio alveolar dan sinus maxillaris, dihubungkan dengan tempat pencabutan gigi M1 kanan atas
Pasien terkena sinusitis maxillaris disebabkan masuknya benda asing saat penanganan buccal-sinus comunication yang tidak tepat dan cerobohSetelah diagnosa ditegakkan, maka pilihannya adalah menyingkirkan benda asing, dilanjutkan dengan kuretase untuk membersihkan benda asing dari sinus maxillaris
Perhatikan adanya bahan solid keputihan pada regio alveolar setelah melakukan flap mucoperiosteal
Pengangkatan dan kuretase dengan menggunakan teknik Caldwell-Luc
Benda asing sudah diangkat
Lokasi operasi dijahit
Foto 2 tahun setelah operasi
Foto panoramik setelah 2 tahun post operasi
Tindakan pembedahan dilakukan segera untuk menghindari eksaserbasi atau penyebaran infeksi facial, karena pasien datang tanpa kontraindikasi sistemikPasien dianastesi, dan dilakukan teknik caldwell-luc untuk menyingkirkan benda asing dan menutup buccal-sinus communication
Prosedur ini merupakan teknik terbukti yang telah dipelajari dan diindikasikan untuk kasus ruptur membran sinus atau jika didapatkan sinusitis maxillaris odontogenicPembesaran alveolus untuk menyingkirkan benda asing merupakan latihan yang tidak baik, karena meningkatkan frekuensi fistula yang tersisa dan dapat menyebabkan terbentuknya jalan oral-sinus dari cairan dan benda asing
Penicilin, obat pilihan untuk profilaksis melawan oral cavity bacteria, diresepkan selama 10 hari, karena sangat efektif untuk melawan oral anaerobSebagai tambahan, diberikan instruksi post surgical selama 14 hari Instruksi post surgical yang diberikan antara lain : jangan meniup hidung, bersin, minum melalui sedotan, dan merokok
Pasien pada studi kasus ini menunjukkan perkembangan yang bagus tanpa rekurensi pada periode post operativeSetelah follow-up selama 2 tahun, pengobatan dikatakan memberikan hasil yang memuaskan
Buccal-sinus communication yang lebih besar dari diameter 2 mm dapat dengan mudah dilihat dan di diagnosaTetapi, jika komunikasi yang terlalu kecil masih dipertanyakan, dapat dilakukan cara seperti ini : pasien diminta menutup hidung dan secara perlahan diminta untuk meniup dan dokter mengecek apakah ada gelembung keluar dari situ
Jika terjadi keutuhan membran sinus, maka proses perbaikan dapat tertunda, karena direct communication dapat menyediakan makanan untuk kontaminan dari oral cavityHal ini juga dapat mengakibatkan fistula buccal-sinus kronis
Jika buccal-sinus communication terdiagnosa setelah pencabutan, maka dokter harus memperkirakan tepi luka sebaik mungkinJika hal ini tidak dapat dilaksanakan, maka dokter harus membuat flap yang diambil dari mukosa yang dekat dengan buccal-sinus communication
Sangat penting untuk meresepkan antibiotik dan decongestant yang cocok untuk pasienPasien harus diterangkan mengenai buccal-sinus communication dan diberikan instruksi post operasi untuk perawatan di rumah
Karena posisi anatomis dari sinus maxillaris dan akar gigi molar atas yang berdekatan, dokter bedah gigi harus waspada dengan kemungkinan formasi buccal-sinus communicationPraktisi dental yang mencabut gigi belakang atas pasti akan mendapati buccal-sinus communication dan harus dapat mendiagnosa dan menangani masalah ini dengan baik
Kadang dapat pula terjadi sinusitis akut, yang merupakan komplikasi yang mungkin timbul post operasiPenyerahan kepada dokter bedah mulut untuk diagnosa dan atau penanganan kadang diperlukan, tergantung dari sumber masalah, dan skill serta pengalaman dari dokter gigi