Upload
eterna92
View
395
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam memenuhi
pengembangan suatu produk diperlukan tahapan-tahapan agar semuanya
dapat berjalan dengan baik dan produk yang dihasilkan dapat
dikembangkan lagi untuk memperoleh produk yang lebih baik. Dalam
hubungan ini, suatu pengembangan produk dianggap memenuhi
persyaaratan apabila dipunuhi dalam kegiatan product planning dalam
criteria dan spesifikasi. Dengan demikian, produk yang dihasilkan, yang
terdiri dari komponen peralatan dan materialyang memenuhi persyaratan
mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu
tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Untuk
mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya
diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebeluim di serah terimakan
kepada pemilik proyek, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan
sepanjang siklus produk mulai dari penyusunan introduksi,
pengembangan, kematangan, menurun, dan ditinggalkan. Siklus tersebut
dikenal dengan siklus kehidupan suatu produk. Akhirnya ditutup dengan
menyajikan kegiatan pengembangan produk baru selama siklus produk,
yang terdiri dari pengendalian mutu engineering, pembelian, manufaktur
konstruksi, dan tahap akhir proyek sebelum dinyatakan fitness for use
untuk kemudian diserahkan kepada pemilik.
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Daftar Isi
Pengembangan Produk
1. Pengertian Produk.....................................................................1
2. Siklus Kehidupan Produk.........................................................3
3. Bagaimana Menambah Kegunaan dari Produk yang
Sudah ada..................................................................................5
4. Product Planning.......................................................................8
5. Tujuan Diadakannya Product Planning................................10
SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
Pengertian Produk
Yang dimaksud dengan produk adalah seperangkat atribut baik
berwujud maupun tidak berwujud, termaksuk di dalamnya masalah
warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer)
dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh
pembeli guna memuaskan keinginannya.
Jika digambarkan sebuah produk itu memiliki beberapa lapisan.
Kombinasi dari beberapa lapisan itu akan mencerminkan suatu produk.
Dari beberapa lapisan, akan tergambar “image” pada konsumen. Lapisan-
lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
Apabila seseorang membutuhkan suatu produk, maka terbanyang
lebih dahulu ialah manfaat produk, setelah itu baru mempertimbangkan
faktor-faktor lain di luar manfaat. Faktor-faktor itulah yang membuat
konsumen mengambil keputusan membeli atau tidak.
Sesuatu tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan
adalah masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat
dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara
mengembangkan suatu produk yang sudah ada. Dan dapat pula menyewa
para peneliti guna menciptakan produk baru dengan model-model yang
sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau tidak mampu
menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti penurunan
volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif, adanya
perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses
produksi.
Siklus Kehidupan Produk
Siklus kehidupan poduk ini tediri atas 5 tingkatan, yaitu:
1. Tahap introduksi (introduction)
2. Tahap pengembangan (growth)
3. Tahap kematangan (maturity)
4. Tahap menurun (decline)
5. Tahap ditinggalkan (abandonment)
Jangka waktu tiap tahap ini berbeda-beda pada setiap macam barang,
dapat diukur dengan mingguan ataupun bulanan, tahunan atau puluhan
tahun. Seperti model pakaian, yang dinamakan fed (model yang tidak
tahan lama) dengan cepat dapat hilang dari pasar. Tapi model mobil ada
yang sanggup bertahan lama.
Pada permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih
reendah karena pasar masih belum mengenal barang tersebut. Di sini
perlu dilancarkan promosi. Kemudian setelah konsumen kenal maka akan
banyak orang membeli, pasaran makin luas, omzet meningkat sekali
(growth). Dalam keadaan ini, pengusaha harus menyebar luaskan barang-
barangnya, dan mengisi semua toko yang mungkin dapat menjual
produknya. Namun kemudian pasar menjadi jenuh dan timbul masa
maturity. Konsumen mulai merasa bosan, dan menunggu produk baru
lagi. Dalam keadaan ini, pengusaha harus mencoba merubah product
design (gatra produk), dan merubah desain pembungkus atau
memperbaiki mutu produk menjadi produk yang lebih super, lebih putih,
lebih bermutu, agar konsumen tidak jenuh. Juga dilakukan strategi
membuat ukuran besar, ukuran jumbo, agar kuantitas yang terjual lebih
cukup besar. Jika strategi ini tidak berhasil, maka akan timbul masa
penurunan (decline), omzet penjualan mulai menurun. Suatu tindakan
penyelamatan, mengurangi jumlah produksi, mengurangi biaya,
penghematan-penghematan dalam segala bidang perlu segera diambil,
untuk menyelamatkan perusaan dari kebangkrutan. Akhirnya jika semua
tidak bisa dapat diatasi maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh
konsumen dan produknya hilang dari pasaran.
Bagaimana Menambah Kegunaan dari Produk yang Sudah ada
Produk yang dihasilkan perusahaan harus diciptakan agar
penggunaannya lebih bervariasi dengan cara:
1. Menciptakan tembahan penggunaan dari produk yang sudah ada,
seperti sabun cuci, yang biasanya dipakai untuk cuci pakaian
sekarang diciptakan agar bisa pula dipergunakan untuk cuci piring,
cuci tangan, cuci mobil, dan lain sebagainya. Dengan demikian
volume penjualan akan meningkat.
Penggunaan plastik sudah maju, dalam hal ini digunakan
plastik untuk bermacam keperluan, seperti mulai dari pembungkus,
perabot rumah tangga, sampai kepada onderdil motor, mobil,
bahkan pesawat terbang.
2. Produk yang biasanya dijual untuk kaum wanita, sekarang juga di
pasarkan untuk kaum pria, seperti alat-alat kecantikan, sekarang
mulai dibeli oleh kaum pria; susu bubuk buat anak-anak, juga bisa
dipakai oleh orang dewasa, sabun mandi juga bagus untuk
Ibu/Bapak dan lain sebagainya.
3. Digunakan dalam hubungan bersamaan dengan produk lain,
misalnya pemasaran kain pel, dikombinasikan dengan pemasaran
cairan-cairan pembersih.
4. Biasa digunakan untuk industri-industri baru, jika suatu perusahaan
berdiri, maka bisa pula berdiri perusahaan baru yang
mempergunakan hasil industri perusahaan lama.
Dengan demikian usaha untuk menciptakan produk baru sejalan pula
dengan strategi perluasan pasar melalui:
a. Pencarian pemakaian baru. Setiap produk mempuyai segmentasi
pasarnya, produk dengan mutu tertentu memiliki pemakai
tersendiri. Mungkin saja sebuah produk belum dibeli oleh
sekelompok masyarakat, karena alasan harganya tinggi, belum
dikenal dan lain sebagainya. Para pengusaha harus menciptakan
harga, mutu atau formula yang digunakan sehingga sesuai dengan
lingkungn yang ditujuh. Akhirnya produk yang sudah
dikembangkan tersebut dapat mencapai pemakai baru, misalnya
pada sabun bayi yang dapat pula digunakan oleh orang tuanya.
b. Menciptakan pemakaian baru, misalnya sabun cuci disamping
untuk mencuci dapat pula dipakai untuk lantai, mobil dan
sebagainya. Alat semprot pembunuh serangga, sekarang dapat
digunakan di rumah untuk membunuh nyamuk.
c. Memperluas pemakaian, dengan cara memberi petunjuk kepada
konsumen, agar produk ini sering kali digunakan. Pada tiap kali
penggunaan harus digunakan lebih banyak, misalnya menggunakan
pasta gigi, harus digunakan sesuai dengan iklan di televisi,
dioleskan di atas sikat gigi penuh dan banyak, memakai sampo
belum akan efektif jika hanya satu kali, tapi harus dua kali agar
rambut betul-betul bersih.
Product Planning
Product Planning adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh
pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan
produknya, memperbaiki produk lama, memperbanyak kegunaan dari
produk yang sudah ada dan mengurangi biaya produksi dan biaya
pembungkus.
Tujuan Diadakannya Product Planning
1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas,
2. Untuk menambah omzet penjualan,
3. Untuk memenangkan persaingan,
4. Untuk mendaya gunakan sumber-sumber produksi,
5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang
sama,
6. Untuk mendaya gunakan sisa-sisa bahan,
7. Untuk mencegah kebosanan konsumen,
8. Untuk menyederhanakan produk pembungkus.
DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari, Dr., (2002), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran
Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung.