Upload
dinhdien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 141
SIKAP DAN PERSEPSI DOSEN DI UNIVERSITAS UDAYANA TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Ramaswati Purnawan1, Linawati2
1Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
ABSTRACT
Education is a fundamental human right. It is the key to sustainable development and peace and stability within and among countries, and thus an indispensable means for effective participation in the societies and economies of the twenty-fi rst century, which are affected by rapid globalization (Education For All. 2000). At the meeting in Dakkar, Senegal in April 2000, governments, organizations, agencies, groups and associations represent at the World Education Forum, had commit themselves to achieve six goals of Education for All. “Harness new information and communication technologies to help achieve EFA goals”, is one of the strategies to be implemented.
Even though new technologies are making their way into classroom, teachers continue to feel ill-prepared to teach using technology (Ivers & Pierson, 2009). It is believed that a successful innovation should achieve human attitude change before human behavior change.
Therefore, this research was set up to investigate teacher’s attitude toward the use of ICT and to sustain their use of ICT in teaching at Udayana University. Purpose of this research was to use the attitude and perceptions identifi ed to inform Udayana University, and specifi cally lecturers within the university, enable them to use ICT appropriately in their teaching.
Findings showed that teachers at Udayana University have positive attitude toward the use of technology in teaching. They found that technology can help to make lessons more interesting, fun, improve presentation of material and enable to motivate students. However, majority of teachers experience diffi culties dealing with hardware and software that sometime disrupt lessons.
Keywords: education for all, harness new information and communication technologies, lecturer’s attitude, technology in teaching.
PENDAHULUAN
Teknologi informasi dan komunikasi, dalam waktu singkat, telah menjadi salah satu fondasi masyarakat modern. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah menimbulkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu strategi yang diterapkan untuk mencapai enam tujuan Education for All (Harness new information and communication technologies to help achieve EFA goals). Hal ini karena teknologi informasi dan komunikasi dianggap mampu memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran, termasuk didalamnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan.
Melihat fenomena yang terjadi saat ini, para pendidik, dalam hal ini guru/dosen, memiliki peran yang sangat penting dalam mengadopsi dan mengimplementasikan penggunaan teknologi dan informasi karena mereka adalah kunci agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, perubahan paradigma pendidikan juga menuntut guru/dosen untuk lebih kreatif dan inovatif menemukan metode, materi dan cara penyajiannya sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan.
Perubahan tersebut disebabkan oleh karakteristik pelajar saat ini. Jika dimasa lalu, pendidikan terpusat pada peran guru sebagai tutor (teacher – controlled), namun kini lebih menekankan pada student-directed, dimana peserta didik diharapkan lebih aktif dan turut bertanggungjawab dalam menyiapkan proses pembelajaran. Menurut Pelgrum dan Law (2003), hanya melalui metode student-directed, peserta didik dapat memperoleh ...’productive’ skills, problem solving skills, independent learning skills and/or skills for lifelong learning’.
Organization Overview
Sekilas tentang Universitas Udayana
Universitas Udayana telah berdiri secara resmi sejak tahun 1962. Sebelumnya sejak tahun 1958
Universitas Udayana merupakan bagian dari Universitas Airlangga Surabaya. Hingga tahun 2010, Universitas Udayana memiliki 12 fakultas dan satu program pasca sarjana. Dan dengan total 114 program studi yang ditawarkan, menjadikan Universitas Udayana sebagai universitas terbesar di Bali.
Universitas Udayana berkomitmen untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang unggul, mandiri, dan berbudaya, dan
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 142
Universitas Udayana telah mencanangkan menjadi world-class university pada tahun 2021. Berbagai upaya untuk mencapai visi tersebut telah dilakukan, salah satu diantaranya adalah peningkatan kualitas dosen yang sesuai tuntutan kurikulum dan perkembangan ilmu pengetahuan. Selain memacu para dosen untuk meningkatkan pendidikan mereka hingga tingkat lanjut (Master/Doktor), juga telah dilakukan pelatihan peningkatan penguasaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dikalangan para dosen di Universitas Udayana.
Di Universitas Udayana sendiri, penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam proses pembelajaran telah mulai diperkenalkan sejak tahun 2006, dengan dibentuknya Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Divinkom), yang bertanggungjawab pada pengembangan, pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (Pidato Rektor Universitas Udayana, 2010).
Melalui lembaga ini, Universitas Udayana berupaya untuk meningkatkan sarana pembelajaran, peningkatan kualitas proses pembelajaran, serta peningkatan mutu pengelolaan perguruan tinggi Universitas Udayana, dengan cara memberikan akses internet yang luas kepada para dosen dan mahasiswa (hingga 2010, telah mencapai 25Mbps), hotspot, dan VoIP (Voice over IP). Selain itu, Universitas Udayana juga dilengkapi dengan fasilitas video conference, yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan berkomunikasi dengan pengajar/lembaga pendidikan diluar Universitas Udayana, baik secara nasional maupun internasional.
Permasalahan
Melihat demikian besar manfaat yang dapat diperoleh jika memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, seyogyanya lembaga pendidikan dan guru/dosen turut beradaptasi terhadap perubahan dalam hal mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Namun demikian, menurut Ivers & Pierson (2009), masih banyak guru/dosen yang tetap merasa belum siap untuk mengajar menggunakan teknologi.
Dalam wawancara dengan Ketua Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Udayana, Linawati, dinyatakan bahwa Universitas Udayana telah berupaya untuk menyediakan fasilitas teknologi informasi yang memadai. Namun demikian, jumlah dosen di Universitas Udayana yang memanfaatkan fasilitas informasi dan komunikasi masih jauh dari harapan, kurang lebih 30% dosen yang menggunakan. Hal ini dilihat dari jumlah dosen yang telah memiliki blog, email staf Unud, keaktifan dalam video conference serta jumlah dosen yang mendaftarkan komputer mereka untuk mengakses jaringan hotspot dikampus.
Berdasarkan hal diatas, maka penelitian ini disusun untuk mengetahui secara umum :
• Bagaimana sikap dan persepsi dosen di Universitas Udayana terhadap penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran ?
Termasuk didalamnya, secara khusus, mengetahui :
• Bagaimana persepsi dosen tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk dapat meningkatkan kinerja (perceived ease of usefulness) ?
• Bagaimana persepsi dosen tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memudahkan mereka dalam bekerja (perceived ease of use) ?
Theoretical Framework
Untuk bisa memprediksi tingkat penerimaan
seseorang terhadap sistem informasi, The Technology
Accepatance Model, yang dikembangkan oleh Davis
(1986) dapat digunakan. Model ini menyatakan
bahwa tingkat penerimaan seseorang terhadap
sistem informasi dipengaruhi oleh dua faktor penting
yakni dirasakan kegunaannya (perceived usefulness) dan
dirasakan mudah penggunaannya (perceived ease of
use), seperti pada model dibawah ini :
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 143
Figure 1. Technology Acceptance Model from Davis, Bagozzi et Warshaw (1989)Source : EduTech Wiki
Perceived usefulness dapat diartikan sebagai tingkat
kepercayaan seseorang bahwa penggunaan teknologi
ini akan dapat meningkatkan performance seseorang.
Sementara perceived ease of use berarti tingkat dimana
seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi ini
mudah untuk digunakan.
Model ini menunjukkan bahwa seseorang akan
menggunakan sistem teknologi baru ditentukan
oleh niat seseorang untuk menggunakannya, dan
niat ini dipengaruhi oleh sikap dan persepsi dalam
penggunaan sistem ini.
Dinyatakan pula bahwa perceived usefulness
mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan
perceived ease of use. Sebagai ilustrasi, apabila
seseorang tidak menyambut baik kehadiran sistem
informasi baru, tingkat kemungkinan seseorang
menggunakannya akan tinggi apabila sistem
ini dianggap dapat meningkatkan performance
seseorang dalam bekerja.
Model ini juga menyatakan bahwa semakin
positif respon seseorang terhadap penggunaan sistem
teknologi, maka akan semakin positif sikap dan
persepsi guru/dosen untuk menggunakan teknologi,
dan akan semakin besar pula kemungkinan seseorang
untuk menggunakan teknologi dalam proses
pembelajaran.
Sementara, persepsi dapat diartikan sebagai
‘our sensory experience of the world around us and
involves both the recognition of environmental
stimuli and action in response to these stimuli’
(Cherry, 2010). Di dalam proses persepsi individu
dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu
obyek - berdasarkan panca indera yang tergantung
pada stimulus fi sik dan stimulus sosial yang ada di
lingkungannya - yang dapat bersifat positif/negatif,
senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan
adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu
suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku
atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang
tertentu pula.
Karena, persepsi mengacu pada interpretasi hal-
hal yang kita indera (Solso et al, 2008), maka sering kali
terjadi perbedaan persepsi antara satu orang dengan
orang lain atau dengan kelompok lain. Beberapa
hal yang menyebabkan diantaranya : perhatian,
set, kebutuhan, sistem nilai, tipe kepribadian, dan
gangguan kejiwaan (Sarwono, 2009).
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan survey, dan kuesioner
merupakan instrumen dalam pengumpulan data
yang dilakukan pada Mei – September 2010. Selain
dalam bentuk cetak, kuesioner juga tersedia dalam
media online, yang dapat diakses melalui http://www.
thesistools.com/web/?id=150987. Sample dipilih secara
acak berdasarkan database dosen dari 12 fakultas
yang ada di Universitas Udayana. Dari total 500
kuesioner yang disebar, diperoleh 413 respon.
Skala sikap Likert (Likert scales) digunakan untuk
mengetahui sikap dosen terhadap penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 144
pembelajaran. Pertanyaan disusun dalam bentuk
daftar dan responden diminta pendapatnya tentang
pertanyaan yang diajukan dari sangat setuju (strongly
agree) hingga sangat tidak setuju (strongly disagree).
Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 22
pertanyaan, yang dikelompokkan menjadi tiga
bagian. Pertanyaan pada bagian pertama merupakan
personal information yang berisi jenis kelamin, umur,
jenjang pendidikan, fakultas asal serta status
kepegawaian. Selanjutnya pada bagian kedua,
pertanyaan bertujuan untuk mengetahui apakah
mereka terbiasa menggunakan internet/teknologi
informasi lain yang tersedia di Universitas Udayana?
Apakah mereka telah menggunakan teknologi
tersebut dan jenis teknologi apa yang digunakan
dalam proses pembelajaran?. Selanjutnya, pertanyaan
yang diberikan bertujuan untuk mengetahui persepsi
dosen terhadap penggunaan teknologi: apakah
mereka merasakan kegunaan dan manfaatnya dalam
proses pembelajaran maupun bagi peningkatan karir
mereka? Bagaimana pandangan mereka terhadap
penggunaan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran ? dll.
Selain penyebaran kuesioner, in-depth interview
dengan Ketua Divisi Teknologi Informasi dan
Komunikasi Universitas Udayana juga dilakukan
untuk mengetahui langkah-langkah apa yang telah
dilakukan serta kendala yang dihadapi terkait
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses pembelajaran di kalangan dosen.
Pembahasan
Berikut disampaikan hasil survey yang diperoleh
dari 413 responden tentang sikap dan persepsi
dosen di Universitas Udayana terhadap penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
6.1. Terkait penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran, ditemukan
beberapa hal berikut :
• Sebagian besar dosen (67%) merasakan
bahwa menggunakan teknologi tidak
berpengaruh terhadap peran mereka
untuk mengontrol kelas. Teknologi tidak
menyulitkan mereka dalam mengontrol
proses belajar mengajar.
• Selain itu, mayoritas dosen (85%) juga
merasakan bahwa menggunakan teknologi
informasi tidak menyulitkan mereka dalam
mempersiapkan materi pelajaran.
• Walaupun dosen merasakan teknologi
memudahkan mereka dalam mempersiapkan
materi pelajaran dan tidak berpengaruh
pada fungsi kontrol mereka di kelas, namun
mayoritas dosen (64%) mengakui bahwa
seringkali masalah hardware dan software
mengganggu aktivitas pembelajaran didalam
kelas.
6.2. Dalam kaitannya dengan manfaat penggunaan
teknologi informasi dan teknologi dalam
pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :
• moyoritas dosen (75%) tidak setuju bahwa
penggunaan teknologi dikatakan dapat
mempersulit pengajaran. Yang dirasakan
malah sebaliknya. Hampir sebagian besar
dosen, 64% bahwa teknologi informasi
dan komunikasi dapat membuat pelajaran
menjadi lebih menarik dan menyenangkan
• para dosen juga menilai positif penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi karena
dirasakan dapat meningkatkan kualitas
presentasi dan variasi pembelajaran (70%).
Hal ini disebabkan karena ada berbagai
macam metode penyampaian diantaranya
dalam bentuk print, audio video bahkan
melalui internet dan networking (video
conference).
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 145
6.3. Mayoritas dosen menyatakan bahwa teknologi
dapat meningkatkan karir mereka (76%).
Hal ini disebabkan karena ketrampilan dan
kecakapan dalam mengoperasikan teknologi
dapat meningkatkan prestise pribadi dosen
dan memberikan rasa percaya diri yang lebih
bagi para dosen (69%)
6.4. Sebagian besar dosen (64%) menyatakan setuju
bahwa teknologi sangat potensial untuk
meningkatkan kualiatas pendidikan. Lebih dari
50% menyatakan setuju untuk menggunakan
materi multimedia menggantikan peran buku
cetak yang digunakan selama ini.
Melihat kenyataan bahwa 98% dosen terbiasa
menggunakan internet dapat dikatakan sebagai titik
awal yang baik untuk pengintegrasian teknologi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Namun demikian, sebagian besar dosen (64%) sering
terkendala dengan masalah hardware dan software
sehingga dapat mengganggu kegiatan perkuliahan.
Hal diatas mengindikasikan bahwa perlu adanya
pelatihan maupun penting adanya dedicated staff
yang dapat membantu para dosen bila menemui
masalah di dalam kelas, maupun berkenaan dengan
mempersiapkan materi pembelajaran berbasis
teknologi.
Berdasarkan wawancara dengan Ketua Divisi
Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas
Udayana, pelatihan yang dilakukan memang belum
menyentuh seluruh fakultas yang ada di Universitas
Udayana. Beberapa pelatihan yang pernah dilakukan
diantaraya adalah pelatihan blog, bekerjasama
dengan Divisi Sumber Daya Manusia. Hingga saat
ini tercatat 630 orang yang pernah mengikuti/dan
sudah memiliki account blog, namun belum semua
aktif. Pelatihan lain yang pernah dilakukan adalah
e-learning module. Untuk pelatihan e-learning modul
merupakan permintaan dari beberapa fakultas yakni
Fakultas Kedokteran, Kedokteran Hewan, Teknik
Elektro dan Ilmu Komputer.
60% dosen setuju bahwa teknologi mampu
meningkatkan komunikasi di dalam Universitas. Hal
ini memungkinkan karena telah tersedianya akses
internet hingga 25 Mbps, jaringan yang terintegrasi
antara tiga kampus serta fasilitas VoIP. Selain itu 62%
orang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan
sangat membantu dalam kegiatan akademis dosen.
Namun demikian, terdapat kontradiksi antara
besarnya jumlah dosen yang menyatakan bahwa
teknologi membantu kegiatan akademis dosen
dengan jenis teknologi yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Survey menunjukkan bahwa lebih dari
50% dosen masih menggunakan media print, sekitar
40% menggunakan audio video, dan sisanya sekitar
35% menggunakan fasilitas internet dan networking
dalam membantu proses pembelajaran.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Information seeking behaviour para dosen di
Universitas Udayana melalui internet cukup baik.
Dosen telah terbiasa menggunakan internet, baik
untuk kepentingan akademis maupun untuk
mendapatkan informasi lainnya.
Dosen memiliki sikap dan persepsi yang positif
terhadap penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran, terutama untuk meningkatkan kinerja
(perceived ease of usefulness). Hal ini terlihat dari tingginya
tingkat apresiasi dosen terhadap keuntungan
yang diperoleh dengan menggunakan teknologi.
Para dosen merasakan bahwa, teknologi dapat
meningkatkan performance mereka dalam bekerja.
Selain memudahkan mereka dalam menyiapkan
materi pembelajaran, teknologi juga dipercaya
membantu meningkatkan kualitas presentasi materi
yang ditampilkan - menjadi lebih beragam sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 146
didik, mampu membantu proses pembelajaran
menjadi lebih menarik dan menyenangkan tanpa
mengurangi fungsi kontrol mereka di dalam kelas.
Teknologi dirasakan pula dapat meningkatkan
pengembangan diri dan karir dosen karena mereka
yang menggunakan teknologi akan jauh lebih unggul
dibandingkan mereka yang tidak menggunakan
teknologi, karena dapat mengakses informasi terkini
lebih cepat dan dapat memperluas jaringan secara
internasional.
The Technology Acceptance Model menyatakan
bahwa semakin positif respon seseorang terhadap
penggunaan sistem teknologi, maka akan semakin
positif sikap dan persepsi, dan akan semakin besar
pula kemungkinan seseorang untuk menggunakan
teknologi dalam proses pembelajaran. Hal ini
ditentukan pula dengan faktor kepercayaan seseorang
bahwa teknologi dapat meningkatkan performance
seseorang dalam bekerja (perceived usefulness)
Jika dikaitkan dengan model diatas, dapat
disimpulkan bahwa dengan sikap dan persepsi
dosen di Universitas Udayana yang positif serta
keyakinan dosen bahwa teknologi membantu
meningkatkan performance mereka dalam mengajar,
maka kemungkinan para dosen untuk menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses pembelajaran akan semakin tinggi. Hal
ini ditunjukkan pula dengan tingginya persepsi
dosen bahwa teknologi sangat potensial untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan menyatakan
setuju apabila suatu saat nanti materi multimedia
dapat menggantikan peran buku cetak yang
digunakan selama ini.
Rekomendasi
“In the changing world, the only constant is change”.
Pernyataan diatas disampaikan oleh Buchanan
& McCalman (1988) dalam bukunya yang berjudul
High Performance Work Systems – The Digital Experience.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam kaitannya
dengan melakukan perubahan, ada dua faktor
penting yang sangat mempengaruhi apakah suatu
perubahan dapat berhasil atau tidak. Yang pertama,
adalah urgensi perubahan tersebut dalam konteks
kehidupan suatu organisasi, apakah perubahan
tersebut memang benar dibutuhkan dan sesuai
diterapkan dalam organisasi tersebut. Faktor kedua
adalah adanya motivasi dari setiap individual yang
ada dalam organisasi untuk percaya, dapat menerima
dan, pada akhirnya, memiliki komitmen untuk
melakukan perubahan secara bersama-sama.
Senada dengan pernyataan di atas, Carnall (1990)
menekankan bahwa untuk mencapai perubahan
tersebut, yang pertama harus diperhatikan adalah
apakah perubahan tersebut memang dibutuhkan
dan dapat dirasakan oleh secara nyata nantinya.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa ada empat kategori
tahapan kebutuhan selama proses perubahan terjadi,
yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah :
1. Seseorang perlu memahami perubahan tersebut
2. Seseorang perlu memperoleh informasi
3. Selama proses perubahan, anggota kemungkinan
perlu mengembangkan ketrampilan baru
4. Anggota perlu support untuk membantu mereka
mengatasi masalah, dan memotivasi mereka
bahwa mencoba system baru tersebut merupakan
hal penting.
Berdasarkan hal diatas, maka beberapa rekomendasi
diberikan berikut ini :
1. Bagi Universitas Udayana/Divisi Komunikasi dan
Informasi
• Perlu ada sosialisasi/public relations activities
dalam penggunaan teknologi. Beberapa
hal yang dapat dilakukan diantaranya
mengadakandiscussion session, membuat
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 147
informative website khusus bagi dosen sehingga
mereka bisa mempelajarinya sendiri, bila
tidak tergabung dalam komunitas teknologi
yang ada
• Selain pelatihan dan workshop, perlu
dibangun komunitas teknologi dikalangan
dosen, sehingga para dosen dapat saling
berbagi pengetahuan dan informasi dan
terus dapat meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan menggunakan teknologi.
• Karena dosen seringkali terkendala dengan
masalah hardware dan software yang sering
mengganggu aktivitas dikelas, perlu dibentuk
adanya dedicated technology coordinator dan
technical support staff, yang dapat memberikan
bantuan teknis maupun bantuan pedagogi
bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam
materi pembelajaran.
• Selain itu, peran GDLN Universitas Udayana
dapat lebih dioptimalkan untuk membantu
mengembangkan materi pembelajaran
berbasis teknologi. Sementara ini, GDLN
hanya terkesan memfasilitasi kegiatan/
pembelajaran melalui video conference saja.
Sesungguhnya, GDLN memiliki empat bidang
layanan utama, antara lain: 1) designing of
learning programs and events, 2) management and
coordination of learning events, 3) development of
learning and support materials, 4) event promotion
and marketing services (sumber : GDLN, 2010)
2. Bagi Dosen
• Dibutuhkan kemauan kuat dan kesadaran
dari para guru/dosen bahwa mempelajari satu
ketrampilan baru menuntut mereka untuk
belajar tidak saja dari rekan guru/dosen,
profesional instruktur, tetapi dapat juga
belajar dari peserta didik.
• Bersikaplah kritis, sesuaikan teknologi
dengan kurikulum dan gunakan teknologi
untuk membantu dalam perubahan paradigma
pendidikan menuju proses pembelajaran yang
interaktif, konstruktif dan berorientasi pada
peserta didik (student-centered)
• Mintalah kesempatan untuk memperoleh
pelatihan dalam penggunaan teknologi,
termasuk permintaan technical support, yang
dapat membantu mengatasi masalah hardware
dan software dan, jika memungkinkan, turut
membantu dalam mengintegrasikan teknologi
dan aspek pedagogi.
• Bergabunglah dalam komunitas dosen yang
memiliki interest dalam bidang teknologi
informasi sehingga guru/dosen memiliki
wadah untuk saling berbagi pengalaman,
berbagi kesulitan/masalah dan dapat saling
mendukung dengan memberi solusi atas
permasalahan terkait penggunaan teknologi
untuk membantu proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bashir, S. 2007. Trends in International Trade in Higher
Education : Implications and Options for Developing
Countries, Washington D.C., The World Bank –
Education Working Paper Series No.6
Buchanan, D.A and McCalman, J. 1989. High Performance
Work Systems – The Digital Experience, Routledge,
London
Carnall, C.A. 1990. Managing Change in Organization,
Prentice Hall, London
Dakkar Framework of Action (2000) Education For All
: Meeting Our Collective Commitments, UNESCO, Paris
Division of Higher Education UNESCO. 2002a.
Information and Communication Technology in Education
: A Curriculum for Schools and Program of Teacher
Development, UNESCO, Paris
__________ 2002b. Open and Distance Learning : Trend, Policy
and Strategy Considerations, UNESCO, Paris
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011 148
Ivers, K.S. and Pierson, M. 2009. A Teacher’s Guide To
Using Technology in the Classroom, Libraries Unlimited
Pelgrum, W.J. and Law, N. 2003. ICT in Education
Around the World : Trends, Problems and Prospects, Paris,
UNESCO : International Institute for Educational
Planning.
US Department of Education. 1993. Using Technology to
Support Education Reform [online] {cited on May 2010}
Available from <URL : http://www.ed.gov/>
Sarwono, S.W. 2009. Pengantar Psikologi Umum, Rajawali
Press, Jakarta
Solso, R.L., Maclin, O.H., Maclin, K. 2008. Psikologi
Kognitif, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Articles
Cherry, K. 2010. Perception and the Perceptual Process
[online] {cited on May 2010) Available from <http://
psychology.about.com>
Coggins, D. 2008. How to Introduce New Technology to Staff
[online] {cited on May 2010} Available from <URL :
http://www.techlearning.com>
Dhanarajan, G. 2002. ‘Objectives and Strategies
for Effective Use of ICTs’, in Haddad, W.D. and
Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,
Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 58-75
Edutopia. 2008. Why Integrate Technology into Curriculum?
: The Reasons are Many, [online] {cited May 2010}
Available from <URL : http://www.edutopia.org>
Fontaine, M. 2002. ‘Teacher Training with Technology
: Notes from the fi eld’, in Haddad, W.D. and
Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,
Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 176-179
Haddad W.D. and Draxler, A. 2002. ‘The Dynamics of
Technology for Education’ in Haddad, W.D. and
Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,
Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 2-19
Hernes, G. 2002. ‘Emerging Trends in ICT and
Challenges to Educational Planning’ in Haddad,
W.D. and Draxler, A (Eds), Technologies For Education
: Potentials, Barometers & Prospects, UNESCO, Paris,
page 20-27
Haddad, W.D. and Jurich, S. 2002. ‘ICT for Education
: Potentials and Potency’ in Haddad, W.D. and
Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,
Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 42-57
Hoise, P., Jacobs, S., and Mazzarol, T. 1998. ‘IT as a
Source of Competitive Advantage in International
Education’, Technology, Pedagogy and Education Journal
1747-5139 7:1, page 113-130 [online] {cited on may 2009}
Available from <URL : http://citeseerx.ist.psu.edu/>
Learning Points Student Skills and ICT Literacy:
Meeting the 21st Century Challenge [online] diakses
2010 melalui http://www.learningpt.org/
Linawati and Sudiarta, P.K. 2010. “Sharing and Learning
Using Technology : Case of Distance Learning in
Udayana University” paper presented in “International
Joint Conference APCHI – ERGOFUTURE, August 2-6,
2010, Denpasar
Nunes, C.A.A. and Gaible, E. 2002. ‘Development
of Multimedia Materials’, in Haddad, W.D. and
Draxler, A (Eds), Technologies For Education : Potentials,
Barometers & Prospects, UNESCO, Paris, page 94-117
Reports
Divisi Informasi dan Komunikasi Universitas Udayana,
Laporan Kegiatan Divinkom Unud Tahun 2009, 22
Februari 2010, Denpasar
Universitas Udayana, Pidato Rektor Pada Upacara Dies
Natalis ke-48 Universitas Udayana, 29 September
2010