16
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015 1 PENGARUH SARANA, PROSES PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI KINERJA DOSEN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA PADA POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA Sudiro Program Studi Mesin Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta [email protected] Abstrak Standar atau parameter pendidikan yang berkualitas adalah ukuran atau barometer yang digunakan untuk menilai atau mengukur pendidikan dalam rangka mewujudkan suatu pendidikan yang berkualitas. Kalau kita mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ada delapan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu : (Standar isi, Standar proses, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan) Pada penelitian ini akan dikembangkan dimensi variabel kualitas layanan yang sesuai dengan keadaan Politeknik Indonusa Surakarta, diantaranya adalah sarana, dosen, dan pembelajaran. Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tentang “Pengaruh Sarana, Proses Pembelajaran, dan Persepsi Kinerja Dosen Terhadap Kepuasan Mahasiswa pada Politeknik Indonusa Surakarta”. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sarana terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, pengaruh proses pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, pengaruh kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. Berdasarkan hasil analisis data penelitian di hasil sebagai berikut : (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari sarana terhadap kepuasan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta, (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari proses pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta, (3) terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikann dari kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta. Kata kunci :sarana , proses pembelajaran, kinerja dosen, kepuasan , mahasiswa I. PENDAHULUAN Standar atau parameter pendidikan yang berkualitas adalah ukuran atau barometer yang digunakan untuk menilai atau mengukur pendidikan dalam rangka mewujudkan suatu pendidikan yang berkualitas. Kalau kita mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan diatas, ada delapan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu : (Standar isi, Standar proses, Standar Kompetensi, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan) Standar nasional pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.Juga bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam Agama Islam kita diajarkan bahwa akan ditingkatkan derajat orang yang beriman dan berilmu dibandingkan dengan yang lain sebagaimana firman Allah : ﻮاُ َ ْ ﺎﻓَ ِ ِ ﺎﻟَ َ ْ ﻲ اﻟِ ﻮا ﻓُ ﺴﱠﺤَ َ ْ ُ َ َ ﯿﻞِ ا ﻗَ ذِ ﻮا إُ َ آﻣَ ﯾﻦِ ﺎ اﻟ ﱠﺬَ ﯾﱡﮭَ ﺎ أَ ُ ُ ْ اﻧَ ﯿﻞِ ا ﻗَ ذِ إَ وْ ُ َ ُ ﷲﱠِ َ ْ َ ْ ُ ْ ِ ﻮا ﻣُ َ آﻣَ ﯾﻦِ اﻟ ﱠﺬُ ﷲﱠِ َ ْ َ وا ﯾُ ُ ْ ﺎﻧَ وا ﻓٌ ﯿﺮِ َ َ ﻮنُ َ ْ َ ﺎ ﺗَ ِ ُ ﷲﱠَ وٍ ﺎتَ َ رَ دَ ْ ِ ْ ﻮا اﻟُ وﺗُ أَ ﯾﻦِ ﱠﺬ) ١١ ( Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al Mujadilah Ayat 11) Dari sisi pelaku dunia pendidikan, sekarang ini dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi.Karena sekarang ini persaingan menjadi semakin ketat dengan

pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

  • Upload
    dangthu

  • View
    237

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

1

PENGARUH SARANA, PROSES PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI KINERJA DOSEN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA PADA POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

Sudiro

Program Studi Mesin Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta [email protected]

Abstrak

Standar atau parameter pendidikan yang berkualitas adalah ukuran atau barometer yang digunakan untuk menilai atau mengukur pendidikan dalam rangka mewujudkan suatu pendidikan yang berkualitas. Kalau kita mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ada delapan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu : (Standar isi, Standar proses, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan)

Pada penelitian ini akan dikembangkan dimensi variabel kualitas layanan yang sesuai dengan keadaan Politeknik Indonusa Surakarta, diantaranya adalah sarana, dosen, dan pembelajaran.

Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tentang “Pengaruh Sarana, Proses Pembelajaran, dan Persepsi Kinerja Dosen Terhadap Kepuasan Mahasiswa pada Politeknik Indonusa Surakarta”. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sarana terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, pengaruh proses pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, pengaruh kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian di hasil sebagai berikut : (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari sarana terhadap kepuasan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta, (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari proses pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta, (3) terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikann dari kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta.

Kata kunci :sarana , proses pembelajaran, kinerja dosen, kepuasan , mahasiswa I. PENDAHULUAN

Standar atau parameter pendidikan yang berkualitas adalah ukuran atau barometer yang digunakan untuk menilai atau mengukur pendidikan dalam rangka mewujudkan suatu pendidikan yang berkualitas. Kalau kita mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan diatas, ada delapan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu : (Standar isi, Standar proses, Standar Kompetensi, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan)

Standar nasional pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.Juga bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam Agama Islam kita diajarkan bahwa akan ditingkatkan derajat orang yang beriman dan berilmu dibandingkan dengan yang lain sebagaimana firman Allah :

وا سح فاف س ال ج م وا في ال تفسح م ك ل یل ا ق ذ وا إ ن آم ین ذ یھا ال ا أ یز ش ان یل ا ق ذ إ و م ك ل هللا سح ف ی م ك ن وا م ن آم ین ذ ال هللا فع ر وا ی ز ش ان وا ف

یر ب خ ون ل م ا تع م ب هللا ات و ج در م ل ع وا ال وت أ ین ذ ال )١١(و Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al Mujadilah Ayat 11)

Dari sisi pelaku dunia pendidikan, sekarang ini dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi.Karena sekarang ini persaingan menjadi semakin ketat dengan

Page 2: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

2

tumbuh suburnya lembaga pendidikan di lingkungan sekitar. Pendidikan sekarang ini sudah mengarah pada proses industrialisasi. Dunia pendidikan tidak bisa lagi dianggap sebagai lembaga sosial, tetapi harus diperlakukan sebagai industri yang harus dikelola secara profesional. Karena dengan semakin ketatnya persaingan, lembaga pendidikan yang dikelola dengan penuh keterbatasan akan ditinggalkan konsumen. Karena ketat dalam persaingan, masing-masing instansi pendidikan yang swasta dan negeri, instansi pendidikan formal dan informal berlomba memberikan produk-produk yang terbaik. Semakin tinggi tingkat persaingan dan semakin banyak instansi pendidikan yang ada, maka pelanggan atau calon mahasiswa memiliki semakin banyak pilihan untuk menentukan instansi pendidikan yang terbaik.

Salah satu lembaga pendidikan tinggi di kota Surakarta, Politeknik Indonusa Surakarta merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Yayasan Indonesia Membangun dengan SK MENDIKNAS No : 158/D/O/2002. Politeknik Indonusa Surakarta memiliki program-program keahlian diantaranya, Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif, Program Studi DIII Manajemen Informatika, Program Studi DIII Komunikasi massa dan Program Studi DIII Perhotelan. Politeknik Indonusa memiliki beberapa fasilitas untuk mendukung berbagai kegiatan akademik, beberapa fasilitas yang terdapat pada Politeknik Indonusa Surakarta antara lain adalah Ruang Kuliah, Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Laboratorium Otomotif, Laboratorium Radio, Laboratorium TV dan Laboratorium Perhotelan.

Politeknik Indonusa Surakarta sebagai salah satu Perguruan Tinggi terus selalu meningkatkan mutu layanan pendidikannya. Data akademik lima tahun terakhir menunjukkan bahwa setiap tahun ada peningkatan jumlah mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta, hal ini menunjukkan bahwa Politeknik Indonusa Surakarta semakin diperhitungkan oleh masyarakat, ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas Politeknik Indonusa Surakarta dengan penunjang fasilitas yang diperlukan.

Dari data akademik yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta menunjukkan bahwa ada mahasiswa yang mengundurkan diri dari tahun ke tahun. Mahasiswa yang mengundurkan diri disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya tidak cocok dengan lingkungan Perguruan Tinggi, ada yang mau bekerja, pindah luar kota, meninggal

dunia, dan bisa juga mundurnya mahasiswa ini dikarenakan kurang puas dengan sarana prasarana di Politeknik Indonusa Surakarta, kurang puas dengan proses pembelajaran dan kurang puas dengan kinerja dosennya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah mahasiswa yang mengundurkan diri dari Politeknik Indonusa Surakarta dapat dilihat pada grafik 1.1 Grafik.1.1 Mahasiswa yang mengundurkan diri

Sumber : Data Bagian Akademik Politeknik Indonusa Surakarta 2015

Penurunan jumlah mahasiswa yang mengundurkan diri menunjukkan adanya peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta.Oleh sebab itu, pihak Perguruan Tinggi dan Yayasan harus selalu melakukan perbaikan standar pendidikan agar mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikannya di Politeknik Indonusa Surakarta dengan baik dan tepat waktu. Salah satu yang harus dilakukan adalah selalu meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam proses mengikuti pendidikan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kepuasan senantiasa berhubungan erat dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak Politeknik Indonusa Surakarta tanpa ada perbedaan perlakuan kepada semua mahasiswa.

Pada penelitian ini akan dikembangkan dimensi variabel kualitas layanan yang sesuai dengan keadaan Politeknik Indonusa Surakarta, diantaranya adalah sarana, persepsi kinerja dosen dan pembelajaran. II. TINJAUAN PUSTAKA Mutu Pelayanan Pendidikan

Keberhasilan suatu jasa pelayanan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada konsumennya, dalam arti perusahaan memberikan layanan yang bermutu kepada para pelanggannya akan sukses dalam mencapai tujuannya. Sekarang ini mutu pelayanan telah menjadi perhatian utama dalam memenangkan persaingan.Mutu pelayanan dapat dijadikan sebagai salah satu strategi lembaga untuk menciptakan kepuasan konsumen. Suatu

0

20

200…

201…

201…

201…

201…

Mahasiswa Keluar

Mahasiswa Keluar

Page 3: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

3

pendidikan bermutu tergantung pada tujuan dan yang akan dilakukan dalam pendidikan. Definisi pendidikan bermutu harus mengakui bahwa pendidikan apapun termasuk dalam suatu sistem.Mutu dalam beberapa bagian dari sistem mungkin baik, tetapi mutu kurang baik yang ada di bagian lain dari sistem, yang menyebabkan berkurangnya mutu pendidikan secara keseluruhan dari pendidikan.

Definisi mutu layanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampainya untuk mengimbangi harapan pelanggan.Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono dan Diana, 2003). Mutu pelayanan diketahui dengan cara membandingkan harapan / kepentingan pelanggan atas layanan yang ideal dengan layanan yang benar-benar mereka terima. Menurut Feigenbaum (1996) mutu merupakan kekuatan penting yang dapat membuahkan keberhasilan baik di dalam organisasi dan pertumbuhan lembaga, hal ini juga bisa diterapkan di dalam penyelenggaraan pelayanan mutu pendidikan. Selanjutnya jika mutu dikaitkan dalam penyelenggaraan pendidikan maka dapat berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa penjaminan mutu adalah wajib baik internal maupun eksternal.

Kajian mengenai karakteristik jasa pada lembaga pendidikan tinggi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni: a. Perguruan tinggi termasuk ke dalam

kelompok jasa murni (pureservice), di mana pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata, seperti ruangan kelas, kursi, meja, dan buku-buku;

b. Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa), jadi di sini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meskipun dalam perkembangannya ada yang menawarkan program jarak, universitas terbuka, dan kuliah jarak jauh);

c. Penerimaan jasa adalah orang, jadi merupakan pemberian jasa yang berbasis orang. Sehingga berdasarkan hubungan dengan pengguna jasa (pelanggan / mahasiswa) adalah high contact system yaitu hubungan pemberi jasa dengan

pelanggan tinggi. Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Untuk menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian dari sistem jasa tersebut;

d. Hubungan dengan pelanggan adalah berdasarkan memberrelationship, di mana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut, sistem pemberian jasanya secara terus menerus dan teratur sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Pelayanan yang didasarkan pada hubungan

dengan kepuasan pelanggan merupakan kunci mempertahankan pelanggan dan mencakup pemberian keuntungan finansial serta sosial di samping ikatan struktural dengan pelanggan.Suatu jasa pelayanan harus memutuskan seberapa banyak pelayanan berdasarkan hubungan harus dilakukan pada masing-masing segmen pasar dan pelanggan, dari tingkat biasa, relatif, bertanggung jawab, proaktif sampai kemitraan penuh. Azwar (1996) berpendapat masalah mutu akan muncul apabila unsur masukan, proses, lingkungan serta keluaran menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Kepuasan Konsumen

Zeithmal, Bitner dan Gremler (2009 : 104) mengungkapkan bahwa : ‘satisfaction is the customers evaluation of a product or service in terms of whether that product or service has met the customers needs and expectation’ artinya kepuasan adalah evaluasi pelanggan dari produk atau jasa dalam hal apakah suatu produk atau jasa telah memenuhi kebutuhan pelanggan dan harapan.

Kotler (2007 : 136) mendefinisikan bahwa: ‘satisfaction is a persons feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a products perceived performance in relation to his or her expectation ‘ artinya kepuasan adalah perasaan seseorang tentang kesenangan atau kekecewaan yang dihasilkan dari membandingkan kinerja produk yang dirasakan dengan harapannya.

Schisffman dan Kanuk (2004:14) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah persepsi konsumen terhadap produk (barang dan

Page 4: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

4

jasa) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan sebelumnya. Sarana Pendidikan

Menurut Bafadal (2004 : 49) bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Arti kata sarana menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)(2002:999) adalah segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya ) yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan arti kata prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb)(Kamus Besar BI,2002:893).

Sementara itu menurut E.Mulyasa (2004) sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti ; gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sarana Prasarana pendidikan adalah semua benda atau fasilitas yang mempermudah dan memperlancar proses pendidikan dan pengajaran, tetapi sifatnya tidak langsung, misalnya ruang kelas/gedung, meja ,kursi, ruang laboratorium, tempat ibadah, tempat olahraga dan lain-lain. Standar sarana dan prasarana

BSNP, sebuah lembaga independen yang dibentuk berdasar PP no 19/2005, mengemban amanah untuk menyusun beberapa standar nasional pendidikan.Salah satunya adalah standar sarana prasarana pendidikan tinggi. Kajian awal menunjukkan bahwa saat ini di Indonesia masih banyak kampus perguruan tinggi yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran yang bermutu. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 angka 8 Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita 2008:85).

Sedangkan menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Gagne, Briggs dan warner dalam buku Udin S. Winataputra (2008:40) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Slameto, (2003:109), sedang pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Slameto. (2003:123).

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar.Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Slameto. (2003:54) Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran proses interaksi

Page 5: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

5

antara peserta didik dan pendidik yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa. Kinerja Dosen

Dosen merupakan profesi profesional dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang profesional maka tugas dosen sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada mahasiswanya. Dalam hal ini dosen hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan pendidikan.

Bernardin dan Rusel dalam Rucky (2002:15) memberikan definisi tentang performance sebagai berikut :”performance is defined as the record of outcames produced on a specified job function or activity during a specified time period”.Prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

Mangkunegara (2004:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sedangkan menurut Stephen Robbins yang diterjemahkan Harbani Pasolong : kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Pasolong, 2007:176).

Suatu organisasi untuk mencapai tujuannya menggerakkan sekelompok orang yang berperan aktif. Sekelompok orang yang terdiri dati individu-individu secara total akan mempengaruhi kinerja organisasi. Hal itu berarti bilamana kinerja sumber daya manusia/pegawai baik, maka kemungkinan besar kinerja organisasi akan baik pula.

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu.Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya. Faktor yang mempengaruhi kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terutama tenaga pengajar diantaranya adalah sebagai berikut : 1). Tingkat pendidikan tenaga pengajar

Kemampuan seorang tenaga pengajarsangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena melalui pendidikan itulah seseorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Selama menjalani pendidikannya siswa akan menerima banyak masukan baik berupa ilmu pengetahuan maupun ketrampilan yang akan mempengaruhi pola berpikir dan perilakunya. Ini berarti jika tingkat pendidikan tenaga pengajar lebih tinggi maka makin banyak pengetahuan serta ketrampilan yang diajarkan pada siswanya.

2). Supervisi pengajaran Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya. Kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penelitian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan pengajaran berupa perbaikan program dan kegiatan belajar mengajar.Sasaran supervisi ditujukan kepada situasi belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya tujuan pendidikan secara optimal.

3). Program penataran yang diikuti Untuk memiliki kinerja yang baik, tenaga pengajardituntut memiliki kemampuan akademik yang memadai, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya kepada siswanya.Untuk itu tenaga pengajar perlu mengikuti program-progaram penataran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya.

4). Iklim yang kondusif Iklim yang kondusif di sekolah akan berpengaruh juga pada kinerja tenaga pengajar, diantaranya : pengelolaan kelas yang baik yang menunjuk pada pengaturan orang (siswa), maupun pengaturan fasilitas (ventilasi, penerangan, tempat duduk, dan media pengajaran). Selain itu hubungan yang baik antara warga sekolah yaitu kepala sekolah, tenaga pengajar, karyawan, dan siswa akan membuat suasana yang menyenangkan dan merupakan salah satu sumber semangat bagi tenaga pengajar dalam melaksanakan tugasnya.

5). Kondisi fisik dan mental tenaga pengajar yang sehat akan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Oleh karenanya faktor kesehatan harus benar-benar diperhatikan. Begitu pula dengan kondisi mentalnya, jika kondisi

Page 6: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

6

mental tenaga pengajarbaik, maka akan mengajar dengan baik pula.

6). Tingkat pendapatan Agar tenaga pengajar benar-benar konsentrasi mengajar di sekolah, maka harus diperhatikan tingkat pendapatannya dan juga jaminan kesejahteraan lainnya seperti pemberian intesif, kenaikan pangkat/gaji berkala, asuransi kesehatan dan lain-lain.

7). Bersikap terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana kerja yang demikian ini ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan di sekolahnya.

8). Kemampuan manajerial kepala sekolah Kemampuan manajerial atau memimpin dari kepala sekolah juga berpengaruh pada kinerja tenaga pengajar (guru).

III. METODOLOGI PENELITIAN\

Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan atau mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Efendi, 1989).

Langkah awal dalam penelitian ini menggunakan alat bantu analisa deskriptif sebagai dasar awal penganalisaan. Dengan demikian analisa diawali dengan melihat kecenderungan keterkaitan antar fenomena amatan, setelah pendekatan kuantitatif deskriptif dilakukan melalui penyebaran kuisioner maupun menggunakan data pendukung lainnya.Analisa lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan analisis statistik inferensial.

Adapun perhitungan statistik dalam penelitian ini untuk mengungkapkan adanya pengaruh sarana, pembelajaran, persepsi kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa pada Politeknik Indonusa Surakarta Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Dari kerangka pemikiran dapat dijelaskan bahwa variabel independen (prediktor) terdiri dari sarana (X1), pembelajaran (X2), Persepsi kinerja dosen (X3), Kepuasan mahasiswa (Y) merupakan variabel dependen (kriterior).

Definisi Operasional Variabel a. Kepuasan mahasiswa

Adalah suatu perasaan atau penilaian emosional dari mahasiswa terhadap Politeknik Indonusa Surakarta. Adapun sebagai indikatornya adalah : 1) Kepuasan terhadap kinerja 2) Kepuasan terhadap nama baik atau reputasi 3) Kepuasan terhadap jurusan atau teknik

keahlian b. Sarana

Adalah semua perangkat yang secara langsung ataupun tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di kuliah. Adapun sebagai indikatornya adalah : 1) Lingkungan yang nyaman 2) Kebersihan 3) Fasilitas yang menunjang 4) Lokasi

c. Pembelajaran Adalah suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik atau mahasiswa. Adapun sebagai indikatornya adalah : 1) Kompetensi 2) Media Pembelajaran 3) Teknik Mengajar 4) Materi pelajaran

d. Persepsi kinerja dosen Adalah kinerja atau prestasi kerja dari dosen pada Politeknik Indonusa Surakarta. Sebagai indikatornya adalah : 1) Mengerti Mahasiswa 2) Kesopanan 3) Motivasi kepada mahasiswa 4) Pelayanan pada orang tua mahasiswa 5) Pelayanan pada mahasiswa

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau sebagian populasi yang menjadi subyek penelitian yang dapat mewakili populasi penelitian (Sugiyono, 2005: 91).Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini mengacu pada alat analisis yang digunakan. Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini ukuran

Page 7: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

7

sampel/responden dapat ditentukan dengan rumus berikut ini :

N = ퟏ.ퟗퟔ흏푬

² N = Nilai sampel ∂ = taraf signifikansi E = Tingkat kesalahan/error maksimum yang diinginkan Diketahui : ∂ = 5 % (0.05) E = 1 % (0.01) Maka : N = . ²

N = . ..

² = ..

² = [9.8]²= 96.04

Dengan demikian jumlah sampel akan dibulatkan menjadi 100 responden. Penetapan ukuran sampel sebesar 100 mahasiswa akan diambil secara proporsional di masing – masing angkatan dan jurusan. Teknik sampling yang dipergunakan pada penelitian ini adalah ClusterProporsional stratified random sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas jumlah mahasiswa dimasing-masing angkatan dan jurusan. Untuk lebih rincinya mengenai proporsi jumlah sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Penentuan Sampel

Sumber : Data Bagian Akademik Politeknik

Indonusa 2015

Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam usaha pengumpulan data digunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Jenis Data

Data primer, yaitu data yang diambil dari responden berdasarkan kuesioner maupun wawancara langsung.Data ini berisi variabel penelitian yang diuji sesuai kerangka pemikiran yang ada dan telah ditentukan.

b. Metode Pengumpulan Data 1) Studi Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur seperti buku bacaan, majalah –majalah ilmiah, baik dari kuliah maupun yang diperoleh dari perpustakaan,

internet dan sumber lainnya. Data yang diperoleh dari cara ini merupakan data tambahan sebagai pendukung atau sering disebut sebagai data sekunder.

2) Penelitian Lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan langsung kepada sumber-sumber yang terkait untuk memperoleh data tentang bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan dan sikap pelangggan terhadap setiap bentuk pelayanan tersebut. Dalam melakukan penelitian lapangan, peneliti melakukan :

a) Wawancara Peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan mahasiswa-siswi Politeknik Indonusa Surakarta. Wawancara mengenai alasan mahasiswa berkuliah di Politeknik Indonusa Surakarta dan apa saja yang bisa menyebabkan mahasiswa puas.

b) Kuesioner Penelitian ini dilakukan dengan mengggunakan instrumen atau alat penelitian berupa pengisian kuesioner secara perseorangan yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan kepada mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. Metode ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner mengenai pengaruh sarana, pembelajaran, persepsi kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa pada Politeknik Indonusa Surakarta. Penyusunan daftar pertanyaan disusun secara berjenjang berdasarkan skala pengukuran Likert dengan urutan yaitu : 1, 2, 3, 4, 5 dan mempunyai kriteria jawaban sebagai berikut : 1. Sangat Setuju (SS) = skor 5 2. Setuju (S) = skor 4 3. Netral ( N ) = skor 3 4. Tidak Setuju (TS = skor 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS)= skor 1

Kebaikan dari penggunaan format tipe Likert ini adalah adanya keragaman nilai (variability of score) sebagai akibat penggunaan skala yang berkisar dari 1 – 5. Dengan adanya dimensi mutu yang tercermin dalam daftar pertanyaan pada kuesioner, memungkinkan pelanggan mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam pelayanan maupun produk yang mereka terima sehingga lebih mendekati kenyataan sebenarnya (Sugiyono, 2005:86)

Page 8: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

8

Pengembangan Instrumen Validitas Alat Ukur

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui/ menganalisa sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Cara menguji balivitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi yang diterapkan adalah teknik product moment correlation (Arikunto, 2006 :182). Suatu indikator dikatakan valid apabila besarnya nilai signifikansi < 0,05. Rumus product moment correlation adalah sebagai berikut :

Keterangan :rxy = koe isienkorelasi x = Skor butir y = Skor Faktor n = Jumlah responden

Dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar ( > ) dari r tabel (Arikunto,2006:182). Apabilla nilai r yang diperoleh dari hasilperhitungan lebih besar dari nilai r tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tersebut, sehingga dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan tersebut valid. Tetapi apabila nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih kecil dari r tabel, maka alat pengukuran tersebut tidak valid untuk mengukur loyalitas. Reliabilitas Alat Ukur

Setelah ditentukan validitas dilanjutkan uji reliabilitas, uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan yang dianggap valid.Uji Reabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.Uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik cronbach alpha (훼). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach > 0,60 (Ghozali, 2005 : 42). Rumusnya adalah :

풓풏 =[ 풌풌 ퟏ

][ퟏ − ∑휶.풃ퟐ

휶.풊ퟐ]

Keterangan 푟 = reliabilitas instrumen 푘 =banyaknya butir pertanyaan ∑훼. 푏 = jumlah varian butir 훼. 푖 = varian butir tarafsigni ikansi = 5%

Dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar (>) dari 0,06 (Arikunto,2006:193). a. Hasil Uji Data Istrumen

Jumlah butir pernyataan instrumen kuesioner dalam penelitian ini semuanya adalah 47 butir dengan perincian instrumen sarana (X1) sebanyak 11 pertanyaan, pembelajaran (X2) sebanyak 10 pertanyaan, persepsi kinerja dosen (X3) sebanyak 11 pertanyaan, kepuasan kerja (Y) sebanyak 8 pertanyaan. Perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen menggunakan bantuan program SPSS versi 16.Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dapat diuraikan sebagai berikut. Uji Validitas

Kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Instrumen penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu sarana (X1) sebanyak 11 pertanyaan, pembelajaran (X2) sebanyak 10 pertanyaan, persepsi kinerja dosen (X3) sebanyak 11 pertanyaan, kepuasan kerja (Y) sebanyak 8 pertanyaan. Uji validitas ini di ujikan kepada 20 mahasiswa.Uji validitas angket menggunakan Pearson Correlation. Kriteria pengujian untuk butir pertanyaan valid jika -value< 0,05 pada tingkat signifikansi 5%. Sebaliknya kriteria pengujian untuk butir pertanyaan yang tidak valid jika -value 0,05 pada tingkat signifikansi 5%. Perhitungan uji validitas instrumen dengan bantuan program SPSS versi 16 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu melakukan analisis data melalui konsep ekonometrika dan melalui beberapa langkah. Langkah pertama adalah menspesifikasikan model ekonomi, dalam arti menerjemahkan hubungan ekonomi yang ada berdasarkan konsep-konsep dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam teori ekonomi kedalam fungsi matematis. Kemudian model ekonomi tersebut diubah menjadi model ekonometrika.

Kemudian model ekonometrika tersebut ditaksir berdasarkan data ekonomi dengan memanfaatkan teori serta metode statistik yang relevan.Selanjutnya penaksir parameter-parameter yang diperoleh di uji perbedaanya dari nol secara statistik dan kebenarannya apakah

Page 9: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

9

sesuai atau tidak dengan konsep-konsep dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam teori ekonomi. Dengan demikian ekonometrika adalah suatu ilmu dan seni yang memanfaatkan matematika dan teori statistik dalam mencari nilai parameter dari hubungan ekonomi sebagaimana didalilkan oleh teori ekonomi karenanya, dalam praktek ekonometrika mencampurkan teori ekonomi dengan matematika dan teori startistik. Perhitungan statistik yang dipakai adalah analisi regresi linier berganda parsial (terpisah) maupun simultan (bersama) dengan cara menghitung hasil pengukuran instrumen variabel-variabel di atas yang selanjutnya di analisa untk mengetahui adanya pengaruh yang merupakan dampak dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y) baik secara terpisah maupun simultan (bersama)

Uji Signifikasi Regresi Linear Berganda

Guna membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, dilakukan analisis dari data yang telah diperoleh, yaitu data tentang sarana, proses pembelajaran, persepsi kinerja dosen dan kepuasan mahasiswa. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan variable dependen kepuasan mahasiswa dan variabel independen sarana, proses pembelajaran, persepsi kinerja dosen. Adapun rumus analisis regresi linear berganda yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y : Kepuasan mahasiswa a : Konstanta b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi masing-

masing variabel X1 : Sarana X2 : Pembelajaran X3 : Persepsi kinerja Dosen e : error

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan atau pengolahan data dengan program SPSS versi 16. Analisis Koefisien Determinasi

Uji Koefisien determinasi (Adjusted 푅 )menunjukkan indeks keeratan, yang menyatakan proporsi dari variabel total Y (variabel dependen) yang dapat diterangkan oleh variabel total X (variabel independen).Koefisien determinasi dinyatakan dalam prosentase. Penetapan besarnya 푒 menurut Sarwono (2007 :

38), 푒 =( 1 -푅 ),maka 푒 adalah besaran anak panah yang menuju variabel endogen kepuasan mahasiswa (푒 ) dan loyalitas mahasiswa (푒 )ini menjelaskan varian yang tidak dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel tersebut atau variabel yang dijelaskan oleh variabel diluar model. Rumus Koefisien Determinasi (푅 ) adalah (Ghozali, 2005)

Keterangan : 푅 = Koefisien determinasi n = banyaknya sampel Nilai Koefisien determinasi (푅 ) Total diperoleh dari : 푒 persamaan 1, dimana 푒 = √1 − 푅 푒 persamaan 1, dimana 푒 = √1 − 푅 Nilai Koefisien Determinasi (푅 ) Total :R = = 1– (휀 x 휀 )

Uji Linearitas

Uji Liniearitas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi sebuah penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji linieritas merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier.Sebaliknya jika hasil uji linieritas merupakan data yang tidak linier maka analisis yang digunakan non linier. Uji linieritas yang akan dilakukan adalah dengan uji Lagrange Multiplivariat. (Ghozali, 2005:155). Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel secara parsial antara variabel independen dan variabel dependen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows.

Adapun tahap – tahap pengujiannya adalah sebagai berikut : a) Menentukan formulasi hipotesis nihil dan

alternatifnya. b) Menentukan level of significance ( 훼 ). c) Menentukan kriteria pengujian. d) Menentukan nilai t hitung dengan rumus :

풕풉풊풕풖풏품 = 풃 휷푺풃

푆 = standar error of regresion coeffisien. e) Membuat kesimpulan / keputusan pengujian. Dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai sig <훼

Page 10: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

10

Uji F Uji ini dilakukan dengan program SPSS for

windows. Uji ini digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi secara bersama-sama/serentak.

Adapun tahap – tahap pengujiannya adalah sebagai berikut : a) Menentukan formulasi hipotesis nihil dan

alternatifnya. b) Menentukan level of significance ( 훼 ). c) Menentukan kriteria pengujian. d) Menentukan nilai t hitung dengan rumus : F = 푺푺푹/풌

푺푺푬(풏 풌 ퟏ)

Keterangan : SSR : Sum of square regresion SSE : Sum of square residual k : banyaknya prediktor, yaitu x1, x2, x3, x4 e) Membuat kesimpulan / keputusan

pengujian.Dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai sig <훼

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik Terhadap Y a. Uji Multikoliniealitas

Model regresi dinyatakan bebas dari penyimpangan apabila tidak terjadi multikoliniearitas.Kriteria untuk melihat ada tidaknya multikoliniearitas pada model regresi dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan Varian Inflation Factors (VIF). Apabila nilai Tolerance> 0,1 dan nilai Varian Inflation Factors (VIF) yang dihasilkan dari masing masing variabel < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinealitas pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas model pada tabel

4.1, variabel sarana prasarana menghasilkan nilai Tolerance 0,710 >0,1 variabel pembelajaran menghasilkan nilai Tolerance 0,458>0,1 dan variabel persepsi kinerja dosen menghasilkan nilai Tolerance 0,466> 0,1, dengan demikian dari

ketiga variabel tersebut dinyatakan tidak terjadi multikoliniaritas. b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi yaitu untuk menguji apabila terjadi autokorelasi atau tidak antar pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu dan ruang. Untuk mendeteksi dalam penelitian menggunakan Run Test, kriteria uji yang diharapkan jika -value> 0,05 maka model regresi tidak terjadi autokorelasi. Data yang diperoleh dari jawaban kuesioner oleh responden dengan diolah dengan Program SPSS versi 16 pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4.2 autokorelasi dengan Run test nilai asymp.sig (2-tailed) 0,500 > 0,05 dengan demikian tidak terjadi autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Glejser Test (Uji Gleser) dengan cara meregres ulang variabel absolute residual dengan semua variabel independen. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat hasil signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (absolute residual).Kriteria uji diharapkan dari pengujian ini jika masing–masing variabel independen tidak signifikan terhadap absolute residual atau menghasikan -value> 0,005 maka model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.Hasi uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Page 11: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

11

Hasil tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sarana,

pembelajaran dan persepsi kinerja dosen tidak terjadi heteroskedastisitas karena variabel independen (0.774, 0.906, 0.846)> 0,005. d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui residu dari hasil analisis regresi.Uji normalitas residu dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik, yaitu Kolmogorov–Smirnov Test (K–S Test). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa

Runs menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,924 > 0,05, maka residual normal.

PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Analisis Regresi Linear Berganda

Guna membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, dilakukan analisis dari data yang telah diperoleh, yaitu data tentang sarana, proses pembelajaran, persepsi kinerja dosen dan kepuasan mahasiswa. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan variable dependen kepuasan mahasiswa dan variabel independen sarana, proses pembelajaran, persepsi kinerja dosen. Adapun rumus analisis regresi linear berganda yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (Persamaan Sub Struktural 1) Keterangan :

Y : Kepuasan mahasiswa a : Konstanta b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi masing-masing variabel X1 : Sarana X2 : Pembelajaran X3 : Persepsi kinerja Dosen e : error

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian

dilakukan perhitungan atau pengolahan data dengan program SPSS versi 16. Adapun hasil dari analisis regresi linear berganda tersebut pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda

pada penelitian ini seperti terlihat pada table 4.10 dapat dituliskan persamaan regresi linearnya sebagai berikut: Y = 1,875 + 0,331X1 + 0,225X2 + 0,085X3 + e a. Kostanta

Nilai kostanta sebesar 1,875, artinya jika variable sarana,pembelajaran dan persepsi kinerja dosen sama dengan nol (kostant), maka kepuasan mahasiswa positif.

b. Koefisien variable sarana (X1) Koefisien variabel sarana sebesar 0,331, berarti sarana mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, artinya semakin baik sarana akan semakin meningkatkan kepuasan mahasiswa dengan asumsi variabel pembelajaran dan persepsi kinerja dosen.

c. Koefisien variabel pembelajaran (X2) Koefisien variabel pembelajaran sebesar 0,225, berarti pembelajaran mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan

Page 12: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

12

mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, artinya semakin baik pembelajaran akan semakin meningkatkan kepuasan mahasiswa dengan asumsi variabel sarana dan persepsi kinerja dosenkostan.

d. Koefisien variabel persepsi kinerja dosen (X3) Koefisien variabel persepsi kinerja dosen sebesar 0,085, berarti persepsi kinerja dosen mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, artinya semakin baik persepsi kinerja dosen a akan semakin meningkatkan kepuasan mahasiswa dengan asumsi variabel sarana dan pembelajaran kostan.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel sarana, pembelajaran dan persepsi kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi

yang disesuaikan yaitu adjusted R Square sebesar 0,397 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu sarana, pembelajaran, persepsi kinerja dosen memberikan sumbangan pengaruh terhadap variabel dependen yaitu kepuasan mahasiswa sebesar 39,7%. Karena dari tiga variabel independen pengaruhnya sebesar 39,7%, sedangkan sisanya sebesar 60,3% adalah dipengaruhi oleh faktorunik yang tidak dapat di jelaskan dengan metode penelitian ini. 3. Uji t

Uji t merupakan pengujian variabel secara individu yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen yaitu, sarana, pembelajaran dan persepsi kinerja dosen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, yaitu kepuasan mahasiswa. Dari pengujian parsial (uji t) dapat disimpulkan pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 UJI t

a. Uji Koefisien Regresi Variabel Sarana

Prasarana (X1) Hasil uji koefisien variabel Sarana diperoleh nilai t hitung sebesar 4,016 dengan signifikansi sebesar 0,000, karena nilai signifikansi 0,000 <0,05 berarti bahwa nilai t hitung sebesar 4,016 tersebut signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan “Sarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta” di dukung data, sehingga terbukti kebenarannya, karena sarana mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa.

b. Uji Koefisien Regresi Variabel Pembelajaran (X2) Hasil uji koefisien variabel pembelajaran diperoleh nilai t hitung sebesar 1,936 dengan signifikansi sebesar 0,057, karena nilai signifikansi 0,057 > 0,05 berarti bahwa nilai t hitung sebesar 1,936 tersebut signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “Pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta” di dukung data, sehingga terbukti kebenarannya, karena pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta.

c. Uji Koefisien Regresi Variabel Persepsi Kinerja Dosen (X3) Hasil uji koefisien variabel persepsi kinerja dosen diperoleh nilai t hitung sebesar 0,727 dengan signifikansi sebesar 0,469, karena nilai signifikansi 0,469> 0,05 berarti bahwa nilai t hitung sebesar 0,727 tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan “Persepsi Kinerja Dosen berpengaruh positif

Page 13: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

13

dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta di dukung data, sehingga tidak terbukti kebenarannya.karenapersepsi kinerja dosen mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta.

4. Uji F

Uji F untuk menguji model yang digunakan dalam memprediksi sarana, pembelajaran dan persepsi kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. Hasil uji F (ketepatan model) dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.

Tabel 4.8 Uji F (Ketepatan Model)

Hasi uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 18,369 dengan signifikansi sebesar 0,000, karena nilai signifikansi 0,000 < 0,005 berarti model regresi tepat (fit) dalam memprediksi pengaruh sarana, pembelajaran dan persepsi kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswaPoliteknik Indonusa Surakarta.

PEMBAHASAN 1. Pengaruh Sarana, Pembelajaran dan

Persepsi Kinerja Dosen Secara Bersama-sama Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kotler (2007 : 136) mendefinisikan bahwa:

‘satisfaction is a persons feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a products perceived performance in relation to his or her expectation ‘ artinya kepuasan adalah perasaan seseorang tentang kesenangan atau kekecewaan yang dihasilkan dari membandingkan kinerja produk yang dirasakan dengan harapannya

Pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwaSarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta dilakukan dengan menggunakan uji F.

Berdasarkan hasil uji F diperoleh hasil bahwa sarana, pembelajaran dan persepsi kinerja dosen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa

Surakarta, ini berarti hipotesis pertama terbukti kebenarannya. Dimana sarana, pembelajaran dan persepsi kinerja dosen di Politeknik Indonusa sudah baik dan perlu ditingkatkan secara kualitas maupun kwantitas, sehingga di harapkan kepuasan mahasiswa akan semakin baik sehingga bisa memberikan informasi ini kepada calon mahasiswa yang akan kuliah di Politeknik Indonusa Surakarta.

Hasil penelitian di atas bisa di jelaskan pula oleh Herwin Hamonangan Sinaga, 2010, Jurnal Manajemen UNDIP Semarang dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan pada SMK Antonius Semarang” dimana didapatkan hasil sebagai berikut “Sarana, prasarana, Guru, karyawan dan kurikulum mempunyai pengaruh positif dan siqnifikan terhadap kepuasan Siswa”.

2. Pengaruh Sarana Terhadap Kepuasan

Mahasiswa Menurut E.Mulyasa (2004) sarana pendidikan

adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti ; gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran.

Sedangkan menurut Schisffman dan Kanuk (2004:14) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya.

Dari hasil analisa data maka bisa disimpulkan bahwa sarana mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. Hal ini bisa dikatakan bahwa selama ini mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta puas dengan sarana yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta. Sehingga hal ini bisa menjadi salah satu daya tarik untuk bagian marketing dalam menarik calon mahasiswa untuk kuliah di Politeknik Indonusa Surakarta.

3. Pengaruh Pembelajaran Terhadap

Kepuasan Mahasiswa Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang

sisdiknas pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sedangkan menurut Schisffman dan Kanuk (2004:14) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya

Page 14: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

14

Berdasarkan analisis regresi diperoleh hasil bahwa pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, ini berarti selama ini mahasiswa puas dengan proses pembelajaran yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta, dimana dosen mempunyai kompetensi di bidangnya dan mampu memberikan materi kuliah dengan baik dan mengevaluasinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan peneltian Indah Dwi Prasetyaningrum, 2009, Jurnal Manajemen UNDIP Semarang dengan judul “Analisis Pengaruh Pembelajaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Dan Loyalitas Mahasiswa (Studi Kasus Pada Undaris Ungaran)”, dimana dalam hasil analisanya terdapat pengaruh positif antara variabel pembelajaran terhadap variabel kepuasan mahasiswa.

4. Pengaruh Persepsi Kinerja Dosen

Terhadap Kepuasan Mahasiswa. Dosen merupakan profesi profesional dituntut

untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang profesional maka tugas dosen sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada mahasiswanya. Dalam hal ini dosen hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan pendidikan

Menurut Mangkunegara (2004:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

Berdasarkan analisis regresi diperoleh hasil bahwapersepsi kinerja dosen di Politeknik Indonusa Surakarta berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta.Hal ini bisa di simpulkan bahwa selama ini persepsi kinerja dosen sudah baik tetapi belum optimal dalam memberikan layanan kepada mahasiswa.

Hasil penelitian di atas bisa di jelaskan pula oleh Herwin Hamonangan Sinaga, 2010, Jurnal Manajemen UNDIP Semarang dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan pada SMK Antonius Semarang” dimana didapatkan hasil sebagai berikut “Sarana, prasarana, dosen, karyawan dan kurikulum mempunyai pengaruh positif dan siqnifikan terhadap kepuasan mahasiswa”.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam BAB IV pada penelitian ini maka, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari sarana terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. HO di terima dengan demikian mendukung hipotesis. Hal ini dibuktikan dari hasi uji t, yang menghasilkan -value(0.000) < 0.05.

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikandari pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. HO diterima dengan demikian mendukung hipotesis. Hal ini dibuktikan dari hasi uji t, yang menghasilkan -value(0.057) > 0.05, karena pembelajaran yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta sesuai dengan apa yang diharapkan para mahasiswa, jadi pembelajaranberpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa.

3. Terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan persepsi kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. Hal ini dibuktikan dari hasi uji t, yang menghasilkan -value(0.466) > 0.05, karena mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakartakurang puas dengan persepsi kinerja dosen yang ada, jadi kinerja dosen berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasanmahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta.

4. Sarana,pembelajaran dan persepsi kinerja dosen persepsi kinerja dosen memberikan sumbangan sebesar 39,7% terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta, sedangkan 60,3%% adalah dipengaruhi oleh faktor unik yang tidak dapat di jelaskan dengan metode penelitian ini.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diuraikan di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut: . 1. Pada pengaruh sarana terhadap kepuasan

mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sehingga hal ini menjadi masukan bagi lembaga untuk secara terus menerus melengkapi sarana yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran.

Page 15: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

15

2. Pada pengaruh proses pembelajaran terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sehingga hal ini juga menjadi masukan bagi proses pembelajaran untuk selalu memberikan yang terbaik bagi mahasiswa.

3. Pengaruh kinerja dosen terhadap kepuasan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta menunjukkan terdapat pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, hal ini menunjukkan bahwa selama ini kinerja dosen sudah baik, tetapi mahasiswa masih kurang puas dengan kinerja doses yang ada, sehingga perlu menjadikan masukan bagi dosen yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta untuk meningkatkan kinerja guna memberikan kepuasan dalam proses pembelajaran yang ada di Politeknik Indonusa.

4. Bagi para peneliti lain yang berminat mengkaji ulang penelitian ini sebaiknya dapat melakukannya di beberapa daerah, sehingga dapat diperoleh responden atau sampel yang lebih banyak, sehingga generalisasi hasil penelitian akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim, 2003, Manajemen Peningkatan

Mutu Berbasis Kuliah, Manajemen Perlengkapan Kuliah Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT Bumi Aksara

Diah Dharmayanti, jurnal pemasaran, Analisis Dampak Service Performance dan Kepuasan Sebagai Moderating Variabel

E. Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Kuliah, Bandung, PT Remaja Rodakarya

Fiegenbaum, A., V. 1996. Total Quality Control. New York: McGraw-Hill Book.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, UNDIP

Ginting, Vera. 2005. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia serta Minat Baca Murid.Jurnal Pendidikan Penabur (Online), No.4, TahunIV) (http://www.BPKPenabur.or.id/file/hal.17-35penguatan membaca.pdf, diakses 18 Maret 2012).

Hartono, Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta, BPFE

Herwin Hamonangan Sinaga, 2010, Analisis Kualitas Pelayanan Pada SMK Antounius Semarang, Jurnal Managemen UNDIP Semarang

Izzati, Khoirotul. 2010. Pengaruh Cara Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Kelas X APK di SMK Negeri 1 Lamongan. Surabaya: JPE FE Unesa

Karsono, 2005, Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Anggota sebagai Variabel Mediasi, Jurnal Bisnis dan Manajemen, vol.5 No.2 Hal 183-196

Koesmono, H teman, 2005, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan vol.7 No.2, Pengaruh Asumsi Klasik, Budaya Organisasi terhadap motivasi dan Kepuasan Kerja, http://puslit.petra.ac.id/-puslit/journal

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran , Edisi Kedua Belas, Jakarta, Indeks

Mustamid, Anang. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonegoro. Malang: JPE FE UM

Nurmalia, Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadapPrestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Malang: JPE FT UIN

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, 2005, Cetakan IV, Bandung, Sinar Baru Algensindo

Rischer, Andres Dewayne (2008), Managemen Strategies Help to Promote Student Achievement, Prakken Publications. 832 Phoenix Drive, P.O. Box 8623, Ann Arbor, MI 48108. Tel: 734-975-2800; Fax: 734-975-2787; Web site: http://www.eddigest.com/

Rucky, Ahmad, 2002, Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Rusman, 2012, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Dosen Abad 21, Bandung, Alfabeta

Schiffman, Keon.G and Kanuk, Leslie Lazar, 2004, Consumer Behavior 8th edition, Pearson Prentice Hall, Hal.14.

Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif ), Bandung, Alfabeta

Page 16: pengaruh sarana, proses pembelajaran, dan persepsi kinerja dosen

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 4 Desember Tahun 2015

16

Suharsimi, Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta, Rineka Cipta

Syahril, 2005, Manajemen Sarana Dan Prasarana, Padang, UNP Press

Taylor and Baker, 2004, An Assessment Of The Relationship Service Quality And Customer Satisfaction In The Formation Of Consumers Purchase Intention,JournalInternational

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2003, Total Quality Manajemen, Edisi Revisi, Yogyakarta, Andy

Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta, Kencana

Udin S Winataputra 2008:40,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Depdikbud

W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.Zeithaml, Valarie A. And Bitner, Mary Jo.Service Marketing. McGraw Hill Inc, Int I Edition, New York, 2009

W. James Popham dan Eva L. Baker.2005.Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terj. Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.

Warsita , 2008, Tehnologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta, PT. Rineka Karya