Upload
novabruno21
View
887
Download
83
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Proposal Tugas Akhir
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik Dan Alat Pemotong Tahu
(Studi Kasus: UD. Dhika Putra)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUSKA RIAU2012
04/12/23Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
1
04
/12
/23
2
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Berkembang pesat
Mampu bersaing Dituntut
Meningkatkan kinerjanya dengan meningkatkan produkvitas
Faktor yang berhubungan dalam produktivitas diantaranya tenaga kerja manusia, modal berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik
Pengelolaan fasilitas penunjang produksi
berupa mesin peralatan kerja, bahan baku, dan bangunan pabrik
dengan cara mengatur tata
letaknya
Pengunaan Peralatan yang ergonomis juga menjadi
faktor yang sangat mempengaruhi
produktifitas suatu pabrik
PENDAHULUAN Latar Belakang
04/12/23
PENDAHULUAN
Pengelolaan tata letak yang buruk akan mempengaruhi kelancaran produksi suatu perusahaan seperti yang terjadi pada UD. Dhika putra, dimana terdapat beberapa tata letak yang salah.
1. Letak gudang bahan jadi yang belum teratur, dimana terdapat 2 gudang bahan jadi yang terpisah sementara untuk gudang bahan bakunya belum ada. Seperti terlihat pada Gambar berikut ini:
04/12/23
3
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Latar Belakang
PENDAHULUAN
2. Letak bahan bakar kayu yang masih belum teratur, jika dilihat dari gambar letak bahan bakar kayu masih bercampur dengan parkir kendaraan sehingga nantinya bisa menghambat proses pengangkutan kayu menuju lantai produksi, selain itu kendaraan juga diletakkan pada gudang bahan jadi sehingga membuat gudang bahan jadi menjadi sempit.
04/12/23
4
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Latar Belakang
PENDAHULUAN
3. Jarak antar stasiun kerja juga bermasalah di pabrik ini, dimana jarak antara stasiun pemotongan dan perebusan yang terlalu dekat, jarak antara tempat perebusan satu dengan yang lainnya juga terlalu dekat sehingga operator sulit untuk memindahkan tahu yang sudah dipotong menuju gudang bahan jadi
04/12/23
5
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Latar Belakang
PENDAHULUAN
Ternyata tidak saja dari segi tata letak yang menjadi masalah di pabrik ini, ada juga masalah pada stasiun pemotongannya yaitu alat yang digunakan masih sederhana yang membutuhkan waktu lama dan ukuran dari tahu yang dipotong pun kebanyakan memiliki ukuran yang berbeda-beda yang diakibatkan pekerja kurang teliti pada saat memotong dalam pengerjaannya. Adapun alat yang digunakan adalah rol dari kayu dan pisau.
04/12/23
6
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Latar Belakang
PENDAHULUAN
“ Bagaimana Merancang Ulang Tata
Letak Fasilitas Pabrik dan Alat
Pemotong Tahu?”
04/12/23
7
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Rumusan Masalah
PENDAHULUAN
1. Mampu menghasilkan sebuah rancangan ulang tata letak fasilitas pabrik pembuatan tahu sehingga dapat mengoptimalkan material handling.
2. Mampu merancang alat pemotong tahu baru yang lebih optimal.
04/12/23
8
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Tujuan Penelitian
PENDAHULUAN
Bagi perusahaan
1. Memperoleh informasi apa saja yang menjadi permasalahan di pabrik yang bisa menghambat kelancaran proses produksinya.
2. Menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan tata letak fasilitas pabriknya dan peralatan yang digunakan khususnya pada alat pemotong tahu supaya proses produksi bisa berjalan lebih optimal.
Bagi penulis
1. Mampu menghasilkan sebuah rancangan tata letak fasilitas pembuatan pabrik tahu baru dimana bisa mengoptimalkan material handling.
2. Menghasilkan sebuah rancangan alat pemotong tahu yang baru dimana lebih optimal dari alat pemotong sebelumnya.
04/12/23
9
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Manfaat Penelitian
PENDAHULUAN
1. Perancangan tata letak dan alat pemotong tahu dilakukan pada pembuatan tahu di UD. Dhika Putra.
2. Masalah perhitungan biaya pada penelitian ini tidak dibahas.
3. Data antropometri yang digunakan adalah data pekerja di UD. Dhika Putra yang berjumlah 14 orang pekerja.
04/12/23
10
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Batasan Masalah
METODOLOGI PENELITAN
04/12/23
11
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Peta proses operasi adalah suatu peta yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh suatu bahan yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan (Purnomo, 2004)
04/12/23
12
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Peta Proses Operasi
O-N
I-N
Material memasuki proses
Material yang dibeli Material yang dibeliMaterial yang dibeli
W
W
M
M
Material yang sedang dikerjakan
Material yang sedang dikerjakanMaterial yang sedang
dikerjakan
Kom
pone
n ya
ng a
kan
dira
kit
deng
an k
ompo
nen
utam
a
Kom
pone
n ya
ng a
kan
dira
kit
deng
an k
ompo
nen
lain
Material yang dibeli
Kom
pone
n de
ngan
pen
gerj
aan
bany
ak
Lan
gkah
-lan
gkah
ata
u pr
oses
ses
uai
urut
an p
enge
rjaa
n
04/12/23
13
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Production Routing
Merupakan sebuah peta yang menggambarkan langkah-langkah operasi pembuatan produk. Biasanya peta ini dibuat oleh departemen perencanaan dan pengendalian produksi.
Langkah-langkah pembuatan Production Routing1. Nama dan nomor komponen yang akan dibuat.2. Nomor gambar kerja dari komponen tersebut.3. Macam operasi kerja dan nomor operasinya.4. Mesin dan peralatan produksi yang dipakai.5. Waktu standar yang ditetapkan untuk masing-masing operasi kerja.
04/12/23
14
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Multy Product Process Chart (MPPC)
Untuk menentukan jumlah mesin dalam hal ini bisa pula untuk menentukan jumlah operator yang diperlukan untuk aktivitas operasi, adapun rumus umum yang sering dipakai yaitu (Wignjosoebroto, 2009):
04/12/23
15
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Kebutuhan Mesin
Ruang Penerimaan dan Pengiriman
Kantor Administrasi
Kantin
Ruang Ganti Pakaian
Ruang Produksi (Fabrikasidan perakitan)
Ruang Maintenance
Ruang Penyimpanan Alat dan Perkakas
Ruang Penyimpanan Material
I
VIII
VIIVI
V
IV
IIIII
A1,2,3
I
II
III
IV
VIII
VII
VI
V
O6
O6
O6
I4
O
5
A6
A1,2,8
E4
O
4,5
O6O
6 A6
A6
I
U
U
U
U
U
U
U
U
E4
X9
U
E
1,4
O
4,5
Derajat hubungan(atas)
Alasan penetapan derajat hubungan
(bawah)
04/12/23
16
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Activity Relationsip Chart (ARC)
Activity Relationship Chart atau biasa juga disebut peta hubungan aktivitas adalah suatu cara atau teknik yang sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian “kualitatif” dan cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subjekif dari masing-masing fasilitas/ departemen (Wignjosoebroto, 2009).
DerajatKedekatan
Deskripsi
A Mutlak
E Sangat penting
I Penting
O Cukup/ biasa
U Tidak penting
X Tidak dikehendaki
04/12/23
17
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Chart sangat berguna untuk perencanaan dan analisis hubungan aktivitas antar masing-masing departemen. Sebagai hasilnya maka data yang didapat selanjutnya akan dimanfaatkan untuk penentuan letak masing-masing departemen tersebut, yaitu lewat apa yang disebut dengan Activity Relationship Diagram.
A = II E A IV,V E A = 4,5 E - A III,V E -
X-I
X-II
X-III
X-IV
Penerimaan dan
pengiriman
Penyimpanan
material
Penyimpanan
alat dan perkaka
s
Maintenance
I-V
III
O IV VIII
I =
III,IV O VIII
I-
O,I,III-
I,II
O VIII
A II,IIIIV
E VI VII,VIII
A- E V A- E V A- E V
X-V
X-VIIIVI
X-VII
X-VII
produks
iGanti
pakaianKantin
Kantor adminis
trasi
I –I
O- I-VII
O-I-VI
O-VIII I-
I,IIO IV, VII
04/12/23
18
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Perancangan Layout
Setelah analisa mengenai aliran material yang dibuat, hubungan derajat aktivitas dan tiap-tiap departemen dipertimbangkan, kebutuhan luasan area untuk masing-masing departemen dihitung serta ditetapkan maka desain alternatif layout segera bisa dibuat.
1
2 3
1076
6
8 9
5Dept A(2000)
Dept B(250)
Dept D(700)
Dept F(150)
Dept J(3500)
Dept E(1000)
Dept C(250)
Dept H(1200)
Dept I(1000)
Dept G(400)
Space Relationship DiagramBlock Plan
04/12/23
19
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Peta Dari Ke (From To Chart)
From To Chart (FTC) adalah salah satu teknik yang paling baru yang dipergunakan dalam pekerjaan tata letak dan pemindahan bahan. Biasanya sangat berguna jika barang yang mengalir pada suatu wilayah berjumlah banyak, seperti misalnya di bengkel, bengkel mesin umum, kantor atau fasilitas lainnya.
04/12/23
20
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Data Antropometri
Uji Kenormalan Data
04/12/23
21
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Uji Statistik
Uji kenormalan data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji kenormalan data digunakan distribusi Chi square (X2).
Jika Chi square hitung < Chi square tabel, maka H0 diterima.
Jika Chi square hitung > Chi square tabel, maka H0 ditolak.
Uji Keseragaman Data
04/12/23
22
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Uji Statistik
Uji keseragaman data merupakan salah satu uji yang dilakukan pada data yang berfungsi untuk memperkecil varian yang ada dengan cara membuang data ekstrim
Uji Kecukupan Data
04/12/23
23
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Uji Statistik
Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data hasil pengamatan dapat dianggap mencukupi
Apabila N’ < N, maka dikatakan telah cukup
222 )()(/
'
Xi
XiXiNN
Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia dilingkungan tersebut (Santoso, 2004).
Gambaran desain produk ergonomis berdasarkan antropometri dapat dilihat pada gambar dibawah ini
04/12/23
24
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Perancangan Produk
04/12/23
25
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Perancangan ProdukProduk : - Benda kerja - Instalasi
Manusia pengguna produk
Kalibrasi antropometri tubuh pengguna produk:- Mean- Standar devisiasi- ukuran antropometri besar (95th percentile)- ukuran antropometri kecil (5th percentile)
Produk ergonomis
Sumber : Santoso, 2004
DAFTAR PUSTAKAAdriantantri, E. “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Guna Meminimunkan
Jarak Dan Biaya Material Handling Menggunakan Aplikasi Quantitative System Version 3.0 Pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Grati Pasuruan. Prosiding Seminar Nasianal Teknoin, Progarm Studi Teknik Industri-ITMN. Malang. 2008.
Apple, J. M. “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Edisi ke tiga, ITB, Bandung. 1990.
Hanafie, A., dkk. Perancangan Mesin Perontok Padi (Combine Harverter) yang Ergonomis Dengan Pendekatan Antropometri. ILTEK Volume 6 No 12. UIM. Makasar. 2011
Harianto, R. “ Buku Ajar Kesehatan Kerja”. Buku Kedokteran. Jakarta. 2010.Haslindah. Analisis Ergonomis dalam Perancangan Fasilitas Kerja Untuk Proses Perontok
Padi (Threser) Dengan Pendekatan Biomekanika. ILTEK. Volume 11. UIM. Makasar. 2007
Herdiman, L., dkk. Perancangan Lantai Produksi Dengan Minimisasi Waste Activity Dan Perbaikan Posisi Kerja Operator Sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Produksi Almari. Gema Teknik No 1/ Thn XI. UNS. Surakarta. 2008
Liliana, Y. Pertimbangan Antropometri pada Pendisainan. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta. 2007.
Nurmianto, E. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi ke tiga. Guna Widya. Surabaya. 2005
Purnomo, Hari. “Perencaan dan Perancangan Fasilitas”. Cetakan pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2004.
Santoso, Gempur. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Cetakan pertama. Prestasi Pustaka. Jakarta. 2004.
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. “Teknik Perancangan Sistem Kerja”. Edisi ke dua. ITB. Bandung. 2006.
Wignjosoebroto, Sritomo. “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Edisi ketiga Cetakan keempat. Guna Widya. Surabaya. 2009.
Wignjosoebroto, S. ”Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”. Edisi pertama Cetakan ke tiga. ITS. Surabaya. 2003.
04/12/23
26
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
04/12/23
27
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU
Terima Kasih