34

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air
Page 2: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani i

Page 3: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani ii

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Seminar Nasional Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi

Daya Rusak Air : 11 Agustus 2009 : prosiding. Itenas Bandung : Jurusan Teknik Sipil Itenas, 2009.

xxxiv, 244 halaman; 21 x 29,7 cm. ISBN 978 – 979 – 98539 – 8 – 1 1. Sumber Daya Air – Kongres 1. Judul 624.151.06 PERUMUS 1. Soedarwoto Hadhisiswoyo 2. Waluyo Hatmoko 3. Yiniarti Eka Kumala 4. Indrijati Saptarita 5. Yanto Wibawa The statements and opinion expressed in the papers are those of the authors themselves and do not necessarily reflect the opinion of the editors and organizers. Any mention of company or trade name does not imply endorsement by organizers.

ISBN 978 – 979 – 98539 – 8 – 1 Copyright © 2009, Jurusan Teknik Sipil Itenas Bandung. Not to be commercially reproduced by any means without written permission. Printed in Bandung, Indonesia, September 2009.

Page 4: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani i

PRAKATA

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas segala

ridloNya maka Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air dapat kita selenggarakan bersama pada Selasa, 11 Agustus 2009 di Pusat Pembinaan Keahlian Teknik (Pusbiktek), Departemen Pekerjaan Umum. Penyelenggaraan seminar ini merupakan kegiatan kerjasama antara Pusat Litbang Sumber Daya Air (Pusair), Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Cabang Bandung, Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), serta instansi-instansi pemerintah dan swasta lainnya yang bergerak di bidang sumber daya air.

Tema seminar “Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air” mempunyai tujuan agar kita, sebagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air, tidak hanya memperhatikan hal-hal yang menguntungkan, tetapi juga memperhatikan hal-hal yang mempunyai dampak merugikan. Daya rusak air diharapkan akan dapat kita fahami dan dapat kita mitigasikan dengan baik. Dengan demikian maka keamanan infrastruktur sumber daya air terhadap lingkungannya akan dapat kita jaga dan konservasi kinerjanya akan dapat kita pertahankan sampai mencapai umur layanan semaksimal mungkin.

Buku Panduan seminar ini memuat ekstended abstrak dari makalah yang dipresentasikan pada seminar, yang terbagi dalam 3 (tiga) subtema yaitu Peranan Pemilik Kepentingan dalam Monitoring Evaluasi Daya Rusak Air dan Mitigasi; Konsep dan Implementasi Pengelolaan Banjir Terpadu, dan Peran Institusi dalam Mempersiapkan Tenaga Ahli Sumber Daya Air yang Profesional. Dengan materi-materi ini diharapkan akan dapat terjaring pemikiran-pemikiran, ide dan gagasan serta langkah-langkah tindakan dalam melakukan konservasi serta pengamanan infrastruktur sumber daya air yang efektif, efisien, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua fihak yang telah membantu terselenggaranya seminar ini, khususnya kepada para pemakalah dan umumnya kepada para peserta seminar semuanya. Kritik dan saran yang membangun diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas penyelenggaraan seminar di kemudian hari. Semoga seminar ini akan dapat berguna bagi kita semua dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. Bandung, Agustus 2009. PANITIA

Page 5: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani ii

Page 6: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani iii

DAFTAR ISI

Halaman PRAKATA ....................................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii SAMBUTAN KETUA PANITIA ...................................................................................... vii SAMBUTAN KEPALA PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR ..................................... ix SAMBUTAN KETUA HATHI CABANG BANDUNG ....................................................... xi SAMBUTAN REKTOR UNPAR .................................................................................... xii SAMBUTAN REKTOR ITENAS – BANDUNG .............................................................. xiii SAMBUTAN REKTOR UNJANI .................................................................................... xiv SEKILAS TENTANG SEMINAR ..................................................................................... xvii SUSUNAN PANITIA ...................................................................................................... xix SUSUNAN ACARA SEMINAR ........................................................................................ xxi UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................. xxiii

KEYNOTE SPEECH I .................................................................................................... xxv (Prof. Dr. Ir. Budi Santosa Wignyosukarto, Dipl. HE., M.Sc., PU-SDA – Fakultas Teknik – Universitas Gajah Mada)

Sub Tema – 1 : PERANAN PEMILIK KEPENTINGAN DALAM MONITORING EVALUASI DAYA RUSAK AIR DAN MITIGASI 1. Mengelaborasi peraturan perundang-undangan dalam rangka mengurangi daya

rusak air ................................................................................................................. 1 (Soedarwoto Hadhisiswoyo) 2. Sistem peramalan dan peringatan dini banjir, dapat mengurangi dampak negatif daya rusak air ......................................................................................................... 17 (Petrus Syariman) 3. Kajian strategis solusi banjir cekungan Bandung ................................................... 29 (S. Sobirin) 4. Pengamanan dan penyelamatan sumber daya morfologi sungai dan bangunan air sungai sebagai asset Negara dari kerusakan ........................................................ 45 (Moch. Memed, Agustin Purwanti)

Page 7: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani iv

Halaman

5. Peranan masyarakat dalam konservasi sumber daya air pada DAS Citarum Hulu 61 (Erman Mawardi, Didin Rosyidin, Ririn Rimawan) 6. Ilmu pengetahuan, rekayasa, teknologi, dan seni (LIPERTEKS) untuk meningkat- kan mutu sumber daya air (MSDA) Indonesia ........................................................ 71 (Rohani Jahja Widodo) 7. Prosedur umum penentuan hidrograf satuan sintetis untuk perhitungan hidrograph banjir rencana ......................................................................................................... 79 (Dantje Kardana Natakusumah) 8. Peranan pemangku kepentingan terhadap monitoring dan evaluasi pintu klep di unit pesawahan pasang surut Barito Kuala ............................................................. 97 (L. Budi Triadi, Parlinggoman Simanungkalit, dan Asep Syaefudin)

Sub Tema – 2 : KONSEP DAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN BANJIR TERPADU 1. Jejaring pendukung pengelolaan sumber daya air secara terpadu ........................ 109 (Waluyo Hatmoko) 2. Sistem peringatan dini bencana banjir berbasis masyarakat (SPDBBBM) ............. 117 (Fransisca Mulyantari) 3. Peningkatan peran masyarakat kota Batu dalam mitigasi bencana di Hulu Sungai Brantas ................................................................................................................... 125 (Kustamar dan Hirijanto) 4. Pemikiran koreksi perhitungan banjir rencana dalam pengelolaan banjir terpadu .. 141 (Soekrasno Sastro Hardjono) 5. Revitalisasi sistem prakiraan dan peringatan dini banjir lahar di daerah Gunung Merapi .................................................................................................................... 149 (Cosmas Bambang Sukatja) 6. Penanganan sistem drainase pada daerah rendah (low-land), studi kasus kota Indramayu .............................................................................................................. 161 (Agustin Purwanti, Yadi Suryadi) 7. Waterway sebagai implementasi penurunan banjir terpadu di Sungai Musi ........... 179 (Dedi Tjahjadi Abdullah)

Page 8: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani v

Halaman

8. Peran serta masyarakat dalam land aquatition and resettlement planning (LARAP) pengendalian banjir kota Palembang ...................................................................... 193 (Achmad Syarifudin) 9. Partisipasi masyarakat dalam penentuan garis sempadan sungai .......................... 201 (Asrullah dan Warnodin) TIDAK PRESENTASI 1. Kebijakan tata ruang bagi penanganan mitigasi bencana banjir di kawasan cekung- an Bandung ............................................................................................................ 213 (Yerri Yanuar) 2. Identifikasi akar masalah dan factor pemicu kerentanan fasilitas infrastruktur terha- dap resiko daya rusak air ....................................................................................... 215 (Don Gaspar N. da Costa) 3. Desentralisasi dan peranan pemda dalam PSDA (studi kasus di Propinsi NAD) .... 229 (Bambang Priyambodo) 4. Flood hazard maps as strategic tools for integrated flood plain management and .. mitigation of general water damaging potential ....................................................... 237 (Soenarto Soendjaja dan Jan Jaap Brinkman)

Page 9: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani vi

Page 10: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani vii

SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR Yang terhormat : Bapak Gubernur Jawa Barat atau yang mewakilinya; Bapak Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air; Ketua HATHI Cabang Bandung; Ibu Rektor Unpar atau yang mewakili; Bapak Rektor Itenas atau yang mewakili; Bapak Rektor Unjani atau yang mewakili; Bapak Dekan FTSP Itenas, Dekan FT Unjani, Dekan FT Unpar; Bapak Walikota Bandung atau yang mewakili; Bapak Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat atau yang mewakili; Bapak Kepala Pusat Pembinaan Keahlian Teknik, Departemen Pekerjaan Umum atau yang mewakili;

Para Undangan yang saya hormati, Para pemakalah dan peserta Seminar serta rekan-rekan panitia seminar yang berbahagia,

Assalamu’alaikum Wr. Wb. dan Salam Sejahtera bagi kita semua. Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat,

hidayah dan inayahNya, sehingga Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air akan dapat terlaksana hari ini, Selasa, 11 Agustus 2009 di Pusat Pembinaan Keahlian Teknik, Departemen Pekerjaan Umum

Kegiatan Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dengan kerja sama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pus SDA), Himpunan Ahli Hidraulik Indonesia (HATHI) Cabang Bandung, Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional (Itenas), serta Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani).

Tema seminar tahun ini adalah “Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air”. Dengan tema ini diharapkan akan dapat tersaring pemikiran-pemikiran, ide dan gagasan serta langkah-langkah tindakan dalam melakukan konservasi serta pengamanan infrastruktur sumber daya air yang efektif, efisien, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Adanya daya rusak air yang kita lihat dan ketahui selama ini, diharapkan akan dapat kita kelola dengan baik, sehingga dampak negative yang mungkin ditimbulkan akan dapat dieliminir semaksimal mungkin. Kita sebagai unsur masyarakat, pemerintah atau dunia usaha akan dapat melihat sumber daya air tidak hanya dari segi-segi yang menguntungkan saja, tetapi juga perlu memperhatikan hal-hal yang kurang menguntungkan. Dengan demikian, maka kemungkinan kerugian yang lebih besar terhadap pengelolaan sumber daya air akan dapat dihindari.

Dengan terselenggaranya seminar ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang selama ini telah membantu panitia, baik dari segi tenaga, pemikiran, pendanaan dan fasilitas-fasilitas lain termasuk ruangan seminar ini, sehingga penyelenggaraan seminar dapat dilakukan dengan baik. Tanpa bantuan Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara sekalian niscaya seminar ini dapat terselenggara dengan baik.

Terima kasih kepada Kepala Pusat Pembinaan Keahlian Teknik Departemen Pekerjaan Umum yang telah berkenan memberikan pinjaman ruangan berserta fasilitas-fasilitasnya, kepada para sponsor yang telah memberikan bantuan dan dukungan pendanaannya, semoga dengan bantuan dan dukungan yang telah diberikan akan dapat mempermudah dan memperlancar jalannya penyelenggaraan seminar ini.

Page 11: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani viii

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para pemakalah yang telah berkenan menyampaikan materi seminar, para ketua panitia dan anggota panitia yang telah saling bekerja-sama dan mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya demi kelancaran dan suksesnya seminar ini.

Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyelenggaraan seminar ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati Bapak, Ibu dan Saudara sekalian. Kritik dan saran membangun sangat kami harapkan guna perbaikan pada penyelenggaraan-penyelenggaraan seminar yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian Bapak, Ibu serta Saudara sekalian kami ucapkan teirma kasih. Bila ada kekurangan dan kekhilafannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan akhir kata, Billaahi Taufiq wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Panitia Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air 2009 Ketua, ISDIYANA, Dr. Ir. CES.

Page 12: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani ix

SAMBUTAN KEPALA PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh dan Salam sejahtera untuk kita semua,

Pertama kali, marilah kita mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwasanya kita masih diberi karunia, dapat berkumpul di hari yang berbahagia, di tempat ini, dalam keadaan sehat walafiat, untuk mengikuti Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air tahun 2009, dengan tema: ‘Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta, sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air’.

Dalam ‘leaflet’ yang disebarluaskan oleh Panitia Penyelenggara Seminar ini, disebutkan bahwa pengelolaan sumber daya air di Indonesia, khususnya dalam penanggulangan daya rusak air belum dapat ditanggulangi dengan baik. Banyak kejadian yang mengakibatkan adanya kerugian berupa turunnya atau bahkan hilangnya fungsi sarana dan prasarana sumber daya air

karena terjadinya banjir, sedimentasi waduk, jebolnya tanggul, abrasi pantai, krisis air dan kekeringan, pencemaran air, dan masih banyak lagi lainnya.

Berdasar pengalaman selama ini, pengelolaan sumber daya air mempunyai berbagai macam implikasi yang sangat kompleks, multi sektoral dan multi dimensional, terkait dengan kondisi lokasi, geologi, ekologi, ekonomi, politik, sosial, dan budaya setempat. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain, khususnya di negara yang sedang berkembang, penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air banyak yang mengalami kegagalan. Umur layan infrastruktur menjadi lebih pendek dari yang direncanakan, penyediaan air tidak terpenuhi, penggunaan air secara berkelanjutan tidak tercapai, sebaliknya bencana banjir dan kekeringan, serta daya rusak air lainnya semakin meningkat.

Dalam laporan ‘Perkembangan Air Dunia’ yang dibuat pada tahun 2005 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan sejarah pengelolaan sumber daya air dari waktu ke waktu mengalami perubahan paradigma. Awalnya menggunakan pendekatan tekno-ekonomi, kemudian menggunakan pendekatan pengelolaan terpadu, dan sekarang mau tidak mau harus menggunakan pendekatan negosiasi dan partisipasi masyarakat.

Sepanjang paruh akhir abad ke 20 yang lalu, pengelolaan sumber daya air didominasi oleh pendekatan tekno-ekonomi yang konvensional. Pendekatan ini didorong oleh peningkatan jumlah penduduk dengan pertumbuhan yang pesat, meningkatnya kebutuhan sumber daya air, meningkatnya standar hidup dan perubahan perilaku penduduk yang semakin konsumtif, meningkatnya luasan kawasan permukiman, pertanian, dan industri, serta semakin menyusutnya sumber daya alam.

Pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan tekno-ekonomi ini didasarkan pada proyeksi permintaan air di masa mendatang, karena kebutuhan yang semakin meningkat. Hal ini membuat pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan “top-down” untuk membangun infrastruktur sumber daya air, yaitu waduk-waduk dan bangunan-bangunan air lainnya, yang dikelola secara sentralistis.

Dalam jangka pendek, pendekatan tekno-ekonomi yang ‘top-down’ ini telah berhasil menanggulangi krisis ketersediaan air di banyak negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Pangan, energi, dan akses terhadap air mengalami peningkatan. Tetapi dalam jangka panjang pendekatan ini banyak mengalami masalah, antara lain munculnya konflik kepentingan, kerusakan lingkungan yang semakin meningkat, dan pada gilirannya berdampak mengurangi fungsi dari waduk-waduk dan bangunan-bangunan air tersebut.

Oleh sebab itu pendekatan tekno-ekonomi yang ‘top-down’ ini banyak mengalami kegagalan, maka menjelang akhir abad ke 20 ’trend’ pengelolaan sumber daya air bergeser menjadi menggunakan pendekatan ‘Integrated River Basin Management’, yaitu konsep pengelolaan sumber daya air yang bertujuan memelihara dan memanfaatkan sumber daya air yang berwawasan pelestarian lingkungan daerah aliran sungai. Pengelolaan sumber daya air dengan konsep ini adalah pengintegrasian antara ketersediaan dan kebutuhan air berbasis kelestarian lingkungan melalui sinergi ketrampilan dari berbagai kalangan pemangku kepentingan hulu dan hilir daerah aliran sungai.

Secara formal, pendekatan ‘Integrated River Basin Management’ ini semakin diterima sebagai bagian dari perencanaan pemerintah di banyak negara yang sedang berkembang. Namun faktanya, pendekatan ini tidak diterapkan sesuai dengan amanatnya. Pengelolaan sumber daya air masih sangat dikontrol secara sentralistis, ‘top

Page 13: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani x

down’, dan masyarakat tetap dianggap sebagai obyek yang tidak diberi peran dalam pembangunan. Ancaman bencana banjir, kekeringan, dan menurunnya umur layan dan fungsi infrastruktur sumber daya air masih tetap membayangi penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air.

Pada awal abad ke 21, ‘trend’ pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan ‘Integrated River Basin Management’ mengalami kemajuan, yaitu dengan serius berupaya menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku pembangunan yang harus memiliki inisiatif ‘bottom-up’. Pengelolaan sumber daya air dengan paradigma baru ini tetap menggunakan pendekatan ‘Integrated River Basin Management’, tetapi dengan mengutamakan bobot ‘partisipasi’ dan ‘negosiasi’. Tambahan istilah ‘partisipasi’ dan ‘negosiasi’ menunjukkan bahwa pendekatan ini berupaya menciptakan ruang bagi masyarakat untuk menggunakan haknya berperan aktif dalam pengelolaan dan penyelamatan sumber daya air.

Dalam laporan PBB (2005) tentang ‘Perkembangan Air Dunia’ yang tadi saya sebutkan, disimpulkan bahwa prinsip dasar pengelolaan dan penyelamatan sumber daya air yang efektif adalah mencakup partisipasi aktif masyarakat, transparansi, kesetaraan, akuntabilitas, koheren, cepat tanggap, integrasi, dan etika pengelolaan sumber daya air.

‘Trend’ peran masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai jejaring dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk daya rusak air, adalah telah menjadi ‘commitment’ Departemen Pekerjaan Umum sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dalam organisasi Departemen Pekerjaan Umum telah dibentuk struktural yang khusus mempunyai tugas dan fungsi menangani pemberdayaan masyarakat. Bahkan dalam implementasinya, pada tahun 2005 telah dicanangkan gerakan masyarakat secara nasional, yaitu ‘Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air’. Kemudian pada tahun 2007 dibuat kesepakatan bersama antara Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan, dan Menteri Pertanian dalam rangka ‘Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Kritis untuk Konservasi Sumber Daya Lahan dan Air’ berbasis masyarakat. Langkah-langkah pemerintah tersebut merupakan bukti bahwa pemerintah telah memiliki ‘political will’ dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk mitigasi daya rusak air.

Namun demikian perlu diingat bahwa dalam merealisasikan terbentuknya jejaring mitigasi daya rusak air berbasis pemangku kepentingan, seperti dikehendaki dalam tema Seminar Nasional hari ini, tidak cukup hanya berlandaskan ‘political will’ dari pemerintah saja. Terdapat tiga pilar untuk ‘kunci sukses’, yaitu: ‘political will’, ‘educational will’, dan ‘cultural will’. Oleh sebab itu, sangat diharapkan perguruan tinggi terkait seperti UNPAR, ITB, ITENAS dan UNJANI, bersama Himpunan Ahli Teknik Hidraulik mampu berperan untuk meningkatkan ‘educational will’ dan ‘cultural will’ dalam rangka percepatan menciptakan ‘Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air’.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga Seminar ini berjalan dengan lancar, dan menghasilkan terobosan-terobosan kebijakan dan operasional yang telah ditunggu baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Selamat mengikuti seminar yang sangat bermanfaat ini.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Pusat Litbang Sumber Daya Air Kepala, ARIE SETIADI MOERWANTO, Dr. Ir. M.Sc.

Page 14: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xi

SAMBUTAN KETUA HATHI CABANG BANDUNG

Bissmillahirrohmannirrohim Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Adanya permasalahan air yang sedang dialami dunia saat ini,

telah mendorong berbagai pihak untuk saling mengingatkan dalam rangka meningkatkan kesadaran kita semua, bahwa air selain merupakan sumber kehidupan, tapi juga memiliki potensi daya rusak manakala diperlakukan tidak sesuai dengan karakteristik alaminya. Oleh karena itu kesadaran dan kepedulian semua komponen masyarakat dalam penglolaan SDA yang berkelanjutan yang sudah lama disepakati, perlu diimplementasikan dalam kegiatan nyata di lapangan.

Pengelolaan SDA yang dilakukan sendiri-sendiri, baik oleh instansi-instansi pemerintah maupun masing-masing lingkungan masyarakat, sudah banyak terbukti tidak dapat secara efektif menyelesaikan permasalahan yang ada. Pengalaman menunjukan bahwa pengelolaan SDA yang terintegrasi dan berkelanjutan tidak mungkin dapat diselesaikan sendirian oleh pemerintah dan oleh karena itu perlu melibatkan semua pihak yang berkepentingan untuk berperan aktif bersama-sama dengan pemerintah. Dengan kesadaran akan pentingnya air dalam kehidupan disatu pihak, dan adanya potensi daya rusak air dilain pihak, maka air merupakan urusan semua orang. Ungkapan “Water is Everybody Bussines” yang telah mendunia menjadi semboyan bagi semua pihak dalam pengelolaan SDA.

Dengan demikian maka Tema Seminar tentang “Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta Sebagai Jejaring Dalam Mitigasi Daya Rusak Air” yang diselenggarakan hari ini, sangat menunjang dalam rangka memberi masukan terutama terhadap Pemerintah Jawa Barat yang banyak menghadapi permasalahan pengelolaan SDA, baik di musim hujan yaitu bencana banjir, maupun adanya bencana kekeringan di musim kemarau.

Akhir kata, kepada semua pihak terkait baik dari unsur Pemerintah, Perguruan Tinggi, unsur masyarakat dan para pakar yang berperan aktif dalam seminar ini, kami ucapkan “selamat berseminar”, semoga sumbangan pemikiran kita semua dapat bermanfaat bagi masyarakat kita semua, terutama masyarakat Jawa Barat.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

HATHI Cabang Bandung Ketua, Ir. LEX LAKSAMANA, Dipl. HE.

Page 15: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xii

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR menurut UU No. 7 th. 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) adalah upaya mencegah, menanggulangi, memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air (daya air yang dapat merugikan kehidupan). Air yang harus dikendalikan daya rusaknya, meliputi: air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat.

Upaya harus dilakukan dengan mengutamakan pencegahan melalui perencanaan yang disusun terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan SDA (kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi dan pendayagunaan SDA, serta pengendalian daya rusak air) yang diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat.

Pengendalian Daya Rusak Air adalah tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, pengelola SDA wilayah sungai, dan

masyarakat. Karena itu, setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan segala macam perbuatan dan kegiatan yang dapat mengakibatkan bangkitnya daya rusak air. Maka diperlukan agar secara kontinu dilakukan penyuluhan atau pendidikan kepada masyarakat tentang apa saja perbuatan dan kegiatan yang dikategorikan dapat mengakibatkan bangkitnya daya rusak air.

Pengendalian Daya Rusak Air adalah tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, pengelola SDA wilayah sungai, dan masyarakat. Karena itu, setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan segala macam perbuatan dan kegiatan yang dapat mengakibatkan bangkitnya daya rusak air. Maka diperlukan agar secara kontinu dilakukan penyuluhan atau pendidikan kepada masyarakat tentang apa saja perbuatan dan kegiatan yang dikategorikan dapat mengakibatkan bangkitnya daya rusak air.

Universitas Katolik Parahyangan, Rektor, Dr. CECILIA LAUW.

Page 16: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xiii

SAMBUTAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL Assalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakatuh.

Seperti oksigen, air adalah zat yang memungkinkan berlangsungnya segala jenis kehidupan di alam ini, termasuk manusia.

Seperti api, air adalah teman hidup yang menghidupi manusia dalam jumlah yang sesuai dengan fungsinya, namun dapat menjadi musuh dan pemusnah manusia dan alam kehidupan ini, bila keberadaannya tidak terkendali.

Manusia dikaruniai kekuatan dan kebijaksanaan untuk dapat mengendalikan keduanya, apabila hukum-hukum yang menyangkut perilaku air dapat dimengerti dan tidak dilanggar. Ilmuwan dikaruniai kecerdasan untuk pengetahui perilaku air, dalam jumlah kecil maupun besar. Ahli dan Sarjana Teknik dikaruniai kemampuan untuk

memperhitungkan pengaturan untuk mengembangkan sebesar-besar manfaat air untuk manusia dan kehidupan, serta penanggulangan dampaknya yang dapat ditimbulkan oleh air yang berlebih.

Secara ilmu fisika, daya yang tersimpan terkait dengan massa dari air sesungguhnya tidak berbeda dengan batu, tanah dan sebagainya. Namun karena (pada umumnya) berwujud sebagai benda cair yang lembut, maka daya berlebihan yang terkandungnya tidak mudah dirasakan sebagai berbahaya oleh manusia, dan baru disadari bila sudah di luar dugaannya.

Oleh karena itu seringkali perlu dibina kesadaran masyarakat terhadap daya yang terkandung pada air yang tidak terkendalikan, sebelum terlambat.

Para ilmuwan dan ahli teknik perlu perancang cara pengendaliannya, pemerintah perlu mewujudkan sarana-sarana penanggulangan, dan sebagai pengatur (regulator) perlu mengarahkan masyarakat untuk pelaksanaan pencegahan dan penanggulangannya. Fihak swasta sebagai anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan khusus perlu sadar akan kontribusinya dalam ikut menjaga dan melaksanakan pencegahan dan penanggulan kekuatan besar dari air dan alamnya. Demikianlah antara lain peranan dan fungsi masing-masing.

Kami sangat menghargai dan menyambut baik upaya para ahli Sumber Daya Air dalam membahas dan menajamkan kesadaran semua fihak, terhadap daya air, sumber daya kehidupan dan kesejahteraan manusia, yang bila diabaikan perilakunya, dapat menimbulkan bencana bagi manusia karena kemurkaan air dan alam.

Semoga hasil seminar ini dapat menggugah kesadaran semua fihak dalam menghindarkan manusia dari bahaya-bahaya karena kemurkaan air tersebut. Wassalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakatuh. Institut Teknologi Nasional Rektor, Prof. Dr. HARSONO TAROEPRATJEKA, MSIE.

Page 17: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xiv

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI Yth. Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air Yth. Ketua Himpunan Ahli Tenaga Hidraulik (HATHI) cabang Bandung Yth. Rektor Universitas Katolik Parahyangan beserta jajarannya Yth. Rektor Institut Teknologi Nasional Bandung beserta jajarannya Yth. Rektor Unjani beserta jajarannya Yth. Pembicara utama Prof. Dr. Ir. Budi. S. Wignyosukarto, Dipl. HE., M.Sc., PU-SDA Dosen Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Yth. Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA Kepala Bappeda Propinsi Jawa Barat Para Pemakalah dan peserta seminar nasional Teknik Sumber Daya Air serta hadirin para undangan yang berbahagia Assalamu’alaikum Wr. Wb Salam sejahtera bagi ki ta semua

Pertama-tama sebagai insan yang beriman dan bertakwa, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas ijin-NYA kita dapat bersama-sama berada di gedung Aula Pusbiktek PU ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dalam rangka mengikuti acara Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya atas nama pribadi dan pimpinan, Civitas Akademika dan seluruh karyawan Unjani, ingin menyampaikan ucapan selamat datang kepada para pemakalah maupun peserta Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air yang concern pada masalah lingkungan, terutama yang menyangkut permasalahan air sebagai sumber vital di kehidupan kita.

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air ini terwujud berkat kerjasama antara Pusat Litbang Sumber Daya Air, Himpunan Ahli Tenaga Hidraulik (HATHI) Bandung, Universitas Katolik Parahyangan, Institut Teknologi Nasional Bandung serta Universitas Jenderal Achmad Yani. Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air kali ini mengambil tema : Peran Masyarakat, Pemerintah dan Swasta sebagai jejaring Dalam Mitigasi Daya Rusak Air.

Hadirin yang saya hormati,

Sesuatu yang kita yakini bersama, yaitu Fungsi air sebagai hal yang sangat vital bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Pengelolaan dan pengembangan pemanfaatan air, sudah barang tentu memiliki resiko maupun kendala diantaranya banjir dan longsor di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.

Dasar keyakinan kita bersama ini hendaknya diwujudkan dalam acara-acara positif seperti seminar nasional yang akan kita laksanakan pada kesempatan kali ini.

Hadirin yang berbahagia,

Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.

Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004, Pengelolaan sumber daya air diartikan sebagai upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

Lebih lanjut tentang pengertian Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan. Dengan adanya pengelolaan sumber daya air, diharapkan dapat memberi ruang untuk kawasan resapan air hujan, di mana hasil resapan tersebut bermanfaat untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir. Selain itu diharapkan sempadan sungai dapat terjaga dari kegiatan manusia yang mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik tepi dan dasar sungai, sehingga dapat mengamankan aliran sungai.

Hadirin sekalian,

Pengelolaan sumber daya air di Indonesia khususnya dalam penanggulangan daya rusak air belum dapat ditanggulangi dengan baik. Dewasa ini banyak kejadian yang mengakibatkan adanya kerugian berupa turunnya atau hilangnya fungsi sarana dan prasarana sumber daya air karena terjadinya banjir, abrasi pantai, sedimentasi waduk,

Page 18: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xv

jebolnya tanggul, krisis air, kekeringan, pencemaran dan lain-lain. Mitigasi merupakan Upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat.

Dalam hal ini, tenaga ahli hidraulik diharapkan dapat meningkatkan profesionalismenya untuk berperan dalam mitigasi, pada saat dan sesudah terjadinya bencana oleh daya rusak air.

Saat ini diperlukan tindak lanjut yang terkait dengan masing-masing kegiatan, apakah yang dilaksanakan di suatu daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) telah memenuhi ketentuan-ketentuan seperti diuraikan di atas, dan bagaimana pandangan tentang daya rusak air dan bencana yang ditimbulkannya di masa depan.

Hadirin Peserta Seminar,

Seminar ini diharapkan dapat memfasilitasi berbagai pemilik kepentingan, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.

Akhirnya sekali lagi kepada peserta Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, saya ucapkan selamat datang dan selamat menggali gagasan dan langkah-langkah dalam upaya mengurangi daya rusak air yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Selamat berbagi pengalaman dan membahas berbagai permasalahan tentang peran masyarakat, pemerintah dan swasta sebagai jejaring dalam mitigasi daya rusak air.

Sekian dan Terimakasih Wassalamu’alaikum Wr. Wb Universitas Jenderal Achmad Yani Rektor, HERIYONO, Drs., M.Psi.

Page 19: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xvi

Page 20: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xvii

SEKILAS TENTANG SEMINAR

Latar Belakang

Air sangat vital bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya, yang dalam perkembangan pengelolaaan dan pemanfaatan potensinya menimbulkan berbagai permasalahan antara lain banjir dan longsor di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Konservasi dimaknai sebagai upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumberdaya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dengan pengertian bahwa pengelolaan sumberdaya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air. Pengelolaan sungai dan danau yang ada pada kawasan hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi, dan kawasan tertentu, perlu dikonsultasikan kepada instansi yang mempunyai kewenangan di bidang terkait dan atau kawasan tertentu. Dengan adanya pengelolaan sumberdaya air, diharapkan dapat memberi ruang untuk kawasan resapan air hujan, di mana hasil resapan tersebut bermanfaat untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah, dan penanggulangan banjir. Selain itu diharapkan pula dapat menjaga sempadan sungai dari kegiatan manusia yang mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik tepi dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Pengelolaan sumber daya air di Indonesia, khususnya dalam penanggulangan daya rusak air belum dapat ditanggulangi dengan baik. Banyak kejadian yang mengakibatkan adanya kerugian berupa turunnya atau bahkan hilangnya fungsi pasarana dan sarana sumber daya air karena terjadinya banjir, abrasi pantai, sedimentasi waduk, jebolnya tanggul, krisis air dan kekeringan, pencemaran, dan lain-lain. Apabila hal ini dibiarkan terus, di suatu saat nanti kejadian yang lebih parah akan dapat menimpa negeri ini. Tenaga ahli teknik hidraulik diharapkan dapat meningkatkan profesionalismenya untuk berperan dalam mitigasi, pada saat dan sesudah terjadinya bencana khususnya bencana yang ditimbulkan oleh daya rusak air. Mengingat pengertian dari pengelolaan sumberdaya air seperti tersebut di atas diperlukan tindak lanjut yang terkait dengan masing-masing kegiatan, apakah yang dilaksanakan di suatu daerah aliran sungai telah memenuhi ketentuan-ketentuan seperti diuraikan di atas, dan bagaimana pandangan tentang daya rusak air dan bencana yang ditimbulkannya di masa depan. Seminar ini diharapkan akan dapat memfasilitasi berbagai pemilik kepentingan, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.

Tujuan

1) Menggali gagasan dan langkah-langkah dalam upaya mengurangi daya rusak air yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan;

2) Berbagi pengalaman dan membahas berbagai permasalahan tentang Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air.

Nama Kegiatan

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SUMBER DAYA AIR 2009

Tema

Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Page 21: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xviii

Sub Tema

1) Peranan Pemilik Kepentingan dalam Monitoring Evaluasi Daya Rusak Air dan Mitigasi; 2) Konsep dan Implementasi Pengelolaan Banjir Terpadu; 3) Peran Institusi dalam Mempersiapkan Tenaga Ahli Sumber Daya Air yang Profesional.

Peserta

1) Praktisi / Konsultan / Birokrat / Umum 2) Dosen / Akademisi dari Perguruan Tinggi se Indonesia, 3) Peneliti, Perekayasa, anggota HATHI 4) Mahasiswa D3, S1, S2, dan S3 5) Para ahli lain yang kompeten dan terkait dengan tema seminar(Organisasi Profesi, Lembaga

Swadaya Masyarakat) 6) Masyarakat umum.

Sekretariat

HATHI Cabang Bandung – Laboratorium Mekanika Fluida FTSL – ITB Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132 Email : [email protected];

[email protected]; [email protected].

Telepon : 022 – 250 2271 Facsimile : 022 – 250 2271

Page 22: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xix

SUSUNAN KEPANITIAAN Pengarah :

Dekan Fakultas Teknik Unjani Dekan Fakultas Teknik Unpar Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Itenas Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air Ketua HATHI Cabang Bandung

Panitia Pelaksana : Ketua I Pus SDA : Isdiyana Ketua II HATHI : Iwan Kridasantausa Hadihardaja Ketua III Unpar : Soedarwoto Hadhisiswoyo Ketua IV Itenas : Yati Muliati Ketua V Unjani : Agustin Purwanti Sekretaris I HATHI : Yuyun Fauzi Sekretarsi II Pus SDA : Ririn Rimawan Sekretariat HATHI : Supardi Pus SDA : Diana Ruchiyati Itenas : Angga Prawirakusumah Itenas : Dwi Kurnia Adi Yuda Unpar : Ferdinan Raharjo Wijaya Bendahara Itenas : Dita Wulandari SEKSI-SEKSI Dana Pus SDA : Alvadison HATHI : Santoso Budihardjo Publikasi Pus SDA : Ari Mulerli Unjani : Yudi Herdiansyah Perlengkapan Unpar : Alexius Aben Pus SDA : Edi Sugianto HATHI : Hendro Widodo Unjani : Tugiya Acara / Sidang Pus SDA : Yiniarti Eka Kumala Pus SDA : Slamet Lestari Itenas : Yedida Yosananto Unjani : Ferry Rusgiyarto HATHI : Rina Mardelisya

Page 23: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xx

Makalah/Prosiding Unpar : Soedarwoto Hadhisiswoyo HATHI : Setio Warsito Pus SDA : Waluyo Hatmoko Pus SDA : Indrijati Saptarita Pus SDA : Yanto Wibawa Konsumsi Pus SDA : Wiesye Sartika Itenas : Fransiska Yustiana Dokumentasi Itenas : Nursetiawan Pus SDA : Haryadi

Page 24: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xxi

SUSUNAN ACARA Selasa, 29 Juli 2008 07:30 – 08:30 : Pendaftaran Ulang 08:30 – 08:35 : Pembukaan 08:35 – 08:40 : Laporan Ketua Panitia Pelaksana 08:40 – 09:00 : Sambutan Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air (Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc.) 09:00 – 10:00 : Moderator : Prof. (R) Drs. Erman Mawardi, Dipl. AIT. Pembicara Utama I : Prof. Dr.Ir. Budi S. Wignyosuharto, Dipl. HE., M.Sc.,

PU-SDA (Dosen Fakultas Teknik – Universitas Gajah Mada) Pengelolaan Sumber Daya Air Di Tengah Kerentanan Lingkungan Dan

Sosial 10:00 – 10:15 : Rehat Kopi

RUANG I (AULA) Subtema-1 : Peranan Pemilik Kepentingan dalam Monitoring Evaluasi Daya Rusak

Air dan Mitigasi SESI I : Moderator Dr. Ir. Isdiyana, CES. 10:15 – 10:30 : Mengelaborasi Peraturan Perundang-undangan dalam Rangka

Mengurangi Daya Rusak Air (Ir. Soedarwoto Hadhisiswoyo, MTSA.) 10:30 – 10:45 : Kajian Strategis Solusi Banjir Cekungan Banudng (Ir. S. Sobirin) 10:45 – 11:00 : Pengamanan dan Penyelamatan Submerdaya Morfologi Sungai dan

Bangunan Air Sungai sebagai Aset Negara dari Kerusakan (Ir. Moch. Memed, Dipl. HE., APU PU-SDA dan Ir. Agustin Purwanti, MT.)

11:00 – 11:15 : Sistem Peramalan dan Peringatan Dini Banjir dapat Mengurangi Dampak Negatif Daya Rusak Air (Drs. Petrus Syariman)

11:15 – 12:00 : DISKUSI 12:00 – 13:00 : Istirahat, Sholat dan Makan Siang (ISHOMA) SESI II : Moderator Iwan Kridasantausa Hadihardaja, Ph.D. 13:00 – 13:15 : Prosedur Umum Penentuan Hidrograf Satuan Sintetis untuk Penentuan

Hidrograf Debit Banjir Rencana (Dantje Kardana Natakusumah) 13:15 – 13:30 : Peran Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air pada DAS Citarum

Hulu (Prof. (R) Drs. Erman Mawardi, Dipl. AIT, Didin Rosyidin, Ririn Rimawan, ST.)

13:30 – 13:45 : Peranan Pemangku Kepentingan terhadap Monitoring dan Evaluasi Pintu Klep di Unit Pesawahan Pasang Surut Barito Kuala (Ir. L. Budi Triadi, Dipl. HE., Parlinggoman Simanungkalit, ST., MT., Asep Syaefudin, S.ST., MT.)

13:45 – 14:30 : DISKUSI 14:30 – 14:45 : Rehat Kopi SESI III : Moderator Ir. Soedarwoto Hadhisiswoyo, MTSA. 14:45 – 15:00 : Partisipasi Masyarakat dalam Penentuan Garis Sempadan Sungai

(Asrullah dan Warnodin) 15:00 – 15:15 : Ilmu Pengetahuan, Rekayasa, Teknologi dan Seni (Ilperteks) untuk

Meningkatkan Mutu Sumber Daya Air (MSDA) Indonesia (Ir. Rohani Jahja Widodo)

15:15 – 15:30 : Pemikiran Koreksi Perhitungan Banjir Rencana dalam Pengelolaan Banjir Terpadu (Ir. Soekrasno Sastro Hardjono, Dipl. HE.)

Page 25: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xxii

15:30 – 15:45 : DISKUSI SIDANG PLENO

RUANG II Subtema-2 : Konsep dan Implementasi Pengelolaan Banjir Terpadu SESI I : Moderator Ir. Agustin Purwanti, MT. 10:15 – 10:30 : Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir Berbasis Masyarakat (SPDBBBM)

(Dr. Ir. Fransisca Mulyantari, M.Eng.) 10:30 – 10:45 : Jejaring Pendukung Pengelolaan Sumber Daya Air secara Terpadu (Drs.

Waluyo Hatmoko, M.Sc.) 10:45 – 11:00 : Peningkatan Peran Masyarakat Kota Batu dalam Mitigasi Bencana di Hulu

DAS Brantas (Ir. Kustamar, M.Sc. dan Ir. Hirjanto, MT.) 11:00 – 11:15 : Revitalisasi Sistem Prakiraan dan Peringatan Dini Banjir Lahar di Daerah

Gunung Merapi (Cosmas Bambang Sukatja, ST.) 11:15 – 12:00 : DISKUSI 12:00 – 13:00 : Istirahat, Sholat dan Makan Siang (ISHOMA) SESI II : Moderator Ir. Yati Muliati, MT. 13:00 – 13:15 : Penanganan Sistem Drainase pada Daerah Rendah (Low Land) Studi

Kasus Kota Indramayu (Ir. Agustin Purwanti, MT. dan Ir. Yadi Suryadi, MT.)

13:15 – 13:30 : Waterway sebagai Implementasi Penurunan Banjir Terpadu di Sungai Musi (Ir. Dedi Tjahjadi Abdullah, Dipl. HE.)

13:30 – 13:45 : Peran Serta Masyarakat dalam Land Aquization and Resettlement Planning (LARAP) Pengendalian Banjir Kota Palembang (Ir. Achmad Syarifudin, M.Sc.)

13:45 – 14:30 : DISKUSI 14:30 – 14:45 : Rehat Kopi 14:45 – 15:45 : SESI III di Ruang I (Aula) SIDANG PLENO SIDANG PLENO : di AULA Pusbiktek 15:45 – 16:15 : PENUTUPAN Doorprize Pembagian Sertifikat Pemenang Doorprize :

1. Karyawan Pus SDA : Ir. Alvadison 2. Karyawan Pusbiktek : Ir. Setio Wasito, ST., MT. 3. Dosen Univ. Bina Darma Palembang : Ir. Achmad Syarifudin, M.Sc. 4. Karyawati Pus SDA : Wiesye Sartika

Page 26: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Pusat Litbang Sumber Daya Air, HATHI Cabang Bandung, Unpar, Itenas Bandung, Unjani xxiii

UCAPAN TERIMA KASIH Gubernur Jawa Barat Walikota Bandung Ketua Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia Pusat Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air, Ketua Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia Cabang Bandung Rektor Universitas Katolik Parahyangan Rektor Institut Teknologi Nasional Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani Kepala Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air Dekan Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Dekan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Dr. Ir. Djajamurni Warga Dalam, M.Sc. PT Jasa Patria Guna Tama PT Mitraplan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Pusat Litbang Sumber Daya Air

Page 27: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota Palembang Achmad Syarifudin

193

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM LAND AQUIZATION AND RESETTLEMENT PLANNING (LARAP) PENGENDALIAN BANJIR

KOTA PALEMBANG

Achmad Syarifudin Universitas Bina Darma

Jl. Jend. A. Yani No. 12 Telp. 0711-515582 Palembang

ABSTRAK

Sesuai dengan Program Strategis Kota Palembang, yang salah satunya adalah Pembangunan Sarana dan Prasarana Drainase serta Pengendalian Banjir maka pihak Pemerintah, melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII berupaya melakukan pengendalian banjir Kota Palembang melalui kegiatan "Palembang Flood Control".

Sejalan dengan kegiatan tersebut, perlu dilakukan kegiatan LARAP Pada lokasi rencana Pengendalian Banjir Kota Palembang, sehingga pada saatnya nanti tidak terdapat permasalahan yang berkaitan dengan pembebasan tanah.

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Land Aquization And Resettlement Planning (LARAP) Pengendalian Banjir Kota Palembang ini adalah malakukan inventarisasi, pengukuran dan sosialisasi terhadap masyarakat yang lahannya akan takena pembangunan. Selanjutnya merencanakan lokasi rencana pemindahan dan penempatan masyarakat yang terkena pembangunan.

Kata kunci : Land Aquazation, Resettlement, Planning

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kota Palembang dengan luas wilayah 400,61 km2 dengan total penduduk sekitar 1.369.239 jiwa adalah Kota Metropolitan yang sangat dinamis, hal ini ditandai dengan perkembangannya yang begitu cepat, sehingga setiap tahun terjadi peningkatan sarana prasarana pemerintahan, sektor perdagangan, jasa, dan permukiman penduduk. Sesuai dengan Program Strategis Kota Palembang, yang salah satunya adalah Pembangunan Sarana dan Prasarana Drainase serta Pengendalian Banjir, maka pihak Pemerintah, melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII berupaya melakukan pengendalian banjir Kota Palembang melalui kegiatan "Pelembang Flood Control".

Dalam rangka menunjang kegiatan Palembang Flood Control, beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sangat berpengaruh terhadap banjir akan dilakukan pelaksanaan pembangunan sarana pengendali banjir. DAS yang termasuk dalam prioritas penanganan adalah DAS Bendung, DAS Sekanak, DAS Buah, dan DAS Sriguna.

Guna terwujudnya pelaksanaan pembangunan sarana tersebut tentunya akan terdapat beberapa lahan yang akan digunakan sebagai lokasi dari pekerjaan tersebut. Mengingat rencana pekerjaan tersebut lokasinya berada ditengah-tangah Kota Palembang dimana di sepanjang kiri/kanan Sungai Bendung tersebut sudah demikian padat penduduknya, maka mutlak diperlukan adanya suatu rencana yang jelas, tepat dan dengan inventarisasi lapangan yang akurat akan lahan-lahan yang akan dipakai dan memerlukan pembebasan. Tentunya disamping melakukan inventarisasi dan pengukuran akan lahan (tanah dan bangunan) yang akan terkena proyek, juga inventarisasi tentang kepemilikannya. Selanjutnya untuk masyarakat yang lahannya terkena pembebasan juga harus dipikirkan rencana lokasi pemindahan / penempatan kembali pada lokasi pemindahan.

Page 28: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota

Palembang Achmad Syarifudin

194

Untuk itu perlu dilakukan kegiatan LARAP Pada lokasi rencana Pengendalian Banjir Kota Palembang, sehingga pada saatnya nanti tidak terdapat permasalahan yang berkaitan dengan pembebasan tanah.

Maksud dan tujuan Maksud dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Land Aquization And Resettlement Planning (LARAP)

Pengendalian Banjir Kota Palembang ini adalah malakukan inventarisasi, pengukuran dan sosialisasi terhadap masyarakat yang lahannya akan takena pembangunan. Selanjutnya merencanakan lokasi rencana pemindahan dan penempatan masyarakat yang terkena pembangunan.

Sedangkan tujuan kegiatan adalah untuk menjamin pelaksanaan pembangunan sarana pengendali banjir di Sub DAS Bendung, Sub DAS Sekanak, Sub DAS Buah, Sub DAS Sriguna dapat berjalan lancar dan pada saat pelaksanaan tidak ada lagi yang berkaitan dengan pembebasan lahan (tanah/bangunan)

Ruang lingkup studi Beberapa hal yang harus dilakukan dalam rangka upaya mendukung pelaksanaan pengendalian banjir di

Kota Palembang harus diperhatikan, antara lain adalah dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat pelaksanaan pembangunan (AMDAL), dan status lahan/tanah yang akan digunakan sebagai bangunan (LARAP), guna mengantisipasi hal ini maka perlu segera dilakukan persiapan-persiapan yang dapat mendukung pelaksanaan fisik pembangunan sarana pengendali banjir. Salah satu hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan fisik adalah adanya pembebasan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi rencana bangunan. Kota Palembang merupakan Kota Metropolitan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, maka sangat lokasi-lokasi di sekitar sungai telah di dominasi oleh bangunan permukiman, sehingga rencana pembuatan bangunan pengendali banjir yang akan dibangun seringkali terkendala akibat lahan yang akan digunakan belum dibebaskan.

Page 29: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota Palembang Achmad Syarifudin

195

Sumber : Studi pengendalian banjir sungai Bendung, 2008

Gambar 1. Sistem Pengendali Banjir Kota Palembang

Lokasi-lokasi yang menjadi prioritas utama dalam pengendalian banjir di Kota Palembang adalah daerah-daerah yang ada dalam Sub DAS Bendung, Sub DAS Sekanak, Sub DAS Buah, dan Sub DAS Sriguna (Gambar-1). Bangunan-bangunan pengendali banjir yang mungkin dilaksanakan adalah pelebaran/pembuatan saluran, pembuatan tanggul sungai, pembuatan kolam retensi, pembangunan stasiun pompa, selain itu di sekitar kanan dan kiri sungai juga direncanakan pembuatan jalan inspeksi sebagai sarana Operasional dan Pemeliharaaan (OP) sungai nantinya.

HASIL STUDI SEBELUMNYA

Sebagai pedoman dalam pelaksanaan rencana pembebasan lahan adalah hasil studi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Studi yang telah dilaksanakan antara lain adalah Penyusunan Masterplan dan Detail Desain DAS Bendung, Sekanak, Buah, dan Sriguna yang telah dilaksanakan oleh Bapeda Kota Palembang bekerja-sama dengan LAPI-ITB pada Tahun 2003, kemudian Study Comprehensif of Musi River Basin yang dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang bekerjasama dengan CTI-Consultant Pada Tahun 2003-2004, dan terakhir adalah Review Desain Pengendalian Banjir DAS Bendung dengan Sistem Pompa yang dilaksanakan oleh BBWS Sumatera VIII yang bekerja-sama dengan PT Sapta Adhi Pratama pada Tahun 2008.

METODE PENDEKATAN

Pendekatan dalam studi ini dilakukan dengan metode sebagai berikut : 1) Melakukan Inventarisasi aset terkena proyek

a) Jumlah Warga Terkena Proyek, luas tanah, luas bangunan b) Tingkat pendapatan dan pengaruh proyek terhadap mata pencaharian c) Sarana dan Prasarana umum dan sosial

2) Melakukan survei sosial ekonomi dengan cara sensus untuk memperoleh informasi mengenai : a) Kondisi, status dan nilai tanah dan bangunan b) Kemungkinan dampak positif dan negatif proyek terhadap warga, persepsi warga terhadap manfaat

proyek, pilihan kompensasi dan upaya untuk meminimalkan dampak negatif proyek 3) Melakukan diskusi dengan Pemerintah Kota Palembang dan instansi terkait untuk memberi masukan (input)

terhadap hasil inventori dan survei, seperti bentuk, cara penilaian dan besarnya ganti rugi serta upaya-upaya untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan proyek.

4) Bersama dengan Pemerintah Kota Palembang melakukan konsultasi dengan warga dan sosialisasi mengenai rencana kerja pengadaan tanah, pemukiman kembali dan pembinaan kepada warga

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil survei inventarisasi aset terkena proyek

Sub DAS Bendung

Page 30: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota

Palembang Achmad Syarifudin

196

Sub DAS Sekanak

Sub DAS Buah

Sub DAS Sriguna

Kondisi, status tanah dan bangunan

STATUS TANAH

Bersertif ikat24%

Lain-lain43%

Surat Keterangan

33%

KONDISI BANGUNAN

Non Permanen;

49%

Permanen; 24%

Semi Permanen;

27%

Page 31: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota Palembang Achmad Syarifudin

197

Page 32: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota

Palembang Achmad Syarifudin

198

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Dari permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi baik pada tahap pra konstruksi (saat pembebasan

lahan dan pemindahan penduduk), konstruksi (saat pengadaan dan mobilisasi tenaga kerja, Mobilisasi alat berat dan bahan konstruksi serta pengoperasian alat-alat ) maupun pasca konstruksi dapat diantisipasi dengan rekayasa sosial yang berbentuk antara lain identifikasi karakter dan kelembagaan masyarakat, sosialisasi, konsultasi publik, rembug masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Tabel 3. Rekayasa sosial dalam mengantisipasi permasalahan sosial pembangunan

Sumber : Penyusunan Konsep Pedoman Rekayasa Sosial Dampak Pembangunan, 2005

Permasalahan sosial konstruksi dapat diselesaikan dengan pendekatan Public Participation, dengan melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat. Pemerintah bertindak dengan prinsip fair, kegiatan pembangunan dilakukan dengan transparan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Saran Masyarakat harus memberikan share, berperan aktif dari tahap perencanaan sampai dengan pemanfaatan

pembangunan, serta melakukan kontrol sosial terhadap segala kebijakan yang diambil pemerintah. Sedangkan swasta selalu bertindak peduli, memberikan dukungan bagi setiap pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Wujud kongkrit bentuk public participation dalam pembangunan dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pemerintah

a) Melakukan sosialisasi kegiatan pembangunan secara transparan kepada masyarakat yang akan terkena dampak dengan berkoordinasi dengan aparat desa/RT/RW setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan LSM setempat.

b) Masyarakat yang akan terkena pembangunan harus dipindahkan dan untuk itu pemindahan harus transparan, agar penduduk di tempat yang baru tidak mengalami kemiskinan, minimal kesejahteraannya sama dengan di tempat yang lama.

c) Proses ganti rugi lahan dilakukan secara transparan, demokratis dan adil dengan menggunakan prinsip ganti untung bukan ganti rugi (win-win solution).

d) Melakukan pembebasan lahan secara serentak untuk menghindari permasalahan sosial yang lebih besar, serta mengantisipasi praktik percaloan. Untuk itu pemerintah harus dapat menyediakan dana pembebasan tanah secara memadai.

e) Menyediakan lokasi perpindahan penduduk sesuai dengan keinginan masyarakat, utamanya mempertahankan lapangan pekerjaan penduduk, misalnya sebagai petani.

Bentuk Rekayasa Sosial

No Saat terjadinya Permasalahan Sosial Identifikasi karakter

dan kelembagaan masyarakat

Sosialisasi pembangunan

Konsultasi Publik

Rembug Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat

1 Pembebasan Lahan √ √ √ √ √ 2 Pemindahan Penduduk √ √ √ √ √ 3 Pengadaan dan mobilisasi

tenaga kerja - √ √ - √

4 Mobilisasi alat berat dan bahan konstruksi serta pengoperasian alat-alat

- √ √ √ -

Page 33: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota Palembang Achmad Syarifudin

199

f) Memberikan kesempatan yang besar kepada masyarakat yang dipindahkan untuk dapat menjalin hubungan sosial dengan kerabatnya di tempat asal dan di tempat yang baru dengan fasilitasi pemerintah.

g) Pemerintah harus memikirkan stabilitas dan kesinambungan mata pencaharian penduduk sebab beralih profesi dari petani menjadi non petani itu tidak mudah, perlu proses yang lama.

h) Mengikutsertakan masyarakat desa dalam pembangunan sesuai dengan pendidikan dan keahliannya. i) Memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada masyarakat mengenai kepastian pelaksanaan

pembangunan waduk, pembebasan lahan secara serentak. 2) Masyarakat

a) Dalam hal ini, masyarakat yang dipindahkan menginginkan lapangan kerja yang sama, penghasilan juga sama/mendekati, budaya dan pola kehidupan masyarakat dapat terpelihara baik, serta manfaat pembangunan dapat dinikmati sama-sama antara masyarakat yang akan dipindahkan dan masyarakat yang tinggal di tengah dan hilir yang menerima manfaat langsung dari pembangunan.

b) Masyarakat mendapat ganti untung yang layak yang antara lain dapat digunakan sebagai modal bekerja untuk memulai kehidupan baru di lokasi baru yang lebih baik di waktu-waktu mendatang.

c) Jika masyarakat dipindahkan maka tidak sekedar dipindahkan saja tetapi juga memindahkan sumber kehidupan dan penghidupannya baik secara sosial, ekonomi dan budaya.

d) Adanya jaminan bahwa di tempat baru kehidupan akan lebih baik atau paling tidak sama dengan di tempat yang lama.

e) Alternatif pemindahan dengan cara transmigrasi atau relokasi di lokasi sekitar pembangunan dengan pola pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara penduduk pendatang dan lokal.

f) Jika dilakukan transmigrasi diberi jaminan hidup (Jadup) di tempat kerja baru, paling tidak selama 1 tahun dan bila resettlement tidak harus demikian.

g) Dilakukan pendampingan masyarakat oleh pemerintah di lokasi pemindahan yang baru untuk pengembangan kehidupan masyarakat baik dari sisi ekonomi, sosial dan budaya.

3) Swasta a) Swasta dapat berpartisipasi dalam penyediaan lahan untuk permukiman baru. Dalam hal ini Perhutani,

misalnya dapat berperan dalam penyediaan lahannya dengan fasilitasi dan koordinasi dari pemerintah. b) Berperan serta dalam fasilitasi pemberdayaan masyarakat melalui pengadaan bibit tanaman untuk

penghijauan di daerah hulu agar kerusakan hutan dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

1) Lexi J. Moleong, 1989, Metodologi Penelitian Kualitatif, CV. Remaja Karya , 1989. 2) Neil J. Smelser, 1975, The Sociology of Economics Life, Second Edition, Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall

Inc, 1975. 3) Neuman, W. Lawrence. 2000, Social Reseach Methods : Qualitative and Quantitative Approach – 4th Edition.

Boston : Allym and Bacon, 2000. 4) Pusat Pengkajian Sosial Budaya dan Ekonomi Wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Kimpraswil, 2005, Laporan Antara Penyusunan Konsep Pedoman Rekayasa Sosial Dampak Pembangunan Waduk. Jakarta 2005.

5) Pusat Pengkajian Sosial Budaya dan Ekonomi Wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kimpraswil, 2004, Laporan Akhir Kajian Analisis Dampak Sosial (ANDAS) Pembangunan Waduk. Jakarta 2004.

6) Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1996 tentang Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan Waduk.

7) Soerjono Soekanto, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pers, 1982.

Page 34: Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air

Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai Jejaring dalam Mitigasi Daya Rusak Air

Bandung, 11 Agustus 2009

Peran serta masyarakat dalam land aquization and resettlement planning (larap) pengendalian banjir Kota

Palembang Achmad Syarifudin

200

TANYA – JAWAB

Pertanyaan : 1) Slamet Lestari, ST., MT. – Pus SDA

Bagaimana cara memberdayakan peranserta masyarakat ?

Jawab : Bentuk peranserta dilakukan dengan memulainya melalui sistem struktural masyarakat, dengan melalui bagaimanan kebiasaaan mereka serta budaya mereka agar tidak menjadi masalah. Selanjutnya melalui sosialisasi-sosialisasi masyarakat dengan pendekatan tidak langsung dan kelompok-kelompok.