107
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Lingkungan 2.1.1 Definisi Sanitasi Lingkungan Sanitasi adalah bagian dari sistem pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industri, pertanian, peternakan dan rumah sakit (sektor kesehatan). Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya yang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran yang lancar. 2.2 Limbah 2.2.1 Definisi Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Definisi dari limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan 1

Seminar Hasil Edit

  • Upload
    arlin

  • View
    26

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

l

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Sanitasi Lingkungan

2.1.1 Definisi Sanitasi Lingkungan

Sanitasi adalah bagian dari sistem pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industri, pertanian, peternakan dan rumah sakit (sektor kesehatan). Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya yang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran yang lancar.

2.2 Limbah

2.2.1 Definisi Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.

Definisi dari limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. ( BAPEDAL, 1995)Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Penanganan limbah ini tentunya tidak hanya sekedar mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara penanganannya karena dari setiap limbah yang ada mempunyai cirri berbeda terhadap dampak yang ditimbulkanya.2.2.2 Karakteristik Limbah

a. Berukuran mikroKarakteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.

b. Dinamis

Dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat

c. Berdampak luas (penyebarannya)

Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah Minamata disease atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).

d. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa. (Djoko.S , 2001)2.2.3 Sumber Limbah

1.Aktivitas manusia

Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan yang dilakukan oleh manusia menggunakan mesin dan juga sulitnya untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Berikut adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia misalnya :

a. Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor

b. Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi

c. Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun perumahan

2. Aktivitas alam

Selain dari aktivitas diatas pencemaran limbah di bumi juga di timbulkan oleh aktivitas alam walaupun jumlahnya sangat sedikit pengaruhnya terhadap lingkungan karena lokasinya yang biasanya bersifat lokal.berikut ini contoh dari aktivitas alam yang menghasilkan limbah yaitu :

a. Pembusukan bahan organik alami

b. Adanya aktifitas gunung berapi

c. Banjir, longsor sertad. Aktivitas alam yang lain (Djoko.S, 2001)

2.2.4 Jenis jenis Limbah

1. Garbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk. Misal limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.

2. Rubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang terdiri dari :a. bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas

b. bahan yang tidak mudah terbakar seperti klaeng dan kaca

3. Ashes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu dari hasil industry.

4. Dead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.

5. Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.

6. Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak tepakai atau dibuang. Missal industry kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah. (Djoko.S, 2001)

2.2. 5 Faktor Penyebab Peningkatan Jumlah Limbah

1.Perkembangan industriPerkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan, transportasi dan manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah dalam jumlah yang relative besar sehingga terjadi pembuangan limbah yang kurang terkontrol karena kurannya teknologi untuk membuat limbah menjadi barang yang terurai atau ramah lingkungan

2. Modernisasi

Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk menghasilkan barang semakin marak digunakan dikalangan orang yang mengeluti bidang industry. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan barang dengan cepat tetapi di lain hal perkembangan teknologi berakibat pada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan oleh teknologi itu sendiri.

3. Pertambahan penduduk

Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan bertambah meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal serta meingkatnya jumlah kebutuhan akan barang. Hal ini dapat menimbulkan berberpa macam masal seperti :

a.Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasiPembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi berdampak terhadap semakin berkurangnya hutan untuk mengurangi kadar pencemaran lingkungan.

b. Penimbunan sampah

Semakin hari kita melihat banyaknya sampah yang menumpuk karena pembuangannya yang sembarangan dan mungkin juga karena kurang mampunya tempat pembuangan sampah untuk menampung sampah atau yang biasa disebut TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dalam menampung sampah sehingga sampah menumpuk di suatu tempat yang berdampak menurunnya kualitas lingkungan sekitar. (Haryanto, 2001)

2.3. Limbah Rumah Tangga

2.3.1 Definisi Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. (Bintarto, 1989)

2.3.2 Jenis-jenis Limbah Rumah Tangga

1. Limbah atau sampah basah

2. Limbah atau sampah kering

3. Sampah daur ulang(recycle)

4. Limbah atau barang bekas berbahaya(B3) (Direktorat Perumahan, 2001)2.3. 3 Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.

2. Tidak mengotori permukaan tanah.

3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.

4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.

7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. ( Direktorat Perumahan, 2001)2.3.4 Jenis-Jenis Unit Pengelolahan Air Limbah

2.3.4.1 SeptictankSistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah: 1. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.

2. Untuk membuang air keluaran dari septictank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.

3. Septictank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.4. Waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.6. Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 2.5 cm dari pipa air keluar.7. Septictank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian (Direktorat Perumahan, 2001)

2.3.4.1.1 Daya tahan Septic Tank dipengaruhi oleh:1. Kemiringan Pipa

Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.

2. Pemilihan Pipa yang tepatPipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.

3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank

Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.51.52)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.

4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air

Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnyaGambar 2.1 Sistem Septictank

Sumber: Direktorat Perumahan, 2001

Gambar 2.2 Sistem Septictank

Sumber :Direktorat Perumahan, 2001Proses air limbah dari wc sampai kembali ke dalam tanah dengan cara air limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah. (Direktorat Perumahan, 2001)2.3.4.2 Sumur Resapan

Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah. Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan (Direktorat Perumahan, 2001):1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar

2. Tidak memerlukan biaya yang besar

3. Bentuk konstruksi SRA sederhana 2.3.4.2.1 Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain (Direktorat Perumahan, 2001) :1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air3. Mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan. 2.4. Sampah

2.4.1 Definisi SampahSampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tanjung, Dr. M.Sc)

Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai (RADYASTUTI, W. Prof. Ir 1996.)

Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar. (BASRIYANTA)

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan. (KAMUS LINGKUNGAN, 1994)

Sampah adalah barang yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah ada gunanya.(PRIE G. S)

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia meupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.( ECOLINK,1996)

Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri ataupun aktivitas manusia lainnya sehingga dengan kata lain, sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai. (SETYO PURWENDRO)

Sampah merupakan produk buangan yang pada umumnya berbentuk benda padat, dengan komposisi bahan organis dan anorganik. (DARMADI)

2.4.2 Klasifikasi Sampah2.4.2.1 Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya terdiri atas:1. Sampah rumah tangga

Sampah ini berasal dari pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik itu sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.

2. Sampah komersial

Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan pendidikan.

3. Sampah bangunan

Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng.

4. Sampah fasilitas umum 3

Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, dan debu. (Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002)2.4.2.2 Klasifikasi sampah berdasakan jenisnya terdiri dari:

1. Sampah organik (bersifat degradabel)

Sampah organik merupakan sampah yang dapat di urai oleh hewan mikro organisme. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat di urai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan disekitarnya.

2. Sampah anorganik (non degradabel)

Sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh bakteri atau hewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik, kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimamfaatkan oleh masyarakat seperti plastik dan logam. (Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002)2.4.3 Karakteristik Sampah

1. Karakteristik Fisik:densitas, kadar air, ukuran partikel dan distribusi ukuran, partikel, field capacity, dan permeabilitas buangan terkompaksi.

2. Karakteristik Kimia: titik lebur, kadar energi, analisis proksimat (kadar air volatil, abu,

dan fixed carbon dan ultimate analysis, kadar karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan abu)3. Karakteristik Biologi : biodegradabilitas

2.4.4 Faktor Penentu Komposisi Sampah

1. Cuaca

2. Frekuensi Pengumpulan

3. Musim / Iklim

4. Tingkat sosial ekonomi

5. Kemasan produk2.4.5 Penyebab variasi timbulan sampah :

1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan

2. Tingkat hidup

3. Musim / Iklim

4. Cara hidup dan mobilitas penduduk

5. Cara penanganan makanan2.4.6 Akibat Sampah yang Bertumpuk

Beberapa akibat karena sampah yang bertumpuk antara lain sebagai berikut:

1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok. Ini akan menjadi tempat yang subur bagi organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Juga merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.

2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.

3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.

4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman. (Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002)2.4.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah: 1. Kepadatan dan penyebaran penduduk.

2. Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.

3. Karakteristik sampah.

4. Budaya sikap dan perilaku masyarakat.

5. Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

6. Rencana tata ruang dan pengembangan kota.

7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.

8. Biaya yang tersedia.

9. Peraturan daerah setempat (Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002)2.4.8 Pengelolaan Sampah

2.4.8.1 Pemilahan Sampah Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.

Pemilahan berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari sesuatu yang sifatnya heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu, lingkungan bebas sampah.

Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah yang dapat digunakan dan dimamfaatkan. Pemilahan sampah dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas.

Pada setiap tempat aktivitas dapat disedian minimal tiga - empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu

a. Tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik),

b. Tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng dan botol. Jumlah ini masih bisa menjadi menjadi lima tempat sampah, jika botol dan kertas dipisah tersendiri.

c. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri. Sampah B3 tidak boleh sampai ke TPA.

d. Sementara sampah-sampah elektronik (seperti kulkas, radio, TV), keramik, furniture dan lain-lain seharusnya ditangani secara tersendiri pula.

Jadwal pengangkutan sampah untuk berbagai jenis sampah harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak justru menimbulkan masalah di masyarakat. Keterlambatan pengangkutan sampah berarti akan menimbulkan keresahan dan bahkan mengganggu kesehatan manusia. Dinas Kebersihan dapat mengatur jadwal dan truk yang mengangkut jenis sampah yang berbeda. Jadi, ada truk yang mengangkut sampah yang bisa diurai, ada truk yang mengangkut sampah anorganik seperti plastik, botol plastik dll.

Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan model pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga memiliki tiga keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk sampah kering (an-organik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi untuk sisa-sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga truk berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambil jenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti pada level rumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada TPA.

2.4.8.2 Pendaurulangan SampahDalam rencana pengelolaan sampah perlu adanya metode pengolahan sampah yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban pendanaan pemerintah serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah.

Teknologi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan, teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang. Teknologi Pengolahan Sampah Terpadu menuju Zero Waste harus merupakan teknologi yang ramah lingkungan.

Produksi bersih (Zero waste) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah tangga .

Pengertian Zero Waste (produksi bersih) adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali).

Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat.

Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :

1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu.

2. Teknologi pengomposan, biogas, briket , pakan ternak dll.

3. Teknologi daur ulang sampah plastik, kertas dan yang lainnya.

4. Teknologi pembakaran sampah dan insinerator.

5. Teknologi pengolahan limbah cair (IPAL).

6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah.

8. Pengolahan sampah kota.( Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002)

2.4.8.3 Tempat Pembuangan Akhira. Definisi Tempat Pembuangan Akhir

Tempat Pembuangan Akhir Sampah atau TPA adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan. (Wikantika, 2008)

b. Syarat-syarat Tempat Pembuangan Akhir:

1. Tidak mudah rusak dan kedap air

2. Mudah diperbaiki

3. Ekonomis

4. Mudah dan cepat dikosongkan

5. Kuat dan tahan terhadap korosi

6. Tidak mengeluarkan bau, serangga tidak masuk

7. Kapasitasnya sesuai (SNI, 1994)

c. Ketentuan Pemilihan lokasi TPA sampah:

1. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut.

2. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu :

* Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan

* Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional

* Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.

3. Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah. (SNI, 1994)

d. Metode atau Cara Penimbunan Sampah

1. Open DumpingCara ini cukup sederhana yaitu dengan membuang sampah pada suatu legokan atau cekungan tanpa mengunakan tanah sebagai penutup sampah, cara ini sudah tidak direkomendasi lagi oleh Pemerintah RI karena tidak memenuhi syarat teknis suatu TPA Sampah, Open dumping sangat potensial dalam mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti tikus, kecoa, nyamuk dll.2. Control LandfillControl landfill adalah TPA sampah yang dalam pemilihan lokasi maupun pengoperasiannya sudah mulai memperhatikan Syarat Teknis (SK-SNI) mengenai TPA sampah. Sampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah yang sebelumnya telah dipersiapkan secara teratur, dibuat barisan dan lapisan (SEL) setiap harinya dan dalam kurun waktu tertentu timbunan sampah tersebut diratakan dipadatakan oleh alat berat seperti Buldozer maupun Track Loader dan setelah rata dan padat timbunan sampah lalu ditutup oleh tanah, pada control landfill timbunan sampah tidak ditutup setiap hari, biasanya lima hari sekali atau seminggu sekali. Secara umum control landfill akan lebih baik bila dibandingkan dengan open dumping dan sudah mulai dipakai diberbagai kota di Indonesia.

3. Sanitary LandfillSanitary landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan sebelumnya dan telah memenuhi syarat teknis, setelah ditimbun lalu dipadatkan dengan menggunakan alat berat seperti buldozer maupun track loader, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir kegiatan. Hal ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan.

4. Improved Sanitary Landfill

Improved Sanitary landfill merupakan pengembangan dari sistem sanitary landfill, dilengkapi dengan isntalasi perpipaan sehingga air sampah atau LEACHATE (dibaca :licit) dapat dialirkan dan ditampung untuk diolah sehingga tidak mecemari lingkungan, bila air sampah yang telah diolah tersebut akan dibuang keperairan umum, maka harus memenuhi peraturan yang telah ditentukan oleh Pemerintah RI. mengenai buangan air limbah. Pada Improved Sanitary landfill juga dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan Gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah di landfill

5. Semi Aerobic Sanitary Landfill

Sistem ini merupakan pengembangan dari teknik improved sanitary landfill, dimana usaha untuk mempercepat proses penguraian sampah oleh bakteri (dekomposisi sampah) dengan memompakan udara (Oksigen) kedalam timbunan sampah. Teknologi ini sangat mahal tetapi sangat aman terhadap lingkungan. (SNI, 1994)2.5 Penyakit Penyakit yang Timbul Akibat Sanitasi Lingkungan yang BurukPenyebab penyakit di dalam air yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak negative pada kesehatan. Penyebab penyakit di dalam air dikelompokkan menjadi dua bagan yaitu:

1. Penyebab hdup yaitu yang menyebabkan penyakit menular dan

2. Penyebab tidak hidup yaitu yang menyebabkan penyakit tidak menular

Penyakit menular yang disebabkan pleh air secara langsung diantara masyarakat disebut dengan water borne diseases. Penyakit-penyakit ini menyebar jika kondisi lingkungan permukiman atau dengan snitasi yang sangat buruk. Jenis mikrobia yang terdapat dalam air cukup beragam antara lain karena virus, bakteri, protozoa dan metazoan. Untuk lebih jelasnya jenis agent dan jenis penyakit dapat dilihat pada table di bawah ini:Tabel 2.1Beberapa Penyakit Bawaan Air dan AgentnyaNoAgentPenyakit

1Virus

RotavirusDiare pada anak

Virus hepatitis AHepatitis

Virus poliomyelitisPolio

2Bakteri

Vibrio choleraCholera

Ascherichia coli enteropatogenikDiare/Dysenterie

Salmonella thyphiThypus abdominalis

Salmonella parathyphiParathypus

Shigella dysenteriaeDysenterie

3Protozoa

Entamoeba histolyticaDysenterie amoeba

Balantidia colBalantidiasis

Giardia lambliaGiardiasis

4Metazoa

Ascaris lumbricoidesAscariasis

Clonorchis sinensisClonorchiasis

Diphykkobothrium latumDiphylobothriasis

Taenius saginata/ soliumTaenasis

SchistosomaSchistosomiasis

Sumber: Bank Dunia, 1985

Jenis-jenis penyakit di atas disebabkan oleh sanitasi air yang buruk, oleh karena itu harus segera ditangani dengan baik sehingga jenis penyakit tersebut tidak menyebar. Dengan bertambahnya pencemaran air yang mengadung agent di atas maka akan bertambah pula pencemaran air dengan kandungan agent di atas.

Adapun peran air dalam terjadinya penyakit menular adalah sebagai berikut:

1. Air sebagai penyebar mikroba penyakit

2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit3. Air sebagai vector penyakit

Tabel di bawah ini adalah jenis parameter dan sumber pencemar yang terdapat pada lingkungan sekitar kita. Dari tabel terlihat bahwa limbah domestik menimbulkan pencemaran yang bersifat fisik, biologi dan pathogen yang nantinya memberikan dampaknegatif pada kesehatan manusia.

Tabel 2.2Jenis Parameter dan SumbernyaNoJenis PencemarSumber TertentuSumber Tak Tertentu

Limbah DomestikLimbah IndustriLimpasan Daerah

PertanianPerkotaan

1Limbah yang dapat menurunkan kadar oksigenXXXX

2NutrienXXXX

3PatogenXXXX

4SedimenXXXX

5Garam-garam-XXX

6Logam yang toksik-X-X

7Bahan organic yang toksik-XX-

8Pencemaran panas-X--

Sumber: Davis dan Cornwell, 1991

Vektor atau pembawa penyakit yang terdapat di dalam air dapat berubah bentuk, berubah fase pertumbuhan maupun bertambah banyak atau tidak mengalami perubahan apapun. Vektor yang tak kalah pentngnya adalah nyamuk seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.3Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh NyamukNoVektorPenyakitAgent

1Culicines

Culicenes fatigans/ piplensEncephalitisVirus encephalitis

FilariasisFilaria Bancrofti/ Malayi

2Aedes

Aedes aegyptiDengueVirus dengue

Dengue Hemorrhagic feverVirus DHF

3Anophelinie

Anophelinie sppMalariaProtozoa

Sumber: WHO, 1990

Untuk mencegah semua kondisi di atas maka perlu penanganan yang seksama sehingga nantinya lingkungan mempunyai kondisi yang maksi mal dan pencemaran dapat dicegah. Hal ini terkait dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup N0 23 tahun 2007 Tentang 4 Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa masyarakat mempunyai hak, kewajiban, dan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup :

1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan

peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan pada Pasal 6 disebutkan bahwa:1. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

2.6 Pengetahuan

2.6.1.Pengertian

Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).2.6.2. Tingkat pengetahuan

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall).Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: (Notoatmodjo, 2007).1. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memehami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang menganai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.2.6.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan pengetahuanMenurut Sukmadinata (2003) pengetahuan yang telah dimilki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:1. Faktor Internala. Jasmani

Faktor jasmani diantarnya adalah keadaan indra seseorang.

b. Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif individu.

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil yang berpendidikan, tentu akan banyak memberi perubahan terhadap apa yang mereka lakukan dimasa lalu.b. Paparan media masa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau melihat media masa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi media. Ini berarti informasi media masa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimilki oleh seseorang.

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dalam status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

d. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungann sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikasikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

e. Pengalaman

Pengalaman seseoarang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan. Kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya seminar. Organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamanya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh. 2.7. Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan dengan Teori Sukmadinata Gambar 2.3 Kerangka Teori Pengetahuan Prof. Nana S. Sukmadinata2.8 BAGAN KERANGKA KONSEP PENGETAHUAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DAN SAMPAH RUMAH TANGGA

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Pengetahuan terhadap Pengelolaan Air Limbah dan Sampah Rumah TanggaDefinisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau Mengubah konsep-konsep yang berupa konstrukdengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.Tabel 2.4 Definisi OperasionalNOVARIABELDEFINISIALATCARAHASILSKALA

1PengetahuanInformasi yang diketahui sebagai respon penggunaan panca indera, tersimpan sebagai memori dalam ingatan, yang apabila dipahami akan dapat menjadi dasar dalam menentukan tindakan. Dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan mengenai air limbah dan sampah rumah tangga, pengelolaannya, serta penyakit yang diakibatkan oleh air limbah dan sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.KuesionerWawancaraBaik 24

Buruk < 24Ordinal

2AfektifReaksi atau respon yang didasari adanya stimulus. Dalam hal ini minat dan sikap terhadap pengelolaan air limbah dan sampah rumah tangga..KuesionerWawancaraBaik > 4,5

Buruk 4,5Ordinal

3Pengalaman Keterampilan yang telah diperoleh dan dilakukan melalui keterlibatan dalam suatu kegiatan. Dalam hal ini yaitu pengalaman mengenai pengelolaan air limbah dan sampah rumah tangga dalam menciptakan lingkungan sehat.KuesionerWawancaraBaik > 2,5

Buruk 2,5Ordinal

4Media masaAlat komunikasi yang dapat menyebarkan pesan kepada responden secara serempak, cepat, luas dan heterogen. Dalam hal ini yaitu sarana untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan air limbah dan sampah rumah tanggakuesionerWawancara Baik >1,5

Buruk 1,5Ordinal

5PendidikanProsesmelalui usaha dasar dan sistematis untuk secara aktif mengembangkan potensi diri. Dalam hal ini proses memperoleh pendidikan dalam mengelola air limbah dan sampah rumah tangga untuk menciptakan lingkungan sehat.kuesionerWawancaraBaik 2,5

Buruk