11
1 BAB1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini, pendidikan seks untuk anak usia dini dianggap tabu dikalangan masyarakat. Orangtua beranggapan bahwa pendidikan seks belum pantas diberikan pada anak kecil. Padahal dengan pendidikan seks yang diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka memasuki masa remaja. Apalagi anak- anak sekarang lebih kritis, dari segi pertanyaan dan tingkah laku karena pada masa ini anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang besar (Djiwandono, 2001). Pendidikan seks dalam keluarga merupakan salah satu alternatif dalam membekali anak-anak dengan informasi- informasi tentang seks, tentang kesehatan, dan masalah- masalah reproduksi secara benar. Kemampuan, keterampilan, dan kemauan orangtua dalam memberikan pendidikan seks akan menentukan perasaan anak pada masa yang akan mendatang (Djiwandono, 2001). Banyak masalah yang terjadi akibat kurangnya pendidikan seks, contohnya perilaku seks yang menyimpang, kekerasan seks dan kehidupan seks bebas yang telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia menemukan banyak aduan kekerasan pada anak pada tahun 2010. Seratus tujuh puluh satu kasus pengaduan yang masuk, sebanyak 67,8 persen terkait dengan kasus kekerasan. Kasus kekerasan tersebut yang paling banyak

Seks Usia Dini2

  • Upload
    aikocan

  • View
    215

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan seks anak usia dini

Citation preview

Page 1: Seks Usia Dini2

1

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini, pendidikan seks untuk anak usia dini dianggap tabu dikalangan

masyarakat. Orangtua beranggapan bahwa pendidikan seks belum pantas

diberikan pada anak kecil. Padahal dengan pendidikan seks yang diberikan

sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka memasuki

masa remaja. Apalagi anak-anak sekarang lebih kritis, dari segi pertanyaan

dan tingkah laku karena pada masa ini anak-anak memiliki rasa keingintahuan

yang besar (Djiwandono, 2001).

Pendidikan seks dalam keluarga merupakan salah satu alternatif dalam

membekali anak-anak dengan informasi-informasi tentang seks, tentang

kesehatan, dan masalah-masalah reproduksi secara benar. Kemampuan,

keterampilan, dan kemauan orangtua dalam memberikan pendidikan seks akan

menentukan perasaan anak pada masa yang akan mendatang (Djiwandono,

2001). Banyak masalah yang terjadi akibat kurangnya pendidikan seks,

contohnya perilaku seks yang menyimpang, kekerasan seks dan kehidupan

seks bebas yang telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak. Data

dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia menemukan banyak aduan

kekerasan pada anak pada tahun 2010. Seratus tujuh puluh satu kasus

pengaduan yang masuk, sebanyak 67,8 persen terkait dengan kasus kekerasan.

Kasus kekerasan tersebut yang paling banyak terjadi adalah kasus kekerasan

seksual yaitu sebesar 45,7 persen (53 kasus).

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat, jenis

kejahatan anak tertinggi sejak tahun 2007 adalah tindak sodomi terhadap anak,

dan para pelakunya biasanya adalah guru sekolah, guru privat termasuk guru

ngaji, dan sopir pribadi. Tahun 2007, jumlah kasus sodomi anak, tertinggi di

antara jumlah kasus kejahatan anak lainnya. 1.992 kasus kejahatan anak yang

masuk ke Komnas Anak tahun itu, sebanyak 1.160 kasus atau 61,8 persen,

adalah kasus sodomi anak.

Page 2: Seks Usia Dini2

2

Tahun 2007 sampai akhir Maret 2008, jumlah kasus sodomi anak sendiri

sudah naik sebesar 50 persen. Komisi Nasional Perlindungan Anak telah

meluncurkan Gerakan Melawan Kekejaman Terhadap Anak, karena

meningkatnya kekerasan tiap tahun pada anak. Pada tahun 2009 lalu ada 1998

kekerasan meningkat pada tahun 2010 menjadi 2335 kekerasan dan sampai

pada bulan maret 2011 paling tidak dari pantauan Komisi Nasional

Perlindungan Anak ada 156 kekerasan seksual khususnya sodomi pada anak.

Data di atas perlu diwaspadai tentang pemberian pendidikan seks pada

anak sedini mungkin, apalagi anak-anak sekarang mempunyai pemikiran yang

kritis, dari segi pertanyaan dan tingkah laku, biasanya tak jarang orangtua

mengalihkan pembicaraan, kadang mereka membentak dan melarang anak

untuk tidak menanyakan hal tersebut. Selain itu jawaban yang diberikan

terkesan mengarang dan kurang baik. Padahal jawaban yang demikian bisa

memicu anak untuk mengeksplor sendiri, karena mereka merasa penasaran

dan berusaha mencari jawaban sendiri, apabila tidak mendapatkannya dari

orangtuanya. Oleh karena itu pendidikan seks lebih baik untuk dikenali sejak

dini, pentingnya komunikasi yang benar antara orang tua itu sendiri maupun

dengan dan anak, dari cara dan proses penyampaiannya. Untuk menghindari

informasi yang salah maka perlu adanya pengetahuan tentang pendidikan

seksual bagi orangtua terutama ibu. Kekeliruan orangtua dalam menerapkan

pendidikan seksual pada anak-anak akan berdampak pada kehidupan mereka

selanjutnya, kususnya saat mereka memasuki usia remaja. Kekawatiran ini

cukup beralasan, dengan melihat beberapa hasil penelitian yang berkaitan

dengan masalah kesehatan reproduksi.

Menurut studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dari 10 ibu yang

diberikan pertanyaan singkat untuk mengetahui fenomena yang terjadi, 4 dari

10 ibu yang mengatakan bahwa penting pendidikan seksualitas bagi anaknya,

dan 6 orang ibu masih menganggap tabu, mereka masih belum paham tentang

pendidikan seksualitas pada anak mereka, dari fenomena tersebut peneliti

ingin meneliti lebih lanjut apakah ada pengaruh dari tindakan pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pendidikan seksualitas

Page 3: Seks Usia Dini2

3

pada anak mereka yang berusia 1-5 tahun. Peneliti mengambil penelitian di

play group B&B Semarang karena lokasinya berada diantara perumahan dan

perkampungan yang mempunyai tingkat pengetahuan dan sikap yang berbeda.

Berdasarkan dari fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa luas pengetahuan dan sikap ibu terhadap pendidikan seks

pada anak usia 1-5 tahun di playgroup B&B Semarang dengan sebelumnya

melakukan tindakan dengan memberikan pendidikan kesehatan.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

adalah: “Apakah ada perbedaan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam

menerapkan pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun di play group B&B

Semarang sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan ?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan antara pengetahuan daan sikap ibu dalam

menerapkan pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun di play group B&B

Semarang sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pendidikan seks

pada anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang sebelum

diberikan pendidikan kesehatan.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pendidikan seks

pada anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang setelah

diberikan pendidikan kesehatan.

c. Mengidentifikasi sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks pada

anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang sebelum diberikan

pendidikan kesehatan.

d. Mengidentifikasi sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks pada

anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang setelah diberikan

pendidikan kesehatan.

Page 4: Seks Usia Dini2

4

e. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang pendidikan

seks pada anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

f. Mengetahui perbedaan sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks

pada anak usia 1-5 tahun di play group B&B Semarang sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti berkaitan dengan perbedaan

pengetahuan dan sikap ibu tentang pendidikan seks pada anak usia 1-5

tahun di play group B&B Semarang sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan .

2. Institusi kesehatan

Sebagai dasar dalam merencanakan program penyuluhan kesehatan bagi

orang tua khususnya ibu tentang pendidikan seksualitas pada anak.

3. Ibu-ibu dari anak usia 1-5 tahun

Sebagai tambahan pengetahuan dan salah satu motivasi untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan terutama tentang pendidikan

seksualitas pada anak.

E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian menjelaskan tentang perbedaan penelitian yang dilakukan

dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini,

ada perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya. Perbedaan

tersebut adalahberbeda sampel, lokasi penelitian, variabel, dan desain

penelitian.Berikut adalah penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan :

Ta b e l 1.1 K e a s li an Pe n eli t i an No Peneliti, Judul Metode penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

1 Wulandari, Catharina Wahyu

Desain penelitian ini menggunakan

Tingkat pengetahuan ibu

Perbedaan dengan penelitian yang

R e t n o ( 20 0 5 ) d esk ri p ti f t en t a n g p en d i d i k a n d il ak u k a n p en e li t i

Page 5: Seks Usia Dini2

No Peneliti, Judul Metode penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pendidikan seksualitas dengan perilaku ibu dalam menerapkan pendidikan seksulitas padaanak usia 1-5 tahundi play group dan TK Cor Yesu Temanggung

korelasional. Pendeketan yang digunakan adalah cross sectional

seksualitas lebih banyak pada yang berpengetahuan baik (62,5%), sikap ibu tentang pendidikan seksualitas lebih banyak yang mendukung (52,5%), perilaku dalam menerapkan pendidikan seksualitas lebih banyak yang berperilaku baik (70%), ada hubungan rendah antara pengetahuandengan perilaku ibu dalam menerapkan pendidikan seks,ada hubunganrendah antara sikap dan perilaku ibu dalam menerapkan pendidikan seks.

dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menggunakan metode pra eksperiment. Perbedaan pada variabel, Variabel independen (bebas) dalam penelitian iniadalah pendidikan kesehatan tentang pendidikan sekspada anak usia 1-5 tahun, Variabel dependen (terikat) dalam penelitianini adalah pengetahuan dan sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun. Lokasi penelitiandlakukan ditempat yang berbeda

2 Prastowo,D., Susmarini,D., & Sari,D.N.M. (2010) Hubungan antara tingkatpengetahuan ibu tentang perkembangan psikosesksual anak dengan pendidikan seks usia dini terhadap anak usia prasekolah (4-6 tahun) di TK Cempaka kelurahan Ketawanggede

Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional design

Ada hubungan yang positive antara tingkat pengetahuan ibu dengan pendidikan seks usia dini terhadap anak usia prasekolah

Perbedaan dengan peneliti yang akan dilakukan adalah pada variabel, peneliti menggunakan Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun, Variabel dependen (terikat)

K o t a M al a n g d a l a m p ene l iti a n

Page 6: Seks Usia Dini2

No Peneliti, Judul Metode penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

ini adalah pengetahuan dan sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks pada anak usia 1-5 tahun. Lokasi penelitiandlakukan ditempat yang

b e r b e d a