Upload
endah-sasmita-waluyo
View
240
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skrip
Citation preview
Script Film
“Dibalik Cangkang”
Karya:
Kelompok 2 dan 6
XI MIA 2
SMAN 28 Jakarta
Anggota Kelompok:
1. Afinii Nuryati (1)2. Annisa Amalina (6)3. Irfan Syarief (12)4. Karina Londy (13)5. Mar’atus Solihah Fitria (14)6. Muhammad Falih Akbar (15)7. Muhammad Isa Al Mahdi (18)8. Mutiara Ramadhani (22)9. Wahyudi Prashidatama (35)
Peran:
Wahyudi Prashidatama sebagai Encum Soleh Afinii Nuryati sebagai Tini Winiyati Muhammad Falih Akbar sebagai Ricky Muhammad Isa Al Mahdi sebagai Barokah Jim Mutiara Ramadhani sebagai Mutiara Ramadhani Mar’atus Solihah Fitria sebagai Nenek Marya’tih Annisa Amalina sebagai Ibu Nunung
Irfan Syarief sebagai Pak Martin Karina Londy sebagai Ibu Halimah
INT. RUMAH ENCUM – SIANG - TAHUN 2029
ENCUM SOLEH (32) sedang bersantai di rumahnya. Lalu ia mengambil sebuah novel karangan adiknya TINI WINIYATI (29) dan membacanya di sofa. Saat membuka halaman buku, terlihat foto NENEK MARYA’TIH (almarhumah) sebagai pembatas buku. Lalu Encum teringat masa lalunya 14 tahun yang lalu.
INT. SEKOLAH TINI – PAGI – TAHUN 2015
Encum berjalan dengan Tini dan berhenti di pintu masuk sekolah.
ENCUM
Kakak antar sampai di sini saja ya. Belajar yang baik.
TINI
(sambil membawa baskom berisi keong)
Baik. Kakak akan menjemputku kan nanti?
Tini memberikan baskom berisi keong kepada Encum. Lalu Tini masuk ke sekolah dan Encum berjalan ke luar sekolah, bersiap untuk berjualan keong. Tapi RICKY (16) menghina Encum yang membawa baskom berisi keong
RICKY
(Sambil melabrak Encum)
Eh, Encum. Gak sekolah, Cum?
Encum hanya menunduk pasrah.
Di sekolah, Tini tidak sengaja melihat Ricky dan ZULFIKAR (16) sedang membicarakan Encum
RICKY
ZULFIKAR
Mendengarnya, Tini langsung berlari dan berpapasan dengan IBU HALIMAH (40)
IBU HALIMAH
Kamu kenapa Tini?
TINI
(Tetap termenung)
Ibu Halimah mengajak Tini untuk duduk di kursi
IBU HALIMAH
Ada apa Tini? Masih pagi kok sudah mendung?
TINI
Apa benar bu, kehadiranku di sini hanya mengganggu sekolah ini?
IBU HALIMAH
Tentu tidak, Tini.
TINI
Bagaimana dengan kakakku?
IBU HALIMAH
Tidak ada kok yang keberatan dengan keberadaan kalian. Jadi bersinarlah kembali
INT. RUANG KEPALA SEKOLAH – SIANG – SEPULANG SEKOLAH
Saat jam istirahat, Ricky pergi ke ruangan ayahnya, PAK MARTIN (42) yang merupakan kepala sekolah di sekolah Tini. Ricky mengadukan adanya pedagang ilegal di depan sekolah
RICKY
(masuk ke ruangan sambil mengoceh)
Pap, itu di luar ada yang jualan keong. Namanya Encum. Bikin sekolah kita gak enak dilihat, Pap. Terus.. adeknya tuh
sekolah di sini. Namanya Tini Winiyati
PAK MARTIN
(sambil mengecek buku murid)
Tini Winiyati?
RICKY
Iya, Pap.
PAK MARTIN
(berbicara dengan logat Batak)
Wah dia tidak pernah bayar SPP. Nanti tunjukkan dimana dia !
-Di lain cerita falih dan isa-
Falih : tau gak, bar si tini itu masih nunggak sppnya
Isa : yaudah sih rik, jangan ngomongin orang. Gausah2 diumbar2 juga
Falih : ah elu, gaasik banget, sok suci
Tepat saat pulang sekolah
Pak Martin dan Ricky berjalan keluar ruangan untuk menemui Encum.
INT. DEPAN SEKOLAH – SIANG
Ricky melihat Encum sedang bermain-main dengan keongnya
ENCUM
(berbicara dengan keong)
Teman kecilku mengapa hari-hariku dipenuhi dengan ujian. Hari demi hari terasa semakin berat. Mentari dan bulan pun lelah menyinariku. namun ku berharap mereka terus menyinari adikku.
RICKY
(menunjuk-nunjuk ke arah Encum)
Tuh Pap manusia keongnya.
PAK MARTIN
(datang ke arah Encum dan membentak Encum)
Saya beri tahu ya. Dilarang berjualan di sini!
ENCUM
Ta...
PAK MARTIN
Tak ada alasan! Kehadiran.. Tunggu, siapa namamu?
ENCUM
Encum, Pak
PAK MARTIN
Encum, kehadiranmu hanya mengganggu pemandangan. Saya katakan sekali lagi. Dilarang berjualan di sini!
(dengan nada tegas)
RICKY
(menendang dan membuat dagangan Encum berantakan)
Dari kejauhan, Tini melihat kejadian itu dan langsung menghampiri
TINI
(datang dengan gelisah)
Sudah sudah! Jangan ganggu kakak saya!
Lalu Encum dan Tini meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah.
INT. JALANAN – SIANG
Encum dan Tini dalam perjalanan pulang ke rumah dan mengadakan perbincangan kecil.
TINI
Kak, kalau kakak gak jualan kita makan pake apa?
ENCUM
(sambil membawa baskom keong)
Tidak apa Tini. Allah pasti akan memberikan jalannya
Tiba-tiba, mereka menemukan sebuah dompet di jalan dan kebingungan. Tini pun memungut dompet itu.
TINI
Hah, apa ini?
ENCUM
Biar kakak lihat
(Membuka dompet perlahan dan menemukan kartu identitas di dalamnya)
TINI
Lalu sekarang bagaimana?
ENCUM
Lebih baik kita tanya nenek saja.
Lalu muncul monologue keong jahat dan keong baik yang mempengaruhi pikiran Encum
KEONG JAHAT
Hm.. Menarik. Ambil saja uang itu. Encum lagi butuh duit kan? Ini kesempatan
KEONG BAIK
Jangan.. itu bukan uangmu
KEONG JAHAT
Sudah ambil saja Encuuuum! (memaksa)
KEONG BAIK
Jangan...
Encum pun mengabaikan keong-keong itu dan melanjutkan perjalanan ke rumah dengan Tini.
INT. RUMAH ENCUM, TINI, DAN NENEK MARYA’TIH – SIANG
Di rumah, Encum dan Tini langsung menemui NENEK MARYA’TIH (69) dan menceritakan kejadian yang mereka alami siang ini.
DIALOG
Yudi : *yudi dan afinii sembari berjalan masuk* assalamualaikum
--- beberapa saat kemudian---
Maratus : kamu kenapa cum? terlihat bingung sekali
Yudi : ah nenek.. tidaak.. ini encum menemukan sebuah dompet.. namun bingung mau diapakan
Maratus : balikkan saja kepada pemiliknya.. ada identitasnya bukan?
Yudi : ada sih.. namun kalo dikembalkan.. nenek jadi tidak bisa berobat
Maratus : memakan rezeki orang itu sama saja seperti memakan penyakit orang.. kenyang tidak.. sakit iya
---tiba2 ibu kos dateng *gatau ngetok apa langsung dateng tergantung tempat*---
Nisa : Eh encum.. gimana rezekinya? Lancer?.. lunasin bisa kali
Yudi : Alhamdulillah belum bu.. tapi lumayan
Nisa : nah gapapa bayar aja sedikit dulu..
Yudi : tapi nanti keluarga saya jadi tidak bisa makan
Nisa : kan kamu punya keong .. ato kamu emang gak berniat bayar?
Yudi : bu.. bukan begitu bu.. kalo punya duit pasti akan saya bayar.. sekarang duit saya masih tidak cukup
Nisa : jual aja nenek kamu
Maratus : *monologue dubbing.. istigfar*
Yudi : mana laku..
Nisa : kalo sampe bulan purnama blum bayar juga.. mending kamu tinggal di perumahan keong mu itu
Yudi : hmm
--- nisa caw.. semua caw---
Maratus : sudah tak usah terlalu dipikirkan.. sekarang kamu kembalikan saja dompet itu
Yudi : baik
INT. JALANAN – KEESOKAN HARINYA – PAGI
Di saat Tini bersekolah, Encum memutuskan untuk pergi ke rumah si pemilik dompet yang bernama MUTIARA RAMADHANI (25), dengan memanfaatkan alamat yang terdapat di kartu identitasnya. Sesampainya di depan rumah, ternyata Mutiara ada di depan gerbang sedang mengecek isi tasnya.
INT. SEKOLAH TINI – RUANG KEPALA SEKOLAH – PAGI
Tiba-tiba di sekolah, Tini dipanggil oleh Pak Martin ke ruangannya.
TINI
(mengetuk pintu)
PAK MARTIN
Masuuk!
Tini pun memasuki ruangan. Di sana ada Pak Martin dan Ibu Halimah.
TINI
Bapak manggil saya?
PAK MARTIN
Iya. Silahkan duduk.
Tini duduk di sebelah Ibu Halimah.
PAK MARTIN
Begini Tini. Kamu tahu kan sebentar lagi Ujian Nasional?
TINI
(hanya menunduk)
PAK MARTIN
Tapi kamu belum bayar SPP ini bagaimana.
TINI
(dengan melas)
Tapi keluarga saya tidak ada uang, Pak.
PAK MARTIN
(dengan nada tinggi)
Kalau begini kamu tidak bisa ikut ujian.
IBU HALIMAH
(kaget)
Apa? Jangan, Pak!
PAK MARTIN
Lalu kamu mau bagaimana? Bayar pakai gaji kamu?!
INT. JALANAN – KEESOKAN HARINYA – PAGI
ENCUM
(datang, sambil memegang dompet)
MUTIARA
(muncul seperti hendak keluar)
Loh, itu kan dompet saya.
(kaget)
ENCUM
Jadi.. anda Mutiara? Ini. Saya menemukannya di jalan.
(menyodorkan dompet kepada Mutiara)
MUTIARA
Oh.. iya terima kasih ya. Ini untuk kamu.
(menyodorkan uang kepada Encum)
ENCUM
Tidak usah bu..
(malu-malu)
MUTIARA
Sudah, terima saja.
ENCUM
Hmm.. makasih bu. Ini untuk pengobatan nenek saya.
MUTIARA
(bingung)
Memang nenek kamu sakit apa?
ENCUM
Hmm.. TBC, kanker kulit, kanker otak, diabetes, lengkap deh bu.
MUTIARA
Kalo rumah kamu dimana?
ENCUM
Di Gang Haji Musyin, Blok B, nomor 7
MUTIARA
Ooh. Kalau begitu saya duluan ya, ada urusan. Ohiya nama kamu siapa?
ENCUM
E.. Encum
MUTIARA
Yasudah saya duluan ya.. Terima kasih
ENCUM
Iya terima kasih, Bu.
INT. DEPAN GANG HAJI MUSYIN – SEPULANG SEKOLAH
Setelah menjemput Tini dari sekolah, Encum dan Tini pulang ke rumah. Hari semakin gelap karena mendung, sebentar lagi hujan turun. Dari kejauhan, nampak seorang wanita berpayung biru menunggu mereka di depan Gang Haji Musyin. Ternyata itu adalah Mutiara
MUTIARA
(berteriak dari kejauhan)
ENCUUUM!!
ENCUM
(kaget dan bingung)
Loh, ibu ngapain di sini?
MUTIARA
Saya mau ngobatin nenek kamu. Ini adek kamu? Wah cantiknya..
TINI
Ini si pemilik dompet itu kak? Saya Tini
(salam kepada Mutiara)
MUTIARA
Saya Tiara..
TINI
Ibu mau ngobatin nenek saya emang ibu dokter?
MUTIARA
Iya.. rumah kalian dimana? Ayo kita kesana. Ini pakai payung saya
(menyodorkan payung kepada Encum dan Tini)
INT. RUMAH ENCUM, TINI, DAN NENEK MARYA’TIH – SIANG
Sesampainya di rumah, Mutiara bertemu dengan Nenek Marya’tih.
*semua mengucakpan salam sembari memasuku rumah*
Yudi : *assalamualaikum..*
Maratus : *walaikumsalam*
*senyum2 muti ama maratus* *kayak orang baru kenalan*
Yudi : ini nenek saya yang saya ceritakan
Mutiara : oh.. jadi ini nenek kamu.. mau langsung diperiksa?
Maratus : kamu dokter?
Mutiara : iya
Yudi : tapi kami tak punya uang sedikitpun
Mutiara : tak usah dibayar.. sembuh aja belum tentu
Yudi : terima kasih ya do..k
NANTI ADA ADEGAN IBU KOS
*nisa dateng*
Nisa : oh jadi ini depkolektor yang saya sewa
Mutiara : bukan.. saya dokter
Nisa : lho cum.. kamu bisa nyewa dokter.. masa bayar kontrakan aja gabisa
Yudi : saya tidak punya uang bu.. ini dokter bekerja secara sukarela
Nisa : dok.. bisa tolong obatin penyakit miskin dan tidak mau membayar keluarga ini tidak?
Mutiara :...
Maratus : sudah saya katakana.. kalo punya duit pasti akan saya bayarkan
Mutiara : saya akan melunasi semua hutang2nya. Berapa?
Yudi : tt.. tapi
Nisa : 1.800.000
Mutiara : *merogoh dompet lalu menyodorkan*
Yudi : tt.. terima kasih bu
Nisa : gini dong.. sya kan jadi gausah capek2 bawa nenek kamu kepegadaian
Thanks to:
Fikar
Ibu penjual keong
Rumah belakang 28