22
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT 1. PENDAHULUAN Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara. Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa

SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK

DI RUMAH SAKIT

1.       PENDAHULUAN

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik,

khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini

disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control,

dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan

berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif

atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak

yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan

secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang

dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan

fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk

belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu,

jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas

karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada

permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode

bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi

merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-

anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan

emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga

emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.

Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka

mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya

sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila

dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain

2.       TUJUAN

A.    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-5 tahun selama 60 menit, anak diharapkan bisa

mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya, merasa tenang selama

perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa

nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang

normal atau sehat.

B.     TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :

1.      Bisa merasa tenang selama dirawat.

2.      Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3.      Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

4.      Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah

5.      Kognitifnya berkembang dengan mengetahui cara menggosok gigi dan mencuci tangan dengan

teknik yang benar, dan mengetahui cara mengelompokkan sampah untuk dibuang pada tempat

sampah yang tepat.

6.      Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat diruang yang sama

7.      Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.

8.      Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan

9.      Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.

10.   Melatih sosial emosi anak.

3.       MANFAAT TERAPI BERMAIN

1.    Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

2.    Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

3.    Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

4.    Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

5.    Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur

medis.

6.    Memberi peralihan dan relaksasi.

7.    Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.

8.    Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan.

9.    Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang

lain.

10.     Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

11.     Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

4.       RENCANA KEGIATAN TERAPI

1.      Jenis Program Bermain

a.    Menonton video cara mencuci tangan dengan 6 langkah

b.   Menonton video cara menggosok gigi yang benar dan lomba menggosok gigi

2.      Karakteristik Bermain

a.       Melatih motorik kasar

b.      Melatih kedisiplinan terhadap perawatan diri

3.      Karaketristik Peserta

a.       Usia 3-5 tahun

b.      Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua

c.       Keadaan umum mulai membaik

d.      Klien dapat duduk

e.       Peserta kooperatif

4.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Desember 2012

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Kemuning Lt. 2 (Bedah Anak)/ RSHS

5.      Metode

Menonton video, demonstrasi, praktik

6.      Alat-alat yang digunakan (Media)

a.       Demonstrasi Cara Cuci Tangan dan Menggosok Gigi Yang Benar

-          Laptop

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

-          Infokus

-          Sabun

-          Sikat dan pasta gigi

-          Ember dan air

7.      Orientasi dan Uraian Tugas

1) Struktur organisasi

a. Leader : Rijma Nugraha

b. Co. Leader : Erwan Hidayatullah

c. Fasilitator :

1. Dewi Rahmawati

2. Hayya Nurhadiyati

3. Prayogi Agung Pangestu

4. Gustiar

5. Rizka Ariesta Ridwan

6. Winda Rosdianti

d. Observer : Jamil

2) Uraian Tugas

(a) Leader

Menjelaskan tujuan bermain

Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

Menjelaskan aturan bermain pada anak

Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

(b) Co.Leader

Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.

(c) Fasilitator

Menyiapkan alat-alat permainan

Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang dijelaskan.

Mempertahankan kehadiran anak

Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.

(d) Observer

Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,

Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

6.       STRATEGI PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek Terapi

1 Persiapan (Pra interaksi)

a.       Menyiapkan ruangan

b.      Menyiapkan alat-alat

c.       Menyiapkan anak dan keluarga

5 menit Ruangan, alat-alat,

anak dan keluarga

sudah siap

2 Pembukaan (Orientasi)

a.       Mengucapkan salam

b.      Memperkenalkan diri

c.       Anak yang akan bermain saling

berkenalan

d.      Menjelaskan kepada anak dan keluarga

maksud dan tujuan terapi bermain

5 menit Anak dan keluarga

menjawab salam,

anak saling

berkenalan, anak

dan keluarga

memperhatikan

terapis

3 Kegiatan (Kerja)

a.       Menjelaskan kepada anak dan keluarga

tujuan, manfaat bermain selama

perawatan, dan cara permainan yang

akan dilakukan

b.      Mengajak anak untuk mengikuti

kegiatan bermain

LOMBA SIKAT GIGI

        Anak diminta untuk menonton video

animasi cara gosok gigi dengan benar.

b.         Anak diminta mempraktikkan cara

45 menit Anak dan keluarga

memperhatikan

penjelasan terapis,

anak melakukan

kegiatan yang

diberikan oleh

terapis, anak dan

keluarga

memberikan respon

yang baik

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

gosok gigi yang benar.

DEMONSTRASI CUCI TANGAN

a.       Ditampilkan video animasi tentang

cuci tangan dengan 6 langkah, kapan

saja harus cuci tangan dan dampak jika

tidak cuci tangan.

b.         Mengajak anak untuk mempraktikkan

gerakan mencuci tangan bersama.

        Memotivasi anak untuk melakukan cuci

tangan mengaplikasikan cuci tangan

selama di Rumah Sakit maupun setelah

pulang ke rumah.

4 Penutup (Terminasi)

a.       Memberikan reward pada anak atas

kemamuan mengikuti kegiatan bermain

sampai selesai, serta memberikan

reward pada anak turut aktif dalam

lomba gosok gigi.

b.      Mengucapkan terimakasih

c.       Mengucapkan salam

5 menit Anak dan keluarga

tampak senang,

menjawab salam

7.       EVALUASI YANG DIHARAPKAN

1)      Evaluasi Struktur

a.    Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk

berkonsentrasi terhadap kegiatan

b.   Posisi tempat di lantai menggunakan tikar

c.    Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan

d.   Alat yang digunakan dalam kondisi baik

e.    Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

2)      Evaluasi Proses

Page 7: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

a.    Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b.   Leader mampu memimpin acara.

c.    Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d.   Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.

e.    Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi

masalah.

f.    Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi

sebagai evaluator kelompok

g.   Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3)      Evaluasi Hasil

a.    Diharapkan anak dan mampu  menjelaskan , mempraktikkan apa yang sudah diajarkan.

b.   Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan

c.    Anak menyatakan rasa senangnya

Mengetahui, Kelompok Mahasiswa

Pembimbing Praktek,

(………………………….) (…….…………………..)

Page 8: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

LAMPIRAN MATERI

A.      DEFINISI

Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun tidak pernah

dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak

dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991)

bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang

penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).

Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain berguna untuk

mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan

atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan

kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan

dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi

manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual,

emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan

bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan

apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah

kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster,

1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang

dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,

menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan

mental serta sosial anak.”

B.       FUNGSI BERMAIN

1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan pada

sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam

Page 9: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual melalui

rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat

dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di

kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu

yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang

melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari anak lebih cepat berkembang di

bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat anak

bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu

memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan

kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang

digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan

perkembangan kognitif selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia bayi anak

akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang

dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah

mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main

berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang

ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman

sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang

4. Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar

menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan

digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,

seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh dan

merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling

berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

Page 10: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

6. Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan

ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat dijumpai anak

sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi

dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus

dilakukan tidak boleh dilanggar.

C.       MANFAAT BERMAIN

Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:

1.    Membuang ekstra energi.

2.    Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.

3.    Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4.    Anak belajar mengontrol diri.

5.    Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6.    Meningkatnya daya kreativitas.

7.    Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.

8.    Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9.    Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10.     Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11.     Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D.      MACAM - MACAM BERMAIN

1.    Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat

oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a.    Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,

memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-

kadang berusaha membongkar.

b.    Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.

Page 11: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

c.    Bermain drama (Dramatic Play)

Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.

d.    Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2.    Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan  mendengar. Permainan

ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi

kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau

musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila

terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a.    Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.

b.    Tidak ada variasi dari alat permainan.

c.    Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d.   Tidak mempunyai teman bermain.

E.       ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna

untuk :

1.         Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang

pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar :

sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola,

balok, lilin, dll.

2.         Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat

permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3.         Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll.

Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4.         Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak,

keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,

misal kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F.        HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

Page 12: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

1.    Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2.    Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3.    Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang

lebih majemuk.

4.    Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.

5.    Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRA-SEKOLAH)

1.  Dari aspek fisik

Di rentang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan motorik anak, baik

kasar maupun halus, sudah mencapai tingkat kematangan. Untuk motorik kasar, anak sudah bisa

berjalan, berlari, melompat, berdiri dengan satu kaki, bahkan memanjat. Sedangkan untuk

motorik halus, anak sudah bisa menjimpit benda-benda kecil, semisal koin. Mulai usia 5 tahun ke

atas seharusnya anak sudah mampu memegang pensil dengan benar seperti yang dilakukan orang

dewasa pada umumnya. Namun ingat, kemampuan memegang pensil dengan benar ini bukan

berarti anak juga wajib bisa menulis

2. Dari aspek sosial

Di usia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman sebayanya. Peran peer

group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak di rentang usia ini masih soliter alias asyik dengan

dunianya sendiri, khususnya bagi anak usia 4 tahun ke atas, berarti dia mengalami keterhambatan

dalam perkembangan social

3.  Dari aspek kognisi

Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praope-rasional. Dalam bahasa awamnya,

anak sudah dapat membayangkan objek tertentu atau seseorang hanya dari deskripsi, nama atau

suaranya.

Page 13: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

4. Dari aspek bahasa

3-4 tahun

Menguasai lebih dari 1.000 kosakata. Penguasaan tata bahasanya pun

meningkat pesat. Contohnya, sudah bisa mengatakan, "Aku mau makan

pisang manis."

4-6 tahun

Anak mulai kenal sopan santun saat bicara. Misalnya, ketika menjawab

pertanyaan guru atau orang dewasa, ia sudah bisa memilih kata yang

lebih santun.

5. Dari aspek kepribadian

Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi sebanyak dan sejauh

mungkin. Sayangnya, anak kerap dihadang oleh aturan-aturan tertentu yang membatasi

eksplorasinya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 3-5 TAHUN (PRASEKOLAH)

1)      Cross motor and fine motors

2)      Dapat melompat,bermain dan bersepeda.

3)      Sangat energik dan imaginative

4)      Mulai terbentuk perkembangan moral

5)      Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok

6)      Assosiative play

7)      Dramatic play

8)      Skill play

9)      Laki-laki aktif bermain di luar

10)  Perempuan didalam rumah

Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:

1.      Peralatan rumah tangga

2.      Sepeda roda Tiga

3.      Papan tulis/kapur

4.      Lilin,boneka,kertas

5.      Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk

Page 14: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI

Tujuan kegiatan :

a.         Memberi informasi.

b.        Memicu normalisasi.

c.         Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d.        Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

a.         Mendesain tanda selamat dating.

b.        Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak

c.         Memicu orang tua membawa foto dan mainan

d.        Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e.         Proaktif melakukan permainan.

PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :

1)       Kelompok umur yang sama

2)      Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang sama agar jenis

permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.

3)      Pertimbangan keamanan dan infeksi silang

4)      Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang dapat dihindari

5)      Tidak banyak energi serta permainan singkat

6)      Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain sehingga permainan

yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak menguras tenaga energi yang besar

7)      Waktu bermain perlu melibatkan orang tua

8)      Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua dengan anak

akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat segera diketahui secara dini.

DAFTAR REFERENSI

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada Tanggal

11 Desember 2012. www.nursingbegin.com

Page 15: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Page 16: SATUAN ACARA PENYULUHAN.docx

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN TERAPI

BERMAIN PADA ANAK

Hari / Tanggal Kegiatan : ………………………………………

Jenis Terapi Bermain : ………………………………………

Ruangan : ………………………………………

Pembimbing Akademik : ………………………………………

Pembimbing Klinik : ………………………………………

Nama Anggota Kelompok :

Read more: http://cholate-gustiar.blogspot.com/2012/12/satuan-acara-penyuluhan-terapi.html#ixzz3PblDxRHa