Upload
mentari-rosriyana-dewi
View
210
Download
28
Embed Size (px)
SATUAN ACARA BERMAIN
A. Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orangtua, kehilangan kontrol, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dpat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak,
serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress
yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit
akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan.
B. Pokok Bahasan
Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
C. Sub Pokok Bahasan
Terapi Bermain Anak Usia Toodler
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit, anak
diharapkan bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak
takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama
dirawat dirumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak
mampu :
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Bisa merasa tenang selama dirawat.
f. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
g. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
h. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
E. Tempat
Ruang Terapi Bermain Melati 2 RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
F. Waktu
Kamis,29 November 2012 selama 35 menit (jam 10.00 s.d 10.35 wib).
G. Sasaran
1. Anak usia toddler
2. Kondisi anak memungkinkan untuk mengikuti permainan
3. Tidak bertentangan dengan program pengobatan yang sedang dijalani
H. Metode : 1. Ceramah
2. Bermain bersama
I. Media : 1. Kertas Gambar
2. Alat gambar dan alat tulis
3. Bola
4. Kubus
5. Cangkir
J. Peserta Bermain
1. Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Surakarta : 3 orang
2. Pembimbing Klinik/perawat ruang anak : 2 orang
3. Pasien Anak : 3-4 orang
K. Pengorganisasian
1. Leader : Mustika
2. Moderator : Mariska Dian R
3. Observer : Mariska Dian R
4. Fasilitator : Mentari R.D
L. Setting Tempat
Keterangan:
: Leader
: Moderator
:Observer
: Fasilitator
: Peserta
Rencana Pelaksanaan
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
10 menit Ruangan, alat, anak dan
keluarga siap
2 Proses :
a. Membuka proses terapi
bermain dengan mengucap
kan salam,
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada anak
dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara
permainan.
c. Mengajak anak bermain .
d. Mengevaluasi respon anak
dan keluarga.
2 menit
5 menit
10 menit
3 menit
Menjawab salam,
Memperkenalkan diri,
Memperhatikan
Bermain bersama dengan
antusias dan
mengungkapkan
perasaannya
3 Penutup (1 menit).
Menyimpulkan,
mengucapkan salam
5 menit Memperhatikan dan
menjawab salam
MATERI TERAPI BERMAIN
A. Definisi Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan
dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
C. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 1-2 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi
tumpukan-tumpukan
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, menyuapi boneka
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai
keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti
dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
D. Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus. Contoh alat bermain motorik kasar : bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan :
alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali,
dll.
E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
F. Bentuk- Bentuk Permainan
1. Usia 0 – 12 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5) Melatih mengenal sumber asal suara.
6) Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4) Melatih imajinasinya.
5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas
untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Alat-alat untuk menggambar
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana
4) Manik-manik ukuran besar
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda
6) Bola
4. Usia 32 – 72 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,
dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus
dan kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal
: pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air,
dll.
2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut, dsb.
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
G. Ketika Anak Masuk Rawat Inap
1. Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
d. Mengidentifikasi teknik koping.
2. Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat datang.
b. Memotivasi orang tua mengisi angket mengenai kebiasaan anak.
c. Mengajak peran serta orang tua membawa foto dan mainan.
d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
e. Proaktif melakukan permainan.
3. Kegiatan untuk stimulasi kemampuan
Tujuan kegiatan : meningkatkan fungsi motorik kasar dan halus pasien
Kegiatan :
a. Belajar tentang koordinasi
b. Belajar tentang konsentrasi
c. Belajar tentang imajinasi
H. Evaluasi
Peserta terapi bermain mampu:
1. Bermain bola dengan pemeriksa
2. Menaruh kubus di cangkir
3. Menyusun menara kubus 2-4
4. Menyuapi boneka
5. Mencoret-coret kertas
DAFTAR PUSTAKA
Markum.A.H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI
Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
SATUAN ACARA BERMAIN
Disusun Oleh :
1. Mariska Dian R P 27220010 104
2. Mentari R. Dewi P 27220010 105
3. Mustika P 27220010 106
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
D III BERLANJUT D IV KEPERAWATAN INTENSIF
2012