12
SATUAN ACARA PENYULUHAN Penyakit Mastoiditis A. IDENTITAS Topik : Mastoiditis Sub topik : Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis dan Terapi Gangguan Bipolar Hari / tanggal : Jum’at, 27 Mei 2016 Waktu : 08.00 – 08.30 WIB Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang menderita Mastoiditis Tempat : Kamar 7 B. Tujuan Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka keluarga Tn. S mampu mengetahui dan merawat anggoata keluarga yang sakit dalam hal perawatan pasien dengan mastoiditis pada Tn. S untuk mencegah terjadinya penularan dan komplikasi lebih lanjut. C. Tujuan Khusus Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit keluarga Tn. S mampu:

sap prin.docx

  • Upload
    deasyie

  • View
    221

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sap prin.docx

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Penyakit Mastoiditis

A. IDENTITAS

Topik : Mastoiditis

Sub topik : Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis dan Terapi

Gangguan Bipolar

Hari / tanggal : Jum’at, 27 Mei 2016

Waktu : 08.00 – 08.30 WIB

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang menderita Mastoiditis

Tempat : Kamar 7

B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka keluarga

Tn. S mampu mengetahui dan merawat anggoata keluarga yang sakit dalam

hal perawatan pasien dengan mastoiditis pada Tn. S untuk mencegah

terjadinya penularan dan komplikasi lebih lanjut.

C. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ pendidikan kesehatan selama 1 x 25

menit keluarga Tn. S mampu:

a. Mengetahui pengertian mastoiditis

b. Mengetahui penyebab mastoiditis

c. Mengetahui tanda dan gejala mastoiditis

d. Mengetahui Pengobatan mastoiditis

e. Mengetahui Komplikasi mastoiditis

D. Materi (terlampir)

1. Mengetahui pengertian mastoiditis

Page 2: sap prin.docx

2. Mengetahui penyebab mastoiditis

3. Mengetahui tanda dan gejala mastoiditis

4. Mengetahui Pengobatan mastoiditis

5. Mengetahui komplikasi mastoiditis

E. Media

Leaflet

F. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

G. Kegiatan Belajar Mengajar

No Kegiatan Penyuluhan Audience Waktu

1 Pembukaan - Mengucapkan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjawab salam

- Memperhatikan

penyuluh

5 menit

2 Isi 1. Pengertian mastoiditis2. Penyebab mastoiditis3. Tanda dan gejala mastoiditis4. Pengobatan mastoiditis5. Komplikasi mastoiditis

- Menyampaikan

pengetahuannnya

- Mendengarkan dan

memperhatikan

penyampaian materi

15 menit

3 Penutup - Menyimpulkan materi

- Memberikan kesempatan

peserta untuk bertanya

- Menutup dan mengucapkan

salam

- Mendengarkan dan

memperhatikan

- Aktif mengajukan

pertanyaan

- Menjawab salam

10 menit

Page 3: sap prin.docx

MASTOIDITIS

A. DEFINISI

Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari

kavum timpani. Perluasan infeksi telinga bagian tengah yang berulang ulang

dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada mastoid berupa penebalan

mukosa dan terkumpulnya eksudat. Lama kelamaan terjadi peradangan tulang

(osteitis) dan pengumpulan eksudat/nanah yang makin banyak,yang akhirnya

mencari jalan keluar. Daerah yang lemah biasanya terletak di belakang

telinga, menyebabkan abses superiosteum.

B. ETIOLOGI

Menurut Reeves (2001) etiologi mastoiditis adalah:

1. Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah

mengumpul di sel-sel udara mastoid

2. Mastoiditis dapat terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut

Menurut George etiologi mastoiditis antara lain:

1. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut

yang dideritanya

2. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut 

yaitustreptococcus pnemonieae.

3. Bakteri penyebab lain  ialah Streptococcus hemolytikus (60%),

Pneumococcus (30 %), staphylococcus albus, Streptococcus  viridians,

H. Influenza

C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut George (1997) manifestasi klinis pada penderita mastoiditis antara

lain:

1. Demam biasanya hilang dan timbul.

Page 4: sap prin.docx

2. Nyeri cenderung menetap dan berdenyut, terletak di sekitar dan di dalam

telinga, dan mengalami nyeri tekan pada mastoid.

3. Gangguan pendengaran sampai dengan kehilangan pendengaran.

4. Membran timpani menonjol berisi kulit yang telah rusak dan bahas

sebaseus (lemak).

5. Dinding posterior kanalis menggantung.

6. Pembengkakan postaurikula.

7. Temuan radiologis yaitu adanya apasifikasi pada sel-sel udara mastoid

oleh cairan dan hilangnya trabukulasi normal sel-sel tersebut.

8. Keluarnya cairan yang melimpah melalui liang telinga dan berbau.

D. PATOFISIOLOGI

Mastoiditis umumnya disebabkan oleh Infeksi

oleh streptococcus (60%),pneumococcus (30%), staphylococcuaureus/albus, 

s. viridians, H. influezae. Bakteri ini menyerang telinga bagian luar kemudian

menjalar ke cavum tympani. Cavum tympani mengalami peradangan. 

Eksudat mulai terakumulasi. Kemudian infeksi menjalar ke tulang mastoid,

mastoid menjadi meradang. Peradangan mastoid ini bisa menjadi 4 macam

yaitu jenis I yaitu mastoiditis disertai nanah dan jaringan granulasi, jenis II

mastoiditis dan kolesteatom, mastoiditis campuran (campuran jenis 1 dan 2),

Mastoiditis yang sklerotik . Bila mastoiditis ini terus berlanjut maka

akumulasi eksudat dan nanah semakin meningkat, kemudian dapat

menimbulkan edema dan ulserasi dibeberapa tempat. Akibat selanjutnya

eksudat dan nanah menekan pembuluh darah dan penekanan ini menyebabkan

nekrosis dan granulasi ruang abses. Tulang bagian dalam juga bisa

mengalami peradangan (osteitis).  Peningkatan akumulasi eksudat di telinga

bagian dalam. Eksudat bercampur nanah mencoba mencari jalan keluar.

Komplikasi selanjutnya  abses subperiosteum.

Page 5: sap prin.docx

E. PENATALAKSANAAN

1. Terapi

Harus segera dilakukan, dan pemberian antibiotik secara IV dan per oral

dalam dosis besar, karena organisme penyebabnya mungkin Streptococcus

β-hemoliticus atauPneumococcus. H .influenza. Tetapi harus juga sesuai

dengan hasil test kultur dan hasil resistensi.

2. Pembedahan

Tindakan pembedahan untuk membuang jaringan yang terinfeksi

diperlukan jika tidak ada respon terhadap pengobatan antibiotik selama

beberapa hari. Mastoidektomy radikal/total yang sederhana atau yang

dimodifikasi dengan tympanoplasty dilaksanakan untuk memu-lihkan

ossicles dan membran timpani sebagai suatu usaha untuk memulihkan

pendengaran. Seluruh jaringan yang terinfeksi harus dibuang sehingga

infeksi tidak menyebar ke bagian yang lain. Beberapa komplikasi dapat

timbul bila bahan yang terinfeksi belum dibuang semuanya atau ketika ada

kontaminasi dari struktu/bagian lain diluar mastoid dan telinga te-ngah.

Komplikasi mastoiditis meliputi kerusakan di abducens dan syaraf-syaraf

kranial wajah (syaraf-syaraf kranial VI dan VII), menurunnya kemampuan

klien untuk melihat ke arah sam-ping/lateral (syaraf kranial VI) dan

menyebabkan mulut mencong, seolah-olah ke samping (syaraf kranial

VII). Komplikasi-komplikasi lain meliputi vertigo, meningitis, abses otak,

otitis media purulen yang kronis dan luka infeksi.

Mastoidektomi

a. Mastoidektomi Sederhana

Masteidoktomi sederhana adalah tindakan membuka kortek mastoid

dari arah permukaan luarnya, membuang jaringan patologis seperti

pembusukan tulang atau jaringan lunak, menemukan antrum dan

membuka aditus ad-antrum bila tersumbat. Masteidoktomi simple

yang lengkap harus membuang seluruh sel-sel mastoid termasuk yang

di sudut sino-dura, sel mastoid di tegmen mastoid, dan sampai seluruh

sel-sel mastoid di mastoid tip. Pada mastoidektomi simple untuk

Page 6: sap prin.docx

OMSK, jarang sekali dibutuhkan  mastoidektomi simple lengkap,

cukup hanya membuang jaringan patologik dan membuka aditus ad

antrum bila tersumbat, sedangkan sel pneumatisasi mastoid yang

masih utuh tidak perlu dibuang.

Dibedakan menjadi :

1. Operasi  pada jaringan lunak

Operasi pada jaringan lunak tergantung pendekatan yang akan

dipakai, apakah enaural atau retroartikuler.

2. Operasi pada bagian tulang

Mastoidektomi simple adalah tindakan membuang seluruh sel-sel

mastoid dengan tetap memperetahankan keutuhan tulang dinding

belakang liang telinga.

b. Mastoidektomi Superfisial

Patokan pada tahap ini adalah dinding belakang liang telinga, linea

temporalis, spina Henle, segitiga Mc.Ewen, prosesus mastoid.pada

tahap ini mata bor yang dipakai adalah mata bor yang paling besar.

Sebelum pengeboran, permukaan tulang diirigasi lebih dahulu agar

serbuk tulang tidak bertebangan. Irigasi juga berguna untuk meredam

panas yang ditimbulkan gesekan mata bor dengan tulang.

c. Mastoidektomi dalam

Antrum Mastoid

Antrum mastoid adalah ruang di rongga mastoid yang harus dituju

pada setiap mastoidektomi karena ruangan ini berhubungan langsung

dengan aditus ad antrum yang menghubungkan rongga mastoid

dengan kavum timpani. Dengan melanjutkan pengeboran langsung di

belakang liang telinga dengan menjaga dinding liang telinga tetap

utuh tetapi tipis, juga dengan melakukan pengeboran di rongga

mastoid bertepatan dengan tegmen mastoid, maka di sebelah dalam

segitiga imajiner Mc.Ewen akan ditemukan antrum mastoid.

Aditus ad Antrum

Page 7: sap prin.docx

Aditus ad antrum dapat ditemukan dengan menyusuri bagian anterior-

superior pertemuan dinding belakang liang telinga dengan tegmen

mastoid.

Fosa Indikus

Fosa indikus paling mudah dicapai dengan mengebor bagian tulang

prosesus zigomatikus yang menutupi antrum.

d. Mastoidektomi Radikal dan Timpanoplasti dinding runtuh

Timpanoplasti dinding runtuh (canal wall down tympanoplasty,

modified radical mastoidectomy, open method tympanoplasty) adalah

modifikasi dari mastoidektomi radilkal. Mastoidektomi radikal yang

klasik adalah tindakan membuang seluruh sel-sel mastoid di rongga

mastoid, meruntuhkan dinding belakang liang telinga, pembersihan

seluruh sel mastoid yang mempunyai drainage ke kavum timpani,

yaitu pembersihan total sel-sel mastoid di sudut sino-dura, di daerah

segitiga Trautman. Mukosa kavum timpani juga dibuang seluruhnya,

muara tuba eustachius ditutup dengan tandur jaringan lunak. Maksud

tindakan ini adalah untuk membuang seluruh jaringan patologis dan

meninggalkan kavitas operasi yang kering. Mukosa sel-sel mastoid

atau kavum timpani yang tertinggal akan meninggalkan kavitas

operasi yang basah yang rentan terhadap peradangan.

Pada timpanoplasti dinding runtuh, seperti pada mastoidektomi

radikal, maka diusahakan pembersihan total sel-sel mastoid. Bedanya

adalah mukosa kavum timpani dan sisa tulang-tulang pendengaran

dipertahankan setelah proses patologis dibersihkan sebersih-bersihnya.

Tuba eustachius tetap dipertahankan, bahkan dibersihkan agar terbuka

bila tertutup jaringan patologis. Kemudian kavitas operasi ditutup

dengan fasila m.temporalis baik berupa tandur (free fascia graft)

ataupun sebagai jabir fasia m.temporalis. Dilakukan juga rekonstruksi

tulang-tulang pendengaran.   

Page 8: sap prin.docx

3. Perawatan Post Operasi

Rendaman antiseptik gauze (An Antiseptic-Soaked Gauze), seperti

Iodoform gauze (Nuga-uze), dibalut didalam kanal auditori. Apabila

dilakukan insisi postauricular atau endaural, dressing luar ditempatkan

diatas tempat operasi. Dressing dijaga/dipertahankan kebersih-an dan

kekeringannya. Perawat menggunakan teknik steril ketika mengganti

dressing. Klien tetap dalam posisi datar dengan telinga diatas, pertahankan

sedikitnya selama 12 jam post operasi. Terapi antibiotik profilaksis

digunakan untuk mencegah kekambuhan. Umumnya klien melaporkan

mengalami kemajuan setelah balutan pada kanal dilepaskan. Sampai saat

itu, perawat menggunakan teknik komunikasi khusus karena adanya

gangguan pendengaran pada klien dan melakukan percakapan langsung

pada telinga yang tidak terganggu. Perawat melatih klien mengenai

perawatan post operasi