SAP Kemoterapi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qq

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHANPokok Bahasan

: Penatalaksanaan Ca. servikSub Pokok Bahasan

: KemoterapiSasaran

: Pasien Poli Obgyn RSHSHari/ Tanggal

: Kamis, 26 Desember 2013Waktu Pembelajaran

: 10 Menit

Tempat

: Poliobgin RSHSPenyuluhan : Mahasiswa SI. Keperawatan Program Profesi Ners STIKes Dharma Husada Bandung

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengerti dan memahami tentang pentingnya kemoterapi bagi upaya penyembuhan penyakit.2. Tujuan Instruksianal Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit di Ibu-ibu mampu : Menjelaskan tentang definisi kemoterapi Menjelaskan tentang tujuan kemoterapi

Menyebutkan jenis kemoterapi

Menjelaskan persiapan kemoterapiB. Strategi Pelaksanaan

1. Metode : Ceramah

2. Media : Leaflet, InFocus, Poster3. Garis besar materi

a. Menjelaskan tentang definisi kemoterapib. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat kemoterapic. Menjelaskan tentang jenis kemoterapi d. Menjelaskan tentang persiapan sebelum kemoterapie. Menjelaskan efek samping kemoterapi4. Kegitan PenyuluhanNoKegiatanPenyuluhanPesertaWaktu

12345

1Pendahuluan Memberi Salam

Menyampaikan tujuan penyuluhan

Persepsi Menjawab Salam

Menyimak

Mendengarkan, menjawab pertanyaan2 menit

2kerja Menjelaskan tentang definisi kemoterapi Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat kemoterapi Menjelaskan tentang jenis kemoterapi

Menjelaskan tentang persiapan sebelum kemoterapi Menjelaskan efek samping kemoterapi

Mendengar dan memperhatikan Mendengar dan memperhatikan

Mendengar dan memperhatikan

10 menit

3Penutup Memberi kesan dan pesan

Memberikan salam penutup Meminta atau memberi pesan dan kesan 2 menit

C. Setting Tempat

Peserta Penyuluhan duduk berhadapan dengan mahasiswa pemberi penyuluhan

D. Kriteria Evaluasi

Sasaran memperhatikan saat diberi pendidikan Kesehatan

Sasaran aktif bertanya

Sasaran mampu mengulangi materi yang diberikan oleh presentatorE. Manfaat

Manfaat bagi mahasiswa :

Mahasiswa mengetahui lebih dalam mengenai kemoterapi.

Mahasiswa mengetahui persiapan yang dilakukan sebelum pasien menjalani kemoterapi.

Manfaat bagi masyarakat :

Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai kemoterapi.

Sasaran mengetahui manfaat kemoterapi bagi penyembuhan penyakitnya.F. Lampiran

Materi dan daftar Terlampir

MATERI PENYULUHAN

a) Definisi

Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau menghambat proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat anti kanker yang artinya penghambat kerja sel (Munir, 2005).

Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya kini umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen kemoterapi, dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar (Admin, 2009).

b) Tujuan Dan Manfaat Kemoterapia) Tujuan

1) Pengobatan.

2) Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.

3) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.

4) Mengurangi komplikasi akibat metastase.

b) Manfaat

1) Pengobatan

Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.

2) Kontrol

Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.3) Mengurangi gejala

Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterap yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukurran kanker pada daerah yang diserang.

c) Persiapan dan Syarat Sebelum Kemoterapia) Persiapan

Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi:

Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.

Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.

Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim creatinin meningkat.

Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)

EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin)b) Syarat

Keadaan umum cukup baik.

Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed concent.

Faal ginjal dan hati baik.

Diagnosis patologik

Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.

Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.

Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000 /mm, trombosit > 150 000/mm.

b) Efek Samping KemoterapiAgen kemoterapi tidak hanya menyerang sel tumor tapi juga sel normal yang membelah secara cepat seperti sel rambut, sumsum tulang dan Sel pada traktus gastro intestinal. Akibat yang timbul bisa berupa perdarahan, depresi sum-sum tulang yang memudahkan terjadinya infeksi. Pada traktus gastro intestinal bisa terjadi mual, muntah anoreksia dan ulserasi saluran cerna. Sedangkan pada sel rambut mengakibatkan kerontokan rambut.

Jaringan tubuh normal yang cepat proliferasi misalnya sumsum tulang, folikel rambut, mukosa saluran pencernaan mudah terkena efek obat sitostatika. Untungnya sel kanker menjalani siklus lebih lama dari sel normal, sehingga dapat lebih lama dipengaruhi oleh sitostatika dan sel normal lebih cepat pulih dari pada sel kanker.

Efek samping yang muncul pada jangka panjang adalah toksisitas terhadap jantung, yang dapat dievaluasi dengan EKG dan toksisitas pada paru berupa kronik fibrosis pada paru. Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering terjadi dan sebaiknya dievalusi fungsi faal hepar dan faal ginjalnya. Kelainan neurologi juga merupakan salah satu efek samping pemberian kemoterapi.

Untuk menghindari efek samping intolerable, dimana penderita menjadi tambah sakit sebaiknya dosis obat dihitung secara cermat berdasarkan luas permukaan tubuh (m2) atau kadang-kadang menggunakan ukuran berat badan (kg). Selain itu faktor yang perlu diperhatikan adalah keadaan biologik penderita. Untuk menentukan keadaan biologik yang perlu diperhatikan adalah keadaan umum (kurus sekali, tampak kesakitan, lemah sadar baik, koma, asites, sesak, dll), status penampilan (skala karnofsky, skala ECOG), status gizi, status hematologis, faal ginjal, faal hati, kondisi jantung, paru dan lain sebagainya.

Penderita yang tergolong good risk dapat diberikan dosis yang relatif tinggi, pada poor risk (apabila didapatkan gangguan berat pada faal organ penting) maka dosis obat harus dikurangi, atau diberikan obat lain yang efek samping terhadap organ tersebut lebih minimal. Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna. Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :

Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ tubuh tertentu.

1. Dosis.

2. Jadwal pemberian.

3. Cara pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).

4. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas pada organ tertentu.

Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :

1. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.

2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.

3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.

4. Efek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam.

Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.

Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.

Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.

Kemoterapi dapat mempengaruhi sel normal di lambung, sel lambung ini kemudian mengirim sinyal ke pusat muntah di otak, karena sinyal ini direspon berbeda sehingga memicu mual dan muntah. Ada kala kemoterapi akan langsung bekerja di pusat muntah di otak. Mekanisme ini juga akan memicu mual dan muntah.

c) Cara Mengatasi Efek Samping Berikut akan dibahas mengenai efek samping paling umum dari kemoterapi beserta cara-cara untuk mengatasinya.

1. Rambut rontokRambut rontok bisa mengganggu penampilan dan menjadi kekhawatiran baik oleh laki-laki maupun perempuan. Rambut rontok bisa disembunyikan dengan wig, topi, atau bandana. Sebagian salon mungkin menawarkan konsultasi yang dapat membantu pasien meningkatkan penampilan dan citra diri selama melakukan kemoterapi.2. MualBerikut adalah tips mengatasi mual akibat kemoterapi:

Obat anti-muntah

Obat anti muntah sangat efektif dalam meminimalkan atau menghilangkan mual. Tanyakan kepada dokter mengenai jenis obat dan dosis yang tepat. Gunakan alat makan dari plastik

Alih-alih menggunakan peralatan makan dari logam, cobalah untuk menggunakan peralatan makan dari plastik untuk menghindari rasa logam yang dapat memicu mual. Jahe

Jahe merupakan herbal yang ampuh untuk mengatasi rasa mual. Jahe bahkan digunakan oleh NASA sebagai obat anti mabuk untuk para astronot. Peppermint Selain jahe, peppermint dikenal dapat meringankan mual secara alami. Permen

Beberapa jenis permen seperti mint dan tart citrus dikenal bisa meringankan rasa mual ringan. Biskuit asin

Biskuit kering asin dikenal dapat menyerap kelebihan air liur yang sering memberikan kontribusi atas rasa mual dan mampu meminimalkan asam lambung. Vitamin B6Dosis 50 mg vitamin B6 dapat meminimalkan mual.3. Muntah Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering, alih-alih makan sekaligus dalam porsi besar.

Hindari minum terlalu banyak satu jam sebelum dan sesudah makan.

Makan makanan yang hangat.

Minum sedikit demi sedikit, alih-alih langsung banyak.

Obat anti muntah juga bisa dicoba untuk menekan muntah.

4. Penurunan berat badan

Beberapa suplemen gizi akan ideal dikonsumsi untuk membantu mencegah penurunan berat badan yang terlalu ekstrim. Konsultasikan dengan dokter mengenai suplemen apa saja yang cocok dan aman.5. Diare

Makan pisang, roti putih, yogurt tawar, telur, kentang, ayam, atau kalkun untuk mengurangi diare.

Minum oralit dan banyak air untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.

Hindari susu, kafein, sayuran mentah, makanan yang digoreng, kacang-kacangan, biji-bijian, dan popcorn.

Hindari baik minuman panas dan dingin yang dapat merangsang motilitas usus besar.

6. Kelelahan

Ambil tidur siang pendek namun lebih sering, alih-alih satu tidur siang yang lama.

Konsumsi makanan kaya vitamin B12 seperti daging, susu ikan, atau mengambil suplemen vitamin B12.

Minum cukup cairan.

Usahakan untuk melakukan olahraga ringan untuk meningkatkan tingkat energi tubuh.

7. Nyeri

Meditasi

Cobalah teknik meditasi, yoga atau pernapasan untuk membantu mengatasi stres dan nyeri yang disebabkan oleh kanker dan kemoterapi. AkupunkturAkupunktur juga dapat membantu meringankan rasa sakit dan berbagai gejala lainnya yang berhubungan denga efek samping kemoterapi. PijatPijat bisa mengurangi nyeri otot sekaligus stres. Obat anti inflamasiObat anti inflamasi dapat menjadi pilihan selama kemoterapi serta setelah menjalani prosedur pembedahan.

8. Depresi

Bergabung dengan support group lokal atau komunitas online lainnya. Komunitas semacam ini dapat menjadi tempat berbagi dan mendapatkan dukungan.

Olahraga dapat membantu melepaskan berbagai zat kimia tubuh yang mampu melawan depresi dan stres.

Manjakan diri. Manikur, sepasang sepatu baru, atau berlibur sejenak dapat membantu mengurangi tingkat depresi.

Resep antidepresan dapat mengurangi gejala emosional dan fisik akibat depresi sehingga memungkinkan pasien fokus pada perawatan dan pemulihan.

Konseling pribadi dapat membantu pasien dan keluarga mereka mengatasi berbagai ketidakstabilan emosi, kekhawatiran, dan kesulitan yang menyertai kanker dan kemoterapi