Upload
rizky-kiki
View
49
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK
KODE MATA KULIAH : PMA 0202
SEMESTER : IV
BEBAN SKS : 2 SKS
PERTEMUAN KE : 1
KOORDINATOR : Ns. Dini Maulinda S,Kep.
A. TIU / Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini siswa mampu memahami tentang manajemen stres
B. TIK / Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian stres
2. Menjelaskan penyebab terjadinya stres
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stres
4. Menjelaskan macam-macam stres
5. Menjelaskan manajemen stres
6. Menjelaskan upaya mengurangi terjadinya stres
C. Materi Pokok
Konsep stres
D. Sub Pokok
1. Pengertian stres
2. Penyebab stres
3. Faktor yang mempengaruhi stres
4. Macam-macam stres
5. Manajemen stres
6. Upaya mengurangi terjadinya stres
E. Materi : Terlampir
F. Aspek Kompetensi
Kognitif Afektif Psikomotor
C1 C2 C3 A1 A2
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan diskusi
H. Media Pembelajaran : OHP, LCD, Laptop, Leaflet, Buklet dan Buku anjuran terkait
I. Penilaian Hasil Belajar : Umpan balik
J. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Penyaji Kegiatan Siswa
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
- Membuka pelajaran dengan memberi salam
dan membaca basmalah
- Memberikan personal introduction singkat
- Menarik perhatian, menumbuhkan motivasi
serta menjelaskan pokok bahasan, tujuan,
waktu yang diperlukan dan prilaku apa yang
diharapkan dari peserta didik
- Melakukan kontrak dengan mahasiswa
- Menstimulasi rasa ingin tahu siswa
- Menjelaskan pengertian stres
- Menjelaskan penyebab stres
- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
stres
- Menjelaskan macam-macam stres
- Menjelaskan manajemen stres
- Menjelaskan upaya mengurangi stres
- Menjawab salam
- Siswa
memperhatikan
penjelasan dosen
- Siswa
mendengarkan dan
menyimak
- Mendengarkan
- Siswa
memperhatikan
- Siswa menyimak
dan mendengarkan
penjelasan penyaji
Kegiatan
akhir
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan penguatan / reinforcement
positif terhadap prilaku siswa
- Meminta siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
- Melakukan evaluasi
- Melakukan arahan
- Memberikan salam penutup
- Mengajukan
pertanyaan
- Menyimpulkan
materi
- Siswa dapat
mengulangi materi
yang telah dipelajari
- Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian stres?
2. Sebutkan penyebab terjadinya stres?
3. Jelaskan faktor-faktor terjadinya stres!
4. Sebutkan macam-macam stres?
5. Jelaskan manajemen stres?
6. Jelaskan upaya mengurangi stres?
L. Referensi
Murwani, Arita. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya
Rasmun. 2004. Stres, koping dan adaptasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI
Greg Wilkinson, 2002. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Stres. Jakarta. Dian
Rakyat
ss
Lampiran
Ringkasan Materi
Mata Kuliah : PATOLOGI
Pokok Bahasan : Pengantar Patologi
Sub Pokok Bahasan : Pengertian patologi
Klasifiksi patologi
Keuntungan patologi
Teknik-teknik patologi
Perkembangan pemeriksaan patologi
Ruang lingkup patologi
Jenis-jenis pemeriksaan patologi
Waktu : 1x 100 menit
Dosen : Dr. Zulkifli Malik Sp. PA
PENGANTAR PATOLOGI
Pengertian
• Adalah ilmu yang mempelajari penyakit
• Meliputi pengetahuan dan pemahaman dari perubahan fungsi dan struktur pada
penyakit,mulai tingkat molekular sampai pengaruhnya pada setiap inividu dan
yang selalu berkembang
• Tujuan utama untuk mengidentifikasi sebab suatu penyakit, yang akhirnya akan
memberikan petunjuk dasar pad program pengobatan dan pencegahn suatu
penyakit.
• Thn 1850 mulai berkembang patologi berawal dari autopsi dan
mikroskop(patologi seluler)
• Abad 20 berkembang Patologi molekuler(analisis DNA)
• Merupakan dasar dari ilmu kedokteran dan praktek klinik. Tanpa patologi ,
praktek klinik hanya merupakan mitos dan cerita rakyat saja
Klasifikasi
HISTOPATOLOGI : menemukan dan mendiagnosa penyakit dari hasil
pemeriksaan jaringan.
SITOPATOLOGI : menemukan an mendiagnosis penyakit dari hasil pemeriksaan
sel - sel tubuh yang didapat/diambil
GENETIK : mempelajari kromosom dan gen.
PATOLOGI KIMIAWI : mempelajari dan mendiagnosis suatu penyakit dari hasil
pemriksaan perubahan kimiawi jaringan dan cairan.
PATOLOGI IMUNOHISTOKIMIA/SITOKIMIA: mempelajari dan
mendiagnosis suatu penyakit dari hasil pemeriksaan memakai tehnik imunologi
terhadap jaringan atau sel.
Keuntungan
Diagnosa pasti suatu penyakit sehingga menjadi dasar kuat untuk :
Menegakkan diagnosis utk pengobatan dan pencegahan serta follow up.
Epidemiologik suatu penyakit
Deteksi dini suatu penyakit
Asuransi
Teknik-Teknik Patologi
• Sebelum ada mikroskop utk medis maka observasi terbatas pada mata teanjang
Kalian mikroskopik dari berbagai penyakit sangat khas, apabila diinterpretasikan
oleh spesialis patologi yang berpengalaman. Diagnosi yang tepat sering diberikan
setelah memakai mikroskop cahaya.
• Kemajuan kualitas lensa optik telah membawa , Informasi baru tentang struktur
jaringan dan sel yang sehat atau sakit
• Utk pemeriksaan tersebut ,maka jaringan yg solid harus dipotong tipis, sehingga
cahaya mampu menembusnya dan mengurangi sel-sel yang berkumpul saling
menutupi Selanjutnya potongan itu “diproses” melalui tahap tahap prosedur yg
berlaku sehinggga keras dalam blok parafin, selanjutnya dipotong tipis dengan
mikrotom 5-7 m mikron dan ditaruh atas objek gas dan diwarnai khusus untuk
membedakan inti, sitoplasma , kolagen dll, lalu di tutup pakai deck glas akhirnya
diperika dibawah mikroskop cahaya oleh dokter spesialis patologi untuk
menegakkan diagnosis suatu kelainan.
Perkembangan Pemeriksaan Patologi
S aat ini pemer iksaan Imunohistokimia sangat berkembang, yaitu dengan
penggunan antibodi yang secara kimiawi akan berikatan dengan enzim ataupun
bahan cat flourescen
Patologi molekuler untuk melihat defek pad struktur kimiawi molekul yang
berasal dari kesalhan genome, suatu rangkaian dasar yg langsung pad sintesi asam
amino
Banyak penyakit yang terdeksi oleh teknik ini dan sekarng dipercayai sebagai
bagian penting pada proses terjadinya tumor/kanker
Ruang Lingkup Patologi
INSIDEN
ETIOLOGI
PATOGENESIS
GAMBARAN PATOLOGI DAN KLINIK
KOMPLIKASI DAN CACAT
PROGNOSIS
PENGOBATAN
Jenis-Jenis Pemeriksaan Patologi
I. HISTOPATOLOGI : Jaringan SolidàBiopsi/operasi à Metode Parafin dan Potong
Beku (VC)
Rutin : Mikrosopik dgn Hematoksilin &Eosin
Khusus : Histokimia
Imunohistokimia
Elektron miskroskop
Biomolekuler
II. SITOLOGI
Rutin : HE, Papanicolou,Giemsa
Khusus : Histokimia,Imunohistokimia, elektron mikroskop dan biomolekuler
Bahan2 pemeriksaan dari:
Sekret servik, vagina
Sekret payudara
Dahak/sputum, bilasan dan sikatan bronkhus
Urine
LCS
Abses
Kista
Kerokan
Lesi berair dan basah
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH : PATOLOGI
KODE MATA KULIAH : PMA 0202
SEMESTER : II
BEBAN SKS : 2 SKS
PERTEMUAN KE : 2
TIM DOSEN : Dr. Zulkifli Malik Sp PA
Dr. Fatmawati Sp PK
A. TIU / Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami degenerasi sel dan
nokrosis
B. TIK / Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan cedera sel atau degenerasi
2. Menjelaskan mekanisme cedera sel dan nekrosis
3. Menjelaskan jenis-jenis degenerasi
4. Menjelaskan tentang nekrosis sel
5. Menjelaskan penyebab nekrosis
6. Menjelaskan jenis-jenis nekrosis
C. Materi Pokok : Degenerasi sel dan nekrosis
D. Sub Pokok
1. Defenisi cedera sel atau degenerasi
2. Mekanisme cedera sel dan nekrosis
3. Jenis-jenis degenerasi
4. Tentang nekrosis sel
5. Penyebab nekrosis
6. Jenis-jenis nekrosis
E. Materi : Terlampir
F. Aspek Kompetensi
Kognitif Afektif Psikomotor
C1 C2 C3 A1 A2
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan diskusi
H. Media Pembelajaran : OHP, LCD, Laptop, White Board, Buku anjuran terkait
I. Penilaian Hasil Belajar : Umpan balik, Quis, UTS
J. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
- Membuka pelajaran dengan memberi salam
dan membaca basmalah
- Memberikan personal introduction singkat
- Menarik perhatian, menumbuhkan motivasi
serta menjelaskan pokok bahasan, tujuan,
waktu yang diperlukan dan prilaku apa yang
diharapkan dari peserta didik
- Melakukan kontrak dengan mahasiswa
- Menstimulasi rasa ingin tahu peserta didik
- Menjelaskan pengertian degenerasi
- Menjelaskan mekanisme cedea sel
- Menjelaskan jenis-jenis degenerasi
- Menjelaskan tentang nekrosis
- Menjelaskan penyebab nekrosis
- Menjawab salam
- Mahasiswa
memperhatikan
penjelasan dosen
- Mahasiswa
mendengarkan dan
menyimak
- Mendengarkan
- Mahasiswa
memperhatikan
- Mahasiswa
menyimak dan
mendengarkan
Kegiatan
akhir
- Menjelaskan jenis-jenis nekrosis
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan penguatan / reinforcement
positif terhadap prilaku peserta didik
- Meminta mahasiswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
- Melakukan evaluasi
- Melakukan arahan atau kontrak untuk
perkuliahan berikutnya
- Memberikan salam penutup
penjelasan dosen
- Mengajukan
pertanyaan
- Menyimpulkan
materi
- Mahasiswa dapat
mengulangi materi
yang telah dipelajari
- Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian degenerasi?
2. Jelaskan mekanisme cedera sel?
3. Sebutkan jenis-jenis degenerasi?
4. Jelaskan pengertian nekrosis sel?
5. Jelaskan penyebab nekrosis sel?
6. Jelaskan jenis-jenis nekrosis?
L. Referensi
Bagian Patologi Anatomi FKUI (1997).Patologi. Edisi ketujuh. Jakarta: Bagian
Patologi Anatomik FKUI
Bullock, B.A. 1994. Pathophisiology: Adaptation and Alteration Jucation.
Philadelpia: JB Lippincott
Bullock, B.A. 2000. Focus on Pathophisiology. Philadelphia: JB Lippincott
Candrasoma. P. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Price, S.A and Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi kekempat. Jakarta: EGC
Lampiran
Ringkasan Materi
DEGENERASI SEL DAN NEKROSIS
Degenerasi
Adalah perubahan-perubahan morfologi akibat jejas-jejas yang non fatal.
Manifestasi berupa kelainan fungsi biokimia,perubahan struktur atau kombinasi
keduanya
Bisa pulih atau reversible
Tapi bisa berlanjut menjadi nekrosis jika cedera berlangsung terus menerus
Jejas menimbulkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat,protein dan lemak
pada sel
Trauma fisik bisa menyebabkan kematian sel, sobeknya sel dan denaturasi protein
serta menyebabkan trombosis vaskuler lokal yang mengakibatkn terjadinya
iskemia atau infark.
Menghirup karbon monoksida akan terjadi terganggunya transport oksigen
Terkena asam kuat bisa menyebabkan Koagulasi protein jaringan
Dosis parasetamol berlebihan akan mengakibatkan hasil metabolismenya terikat
pada protein sel hati dan lipoprotein
Infeksi bakteri mengeluarkan racun dan enzim
Radiasi (sinarX) menyebabkan kerusakan DNA
Mekanisme cedera sel
Sel dapat mengalami cedera baik reversibel maupun irreversibel melalui:
a. Kerusakan mekanik oleh trauma, tekanan osmotik
b. Kerusakan membran sel radikal bebas
c. Defisiensi metabolit oleh oksigen, glukosa atau hormon. Kegagalan fungsi faal
membran karena kerusakan pompa ion
d. Hambatan jalur metabolit karena gangguan sintesis protein atau racun
pernafasan
e. Rusaknya atau hilangnya DNA karena radiasi pengion, khemoterapi atau radikal
bebas.
Jenis-Jenis Degenerasi
1. Degenerasi bengkak keruh(cloudy swelling,degenerasi albumin)
Perubahan kemunduran akibat jejas yang tidak keras.
Sel-sel membengkak disertai sitoplasma yang bergranul sehingga jaringan
tampak keruh
Sering pada sel hati, ginjal ,otot jantung
Sebab : infeksi,demam,keracunan, anoksia , suhu tinggi atau rendah dan gizi
buruk.
Hampir selalu reversibel
2. Degenerasi hidrofik atau degenerasi vakuoler.
Edeme intraseluler lebih mencolok dari bengkak keruh
Kerusakan lebih keras tapi masih reversibel.
Sering pada keracunan bahan kimia.
Mikroskopik vakuol - vakuol lebih besar dan jernih dalam sitoplasma.
3. Perlemakan (fatty deposition,fatty change)
Terdapat penumpukan lemak dalam sel parenkhim secara abnormal.
Bisa ok jejas yg nonfatal atau gangguan metabolisme.
Degenerasi lemak terjadi bila sel rusak, fatty infiltration sel sehat tapi terjadi
penumpukan lemak.
Sering mengenai hati, jantung dan ginjal
Membedakan vakuol lemak dengan karbohidrat dan air dengan pewarnaan lemak.
Etio : berbagai penyakit termasuk keracunan zat kimia.
Hati jadi sirosis. Ginjal gangguan fungsi ginjal.
4. Stromal fatty infiltration
Penumpukan lemak dalam sel jaringan ikat stroma yg karena itu lalu berobah jadi
sel lemak.
Tidak terdapat jejas sebelumnya dan kalaianan jaringan sebelumnya.
Bisa pada orang gemuk dan pada peminum alkohol.
5. Infiltrasi glikogen
Penumpukan glikogen di sel sel jaringan dengan jumlah yang banyak dilihat
sebagai vakuol-vakuol.
Sel ini tidak mengganggu fungsi
Karena kadar glucose yang tinggi atau glikogen yang tidak dimobilisasi
Bisa ada DM dan penyakit.
Kekurangan enzim glucose-6-hoshate. Mobilisasi keluar hati terhambat.
6. Degenerasi Hialin
Zat hialin berupa benda warna merah cerah(translusen), homogen, tanpa struktur
Dapat pada jaringan ikat dalam limpa, jar. Parut, pleura,pembuluh darah , fibroma
atau organ atropik dan kelenjar prostat.Pada tubulus ginjal
7. Degenerasi Zenker(waxy degeneration)
Degernerasi hialin pad otot perut pada typhus abdominalis
8. Degenerasi amiloid
Bahan yg mempunyai sifat seperti hialin, berbeda dgn hialin karena mempunyai
sifat khusus terhadap zat warna tertentu
Biasanya ditemukan diluar sel
Amiloid karena menyerupai amylum(kanji)
Sering terjadi sebagai penyakit amilodosis pada limpa dan amiloidosi pada hati.
9. Degenerasi musin(lendir)
Musin bhn nonstruktur, jernih dan lekat lekat.
Dilapisi sel epitel yang melapisi mukosa, tdd unsur protein, karbohidrat dan
protein. Kalau dihasilkan jaringan ikat disebut mukoid
Dapat diproduksi lebih karena reaksi infeksi atau tumor kelenjaràsignet ring cell.
Ditemukan pada kista ovarium, trakhea,tali pusat, deff thyroid menumpuk di
bawah kulit.
10. Koloid
Merupakan hialin terdapat dalam kelenjar tiroid.
Mengandung protein dan yodium , dipulas merah..
Banyak pada Struma Adenomatosa thyroid
Nekrosis
Adalah kematian sel dan kematian jaringan pada tubuh yang hidup.
Akibat jejas yang ekstrim dan irreversibel.
Dapat dikenali karena sel/jaringan menunjukkan perubahan tertentu.
Istilah Nekrobiosis : kematian sifatnya fisiologis dan terjadi terus menerus mis sel
darah dan epidermis
Jaringan nekrotik tidak tampak segar lagi, keruh/opaq,tidak cerah lagi, putih abu-
abu.
Mikros : seluruhnya berwarna kemerahan dan tidak mengambil zat warna
hematoksilin. Sering pucat,sering mengalami kalsifikasi kebiruan.
Merangsang daerah sekitarnya untuk reaksi radang
Nekrosis perubhn terutama pada inti, kalau degenerasi pada sitoplasma
Perubahan pada inti yi :
Hilangnya gambaran kromatin
Inti menjadi keriput tidak vesikuler lagi
Inti tampak lebih padat, warna gelap hitam(pyknosis)
Inti terbagi atas fragmen-fragmen(karyorexis)
Inti tdk lagi mengambil warna banyak karena inti itu pucat, tidak nyata
(karyolisis)
Akhirnya jaringan nekrotik suatu massa amorf, rata ,granuler tanpa inti atau
bayang bayangya saja.
Penyebab nekrosis :
1. Iskhemik. Suplai darah terputus kejaringan- >infark (kematian jaringan akibat
sumbatan pd darah), bisa karena thrombus dll. Tidak ada kolateral, daerah renta
aonoksia spt otak.
2. Agen biologik. Toksin bakteri merusak pembuluh darah dan trombosis.
3. Agen kimia, racun atau konsentrasi zat tubuh meningkat
4. Agen fisik. Trauma, suhu ekstrim,listrik,radiasi , matahari –rusak protoplasma
5. Kerentanan ->reaksi imunoolgik
Jenis-jenis nekrosis
1. Nekrosi coagulativa.coagulation necrosis
Protoplasma spt membeku akibat koagulasi protein.mis pd nekrosis iskhemik,jar
padat, pucat dikelilingi haemorrhagik.
Dapat terjadi pada infeksi thypus abdominalis, diphteria , pneumonia dll.
2.Necrosis colliquativa, liquefaction necrosis
Terjadi lebih cepat oleh karena enzim2 yang sifatnya litik. Sering diotak. Atau
enzim2 bakterti pyogenik lainnya
3. Necrosis caseosa, perkijuan
Infeksi bakteri tuberkulosa menimbulkan sarng arang nekrosi dengan membentuk
massa rapuh, berbutir, putih kuningseperti keju.
Mikros: Sebagai massa eosinofilik amorf, tanpa sisa struktur sama sekali.
4. Ganggren
Iskhemik disertai superimpose bakteri saprofitik mengakibatkan nekrosi
ganggrenosa
Sering pada apendik
5. Nekrosis enzimatik
Destruksi jaringan pancreas dapat mengeluarkan enzim lipase yang mampu
menghancurkan jaringan lemak jaringanà perforasi usus, gawat akut abdomen.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH : PATOLOGI
KODE MATA KULIAH : PMA 0202
SEMESTER : II
BEBAN SKS : 2 SKS
PERTEMUAN KE : 3
TIM DOSEN : Dr. Zulkifli Malik Sp PA
Dr. Fatmawati Sp PK
A. TIU / Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami jejas, adaptasi dan
kematian sel.
B. TIK / Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tentang jejas sel
2. Menjelaskan penyebab jejas sel
C. Materi Pokok : Jejas, Adaptasi sel dan Kematian sel
D. Sub Pokok
1. Pengertian jejas sel, pola kematian sel dan proses kematian sel
2. Penyebab jejas sel
E. Materi : Terlampir
F. Aspek Kompetensi
Kognitif Afektif Psikomotor
C1 C2 C3 A1 A2
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan praktikum
H. Media Pembelajaran : OHP, LCD, Laptop, White Board, Buku anjuran terkait
I. Penilaian Hasil Belajar : Umpan balik, Quis, UTS
J. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
Kegiatan
akhir
- Membuka pelajaran dengan memberi salam
dan membaca basmalah
- Memberikan personal introduction singkat
- Menarik perhatian, menumbuhkan motivasi
serta menjelaskan pokok bahasan, tujuan,
waktu yang diperlukan dan prilaku apa yang
diharapkan dari peserta didik
- Melakukan kontrak dengan mahasiswa
- Menstimulasi rasa ingin tahu peserta didik
- Menjelaskan jejas sel seperti pengertian
jejas sel, pola kematian sel dan proses
kematian sel
- Menjelaskan penyebab jejas sel
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan penguatan / reinforcement
positif terhadap prilaku peserta didik
- Meminta mahasiswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
- Melakukan evaluasi
- Melakukan arahan atau kontrak untuk
perkuliahan berikutnya
- Memberikan salam penutup
- Menjawab salam
- Mahasiswa
memperhatikan
penjelasan dosen
- Mahasiswa
mendengarkan dan
menyimak
- Mendengarkan
- Mahasiswa
memperhatikan
- Mahasiswa
menyimak dan
mendengarkan
penjelasan dosen
- Mengajukan
pertanyaan
- Menyimpulkan
materi
- Mahasiswa dapat
mengulangi materi
yang telah dipelajari
- Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian jejas sel?
2. Sebutkan penyebab terjadi jejas sel?
3. Jelaskan pola kematian sel?
4. Jelaskan proses kemaian sel?
L. Referensi
Bagian Patologi Anatomi FKUI (1997).Patologi. Edisi ketujuh. Jakarta: Bagian
Patologi Anatomik FKUI
Bullock, B.A. 1994. Pathophisiology: Adaptation and Alteration Jucation.
Philadelpia: JB Lippincott
Price, S.A and Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi kekempat. Jakarta: EGC
Lampiran
Ringkasan Materi
JEJAS, ADAPTASI SEL DAN KEMATIAN SEL
Pendahuluan
Tubuh kita terdiri dari sel (unit terkecil dan mandiri) – jaringan (kelompok sel
sejenis dg fungsi tertentu) – organ (mempunyai fungsi tertentu)
Bila sebagian besar sel, jaringan/organ terganggu fungsinya – individu sakit/mati
Jejas Sel
Sel à homeostatis
Stress fisiologis & patologis à adaptasi
Respons adaptasi utama : atrofi, hipertrofi, hiperplasia, dan metaplasia
Kemampuan adaptatif berlebihan à JEJAS
Cedera bersifat reversibel & ireversibel
JEJAS DAN KEMATIAN SEL
Jejas = injury = rangsangan thd sel sehingga terjadi perubahan fungsi dan bentuk
sel
Jejas sel = sel yang mengalami perubahan struktur (morfologi) maupun fungsi
akibat pengaruh injury = agens = jejas
Perubahan sel tergantung :
Jenis, lama dan beratnya jejas
Jenis sel dan keadaan dan kemungkinannya utk adaptasi
Struktur dan biokimia sel erat berhubungan satu dg yg lain
Perubahan morfologi sel tampak sesudah gangguan biokimia
Pola kematian sel
Nekrosis : terjadi setelah suplai darah hilang/setelah terpajan toksin dan ditandai
dg pembengkakan sel, denaturasi protein dan kerusakan organela
Apoptosis : terjadi sbg akibat program “bunuh diri” yg di kontrol secara internal,
setelah sel mati yang disingkirkan dg gangguan minimal dari jaringan sekitarnya
à terjadi dlm kondisi fisiologis
Proses Kematian sel
Kematian sel melalui
1. Disrupsi mekanikal
Trauma, pembekuan, tekanan osmotik à membran sobek
2. Kegagalan integritas fungsional membran
Saluran membran tertutup à fungsi kontrol << à membran rusak
3. Tertutupnya jalur metabolik
Respiratori seluler : pasokan O2 terganggu
Sintesis protein : penggantian protein terganggu
4. DNA rusak
Bisa diturunkan
Merusak lethal (kerusakan struktur & fungsi yg bersifat ireversibel)
5. Defisiensi metabolit yang penting
Kekurangan vitamin E, glukosa à terganggu
Penyebab jejas sel
Deprivasi oksigen
Bahan kimia
Agen infeksius
Reaksi imunologi
Defek genetik
Ketidakseimbangan nutrisi
Agen fisik
Penuaan
1. Deprivasi oksigen
Hipoksia : defisiensi oksigen
Iskemia : terhentinya suplai darah dalam jaringan akibat terganggunya
aliran darah arteri / ↓ drainase vena
Hipoksia mengganggu respirasi oksidatif aerobik à cedera sel à kematian
sel
2. Bahan kimia
a. Glukosa/garam konsentrasi tinggi akan merusak keseimbangan osmotik à
cedera à kematian sel
b. Oksigen tekanan tinggi à toksik
c. Efek korosif à penghancuran dan penguraian protein à merusak struktur
ikatan jaringan
d. Efek metabolik : ditandai oleh interaksi jalur metabolisme yg khas dari
bahan kimia mempunyai efek multipel pd jalur metabolisme yang
bermacam – macam
e. Efek membran : struktur membran sel sangat rentan dan mudah rusak bila
terkena jejas kimia à mengganggu keseluruhan fungsi sel
f. Efek mutagenik : bahan kimia atau hasil metabolismenya yg terikat pada
atau mengubah DNA dpt menyebabkan perubahan genetik : mutasi à
embriogenesis dan karsinogenik
3. Agen infeksius
a. Dari virus submikroskopik – cacing pita
b. Agen penyebab infeksi sering memperlihatkan spesifitas jaringan,
menyerang organ/sistem tertentu
c. Agen menyebabkan sakit melalui produksi enzim dan racun yg merusak
jaringan tubuh atau menyebabkan reaksi pertahanan yg berlebihan à
merusak jaringan tubuh à lesi
4. Reaksi imunologi
a. Reaksi imun yg disengaja/tidak disengaja dpt menyebabkan jejas
b. Anafilaksis thd protein asing/obat
c. Hilangnya toleransi dg respons thd antigen à penyakit autoimun
5. Defek genetik
a. Malformasi kongenital (Sindrom Down)
Kelainan genetik berhubungan dg
1. Kelainan jumlah krosomom : sindrom down à trisomi 21 : pengendapan
aniloid glikoprotein à perubahan pada otak
2. Defek gen tunggal : biasanya menyebabkan tidak berlanjutnya proses
biokimia/kelainan bentuk
3. Kerapuhan krosomom : kecendrungan pertukaran materi kromosom dari
satu kromosom kelainnya à translokasi sering ikut serta pada patogenesis
kanker tingkat molekuler
6. Ketidakseimbangan nutrisi
1. Defisiensi nutrisi : ketidakadekuatan kalori protein à jejas
2. Diet tinggi lemak à ateroskerosis à gangguan vaskuler à kanker/ peny.
kronis
7. Agen fisik
1. Trauma, temperatur yg ekstrem, radiasi, syok elektrik, perubahan
mendadak pd tekanan atmosfer à efek luas pd sel 2. Jejas mekanik/tauma à kerusakan sel dan jaringan à sel/jaringan terlepas
Abrasi : luka akibat kerokan/gosokan, menyebabkan terangkatnya
lap. superfisial
Kontusio/memar : luka yg biasanya disebabkan benda tumpul,
ditandai dg kerusakan pembuluh darah dan ekstravasi darah ke
jaringan
Laserasi : robekan/regangan merusak yg disebabkan gaya yg
ditimbulkan benda tumpul
Luka insisi : akibat benda tajam, pembuluh darah penghubung
terputus
3. Hipotermia : perbaikan mungkin terjadi bila suhu < 280C
Pireksia (suhu tubuh ↑) : sistem enzim mengalami gangguan hebat à
gangguan proses metabolisme
8. Penuaan
Perubahan kemampuan perbaikan dan replikasi sel dan jaringan
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH : PATOLOGI
KODE MATA KULIAH : PMA 0202
SEMESTER : II
BEBAN SKS : 2 SKS
PERTEMUAN KE : 4
TIM DOSEN : Dr. Zulkifli Malik Sp PA
Dr. Fatmawati Sp PK
A. TIU / Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami jejas, adaptasi dan
kematian sel.
B. TIK / Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan mekanisme jejas sel
2. Menjelaskan adaptasi seluler terhadap jejas
C. Materi Pokok : Jejas, Adaptasi sel dan Kematian sel
D. Sub Pokok
I. Mekanisme jejas
II. Jejas iskemik dan hipoksik
III. Adaptasi seluler terhadap jejas
IV. Sel yang mudah terkena jejas
E. Materi : Terlampir
F. Aspek Kompetensi
Kognitif Afektif Psikomotor
C1 C2 C3 A1 A2
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan praktikum
H. Media Pembelajaran : OHP, LCD, Laptop, White Board, Buku anjuran terkait
I. Penilaian Hasil Belajar : Umpan balik, Quis, UTS
J. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
Kegiatan
akhir
- Membuka pelajaran dengan memberi salam
dan membaca basmalah
- Memberikan personal introduction singkat
- Menarik perhatian, menumbuhkan motivasi
serta menjelaskan pokok bahasan, tujuan,
waktu yang diperlukan dan prilaku apa yang
diharapkan dari peserta didik
- Membuat kaitan dengan materi sebelumnya
- Melakukan kontrak dengan mahasiswa
- Menstimulasi rasa ingin tahu peserta didik
- Menjelaskan makanisme jejas sel
- Menjelaskan jejas iskemik dan hipoksik
- Menjelaskan adaptasi seluler terhadap jejas
- Menjelaskan sel yang mudah terkena jejas
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan penguatan / reinforcement
positif terhadap prilaku peserta didik
- Meminta mahasiswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
- Melakukan evaluasi
- Menjawab salam
- Mahasiswa
memperhatikan
penjelasan dosen
- Mahasiswa
mendengarkan dan
menyimak
- Mendengarkan
- Mahasiswa
memperhatikan
- Menyimak
- Mahasiswa
menyimak dan
mendengarkan
penjelasan dosen
- Mengajukan
pertanyaan
- Menyimpulkan
materi
- Melakukan arahan atau kontrak untuk
perkuliahan berikutnya
- Memberikan salam penutup
- Mahasiswa dapat
mengulangi materi
yang telah dipelajari
- Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Jelaskan mekanisme jejas sel?
2. Jelaskan jejas iskemik dan hipoksik?
3. Jelaskan adaptasi seluler terhadap jejas?
L. Referensi
Bagian Patologi Anatomi FKUI (1997).Patologi. Edisi ketujuh. Jakarta: Bagian
Patologi Anatomik FKUI
Bullock, B.A. 1994. Pathophisiology: Adaptation and Alteration Jucation.
Philadelpia: JB Lippincott
Bullock, B.A. 2000. Focus on Pathophisiology. Philadelphia: JB Lippincott
Candrasoma. P. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Price, S.A and Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi kekempat. Jakarta: EGC
Lampiran
Ringkasan Materi
MEKANISME JEJAS SEL DAN ADAPTASI SELULER TERHADAP JEJAS
Mekanisme Jejas Sel
Mekanisme biokimia umum:
Deplesi ATP
ATP penting utk proses sintesa dan degradasi, mempertahankan osmolaritas
seluler, proses transpor, sintesis protein, dan jalur metabolik dasar
Hilangnya sintesis ATP à penutupan segera jalur homeostatis
Deprivasi oksigen atau pembentukan spesies oksigen reaktif
Energi dihasilkan dari oksigen à air
Timbul produk sampingan : reaktif oksigen à radikal bebas yg merusak lipid,
protein, dan nucleid acid
Hilangnya homeostatis kalsium
Iskemia dan toksin menyebabkan kalsium sitosol melintasi membran plasma
diikuti pelepasan kalsium dan deposit intraseluler
Defek pd permeabilitas membran plasma
Langsung : toksin bakteri, virus, agens fisik/kimia
Hilangnya sintesis ATP
Aktivasi fosfolipase yg dimediasi kalsium
à Kerusakan gradien konsentrasi utk aktivitas metabolik normal
Kerusakan mitokondria
Keutuhan mitokondria à metabolisme oksidatif (sel bernafas)
pertahanan hidup
Jejas Iskemik dan Hipoksik
Akibat berkurangnya aliran darah pd pembuluh darah tertentu
Stadium awal terjadi gangguan oxidative phosphorylation à ATP << à fungsi
terganggu
Kegagalan pompa membran à timbunan air à RER, SER bengkak
Disagregasi ribosom dan kegagalan sintesis protein
Stadium lanjut kerusakan berlanjut à sel mati
Jejas yg diinduksi radikal bebas
Menyebabkan membran rusak, DNA rusak
Jejas kimiawi
Adaptasi Seluler Terhadap Jejas
Atrofi : pengerutan ukuran sel dg hilangnya substansi sel
Penyebab atrofi : berkurangnya beban kerja, hilangnya persarafan,
berkurangnya suplai darah, nutrisi inadekuat, hilangnya rangsangan
endokrin, penuaan
Hipertrofi : penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ
Dapat bersifat fisiologik dan patologik
Hiperplasia : peningkatan jumlah sel dalam organ atau jaringan
Fisiologis :
Hormonal à proliferasi epitel kel.mammae saat pubertas dan
kehamilan
Kompensatoris à terjadi saat sebagian jaringan dibuang/sakit
Patologis : hiperplasia endometrium berisiko lbh besar mengalami ca
endometrium
Metaplasia
Perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis sel dewasa
digantikan oleh jenis sel dewasa digantikan oleh jenis sel dewasa lain
Adalah bentuk yg didapat akibat perubahan – deferensiasi
Transformasi satu jenis sel dewasa yg mengalami deferensiasi ke bentuk lain
Respon reversibel thd perubahan lingkungan seluler
Mempunyai sel epitel
Dpt mengalami perubahan selanjutnya secara tidak langsung mjd neoplasia
mll displasia
Displasia
Karakteristik ditandai dg meningkatnya pertumbuhan sel (mitosis ditemukan
lbh dibandingkan normal) adanya bentuk dan perubahan diferensiasi
Dpt disebabkan oleh trauma fisik atau kimiawi yg kronik
Reversibel hanya pd tahap awal
Neoplasia
Ditandai dg pertumbuhan sel yg abnormal, tidak terkondisi dan berlebih
Berhubungan dg perubahan genetik
Sel neoplastis mempengaruhi sifat sel normal melalui produksi hormon
4 sistem sel yg paling mudah terkena jejas
Integritas membran sel : homeostasis ionik & osmotik sel
Pembentukan ATP : melalui respirasi aerobik mitokondria
Sintesis protein
Integritas apparatus genetik
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH : PATOLOGI
KODE MATA KULIAH : PMA 0202
SEMESTER : II
BEBAN SKS : 2 SKS
PERTEMUAN KE : 5
TIM DOSEN : Dr. Zulkifli Malik Sp PA
Dr. Fatmawati Sp PK
A. TIU / Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami jejas, adaptasi dan
kematian sel.
B. TIK / Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan sel reversibel dan irreversibel
2. Menjelaskan penuaan sel
C. Materi Pokok : Jejas, Adaptasi sel dan Kematian sel
D. Sub Pokok
I. Sel reversibel dan irreversibel
II. Penuaan sel
E. Materi : Terlampir
F. Aspek Kompetensi
Kognitif Afektif Psikomotor
C1 C2 C3 A1 A2
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan praktikum
H. Media Pembelajaran : OHP, LCD, Laptop, White Board, Buku anjuran terkait
I. Penilaian Hasil Belajar : Umpan balik, Quis, UTS
J. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
Kegiatan
akhir
- Membuka pelajaran dengan memberi salam
dan membaca basmalah
- Memberikan personal introduction singkat
- Menarik perhatian, menumbuhkan motivasi
serta menjelaskan pokok bahasan, tujuan,
waktu yang diperlukan dan prilaku apa yang
diharapkan dari peserta didik
- Membuat kaitan dengan materi sebelumnya
- Melakukan kontrak dengan mahasiswa
- Menstimulasi rasa ingin tahu peserta didik
- Menjelaskan jejas sel reversibel dan
irreversibel
- Menjelaskan penuaan sel
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan penguatan / reinforcement
positif terhadap prilaku peserta didik
- Meminta mahasiswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
- Melakukan evaluasi
- Melakukan arahan atau kontrak untuk
perkuliahan berikutnya
- Memberikan salam penutup
- Menjawab salam
- Mahasiswa
memperhatikan
penjelasan dosen
- Mahasiswa
mendengarkan dan
menyimak
- Mendengarkan
- Mahasiswa
memperhatikan
- Menyimak
- Mahasiswa
menyimak dan
mendengarkan
penjelasan dosen
- Mengajukan
pertanyaan
- Menyimpulkan
materi
- Mahasiswa dapat
mengulangi materi
yang telah dipelajari
- Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Jelaskan jejas sel reversible dan irreversible?
2. Jelaskan tentang penuaan sel?
L. Referensi
Bagian Patologi Anatomi FKUI (1997).Patologi. Edisi ketujuh. Jakarta: Bagian
Patologi Anatomik FKUI
Bullock, B.A. 1994. Pathophisiology: Adaptation and Alteration Jucation.
Philadelpia: JB Lippincott
Bullock, B.A. 2000. Focus on Pathophisiology. Philadelphia: JB Lippincott
Candrasoma. P. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Price, S.A and Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi kekempat. Jakarta: EGC
Lampiran
Ringkasan Materi
JEJAS SEL REVERSIBEL DAN IRRVERSIBEL SERTA PENUAAN SEL
Mekanisme
Rangsang à Sel à adaptasi à normal
Cedera persisten / Berlebihan
Jejas ireversibel
JEJAS REVERSIBEL
1. Akumulasi Air Dalam Sel
Bengkak keruh, pada sel parensim à sel besar
Degenerasi Vacuolar, didapat vacuole > granule
Degenerasi Hidropik, akumulasi cairan à sel membesar
2. Akumulasi Lemak Dalam Sel
Sering pada sel parensim (misal hati, ginjal) à sel berisi bercak kecil lemak netral
(degenerasi lemak ) à globule besar mendesak inti ketepi (infiltrasi lemak)
Keduanya : Fatty Change
3. Degenerasi Hialin : perubahan sel à eosinofilik dan homogen
4. Degenerasi Mukoid à akumulasi mukopolisakarid à
dalam sel à inti terdesak ketepi (signet ring cell)
diluar sel à inti bentuk bintang (stellate cell)
disebut Degenerasi Miksomatosa
5. Degenerasi Zenker : akumulasi asam laktik à gangguan
metabolisme sel à masa homogen mengganti serat kontraktil otot
6. Degenerasi Amiloid : timbunan amiloid dikenal sbg penyakit Amiloidosis ( peran
mekanisme imunologik )
Keadaan ireversibel
1. Ketidakmampuan memperbaiki disfungsi mitokondria
2. Terjadinya gangguan fungsi membran yg besar
Penuaan Sel
Sejumlah fungsi sel menurun secara progresif seiring penuaan
Perubahan morfologik:
Ketidakteraturan inti
Mitokondria bervakuola pleomorfik
Pengurangan retikulum endoplasma
Penyimpangan aparatus golgi
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH : PATOLOGI
KODE MATA KULIAH : PMA 0202
SEMESTER : II
BEBAN SKS : 2 SKS
PERTEMUAN KE : 6
TIM DOSEN : Dr. Zulkifli Malik Sp PA
Dr. Fatmawati Sp PK
A. TIU / Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami tentang inflamasi
akut dan kronik
B. TIK / Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan gambaran umum tentang inflamasi
2. Menjelaskan tentang inflamasi akut
3. Menjelaskan tentang inflamasi kronik
4. Menjelaskan gambaran marfologi inflamasi akut dan kronik
5. Menjelaskan efek sistemik inflamasi
C. Materi Pokok
Inflamasi akut dan kronik
D. Sub Pokok
1. Gambaran umum inflamasi meliputi defenisi, tanda inflamasi, fungsi radang, dan
macam-macam sel radang
2. Inflamasi akut meliputi perubahan vaskular, efek inflamasi dan mediator, akibat
inflamasi akut
3. Inflamasi kronik meliputi penyebab dan dampak inflamasi kronik, sel dan
mediator inflamasi kronik
4. Gambaran marfologi inflamasi akut dan kronik
5. Efek sistemik inflamasi
E. Materi : Terlampir
F. Aspek Kompetensi
Kognitif Afektif Psikomotor
C1 C2 C3 A1 A2
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan praktikum
H. Media Pembelajaran : OHP, LCD, Laptop, White Board, Buku anjuran
I. Penilaian Hasil Belajar : Umpan balik, Quis, UTS
J. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan
awal
Kegiatan
inti
Kegiatan
akhir
- Membuka pelajaran dengan memberi salam
dan membaca basmalah
- Memberikan personal introduction singkat
- Menarik perhatian, menumbuhkan motivasi
serta menjelaskan pokok bahasan, tujuan,
waktu yang diperlukan dan prilaku apa yang
diharapkan dari peserta didik
- Melakukan kontrak dengan mahasiswa
- Menstimulasi rasa ingin tahu peserta didik
- Menjelaskan gambaran umum inflamasi
- Menjelaskan inflamasi akut
- Menjelaskan inflamasi kronik
- Menjelaskan gambaran marfologi inflamasi
akut dan kronik
- Menjelaskan efek sistemik inflamasi
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan penguatan / reinforcement
positif terhadap prilaku peserta didik
- Meminta mahasiswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
- Melakukan evaluasi
- Menjawab salam
- Mahasiswa
memperhatikan
penjelasan dosen
- Mahasiswa
mendengarkan dan
menyimak
- Mendengarkan
- Mahasiswa
memperhatikan
- Mahasiswa
menyimak dan
mendengarkan
penjelasan dosen
- Mengajukan
pertanyaan
- Menyimpulkan
materi
- Melakukan arahan atau kontrak untuk
perkuliahan berikutnya
- Memberikan salam penutup
- Mahasiswa dapat
mengulangi materi
yang telah dipelajari
- Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian, tanda dan macam-macam inflamasi?
2. Jelaskan tentang inflamsi akut?
3. Jelaskan tentang inflamasi kronik ?
4. Jelaskan gambaran marfologi inflamasi akut dan kronik?
5. Sebutkan efek sistemik inflamasi?
L. Referensi
Bagian Patologi Anatomi FKUI (1997).Patologi. Edisi ketujuh. Jakarta: Bagian
Patologi Anatomik FKUI
Bullock, B.A. 1994. Pathophisiology: Adaptation and Alteration Jucation.
Philadelpia: JB Lippincott
Bullock, B.A. 2000. Focus on Pathophisiology. Philadelphia: JB Lippincott
Candrasoma. P. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Price, S.A and Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi kekempat. Jakarta: EGC
Lampiran
Ringkasan Materi
INFLAMASI AKUT DAN KRONIK
Gambaran Umum Inflamasi
Defenisi
Radang : merupakan respon fisiologi lokal terhadap cedera jaringan.
Kerusakan pd jaringan tubuh à trigger respon pertahanan tubuh
Inflamasi à respon lokal jaringan terhadap kerusakan atau infeksi
3 prinsip inflamasi :
1. >> blood supply to area, bringing leucocyte
2. >> capilary permeability à eksudasi
3. >> leucocyte migration into the tissue
Radang bukan suatu penyakit tapi manifestasi suatu penyakit
Fungsi, Keuntungan dan Kerugian Radang
Keuntungan: penghancuran mikro-organisme yang masuk dan pembuatan dinding
pada rongga abses,pencegahan penyebaran
Kerugian : memproduksi penyakit seperti abses otak yang menekan jaringan otak
vital sekitarnya, fibrosis akibat radang kronik àdistorsi jaringan permanen, akhirnya
gangguan fungsi.
Tanda Inflamasi
Redness (Rubor)
Warmth (calor)
Pain (dolor)
Swelling (tumor)
Altered function (functio laesa)
Macam-Macam Sel Radang
Radang akut– reaksi jaringan segera dan hanya dalam waktu tidak lama , terhadap
jejas
Radang kronis—reaksi jaringan selanjutnya yang diperlama mengikuti respon
awal.
Setiap jenis radang ditandai dengan jenis sel yang berbeda yang merupakan
bagian respons radang
Inflamasi Akut
Reaksi segera jaringan terhadap cedera
Fase vaskuler: dilatasi dan kenaikan permeabelitas
Fase eksudatif : cairan dan sel-sel keluar dari venula yang permeabel
Netrofil polimorfik merupakan sel yang khas
Akibatnya : resolusi,supurasi(abses),organisasi atau progresif jadi radang kronik.
Radang akut reaksi segera terhadap beberapa agen penyebab yang merugikan
dapat berakhir dalam bbrp jam sampai bbrp hari.
Proses tersebut biasanya diterangkan dengan akhiran “tis” yang didahului oleh
organ atau jaringan terkena
Respons radang akut sama , walau apapun penyebabnya.
Penyebab radang Akut
Penyebab utama radang akut ialah :
Infeksi mikrobial :bakteri piogenik, virus
Reaksi hipersensitivitas : parasit, bta
Agen fisik : radiasi pengion, trauma, suhu
Kimiawi:yg korosif, asam ,basa, toksin bakteri
Jaringan nekrosi : infark iskemik
Stadium Awal Radang Akut
Pada stadium awal , cairan edema, fibrin dan sel PMN terkumpul di dalam
rongga ekstraseluler jaringan yang mengalami kerusakan. Adanya sel PMN
merupakan bagian terpentig diagnosis histopatologi radang akut.
Respon radang akut melalui 3 proses:
1. Perubahan diameter pembuluh darah dengan konsekwenisi alirannya
2. Kenaikan permeabelitas vaskuler dan pembentukan caira eksudat
3. Pembentukan eksudat seluler berupa emigrasi neutrofil kedalam rongga
ekstravaskuler
Vascular Changes
Neutrofil dlm vaskuler
1. Mediator inflamasi à aktifkan molekul adesi pd endotel : Selektin à menarik sel
PMN sec acak ke bawah, menempelkan ke sel endotel, rolling
2. Protein integrin (reseptor adesi) pada neutrofil mjd aktif à berikatan dgn molekul
adesi intraselular-1 (ICAM-1) & molekul adesi sel vaskular-1 (VCAM-1) à neutrofil
“tertancap” / marginasi pada dinding endotel & stop rolling
3. Neutrofil menyusup (diapedesis) melalui dinding endotel (ekstravasasi) ke jaringan
interstitial, emigrasi ke arah lesi
Leucocyte migration
Damage in tissue à Makrofag jar (fagosit mononuklear jar) lepaskan sitokin pro-
inflamatory : TNF alfa, IL-1 à >> ekspresi selectin
Khemokin (IL-8) à menarik leukosit ke area
TNF alfa, IL-1 à menginduksi ekspresi ICAM-1 & VCAM-1
PMN menuju area lesi
Khemotaksis : akibat kinin, leukotrien, komponen sistem komplemen, khemokin
Fagositosis oleh PMN
Peranan Sel Pmn dalam radang
Gerakan : Bisa gerakan amoeboid karena perbedaan kepekatan sitoplasma.
Adhesi(perlengketan ): pd mikroorganisme, karena punya reseptor pd
permukaannya.
Fagositosis: Kemampuan memakan danmenelan mikroorganisme
Penghancuran micro organisme intra sel karena mengandung bbrp bahan
penghancur sel
Pelepasan produk lisosom mnghancurkan jaringan sekitarnya.
Efek radang akut :
Bermanfaat :
Mengencerkan toksin
Masuknya antibodi
Transport obat
Pembentukan fibrin mengahalangi mikroorganisme.
Mengirim nutrisi dan oksigen’
Merangsang respons imun
Yang merugikan :
Mencernakan jaringan normal.
Pembengkakn
Respon radang yang tdk esuai spt allergi.
Hasil selanjutnya radang akut :
Resolusi : Perbaikan sempurna
Supurasi : Pembentukan pus, camuran pmn,bakteri, debris seluler dan sel sel bui.
Abses : Pengumpulan pus dalm rongga yang sebelumnyan tdk ada dan dibatasi
oleh ddg abses.
Organisasi : penggantian jaringan rusak dengan jaringa granulasi.
Peradangan kronik
Inflamasi Kronik
Limfosit, sel plasma dan makrofag dominan
Biasanya primer dan dapat keanjutan radang akut
Radang granulomatosa merupakan jenis spesifik dari radang kronis
Granuloma merupakan kumpulan histioisit epiteloid
Radang kronik : Proses radang dimana limfosit, sel plasma dan makrofag lebih
banyak ditemukan, dan biasanya diserti pembentukan jaringan granulasi, yang
menghasilkan fibrosis.
Radang kronik pada umumnya primer,kadang-kadng disebut radang kronis ab
initio, tetapi adakalanya sbg kelanjutan radang akut.
Slow process, biasanya terjadi kerusakan jar permanen
2 minggu atau lebih
Persistensi organisme : menstimulasi inflamasi kronis: tuberkulosis, leprosy,
syphilis
Khas pd kronik : infiltrasi >> limfosit & makrofag
Bila makrofag tdk berhasil memproteksi host à wall off and isolate the site by
forming granuloma
Penyebab Radang Kronik
Radang kronik primer
Penolakan terhadap transplantasi
Kelanjutan radang akut kalau terjadi abses
Episode kambuh berulang radng akut.
Gambaran Makroskopik Radang
Gambaran Makroskopik Yang Penting Pada Radang Akut
Celcius(30-38 SM) : Rubor, Kalor,Tumor dan Dolor.
Rubor : Akibat adanya dilatasi pembuluh darah kecil dalam daerah yang
mengalami kerusakan.
Kalor: Akibat meningkatya aliran darah (hiperemia) melalui daerah tersebut.
Tumor: Pembengkakan oleh karena adanya edema—akumulasi cairan di dalam
rongga ekstravaskular ang merupakan bagian dari cairan eksudat dan sedikit sel
radang.
Dolor : Disebbkan karena tegangan distrorsi jaringan akibat edema dn tetkanan
pus dalam abses. Juga mediator kimiawi spt bradikinin, prostaglandin dan
serotonin bisa membangkitkan rasa sakit.
Fungsio Laesa : Hilangnya fungsi akibat hambatan oleh rasa sakit, pembengkakan
yang hebat.
Gambaran Makroskopik yang khas pada Radang Akut
Radang Serosa: Cairan eksudat kaya protein dan sedikit sel.
Radang kataral : Hipersekresi mukus menyertai radang kut mukus
Radang fibrinosa : bila mengandung fibrinogen yang banyak, polimerisasi menjadi
lapisan fibrin yang tebal.
Radang hemorrhagik : ok cedera vaskuler berat atau ada penurunan koagulasi
Radang supuratif : Produksi pus yg tdd neutrofil dan mikro organisme mati serta
jaringan pencairan.
Radang membranosa :epitelium dilapisi oleh fibrin, sel epitel yang mengalami
deskuamasi dan sel radang.
Radang pseudomembran : ulserasi yg ditutupi fibrin, kerak mukosa mati, mukus dan
sel radang.
Radang nekrotika : Tekanan tinggi thp jar mengakibatkan oklusi vaskuler atau
trombosis,-> nekrosis septik luas.
Makroskopik Radang Kronik
Ulkus kronik : ulkus peptikum
Rongga abses kronis : osteomielitis
Penebalan rongga viskus: kolesistitis
Radang granulomatosa : Tuberkel tbc
Fibrosis ses sbg sel radang kronik mengilang
Infiltrat sluler : Limfosit, sel plasma, dan makrofag.
Sel Pmn dan eosinofil mungkin masih ada
Cairan eksudat minimal, ada granulasi
Bisa terdapat nekrosis jaringan bersamaan dengan regenerasi dan resolusi
Makrofag pada radang kronik : Sel besardiameter sampai 30mU, bergerak ameboid.
Memberi respon terhadap kemotatik tertentu danmempunyai kemapuan fagositik thdp
microorganisme dan debris.
Radang Granulomatosa :
Granuloma merupakan suatu kumpulan histiosit epiteloid
Histiosit epiteloid : Mirip epitel, inti vesikuler besar, sitoplasma banyak eosinofilk
dan memanjang. SEring berkelompok.
Sel Datia Histiositik : Cenderung terbentuk bila ada penembahan tumpukan material
tertentu yang tdk dapat dicerna oleh makrofag. Jenisnya spt: Sel datia Langhans pd
TBC, Sel datia benda asing bila ada benda asing dan Sel datia Touton pada lipolisis
atau xanthoma.
Efek Sistemik Inflamasi
Efek Sistemik Suatu Radang
Pireksia oleh endogen pirogen dari pmn dan makrofag
Simptom konstitusional : malise, anoreksia, nausea
Berat badan menurun ok keseimbangan nitrogen negatif
Hiperplasia reaktif pada KGB dan Limfa
Perubaan hematologi : LED >, Leukositosis, Anemia.
Amilodosis radang lama dan berulang
Systemic Effect of Inflammation
Acute phase reaction
Fever,malaise,anorexia,
hypotension,etc
Leukocytosis
mild to severe leukocytosis