21
Analisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida, S.Si., M.IKom Universitas Bina Darma Palembang 0813-777-555-36 [email protected] Abstrak Setiap Manusia memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda-beda. Gaya komunikasipun dapat mengikuti kondisi dan situasi sehingga setiap individu dapat memiliki beberapa macam gaya komunikasi. Terlebih lagi menjelang pemilihan presiden Indonesia tahun 2014 ini, bermunculan tokoh-tokoh yang berniat memimpin negara ini untuk lima tahun kedepan, baik itu tokoh baru maupun tokoh lama di dunia politik. Tentunya masing-masing memiliki gaya komunikasi yang diharapkan dapat memikat hati masyarakat, ada yang jujur mengekspresikan gaya komunikasinya, ada yang dibuat-buat dan juga ada yang meniru gaya komunikasi oranglain, bisa dikategorikan gaya komunikasi yang dominant, dramatic, atau impresive leaving dan yang lainnya. ARB adalah salah satu calon presiden yang memiliki gaya komunikasi yang khas, secara tidak langsung gaya komunikasi ARB bisa menjadi pisau marketing politiknya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus dan Aburizal Bakri sebagai subjek penelitian, penelitian di fokuskan pada iklan politik ARB menjelang pemilihan presiden RI tahun 2014. Peneliti menggunakan Teknik analisis bodgan and taylor yaitu dengan mereduksi data, menyajikannya dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini

eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

Analisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya

Rahma Santhi Zinaida, S.Si., M.IKom

Universitas Bina Darma Palembang

0813-777-555-36

[email protected]

Abstrak

Setiap Manusia memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda-beda. Gaya

komunikasipun dapat mengikuti kondisi dan situasi sehingga setiap individu dapat memiliki

beberapa macam gaya komunikasi. Terlebih lagi menjelang pemilihan presiden Indonesia

tahun 2014 ini, bermunculan tokoh-tokoh yang berniat memimpin negara ini untuk lima

tahun kedepan, baik itu tokoh baru maupun tokoh lama di dunia politik. Tentunya masing-

masing memiliki gaya komunikasi yang diharapkan dapat memikat hati masyarakat, ada

yang jujur mengekspresikan gaya komunikasinya, ada yang dibuat-buat dan juga ada yang

meniru gaya komunikasi oranglain, bisa dikategorikan gaya komunikasi yang dominant,

dramatic, atau impresive leaving dan yang lainnya. ARB adalah salah satu calon presiden

yang memiliki gaya komunikasi yang khas, secara tidak langsung gaya komunikasi ARB

bisa menjadi pisau marketing politiknya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif

dengan metode studi kasus dan Aburizal Bakri sebagai subjek penelitian, penelitian di

fokuskan pada iklan politik ARB menjelang pemilihan presiden RI tahun 2014. Peneliti

menggunakan Teknik analisis bodgan and taylor yaitu dengan mereduksi data,

menyajikannya dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah penulis melihat

kecenderungan gaya komunikasi ARB pada gaya impression leaving dimana ARB memiliki

kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan pada pendengarnya, dengan

menggunakan bahasa daerah setempat. ARB cukup berhasil menjalin komunikasi

antarbudaya antara dirinya dengan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, dalam

komunikasi antar budaya gaya komunikasi ARB termasuk dalam konteks high context

culture dimana pertalian komunikasi antar pribadinya sangat kuat.

Kata Kunci : ARB, Gaya Komunikasi, Impression leaving, High context culture

Page 2: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

BAB 1. PENDAHULUAN

Perhelatan lima tahunan akan segera digelar, Pemilihan presiden RI selalu menjadi

momentum dimana banyak sekali muncul tokoh-tokoh baru yang akan bersaing dengan

tokoh terdahulu yang sudah dikenal oleh publik. Tahun 2014 merupakan tahun politik yang

diperkirakan banyak kalangan akan menjadi tahun pembaharuan bagi Republik Indonesia.

Hal ini dikarenakan akan ada pemimpin baru yang tampil sebagai presiden RI dengan

berakhirnya jatah bagi SBY untuk duduk sebagai RI satu. Banyak sekali penggiat politik dari

kalangan tua muda yang ikut ambil bagian dalam pencarian presiden baru. Indonesia

memang memiliki banyak orang-orang hebat, hebat dalam banyak arti, mulai dari hebat

sesungguhnya dengan kompetensi yang baik dan ilmu kenegaraan yang matang sampai

hebat merebut hati rakyat walaupun dengan kompetensi yang kurang baik, namun semua

hal tersebut diatas tergantung dari gaya komunikasi masing-masing calon presiden, karena

persepsi masyarakat Indonesia yang berubah setiap saat membuat masyarakat dapat

merubah keputusan atau idolanya dengan sangat cepat.

Saat ini, banyak banyak generasi muda yang berani tampil mencalonkan diri sebagai

calon presiden walaupun bukan dari kalangan politikus. artis, musisi dan bahkan seorang

koruptor pun kini berani tampil untuk memperebutkan hati dan dukungan masyarakat,

menurut banyak pakar komunikasi politik hal ini merupakan fenomena baru didunia politik

Indonesia, namun di Amerika bukan merupakan hal yang baru karena kursi kepresidenan

AS pernah dijabat oleh artis film dan televisi yaitu Ronald Reagen.

Di Indonesia saat ini hampir seluruh partai politik memiliki kader dari kalangan artis,

belum bisa disimpulkan apakah ini strategi yang berhasil atau tidak karena pesta demokrasi

belum usai jadi belum diketahui sejauh mana branding sebuah partai dengan menggandeng

banyak ’orang terkenal’ seperti artis misalnya dapat memilki citra yang baik dan memiliki hati

masyarakat. terdapat tiga sampai dengan empat artis yang mengisi tempat di berbagai

partai, mereka dianggap dapat menjadi vote gatherer yang akan menaikan citra partainya

sehingga akan mendongkrak perolehan suara.

Page 3: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Komunikasi

2.1.1 Definisi Gaya Komunikasi

Gaya Komunikasi(communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku

antar pribadi yang terspesialisasi yang di gunakan dalam suatu situasi tertentu(a spesialized

set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya

Komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan

respons atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.Kesesuaian dari satu gaya

komunikasi yang digunakan,bergantung pada maksud dari pengiriman (sender) dan harapan

dari penerima (receiver). Menurut whorf (1956) dalam Wood (2013:100) gaya komunikasi

erat kaitannya dengan bahasa, dengan adanya teori determinisme linguistik yang

menjelaskan bahwa bahasa mempengaruhi cara pandang dan cara berfikir manusia.

2.1.2 Macam Gaya Komunikasi

Setiap orang memiliki gaya komunikasi masing-masing. Menurut Norton (1983)

dalam wood (2013:86) gaya komunikasi dibagi menjadil menjadi sepuluh, yaitu (a) dominant,

Komunikator dominan dalam berinteraksi. Orang seperti cenderung ingin menguasai

pembicaraan,dan tidak suka dipotong pembicaraannya.(b) dramatic, Dalam bekomunikasi

cenderung berlebihan, menggunakan hal-hal yang mengandung kiasan, metaphora, cerita,

fantasi dan permainan suara. (c) animated expresive, Komunikator cenderung

menggunakan bahasa nonverbal, untuk memberi warna dalam berkomunikasi, seperti

kontak mata, ekspresi wajaf, gesture dan gerak badan (d) open, Komunikator bersikap

terbuka, ramah tamah, gregarious, tidak ada rahasia dan approachable, sehingga timbul

rasa percaya dan  terbentuk komunikasi dua arah. (e) argumentative, Komunikator

cenderung suka berargumen dan agresif dalam berkomunikasi (f) relaxed, Komunikator

lebih tenang, sabar, dan menyenangkan (g) friendly, Komunikator mampu bersikap positif

dan saling mendukung terhadap orang lain. (h) attentive, Komunikator berinteraksi dengan

orang lain dengan menjadi pendengar yang aktif,empati dan sensitif (i) precise, Komunikator

lebih fokus pada ketelitian, dokumentasi dan bukti dalam informasi dan argumentasi dan (j)

Page 4: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

impression leaving, kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan pada

pendengarnya. Gaya komunikasi ARB cenderung ke arah Impresion Leaving dikarenakan

terkait dengan judul penelitian ini bahwa ARB selalu dapat menyesuaikan kondisi dan

tempat dia berada dengan bahasa yang akan digunakannya.

2.1.3. Jenis Gaya Komunikasi

Ada enam jenis gaya komunikasi yang sudah lazim diketahui (wood, 2013:140) yaitu :

1. The Controling Style

Gaya Komunikasi yang bersifat mengendalikan ini ditandai dengan adanya satu

kehendak atau maksud untuk membatasi,memaksa dan mengatur perilaku,pikiran dan

tanggapan orang lain.orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal

dengan nama Komunikator satu arah atau one-way communicators.

2. The dinamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki arah agresif,karena pengiriman pesan

atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan

(action-oriented). The dinamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru

kampanye ataupun supervisor yang membawahi para wiraniaga (salesman atau

saleswomen)

3. The Equalitarium style

Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan.The

equalitarian style of communication ini ditandai dengan menyebarnya pesan-pesan verbal

secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).

tindak komunikasi dilakukan secara terbuka pada gaya ini. Artinya,setiap orang dapat

mengungkapkan opini atau pendapatnya dalam suasana informal.dalam suasana yang

demikian ,memungkinkan setiap masyarakat mencapai kesepakatan dan pengertian

bersama.

Page 5: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

4. The Relinquishing style

Gaya komunikasi ini lebih cenderung kearah kesediaan untuk menerima saran,

pendapat ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah,

walaupun pengirim pesan(sender) mmpunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol

orang lain.

5. The withrawal style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak

komunikasi,artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk

berkomunikasi dengan orang lain,karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar

pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

2.2 Komunikasi Antar Budaya

Menurut Liliweri (2001: 170), komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antar

pribadi diantara para peserta komunikasi yang berbeda latar belakang budayanya. Menurut

Proser dalam Liliweri, komunikasi antarbudaya juga merupakan komunikasi antarpribadi

pada tingkat individu dari anggota kelompok-kelompok budaya berbeda. Komunikasi

antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima

pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Banyak pengertian tentang kebudayaan

maka penulis mengartikan kebudayaan adalah pandangan hidup dari sekelompok orang

yang berbentuk pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, agama, dan aturan-aturan

didalamnya yang telah ada dari generasi terdahulu sampai generasi sekarang yang memiliki

latar belakang budaya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Komunikasi antarbudaya terjadi apabila komunikan dan komunikator berasal dari

kebudayaan yang berbeda. Komunikasi kebudayaan (intercultural communications) yaitu

proses komunikasi antar satu orang dengan orang lain bahkan lebih yang berbeda budaya,

berbeda ras, etnik, serta bahasa. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji

bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal

Page 6: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

dan nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan dan

bagaimana cara mengkomunikasikanya.

2.2.1 Pola Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya

intercultural communications is defined as the symbolic exchange process where

from two(or more) different cultural communities negotiate shared meaning in an interactive

situation. Yaitu suatu proses pertukaran simbolik dimana two individu atau lebih dengan

budaya yang berbeda saling menegosiasikan makna dalam segala situasi yang terjadi

dalam interaksi.hal tersebut mengakibatkan tiap individu harus berusaha mengembangkan

komunikasi yang baik tentunya sehingga terjadi komunikasi antar budaya yang baik pula..

Kita ketahui bahwa setiap kebudayaan mengajarkan berbagai macam cara-cara

tersendiri dalam melakukan pertukaran informasi. untuk itu kebudayaaan ten tunya memilki

prosedur tertentu agar pengiriman informasi yang dialihkan dan dapat diterima itu menjadi

lebih mudah dikomunikasikan. Dalam budaya tertentu memilki yang disebut dengan High

Context Culture (HCC) dan Low Context Culture(LCC).Uraian di bawah ini akan

memperjelas perbedaan keduanya yang diolah dari sumbernya (Liliweri 2007:116-118).

2.2.2 Pola budaya Budaya Konteks Tinggi / High Context Culture (HCC)

1. Persepsi terhadap isu yang ada dan orang yang menyebarkan isu. Dalam hal ini

HCC tidak memisahkan isu dan orang yang mengkomunikasikannya. Sehingga yang

terjadi adalah kadang-kadang isu itu dianggap benar tergantung dari siapa yang

mengatakannya. Bahkan terkadang seseorang akan menolak orang.yang

memberikan isu sekaligus menolak informasi yang diberikan.

2. persepsi pada relasi tugas. Dalam budaya HCC mengutamakan relasi sosial dalam

melaksanakan tugas karena berorientasi pada orientasi sosial dan pada hubungan

personal (personal relations).

Page 7: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

3. persepsi terhadap logis tidaknya informasi. Budaya HCC tidak meyukai sesuatu yang

terlalu rasional, cenderung mengutamakan emosi dalam mengakses

informasi .Mereka lebih menyukai basa nasi.

4. persepsi terhadap Gaya KomunikasiDalam budaya HCC selalu menggunakan gaya

komunikasi tidak langsung, gaya komunikasi yang kurang formal dan mengutamakan

dengan pesan nonverbal.

5. persepsi terhadap pola negosiasi. Anggota masyarakat dalam budaya HCC

mengutamakan perundingan yang mengutamakan faktor-faktor relasi antar manusia

dengan mengutamakan perasaan dan intuisi serta mengutamakan hati.

6. persepsi terhadap informasi mengani individu. Budaya HCC mengutamakan

kehadiran individu dengan dukungan faktor sosial, mereka tidak mempedulikan siapa

dia, pekerjaan apa, benar salah, ahli atau tidak. Budaya HCC ini lbih mendengarkan

loyalitas kelompoknya.

7. Bentuk pesannya sebagian besar  merupakan pesan-pesan implisit yang

tersembunyi.

8. Dalam melakukan reaksi terhadap sesuatu tidak selalu tampak.

9. dalam memandang ingroup (yang ada dalam kelompoknya) dan outgroupnya  (yang

berda diluar kelompoknya)selalu luwes dalam melihat perbedaan.

10. pertalian antar pribadinya sangat kuat.

11. konsep terhadap waktunya sangat terbuka dan luwes.

2.2.3 Pola Budaya Konteks Rendah / Low Context Culture (LCC).

1. Persepsi terhadap isu yang ada dan orang yang menyebarkan isu. Dalam hal ini

LCC memisahkan isu dan orang yang mengkomunikasikannya. Sehingga yang

terjadi adalah kadang-kadang isu itu dianggap benar tergantung dari siapa yang

mengatakannya.Dalam budaya LCC lebih mengutamakan isi informasi dan tidak

mempersoalkan asal informasi. .

Page 8: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

2. persepsi pada relasi tugas. Dalam budaya LCC mengutamakan relasi sosial yang

ada berdasarkan relasi tugas(task oriented) dan pada hubungan impersonal

(impersonal relations).

3. persepsi terhadap logis tidaknya informasi. Budaya HCC tidak meyukai sesuatu yang

terlalu rasional, cenderung mengutamakan emosi dalam mengakses

informasi .Mereka lebih menyukai basa nasi.

4. persepsi terhadap Gaya Komunikasi dalam budaya LCC selalu menggunakan gaya

komunikasi  langsung, gaya komunikasi yang  formal dan mengutamakan dengan

pesan verbal.

5. persepsi terhadap pola negosiasi. Anggota masyarakat dalam budaya LCC

mengutamakan perundingan melalui bargaining.yang mengutamakan faktor-faktor

otak daripada hati.Pilihan kopmunikasi meliputi pertimbangan rasional.

6. Persepsi terhadap informasi mengani individu. Budaya LCC mengutamakan

kapasitas  individu tanpa memperhatikan faktor sosial, mereka mengutamakan

informasi seorang individu, aspek-aspek indoividu harus lengkap dan mereka tidak

mengutamakan pertimbangan latarbelakang keanggotaan individu

7. Bentuk pesannya sebagian besar  jelas dan merupakan pesan-pesan eksplisit

8. Dalam melakukan reaksi terhadap sesuatu selalu tampak.

9. Selalu meisahkan kepentingan  ingroup (yang ada dalam kelompoknya) dan

outgroupnya  (yang berada diluar kelompoknya).

10. pertalian antar pribadinya sangat lemah.

11. konsep terhadap waktunya sangat terorganisir.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah fokus mengenai kajian yang telah diteliti. Pada penelitian ini

peneliti mengabil subjek penelitian pada iklan politik dan pengamatan pada beberapa pidato

Page 9: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

dari calon presiden dari Partai Golongan Karya (Golkar) yang sekaligus adalah ketua

umumnya yaitu Abu Rizalbakri.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Bogdan dan Tylor mengatakan

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong 2000: 3).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran)

yang melibatkan banyak metode, dalam menalaah masalah penelitiannya.

Menurut Mulyana (2010: 148), mengatakan metode kualitatif dilakukan dengan cara

deskriptif (wawancara mendalam, wawancara tak langsung, serta pengamatan), studi kasus,

penafsiran sangat ditekankan pada pengamatan subjek. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan metode pengamatan dan penafsiran untuk melihat gaya komunikasi ARB, hal

ini dikarenakan gaya komunikasi haruslah diamati dari sudut pandang orang lain, tidak

cocok dilakukan dengan teknik wawancara dengan subjek penelitian itu sendiri karena akan

bersifat sangat subjektif menilai diri sendiri.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diartikan sebagai cara melaksanakan analisis data yang didapat

setelah hasil dari wawancara, observasi, dan dokumentasi yang diolah menjadi informasi

dan menarik kesimpulan tentang subjek yang diteliti. (Abdurrahaman dan Muhdin,

2011:145). Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tetentu. Miles dan

Hubermen (Sugiyono, 2008: 9), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntaas,sehingga

datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

Page 10: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Reduction and Display Data

4.1.1 ARB dan Iklan Kampanye Politiknya

Dalam iklan politiknya yang terakhir menjelang pemilihan anggota legislative bulan

april 2014 yang lalu, ARD memberikan pencitraan dirinya menjadi pemimpin yang

mengedepankan komunikasi antar budaya. Hal ini tercermin dari iklan politiknya yang

dimana ARB dapat memposisikan dirinya dimanapun dia berada. Dengan dapat

menggunakan berbagai bahasa daerah dimanapun dia berada, meskipun hanya bahasa

sapaan dan penggunaan bahasa yang sederhana hal tersebut sudah dapat

merepresentasikan komunikasi antarbudaya.

ARB dalam masa kampanye politiknya menuju RI 1 memiliki lebih dari 10 jenis iklan

yang tayang di televisi. Dari iklan terakhir yang ada di televisi, terlihat ARB mengedapankan

aspek kedekatan dengan masyarakatnya, dengan mencoba menggunakan bahasa

setempat, mengikuti budaya setempat dan meleburnya dengan kebudayaan asli kita

sebagai perwujudan komunikasi antar budaya. Dalam sebuah iklan, penggunaan bahasa

adalah kuncinya, karena pesan itu tersirat lewat pemaknaan dari kata-kata dan intonasi

penyampai pesan.

Dua iklan politik ARB diakhir masa kampanyenye adalah iklan versi Indonesia

manise dan versi sunda. ARB menggunakan musik atau lagu backsoud yang merupakan

lagu yang didaurulang dari seseorang bernama zen yang berasal dari papua dengan ada

dan intonasi khas Maluku. Iklan ini mengedepankan nilai-nilai budaya Indonesia dimana

berbeda dengan iklan-iklan politik capres dan papol lainnya yang mayoritas menggunakan

artis ibukota atau lagu dari artis tersebut yang di daur ulang menjadi lirik-lirik kampaye.

Namun sayangnya, ditengah usaha kampanye mengedepankan komunikasi antarbudaya

yang sebenarnya cukup efektif sebagai pencitraan, kata-kata dalam lirik lagu Indonesia

manise tersebut sedikit salah dibagian refrain yang notabene sangat penting.

Page 11: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

Bagian yang dirasa salah adalah bagian “dari ujung banda aceh sampai ujung papua

kita semua bersaudara”. kalimat ini sekilas tidak ada masalah, namun apabila diingat

kembali, Indonesia titik nol nya berada di sabang, bukan di banda aceh. Jadi sepertinya

komunikasi antarbudaya nya dalam iklan ARB versi Indonesia manise tidak berhasil.

Namun, diluar ketidak berhasilan iklan versi ini, ARB cukup berhasil mengedepankan

nuansa komunikasi antarbudaya dalam setiap iklannya, mulai dari bahasa daerah yang

digunakan ARB disetiap kesempatannya berkampanye di daerah-daerah, sampai dengan

penggunaan music, tarian, budaya, dan seni khas Indonesia yang memang memiliki

keragaman budaya dan adat istiadat.

4.1.2. Gaya Komunikasi ARB

Di Iklan kampanye politik ARB versi sunda, pada salah satu bagiannya, ARB terlihat

sedang berbicaa di depan warga masyarakat Jawa Barat dan ARB menggunakan bahasa

sunda saat menyapa masyarakat bandung dengan sapaan “kumaha urang sadayana,

damang? Yang artinya apakabar masyarakat sekalian, sehat? ” , diperlihatkan di iklan

tersebut, masyarakat menyambut sapaan ARB dengan gembira dan merasa dihormati.

Dalam konteks pola budaya dalam komunikasi antar budaya, gaya komunikasi ARB di iklan

politik ini mengacu pada persepsi terhadap Gaya Komunikasi dalam budaya HCC selalu

menggunakan gaya komunikasi  langsung dan jelas. gaya komunikasi yang  formal dan

mengutamakan dengan pesan verbal. dalam memandang ingroup (yang ada dalam

kelompoknya) dan outgroupnya  (yang berda diluar kelompoknya) ARB selalu luwes dalam

melihat perbedaan dan pertalian komunikasi antar pribadinya sangat kuat.

Gaya Komunikasi ARB dilihat dari beberapa pidatonya di televisi dan iklan-iklan

politiknya, bersifat High context culture, diamana gaya komunikasi langsungnya tidak

bertele-tele, tegas dan pertalian komunikasi antar individunya cukup kuat. ARB memiliki

gaya komunikasi yang open, dimana berarti komunikator (ARB) bersikap terbuka, ramah

Page 12: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

tamah, gregarious, tidak ada rahasia dan approachable, sehingga timbul rasa percaya antar

dirinya dan receivernya sehingga terbentuk komunikasi dua arah.

Selain gaya komuniikasi yang open, ARB juga memiliki gaya komunikasi yang

mengarah pada gaya komunikasi impression leaving, yang dimaksud impression leaving

adalah kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan pada

pendengarnya.misalnya pada iklan politiknya, ARB menggunakan bahasa daerah setempat

untuk berkampanye, hal ini membuat kesan pendengarnya lebih merasa dekat dengan si

komunikator (ARB). Gaya komunikasi ARB cenderung ke arah Impresion Leaving

dikarenakan terkait dengan judul penelitian ini bahwa ARB selalu dapat menyesuaikan

kondisi dan tempat dia berada dengan bahasa yang akan digunakannya.

4.1.3 The Equalitarium style ala ARB

ARB sebagai calon presiden RI juga memiliki gaya komunikasi pemimpin seperti

The Equalitarium style. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan

kesamaan. The equalitarian style of communication ini terlihat dengan terjadinya

gelombang penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang lebih ke

arah komunikasi dua arah (two-way traffic of communication). Keterbukaan merupakan

kunci dari gaya komunikasi ini, Artinya,orang yang kita ajak bicara dapat mengungkapkan

gagasan ataupun pendapat dalam suasana rileks,santai dan informal.dalam suasana

yang demikian ,memungkinkan setiap proses komunikasi mencapai kesepakatan dan

pengertian bersama.

ARB berdasarkan gaya komunikasinya adalah orang-orang yang memiliki sikap

kepedulian yang tinggi dan dinilai dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain baik

dalam konteks pribadi maupun dalam bermasyarakat. .The equalitarian style ini akan lebih

memudahkan tindak komunikasi dalam berkampanye, pada beberapa kesempatan ARB

berpidato politik di masa kampanye nya, ARB memberikan kesempatan bagi para

simpatisannya untuk bertanya, memberikan saran, bahan mengkritisi visi misi dan

tujuannya menjadi presiden. Hal ini memperlihatkan gaya komunikasi ARB yang selain

Page 13: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

open dan impression leaving, namun sebagai pemimpin, ARB juga memiliki jiwa The

equalitarian style

BAB 5. KESIMPULAN

Kesimpulan terhadap hasil tinjuan analisa gaya komunikasi Aburizal Bakri

sebagai calon presiden RI, ARB memiliki gaya komunikasi yang khas dalam hal

kemampuannya mensejajarkan antara dirinya dan masyarakat yang diajak bicara. Diluar

banyaknya persepsi miring masyarakat terhadap sosok ARB akibat belum terselesaikannya

lumpur lapindo, ARB yang merupakan ketua umum partai golkar bahkan partainya tersebut

masih menduduki peringkat kedua dalam pemilihan calon legislative tahun 2014. Gaya

komunikasi ARB yang ramah namun tetap berwibawa semakin lengkap dipadukan dengan

kemampuannya mengkolaborasikan politk dengan komunikasi antarbudaya. Gaya

komunikasi ARB berdasarkan jenisnya termasuk kedalam gaya komunikasi pemimpin

seperti The Equalitarium style. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan

kesamaan. Selain gaya komuniikasi yang open, ARB juga memiliki gaya komunikasi yang

mengarah pada gaya komunikasi impression leaving, yang dimaksud impression leaving

adalah kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan pada pendengarnya.

ARB juga cenderung memiliki pola budaya dalam berkomunikasi pada high context culture

dimana Gaya Komunikasi dalam budaya HCC selalu menggunakan gaya komunikasi 

langsung dan jelas. gaya komunikasi yang  formal dan mengutamakan dengan pesan

verbal. dalam memandang ingroup (yang ada dalam kelompoknya) dan outgroupnya  (yang

berda diluar kelompoknya) ARB selalu luwes dalam melihat perbedaan dan pertalian

komunikasi antar pribadinya sangat kuat.

Page 14: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahaman, Maman dan Ali Muhdin Sambas. 2011. Panduan Praktis Memahami

Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Liliweri, Alo. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. PT Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Dedy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal : Interaksi Keseharian Edisi 6. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.

Sumber Lain :

Muharik. 2014. Pola-Pola Budaya, melalui :

<http://muharrik004.wordpress.com/2014/03/10/pola-pola-budaya-menurut-edward-t-hall-

pada-budaya-konteks-tinggi-dan-konteks-rendah/>

Geovanie, Jefri, 2013. Mencermati gaya komunikasi capres, melalui :<http://ekbis.sindonews.com/read/2013/03/16/18/727891/mencermati-gaya-komunikasi-capres>

Sitter,V, L.2003. Communication Style as a Predictor of Interactional Justice ://www.regent.edu/acad/sls/publications/conference_proceedings/international_leadership_conference/2003pdf/

Ivan . 2014. Memahami gaya komunikasi. Melalui :<http://harmonipsikologi.blogspot.com/2012/01/memahami-gaya-komunikasi.html>

http://tabbycommunications.blogspot.com/2013/04/memahami-gaya-komunikasi-

anda.html

Page 15: eprints.binadarma.ac.ideprints.binadarma.ac.id/2111/1/Rahma Santhi Zinaida... · Web viewAnalisis Gaya Komunikasi Abu Rizal Bakri : Tinjauan Komunikasi Antarbudaya Rahma Santhi Zinaida,

Personal Profile

Rahma Santhi Zinaida, S.Si, M.I.Kom adalah dosen di fakultas ilmu komunikasi Universitas Bina Darma Palembang, Rahma meraih gelar sarjananya di The London School of Public Relations Jakarta dengan konsentrasi Public Relations (2007) dan menyelesaikan program masternya di Universitas Mercu Buana Jakarta dengan konsentrasi Corporate and Marketing Communication (2012). Sebelum menjadi akademisi, Rahma pernah berkecipung di dunia media elektronik televisi (Global TV) dan radio (OZ Radio) juga menjadi Public Relations di berbagai perusahaan. Rahma juga aktif sebagai pembicara di berbagai seminar, trainer di berbagai pelatihan dan mengembangkan usaha di bidang event organizer. Saat ini rahma dipercaya sebagai direktur Bina Darma Entrepreneur Centre (BDEC) yang merupakan pusat kewirausahaan di Universitas BIna Darma Palembang.