8
NAMA : SANTY SHARIFUDIN NIM : A31111267 Audit Internal SAMPLING AUDIT Menurut PSA N0. 26 : Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampling audit ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum, yaitu : Pendekatan Statistik Pendekatan Nonstatistik Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. Sampling audit yang menggunakan statistik adalah audit yang menggunakan matematika sebagai sarana untuk menentukan perencanaan, pemilihan dan evaluasi sampel. Dalam hal ini statistik sangat membantu kerana statistik menyediakan beberapa metode yang dapat digunakan oleh auditor untuk memilih dan mengunakan sampel-sampel tersebut untuk kemudian

Sampling Audit

  • Upload
    tysha

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit internal

Citation preview

Page 1: Sampling Audit

NAMA : SANTY SHARIFUDIN

NIM : A31111267

Audit Internal

SAMPLING AUDIT

Menurut PSA N0. 26 : Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari

seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk

menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampling audit

ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum, yaitu :

Pendekatan Statistik

Pendekatan Nonstatistik

Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan

profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam

menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam

penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan.

Sampling audit yang menggunakan statistik adalah audit yang menggunakan matematika

sebagai sarana untuk menentukan perencanaan, pemilihan dan evaluasi sampel. Dalam hal ini

statistik sangat membantu kerana statistik menyediakan beberapa metode yang dapat

digunakan oleh auditor untuk memilih dan mengunakan sampel-sampel tersebut untuk

kemudian membuat kesimpulan yang menyeluruh mengenai populasi yang diaudit.

Sampling Audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian, maupun

pengujian subtantif. Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian

yang berupa voucing, tracing, dan konfirmasi. Sampling dipergunakan kalau waktu dan

biaya tidak memungkinkan untuk memeriksa seluruh transaksi/kejadian dalam suatu

populasi. Populasi adalah seluruh item yang harus diperiksa. Sub dari populasi disebut

dengan istilah sampel. Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada

satu pihak pun yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari

yang lain. Sampling dipergunakan untuk menginferensi karakteristik dari populasi.

Page 2: Sampling Audit

NAMA : SANTY SHARIFUDIN

NIM : A31111267

Keuntungan dari sampling itu sendiri adalah:

a) Menghemat sumber daya: biaya,waktu, tenaga

b) Kecepatan mendapatkan informasi (up date)

c) Ruang lingkup (cakupan) lebih luas

d) Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam

e) Pekerjaan lapangan lebih mudah disbanding cara sensus.

Tahapan audit sampling adalah sebagai berikut:

a) Menyusun rencana audit

b) Menetapkan jumlah/unit sampel

c) Memilih sampel

d) Menguji sampel

e) Mengestimasi keadaan populasi

f) Membuat simpulan hasil audit

Sampling Audit Statistik dan Non Statistik

a) Sampling Statistik

Guy (1981) menyatakan bahwa sampling statistik adalah penggunaan rencana sampling

(sampling plan) dengan cara sedemikian rupa sehingga hukum probabilitas digunakan

untuk membuat statement tentang suatu populasi. Ada dua syarat yang harus dipenuhi

agar suatu prosedur audit bisa dikategorikan sebagai sampling statistik.

Pertama, sampel harus dipilih secara random. Random merupakan lawanarbritrari atau

judgemental. Seleksi random menawarkan kesempatan sampel tidak akan bias. Kedua,

hasil sampel harus bisa dievaluasi secara matematis. Jika salah satu syarat ini tidak

terpenuhi maka tidak bisa disebut sebagai sampling statistik. Berikut digambarkan tipe

sampling audit syarat pengkategorian tipe-tipe tersebut. Untuk memilih sampel secara

random ada beberapa metode yang bisa digunakan :

Simple Random Sampling: Menggunakan pemilihan random untuk memastikan bahwa

tiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama dalam pemilihan. Tabel bilangan

acak dapat dipakai untuk mecapai kerandoman (randomness).

Page 3: Sampling Audit

NAMA : SANTY SHARIFUDIN

NIM : A31111267

Stratified Random Sampling: Membagi populasi dalam kelompok-kelompok

(grup/stratum) dan kemudian melakukan pemilihan secara random untuk tiap kelompok.

Jika sampel yang homogen dikelompokkan maka keefektifan dan keefisienan sampel bisa

ditingkatkan.

Systematic Sampling: Menggunakan random strart point kemudian memilih tiap populasi

ke n. Kelebihan utama metode ini adalah penggunaannya mudah. Namun masalah utama

adalah kemungkinan masih timbul sampel yang bias (Guy, 1981).

Sampling Probability Proportional to Size (Dollar Unit Sampling): Memilih sampel

secara random sehingga probabilitas pilihan langsung terkait dengan nilai (size). Dengan

metode ini unit yang nilai tercatatnya besar secara proporsional akan memiliki lebih

banyak kesempatan untuk terpilih daripada unit yang nilai tercatatnya kecil.

Menurut Halim (2001) sampling statistik memerlukan lebih banyak biaya daripada

sampling nonstatistik. Alasannya karena harus ada biaya yang dikeluarkan untuk training

bagi staf auditor untuk menggunakan statistik dan biaya pelaksanaan sampling secara

statistik. Namun tingginya biaya sampling statistik dikompensasi dengan tingginya

manfaat yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling statistik.

Sedang menurut Guy (1981) ada empat kelebihan sampling statistik, yaitu :

Memungkinkan auditor menghitung reliabilitas sampel dan risiko berdasarkan sampel.

Mengharuskan auditor merencanakan sampling dengan lebih baik (more orderly manner)

dibandingkan dengan sampling non statistic.

Auditor bisa mengoptimalkan sampel size, tidak overstated atau understated, dengan

risiko yang hendak diterima terukur secara matematis.

Berdasarkan sampel, auditor bisa membuat statement yang obyektif mengenai populasi

sampel.

b) Sampling Non Statistik

Sampling non statistik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan

kriteria subyektif berdasarkan pengalaman auditor. Guy (1981) mendefinisikan sampling

yang sampelnya dipilih secara subyektif, sehingga proses pemilihan sampel tidak random

dan hasil penyampelan tidak dievaluasi secara matematis. Ada beberapa metode

pemilihan sampel yang dikategorikan dalam sampling non statistik, sebagai berikut :

Page 4: Sampling Audit

NAMA : SANTY SHARIFUDIN

NIM : A31111267

Haphazard sampling: Auditor memilih sampel yang diharapkan representatif terhadap

populasi lebih berdasar judgement individu tanpa menggunakan perandom probabilistik

(misalnya semacam tabel bilangan random). Untuk menghindari bias, sampel dipilih

tanpa memperhatikan ukuran, sumber, atau ciri-ciri khas lainnya(Arrens dan Loebbecke,

2000). Tetapi kelemahan utama metode ini adalah kesulitan untuk benar-benar

menghilangkan bias pemilihan.

Block sampling: Menggunakan seleksi satu atau lebih kelompok elemen populasi secara

berurut. Bila satu item dalam blok terpilih maka secara berurut item-item berikutnya

dalam blok akan terpilih dengan otomatis. Metode ini secara teoritis merupakan metode

pemilihan sampel yang representatif namun jarang digunakan karena tidak efisien. Waktu

dan biaya untuk memilih sampel yang memadai agar representatif terhadap populasi

sangat mahal (Guy dan Carmichael, 2001).

Systematic sampling: Menggunakan start point yang ditentukan secara judgement

kemudian memilih tiap elemen populasi ke n. Sampel dipilih berdasarkan interval yang

ditentukan dari pembagian jumlah unit dalam populasi dengan jumlah sampel.

Directed sampling: Menggunakan seleksi berdasarkan judgement elemen bernilai (high

value) atau elemen yang diyakini mengandung error. Auditor tidak mendasarkan pada

pemilihan yang mempunyai kesempatan sama (probabilistik), namun lebih menitik

beratkan pemilihan berdasarkan kriteria.

Dibanding sampling statistik, judgement atau sampling non statistik sering dikritik karena

secara berlebihan mengandalkan intuisi dan juga sering secara irasional dipengaruhi faktor-

faktor subyektif. Kecukupan ukuran sampel tidak bisa secara obyektif ditentukan. Namun

demikian terlepas dari kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut, sampling non statistik yang

direncanakan secara tepat akan dapat seefektif sampling statistik.

Ketidakpastian dalam Sampling Audit

Auditor mengakui adanya faktor-faktor seperti waktu dan biaya yang diperlukan untuk

melakukan pemeriksaan baik atasa sampel data maupun atas seluruh data. Semakin banyak

sampel yang diambil, semakin banyak waktu dan biaya yang diperlukan. Auditor juga

mengakui adanya konsekuensi negative dari kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan

yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel semata.

Page 5: Sampling Audit

NAMA : SANTY SHARIFUDIN

NIM : A31111267

Auditor dapat memutuskan untuk menerima beberapa ketidakpastian yang timbul akibat

pelaksanaan sampling. Ketidakpastian tersebut meliputi :

a) Ketidakpastian yang disebabkan langsung oleh penggunaan sampling (resiko sampling).

Resiko sampling berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel yang diambil bukanlah

sampel yang representatif. Risiko sampling timbul dari kemungkinan bahwa kesimpulan

auditor bila menggunakan sampling mungkin menjadi lain dari kesimpulan yang akan

dicapai bila cara pengujian yang sama diterapkan tanpa sampling. Tingkat risiko sampling

mempunyai hubungan yang terbaik dengan ukuran sampel. Semakin kecil ukuran sampel,

semakin tinggi risiko samplingnya. Sebaliknya, semakin besar ukuran sampel, semakin

rendah risiko samplingnya. Auditor harus menerapkan pertimbangan professional dalam

menentukan besarnya risiko sampling. Risiko sampling dapat dibedakan atas :

Risiko sampling dalam pengujian subtantif atas detail atau rincian. Auditor dalam

memperhatikan dua aspek penting dari risiko sampling. Yang meliputi : Risiko keliru

menerima (risk of incorrect acceptance) dan Risiko keliru menolak (risk of incorrect

rejection)

Risiko sampling dalam melaksanakan pengujian pengendalian. Auditor memperhatikan

dua aspek penting dalam risiko sampling.

b) Ketidakpastian yang disebabkan faktor selain sampling (risiko non sampling). Risiko non

sampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling. Risiko

ini tidak akan pernah dapat diukur secara sistematis. Risiko non sampling timbul karena :

Kesalahan manusia seperti gagal mengakui kesalahan dalam dokumen.

Kesalahan pemilihan maupun penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan

audit.

c) Salah interpretasi hasil sampel.