Upload
agnes-febriana
View
108
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentasi SAK
Citation preview
SAK 2 nd WEEKLY CASE : AUDIT GOING CONCERN
Presented By :
The Kidz
Alvin Tanya / 3103130 / A
Lisa Mardelina / 3103824 / A
Melina Kurniawan / 3103875 / A
Jessica Tanri / 3103923 / A
Vincent Limputra / 3103942 / A
Melya Tanuwijaya / 3103961 / A
Nico Sunjaya / 3103977 / A
[Type text] Page 0
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
KASUS BATAVIA AIR
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan Batavia Air pailit. Kasus Batavia menambah catatan kelam industri penerbangan Indonesia. Pailit ini menjadi anomali di saat jumlah penumpang pesawat terus bertumbuh.
Sebelum Batavia, sudah ada beberapa maskapai bermasalah, seperti Adam Air, Mandala Air, dan Pacific Royale. "Namun, yang statusnya pailit hanya Adam Air," kata Tengku Burhanuddin, Sekretaris Jenderal Indonesian National Air Carriers Association (INACA), kepada Kontan, Rabu (30/1/2013).
Batavia air terbukti punya utang telah jatuh tempo kepada International Lease Finance Corporation (ILFC) senilai 4,68 juta dollar AS. Utang itu terjadi setelah PT Metro Batavia, pemilik Batavia, meneken perjanjian sewa-menyewa pesawat atau aircraft lease agreement dengan ILFC pada 20 Desember 2009.
Menurut Burhanuddin, pailitnya Batavia bersifat kasuistik dan tak berpengaruh besar pada industri penerbangan nasional. Saat ini ada 21 maskapai penerbangan nasional yang beroperasi di langit Indonesia. Dengan keputusan pailit ini, Kementerian Perhubungan langsung meminta Metro Batavia menyiapkan rencana darurat (contingency plan) terkait dengan berhentinya operasi maskapai itu.
Pemerintah meminta Batavia berkoordinasi dengan maskapai penerbangan lain untuk menampung penumpang Batavia yang seharusnya terbang pada hari ini, Kamis (31/1/2013). "Kami sudah memanggil Batavia dan mengajak beberapa airline bekerja sama," ujar Herry Bakti, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub.
Menurut Herry, Mandala telah bersedia mengisi beberapa rute yang ditinggal Batavia. Dengan demikian, penumpang yang sudah memiliki tiket Batavia bisa menumpang Mandala. Selain itu, Kemenhub juga meminta bantuan maskapai lain untuk menerbangkan penumpang Batavia dengan harga paling minimum.
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 1
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
Sikap pemerintah itu demi keselamatan dan pelayanan penumpang Batavia. Apalagi, pihak pemilik pesawat (lessor) telah menarik pesawat Batavia sehingga dari 14 pesawat, Batavia hanya mengoperasikan tujuh pesawat.
Elly Simanjuntak, Public Relations Manager Batavia Air, menyatakan, kurator akan membantu menangani segala urusan dan dampak pailit Batavia. Semua pihak yang berkepentingan diminta menunggu arahan kurator.
Dipailitkannya Batavia Air oleh Pengadilan Niaga Jakarta, karena tidak bisa membayar kewajibannya 4,68 juta dollar AS kepada International Leasing Finance Corporation.
Utang itu muncul karena Batavia menyewa dua pesawat terbang Airbus A330 selama tiga tahun. Rencananya pesawat itu akan dipakai untuk melayani jemaah haji. Namun Batavia tidak berhasil memenangkan tender untuk melayani haji.
"Akibat tidak mendapatkan tender itu, maka kewajiban-kewajiban kami terhadap ILFC tertunggak," kata PR Manager Batavia Air, Elly Simanjutak, di Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Selain itu, rencana akuisisi Batavia Air oleh AirAsia batal Oktober tahun lalu. Hal itu diduga disebabkan oleh utang Batavia Air yang menumpuk.
"Hal ini tidak masuk akal untuk AirAsia karena menambah risiko dengan adanya utang tersebut. Ditambah, armada maskapai tersebut juga sudah menua," papar OSK Research dalam laporannya.
Selain itu, maskapai yang dipunyai Batavia Air yaitu Boeing jenis 737 boros bahan bakar sehingga menambah biaya operasional.
Kementerian Perhubungan menyatakan seharusnya Batavia Air masih bisa beroperasi setelah diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Muriatmojo menjelaskan Batavia Air bisa mengajukan kasasi terhadap putusan pailit itu.
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 2
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
“Harusnya [Batavia Air] dengan hutang Rp1,2 triliun masih hidup. Dia punya 33 pesawat dan 15 sampai 16 pesawat milik sendiri. Bisa dia ambil rute penerbangan yang persaingannya kurang ketat,” uajrnya di Jakarta, Jumat (8/2/2013).
Dia juga menambahkan hasil audit keuangan Batavia air cukup bagus pada 2011 namun pada 2012 Batavia telah mengurangi beberapa rute penerbangan.
Dia mengungkapkan tiga indikator hasil audit keuangan Batavia Air dikatakan bagus yaitu mampu mencatat laba dan mampu membayar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dia menjelaskan pada Oktober 2011 hingga Maret 2012 Batavia Air melayani 63 rute penerbangan dan pada Maret 2012 hingga Oktober 2012 Batavia Air melayani 65 rute dan sejak Oktober 2012 terjadi penurunan rute penerbangan karena Batavia Air hanya melayani 36 rute penerbangan.
Dia menyatakan pihak Batavia Air dapat melakukan pengurangan karyawan (downsizing) dan mengevaluasi rute penerbangan dan mengoptimalkan pesawat milik PT Metro Batavia.
Dia mengungkapkan jika kondisi keuangan perusahaan penerbangan menurun maka dapat menggunakan pesawat dengan ukuran lebih kecil agar dapat mengurangi biaya operasional dan jika telah berkembang dapat menggunakan pesawat dengan ukuran besar.
Menurutnya pihaknya sebagai regulator hanya dapat mengawasi dan mengendalikan operasional maskapai penerbangan dan tidak berwenang ikut terlibat dalam pengelolaan keuangan maskapai penerbangan.
Dia mengungkapkan berdasarkan undang-undang nomor 37/2004 tentang kepailitan setelah diputus pailit maka pemilik perusahaan tidak dikenakan apa-apa karena setelah diputus pailit semua urusan perusahaan diserahkan pada curator.
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 3
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
Pro
Sesuai dengan SPAP (PSA no 30) ayat 2 menyatakan bahwa auditor
bertanggung jawab atas going concern perusahaan yang diaudit dalam jangka waktu
pantas yaitu 1 tahun sejak tanggal laporan keuangan yang diaudit. Hal ini berarti
bahwa peristiwa-peristiwa (khususnya yang berdampak signifikan bagi perusahaan)
yang terjadi dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal laporan keuangan yang
sedang diaudit, juga harus menjadi pertimbangan auditor dalam mengeluarkan opini
auditnya.
Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor khususnya
untuk perusahaan go public akan menjadi sumber utama bagi para penggunanya
untuk kepentingan pengambilan keputusan. Perbedaan antara opini audit yang
diberikan dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya setelah tanggal laporan
keuangan hasil audit tentunya akan berdampak pada ketidakakuratan keputusan
yang diambil. Hal tersebut juga akan berdampak pada reputasi seorang auditor
karena auditor akan dipandang tidak kompeten dalam menjalankan tanggung
jawabnya. Sehingga pertimbangan going concern perusahaan bagi auditor
sangatlah penting.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di perusahaan setelah tanggal laporan
keuangan yang diaudit perlu dilakukan penyesuaian terutama untuk peristiwa-
peristiwa yang berdampak signifikan pada kelangsungan hidup perusahaan ke
depannya. Auditor memiliki tanggung jawab untuk dapat memberikan laporan
keuangan yang dapat menjadi dasar pengambilan keputusan bagi para
penggunanya.
Hal ini sejalan dengan apa yang terjadi pada kasus Enron. Sebuah
perusahaan yang terlihat baik-baik saja dari sisi laporan keuangannya justru
mengalami kepailitan secara mengejutkan. Dalam hal ini, auditor yang mengaudit
laporan keuangan Enron tentunya juga ikut bertanggungjawab. Di mana pada
akhirnya, auditor itupun harus menghadapi tuntutan hukum karena ikut merugikan
banyak pihak terutama para stakeholder yang menggunakan laporan keuangan hasil
auditnya sebagai sumber pengambilan keputusannya.
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 4
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
Dengan demikian, auditor sangat perlu untuk melakukan penyesuaian atas
laporan keuangan yang diaudit terutama untuk peristiwa-peristiwa yang memiliki
dampak langsung (direct effect).
Kontra
Tanggung jawab auditor dan pihak manajemen itu berbeda. Yang
bertanggung jawab atas internal control yang memadai dan memelihara dan
menjamin kebenaran laporan keuangan perusahaan adalah pihak manajemen
(Sarbanax Oxley Act Section 404). Tanggung jawab seorang auditor adalah terkait
tindakan pengendaliannya (standar pekerjaan lapangan poin ke-2).
Berdasarkan SPAP (PSA No. 30) ayat 4, menyatakan bahwa auditor tidak
perlu bertanggung jawab terhadap laporan keuangan yang telah diaudit karena opini
yang dikeluarkan oleh auditor dibuat berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan pada
saat perusahaan diaudit. Sehingga, jika terjadi perubahan kondisi perusahaan
setelah diaudit maka hal tersebut bukan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
auditor. Dengan demikian, opini audit yang telah dikeluarkan oleh auditor tidak
sepenuhnya dapat menjamin kelangsungan hidup suatu entitas.
Tidak hanya itu, auditor tidak perlu melakukan penyesuaian atas laporan
keuangan yang telah diaudit jika terdapat adanya suatu kondisi yang terjadi setelah
tanggal neraca dimana kondisi tersebut tidak mempengaruhi posisi keuangan
sehingga hanya perlu melakukan pengungkapan (disclosure) pada Catatan Atas
Laporan Keuangan perusahaan ( Hal ini sesuai dengan SPAP (PSA No 43 ayat 8
dan No 46 ayat 5)).
Jika dikaitkan dengan kasus Batavia Air yang akhir-akhir ini ramai
diperbincangkan. Kebangkrutan Batavia Air bukan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya auditor sehingga auditor tidak perlu melakukan penyesuaian. Hasil
audit tahun 2011 menunjukkan bahwa kondisi Batavia Air dalam kondisi baik-baik
saja. Penyebab utama kebangkrutan Batavia Air adalah karena peristiwa-peristiwa
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 5
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit. Sehingga peristiwa-peristiwa
tersebut bukan lagi menjadi tanggung jawab auditor yang mengaudit laporan
keuangan Batavia Air. Dalam kasus ini, auditor tersebut tidak perlu bertanggung
jawab atas ketidaksesuaian antara opini audit dan peristiwa yang terjadi setelahnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa auditor tidak perlu melakukan
penyesuaian atas laporan keuangan yang diaudit terkait dengan peristiwa-peristiwa
setelah tanggal neraca terutama untuk peristiwa yang memiliki dampak tidak
langsung (indirect effect).
Kesimpulan:
Secara keseluruhan menurut kelompok kami, seorang auditor harus
bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa-peristiwa setelah tanggal laporan
keuangan yang diaudit. Tanggung jawab auditor tersebut meliputi periode pantas
yaitu 1 tahun setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit. Oleh sebab itu, auditor
perlu melakukan penyesuaian terkait peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal
laporan keuangan yang diaudit.
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 6
March 3, 2013 SEMINAR AUDIT KEUANGAN
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin, A Randal J Elder & Mark, S Beasley. 2006. Auditing and Assurance
Service, An Integrated Approach, International Edition, ninth edition. Upper Saddle
River, New Jersey. Pearson Education, Inc.
Arens, Alvin, A Randal J Elder & Mark, S Beasley. 2006. Auditing and Assurance
Service, An Integrated Approach, International Edition, ninth edition. Upper Saddle
River, New Jersey. Pearson Education, Inc.
Jurnal:
Nogler, G. E. (2008). Going concern modifications, CPA firm size, and the Enron
effect, Manageriak Auditing Journal, Vol. 23 No. 1 : 51-67.
Masyitoh, Oni Currie and Desi Adhariani. 2010. The Analysis of Determinants
of.Going Concern Audit Report. Journal of Modern Accounting and Auditing. Vol 6,
No.4: 26-37.
Website:
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/30/090458040/p-Ini-Penyebab-Batavia-Air-
Dinyatakan-Pailit
http://www.solopos.com/2013/02/09/kementerian-perhubungan-batavia-air-masih-
bisa-beroperasi-377087
http://nasional.kompas.com/read/2013/02/01/0542105/
Kepailitan.Batavia.Sudah.Diprediksi.sejak.Lama
Seminar Audit Keuangan – Audit Going Concern Page 7