16
SABUN Oleh Kelompok 2 Sutrijal Erna Oktari Faris Junaidi Afni Tantia Isma Zulfajri Ery Syahputra

Sabun Slide

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sabun Slide

SABUNSABUN

Oleh Kelompok 2

SutrijalErna Oktari

Faris JunaidiAfni Tantia Isma

Zulfajri Ery Syahputra

Oleh Kelompok 2

SutrijalErna Oktari

Faris JunaidiAfni Tantia Isma

Zulfajri Ery Syahputra

Page 2: Sabun Slide

Latar BelakangLatar BelakangSabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang, sabun juga suatu asam monocarboxylic yang panjang, sabun juga suatu kebutuhan manusia yang mendasar yang selalu digunakan kebutuhan manusia yang mendasar yang selalu digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk mendapatkan sabun dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa mendapatkan sabun dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa sawit harus diolah terlebih dahulu melalui proses sawit harus diolah terlebih dahulu melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO ((Refined Bleaching and Deodorized Palm OilRefined Bleaching and Deodorized Palm Oil). ).

Latar BelakangLatar BelakangSabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang, sabun juga suatu asam monocarboxylic yang panjang, sabun juga suatu kebutuhan manusia yang mendasar yang selalu digunakan kebutuhan manusia yang mendasar yang selalu digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk mendapatkan sabun dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa mendapatkan sabun dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa sawit harus diolah terlebih dahulu melalui proses sawit harus diolah terlebih dahulu melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO ((Refined Bleaching and Deodorized Palm OilRefined Bleaching and Deodorized Palm Oil). ).

Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan, reaksi pembentukan, bahan baku, kegunaan, dan jenis-jenis sabun sebagai produk turunan dari minyak kelapa sawit.

Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan, reaksi pembentukan, bahan baku, kegunaan, dan jenis-jenis sabun sebagai produk turunan dari minyak kelapa sawit.

Page 3: Sabun Slide

Minyak Kelapa Sawit

Minyak CPO (Crude Palm Oil) dihasilkan dari proses pengolahan daging dan kulit kelapa sawit dan selanjutnya diproses menjadi minyak RBDPO. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak RBDPO, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation). Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum (degumming), pemucatan (bleaching) dan penghilangan bau (deodorization).

Minyak Kelapa Sawit

Minyak CPO (Crude Palm Oil) dihasilkan dari proses pengolahan daging dan kulit kelapa sawit dan selanjutnya diproses menjadi minyak RBDPO. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak RBDPO, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation). Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum (degumming), pemucatan (bleaching) dan penghilangan bau (deodorization).

Sejarah Sabun Pada tahun 600 SM, masyarakat Funisia di

mulut Sungai Rhone sudah membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Disebutkan dalam Historia Naturalis, sabun sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Dan sekitar tahun 700-an di Italia membuat sabun sebagai seni.

Sejarah Sabun Pada tahun 600 SM, masyarakat Funisia di

mulut Sungai Rhone sudah membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Disebutkan dalam Historia Naturalis, sabun sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Dan sekitar tahun 700-an di Italia membuat sabun sebagai seni.

Page 4: Sabun Slide

Pembentukan SabunPembentukan Sabun Pembentukan sabun terbagi atas dua bagian yaitu pada proses saponifikasi

reaksi asam lemak dengan basa NaOH/KOH dan rekasi asam lemak dengan metal/logam akan menghasilkan metallic soap. Dimana reaksinya sebagai berikut:

Untuk memperoleh kembali asam lemak, sabun yang terbentuk direaksikan dengan HCL.

Pembentukan sabun terbagi atas dua bagian yaitu pada proses saponifikasi reaksi asam lemak dengan basa NaOH/KOH dan rekasi asam lemak dengan metal/logam akan menghasilkan metallic soap. Dimana reaksinya sebagai berikut:

Untuk memperoleh kembali asam lemak, sabun yang terbentuk direaksikan dengan HCL.

Page 5: Sabun Slide

Macam Macam SabunMacam Macam Sabun

• Sabun Transparan• Castile Soap• Deodorant Soap• Acne Soap• Cosmetic Soap atau Bar Cleanser• Superfatted Soap• Oatmel Soap• Natural Soap

• Sabun Transparan• Castile Soap• Deodorant Soap• Acne Soap• Cosmetic Soap atau Bar Cleanser• Superfatted Soap• Oatmel Soap• Natural Soap

Page 6: Sabun Slide

Bahan Baku Pembuatan Sabun

Bahan Baku Pembuatan Sabun

1. Minyak atau lemak

Minyak tumbuhan aupun lemak hewan mengandung senyawa trigliserida. Senyawa ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena memiliki panjang rantai karbon antara 12 sampai 18.

2. Alkali

Pada proses saponifikasi jenis alkali yang umum digunakan adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras sedangkan KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air

3. Bahan pendukung

Bahan pendukung dalam proses pembuatan sabun adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif. NaCl berfungsi untuk memisahkan produk sabun dengan gliserin

1. Minyak atau lemak

Minyak tumbuhan aupun lemak hewan mengandung senyawa trigliserida. Senyawa ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena memiliki panjang rantai karbon antara 12 sampai 18.

2. Alkali

Pada proses saponifikasi jenis alkali yang umum digunakan adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras sedangkan KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air

3. Bahan pendukung

Bahan pendukung dalam proses pembuatan sabun adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif. NaCl berfungsi untuk memisahkan produk sabun dengan gliserin

Page 7: Sabun Slide

Proses Pembuatan SabunProses Pembuatan Sabun

1. Netralisasi Asam Lemak Tahap pertama proses pembuatan sabun ialah netralisasi,

netralisasi merupakan suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikannya dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock).

Mazzoni memperkenalkan sistem lain pada proses pembuatan sabun melalui netralisasi asam lemak ini, yaitu dengan menggunakan Na2CO3 akan membentuk CO2 menurut persamaan reaksi sebagai berikut:

1. Netralisasi Asam Lemak Tahap pertama proses pembuatan sabun ialah netralisasi,

netralisasi merupakan suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikannya dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock).

Mazzoni memperkenalkan sistem lain pada proses pembuatan sabun melalui netralisasi asam lemak ini, yaitu dengan menggunakan Na2CO3 akan membentuk CO2 menurut persamaan reaksi sebagai berikut:

Page 8: Sabun Slide

2. Saponifikasi Saponifikasi adalah proses reaksi hidrolisis asam lemak oleh

basa lemah misalnya NaOH . Sabun terutama mengandung C12 dan C16 selain itu juga mengandung asam karboksilat

1. Saponifikasi Trigliserida Langsung   Proses saponifikasi trigliserida langsung ini dilakukan dengan

mereaksikan trigliserida (lemak/minyak) dengan basa secara langsung untuk menghasilkan sabun.

Proses saponifikasi ini hampir sama dengan proses menggunakan ketel, hanya saja proses ini dilakukan secara kontinyu, sementara proses dengan ketel memakai sistem batch

2. Saponifikasi Saponifikasi adalah proses reaksi hidrolisis asam lemak oleh

basa lemah misalnya NaOH . Sabun terutama mengandung C12 dan C16 selain itu juga mengandung asam karboksilat

1. Saponifikasi Trigliserida Langsung   Proses saponifikasi trigliserida langsung ini dilakukan dengan

mereaksikan trigliserida (lemak/minyak) dengan basa secara langsung untuk menghasilkan sabun.

Proses saponifikasi ini hampir sama dengan proses menggunakan ketel, hanya saja proses ini dilakukan secara kontinyu, sementara proses dengan ketel memakai sistem batch

Page 9: Sabun Slide

2. Saponifikasi Metil Ester Asam Lemak

Metil ester asam lemak dihasilkan dari reaksi-esterifikasi trigliserida (lemak/minyak) dengan metanol dengan produk samping gliserin. Seperti pada proses saponifikasi asam lemak, gliserin tidak terlibat dalam proses saponifikasi, hal ini akan mempermudah proses pemurnian sabun. Pemisahan metil ester asam lemak dengan gliserin dilakukan melalui proses destilasi.

2. Saponifikasi Metil Ester Asam Lemak

Metil ester asam lemak dihasilkan dari reaksi-esterifikasi trigliserida (lemak/minyak) dengan metanol dengan produk samping gliserin. Seperti pada proses saponifikasi asam lemak, gliserin tidak terlibat dalam proses saponifikasi, hal ini akan mempermudah proses pemurnian sabun. Pemisahan metil ester asam lemak dengan gliserin dilakukan melalui proses destilasi.

Page 10: Sabun Slide

Pemilihan ProsesPemilihan Proses  Dalam proses pembuatan sabun digunakan proses saponifikasi

langsung trigliserida. Berikut ini beberapa keuntungan dan kekurangan proses pembuatan sabun dengan saponifikasi langsung trigliserida, saponifikasi asam lemak dan saponifkasi metil ester sebagai berikut :

1. Saponifikasi langsung trigliserida

  Dalam proses pembuatan sabun digunakan proses saponifikasi langsung trigliserida. Berikut ini beberapa keuntungan dan kekurangan proses pembuatan sabun dengan saponifikasi langsung trigliserida, saponifikasi asam lemak dan saponifkasi metil ester sebagai berikut :

1. Saponifikasi langsung trigliserida

Keuntungan Adanya Gliserol terlibat dalam Proses. Trigliserida langsung digunakan tanpa proses. Temperatur dan tekanan yang digunakan tidak begitu tinggi(T = 80 OC, P = 1 atm). Tidak ada Limbah Biaya pemeliharaan lebih murah.Prosesnya sederhana.Penanganan operasinya lebih mudah.

Kekurangan Konversi reaksi

95%

Page 11: Sabun Slide

2. Saponifikasi asam lemak2. Saponifikasi asam lemak

3. Saponifikasi metil ester3. Saponifikasi metil ester

Kekurangan • Temperatur dan tekanan yang digunakan begitu tinggi untuk proses fat splitting ( T= 120 OC, P= 2 atm).•Biaya pemeliharaan mahal. •Prosesnya rumit•Tidak ada gliserol terlibat dalam proses.

Kelebihan• Asam Lemak langsung digunakan tanpa proses. • Tidak ada Limbah• Konversi reaksi 97 %

Kelebihan• Adanya Gliserol terlibat dalam proses. • Temperatur dan tekanan yang dibutuhkan tida begitu tinggi. (T = 60 oC, P = 1 atm) • Konversi reaksi 98 %

Kekurangan• Adanya Proses pendahuluan yaitu reaksi inter esterifikasi. • Biaya pemeliharaan mahal. • Prosesnya rumit. • Menghasilkan limbah

Page 12: Sabun Slide

Deskripsi ProsesDeskripsi Proses Tangki umpan (T-01) dan (T-02) sejumlah

minyak kelapa sawit (RBDPO) 99,85% dan Virgin Coconut Oil (VCO) 99,95% dengan perbandingan RBDPO:VCO = 80% : 20% dipompakan ke tangki saponifikasi (TS) bersama dengan larutan KOH 30 % (TM-01) yang berfungsi menetralisir asam pada proses saponifikasi yang berlangsung pada suhu 80 oC dan tekanan 1 atm. Panas yang diperoleh berasal dari saturated steam dengan kondisi 100 oC pada tekanan 1 atm. Sabun yang berbentuk pasta keluar dari tangki saponifkasi kemudian dimasukkan ke separator untuk memisahkan sabun dengan gliserol dan air.

Tangki umpan (T-01) dan (T-02) sejumlah minyak kelapa sawit (RBDPO) 99,85% dan Virgin Coconut Oil (VCO) 99,95% dengan perbandingan RBDPO:VCO = 80% : 20% dipompakan ke tangki saponifikasi (TS) bersama dengan larutan KOH 30 % (TM-01) yang berfungsi menetralisir asam pada proses saponifikasi yang berlangsung pada suhu 80 oC dan tekanan 1 atm. Panas yang diperoleh berasal dari saturated steam dengan kondisi 100 oC pada tekanan 1 atm. Sabun yang berbentuk pasta keluar dari tangki saponifkasi kemudian dimasukkan ke separator untuk memisahkan sabun dengan gliserol dan air.

Page 13: Sabun Slide

Kegunaan SabunKegunaan Sabun

• Sabun alkali digunakan sebagai sabun mandi

• Industri tekstil menggunakan sejumlah sabun dalam pembuatan kain katun

• Sabun natrium dan sabun litium digunakan untuk mengentalkan minyak mineral

• Sabun merupakan salah satu komponen insektisida dan fungisida dalam pertanian

• Sabun merupakan zat pengemulsi yang baik dan banyak digunakan dalam industri tekstil, cat mobil, dan cat minyak.

• Sabun alkali digunakan sebagai sabun mandi

• Industri tekstil menggunakan sejumlah sabun dalam pembuatan kain katun

• Sabun natrium dan sabun litium digunakan untuk mengentalkan minyak mineral

• Sabun merupakan salah satu komponen insektisida dan fungisida dalam pertanian

• Sabun merupakan zat pengemulsi yang baik dan banyak digunakan dalam industri tekstil, cat mobil, dan cat minyak.

Page 14: Sabun Slide

Analisa Mutu SabunAnalisa Mutu Sabun Tes analisa mutu sabun biasanya

dilakukan baik pada saat berlangsungnya proses maupun setelah proses selesai. American Oil Chemist’s Society memperkenalkan suatu metode analisa pada sabun dan produk sabun. Beberapa tes analisa yang penting antara lain :

Analisa jumlah asam – asam lemak Analisa warna Analisa alkali bebas Analisa gliserol Analisa Garam

Tes analisa mutu sabun biasanya dilakukan baik pada saat berlangsungnya proses maupun setelah proses selesai. American Oil Chemist’s Society memperkenalkan suatu metode analisa pada sabun dan produk sabun. Beberapa tes analisa yang penting antara lain :

Analisa jumlah asam – asam lemak Analisa warna Analisa alkali bebas Analisa gliserol Analisa Garam

Page 15: Sabun Slide

KesimpulanKesimpulan Berdasarkan dari uraian pembahasan tentang

proses pembuatan sabun, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya :

Proses pembuatan sabun bisa dilakukan dengan tiga proses yaitu proses saponifikasi langsung trigliserida, saponifikasi asam lemak, dan saponifikasi metil ester

Bahan baku dalam pembuatan sabun yaitu dengan menggunakan asam lemak RBDPO terkandung dalam minyak sawit yang direaksikan dengan alkali basa kemudian ditambahkan zat aditif;

Salah satu kegunaan sabun adalah sebagai zat pengemulsi yang baik dan banyak digunakan dalam industri tekstil, cat mobil, dan cat minyak

Tes analisa mutu sabun bisa dilakukan sebelum dan sesudah proses, diantaranya analisa jumlah asam-asam lemak, analisa warna, analisa alkali bebas, analisa garam, dan analisa gliserol

Berdasarkan dari uraian pembahasan tentang proses pembuatan sabun, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya :

Proses pembuatan sabun bisa dilakukan dengan tiga proses yaitu proses saponifikasi langsung trigliserida, saponifikasi asam lemak, dan saponifikasi metil ester

Bahan baku dalam pembuatan sabun yaitu dengan menggunakan asam lemak RBDPO terkandung dalam minyak sawit yang direaksikan dengan alkali basa kemudian ditambahkan zat aditif;

Salah satu kegunaan sabun adalah sebagai zat pengemulsi yang baik dan banyak digunakan dalam industri tekstil, cat mobil, dan cat minyak

Tes analisa mutu sabun bisa dilakukan sebelum dan sesudah proses, diantaranya analisa jumlah asam-asam lemak, analisa warna, analisa alkali bebas, analisa garam, dan analisa gliserol

Page 16: Sabun Slide

SEKIAN

TERIMA KASIH