10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya akan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kota besar pada umumnya berasal dari peningkatan jumlah penduduk kota itu sendiri serta pertambahan penduduk dari arus urbanisasi dari desa ke kota (Panudju, 1999:8). Fenomena akan kebutuhan ruang terbuka kota yang jumlahnya sangat terbatas, dituntut untuk dapat mewadahi berbagai aktivitas/kegiatan. Akibatnya konflik penggunaan ruang terbuka antar berbagai kepentingan, baik kepentingan sosial, ekonomi, budaya, maupun estetika kota tidak dapat hindari. Konflik kepentingan di ruang terbuka publik kota lazim terjadi di berbagai negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, hal tersebut tidak selalu merupakan akibat dari perencanaan dan perancangan kota yang kurang matang ataupun lemahnya penegakan hukum, tetapi juga akibat kurangnya pemahaman tentang fungsi dan peran yang seharusnya diemban oleh suatu ruang terbuka publik, baik oleh masyarakat, maupun oleh pihak Pemerintah Daerah setempat. Keberadaan ruang terbuka publik di dalam kota sangatlah penting, baik bagi penduduk kota maupun lingkungan kota tersebut. Penyediaan ruang terbuka publik di dalam kota mutlak dilakukan, karena memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai fungsi sosial dan budaya, fungsi ekonomi, fungsi psikologi, fungsi ekologi, dan fungsi estetika. Penyediaan sebuah ruang, khususnya Ruang Terbuka Publik harus dapat digunakan untuk menampung berbagai aktivitas masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya (Carr, 1992:19). Salah satu fungsi ruang publik adalah sebagai tempat bertemu, berinteraksi dan silaturrahmi antarwarga. Ruang publik juga dapat digunakan sebagai tempat rekreasi dengan bentuk kegiatan yang khusus, seperti berolahraga dan bersantai (Ahmad, 2002:32).

S2-2014-279125-chapter1.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunyaakan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kotabesar pada umumnya berasal dari peningkatan jumlah penduduk kota itu sendiri sertapertambahan penduduk dari arus urbanisasi dari desa ke kota (Panudju, 1999:8). Fenomenaakan kebutuhan ruang terbuka kota yang jumlahnya sangat terbatas, dituntut untuk dapatmewadahi berbagai aktivitas/kegiatan. Akibatnya konflik penggunaan ruang terbuka antarberbagai kepentingan, baik kepentingan sosial, ekonomi, budaya, maupun estetika kota tidakdapat hindari.Konflik kepentingan di ruang terbuka publik kota lazim terjadi di berbagai negara yangsedang berkembang, termasuk Indonesia, hal tersebut tidak selalu merupakan akibat dariperencanaan dan perancangan kota yang kurang matang ataupun lemahnya penegakan hukum,tetapi juga akibat kurangnya pemahaman tentang fungsi dan peran yang seharusnya diembanoleh suatu ruang terbuka publik, baik oleh masyarakat, maupun oleh pihak Pemerintah Daerahsetempat. Keberadaan ruang terbuka publik di dalam kota sangatlah penting, baik bagipenduduk kota maupun lingkungan kota tersebut. Penyediaan ruang terbuka publik di dalamkota mutlak dilakukan, karena memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai fungsi sosial danbudaya, fungsi ekonomi, fungsi psikologi, fungsi ekologi, dan fungsi estetika.Penyediaan sebuah ruang, khususnya Ruang Terbuka Publik harus dapat digunakanuntuk menampung berbagai aktivitas masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial,ekonomi dan budaya (Carr, 1992:19). Salah satu fungsi ruang publik adalah sebagai tempatbertemu, berinteraksi dan silaturrahmi antarwarga. Ruang publik juga dapat digunakan sebagaitempat rekreasi dengan bentuk kegiatan yang khusus, seperti berolahraga dan bersantai(Ahmad, 2002:32).

  • 2Keberhasilan penataan ruang terbuka publik yang telah dicapai di suatu kota belumtentu dapat diterapkan pada kota yang lain, karena masing-masing tempat memilikipermasalahan dan potensi yang berbeda-beda, baik menyangkut kondisi fisik dan lingkungan,sosial-ekonomi dan sosial-budaya masyarakat, maupun kemampuan lembaga yang berwenangmenangani masalah ini. Oleh karenanya perlu adanya upaya untuk memahami berbagai faktoryang melatar-belakangi terbentuknya berbagai aktivitas di ruang publik, serta faktor-faktoryang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan penataan ruang publik.I.2. Gambaran Umum Kota Palu

    Kota Palu merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Secara Administratif Kota Paludibagi dalam 4 kecamatan dan 43 kelurahan. Luas wilayah Kota Palu adalah 395,06 km2 yangdiapit oleh pegunungan di sisi timur dan barat, dan teluk yang memanjang. Kota Palu terletakdalam 0,36 0,56 Lintang Selatan dan 119,45 121,1 Bujur Timur dan berada tepat dibawah lintang garis Katulistiwa, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala Sebelas Timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi danKabupaten Donggala Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sigi Sebelas Barat Berbatasan dengan Kabupaten Donggala

  • 3Pertumbuhan penduduk kota serta arus urbanisasi yang semakin meningkat di KotaPalu tentunya tidak dapat dielakan, hal ini merupakan suatu fenomena yang sering terjadidisetiap perkotaan baik di Indonesia maupun kota-kota lain. Akan tetapi keterbatasan ruangkota, serta kebutuhan warga akan sebuah ruang tentunya merupakan tantangan bagipemerintah setempat untuk bagaimana memanfaatkan ruang kota tersebut agar dapatmenampung berbagai aktivitas warganya.Saat ini pemerintah Kota Palu sedang membenah wajah kotanya. Berbagai kebijakanpembangunan wilayah kota di berbagai sektor terus digalakkan. Salah satunya penataan saranadan prasarana di sepanjang pesisir pantai teluk palu, Kenapa pada kawasan pesisir pantai ?,karna kawasan tersebut sangat potensial dan memiliki daya tarik tersendiri bagi kota maupunmasyarakat Kota Palu itu sendiri. Pembangunan serta penataan sarana dan prasarana sedangberlangsung dikawasan tersebut antara lain, pembangunan jalan di sepanjang pesisir pantaiyang menghubungkan antara Palu Barat dengan Palu Utara, penataan jalur pejalan kaki disepanjang tepian pantai, pembangunan taman-taman publik di seputaran kawasan pesisirpantai, serta pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Hal ini tentunya merupakan bentuk

    Gambar 1.2a. Peta Wilayah Kota PaluSumber : BPS Kota Palu 2008

    3

    Pertumbuhan penduduk kota serta arus urbanisasi yang semakin meningkat di KotaPalu tentunya tidak dapat dielakan, hal ini merupakan suatu fenomena yang sering terjadidisetiap perkotaan baik di Indonesia maupun kota-kota lain. Akan tetapi keterbatasan ruangkota, serta kebutuhan warga akan sebuah ruang tentunya merupakan tantangan bagipemerintah setempat untuk bagaimana memanfaatkan ruang kota tersebut agar dapatmenampung berbagai aktivitas warganya.Saat ini pemerintah Kota Palu sedang membenah wajah kotanya. Berbagai kebijakanpembangunan wilayah kota di berbagai sektor terus digalakkan. Salah satunya penataan saranadan prasarana di sepanjang pesisir pantai teluk palu, Kenapa pada kawasan pesisir pantai ?,karna kawasan tersebut sangat potensial dan memiliki daya tarik tersendiri bagi kota maupunmasyarakat Kota Palu itu sendiri. Pembangunan serta penataan sarana dan prasarana sedangberlangsung dikawasan tersebut antara lain, pembangunan jalan di sepanjang pesisir pantaiyang menghubungkan antara Palu Barat dengan Palu Utara, penataan jalur pejalan kaki disepanjang tepian pantai, pembangunan taman-taman publik di seputaran kawasan pesisirpantai, serta pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Hal ini tentunya merupakan bentuk

    Gambar 1.2a. Peta Wilayah Kota PaluSumber : BPS Kota Palu 2008

    3

    Pertumbuhan penduduk kota serta arus urbanisasi yang semakin meningkat di KotaPalu tentunya tidak dapat dielakan, hal ini merupakan suatu fenomena yang sering terjadidisetiap perkotaan baik di Indonesia maupun kota-kota lain. Akan tetapi keterbatasan ruangkota, serta kebutuhan warga akan sebuah ruang tentunya merupakan tantangan bagipemerintah setempat untuk bagaimana memanfaatkan ruang kota tersebut agar dapatmenampung berbagai aktivitas warganya.Saat ini pemerintah Kota Palu sedang membenah wajah kotanya. Berbagai kebijakanpembangunan wilayah kota di berbagai sektor terus digalakkan. Salah satunya penataan saranadan prasarana di sepanjang pesisir pantai teluk palu, Kenapa pada kawasan pesisir pantai ?,karna kawasan tersebut sangat potensial dan memiliki daya tarik tersendiri bagi kota maupunmasyarakat Kota Palu itu sendiri. Pembangunan serta penataan sarana dan prasarana sedangberlangsung dikawasan tersebut antara lain, pembangunan jalan di sepanjang pesisir pantaiyang menghubungkan antara Palu Barat dengan Palu Utara, penataan jalur pejalan kaki disepanjang tepian pantai, pembangunan taman-taman publik di seputaran kawasan pesisirpantai, serta pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Hal ini tentunya merupakan bentuk

    Gambar 1.2a. Peta Wilayah Kota PaluSumber : BPS Kota Palu 2008

  • 4keseriusan pemerintah kota palu untuk mempercantik wajah kotanya, serta peningkatankualitas ruang perkotaan dan memberikan ruang sosial bagi masyarakatnya.

    Kawasan pesisir Teluk Palu terpisahkan oleh sungai yang membelah kawasan tersebutmenjadi dua bagian yaitu sisi barat dan sisi utara, pada sisi barat atau lebih dikenal dengankawasan pantai taman ria merupakan kawasan wisata kota yang memiliki beragam aktivitasdan atraksi wisata budaya. Adapun aktivitas tersebut di antaranya aktivitas rekreasi, olahraga,perdagangan dan jasa komersial, sosial pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan, sertakegiatan sektor non formal. Sedangkan pada kawasan sebelah utara yaitu kawasan Pantai Talisemerupakan kawasan padat pemukiman dan komersial, Aktivitas yang sering dijumpai padakawasan ini berupa aktivitas yang bersifat formal. Oleh karena itu peneliti disini lebih tertarikmengkaji kawasan pantai taman ria dengan pertimbangan beragam aktivitas yang terjadi padakawasan tersebut.

    Kawasan PantaiTaman Ria

    Kawasan PantaiTalise

    Gambar 1.2b. Kawasan pesisir Teluk PaluSumber : google earth 2010

  • 5I.2.1. Tinjauan Kawasan Taman Ria

    Pantai Taman Ria merupakan salah suatu obyek wisata Kota Palu yang paling banyakdikunjungi baik warga lokal maupun wisatawan, selain letaknya yang berada di pusat kota,pantai Taman Ria juga menawarkan berbagai keindahan alam, salah satu yang paling di gemarioleh masyarakat lokal adalah panorama pantai dan pegunungan yang mempesona. Selainkeindahan alamnya, terdapat berbagai wahana bermain anak-anak, gedung pentas kesenian,jalur promanade dan lain sebagainya, yang semuanya merupakan fasilitas yang bersifat publik

    Kawasan Taman Ria merupakan salah satu landmark Kota Palu dengan beragamaktivitas didalamnya. Adapun aktivitas yang berlangsung di antaranya aktivitas rekreasi,olahraga, seni dan budaya, serta kegiatan sektor informal, menjadikan kawasan ini tidakpernah sepi dari kunjungan masyarakat. Mulai dari masyarakat yang berkepentingan untukaktivitas-aktivitas tertentu hingga masyarakat yang hanya ingin menghabiskan waktu denganberjalan-jalan santai maupun menikmati panorama di sekitar kawasan pantai Taman Ria.

    Gambar 1.2.1a. Kawasan pantai Taman Ria Palu( Hasil survey 2010 )

  • 6Pada hari-hari libur atau momen-momen tertentu, aktivitas rekreasi di kawasan ini akansemakin meningkat dengan semaraknya kegiatan-kegiatan hiburan yang sengaja digelar untukmenghibur masyarakat secara gratis. Keberadaan pedagang kaki lima juga semakin menambahkemeriahan kawasan ini, sehingga masyarakat pengunjung dari waktu ke waktu khususnyauntuk kepentingan berekreasi, menghabiskan waktu luang sambil menikmati pantai, menontonpertunjukan, maupun hanya sekedar jajan makanan dan minuman sering kita jumpai.

    Berbagai aktivitas di kawasan Pantai Taman Ria biasanya terjadi pada sore dan malamhari, namun aktivitas yang berlangsung hanya sebatas ruang jalan dan ruang jalur pejalan kakiyang berbatasan langsung dengan pantai, sementara ruang-ruang terbuka yang berada di sisiselatan jalan belum termanfaatkan oleh pengunjung. Suasana tropis lembab juga belum nampakdisepanjang kawasan karena masih kurangnya tanaman-tanaman peneduh di sepanjangkawasan, pentingnya vegetasi dalam sebuah ruang terbuka publik untuk dapat meningkatkankualitas ruang maupun kawasan. Namun disepanjang tepian pantai berdiri kios-kios pedagangkaki lima yang berjualan makanan dan minuman khas daerah setempat, serta jajanan yang tidakmendapat tatanan desain yang sesuai dengan karakter arsitektur setempat. Anehnya sebagiandari kios pedagang kaki lima tersebut berdiri di atas jalur pejalan kaki, sehingga pergerakankendaraan maupun pengguna jalur pejalan kaki sering tergangu. Parkir kendaraan pengunjungdan pedagang yang menempati badan jalan menambah crowded pada ruang jalan kawasantaman ria.

    Gambar 1.2.1b. Aktivitas Kawasan( Hasil survey 2010 )

    6

    Pada hari-hari libur atau momen-momen tertentu, aktivitas rekreasi di kawasan ini akansemakin meningkat dengan semaraknya kegiatan-kegiatan hiburan yang sengaja digelar untukmenghibur masyarakat secara gratis. Keberadaan pedagang kaki lima juga semakin menambahkemeriahan kawasan ini, sehingga masyarakat pengunjung dari waktu ke waktu khususnyauntuk kepentingan berekreasi, menghabiskan waktu luang sambil menikmati pantai, menontonpertunjukan, maupun hanya sekedar jajan makanan dan minuman sering kita jumpai.

    Berbagai aktivitas di kawasan Pantai Taman Ria biasanya terjadi pada sore dan malamhari, namun aktivitas yang berlangsung hanya sebatas ruang jalan dan ruang jalur pejalan kakiyang berbatasan langsung dengan pantai, sementara ruang-ruang terbuka yang berada di sisiselatan jalan belum termanfaatkan oleh pengunjung. Suasana tropis lembab juga belum nampakdisepanjang kawasan karena masih kurangnya tanaman-tanaman peneduh di sepanjangkawasan, pentingnya vegetasi dalam sebuah ruang terbuka publik untuk dapat meningkatkankualitas ruang maupun kawasan. Namun disepanjang tepian pantai berdiri kios-kios pedagangkaki lima yang berjualan makanan dan minuman khas daerah setempat, serta jajanan yang tidakmendapat tatanan desain yang sesuai dengan karakter arsitektur setempat. Anehnya sebagiandari kios pedagang kaki lima tersebut berdiri di atas jalur pejalan kaki, sehingga pergerakankendaraan maupun pengguna jalur pejalan kaki sering tergangu. Parkir kendaraan pengunjungdan pedagang yang menempati badan jalan menambah crowded pada ruang jalan kawasantaman ria.

    Gambar 1.2.1b. Aktivitas Kawasan( Hasil survey 2010 )

    6

    Pada hari-hari libur atau momen-momen tertentu, aktivitas rekreasi di kawasan ini akansemakin meningkat dengan semaraknya kegiatan-kegiatan hiburan yang sengaja digelar untukmenghibur masyarakat secara gratis. Keberadaan pedagang kaki lima juga semakin menambahkemeriahan kawasan ini, sehingga masyarakat pengunjung dari waktu ke waktu khususnyauntuk kepentingan berekreasi, menghabiskan waktu luang sambil menikmati pantai, menontonpertunjukan, maupun hanya sekedar jajan makanan dan minuman sering kita jumpai.

    Berbagai aktivitas di kawasan Pantai Taman Ria biasanya terjadi pada sore dan malamhari, namun aktivitas yang berlangsung hanya sebatas ruang jalan dan ruang jalur pejalan kakiyang berbatasan langsung dengan pantai, sementara ruang-ruang terbuka yang berada di sisiselatan jalan belum termanfaatkan oleh pengunjung. Suasana tropis lembab juga belum nampakdisepanjang kawasan karena masih kurangnya tanaman-tanaman peneduh di sepanjangkawasan, pentingnya vegetasi dalam sebuah ruang terbuka publik untuk dapat meningkatkankualitas ruang maupun kawasan. Namun disepanjang tepian pantai berdiri kios-kios pedagangkaki lima yang berjualan makanan dan minuman khas daerah setempat, serta jajanan yang tidakmendapat tatanan desain yang sesuai dengan karakter arsitektur setempat. Anehnya sebagiandari kios pedagang kaki lima tersebut berdiri di atas jalur pejalan kaki, sehingga pergerakankendaraan maupun pengguna jalur pejalan kaki sering tergangu. Parkir kendaraan pengunjungdan pedagang yang menempati badan jalan menambah crowded pada ruang jalan kawasantaman ria.

    Gambar 1.2.1b. Aktivitas Kawasan( Hasil survey 2010 )

  • 7Tingginya aktivitas pada kawasan taman ria, merupakan peluang bagi perkembangankawasan tersebut, oleh karena itu untuk pengembangan kegiatan rekreasi denganmemanfaatkan potensi ruang publik di kawasan Taman Ria Palu sudah sepatutnya mendapatperhatian lebih, mengingat hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam pembangunan KotaPalu. Disamping itu, upaya ini juga dilakukan sebagai alternatif pilihan untuk melakukankegiatan rekreasi perkotaan yang bersifat modern bagi masyarakat Kota Palu dan sekitarnya.Namun yang perlu dicermati adalah tidak terwadahinya aktivitas-aktivitas yang berlangsung dikawasan Taman Ria dapat menjadi kendala bagi berkembangan kawasan tersebut.Hal yang perlu dilakukan sebagai dasar dari kajian ini adalah mengidentifikasi danmengkaji kecenderungan aktivitas kawasan Taman Ria yang telah mengalami perkembanganfungsi sebagai kawasan ruang terbuka publik dengan beragam aktivitas, baik secara kualitatifmaupun kuantitatif, sehingga dapat ditentukan arah kebijaksanaan yang positif bagikeberlanjutan kawasan tersebut.

    Gambar 1.2.1c. Aktivitas Pengunjung( Hasil survey 2010 )

    7

    Tingginya aktivitas pada kawasan taman ria, merupakan peluang bagi perkembangankawasan tersebut, oleh karena itu untuk pengembangan kegiatan rekreasi denganmemanfaatkan potensi ruang publik di kawasan Taman Ria Palu sudah sepatutnya mendapatperhatian lebih, mengingat hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam pembangunan KotaPalu. Disamping itu, upaya ini juga dilakukan sebagai alternatif pilihan untuk melakukankegiatan rekreasi perkotaan yang bersifat modern bagi masyarakat Kota Palu dan sekitarnya.Namun yang perlu dicermati adalah tidak terwadahinya aktivitas-aktivitas yang berlangsung dikawasan Taman Ria dapat menjadi kendala bagi berkembangan kawasan tersebut.Hal yang perlu dilakukan sebagai dasar dari kajian ini adalah mengidentifikasi danmengkaji kecenderungan aktivitas kawasan Taman Ria yang telah mengalami perkembanganfungsi sebagai kawasan ruang terbuka publik dengan beragam aktivitas, baik secara kualitatifmaupun kuantitatif, sehingga dapat ditentukan arah kebijaksanaan yang positif bagikeberlanjutan kawasan tersebut.

    Gambar 1.2.1c. Aktivitas Pengunjung( Hasil survey 2010 )

    7

    Tingginya aktivitas pada kawasan taman ria, merupakan peluang bagi perkembangankawasan tersebut, oleh karena itu untuk pengembangan kegiatan rekreasi denganmemanfaatkan potensi ruang publik di kawasan Taman Ria Palu sudah sepatutnya mendapatperhatian lebih, mengingat hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam pembangunan KotaPalu. Disamping itu, upaya ini juga dilakukan sebagai alternatif pilihan untuk melakukankegiatan rekreasi perkotaan yang bersifat modern bagi masyarakat Kota Palu dan sekitarnya.Namun yang perlu dicermati adalah tidak terwadahinya aktivitas-aktivitas yang berlangsung dikawasan Taman Ria dapat menjadi kendala bagi berkembangan kawasan tersebut.Hal yang perlu dilakukan sebagai dasar dari kajian ini adalah mengidentifikasi danmengkaji kecenderungan aktivitas kawasan Taman Ria yang telah mengalami perkembanganfungsi sebagai kawasan ruang terbuka publik dengan beragam aktivitas, baik secara kualitatifmaupun kuantitatif, sehingga dapat ditentukan arah kebijaksanaan yang positif bagikeberlanjutan kawasan tersebut.

    Gambar 1.2.1c. Aktivitas Pengunjung( Hasil survey 2010 )

  • 8I.3. Rumusan Masalah

    Latar belakang permasalahan yang terungkap di atas memunculkan isu-isu yang terkaitdengan beragam aktivitas di kawasan ruang terbuka publik Pantai Taman Ria Palu, sehinggadapat disimpulkan rumusan permasalahan sebagai berikut :1. Keterbatasan ruang jalan dan ruang jalur pejalan kaki di sepanjang tepian pantai TamanRia tidak sesuai dengan jumlah pengguna yang memanfaatkan ruang tersebut, sehinggakonflik penggunaan ruang tidak dapat terhindarkan2. Beragam aktivitas yang terjadi pada kawasan taman ria yang merupakan potensi bagiperkembangan kawasan tidak didukung oleh fasilitas-fasilitas penunjang yangmewadahi kegiatan-kegiatan di dalamnya.3. Berdirinya kios-kios PKL di sepanjang pantai, menutupi pandangan kearah pantai yangmerupakan daya tarik kawasan. Sehingga pantai terkesan sebagai halaman belakang(back area).Rumusan permasalahan tersebut perlu pembahasan dalam usaha mencari solusi arahanrancangan yang dapat menyelesaikan masalah. Untuk mengarahkan perkembangan kawasan,maka tahap selanjutnya diperlukan pertanyaan penelitian yang dapat membantu mencarivariabel-variabel penelitian melalui tinjauan pustaka yang berkaitan dengan perumusanmasalah.

    1.4. Pertanyaan Penelitian

    Beberapa pokok rumusan masalah di atas, menimbulkan pertanyaan penelitian yangakan menjadi bahan penelitian lebih lanjut, antara lain :1. Seperti apakah setting fisik di kawasan pantai taman ria ?2. Seperti apakah karakteristik aktivitas di kawasan Pantai Taman Ria ?3. Bagaimana hubungan aktivitas yang terjadi dengan setting fisik kawasan pantai tamanria ?

  • 94. Bagaimana arahan untuk menentukan setting fisik yang dapat mewadahi ragamaktivitas di kawasan Taman Ria ?1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penyelesaian masalah penelitian ini adalah sebagaiberikut :1. Sebagai wacana pengembangan ilmu, khususnya Ilmu Arsitektur di bidangDesain Kawasan Binaan yang berhubungan dengan aktivitas pada kawasanruang terbuka publik dalam usaha menghidupkan potensi-potensi kawasan dandiharapkan dapat menjadi acuan penelitian yang berhubungan dengan pokokpembahasan permasalahan2. Membantu Pemerintah Daerah/Kotamadya Palu menemukan pokokpenyelesaian masalah di kawasan ruang terbuka publik yang berhubungandengan beragam aktivitas serta bagaimana strategi menghidupkan potensikawasan sehingga dapat dijadikan arahan dalam pengembangan kota khususnyamengenai Detil Tata Ruang Kota Palu

    1.6. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :1. Menggambarkan eksisting kawasan Pantai Taman Ria sebagai kawasan RuangPublik dengan beragam aktivitas di dalamnya.2. Mengidentifikasi hubungan setting fisik kawasan dengan beragam aktivitas yangberlangsung di sepanjang tepian pantai Taman Ria untuk mengetahui kebutuhanruang dan pengguna sebagai parameter arahan desain perkembangan RuangTerbuka Publik di kawasan Pantai Taman Ria.

  • 10

    1.6. Keaslian Penelitian

    No NamaPeneliti Judul dan Tahun Lokasi FokusMetodeRiset

    1 HanifaRosalia2006Konflik antaraperuntukan denganPemanfaatan RuangTerbuka Publik dikawasan Alun-alunPekalongan.2006

    Kawasan Alun-alunPekalonganIdentifikasikeragamanaktifitaspenggunakawasan sertafaktor-faktorpenyebabkonfliknya.

    Deskripsifrasionalistik

    2 V. ReniVitasurya2004Faktor-faktor yangmempengaruhihubungan aktivitasformal dan informal diruang jalan JendralSudirman,Salatiga(batasTuguTaman Sari-JalanA.yani,Salatiga) 2004

    Penggal JalanSudirman,Salatiga. (batasTugu TamanSari-Jalan A.Yani Salatiga)Identifikasihubunganakivitas formaldan informalyang tumbuh didepannya sertafaktor apa sajayangmempengaruhi

    Deskripsifrasionalistik

    3 Hariswan2003Faktor-faktor yangmempengaruhiPemanfaatan RuangTerbuka Publik PadaKawasan Pusat Kotaditinjau dari teorihubungan perilaku danlingkungannya padaRuang Terbuka ImamBonjol Padang. 2003

    Ruang Publiksquare diImam BonjolPadangIdentifikasikeragamanFungsi danaktifitaspenggunakawasan sertafaktor-faktoryangmempengaruhi

    Deskripsifrasionalistik

    4 Ruzetta H2002 Penataan pedestriankawasan Ruang PublikKota Simpang Lima,Semarang.2002Ruang PublikSquareSimpang LimaSemarang.

    Identifikasikeragamanfungsi danpenataan jalurpedestrian Deskripsifrasionalistik

    Untuk penelitian yang dilakukan ini, membahas tentang hubungan antara aktivitas dansetting fisik di ruang terbuka publik kawasan pantai taman ria. Metode yang digunakan samadengan yang dilakukan sebelumnya, yang membedakan adalah komponen setting fisik yangdiduga memiliki spesifikasi berbeda pada karakteristiknya, yaitu aktivitas yang terjadidisepanjang koridor jalan merupakan jalur tepian pantai yang merupakan kawasan wisatabahari dikota palu.