Upload
erie-tambunan
View
221
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dokumen
Citation preview
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kota Serang adalah salah satu kota di Provinsi Banten yang terdiri dari 4
kecamatan, yaitu Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Taktakan, dan Kasemen. Luas wilayah
Kota Serang 188,70 km2. Desa Banten merupakan salah satu desa yang terletak di pesisir
pantai utara Pulau Jawa, tepatnya di Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Desa Banten
merupakan daerah pedesaan yang masyarakatnya memiliki akses terhadap kegiatan
perikanan tangkap. Penduduk Desa Banten banyak yang berprofesi sebagai nelayan,
dikarenakan lokasi desa berada di daerah pesisir. Data dari Pelabuhan Perikanan Nusantara
Karangantu (2011), menunjukkan bahwa jumlah nelayan di Desa Banten sebanyak 1.822
orang.
Perairan pesisir di sekitar Desa Banten memiliki potensi sumberdaya perikanan
yang cukup baik, dengan potensi rata-rata sebesar 2.393 ton per tahun. Salah satu potensi
sumberdaya perikanan di Desa Banten adalah rajungan (Portunus pelagicus). Hal ini
ditunjang oleh kondisi dasar perairan pesisir Desa Banten yang berpasir dan berlumpur,
cocok sebagai habitat hidup rajungan. Rajungan merupakan salah satu famili dari kepiting
(Brachyura) yang banyak diperjualbelikan. Rajungan (Portunus pelagicus) cukup digemari
masyarakat sebagai bahan makanan, sehingga rajungan termasuk dalam komoditi
perikanan dengan nilai jual cukup tinggi, baik sebagai komoditi lokal maupun komoditi
ekspor (Kangas, 2000).
Salah satu basis pendaratan rajungan di Desa Banten adalah Pelabuhan Perikanan
Nusantara Karangantu, Kota Serang. Kegiatan penangkapan rajungan ini berkembang
dengan ditunjang adanya beberapa perusahaan pengolahan rajungan yang terletak di
Kecamatan Karangantu. Adanya perusahaan pengolahan ini menuntut tersedianya produksi
rajungan sepanjang tahun, sehingga kegiatan penangkapan rajungan pun dilakukan secara
terus menerus sepanjang tahun. Akan tetapi, jika dilihat dari segi usaha penangkapannya
dapat dikatakan belum optimal. Hal ini diperkuat dengan teknologi yang diterapkan
nelayan untuk usaha penangkapan rajungan di berbagai daerah pesisir di Indonesia masih
tergolong tradisional atau sederhana (Barus dkk., 1987).
2
Alat tangkap yang banyak digunakan nelayan di Desa Banten adalah payang,
bagan, jaring rampus, jaring dogol, bubu, jaring rajungan atau jaring kejer, dan alat
tangkap lainnya. Penggunaan suatu jenis alat tangkap sangat berpengaruh terhadap jenis
ikan hasil tangkapan. Teknologi yang diterapkan nelayan Desa Banten untuk menangkap
rajungan yaitu dalam bentuk unit penangkapan rajungan dengan menggunakan alat tangkap
yang disebut jaring rajungan atau jaring kejer. Ada juga beberapa nelayan di Desa Banten
yang menggunakan bubu untuk menangkap rajungan. Menurut Baihaqi dan Hartati (2012),
keunggulan jaring rajungan adalah lebih praktis dan mudah digunakan dibandingkan
dengan alat tangkap bubu. Selain itu, jaring rajungan tidak menggunakan umpan saat
dioperasikan, berbeda dengan alat tangkap bubu yang sangat bergantung pada umpan.
Sehingga, mayoritas nelayan di Desa Banten lebih memilih menggunakan jaring rajungan
sebagai alat tangkap untuk mendapatkan rajungan. Jaring rajungan di dalam Statistik
Perikanan Nasional termasuk dalam kategori jaring insang (gillnet) yang dioperasikan di
dasar perairan.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan fenomena bahwa usaha perikanan
tangkap yang dilakukan oleh nelayan rajungan di Desa Banten masih tergolong tradisional.
Hal tersebut dapat dilihat dari masih tingginya ketergantungan nelayan terhadap musim
dan teknologi penangkapan yang masih rendah. Nelayan tradisional biasanya identik
dengan pendapatan dan hasil tangkapan ikan yang rendah. Teknologi yang diterapkan
nelayan Desa Banten untuk menangkap rajungan adalah dalam bentuk unit penangkapan
dengan menggunakan alat tangkap yang disebut jaring rajungan atau jaring kejer dan
menggunakan armada kapal atau perahu jenis kapal motor yang berukuran < 5 GT.
Penelitian ini memfokuskan pada kajian mengenai nelayan rajungan di Desa Banten,
Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini
adalah berapakah total pendapatan nelayan jaring rajungan di Desa Banten dan apakah
usaha penangkapan rajungan memberikan pendapatan yang cukup bagi nelayan.
3
B. Tujuan 1. Mengetahui pendapatan nelayan jaring rajungan.
2. Mengetahui kegiatan penangkapan rajungan dengan alat tangkap jaring rajungan.
C. Manfaat
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai usaha penangkapan
rajungan di Desa Banten bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah untuk pengembangan
usaha perikanan tangkap serta untuk menentukan kebijakan yang tepat agar dapat
meningkatkan pendapatan nelayan rajungan di Desa Banten, Kota Serang.