rumah-adat-batak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EDFEFEWFWEFsdfcwdcdcwdcwecwedcwdcwdecsedfwedcfdcddddddddddddcccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc

Citation preview

  • 1

    ARSITEKTUR NUSANTARA

    Oleh:

    Ucu Siti Nurmala

    11420031

    UNIVERSITAS BOROBUDUR JAKARTA

    FAKULTAS TEKNIK

    PRODI ARSITEKTUR 2012

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa penulis telah

    menyelesaikan tugas mata kuliah Arsitektur Nusantara yang membahas tentang salah satu rumah

    adat yang berada di Indonesia.

    Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis

    menyadari bahwa kelancaran dalam penyususnan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,

    bimbingan dari panengajar, sehingga kendala yang penulis hadapi dapaat teratasi. Oleh karena

    itu, penulis mengucapakan terimakasih kepada :

    1. Dosen mata kuliah Arsitektur Nusantara yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada

    penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.

    2. Teman-teman yang turut berpartisipasi dan ikut aktif dalam penyelesaian tugas, sehingga

    tugas ini selesai.

    Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi

    bahan diskusi untuk perbaikan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jau dari sempurna,

    oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

    Jakata, Desember 2012

    Penulis

  • 3

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PEMBUKA

    KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

    DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG............................ ........................................................................1

    B. MAKSUD DAN TUJUAN..............................................................................................1

    BAB II. METODE PEMBAHASAN

    A. .........................................................................................2

    B. ..............................................................................2

    BAB III. PEMBAHASAN

    A. KONSEP RUMAH BATAK..........................................................................................3

    B. ...........................................................................4

    C. ..........................................................8

    D. TATA RUANG RUMAH BATAK...............................................................................11

    E. KONSTRUKSI..............................................................................................................13

    F.

    G.

    BAB IV. PENUTUP

    A. KESIMPULAN.............................................................................................................23

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Tinggalan manusia masa lampau merupakan gambaran gagasan yang tercipta

    karena adanya jaringan ingatan, pengalaman, dan pengetahuan yang diaktualisasikan ke

    dalam suatu aktivitas yang menghasilkan benda maupun jejak budaya. Manusia

    melakukan interaksi dengan alam sekitarnya dalam bentuk sosial, religi, dan juga

    permukimannya.

    Dalam pemenuhan kebutuhannya tersebut, manusia menjadikan lingkungan alam

    sekitarnya sebagai lahan untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya bahan baku, pangan,

    serta tempat beraktivitas.

    Permukiman merupakan salah satu situs arkeologi yang secara ekologis merupakan

    suatu ekosistem yang komponen-komponennya saling berhubungan timbal balik. Oleh

    karena itu, hubungan antarkomponen dalam permukiman menjadi salah satu bagian yang

    menarik untuk dikaji. Berkenaan dengan kajian tersebut, maka tulisan ini akan

    mengambil permasalahan bagaimana bentuk-bentuk adaptasi lingkungan yang dilakukan

    masyarakat pada permukiman tradisional Batak Toba di sekeliling Danau Toba.

    B. DAN TUJUAN

    Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

    arsitektur Indonesia. Karena Indonesia memiliki beragam keragaman budaya, hal ini

    diharapkan dapat menambah wawasan yang tidak terbatas bagi penerapa ide design

    bangunan dengan tidak menghilangkan ciri khas dari negara sendiri.

  • 5

    BAB II

    METODE PEMBAHASAN

    A. METODE

    Metode penyusunan makalah ini, dilakukan dengan memanfaatkan data dari

    pengamatan data dari objek wisata Taman Mini Indonesia Indah yang memperlihatkan

    bangunan Adat Suku Batak dari Sumatera Utara.

    Gambar 1

    Survey Bangunan Rumah Batak

    Sumber: TMII (Ucu Siti Nurmala:2012)

    S

    v

    Selain itu, isi makalah ini juga merupakan hasil dari pengumpulan darta dari

    internet dan juga buku-buku yang menyangkut pola lingkungan Suku Batak di Indonesia.

    B. LOKASI

    Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan,

    Terletak antara 10 - 40 LU, 980 - 1000 B.T.

    Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh

    dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan

    dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau,

    sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat

    Sumatera.

    Gambar 2

    Peta Suku Batak di Sumatera Utara

    Sumber: : http://www.google.co.id

    http://www.google.co.id/
  • 6

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. KONSEP RUMAH BATAK TOBA

    Arsitektur Tradisional Batak Toba

    Gambar 3 Ruma tradisional Batak Toba

    Sumber: http://www.hlc.unimelb.edu.au_dalli_Indonesian_stories

    Suku bangsa Batak terbagi atas 6 anak suku, yaitu Batak Karo, Batak

    Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Setiap

    suku memiliki seni arsitektur yang menarik.

    Rumah Adat Batak Toba yaitu Rumah Bolon (Rumah Gorga atau Jabu Si

    Baganding Tua). Biasanya Rumah terdiri atas Rumah dan juga sopo (lumbung padi) yang

    berada di depan rumah. Rumah dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi

    sebagai ruang bersama warga huta.Rumah adat dengan banyak hiasan (gorga), disebut

    Rumah Gorga Sarimunggu atau Jabu Batara Guru. Sedangkan rumah adat yang tidak

    berukir, disebut Jabu Ereng atau Jabu Batara Siang. Rumah berukuran besar, disebut

    Rumah Bolon. dan rumah yang berukuran kecil, disebut Jabu Parbale-balean.

    Pada rumah Adat Batak juga terdapat banyak ukiran yang disebut gorga. Warna-

    warna yang dipilih adalah merah, hitam dan putih, yang maksudnya adalah warna dari

    alam yang mengacu pada flora dan fauna.

    http://www.hlc.unimelb.edu.au_dalli_indonesian_stories/
  • 7

    B. FILOSOFI RUMAH BATAK TOBA

    Gambar 4

    Rumah adat Batak

    Toba

    Sumber: http://artasia.www2.50megs.com

    Rumah adat bagi orang Batak didirikan

    bukan hanya sekedar tempat bemaung dan

    berteduh dari hujan dan panas terik matahari

    semata tetapi sebenanya sarat dengan nilai filosofi

    yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman hidup.

    Beragam pengertian dan nilai luhur yang melekat dan dikandung dalam rumah

    adat tradisionil yang mestinya dapat dimaknai dan dipegang sebagai pandangan hidup

    dalam tatanan kehidupan sehari-hari, dalam rangka pergaulan antar individu.

    Dalam kesempatan ini akan dipaparkan nilai flosofi yang terkandung didalamnya

    sebagai bentuk cagar budaya, yang diharapkan dapat menjadi sarana pelestarian budaya,

    agar kelak dapat diwariskan kepada generasi penerus untuk selalu rindu dan cinta

    terhadap budayanya.

    Makna dan Simbolisme

    Pola penataan desa atau lumban/ huta terdiri dari beberapa ruma dan sopo.

    Perletakan ruma dan sopo tersebut saling berhadapan dan mengacu pada poros utara

    selatan. Sopo merupakan lumbung, sebagi tempat penyimpanan makanan. Dalam hal ini,

    menunjukkan bahwa masyarakat Batak selalu menghargai kehidupan, karena padi

    merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Penafsiran Pola penataan lumban yang

    terlindungi dengan pagar yang kokoh, dengan dua gerbang yang mengarah utara-selatan,

    menunjukkan bahwa masyarakat Batak, memiliki persaingan dalam kehidupan

    kesehariannya.

  • 8

    Jika kita mengamati peta perkampungan Batak, maka dapat kita ketahui terdapat

    beragam suku Batak, dengan lokasi yang berdekatan. Oleh karena iu, pola penataan

    lumban berbentuk lebih menyerupai sebuah benteng dari pada sebuah desa. Pada

    penataan bangunan yang sangat menghargai keberadaan sopo, yaitu selalu berhadapan

    dengan ruma. Hal ini menunjukkan pola kehidupan masyarakat Batak Toba yang

    didominasi oleh bertani, dengan padi sebagai sumber kehidupan yang sangat dihargainya.

    Di dalam lumban, terdapat beberapa ruma dan sopo yang tertata secara linear. Beberapa

    rumah tersebut menunjukkan bahwa ikatan keluarga yang dikenal dengan extended

    family dapat kita ketemukan dalam masyarakat Batak Toba.

    Kajian Persolekan

    Sebelum mendirikan bangunan diadakan upacara mangunsong bunti, yaitu

    upacara memohon kepada Tri-tunggal Dewa (Mula Jadi Nabolon, Silaon Nabolon, dan

    Mengalabulan). Peserta upacara melipud Datu Ari (dukum), Raja Perhata (ahli hukum

    adat), Raja Huta (kepala desa) dan Dalihan Natolu (raja ni hula-hula, dongan tubu dan

    boru). Waktu mendirikan bangunan diadakan upacara paraik tiang dan paraik urur

    (memasang tiang dan urur). Setelah bangunan selesai diadakan 2 upacara, yakni:

    mangompoi jabu (memasuki rumah baru) dan pamestahon jabu (pesta perhelatan rumah

    baru).

    Gambar 5

    Ragam hias pada beranda Roma Bolon Raja Simanindo

    Sumber: Soeroto (2003: 106)

    Beranda Ruma Bolon Raja Simanindo

    merupakan tempat raja menyampaikan

    perintah atau menyaksikan pagelaran seni dan

    upacara adat Ragam hias (gorga) pada

    bangunan Batak Toba banya mengenal 3

    warna, yaitu merah, putih dan hitam yang

  • 9

    dibuat dari bahan alam. Setiap hiasan dan ukiran mengandung makna yang melambangkan

    kepercayaan bersifat magis religius. Pemasangan ragam hias juga harus mengikuti aturan adat

    yang berlaku. Bentuk dan corak ragam hiasnya banyak mengambil bentuk dari alam semesta,

    flora, dan fauna. Hiasan dari alam, di antaranya at matani ari (matahari) dan desa ni ualu (8 mata

    angin). Hiasan berasal dari flora, antara lain simeol-eol, sitompi, sitangan, iran-iran, hariara

    sudung ni langit. Sedang hiasan berasal dari fauna, yaitu hoda-hoda (kuda), boraspati (cecak

    besar), sijonggi, dan gajah dompak. Ada juga hiasan geometris, seperti silintong (garis-garis) dan

    ipon-ipon.

    Gambar 6

    Detail ukiran pada balok utama, papan lis atap dan papan

    beranda

    Sumber: TMII (Ucu Siti Nurmala : 2012)

    Makna dan Simbolisme Pada hiasan runmah tradisional

    Batak Toba, merupakan desain bentuk dari binatang dan

    tumbuhan. Pewarnaan yang digunakanpun hanya

    menggunakan tiga warna, yaitu hitam, merah dan putih.

    Hal ini merupakan warna dsar yang dapat ditemukan dari alam. Selain bentuk tumbuhan dan

    binatang, terdapat juga hiasan geometris, baik garus lurus maupun lengkung. Adapun bentukan

    garis lengkung merupakan hiasan yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi, karena hal

    tersebut dapat ditemukan pula pada arsitektur kalimantan dan sulawesi. Selain bentuk ruma

    secara individu, keberadaan tempat upacara juga merupakan salah satu pelengkap bagi

    keberadaan lumban. Hal ini merupakan salah satu bangunan yang memiliki nilai yang tidak kalah

    pentingnya dengan keberadaan ruma dan sopo sebagai inti dari keberadaan lumban.

  • 10

    Gambar 7

    Detail ukiran pada balok utama, papan lis atap dan papan

    beranda

    Sumber: Soeroto (2003: 106)

    Penafsiran

    Hiasan yang digunakan pada arsitektur

    tradisional Batak Toba merupakan seni ukir dan

    lukis. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan

    merupakan salah satu hal yang sangat erat kaitannya

    dalam kehidupan manusia. Selain keindahan, hiasan yang ada pada rumah tradisional Batak Toba

    juga memiliki nilai yang sangat penting dalam menentukan jati diri penghuni ruma. Oleh karena

    itu, selain bentuk ruma, hiasan juga merupakan suatu kebanggan dan penghargaan yang

    diberikan untuk menunjukkan penghuni ruma. Dengan adanya hiasan pada rumaha tradisional

    Batak Toba, hal tersebut dapat digunakan sebagai nilai spesifik yang dimiliki oleh suatu ruma

    sebagai bangunan personal, bukan sekedar bangunan tradisional. Misalnya rumah raja memiliki

    ragam dan bentuk hiasan yang berbeda dengan rumah tradisional pada umumnya. Hal ini

    menunjukkan bahwa hiasan atau nilai keindahan menjadi sesuatu yang sangat penting dan

    sifatnya sakral.

  • 11

    C. TYPE & BENTUK RUMAH BATAK

    Rumah Adat Batak dari semua sub suku secara umum:

    1. Rumah Adat Toba

    Berdasarkan bentuknya rumah dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :

    a. Rumah Bolon

    Rumah yang cukup besar (biasanya dimiliki

    oleh orang yang mampu saja) berbentuk persegi

    panjang dan sanggup untuk ditempati 5 sampai 6

    keluarga. Biasanya memiliki jumlah anak tangga

    yang ganjil dan pintu masuk yang pendek

    sehingga untuk dapat masuk kita harus

    menundukkan kepala.

    Di bagian luar dindingnya biasanya terdapat

    hiasan-hiasan berupa ukiran atau pahatan yang

    diberi warna-warna, yang disebut dengan Gorga

    (akan dibahas dalam postingan selanjutnya).

    Sedangkan dibagian sudut rumah biasanya

    terdapat pula hiasan yang disebut Gajah Dompak

    (bermotif wajah binatang) yang dimaksudkan

    sebagai penolak bala.

    Gambar 8

    Rumah Adat Batak Toba

    Sumber: http://www.google.co.id

    b. Ruma / Jabu

    Rumah sederhana yang hanya mampu menampung 1 keluarga, tidak terdapat

    hiasan-hiasan maupun ukiran-ukiran dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari Rumah

    Bolon, namun dengan ciri-ciri arsitektur yang sama. Rumah tipe ini lah yang paling

    banyak bisa ditemui saat ini.

    http://www.google.co.id/
  • 12

    2. Rumah Adat Simalungun

    Rumah Adat Simalungun memiliki kemiripan

    dan kesamaan dengan Rumah Adat Toba baik

    dari segi bentuk, arsitektur, nama, dan juga

    ornamen-ornamen hiasannya.

    Gambar 9

    Rumah Adat Batak Simalungun

    Sumber: http://www.google.co.id.

    a. Rumah Bolon

    Merupakan kediaman para raja dan keluarganya, ciri khas utama adalah dibagian bawah

    atau kaki bangunan selalu berupa susunan kayu yang masih bulat-bulat atau gelondongan,

    dengan cara silang menyilang dari sudut ke sudut. Ciri khas lainnya adalah bentuk atap di

    mana pada anjungan diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduknya.

    3. Rumah Adat Karo

    Disebut sebagai Siwaluh Jabu, panjangnya

    bisa mencapai 13 meter dengan lebar mencapai

    10 meter dan biasa ditempati oleh 4 hingga

    delapan keluarga (jumlah keluarga harus selalu

    genap). Salah satu ciri khususnya adalah rumah

    ini dibangun tanpa menggunakan paku,

    melainkan dengan cara dipantek dengan pasak

    atau diikat menyilang dengan tali

    Gambar 10

    Rumah Adat Batak Karo

    Sumber: http://www.google.co.id.

    http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/
  • 13

    Salah satu keunikan lainnya yaitu atap rumah dibangun bertingkat-tingkat cukup

    tinggi dan mampu bertahan hingga usia ratusan tahun.

    4. Rumah Adat Mandailing

    Rumah Adat Mandailing disebut

    sebagai Bagas Godang sebagai kediaman

    para raja, terletak disebuah kompleks

    yang sangat luas dan selalu didampingi

    dengan Sopo Godang sebagai balai

    sidang adat. Bangunannya

    mempergunakan tiang-tiang besar yang

    berjumlah ganjil sebagaimana juga

    jumlah anak tangganya.

    Gambar 11

    Rumah Adat Mandailing

    Sumber: http://www.google.co.id.

    5. Rumah Adat Pakpak

    Ciri khas Rumah Adat Pakpak

    terletak pada bagian atapnya yang

    melengkung dan mempunyai satu bagian

    atap kecil dibagian paling atas.

    Sayangnya rumah adat ini kini semakin

    sulit ditemui karena kurang dilestarikan.

    Bentuk bangunan yang masih utuh bisa

    ditemukan di Sidikalang, Dairi, dan

    Pakpak Barat.

    Gambar 12

    Rumah Adat Pakpak

    Sumber: http://www.google.co.id.

    http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/
  • 14

    6. Rumah Adat Angkola

    Dikenal sebagai Bagas Godang, yang

    saat ini masih banyak bisa kita temui di daerah

    Sipirok dan Padang Sidempuan.

    Gambar 13

    Rumah Adat Angkola

    Sumber: http://www.google.co.id.

    D. TATA RUANG RUMAH BATAK TOBA

    Pada bagian dalam rumah (interior) dibangun lantai yang dalam pangertian Batak

    dibuat galang lantai

    -

    margulang-

    Untuk menjaga kebersihan rumah, di bagian tengah agak ke belakang dekat tungku

    debu, pasir karena lantai disapu keluar melalui lobang tersebut. Karena itu ada falsafah yang

    -

    bahwa segala perbuatan kawan yang tercela atau perbuatan yang dapat membuat orang

    tersinggung harus dapat dilupakan.

    Di sebelah depan dibangun ruangan kecil berbentuk panggung (mirip balkon) dan

    juga kalanya dapat digunakan sebagai tempat alat-alat pertanian seperti bajak dan cangkul

    setelah selesai bertanam padi.

    Setara dengan songkor di sebelah belakang rumah dibangun juga ruangan berbentuk

    http://www.google.co.id/
  • 15

    -bahu

    -

    pongki bahul-bahul pansalongan. Pir ma tondi luju-

    permohonan dan keinginan agar murah rejeki dan mata pencaharian menjadi lancar.

    -

    untuk menyisip atap rumah jika bocor. Dibawah para

    rotan dan alat-alat pertukangan seperti hortuk, baliung dan baji-baji dan lain sebagainya. Karena

    -para, hotang di parlabian, na bisuk bangkit gabe

    raja nda -kira jika manusia yang bijak bestari

    diangkat menjadi raja maka orang bodoh dan kaum lemah dapat terlindungi karena sudah

    mendapat perlakuan yang adil dan selalu diayomi.

    Untuk masuk ke dalam rumah dileng

    di dolok ni pangiringan. Horas ma na marhaha-maranggi jala tangkas ma sipairing-

    Ada kalanya keadaan tangga dapat menjadi kebanggaan bagi orang Batak. Bila tangga

    yang cepat aus menandakan bahwa tangga tersebut sering dilintasi orang. Pengertian bahwa yang

    punya rumah adalah orang yang senang menerima tamu dan sering dikunjungi orang karena

    -

    Biarpun Rumah Batak itu tidak memiliki kamar/dinding pembatas tetapi ada wilayah

    yang di atur oleh hukum hukum. Ruangan Rumah Batak itu biasanya di bagi atas 4 wilayah

    (bahagian) yaitu:

    a. Jabu Bona ialah daerah sudut kanan di sebelah belakang dari pintu masuk rumah, daerah

    ini biasa di tempati oleh keluarga tuan rumah.

    b. Jabu Soding ialah daerah sudut kiri di belakang pintu rumah. Bahagian ini di tempati oleh

    anak anak yang belum akil balik (gadis)