2
Macam-Macam Lesi Putih dari Mukosa Rongga Mulut 1. Fordyce spot Merupakan kelenjar sebasea/lemak yang ektopik dari mukosa mulut yang terlihat hamper pada semua pasien, tetapi kadang-kadang dianggap abnornmal oleh orang yang belum berpengalaman. Pada kenyataannya, Fordyce menemukan keadaan dimana masa kelenjar terbentuk pada bibir ( tetapi jarang terjadi), ia mengetahui bahwa massa pada mukosa bukhal, normal, dan tidak perlu diperdebatkan lebih lanjut. 2. Leukoderma Keadaan berbatas tidak jelas, hanya menunjukkan gambar dari mukosa mulut yang keabuan dan tampak sangat kering. Mukosa biasanya mempunyai permukaan yng sedikit keriput, dan bila ditegangkan lesi cenderung hilang atau teretikulasi. Secara histologis, terlihat peningkatan keratinisasi, tetapi hnya sedikit berbeda dari sponge naevus yang putih. Biasanya keadaan tersebut terlihat sebagai keadaan normal tanpa akibat yang berbahaya. 3. White sponge naevus Merupakan lesi keratosis yang luas pada permukaan mukosa dan bersifat jinak serta bersifat herediter. Walaupun sering menyerang mulut, lesi juga dapat timbul pada pharynx, oesophagus, rektum, dan anus. Lesi genital juga ditemukan pada bibir vulva, vagina, dan kelenjar penis. Pada mulut mukosa bukhal merupakan daerah yang paling sering terserang, walaupun lesi juga dapat mengenai lidah, dasar mulut palatum, mukosa labial dan bahkan gingiva. Lesi biasanya bilateral. Daerah keratosis yang luas serta putih terlihat pada mukosa. Daerah ini dapat meluas ke fold, yang secara puitis dapat digambarkan seperti pasir setelah air surut. Atau mukosa tampak menebal, lembek, bahkan terlipat-lipat. Adanya kecenderungan bahwa permukaan keratin sering dapat dihapus dengan kasa kering, menyebabkan terjadinya keadaan yang sering didiagnosa sebagai kandidiosis oral

(Ririh)Macam2 Lesi Putih

Embed Size (px)

Citation preview

Macam-Macam Lesi Putih dari Mukosa Rongga Mulut

1. Fordyce spotMerupakan kelenjar sebasea/lemak yang ektopik dari mukosa mulut yang

terlihat hamper pada semua pasien, tetapi kadang-kadang dianggap abnornmal oleh orang yang belum berpengalaman. Pada kenyataannya, Fordyce menemukan keadaan dimana masa kelenjar terbentuk pada bibir ( tetapi jarang terjadi), ia mengetahui bahwa massa pada mukosa bukhal, normal, dan tidak perlu diperdebatkan lebih lanjut.

2. LeukodermaKeadaan berbatas tidak jelas, hanya menunjukkan gambar dari mukosa mulut

yang keabuan dan tampak sangat kering. Mukosa biasanya mempunyai permukaan yng sedikit keriput, dan bila ditegangkan lesi cenderung hilang atau teretikulasi. Secara histologis, terlihat peningkatan keratinisasi, tetapi hnya sedikit berbeda dari sponge naevus yang putih. Biasanya keadaan tersebut terlihat sebagai keadaan normal tanpa akibat yang berbahaya.

3. White sponge naevusMerupakan lesi keratosis yang luas pada permukaan mukosa dan bersifat jinak

serta bersifat herediter. Walaupun sering menyerang mulut, lesi juga dapat timbul pada pharynx, oesophagus, rektum, dan anus. Lesi genital juga ditemukan pada bibir vulva, vagina, dan kelenjar penis. Pada mulut mukosa bukhal merupakan daerah yang paling sering terserang, walaupun lesi juga dapat mengenai lidah, dasar mulut palatum, mukosa labial dan bahkan gingiva. Lesi biasanya bilateral. Daerah keratosis yang luas serta putih terlihat pada mukosa. Daerah ini dapat meluas ke fold, yang secara puitis dapat digambarkan seperti pasir setelah air surut. Atau mukosa tampak menebal, lembek, bahkan terlipat-lipat. Adanya kecenderungan bahwa permukaan keratin sering dapat dihapus dengan kasa kering, menyebabkan terjadinya keadaan yang sering didiagnosa sebagai kandidiosis oral dan bahkan dirawat dengan obat antijamur. Hanya lesi yang lembek yang dapat disebut white sponge naevus.

4. Friksional keratosisSebagian besar pasien muda usia dengan friksional keratosis biasanya wanita

yang memiliki kebiasaan menggigit-gigit pipi atau bibir. Daerah mukosa yang terserang tampak berwarna kasar dan berwarna putih keabuan dengan penyebaran yang khas, meluas ke bagian dalam bibir bawah dan ke belakang sepanjang garis oklusi, pada kedua sisi.

Pasien dengan maloklusi sederhana sering menggigit mukosa bukhal dari pipi ke sepanjang garis oklusal. Terlihat adanya garis pada satu sisi atau kedua sisi pada daerah oklusi gigi-gigi, sering dengan tampak pada gigi individual. Pasien dengan gigi-gigi yang sudah tidak lengakp, sering mempunyai daerah keratosis pada gusi yang bekerja secara aktif daripada gusi itu sendiri, dan tertekan melebihi batas fisiologinya. Gigi tiruan dapat menyebabkan trauma pada mukosa, terutama bila disertai dengan cengkram yang tidak tepat letaknya yang menekan mukosa di dalamnya. (Gayford,1996 : 76-79)