Upload
kholifah-z-al-aswaja
View
156
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RINGKASAN MATERI DASAR-DASAR PERBANKANKata bank berasal dari bahasa italia banque atau Italia banca ynag berarti bangku,
karena waktu itu para bankir Florance pada masa Renaissans’ melakukan transaksi mereka
dengan duduk dibelakang meja penukaran uang yang tidak memungkinkan mereka untuk
duduk sambil bekerja.
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal
10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Bank berperan sebagai perantara atau agen kepercayaan dan pembangunan. Tindakan
bank memberikan jasa pelayanan dibidang keuangan kepada perorangan, badan usaha,
maupun pihak pemerintah menunjukkan bahwa bank berperan sebagai agen kepercayaan
(agen of trust) bagi masyarakat maupun pemerintah. Sebagai pemberi kredit, berarti bank
juga berperan sebagai agen pembangunan (agen of development).
Perkembangan perbankan di Indonesia dibagi dengan peride timbulnya UU tentang
Perbankan itu sendiri yang telah mengalami beberapa kali perubahan. Hal ini didasarai
kepada pertimbangan bahwa UU merupakan suatu kebijakan dari pemerintah yang dibuat
sebagai langkah-langkah dalam menentukan arah dalam bidang moneter khususnya dalam
bidang perbankan, yaitu sebagai berikut:
1. Periode timbulnya UU Perbankan No. 14 tahun 1967
2. Periode UU perbankan No.14 tahun 1967 sampai dengan No. 7 tahun 1992
3. Periode UU perbankan No.7 tahun 1992 sampai dengan No. 10 tahun 1998
4. Periode setelah UU Perbankan No. 10 tahun 1998
Berdasarkan segi fungsinya, bank diklasifikasi menjadi:
1. Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk
mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan
K LASIFIK ASI BANK
PER K EM BANGAN PER BANK AN
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai
lender of the last resort. (UU No.3 Tahun 2004)
2. Bank umum (komersial/syariah): bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberi-
kan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Bank Pembangunan (Development Bank) : bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama dilakukan melalui penerimaan simpanan dalam bentuk deposito dan
/atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang dibidang
pembangunan, antara lain berupa proyek pembangunan industri, pembangunan
jalan/jembatan.
4. Bank Tabungan (Saving Bank)
Bank yang usaha pokoknya mengumpulkan dana dengan cara menerima simpanan
dalam bentuk tabungan dan mempergunakan dananya untuk mengambil keuntungan
dari hasil investasi dalam surat berharga atau bentuk investasi lainnya.
5. Bank Rural
Bank rural adalah jenis bank dipedesaan yang menerima simpanan dalam bentuk uang
dan bentuk natura (gandum, padi, jagung, dsb) dan usahanya ditujukan untuk
memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang dan dalam bentuk natura pada
sektor pertanian dan pedesaan. Bank rural disebut bank desa atau bank sekunder,
karena kativitasnya yang dekat dengan masyarakat, bank rural/bank desa seringkali
disebut sebagai bank perkreditan rakyat pedesaaan.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis bank menurut kegiatan
usaha terdiri dari:
1. Bank Indonesia (BI)
2. Bank Umum berdasarkan prinsip konvensional
3. Bank Umum berdasarkan prinsip syariah*pelajari sejarah lembaga keuangan syariah yang sudah dijelaskan
4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR): bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasar-kan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan segi kepemilikannya, bank diklasifikasi menjadi:
1. Bank Pemerintah: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, baik
pusat maupun daerah;
2. Bank swasta nasional: bank yang seba-gian besar modalnya dimiliki oleh swasta
nasional Indonesia;
3. Bank koperasi: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh
perusahaan berbadan hukum koperasi;
4. Bank asing: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh asing, baik
swasta maupun pemerintah asing.
5. Bank campuran: bank yang modalnya dimiliki swasta nasional Indonesia dan asing,
dan pada umumnya sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta Indonesia.
Berdasarkan segi statusnya, bank diklasifikasi menjadi :
1. Bank devisa: bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya
berhubungan dengan valas.
2. Bank nondevisa: bank yang tidak diperbolehkan melakukan transaksi dengan luar
negeri atau berkaitan dengan valas.
Berdasarkan segi cara menentukan harga, bank diklasifikasi menjadi :
1. Bank konvensional: bank yang dalam menentukan harganya menetapkan suatu tingkat
bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan maupun disalurkan.
2. Bank syariah: bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga
tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai
kegiatan, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank
sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok
adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian
menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat
melalui pemberian pinjaman atau kredit.
K EGIAT AN BANK
Dari kegiatan jual beli uang inilah bank akan memperoleh keuntungan yaitu dari
selisih harga beli (bunga simpanan) dengan harga jual (bunga pinjaman). Disamping itu
kegiatan bank lainnya dalam rangka mendukung kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana adalah memberikan jasa-jasa lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk memperlancar
kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.
Dalam praktiknya kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut. Setiap
jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya, misalnya dilihat
dari segi fungsi bank yaitu antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan
rakyat (bank rural), jelas memiliki tugas atau kegiatan yang berbeda.
Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk yang
ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai
kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat
mempunyai keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Untuk lebih jelasnya
berikut ini akan dijelaskan kegiatan masing-masing jenis bank dilihat dari segi fungsinya.
A. Kegiatan Bank Indonesia
Pengertian Bank Indonesia sesuai pasal 4 UU. No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU
No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Bank Indonesia adalah Bank Sentral republik indonesia
2. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU.
3. Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan UU.
Status dan Badan Hukum
Status Bank Indonesia sebagai badan hukum publik mapun badan hukum perdata ditetapkan
dengan Undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang
yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai
badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam
maupun diluar pengadilan.
Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Sesuai pasal 7 UU No. 3 Tahun 2004 Tentang perubahan atas UU No, 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia adalah:
1. Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
2. Melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, transparan dan harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang meurpakan
tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter*ingat kembali langkah kebijakan moneter yang saya
jelaskan
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia
B. Kegiatan Bank Umum Konvensional
Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank komersil merupakan bank
yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai keunggulan
jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang ragam pelayanan maupun jangkauan
wilayah operasinya. Artinya bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling
lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah Indonesia.
Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status bank yang bersangkutan.
Menurut status bank umum dibagi kedalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank
umum non devisa. Masing-masing status memberikan pelayanan yang berbeda. Bank umum
devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang paling lengkap seperti dapat melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar negeri. Sedangkan bank umum non devisa
sebaliknya tidak dapat melayani jasa yang berhubungan dengan luar negeri.
Kegiatan Bank Umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini
dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama reke¬ning atau
account. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah:
a. Simpanan Giro (Demand Deposit),
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarik¬annya dapat dilakukan
dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro
akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro
tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para
usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro
merupakan dana murah ka¬rena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih
rendah dari bunga simpanan lainnya.
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit),
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan di¬lakukan menggunakan buku tabungan,
slip penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada
pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa
atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga
tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan
lebih besar dari jasa giro.
c. Simpanan Deposito (Time Deposit),
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka wak¬tu tertentu (jatuh tempo).
Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada
bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat. jenis depositopun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya
jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.
2.Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang
dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih
dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis,
tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah
serta tingkat suku bunga yang ditawarkan.
Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang
diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit
akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya.
Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat
keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara
umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi :
a. Kredit Investasi,
Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan
investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu
yang relatif panjang yaitu di atas 1(satu) tahun. Contoh jenis kredit ini adalah
kredit untuk membangun pabrik atau membeli peralatan pabrik seperti mesin-
mesin.
b. Kedit Modal Kerja,
Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini
berjangka waktu pendek yaitu tidak.lebih dari 1 (satu) tahun. Contoh kredit ini
adalah untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja
lainnya.
c. Kredit Perdagangan,
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka
memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya.
Contoh jenis-kredit ini adalah kredit untuk membeli barang dagangan yang
diberikan kepada para suplier atau agen.
d. Kredit Konsumtif,
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi mi¬sainya keperluan
konsumsi, baik pangan, sandang maupun pa¬pan. Contoh jenis kredit ini adalah
kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai
sendiri.
e. Kredit Profesi,
Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen,
dokter atau pengacara.
3. Memberikan Jasa- jasa Bank Lainnya (Services)
Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran
kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat
dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari
permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal. Disamping itu,
juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-
jasa bank yang ditawarkan meliputi :
a. Kiriman Uang (Transfer)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat dilakukan pada
bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang juga dapat dilakukan
derigan tujuan dalam kota, luar kota atau luar negeri. Khusus untuk pengiriman uang
keluar negeri harus melalui bank devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya
kirim yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan. Pertimbangannya
adalah nasabah bank yang bersangkutan (memiliki rekening di bank yang
bersangkutan) atau bukan. Kemudian juga jarak pengiriman antar bank tersebut.
b. Kliring (Clearing)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang
berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat kliring hanya memakan waktu 1
(satu) hari. Besarnya biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan.
c. Inkaso (Collection)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang
berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari
jarak lokasi penagihan dan biasanya memakan waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu)
bulan. Besarnya biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan dengan
pertimbangan jarak serta pertimbangan lainnya.
d. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box atau dikenal dengan istilah safe loket jasa pelayanan ini
memberikan layanan penyewaan box atau kotak pengaman tempat menyimpan surat-
surat berharga atau barang-¬barang berharga milik nasabah. Biasanya surat-surat atau
barang-¬barang berharga yang disimpan di dalam box tersebut aman dari pencurian
dan kebakaran. Kepada nasabah penyewa box dikenakan biaya sewa yang besarnya
tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.
e. Bank Card (Kartu kredit)
Bank card atau lebih populer dengan sebutan kartu kredit atau juga uang plastik.
Kartu ini dapat dibelanjakan di berbagaf tem¬pat perbelanjaan atau tempat-tempat
hiburan. Kartu ini juga dapat digunakan untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM
yang tersebar diberbagai, tempat yang strategis. Kepada pemegang kartu kredit
dikenakan biaya iuran tahunan yang besarnya ter¬gantung dari bank yang
mengeluarkan. Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu pembayaran dan akan
dikenakan bunga dari jumlah uang yang telah dibelanjakan jika melewati tenggang
waktu yang telah ditetapkan.
f. Bank Notes
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes bank
menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata uang asing).
g. Bank Garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka membiayai
suatu usaha. Dengan jaminan bank ini si peng¬usaha memperoleh fasilitas untuk
melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain. Tentu sebelum jaminan bank
dikeluarkan bank terlebih dulu mempelajari kredibilitas nasabahnya.
h. Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya. Wesel ini
dapat diperjualbelikan apabila nasabah membutuhkannya.
i. Letter of Credit (L/C)
Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir yang
digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor-impor yang mereka
lakukan. Dalam transaksi ini terdapat berbagai macam jenis L/C, sehingga nasabah
dapat meminta sesuai dengan kondisi yang diinginkannya.
j. Cek Wisata (Travellers Cheque)
Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau wisatawan. Cek
Wisata dapat dipergunakan sebagai alat pem¬bayaran diberbagai tempat
pembelanjaan atau hiburan seperti hotel, supermarket. Cek Wisata juga bisa
digunakan sebagai hadiah kepada para relasinya.
k. Menerima setoran-setoran atau pembayaran-pembayaran.
Dalam hal ini bank membantu nasabahnya dalam rangka menampung setoran dari
berbagai tempat antara lain :
Pembayaran pajak
Pembayaran telepon
Pembayaran air
Pembayaran listrik
Pembayaran uang kuliah
Membayar
Gaji/Pensiun/honorarium
Pembayaran deviden
Pembayaran kupon
Pembayaran bonus/hadiah
l. Bermain di dalam pasar modal.
Kegiatan bank dapat memberikan atau bermain surat-surat berharga di pasar modal.
Bank dapat berperan dalam berbagai kegiatan seperti menjadi :
Penjamin emisi (underwriter)
Penjamin (guarantor)
Wali amanat (trustee)
Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
Pedagang efek (dealer)
Perusahaan pengelola dana (invesment company)
B. KEGIATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang
menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilaku¬kan BPR jauh lebih sempit.
BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank
umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu
sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk :
- Simpanan tabungan
- simpanan deposito
2. Menyalurkan dana dalam bentuk :
- Kredit investasi
- kredit modal kerja
- kredit konsumtif
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang tidak boleh
dilakukan BPR. Larangan ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Menerima Simpanan Giro
- Mengikuti kliring
- Melakukan Kegiatan Valuta Asing
- Melakukan kegiatan Perasuransian
C. KEGIATAN BANK CAMPURAN DAN BANK ASING
Bank-bank asing dan bank campuran yang bergerak di Indonesia adalah jelas bank umum.
Kegiatan bank asing dan bank campuran, memiliki tugasnya sama dengan bank umum
lainnya. Yang membedakan kegiatannya dengan bank umum milik Indonesia adalah mereka
lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu dan ada la¬rangan tertentu pula dalam
melakukan kegiatannya.
Adapun kegiatan bank asing dan bank campuran di Indonesia dewasa ini adalah :
1. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran juga membuka simpanan.giro
dan simpanan deposito namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk tabungan.
2. Dalam hal pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu
saja seperti dalam bidang :
- Perdagangan Internasional
- Bidang Industri dan Produksi
- Penanaman Modal Asing/Campuran
- Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional.
3. Sedangkan khusus untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum
campuran dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti
berikut ini :
- Jasa Transfer
- Jasa kliring
- Jasa Inkaso
- Jasa Jual Beli Valuta Asing
- Jasa Bank Card (kartu kredit)
- Jasa Bank Draft
- Jasa Safe Deposit Box
- Jasa Pembukaan dan Pembayaran
L/C
- Jasa Bank Garansi
- Jasa Bank Notes
- Jasa Jual Beli Travellers Cheque
- dan jasa bank umum lainnya
Sesuai dengan bidang usaha yang dijalankannya dalam bidang lembaga keuangan khususnya
J ENIS-J ENIS K ANT OR BANK
Sesuai dengan bidang usaha yang dijalankannya dalam bidang lembaga keuangan
khususnya jasa perbankan, maka sebagai tempat untuk operasional bank dalam lalu lintas
pembayran, menghimpun dana maupun menyalurkan dananya diperlukan sebuah kantor.
Jenis-jenis kantor bank disesuaikan dengan bEsar kecilnya ruang lingkup usaha bank yang
pada umumnya terdiri dari:
a. Kantor Pusat
Kantor pusat bertindak sebagai pengatur kebijakan, pengawasan (controling), perencanaan
(Planning), mengorganisasir (organizing) yang dalam menjalankan operasionalnya
dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama dengan beberapa orang
Direktur yang membawahi Biro atau Divisi dalam operasional bank.
Dalam bank BUMN Direksi diangkat oleh Menteri Keuangan dan bertanggung jawab
kepada Komisaris bank, sedangkan dalam Bank Swasta Nasional Direksi dapat berasal
dari pemilik modal terbesar yang ditetapkan sesuai dengan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
b. Kantor Cabang
Pengertian kantor cabang menurut pasal 1 ayat 19 UU No. 10 tahun 1988 tentang
perbankan: Kantor cabang adalah bank yang secara langsung bertanggung jawab kepada
kantor pusat bank yang bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana
kantor cabang tersebut melakukan usahanya.
Kebijakan manajemen bank dalam memberikan kewenangan kepada kantor cabangnya
masing-masing bank tidak sama, sesuia dengan besar kecilnya kegiatan kantor cabang
tersebut dan luasnya kegiatan jasa-jasa bank yang diberikan termasuk besanya dana yang
dimiliki dan kewenangan kredit yang diberikan.
Jenis kantor cabang dapat dibagi sebagai berikut:
Kantor cabang khusus
Kantr cabang utama
Kantor cabang klas A
Kantor cabang klas B
Kantor cabang klas C
Dalam rangka memperluas operasional bank, kantor cabang dapat membuka kantor
cabang pembantu dan kantor kas sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh kantor
pusatnya.
c. Kantor Cabang Pembantu (KCP)
Kantor cabang pembantu adalah kantor cabang yang berfungsi sebagai kepanjangan
tangan dari kantor cabang indukinya yang ada dalam menjalankan operasionalnya
dipimpin oleh seorang kepala KCP yang bertugas dan bertanggung jawab kepada Kepala
Cabang Kantor Cabang Induknya.
Dalam operasional bank, jasa yang diberikan biasanya terbatas antara lain:
Pelayanan pembayaran dan penerimaan uang tunai untuk nasabah KCP sendiri,
nasabag kantor cabang induknya maupun kantor cabang lainnya.
Penerimaan simpanan tabungan, giro, dan deposito berjangka.
Penerimaan jasa lainnya, seperti; kliring, transfer.
Sedangkan transaksi yang tidka diperbolehkan antara lain:
Pemberian kredit dalam jumlah besar
Transaksi Letter of credit
Pemberian Bank Garansi
d. Kantor Kas
Kantor kas adalah kantor yang berfungsi untuk melakukan pembayaran dan penerimaan
uang dimana kegiatan utamanya adalah dalam bentuk transaksi tunai baik untuk rekening
simpanan maupun rekening pinjaman dari kantor cabang bank yang ada. Dalam
opersionalnya kantor kas bertanggung jawab kepada kantor cabang induknya.
Apabula dilihat dari prospeknya memungkinkan kantor kas untuk berkembnang lebih
lanjut, maka kantor kas dapat ditingkatkan menjadi kantor cabang pembantu sehingga
dapat menerima pembukuan rekening simpanan giro, tabungan, maupun deposito
berjangka.
Dilihat dari jenis transaksinya, opersional bank dapat dibedakan:
1. Transaksi tnai atau kas yaitu transaksi yang berhubungan dengan uang kas baik
penarikan maupun penyetoran dari nasabah.
2. Transaksi non tunai atau non kas yaitu transaki yang tidak berhubungan dnegan uang
tunai, seperti: kliring, pemindah bukuan dan lain-lain.
Pengertian Kas
Kas termasuk dalam jenis alat likuid yang memegang peranan yang sangat penting
dalam operasional bank. Sehingga dalam sutau bank baik dikantor pusatnya maupun di
kantor cabang bank diperlukan penaganan yang khusus.
Dalam operasional dikantor cabang, baik transaksi tunai maupun non tunai oleh
nasabah bank dilayani oleh “Teller” yang siap melayani penarikan ataupun penyetoran dana
dari nasabah.
Mengingat kepentingan nasabah yang beragam, diamana masing-masing
membutuhkan pelayanan yang cepata, maka selain dengan pelayanan secara langusng oleh
teller bank, untuk transaksi penarikan uang tunai, pemindahkbukuan, pembayran-pembayaran
oleh nasabah, transfer uang atau transaksi lainnya, dapat dilakukan dengan pelayanan mesin
ATM. Atau dengan SMS Banking dan Internet Banking. Dengan demikian maka layanan
uang kas yang seula hanya dilakukan di kantor bank, kini sudah banyak transaksi perbankan
yang dapat diambil alih oleh mesin ATM sehingga nasabah tidak lagi memadati kantor bank.
Yang dimaksud dengan kas disini adalah uang yang ada dalam nilai rupiah maupun
dalam valuta asing yang ada dikantor cabang. Salah satu pengelolaan alat likuid yang cukup
kompleks dalam operasional bank adalah penyediaan uang kas untuk tujuan operasional. Hal
ini untuk menghindari jangan sampai terjadi over liquid yang cukup besar atau sebaliknya
under liquid dari uang kas.
Untuk bank yang besar dengan memiliki jaringan operasional diseluruh wilayah
Indonesia dengan jumlah kantor cabang yang banyak,tentunya pengelolaan uang kas amat
memerlukan penanganan yang khusus,disamping itu adanya kemajemukan dari kantor cabang
disuatu kota atau wilayah bisasanya ini untuk wilayah kota-kota kecil nasabahnya ada yang
lebih suka melakukan transaksinya dengan uang tunai.
Dalam aplikasinya,setiap kantor cabang suatu bank diberi wewenang atau plafond
untuk memelihara uang kas yang ada dalam jumlah tertentu sesuai dengan klas dari kantor
cabang tersebut,demikian juga masing-masing Kantor Cabang Pembantu (KCP) atau Kantor
Kas (KK) diberikan juga plafond untuk memelihara kas dalam jumlah tertentu baik untuk
keperluan operasional maupun untuk pelayanan nasabah di mesin ATM.
Contoh:
Bank ABC Kantor Cabang Bekasi adalh salah cabang dengan klas C memiliki 8 buah Kantor
Cabnag Pembanti (KCP) dan 5 buah Kantor Kas (KK). Sesuai kewenangan dan Direksi dan
dengan pertimbanagn masyarakat Bekasi masih senang dengan transaksi tunai maka Kantor
Cabang Bekasi merupakan cabang kals C boleh memiliki plafond uang kas tiap hari sebesar
Rp.1.000.000.000,- (satu miliard rupiah),KCP = Rp.250.000.000,- (duaratus limapuluh juta
rupiah) dan KK = Rp.100.000.000,-1 (seratus juta rupiah).
Ditanyakan :
Berapakah maksimal jumlah uang kas yang boleh dipelihara oleh Bank ABC di Kantor
Cabang Bekasi beserta KCP dan KK nya.
Bagaimanakah solusinya jika ternyata jumlah uang kas Kantor Cabang Bekasi,KCP dan KK
nya terdapat kelebihan sebesar Rp.1.000.000.000,- dari plafondnya.
Solusi :
Seluruh uang kas dari Cabang Induk,KCP dan KK nya dijumlah akan didapatkan maksimal
jumlah uang yang boleh dipelihara tiap hari atau = Rp.1.000.000.000,-+Rp.2.000.000.000,- (8
X Rp.250 juta) + Rp.500.000.000,- (5 X Rp.100 juta) = Rp.3.500.000.000,-
Uang tersebut disetorkan ke Bank Indonesia atau dilimpahkan ke kantor Cabang lain yang
memerlukannya.
Sumber dana pada suatu bank, antara lain berasal dari:
1. Dana dari modal sendiri
Dana dari modal sendiri meupakan dana yang berasal dari pemilik bank atau para
pemegang saham, baik pemegang saham pendiri maupun para pemegang saham yang
ikut dalam usaha bank dikemudian hari dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari
laba bersih setelah pajak.
2. Dana dari peminjam
Dana dari pinjaman adalah pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain dalam
rupiah maupun dalam mata uang asing yang harus diabayr jika telah jatuh temponya.
3. Sumber dana lainnya
a. Setoran jaminan : adalah dana setoran yang berasal dari jasa-jasa bank yang
diberikan atas sesuatu fasilitas yang dinikmati oleh nasabah.
b. Dana pembayaran rekening titipan : adalah fasilitas pelayanan bank untuk
menerima pembayaran dari perusahaan atau instansi tertentu.
c. Setoran pembayaran pajak.
4. Surat beharga yang diterbitkan
a. Surat berharga pasar uang (SBPU)
b. Obligasi
5. Dana dari deposan
Sumber Dana Bank
a. Simpanan tabungan
b. Simpanan giro
c. Simpanan deposito
d. Simpanan sertifikat deposito.
Bentuk Hukum Bank dapat diketahui di pasal 21 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992. Ada perbedaan mengenai bentuk hukum
bank pada kedua Undang-Undang tersebut. Undang-undang No.10 tahun 1998 pasal 21 ayat
(1) menyebutkan bahwa bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa :
1. Perseroan Terbatas
2. Koperasi; atau
3. Perusahaan Daerah
Sedangkan pada Undang-Undang No. 7 tahun 1992 menyebutkan bahwa Bentuk hukum
suatu Bank Umum dapat berupa salah satu dari :
1. Perusahaan Perseroan (PERSERO)
2. Perusahaan Daerah1
3. Koperasi2
1 Perusahaan daerah adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-undang yang modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan
2 Menurut pasal 21 Undang-undang No.10 tahun 1998, koperasi merupakan salah satu bentuk hukum yang dapat menjalankan kegiatan perbankan baik dalam bentuk bank umumm, maupun bentuk bank perkreditan rakyat. Koperasi memiliki status badan hukum dalam melakukan kegiatan perbankan. Sebagaimana dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.17 tahun 2012 mengenai perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya, sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Hal ini dapat dipahami bahwa koperasi sebagai badan usaha memiliki kekhususan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Mengenai keanggotaan koperasi, dalam Pasal 26 ayat 1 UU No. 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Manakala perbankan berbentuk badan hukum koperasi, maka perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya bertujuan mensejahterahkan masyarakat.
Bent uk Huk um Bank
4. Perseroan Terbatas
Dasar hukum dari ketentuan rahasia bank di Indonesia mula-mula adalah Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, tetapi kemudian telah diubah dengan Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998. Pengertian rahasia bank oleh Undang-undang No. 7 Tahun 1992
diberikan oleh Pasal 1 ayat (16) yang lengkapnya berbunyi sebagai berikut : “Rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah
bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.” “Yang menurut
kelaziman wajib dirahasiakan oleh bank adalah seluruh data dan informasi mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari orang dan badan yang
diketahui oleh bank karena kegiatan usahanya”.
Pengertian ini telah diubah dengan pengertian baru oleh Undang-Undang No. 10
Tahun 1998. Oleh Undang-Undang itu rumusan yang baru diberikan dalam Pasal 1 ayat (28)
Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang lengkapnya berbunyi sebagai berikut : Rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpanan dan simpanannya.
Upaya Menjaga Rahasia Bank
Setiap bank wajib memegang teguh prinsip rahasia bank. Adapun salah satu bentuk
upaya yang dapat dilakukan bank didalam menjaga keamanan rahasia bank adalah apabila
ada orang yang menanyakan identitas dari nasabah, atau aktivitasnya di bank selain dari
ketiga pihak yang berwenang yaitu Kejaksaan, Kepolisian dan Pengadilan, maka bank tidak
memberikan informasi apapun. Bank akan merahasiakannya. Dengan melakukan upaya
menjaga keamanan rahasia bank berarti secara tidak langsung juga menjaga keamanan
keuangan nasabah karena rahasia bank mencakup perlindungan terhadap nasabah dan
simpanannya.
Disamping itu, upaya lain yang dilakukan oleh bank untuk menjaga keamanan rahasia
bank tersebut adalah melalui :
K er ahas iaan Bank
1. Kelaziman Operasional.
Kelaziman operasi bank yang menyangkut pada penghimpunan dana
masyarakat seperti melalui giro, tabungan, deposito dan lain sebagainya. Adapun
setelah melakukan penghimpunan dana tersebut bank perlu untuk menyebarkan dana
tersebut kepada masyarakat yaitu melalui pemberian kredit. Dalam operasi tersebut
bank mengadakan pencatatan serta mengumpulkan data dan informasi yang
berhubungan dengan usahanya maupun yang berhubungan dengan nasabahnya,
contoh : dengan nasabah peminjam.
Pencatatan transaksi merupakan kewajiban bank guna memnuhi kebutuhan
akan data pokok yang harus dipenuhinya. Setiap bank harus mengadakan pencatatan
untuk memberikan data bagi pelaporan – pelaporan seperti pelaporan pada Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral, pelaporan untuk pajak, pelaporan untuk pemegang
saham, pelaporan untuk nasabah dan sebagainya. Dari pencatatan itulah sebuah data
diolah menjadi suatu laporan yang informatif dan mudah dimengerti oleh mereka
yang menerimanya. Data dan informasi tersebut merupakan milik bank yang secara
umumnya bisa dikategorikan merupakan rahasia bank.
2. Pencatatan Pada Bank.
Pencatatan yang teliti dan memadai dalam operasi bank atau transaksi yang
dilakukan bank merupakan suatu keharusan. Memadai atau tidaknya catatan itu
diukur dengan kesanggupannya memenuhi berbagai permintaan terhadap informasi
mengenai setiap kegiatan bank. Bila pencatatan dan administrasi perbankan kurang
baik maka kelancaran kegiatan perbankan akan mendapat gangguan. Dengan
demikian pencatatan dan pengarsipan semua kegiatan perbankan yang dilakukan oleh
bank adalah merupakan tanggung jawab dan kewajiban yang tidak dapat dihindari.
Dalam perkembangan teknologi informasi yang ada sekarang ini, maka pencatatan
kegiatan perbankan saat ini serta penyimpanannya dapat pula dilakukan dengan
menggunakan perangkat data elektronik (komputer).
Keuntungan bagi nasabah dengan adanya teknologi ini adalah nasabah dapat
terlayani dengan lebih cepat dan lebih nyaman. Sedangkan keuntungan bagi bank
sendiri adalah memberikan pelayanan kepada nasabah dengan lebih baik lagi serta
dapat mengamankan dokumen penting tanpa memerlukan tempat atau ruangan yang
luas.
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN
RAHASIA BANKAncaman hukuman pidana terhadap pelaku tindak pidana di bidang perbankan menurut
Undang-Undang Perbankan dapat dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut :
1. Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 4 (empat) tahun serta denda minimal 10
milyar rupiah dan maksimal 200 milyar rupiah. Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan
maksimal 4 (empat) tahun serta denda minimal 10 milyar rupiah dan maksimal 200 milyar
rupiah diancam terhadap barang siapa yang tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari
Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41 A, dan Pasal 42,
dengan sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi untuk memberikan keterangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 Undang-Undang Perbankan.
2. Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 4 (empat) tahun serta denda minimal 4
milyar rupiah dan maksimal 8 milyar rupiah. Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan
maksimal 4 (empat) tahun serta denda minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 8 milyar rupiah
tersebut diancam terhadap para anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank, atau pihak
terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan
menurut Pasal 40 Undang -Undang Perbankan.
3. Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 7 (tujuh) tahun serta denda minimal 4
milyar rupiah dan maksimal 15 milyar rupiah. Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan
maksimal 7 (tujuh) tahun serta denda minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 15 milyar rupiah
tersebut diancam kepada anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang dengan
sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 A dan Pasal 44 A Undang-Undang Perbankan
Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, Giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, saran
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Pengertian dapat ditarik setiap saat adalah bahwa uang yang sudah disimpan di
rekening giro dapat ditarik berkali-kali dalam sehari selama dana masih tercukupi, selain
harus memenuhi syarat dari bank yang bersangkutan. Penarikan dapat berupa penarikan tunai
atau non tunai.
GIR O (Demand Depos i t )
Jenis-jenis penarikan pada rekening giro:
1.CEK (Cheque)
Cek merupakan surat perintah bayar tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak
yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral :
1. terdapat perkataan “CEK”
2. harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
nama bank yang harus membayar (tertarik)
3. penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
4. tanda tangan penarik.
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh pihak bank, antara lain :
1. tersedianya dana
2. ada materai yang cukup
3. jika ada coretan harus di ttd oleh pemberi cek
4. jumlah uang tertulis di angka dan huruf harus sama
5. memperlihatkan masa kadaluarsa cek (70 hari)
6. ttd dan stempel perusahaan harus sama dengan contoh (specimen)
7. tidak diblokir pihak berwenang
8. resi cek sudah kembali
9. endorsment cek sempurna
10. rekening belum ditutup
Ada beberapa jenis cek sesuai dengan saat dikeluarkannya oleh si pemberi cek, yaitu:
a. Cek atas nama
Cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu
C/: bayarkan kepada Tn. Roy Akase sejumlah Rp. 3.000.000,-
b. Cek atas unjuk
Cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu.
C/: bayarkan tunai, atau cash atau tidak ditulis kata-kata apapun
c. Cek silang
Cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek tersebut berfungsi sebagai
pemindabukuan, bukan tunai.
d. Cek mundur
Cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang.
C/: tanggal hari ini 06 januari 2002 tapi tertulis tanggal 10 Januari 2002
e. Cek kosong
Cek yang dananya tidak tersedia dan bank tidak memberikan fasilitas overdraft.
2. BILYET GIRO (BG)
BG merupakan surat perintah bayar dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah untuk memindahkan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank sama atau lain. Pada dasarnya
syarat sahnya suatu BG sama dengan CEK. Dan biasanya BG berlaku 70 hari mulai tanggal
penarikan.
3. ALAT LAINNYA.
Surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas yang ditanda
tangani oleh pemegang rekening atau kuasanya.
Perbedaan Antara Cek dengan Bilyet Giro
CEK BILYET GIRO
Dapat diuangkan (tunai)
Ada post date cheque (cek mundur)
Surat perintah untuk membayar
Tidak dapat
Ada tanggal penerbitan dan tanggal efektif
Surat perintah pemindah bukuan
PENGHITUNGAN JASA GIROPENGHITUNGAN JASA GIRO
Seorang nasabah giro yang mempunyai saldo kredit selama masa perhitungan bunga
akan diberikan jasa giro. Jasa giro merupakan beban bunga bank yang harus dibayar
kepada nasabah.
Metode perhitungan jasa giro ada 3 macam :
a. metode saldo harian
b. metode saldo terendah
c. metode rata-rata.
Dasar perhitungan/Rumus :
Nominal X IR X Jumlah hari
365
Rekning di bawah ini adalah Rekening Koran yang belum ditambahkan dengan perhitungan
Jasa Giro dan PPh.
BANK MINI “VEDC” CABANG JAKARTAJL. RAYA CIPUTAT PARUNG KM.22-23 SAWANGAN – DEPOK
REKENING KORAN
PER 31 AGUSTUS 2001
Nomor Rekening : 125.11.1.023
Nama Nasabah : Tuan Priambodo
Alamat : BUKIT SAWANGAN INDAH
Blok D.41 No, 4 Sawangan Depok
Tanggal M u t a s I Debet Kredit Saldo
01/08 Setoran Tunai - 8.000.000,- 8.000.000,-
05/08 Penarikan Tunai 2.000.000,- - 6.000.000,-
10/08 Transfer dari Bank
ABC Depok
- 3.000.000,- 9.000.000,-
19/08 Tranfer ke Bank
Fajar Bandung
5.000.000,- - 4.000.000,-
25/08 Penarikan Tunai 2.000.000,- - 2.000.000,-
a. Saldo Harian
Dari rekening koran di atas untuk perhitungan jasa giro dengan menggunakan saldo menurun
adalah sebagai berikut :
Dasar Perhitungan/Rumus :
Nominal X IR X Jumlah hari
365
1. 8.000.000 x 6 % x 4 = 5.260,27
365
4 hari = (1/8 - 5/8)
2. 6.000.000 x 6 % x 5 = 4.931,51
365
5 hari = (5/8 - 10/8)
3. 9.000.000 x 6 % x 9 = 13.315,07
365
9 hari = (10/8 - 19/8)
4. 4.000.000 x 6 % x 6 = 3.945,21
365
6 hari = (19/8 - 25/8)
5. 2.000.000 x 6 % x 7 = 2.301,37
365
7 hari = (25/8 - 31/8)
Perhitungan Jasa Giro
1. 4 hari
2. 5 hari
3. 9 hari
Rp. 5.260,27
Rp. 4.931,51
Rp. 13.315,07
4. 6 hari
5. 7 hari
Rp. 3.945,21
Rp. 2.301,37
Jumlah jasa giro Rp. 29.753,43
PPH 20% Rp. 5.950,69
Jasa Giro Bersih Rp. 23.802.74
Berikut ini adalah Rekening Koran setelah ditambah Jasa giro
dan dikurangi PPh 20%
BANK MINI “VEDC”
CABANG JAKARTA
JL. RAYA CIPUTAT PARUNG KM.22-23
SAWANGAN - DEPOK
REKENING KORANPER 31 AGUSTUS 2001
Nomor Rekening : 125.11.1.023
Nama Nasabah : Tuan Priambodo
Alamat : BUKIT SAWANGAN INDAH
Blok D.41 No, 4 Sawangan Depok
Tanggal M u t a s I Debet Kredit Saldo
01/08 Setoran Tunai - 8.000.000,
-
8.000.000,
-
05/08 Penarikan Tunai 2.000.000,
-
- 6.000.000,
-
10/08 Transfer dari
Bank ABC Depok
- 3.000.000,
-
9.000.000,
-
19/08 Tranfer ke Bank
Fajar Bandung
5.000.000,
-
- 4.000.000,
-
25/08 Penarikan Tunai 2.000.000,
-
- 2.000.000,
-
31/08 Jasa giro - 29.753,43 2.029.753,
4
31/08 PPH 5.950,69 - 2.023.802,
7
Pencatatan jurnal untuk jasa giro dan PPh
Jurnal Jasa Giro (sebelum dikenakan pajak)
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2001
Agst 15 Biaya Bunga Rekening Koran
Rek. Koran Tn. Priambodo
Rp. 29.753,43
Rp. 29.753,43
Jurnal PPh Jasa Giro
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2001
Agst 15 Rek. Koran Tn. Priambodo
Titipan PPh Jasa Giro
Rp.
5.950,69 Rp.
5.950,69
b. Saldo terendah
Cara perhitungan dengan saldo terendah adalah diambil dari saldo yang
terendah dalam bulan yang bersangkutan. Pada contoh rekening koran
diatas saldo yang terendah adalah Rp. 2.000.000,- sehingga jasa giro
yang dibayar adalah sebagai berikut :
Perhitungan Jasa Giro dan PPh
Jasa
Giro
2.000.000 x 6 % x 31
365
Rp. 10.191,78
PPh 20 % x Rp. 10.191,78 Rp. 2.038,36
Jasa Giro Bersih Rp. 8.153,42
Berikut ini adalah Rekening Koran setelah ditambah Jasa giro dan
dikurangi PPh 20%
BANK MINI “VEDC”
CABANG JAKARTA
JL. RAYA CIPUTAT PARUNG KM.22-23
SAWANGAN - DEPOK
REKENING KORANPER 31 AGUSTUS 2001
Nomor Rekening : 125.11.1.023
Nama Nasabah : Tuan Priambodo
Alamat : BUKIT SAWANGAN INDAH
Blok D.41 No, 4 Sawangan Depok
Tanggal M u t a s I Debet Kredit Saldo
01/08 Setoran Tunai - 8.000.000,
-
8.000.000,
-
05/08 Penarikan Tunai 2.000.000,
-
- 6.000.000,
-
10/08 Transfer dari
Bank ABC Depok
- 3.000.000,
-
9.000.000,
-
19/08 Tranfer ke Bank
Fajar Bandung
5.000.000,
-
- 4.000.000,
-
25/08 Penarikan Tunai 2.000.000,
-
- 2.000.000,
-
31/08 Jasa giro - 10.191,78 2.010.191,
7
31/08 PPH 2.038,36 - 2.008.153,
3
Pencatatan jurnal untuk jasa giro dan PPh
Jurnal Jasa Giro (sebelum dikenakan pajak)
Tangga
l
Keterangan Debet Kredit
2001
Agst 15 Biaya Bunga Rekening
Koran
Rek. Koran Tn.
Priambodo
Rp.
10.191,78 Rp.
10.191,78
Jurnal PPh Jasa Giro
Tangga
l
Keterangan Debet Kredit
2001
Agst 15 Rek. Koran Tn.
Priambodo
Titipan PPh Jasa Giro
Rp. 2.038,36
Rp. 2.038,36
c. Saldo rata-rata
Cara perhitungannya adalah: saldo harian dijumlahkan kemudian dibagi dengan
jumalah hari, hasilnya merupakan nominal/saldo yang dipakai sebagai dasar
perhitungn jasa giro.
Perhitungan jasa giro dari Rekening Koran Tuan Priambodo pada bulan Agustus 2001
di atas sebagai berikut :
Perhitungan Saldo Rata-rata NO
Lama Hari Saldo Jumlah
123
Tgl. 01 – 04 Agustus = 4 hariTgl. 05 – 09 Agustus = 5 hariTgl. 10 – 18 Agustus = 9 hari
Rp.8.000.000,-Rp.6.000.000,-Rp.9.000.000,-
Rp. 32.000.000,-Rp. 30.000.000,-Rp. 81.000.000,-
45
Tgl. 19 – 24 Agustus = 6 hari Tgl. 25 – 31 Agustus = 7 hari
Rp.4.000.000,-Rp.2.000.000,-
Rp. 24.000.000,-Rp. 14.000.000,-
Jumlah hari = 31 hari Rp. 181.000.000,-
Saldo Rata-rata = Rp.181.000.000,- = Rp.5.838.709,6831
Perhitungan Jasa Giro dan PPh
Jasa Giro
Rp.5.838.709,68 x 6 % x 31 365
Rp. 29.753,42
PPh 20 % x Rp. 29.753,42 Rp. 5.950,68
Jasa Giro Bersih Rp. 23.802,74
Berikut ini adalah Rekening Koran setelah ditambah Jasa giro
dan dikurangi PPh 20%
BANK MINI “VEDC”
CABANG JAKARTA
JL. RAYA CIPUTAT PARUNG KM.22-23
SAWANGAN - DEPOK
REKENING KORANPER 31 AGUSTUS 2001
Nomor Rekening : 125.11.1.023
Nama Nasabah : Tuan Priambodo
Alamat : BUKIT SAWANGAN INDAH
Blok D.41 No, 4 Sawangan Depok
Tanggal M u t a s I Debet Kredit Saldo
01/08 Setoran Tunai - 8.000.000,
-
8.000.000,-
05/08 Penarikan Tunai 2.000.000,
-
- 6.000.000,-
10/08 Transfer dari
Bank ABC Depok
- 3.000.000,
-
9.000.000,-
19/08 Tranfer ke Bank
Fajar Bandung
5.000.000,
-
- 4.000.000,-
25/08 Penarikan Tunai 2.000.000,
-
- 2.000.000,-
31/08 Jasa giro - 29.753,42 2.029.753,4
2
31/08 PPH 5.950,68 - 2.023.802,7
4
Pencatatan jurnal untuk jasa giro dan PPh
Jurnal Jasa Giro (sebelum dikenakan pajak)
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2001
Agst 15 Biaya Bunga Rekening Koran
Rek. Koran Tn. Priambodo
Rp. 29.753,42
Rp. 29.753,42
Jurnal PPh atas Jasa Giro
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2001
Agst 15 Rek. Koran Tn. Priambodo
Titipan PPh Jasa Giro
Rp. 5.950,68 Rp.
5.950,68
GIRO VALUTA ASINGPengertian nilai tukar atau kurs:
Kurs jual valuta asing yaitu berarti bank menjual valuta asing dan pembeli adalah
nasabah yang membayar dalam valuta rupiah.
Kurs beli valuta asing yaitu berarti bank membeli valuta asing dan nasabah yang
menjual
Jenis Kurs dari Bank Indonesia:
1. Kurs Nilai Transaksi Rupiah (NTR) atau kurs tengah yaitu nilai kurs awal ditambah
nilai kurs akhir dibagi dua, biasanya kurs ini digunakan untuk laporan keuangan pada
akhir bulan.
2. Kurs jual beli Bank Notes atau spot rate: kurs ini digunakan untuk transaksi uang
kartal dalam valuta asing.
3. Kurs jual beli valas (kurs devisa umum): kurs ini digunakan untuk transaksi giral (non
tunai) seperti penerbitan deposito valuta asing, nasabah menyetornya dengan uang
rupiah.
4. Kurs Pajak; kurs ini digunakan untuk menghitung pajak impor.
Contoh:
PT Angkasa Jaya pemilik rekening giro rupiah di Bank Mandiri bermaksud ingin membuka
rekening giro dalam valuta US. Dollar. Setelah semua persyaratan dipenuhi dia akan
menyetor sebesar $10.000,- dengan cara pemindahbukuan dari rekening giro rupiahnya. Kurs
yang berlaku pada saat itu beli Rp. 9.000 dan jual Rp. 10.000.
Pertanyaan:
a. Berapakah yang harus dipindah bukukan dari rekening giro rupiahnya?
b. Bagaimanakah jurnal pembukuan bank?
Jawab:
a. Rekening yang akan didebet = Rp. 10.000 x 10.000 = Rp. 100.000.000
b. Jurnal pemindahbukuan:
Sewaktu mendebet rekening giro rupiah dan akan mengkredit rekening
perantara Jual-Beli VA ruapiah (valuta asing x kurs jual)
Rek. Giro Rp Rp.100.000.000
- Jual beli Va Rp Rp. 100.000.000
Sewaktu mengkredit rekening giro VA-USD dengan mendebet rekening
perantara Transaksi Valuta asing-USD
Transaksi Valuta asing-
USDRp.100.000.000
- Rek. Giro VA-USD Rp. 100.000.000
Sewaktu membeli USD ke kantor pusatnya untuk stock cabang dengan
mendebet Rekening koran Kantor pusat dalam valuta asing USD dan
mengkredit Rekening sementara Transaksi Valuta Asing USD.*(Jika cabang penerbit
tidak memiliki stock USD, maka harus meminta kepada kantor pusatnya)
RAK Kantor pusat-
USDRp.100.000.000
- TVA-USD Rp. 100.000.000
Pengertian Tabungan menurut pasal 1 ayat 9 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan: Tabungan adalah ismpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dangan itu.
Penarikan dana dari rekening tabungan:
1. Buku tabungan2. Slip pemindah bukuan3. Slip penarikan tunai4. Bank Card5. Sms Banking, internet banking.
TABUNGAN VALUTA ASING
PT Maju bersama adalah nasabah giro di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jatinegara bermaksud membuka rekening tabungan dalam valuta dollar. Pada tanggal 15 september 2012 yang bersangkutan bermaksud melakukan setoran pertama sebesar USD 10.000 dengan kurs yang berlaku pada tanggal, beli tersebut Rp.10.000 dan jual Rp. 10.500.
Diminta: Berapakan uang yang harus disetor jika setoran dilakukan dengan uang rupiah?
Jawab: 10.000 x Rp. 10.500 = Rp. 105.000.000
PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN
(TERLAMPIR DALAM PDF)
T ABUNGAN (Saving)
DEPOSITO (Deposit)
Pasal 1 ayat 7 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertntu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan Bank.
A. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berakhir.
Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu nya ada beberapa jenis :
a. Deposito berjangka 1 bulan
b. Deposito berjangka 3 bulan
c. Deposito berjangka 6 bulan
d. Deposito berjangka 12 bulan
B. Sertifikat DepositoAdalah simpanan berjangka atas pembawa yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh Bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan
Perbedaan antara deposito berjangka dengan sertifikat deposito adalah sbb:
1. Deposito berjangka hanya dapat dicairkan atas nama pemegang sedangkan sertifikat deposito dapat dicairkan atas unjuk oleh siapapun.
2. Deposito Berjangka tidak dapat diperjual belikan sedangkan sertifikat deposito dapat ddiperjual belikan.
3. Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan sedangkan sertifikat deposito dapat dipindahtangankan .
4. Bunga deposito berjangka diterima tiap akhir bulan sedangkan bunga sertifikat deposito diterima dimuka.
5. Deposito berjangka dapat dibuka dalam mata uang asing disamping mata uang rupiah, sedangkan sertifikat deposito berjangka hanya dapat diberikan dalam mata uang rupiah.
6. Jumlah nominal minimum deposito berjangka misalnya Rp. 1.000.000,-(disesuaikan oleh bank masing-masing) sedangkan jumlah nominal setiap lembar sertifikat deposito adalah Rp. 5.000.000,-
C. Deposite on Call
Adalah simpanan tetap berada di bank, selama deposan tidak membutuhkannya. Deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Apabila deposan akan menarik simpanan depositonya, terlebih dahulu memberitahukan kepada Bank. Pemberitahuan penarikan deposito sesuai dengan perjanjian antara deposan dengan bank.
D. Deposito Automatic Roll Over
Adalah deposito yang jika sudah jatuh tempo tetapi deposito tersebut oleh nasabah yang bersangkutan belum dicairkan maka secara otomatis bunganya akan diperhitungkan.
PERHITUNGAN BUNGA DEPOSITO BERJANGKA
BUNGA = Nominal x tingkat bunga x jangka waktu
365
CONTOH :
Seorang nasabah membuka Deposito Berjangka 1 bulan pada awal bulan April dengan jumlah nominal Rp. 4.000.000,- . Tingkat suku bunga yang berlaku untuk jangka waktu penyimpanan tersebut adalah 20 %. Maka bunganya adalah:
BUNGA = Rp. 4.000.000 x 0.2 x 30 hari
365
= Rp. 65.753,42
Pajak 20% = (Rp. 13.150,68)
Bunga yang diterima = Rp. 52.602,74
Berbeda dengan deposito berjangka biasa, bunga sertifikat deposito dibayar di muka dengan cara diskonto.
Pada saat membeli sertifikat deposito bernilai Rp. 5.000.000,- maka tidak perlu membayar Rp. 5.000.000,- tersebut tetapi lebih kecil dari Rp. 5000.000,- setelah dipotong bunga tertentu. Pada saat sertifikat deposito jatuh tempo, bank akan membayar sebesar Rp. 5.000.000,-
RUMUS PERHITUNGAN NILAI UANG YANG HARUS DIBAYAR ATAS SUATU SERTIFIKAT DEPOSITO
P = 36 5 x Nilai Nominal SD
365 + (Tingkat Diskonto x Hari Diskonto)
P = Nilai yang harus dibayar.
Tingkat diskonto = suku bunga sertifikat deposito dalam persen per tahun.
Hari = Jumlah hari sebenarnya dari jangka waktu sertifikat.
• Bunga Dibayar Dimuka = Nominal SD – Nilai Tunai
• Pajak = % x Bunga Dibayar dimuka
• Bunga Bersih = Bunga dibayar dimuka - Pajak
• Pembayaran = Nominal SD – Bunga bersih
CONTOH :
Pada tanggal 16 Juni 2010 dibeli Sertifikat Deposito 5 lembar bernominal @ Rp 10.000.000 berjangka waktu sampai tanggal 16 September dan suku bunga 18% per tahun.
Nominal Sertifikat Deposito 50.000.000
N. Tunai : [(50jt x 365)/ {(365 + (18% x 92)}] ( 47.829.961,21)
Bunga Dibayar dimuka 2.170.038,79
Pajak bunga : 20% ( 434.007,76)
Bunga Bersih yang Dibayar oleh bank 1.736.031,03
Nominal Sertifikat Deposito 50.000.000Bunga bersih yg dibayar oleh bank ( 1.736.031,03)
Nilai yang harus dibayar 48.263.968,97