48
“KETERKAITAN ANTARA PRAKTIK MSDM, KEPUASAN KERJA, LOYALITAS KERJA DAN KOMITMEN KARIR” (Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Pandanarang Kabupaten Boyolali) RINGKASAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama : Manajemen Sumber Daya Manusia Disusun oleh: Daru Gravianto S4111057

Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

“KETERKAITAN ANTARA PRAKTIK MSDM, KEPUASAN KERJA,

LOYALITAS KERJA DAN KOMITMEN KARIR”

(Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Pandanarang Kabupaten Boyolali)

RINGKASAN TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Manajemen

Minat Utama :

Manajemen Sumber Daya Manusia

Disusun oleh:

Daru Gravianto S4111057

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

ABSTRACT

“RELEVANCE BETWEEN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT PRACTISE, JOB SATISFACTION, WORK LOYALTY, AND CAREER

COMMITMENT”(Studies in PandanArang Regional General Hospital Boyolali)

Daru GraviantoNIM : S4111057

This research is to examine the factors that influence of job loyalty, and career commitment, the factor is HRM Practice (empowerment and participation, working conditions, rewards and recognition, teamwork, training and personal development) and job satisfaction.

The hypothesis of this study is the empowerment and participation affect on job satisfaction, working conditions affect on job satisfaction, reward and recognition affect on job satisfaction, teamwork affect on job satisfaction, training and personal development affect on job satisfaction, job satisfaction affect on job loyalty and job satisfaction affect on career commitment.

The samples in this study were all employees and staff at the General Hospital Pandanarang Boyolali who have worked at least 3 years amounted to 177 respondents. The sampling method used was nonprobability sampling, whereas the technique used is purposive sampling.

Data analysis using SAM (Structural Equation Modeling). Based on the analysis of the obtained results: 1) HRM Practice (empowerment and participation, working conditions, rewards and recognition, teamwork, training and personal development ) has positively effect on job satisfaction, 2) Job satisfaction positively effect on job loyalty, 3) Job satisfaction positively effect on career commitment.

Keywords: HRM Practices, Job Satisfaction, Loyalty, Career Commitment, Health Care ServicesPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri kesehatan, pada dasarnya seperti pada industri jasa lainnya, yang

telah menjalani transformasi dan perubahan signifikan (Kumar et al, 2002; .

Gaynor dan Hass-Wilson, 1999). Tidak mengherankan, sebagai industri

kesehatan khususnya bidang keperawatan kesehatan telah berubah, demikian juga

mengenai karir di dalamnya. Mutu pelayanan sangat mempengaruhi kualitas

Page 3: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi

pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Sasaran pembangunan kesehatan di

Indonesia antara lain adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan dan semakin

bermutu dan merata. Dalam upaya mencapai sasaran ini, maka ditetapkan

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit sebagai bagian dari tujuan program

pembangunan kesehatan (Utama S, 2003). Dimana sejatinya tidak terlepas

mengenai kepuasan pasien dimana hal tersebut merupakan bagian dari

pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat

sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan

salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional (Sulaiman.

A, 2011).

Motivasi kerja erat kaitannya dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja

merupakan respon seseorang terhadap berbagai macam situasi dalam lingkungan

kerja, termasuk di dalamnya respon terhadap komunikasi yang berlangsung

dalam suatu organisasi atau perusahaan. Kepuasan kerja menjadi menarik

untuk diamati karena memberikan manfaat, baik dari segi individu maupun

dari segi kepentingan industri (Sulaiman. A, 2011). Dengan demikian, kepuasan

karyawan mengacu pada harapan para karyawan tentang tempat kerja dan sikap ke

depan pekerjaannya. Akibatnya, kepuasan kerja merupakan fungsi dari sejauh

mana kebutuhan seseorang yang puas dalam pekerjaan-nya (Togia et al., 2004).

Ketika karyawan puas dengan sifat pekerjaan itu sendiri, puas dengan supervisor

dan rekan kerja, dan memandang kebijakan membayar saat ini dan kesempatan

masa depan untuk promosi dalam organisasi mereka untuk menjadi yang

memadai, mereka umumnya akan puas dengan pekerjaan mereka saat ini, dan

sehingga komitmen yang tinggi dapat diharapkan. Robbins (2009) memandang

komitmen sebagai salah satu sikap kerja karena merupakan refleksi dari perasaan

seseorang (suka atau tidak suka) terhadap organisasi ditempat individu tersebut

bekerja. Lebih lanjut ia mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu

orientasi individu terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan

keterlibatan. Jadi komitmen organisasi mendefinisikan unsur orientasi hubungan

antara individu dengan organisasinya.

Page 4: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Dalam penelitian Turkyilmaz et al (2011) menyebutkan bahwa menurut

Drummond dan Stoddard (1991), kepuasan karyawan berisi evaluasi berbagai

karakteristik pekerjaan. Karakteristik ini adalah mencakup kondisi kerja, gaji,

hubungan dengan rekan kerja dan atasan, kebijakan organisasi dan sifat pekerjaan

itu sendiri. Variabel penjelas tentang kepuasan kerja adalah gaji dan tingkatan

imbalan, kepemimpinan, lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, komunikasi,

dan lain-lain ; variabel tersebut berada di tingkat organisasi. Variabel penjelas

yang dirasakan anatara lain seperti keadilan prosedural, kepercayaan, keamanan

kerja, dan lain-lain adalah di tingkat individu (Yang dan Kassekert, 2009).

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh (Chen. D et al, 2011) mengenai

pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen karir. Dimana terdapat bukti yang

cukup mendukung adanya hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen

organisasi, hubungan antara anteseden kepuasan kerja, komitmen organisasi dan

komitmen karir yang tidak jelas untuk dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk

memperjelas apakah efek independen kepuasan kerja terhadap komitmen karir

atau apakah anteseden dimediasi oleh kepuasan kerja. Model “motivasi karir”

London (London, 1983) menunjukkan bahwa komitmen karir muncul dari

interaksi antara karakteristik individu, karakteristik situasional dan keputusan

karir dan perilaku. Dia menyarankan bahwa sifat situasi dan karakteristik individu

mempengaruhi keputusan karir dan perilaku.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari model penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Turkyilmaz et al,. (2011) yang meneliti

hubungan antara praktik MSDM dengan pengaruh kepuasan pekerjaan pada

loyalitas. Dengan menambahkan referensi penelitian yang dilakukan oleh Chen. D

et al (2011) mengenai pengaruh kepuasan kerja pada komitmen karir.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang ingin dikaji dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah Pemberdayaan dan partisipasi berpengaruh pada Kepuasan Kerja?

2. Apakah Kondisi Kerja berpengaruh pada Kepuasan Kerja ?

3. Apakah Penghargaan dan Pengakuan berpengaruh pada Kepuasan Kerja ?

Page 5: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

4. Apakah Kerja Tim berpengaruh pada Kepuasan Kerja ?

5. Apakah Pelatihan dan Pengembangan berpengaruh pada Kepuasan Kerja ?

6. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh pada Komitmen Karir ?

7. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh pada Loyalitas Kerja ?

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Dimensi MSDM

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan proses mengatur manusia

dalam organisasi secara umum dan menyeluruh. Tujuan MSDM adalah

menigkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan

melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial.

MSDM mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan

strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan

yang mengoperasikan departemen-departemen atau unit-unit organisasi dalam

perusahaan. Fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan,

pemberian latihan dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Terkait dengan

fungsi MSDM maka penjabaran dari Praktik MSDM itu sendiri dapat dilihat pada

penjelasan berikut ini.

a) Pemberdayaan Dan Pastisipasi.

Partisipasi terdiri dari keterlibatan karyawan dalam manajemen dan

pengambilan keputusan terkait dengan strategi, tujuan dan kebijakan perusahaan.

Menurut Chao et al.(1994), pemahaman karyawan dari nilai-nilai tujuan dan

politik perusahaan mereka yang positif dan signifikan terkait dengan kepuasan

kerja. Dimana pemberdayaan dan partsipasi tersebut merupakan salah satu

variabel penting dalam kepuasan kerja karyawan.

b) Kondisi Pekerjaan.

Kondisi kerja fisik mengandung faktor-faktor tentang pekerjaan seperti

yang nyaman, ventilasi pencahayaan tempat kerja, dan suhu, ruang kerja lebih

besar, lebih baik dan bersih, dan ruang kantor. Faktor-faktor ini mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan karena karyawan menginginkan sebuah lingkungan

Page 6: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

kerja yang memberikan kenyamanan lebih secara fisik (Ceylan, 1998). Kondisi

kerja yang nyaman bukan berarti karyawan menurun kinerjanya, tetapi malah

sebaliknya.

c) Penghargaan Dan Pengakuan.

Penghargaan dan pengakuan dapat diakui sebagai salah satu faktor kunci

yang terkait dengan kepuasan karyawan. Maurer (2001) menyatakan bahwa

penghargaan dan pengakuan harus dikaitkan dengan keberhasilan organisasi

sebagai akibat dari kepuasan kerja karyawan dan mereka sering dianggap

sebagai salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kepuasan karyawan (Jun et

al., 2006).

d) Tim Kerja.

Kerja tim yang efektif dapat memotivasi karyawan dan meningkatkan

kinerja karyawan dan efikasi diri. Meningkatnya motivasi dan efikasi diri

ini melalui kerja sama tim dapat menjadi sumber otonom  karyawan, signifikansi,

ikatan dengan anggota tim dan kepuasan. Sebagai contoh, menurut hasil Rahman

Bullock (2005),  loyalitas dan sektor publik  karyawan .

e) Pelatihan dan Pengembangan individu.

Pelatihan karyawan memberikan kesempatan kepada karyawan

memperluas pengetahuan dan kemampuan mereka untuk kerja sama tim yang

lebih efisien dan mencapai perkembangan individu (Jun et al., 2006). Ketika

pekerja menerima pelatihan pengembangan diri, tingkat kepuasan kerja mereka

lebih tinggi daripada yang tanpa pelatihan. (Saks, 1996).

2. Kepuasan kerja

Bukti empiris menunjukkan bahwa kepuasan kerja merupakan anteseden

loyalitas organisasi karyawan. Ini berarti bahwa loyalitas organisasi karyawan

berkembang dari kepuasan kerja, seperti yang menengahi efek loyalitas kepuasan

terhadap variabel omset (Chen, 2006). Untuk mencegah dan menanggulangi

berbagai masalah karyawan atau pegawai maka Ostroff (1992) mengemukakan

bahwa kepuasan kerja karyawan dan kondisi kerja yang baik mempunyai

hubungan kerja yang signifikan dengan kinerja, selanjutnya karyawan yang

Page 7: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

merasa puas dengan pekerjaannya biasanya mereka bekerja lebih keras dan lebih

baik dibanding dengan karyawan yang mengalami stress yang disebabkan dengan

kondisi kerja yang tidak kondusif. Kepuasan kerja dan sikap karyawan merupakan

suatu hal yang penting dalam menentukan perilaku dan respon terhadap pekerjaan

dan melalui perilaku tersebut organisasi yang efektif dapat tercapai.

3. Loyalitas Kerja

Menurut Allen dan Grisaffe (2001), loyalitas kerja adalah keadaan

psikologis dan ciri hubungan seorang karyawan dengan organisasi tempat mereka

bekerja dan yang memiliki implikasi bagi keputusan mereka untuk tetap bersama

organisasi. Menurut definisi Mathieu dan Zajac (1990), loyalitas berarti sebagai

keterikatan kepada organisasi yang dapat dianggap respons emosional, terutama

ketika pekerja sangat meyakini tujuan organisasi dan nilai-nilai serta memiliki

keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Menurut

Becker et al. (1995), loyalitas dapat didefinisikan sebagai keinginan yang kuat

untuk mempertahankan anggota organisasi, kesediaan untuk menghantam pada

upaya tingkat tinggi demi organisasi; dan keyakinan yang pasti dalam diterimanya

nilai-nilai dan tujuan dari organisasi. Dengan demikian, loyalitas ditandai dengan

keinginan yang kuat untuk melanjutkan keanggotaan dari sebuah organisasi, yang

memainkan peran positif dalam retensi anggota dalam organisasi. Loyalitas

organisasi karyawan dapat didefinisikan sebagai "kekuatan relatif identifikasi

individu dengan dan keterlibatan dalam organisasi tertentu" (Wu dan Norman,

2006).

4. Komitmen Karir

Menurut Stephen P. Robbins (2009) didefinisikan bahwa keterlibatan

pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang

individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak

organisasi yang merekrut individu tersebut. Robbins juga menyatakan komitmen

karir adalah kondisi atau suatu keadaan dimana seorang karyawan perusahaan

atau instansi memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta

berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Page 8: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Prodromos D. Chatzoglou, Eftichia

Vraimaki, (2009), yang berjudul "Knowledge-sharing behaviour of bank

employees in Greece" . Penelitian oleh Zahra Tohidinia, Mohammad Mosakhani,

(2010), yang berjudul “Knowledge sharing behaviour and its predictors". Dan

Selanjutnya Penelitian dari Hsiu-Fen Lin (2007) yang berjudul Knowledge

sharing and firm innovation capability: an empirical study, menghubungkan

enabler knowledge sharing, proses, dan kapabilitas inovasi perusahaan. Studi ini

meneliti pengaruh faktor individu (kenikmatan dalam menolong orang lain dan

pengetahuan efikasi diri), faktor organisasi (dukungan manajemen puncak dan

imbalan organisasi) dan faktor teknologi (informasi dan penggunaan teknologi

komunikasi) pada proses berbagi pengetahuan dan apakah mengarah ke

perusahaan unggul inovasi kemampuan.

C. Kerangka Pemikiran

Gambar Kerangka PemikiranSumber: Turkyilmaz et al. (2011) dan Chen.D .et al. (2011)

Page 9: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

D. Hipotesis

1. Pemberdayaan dan Partisipasi

Partisipasi terdiri dari keterlibatan karyawan dalam manajemen dan

pengambilan keputusan berkaitan dengan strategi, tujuan dan kebijakan

perusahaan. Menurut Chao et al. (1994), pemahaman karyawan dari nilai-nilai

tujuan dan politik perusahaan mereka secara positif dan signifikan berhubungan

dengan kepuasan kerja. Menurut Brewer et al. (2000), manajer umum harus

mempertimbangkan karyawan dalam pengambilan keputusan proses. Bhatti dan

Qureshi (2007) menunjukkan bahwa karyawan partisipasi dalam kegiatan

organisasi dapat meningkatkan tingkat kepuasan kerja.

Pemberdayaan melibatkan menciptakan nilai bagi karyawan untuk

melakukan pekerjaan mereka secara independen tanpa intervensi terus menerus

dari manajemen (Ampofo-Boateng et al., 1997). Sedangkan Velthouse (1990)

mendefinisikan pemberdayaan sebagai keyakinan seseorang dalam /

kemampuannya untuk menggunakan pilihan. Karyawan berpikir tentang

pekerjaan mereka sendiri, dan menemukan dan memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pekerjaan mereka (Seibert et al, 2004 dan Jun et al, 2006). Dari

sudut pandang karyawan, perasaan pemberdayaan harus memiliki dampak positif

pada respon sikap dan kepuasan dari pekerjaan (Snipes et al, 2005.) Dari uraian

tersebut diatas maka disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : Pemberdayaan dan Partisipasi berpengaruh positif pada kepuasan kerja

2. Kondisi Kerja

Kondisi kerja mengandung faktor-faktor tentang pekerjaan seperti

kenyamanan, ventilasi penerangan tempat kerja, dan suhu, ruang kerja lebih besar,

lebih baik dan bersih, dan ruang kantor. Faktor-faktor ini mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan karena karyawan menginginkan lingkungan kerja yang

memberikan kenyamanan lebih fisik (Ceylan, 1998). Ketika hal ini disediakan

oleh perusahaan, maka kepuasan karyawan akan meningkat. Beberapa penelitian

telah menunjukkan bahwa rendahnya tingkat kepuasan pekerjaan dapat

diperhitungkan terutama untuk kondisi kerja fisik (Troyer De, 2000). Dengan

kondisi kerja fisik yang terdapat tekanan yang tinggi suatu kondisi kerja yang

Page 10: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

nyaman mampu meningkatkan kinerja karyawan, karena merasa mendapat

dukungan dari organisasi. Sehingga dari uraian diatas hipotes yang dapat disusun

adalah

H2 : Kondisi kerja berpengaruh positif pada kepuasan kerja.

3. Penghargaan dan Pengakuan

Penghargaan dan pengakuan dapat diakui sebagai salah satu faktor

kunci yang berhubungan dengan kepuasan karyawan. Maurer (2001)

menunjukkan bahwa penghargaan dan pengakuan harus dikaitkan dengan

keberhasilan organisasi sebagai akibat dari kepuasan kerja karyawan dan mereka

sering dianggap sebagai salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kepuasan

karyawan (Jun et al., 2006). Penelitian Pascoe et al. (2002) menunjukkan bahwa

kurangnya pengakuan dan penghargaan eksternal untuk pekerjaan seseorang

terutama dalam kebajikan sistem karena aturan dan peraturan terutama

mengantisipasi pengawas dari menawarkan "hadiah dorongan" pengakuan

terhadap tugas dengan baik.

H3 : Penghargaan dan pengakuan berpengaruh positif pada kepuasan kerja

4. Tim Kerja

Tim Kerja yang efektif akan memotivasi karyawan dan meningkatkan

kinerja karyawan dan self-efficacy. Ini motivasi meningkat dan efektivitas diri

melalui kerja sama tim dapat menjadi sumber otonomi karyawan, signifikansi,

ikatan dengan anggota tim dan kepuasan. Sebagai contoh, menurut hasil dari

Rahman dan Bullock (2005) survei dilakukan dengan perusahaan manufaktur di

Australia dan Selandia Baru, penggunaan tim memiliki hubungan positif

bermakna dengan semangat kerja karyawan. Kami berharap hubungan positif

yang sama antara tim kerja yang efektif dan kepuasan karyawan di sektor publik.

H4 : Tim Kerja berpengaruh positif pada Kepuasan Kerja

5. Pelatihan dan Pengembangan individu

Pelatihan karyawan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk

memperluas pengetahuan dan kemampuan mereka sehingga kerja sama tim lebih

efisien dan mencapai peningkatan kemampuan individu (Jun et al., 2006). Ketika

pekerja menerima pelatihan pengembangan diri maka tingkat kepuasan kerja

Page 11: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

mereka setingkat lebih tinggi daripada mereka yang tidak mendapat pelatihan

(Saks, 1996). Juga pernyataan oleh Martensen dan Gronholdt (2001) menemukan

bahwa pengembangan kompetensi individu melalui berbagai program pelatihan

memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan karyawan. Ketika karyawan

menghadiri program pelatihan, maka mereka mendapatkan rasa percaya diri untuk

melakukan pekerjaan mereka, selain itu mereka juga melihat kesempatan

pengembangan karir dan berpikir bahwa perusahaan atau organisasi mereka telah

berinvestasi di dalam pelatihan dan pengembangan tersebut (Jun et al., 2006).

Sebagai hasilnya dari situasi yang positif tersebut, sehingga kepuasan karyawan

meningkat. Dengan demikian, hipotesis disusun adalah sebagai berikut:

H5 : Pelatihan dan pengembangan individu berpengaruh positif pada

Kepuasan kerja

6. Komitmen Karir

Beberapa studi menunjukkan bahwa efek dari berbagai anteseden

komitmen karir dimediasi melalui kepuasan kerja (Rhodes dan Doering, 1983).

Rusbult dan Farrell (1983) menemukan dukungan untuk model mereka dalam

penyelidikan longitudinal dengan perawat dan akuntan dan, dengan demikian,

mengidentifikasi kepuasan sebagai anteseden komitmen. Namun, Rusbult dan

Farrell (1983) model didasarkan pada komitmen perilaku berorientasi, sedangkan

penelitian ini mengambil fokus sikap. Namun, yang lain telah menemukan bahwa

kepuasan kerja tidak menengahi efek dari anteseden lain pada komitmen,

melainkan ini anteseden mempengaruhi komitmen karir langsung (Goulet dan

Singh, 2002).

H6 : Kepuasan kerja berpengaruh positif pada Komitmen karir

7. Loyalitas Kerja

Menurut definisi Mathieu dan Zajac (1990), loyalitas berarti sebagai

lampiran kepada organisasi yang dapat dianggap respons emosional, terutama

ketika pekerja sangat meyakini tujuan organisasi dan nilai-nilai dan memiliki

keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Menurut

Becker et al., (1995), loyalitas dapat didefinisikan sebagai keinginan yang kuat

untuk mempertahankan anggota organisasi, kesediaan untuk menghantam pada

Page 12: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

tingkat tinggi upaya demi organisasi; dan keyakinan yang pasti dalam dan

diterimanya nilai-nilai dan tujuan dari organisasi. Dengan demikian, loyalitas

ditandai dengan keinginan yang kuat untuk melanjutkan keanggotaan dari sebuah

organisasi, yang memainkan peran positif dalam retensi anggota dalam organisasi.

Loyalitas organisasi karyawan dapat didefinisikan sebagai "kekuatan relatif

identifikasi individu dengan dan keterlibatan dalam organisasi tertentu" (Wu dan

Norman, 2006).

H7 : Kepuasan kerja berpengaruh positif pada Loyalitas Kerja

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang

mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid,

obyektif, efisien, dan efektif (Jogiyanto, 2004). Menurut Indriantoro dan Supomo

(2002), secara umum yang perlu ditentukan di dalam desain penelitian adalah

karakteristik-karakteristik dari penelitiannya meliputi : tujuan studi, tipe hubungan

antar variabel, lingkungan (setting) studi, unit analisis, horison waktu, dan

pengukuran construct. Tujuan studi penelitian ini adalah hypothesis testing

(pengujian hipotesis), yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk

hubungan antar variabel. Tipe hubungan variabel dalam penelitian ini adalah

hubungan sebab-akibat (kausal), yaitu penelitian yang menunjukkan arah

hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat

(dependent). ). Lingkungan (setting) penelitian ini adalah lingkungan yang

natural, yaitu dengan mengambil subyek penelitian karyawan di RSUD Pandan

Arang Kabupaten Boyolali yang mempunyai masa kerja lebih dari 3 Tahun. Unit

analisis penelitian ini adalah tingkat individual, yaitu data yang dianalisis berasal

dari setiap individual karyawan. Penelitian ini merupakan studi satu tahap (one

shot study), yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus pada periode

tertentu. Pengukuran construct dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah

yang dirancang untuk menangkap berbagai sisi dua konsep yang diteliti dalam

Page 13: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

penelitian ini. Semua item dalam kuesioner menerapkan format lima poin skala

likert (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju).

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan rumah sakit umum

daerah kabupaten Boyolali sebanyak 559 orang. Berdasarkan pedoman di atas

maka jumlah sampel minimum dapat ditentukan dari 5 kali indikator yang

digunakan, yaitu 32 indikator sehingga didapat sampel minimum sebesar 160

karyawan. Untuk menjaga kemungkinan terdapat kuesioner yang tidak kembali

atau tidak lengkap maka diambil sampel 200 karyawan.

C. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh langsung

dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan

data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar,1999).

Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden mengenai

data yang akan dianalisis. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

studi pustaka dan sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini, baik

berupa jurnal ataupun catatan-catatan yang berasal dari perusahaan. Data sekunder

yang digunakan penelitian ini adalah data karyawan rumah sakit umum daerah

kabupaten Boyolali serta data yang berhubungan dengan obyek penelitian,

meliputi: sejarah lahir dan perkembangan; visi, misi dan tujuan rumah sakit,

struktur organisasi dan lain-lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode personally administrated questionnaires, yaitu peneliti

menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri

kuesioner yang telah diisi oleh responden, tujuan utamanya supaya tingkat

pengembalian kuesioner dapat terjaga di dalam periode waktu yang relatif pendek

(Sekaran, 2006).

Page 14: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

E. Definisi Pengukuran Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi variabel-variabel

penelitian yang terdiri atas variabel independen dan variabel dependen. Variabel

adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan

Supomo, 2002). Variabel dalam penelitian ini meliputi Praktik MSDM

(pemberdayaan dan partisipasi, Kerja Tim, penghargaan dan pengakuan, kondisi

kerja, pelatihan dan pengembangan individu), Kepuasan kerja, Loyalitas dan karir

komitmen.

1) Pemberdayaan dan partisipasi

Partisipasi terdiri dari keterlibatan karyawan dalam manajemen dan

pengambilan keputusan berkaitan dengan strategi, tujuan dan kebijakan

perusahaan. Bhatti dan Qureshi (2007) menunjukkan bahwa karyawan

partisipasi dalam kegiatan organisasi dapat meningkatkan tingkat kepuasan

kerja. Velthouse (1990) didefinisikan pemberdayaan sebagai keyakinan

seseorang dalam / kemampuannya untuk menggunakan pilihan. Variabel

Pemberdayaan dan parsipasi diukur dengan 3 item kuesioner Turkyilmaz

et al, (2011). Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5 point

dengan kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS), 3 :

netral (N), 4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS)

2) Kondisi Kerja

Kondisi kerja memiliki komitmen organisasi yang tinggi atas

lingkungan pekerjaan dan juga terhadap organisasi yang termotivasi untuk

bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan organisasinya. Variabel

Kondisi kerja diukur dengan 2 item kuesioner Turkyilmaz et al, (2011)

untuk kondisi pekerjaan. Pengukuran variabelnya dengan skala Likert

jenjang 5 point dengan kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak

setuju (TS), 3 : netral (N), 4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

3) Penghargaan dan pengakuan

Penghargaan dan pengakuan dapat diartikan atas pemberian

organisasi terhadap hasil kerja karyawan. Variabel Penghargaan dan

Page 15: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

pengakuan diukur dengan 4 item kuesioner Turkyilmaz et al, (2011).

Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5 point dengan

kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS), 3 : netral (N),

4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

4) Tim Kerja

Tim Kerja yang efektif akan memotivasi karyawan dan

meningkatkan kinerja karyawan dan efektivitas diri. Hal ini meningkatkan

motivasi dan self-efficacy melalui kerja tim dapat menjadi sumber

otonomi karyawan, signifikansi, ikatan dengan anggota tim dan kepuasan

kerja. Variabel Tim Kerja diukur dengan 3 item kuesioner Turkyilmaz et

al, (2011). Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5 point

dengan kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS), 3 :

netral (N), 4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

5) Pelatihan dan pengembangan diri

Pelatihan dan pengembangan diri diperlukan untuk meningkatkan

kapabilitas dan keterampilan diri dalam mencapai kerja yang efektif

sehingga merasa puas akan pekerjaan yang dilakukan. Variabel Kerja Tim

diukur dengan 4 item kuesioner Turkyilmaz et al, (2011) dan Jun et al.,

(2005). Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5 point

dengan kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS), 3 :

netral (N), 4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

6) Kepuasan Kerja

Kepuasan Kerja dapat diartikan sebagai derajat identifikasi perasaan

individu terhadap pekerjaanya dan keinginan untuk melanjutkan

partisipasi positif di dalam pekerjaanya. Adanya keinginan seseorang

untuk tetap dalam pekerjaanya karena pemahaman atau pengetahuan yang

dimilikinya tentang pekerjaan yang dimilikinya. Variabel kepuasan kerja

diukur dengan 4 item kuesioner Turkyilmaz et al, (2011) dan Jun et al.,

(2006) untuk mengguji kepuasan kerja pada loyalitas dan komitmen karir.

Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5 point dengan

Page 16: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS), 3 : netral (N),

4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

7) Loyalitas kerja

Menurut definisi Mathieu dan Zajac (1990), loyalitas berarti sebagai

lampiran untuk organisasi yang dapat dianggap sebagai respon emosional,

terutama bila karyawan sangat meyakini tujuan organisasi dan nilai-nilai

dan memiliki keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan

organisasi. Variabel Loyalitas kerja diukur dengan 4 item kuesioner M.

Jun et al., (2006) dan Turkyilmaz et al, (2011) untuk mengguji kepuasan

kerja pada loyalitas. Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5

point dengan kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS),

3 : netral (N), 4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

8) Komitmen Karir

Komitmen kariri merupakan sebagai hasil dari kepuasan karyawan

terhadap pekerjaannya dan terus bertanggung jawab atas karir dan

pekerjaannya. Variabel kepuasan kerja diukur dengan 8 item kuesioner

Blau, (1985) untuk mengguji kepuasan kerja pada komitmen karir.

Pengukuran variabelnya dengan skala Likert jenjang 5 point dengan

kriteria: 1 : sangat tidak setuju (STS), 2 : tidak setuju (TS), 3 : netral (N),

4 : setuju (S), 5 : sangat setuju (SS).

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan dengan

Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif.

1. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah metode analisis data dengan cara

mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami

dan dintrepretasikan (Zikmund, 2000). Analisis deskriptif merupakan

bagian dari statitika yang mempelajari alat, teknik, atau prosedur yang

digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan

data atau hasil pengamatan. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif

Page 17: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

digunakan untuk menganalisis profil responden dan tanggapan

responden terhadap setiap item pertanyaan.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif adalah metode analisis data dengan

menggunakan perhitungan matematis. Dalam analisis kuantitatif

dilakukan:

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen

penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan.

Untuk mencapai validitas kuesioner, maka dilakukan usaha yang

menitik beratkan pada pencapaian validitas isi. Untuk melakukan uji

validitas digunakan alat uji Confirmatory Factor Analysis dengan

bantuan SPSS for WINDOWS versi 13.0.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya alat ukur

dengan teknik Cronbach Alpha dapat dikatakan reliable (andal)

apabila nilai > 0,6. Structural Equation Modelling (SEM). SEM

merupakan teknik multivariate yang mengkombinasikan aspek regresi

berganda dan analisis faktor untuk mengestimasi serangkaian

hubungan ketergantungan secara simultan (Hair, et al, 1998).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program AMOS

versi 7.00 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model

structural yang diusulkan.

c. Uji Asumsi Model

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah

100 hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang

digunakan (Hair et al, 2006). Maximum Likehood (ML) akan

menghasilkan estimasi parameter yang valid, efisien dan reliable

apabila data yang digunakan adalah Multivariate normaly dan akan

Robust (tidak terpengaruh) terhadap penyimpangan Multivariate

normaly yang sedang / moderate (Ghozali dan Fuad,2005).

Page 18: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Asumsi normalitas adalah bentuk suatu distribusi data pada

suatu variable dalam menghasilkan distribusi nomial (Ghozali dan

Fuad, 2005). Normalitas dibagi menjadi 2, yaitu :Univariate normality

(normalitas univariat) danMultivariate normality (normalitas

multivariat).

Curran et al (Ghazali dan Fuad, 2005) membagi jenis distribusi

data menjadi tiga bagian, yaitu : Normal, bila nilai skewness < 2 dan

nilai kurtosis < 7; Moderately non-normal, besarnya data yang tidak

normal adalah moderat (sedang). Nilai skewness antara 2 sampai 3

dan nilai kurtosis antara 7 sampai 21; Extremely non-normal, yaitu

distribusi data sangat tidak nonnal. Nilai skewness diatas 3 dan nilai

kurtosis diatas 21. Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan teknik

Maximum Likehood (ML) mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas

pada data terpenuhi.

Outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk konstruk tunggal

maupun konstruk kombinasi (Hair et al, 2006). Deteksi terhadap

multivariate outliers dilakukan dengan memperhatikan nilai

mahalanobis distance.

d. Uji Hipotesis

Untuk menguji pengaruh antar variabel digunakan analisis

Structural Equation Modelling (SEM). Analisis Structural Equation

Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang

terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) yang dikembangkan dalam

Ilmu Psikologi dan Psikometri dan model persamaan simultan

(Simultaneous Equation Modelling) yang dikembangkan di

Ekonometrika. Pengujian yang dilakukan meliputi. Dalam analisis SEM,

tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai

model (Hair et al, 2006). Tetapi berbagai Fit Index yang digunakan untuk

Page 19: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dan data yang

disajikan. Fit Index yang digunakan meliputi: Analisis kesesuaian

model (Goodness-of-fit). Indeks-indeks yang digunakan untuk menguji

kelayakan sebuah model dapat diringkas dalam tabel berikut ini : Chi

Square (X2), Nilai Incremental Fit Index (IFI), Goodness Of Fit Index

(GFI), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Adjusted

Goodness Fit of Index (AGFI), Tucker Lewis Index (TLI), Normed Fit

Index(NFI), Comparative Fit Index (CFI), Normed Chi Square

(CMIN/DF).

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi penyebaran kuesioner

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan

tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. Responden

dalam penelitian ini adalah karyawan RSUD Pandan Arang Boyolali. Teknik

pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan

dengan metode survey, yaitu dengan memberikan kuesioner secara langsung.

Dalam penelitian ini dibagikan 200 kuesioner kepada karyawan RSUD Pandan

Arang Boyolali. Dari jumlah tersebut, diperoleh pengembalian kuesioner

sebanyak 188 buah (respon rate 94%). Dari 188 kuesioner yang kembali ternyata

ada 11 kuesioner yang dinyatakan rusak. Jadi jumlah sampel yang dipakai adalah

177, jumlah sampel data yang terkumpul telah memenuhi ukuran sampel

minimum yang disyaratkan, yaitu sampel minimum adalah jumlah indikator

dalam penelitian ini (32 indikator) dikalikan lima (Ferdinand, 2002) sehingga

didapat sampel sebanyak 160. Setiap responden memiliki satu kali kesempatan

mengisi kuesioner dan tidak ada paksaan, ataupun intimidasi terhadap calon

responden dalam memberikan jawaban atas pernyataan yang tertera di kuesioner.

B. Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Hasil analisis menunjukkan bahwa semua item pernyataan di kuesioner

dinyatakan valid. Setiap item pernyataan yang menjadi indikator masing-masing

variabel telah terekstrak sempurna dan memiliki factor loading >0,50. Nilai KMO

Page 20: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Measure of Sampling Adequacy (MSA) dalam penelitian ini sebesar 0,858. Karena

nilai MSA di atas 0,5 serta nilai Barlett test dengan Chi-squares= 2939,692 dan

signifikan pada 0,000 dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat

dilanjutkan. Berdasarkan hasil uji validitas dengan jumlah 177 responden, terlihat

rotated component matriks telah tereksrak sempurna semua (loading factor >

0,50). Sehingga secara keseluruhan dari 32 item indikator dinyatakan valid dan

bisa dimasukkan pada analisis berikutnya.

Dari uji reliabilitas dapat diketahui bahwa semua variabel Praktik MSDM

yaitu Pemberdayaan dan Partisipasi, Kondisi Kerja, Penghargaan dan Pengakuan,

Tim Kerja, Pealtihan dan Pengembangan individu, selain tiu variabel Kepuasan

kerja, Komitmen Karir, dan Loyalitas Kerja dalam penelitian ini memiliki

reliabilitas yang baik karena mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,60.

C. Uji Asumsi Model

1. Normalitas Data

Secara univariate nilai skewness hampir semua konstruk

mempunyai nilai C.R. < 2 yang berarti bahwa secara univariate sebaran

data dianggap normal dan dapat digunakan untuk estimasi pada analisis

selanjutnya. Sedangkan kurtosis semua konstruk memiliki nilai < 7 yang

berarti bahwa secara univariate sebaran data dapat dianggap normal,

sehingga dapat digunakan untuk estimasi pada analisis selanjutnya. Nilai

yang pada tabel yang diolah menandakan bahwa data dalam penelitian ini

terdistribusi normal secara multivariate dengan nilai C.R kurtosis 3.500.

Dalam hal ini distribusi data dapat dikatakan normal.

2. Uji Outliers

Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jika dalam penelitian

ini digunakan 32 variabel indikator, semua kasus yang mempunyai Jarak

Mahalanobis lebih besar dari 2 (32; 0.001) = 62,487 adalah multivariate

outlier. Tabel yang diolah menunjukkan bahwa tidak ada outlier, karena

semua observasi memiliki jarak mahalanobis < 62,487.

Page 21: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

D. Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Goodness of Fit

Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

. Tabel Hasil Goodness-of-Fit Model

Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Hasil Evaluasi Model

Chi-Square (2) Diharapkan kecil 486,915 -----Significance

Probability (p) 0,05 0,060 Baik

CMIN/DF 2,0 1,107 BaikGFI 0,9 0,862 Belum memenuhi

AGFI 0,9 0,835 Belum memenuhiTLI 0,9 0,980 BaikCFI 0,9 0,982 Baik

RMSEA 0,08 0,025 BaikSumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan pada Tabel di atas hasil modifikasi model diperoleh

peningkatan goodness of fit model. Nilai Chi-Square dengan p>0,05

sehingga mengindikasikan model telah fit. Sedangkan indeks GFI dan

AGFI mengalami peningkatan tapi belum memenuhi. Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan model dapat

diterima.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis terhadap

hubungan-hubungan antar konstruk dalam hipotesis ditunjukkan oleh nilai

regression weights. Tabel yang diolah menunjukkan nilai regression

weights dari variabel-variabel yang diuji hubungan kausalitasnya. Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa 7 jalur yang dianalisis, dan tidak

terdapat analisa yang tidak signifikan dan semua signifikan

Page 22: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Tabel

Regression Weights

Estimate S.E. C.R. PKepuasan Kerja <--- Pemberdayaan dan

partisipasi .242 .093 2.618 .009

Kepuasan Kerja <--- Kondisi Kerja .154 .075 2.060 .039

Kepuasan Kerja <--- Penghargaan dan

pengakuan .136 .068 1.999 .046

Kepuasan Kerja <--- Tim Kerja .244 .123 1.979 .048

Kepuasan Kerja <--- Pelatihan dan

Pengembangan individu .140 .060 2.344 .019

Loyalitas Kerja <--- Kepuasan Kerja .309 .115 2.696 .007

Komitmen Karir <--- Kepuasan kerja .293 .147 1.997 .046

3. Pembahasan

Pengaruh Pemberdayaan dan Partisipasi pada kepuasan kerja

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Regression Weights dimana

nilai C.r pemberdayaan dan partisipasi pada kepuasan kerja menunjukkan angka

sebesar 2,618 signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

H1 didukung. Artinya, dapat disebutkan secara statistik ditunjukkan bahwa

pemberdayaan dan partisipasi memang mempunyai pengaruh positif pada

kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin jelas kepuasan kerja

seorang karyawan di suatu perusahaan atau instansi, maka semakin tinggi pula

pemberdayaan dan partisipasi karyawan pada perusahaan tersebut. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Turkyilmaz et al.,

(2011).

Pengaruh Kondisi kerja pada kepuasan kerja”

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Regression Weights dimana

nilai C.r kondisi kerja pada kepuasan kerja sebesar 2,060 signifikan pada p<0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H2 didukung. Artinya, secara statistik

dapat ditunjukkan bahwa kondisi kerja memang mempunyai pengaruh positif

Page 23: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

pada kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kenyamanan

dan kelengkapan fasilitas terhadap kondisi kerja di suatu perusahaan maka

semakin tinggi kepuasan kerja karyawan pada instansi tersebut. Hasil penelitian

ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Turkyilmaz et al., (2011). Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Turkyilmaz et al.,

(2011).

Pengaruh Penghargaan dan pengakuan pada kepuasan kerja

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Regression Weights dimana

nilai C.r penghargaan dan pengakuan sebesar 1.999 signifikan pada p<0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis H3 didukung. Artinya, secara statistik dapat

ditunjukkan bahwa penghargaan dan pengakuan memang mempunyai pengaruh

positif pada kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin individu

karyawan memperoleh penghargaan dan pengakuan atas kinerja mereka di suatu

perusahaan maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan pada instansi tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Turkyilmaz et al.,

(2011).

Pengaruh Tim Kerja pada Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Regression Weights dimana

nilai C.r kerja tim berpengaruh pada kepuasan kerja sebesar 1.979 signifikan pada

p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H4 didukung. Artinya, secara

statistik dapat ditunjukkan bahwa kerja tim mempunyai pengaruh positif pada

kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin efektif dan solid dalam

menghadapi masalah dan kerja tim karyawan di suatu instansi maka semakin

tinggi kepuasan kerja karyawan pada instansi tersebut. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan Turkyilmaz et al., (2011).

Pengaruh Pelatihan dan pengembangan individu pada Kepuasan kerja

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Regression Weights dimana

nilai C.r pelatihan dan pengembangan individu pada kepuasan kerja sebesar 2.344

signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H5 didukung.

Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan

individu memang mempunyai pengaruh positif pada kepuasan kerja. Hal ini

Page 24: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

mengindikasikan bahwa semakin jelas dengan adanya pelatihan dan

pengembangan individu karyawan di suatu instansi maka semakin tinggi kepuasan

kerja karyawan pada instansi tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan Turkyilmaz et al., (2011).

Pengaruh Kepuasan kerja pada Loyalitas kerja

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Regression Weights dimana

nilai C.r kepuasan kerja pada loyalitas sebesar 2.696 signifikan pada p<0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H6 didukung. Artinya, secara statistik

dapat ditunjukkan bahwa kepuasan kerja memang mempunyai pengaruh positif

pada loyalitas kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepuasan

kerja karyawan terhadap instansi maka semakin tinggi loyalitas kerja karyawan

pada instansi tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan Turkyilmaz et al., (2011).

Pengaruh Kepuasan kerja pada Komitmen karir

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.20 dimana nilai C.r

kecepatan promosi pada komitmen keberlanjutan sebesar 1.997 signifikan pada

p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H7 didukung. Artinya, secara

statistik dapat ditunjukkan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif

pada komitmen karir. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin puas karyawan

terhadap instansi maka semakin tinggi komitmen karir karyawan pada instansi

tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Chen. D

et al. (2011)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis uraikan pada bab IV dengan

menggunakan metode structural equation modeling (SEM), dapat diambil

kesimpulan bahwa :

Pemberdayaan dan Partisipasi berpengaruh positif pada kepuasan kerja, ini

mengindikasikan bahwa adanya pemberdayaan dan partisipasi karyawan dalam

pekerjaan di organisasi akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan terhadap

organisasi.

Page 25: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Kondisi kerja berpengaruh positif pada kepuasan kerja, ini

mengindikasikan bahwa adanya dengan kondisi kerja yang nyaman dan

mendukung kegiatan kerja karywan dalam organisasi akan meningkatkan

kepuasan kerja karyawan dalam organisasi.

Penghargaan dan pengakuan berpengaruh positif pada kepuasan kerja, ini

mengindikasikan bahwa dengan adanya penghargaan dan pengakuan dari instansi

terhadap hasil kinerja dalam organisasi akan meningkatkan kepuasan kerja

karyawan dalam organisasi.

Tim kerja berpengaruh positif pada kepuasan kerja, ini mengindikasikan

bahwa adanya kerjasama dalam kerja tim dalam menunjang pekerjaan dalam

organisasi akan meningkatkan kepuasan kerja karywan dalam organisasi.

Pelatihan dan pengembangan individu berpengaruh positif pada Kepuasan

kerja, ini mengindikasikan bahwa adanya pelatihan dan pengembangan individu

yang diberikan organisasi akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dalam

organisasi.

Kepuasan kerja berpengaruh positif pada loyalitas kerja, ini

mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan dalam organisasi akan

meningkatkan loyalitas kerja karyawan terhadap organisasi.

Kepuasan kerja berpengaruh positif pada Komitmen karir, ini

mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan dalam organisasi akan

meningkatkan komitmen karir karyawan terhadap organisasi.

B. Keterbatasan

Pada penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel praktik SDM

(Pemberdayaan dan Partisipasi, Kondisi kerja, Penghargaan dan pengakuan, Kerja

tim, Pelatihan dan pengembangan individu), Kepuasan kerja, loyalitas kerja dan

komitmen karir. Dimana penelitian tanpa membedakan status responden misal:

jabatan pekerjaan, umur, status PNS atau PTT dan lain-lain. Penelitian ini juga

hanya mengambil obyek penelitian pada RSUD PandanArang Boyolali, sehingga

generalisasinya terbatas.

Page 26: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang diberikan adalah

sebagai berikut:

Saran untuk studi lanjutan

Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti lebih terfokus serta mendetail

dan dalam. Selain itu dapat juga membuat perbandingkan antara organisasi yang

berbeda tetapi dibidang organisasi yang sama yaitu jasa perwatan kesehatan

sehingga konsep yang dimodelkan lebih fokus, detail, dan mendalam terhadap

obyek maupun subyek penelitian. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan

variabel-variabel lain yang bervariasi dan modifikasi model seperti penelitian

pada Koen Dewettinck and Maaike van Ameijde (2010).

Saran Praktis

Hasil pengujian menunjukkan bahwa praktik SDM yang meliputi

pemberdayaan dan partisipasi, kondisi kerja, penghargaan dan pengakuan, kerja

tim, serta pelatihan dan pengembangan berpengaruh pada kepuasan kerja serta

kepuasan kerja berpengaruh pada komitmen karir dan loyalitas. Oleh karena itu,

kepuasan karyawan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pihak

manajemen agar komitmen dan loyalitas karyawan meningkat. Untuk

meningkatkan kepuasan kerja karyawan dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan praktik SDM. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara

melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan organisasi, menyediakan

fasilitas kerja yang memadai seperti adanya peralatan untuk keamanan kerja,

memberikan penghargaan atas hasil kerja karyawan seperti menyampaikan ucapan

terima kasih setelah karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan dan juga

memberikan pujian jika hasil kerjanya baik. Selain itu juga dengan cara menjaga

hubungan yang baik antar karyawan dan menciptakan iklim komunikasi yang baik

antar atasan pada bawahan, serta adanya program pelatihan dan pengembangan

untuk seluruh karyawan sehingga dapat meningkatkan kemampuan karyawan.

Hasil tanggapan responden menunjukkan untuk variabel komitmen karir,

masih ada responden yang menjawab tidak setuju dengan nilai rata-rata sebesar

Page 27: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

5,28% terutama pada item ini adalah panggilan kerja yang ideal untuk mencapai

kehidupan kerja yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa ada sebagian

responden yang merasa belum memiliki komitmen terhadap karir pekerjaan

mereka dengan organisasi. Artinya bahwa sebenarnya ada beberapa karyawan

yang merasa tidak cocok atau kurang mendalami pekerjaanya, sehingga tidak

tercapai ritme kinerja yang baik bagi pekerjaanya. Untuk itu tugas perusahaan

adalah dengan meningkatkan pelatihan dan pengembangan diri bagi karyawan,

seperti pelatihan psikologis maupun variasi dalam menciptakan pekerjaan bagi

karyawannya.

DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani. (2007). Asuhan Keperawatan Bermutu. dalam http://www.persi.co.id (diakses 20 Oktober 2012 ,pukul 20.35 WIB)

Aditama, T. (2004). Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Allen, N.J. and Grisaffe, D.B. (2001), “Employee commitment to the organization and customer reactions mapping the linkages”, Human Resource Management Review, Vol. 11, pp. 209-36.

Ampofo-Boateng, K., Merican, W.R.A., Jamil, A. and Wiegand, B. (1997), “Employees’ adaptation to technological changes in a multinational corporation in Malaysia, innovation in technology management – the key to global leadership”, PICMET’97: Portland International Conference on Management and Technology, Portland, 27-31 July, pp. 987-9.

Anwar, (1997). Pengaruh perilaku pemimpin motivasi. dalam http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2009/07/pengaruh-perilaku-pemimpin motivasi.html. di akses tanggal 20 Oktober 2012 pukul 21.15 WIB

Azwar. 1996, Mosliw, 1970; Kossen, 1986; Schein 1991 dalam http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-surya1.pdf di akses tanggal 20 Oktober 2012 pukul 21.15 WIB

Becker, T.E., Randal, D.M. and Riegel, C.D. (1995), “The multidimensional view of commitment and theory of reasoned action: a comparative evaluation”, Journal of Management, Vol. 21 No. 4, pp. 617-38

Bhatti, K.K. and Qureshi, T.M. (2007), “Impact of employee participation on job satisfaction, employee commitment and employee productivity”, International Review of Business Research Papers, Vol. 3 No. 2.

Blau, G. (1985), “The measurement and prediction of career commitment”, Journal of Occupational Psychology, Vol. 58, pp. 277-88.

Page 28: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Brewer, G.A., Selden, S.C. and Facer, R.L. II (2000), “Individual conceptions of public service motivation”, Public Administration Review, Vol. 60 No. 3, pp. 254-63

Chao, G.T., O’Leary-Kelly, A.M., Wolf, S., Klein, H.J. and Gardner, P.D. (1994), “Organizational socialization: its content and consequences”, Journal of Applied Psychology, Vol. 79, pp. 730-43.

Chen, C. (2006), “Job satisfaction, organizational commitment, and flight attendants’ turnover intentions: a note”, Journal of Air Transport Management, Vol.12, pp.274-6.

Dongoron, (2001), p.38 dalam :Http//digilib. petra. ac. Id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-31404007-10579-steel_pipe-chapter2.pdf diakses 20 Oktober 2012 ,pukul 20.40 WIB

Drummond, R.J. and Stoddard, A. (1991), “Job satisfaction and work values”, Pychological Reports, Vol. 69, pp. 1116-18

Farnham, D. and Horton, S. (1996), Managing People in the Public Services, Macmillan, Houndmills

Farrell, D. and Rusbult, C. (1981), “Exchange variables as predictors of job satisfaction, job commitment, and turnover: the impact of rewards, costs, alternatives and investments”, Organizational Behavior and Human Performance, Vol. 28 No. 1, pp. 78-95.

Gaynor, M. and Hass-Wilson, D. (1999), “Change, consolidation, and competition in health care markets”, Journal of Economic Perspectives, Vol. 13 No. 1, pp. 141-64.

Goulet, L. and Singh, P. (2002), “Career commitment: a reexamination and extension”, Journal of Vocational Behavior, Vol. 61, pp. 73-91

Handoko, T. (1993). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE-Yogyakarta.Http://www.ekomarwanto.com/2011/10/ringkasan-manajemen-sumber-daya-

manusia.html (diakses 15 Oktober 2012 pukul 19.25 WIB)Jun, M., Cai, S. and Shin, H. (2006), “TQM practice in maquiladora: antecedents

of employee satisfaction and loyalty”, Journal of Operations Management, Vol. 24, pp. 791-812.

Kreitner & Kinicki (2005), Blum ( dalam As’ad, 2000), Handoko (2001) dalam http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/definisi-kepuasan-kerja/ diakses 20 Oktober 2012 ,pukul 22.35 WIB

Kumar, K., Subramanian, R. and Strandholm, K. (2002), “Market and efficiency-based strategic responses to environmental changes in the health care industry”, Health Care Management Review, Vol. 27 No. 3, pp. 21-31.

Lee, K., Carswell, J. and Allen, N. (2000), “A meta-analytic review of occupational commitment: relations with person and work-related variables”, Journal of Applied Psychology, Vol. 85, pp. 799-811

London, M. (1983), “Toward a theory of career motivation”, Academy of Management Review, Vol. 8, pp. 620-30.

Page 29: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Martensen, A. and Gronholdt, L. (2001), “Using employee satisfaction measurement to improve people management: an adaptation of Kano’s quality types”, Total Quality Management, Vol. 2 Nos 7/8, pp. 949-57.

Mathieu, J.E. and Zajac, D.M. (1990), “A review and meta-analysis of the antecedents, correlates, and consequences of organizational commitment”, Psychological Bulletin, Vol. 108 No. 2, pp. 171-94

Maurer, R. (2001), “Building a foundation for change”, Journal for Quality & Participation, Vol. 24 No. 3, pp. 38-9.

Ostroff, C. (1992). The relationship between satisfaction, attitudes, and performance: An organizational Level Analysis. Journal of Applied Psychology, 77, 963-974.

Pascoe, C., Ali, I.M. and Warne, L. (2002), “Yet another role for job satisfaction and work motivation – enabler of knowledge creation and knowledge sharing”, Informing Science InSITE – “Where Parallels Intersect”, June, pp. 1239-48.

Perry dan Potter. (2003). Fundamental Perawatan, Edisi IV, EGC, Jakarta. Rahman, S. and Bullock, P. (2005), “Soft TQM, hard TQM, and organizational

performance relationships: an empirical investigation”, Omega, Vol. 33 No. 1, pp. 73-83.

Rhodes, S.R. and Doering, M. (1983), “An integrated model of career change”, Academy of Management Review, Vol. 8 No. 4, pp. 631-9.

Robbins, S. P. 2009. Organizational Behavior. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Rung Chen, D., Liu, C., Myrtle, R,. and Fahey, D. (2011). “Job and career influences on the career commitment of health care executives - The mediating effect of job satisfaction”. Journal of Health Organization and Management, Vol. 25 No. 6, pp. 693-710

Rusbult, C.E. and Farrell, D. (1983), “A longitudinal test of the investment model: the impact on job satisfaction, job commitment, and turnover of variations in reward, costs, alternatives, and investments”, Journal of Applied Psychology, Vol. 68, pp. 429-38.

Saks, A.M. (1996), “The relationship between the amount and helpfulness of entry training and work outcomes”, Human Relations, Vol. 49 No. 4.

Schultz dan Ellen (1994) dalam http://www.masbow.com/2009/08/komitmen-organisasi.html diakses 20 Oktober 2012 ,pukul 21.55 WIB

Sekaran, U. (2006). Research Methodes for Bussiness. New York: John Wiley & Sons, Inc

Seibert, S.E., Silver, S.R. and Randolph, W.A. (2004), “Taking empowerment to the next level: a multiple-level model of empowerment, performance, and satisfaction”, Academy of Management Journal, Vol. 47 No. 3, pp. 332-49.

Snipes, R.L., Oswald, S.L., La Tourc, M. and Armenakis, A.A. (2005), “The effects of specific job satisfaction facets on customer perceptions of service quality: an employee-level analysis”, Journal of Business Research, Vol. 58, pp. 1330-9.

Page 30: Ringkasan jurnal daru (word 2003).. powered by terti.doc

Spector, P. (1997), Satisfaction: Application, Assessment, Causes and Consequences, Sage, London.

Sulaiman, A (2011), Analisis Diferensiasi Kepuasan Kerja Melalui Hierarki Kebutuhan Maslow (Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil Dan Non Pegawai Negeri Sipil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Bogor). IPB (INSTITUT PERTANIAN BOGOR). Bogor.

Togia, A., Koustelios, A. and Tsigilis, N. (2004), “Job satisfaction among Greek academic librarians”, Library & Information Science Research, Vol. 26, pp. 373-83.

Turkyilmaz, A, Pastuszak, Z, Akman, G and Ozkan, C. (2011). “Empirical study of public sector employee loyalty and satisfaction”. Industrial Management & Data Systems, Vol. 111 No. 5, pp. 675-696.

Utama, S. (2003). MEMAHAMI FENOMENA KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT (Referensi Pendukung Untuk Mahasiswa, Akademik, Pimpinan, organisasi, dan Praktisi Kesehatan). Universitas Sumatera Utara digital library.

Velthouse, B.A. (1990), “Creativity and empowerment: a complementary relationship”, Review of Business, Vol. 12, Fall, pp. 13-18.

Willems, I.R., Janvier, R. and Henrerickx, V. (2004), “The unique nature of psychological contracts in public sector: an exploration”, paper presented at the EGPA Annual Conference, Study Group 3: Personnel Policies, Ljubljana, 1-4 September, available at: http://soc.kuleuven.be/io/egpa/HRM/ljubljana/Willems Janvier &Henderickx.pdf diakses 20 Oktober 2012 pukul 19.55 WIB).

Wu, L. and Norman, I.J. (2006), “An investigation of job satisfaction, organizational commitment and role conflict and ambiguity in a sample of Chinese undergraduate nursing students”, Nurse Education Today, Vol. 26, pp. 304-14

Yang, K. and Kassekert, A. (2009), “Linking management reform with employee job satisfaction: evidence from federal agencies”, The Journal of Public Administration Research, and Theory, Vol. 20, pp. 413-36.