Upload
ririen-triana-suhaeli
View
54
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PJ:ringkasan kul Farmakologi,,
Citation preview
Hari / Tanggal : Rabu, 16 12 2009
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Dr. I Wayan Sumardika, M. Med. Ed
Tempat : Universitas Udayana
Materi : Anti Anemia
Hematopoesis = Pembentukan Darah
Terjadi di Sum-sum tulang belakang
Nutrien esensial:
- Zat besi
- Vitamin B12
- Asam Folat
Sel darah merah sebagai grouth factor yaitu erotroprotein dibentuk di
ginjal dan pada yang berusia 0 6 minggu terbentuk di hati. Hapusan darah tepi
adalah cara memeriksa Hb. Dari hapusan darah tepi bisa dilihat bentuk, warna,
mikrosifik hipokromik anemia yaitu bentuk sel darah merah kecil, hipokromik
anemia yaitu gambaran lebih kecil, warna pudar yangh disebabkan karena
kekurangan zat.
Penyakit kronik = Normoutik normokramik
Makrositik : bentuk besar, warna normal yang disebabkan B12 dan Asam Folat.
1. Zat Besi
Selain sebagai pembentukan sel darah merah juga untuk pembentukan sel
ketokolamin yaitu yang merupakan bahan epineprin. Defisiensi zat besi
merupakan penyebab tersering anemia. Anemia klinis: Pucat, lelah, pusing,
denyut nadi meningkat. Hal ini disebabkan karena oksigen tidak sampai ke
jaringan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Zat besi dari makanan 5 10% diserap usus kemudian beredar (transferin)
1 2% mg hilang melalui kulit. 75% masuk dalam pembuluh sel darah merah.
5 15% untuk pembentukan ketokolamin. 10 20% disimpan dalam bentuk
ferritindan disimpan di hati, jantung dan usus.
Makanan yang meningkat penyerapan zat besi yaitu daging, ikan, alkohol,
asam korbat, asam hidroklorat. Dengan kata lain makanan yang bersifat asam.
Zat besi yang kita makan dalam bentuk Fe12 (Ferros) yang berikatan dengan
transferin sehingga bisa diserap dan berubah menjadi ferri (Fe2+) perubahan
dipercepat dengan oleh suasana asam setelah itu barulah masuk ke dalam
aliran darah. Fe sedikit di eliminasi.
Makanan yang menurunkan penyerapan zat besi yaitu yang bersifat basa
seperti susu, telur, the, kopi, filat (sereal), obat (antasida).
Kelator = mengikat zat lain (Fe)
Keadaan yang menyebabkan anemia:
- Infeksi cacing tambang
- Perdarahan
- Sindrom malabserpation
Sediannya dalam bentuk oral (ferros) dan parentral, sediaan oral sama
efektifnya dengan parentral.
Parentral secara I.V / I. M
Perentral diberikan pada yang mengalami gangguan absorpsi.
Efek sampingnya yaitu:
Oral Mual, konstipasi, nyeri ulu hati, diare, feces berwarna hitam yang
merupakan hasil oksidasi dari zat besi.
Parentral nyeri lokal, perubahan warna kulit, demam, reaksi
hipersensitifitas, harus dilakukan skin test (test alergi).
Efek toksiknya: terjadi jika pasien minum sekitar 10 tablet. Nikrosis saluran
cerna (gejala), muntah, nyeri perut, penurunan kesadaran, syock.
Efek terapi yaitu efek yang dinginkan setelah dilakukan terapi. Efek samping
diberikan pada dosisi yang diberikan namun tidak diinginkan.
Efek toksik : pemberian dosis yang berlebihan sehingga menimbulkan
keracunan.
Hemokromatosis Fe tidak digunakan secara efektif untuk pembuatan zat
besi.
Eritrosit umurnya 120 hari.
Pada anemia hemolitik terjadi pemecahan sel darah merah terlalu cepat yang
menyebabkan toksitas kronis.
Interaksi obat:
- Antagonis H2 mengurangi sekresi asam
- Antasida membasakan lambung
- Suplemen kalsium
Vitamin B12 sebagai kofaktor berbagai reaksi biokimia.
B12 + faktor Intrinsik (lipid dan protein) supaya zat besi bisa diserap.
Akibat kekurangan vitamin B12 yaitu:
- Anemia Megaloblastik
- Kelainan Neurologis
Neuropatiperifer terjadi negrasi saraf tepi karena kekurangan B12
(Cobalamin)
Di absorbsi di ikum distal, disimpan di hati. Secara oral untuk pencegahan dan
secara parentral untuk pasien yang sakit.
Asam Folat
Fungsinya untuk sintesa asam amino, purin, DNA, karena kekurangan
intake menyebabkan kekurangan asam folat.
Anemia megaloblastik (kekurangan asam folat) : kelainan konginental
(anensefali, spina bifida)
PEMBERIAN OBAT PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI
Hemodilusi terjadi pada ibu hamil TM III
Peruabahn-perubahan pada ibu hamil:
- Penurunan gerakan dan sekresi asam lambung
- pH meningkat
- Penurunan absorbsi
Distribusi obat :
- Volume plasma 50%
- Protein binding
- Penurunan konsentrasi obat dalam tubuh
- Penurunan jumlah albumin
Blastogenesis terjadi pada awal zigot sampai akhir minggu kedua.
Embrio terjadi pada akhir minggu kedua sampai kedelapan.
Feto terjadi pada akhir minggu kedelapan sampai akhir kehamilan.
Transpor obat ke fetus :
- Difusi pasif
- Difusi yang dipalsukan
- Transfor aktif
Lifofilik : Lewat lemak tidak terionosasi / tidak mengandung muatan listrik.
Berat molekul insulin diatas 800.
pH fetus lebih bersifat asam daripada pH ibu.
Klasifikasi obat untuk kehamilan:
- Kategori A
Aman digunakan berdasarkan data pada wanita hamil.
- Kategori B
Dianggap aman berdasarkan hasil penelitian pada hewan. Tapi tidak pada
wanita hamil.
- Kategori C
Obat dapat diberikan jika pertimbangan keuntungannya lebih besar daripada
resiko yang mungkin terjadi pada fetus.
- Kategori D
Ada bukti obat tidak aman. Namun, dalam beberapa kasus treatening illness
dapat digunakan jika tidak ada alternatif lain.
- Kategori X
Sangat tidak aman. Merupakan kontra indikasi pada wanita hamil. Contohnya:
alkohol, vaccine, androgen.
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Desember 2009
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Prof. Dr. I. G. M. Aman, SP., FK.
Tempat : Universitas Udayana
Materi : Farmakologi Umum
Absorbsi
- Difusi pasif (paling banyak digunakan) obatnya larut sendiri dengan syarat
obat harus lart dalam lipid.
- Filtrasi (melalui pori) dengan syarat berat molekul harus kecil.
- Transfor aktif, harus ada pengangkutnya (carier)
Difusi pasif tergantung dari:
- Derajat keasaman artinya dimana tempat itu berada.
- Derajat ionisasi yang larut dalam lipid adalah yang tidak terionisasi.
- Kelarutan dalam lipid
Obat asam lemah akan menumpuk pada lingkungan yang lebih basa,
begitupun sebaliknya. Tujuan biotranformasi obat :
- Kebanyakan biotranformasi itu mengubah zat yang tidak aktif menjadi
aktif.
- Obat aktif, setelah dimetabolisme menjadi aktif.
- Zat yang tidak aktif pada obat yang tidak aktif.
Prodrug : bahan yang akan dijadikan obat.
30% obat dimetabolisme sebelum dimanfaatkan oleh tubuh kita.
70% masuk ke sirkulasi sistemik disebut bioafailabilitas.
Fungsi enzim induction/inducer adalah untuk peningkatan produksi enzim
metabolisme di hepar.
Barbituate adalah obat anti kejang
Barbiturate phendarbituate menyebabkan metabolisme diperepat.
Enzim inhibitar
Antibiote chlorapenicol metabolisme obat lain akan diperlambat
Maag cimetidine sehinga terjadi efek taksik
Ritonavin = Autivirus
Obat, makin turun konsentrasi dalam darah makin kecil eliminasi.
Konsentrasi plato = konsentrasi menetap maksimal 100% tercapai tergantung
hublight.
Ekskresi obat melalui:
- Ginjal
- Saluran cerna
- Paru-paru
- Keringat
- Air mata
- Air susu
Obat yang terikat protein tidak dapat disaring di glomerulus karena molekul
dari protein besar.
Tak terionisasi direabsorbsi dalam ginjal.
Polarization = lipid menjadi air
Diazepam atau obat-obat anti kejang lebih cepat bereaksi bila diberikan melalui
parentral.
FARMAKODINAMIK
Yaitu bagaimana obat bekerja sampai menimbulkan efek.
Afinitas kemampuan obat untuk mengikat reseptor sehingga terbentuk obat
reseptor komplek.
Jika ada pemicu positif maka akan ada respon disebut dengan obat egonis.
Asetilcolin merangsang obat muskarinik. Efek meningkat. Atropin mempunyai
afinitas reseptor muskarinik sebagai antagonis menurunkan produksi kelenjar dari
peristaltic usus.
Salbutamol hanya merangsang Beta 2 (2).
Efikasi = respon / efek yang maksimal
Potensi = efek efikasi sama-sama maksimal, namun dosis berbeda.
Full agonis = potensial lebih
Parsial Agonis = potensial kurang
Efek Antagnis = obat yang diberikan dapat menghilangkan efek obat yang
pertama.
Fisiologic antagonis = antagonis yang terjadi tapi beda reseptor.
Non kompetitif antagonis = reseptornya sama, tetapi tidak bias digeser.
Kompetitif antagonis = bisa digeser.
LD = Letal Dase 50 atau makin kecil ED 50 makin bagus.
Kelainan efek suatu obat:
- Toleran : diberikan dosis yang bertambah, efek tetap.
- Takilfilitaksis
- Hipersuseptible
- Hiporeaktif
- Idiosinkrasi
- Alergi
Hari / Tanggal : Rabu, 16 2 2009
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Dr. Tjokorda Alit Kamar Adnyana
Tempat : Universitas Udayana
Materi : Anti Konvulsi
Seizure : Episode terbatas dari disfungsi otak yang disebabkan oleh abnormal
discharge dari neuron otak.
Epilepsi : gangguan dari fungsi otak yang di tandai oleh adanya gangkitan yang
periodic dan tidak bisa di duga.
Cara Kerja :
Memblok voltage dependent sod channel hantaran pada neuron
menurun.
Meningkatkan aktivitas system gaba
Menghambat T- tipe
Mekanisme lainnya: Hiperpdarisasi membrane
Phenobarbital = obat yang paling lama digunakan.
GGN ABS Folic Acid = pembentukan tube syaraf neuron.
Hirsurtisme menyebabkan tumbuhnya bullu lebat pada tempat yang tidak
dinginkan.
Stephen Jhonson sindrom adalah suatu alergi dimana kebocoran pada saluran
tubuh, kulit menjadi melepuh.
- Diazepan I.V diberikan karena terus mengalami kejang.
- Vitamin K1 diberikan untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Dosis anak-anak = umur ( th ) x Dosis dewasa
Umur + 12
Obat anti kejang + penurun panas biasanya diazepan perectal.
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Desember 2009
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Dr. I. G. A. Arniti, S. Ked.
Tempat : Universitas Udayana
Materi : Praktikum Anestesi Umum
I. Tujuan :
1. Untuk mengetahui stadium-stadium anestesi.
2. Untuk mengetahui efek anestesi
II. Persiapan alat dan bahan
1. Senter 6. Kapas
2. Stethoscope 7. Obat anestesi umum (eter)
3. Penggaris 8. Jam tangan
4. Pinset 9. Alat tulis
5. Sungkup 10. Hewan percobaan (kelinci)
III. Langkah Kerja
1. Persiapan alat dan bahan
2. Evaluasi keadaan awal kelinci
a. Respirasi (frekuensi dalam / dangkal)
b. Mata (gerak mata, reflek-reflek pupil, lebar pupil, refleks kornea)
c. Otot (tonus otot, gerak)
d. Analgesia (respon kelinci terhadap nyeri)
e. Saliva
f. Muntah
3. Pasang sangkupnya dengan baik dan tepat sehingga tidak ada celah
sebagai jalan masuknya udara yang dapat mempengaruhi pemberian
anatesi umum (eter).
4. Teteskan eter dengan kecepatan 30 tetes/menit (1 tetes / 2 detik)
5. Amati respon kelinci setelah diberikan anestesi eter secara inhalasi dengan
mencubit menggunakan pinset. Teteskan terus eter dengan kecepatan yang
sama sambil mengamati perubahan respon individu kelinci yang
menunjukkan perubahan tanda-tanda stadium III. Segera hentikan
pembekuan eter. Pada saat inilah tindakan bedah dapat dilakukan.
6. Evaluasi denyut jantung dan pernafasan untuk mengetahui denyut nafas
sehingga apabila hal ini terjadi maka segera dapat dilakukan pemberian
nafas buatan untuk mengembalikan uap eter keluar tubuh kelinci.
7. Evaluasi respon tubuh kelinci terhadap nyeri, apabila sudah berespon
terhadap cubitan berarti pengaruh anestesi sudah menurun. Jangan luipa
lakukan pula evaluasi kedua seperti evaluasi awal sebelum kelinci tersadar
kembali.
8. Catat hasil pengamatan
9. Rapikan alat dan bahan
IV. Hasil Pengamatan
No. Evaluasi Evaluasi I Evaluasi II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Respirasi
- Frekuensi
Gerakan Mata
- Lebar pupil
- Refleks pupil
- Refleks kornea
Otot
- Tonus otot
- Gerak
Respon nyeri
Saliva
Muntah
128 x/menit
1 cm
+
+
+
+
+
-
+
116 x/menit
1,3 cm
-
-
-
-
-
Tidak ada
-
V. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
anestesi umum (eter) bereaksi dengan baik terhadap hewan coba (keliner) dan
kelinci memberi respon yang diharapkan. Reaksi eter juga sesuai dengan teori
yang ada bahwa eter bereaksi cepat namun durasinya pendek sehingga eter
tidak bisa digunakan secara tunggal, harus ada kombinasi dengan anetesi lain
dan biasanya melalui injeksi.
Hari / Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Dr. I. B. Ngurah, M. For
Tempat : Universitas Udayana
Materi : Antibiotika, obat-obat anti diuretika
Antibiotika Zat kimia yang didapat dari mikroorganisme yang dapat
membunuh mikroorganisme lain atau menghambat
pertumbuhannya.
Baktrisit : Membunuh mikroorganisme
Bakteriustatik : Menghambat pertumbuhan
Perkembangan:
Penicillin (1928) ditemukan dan digunakan untuk terapi pada tahun 1941.
Penggunaan tidak rasional (tidak tepat indikasi, tidak tepat dosis, tidak tepat lama
pemberian, tidak tepat cara pemberian, tidak mengetahui fatofisiologi penyakit).
Maka akan makin menambah resiko terutama efek samping, efek toksik, alergi,
resistensi (kekebalan kumanterhadap antibiotic), super infeksi (keseimbangan
usus terganggu sehingga timbul bakteri yang patogen). Contoh: Candida.
Penggunaan antibiotika yang rasional:
- Efikasi (kemanjuran)
- Keamanan obat diusahakan aman baik pada bumil, manula, anak-anak
dan lain-lain.
- Suitabilitas (kecocokan) misalnya pada tetracycline tidak diberikan pada
anak-anak karena dapat merusak gigi.
- Biaya
Betalaktamase menghancurkan betalaktam yang merupakan enzim yang
dihasikan kuman.
MIC = kadar terendah dari antibodi yang masih dapat menghambat pertumbuhan
kuman.
Untuk dapat membunuh kuman maka konsentrasi obat harus diatas MIC.
Post antibiotic efek walaupun kadar masih rendah dari MIC tapi masih bisa
menghambat pertumbuhan kuman.
Penicillin:
- Benzil Penicillin = obat injeksi tidak dapat diminum karena jika kadarnya
hanya sebentar di dalam plasma.
- Benzathine penicillin G = obat injeksi yang kadarnya lama pada plasma.
- Penicillin V = - Mirip dengan Benzyl tetapi bisa diminum dan tidak
dirusak oleh asam lambung.
- Spkertumnya sempit ( membunuh garam + ) hanya beberapa macam
kuman
- Spectrum luas membunuh berbagai macam kuman yaitu gram positif dan
gram negative
Mekanisme kerja
Penicillin menghambat sinteris dinding sel dengan menghambat
pephidoglikan pada dinding sel yang merupakan struktur terpenting semua
bakterisit adalah anti bakteri ( pektrumnya ada yang luas atau sempit )
Resistensi menghasilkan pemisilinase
Indikasi untuk berbagai macam infeksi
Perbedaan Amoxillin dengan Ampicillin
Amoxillin : - Penyerapannya lebih bagus
- Penetrasi lebih bagus
- Kekuatan membunuh bagus
- Dosis lebih kecil ( lebih baik )
- Efek samping diare lebih jarang
Nasohomial infeksi pseudomonas, klebsiela dan proteus obatnya adalah
corbinicilin, ticarcillin, sulbeni cillin
Penicillin tahan penisilinase
Contoh : Oxacillin
Cicloxacillin
Flucloxacillin
Natcrllin
Methicillin
Efek samping penicillin
- Non toksik Dosis dikatakan tidak menyebabkan keracunan karena
menghambat sintesa peptidoglikan yaitu hanya terdapat pada kuman
Sulfonamide
Mekanisme kerja
PABA = Para Amino Benzoid Acid
Kuman harus membuat asam folat dari PABA
DFR = Dihidrofolat Reduktase
Tri methropin + sulfonamide meningkatkan efektivitas dan
mencegah resistensi
Efeksamping sulfonamide = Kern icterus bila diberikan pada bayi yang permatur
neonates, hamil TM III, sulfatoksik dapat menyebabkan kematiyan bayi
Efek samping ke dua yaitu kristal uria yaitu timbulnya kristal pada ginjal
Step hen jonson hidrom Reaksi alergi berat menyebabkan kematian dengan
gejala perdarahan munota, syock
Chlorampenicole
Efek samping : Anemia aplastik yaitu lebih ringan
Farmako timetiknya : bagai menembus otak dan mata sehingga banyak digunakan
untuk meningitis dari infeksi mata
Mekanisme kerja : menghambat sintesa protein pada ribosom
Sifatnya : Bakrastatik / Baktristit
Spektrumnya luas / membunuh banyak kuman
Resistensi : kuman + thypus abdominalis adalah yang resiten dengan chloram
Efek samping : Anemia aplastik breybaby sindrame bila diberikan pada neonatus /
pramatur dan tik in kehamilan
Indikasi klinik : penggunaanya terbatas untuk membunuh kuman avakrob pada
infeksi mata
Mecrolite spectrum sempit ( membunuh gr + )
Resistensi : staphilococus
Efeksamping : iritasi lambung mual muntah
Indikasi klinik : sering digunakan untuk pengganti penicillin karena sifat
sifatnya membunuh bakteri hamper sama
Erithromyein : Potensi membunuh kuman lebih kuat tapi kadar tinggi pada paru
paru
Tetrayelin
Tidak boleh dicampur dengan antosida, Ca alominium magnesium sesuai
karma tetrayelin akan diam dalam usus sehingga tidak bisa diabsolobsi
Mekanisme kerja : Protein ribosom
Spectrum luas : membunuh berbagai macam kuman baik gr + dang r
Resistensi : banyak kuman tebal terhadap tetracylin
Efek samping obat : menghambat partumbuhan tulang dan gigi yang coklat dan
tidak bisa hilang
Indikasi klinik : Tetra digunakan untuk kotera, muntaber disentri ( basister /
amuba ), efekty untuk jerawat dengan dosis 2 x 1 selama 1 minggu untuk
menghilangkan infeksi
Kontra indukasi : pada kehamilan karma tetrogenik menghambat pertumbuhan
tulang ibu menyusui, anak anak dibawah 12 tahun
Perbedaan : dervat tetracylin doxicylin obsorofsinya lebih baik dan tidak toksik
ANTI BIOTIKA PADA KEHAMILAN
- penicillin ( paling aman bagi ibu dan janin )
- cephalosporin
- erythromycin
- animoglicosida ( penggunaanya harus hati hati )
mempunyai batas keamanan sempit antara dosis terapi dengan dosis
foksik sangat dekat
Bayi yang dilahirkan akan tuli karena toksik pada system pendengaran
Tidak boleh pada kehamilan
- Quinolone Anti bodi cadangan untuk mengantisipasi bila anti bodi lain
gagal
OBAT OBAT DIURETIKA
Diuresis peningkatan jumlah urine
Obat di urefika : obat obat yang dapat meningkatkan dan mempercepat
produksi urine
Azetazolamide penghambatan enzim karbonik anhidrose tempat kerja di
tubulus proximalis dengan menghambat pertukaran natriun dengan hydrogen
natriun bersifat mengikat air lalu urine meningkat efek samping
Glukoma = penyakit tekanan intra okuler bola mata meningkat dan bisa
menyebabkan kebutaan akibat aliran tersumbat
Azetazolamad menurunkan produksi cara bola mata
Mountain srckness Kadar 02 rendah menyebabkan pusing
Thyazida
HCT : Hydrochlotothrazide yang paling terkenal
WHD sebagai obat TD yang ringan
Tempat dan cara kerja
- Pada lubhenle akendence bagian korteks ginjal
- Tubulus distalis bagian proksimal
- Cara kerja menghambat reabsorobsi Na
Eso : Hiperglikemia = peningkatan gula darah
Hipercerikemia = peningkatan asam urat
Indikasi = Hipertensi ringan
Cara kerja : Sama dengan Thyazide
Mengapa efeknya kuat ?
- Bekerja dibanyak tempat
- Bekerja di lobhenle bagian modula menyebabkan jaringan tersebut
kehilangan hipertonis karma kekurangan hatriun akibatnya cairan yang
akan menjadi urin tidak mampu ditarik oleh jaringan sehinbgga air tetap
keluar
- ESO : hipovotenia = Volume darah menurut
Asiles : Perut berisi air pada lever
DIURETIKA HEMAT KALIUM
Triamterene
Tempat kerja : Tubulus distal
Spironolactone menghambat aldosteron pada hubulus distal
Ginekomastia : Pembesaran buah dada pada laki laki osmotic diuretic
Terjadi jika kita makan banyak gula
Glukosa hati ghikogen tidak menigkatkan urine jika diberikan secara
I.V. glukosa hipertonis maka mencingnya tambah banyak karma langsung ke
ginjal
Manitof - bersifat ideal, tempat kerja di tubulus proksimal mengikat zat
toksik, air natrium
- banyak digunakan untuk mengatasi ginjal yang akan yaitu tidak
ada urine balep eritromyan untuk bayi / neonatus
Hari / Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : Dr. I. G. A. Arniti, S. Ked.
Tempat : Universitas Udayana
Materi : Imunisasi, Terapi cairan dan elektrolit, pengelolaan alat
Imunisasi:
Aktif Terjadi stimulasi pembentukan system imun
Pasif Hanya terjadi transfer kekebalan tubuh
Kekebalan pasif diberikan pada keadaan tertentu contohnya pada penderita yang
tidak bisa membentuk antibodi.
BLG:
- Tidak bisa diberikan pada anak dengan definisi imun
- Yang sedang mendapatkan pengobatan system imun / imunotupresan
Hepatitis B
Aktif dan Pasif diberikan setelah 12 jam setelah lahir pada bayi dengan positif
hepatitis B. Ditambah dengan imunoglobalin
Jika ibu tidak terinfeksi, ada tenggang waktu sampai 2 bulan dan dosis
disesuaikan. Diberikan cukup imunisasi aktif saja.
DDT
Aktif DDT Toxoid kuman diferi, tetanus yang sudah dimatikan.
Td hanya mengandung komponen tetanus dan difteri berkurang (-).
Boster II : DDT yang tidak mengandung komponen pertusis atau Td. (dalam dosis
dewasa)
Demam biasanya hilang dalam 3 hari disebabkan oleh komponen pertusis.
Pertusis tidak boleh diberikan pada anak diatas 3 tahun.
POLIO
Salk diberikan secara injeksi
Sabih diberikan secara peroral
Pemberian ASI tetap diberikan pada polio.
Campak
Diberikan IX pada umur 9 tahun.
MMR merupakan vaksin kombinasi. Vaksin lain dari mikroorganisme yang
dilemahkan. Harus ada interval 4 minggu dengan pemberian vaksin MMR.
Imunoglobin harus jarak 3 bulan dengan MMR.
TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Bisa dalam bentuk oral dan I.V. Terapi cairan tidak hanya untuk
mengganti cairan juga diberikan pada gangguan elektrolit / asam basa juga untuk
kekurangan nutrisi.
ORAL
Oral Rehidrasi Solution (Oralit)
Parentral
Koloid alami, ex: plasma
Sistemik, ex: dextram. Starch, belatin
Cairan kristaloid, ex: RL
Komposisi : Na, K, Ca, Cl, Lactate.
RL tidak dapat menghentikan plasma kecuali sementara pada keadaan darurat.
Hati-hati penggunaannya pada usia lanjut karena fungsi jantung dan ginjal
menurun.
Dextrose
Dextrose akan memberikan kalori tergantung dari jumlah persentasi. Jika
diberikan pada bayi harus diperhatikan karena metabolisme bayi belum sepurna.
Koloid
Dextran berdasarkan mo;kul 40.70
Cairan jenis koloid mempunyai efek pada pembekuaan darah dextran
hetarstarah sebagai hemodiluri pada kasus aliran darah efek negative: dapat terjadi
pendarahan
Amfilikasis: Quaksi atergi yang berat
PENGELOLAAN OBAT
Bentuk supositoric Ruang penyimpanan suhu dingin
Obat golongan narkotil Tempat penyimpanan khusus
Obat mudah terbakar Terpisah dari ruang induk
Obat rusak dinilai :
- Perubahan warna
- Retak atau pecah
- Lemak
- Cairan mamisah
- Bau yang tidak enak
- Lewat batas kadaluarsa
Pemberian obat
- Efek local
Digunakan pada kulit atau membran mukasa
- Efek sistemik
- Oral
- Rectal
- Sublingual
- Parentral
Intradermal : Lapisan kulit paling atas
Intraspinal : obat masuk ke lumbal