13
JURNAL FARMAKOGNOSI Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Disusun oleh: Nama : Hanip Ridho Saputra Nim : 08061381320023 Kelas : A Dosen : Shaum Shiyan, M.Sc, Apt PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Far Mako Ggg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hkhl

Citation preview

Page 1: Far Mako Ggg

JURNAL

FARMAKOGNOSI

Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.)

Disusun oleh:

Nama : Hanip Ridho Saputra

Nim : 08061381320023

Kelas : A

Dosen : Shaum Shiyan, M.Sc, Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Far Mako Ggg

Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.)

Garcinia mangostana L. merupakan nama latin yang diberikan untuk tanaman

manggis yaitu tanaman buah yang berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara

(Malaysia atau Indonesia). Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama

lokal seperti Manggu (Jawa Barat), Manggis (Jawa), Manggusto (Sulawesi Utara),

Mangustang (Maluku) dan Manggih (Sumatera Barat)

NAMA DAERAH

Indonesia : Manggis, Manggu

Inggris : Mangosteen

Melayu : Manggis

Vietnam : Mang Cut

Thailand : Mangkhut

Pilipina : Manggis

TAKSONOMI

Page 3: Far Mako Ggg

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Dilleniidae

                         Ordo: Theales

                             Famili: Clusiaceae 

                                 Genus: Garcinia

                                     Spesies: Garcinia mangostana L.

MORFOLOGI

Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk tanaman pohon yang berasal dari

hutan tropis di kawasan Asia Tenggara. Tinggi pohon mencapai 7 – 25 meter. Batang

tanaman manggis berbentuk pohon berkayu. Kulit batangnya tidak rata dan berwarna

kecoklat-coklatan. Daun manggis berbentuk bulat telur sampai bulat-panjang,

tumbuhnya tunggal dan bertangkai pendek sekali (Cronquist, 1981). Buahnya disebut

manggis, dengan kulit buah berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada

pula varian yang kulitnya berwarna merah.

Manggis merupakan tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai

puluhan tahun. Pohon manggis selalu hijau dengan tinggi 6-20 meter. Manggis

mempunyai batang tegak, batang pohon jelas, kulit batang coklat, dan memiliki getah

kuning. Daun menggis tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan. 

Manggis mempunyai bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, dan

garis tengah 5-6 cm. kelopak daun manggis dengan dua daun kelopak terluar hijau

kuning, dua yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat,

tumpul. Menggis mempunyai 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal,

hijau kuning, tepi merah atau hampir semua merah. 

Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelopak). Bakal buah

be-ruang 4-8, kepala putik berjari-jari 5-6. Buah menggis berbentuk bola tertekan, garis

tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap), kelopak tetap, dinding

buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3, diselimuti oleh selaput biji

yang tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). 

Page 4: Far Mako Ggg

Manggis mempunyai waktu berbunga antara bula Mei – Januari. (Rukmana, 1995)

Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi hingga 15

meter. Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang simodial dan berwarna hijau

kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul tepi rata, pertulangan

menyirip, panjang 20-25 cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal,

berkelamin dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm

dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu buah terdapat

5-7 biji (Hutapea, 1994).

Buah manggis berbentuk bangun bola dengan diameter 3,5 – 7 cm. Kulit buah

manggis memiliki warna hijau muda hingga ungu gelap, sedangkan warna daging

buahnya putih. Sewaktu masih muda permukaan kulit buah berwarna hijau, namun

setelah matang berubah menjadi ungu kemerah-merahan atau merah muda. Kulit buah

manggis ukurannya tebal mencapai proporsi sepertiga bagian dari buahnya (Cronquist,

1981).

KANDUNGAN SENYAWA

Page 5: Far Mako Ggg

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Kencana Putra dalam jurnal

“Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Serta

Kandungan Senyawa Aktifnya” didapatlah hasil bahwa dalam ekstrak kulit buah

manggis terdapat 12 senyawa aktif yang terindentifikasi. Ke 12 senyawa itu

digolongkan dalam 5 golongan yaitu golongan Ksanton, hidrokarbon alifatik,

hidrokarbob aromatik terhalogenasi, asam karboksilat, dan kuinon. Ksanton merupakan

komponen yang paling banyak dijumpai yaitu 38,92 %

Komposisi Nutrisi per 100 gram buah manggis

EFEK FARMAKOLOGI

Page 6: Far Mako Ggg

Berikut adalah keterangan singkat beberapa senyawa bermanfaat yang terkandung

dalam kulit buah manggis:

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Pradipta dkk. (2007), diketahui

bahwa kulit buah manggis ternyata memiliki kandungan senyawa aktif yang termasuk

golongan xanthone. Kandungan kimia kulit manggis adalah xanton, mangostin,

garsinon, flavonoid dan tannin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998). Xanthone ialah suatu

bahan kimia aktif dengan strukturnya yang terdiri dari 3 cincin dan ini menjadikannya

sangat stabil ketika berada dalam tubuh manusia. Senyawa xanthone yang telah

teridentifikasi diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2.8-bis(3-metil-2-butenil)-

9H-xanten-9-on dan 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-9Hxanten-9-on.

Keduanya lebih dikenal dengan nama alfamangostin dan gamma-mangostin (Jinsart,

1992). Selain itu, kandungan senyawa kimia pada manggis antara lain

karbohidrat, lemak, protein, kalsium, potasium, zat besi, fosfor, vitamin A,

vitamin B1, dan B2, vitamin C. Xanton merupakan derivat dari difenil-γ-pyron, yang

memiliki nama IUPAC 9H-xantin-9-on. Xanton terdistribusi luas apda tumbuhan tinggi,

tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar xanton ditemukan pada

tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu Guttferae, Moraceae,

Polygalaceae dan Gentianaceae. Xanton dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi

sebagai antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antileukimia, antiagregasi platelet, selain

itu xanton dapat menstimulasi sistem saraf pusat dan memiliki antituberkolosis secara in

vitro pada bakteri Mycobacterium tuberculosis . Kulit manggis sudah berkasiat

meskipun buah belum matang. Xanton pada kulit manggis sudah terbentuk sejak buah

berumur satu bulan setelah bunga mekar (SBM). Pada umur satu BSA hingga empat

BSA (saat buah dipanen) kandungan xanton relatif sama. Xanton umumnya terdistribusi

luas pada tumbuhan dalam bentuk ikatan glikosida seperti halnya flavonoid. Oleh

karena itu, perlu dilakukan proses hidrolisis yang berfungsi untuk memecah ikatan

glikosida sehingga dihasilkan aglikon xanton. Proses hidrolisis dilakukan dengan cara

hidrolisis asam menggunakan HCl 2 N. Xanton biasanya terdapat sebagai xanton O-

glikosida. Pada senyawa tersebut satu gugus hidroksi xanton (atau lebih) terikat pada

suatu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak tahan asam. Hidrolisis asam digunakan

untuk memecah ikatan O-glikosida tersebut (Pradipta dkk., 2007).

Page 7: Far Mako Ggg

Ksanton diduga merupakan komponen antimikroba kunci pada fraksi etil asetat

ekstrak metanol kulit buah manggis. Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan senyawa

ksanton dari kulit buah manggis dapat menghambat pertumbuhan kapang seperti

Fusarium oxysporum, Alternaria tenuis, Dreschlera dan L. plantarum oryzae. Ksanton

yang diisolasi dari akar tumbuhan seperti Hypericum roeperanum, dan Hypericum

brasiliense dilaporkan miliki daya antimikroba terhadap Candida albicans dan

Cladosporium cucumerinum (Dweck, 2005; Rocha et al., 1994) Mekanisme aktivitas

antimikroba ksanton diduga karena reaksi gugus karbonil pada ksanton dengan residu

asam amino pada protein membran sel, enzim ekstraselular maupun protein dinding sel,

yang menyebabkan protein kehilangan fungsinya. Cheftel et al. (1985) menyatakan

gugus karbonil dari suatu senyawa keton dapat berinteraksi dengan gugus amino non-

terionisasi (seperti gugus α-amino terminal atau gugus amino residu lisin) dari suatu

protein. Komponen lain yaitu kuinon, asam karboksilat dan hidrokarbon aromatik

terhalogenasi diduga juga ikut mendukung aktivitas antimikroba dari fraksi etil asetat

ekstrak metanol kulit buah manggis.

Selain bermanfaat untuk antibakteri, senyawa aktif ksanton juga bermanfaat untuk

pengobatan atau terapi diabetes melitus. Hal ini berdasarkan hasil penelitian oleh

Fidayani Pasaribu, Panal Sitorus dan Saiful Bahri dalam jurnal “Uji Ekstrak Etanol

Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah”. Berdasarkan hasil orientasi yang telah dilakukan dengan pemberian ekstrak

etanol kulit buah manggis per oral dengan dosis 50, 100, 200 dan 400 mg/kg BB,

penurunan kadar glukosa darah sudah terlihat pada semua dosis. Pada penelitian ini

digunakan glibenklamid sebagai obat pembanding karena dapat meningkatkan sekresi

insulin. Glibenklamid hanya efektif pada diabetes mellitus tipe 2 yang keadaan

diabetesnya tidak begitu berat dan yang sel betanya masih bekerja cukup baik (Tjay dan

Rahardja, 2007). Pada pemberian ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 50

mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB terjadi penurunan KGD pada menit ke 60

sampai menit ke 120 dan memberikan perbedaan yang nyata dengan CMC 0,5% dan

tidak memberikan perbedaan yang nyata dengan glibenklamid dosis 0,65 mg/kg BB.

Hasil analisa penurunan kadar glukosa darah menunjukkan bahwa pemberian Ekstrak

Etanol Kulit Buah Manggis dosis 100 mg/kg BB memberikan penurunan kadar glukosa

darah yang paling baik dibandingkan dosis 50 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB.

Page 8: Far Mako Ggg

Peningkatan dosis obat seharusnya akan meningkatkan respon yang sebanding

dengan dosis yang ditingkatkan, namun dengan meningkatnya dosis peningkatan respon

pada akhirnya akan menurun, karena sudah tercapai dosis yang sudah tidak dapat

meningkatkan respon lagi (Bourne dan Zastrow, 2001). Hal ini sering terjadi pada obat

bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal melainkan

terdiri dari berbagai macam senyawa kimia, dimana komponen-komponen tersebut

saling bekerjasama untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah

senyawa kimia yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi merugikan

yang menyebabkan penurunan efek. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan

dosis Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis pada dosis 200 mg/kg BB tidak diikuti

dengan peningkatan aktivitas antidiabetes. Hal ini karena telah jenuhnya reseptor yang

berikatan dan terjadinya interaksi dengan senyawa kimia yang terkandung di dalam

kulit buah manggis. Jika reseptor telah jenuh, maka peningkatan dosis tidak bisa

mencapai efek maksimumnya. Penurunan glukosa darah pada mencit disebabkan oleh

adanya senyawa xanthone yang merupakan senyawa flavonoida (Madhujith dan

Shahidi, 2005) yang kaya akan senyawa antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak etanol

kulit buah manggis yang dapat menetralkan radikal bebas dan mampu membantu

menurunkan kadar gula darah dan mengatasi kelelahan yang diakibatkan oleh kadar

gula darah yang tak seimbang (Holistic Health Solution, 2011; Chaverri, et al., 2008;

Kristenses, 2005; Jung, et al., 2004; Manaharan, 2012; Permana 2009; Miura, 2001;

Nugroho, 2012).

Ekstrak Kulit Buah Manggis selain bermanfaat untuk antibakteri dan antidiabetes,

ternyata bermanfaat juga sebagai antioksidan yang kuat. Antioksidan didefinisikan

sebagai senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat reaksi

oksidasi makanan atau obat. Antioksidan merupakan zat yang mampumelindungi sel

melawan kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas (Reactive OxygenSpecies),

seperti singlet oksigen, superoksid, radikal peroksid dan radikal hidroksil. Senyawa

antioksidan terkuat, yang terdapat dalam kulit manggis adalah senyawa xanthone yang

merupakan senyawa organik turunan dari difenil-γ-pyron. Senyawa xanthone

merupakan substansi kimia alami yang dapat digolongan dalam senyawa jenis fenol

atau polyphenolic. Karena itulah, senyawa xanthone dapat digolongkan sebagai

senyawa polar. Senyawa ini memiliki rumus molekul C13H8O2, sehingga memiliki

Page 9: Far Mako Ggg

massa molar sebesar 196,19 gram/ mol. Dalam penamaan menurut IUPAC, senyawa ini

diberi nama 9H-xanthen-9-one.

mekanisme kerjanya antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan

fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH)

yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer.

Senyawa ini dapat memberi atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R•, ROO•)

atau mengubahnya ke bentuk stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A•) tersebut

memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid. Fungsi kedua merupakan fungsi

sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju antioksidan dengan berbagai

mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai oksidan dengan mengubah radikal

lipida ke bentuk lebih stabil [8]. Penambahan antioksidan (AH) primer dengan

konsentrasi rendah pada lipida dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi

maupun propagasi. Radikal-radikal antioksidan (A•) yang terbentuk pada reaksi tersebut

stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida

lain membentuk radikal lipida baru. Radikal-radikal antioksidan dapat saling

membentuk produk non radikal. Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap

radikal lipid adalah sebagai berikut : Inisiasi : R• + AH → RH + A•

Propagasi : ROO• + AH → ROOH + A•