Review Jurnal (Revisi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Revisi jurnal pembelian impulsif

Citation preview

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    1/23

    SEMINAR PEMASARAN

    Review Jurnal

    KELOMPOK I

    NAMA ANGGOTA :

    KOMANG PRAMANA SANJAYA 0915251018

    ENRIQUE MADE REIDIA GANA PURWA 1115251073

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2014

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    2/23

    REVIEW JURNAL

    JURNAL 1

    1. Judul : Peran Nilai Hedonik Konsumsi dan Reaksi Impulsif sebagai Mediasi

    Pengaruh Faktor Situasional terhadap Keputusan Pembelian Impulsif di

    Butik Kota Malang.

    2. Penulis : Fatchur Rohman

    3. Pendahuluan

    Berikut adalah teori teori yang melatarbelakangi jurnal ini. Perspektif pengaruh

    perilaku memfokuskan pada perilaku konsumen dan kemungkinan lingkungan yang

    mempengaruhi perilaku tersebut (Mowen and Minor, 2001). Faktor situasional merupakan

    lingkungan sementara yang membentuk kontek dalam suatu kegiatan konsumen, yang

    terjadi pada tempat dan waktu tertentu (Hawkins, et al., 2007). Faktor situasional sangat

    komplek, untuk memudahkan dalam memahami oleh Belk (1975), dikelompokkan menjadi

    variabel lingkungan fisik (physical surrounding), lingkungan sosial (social surrounding),perspektif waktu (temporal perspectives), sifat tujuan berbelanja (task definition), dan

    suasana hati pada saat berbelanja (antecedent states).

    Ada beberapa perbedaan dari beberapa studi mengenai faktor situasional

    mempengaruhi pembelian konsumen. Adanya perbedaan hasil studi bukan berarti faktorsituasional tidak berlaku secara universal (Zhuang, et al., 2006), hal tersebut dapat terjadi

    kemungkinan ada variable lain yang menjadi mediasi antara faktor situasional dengan

    keputusan pembelian konsumen (Nicholls, et al., 1996a). Pengembangan konsep didasarkan pada hasil studi Nicholls, et al. (1996a), hasil studi Turley and Millman (2000);

    Babin and Attaway, (2000); Park and Lennon (2006); dan Smith and Colgate (2007), yaitu

    dengan memasukkan variabel nilai berbelanja yang terdiri atas nilai hedonik konsumsi dan

    nilai utilitarian konsumsi, reaksi impulsif, dan nilai pelanggan sebagai variable mediasi

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    3/23

    antara faktor situasional dan perilaku berbelanja konsumen di bisnis eceran khususnya di

    butik.

    4. Tinjauan Pustaka & hipotesis

    Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa faktor situasional seperti design product,

    music, layout, and decor, ketersediaan produk, karyawan toko, kondisi berdesakan, dan

    ketersediaan tempat parker secara positif berhubungan dengan nilai yang dirasakan oleh

    konsumen (customer value) dan dapat menimbulkan reaksi impulsif konsumen yang

    mendorong terjadinya keputusan pembelian (Ronald E.Millan, 1982; Wakefield and

    Bakers ,1998;Stoltman, 1999; Smith and Colgate, 2007)

    - Hipotesis 1: Semakin kuat pengaruh lingkungan fisik semakin tinggi reaksi impulsif

    konsumen.

    - Hipotesis 2: Semakin banyak waktu luang untuk berbelanja semakin besar reaksi impulsif

    konsumen.

    Nilai hedonik konsumsi merupakan pengalaman konsumsi yang berhubungan

    dengan perasaan, fantasi, kesenangan, dan pancaindera, di mana pengalaman tersebut

    mempengaruhi emosi seseorang (Hirsmanand Holbrook dalam Johnstone and Conroy,

    2005).

    - Hipotesis 3: Semakin banyak orang yang ikut berbelanja semakin tinggi nilai hedonik

    konsumsi.

    - Hipotesis 4: Semakin positif suasana hati konsumen semakin tinggi nilai hedonik

    konsumsi.

    Hasil studi Rook and Fisher (1995) menunjukkan bahwa reaksi impulsif atau sifat

    impulsivenessberhubungan dengan impulse buying.

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    4/23

    - Hipotesis 5: Semakin kuat reaksi impulsif semakin tinggi keputusan pembelian impulsif.

    Hasil studi yang dilakukan oleh Hausman (2000) menemukan bahwa konsumen

    yang berbelanja untuk memuaskan keinginan hedonisnya seperti mencari pengalaman baru,

    mencari variasi dan kesenangan ternyata secara signifikan berpengaruh terhadap impulse

    buying.

    - Hipotesis 6: Semakin kuat nilai hedonik konsumsi semakin kuat keputusan pembelian

    impulsif.

    5. Kerangka Konseptual

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    5/23

    6. Metode Penelitian

    Populasi target dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah berbelanja di

    butik, sedangkan populasi akses dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di

    butik kota Malang.

    Teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience Sampling dengan jumlah

    sampel sebesar 100orang. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakanPath Analysis.

    7. Hasil Penelitian

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat koefisien jalur dan P-value pada

    Tabel berikut. Hipotesis penelitian dikemukakan sebagai berikut.

    Hipotesis 1: Semakin kuat pengaruh lingkungan fisik semakin tinggi reaksi impulsif

    konsumen Nilai koefisien jalur lingkungan fisik terhadap reaksi impulsif sebesar 0,389

    dengan P < 0,0001. Dilihat dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pengaruh

    lingkungan fisik terhadap reaksi impulsif terbukti. Ini berarti semakin kuat pengaruh

    lingkungan fisik semakin tinggi reaksi impulsif konsumen dalam berbelanja di butik.

    Hipotesis 2: Semakin positif perspektif waktu konsumen semakin besar reaksi impulsif.

    Nilai estimasi pengaruh perspektif waktu berbelanja sebesar 0.229 dengan P = 0.017.

    Dilihat dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pengaruh waktu terhadap

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    6/23

    reaksi impulsif diterima. Dengan kata lain bahwa semakin banyak waktu luang yang

    dimiliki oleh konsumen untuk berbelanja maka semakin besar reaksi impulsif konsumen.

    Hipotesis 3: Semakin banyak orang yang ikut berbelanja semakin tinggi nilai hedonic

    konsumsi. Hasil pengujian statistik terhadap hipotesis ini menunjukkan nilai estimasi

    pengaruh lingkungan sosial terhadap nilai hedonik konsumsi sebesar 0,719 dengan nilai P 0,05). Hasil

    tersebut, menunjukkan H2 dan H3 dinyatakan ditolak.

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    12/23

    Hubungan antara Store Environment (X1) terhadap Tipe Perilaku Impulse Buying

    (Y2) memiliki pengaruh yang signifikan. Store Environment (X1) mempengaruhi Tipe

    Perilaku Impulse Buying (Y2) secara positif (beta= 0,295 dan p 0,05; p >0,05). Hasil tersebut, menunjukkan bahwa H5 dan H6 dinyatakan ditolak.

    Hubungan selanjutnya adalah hubungan antara Dimensi Emosi (Y1) dan Tipe Perilaku

    Impulse Buying (Y2). Diketahui bahwa memiliki pengaruh positif dan signifikan (beta=0,280 dan p

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    13/23

    8. Kesimpulan & Saran

    Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Xu (2007) dan Graa and Dani-

    elKebir (2012). Kecenderungan perilaku impulse buying dipengaruhi oleh lingkungan toko

    dengan dimoderasi oleh kondisi emosional pengunjung. Kondisi emosi yang baik ini adalah

    salah satu faktor yang mendorong pengunjung bersemangat dalam berbelanja dan

    cenderung melakukan impulse buying.

    Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Graa and Dani-elKebir (2012).

    Kecendurungan ini disebabkan situasi yang dirasakan konsumen saat berbelanja, dengan

    keterbatasan waktu yang dimiliki untuk berbelanja tentu menimbulkan perasaan yang

    terburu-buru dan kurang merasa nyaman.

    Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Graa and Dani-elKebir (2012). Penelitian

    ini menyarankan sebaiknya dilakukan pengelolaan dan pengarahan lebih lanjut kepada

    karyawan toko. Kondisi berdesakan menjadi perhatian khusus karena dapat menimbulkan

    perasaan tidak nyaman dan tidak senang pada pengunjung, sehingga berdampak pada

    perilaku berbelanja di GiantHypermarket Mall Olympic Garden Malang.

    Penelitian ini menyarankan untuk menggunakan kondisi emosi pengunjung untuk

    memediasi faktor situasional, sehingga dapat mempengaruhi impulse buying.

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    14/23

    JURNAL 3

    1. Judul : Pengaruh dari Faktor Situasi Terhadap Keputusan Pembelian di Mall

    2. Penulis : Guijun Zhuang, dkk.

    3. Pendahuluan

    Literatur pemasaran telah mengungkapkan bahwa banyak faktor dapat

    mempengaruhi keputusan pembelian pembelian, termasuk individu dan psikologis

    karakteristik, variabel budaya, sosial dan lingkungan dan promosi strategi.Belk (1975)

    membuat perbedaan antara situasional dan non-situasional faktor. Dia menyarankan bahwa

    faktor situasi, seperti definisi tugas, fisik dan sosial lingkungan, perspektif temporal dan

    keadaan, mungkin memainkan peran utama dalam situasi penjualan, dan dengan demikian

    pantas perhatian khusus dari pemasar.

    Penelitian ini, berdasarkan pada kerangka Belk, yang berfokus pada dua isu penting

    : (1) mengenai dampak dari faktor situasional - khususnya tentang pentingnya faktor yang

    berbeda ketika diperiksa secara kolektif daripada individual, dan ketika dilakukan secara

    bersamaan di beberapa negara / daerah dan bukan hanya satu negara.

    5. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis

    Belk (1975, p 151) mengklasifikasikan pengaruh ini menjadi dua kategori besar:

    faktor situasi dan faktor non-situasi, didasarkan pada "paradigma stimulus-organisme-

    respons direvisi". Faktor-faktor non - situasi mengacu pada karakteristik umum dan abadi

    dari individu atau obyek , misalnya , kepribadian , kecerdasan , jenis kelamin dan ras untuk

    individu, dan citra merek , kualitas , ukuran dan fungsi untuk suatu benda yang dapat dibeli.

    Faktor situasional meliputi :

    - Lingkungan fisik

    - Lingkungan sosial

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    15/23

    - Perspektif waktu

    - Sifat tujuan berbelanja

    - Suasana Hati

    Penelitian sebelumnya memfokuskan dampak dari faktor situasional tertentu dalam

    satu negara tanpa membandingkan apakah faktor faktor ini akan berbeda dengan negara

    lain . Untuk mengisi kesenjangan ini, penelitian ini secara simultan memeriksa berbagai

    situasional faktor dengan satu set data multinasional. Ini memberikan bukti validitas

    internal untuk faktor-faktor situasional yang signifikan dengan mengendalikan faktor-faktor

    situasional lain, dan memberikan bukti validitas eksternal untuk beberapa faktor situasionalyang signifikan dengan menggunakan data multinasional.

    Berdasarkan literatur di atas maka timbul 2 hipotesis sebagai berikut :

    H1 : Beberapa faktor situasional menunjukkan validitas internal di mal, yaitu, dampaknya

    berpengaruh signifikan dalam berbelanja.

    H2 : Beberapa faktor situasional menunjukkan validitas eksternal di mal, yaitu, sifat

    dampak mereka konsisten di seluruh negara atau wilayah.

    Mengingat sifat fana dari sebagian besar lini produk industri makanan dan

    terbatasnya jumlah waktu yang tersedia untuk belanja yang berhubungan dengan makanan

    (Lewison, 1997), faktor-faktor yang mempengaruhi pembelanja untuk membeli produk

    makanan di pusat perbelanjaan mungkin berbeda dari yang mempengaruhi pembelanja

    membeli produk non-makanan. Membeli produk makanan dalam berbelanja mal lebih

    didorong oleh reaksi impulsif, saat membeli produk lainnya, terutama yang tinggi dalam

    nilai, mungkin melibatkan lebih banyak usaha dalam pencarian dan pengolahan informasi

    (Bagozzi et al., 1998). Argumen-argumen ini membawa kita untuk menawarkan Hipotesis

    3.

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    16/23

    H3 : Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi pembeli untuk membeli makanan atau

    minuman berbeda dari faktor-faktor situasional yang mempengaruhi pembeli untuk

    membeli produk-produk non-makanan di mall.

    6. Metodologi Penelitian

    6.1 Sampel

    Survei dilakukan secara terpisah di mal-mal di Xian ( Shaanxi , Cina Daratan ) ,

    Hong Kong dan Miami-Dade County ( Florida , USA ). Pengambilan sample dengan non

    probability sampling.

    Kami mempertimbangkan dua isu pengambilan sampel khusus dalam konteks pusat

    perbelanjaan, yaitu waktu dan lokasi (Blair, 1983; Sudman, 1980). Dalam hal waktu

    sampling, kita memperoleh tanggapan selama hari kerja dan akhir pekan dengan rasio

    perkiraan dari 5:2, dan pengambilan sampel setiap harinya dijadwalkan Blair (1983) .

    Secara singkat , responden dalam tiga sampel dipilih berdasarkan pada jadwal

    waktu dan sesuai dengan pola keluar bukan pada visual lainnya atau demografis

    karakteristik .

    6.2 Kuesioner

    Instrumen yang telah disusun dalam empat bagian , dengan beberapa pertanyaan

    tambahan tentang atribut demografis .

    Pertama , responden diminta untuk melaporkan niat belanja mereka ( alasan utama )

    untuk mengunjungi mal . Mereka diperintahkan untuk memilih dari daftar berikut : mencari

    dan browsing, melakukan pembelian tertentu , bargain hunting , makan , berbelanja di

    tertentu menyimpan atau bertemu teman-teman . Jika pembelanja memilih " melakukan

    pembelian tertentu " atau " berbelanja di toko tertentu " , ia akan diminta untuk

    menunjukkan apakah ia sudah tahu apa produk dan merek apa hey dimaksudkan untuk

    membeli sebelum perjalanan ( dua pertanyaan ) .

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    17/23

    Kedua , responden diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai proses belanja

    mereka dan kebiasaan , misalnya waktu yang mereka habiskan dalam perjalanan ke mal ,

    saat mereka dihabiskan di mal , frekuensi kunjungan mal mereka , jumlah toko yangmereka kunjungi selama perjalanan dan jumlah sahabat mereka .

    Ketiga , responden diminta untuk menunjukkan alasan utama atau alasan untuk

    mengunjungi mall dengan menggunakan pertanyaan " Mengapa Anda memilih untuk

    mengunjungi mall ini? " The jawaban termasuk bermacam-macam barang dagangan , toko

    favorit , suasana , akses kenyamanan , tujuan wisata , kualitas barang dan harga produk .

    dalam hal ini bagian , mereka juga diminta untuk melaporkan perasaan umum mereka

    tentang kunjungan mereka dengan pertanyaan " Seberapa puas kau dengan kunjungan mal

    Anda hari ini ? " Jawabannya adalah skala menggunakan lima poin dengan 1 menjadi

    "sangat tidak puas " untuk 5 menjadi " sangat puas " .

    Akhirnya , para responden diminta untuk melaporkan pembelian yang mereka buat

    di mal , termasuk pembelian makanan atau minuman ( produk makanan ) dan semua

    produk lainnya ( produk non - makanan ) dan jumlah uang yang dihabiskan untuk masing-

    masing kategori .

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    18/23

    6.3 Teknik Analisis

    Analisisnya menggunakan logistic regresi dan model analisisnya sebagai berikut :

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    19/23

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    20/23

    7. Hasil Analisis

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    21/23

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    22/23

    8. Hipotesis pengujian

    H1 diharapkan bahwa beberapa faktor situasional akan memiliki dampak yang

    signifikan terhadap keputusan pembelian di mal ketika faktor-faktor situasional dan non -

    situasional utama lainnya yang hadir. Di sini diamati bahwa , dalam sampel gabungan ,

    enam dari 13 faktor situasional yang signifikan pada p , 0:05 , dan semua faktor-faktor

    utama lainnya hadir , dan ada setidaknya tiga faktor situasional yang signifikan dengan p ,

    00:01 , dan salah satu faktor dengan p , 0:05 , hadir dalam setiap model dari masing-masing

    sampel individu. H1 adalah , oleh karena itu, didukung .

    H2 meramalkan bahwa dampak signifikan dari beberapa faktor situasional pada

    keputusan pembelian akan konsisten di seluruh negara atau wilayah . Kami mengamati

    dengan membandingkan hasil analisis terhadap sampel individu , dampak dari 4 faktor

    antara faktor lainnya pada dasarnya konsisten di seluruh sampel wilayah lain . Hal ini

    memberikan bukti yang mendukung untuk H2 . Ditemukan juga lima faktor situasional ,

    selain dari keempat faktor di atas , memiliki kesamaan di dua sampel ( mendukung H2 di

    dua sampel ) .

    H3 diantisipasi bahwa faktor-faktor situasional yang mempengaruhi pembeli untuk

    membeli produk makanan berbeda dari faktor-faktor situasional yang mempengaruhi

    mereka untuk membeli produk-produk non - pangan dalam belanja di mal . Kami

    mengamati pola yang berbeda dari faktor-faktor situasional yang signifikan

    antarakeputusan untuk membeli makanan dan keputusan untuk membeli produk non -

    makanan baik dalam gabungan sampel dan di masing-masing sampel individu .H3 , oleh

    karena itu, didukung .

    9. Kesimpulan

    Dalam jurnal ini ditemukan bahwa , seperti yang diharapkan , dampak dari beberapa

    faktor situasional memang menunjukkan validitas internal , yaitu faktor memiliki pengaruh

    signifikan terhadap keputusan pembelian pembeli ' di mal ketika faktor-faktor utama

    lainnya yang hadir, baik dalam sampel gabungan dan di setiap sampel individu. Selanjutnya

  • 5/25/2018 Review Jurnal (Revisi)

    23/23

    , dampak dari beberapa faktor situasional menunjukkan validitas eksternal , yaitu bantalan

    yang signifikan dari faktor-faktor pada keputusan pembelian pembeli ' di pusat

    perbelanjaan konsisten di alam di seluruh sampel . Akhirnya , pola faktor pengaruhsituasional pada pembeli untuk membeli produk makanan dan produk non - makanan di

    mal memang berbeda baik dalam sampel gabungan dan di setiap sampel individu .