19
Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 - 56 - RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH (STUDI PADA BNI SYARIAH CABANG KENDARI) Ummi Kalsum dan Rahmi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kendari Email: [email protected] Abstract This thesis research analyzes the process of restructuring on financing the problematic mur ābahah at PT. BNI Syariah Branch of Kendari. The results prove that the implementation of financing restructuring murābahah in PT. BNI Syariah Kendari Branch through rescheduling (re- scheduling), reconditioning (Return requirements) and restructuring (reordering). While the constraints of restructuring implementation on Murabahah financing in PT. BNI Syariah Kendari Branch is originated from the financing customer itself either from the absence of good customer's intention to settle the troubled financing due to unwilling restructuring and unclear sources of payment after the restructuring. The bank overcomes these obstacles by taking precautions in analyzing the financing customers, and considering third party installments and taking decisive action with the sale of the customer's collateral assets. Keywords: Implementation, restructuring, murabaha problematic financing, in BNI Cab. Kendari. Abstrak Penelitian skripsi ini menganalisis proses restrukturisasi pada pembiayaan murābahah yang bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Kendari. Hasil penelitian membuktikan bahwa pelaksanaan restrukturisasi pembiayaan murābahah di PT. BNI Syariah Cabang Kendari melalui rescheduling (penjadwalan kembali), reconditioning (persyaratan Kembali) dan restructuring (penataan kembali). Sementara kendala penerapan restrukturisasi pada Pembiayaan Murābahah di PT. BNI Syariah Cabang Kendari adalah berasal dari nasabah pembiayaan itu sendiri baik dari tidak adanya i’tikad baik pihak nasabah untuk menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah karena tidak bersedia dilakukan restrukturisasi serta sumber pembayaran yang tidak jelas setelah dilakukannya restrukturisasi. Maka bank mengatasi kendala-kendala tersebut dengan melakukan ketelitian dalam menganalisa nasabah pembiayaan, dan mempertimbangkan angsuran pihak ketiga serta melakukan tindakan tegas dengan penjualan aset agunan nasabah. Kata kunci: Pelaksanaan, resktrukturisasi, pembiayaan murabahah bermasalah, di BNI Cab. Kendari.

RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 56 -

RESTRUKTURISASI PEMBIAYAANMURABAHAH BERMASALAH(STUDI PADA BNI SYARIAH CABANG KENDARI)

Ummi Kalsum dan RahmiFakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kendari

Email: [email protected]

Abstract

This thesis research analyzes the process of restructuring on financing the problematic murābahahat PT. BNI Syariah Branch of Kendari. The results prove that the implementation of financingrestructuring murābahah in PT. BNI Syariah Kendari Branch through rescheduling (re-scheduling), reconditioning (Return requirements) and restructuring (reordering). While theconstraints of restructuring implementation on Murabahah financing in PT. BNI Syariah KendariBranch is originated from the financing customer itself either from the absence of good customer'sintention to settle the troubled financing due to unwilling restructuring and unclear sources ofpayment after the restructuring. The bank overcomes these obstacles by taking precautions inanalyzing the financing customers, and considering third party installments and taking decisiveaction with the sale of the customer's collateral assets.

Keywords: Implementation, restructuring, murabaha problematic financing, in BNI Cab.Kendari.

AbstrakPenelitian skripsi ini menganalisis proses restrukturisasi pada pembiayaan murābahah yangbermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Kendari. Hasil penelitian membuktikan bahwapelaksanaan restrukturisasi pembiayaan murābahah di PT. BNI Syariah Cabang Kendarimelalui rescheduling (penjadwalan kembali), reconditioning (persyaratan Kembali) danrestructuring (penataan kembali). Sementara kendala penerapan restrukturisasi padaPembiayaan Murābahah di PT. BNI Syariah Cabang Kendari adalah berasal dari nasabahpembiayaan itu sendiri baik dari tidak adanya i’tikad baik pihak nasabah untuk menyelesaikanpembiayaan yang bermasalah karena tidak bersedia dilakukan restrukturisasi serta sumberpembayaran yang tidak jelas setelah dilakukannya restrukturisasi. Maka bank mengatasikendala-kendala tersebut dengan melakukan ketelitian dalam menganalisa nasabah pembiayaan,dan mempertimbangkan angsuran pihak ketiga serta melakukan tindakan tegas dengan penjualanaset agunan nasabah.

Kata kunci: Pelaksanaan, resktrukturisasi, pembiayaan murabahah bermasalah, di BNI Cab.Kendari.

Page 2: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 57 -

PendahuluanMurabahah merupakan produk

unggulan perbankan syariah yangdiformulasikan menjadi pembiayaan,dengan mengambil keuntungan dari selisihharga beli dengan harga jual. Pembiayaanmurābahah selain memberi keuntungan bagibank itu sendiri, di sisi lain berpotensi pulamenimbulkan persoalan pembiayaanbermasalah. Persoalan pokok pembiayaanbermasalah adalah ketidaksediaan debituruntuk melunasi atau ketidaksanggupanuntuk memperoleh pendapatan yang cukupuntuk melunasi pembiayaan seperti yangtelah disepakati. Berikut ini adalah rasiokeuangan berdasarkan aktiva yangbermasalah.

Tabel 1Rasio Keuangan BNI Syariah Pembiayaan

Murābahah 1

RasioKeuangan 2014 2013 2012

NPF – Gross 1,74 % 1,57 % 1,73 %

NPF – Netto 0,97 % 1,32 % 1,29 %

Dari kualitas pembiayaan murābahahPT. BNI Syariah sepanjang tahun 2012-2014sangat baik dan masih di bawah batas BankIndonesia sebesar 5%. Non PerformingFinancing (NPF) gross akhir tahun 2012sebesar 1,73% dan turun pada tahunselanjutnya di tahun 2013 menjadi 1,57%.Kemudian pada akhir tahun 2014kualitasnya naik kembali menginjak angka1,74%, kenaikan NPF naik selama tigatahun berturut-turut pada tahun 2012

1BNI Syariah. Laporan Tahunan 2014(online)(http://www.bnisyariah.co.id/sites/default/files/laporantahunan/Annual%20Report%20BNISyariah%202013.pdf diakses Sabtu, 11 April 2015) 2015

sampai 2014, dalam hal ini diperkirakankenaikan NPF terjadi diakibatkan jumlahpembiayaan bermasalah bertambah.

Pembiayaan bermasalah akanmenimbulkan permasalahan bagi pemegangsaham, nasabah penyimpan dana dankondisi ekonomi secara keseluruhan. Olehkarena itu, Bank Indonesia mengambilkebijakan dengan memberlakukanrestrukturisasi pembiayaan syariah bagibank syariah dan Unit Usaha Syariah sertaterhadap nasabah yang mengalamipenurunan kemampuan pembayarantetappi masih memiliki potensi usaha yangbaik serta mampu memenuhi kewajibansetelah restrukturisasi, sebagai salah satuupaya untuk meminimalkan potensikerugian yang disebabkan oleh pembiayaanbermasalah.

Diberlakukannya restrukturisasiberdasarkan pada Surat Edaran BI No.13/18/Dpbs tahun 2011 tentang Perubahanatas Surat Edaran BI No. 10/34/Dpbs tahun2008 yang membahas pelaksanaanrestrukturisasi pembiayaan bagi bankumum syariah dan Unit Usaha Syariah.Diperkuat dengan ketentuan Fatwa DSNNo. 48/DSN-MUI/II/2005 TentangPenjadwalan Kembali Tagihan Murābahah.

(Kamil & Fauzan, 2006: 877).Jadi pembiayaan murābahah tidak

terlepas dari resiko. Pembiayaan yangburuk dapat mempengaruhi Non PerformingFinance (NPF) pada bank itu sendiri. Makabank melakukan upaya untukmeminimalkan resiko pembiayaanbermasalah dengan implementasirestrukturisasi. Oleh karena itu, diperlukanpengaplikasian restrukturisasi oleh pihakperbankan yang mengacu pada dasarhukum perbankan itu sendiri.

Page 3: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 58 -

Kerangka KonsepsionalPengertianMurābahah

Murābahah adalah akad jual beli suatubarang dimana penjual menyebutkan hargajual yang terdiri atas harga pokok barang dantingkat keuntungan tertentu atas barang,dimana harga jual tersebut disetujui olehpembeli (Tim Pengembangan PerbankanSyariah, 2001: 76). Murābahah dapat dilakukanberdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.Bank hanya melakukan transaksi murābahahdengan pesanan. Dalam murābahahberdasarkan pesanan, bank melakukanpembelian barang setelah ada pemesanan darinasabah. Sementara dalam perspektifUndang-undang No. 21 tahun 2008 tentangPerbankan Syariah, murabahah merupakanproduk finansial yang berbasis bai’ atau jualbeli. Pengertian murabahah ini diatur dalamUndang-undang No. 21 Tahun 2008 tentangPerbankan Syariah pasal 19 ayat (1) huruf d,dijelaskan bahwa murabahah adalah ”akadpembiayaan suatu barang dengan menegaskanharga belinya kepada pembeli dan pembelimembayarnya dengan harga yang lebihsebagai keuntungan yang disepakati”.

Menurut fatwa DSN-MUI, pembiayaanmurābahah adalah fasilitas bank syariah bagi yangmemerlukannya, yaitu menjual suatu barangdengan menegaskan harga belinya kepadapembeli dan pembeli membayarnya denganharga yang lebih sebagai laba. Harga jual bankadalah harga beli pemasok ditambahkeuntungan yang disepakati bersama (Kamil &Fauzan, 2006: 299).

Dari beberapa pengertian murabahahdi atas secara kongkrit bisa digambarkanbahwa ada tiga pihak yang terlibat dalammurabahah, yaitu A, B dan C. A meminta Buntuk membelikannya beberapa barang(komoditas). B tidak memiliki barang-barang yang dibutuhkan A tetapi B berjanjiuntuk membelikannya dari pihak ketiga,yaitu C.

Prinsip Analisis PembiayaanAda beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam prinsip analisispembiayaan di bank syariah yangdidasarkan pada rumus 5 C, yaitu: (Kasmir,2010: 93-94).a. Character, artinya sifat atau karakter

nasabah pengambil pinjaman.b. Capacity,artinya kemampuan nasabah

untuk menjalankan usaha danmengembalikan pinjaman yang diambil.

c. Capital, artinya besarnya modal yangdiperlukan peminjam.

d. Collateral, artinya jaminan yang telahdimiliki yang diberikan peminjamkepada bank.

e. Condition, artinya keadaan usaha ataunasabah prospek atau tidak(Muhammad, 2002: 261).

Selain dengan metode 5C, berikut iniadalah penilaian dengan 7P pembiayaanadalah sebagai berikut :a. Personality, yaitu menilai nasabah dari

segi kepribadiannya atau tingkahlakunya sehari-hari maupun masalalunya.

b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabahke dalam kategori tertentu berdasarkanmodal atau loyalitasnya yang akanmendapatkan fasilitas pembiayaan yangberbeda pula dari bank. Pembiayaanuntuk pengusaha lemah sangat berbedadengan pembiayaan untuk pengusahayang kuat modalnya, baik dari segijumlah atau persyaratannya.

c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuannasabah dalam mengambil pembiayaan,termasuk jenis pembiayaan yangdiinginkan nasabah.

d. Prospect, yaitu untuk menilai usahanasabah di masa yang akan datang,apakah memiliki prospek atausebaliknya. Hal ini penting mengingatjika suatu fasilitas pembiayaan yang

Page 4: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 59 -

dibiayai tanpa mempunyai prospek,bukan hanya bank yang rugi, tapi juganasabah.

e. Payment, merupakan ukuran bagaimanacara nasabah mengembalikanhutangnya yang telah diambil atau darisumber mana saja dana untukpengembalian pembiayaan yangdiperolehnya. Semakin banyak sumberpenghasilan debitur, akan semakin baiksehingga jika salah satu usahanyamerugi akan dapat ditutupi oleh sektorlainnya.

f. Profitability, untuk menganalisabagaimana kemampuan nasabah dalammencari laba. Profitability diukur dariperiode ke periode apakah akan tetapsama atau semakin meningkat, apalagidengan tambahan yang akandiperolehnya dari bank.

g. Protection. Tujuannya adalah bagaimanamenjaga pembiayaan yang dikucurkanbank, tetapi melalui suatuperlindungan. Perlindungan dapatberupa jaminan barang atau orang ataujaminan asuransi.

Penggolongan Kualitas Pembiayaan

Ada lima kriteria penggolongankredit berdasarkan tingkat kesehatanpembiayaan atau juga disebutkolektibilitas, yaitu lancar, dalamperhatian khusus, kurang lancar, diragukandan macet.1. Lancar, (pass) apabila memenuhi

kriteria:a. Pembayaran angsuran pokok dan

atau bunga tepat waktu.b. Memiliki mutasi rekening yang

aktif.c. Bagian dari pembiayaan yang

dijamin dengan agunan tunai.2. Dalam perhatian khusus (special

mention), apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuranpokok dan atau bunga yang belummelampaui 90 hari.

b. Didukung oleh pinjaman baru.c. Mutasi rekening masih relatif aktif.Kurang lancar, (substandard) apabila

memenuhi kriteria:a. Terdapat tunggakan angsuran

pokok dan atau bunga yang telahmelampaui 90 hari.

b. Mutasi rekening relatif rendah.c. Terjadi pelanggaran kontrak yang

diperjanjikan lebih dari 90 hari.d. Terdapat indikasi masalah

keuangan yang dihadapi debitur.e. Dokumentasi pinjaman yang lemah.

3. Diragukan, (doubful) apabila memenuhikriteria:a. Terdapat tunggakan pokok dan

atau bunga lebih dari 180 hari.b. Terjadi wanprestasi lebih dari 180

hari4. Macet, (loss) apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan pokok danatau bunga melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutupdengan pinjaman baru(Muhammad, 2002: 33-38).

Timbulnya Pembiayaan BermasalahPembiayaan bermasalah adalah

pembiayaan yang tidak lancar yangdiberikan debitur pada saat jatuh tempodan secepatnya harus diselesaikan agarkerugian yang lebih besar dapat dihindariatau diselamatkan. Pembiayaan bermasalahmenggambarkan situasi di manapersetujuan pembiayaan mengalami resikokegagalan, dan cenderung menujukerugian. Dalam dunia perbankaninternasional kredit atau pembiayaan dapatdikategorikan bermasalah apabila; pertama,terjadi keterlambatan pembayaran pokok,bunga atau bagi hasil; kedua, piutang tidakdilunasi sama sekali; ketiga, diperlukan

Page 5: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 60 -

negosiasi kembali atas syarat pembayarankembali yang tercantum dalam perjanjiankredit atau pembiayaan.

Kredit atau pembiayaan bermasalahdapat timbul karena berbagai macamsebab yang dikelompokkan menjadi tigagolongan, yaitu: pertama, faktor intern bank.Penyebab intern bank pertama atasterjadinya kredit atau pembiayaanbermasalah adalah penyelenggaraananalisis pembiayaan yang kurangsempurna, atau dapat terjadi karenapimpinan bank mendapat tekanan daripihak luar untuk meluluskan permintaanpembiayaan. Faktor intern lain yang dapatmenjadi sebab munculnya pembiayaanbermasalah adalah pimpinan bank terlaluagresif menyalurkan dananya karenaberhasil mengumpulkan dana dalam jumlahbesar dan dalam waktu yang singkat.

Kedua, ketidaklayakan. Sumberpelunasan kredit atau pembiayaan debituradalah berasal dari penghasilan tetapmereka. Oleh karena itu apabilapenghasilan terganggu biasanyapembayaran kredit atau pembiayaanmereka juga terganggu. Selain itu kesalahandalam manajemen, kurangnya pengalamanpemilik dan penipuan juga dapat menjadifaktor menurunnya mutu pembiayaan.

Ketiga, faktor ekstern. Faktorekstern pertama yaitu memburuknyakondisi ekonomi moneter suatu negarayang mengakibatkan menurunnyapenjualan barang atau jasa yang merekahasilkan (Sinungan, 1994: 247). Faktorkedua yang mempengaruhi kemampuandebitur melunasi pinjaman yaitu bencanaalam yang memusnahkan atau merusakfasilitas produksi yang mereka miliki.Peraturan pemerintah dapat pula menjadisebab lain merosotnya kemampuannasabah untuk melunasi pinjaman.

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalahdalam Islam

Penyelesaian permasalahan hutangpiutang dalam Islam sebagai berikut:pertama, menghapuskan hutang bagi yangtidak mampu melunasinya. Apabila orangyang berpiutang mendapati seseorang yangmemang tidak mampu membayar utangnya,hendaknya ia memaafkannya, merelakanhaknya, dan membebaskannya dariutangnya (Qs. al-Baqarah [2]: 280). Qs. al-Baqarah [2]:280 merupakan ayat motivatoryang sangat kuat agar seseorang yangberpiutang memaafkan dan menanggaplunas utang orang yang tidak mampumelunasinya. Kedua, memberi tenggangwaktu bagi orang yang kesulitan, Qs. al-Baqarah [2]: 280. Ayat ini menjelaskanapabila ada seseorang kesulitan mengenaiutang, jalannya adalah dengan memberikantangguh sampai seseorang yang berutangmendapatkan kemudahan membayarnya.Serta dianjurkan oleh masyarakat muslimuntuk tidak boleh membiarkan seseorangdalam kesulitan menanggung utangtersebut. Allah menyerukan kepadapemberi utang agar bersedekah denganpiutangnya jika ia mau melakukankebaikan ini dengan suka rela (Quthb,2000: 388).

Memberi tenggang waktu terhadaporang yang kesulitan adalah wajib.Selanjutnya jika ingin membebaskanutangnya, maka ini hukumnya sunnah(dianjurkan). Orang yang berhatibaik seperti inilah (dengan membebaskansebagian atau seluruh utang) yang akanmendapatkankebaikan dan pahala yangmelimpah.

Pengertian & Dasar HukumRestrukturisasi

Pengertian restrukturisasi menurutPeraturan Bank Indonesia No.10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi

Page 6: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 61 -

Pembiayaan bagi Bank Syariah dan UnitUsaha Syariah pasal 1 ayat 7, disebutkanbahwa: “Restrukturisasi pembiayaanadalah upaya yang dilakukan bank dalamrangka membantu nasabah agar dapatmenyelesaikan kewajibannya”.( BankIndonesia, Peraturan BI Nomor 10/18/2008Pasal 1) Dengan adanya restrukturisasipembiayaan, maka kegiatan usaha ataupembiayaan nasabah dapat berjalankembali seperti biasa, sehingga nasabahmampu membayar kewajibannya danresiko keuangan bank syariah pun dapatdihindari.

Dasar hukum restrukturisasipembiayaan adalah sebagai berikut:1. Undang-undang

Dasar hukum restrukturisasipembiayaan dapat ditemukan padapasal 36 UU No. 21 Tahun 2008 tentangPerbankan Syariah dijelaskan bahwa“dalam menyalurkan pembiayaan danmelakukan kegiatan usaha lainnya,Bank Syariah dan Unit Usaha Syariahwajib menempuh cara-cara yang tidakmerugikan bank syariah dan atau UnitUsaha Syariah dan kepentingannasabah yang mempercayakandananya”.

2. Fatwa Dewan Syariah NasionalDasar hukum Restrukturisasi terdapatpada Fatwa DSN No. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang PenjadwalanKembali Tagihan Murābahah.

3. Peraturan Bank IndonesiaDasar hukum restrukturisasi ini,

diatur melalui Peraturan Bank IndonesiaNomor: 10/18/PBI/2008 tentangRestrukturisasi Pembiayaan bagi BankSyariah dan Unit Usaha Syariah pasal 1 ayat7 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.10/34DPbS, tentang RestrukturisasiPembiayaan bagi Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah.

Prinsip RestrukturisasiPrinsip restrukturisasi pembiayaan

pada bank syariah dapat ditemukan padapasal 2 ayat 1 PBI No. 10/18/PBI/2008dinyatakan bahwa “bank dapat dalammelaksanakan restrukturisasi pembiayaanberdasarkan pada prinsip kehati-hatian”.Kemudian pada pasal 1 butir 1 angka 4Surat Edaran BI No. 10/34/DPbS Tahun2008 dinyatakan bahwa “dalammelaksanakan restrukturisasi pembiayaan,BPRS harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah serta prinsipakuntansi yang berlaku”. Lebih lanjut padaUU No. 21 Tahun 2008 tentang PerbankanSyariah pasal 2 dinyatakan bahwa“perbankan Syariah dalam melakukankegiatan usahanya berasaskan prinsipsyariah, demokrasi ekonomi, dan prinsipkehati-hatian.

Kriteria Restrukturisasi

Pembiayaan yang akandirestrukturisasi dianalisis denganmemperhatikan beberapa hal berdasarkanpada pertama, prospek usaha nasabah ataukemampuan membayar sesuai proyeksiarus kas untuk nasabah pembiayaan usahaproduktif. Kedua, kemampuan membayarsesuai proyeksi arus kas untuk nasabahpembiayaan non produktif.

Bank dapat melakukanrestrukturisasi pembiayaan terhadapnasabah yang memenuhi kriteria sebagaiberikut: (a) Nasabah mengalami penurunankemampuan pembayaran, (b) Nasabahmemiliki prospek usaha yang baik danmampu memenuhi kewajiban setelahrestrukturisasi.

Restrukturisasi pembiayaan wajibdidukung dengan analisis dan bukti-buktiyang memadai serta didokumentasikandengan baik. Disamping kriteria di atas

Page 7: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 62 -

maka bank syariah akan melakukanpembiayaan bermasalah dengan upayarestrukturisasi apabila nasabah masihmempunyai i’tikad baik dalam arti masihmau diajak kerjasama dalam upayapenyelamatan pembiayaan bermasalah,akan tetapi jika nasabah sudah tidakberitikad baik dalam arti tidak dapat diajakkerjasama dalam upaya penyelamatanpembiayaan bermasalah maka bank syariahakan melakukan upaya penyelesaianpembiayaan bermasalah.2

Faktor-faktor Bank IndonesiaMengeluarkan Kebijakan Restrukturisasi

Langkah Bank Indonesia untukmenerbitkan peraturan Bank Indonesia(PBI) tentang Restrukturisasi pembiayaanbank syariah adalah untuk menguatkanperbankan syariah di Indonesia. Denganperaturan tersebut, secara umum banksyariah akan lebih mampu bersaing dalampembiayaan kepada nasabah. Berdasarkanhal itu, ada beberapa faktor yang menjadipendorong Bank Indonesia mengeluarkankebijakan restrukturisasi pembiayaan bagiBank Syariah dan Unit Usaha Syariah.a. Untuk Menjaga Kelangsungan Usaha

Selain jenis usaha yang diatur dalamundang-undang dalam melakukan kegiatanusahanya perbankan syariah mengacu padafatwa Dewan Syariah Nasional dan MajelisUlama Indonesia. Sedangkan dalam rangkamenjaga kelangsungan usaha perbankansyariah, maka Bank Indonesiamengeluarkan kebijakan mengenairestrukturisasi pembiayaan. Upaya yangdilakukan dalam bentuk restrukturisasi

2 Usanti, Trisadini Prasastinah, PembiayaanBermasalah di Bank Syariah (Online)

http://aditris.files.wordpress.com/2011/12/pembiay(, diakses Sabtu,syariah.doc-bank-di-bermasalah-aan11 April 2015).

pembiayaan ini adalah salah satu rambu-rambu kesehatan bank bagi bank syariah.Penetapan rambu-rambu kesehatan itubertujuan agar bank sebagai financialintermediary intitusion yang melakukankegiatan usahanya dengan menggunakandana masyarakat dan pihak ketiga lainnya,harus selalu dalam keadaan sehat.b. Untuk Menjaga Kualitas Pembiayaan

Bank Indonesia terus berkomitmenmendorong pertumbuhan bisnis perbankansyariah di Indonesia. Salah satunya denganmenjaga kualitas pembiayaan. Ada dua halpenting yang harus dilakukan dalampembiayaan perbankan syariah. Pertama,Bank Indonesia akan mengaturrestrukturisasi untuk pembiayankonsumtif. Kedua, Bank Indonesia akanmemperbolehkan bank melakukanrestrukturisasi dengan kualitas lancar dandalam perhatian khusus.c. Mendukung Pertumbuhan dan

Perkembangan Industri PerbankanSyariah Secara Optimal

Lahirnya UU No. 10 Tahun 1998tentang Perbankan dan UU No. 23 tahun1999 tentang perbankan Indonesiakeberadaan bank syariah diakui secaraeksplisit dan memberikan landasan hukumyang lebih kuat bagi Bank Indonesia dalampengembangan bank syariah. Saat ini telahada tujuh ketentunan pelaksanaan bagibank syariah, yaitu tiga ketentuan yangmengatur kelembagaan dan jaringan kantorbank syariah dan empat ketentuanmengenai pengaturan penyelenggaraankliring lokal bagi Bank Unit Syariah (BUS)dan Unit Usaha Syariah (UUS); ketentuanmengenai Giro Wajib Minimum bagi BUSmaupun UUS dan pengaturan tata carapenempatan dana pada SWBI.d. Untuk Meminimalkan Resiko Kerugian

Bank syariah dalam operasionalnyasenantiasa berhadapan dengan berbagairesiko, dan harus diakui bahwa

Page 8: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 63 -

sesungguhnya industri perbankan adalahsuatu industri penuh dengan resiko,terutama karena melibatkan pengelolauang masyarkat dan diputar dalam bentukinvestasi, seperti perkreditan, surat-suratberharga dan penanaman dana lainnya.Untuk itu, setiap perbankan harusmeningkatkan fungsi pengendalian internserta pengelolaan resiko yang komprehensi.

Metode PenelitianPenelitian ini tergolong dalam

penelitian lapangan dengan metodekualitatif dan strategi penelitianmenggunakan metode deskriptif. Sumberdata yang digunakan adalah data primer,data yang diperoleh secara langsung darisumber asli dan buku Pedoman Kebijakandan Prosedur Pembiayaan Syariah PT. BNISyariah. Dalam penelitian ini penelitilangsung meminta informasi kepada stafatau karyawan yang memiliki otoritasterhadap kebijakan implementasi prosedurrestrukturisasi pada pembiayaan murābahahbermasalah di PT. BNI Syariah CabangKendari. Sementara data sekunder adalahsumber data penelitian yang diperolehsecara tidak langsung. TeknikPengumpulan Data dalam penelitian iniadalah dengan observasi, wawancara dandokumentasi.

Hasil dan Pembahasan:Pelaksanaan Pembiayaan Murābahah diPT. BNI Syariah Cabang Kendari

BNI Syariah Cabang Kendarimenyediakan fasilitas murābahah berupapemberian pembiayaan produktif dankonsumtif kepada nasabah (wawancaradengan Fitri (sales asisstant) pada tanggalSeptember 2015. Jenis pembiayaanproduktif yang diberikan untuk menambahmodal usaha atau modal kerja misalnya

agrobisnis, dan properti. Sedangkanpembiayaan konsumtif yang dapatdiberikan adalah untuk pembelian rumah,kendaraan, kepemilikan ruko, pembelianalat- alat industri dan lain-lain.

Pada transaksi murābahah, marketingofficer dan calon nasabah melakukannegosiasi untuk jual beli barang meliputijenis barang, kualifikasi barang, hargabarang serta cara pembayarannya. Bank(marketing officer) menghubungi supplierbarang yang akan dibeli bersepakat untukmelakukan pembelian barang sesuai yangdiminta nasabah. Selain dengan cara itunasabah untuk dana atas nama bank(berdasarkan kuasa bank kepada nasabah)dapat membeli barang langsung kepadasupplier dengan spesifikasi yang telahdisepakati antara nasabah dengan supplier.Selanjutnya penyerahan barang dilakukanlangsung dari supplier kepada nasabah,namun transaksi yang dilaksanakanlangsung antara nasabah dan supplierseperti ini merupakan pembiayaan yangdinilai relatif kecil. Jangka waktupembiayaan yang diberikan oleh BNISyariah untuk cicilan sampai dengan 15tahun. Besarnya nisbah yang ditetapkanuntuk pembiayaan murābahah adalah 14%sampai dengan 21% pertahun. Pembiayaanmurābahah yang dilaksanakan oleh BNISyariah Cabang Kendari meminta nasabahmenyetor uang muka sebesar 20% hingga30% yang menjadi bagian pelunasan dalampembiayaan murābahah (wawancara denganFitri (sales asisstant) pada tanggal 4September 2015.

BNI Syariah juga menetapkanjaminan yang dinilai minimum 125% daripokok pinjaman. Jaminan pembiayaanmurābahah biasanya berbentuk akte tanah,BPKB, deposito dan sebagainya. Jaminanini akan disimpan oleh Unit KontrolIntern. Penilaian jaminan berdasarkan

Page 9: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 64 -

harga pasar, yang ditentukan atas informasiyang berasal dari pemerintah, masyarakatmaupun lembaga penilai jaminan.

Nasabah yang menunda pembayaransampai batas waktu yang ditentukan akanmendapat denda atas keterlambatanpembayaran. Jika nasabah pailit dan tidakmampu membayar, BNI Syariah memberimasa tenggang waktu sesuai kesepakatandan melakukan langkah-langkah sepertirestrukturisasi. Dan jika nasabah masihtidak mampu membayar sesuaikesepakatan maka bank akan menarikkembali barang yang telah dibiayai. Barangtersebut akan dijual kepada pihak ketigasesuai harga pasar. Kelebihan maupunkekurangan pembiayan atas penjualanbarang atau jaminan itu akan diberikankepada nasabah. Bila nasabah tidakmengalami kesulitan dana danmempercepat proses pemabayaranangsuran tiap bulan, maka nasabah akandiberi discount oleh BNI Syariah.

Dalam hal pengakuan pendapatanmargin yang diperoleh bank menggunakandasar kas (cash basis) yang besar jumlahpendapatan margin diakui proporsionaldengan besaran kas yang berhasil ditagihdari piutang murābahah. Artinya bahwapendapatan dari transaksi murābahah inibaru dapat diukur dan diakui setelahnasabah memenuhi angsuran kewajibannyasesuai dengan akad yang disepakati. Padatransaksi murābahah ini yang menjadipendapatan bank tidak hanya darikeuntungan (margin) atas barang yangdijual tetapi juga berasal dari jasa (fee basedincome) dan biaya administrasi yangdiwajibkan oleh bank. Biaya-biaya yangdikenakan kepada nasabah berkaitandengan pembiayaan murābahah antara lain:biaya administrasi, biaya materai, biayapengikatan jaminan, biaya asuransi jaminanyang harus dibayar terlebih dahulu tanpa

mengurangi dari jumlah pencairanpembiayaan (wawancara dengan Fitri(sales asisstant) pada tanggal 4 September2015.

Prosedur Pembiayaan Murābahah di PT.BNI Syariah Cabang Kendari

Nasabah yang ingin memperolehpembiayaan murābahah maka harusmenempuh langkah-langkah yang diawalidari pengajuan usulan pembiayaan sampaiproses untuk memdapatkan persetujuanpembiayaan, antara lain: (Bank BNISyariah, Buku Pedoman Kebijakan & ProsedurPembiayaan Syariah PT. BNI Syariah).

a. Prosedur Aplikasi PembiayaanMurābahah

b. Prosedur Realisasi PembiayaanMurābahah

c. Prosedur Pembianaan danMonitoring Pembiayaan Murābahah

d. Prosedur Penutupan PembiayaanMurābahah

Prosedur Aplikasi PembiayaanMurābahah

Prosedur aplikasi pembiayaanadalah langkah-langkah awal yangditempuh oleh calon nasabah untukmemperoleh persetujuan pembiayaan.Langkah-langkah tersebut adalah: (BankBNI Syariah, Buku Pedoman Kebijakan &Prosedur Pembiayaan Syariah PT. BNI Syariah).1. Calon nasabah mengajukan

permohonan pembiayaan murābahahyang dibuat langsung oleh calonnasabah disertakan dengan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagaisyarat permohonan pembiayaan yangdiserahkan kepada marketing officer.Proposal yang disampaikan calonnasabah dinilai oleh marketing officer.

Page 10: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 65 -

Dalam penilaian layak tidaknya suatupembiayaan yang disalurkan makadilakukan penialaian pembiayaan.Penilaian awal (prescreening) denganpemperhatikan pasar sasaran yaknijenis usaha atau barang yang dilarangdibiayai, jenis usaha yang perludihindari, daftar kredit macet di BI,Daftar Hitam BI, dan Daftar Hitam BNISyariah. Setelah analisis tersebutdinyatakan layak maka marketing officermelakukan analisis lebih lanjut.

2. Marketing officer melakukan interviewawal dengan calon nasabah untukmemperoleh informasi mengenai calonnasabah untuk mengetahuikebenarannya dan menliai jaminan,penilaian atas legalitas usaha untukmengetahui gambaran umum mengenaikemampuan keuangan calon nasabah.

3. Menganalisis pembiayaan murābahaholeh bank dapat dilakukan denganberbagai cara untuk mendapatkankeyakinan tentang nasabahnya, sepertimelalui prosedur penialaian yangbenar dan sungguh-sungguh. Begitupula dengan ukuran-ukuran yangditetapkan sudah menjadi standarpenialaian setiap bank. Biasanyakriteria penilaian yang umum dan harusdilakukan oleh bank termasuk BNISyariah Cabang Kendari untukmendapatkan nasabah yang benar-benar layak mendapatkan pembiayaanmaka dilakukan dengan analisis 5C,yaitu: character (watak), capacity(kapasitas), capital (modal), condition(kondisi) dan collateral (jaminan).

Penilaian dengan analisis 5C adalahsebagi berikut: (wawancara denganAlimin (Processing Head) pada tanggal 4September 2015).(1) Character

Analisis yang dilakukan tehadappribadi nasabah secara individuataupun badan usaha seperti: sifat-sifat pribadi, gaya hidup.Kebiasaan-kebiasaan dan kemauanserta niat baik nasabah untukmematuhi kewajibannya kelak.

(2) CapcityAnalisis ini bertujuan mengukurtingkat kemampuan calon nasabahdalam mengelola pembiayaan yangdiberikan. Hal-hal yang perludiperhatikan: pertama, aspekmanajemen adalah kemampuanpengelolaan perusahaan antara lain:kemampuan menetapkan visi danmisi dalam berusaha,menterjemahkan visi dan misidalam sasaran spesifik,merumuskan strategi yangdiperlukan secara efektif dan efisienserta melakukan evaluasipengendalian. Kedua, aspekproduksi bertujuan untukmengetahui kemampuanpermohonan untuk berproduksiatau berdagang secaraberkesinambungan. Ketiga, aspekpemasaran. Tujuannya adalah untukmenilai kemampuan pemohondalam memasarkam produknya.Hal-hal yang perlu diperhatikanantara lain: data penjualan masalalu, tingkat persaingan, angkaproyeksi pemasaran pada masa yangakan datang meliputi perencanaandan strategi pemasaran yang akandilakukan. Keempat, Aspekpersonalia. Tujuannya untukmenilai kemampuan perusahaandari segi kuantitas maupun kualitastenaga kerja yang mendukungaktivitas perusahaan dankemampuan perusahaanmemelihara hubungan baik antra

Page 11: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 66 -

tenaga kerja dengan perusahaan.Kelima, aspek keuangan, bertujuanuntuk menilai kemampuanperusahaan mengelola dana danmembayar di masa yang akandatang. (wawancara dengan Alimin(Processing Head) pada tanggal 4September 2015).

(3) CapitalAnalisisi ini bertujuan untukmengukur kemampuan usaha calonnasabah untuk mendukungpembiayaan modalnya sendiri.Semakin besar kemampuan modalberarti semakin besar porsipembiayaan yang didukung olehmodal sendiri.

(4) ConditionAnalisis ini bertujuan untukmelihat kondisi perekonomiansecara umum serta kondisi padasektor usaha calon nasabah.Keadaan perdagangan sertapersaingan di lingkungan sektorusaha calon nasabah. Sehinggapembiayaan yang diberikan benar-benar bermanfaat bagiperkembangan usahanya.

(5) CollateralSetiap pemberian pembiayaan harusdisertai dengan jaminan fidik yangjumlah dan nilainya harus dapatmenjamin besarnya pembiayaanyang disetujui. Jaminan pembiayaanharus benar-benar dapat dikuasaiserta diyakini kebenaran statuspemiliknya. Sehingga, biladikemudian hari nasabah tidakmampu membayar kewajibannya,maka jaminan ini dapat dijadikansebagai alat pengamanan ataspembiayaan yang diberikan.

4. Setelah memperoleh keyakinan ataskeabsahan dokumen dari hasilpenyelidikan dan wawancara maka

langkah selanjutnya adalahmemberikan keputusan, menerima ataumenolak pembiayaan tersebut.Persetujuan pembiayaan merupakansarana pengendalian resiko, saranapengendalian proses manajemenpembiayaan, cermin kemampuanpengelola pembiayaan, dan hasilakhirnya memperlihatkan kualitaspembiayaan secara keseluruhan. Bilatelah dianggap layak menerimapembiayaan, maka persetujuanpembiayaan diberikan oleh marketingofficer, yang dituangkan dalam NotaAnalisis Pembiayaan (NAP).

5. Selanjutnya Nota Analisis Pembiayaan(NAP) akan diajukan oleh marketingofficer kepada pimpinan cabang untukmeminta persetujuan pembiayaan. Jikapemimpin cabang menyetujuipembiayaan tersebut maka akandinyatakan dalam Surat KeputusanPembiayaan (SKP) yang telah dibuatoleh administrasi pembiayaan.

Prosedur Realisasi PembiayaanMurābahah

Prosedur realisasi pembiayaanmurābahah adalah proses pencairan danaatas permohonan pembiayaan yang telahdisetujui oleh Pimpinan Cabang. NAP dandokumen lainnya akan diserahkan kepadaadministrasi Pembiayaan untukselanjutnya dibuat SKP atau akadpembiayaan dan didudukkan dalamperjanjian akad pembiayaan persetujuanuntuk menempatkan dana dan modalbank pada aktiva yang beresiko. Dalampersetujuan pembiayaan ini harusmencerminkan suatu pernyataan bahwanasabah yang disetujui adalah nasabah yanglayak menerima pembiayaan. Tahapselanjutnya adalah pencairan pembiayaan.Dana yang diberikan sesuai denganjumlah yang disetujui dalam akad

Page 12: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 67 -

perjanjian pembiayaan murābahah yangakan langsung ditransfer ke dalamrekening nasabah yang ada di BNI SyariahCabang Kendari (Bank BNI Syariah, BukuPedoman Kebijakan & Prosedur PembiayaanSyariah PT. BNI Syariah).

Prosedur Pembinaan dan MonitoringPembiayaanMurābahah

Prosedur ini meliputi informasi yangdiperoleh marketing officer khususnya danunit-unit yang terkait lainnya, yangmencakup pemeriksaan jumlah saldopemenuhan kewajiban nasabah. Secaraperiodik marketing officer menghubunginasabah untuk mengingatkan nasabahakan kewajibannya dan untuk pembiayaanproduktif marketing officer melakukankunjungan ke lokasi usaha nasabah yangbiasanya dilakukan minimal 3 bulan sekali.Monitoring yang dilakukan oleh marketingofficer meliputi pemantauan langsung ketempat usaha, pemeriksaan laporankeuangan maupun perkembangan nilaijaminannya. Setiap bulan nasabah harusmemberikan laporan keuangan ataucatatan pembukuannya kepada marketingofficer untuk mengetahui perkembanganusaha nasabah. Marketing officer melakukanevaluasi atas perkembangan usaha yangdibiayai berdasarkan data-data yangdiperoleh dari riwayat pembayarannasabah dan data-data yang ada dalam filepembiayaan. Apabila dalam evaluasitersebut terdapat indikasi adanya masalahdalam pelaksanan kegiatan nasabah, makamarketing officer melakukan koordinasidengan piak-pihak terkait lainnya, danmengusulkan tindakan-tindakan yangdapat diambil untuk memperbaiki danmemecahkan masalah (Bank BNI Syariah,Buku Pedoman Kebijakan & ProsedurPembiayaan Syariah PT. BNI Syariah).

Prosedur Penutupan PembiayaanMurabahah

Cara penutupan pembiayaanmurabahah, nasabah harus melunasiseluruh pembiayaan yang telah disepakati,kemudian marketing oficer melakukanpemeriksaan melalui data yang ada dikomputer untuk melihat kebenarannya,apakah nasabah telah benar-benarmelunasi sejumlah pembiayaannya. Jikanasabah telah melunasi seluruhpembiayaan, maka adiministrasipembiayaan akan membuat suratpelunasan yang harus disetujui olehPimpinan Cabang. Bila Pimpinan Cabangtelah menyetujui surat pelunasan tersebut,maka ia akan memberikan surat perintahkepada Unit Kontrol Intern untukmengeluarkan jaminan nasabah. Marketingofficer menyerahkan dokumen jaminan danSurat Pelunasan Pembiayan kepadanasabah dan nasabah menandatanganitanda terima dokumen dengan rangkapdua, rangkap pertama diserahkan kebagianadministrasi pembiayaan dan rangkap duadiserahkan kepada nasabah. Kemudiantanda terima pelepasan jaminan diarsipkanoleh Asisten Administrasi Pembiayaan.Tanda terima jaminan ini berfungsisebagai bukti bahwa dokumen jaminantelah diambil oleh nasabah (Bank BNISyariah, Buku Pedoman Kebijakan & ProsedurPembiayaan Syariah PT. BNI Syariah).

Restrukturisasi pada PembiayaanMurābahah di PT. BNI Syariah CabangKendari

Restrukturisasi pembiayaan adalahupaya yang dilakukan bank dalam rangkamembantu nasabah pembiayaan agardapat menyelesaikan kewajibannya.Restrukutrisasi yang terdiri dariresecheduling (penjadwalan kembali),reconditioning (persyaratan kembali), danrestructuring (penataan kembali) yang biasa

Page 13: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 68 -

disebut dengan R3. R3 adalah salah satulangkah dalam strategi penyelamatanpembiayaan sebagai upaya bank dalammemperbaiki posisi pembiayaan dankeadaan keuangan perusahaan nasabahdengan jalan menundukkan kembalipembiayaan tersebut.

Tujuan dilaksanakannya R3 adalahagar nasabah dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya dan usaha nasabahpembiayaan dapat menjadi sehat kembalidan meringankan nasabah dalampenyelesaian kewajibannya (wawancaradengan Muh. Maulana Rizal pada tanggal4 September 2015) di samping itu, R3 jugabertujuan untuk menjaga kualitaspembiayaan bagi nasabah pembiayaanyang memiliki prospek usaha dankemampuan membayar. Restrukturisasipembiayaan bermasalah yang dilakukanoleh PT BNI Syariah Kantor CabangKendari untuk pembiayaan murābahahadalah sebagai berikut: (Bank BNI Syariah,Buku Pedoman Kebijakan & ProsedurPembiayaan Syariah PT. BNI Syariah).a. Rescheduling (Penjadwalan kembali)

Rescheduling yaitu perubahan jadwalpembayaran kewajiban nasabah ataujangka waktu pembiayaan murābahahmisalnya jadwal pembayaran yangjatuh pada tanggal 20 diubah menjaditanggal 29 atau Jangka waktu yangawalnya 12 tahun diubah menjadi 15tahun. Perubahan jadwal pembayarandengan ketentuan tidak menambahmargin atau jumlah tagihan yang tersisadan tunggakan margin didudukkandalam margin yang belum dibayarkan.Sedangkan ketentuan untukperpanjangan jangka waktupembiayaan adalah sebagai berikut: (1)Tidak menambah margin atau jumlahtagihan yang tersisa. (2) Tunggakanmargin ditempatkan dalam margin yang

belum dibayarkan. (3) Dapatdikenakan biaya ganti rugi akibatdiperpanjangnya jangka waktu, namunbiaya yang dikeluarkan harus berupabiaya riil kerugian bank. (4) Perubahanjangka waktu pembiayaan dapatdilakukan dengan memperpanjangjangka waktu maksimal 3 (tiga) tahunnamun tidak boleh melebihi jangkawaktu maksimal pembiayaan yangdimaksud.

b. Reconditioning (Persyaratan Kembali)Reconditioning yaitu perubahan sebagianatau seluruh syarat-syarat pembiayaanyang tidak terbatas pada perubahanjadwal penundaan pembayaran bagihasil dan memperkecil bagi hasil. Haltersebut dilakukan karena pihak BNISyariah menilai bahwa mudhorib benar-benar mengalami kesulitan keuangan.Upaya penyelamatan pembiayaandengan reconditioning ini bertujuanuntuk menyesuaikan kemampuanmembayar mudhorib dengan kondisiyang terjangkau oleh si mudhorib.Reconditioning ini meliputi: (1)Perubahan jadwal pembayaran. (2)Perubahan jumlah angsuran. (3)Perubahan jangka waktu. (4)Pemberian potongan.

c. Restructuring (Penataan Kembali)Restructuring adalah upaya

penyelamatan dengan cara menambahjumlah kredit atau pembiayaan danmengkonversi akad murābahah menjadiakad lain (Wangsawidjaja, 2012: 93). Dalammetode restructuring ini BNI Syariahmemberikan perubahan persyaratan.Perubahan persyaratan pembiayaantersebut antara lain: pertama, penambahandana fasilitas pembiayaan bank, kedua,konversi akad pembiayaan. Ketiga, konversipembiayaan menjadi surat berharga syariah

Page 14: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 69 -

berjangka waktu menengah. Keempat,konversi pembiayaan menjadi penyertaanmodal sementara pada perusahaannasabah, yang dapat disertai denganrescheduling atau reconditioning(Wangsawidjaja, 2012: 93).

Kriteria Nasabah Pembiayaan

BNI melakukan restrukturisasipembiayaan terhadap nasabah yangmemenuhi kriteria sebagai berikut : (BankBNI Syariah, Buku Pedoman Kebijakan &Prosedur Pembiayaan Syariah PT. BNI Syariah).1. Nasabah mengalami penurunan

kemampuan pembayaran.2. Nasabah memiliki prospek usaha

yang baik dan mampu memenuhikewajiban setelah restrukturisasi.

3. Manajemen kooperatif dan beri’tikatbaik.

4. Dapat diberikan pada kualitaspembiayaan (kol: I, II, dan III)sedangkan kol. IV dan V strategi yangdilakukan adalah penyelesaian, khususGriya dimulai dari kol. III.

5. Maksimal 1 tahun angsuran berjalan(wawancara dengan Muh. MaulanaRizal pada tanggal September 2015.

Restrukturisasi untuk pembiayaankonsumtif hanya dapat dilakukan untuknasabah yang memenuhi kriteria sebagaiberikut: pertama, nasabah mengalamipenurunan kemampuan pembayaran dankedua, terdapat sumber pembayaranangsuran yang jelas dari nasabah danmampu memenuhi kewajiban setelahrestrukturisasi.

Restrukturisasi pembiayaan wajibdidukung dengan analisis dan bukti-buktiyang memadai serta didokumentasikandengan baik. Disamping dua kriteria diatas, maka BNI syariah akan melakukanpenyelamatan pembiayaan bermasalahdengan upaya restrukturisasi apabila

nasabah masih mempunyai i’tikad baik,dalam arti, masih mau diajak kerjasamadalam upaya penyelamatan pembiayaanbermasalah. Akan tetapi, jika nasabahsudah tidak beri’tikad baik, dalam arti,tidak dapat diajak kerjasama dalam upayapenyelamatan pembiayaan bermasalah,maka Bank BNI Syariah akan melakukanupaya penyelesaian pembiayaanbermasalah ((Qs. al-Baqarah [2] : 280).

Prosedur Pelaksanaan RestrukturisasiPembiayaan Murābahah di PT. BNISyariah Cabang Kendari

Nasabah yang ingin melakukanrestruktrisasi pembiayaan murābahah makaharus menempuh langkah-langkah yangdiawali dari pengajuan usulanrestrukturisasi sampai proses untukmendapatkan persetujuan restrukturisasiantara lain: (Bank BNI Syariah, BukuPedoman Kebijakan & Prosedur PembiayaanSyariah PT. BNI Syariah).a. Surat permohonan restrukturisasi

pembiayaan dari nasabahb. Pengumpulan dan verifikasi data,

dengan cara: pertama, site visit ke lokasiusaha dan agunan untuk mendapatkandata yang akurat dan relevan. Dari hasilsite visit dapat diidentifikasipermasalahan yang dihadapiperusahaan dan dilakukan diagnosaawal dengan nasabah. Kedua, Memintainformasi data dari Bank Indonesia.Ketiga, mencari informasi yang akuratdari sumber-sumber lain, antara lainrekan usaha, majalah, bank ataupembiayaan lain, dan sebagainya.

c. Monitoring mutasi rekeningpembiayaan.

d. Negosiasi pola penyelematan.Identifikasi permasalahanmenghasilkan diagnosa awal yangdikemudian dikomunikasikan kepadanasabah mengenai pola penyelematan

Page 15: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 70 -

yang ditawarkan yang disesuaikandengan proyeksi kemampuanmembayar.

e. Proses analisa; pertama, meneliti apakahnasabah pembiayaan memenuhi kriteriauntuk mendapatkan restrukturisasidengan skim R3. Kedua, Pembuatan PAPrestrukturisasi (apabila waktupengajuannya bersamaan dengan jatuhtempo pembiayaan atau PAP periodik)atau memorandum restrukturisasipembiayaan.

f. Evaluasi terhadap permasalahannasabah pembiayaan meliputi:1. Penjelasan rinci mengenai penyebab

terjadinya tunggakan pokok dan/atau margin/ bagi hasil atas dasar:a) Pembiayaan produktif: laporan

keuangan, arus kas, kondisipasar dan faktor-faktor lain.

b) Pembiayaan konsumtif:penghasila dan kemampuanmembayar.

2. Perkiraan pengembalian seluruhpokok dan margin berdasarkan akadpembiayaan sebelum dan setelahrestrukturisasi. Perkiraan tersebutagar didasarkan kepada rasio-rasiokeuangan yang mencerminkankondisi keuangan dan kemampuannasabah pembiayaan untukmembayar kembali pinjamannya.

3. Pendekatan dan asumsi yangdigunakan dalam menetapkanproyeksi arus kas nasabah harusmemperhitungkan nilai tunai(present value) dari angsuran pokokdan margin yang akan diterima bank,serta hal- hal sebagai berikut:pertama, Dalam menyusun proyeksicash flow nasabah, harusmemperhatikan prinsip bahwatambahan pembiayaan tidakdiperkenankan untuk melunasi

tunggakan pokok dan/ atau margin.kedua, dalam menyusun laba/rugidan proyeksi cash flow tersebut agarmemperhatikan asumsi-asumsiyang dijadikan dasar denganmelihat kondisi internal daneksternal.

4. Analisis, kesimpulan danrekomendasi dalam melakukanpenyesuaian persyaratanpembiayaan, seperti perubahanjangka waktu pembiayaan,penambahan fasilitas, dan lain-lain.

5. Penyesuaian tersebut dilakukandengan mempertimbangkan siklususaha dan kemampuan membayarnasabah, sehingga nasabah dapatmemenuhi kewajiban pembayarnmargin dan/ atau angsuran hutangpokok hingga pinjamannya clean upatau lunas pada saat jatuh tempo.

6. Rincian yang terkait denganpersyaratan pembiayaan termasukkesepakatan memelihara kondisikeuangan dalam akad pembiayaan.

7. Persyaratan-persyaratanpembiayaan yang berkaitan denganpelaksanaan R3, baik yang berupaperubahan persyaratan semulamaupun tambahan persyaratan barupada akad pembiayaan dan/ ataudokumen lainnya harus ditelitikelengkapannya dan diyakinimempunyai kekuatan hukum.

g. Persetujuan. PAP yang telah disusunselanjutnya disampaikan kepadapemutus pembiayaan sesuai matrikskewenangan memutus pembiayaanrestrukturisasi untuk mendapatkankeputusannya. Dan setelah mendapatkeputusan, makan selanjutnya nasabahdiinformasikan melalui SuratKeputusan Pembiayaan (SKP)restrukturisasi dan diberikan bataswaktu apabila bersedia agar segara

Page 16: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 71 -

datang untuk mendatangani akadpembiayaan atau adindum akadpembiayaan.

h. Akad pembiayaan. Kesempatan baruhasil restrukturisasi dapat dituangkan

dalam akad baru atau adendum akadpembiayaan.

Alur Kerja Restrukturisasi

Page 17: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 72 -

Kendala dan Solusi PenerapanRestrukturisasi pada Pembiayaan

Murābahah di PT. BNI Syariah CabangKendari

KENDALA SOLUSI1. Ketidakjelasan

sumberpembayaranangsuransetelahdilakukan R3

1. Melakukananalisis yanglebih detail darinasabah yangbersangkutanterhadap pos-posaktifa lancar,persediaanpiutang(untuknasabah non fix)dan memintakejelasanpendapatanperbulan (untuknasabah pegawai)denganmempertimbangkan angsuranpihak ketiga.

2. Nasabah tidakbersedia untukdilakukannyaR3 (tidakmemilikikemampuanmembayar ataukabur)

2. Memastikanpengikatanhukum terhadapagunan terikatsempurnasehinggadilakukanlangkah-langkahpenyelesaianpembiayaanmelalui penjualanasset (wawancaradengan Muh.Maulana Rizal(Sales Officer)pada tanggal 1September 2015.

3. Tidak adanyai’tikad baikdari nasabah

3. Melakukantindakan tegasdengan cara

untukmenyelesaikandengan baikpembiayaanyangbermasalah

penjualan aset(agunan)

Kesimpulan

Pertama, PT. BNI Syariah CabangKendari menyediakan pembiayaanproduktif dan konsumtif kepada nasabah.Proses transaksi murābahah yaitu marketingofficer dan calon nasabah melakukannegosiasi untuk jual beli barang meliputijenis barang, kualifikasi barang, hargabarang serta cara pembayarannya. Bank(marketing officer) menghubungi supplierbarang yang akan dibeli bersepakat untukmelakukan pembelian barang sesuai yangdiminta nasabah. Selanjutnya penyerahanbarang dilakukan langsung dari supplierkepada nasabah.

Kedua, Pelaksanaan restrukturisasipembiayaan murābahah bermasalah di PT.BNI Syariah Cabang Kendari sebagaiberikut: (a) Rescheduling (Penjadwalankembali), (b) Reconditioning (PersyaratanKembali), (c) Restructuring (PenataanKembali). Nasabah yang ingin melakukanrestruktrisasi pembiayaan murābahah makaharus menempuh langkah-langkah yangdiawali dari pengajuan usulanrestrukturisasi sampai proses untukmendapatkan persetujuan restrukturisasi.

Ketiga, kendala PenerapanRestrukturisasi pada PembiayaanMurābahah di PT. BNI Syariah CabangKendari adalah berasal dari nasabahpembiayaan itu sendiri baik dari tidakadanya i’tikad baik pihak nasabah untukmenyelesaikan pembiayaan yangbermasalah dengan tidak bersedianyadilakukan restrukturisasi serta sumber

Page 18: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Volume 2, Nomor 2, Desember 2017 Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam

- 73 -

pembayaran yang tidak jelas setelahdilakukannya restrukturisasi. Maka, bankmelakukan solusi untuk mengatasikendala-kendala tersebut denganmelakukan ketelitian dalam menganalisanasabah pembiayaan, danmempertimbangkan angsuran pihak ketigaserta melakukan tindakan tegas denganpenjualan aset agunan nasabah.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah.Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Abdul Aziz, Ensiklopedia Adab Islam Menurutal-Quran dan as-Sunnah. Jakarta:Penebar Sunnah, 2007.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor13/18/DpbS Tahun 2008.

_______Peraturan Bank Indonesia Nomor10/18/2008 Tentang RestrukturisasiPembiayaan Bagi Bank Syariah dan UnitUsaha Syariah

DSN MUI, Penjadwalan Kembali TagihanMurābahah, Fatwa DSN MUI. No.48/DSN-MUI/II/2005 TentangPenjadwalan Kembali TagihanMurābahah.

_______, fatwa DSN MUI. No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murābahah.

Hassan, Qadir, Terjemahan Nailul AutharHimpunan Hadits-hadits Hukum Jilid 4,Bina Ilmu, Surabaya, 1997.

J. Lexi, Maleong, Metodologi PenelitianKualitatif, Rosdakarya, Bandung,2000.

Kamil, Ahmad, M. Fauzan, Kitab Undang-undang Hukum Perbankan dan EkonomiSyariah Kencana, Jakarta, 2006.

Karim, Adiwarman, Bank Islam Jilid 3,Rajawali Pers, Jakarta, 2006.

Kasmir, Managemen Perbankan , RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.

_______, Analisis Laporan Keuangan, RajawaliPers, Jakarta, 2008.

Muhammad, Dwi Suwiknyo, AkuntansiPerbankan Syariah, TrustMedia,Yogyakarta, 2008.

_______, Manajemen Bank Syariah, UnitPenerbit dan Percetakan (UPP)AMP YKPN,Yogyakarta.

Mukhtar, Ghaffar Asmahani, SkripsiPenerapan PSAK No. 102, TentangPembiayaan Murābahah pada PT. BankSyariah Mandiri Cabang Medan,Universitas Sumatera Utara,Medan, 2009.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah),Bumi Akasara, Jakarta, 2003.

Nur Diana, Ilfi, Hadis-hadis Ekonomi, NalangPres, Malang, 2008.

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilali Qur’an diBawah Naungan Al-quran, GemaInsani, Jakarta, 2000.

Rivai,Veitzhal, Andriana Permata Veitzhal,Islamic Financial Management,RajaGrafindo Persada, Jakarta,2008.

Page 19: RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MURABAHAHBERMASALAH (S …

Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017

- 74 -

Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah jilid 5, Cakrawala,Jakarta, 2009.

Sinungan, Muchdarsyah, Strategi ManajemenBank, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

Sugiyono, Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R & D, Alfabeta,Bandung, 2007.

_______, Memahami Penelitian Kualitatif ,Alfabeta, Bandung, 2005.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah,Konsep, Produk dan ImplementasiOperasional Bank Syariah, Djambatan,Jakarta, 2001.

Toar, Alfian, BMT dan Bank Syariah, BMT,Kendari, 2011.

Try Andini, Paramitha, Skripsi Penyelamatandan Penyelesaian PembiayaanBerdasarkan Prinsip Murabahah PadaBank Nagari Unit Syariah Padang,Universitas Andalas Padang,Padang, 2011.

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank SyariahGramedia Pustaka Utama, Jakarta,2012.

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008tentang Perbankan Syariah.

Yudistira, Reza, Skripsi Strategi PenyelesaianPembiayaan Bermasalah pada BankSyariah Mandiri, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta,Jakarta, 2011.

BNI Syariah, Laporan Tahunan 2014, dalamhttp://www.bnisyariah.co.id/sites/default/files/laporantahunan/Annual%20Report%20BNISyariah%202014.pdf

http://kjksnu-graha.blogspot.com/2011/05/pembiayaan-bermasalah.html.

Usanti, Trisadini Prasastinah, PembiayaanBermasalah di Bank Syariah dalamhttp://aditris.files.wordpress.com/2011/12/pembiayaan-bermasalah-di-bank-syariah.doc.