Resin Akrilik ITMKG KB

  • Upload
    muabhi

  • View
    244

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Resin Akrilik ITMKG KB

    1/6

    Resin Akrilik

    Hingga saat ini resin akrilik masih sering digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan

    karena memenuhi beberapa kriteria sebagai bahan yang ideal untuk basis gigi tiruan. Resin

    akrilik dipakai karena bahan ini memiliki sifat yang menguntungkan, yaitu estetika terpenuhi,

    warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetika di dalam mulut baik, daya serap air

    relatif rendah dan perubahan dimensi kecil.

    Resin sudah begitu luas digunakan sebagai pembuat basis gigi tiruan, restorasi gigi

    (resin komposit), peralatan ortodonsia dan pedodonsia, mahkota dan jembatan (resin akrilik

    atau resin komposit), protesa maksilofasial, dai lepasan, pelindung mulut untuk atlet, sendok

    cetak, dan sebagai splin.

    Pengertian Resin Akrilik

    Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus

    strukturnya. Berdasarkan pengelompokannya, ada dua kelompok resin akrilik dalam

    kedokteran gigi. Kelompok pertama adalah turunan asam akrilik, CH2+CHCOOH dan

    kelompok lain dari asam metakrilik CH2=C(CH3)COOH.

    Jenis Resin Akrilik

    Resin akrilik dibedakan atas tiga jenis yaitu heat cured acrylic resin, visible light cured

    acrylic resin, dan cold cure acrylic resin.

    - Heat cured acrylic resin adalah resin akrilik yang memerlukan energi panas untukpolimerisasi bahan-bahan tersebut dengan menggunakan perendaman air di dalam

    waterbath, jenis resin akrilik panas lain menggunakan proses polimerisasi dengan

    gelombang mikro.

    - Visible light cured acrylic resin adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan sinaryang terlihat oleh mata. Dalam istilah lain adalah resin akrilik polimerisasi sinar

    (light cured resin) merupakan resin akrilik yang menggunakan sinar tampak untuk

    polimerisasi. Penyinaran dilakukan selama 5 menit dengan gelombang cahaya

    sebesar 400-500 nm sehingga memerlukan unit kuring khusus dengan

    menggunakan empat buah lampu halogen tungtens/ultraviolet.

    - Cold cure acrylic resin/ swapolimerisasi (self cured acrylic resin) adalah resinakrilik yang diaktifkan suatu bahan kimia lain yang ditambahkan pada monomer

  • 7/22/2019 Resin Akrilik ITMKG KB

    2/6

    yaitu tertiary amine misalnya dumethyl p Toluidine (CH3C6H4N(CH3). Bahan

    ini dikenal sebagai aktivator. Setelah polimer dicampur dengan polimer, aktivator

    akan bereaksi dengan inisiator membentuk radikal bebas dan polimerisasi mulai

    terjadi pada termperatur kamar.

    Resin Akrilik Polimerisasi Panas

    Komposisi

    Komposisi bahan resin akrilik heat-curedpada dasarnya terdiri dari bubuk dan cairan.

    Bubuknya ini memiliki sifat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai

    warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol kecoklatan untuk mencegah premature

    polymerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.

    Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas:

    1. Bubuk

    Polimer : butiran atau granul poli (metilmetakrilat)

    Inisiator : benzoil peroksida (0,2-0,5%)

    Zat warna : merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik

    2. Cairan

    Monomer : metil metakrilat

    Agen Cross-linked : etilenglikol dimetilmetakrilat (1-2%)

    Inhibitor : hidrokuinon (0,006%)

    Reaksi Polimerisasi

    Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara

    ringkas reaksinya seperti berikut :

    Bubuk (polimer) + Cairan (monomer) + Panas (eksternal) Polimer + Panas (reaksi)

    Manipulasi

    Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan

    menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan monomer biasanya

    3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat. Setelah bubuk dan cairan dicampur

    dengan perbandingan yang tepat, adonan atau campuran akrilik akan mengalami 4 tahap

    yaitu:

    a. Tahap pertama : tahap basah, seperti pasir (wet sand stage)

  • 7/22/2019 Resin Akrilik ITMKG KB

    3/6

    b. Tahap kedua : tahap lengket dan berserabut bila ditarik (tacky fibrous) selama

    polimer mulai larut dalam monomer (sticky stage).

    c. Tahap ketiga : tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan liat. Fase ini

    merupakan fase yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould. (dough/gelstage).

    d. Tahap keempat : tahap kaku seperti karet (rubbery-hard stage)

    2.2.4 Sifat-Sifat

    Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas:

    1. Pengerutan

    Kepadatan massa bahan akan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3 ketika monomer

    metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli(metilmetakrilat). Perubahan

    menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan volumetrik yang

    ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam

    penelitian laboratorium dan klinis.

    2. Perubahan DimensiProses akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang baik. Teknik

    injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan teknik

    compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk (1988) menyatakan bahwa dari hasil

    penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada injection moulding lebih rendah

    dibandingkan dengan compression moulding.

    3. Konduktivitas Termal

    Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas

    dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang rendah yaitu

    0,0006 (C/cm).17

    4. Solubilitas

    Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnyatidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.

  • 7/22/2019 Resin Akrilik ITMKG KB

    4/6

    5. Penyerapan Air

    Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam

    jangka waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada

    lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat

    mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mg/cm2. Umumnya

    mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu

    substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang

    dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigi tiruan memerlukan

    periode 17 hari untuk menjadi jenuh dengan air.

    6. Porositas

    Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat

    fisik, estetika dan kebersihan basis gigi tiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis

    gigi tiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak

    bereaksi dan berat molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai ataumelebihi titik didih bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan

    resin akrilik yang homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses

    pengadukan yang terkontrol dengan baik serta waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.

    Macam-macam porositas menurut Philips:

    a. Shrinkage porosity : Kelihatan seperti gelembung yang tidak beraturan dan bisa

    terdapat diseluruh massa resin akrilik, didalam ataupun dipermukaan gigi tiruan. Hal ini

    disebabkan karena mould yang tidak terisi adonan dengan penuh atau apabila pada proses

    curing adonan tidak menerima tekanan yang cukup.

    b. Gaseus porosity/ Internal porosity : Gelembung kecil halus yang biasanya terdapat

    pada bagian yang tebal dan bagian yang jauh dari sumber panas, disebabkan karena massa

    akrilik yang belum berpolimerisasi. Secara tiba-tiba dimasukkan dalam air mendidih dan

    suhu bisa naik sampai 100,30C (titik didih monomer) dan menyebabkan monomer yang

    menguap tidak bisa keluar udaranya sehingga terjadi pembentukan gelembung.

  • 7/22/2019 Resin Akrilik ITMKG KB

    5/6

    7. Stabilitas Warna

    Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yu-lin Lai,

    dkk (2003) mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadapstain dari nilon, silikon serta

    dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin akrilik menunjukkan nilai diskolorisasi

    yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.

    Stabilitas Warna

    Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau

    perubahan sedikit warna dari warna asalnya. Lebih sedikit perubahan terjadi pada suatu

    bahan maka semakin baik pula stabilitas warna bahan tersebut.10 Warna merupakan salah

    satu sifat bahan restorasi gigi yang cukup penting. Suatu basis gigi tiruan yang ideal

    seharusnya memiliki warna yang mendekati warna alami jaringan lunak rongga mulut.

    Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna

    Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh

    beberapa faktor, antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya

    kontak antara bahan. Semakin luas ukuran sampel maka semakin besar perubahan fisik pada

    bahan tersebut dapat terjadi. Mikroporositas menentukan terjadinya penempelan partikel

    warna daerah yang poreus. Semakin banyak porositas maka akumulasi dari zat warna yang

    terabsorbsi melalui proses difusi juga akan semakin banyak. Lama kontak antara bahan resin

    dan zat berwarna mempengaruhi perubahan warna, hal ini karena semakin lama bahan resin

    direndam maka semakin besar perubahan warna yang terjadi.

    Selain itu, stabilitas warna dan kekasaran permukaan mempunyai hubungan yang erat

    antara satu sama lain. Ini karena kekasaran permukaan akan mempengaruhi retensi plak dan

    akumulasistainpada bahan restorasi. Makin kasar sesuatu permukaan maka semakin mudah

    akumulasistain dan akhirnya menyebabkan perubahan warna pada bahan restorasi.

    Perubahan warna pada basis gigi tiruan dapat disebabkan oleh dua faktor lain yaitu

    faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

    Faktor Intrinsik

  • 7/22/2019 Resin Akrilik ITMKG KB

    6/6

    Faktor intrinsik adalah penambahan bahan penguat pada basis gigi tiruan yaitu serat

    juga menyebabkan perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik.

    Faktor Ekstrinsik

    Faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber

    eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, dan bahan pembersih gigi tiruan. Kedua faktor ini

    menyebabkan terjadinya reaksi kimia-fisik pada bahan resin. Ikatan reaksi kimia-fisik yang

    terjadi adalah penyerapan perlekatan partikel zat warna pada permukaan resin dan

    penyerapan perlekatan yang masuk ke bagian dalam melalui porositas. Konsentrasi dan lama

    paparan bahanstain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin.