Upload
lamngoc
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL LEADERSHIP) DAN KEMAMPUAN KOGNITIF (COGNITIVE ABILITY) TENTANG KELAUTAN DAN
PERIKANAN TERHADAP KEMAMPUAN PEGAWAI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING)
Sebuah Studi Expost Facto terhadap Pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Pengelolaan Sustainable Fisheries (2017)
Email: [email protected] http://p3ml.blogspot.co.id/
Simon Boyke Sinaga*, I Made Putrawan**, Nadiroh***
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
1
State University of Jakarta Association of Environmental Education and Management Researchers (AEEMaR)
* Mashasiswa Pascasarjana, Manajemen Lingkungan-UNJ, Ketua P3ML ** Guru Besar Program Manajemen Lingkungan-UNJ *** Guru Besar Program Manajemen Lingkungan-UNJ
LATAR BELAKANG
1. Kondisi Perikanan Indonesia didunia 2. Potensi Sumberdaya Perikanan 3. Indonesia Harus Menjaga Potensi Perikanan
Dari Kerugian 4. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di
Indonesia Sudah Overfishing dan Beberapa Lokasi Rawan Illegal Fishing
5. Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
6. Kepemimpinan Lingkungan, Kemampuan Kognitiv dan Pengambilan Keputusan
2
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
3
FAO 2016, Produksi perikanan tangkap dunia 2014 = 93,4 Juta ton
FAO 2016, RI produksi perikanan dunia ke-2 setelah China, diikuti USA, Rusia
4
FAO 2016, RI negara kedua Produsen Ikan Budidaya di dunia
5
LATAR BELAKANG
1. Kondisi Perikanan Indonesia didunia 2. Potensi Sumberdaya Perikanan 3. Indonesia Harus Menjaga Potensi Perikanan
Dari Kerugian 4. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di
Indonesia Sudah Overfishing dan Beberapa Lokasi Rawan Illegal Fishing
5. Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
6. Kepemimpinan Lingkungan, Kemampuan Kognitiv dan Pengambilan Keputusan
6
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
KEPMEN KP NO.47/2016, TENTANG ESTIMASI POTENSI, JUMLAH TANGKAPAN YANG DIPERBOLEHKAN, DAN
TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
7
Potensi Tangkap : 9,9 Juta Ton JUMLAH TANGKAPAN YANG DIPERBOLEHKAN (JTB) : 7,9 Juta Ton (80%) TINGKAT PEMANFAATAN: 96 ribu ton
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
POTENSI SUMBER DAYA PERIKANAN
8
• Indonesia dikenal sebagai Marine Mega-Biodiversity terbesar di
dunia: - 8.500 species ikan, merupakan 37% dari spesies ikan dunia.
- 555 species rumput laut.
- 950 species biota terumbu karang.
• Potensi perikanan budidaya payau mencapai 2,96 juta hektar.
• Potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta hektar.
8
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10110 | www.kkp.go.id Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
IRONIS….Indonesia, Negara Penghasil Ikan yang Minim Menikmati Hasil
(ikannya siapa yg makan…?
9
FAO
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
LATAR BELAKANG
1. Kondisi Perikanan Indonesia didunia 2. Potensi Sumberdaya Perikanan 3. Indonesia Harus Menjaga Potensi
Perikanan Dari Kerugian 4. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di
Indonesia Sudah Overfishing dan Beberapa Lokasi Rawan Illegal Fishing
5. Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
6. Kepemimpinan Lingkungan, Kemampuan Kognitiv dan Pengambilan Keputusan
10
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 11
INDONESIA HARUS MENJAGA POTENSI PERIKANAN DARI KERUGIAN
ILLEGAL, UNREPORTED & UNREGULATED FISHING (IUUF)
IUU Fishing secara umum berkontribusi terhadap 10% sampai 22% total
produksi perikanan dunia.2
Dampak negatif pada ekosistem kelautan dan populasi kehidupan laut sangat
besar.4 Beberapa wilayah penangkapan ikan di laut Indonesia telah dikeruk
habis dan kegiatan IUU Fishing telah merusak ekosistem laut.
Indonesia telah mengalami kerugian hingga US$ 20 miliar per tahun karena
IUU Fishing, yang juga mengancam 65% terumbu karang Indonesia5, lebih
dari 85% stok ikan global at risk,6 dan dampak buruk terhadap kegiatan
perekonomian nelayan berskala kecil.
Sumber: 2MRAG Ltd., 2009 dikutip oleh Sander et al. 2014:114 4Sander et al. 2014:114 5Managing Director and Chief of Operating Officer of the World Bank (2015) 6WWF (Oktober 2015), More Than 85 Percent of Global Fish Stocks Are at Significant Risk of Illegal Fishing – WWF Report. Tersedia di link: https://www.worldwildlife.org/press-releases/more-than-85-percent-of-global-fish-stocks-are-at-significant-risk-of-illegal-
fishing-wwf-report
Kerugian Ekonomi IUU Fishing
LATAR BELAKANG
1. Kondisi Perikanan Indonesia didunia 2. Potensi Sumberdaya Perikanan 3. Indonesia Harus Menjaga Potensi Perikanan
Dari Kerugian 4. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di
Indonesia Sudah Overfishing dan Beberapa Lokasi Rawan Illegal Fishing
5. Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
6. Kepemimpinan Lingkungan, Kemampuan Kognitiv dan Pengambilan Keputusan
12
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 13
WPP-RI 571
Jenis Ikan Status
Stok DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 572
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN WPP-RI 573
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 711
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 712
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 713
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 714
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 715
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 716
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 717
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
WPP-RI 718
Jenis Ikan Status
Stok
DEMERSAL
IKAN KARANG
PELAGIS KECIL
CUMI-CUMI
PELAGIS BESAR
UDANG
LOBSTER
KEPITING
RAJUNGAN
Sumber : Balitbang KP, 2016
PELAGIS BESAR: Jenis ikan utama : Tuna, Cakalang dan Tongkol
PELAGIS KECIL: Jenis Ikan utama : Kembung, Banyar, Layang
UDANG: Jenis Udang utama : Udang Jerbung dan Udang Dogol
DEMERSAL: Jenis ikan utama : Petek, Kurisi, Kuniran, Layur dan Kekakapan
Status tingkat eksploitasi sumberdaya ikan di WPP RI, 2015
Over-exploited
Fully-exploited
Moderate
14
Wilayah aktiftas Illegal Fishing Wilayah konservasi
TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN DI INDONESIA SUDAH OVERFISHING DAN
BEBERAPA LOKASI RAWAN ILLEGAL FISHING
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
LATAR BELAKANG
1. Kondisi Perikanan Indonesia didunia 2. Potensi Sumberdaya Perikanan 3. Indonesia Harus Menjaga Potensi Perikanan
Dari Kerugian 4. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di
Indonesia Sudah Overfishing dan Beberapa Lokasi Rawan Illegal Fishing
5. Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
6. Kepemimpinan Lingkungan, Kemampuan Kognitiv dan Pengambilan Keputusan
15
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
“Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional ”
Visi KKP
Misi KKP
KEBIJAKAN STRATEGIS KKP
Kedaulatan
(Sovereignty)
Kesejahteraan
(Prosperity)
Keberlanjutan
(Sustainabiltiy)
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
17 Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
18 Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
19
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 20
DUA KEBIJAKAN YANG LANGSUNG MENDUKUNG UPAYA PENCEGAHAN IUU FISHING
ADALAH MORATORIUM & LARANGAN TRANSHIPMENT
• Permen KP No. 56/2014 tentang Penghentian
Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan
Tangkap di WPP NRI yang diperpanjang dengan
Permen KP No. 10/2015
• Permen KP No. 57/2014 tentang Perubahan Kedua
Atas Permen KP No. PER.30/MEN/2012 tentang
Usaha Perikanan Tangkap di WPP NRI (pelarangan
Transhipment)
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 21
LANGKAH KKP PASKA MORATORIUM DAN LARANGAN TRANSHIPMENT
Menerapkan skema kebijakan kapal penangkap
ikan dan kapal penyangga dalam satu kesatuan
operasi penangkapan ikan, yang diikat dalam
Pakta Integritas (Perdirjen Tangkap 1/2016
tentang Penangkapan Ikan dalam Satu
Kesatuan Operasi)
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 22
ARAH PERBAIKAN PERIZINAN PERIKANAN TANGKAP:
MENJAGA AGAR SDI TETAP ADA UNTUK NELAYAN DI MASA DEPAN
• Arsitektur Perikanan Tangkap Indonesia
• SE Dirjen Perikanan Tangkap No. B
1234/DJPT/PT.410.D4/ 31/12/2015 tentang
Pembatasan Ukuran Kapal Penangkap
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 23
PENGATURAN KAPAL ANGKUT IKAN HIDUP
• Permasalahan Kapal Angkut Ikan Hidup
Berbendera Asing
• Arah Kebijakan untuk Pengendalian Kapal
Angkut Ikan Hidup (Permen KP No. 15/2016
tentang Kapal Pengakut Ikan Hidup)
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
24
LATAR BELAKANG 1. Kondisi Perikanan Indonesia didunia 2. Potensi Sumberdaya Perikanan 3. Indonesia Harus Menjaga Potensi Perikanan
Dari Kerugian 4. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di
Indonesia Sudah Overfishing dan Beberapa Lokasi Rawan Illegal Fishing
5. Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan
6. Kepemimpinan Lingkungan, Kemampuan Kognitif dan Pengambilan Keputusan
25
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Jones and George, 2014, merupakan proses dimana individu menggunakan pengaruh dan menginspirasi, memotivasi , memberikan arahan untuk mencapai
tujuan organisasi dan merupakan satu dari empat fungsi manajemen.
Sedangkan Schermerhorn, et al. (2005:256)
• Kepemimpinan transaksional melibatkan pimpinan dan pengikutnya, perubahan yang disetujui antara pimpinan dan pengikutnya.
• Kepemimpinan transformasional :ketika pimpinan dapat memperluas dan meningkatkan minat pengikutnya, mengarahkan minat tersebut untuk mencapai tujuan.
26
Menurut Colquitt, Lepine dan Wesson (2009: 355)
• kemampuan kognitif tinggi (IQ tinggi) cenderung lebih baik dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan.
• Kemampuan kognitif karyawan berpengaruh positif langsung terhadap Kinerja Karyawan.
27
Keterlibatan karyawan dalam pembuatan keputusan akan memberikan keuntungan selain
membangkitkan motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkannya, juga akan
memberikan keuntungan berupa semakin baiknya keputusan yang akan diambil.
28
Organizational Commitment
Job Performance
INDIVIDUAL OUTCOMES
INDIVIDUAL CHARACTERISTICS
Ability
Personality & Culture Values
Leadership: Styles &
Behaviors
Teams: Cultural Values
Teams: communication
process
Leadership: Power & Negotiation
GROUP MECHANISMS
Organizational Structure
Organizational Culture
ORGANIZATIONAL MECHANISMS
Job Satisfaction
Stress
Motivation
Learning & Decision Making
Trust, Justice & Ethics
INDIVIDUAL MECHANISMS
Sumber: Jason A. Colquitt, Jeffery A. LePine & Michael J. Wesson, Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace (New York: McGraw Hill, 2013), p. 8.
29 12/05/2017
Personality & Culture Values
Cognitive Ability
Emational Ability
Physical Ability
Gambar. Model Integrasi Prilaku Organisasi (Colquitt, 2013)
FULL RANGE OF LEADERSHIP MODEL
Idealized influence
Inspirational Motivation
Intellectiual Stimulation
Individualized Consideration
Contingent Reward
Management by Exception
Laissez-Faire
Effective
Passive Active
Ineffective Robbin & Judge(2013)
Gambar. Kempemimpinan Transaksional & Transformasional
TUJUAN
Memperoleh gambaran empirik tentang pengaruh kepemimpinan lingkungan dan
kemampuan kognitif terhadap pengambilan keputusan dalam mengelola
Sustainable Fisheries di KKP, melalui pendekatan riset explorative dengan
teknik survei kuesioner.
31 Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
RUMUSAN MASALAH 1. apakah terdapat perbedaan pengambilan keputusan
kepemimpinan lingkungan transformasional dibandingkan dengan transaksional?
2. Pada kemampuan kognitif tinggi, apakah pengambilan keputusan pada transformasional lebih baik dari pada transaksional?
3. Pada kemampuan kognitif rendah, apakah pengambilan keputusan pada transformasional lebih buruk dari pada transaksional?
4. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara kepemimpinan lingkungan dengan kemampuan kognitif terhadap pengambilan keputusan sustainable fisheries?
32 Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 (expost facto)
Metode survey dan teknik expost facto dengan desain 2x2
METODE PENELITIAN
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
1. Populasi pejabat KKP pada Pengawai
2. uji persyaratan analisis : uji normalitas dan uji homogenitas varians
3. uji hipotesis dengan menggunakan ANAVA 2x2 dan uji tukey
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
METODE PENELITIA
Kisi-Kisi Instrumen
Paradigma Sustainable Fisheries System, Charles (2001)
1. Keberlanjutan ekologi (ecological sustainability)
2. Keberlanjutan sosio-ekonomi (socioeconomic sustainability)
3. Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
HASIL PENELITIAN Tabel Two-Way ANOVA
presise () 0,01 = very significant presise () 0,05 = significant
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
37
Kelompok yang
dibandingkan
Q hitung Q tabel Keterangan
A1B1 dengan A2B1 6,62 3,77 Signifikan
A1B2 dengan A2B2 15,41 3,77 Signifikan
Tabel Hasil uji Tukey
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
38 Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
KESIMPULAN
1. Terdapat perbedaan kemampuan pengambilan keputusan dalam mengelola sustainabel fisheries
2. terdapat perbedaan kemampuan pengambilan keputusan kemampuan kognitif tinggi dan rendah
3. kemampuan pengambilan keputusan bukan hanya dipengaruhi environmental leadership melainkan di pengaruhi oleh kemampuan kognitif, apakah tinggi atau rendah.
39 Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
IMPLIKASI 1. Pentingnya Pengambilan Keputusan dengan Kepemimpinan
Lingkungan dan Pengambilan Keputusan tentang kelautan dan perikanan.
2. Pengambilan Keputusan dipengaruhi oleh Kepemimpinan Lingkungan dan Kemampuan Kognitif
3. Tardapat pengaruh interaksi antara antara Kepemimpinan Lingkungan dengan Kemampuan Kognitif terhadap Pengambilan Keputusan pegawai.
4. Temuan ini berimplikasi bahwa pro lingkungan konsep Sustainable Fisheries, dasar untuk berinteraksi dengan lingkungan dan tindakan terhadap lingkungan yang ditentukan Kepemimpinan Lingkungan dan Kemampuan Kognitif
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
“Dalam Konteks Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk pengelolaan perikanan
berkelanjutan”
TERIMA KASIH
41
Rumuskan hasil uji hipotesis
1. Hipotesis Pertama terdapat perbedaan pengambilan keputusan sustainable fisheries antara karyawan yang menilai atasannya mempunyai kepemimpinan lingkungan transformasional dibandingkan dengan transaksional
2. Hipotesis Kedua terdapat perbedaan pengambilan keputusan sustainable fisheries antara karyawan yang memiliki kemampuan kognitif tentang kelautan dan perikanan tinggi dan rendah
42
3. Pada kelompok karyawan yang memiliki kemampuan kognitif tinggi tentang kelautan dan perikanan tinggi, pengambilan keputusan sustainable fisheries karyawan yang memiliki atasanya mempunyai kepemimpinan lingkungan transformasional lebih baik dari pada yang memiliki atasannya mempunyai kepemimpinan transaksional
43
4. Hipotesis Keempat Pada kelompok karyawan yang memiliki kemampuan kognitif tentang kelautan dan perikanan rendah, apakah pengambilan keputusan sustainable fisheries karyawan yang menilai atasannya mempunyai kepemimpinan lingkungan transformasional lebih buruk dari pada yang memiliki atasannya mempunyai kepemimpinan transaksional
44
5. Hipotesis Kelima Interaksi antara interaksi antara kepemimpinan lingkungan dengan kemampuan kognitif tentang kelautan dan perikanan terhadap pengambilan keputusan sustainable fisheries karyawan
45
SARAN
1. Perlu diterapkan pemikiran pengawai dari awal mengenai sustainabel fisheries
2. Diperlukan upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam pengambilan keputusan
3. Perlu kajian penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel yang belum diteliti
“Dalam Konteks Strategi Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk
pengelolaan perikanan berkelanjutan”
Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017
Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 (expost facto)
Variabel Terikat (Y) = Pengambilan Keputusan (Discusion Making)
Variabel Bebas (A) = Kepemimpinan Lingkungan (Environmental Leadership)
(A1) = Kepemimpinan Lingkungan Transformasional
(A2) = Kepemimpinan Lingkungan Transaksional
Variabel Atribut (B) = Kemampuan Kognitif (Cognitive Ability)
(B1) = Kemampuan Kognitif tinggi
(B2) = Kemampuan Kognitif rendah
A1B1 = Skor Kepemimpinan Lingkungan Transformasional dan Kemampuan Kognitif tinggi dalam kaitannya dengan terbentuknya Pengambilan Keputusan
A2B1 = Skor Kepemimpinan Lingkungan Transformasional dan Kemampuan Kognitif rendah dalam kaitannya dengan terbentuknya Pengambilan Keputusan
A1B2 = Skor Kepemimpinan Lingkungan Transaksional dan Kemampuan Kognitif tinggi dalam kaitannya dengan terbentuknya Pengambilan Keputusan
A2B2 = Skor Kepemimpinan Lingkungan Transformasional dan Kemampuan Kognitif rendah dalam kaitannya dengan terbentuknya Pengambilan Keputusan
Keterangan :
HASIL PENELITIAN Tabel Two-Way ANOVA
ns = non significant * = significant ** = very significant
Note : presise () 0,01 = very significant presise () 0,05 = significant
df (degree of freedom) Derajat kebebasan Sum of squares : Jumlah Kuadrat Mean sum of squares : rerata jumlah kuadrat
HASIL PENELITIAN
HIPOTESIS 1: Dari hasil perhitungan ANAVA, dengan kriteria tolak Ho jika nilai Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi α = 0,05, diketahui bahwa nilai Fhitung = 54,508 > Ftabel = 4,06 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Terdapat perbedaan pengambilan keputusan sustainable fisheries antara karyawan yang menilai atasannya mempunyai kepemimpinan lingkungan transformasional dibandingkan dengan transaksional
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.10 Hasil uji Tukey
uji Tukey dengan kriteria pengujian tolak Ho jika nilai Qhitung> Q tabel pada taraf signifikansi α=0,05, diketahui bahwa nilai Qhitung = 6,62 sedangkan nilai Q tabel = 3,77. Dengan demikian H1 diterima
HIPOTESIS 2: kelompok karyawan yang memiliki kemampuan kognitif tinggi tentang kelautan dan perikanan tinggi, pengambilan keputusan sustainable fisheries karyawan yang memiliki atasanya mempunyai kepemimpinan lingkungan transformasional lebih baik dari pada yang memiliki atasannya mempunyai kepemimpinan transaksional
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.10 Hasil uji Tukey
Kemudian setelah diuji tingkat signifikansi perbedaan menggunakan uji Tukey dengan kriteria pengujian tolak Ho jika nilai Qhitung> Qtabel pada taraf signifikansi α=0,05, diketahui bahwa nilai Qhitung = 15,41 sedangkan nilai Qtabel=3,77. Dengan demikian H0 diterima
HIPOTESIS 3: kelompok karyawan yang memiliki kemampuan kognitif tentang kelautan dan perikanan rendah, apakah pengambilan keputusan sustainable fisheries karyawan yang menilai atasannya mempunyai kepemimpinan lingkungan transformasional lebih buruk dari pada yang memiliki atasannya mempunyai kepemimpinan transaksional
Beberapa penjelasan dan karakteristik model kepemimpinan transaksional dan transformasional adalah
sebagai berikut:
1. Laissez-Faire adalah berkaian dengan lepas tanggung jawab, menghindari membuat keputusan.
2. Manajemen pengecualian passif (Passive management by exception) adalah interfensi jika ada hal yang tidak memenuhi aturan.
3. Manajemen pengecualian aktif (Active management by exception) adalah berkaitan dengan pengawasan dan mencari penyimpangan aturan dan standar serta mengambil tindakan yang benar.
4. Kontingensi penghargaan (Contingent reward), kontrak pertukaran imbalan, menjanjikan imbalan untuk kinerja baik, menghargai penyelesaian pekerjaan.
52
5. Pertimbangan Individu (Individual Consideration) adalah memberikan perhatian, Memperlakukan setiap karyawan secara individu-individu.
6. Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation) adalah mengembangkan kecerdasan, rasional, hati-hati dalam penyelesaian masalah.
7. Motivasi inspirasional (Inspirational motivation) adalah menyampaikan harapan tinggi, penggunaan symbol-simbol agar focus pada tujuan, mengunngkapkan tujuan penting dengan cara sederhana.
8. Pengaruh ideal atau karisma (Idealized influence or charisma) adalah berkaitan dengan penyampaian visi (vision) dan misi (mission), menanamkan kebanggaan, meningkatkan rasa hormat (respect) dan kepercayaan (trust).
53
Adapun 4 (empat) elem model kepemimpinan transformasional adalah:
1. Membuat visi strategis (create a strategic vision) : Pemimpin membuat visi institusi kedepan yang melibatkan karyawan dengan tujuan diluar ekspektasi yang karyawan pikir mungkin diraih.
2. Mengkomunikasikan visi (Communicate the Vision): Mengkomunikasikan visi adalah sebuah proses. Sangat penting dalam kepemimpinan adalah dapat membangunan bersama-sama visi organasasi dan visi merupakan hal yang sangat penting dalam kepemimpinan transformasional.
3. Bentuk atau model visi (Model the Vision): Pemimpin transformasional tidaka hanya membicarakan visi, namun pemimpin melaksanakannya dan mengikuti sejauh mana implementasinya.
4. Membangun komitment visi kedepan (Build commitment towards the vision): Mentransformasikan visi dalam kenyataan membutuhkan komitmen karyawan. Pemimpin transformasional komitmen ini dengan beberapa cara, yaitu dengan kata-kata (words), Simbol-simbol (Symbols) dan membuat cerita yang membangun antusiasme yang memberikan semangat karyawan untuk mengadopsi visi pimpinan.
54
• Keterlibatan karyawan dalam pembuatan keputusan akan memberikan keuntungan selain membangkitkan motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkannya, juga akan memberikan keuntungan berupa semakin baiknya keputusan yang akan diambil.
55
Menurut Simon, "every decision involves elements of two kinds, which were called Jactuar and "value" elements mspectively." Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan adalah memilih alternatif berdasarkan fakta dan nilai. Keputusan yang baik akan membantu individu untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Herbert A. Simon, Administrative Behavior, A Study of Decision Making Processes in Administrative Orgnizations, (New York: The Free Press, 1997), h. 55
56