114
REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI RCTI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ITA BASITHA FIRMAN NIM: 1110051000122 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

REPRESENTASI KULTUR ISLAM

DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI RCTI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ITA BASITHA FIRMAN

NIM: 1110051000122

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

i

REPRESENTASI KULTUR ISLAM

DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI RCTI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ITA BASITHA FIRMAN

NIM: 1110051000122

Pembimbing,

Fita Fathurokhmah, M.Si

NIP: 19830610 200912 2 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 3: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

ii

Page 4: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2014

Ita Basitha Firman

Page 5: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

iv

ABSTRAK

ITA BASITHA FIRMAN

NIM: 1110051000122

Representasi Kultur Islam dalam Tayangan Adzan Magrib di RCTI

Perkembangan televisi di Indonesia saat ini sudah sangat maju, hal ini berkaitan

dengan banyaknya stasiun televisi yang bermunculan, maka semakin banyak pula

informasi yang disampaikan oleh televisi. Salah satu program yang wajib ada di setiap

stasiun televisi yaitu tayangan adzan. Secara umum tayangan adzan harus bisa

mengungkapkan representasi konsep kultur Islam seperti aktivitas ibadah ritual kepada

Tuhan (rabbaniyah), baik berupa keindahan bangunan-bangunan masjid, serta keagungan

ciptaan Tuhan seperti alam semesta beserta isinya. Adapula yang menampilkan aktivitas

hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya seperti melaksanakan shalat, mengaji,

ataupun berdoa. Namun RCTI mengemas dengan alur cerita yang berbeda dengan alur

adzan pada umumnya, dengan versi “IBU” dan merepresentasikan nilai kasih sayang

seorang ibu kepada anaknya tanpa ada visual ajakan untuk melaksanakan shalat.

Rumusan masalah penelitian yaitu: Apa makna yang terkandung dalam tayangan

adzan magrib RCTI dengan pendekatan analisis semiotika model Charles Sanders Peirce?

Apa yang direpresentasikan oleh RCTI dalam alur cerita adzan magrib?

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis

berpendapat bahwa alam semesta, secara epistimologis adalah sebagai hasil konstruksi

sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

deskriptif bertujuan untuk mengankat fakta, keadaan, variabel dan fenomena-fenomena

yang terjadi ketika penelitian berlangsung.

Teori yang digunakan adalah analisis Semiotika model Charles Sanders Peirce

yang menurut objeknya membagi tanda atas Ikon, Indeks, dan Simbol. Teori Christ

Barker Representasi media dimaknai sebagai bagaimana dunia dikonstruksikan dan

direpresentasikan secara sosial, disajikan kepada kita dan oleh kita didalam pemaknaan

tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah media elektronik RCTI. Sedangkan yang

menjadi objek dalam penelitian ini adalah tayangan adzan magrib versi “IBU”. Peneliti

melakukan analisis data dengan menganalisis gambar.

Penemuan dari penelitian pada tayangan adzan magrib versi “IBU” di RCTI,

makna yang terkandung adalah ibadah vertikal kepada Allah dengan cara ajakan untuk

melaksanakan ibadah shalat, ibadah sosial yang baik dengan cara berbakti kepada ibu.

Representasi kultur Islam adalah datangnya waktu magrib dengan langit berwarna

keemasan, representasi simbol jika seorang ingin sukses maka harus bekerja keras,

representasi pada budaya yang mematikan telepon saat sedang meeting, Asyhadu Allah

Ilaaha Illallah dinamakan Syahadat Tauhid, tiada kata muda dalam mencari uang, wajib

mengingat ibu jika telah suskses dalam karir, makna menyayagi ibu walaupun telah

meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran dan jasa orang tua

sangatlah besar, kerinduan ibu kepada anaknya, tidak melupakan ibu sesibuk apapun

pekerjaan kita, berbakti kepada ibu adalah kemuliaan tertinggi, wajib memperlakukan ibu

dengan sebaik-baiknya, doa setelah mendengarkan adzan. Tayangan adzan magrib

dengan tema "lBU" di RCTI merepresentasikan kultur islam dengan cara berbakti kepada

orang tua terlebih ke ibu. Sesibuk apapun kita dalam pekerjaan setiap harinya wajib bagi

kita selaku anak untuk memberi kabar dan menanyakan keadaan ibu, karena ibu selalu

mengingat kita kapanpun dan dimanapun kita berada.

Keyword: Semiotika, Representasi, Tayangan Adzan.

Page 6: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, kemudahan,

dan kelancaran dalam proses pengerjaan karya sederhana ini hingga selesai.

Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW,

kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kita umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Representasi Kultur Islam dalam Tayangan Adzan

Magrib di RCTI ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga karya ini menjadi salah

satu bentuk pembelajaran.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang telah

memberi dukungan, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setulusnya

kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan,

M.A, Dr. Suprapto, M.Ed, Ph.D. selaku Wadek I bidang akademik, Drs.

Jumroni, M.Si, selaku Wadek II bidang administrasi umum, dan Drs.

Sunandar, M.Ag, selaku Wadek III bidang kemahasiswaan.

Page 7: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

3. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam. Kemudian, Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku

sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus selaku dosen

pembimbing dalam penelitian ini yang senantiasa bersabar serta

meluangkan waktunya untuk membimbing segala kesulitan yang dihadapi

peneliti .

4. Seluruh dosen Fakulta Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga

peneliti dapat mengamalkan ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan.

5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah membantu peneliti dalam urusan administrasi selama

perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku

literatur sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Stasiun teleisi RCTI (rajawali citra televisi Indonesia) yang dengan baik

hati telah mengizinkan untuk melakukan penelitian terkait skripsi.

Terutama kepada Bapak Asril selaku HRD RCTI dan Bapak Emri Akbaril

Syah selaku produser tayangan adzan RCTI yang bersedia meluangkan

waktu kepada peneliti untuk diwawancara berkaitan dengan skripsi

peneliti.

Page 8: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

vii

8. Hadiah spesial dan berharga untuk ayahanda tercinta Drs H. Supirman Ali

dan Ibunda Hj.Mislia Sutra Ali yang dengan cinta kasih sayangnya selalu

mendukung dan memberi doa hingga linangan air mata, serta sebagai

tempat berbagi suka mau pun duka selama perkuliahan. Dukungan secara

moril mau pun materil dalam pengerjaan skripsi ini yang begitu besar dan

tak pernah putus juga menjadi semangat terkuat bagi peneliti agar terus

berjuang dalam mewujudkan cita-cita.

9. Kakak dan adik-adikku tersayang Risqa Fadhielah, Irha Bashira Firman,

Ashabul Kahfi dan Mulia Amalia Firman, yang telah memberikan

dukungan selama perkuliahan dan semangat untuk penyelesaian skripsi

ini.

10. Rachmat Hidayat tercinta dan tersayang sebagai penyemangat yang selalu

setia meluangkan waktu untuk mendampingi dalam melaksanakan

bimbingan dan penelitian, menemani suka mau pun duka peneliti selama

penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat tercinta yang selama melaksanakan perkuliahan

Izzatunnisa, Fitri Silviah, Isyana Tungga Dewi, Inayatul Fitria, Rika

Alisha, Erva Dwi Jayanti, Cory Carolina dan lainnya yang tidak cukup

peniliti tulis satu persatu menjadi tempat berbagi suka dan duka peneliti.

Semoga kesuksesan dapat kita genggam bersama di masa mendatang.

12. Teman-teman kelas KPI D angkatan 2010 dan teman-teman di jurusan lain

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 atas

Page 9: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

viii

kekompakannya dalam menghabiskan waktu bersama yang hampir empat

tahun masa perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti

ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan

adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala

kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin.

Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna,

namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan

segenap keluarga besar civitas akademika Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

Jakarta, Agustus 2014

Ita Basitha Firman

Page 10: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8

F. Metodologi Penelitian ............................................................... 9

1. Paradigma Penelitian ........................................................... 9

2. Pendekatan Penelitian .......................................................... 11

3. Metode Penelitian ................................................................ 13

4. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 14

5. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 15

6. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 15

a. Observasi ........................................................................ 15

b. Wawancara Mendalam ................................................... 16

c. Dokumentasi .................................................................. 17

7. Teknik Analisis Data ............................................................ 18

8. Pedoman Penulisan Skripsi .................................................. 18

G. Sistematika Penulisan ................................................................ 18

BAB II : KAJIAN TEORITIS

A. Teori Representasi Chris Barker ............................................... 20

B. Semiotika ................................................................................... 22

Page 11: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

x

1. Konseptualisasi Semiotika ................................................... 23

2. Semiotika Charles Sanders Peirce ....................................... 26

C. Kultur Islam ............................................................................... 31

1. Pengertian Kultur Islam ....................................................... 31

D. Ruang Lingkup Televisi ............................................................ 32

1. Pengertian Televisi ............................................................... 32

2. Sejarah Televisi di Indonesia ............................................... 33

3. Karakteristik Televisi ........................................................... 36

E. Adzan ......................................................................................... 37

1. Sejarah Adzan ...................................................................... 37

2. Pengertian Adzan ................................................................. 38

3. Keutamaan Adzan ................................................................ 39

F. Media Elektronik ...................................................................... 40

1. Media Televisi ..................................................................... 41

BAB III : PROFIL DAN GAMBARAN

A. Sejarah perkembangan RCTI .................................................... 43

B. Logo RCTI ................................................................................ 46

C. Visi dan Misi RCTI ................................................................... 47

D. Struktur Organisasi RCTI .......................................................... 49

E. Profil Tayangan Adzan .............................................................. 49

F. Mekanisme dan Langkah-Langkah Produksi Program

Tayangan Adzan di RCTI .......................................................... 53

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Analisis Semiotika dan Representasi Kultur Islam Pada Tayangan

Adzan Magrib RCTI ......................................................................... 54

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 89

B. Saran ......................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Pribadi dengan Produser Tayangan Adzan Magrib

RCTI

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Penelitian / Wawancara

Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

Lampiran 6 Foto Bersama Narasumber

Page 13: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan televisi di Indonesia saat ini sudah sangat maju, hal ini

berkaitan dengan demikian banyaknya stasiun televisi yang bermunculan.

Pada awal tahun 2005 sudah banyak stasiun televisi yang mengudara yaitu:

TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, Global TV, Trans TV, Trans 7, O

Channel, jak TV dan MetroTV1. Dengan banyaknya stasiun televisi yang

mengudara maka semakin banyak pula informasi yang disampaikan oleh

televisi baik dari berbagai daerah maupun negara lain. Salah satu program

yang wajib ada di stasiun televisi yaitu tayangan adzan.2

Media komunikasi yang termaksud media massa adalah radio siaran

dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik surat kabar dan

majalah3. Televisi merupakan sistem bercerita yang tersentralisasi. Dapat saja

berbentuk sinetron, iklan komersial, berita ataupun program lainnya yang di

siarkan dari ruang produksi terkendali dan di sebar luaskan melalui transmitter

ke setiap rumah yang memiliki televisi4.

1Perkembangan Televisi Indonesia, Artikel diakses dari,

http://www.id.metapencarian.com/web?q=+perkembangan+televisi+indonesia. 2 Tayangan Adzan, Artikel diakses pada 10 Mey 2014 dari http://obor-

lampu.blogspot.com/tayangan-adzan-di-tv.html 3Onong U Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2004) Cet.Ke-18,h.22-26. 4 Iswandi Syahputra, jurnalistik Infotainment , kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri

Televisi(Yogyakarta:Pilar Media, 2007), h.70-71.

Page 14: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

2

Masalah komunikasi yang terus berkembang selalu akan ada keterkaitan

dengan keberadaan media sebagai alat komunikasi. Dengan perkembangan

komunikasi yang semakin pesat memudahkan orang dalam menyampaikan

pesan kepada khalayak luas dalam waktu yang bersamaan. Dengan hadirnya

media televisi dalam kehidupan sehari-hari memudahkan manusia dalam

berkomunikasi. Media merupakan sarana yang dapat digunakan komunikator

dalam menyampaikan pesan kepada komunikan.

Televisi adalah salah satu media yang telah dikenal oleh masyarakat

sebagai media massa yang mampu menyampaikan pesan secara serentak dan

membawa dampak yang sangat besar5. Berbagai macam acara yang disiarkan,

dan khalayaklah yang dinilai berhak untuk memilih acara apa yang akan

ditonton. Pada dasanya media massayang sangat berpengaruh tetapi pengaruh

ini disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi reaksi mereka. Pendidikan masyarakat yang semakin

baik, diharapkan sebagai peran utama yang mampu membantu masyarakat

untuk menyeleksi dengan baik acara-acara televisi tersebut.

Rajawali Citra Televisi (RCTI) merupakan stasiun televisi swasta

pertama di indonesia. yang memiliki jangkauan terluas di Indonesia,

mengudara untuk pertama kalinya pada 13 november 1988 dan baru di

resmikan pada 24 agustus 1989, dan pada waktu itu siaran RCTI masih

bersifat lokal6. melalui 48 stasiun relaynya program-program RCTI disaksikan

oleh lebih dari 190,4 juta pemirsa yang tersebar di 478 kota diseluruh

5Sunandar, TelaahFormatKeagamaan di Televise, TesisMagister Agama

(Jakarta:Perpustakaan UIN syahid,1999), h. 3. 6Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 18-19

Page 15: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

3

nusantara, atau kira-kira 80, 1 persen. Disertai dengan program atau tayangan

yang menarik sehingga mengambil minat pengiklan untuk menayangkan

promo mereka di RCTI. Seperti halnya pada tayangan adzan magrib, hampir

semua stasiun televisi mempunyai alur cerita masing-masing namun RCTI

disini mengemas dengan cara berbeda yang mulai ditanyangkan pada 8 juli

2013 sampai sekarang dengan versi “merindu Ibu kepada anaknya” dengan

mengemas tayangan dengan alur cerita dengan teks adzan magrib.

Sekitar pukul 18.00 WIB, akan terdengar kumandang adzan magrib di

wilayah Indonesia bagian barat yang sebelumnya telah berkumandang dari

wilayah Indonesia bagian timur dan tengah. Adzan merupakan pemberitahuan

kepada umat muslim untuk segera melaksanakan salah satu kewajiban mereka

yaitu melakanakan ibadah shalat. Kewajiban tersebut merupakan perintah

Allah yang telah tercantum dalam Al Qur‟an sebagai pedoman umat islam.

Mentri agama RI, Suryadhamra Ali mengatakan bahwa saat ini 85%

penduduk di Indonesia atau sekitar 199.959.285 jiwa adalah penganut agama

islam. Oleh karena itu, selain di kumandangkan melalui mesjid-mesjid di

seluruh plosok, adzan magrib juga ditayangkan melalui stasiun-stasiun

televisi. Selain untuk menghargai mayoritas umat muslim, tayangan adzan

magrib melalui televisi mampu menjangkau masyarakat secara lebih luas dan

lebih dekat karena adzan dapat hadir di rumah, di kantor hingga di kamar

tidur. Sehingga mereka yang lalai, malas, sibuk, atau lupa dapat diingatkan

kembali akan kewajiban mereka.

Page 16: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

4

Shalat merupakan kewajiban bagi umat muslim yang telah memasuki

usia akil baligh, namun akan sangat baik jika kewajiban ini ditanamkan pada

anak-anak sejak dini. Rasulullah Saw berkata, “Ajarilah anak-anakmu shalat

ketika mereka berusia tujuh tahun, dan ketika mereka berusia sepuluh tahun,

hukumlah jika mereka melalaikan shalat” (Wahf al-qahthani, 2006, h. 46).

Oleh karena itu akan sangat baik jika tayangan adzan magrib di televisi dapat

merangsang dan menarik perhatian bagi masyarakat yang mendengarkannya,

sehingga mereka termotivasi untuk melaksanakan shalat.Televisi tampaknya

mempunyai sifat yang istimewa dibandingkan dengan media massa lainnya

(radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainnya)”. Sebagai media

informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampuh untuk menyampaikan

pesan. Karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah di

alami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu yang bersamaan.

Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan

komunikan.

Secara umum tanyangan adzan harus bisa mengungkapkan gambaran

konsep kultur Islam yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan serta aktivitas

ibadah ritual kepada Tuhan (rabbaniyah).

Saat ini tayangan adzan magrib di televisi telah menampilkan simbol-

simbol kultur Islam, baik berupa keindahan bangunan-bangunan masjid, serta

keagungan ciptaan Tuhan seperti alam semesta beserta isinya. Selain itu juga

tanyangan tersebut ada yang mengandung usur-unsur seperti sikap toleransi

sesama umat beragama, ini menggambarkan hubungan horizontal manusia

Page 17: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

5

dengan sesama. Adapula yang menampilkan aktivitas hubungan vertikal

manusia dengan Tuhannya seperti melaksanakan shalat, mengaji, ataupun

berdoa.

Tayangan adzan di televisi berdurasi sekitar empat menit. Isi dari

tayangan adzan tersebut telah mengungkapkan gambaran kultur islam dengan

kemampuan yang dimiliki televisi, maka pemahaman mengenai makna dan

fungsi adzan dapat disampaikan secara menarik dan tidak membosankan.

Adzan merupakan lafal yang istimewa dan terdapat banyak keutamaan bagi

yang mengumandangkan adzan.

Kreatifitas awak produksi televisi tak pernah berhenti. Mereka terus

terpacu untuk membuat karya yang lebih baik lagi. sering kita temukan

kumandang azan Maghrib, yang kalau kita perhatikan gambarnya, ternyata

film pendek tersebut ada alur ceritanya. Gambar dikemas dengan teknik

sinematografi yang indah kisah yang diangkat pun juga tak kalah indah.

keseluruhan stasiun televisi mengangkat tema atau alur cerita tayangan adzan

yang menggambarkan representasi nilai keislaman dari berbagai aspek

kehidupan sehari-hari. Alur cerita dan gambar visualnya tidak lepas dari

adegan orang adzan, sekelompok orang yang berami-ramai berjalan menuju

mesjid untuk menjalankan ibadah shalat berjamaah, orang berwudhu di sertai

dengan adegan sebagian orang yang sedang mengaji plus pemandangan alam

indonesia yang indah, suatu pedesaan yang masih asri dengan pemandangan

sawah, jembatan, pemukiman, gunung serta langit senja yang menunjukkan

waktu mendekati magrib. Kadang juga di selang seling dengan pemandangan

mesjid-mesjid berikut ragam arsitektur islami yang terkenal yang di padukan

Page 18: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

6

dengan lafal adzan serta maknanya. Penyampaiannya menggunakan bahasa

arab dan untuk maknanya menggunakan bahasa indonesia.

Ada beberapa alur cerita yang pernah diangkat menjadi ilustrasi

kumandang azan Maghrib di beberapa stasiun televisi . Ada kisah tentang dua

orang pendaki gunung suami istri yang sholat berjamaah di puncak gunung

(Trans TV), kisah tentang sebuah keluarga yang ceritanya sedang bepergian.

Ayah Ibu dan putrinya. Hujan deras, jalan mereka terhalang tiang antena

televisi yang ambruk, di sebuah rumah sederhana di pedesaan. Ayah keluar

ingin menegakkan kembali antena anaknyapun tidak mau ketinggalan, dia

keluar mobil dan bermain hujan-hujanan. Melihat ada seorang gadis penghuni

rumah sederhana yang tertarik ikut juga bermain hujan. Mereka menjadi

akrab dan Sholat berjamaah. Sambil menunggu orangtua anak penghuni

rumah sederhana ini pulang. Dan akhirnya ketika mereka berpamitan, mereka

bertukar cindera mata. Ini juga cerita yang indah menurut saya. Persahabatan

yang tidak mengenal strata sosial (SCTV) dan kisah seorang anak muda yang

bersepeda melawati beberapa pepohonan dan berhenti di salah satu tempat

yang menjjual berbagai makanan, pemuda tersebut membeli sebungkus

makanan dan air mineral lalu mengayunkan kembali sepedanya menuju masjid

besar, di depan masjid tersebut terlihat anak yang sedang duduk sendiri,

kemudian pemuda tersebut memberikan bungkusan makanan kepada anak

tersebut kemudian berjalan menuju masjid untuk menunaikan sholat (ANTV).

Dari beberapa tayangan atau gambaran adzan tersebut sangat berbeda

dengan tayangan atau alur cerita adzan yang di sajikan pada stasiun televisi

RCTI edisi 8 Juli 2013 Yang mana RCTI mengemas dengan alur cerita yang

Page 19: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

7

tidak menggambarkan atau merepresentasikan perintah berwudhu dan sholat

melainkan merepresentasikan nilai kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

meneliti sebuah tayangan adzan pada televisi RCTI Maka judul penelitian

adalah: “Representasi kultur Islam dalam tayangan adzan magrib di

RCTI”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembatasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi

masalah yang akan di bahas yaitu hanya kepada representasi kultur Islam

dalam tayangan adzan magrib di RCTI.

Perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa makna yang terkandung dalam tayangan adzan magrib RCTI dengan

pendekatan analisis semiotika model Charles Sanders Peirce ?

2. Apa yang direpresentasikan oleh RCTI dalam alur cerita adzan magrib?

C. Tujuanpenelitian

Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan

dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa makna yang terkandung dalam tayangan adzan

magrib RCTI dengan pendekatan analisis semiotika model Charles

Sanders Peirce

2. Untuk mengetahui apa yang direpresentasikan oleh RCTI dalam alur cerita

adzan magrib

Page 20: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat dan kegunaan sebagai berikut :

1. Manfaat akademis: Penelitian ini secara akademis dapat memberikan

kontribusi positif pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks

analisis semiotika, serta dapat memberikan informasi kepada mahasiswa

Fakultas Ilmu Dakwan Ilmu Komunikasi tentang makna tayangan adzan

yang terdapat di TV RCTI.

2. Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para

praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam agar lebih

mengetahui mengenai tayangan adzan magrib di televisi serta sebagai

perbandingan dan masukan bagi kita semua sebagai mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. TinjauanPustaka

Dalam menentukan judul penelitian ini peneliti sudah mengadakan studi

literatur ke perpustakaan-perpustakaan. Menurut pengamatan peneliti dari

hasil observasi yang peneliti lakukan sampai saat ini hanya menemukan, yaitu:

Muhammad Ghalih mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu

Komunikasi yang berjudul “ Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib (

Semiotika dalam Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv

Page 21: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

9

Banjarmasin).7 Pada skripsi ini terdapat perbedaan objek penelitiaanya. Pada

skripsi ini objek penelitiannya adalah Tayangan Adzan Magrib pada Televisi

Lokal Duta Tv Banjarmasin, yang mencoba menggali simbol, indeks dan icon

yang terdapat dalam tayangan adzan dengan menggunakan perspektif

semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini menganalisis sebuah tayangan

televisi.

Selain itu penulis juga menjadikan skripsi Fathur Rozi mahasiswa

Universitas Muhammadia Malang Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Komunikasi yang berjudul “ Makna Visual Tayangan

Adzan Analisis Semiotika Visual Tayangan Adzan Magrib Versi Kisah

Seorang Anak Miskin di Stasiun Televisi Indosiar”.8 pada skripsi ini

membahas tentang makna visual yang terkandung dalam tayangan adzan yang

berupa alur cerita tentang kisah seorang anak miskin. Mencoba menggali

makna konotasi dan denotasi yang menggunakan teori Roland Barthes.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma penelitian

Paradigma dapat dikatakan sebagai cara pandang yang digunakan

untuk memahami komplesitas yang ada dalam dunia nyata. Menurut

Patton paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi penganut dan

praktisinya, paradigm menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah

7Muhammad Ghalih, Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika dalam

Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 2013. 8Fathur Rozi, Makna Visual Tayangan Adzan Analisis Semiotika Visual Tayangan Adzan

Magrib Versi Kisah Seorang Anak Miskin di Stasiun Televisi Indosiar, Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadia Malang, 2008.

Page 22: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

10

dan juga masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan pada

mereka mengenai apa yang harus dilakukan tanpa harus melakukan

pertimbangan eksistensial ataupun epistimologis yang panjang9.

Paradigma konstruktivis menganggap komunikan bersifat aktif.

Komunikan merupakan mahluk hidup yang memiliki akal dan pikiran

dalam menentukan sikap, sehingga apabila seseorang menyampaikan

pesan kepada orang lain, pesan yang diterima oleh orang tersebut akan di

maknai berbeda. Sebagai contoh, seorang guru menyampaikan pesan

kepada muridnya. Guru itu mengatakan " BULAT" maka belum tentu

pesan yang diterima oleh murid itu "BULAT". Kenapa seperti itu? karena

konstruktivis memandang setiap orang akan berbeda saat memahami atau

memaknai suatu pesan. Manusia memiliki latar belakang yang berbeda

satu dengan lainnya, walaupun dia hidup dalam satu lingkungan yang

sarna. Karena manusia memiliki pengalaman secara psikologis dan

sosiologis yang berbeda. Kedua hal ini yang membuat pemaknaan setiap

orang berbeda-beda.

Pandangan konstruktivis melihat realitas merupakan hasil

bentukan manusia. Realitas adalah bentuk penafsiran manusia. Realitas

ada didalam pikiran manusia, bukan diluar pikiran manusia. Sehingga

disebut realitas subjektif.

Dalam kajian media, konstruktivis tidak melihat media hanya

sebagai alat penyampaian pesan. Tetapi media merupakan alat

9 Deddy Mulyana. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2003) h.9.

Page 23: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

11

mengkonstruksi pesan. Media bukan cermin yang merefleksikan peristiwa

begitu saja. Sehingga apa yang kita lihat dimedia merupakan realitas yang

dibentuk. Dan realitas hasil bentukan itu dibuat sedemikian rupa agar

khalayak menyakini kebenarannya.10

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan

memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan

dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah orang

yang memiliki sifat openminded. Karenanya, melakukan penelitian

kualitatif dengan baik dan benar bearti telah memiliki jendela untuk

memahami dunia psikologi dan realitas sosial11

.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat

penemuan. Dalam penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh

karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas

jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti

menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan

terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,

untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi

sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data,

dan meneliti sejarah perkembagan.

Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya

memiliki kemampuan brain, skill/ability, bravery atau keberanian, tidak

10

Dani Verdiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, ( Jakarta: Indeks,

2008), cet-2 h. 50. 11

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Gitanyali, 2004), h.2.

Page 24: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

12

hedonis dan selalu menjaga networking, dan memiliki rasa ingin tau yang

besar atau open minded.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan

untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah

dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam

antara peneliti dengan fenomena yang diteliti12

Maka dapat kita simpulkan

bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk

memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara

peneliti dengan fenomena yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan,

variabel dan fenomena-fenomena yang penelitian berlangsung dan

menyajikannya apa adanya. Penelitian deskriptif menuturkan dan

menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan

pandangan yang menggejala dimasyarakat, hubungan antar variabel,

perbedaan antar fakta dan lain-lain.

Metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.13

Jika

data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena

12

Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006),

h.32. 13

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktik Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana 2007), h. 58.

Page 25: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

13

yang diteliti, maka tidak perlu mencari san ipling lainnya. Disini yang

lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan

banyaknya (kuantitas) data.

Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas yang terjadi

dilapangan dan kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil yang

digunakan sebagai bahan penelitian. Penelitian kualitatif juga bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain,

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa dalam suatu konteks khusus yang alamiah.14

sehingga pendekatan

tersebut menjadi pendektan yang paling cocok digunakan dalarn penelitian

ini.

3. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis semiotika model Charles Sanders Peirce. Peirce membagi menjadi

tiga bagian tanda berdasarkan objeknya yaitu:

Pertama ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan "rupa"

(resemblance) sebagaimana mudah dikenali oleh para pemakainya. Di

dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud

sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar

rambu lalulintas merupakan tanda yang ikonik karena menggambarkan

14

Lexi J. Moloeng, Metodologi Penelitian kualitatif. Edisi Revisi, (Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2007), h.6.

Page 26: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

14

bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya.15

Kedua,

indeks adalah tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial atau kausal

diantara representamen dan objeknya sehingga seolah-olah akan

kehilangan karakter yang menjadikannya tanda jika objeknya dipindahkan

atau dihilangkan. Indeks bisa berupa hal-hal semacam zat atau benda

material (asap adalah indeks dari adanya api), gejala alam jalan becek

adalah indeks dari hujan yang turun beberapa saat yang lalu), gejala fisik

(kehamilan adalah indeks dari sudah terjadinya pembuahan). Ketiga,

simbol adalah tanda yang representamennya merujuk kepada objek

tertentu tanpa motivasi (unmotivated), simbol terbentuk melalui konvensi-

konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung diantara

representamen dan objeknya.16

Menurut hakikat interpretannya, tanda-

tanda dibedakan oleh Peirce menjadi rema (rheme), tanda disen (dicent

sign 1 dicisign), dan argumen (argument).17

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah stasiun televisi RCTI sedangkan

yang menjadi objek penelitian adalah alur cerita tayangan adzan magrib di

televisi RCTI.

15

15IndiwanSeto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Aplikasi Praktis bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18. 16

Kris Budiman, Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual, (Yogyakarta: Buku Baik,

2005), h.56. 17

Drs. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),

hal-42.

Page 27: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

15

5. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian di laksanakan pada bulan April-Oktober 2014 dan

dilakukan di Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di jalan Raya

Perjuangan No.1, kebun jeruk jakarta 11530, Telp:

+62215303540/5303550 Fax: +62215320906.

6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan:

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan

mengambil langsung terhadap objek atau penggantinya (missal: film,

rekonstruksi, video dan sejenisnya.18

Ada dua macam observasi:

1) Observasi Partisipan

Observasi partisipan adalah observasi yang memungkinkan

periset atau peneliti mengamati kehidupan individu atau kelompok

dalam situasi rill, di mana terdapat seeting yang rill tanpa dikontrol

atau diatur secara sistematis seperti riset eksperimental,19

misalnya:

2) Observasi Non Partisipan

Observasi non partisipan adalah observasi yang dalam

pelaksanaannya tidak melibatkan penelitian sebagai partisipasi atau

kelompok yang diteliti.20

18

Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu

Jaya, 1994), h.36. 19

Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010),

h.112 20

Jalaluddin Rachmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), h. 83

Page 28: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

16

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non

partisipan karena observasi yang dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung dan bebas terhadap objek penelitian dengan

cara menonton dan mengamati adegan-adegan dalam tayangan

adzan magrib di RCTI, kemudian mencatat, memilih dan

menganalisanya sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang

akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah

tertentu yang sesuai dengan data21

. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya

jawab terhadap salah satu narasumber. Ada dua jenis wawancara yaitu:

1) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Wawancara terstruktur adalah suatu cara mengumpulkan

data atau informasi dengan menggunakan pedoman wawancara,

yang merupakan bentuk spesifik yang berisi intruksi yang

mengarahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Wawancara

jenis ini dikenal juga sebagai wawancara sistematis atau

wawancara terpimpin.22

21

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Bhinneka Cipta, 1996), Cet. Ke-10. h. 72 22

Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.

Ke-S. h.101

Page 29: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

17

2) Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan

data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan

informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Wawancara ini dilakukan dengan berulang-ulang secara intensif.23

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis

wawancara mendalam. Peneliti langsung mewawancarai nara

sumber dengan wawancara pribadi secara langsung dalam bentuk

Tanya jawab yang bertujuan untuk mendapatkan informasi

mendalam dari pihak RCTI. Wawancara di lakukan di gedung

Annexe It.3 pada jam 09.10 sampai 11.05, Sumber wawancara

adalah orang yang berkompeten, yaitu bapak Emri Akbaril Syah

selaku produser tayangan adzan magrib RCTI yang berhubungan

langsung dengan objek penelitian yang akan di teliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca

dan mempelajari berbagai bentuk data yang tertulis, rekaman peristiwa

yang lebih dekat dengan percakapan, dan memerlukan interpretasi

yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa

tersebut.24

Dokumentasi tersebut berupa foto dan video adzan RCTI

yang terkait dengan pembahasan penelitian ini.

23

Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, h. 102 24

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah

Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.97.

Page 30: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

18

7. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data dengan

cara dokumentasi rekaman pada tanyangan adzan magrib RCTI yang

menjadi acuan dalam analisis tersebut. Peneliti menggunakan analisis

semiotika model Charles Sanders Peirce yang membagi tanda, untuk

menganalisis hasil temuan peneliti, semiotika adalah khusus menelaah

sistem tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Setelah

analisis terpapar dengan jelas, maka kemudian akan ditarik kesimpulan

atas hasil, permasalahan yang berkaitan tersebut.

8. Pedoman Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya

ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh Assurance)

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulla Jakarta 2007.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses penelitian ini, peneliti membagi skripsi

ini menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN pada bab ini akan dikemukakan latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian sebagai

pengantar dari keseluruhan penelitian yang menguraikan pokok-pokok yang

tercantum dalam setiap bab.

Page 31: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

19

BAB II : KAJIAN TEORITIS bab ini akan dikemukakan beberapa

definisi dari segi teoritis tentang teori representasi media Chris Barker,

semiotika Charles Sanders Peirce, kultur islam, ruang lingkup televisi, adzan,

media elektronik.

BAB III : PROFIL DAN GAMBARAN bab ini akan menguraikan

sejarah perkembangan RCTI, logo RCTI , visi misi RCTI, struktur organisasi

RCTI, profil tayangan adzan, mekanisme dan langkah-langkah produksi

program tayangan adzan RCTI.

BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS DATA bab ini berisi hasil

penelitian mengenai analisis tayangan adzan magrib RCTI diantaranya adalah

tampilan gambar-gambar, analisis representasi media.

BAB V: PENUTUP pada bab ini akan dikemukakan Kesimpulan atas

permasalahan yang diteliti dan juga Saran peneliti terhadap permasalahan

penelitian.

Page 32: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

20

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Representasi Media Chris Barker

Representasi merupakan kajian utama dalam studi budaya (Cultural

studies). Representasi sendiri dimaknai sebagai bagaimana dunia

dikonstruksikan dan direpresentasikan secara sosial dan disajikan kepada kita

dan oleh kita didalam pemaknaan tertentu. Unsur utama studi budaya dapat

dipahami sebagai praktik pemaknaan representasi yang menghendaki

penyelidikan tentang cara yang dihasilkannya makna pada beragam konteks.

Representasi melekat pada bunyi, prasasti, objek, citra, buku, majalah, dan

program televisi.1

Representasi itu terbuka pada pengetahuan-pengetahuan baru untuk

diproduksi dalam dunia, berbagai macam subyektivitas untuk dieksplor, dan

dimensi baru makna yang tidak pernah menutup sistem kekuasaan yang

sedang beroperasi. Representasi juga merupakan tindakan yang menghadirkan

sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar dirinya, biasanya berupa tanda atau

simbol. Representasi adalah proses dan hasil yang memberi makna khusus

pada tanda. Melalui representasi, ide-ide ideologi dan abstrak mendapat

bentuk abstraknya. Representasi juga berarti sebuah konsep yang digunakan

dalam proses sosial pemaknaan melihat sistem penandaan yang tersedia:

dialog, tulisan, video, film, fotografi, dan sebagainya. Representasi berasal

1 Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 8.

Page 33: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

21

dari kata dasar dalam bahasa inggris represent yang bermakna stand for,

artinya atau juga act as a delegate for yang berarti bertindak sebagai

pelambang atas sesuatu. Representasi juga dapat diartikan sebagai proses dan

hasil yang memberi makna khusus pada tanda.

Dalam pembicaraan kita representasi merujuk kepada konstruksi segala

bentuk media ( terutama media massa) terhadap segala aspek realitas atau

kenyataan, seperti masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas budaya.2

Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan bahkan juga dapat

dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film. Konsep representasi sendiri

dilihat sebagai sebuah produk dari proses representasi tidak hanya melibatkan

bagaiman identitas budaya disajikan atau atau lebih tepatnya dikonstruksikan

didalam sebuah teks tapi juga dikonstruksikan didalam proses produksi dan

resepsi oleh masyarakat yang mengkomsusmsi nilai-nilai budaya yang

direpresentasikan tadi.

Seperti yang dikatakan Chris Barker sebagai berikut:

“Citra, bunyi, objek, dan aktivitas pada dasarnya merupakan sistem

tanda yang memaknai dengan sistem yang sama dengan bahasa,

sehingga kita dapat menunjukannya sebagai teks budaya. Makna

diproduksi dalam interaksi antara teks dan pembacanya, sehingga

momen konsumsi juga merupakan momen produksi yang penuh

makna.3”

Representasi mengacu pada sebuah proses konstruksi didalam tiap

medium (khususnya dalam media massa) aspek-aspek realitas seperti orang,

tempat, obyek-obyek tertentu, kejadian-kejadian, identitas kultural, dan

konsep abstrak lainnya. Representasi dapat hadir dalam sebuah audio-visual.

2Nuraini Juliastuti, Representasi Budaya, (bandung:kencana,2008), 34.

3Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 11.

Page 34: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

22

Inti kajian representasi memfokuskan kepada isu-isu mengenai

bagaimana cara representasi itu dibentuk sehingga menjadi sesuatu yang

keliatan alami. Jika sampai pada tahap ini, maka representasi itu dikatakan

berhasil dibangun dan dipercayai masyarakat sebagai sebuah normalitas alami

yang tidak perlu dipertanyakan kembali karena sudah dianggap sebuah

kewajaran. Dalam sebuah representasi terdapat sebuah sistem yang disebut

sistem representasi, yang artinya pembangunan sebuah konsep representasi

selalu identik dengan nilai-nilai ideologis yang melatar belakanginya,

bagaimana ideology-ideologi itu dibentuk dalam sebuah kerangka seperti

sistem posisi dalam representasi tentang gender.

B. Semiotika

Semiotika berasal dari kata yunani semion, yang berarti tanda.4

Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan

poetika. Semiotika menurut Charles Sanders Peirce adalah tidak lain daripada

sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda-tanda.Yang

menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda tak hanya bahasa

dan system.5

Sementara bagi Ferdinand de Saussure, semiologi adalah sebuah ilmu

umum tentang tanda, “suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di

dalam masyarakat”. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana

terbentuknya tanda-tanda beserta kaidah-kaidah yang mengaturnya.

4Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11.

5Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Buku Baik, 2004), h.3.

Page 35: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

23

Semiologi menurut Saussure, didasarkan pada anggapan bahwa selama

perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi

sebagai tanda, harus ada dibelakang sistem tanda pembedaan dan kovensi

yang memungkinkan makna itu.

Dengan demikian, bagi Peirce semiotika adalah suatu cabang dari

filsafat, sedangkan bagi saussure semiologi adalah bagian dari disiplin

psikologi sosial.

1. Konseptualisasi Semiotika

Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan

perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.

Kajian semiotika dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan

semiotika signifikasi.

Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi

tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor

dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode, pesan, saluran

komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika

signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya

dalam suatu konteks tertentu.6

Semiotika tidak dapat disebut dalam bidang ilmu karena fungsinya

adalah sebagai alat analisis, cara mengurai suatu gejala. Maka dari itu

sebagian orang menganggap semiotika sebagai ancangan sementara yang

lain menggunakannya sebagai metode, meskipun demikian, Art Van Zoest

6Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Rosdakarya, 2006), hal 84

Page 36: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

24

menganggapnya sebagai cabang ilmu. Namun, terlepas dari perdebatan itu,

jelas semiotika bersifat lintas disiplin, mirip filsafat dan logika. Semiotika

dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang ilmu:arsitektur, kedokteran,

sinematografi, linguistik, kesusastraan, bahkan hukum dan antropologi

untuk memahami tanda. Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda

dan pemaknaan. Pada dasarnya para semiotikus melihat kehidupan sosial

dan budaya sebagai pemaknaan, bukan hakikat esensial objek.7

Contohnya adalah, bendera kuning yang berkibar di depan gang atau

di depan rumah-rumah, bagi seseorang yang hendak melayat, maka

bendera kuning tersebut dijadikan suatu tanda bahwa rumah tersebutlah

yang sedang berkabung. Akan tetapi, bagi seseorang yang sedang tidak

ingin melayat, maka janur kuning tersebut tidak menjadi tanda apapun.

Bendera kuning tersebut menjadi tanda bagi seseorang karena ia sudah

terbiasa atau sudah menjadi tradisi bagi masyarakat sekitarnya.

Semiotika mengkaji tanda, penggunaan tanda, dan segala sesuatu

yang berkaitan dengan tanda. Kemudian semua jelas dapat menjadi tanda

sehingga tidak ada yang tidak dapat dijadikan topik penelitian semiotika.

Dengan kata lain, perangkat pengertian semiotika dapat diterapkan pada

semua bidang kehidupan asalkan persyaratannya terpenuhi, yaitu ada arti

yang diberikan, ada pemaknaan, ada interpretasi. Lebih baik lagi, seorang

7Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian

Kemasyarakatan danBudaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia,

2004), h. 77-78.

Page 37: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

25

semiotikus dapat bekerja dimanapun dan kapan pun semiosis berlangsung,

baik di dalam maupun di luar komunikasi.8

Ada dua tokoh semiotika yang perlu kita ketahui. Peneliti akan

menggambarkan secara singkat kaitan diantara para semiotikus tersebut.

Yakni sejak Ferdinand de Saussure (1857-1913) di Swis dan Charles

Sanders Peirce (1834-1914) di Amerika Serikat. Sebenarnya, Saussure

tidak pernah berpretensi menjadi semiotikus karena pusat minatnya adalah

bahasa. Namun dialah yang pertama kali mencetuskan gagasan untuk

melihat bahasa sebagai sistem tanda. Dikotomi Saussure yang diterapkan

pada tanda: penanda dan petanda akhirnya mempengaruhi banyak

semiotikus Eropa. Sedikitnya ada tiga aliran yang diturunkan dari tanda

Saussure. Pertama, semiotik komunikasi yang menekuni tanda sebagai

bagian dari proses komunikasi. Kedua, semiotik konotasi, yaitu yang

mempelajari makna konotatif dari tanda. Ketiga, yang sebenarnya

merupakan aliran di dalam semiotik komunikasi adalah semiotik

ekspansif. Dalam semiotik jenis ini, pengertian tanda kehilangan tempat

sentralnya karena digantikan oleh pengertian produksi arti. Tujuan

semiotik ekspansif adalah mengejar ilmu total dan bermimpi

menggantikan filsafat.9

8Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian

Kemasyarakatan danBudaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia,

2004), h. 79. 9Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian

Kemasyarakatan danBudaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia,

2004), h. 82-83.

Page 38: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

26

2. Semiotika Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce, menandaskan bahwa kita hanya dapat

berfikir dengan medium tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat

sarana tanda.10

Peirce dikenal dengan teori segitiga makna-nya (triangle

meaning). Berdasarkan teori tersebut, semiotika berangkat dari tiga elemen

utama yang terdiri dari: tanda (sign), acuan tanda (Object), pengguna

tanda (Interpretant).

Bagi Peirce tanda “is something which stands to somebody for

something in some respect or capacity”.11

Sesuatu yang digunakan agar

tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekuensinya, tanda

(sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni

ground, object, dan interpretan. Atas dasar hubungan ini Peirce

mengadakan klasifikasi tanda.

Ground Object Interpretan

1. Qualisign (suatu

kualitas yang

merupakan suatu

tanda)

2. Sinsign (“sin”

“hanya sekali” :

peristiwa yang

1. Ikon yaitu tanda

yang memiliki

kualitas objek yang

di denotasikan.

2. Indeks (petunjuk)

yaitu tanda yang

mendenotasikan

1. Rheme yaitu

tanda suatu

kemungkinan

kualitatif yaitu

bahwa ia

mewakili suatu

objek yang

10

Sumbo Tinarbuko, Semiotika KomunikasiVisual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 16. 11

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal.41.

Page 39: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

27

merupakan

sebuah tanda).

3. Legisign

(=hukum yang

berupa tanda.

Setiap tanda

konvensional

adalah Legisign).

suatu objek melalui

keterpengaruhanny

a kepada objek itu.

3. Syimbol yaitu

sebuah tanda yang

konvensional.

mungkin ada.

2. Design yaitu

tanda eksistensial

suatu objek.

3. Argument yaitu

tanda suatu

hukum.

Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign,

sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda,

misalnya kata-kata kasar, keras, lembut, lemah dan merdu. Sinsign adalah

eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata

kabur atau keruh yang ada pada urutan kata “air sungai keruh” yang

menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang

dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan

hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

Tanda berdasarkan objeknya, Peirce membagi menjadi tiga bagian

yaitu :

a. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” (resemblance)

sebagaimana mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon

hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai

kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu

Page 40: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

28

lalulintas merupakan tanda yang ikonik karena menggambarkan bentuk

yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya.12

b. Indeks adalah tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial atau

kausal diantara representamen dan objeknya sehingga seolah-olah akan

kehilangan karakter yang menjadikannya tanda jika objeknya

dipindahkan atau dihilangkan. Indeks bisa berupa hal-hal semacam zat

atau benda material (asap adalah indeks dari adanya api), gejala alam

(jalan becek adalah indeks dari hujan yang turun beberapa saat yang

lalu), gejala fisik (kehamilan adalah indeks dari sudah terjadinya

pembuahan).

c. Symbol adalah tanda yang representamennya merujuk kepada objek

tertentu tanpa motivasi (unmotivated), symbol terbentuk melalui

konvensikonvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung

diantara representamen dan objeknya.13

Menurut hakikat

interpretannya, tanda-tanda dibedakan oleh Peirce menjadi rema

(rheme), tanda disen (dicent sign / dicisign), dan argumen (argument).

d. Rema adalah suatu tanda kemungkinan kualitatif, yakni tanda apapun

yang tidak betul dan tidak pula salah. Reme merupakan tanda yang

memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya

orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu

baru menangis, atau menderita penyakit mata dimasuki insekta, atau

baru bangun atau ingin tidur.

12

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Aplikasi Praktis bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18. 13

Kris Budiman, Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual, (Yogyakarta: Buku Baik,

2005), h.56.

Page 41: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

29

e. Dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan

sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu lalu lintas

yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan.

f. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi

kecelakaan.

Fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan

kebudayaan yang selama ini dipegang bagi sebagian masyarakat,

mengandung arti tersendiri bagi mereka. Contohnya : janur kuning yang

menandakan bahwa ada pesta di lingkungan dimana janur kuning itu

diletakkan.

Semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-

tanda itu, bekerja dikatakan juga semiologi dalam memahami studi tentang

makna setidaknya terdapat tiga unsure utama yakni : 1. Tanda 2. Acuan

tanda 3. Pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik,

biasa dipersepsikan indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda

itu sendiri, dan bergantungpada pengenalan oleh penggunanya, sehingga

disebut tanda misalnya : mengacungkan jempol kepada kawan kita yang

berprestasi itu, makna disampaikan dari pengacung dan ini diakui seperti

itu, baik oleh pengacung maupun teman yang berprestasi, maka

komunikasi pun berlangsung. 14

14

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung, Rosdakarya, 2006), hal.96

Page 42: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

30

Dapat disimpulkan, semiotika adalah ilmu yang membahas segala

hal tentang tanda (sign) sebagai tindak komunikasi dari cara berfungsinya

hingga pengirimannya oleh mereka yang mempergunakan. Wilayah

cakupan ilmu semiotika jika ditelusurinlebih jauh dapat meliputi bidang

keilmuan, keagamaan, estetika dan budaya.

Keempat wilayah cakupan semiotika ini memiliki korelasi masing-

masing dan ciri khas yang membedakan satu bidang dengan bidang yang

lainnya, oleh karena ciri khas inilah masing-masing bidang dapat

dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan yang ada.15

Pengembangan semiotika dibidang agama terdapat pada korelasi antara

penanda dan petanda secara instrinc dengan agama itu sendiri. Apa yang

terdapat dalam kitab suci merupakan wahyu ilahi sehingga hubungan

antara tanda dan makna selalu mengaju pada isi kitab suci agama yang

bersangkutan.

Semiotika pada bidang budaya, terutama dalam kajian disiplin

antropologi, terdapat adanya korelasi antara tanda-tanda budaya dan nilai-

nilai sosial yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu, jika mengamati

budaya jawa, misalnya pengamatan terhadap norma, tata nilai, etika, sikap

kesopanan, tingkah laku, adat istiadat, tradisi dan berbagai ucapan ritual

akan menjadi objek yang menarik. Kebudayaan pada dasarnya adalah

jejaring tanda-tanda yang bermakna.16

15

Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Bandung, Ankasa, 1931),

hal 19 16

Kris Budiman, Jejaring Tanda-tanda Strukturalisme dan Semiotika Dalam Kritik

Kebudayaan, (Magelang: UI. 2004), h. 27-28

Page 43: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

31

C. Kultur Islam

1. Pengertian Kultur Islam

Pengertian kultur Islam adalah seperangkat pengetahuan,

kepercayaan, adat kebiasaan, dan keterampilan suatu masyarakat tertentu.

Dan juga menyebutkan bahwa kebudayaan adalah suatu tata cara hidup

yang lengkap dan jelas dari masyarakat tertentu yang mengandung

pranata nilai atau norma yang dirumuskannya, pranata ide atau konsep

berfikir, pranata prilaku, dan pranata karya budaya.

Jika pengertian akhlak dalam sistem agama islam diatas

dibandingkan dengan pengetian budaya, akhlak tiada lain adalah kultur.

Maka akhlakul-karimah yang bersumber pada wahyu Ilahi adalah kultur

Islam yang tinggi.17

Kultur islam juga bisa diartikan sebagai kebudayaan dan peradaban

yang dijiwai oleh pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran islam

yang murni bersumber dari Alquran dan Al-Sunnah, dan melepaskan diri

dari kultur dan budaya yang dijiwai oleh kemusyrikan, takhayul, bidah,

dan khurafat.18

Alquran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan

meletakkan kebudayaan sebagai eksitensi hidup manusia. Kebudayaan

merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal,

hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Jadi secara umum

kebudayaan islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya

17

Jusuf A. Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2005),h. 117. 18

Jusuf A. Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, h.18.

Page 44: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

32

manusia yang berdasarkan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat

menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang.19

D. Ruang Lingkup Televis

1. Pengertian Televisi

Televisi secara etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh

dan “vision” yang berarti penglihatan, segi jauhnya diusahakan oleh

prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar.20

Dengan demikian televisi

yang dalam bahasa ingrisnya television diartikan dengan melihat jauh.

Melihat jauh disini dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu

tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah

perangkat penerima ( televisi set).21

Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa

yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa latin. Sehingga televisi dapat

diartikan sebagai telekomonikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh.22

Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat

kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat

istimewa. Ia nerupakan gabungan dari media dengar dan gambar bisa

19

MusaAsyari, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al Qur‟an, (Yogyakarta: LESFI,

1992), h.37. 20

Latif Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: Firma

Rimbow, 1989), h. 221. 21

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, Tesis,

(Yogyakarta: Rineka, 1998), h.20. 22

Televisi, Artikel diakses pada 16 Mei 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/televisi.

Page 45: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

33

bersifat imformatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari

ketiga unsur diatas.23

Televisi adalah media yang mampu mempersatukan gambar dan

bahasa. Secara keseluruhan, bahasa yang ada dalam materi acara terdiri

dari bahasa asing, bahasa sehari-hari, dan bahasa Indonesia. Ini tampak

dalam film asing maupun local, sinetron, musik, dan iklan.24

Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar

diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini

menggunakan peralatan yang mengubah suara dan cahaya kedalam

gelombang elektronik dan mengkomversinya kembali kedalam cahaya

yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.25

2. Sejarah Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai

pada tanggal 24 Agustus 1962. Saat itu masyarakat Indonesia disuguhi

tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi

hitam putih, tetapi siaran televisi pertama di Indonesia itu menjadi

momentum yang sangat bersejarah.26

Dan juga bertepatan dengan

dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean

Games di Senayan. Sejak saat itu Televisi Republik Indonesia (TVRI)

23

Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT.

Rineka Cipta, 1996), h.5. 24

Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT.

Rineka Cipta, 1996),h.83. 25

Pengertian Televisi, Artikel ini diakses pada 16 Mei 2014 dari:

http:/www.devinisionline.com./2010/10/pengertiantelevisi.html. 26

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi, Teori Dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 15.

Page 46: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

34

dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang.

Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia

yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi

maka pada 16 Agustus 1976, mantan Presiden Soeharto meresmikan

penggunaan Satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi.

Setidaknya ada tiga pemikiran dasar berdiriya TVRI pertama,

secara politis diperkirakan akan menguntungkan pemeritah dalam

kampanye pemilu pertama 1955. Kedua, dapat menempu persatuan

nasional lewat pendidikan. Ketiga, momen Asian Games, dimana dengan

adanya stasiun televisi, bangsa Indonesia akan mendapatkan Prestasi

sebagai bansa yang modern, berkembang cepat, dan canggih dalam

perkara teknonogi.27

Karena kelahirannya yang premature, pertumbuhan TV di

Indonesia tidak sebaik di Barat. Benar selama dua pecan Asian Games

TVRI punya bahan liputan langsung dari berbagai lapangan olah raga

untuk disiarkan.Namun, setelah itu yang tersisa hanya pola teknik

sehingga antara 12 hingga 18 September 1962, siaran terpaksa

diistirahatkan karena TVRI tidak punya program yang jelas untuk

disiarkan. Ketika diudarakan lagi, untuk masa cukup lama siaran hanya

dapat dilaksanakan tidak lebih dari 30 menit sehari.28

Untuk menyikapi masalah itu, baru kemudian pada tanggal 20

Oktober 1963 lebih setahun setelah siaran pertama kehadiran TVRI diatur

27

Kutipan dari: Paul Kitley, Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca, (Jakarta: Isal,

2001), 25-26. 28

Idi Subandi Ibrahim, dan Dedi Mulyana, ed, Bercinta Dengan Televisi: Televisi di

Indonesia dan Pengaturannya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 1997), h. 12.

Page 47: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

35

melalui Keppres No. 215 tahun 1963 yang antara lain menetapkanya

sebagai Yayasan Televisi Repoblik Indonesia ( disingkat TVRI) hanya

saja, pelaksanaannya tidak lagi murni.

Dulu berdasarkan Keppres No.215/1963, TVRI berada langsung

dibawah Presiden. Kini ia lebih banyak diatur Departemen Penerangan

(Deppen).29

Pada tanggal 1 April 1981 TVRI tidak menyiarkan iklan. Hal

ini dilakukan oleh pemerintah Orde Baru guna menghindari konsumerisme

masyarakat di Indonesia.

Sejalan dengan perkembangannya, maka pada tanggal 16 Agustus

1976 TVRI resmi menggunakan Satelit Palapa untuk telekomunikasi dan

siaran televisi, sehingga jangkauan dan daya pancarnya lebih luas hampir

seluruh plosok Nusantara.

Perkembangan pertelevisisan di Indonesia mengalami

perkembangan yang sangat pesat setelah pada tahu 1989 pemerintah

Indonesia secara resmi melakukan terombosan dengan memberi izin

mendirikan stasiun yang bersifat komersial yang ditandai dengan

berdirinya stasiun televisi swasta pertama yaitu RCTI yang secara resmi

beroprasi pada tahun 1990 kemudian disusul oleh stasiun televisi swasta

lainnya SCTV, TPI, yang mengudara tahun 199, ANTV mulai pada tahun

1993, INDOSIAR 1995, awal tahun 2000-an Metro TV, Trans TV, TV 7,

lativi dan TV Global.

29

Idi Subandi Ibrahim, dan Dedi Mulyana, ed, Bercinta Dengan Televisi: Televisi di

Indonesia dan Pengaturannya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 1997), h. 12-13.

Page 48: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

36

Di sejumlah Negara berkembang seperti diasia tenggara, media

melakukan perannya yang dilukiskan sebagai “agen pembangunan”.30

Di

Indonesia misalnya, pemerintah melihat media sebagai sumber daya yang

kritis untuk membantu dalam mengkomunikasikan pendidikan dan

informasi vital mengenai isu mendasar seperti kesehatan, perairan,

pengendalian kelahiran pada kurang lebih 200 juta jiwa penduduk bangsa

ini yang tinggal di lebih darii 13.000 pulau. Media diharapkan bisa

membantu pemerintah dalam tugasnya mempersatukan, membangun dan

membentuk jiwa nasionalisme masyarakat.

3. Karakteristik Televisi

Ditinjau dari stimulus alat indra, radio, surat kabar, dan majalah

hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Televisi memiliki

kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio-visual)

Apabila khalayak radio hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara,

khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Gambar yang

dilihat atau tampak pada layar televisi sebenarnya merupakan hasil

reproduksi suatu obyek yang ditangkap oleh lensa kamera stasiun

televisidan dipisahkan berdasarkan warna pokok, yaitu merah (red), hijau

(green), dan biru (blue). Hasil reproduksi tersebut kemudian

ditransmisikan melalui udara atau juga kabel, bagi televisi kabel.

30

Jim Macnamara, Strategi Jitu Menaklukkan Media, (Jakarta: Mitra Media, 1999), h. 9-

10.

Page 49: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

37

E. Adzan

1. Sejarah Adzan

Adzan mulai disyari‟atkan pada tahun kedua Hijriah. Pada suatu

hari Nabi Muhammad SAW membentuk suatu musyawarah bersama para

sahabat untuk menentukan bagaimana cara mengumpulkan orang-orang

agar segera berkumpul ke masjid ketika telah memasuki waktu shalat.31

Beberapa sahabat ada yang memberikan usulan. Ada yang mengusulkan

untuk mengibarkan bendera atau menyalakan api di tempat yang tinggi

agar pemberitahuan tersebut bisa sampai ke tempat yang jauh. Ada juga

yang mengusulkan untuk meniup terompet, namun itu akan menyerupai

pemberitahuanyang dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada juga

yang mengusulkan untuk membunyikan lonceng, namun itu akan

menyerupai orang-orang Nasrani. Namun saat itu semua usulan itu ditolak

oleh Nabi.

Abu Daud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai

berikut, “Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk shalat

dimusyawarahkan. Suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku

melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati

orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual

lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku

saja. Orang tersebut malah bertanya, “Untuk apa?”, Aku menjawabnya,

“Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum

31

Sejarah Adzan, Artikel diakses pada 17 Mei 2014 dari,

http://www.google.com/#q=pengertian+adzan.

Page 50: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

38

muslim untuk menunaikan shalat.” Orang itu berkata lagi, “Maukah kau

kuajari cara yang lebih baik?” Dan aku menjawab “Ya!”, Lalu dia berkata

lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:

Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad

SAW., dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi

Muhammad SAW., berkata, “Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah

di samping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia

harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang

amat lantang.” Lalu aku pun melakukan hal itu bersama Bilal. Rupanya,

mimpi serupa dialami pula oleh Umar, ia juga menceritakannya kepada

Nabi Muhammad SAW.

2. Pengertian Adzan

Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat At Taubah Ayat 3:

Page 51: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

39

“dan ini adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat

manusia”

Adapun adzan menurut syara‟ (Al-Mughni karya Ibnu Qudamah:

2/53), adzan berarti pemberitahuan waktu shalat dengan menggunakan

lafal-lafal tertentu yang telah disyariatkan sebagaimana yang telah

diketahui.

3. Keutamaan Adzan

Adzan merupakan lafal yang istimewa. Terdapat banyak

keutamaan bagi yang mengumandangkan adzan. Selain itu juga telah

banyak hadits yang menyebutkan keutamaan bagi yang mendengarkan

adzan, salah satunya yaitu barang siapa yang berdoa untuk dirinya sendiri

memohon karunia kepada Allah, doanya dapat dikabulkan. Dari Anas

Radhiyallahu „anhu, ia berkata, “Rasulullah SAW telah bersabda “Doa di

antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak oleh karena itu, berdoalah

kalian.

keutamaan lain dari adzan yaitu dapat mengusir syetan. Hal ini

berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu bahwasanna

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila diseru (dikumandangkan adzan)

untuk menunaikan shalat, maka syetan lari terbirit-birit sambil terkentut-

kentut hingga ia tidak mendengar seruan adzan. Kemudian apabila

dikumandangkan iqamah untuk shalat, ia pun lari hingga apabila telah

selesai taswib, ia datang lagi hingga membisikkan (menggoda) di antara

seseorang dengan dirinya sambil berkata kepadanya, „Ingatlah itu!,

Page 52: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

40

ingatlah itu!‟ tentang hal-hal yang tidak diingat sebelumnya hingga

seseorang menjadi tidak tahu sudah berapa rakaat shalat yang ia

kerjakan.”32

F. Media Elektronik

Media elektronik adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu

yang berbentuk elektronik seperti TV, radio, dan HP. Media elektronik dapat

diartikan sebagai sumber informasi yang utama dan mudah untuk didapatkan.

Media elektronik pada dasarnya terdiri dari 4 jenis: radio, televisi, rekaman

(kaset analog, CD, DAT, dan video), dan internet sebagai media terbaru.

Masing-masing media mempunyai karakter dan wilayah penyebaran yang

berbeda, baik secara teknologi, maupun proses produksi materinya.33

Pengertian yang lebih sederhana dalam media ini adalah semua

informasi atau data yang diciptakan, didistribusikan, serta diakses memakai

bentuk elektronik, energy elektromekanis ataupun peralatan yang dipakai

didalam komunikasi elektronik. Peralatan yang paling sering dipakai

mengakses media berbentuk elektronik yaitu radio, televisi, ponsel, computer,

dan perangkat-perangkat yang lain.

Kelebihan dari media elektronik yaitu sebagai sarana hiburan, relaksasi

dan untuk pendidikan. Dengan kehadiran media ini kita semua bisa

mempelajari budaya lain, mempromosikan kreatifitas, mengetahui sudut

32

Keutamaan Adzan, Artikel diakses pada 17 Mey

2014,dari,http://hizred.wordpress.com/ 2012/01/05/keutamaan-adzan-dan-menjawab-adzan/ 33

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006), h. 4

Page 53: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

41

pandang orang lain, memperoleh inspirasi, dan dapat mempelajari segala hal.

Memperoleh berita dan informasi yang cepat adalah sebuah kebutuhan primer

masyarakat modern. Dengan media jenis elektronik, kita semua bisa dengan

mudah memperoleh berita dan informs terbaru, baik dari dalam negri maupun

luar negri.34

1. Televisi

Televisi adalah media massa elektronik yang bersifat audio visual

serta kemampuan memainkan gambar sehingga mampu menstimulasi

pendengaran dan penglihatan. Namun prinsip dasar televisi lebih rumit,

karena suara dan gambar diatur sedemikian rupa agar tersaji dan diterima

oleh khalayak secara sikron.

Berdasarkan pengamatan para ahli pertelevisian, informasi dari

televisi diingat lebih lama disbanding dengan yang diperoleh melalui

pembaca (media cetak). Sekalipun informasi yang disugukan persis sama.

Hal ini karena terdapat visualisasi berbentuk gambar bergerak dala

televisi. Visualisasi tersebut berfungsi sebagai penambah dan pendukung

narasi yang dibaca reporter atau newsreader. Jadi, dalam menerima

informasi, media ini memiliki banyak kelebihan diantaranya adalah

mampu menampilkan hal-hal menarik yang ditangkap oleh indra

pendengaran dan penglihatan, mampu menampilkan secara detail suatu

peristiwa atau kejadian, karena mempengaruhi dua indra sekaligus, maka

efek persuasifnya lebih kuat ketimbang media lainnya maka dari itu

34

Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, h.6

Page 54: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

42

televisi adalah media yang paling popular dikalangan masyarakat. Hal

inilah yang menjadi keunggulan media televisi dibanding media informasi

lainnya. Efesiensi jurnalistik televisi pun lebih menyakinkan.35

Namun kekurangan media televisi ini adalah biaya produksi yang

mahal, waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi sampai selesai

sangan lama, khalayak sangat heterogen sehingga sulit untuk menjangkau

public sasaran yang diinginkan, peralatan peliputannya sangat mahal dan

rumit penggunaannya, bila tidak dipersiapkan dengan matang maka pesan

visual itu justru menciptakan emage buruk36

.

Sebagai media elektronik yang informative, televisi umumnya

memeiliki program atau acara yang bervariasi. Mulai dari berita, diskusi,

debat, olahraga, film, music, sinetron, talk show, reality show dan masih

banyak lagi yang lainnya. Keragaman program televisi tersebut tentunya

berpeluang memberikan inspirasi kepada para penontonnya.

35

Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo, 1997), h.

56 36

Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi,h.57

Page 55: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

43

BAB III

PROFIL DAN GAMBARAN

A. Sejarah Perkembangan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sebagai stasiun televisi swasta

pertama di Indonesia mulai menudara secara terrestrial di Jakarta pada tanggal

24 Agustus 1989.1 RCTI menanyangkan berbagai macam program acara

hiburan, informasi dan berita yang dikemas secara menarik. RCTI tumbuh dan

berkembang dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam

dinamika sosial masyarakat di Indonesia.

Pada awal berdirinya, RCTI merupakan sebuah stasiun televisi

alternatif bagi masyarakat Indonesia. Karena sampai tahun 1989, masyarakat

Indonesia hanya bisa menikmati siaran televisi dari satu saluran: Televisi

Republik Indonesia (TVRI), munculnya RCTI tidak lepas dari desakan

masyarakat kepada pemerintah untuk membuka kesempatan bagi dunia

hiburan. Hal tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah mengizinkan

pemakaian antena parabola untuk perorangan pada tahun 1986.

Penunjukan terhadap RCTI ternyata tidak lepas dari kepentingan

pengusaha. Pada awal berdirinya, kepemilikan RCTI dikuasai oleh Bambang

Trihatmodjo, ia menjabat sebagai direktur utama. Setelah penandatanganan

perjanjian penunjukan Siaran Saluran Terbatas-TVRI (SST-TVRI) bersama

1 Profil RCTI. Artikel diakses pada 12 Mei 2014 dari http://www.rcti.tv/page/profil-

perusahaan.

Page 56: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

44

Dirjen RTV, Ishadi pada tanggal 22 februari 1988, memulai siaran percobaan

di Jakarta. Dan resmilah RCTI mengudara pada tanggal 24 Agustus 1989.

Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas

di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program-program RCTI disaksikan

oleh 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau

kira-kira 80% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografi ini disertai

rancangan program-program menarik diikuti rating yang bagus, menarik minat

pengiklan untuk menanyangkan promo mereka di RCTI.

Secara teknis RCTI memiliki dimiliki sepenuhnya oleh PT. Bimantara

Citra Tbk. Kepemilikan saham RCTI sejak 16 Februari 2004 dikuasai oleh PT.

Media Nusantara Citra (MNC) secara penuh. Saham PT. MNC sendiri

dikuasai oleh Bimantara yang merupakan induk perusahaan sebesar 99.99

persen. perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan Bimantara yang

merupakan induk usaha divisi media dan penyiaran. Salah satu peran penting

yang dimainkan MNC adalah memasok acara-acara yang ditayangkan RCTI,

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Global TV. Saat ini Bimantara

menguasai tiga stasiun televisi nasional melalui MNC, disamping 99,99

persen saham RCTI, MNC juga menguasai 70 persen saham Global TV, dan

75 persen saham PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

Sejak awal, cita-cita RCTI adalah menciptakan serangkaian acara

unggulan dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan memilih

RCTI sebagai media iklan-iklan mereka. Cita-cita itu menjadi nyata karena

sejak berdiri hingga saat ini RCTI senantiasa menjadi market leader. Hingga

Page 57: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

45

tahun 2007, RCTI tetap mempertahankan posisi market leader dengan pangsa

pemirsa mencapai 17,9% (ABC 5+) dan 17,5% (all demo). RCTI juga berhasil

mempertahankan pangsa periklanan televisi tertinggi sebesar 15,2% seperti di

laporkan oleh ABG Nielsen Media Research.

RCTI didedikasikan sebagai televisi yang menyediakan berbagai

informasi dan hiburan yang berkualitas tinggi secara menarik. Dengan

mengusung motto “ Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” dan slogannya

“RCTI OKE” RCTI semakin dikenal hingga saat ini slogan tersebut masih

membekas dihati penonton setianya dan masyarakat luas. Kini RCTI selalu

menjadi yang terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia karena

kualitas program-programnya.

Di RCTI, kualitas bukannya kata tanpa makna melainkan harmonisasi

dari kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan dan do‟a.

Enam aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang

mengusung motto “Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” namun tampil dalam

kemasan yang “oke”. Kualitas program-program RCTI pada akhirnya

mengantarkan RCTI untuk selalu menjadi yang terdepan dalam industri

penyiaran TV di Indonesia.

Nama Rajawali Citra Televisi Indonesia secara keseluruhan

menggambarkan bahwa PT. Bimantara Citra bersama PT. Rajawali Wira

Bhakti Utama mempunyai komitmen yang tinggi untuk bekerjasama

mengabdi kepada bangsa melalui sumbangannya memberikan informasi,

pengetahuan dan sekaligus hiburan melalui televisi Indonesia.

Page 58: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

46

B. Logo RCTI

Logo RCTI dicetak di atas dasar putih dengan komposisi warna

biru,hijau, merah, dan hitam. Digunakannya warna merah, hijau dan biru

karena warna-warna tersebut adalah merupakan lambang gelombang visual

elektromagnetikdalam pertelevisian yang terkenal dengan ROB (red, green,

dan blue).

Sosok seekor rajawali dalam logo dalam stimulasi berwarna putih

bersih dengan posisi atau kedudukan siap siaga, kedua kaki kokoh dan

berkuku, sorot matanya tajam ke depan dengan garis-garis pancaran merah

putih, sayapnya mengembang, dengan garis-garis melebar pada ujungnya,

berwarna pelangi: merah, hijau, dan biru.

Secara keseluruhan logo RCTI ingin menggambarkan sikap RCTI yang

selalu tangkap serta sigap setiap saat, turut serta mencerdaskan bangsa dalam

era pembangunan semesta nasional, bermediakan teknologi televisi yang

dilandasi semangat perjuangan serta wawasan nasional maupun internasional

atau dunia, demi mencapai kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat

Indonesia. Logo RCTI kemudian mengalami redesign yaitu dibuat lebih solid

tanpa banyak merubah bentuk. Namun hanya terdiri dari dua warna yaitu biru

dan merah. Kepingan balok dibuat menyatu dengan warna biru sesuai

Page 59: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

47

Corporate colour RCTI. Sementara sorot mata lurus ke depan berwarna merah

menunjukkan misi ke depan yang tajam.

C. Visi dan Misi RCTI

Visi: Media Utama Hiburan dan Informasi.

Perkataan “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama”

karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu.

Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan

aspek kualitas, integritas dan dedikasi.

Media utama hiburan dan informasi memiliki makna:

1. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan

dan infirmasi.

2. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab

sosial atas sajian program-programnya.

3. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stakeholder” (karyawan,

pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan

afiliasi, mitra strategis, masyarakat, dan penyelenggaraan Negara).

Misi: Bersama Menyediakan Layanan Prima

Rajawali Citra Televisi Indonesia melalui pelanyanan prima bertujuan untuk:

1. Selalu menjadi yang pertama dalam pemanfaatan teknologi tinggi

2. Terbaik dalam penyajian program-program hiburan dan informas

3. Selain menjadi pilihan pertama pemirsa dan pemasang iklan.

Page 60: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

48

Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat

kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan

seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level

terbawa mampu bersama-sama, terkoordinasi dan tersistemasi memberikan

karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada

“stakeholder”.

Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada tiga nilai sebagai

pilar utama yaitu keutamaan dalam kebersamaan, bersatu padu, dan oke.

Ketiga pilar tersebut yang menjadi motivasi, inspirasi dan semangat juang

insan RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk

sampai pada hasil yang mendapat pengakuan dari para “stakeholder” atas

kualitas, integritas, dsn dedikasi yang ditampilkan. 2

Komitmen atas tanggung jawab sosial dan peran serta dapam

pembangunan nasional merupakan tanggung jawab RCTI yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

RCTI dikenal oleh para pemegang iklan sebagai media komunikasi

yang sangat efisien dan efektif. Sekarang ini, RCTI tetap menjadi No.1 baik

dari kalangan pemirsa maupun kasar saham: RCTI sebagai trend centerdi

pertelevisian indonesia, memenangkan penghargaan sebagai stasiun televisi

“the top of mind” atau ditengah-tengah persaingan yang tinggi.

2 Profil RCTI dalam Tiga Pilar Utama, Artikel diakses pada 12 Mei 2014 dari

http://www.rcti.tv/page/visi-misi-dan-tiga-pilar-utama.

Page 61: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

49

D. Struktur Organisasi RCTI

E. Profil Tayangan Adzan

Tanyangan adzan magrib di RCTI adalah suatu program tahunan

dengan tema yang berbeda- beda setiap tahunnya. Edisi 2013 pertama kali di

tanyangkan pada tanggal 8 juli 2013 dan berakhir 4 juli 2014 dengan tema

“IBU”. Tanyangan adzan ini berdurasi tiga menit, dengan 75 scene kemudian

untuk seting tempat di adakan di dua kota yaitu di Jakarta di sekitar daerah

Sudirman dan bandung di daerah cicaki cipunegara. Dan untuk yang

Komisaris Utama

Posma Tobing

Komisaris Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo

Oerianto Gyandi

Liliana Tanoesoedibjo

Dewan Direksi Direktur Utama

Hary Tanoesoedibjo

Wakil Direktur Utama Beti P. Santoso

Kanti Mirdiati Imansyah

Direktur Corporate Affairs

Syafril Nasution

Direktur Sales & Marketing

Erwin Andersen

Direktur Produksi & Program

Erwin Andersen

Page 62: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

50

membuat alur cerita atau tema azan ini adalah produsernya sendiri yaitu Emri

Akbaril Syah tetapi tetap melakukan diskusi kepada bagian-bagian terkait

untuk share ide-ide tambahan dan melengkapi bagian-bagian yang kurang

cocok. Kemudian adapun model yang membintangi peran pada tayangan

adzan magrib ini adalah Henidar Amroel sebagai ibu, Fajar Syadiansah

sebagai anak (pengusaha muda) dan agus sebagai anak SD.

Adapun sekilas alur cerita tanyangan adzan magrib tersebut sebagai

berikut:

Di tengah belantara gedung pencakar langit Jakarta, seorang eksekutif

muda sedang melakukan presentasi. Ia melihat ponsel pintarnya yang

tergeletak di atas meja layarnya menyala sebagai tanda ada panggilan masuk.

Sejenak ia melirik ponselnya itu, ada panggilan dari ibunya. Ia tak mau

meeting bersama rekan bisnisnya terganggu, maka ia mematikan ponselnya

lalu melanjutkan presentasi.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia menerima telpon dari

seseorang. Sambil tetap menyetir mobilnya, ia berkomunikasi dengan

ponselnya. Sementara itu ponsel miliknya yang lain yang tergeletak di dasbor

mobil layarnya menyala sebagai ada panggilan masuk. Ia raih ponselnya itu,

ada panggilan dari ibunya. Karena ia masih sibuk berkomunikasi dengan

ponsel yang lain, ia matikan lagi panggilan ibunya.

Sementara itu, di sebuah kota yang jaraknya lebih dari seratus

kilometer ada sebuah ibu yang tengah merana. Betapa ia merindui anak

lelakinya itu, beberapa kali ia menghubungi ponsel anaknya tiada terjawab.

Page 63: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

51

Untuk melepaskan kerinduannya kepada anak lelakinya, ibu itu

mengumpulkan permainan anak lelakinya, satu persatu ia bersihin permainan

anak lelakinya itu di ruang keluarga. Ia kadang mengingat dalam khayalan di

sana ada seorang anak lelaki yang sedang berlarian sambil bermain pesawat

terbang.

Eksekutif muda sedang menghentikan mobilnya di sebuah perepatan

jalan. Lampu lalulintas sedang berwarna merah. Dari arah kanan, ia di hampiri

oleh seorang anak laki-laki yang berseragam SD menjajakan sebuah

permainan baling-baling dari kertas karton. Ia beli semua baling-baling itu,

sementara pikirannya melanyang kemasa kecil ketika ia berbain baling-baling

bersama ibunya.

Perhatiannya kemudian beralih keanak lelaki berseragam SD, anak itu

berlari kearah took bunga, lelaki eksekutif muda tersebut penasaran dan ia

pelankan mobilnya kearah anak lelaki berseragam SD itu pergi dan rupanya ia

pergi ke pemakaman umum.

Ia turun dari mobil dan mengikuti angkah-langkah kecil anak yang

berseragam SD tersebut, mereka melintasi banyak nisan. Kemudian anak

lelaki tersebut bersimpuh di sebuah nisan yang bertulis nama ibunya. Anak

tersebut eletakan bunga yang tadi dibelinya, kemudian iya mengeluarkan

gabaran hasil karyanya yang bertuliskan “selamat ulang tahun ibu” kemudian

gambar tersebut di bentangkan di atas pusara ibunya.

Page 64: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

52

Sejenak eksekutif muda terkesima dan terharu melihat apa yang di

lakukan oleh anak lelaki tersebut di depan kuburan ibunya. Menyaksikan

adegan tersebut eksekutif muda menjadi teringat ibunya.

Ia mencoba menelpon ibunya beberapa kali namun tidak di angkat ia

gelisah dan panik kemudian melajukan mobilnya kearah rumah ibunya, ia

mendapati ibunya yang sedang membersihkan permainan masa kecilnya, lalu

ia berlari dan meminta map kepada ibunya.

Kesimpulan alur cerita si atas bahwasannya sesibuk apapun urusan

kita, kita tidak boleh melupakan orang tua kita selagi mereka masih ada di

dunia ini. 3

3 Wawancara peneliti dengan Emri Akbaril Syah sebagai produser, tayangan adzan

magrib RCTI, Jakarta, 7 Juli 2014

Page 65: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

53

F. Mekanisme dan Langkah-Langkah Produksi Program Tayangan Adzan

di RCTI.

Alat

Budget

Share refrensi

Breafing

Admin (Izin & sewa)

Style Editing Shooting

Casting

Wardrob

Camera

Pendukung Camera

Sara genser

Akomodasi

Lighting

Pra Produksi

Breafing Cart

Shootting

Prizinan / Pembayaran

Koading Materi

Mobile Editor

Pasca Produksi

Editing

Preview

Tone

Mobile Editor

Produksi

Tema

Ide Cerita

Didiskusikan

Pembuatan Naskah

Page 66: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

54

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Analisis Semiotika dan Representasi Kultur Islam Pada Tayangan Adzan

Magrib di RCTI

Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah pokok yang akan diambil

untuk bahan penelitian. Dengan menggunakan teori Charles Sanders Peirce yang

mengemukakan tentang jenis tanda, diantaranya sign ( ikon, indeks, dan symbol),

object, dan interpretant. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil tayangan adzan

magrib di RCTI edisi 8 juli 2013.

Selain itu dalam bab ini peneliti juga menambahkan beberapa tabel agar

memudahan para pembaca mengerti apa yang diteliti. Peneliti juga menambahkan

gambar agar pembaca juga dapat melihat apa saja yang diteliti dan dapat melihat

tanda-tanda yang ada dalam tayangan adzan magrib di televisi RCTI.

1. Scene satu detik 1-3. Teks:اهلل اكبر, Allah Maha Besar.

Visualisasi

Page 67: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

55

Ikon Analisis gambar pada visualisasi gambar pada scene satu

tersebut terlihat gedung- gedung pencakar langit yang kokoh

berdiri tegak ditengah kota Jakarta dengan lampu kantor dan

lampu jalan yang mulai dinyalakan menandakan waktu telah

senja.

Pada gambar tersebut terlihat bundaran HI sebagai jalanan pusat

kota Jakarta yang dipenuhi lalu-lalang kendaraan mobil dan

motor yang menyebabkan kemacetan setiap harinya yang

membawa para pekerja kembali ke rumah masing-masing.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Allahu Akbar (Allah Maha

Besar), dengan teks bahasa Arab dan terjemahan menggunakan

bahasa Indonesia.

Tulisan “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)” dengan latar

gedung-gedung dan kemacetan kota Jakarta.

Allahu Akbar (Allah Maha Besar) ditulis dengan menggunakan

warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Page 68: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

56

Indeks Background pada gambar iniyaitu langit yang berwarna

keemasan menunjukan magrib telah tiba dan menandakan

segala aktifitas telah selesai.

Di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang berwarna merah

dan biru karena warna tersebut merupakan lambang gelombang

visual elektromagnetik dalam pertelevisian, logo RCTI

menggambarkan sikap yang selalu tangkap serta sigap setiap

saat dan turut serta mencerdaskan bangsa.

Warna putih pada teks “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”

melambangkan kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta

kebersihan.

Simbol Pada teks “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)” menunjukan

bahwa adzan magrib telah berkumandang sebagai

pemberitahuan atau seruan untuk melaksanakan salah satu

kewajiban kita yaitu ibadah sholat.

Chris Barker dalam teorinya mengatakan Citra, bunyi, objek, dan

aktivitas pada dasarnya merupakan sistem tanda yang memaknai dengan

sistem yang sama dengan bahasa, sehingga kita dapat menunjukannya sebagai

teks budaya. Makna diproduksi dalam interaksi antara teks dan pembacanya,

sehingga momen konsumsi juga merupakan momen produksi yang penuh

Page 69: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

57

makna1. Pada gambar diatas merepresentasikan sistem tanda yaitu tanda

datangnya waktu magrib dengan langit berwarna keemasan yang diartikan

waktu magrib telah datang.

Teks: “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”merepresentasikan bahwaAllah

maha pencipta segala sesuatu menjadi nyata, Allah yang merencanakan

penciptaan, kekuasaan dan pengaturan segala sesuatu yang ada dimuka bumi

ini. Teks “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)” yaitu lafadz pertama pada teks

adzan agar para umat muslim yang mendengarkan lafadz adzan langsung

mengingat Allah dan melaksanakan salah satu kewajibannya yaitu ibadah

sholat.2

2. Scene dua, detik 4-7. Teks:اهلل اكبر, Allah Maha Besar.

Visualisasi

Ikon Pada gambar tersebut terlihat seorang eksekutif muda yang

sedang melakukan presentasi bersama rekan bisnisnya di

sebuah perusahaan besar di Jakarta.

Pemuda tersebut terlihat sangat serius dalam menyampaikan

presentasinya dengan tangan memegang beberapa map.

1 Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 11

2 Drs Moh Rifa‟I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,

1976), h. 27.

Page 70: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

58

Terlihat di depan pemuda tersebut ada beberapa rekan

bisnisnya yang terdiri dari satu orang wanita dan tiga orang

lelaki yang sedang serius mendengarkan presentasi.

Eksekutif muda dan para rekan bisnisnya menggunakan

stelan jas hitam menandakan kedisiplinan dalam bekerja dan

terlihat sangat rapih dan sopan.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Allahuakbar (Allah

Maha Besar), dengan teks bahasa Arab dan terjemahan

menggunakan bahasa Indonesia.

Tulisan “Allahuakbar (Allah Maha Besar)” dengan latar

seorang eksekutif muda yang sedang presentasi bersama

beberapa rekan bisnisnya.

Allahu Akbar (Allah Maha Besar) ditulis dengan

menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Pada gambar tersebut terlihat eksekutif muda yang sedang

presentasi mengambarkan bahwa pemuda tersebut semangat

dan giat dalam bekerja.

Background pada gambar ini yaitu kaca dan tembok

berwarna putih melambangkan suci dan bersih

Page 71: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

59

Di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang berwarna

merah dan biru karena warna tersebut merupakan lambang

gelombang visual elektromagnetik dalam pertelevisian, logo

RCTI menggambarkan sikap yang selalu tangkap serta sigap

setiap saat dan turut serta mencerdaskan bangsa.

Warna putih pada teks “Allahu akbar (Allah Maha Besar)”

melambangkan kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta

kebersihan.

Simbol Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan

bahwa seorang eksekutif muda tersebut memiliki cita-cita

yang tinggi, dengan begitu dia harus semangat untuk

bekerja.

Teks pada gambar tersebut yaitu “Allahu Akbar” Allah

maha besar yang menunjukan bahwa adzan magrib telah

berkumandang sebagai pemberitahuan atau seruan

untukmelaksanakan salah satu kewajiban kita yaitu ibadah

sholat.

Representasi menurut teorinya merupakan tindakan yang

menghadirkan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar dirinya, biasanya berupa

tanda atau simbol3. Pada gambar tersebut merepresentasikan kultur islam

seorang eksekutif muda yang tinggal diperkotaan dengan kesibukan

pekerjaannya sehingga lupa memberi kabar kepada Ibunya, namun menyadari

3 Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 11

Page 72: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

60

bahwa apa yang dia lakukan salah dan mendatangi Ibunya meminta maap atas

kesalahannya.

Hasil wawancara: “disini kita mengambil adegan seorang eksekutif

muda yang sedang presentasi dan sibuk dalam bekerja serta mapan dalam

kehidupannya, apakah masih mengingat ibunya atau tidak. Didalam alur

cerita pada tayangan adzan magrib tersebut, karena lelaki tersebut sedang

sibuk dalam meetingnya dia mencuekkan telpon ibunya padahal ibunya

yang berada dikota lain sangat merindukan anaknya. Gambar tersebut

mungkin sangat sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari oleh sebab

itu tayangan ini untuk mengingatkan bagi masyarakat yang menonton

tayangan ini agar selalu mengingat ibunya sesibuk apapun”4.

3. Scene tiga, detik 11-14. Teks:اهلل اكبر, اهلل اكبر ,Allah Maha Besar, Allah Maha

Besar.

Visualisasi

Ikon

Pada gambar tersebut terlihat tangan eksekutif muda sedang

memegang ponselnya dan melihat ada panggilan dari “mama”

di tengah-tengah presentasinya.

Eksekutif muda kemudian mematikan panggilan telpon dari

mamanya dan melanjutkan kembali presentasinya.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Allahu Akbar AllahuAkbar

(Allah Maha Besar Allah Maha Besar), dengan teks bahasa

4 Wawancara peneliti dengan Emri Akbaril Syah sebagai produser, tayangan adzan

magrib RCTI, Jakarta, 7 Juli 2014.

Page 73: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

61

Arab dan terjemahan menggunakan bahasa Indonesia.

Tulisan “Allahu Akbar Allahu Akbar (Allah Maha BesarAllah

Maha Besar)” dengan latar sebuah ponsel.

Allahu Akbar Allahu Akbar (Allah Maha BesarAllah Maha

Besar) ditulis dengan menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Background pada gambar ini yaitu terlihat tangan pemuda

eksekutif muda sedang memegang ponsel dan melihat ada

panggilan dari mama di tengah-tengah presentasinya.

Di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang berwarna merah

dan biru karena warna tersebut merupakan lambang gelombang

visual elektromagnetik dalam pertelevisian, logo RCTI

menggambarkan sikap yang selalu tangkap serta sigap setiap

saat dan turut serta mencerdaskan bangsa.

Narasi pada gambar tersebut yaitu “Allahuakbar-Allahuakbar”

yang berarti Allah maha besar yang menunjukan bahwa adzan

magrib telah berkumandang sebagai pemberitahuan atau seruan

untuk melaksanakan salah satu kewajiban kita yaitu ibadah

sholat.

Warna putih pada teks “Allahu Akbar Allahu Akbar Allah

Maha Besar Allah Maha Besar)” melambangkan kedamaian,

kesucian, kesempurnaan serta kebersihan.

Page 74: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

62

Simbol Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan bahwa

sesibuk apapun kita harus tetap mengingat ibu, karena ibu

adalah wanita yang sangat penting bagi kita selaku anak.

Representasi menurut Chris Barker adalah proses dan hasil yang

memberi makna khusus pada tanda. Melalui representasi, ide-ide ideologi dan

abstrak mendapat bentuk abstraknya5. Representasi pada gambar di atas

adalah makna pada suatu budaya kita yang mematikan telpon pada saat

meeting berlangsung,pada gambar diatas menjelaskan bahwa kita harus

berbakti kepada kedua orang tua kita terutama “ibu” karena ibu yang telah

membesarkan kita, pengorbanan ibu sangatlah banyak dalam membesarkan,

membimbing dan mengajarkan kita sehingga kita bisa seperti sekarang ini.

Maka sesibuk apapun kita harus tetap memberi kabar kepada ibu.

Hasil wawancara: gambaran ponsel sengaja kita tampilkan karena

ponsel genggam sebagai media komunikasinya yang sangat efektif seluruh

masyarakat. Benda tersebut pasti ada hubungannya dalam pemberian

informasi disetiap harinya6.

4. Scene empat, detik 40-45. Teks:أشهد ان ال اله إالاهلل, Aku bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah.

Visualisasi

5 Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 12.

6Wawancara peneliti dengan Emri Akbaril Syah sebagai produser, tayangan adzan magrib

RCTI, Jakarta, 7 Juli 2014

Page 75: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

63

Ikon Pada gambar tersebut terlihat seorang eksekutif muda sedang

mengendarai mobil sambil melihat ke arah depan jalan raya.

Terlihat pemuda tersebut menggunakan kemeja berwarna

putih dengan memadukan dengan dasi berwarna hitam.

Pemuda tersebut mengespresikan wajah yang senang dengan

melihat ke arah depan sambil menyetir mobilnya.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Asyhadu Allaa Ilaaha

Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)”

dengan teks bahasa Arab dan terjemahan menggunakan

bahasa Indonesia.

Tulisan “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku bersaksi bahwa

tiada Tuhan selain Allah)” dengan latar pengusaha muda yang

berada didalam mobil.

Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah), ditulis dengan menggunakan warna

putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Terlihat pemuda tersebut menggunakan kemeja berwarna

putih yang berarti bersih dan suci dengan memadukan dengan

dasi berwarna hitam agar tetap terlihat kewibawaan sebagai

seorang pengusaha muda.

Page 76: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

64

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)” melambangkan

kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta kebersihan.

Simbol Narasi pada gambar tersebut yaitu “Asyhadu alla ilaha

illallah” yang berarti “aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain

allah”.

Representasi juga berarti sebuah konsep yang digunakan dalam proses

sosial pemaknaan melihat sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan,

video, film, fotografi, dan sebagainya7. Begitupun pada pemaknaan pada

gambar diatas yang menandakan kesibukan eksekutif muda dalam

mengendarai mobilnya.. Teks pada gambar tersebut “Asyhadu Allaa Ilaaha

Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)” merepresentasikan

bahwa kalimat tersebut dinamakan syahadat tauhid sebab didalam kalimat

tersebut kita bersaksi dengan sepenuh rasa bahwa tiada yang lain hanya Allah

SWT semata-mata, tiada sekutu baginya didalam segala hal, dan tiada satupun

yang bercampur aduk dengannya kecuali dia semata-mata.

7 Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 14

Page 77: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

65

5. Scene lima, detik 50-55. Teks: الاهللأشهد ان ال اله إ , Aku bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah.

Visualisasi

Ikon Pada gambar tersebut terlihat seorang anak berseragam SD

berlari sambil memegang uang hasil berjualan kincir

anginnya.

Terlihat anak berseragam SD sedang membeli bunga mawar

di salah satu penjual bunga di pinggir jalan.

Terlihat di depan anak SD tersebut seorang pemuda yang

memakai kaos putih dan kopia hitam yang sedang berjualan

beraneka macam bunga-bunga yang sangat indah terlihat dari

warna bunga yaitu merah, kuning dan hijau.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Asyhadu Allaa Ilaaha

Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)”

dengan teks bahasa Arab dan terjemahan menggunakan

bahasa Indonesia.

Tulisan “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku bersaksi bahwa

tiada Tuhan selain Allah)” dengan latar seorang anak SD dan

terlihat beberapa mobil yang sedang menunggu rambu lalu

Page 78: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

66

lintas yang berwarna merah yang berarti berhenti.

Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah), ditulis dengan menggunakan warna

putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Seragam SD putih merah yang digunakan oleh anak tersebut

menandakan usianya masih belia dan terlihat kepolosan di

wajahnya.

Seragam tersebut menandakan dia seorang pelajar SD dan

bukan anak jalanan seperti anak pada umumnya yang

berjualan di jalan.

Anak SD tersebut terlihat sangat senang karena dia

memberikan senyuman yang sangat bahagia.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)” melambangkan

kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta kebersihan.

Page 79: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

67

Simbol Dari ikon dan tanda verbal yang ada bahwa anak kecil yang

berseragam SD bisa mencari uang sendiri yang halal dengan

cara menjualkan hasil karyanya berupa kincir angin.

Karna kerja kerasnya seorang anak SD yang masih kecil bisa

membeli Bunga dengan memakai uang hasil jerih payahnya

sendiri.

Pada gambar tersebut merepresentasikan bahwa tiada kata muda dalam

mencari uang selama kita mendapatkannya dengan cara halal. Mengasah

kemampuan kita untuk berkarya dan memiliki harga jual dikalangan

masyarakat, berguna bagi mereka yang membeli dan menguntungkan bagi kita

sendiri.

Hasil wawancara: “gambar diatas sengaja kita tampilkan seorang

anak SD yang berjualan kincir angin, dengan kepolosannya tersebut

menggunakan baju seragam yang menandakan dirinya bukan seorang anak

jalanan tetapi dia menjual hasil karyanya untuk mendapatkan sejumlah

uang. Gambaran anak berseragam tersebut membeli bunga dan meletakkan

disalah satu kuburan yaitu kuburan mendiang ibunya sebagai tanda

sayang.”8

6. Scene enam , 1 menit 1-3 detik. Teks: أشهد ان ال اله إالاهلل , Aku bersaksi bahwa

tiada Tuhan selain Allah.

Visualisasi

8Wawancara peneliti dengan Emri Akbaril Syah sebagai produser, tayangan adzan magrib

RCTI, Jakarta, 7 Juli 2014

Page 80: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

68

Ikon Pada gambar tersebut terlihat seorang pemuda yang berada di

dalam mobil dengan mengepresikan wajah senang yang

sedang memutar-mutarkan kincir angin yang di pegangnya.

Terlihat pemuda tersebut menggunakan kemeja berwarna

putih dengan memadukan dengan dasi berwarna hitam.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Asyhadu Allaa Ilaaha

Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)”

dengan teks bahasa Arab dan terjemahan menggunakan

bahasa Indonesia.

Tulisan “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku bersaksi bahwa

tiada Tuhan selain Allah)” dengan latar pengusaha muda

yang berada didalam mobil.

Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah), ditulis dengan menggunakan warna

putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Pada gambar diatas terlihat espresi pemuda tersebut bahagia

dan senang melihat dan memainkan kincir angin yang

dipegangnya sambil teringat masa kecilnya ketika bermain

kincir angin bersama ibunya.

Terlihat pemuda tersebut menggunakan kemeja berwarna

Page 81: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

69

putih yang berarti bersih dan suci dengan memadukan dengan

dasi berwarna hitam agar tetap terlihat kewibawaan sebagai

seorang pengusaha muda.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah (Aku

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)” melambangkan

kedamaian, kesucian, kesempurnaan serta kebersihan.

Simbol Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terdapat pesan bahwa

kita harus selalu mengingat ibu dan wajib berbakti kepada

kedua orang tua kita.

Representasi menurut teori Chris Barker menyatakan bahwa

representasi bisa hadir dalam sebuah audio-visual karena setiap audio-visual

yang kita lihat pasti akan menimbulkan pemaknaan tersendiri pada tanda-

tanda yang ditampilkan dan dapat merepresikannya9. Pada gambar tersebut

merepresentasikan seorang pemuda yang telah sukses dalam karirnyapun

wajib mengingat ibunya. Jika kita tidak sempat atau berada jauh dari ibu kita

bisa mengirimkan doa dalam setiap shalat kita agar ibu kita senantiasa

diberikan kesehatan dan umur panjang.

9Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 11

Page 82: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

70

7. Scene tujuh, 1 menit 35 detik. Teks:اشهد ان محمدا رسول اهلل,aku bersaksi bahwa

Muhammad adalah Rasul Allah.

Visualisasi

Ikon Background pada gambar di atas adalah beberapa perkuburan

yang tersusun rapi di daerah pemakaman umum dan terdapat

batu nisan yang bertuliskan Fatimah Binti Rokhim lahir 25-6-

1980 dan wafat 11- 5- 2010 yang berarti sudah wafat tiga

tahun yang lalu.

Diatas kuburan tersebut terdapat bunga mawar yang masih

segar.

Pada gambar di atas terdapat banyak kuburan yang sangat

terawat dan bersih.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Asyhadu Anna

Muhammadar Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad

adalah Rasul Allah)”.dengan teks bahasa Arab dan

terjemahan menggunakan bahasa Indonesia.

Tulisan “Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah (aku

bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah)”, dengan

latar batu nisan dan sekitar perkuburan.

Page 83: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

71

Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah (aku bersaksi bahwa

Muhammad adalah Rasul Allah)”,ditulis dengan

menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Pada gambar diatas terlihat kuburan yang sedang dikunjungi

dan diberi bunga mawar berwarna merah yang menandakan

keberanian dan keindahan.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks“Asyhadu Anna Muhammadar

Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul

Allah)”.melambangkan kedamaian, kesucian, kesempurnaan

serta kebersihan.

Simbol Dalam ikon dan verbal yang ada terkandung pesan bahwa

bagi kita yang masih hidup didunia ini untuk selalu dan rutin

untuk ziarah kubur dan memberikan doa yang terbaik bagi

para keluarga yang terlebih dahulu menghadap Allah agar

dimudahkan jalannya dan diterima disisinya.

Page 84: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

72

Representasi menurut teorinya menunjuk baik pada proses maupun

produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses

perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang

kongkret10

. Pada gambar diatas dengan jelas merepresentasikan makna

menyayangi ibu walaupun sudah meninggal dengan memberikan bunga pada

kuburan ibunya. Representasi pada teks “Asyhadu Anna Muhammadar

Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah)” dinamakan

kalimat syahadat rasul sebab pada kalimat ini kita melafazkan bersaksi bahwa

yang menyampaikan dan menanggung diri rahasia Allah SWT adalah

Muhammad yaitu diri zahir kita dan dengan melafazkan kalimat zahir tersebut

maka berikrar dan bersaksilah kita dengan diri kita sendiri bahwa diri zahir

kita tetap akan menanggung rahasia Allah SWT, dan akan menjaganya untuk

selama-lamanya.

8. Scene delapan, 1 menit 51 detik,حي على الصالة, marilah shalat.

Visualisasi

Ikon Pada gambar tersebut terlihat seorang anak kecil berseragam

SD sedang berdoa di depan pusara ibunya di pemakaman

umum.

10

Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 8

Page 85: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

73

Wajah anak itu terlihat khusu berdoa dengan rawut wajah

yang sedih.

Anak berseragam putih terlihat mengangkat tangan berdoa

dan memohon kepada Allah dengan penuh harapan.

Dibelakang anak tersebut terdapat banyak kuburan yang

berjejer rapih dengan rumput yang tumbuh diatas kuburan.

Hayya‟Alash Shalaahmarilah shalat, ditulis dengan

menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Pada gambar tersebut terlihat anak SD yang sedang berdoa

dengan khusu mengirimkan doa untuk ibunya yang telah

pergi meniggalkan dia terlebih dahulu.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks“Hayya‟Alash Shalaah (marilah

shalat)”.melambangkan kedamaian, kesucian, kesempurnaan

serta kebersihan.

Page 86: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

74

Simbol Narasi pada gambar tersebut yaitu “Hayya alash Shalaah”

yang berarti “marilah sholat”.

Pada teks tersebut mengajak umat muslim untuk

melaksanakan shalat karena shalat adalah salah satu

kewajiban bagi umat muslim yang patuh kepada Allah.

Menurut teori Chris Barker representasi adalah salah satu praktek

penting yang memproduksi kebudayaan, pada gambar diatas memberikan

kode-kode kebudayaan yang sama lewat bahasa ( simbol-simbol dan tanda

tertulis, lisan, atau gambar) dapat mengungkapkan pikiran tetang sesuatu11

.

Pada gambar tersebut merepresentasikan tentang kasih sayang seorang anak

kepada ibunya, walaupun ibunya telah meninggala ia selalu berziara kubur dan

mengirinkan doa untuk ibunya yang tercinta, agar senantiasa di berikan tempat

yang paling bagus disisi Allah SWT.

Berdoalah memohon ampun agar rahmat dan kasihnya mengalir

kepada kedua orangtua kita yang telah meninggal dunia, seperti mereka

mengasihi kita sejak masih didalam kandungan. Doa kita untuk kedua

orangtua akan memberi manfaat bagi mereka. Nabi SAW, memberikan kabar

baik bahwa setelah manusia meninggal dunia, seluruh amalnya terputus,

kecuali tiga hal: amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu

mendoakannya.12

11

Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004), h. 12

Islan Gusmian, Doa Menghadapi Kematian, (Jakarta, Mizan Pustaka, 2011), h.11.

Page 87: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

75

Hasil wawancara: “untuk ide anak kecil yang sedang berdoa

tersebut sengaja ditampilkan untuk memberitahukan kepada masyarakat

yang menonton tayangan adzan ini bahwa anak yang SD saja bisa

mendoakan ibunya padahal ibunya telah meninggal dunia, dan pelajaran

bagi kita semua untuk selalu menyayangi kedua orangtua kita selagi

mereka masih hidup”.13

9. Scene Sembilan, 2 menit 3 detik. Tidak ada teks

Visualisasi

Ikon Pada gambar tersebut terlihat sebuah kertas yang di letakan di

atas kuburan.

Pada gambar tersebut telihat batu nisan yang berdiri kokoh

dengan tanah yang berwarna coklat dan rumput yang

berwarna hijau.

Pada kertas tersebut bertuliskan “selamat ulang tahun ibu”

dengan warna krayon yang berwarna-warni.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

13

Wawancara peneliti dengan Emri Akbaril Syah sebagai produser, tayangan adzan

magrib RCTI, Jakarta, 7 Juli 2014

Page 88: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

76

Indeks Warna dasar background adalah coklat tanah dan rumput

hijau yang bersimbolkan kesejukan pada kuburan tersebut.

Pada kertas yang diletakan di atas kuburan bertuliskan

“terimah kasih ibu” yang menandakan kepolosan dan

keceriaan dalam menuliskannya.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Simbol pada gambar tersebut bertuliskan“selamat ulang tahun

ibu”Sebuah bingkisan yang dibuat sangat indah oleh seorang

anak kecil yang polos yang sangat mencintai ibunya.

Representasi menurut teorinya menjelaskan bahwa representasi juga

dapat diartikan sebagai proses dan hasil yang memberi makna khusus pada

tanda14

. Pada gambar tersebut merepresentasikan kasih sayang seorang anak

kepada ibunya. Bagi setiap anak, orang tua adalah sosok yang memiliki

banyak makna dalam setiap hidupnya, kasih sayang yang terus menerus

diberikan kepada kita, peran dan jasa orang tua bagi kita sangatlah besar dan

disertai dengan pengorbanan yang luar biasa untuk mendidik dan

membesarkan kita. Makna representasi pada gambaran tersebut adalah tetap

14

Nuraini Juliastuti, Representasi Budaya, (bandung:kencana,2008), 35

Page 89: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

77

mengigat ibu dan selalu mendoakannya walaupun ibu sudah meninggal akan

tetapi kita sebagai anak wajib mendoakanyanya.

10. Scene sepuluh, 2 menit 47 detik. Teks:حي على الفالح, Marilah menuju

kemenangan.

Visualisasi

Ikon

Pada gambar di atas terlihat seorang ibu yang sedang duduk

sambil membersikan beberapa permainan anak lelakinya

sebagai pengobat rindu.

Terlihat ibu tersebut menghayal dan melihat anak lelakinya

yang masih kecil berlarian sambil bermain pesawat udara.

Pada gambar tersebut terlihat ruangan yang berisi sofa, lemari

dan jendela kaca dengan kain horden berwarna putih.

Terlihat seorang ibu memakai jubbah berwarna biru dan

jilbab berwarna kuning dan anak kecil yang sedang

memainkan pesawat mainannya menggunakan baju hitam dan

celana panjang abu-abu.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Hayya‟ Alal Falaah

(Marilah menuju kemenangan)” dengan teks bahasa Arab dan

terjemahan menggunakan bahasa Indonesia.

Page 90: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

78

Tulisan“Hayya‟ Alal Falaah (Marilah menuju kemenangan)”

dengan latar gambaran diruang tengah rumah dengan seorang

ibu dan anak.

Hayya‟ Alal Falah (Marilah menuju kemenangan)ditulis

dengan menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah

Indeks

Background pada gambar tersebut adalah ruang tengah rumah

dengan jendela yang berhorden putih yang bersimbolkan

kesucian dan kebersian serta beberapa peralatan rumah tangga

lainnya.

Pada gambar tersebut terlihat seorang ibu yang sedang

membersikan peralatan mainan pesawat terbang anaknya

dengan rasa rindu yang sangat mendalam.

Baju biru yang digunakan oleh ibu tersebut menandakan

keanggunan dan jilbab kuning menandakan keceriaan dan

kebaikan seorang ibu.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Page 91: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

79

Warna putih pada teksHayya‟ Alal Falah (Marilah menuju

kemenangan).melambangkan kedamaian, kesucian,

kesempurnaan serta kebersihan.

Simbol Dari ikon dan tanda verbal yang terkandung terdapat pesan

bahwa versi adzan ini bertemakan “IBU” untuk mengingatkan

bagi kita semua akan selalu mengingat ibu.

Inti kajian representasi menurut teoriya memfokuskan pada isu-isu

mengenai bagaimana cara representasi itu dibentuk sehingga menjadi suatu

kesatuan yang keliatan alami15

. pada gambar diatas merepresentasikan kultur

islam seorang ibu dengan kehidupan yang sederhana, dalam kesendiriannya

yang merindukan anaknya dengan gambaran bayangan anaknya yang sedang

berlarian sambil bermain menandakan kerinduan yang sangat mendalam.

11. Scene sebelas, 3 menit 5 detik,اهلل اكبر، اهلل اكبر, Allah Maha Besar, Allah Maha

Besar.

Visualisasi

Ikon

Pada gambar tersebut terlihat seorang pemuda yang sedang

mencari sosok ibu yang dia rindukan.

15

Nuraini Juliastuti, Representasi Budaya, (bandung:kencana,2008), 34

Page 92: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

80

Terlihat espresi pemuda tersebut sangat panik karena ia

menampilkan wajah yang sangat shok.

Terlihat di belakang pemuda tersebut berdiri kokoh lemari

kayu yang berwarna coklat.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Allahuakbar (Allah Maha

Besar), dengan teks bahasa Arab dan terjemahan

menggunakan bahasa Indonesia.

Tulisan “Allahu Akbar Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”

dengan latar seorang eksekutif muda yang sedang mencari

ibunya.

Allahu Akbar Allahu Akbar (Allah Maha Besar) ditulis

dengan menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks

Background pada gambar di atas yaitu sebuah rumah yang

lemari dan pintunya berukirkan kayu jati yang sangat indah

yang menandakan keindahan bagi orang yang melihatnya.

Pada gambar tersebut terlihat wajah pemuda tersebut sedang

bersedih karena khawatir kepada ibunya.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

Page 93: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

81

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks “Allahu Akbar Allahu Akbar (Allah

Maha Besar)” melambangkan kedamaian, kesucian,

kesempurnaan serta kebersihan.

Simbol Narasi pada gambar tersebut yaitu “Allahu AkbarAllahu

Akbar yang berarti Allah maha besar yang menunjukan

bahwa adzan magrib telah berkumandang sebagai

pemberitahuan atau seruan untuk melaksanakan salah satu

kewajiban kita yaitu ibadah sholat.

Representasi dalam teorinya bisa berbentuk kata-kata atau tulisan

bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film16

. Seperti

pada tayangan adzan ini yang memaknai gambar pada tayangan. Representasi

pada gambar diatas adalah jangan pernah kita melupakan ibu sesibuk apapun

urusan kita. Terkait dengan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua,

Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus terhadap bakti kepada ibu.

Dalam salah satu dakwahnya beliau menyampaikan bahwa surga itu berada di

bawah telapak kaki ibu. Ridha dan restu seorang ibu merupakan jalan menuju

surga. Dan orang yang meniti jalan ini pun akan berjumpa dengan Rasulullah

SAW di surga.17

16

Nuraini Juliastuti, Representasi Budaya, (bandung:kencana,2008), 34 17

Adnan Tharsyah, Manusia yang Dicintai dan Dibenci Allah: Kunci-Kunci Menjadi

Kekasih Allah, (Jakarta, Mizan Khasanah Ilmu-Ilmu Islam, 2012), h. 23.

Page 94: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

82

12. Scene dua belas, 3 menit 15 detik. Teks:ال إله إالاهللTiada Tuhan Selain Allah.

Visualisasi

Ikon

Pada gambar tersebut terlihat seorang pemuda yang sedang

duduk bersedih karena memberikan espresi yang sangat

menyedihkan.

Terlihat pemuda tersebut menggunakan kemeja berwarna

putih dengan memadukan dengan dasi berwarna hitam agar

tetap terlihat kewibawaan dan ketegasan sebagai seorang

pengusaha muda.

Terlihat dibelakang pemuda tersebut ada meja dengan barisan

guci-guci yang tersusun rapih.

Pada gambar tersebut terdapat teks “Laa Ilaaha Illallaah

(Tiada Tuhan Selain Allah)”, dengan teks bahasa Arab dan

terjemahan menggunakan bahasa Indonesia.

Tulisan “Laa Ilaaha Illallaah (Tiada Tuhan Selain Allah)”,

dengan latar seorang eksekutif muda yang sedangmenangis

didepan ibunya.

Laa Ilaaha Illallaah (Tiada Tuhan Selain Allah)ditulis dengan

menggunakan warna putih.

Page 95: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

83

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Warna dasar background adalah warna putih yang berarti suci

dan bersih.

Terlihat seorang laki-laki yang sedang menangis didepan

ibunya dan meminta maap atas kesalahannya karena tidak

meberi kabar dan tidak mengingat ibunya ketika sedang sibuk

dan membuat ibunya khawatir memikirkan anaknya.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks “Laa Ilaaha Illallaah (Tiada Tuhan

Selain Allah)”, melambangkan kedamaian, kesucian,

kesempurnaan serta kebersihan.

Simbol Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terlihat penyesalan

yang mendalam oleh pemuda tersebut karena telah melupakan

ibunya yang sangat baik kepadanya dan meminta maap dan

berjanji tidak akan melakukan kesalahan tersebut untuk kedua

kalinya.

Page 96: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

84

Representasi kultur islam yang mengangkat tentang IBU dalam

perspektif islam ditunjukan dengan berbakti kepada kedua orang tua, berbakti

kepada ibu adalah kemuliaan hidup yang tertinggi.

Islam menekankan untuk membalas kebaikan orang tua serta berbakti

pada orang tua. Islam menuntut kita untuk berbakti kepada ibu, secara khusus

lebih dari ayah. Ini karena hak ibu lebih banyak dari pada ayah.

Artinya: Diriwayatkan dari Imam Shadiq bahwa seorang laki-laki bertanya

pada Nabi Saw. Mana dari orang tuanya yang seharusnya ia rawat lebih baik.

“Ibumu”, sabda Nabi. “ siapa kemudian?” Tanya orang itu. “ Ibumu” jawab

Nabi. “Siapa berikutnya?” Tanya laki-laki itu lagi. “ Ibumu,” sabda Nabi.

“Siapa berikutnya?” Tanya lagi. “Kemudian Ayahmu”,ujar Nabi.18

13. Scene ke tiga belas detik tidak ada teks.

Visuali

sasi

Iko

n

Pada gambar

tersebut

terlihat

seorang anak

mencium

tangan ibunya

dengan suka

18

Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhathus Shalihin Jus 1, ( Jakarta: Pustaka Amani,

1999), h. 327.

Page 97: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

85

cita.

Terlihat

ibunya sangat

terharu dan

ikut

meneteskan air

mata yang

bertanda kasih

sayangnya

kepada anak

lelakinya.

Jubah yang

dipakai oleh

ibunya

berwarna biru

dan jilbab

berwarna

kuning.

Terlihat

pemuda

tersebut

menggunakan

kemeja

berwarna putih

Page 98: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

86

dengan

memadukan

dengan dasi

berwarna

hitam agar

tetap terlihat

kewibawaan

dan ketegasan

sebagai

seorang

pengusaha

muda.

Terlihat di

belakang ibu

dan anak

tersebut sofa,

pintu dan

tembok

berwarna

putih.

Diatas gambar

terdapat

tulisan RCTI

yang

Page 99: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

87

semuanya

menggunakan

huruf kapital

ditulis dengan

warna biru dan

garisan warna

merah

ditengah.

Indeks Warna dasar

background

adalah

warna

merah

melambang

kan

keceriaan di

sekitar

rumah

tersebut.

Pada

gambar

tersebut

terlihat

seorang

Page 100: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

88

pemuda

meminta

maap

kepada

ibunya

dengan

mencium

tangan

ibunya

dengan rasa

penyesalan

yang sangat

besar.

Terlihat

ibunya

menangis

merasa

terharu

melihat anak

kesanyanga

nnya pulang

kerumah

bertanda ia

sangat

Page 101: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

89

bahagia.

Jubbah yang

dipakai

ibunya

berwarna

biru

melambang

kan

keanggunan,

kesabaran

dan

lembutan

seorang

wanita

muslimah

dipadukan

dengan

jilbab

kuning di

kepala

sebagai

pelengkap

kesolehanny

Page 102: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

90

a.

Background

di sebelah

kiri atas

terdapat

logo RCTI

yang

berwarna

merah dan

biru karena

warna

tersebut

merupakan

lambang

gelombang

visual

elektromagn

etik dalam

pertelevisian

, logo RCTI

menggamba

rkan sikap

yang selalu

Page 103: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

91

tangkap

serta sigap

setiap saat

dan turut

serta

mencerdask

an bangsa.

Simbol Dari ikon

dan tanda

verbal pada

gambar

terkandung

pesan

tentang

kepatuhan

kepada

kedua orang

tua terutama

ibu.

Tangisan

dan

senyuman

ibu

Page 104: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

92

merupakan

bentuk kasih

sayang ibu

terhadap

anaknya.

Representasi kultur islam yaitu berbakti kepada ibu, seorang dengan

cara menghormatinya, manusia yang paling pantas untuk di perlakukan

dengan sebaik-baiknya adalah ibu. Kita wajib menghormati orangtua kita

sama seperti kita berusaha memuliakan Allah dalam pikiran, perkataan dan

perbuatan kita. Karena begitu besarnya pengorbanan seorang ibu kepada kita

mulai dari mengandung sampai melahirkan kita ke dunia.

Dalam hal ini yang paling penting dalam menghormati mereka bukan

hanya memberi harta. Namun yang paling dibutuhkan adalah akhlak yang baik

dari anaknya. Dan akhlak inilah kekayaan termahal yang bisa membuat sang

anak doanya di ijabah oleh Allah SWT, sehingga bisa menyelamatkan serta

memuliakan ibu bapaknya.

Hasil wawancara: “ latar belakang alur cerita yang bertemakan

“IBU” adalah kita ingin memberitahukan bahwa ibadah shalat pasti wajib,

ibadah vertical kepada Allah, namun disini kita memberitahukan bahwa

bentuk ibadah sosial yang baik itu adalah berbakti kepada orangtua yaitu

ibu, “kalo ibadah shalat kamu benar harusnya ibadah sosial kamu juga

bener” contohnya disini antara ibu dan anak. Jadi kita ingin menjelaskan

bahwa kita sebagai umat islam harus sayang dan berbakti kepada ibu”.19

14. Scene empat belas, 3 menit 32-4 menit. Teks :

19

Wawancara peneliti dengan Emri Akbaril Syah sebagai produser, tayangan adzan

magrib RCTI, Jakarta, 7 Juli 2014

Page 105: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

93

محمىدا الذي محمذا الىسيلة والفضيلة وابعثه مقاما رب هذه الذعىة التامة والصالة القائمة آت للهم

وعذته, إنك التخلف الميعاد

Visualisasi

Ikon

Pada gambar tersebut terlihat suasana senja hari di tandai

dengan terlihatnya langit yang berwarna kemerahan dengan

pemandangan lampu-lampu di tengah kota.

Pada gambar tersebut terdapat doa setelah mendengarkan

adzan dengan teks Allahumma Rabba Haadzihid Da‟wati

Taammah, Wash-Shalaatil Qaa‟imah, Aati Sayyidana

Muhammadanil Wasiilata Wal-Fadhiilah, Wassyarafa Wad-

darajatal‟aaliyatar Rafii‟a, Wab‟atshul Maqaamal

Mahmuudalladzi Wa‟adtah, Innakalaa Tuhliful Al-Mi‟aad.

Teks pada gambar diatas menggunakan warna putih.

Diatas gambar terdapat tulisan RCTI yang semuanya

menggunakan huruf kapital ditulis dengan warna biru dan

garisan warna merah ditengah.

Indeks Pada gambar di atas terlihat suasana senja disore hari terlihat

keindahan langit menjemput kegelapan.

Background di sebelah kiri atas terdapat logo RCTI yang

Page 106: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

94

berwarna merah dan biru karena warna tersebut merupakan

lambang gelombang visual elektromagnetik dalam

pertelevisian, logo RCTI menggambarkan sikap yang selalu

tangkap serta sigap setiap saat dan turut serta mencerdaskan

bangsa.

Warna putih pada teks melambangkan kedamaian, kesucian,

kesempurnaan serta kebersihan.

Simbol Dari ikon dan tanda verbal terkandung pesan bahwa kita

sebagai umat muslim wajib membaca doa setelah adzan

karena disunnahkan bagi umat muslim untuk membacanya

setelah mendengarkan adzan.

Representasi kultur islam pada gambar diatas adalah memberikan teks

doa setelah mendengarkan adzan karena kita sebagai umat muslim disunahkan

untuk membacabya setelah selesai mendengarkan adzan.

Artinya: “Ya Allah, penguasa panggilan yang sempurna dan shalat yang

didirikan, berikanlah kepada Muhammad Washilah dan keistimewaan dan

tempatkanlah ditempat yang mulia yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya

Engkau tidak (pernah) menyalahi janji”.

Page 107: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai analisis semiotika dan

representasi kultur islam pada tayangan adzan magrib di RCTI. Dapat

disimpulkan bahwa tayangan adzan tersebut mampu membawa dampak positif

bagi kalangan masyarakat. Dapak positifnya berupa mengajak untuk

melaksanankan shalat dan berbakti kepada kedua orang tua atau ibu. Peneliti

juga menemukan representasi kultur islam dalam tayangan adzan magrib

RCTI dengan tema "lBU", yaitu:

1. Tayangan adzan magrib di RCTI merepresentasikan bahwa tayangan

adzan ini adalah mengingatkan dan memberitahukan bahwa waktu sholat

telah tiba dan juga mengajak umat muslim untuk melaksanakan salah satu

kewajibannya yaitu ibadah shalat. Penemuan dari penelitian pada tayangan

adzan magrib versi “IBU” di RCTI, makna yang terkandung adalah ibadah

vertikal kepada Allah dengan cara ajakan untuk melaksanakan ibadah

shalat, ibadah sosial yang baik dengan cara berbakti kepada ibu.

Representasi kultur islam adalah datangnya waktu magrib dengan langit

berwarna keemasan, representasi simbol jika seorang ingin sukses maka

harus bekerja keras, representasi pada budaya yang mematikan telepon

saat sedang meeting, Asyhadu Allah Ilaaha Ilallah dinamakan Syahadat

Tauhid, tiada kata muda dalam mencari uang, wajib mengingat ibu jika

Page 108: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

96

telah suskses dalam karir, makna menyayagi ibu walaupun telah

meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran dan jasa

orang tua sangatlah besar, kerinduan ibu kepada anaknya, tidak melupakan

ibu sesibuk apapun pekerjaan kita, berbakti kepada ibu adalah kemuliaan

tertinggi, wajib memperlakukan ibu dengan sebaik-baiknya, doa setelah

mendengarkan adzan. Tayangan adzan ini sangat efektif bagi masyarakat

yang mendengarkannya juga yang sedang sibuk menonton acara lain bisa

berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat dan sangat efektif bagi

masyarakat yang memiliki rumah jauh dari masjid bisa mengetahui waktu

shalat magrib telah tiba lewat televisi yaitu dengan menonton tayangan

adzan.

2. Tayangan adzan magrib dengan tema "lBU" di RCTI merepresentasikan

kultur islam dengan cara berbakti kepada orang tua terlebih ke ibu.

Sesibuk apapun kita dalam pekerjaan setiap harinya wajib bagi kita selaku

anak untuk memberi kabar dan menanyakan keadaan ibu, karena ibu selalu

mengingat kita kapanpun dan dimanapun kita berada. Selagi ibu kita

masih hidup maka sayangi dan cintailah beliau sepenuh hati karena ibu

banyak berkorban buat kita dan juga surga berada di telapak kaki ibu, jadi

jika kita ingin masuk surga terlebih dahulu berbaktilah kepada ibu.

3. Dari beberapa scene yang di teliti terdapat tiga scene yang merupakan inti

dari representasi kultur islam pada tayangan adzan magrib di RCTI dengan

tema “IBU” yaitu pertama: pada scene ke dua (eksekutif muda) yang Pada

gambar tersebut merepresentasikan kultur islam seorang eksekutif muda

Page 109: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

97

yang tinggal diperkotaan dengan kesibukan pekerjaannya sehingga lupa

memberi kabar kepada Ibunya, namun menyadari bahwa apa yang dia

lakukan salah dan mendatangi Ibunya meminta maap atas kesalahannya.

Kedua: terdapat pada scene ke delapan (anak SD) Pada gambar tersebut

merepresentasikan tentang kasih sayang seorang anak kepada ibunya,

walaupun ibunya telah meninggal ia selalu berziarah kubur dan

mengirinkan doa untuk ibunya yang tercinta, agar senantiasa di berikan

tempat yang paling bagus disisi Allah SWT. Ketiga: pada scene ke sepuluh

gambar diatas merepresentasikan kultur islam seorang ibu dengan

kehidupan yang sederhana, dalam kesendiriannya yang merindukan

anaknya, dengan gambaran bayangan anaknya yang sedang berlarian

sambil bermain menandakan kerinduan yang sangat mendalam.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil analisis yang

telah dikemukaka dan bisa dijadikan pertimbangan bagi RCTI, khususnya

pada program tayangan adzan, adalah sebagai berikut:

1. Pada tayangan adzan magrib di RCTI ini yang mana bertemakan "IBU"

pada alur ceritanya mempunyai makna-makna yang positif terhadap ibu

maka RCTI sebaiknya terus mempertahankan ide-ide cerita yang baru

untuk tayangan adzan selanjutnya yang mampu menarik perhatian

penonton televisi sehingga nantinya bisa berdampak positif bagi RCTI

namun temanya tidak lepas dari kultur Islam yang sebenamya.

Page 110: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

98

2. Mengingat bahwa tanyan adzan magrib sangat penting bagi umat muslim

sebaiknya memperhatikan makna-makna konten yang positif bagi

masyarakat.

3. Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian,

diharapkan penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih lajut

mengenai makna-makna yang terdapat dalam tanyangan adzan magrib

yang beredar luas dimasyarakat khususnya pada media elektronik televisi

dengan menggunakan alat analisis yang berbeda.

Page 111: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

DAFTAR PUSTAKA

A. Daftar Pustaka

Abdul Kadir Nuhuyanan, Pedoman Dan Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta:

Gema Insani, 1997)

Adnan Tharsyah, Manusia yang Dicintai dan Dibenci Allah: Kunci-Kunci

Menjadi Kekasih Allah, (Jakarta, Mizan Khasanah Ilmu-ilmu Islam,

2012)

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung, Rosdakarya, 2006)

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009)

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Gitanyali, 2004)

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi, Teori Dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006)

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke

Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004)

Chris Barker, Cultural Studies Theory and Practice, (New Delhi:Sage,2004)

Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat

Penelitian Kemasyarakatan danBudaya Direktorat Riset dan Pengabdian

Masyarakat Universitas Indonesia, 2004)

Dani Verdiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, ( Jakarta: Indeks,

2008)

Deddy Mulyana. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003)

Dedi Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005)

Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.

18-19

Drs Moh Rifa’I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha

Putra, 1976)

_______, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,

1976)

Page 112: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

Effendy,Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1989)

Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo,

1997)

Idi Subandi Ibrahim, dan Dedi Mulyana, ed, Bercinta Dengan Televisi: Televisi di

Indonesia dan Pengaturannya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 1997)

Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihin Jus 1, (Jakarta: Pustaka Amani,

1999)

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Aplikasi Praktis bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013)

Islah Gusmian, Doa Menghadapi Kematian, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2011)

Iswandi Syahputra, jurnalistik Infotainment , kancah Baru Jurnalistik Dalam

Industri Televisi (Yogyakarta:Pilar Media, 2007)

Jalaluddin Rachmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001)

Jim Macnamara, Strategi Jitu Menaklukkan Media, (Jakarta: Mitra Media, 1999)

Jusuf A. Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2005)

Kris Budiman, Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual, (Yogyakarta: Buku

Baik, 2005)

_______, Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual, (Yogyakarta: Buku Baik,

2005)

Kris Budiman, Jejaring Tanda-tanda Strukturalisme dan Semiotika Dalam Kritik

Kebudayaan, (Magelang: UI. 2004)

Latif Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: Firma

Rimbow, 1989)

Lexi J. Moloeng, Metodologi Penelitian kualitatif. Edisi Revisi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2007)

_______, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2006)

MusaAsyari, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al Qur’an, (Yogyakarta:

LESFI, 1992)

Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman

Ilmu Jaya, 1994)

Page 113: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

Nuraini Juliastuti, Representasi Budaya, (bandung:kencana,2008)

Onong U Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2004)

Onong Uchajana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, ( Bandung: Mandar

Maju, 1993)

Paul Kitley, Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca, (Jakarta: Isal, 2001)

Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Bandung, Ankasa,

1931)

Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010)

RM Soenarto, Program Televisis Dari Penyususnan Sampai Pengaruh Siaran,

(Jakarta: FFTV-IKJ Press,2007)

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Bhinneka Cipta, 1996)

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008)

_______,Semiotika KomunikasiVisual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008)

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI,

Tesis, (Yogyakarta: Rineka, 1998)

_______,Telaah Format Keagamaan di Televisi, Tesis Magister Agama (Jakarta:

Perpustakaan UIN syahid,1999)

Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta,

PT. Rineka Cipta, 1996)

_______,Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT.

Rineka Cipta, 1996)

_______,Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1996)

Yusuf Al Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer 2, (Jakarta, Gema Insani, 2001)

B. Dari Internet

http://duniatv.blogspot.com/2008/02/sejarah-televisi.html. diakses pada 17 Mei

2014 dari

http://hizred.wordpress.com/ 2012/01/05/keutamaan-adzan-dan-menjawab-adzan/

diakses pada 17 Mey 2014

Page 114: REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26291/1/ITA... · meninggal dunia, kasih sayang seorang anak kepada ibu, peran

http://id.wikipedia.org/wiki/televisi

http://muhammad-haidir.blogspot.com/pengertian-sejarah-kebudayaan-islam.html

diakses pada 13 Mey 2014

http://obor-lampu.blogspot.com/tayangan-adzan-di-tv.html diakses pada 10 Mey

2014 dari

http://www.google.com/#q=pengertian+adzan diakses pada 17 Mei 2014

http://www.rcti.tv/page/profil-perusahaan diakses pada 12 Mei 2014

http://www.rcti.tv/page/visi-misi-dan-tiga-pilar-utama Artikel diakses pada 12

Mei 2014

http:/www.devinisionline.com./2010/10/pengertiantelevisi.html diakses pada 16

Mei 2014