76
MODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI Rambu Royana Ngongo Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta ABSTRAK Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan Musa yang seperti apa yang ada dalam Keluaran dan menjelaskan Aplikasih dari Kepemimpinan Musa bagi Kepemimpinan Gereja Masa Kini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang diambil ialah sebagai berikut: Pertama, kepemimpinan yang berjalan dengan titah Tuhan. Musa adalah seorang pemimpin, yang dalam kepemimpinannya berjalan sesuai dengan titah Tuhan. Dalam Keluaran menjelaskan tetang bagaimana Musa menjalankan roda kepemimpinan terhadap bangsa Israel sesuai dengan titah atau perinta Tuhan. Kepemimipinan Kristen haruslah selalu demikian berjalan sesuai dengan perintah Tuhan sehingga apapun yang dijalankan dalam kepemimpinan tersebut tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Kedua, kepemimpinan tidak telepas dari masalah dan tekanan yang datang dari orang yang dipimpin, dalam Keluaran Musa mendapat masalah dan tekanan yang datang dari bangsa Israel. Sebagai seorang pemimpin Kristen harus lebih mengerti dan memahami bahwa dalam kepemimpinannya itu selalu ada tantangan dan tekanan. Ketiga, seorang pemimpin harus tahu mencari solusi yang benar untuk keluar dari masalah yang dihadapi yaitu dengan mencari kehendak Allah. Dalam Keluaran dijelaskan bagaimana Musa mencari solusi yang benar dengan datang mencari kehendak Allah (Kel. 17:4). Sebagai seorang pemimpin, hal utama yang dilakukan sebelum bertidak terhadap orang-orang yang dipimpinnya ialah ia harus bertanya kepada Tuhan dengan kata lain mencari kehendak Tuhan terlebih dahulu. Sebagai pemimpin Kristen harus mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan agar supaya apa yang menjadi perinta Tuhan dalam kepemimpinan tersebut dilakukan sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Keempat, selalu ada jawaban Tuhan kepeda pemimpin yang mengandalkan Tuhan, dalam Keluaran 17:5-6a menjelaskan ada jawaban Tuhan terhadap Musa. Jadi pemimpin yang bertanya pada Tuhan pasti selalu ada jawaban dari ii

repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

MODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI

Rambu Royana NgongoSekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

ABSTRAKTujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan Musa yang seperti apa yang ada dalam Keluaran dan menjelaskan Aplikasih dari Kepemimpinan Musa bagi Kepemimpinan Gereja Masa Kini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang diambil ialah sebagai berikut: Pertama, kepemimpinan yang berjalan dengan titah Tuhan. Musa adalah seorang pemimpin, yang dalam kepemimpinannya berjalan sesuai dengan titah Tuhan. Dalam Keluaran menjelaskan tetang bagaimana Musa menjalankan roda kepemimpinan terhadap bangsa Israel sesuai dengan titah atau perinta Tuhan. Kepemimipinan Kristen haruslah selalu demikian berjalan sesuai dengan perintah Tuhan sehingga apapun yang dijalankan dalam kepemimpinan tersebut tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Kedua, kepemimpinan tidak telepas dari masalah dan tekanan yang datang dari orang yang dipimpin, dalam Keluaran Musa mendapat masalah dan tekanan yang datang dari bangsa Israel. Sebagai seorang pemimpin Kristen harus lebih mengerti dan memahami bahwa dalam kepemimpinannya itu selalu ada tantangan dan tekanan. Ketiga, seorang pemimpin harus tahu mencari solusi yang benar untuk keluar dari masalah yang dihadapi yaitu dengan mencari kehendak Allah. Dalam Keluaran dijelaskan bagaimana Musa mencari solusi yang benar dengan datang mencari kehendak Allah (Kel. 17:4). Sebagai seorang pemimpin, hal utama yang dilakukan sebelum bertidak terhadap orang-orang yang dipimpinnya ialah ia harus bertanya kepada Tuhan dengan kata lain mencari kehendak Tuhan terlebih dahulu. Sebagai pemimpin Kristen harus mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan agar supaya apa yang menjadi perinta Tuhan dalam kepemimpinan tersebut dilakukan sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Keempat, selalu ada jawaban Tuhan kepeda pemimpin yang mengandalkan Tuhan, dalam Keluaran 17:5-6a menjelaskan ada jawaban Tuhan terhadap Musa. Jadi pemimpin yang bertanya pada Tuhan pasti selalu ada jawaban dari Tuhan untuk dilakukan oleh seorang pemimpin tersebut. Kepemimpin yang melakukan Firman Tuhan. Dalam Keluaran dijelaskan bahwa Musa melakukan apa yang difirmankan Tuhan (Kel. 17:6b-7). Jadi, sebagai seorang pemimpin Kristen bukan hanya mendengar suara Tuhan saja tetapi juga harus melakukan Firman itu dalam kepemimpinannya dan juga orang-orang yang dipimpinnya. Kelima, Secara keseluruhan kepemimpinan yang ada dalam Keluaran adalah kepemimpinan teokratik dimana sang pemimpinan Kristen bukanlah penguasa atau tuan bagi setiap orang yang dipimpin. Tetapi kepemimpinan itu adalah kepemimpinan Allah yang sedang pemimpin itu jalankan. Jadi, harus senantiasa taat dan patuh akan setiap perintah Allah, yang adalah pemimpin Agung. Jadi, sebagai seorang pemimpin Kristen, harus senantiasa sadar bahwa kepemimpinannya itu ada di bawah kendalinya Allah. Dr. Dyulius Thomas Bilo, M.ThTony Salurante, M.Pd.K, M.A

ii

Page 2: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................iiLEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..........................................iiiLEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI....................................................ivLEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................................vLEMBARAN PERNYATAAN .............................................................................viABSTRAKSI.........................................................................................................viiKATA PENGANTAR............................................................................................ixDAFTAR ISI.........................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................1B. Rumusan Masalah......................................................................9C. Tujuan Penelitian.......................................................................9D. Ruang Lingkup Penelitian........................................................10E. Metode Penelitian.....................................................................10F. Sistematikan Penulisan ............................................................11

BAB II TINJAUAN TERHADAP KEPEMIMPINAN SEKULAR DAN ALKITABIAH...............................................................................12

A. Teori Kepemimpinan Sekular..................................................12B. Kepemimpinan Alkitabiah.......................................................22C. Kepemimpinan Gereja Masa Kini............................................30

BAB III MODEL KEPEMIMPINAN MUSA.............................................35

A. Kehidupan Musa......................................................................351. Masa Kecil Musa................................................................352. Masa Dewasanya Musa......................................................373. Masa Pendidikan Musa......................................................384. Masa Persiapan untuk Menjadi Pemimpin.........................395. Masa Kepemimpnan Musa.................................................41

B. Kepribadian Musa....................................................................441. Panggilan Musa..................................................................442. Visi Tuhan Kepada Musa...................................................48

C. Model Kepemimpinan Musa....................................................521. Pemimpin Yang suka mementingkan kepentingan umum

daripada pribadi..................................................................522. Pemimpin Yang Hidupnya Transparan..............................533. Pemimpin yang merendahkan diri.....................................554. Pemimpin Yang Tegas.......................................................585. Pemimpin Yang Cakap......................................................586. Pemimpin Yang Memiliki Iman........................................63

D. Gaya Kepemimpinan Musa......................................................64E. Pendelegasian...........................................................................65F. Fungsi Manajemen dalam Kepemimpinan...............................66

iii

Page 3: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

BAB IV IMLIKASI KEPEMIMPINAN MUSA BAGI GEREJA MASA KINI...............................................................................................70

A. Menginspirasi...........................................................................70 B. Memotivasi...............................................................................71C. Meneladani...............................................................................73

BAB V PENUTUP......................................................................................80

A. Kesimpulan..............................................................................80B. Saran.........................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 4: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinanan yang baik sangat penting untuk gereja. Untuk itu saya

ambil ilmu kepemimpinan dan untuk mempertajam atau memperkuat, saya berikan paham eksegetis tentang Musa yang adalah pemimpin terbesar pada atau di Israel dan seorang yang mengandalkan Tuhan. Musa adalah salah satu pemimpin dalam Perjanjian Lama yang berhasil memimpin Bangsa Israel keluar dari tempat perbudakan yaitu tanah Mesir untuk membawa bangsa itu beribadah kepada Tuhan, walaupun banyak tantangan, masalah datang dari pihak Firaun, pegawai-pegawai Firaun, orang Mesir dan bangsa Israel sendiri yang mungkin menguras tenaga, pikiran dan waktunya (Musa), tetapi tidak menjadi persoalan baginya untuk tetap berusaha melakukan apa yang diinginkan Tuhan bagi Bangsa Israel. Musa tidak pernah mempunyai keinginan atau rencana untuk menjadi pemimpin, apalagi memimpin bangsa yang tegar tengkuk (Kel. 32: 9). “Dalam Keluaran 3:10-14, ketika Allah mengutus Musa untuk menghadap Firaun dan membawa umat Israel keluar dari Mesir, Musa menanggapinya dengan penuh keraguan akan kemampuannya. Dalam Keluaran 4:1-17 juga diceritakan betapa Musa tidak percaya diri, merasa tidak mampu menjalankan tugas yang Tuhan berikan.”1 Charles R. Swindoll menyatakan dalam bukunya bahwa Musa tidak menginginkan hal itu. Itulah sebabnya Ia (musa) berkata “Tuhan, siapakah aku sehingga aku yang melakukan ini?”2

Situasi dan kondisi bangsa Israel lah yang membuat Musa terpanggil dan terbeban. Selain peneguhan dan panggilan Tuhan secara pribadi, Musa juga terpanggil di karenakan oleh kondisi atau keadaan saudara-saudari sebangsanya yang sedang mengalami penindasan. Panggilan Musa ini pun ditegaskan oleh Allah bahwa Musa harus menghadap kepada Firaun untuk menyampaikan bahwa bangsa Israel atau orang Ibrani harus keluar dari Mesir. W. S. Lasor menyatakan:

Ketika ia mendekat untuk melihat keadaan yang sebenarnya, ia di panggil oleh Allah yang memper kenalkan diri sebagai “Allah ayah mu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub”(ay. 6a). Musa segerah Sadar siapa yang berbicara kepanya dan ia menyembunyikan wajahnya, “sebab ia takut memandang Allah” (ay.6b). setelah menggambarkan kesengsaraan umat-Nya di mesir dan menetapkan maksud-Nya untuk melepaskan mereka (ay. 7-9), “pergilah Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawah umat Ku, orang Israel, keluar dari Mesir” (ay.10).3

Dalam menyelesaikan tugas di Mesir, Musa mengalami banyak sekali pertantangan, baik dari dalam yaitu orang Israel yang sedang meminta pertolongan karena penindasan yang di alami maupun dari Firaun yang tidak mengijinkan bangsa itu keluar dari negerinya dan di tambah lagi pegawai-

1 https://tuhanyesus.org/karakter-musa-dalam-alkitab Diakses pada 28/09/20182 Charles R. Swindoll, Pria berdedikasih & tak mementingkan diri sendiri Musa (Jakarta: Nafiri

Gabrial, 2001), 170-171. 3 W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1 (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2005), 194.

Page 5: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

pegawainya yang menindas bangsa Israel dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat, sehingga bangsa itu tidak mempunyai kesempatan untuk beristirahat.

1. Karakter Musa a. Konsisten dan setia, dalam hal melaksanakan tugas yang di berikan

Tuhan kepadanya untuk tetap menghadap Firaun supaya mendapat ijin membawa bangsa itu keluar dari tempat perbudakan. “Meskipun dengan rasa ragu akan dirinya, Musa tetap melakukan perintah Tuhan yang diberikan padanya, untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian”.4

b. Musa juga memiliki hati yang lemah lembut. “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi” (Bil. 12:3).

c. Musa adalah seorang yang berani. Berani mengatakan, “...hapuskanlah nama ku dari Kitab yang Kautulis” (Kel. 32:31-32)

d. Rela berkorban. Musa relah berkorban bukan hanya waktunya, tenaga, pikiran, tetapi dia juga minta Tuhan membunuhnya, oleh karena Tuhan murka kepada bangsa Israel. (Bil. 11:11-15)

2. Keunikan MusaMusa bisa melunakkan hati Tuhan, “Lalu Musa mencoba melunakkan hati

Tuhan, Allahnya...”(Kel. 32:10-14). Jadi kepemimpinan Musa ini sangat penting, oleh karena itu, Charles R. Swindoll, menyatakan bahwa: Musa menjadi manusia pilihan Allah di masa transisi dalam sejarah. Ketika penggilan ilahi datang untuk memikul peranan yang sangat penting bagi nasib orang-orang dan bangsa-bangsa, Musa menjawab panggilan tersebut. Ia mungkin saja keberatan. Ia mungkin saja takut. Ia mungkin saja di penuhi penyesalan dan keraguan pada diri sendiri. Tapi pada akhirnya, ia menyerah dan menjadi alat Allah pada generasinya.5

Menyerah adalah pertanda seseorang tidak mampu mempertahankan kemauan, keinginan atau kepentingan dirinya sendiri. Dan pada akhirnya mengambil bagian untuk kepentingan bersama. Kepemimpinan seperti ini membutuhkan konsisten yang tinggi untuk tidak menyerah dalam menghadapi situasi apapun.

3. Pendidikan Musa Yokhebed ”mengambil anak tersebut dan menyusui dia. Dan anak itu menjadi

besar. Kemudian ia membawanya kepada putri Firaun, dan dia menjadi putranya”. (Kel. 2:9, 10) Alkitab tidak mengatakan berapa lama Musa tinggal bersama orang tua kandungnya. Ada yang berpikir bahwa ia tinggal setidaknya sampai ia disapih—dua atau tiga tahun—tetapi bisa saja lebih lama daripada itu. Buku Keluaran hanya mengatakan bahwa ia ”menjadi besar” bersama orang tuanya, yang berarti bisa sampai usia berapa pun. Apa pun keadaannya, Amram dan Yokhebed pasti menggunakan waktu itu untuk menanamkan dalam diri putra mereka asal usul Ibraninya dan mengajarnya tentang Yehuwa. Seberapa sukses mereka menanamkan iman dan kasih akan kebenaran dalam hati Musa, hanya waktu yang

4 https://tuhanyesus.org/karakter-musa-dalam-alkitab Diakses pada 28/09/20185 Charlesr R. Sindoll, Pria Berdedikasih & Tak Mementingkan Diri Sendiri MUSA (Bandung:

Cipta Oleh Pustaka, 2001), 16.

2

Page 6: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

akan membuktikannya. Setelah dikembalikan kepada putri Firaun, Musa di didik dalam ”segala hikmat orang Mesir”. (Kis. 7:22) Itu berarti Musa mendapat pelatihan yang membuatnya memenuhi syarat untuk menjadi pejabat pemerintah. Pendidikan tinggi Mesir mencakup matematika, geometri, arsitektur, konstruksi, dan kesenian serta ilmu pengetahuan lain. Keluarga istana bisa jadi ingin agar ia menerima pendidikan agama Mesir.

Musa mungkin menerima pendidikannya yang istimewa bersama anak-anak bangsawan lain. Di antara mereka yang mendapat manfaat dari pendidikan elit tersebut adalah ”anak-anak penguasa asing yang dikirim atau diambil sebagai tawanan ke Mesir untuk “dibuat beradab” lalu dikembalikan sebagai pembesar taklukan” yang setia kepada Firaun. (The Reign of Thutmose IV, karya Betsy M. Bryan) Tempat pengasuhan anak yang dihubungkan dengan istana kerajaan tampaknya mempersiapkan kaum muda untuk melayani sebagai pejabat istana. Inskripsi dari periode Kerajaan Mesir Pertengahan dan Baru memperlihatkan bahwa beberapa pelayan pribadi Firaun dan pejabat tinggi pemerintah tetap menyandang gelar kehormatan ”Putra Tempat Pengasuhan Anak” bahkan setelah mereka dewasa. Kehidupan istana menguji Musa. Kekayaan, kemewahan, dan kuasa ditawarkan kepadanya. Disana, bahaya moral juga mengancam.6 Musa, dalam kepemimpinannya tidak ada sedikitpun di ceritakan bahwa ia mengambil keuntungan dalam kepemimpinannya. Musa, dalam pandangan Yonky Karma, mampu memindahkan dirinya dari fokus, bahkan sebaliknya ia menjadikan umat yang di pimpinya menjadi fokus. Kepemimpinan yang bergerak menjauhi pusat. Prinsip inilah yang hendaknya di teladani oleh para pemimpin Kristen: tidak berpusat pada ketenaran diri termasuk mengambil keuntungan dari kepamimpinannya atau dari orang-orang yang di pimpinnya.7

Jadi, Musa adalah pemimpin yang hanya mengarahkan pandangannya kepada tujuan Allah saja untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Berbeda dengan pemimpin-pemimpin yang lain yang mengarahkan fokus atau tujuan atau pandangannya pada kepentingannya sendiri.

Dalam Alkitab kita juga menemukan pemimpin yang tidak baik atau lebih dikenal dengan pemimpin yang jahat, seperti Ahab yang memimpin 10 suku di Israel dan Ahas yang memimpin 2 suku di Yehuda. Ahab adalah raja ke-8 kerajaan Israel di Samaria.

Setelah Omri (ayahnya) mati, Ahab menggantikan dia menjadi raja. Inilah raja yang sangat populer bagi orang-orang zaman sekarang karena interaksinya dengan Elia. Sebenarnya Elialah yang populer, tetapi Ahab juga terkenal dampak popularitas Elia karena ia adalah raja yang menjadi lawan Elia. Ia menikah dengan Izebel putri Etbaal raja orang Sidon. Ahab sangat dipenaruhi dan dikuasai oleh Izebel. Ahab patuh mendengarkan perkataan Nabi Elia untuk berbakti kepada Tuhan, namun ia sangat lemah dalam melawan Izebel. Israel semakin jatuh dibawah pemerintahannya karena penyembahan berhala yang dilakukan istrinya (Izebel). 1 Raja-raja 16: 30 menyatakan bahwa Ahab lebih jahat dari raja-raja sebelumnya.8

6 https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2002442. Diakses pada tanggal 01-02-2019 7 Kembong Mallisa, Marianus T. Waang dan kawan-kawan, Pemimpin yang Membentuk Zaman

(Jakarta: Delima,2009), 3.8 https://pemuda.stemi.id/reforming_heart/elia-dan-raja-ahab diakses 20/03/2019 jam 01:35

3

Page 7: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Setelah membahas kejatuhan Israel, kita juga membahas kejatuhan Yehuda. Kejatuhan yang dimulai oleh kejahatan raja Ahas. Ahas yang artinya “ia telah merebut” Ahas adalah raja Yehuda setelah Yotam ayahnya, meninggal.

Ia (Ahas) berumur 20 (dua puluh) tahun pada waktu ia menjadi raja dan 16 (enam belas) tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia tidak melakukan apa yang benar dimata Tuhan, Allahnya, dan ia dikenal sebagai salah satu raja di Yehuda yang paling jahat perbuatannya. Dia bukan hanya menyembah berhala, tetapi juga membakar anaknya sendiri untuk persembahan bagi para berhala. Ia mendorong rakyatnya mempersembahkan korban kepada ilah-ilah. Tingkah lakunya yang sangat menjijikkan bagi Tuhan (Yer. 7:31). Ahas adalah raja yang paling berani berdosa, bahkan mengalahkan keberdosaan raja-raja Israel! Perbuatannya membuat Tuhan murka kepada dia dan kepada seluruh Yehuda.9

Demikianlah masa pemerintahan raja Ahab dan raja Ahas, yang menimbulkan orang-orang yang dipimpinnya jatuh kedalam dosa penyembahan berhala. Dan dalam pemerintahan mereka tidak ada yang dapat diambil atau yang dapat dicontohi.

Begitu juga dengan pemimpin gereja di era sekarang ini yang sangat berbeda, ada yang mengambil keuntungan dari orang yang dipimpinnya, seperti yang di lakukan oleh “Seorang pendeta di Cina dihukum penjara selama 14 tahun atas tuduhan korupsi dan menghasut khalayak untuk mengganggu ketertiban umum. Media di Cina melaporkan pendeta bernama Bao Guohua divonis bersalah menggelapkan uang milik jemaat gereja di Provinsi Zhejiang. Istri pendeta, Xing Wenxiang, juga dinyatakan bersalah atas kesalahan yang sama. Xing kemudian divonis 12 tahun penjara.”10

Dan “Sebuah pengadilan Singapura menjatuhkan hukuman delapan tahun penjara kepada seorang pendiri sekaligus pendeta gereja karena dianggap menggelapkan uang sumbangan senilai lebih dari 35 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 350 miliar untuk membiayai karir bernyanyi istrinya, pada Jumat, 20 November 2015. Kong Hee, pendiri dan pendeta senior dari Gereja City Harvest, telah dinyatakan bersalah bulan lalu atas tiga tuduhan melakukan pelanggaran pidana. Kong dan pendukungnya telah lama membela diri, dan seperti yang selalu diungkapkan, dia berargumen di pengadilan bahwa City Harvest mendukung karir bernyanyi istrinya agar musiknya menarik lebih banyak orang datang ke gereja.”11

Ada juga pendeta yang melakukan tindakan yang tidak senono kepada jemaatnya, seperti yang dilakukan oleh: “Seorang pendeta di Kota Bekasi, Jawa Barat menghamili jemaatnya yang masih di bawah umur. Ironisnya, korban pencabulan ketika masih berusia 13 tahun sampai melahirkan anaklaki-laki.

9 https://pemuda.stemi.id/reforming_heart/yotam-dan-ahas-rajaraja-yehuda diakses 31/03/2019 jam 04:15

10https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/02/160227_majalahlain_cina_pendeta_korupsi diakses 25 oktober 2018

11 https://dunia.tempo.co/read/720890/korupsi-uang-gereja-pendeta-ini-dipenjara-8-tahun diakses 25/10/2018

4

Page 8: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Setelah sukses menghamili jemaatnya yang masih di bawah umur terungkap ke publik, DM (53) penginjil sekaligus seorang pendeta, menghilang meninggalkan korban.”12

Pemimpin seperti ini (di atas) adalah pemimpin yang tidak takut kepada Tuhan. Oleh karena itu, Lumintang menyatakan: “Masalah apapun dalam suatu paguyuban tidaklah disebabkan oleh angota-anggota paguyuban tersebut, melainkan oleh para pemimpin paguyuban tersebut, tidak terkecuali paguyuban (Komunitas) Kristen. Para pemimpin gerejalah yang lebih sering merusak gereja dari pada anggota gereja dan orang non-gereja”.13

Oleh sebab itu, maka dapat di katakan bahwa pemimpin yang buruk adalah pemimpin yang tidak berintegritas karena perilaku kotor mereka (amoralitas) dan karena lemehnya kompetensi mereka seperti yang nampak pada keputusan mereka yang lebih banyak merugikan dan mendatangkan masalah kemanusiaan”.14

Musa adalah salah satu pemimpin yang tidak mencari atau mengambil keuntungan dari orang-orang yang di pimpinnya. Dan Musa juga adalah salah satu pemimpin yang konsisten dalam kepemimpinannya, berkali-kali bangsa Israel menggerutu dan menentang Musa, akan tetapi Musa tidak menyerah. Ia tidak lupa akan panggilan Allah kepadanya untuk memimpin bangsa itu. Ia konsisten melakukan perintah Tuhan untuk membawa bangsa itu keluar dari tanah mesir menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Ada beberapa tokoh-tokoh dalam Alkitab yang merupakan teladan kehidupan berkaitan dengan konsisten: “Yosua, Daud, Daniel, dan Yohanes Pembaptis,. Kepemimpinan mereka tidak hanya “sukses” di awal saja, namun mereka konsisten mempertahankan kualitas kerja dan kepemimpinannya sampai akhir.”15 Oleh karena itu, kepemimpinan sangat penting dan menentukan suatu keberhasilan, Stevri menyatakan:

Tanpa pemimpin, penduduk dunia terlantar!, tanpa pemimpin gereja, warga gereja terlantar! Penyataan ini sama dengan Firman Tuhan yang menyatakan bahwa: “... mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Mat. 9:36). Kebenaran ini menyatakan sesungguhnya bahwa peranan pemimpin adalah sangat penting bahkan menentukan “nasib” suatu komunitas. Tanpa pemimpin, komunitas gereja yang di lukiskan seperti “domba” menjadi terlantar.16

Jelas bahwa peranan seorang pemimpin sangat penting karena seperti kompas yang dapat menunjukkan arah. Seperti yang juga disampaikan oleh Raja Salomo dalam Amsal “Bila tidak ada wahyu menjadi liarlah rakyat...”(Ams. 29:18). Orang yang gagal mencari kehendak Allah akan gagal juga dalam memimpin umat-Nya pada arah yang benar. Artinya bahwa seorang pemimpin juga harus hidup takut akan Tuhan dan bersandar sepenuhnya kepada-Nya.

12 https://www.merdeka.com/peristiwa/pendeta-di-bekasi-diduga-cabuli-jemaatnya-yang-masih-abg.html diakses 25 oktober 2018

13 Stevri Indra Lumintang, Theologia Kepemimpinan Kristen (Jakarta: Geneva Insani Indonesi, 2015), 3.

14 Stevri Indra Lumintang, Theologia Kepemimpinan Kristen (Jakarta: Geneva Insani Indonesi, 2015), 4.

15 https://psbobby.wordpress.com/tag/kepemimpinan/ diakses kamis 04/10/201816 Stevri Indra Lumintang, Theologia Kepemimpinan Kristen (Jakarta: Geneva Insani Indonesi,

2015), 6.

5

Page 9: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

B. Rumusan Masalah/riset questions

Dari Latar belakang masalah di atas penulis merumuskan pertanyaan utama adalah, Model Kepemimpin Musa Suatu Aplikasih Bagi Pemimpin Gereja Masa Kini? Untuk menjawab pertanyaan ini akan ditunjang dengan beberapa sub pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kepemimpinan Sekular dan Alkitabiah?2. Bagaimana Model Kepemimpinan Musa?3. Bagaimana Peringatan (implikasi) Bagi Pemimpinan Gereja Masa Kini?

Penulis akan membahas poin pertama rumusan masalah dalam bab kedua. Dan bagian kedua akan di uraikan dalam bab Ketiga yakni bagaimana Model Kepemimpinan Musa. Dan akhir dari penulisan ini, akan membahas Implikasi Bagi Pemimpinan Gereja Masa Kini dalam bab keempat.

BAB II TINJAUAN TERHADAP

6

Page 10: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

KEPEMIMPINAN SEKULAR DAN ALKITABIAH

Dalam satu organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu membawa atau membangun suatu organisasi itu lebih maju entahkah itu dalam kepemimpinan sekular ataupun dalam kepemimpinan yang Alkitabiah. Pemimpin-pemimpin ini sama-sama menpunyai pengikut. Perbedaan di antaranya adalah sebagian disebut pemimpin rohani atau Alkitabiah dan sebagian lagi disebut pemimpin sekular. Apa sebenarnya yang membedakan pemimpin rohani dan pemimpin sekular. Prinsip-prinsip apa yang membedakan. Prinsip yang membedakan ialah pemimpin yang satu membiarkan Kristus memanifestasikan diri-Nya sedangkan pemimpin yang lainnya mengembangkan dirinya dengan berbagai metode kejiwaan.

A. Teori Kepemimpinan SekularKepemimpinan muncul bersamaan dengan peradaban manusia sejak zaman

dahulu dimana orang-orang berkumpul bersama dan bekerja bersama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya. Sejak itulah terjadinya kerjasama antar  manusia di dunia dan munculnya juga unsur kepemimpinan. Kepemimpinan itu sendiri merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai. Maka dari itulah, seorang pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner, semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan semakin besar potensi kepemimpinan yang efektif.17 Maka dalam hal ini, kepemimpinan dalam organisasi membutuhkan teori. Teori kepemimpinan dalam organisasi telah berevolusi dari waktu ke waktu ke dalam berbagai jenis dan merupakan dasar terbentuknya suatu kepemimpinan. Setiap teori menyediakan gaya yang efektif dalam organisasi. Dalam teori kepemimpinan ada beberapa macam teori, diantaranya adalah:

1. Great Man Theory.Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made). Dalam buku Wiranto menyatakan bahwa: Teori Great Man berpandangan bahwa kepemimpinan adalah dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan. Sedangkan teori Kepemimpinan Big Bang menyatakan bahwa: Situasi dan pengikut secara bersama dan membentuk pemimpin.18 Dan dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir dan ditakdirkan menjadi seorang pemimpin

17 Afid Burhanuddin 20/01/201418 H. Wiranto, Pemimpin Adiluhung (Bandung: Teraju, 2006), 28.

7

Page 11: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

di berbagai macam organisasi. Teori kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencangkup studi pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memegang gelar turun-temurun. Sangat sedikit orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Ketika teori great man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah orang laki-laki dan hal itu tidak bisa ditawar. Bahkan para peneliti adalah orang laki-laki juga, yang menjadi alasan untuk nama teori tersebut “great man”. Konsep kepemimpinan pada teori ini yang disebut orang besar adalah atibut tertentu yang melekat pada diri pemimpin atau sifat personal, yang membedakan antara pemimpin dan pengikutnya. Pada teori ini sabagian besar bersandar pada pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh Thomas Charly di abad 19 yang penah menyatakan bahwa sejarah dunia tidak melainkan sejarah hidup orang-orang besar. Menurutnya, seorang pemimpin besar akan lahir saat dibutuhkan sehingga para pemimpin ini tidak bisa diciptakan.

2. Teori sifat. Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat atau ciri-ciri di dalam dirinya. Seorang pemimpin akan sukses atau efektif apabila dia memiliki sifat sifat-sifat seperti berani bersaing, percaya diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, intelegensi tinggi, hubungan interpersonal baik, dan lain sebagainya.

3. Perilaku. Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing.

4. Kepemimpinan situasional. Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Hessel menyatakan dalam bukunya bahwa : Kepemimpinan Situasional didasarkan pada saling pengaruh antara: (1) sejumlah petunjuk dan pengarahan perilaku tugas yang pemimpin berikan; (2) sejumlah dukungan emosi yang pemimpin berikan; (3) tingkat kematangan yang

8

Page 12: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

dimiliki oleh bawahan dalam melaksanakan tugas19. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Penyesuaian gaya kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku karena tuntunan situasi tertentu.

5. Kharismatik. Beberapa teori-teori membahas mengenai bagaimana kharisma seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya. Telah dibahas bahwa seorang bawahan begitu kuat terpengaruh oleh kharisma pimpinannya dalam menyelesaikan sebuah misi.20

Oleh karena itu, maka pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dan dalam suatu organisasi bisnis pun kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik utama dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan suatu perusahaan ada kaitannya dengan kenyamanan para karyawan. Kepemimpinan bukan diliat dari cara ia memimpin untuk dirinya sendiri melainkan dilakukan untuk orang lain juga. Pemimpin adalah penggerak utama dalam menentukan keberlangsungan suatu bisnis. Seorang pemimpin pasti menentukan arah kemana perusahaan tersebut akan berjalan. Seorang pemimpin khususnya pemimpin bisnis erat kaitannya dengan keterampilan berbicara. Pemimpin yang baik adalah mereka yang menyadari sifat kepribadian mereka dan juga para pengikut mereka. Jadi, kepemimpinan bisnis adalah membuat orang-orang tampil sebaik mungkin bukan menjadikan pemimpin itu sendiri pemimpin yang terbaik. Sama halnya dengan kepemimpinan politik bahwa seorang pemimpinlah yang menentukan arah kemana suatu perusahaan atau suatu bangsa ini dibawah.

Jika kepemimpinan dalam arti paling dasarnya dimaknai dengan kemampuan seseorang untuk membuat banyak orang mau melakukan sesuatau yang sesungguhnya tidak mereka inginkan, maka kepemimpinan politik bisa dimaknai sebagai kemampuan untuk itu karena adanya kekuasaan formal dalam negara. Dalam segalah sistem politik, kepemimpinan politik memiliki jangkauan yang sangat luas, karena didalam negara terdapat struktur-struktur yang didesain untuk menyelenggarakan negara. Konsepsi penyelnggaraan negara secara umum meliputi pemberian jaminan perlindungan/keamanan dan kemakmuran kepada seluruh rakyatnya.

Oleh karena itu maka:Seorang pemimpin politik hanya akan bisa bekerja secara optimal untuk tujuan negara itu apabila mampu mengoptimalkan kerja-kerja struktur-struktur negara. Seorang pemimpin politik tidak bisa, dan karena itu tidak

19 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik (Jakarta: Grasindo, 2007), 239. 20 Afid Burhanuddin 20/01/2014

9

Page 13: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

boleh bekerja secara soliter. Sebab sebuah negara yang paling kecil dengan jumlah penduduk yang paling sedikit sekalipun tidak mungkin dijangkau secara keseluruhan oleh satu orang saja. Karena itulah, pemimpin politik harus memiliki imajinasi tentang apa yang harus diprogramkan dan bagaimana cara yang paling efektif dan efisien untuk mengkonsolidasi struktur-struktur kekuasaan agar semuanya melakukan kerja-kerja yang diprogramkan. Dalam hal ini, seorang pemimpin negara harus benar-benar memahami tentang bagaimana sistem politik bekerja. Hanya dengan cara memahami dan menggunakan struktur –struktur dalam sistem itulah, kerja kolosal yang menjadi indikator negara hadir dalam setiap kebutuhan rakyat benar-benar nyata.21

Dalam melakukan kajian terkait dengan kepemimpinan, perlu adanya

pembedaan yang signifikan antara kepemimpinan yang bersifat struktural atau administratif dengan kepemimpinan yang lebih mengarah pada kepemimpinan politik. Pada dasarnya kepemimpinan menjadi bagian dari kekuasaan. kepemimpinan merupakan suatu hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan orang yang dipengaruhi, dan juga merupakan kemampuan menggunakan sumber pengaruh secara efektif. Berbeda dengan kekuasaan yang berdiri atas banyak jenis sumber pengaruh, kepemimpinan lebih menekankan pada kemampuan menggunakan persuasi untuk mempengaruhi pengikut. Selain itu, tidak seperti kekuasaan yang belum tentu menggunakan pengaruh untuk kepentingan bersama pemimpin maupun para pengikutnya. Dengan demikian, kepemimpinan sekular mempunyai pengertian tersendiri.

Pengertian kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai targer (goal) organisasi yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem disebuah organisasi/perusahaan. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara yang alamiah mempelajari kepemimpinan adalah melakukannya dalam kerja dengan praktek seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.22 Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi. Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (para penganut). Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu. Kepemimpinan harus membujuk orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terelegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi dan mengkomonisasikan visi. Beberapa ahli memberikan penjelasan mengenai definisi kepemimpinan yaitu: Pertama, Wahjosumidja (1987:11) mengartikan kepemimpinan sebagai: kemampuan yang ada pada diri seseorang leader yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), Kemampuan (ability), kesanggupan (capability). Kepemimpinan

21 Mobile,rilis.id/kepemimpinan-politik diakses 06/04/2019 jam 23:25 22 https://id.m.wikipedia.org/wiki/kepemimpinan diakses 04/04/2019 jam 01:25

10

Page 14: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

merupakan rangkaian aktivitas pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut, serta interaksi antara pemimpin, pengukut dan situasi.23 Kedua, Sutarto (1998b:25) mengartikan kepemimpinan sebagai: Rangkaian aktivitas penataan berupa kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ketiga, S. P. Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan adalah Kemampuan dan keterampilan seseorang ketika menjabat sebagai pemimpin dalam suatu organisasi untuk mempengaruhi perilaku orang lain, khususnya bawahannya agar berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga dapat memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan orgganisasi. Keempat, Moejiono (2002) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dalam memberikan pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki beberapa kualitas tertentu yang membuatnya berbeda dengan pengikutnya. Kelima, George R. Terry (1972:458) mengartikan kepemimipinan sebagai: kegiatan mempengaruhi orang lain untuk diarahkan mewujudkan tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka rela.24 Keenam, Ordway Tead (1929) Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mempu mendorong pihak lain meneylesaikan tugasnya. Ketuju, William G. Scott (1962) Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisasi dalam kelompok didalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.25 Kedelapan, Stephen J. Carrol & Henry L. Tosj (1977). Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.26 Demikianlah pandangan para ahli mengenai kepemimpinan dan bagaimana seseorang dapat /bisa memimpin.

Pemimpin yang luar biasa adalah pemimpin yang banyak menanyakan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan wawasan, menentukan tujuan, menempatkan orang diposisi yang tepat, dan memastikan sumberdaya dialokasikan di prioritas tertinggi, sambil membuat orang keluar dari zona nyaman untuk memaksimalkan hasil. Menjadi seorang pemimpin adalah impian bagi banyak orang atau kebanyakan orang. Setiap orang pun punya kemampuan untuk menjadi pemimpin. Tapi sayangnya, tidak semua orang bisa benar-benar jadi pemimpin. Pada kenyataannya bahwa menjadi seorang pemimpin yang baik itu tidak hanya sekedar tekat yang tinggi. Namun seorang pemimpin sejati haruslah didukung sejumlah kriteria tertentu yang didapat dari proses yang panjang dan konsisten. Ada beberapa kriteria yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu: Pertama, Punya manajemen yang baik untuk diri sendiri terlebih dahulu (menjadi pemimpin yang baik adalah mengatur diri sendiri dengan baik). Kedua, Punya strategi dalam bertindak: yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin ialah segalah tindak tanduknya harus disusun dengan baik dan penuh strategi. Ketiga, Mampu berkomunikasih dengan baik. Komunikasih itu peranannya sangat penting dalam

23 Tim Pengenbangan Ilmu Pendidikan, Ilmu & Aplikasi Pendidikan (Imtima, 2007), 23724 H. Syaiful Sagala, Pendekatan & Model Kepemimpinan (Jakarta: Divisi Kencana, 2018), 12025 H. Syaiful Sagala, Pendekatan & Model Kepemimpinan (Jakarta: Divisi Kencana, 2018), 57. 26 https://www.google.com/amp/s/www.finansialku.com/definisi-kepemimpinan-adalah/amp/

diakses 04/04/2019 jam 01:30

11

Page 15: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

seluruh aspek kehidupan. Keempat, Tidak lepas tangan, tapi bisa bertanggung jawab. Sebagai seorang pemimpin, apapun yang akan terjadi kedepannya nanti, dengan segalah resiko, maka jadilah seorang pemimpin yang berani untuk bertanggung jawab. Kelima, Punya tujuan yang jelas dan konsisten untuk mencapainya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan itu maka seorang pemimpin harus memiliki tujuan yang jelas dari awal dan yang akan membuat pemimpin tersebut selalu fokus dan berusaha untuk mencari penyelesaian manakala sedang terjebak disuatu masalah yang menghambat.27

Dengan demikian, maka jadilah pribadi yang layak jadi pemimpin. Sebagaimana telah di sebutkan diatas bahwa pemimpin yang baik dihasilkan dari proses yang panjang dan penuh konsisten. Seorang pemimpin juga dapat mengamati rentang sejarah, dan dapat dikatakan bahwa kualitas kepemimpinan merupakan faktor penentu dalam keberhasilah suatu organisasi, baik dalam dunia usaha maupun dalam dunia pendidikan, pemerintahan, politik, kesehatan dan agama, khususnya agama Kristen. Organisasi apapun di dunia ini pasti pernah mengalami kegagalan. Salah satu penyebab adalah faktor kepemimpinan yang kurang memadai.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sangat jelas dinyatakan bahwa seseorang disebut pemimpin kalau dia dapat memepengaruhi atau memberi contoh kepada pengikutnya agar dapat mencapai suatu tujuan, terlepas dari apakah tujuannya baik atau tidak baik. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah senimemimpin yang memerlukan proses yang berisi pengaruh dan mempengaruhi guna mencapai tujuan organisasi. Proses itu tentu saja berjalan melalui berbagai cara yang tidak terlepas dari administrasi dan manajemen berorganisasi. Kepemimpinan adalah proses pengaruh-memengaruhi antar pribadi antar orang dalam suatu situasi tertentu melalui aktivitas komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Dalam kepemimpinan selalu terdapat unsur pemimpin (influencer), yakni yang mempengaruhi tingkah laku pengikutnya (influencee) atau para pengikutnya dalam suatu situasi.

Pemimpin yang efektif adala orang yang menciptakan visi inspiratif masa depan. Pemimpin itu mampu memotivasi dan mengilhami orang untuk terlibat dalam visi itu, mengatur penyampaian visi, menjadi pelatih dan membanguntim sehingga lebih efektif dalam menacapai visi. Kepemimpinan menyatukan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan hal-hal ini. Seorang pemimpin melangkah disaat krisis dam mampu berpikir dan bertindak kreatif dalam situasi sulit. Tidak seperti manajemen, kepemimpinan tidak bisa diajarkan, meski bisa dipelajari dan ditingkatkan melalui pembinaan atau pendampingan.

Kepemimpinan adalah bagian dari Administrasi dalam arti luas. Sebuah organisasi digerakkan oleh administrasi. Administrasi dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik apabila digerakkan oleh manajemen. Manajemen dapat berjalan dengan baik kalau ada kepemimpinan yang baik dan efektif. Kepemimpinan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan organisasi apabila ada pengambilan keputusan-keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan-keputusan yang tepat sangat ditentukan oleh kualitas moral dan

27 https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com diakses 06/04/2019 jam 23:38

12

Page 16: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

karakter dari si pengambil keputusan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa inti administrasi adalah manajemen, inti dari manajemen adalah kepemimpinan, inti kepemimpinan adalah pengambilan keputusan, dan inti pengambilan keputusan adalah moral dan karakter. Moral, karakter, spiritual dan iman adalah seorang pemimpin sangat menentukan kualitas keputusan yang diambilnya. Kualitas keputusan itulah yang akan menentukan apakah seorang pemimpin itu dikategorikan baik, biasa saja atau dikategorikan buruk. Namun perlu juga diperhatikan bahwa kualitas keputusan yang baik hendaknya diikuti dengan implementasi yang baik. Pemimpin yang baik akan mengawal pelaksanaan keputusannya sampai kepada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.

B. Kepemimpinan AlkitabiahSebagaimana yang telah disinggung bahwa dunia ini sedang di bangun oleh

pemimpi yang baik. Tanpa pemimpin pasti ada kekacauan, dan terkadang karena pemimpin pula sering terjadi kekacauan. Sekalipun demikian, pemimpin sangat diperlukan. Tomatala menegaskan dalam buku Lumintang: “Agaknya tidak disangsikan bahwa pemimpin memegang peranan penting yang menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Diakui atau tidak telah terbukti bahwa kepemimpinan mempengeruhi kehidupan organisasi mana pun di dunia ini”.28 George Barna menulis artikel berjudul: “Tidak ada yang lebih penting dari pada kepemimpinan”.29 Demikian juga dalam satu bangsa memerlukan pemimpin. Jikalau tidak ada pemimpin, jatulah bangsa. Bangsa tidak akan bertumbuh mencapai kedewasaan, tanpa kepemimpinan. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan pengertian dari kepemimpinan.

Kepemimpinan dapat di artikan sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepeda mereka. Secara etimologi kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut: (a. Berasal dari kata dasar “pimpin” (dalam bahasa Inggris “lead”) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu didalamnya ada pihak yaitu yang pimpin (umat) dan yang memimpin (Imam). (b. Setelah di tambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (dalam bahasa Inggris “leader”) berarti orang yang memengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasih sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. (c. Apabila di tambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Antara pemimpin dengan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pemimpin “kepala” cenderung lebih otokratis, sedangkan pemimpin (ketua) cenderung lebih demokratis. (d. Setelah dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (dalam bahasa Inggrin “Leadership”) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam memengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama,

28 Yakob Tomatala, Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: TY Leadership Foundation,20012), 5.

29 George Barna, Leaders on leadeship: pandangan para pemimpin tentang kepemimpinan (Malang: Gandum Mas, 2009), 17-36.

13

Page 17: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Beberapa pakar telah memberikan definisi tentang kepemimpinan antara lain:

Pertama, John C. Maxwell mendefinisikan bahwa kepemimipinan adalah pengaruh.30 Ia menarik kesimpulan ini berdasarkan pada pengamatannya dan pengalamannya dalam mengembangkan potensi kepemimpinannya sendiri wawasannya tentang pengaruh adalah bahwa setiap orang mempengaruhi seseorang.31 Jadi setiap orang berkemampuan untuk mempengaruhi orang lain.

Kedua, Jimmy Oentoro mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah proses mempengaruhi. Kepemimpinan bekerja dengan orang-orang untuk menyelesaikan tujuan mereka dan tujuan organisasi.32 Setiap orang pasti ingin kepemimpinannya berhasil. Tetapi ia mengemukakan bahwa selain kepemimpinan itu berhasil, kepemimpinan juga harus efektif. Dengan demikian dapat di katakan bahwa definisi kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang dengan menggunakan otoritas dan karisma dalam komunikasih sehingga tercipta satu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan bersama. John White menyatakan: Nilai pekerjaan itu tidak di ukur dengan status orang-orang yang melaksakan suatu pekerjaan khusus. Semua pekerjaan dinilai dari kepentingannya dalam mencapai sasaran itu.33

Ketiga, Kenneth O. Gangel. Kepemimpinan adalah tindakan seorang anggota kelompok yang mempunyai kualitas, karakter dan kemampuan tertentu yang pada suatu waktu tertentu akan berhasil mengubah tingkah laku kelompoknya menuju sasaran-sasaran yang dapat diterima bersama.34 Darmaputera menegaskan bahwa: “menjadi pemimpin bukanlah terutama merupakan hasil kelihaian sebuah tim sukses, atau hasil kepandaian yang bersangkutan dalam ngobrol janji dan menebar uang gizi. Kepemimpinan adalah penugasan Allah, karena itu mesti dilaksanakan sesuai dengan kehendak-Nya.”35

Keempat, Stevri Indra mengartikan bahwa: Kepemimpinan adalah suatu aktivitas sadar seseorang yang karena panggilan Tuhan bagi dirinya sebagai alat Tuhan untuk mendeklarasikan Tuhan sebagai pemimpin yang melayani semua umat manusia pada umumnya dan melayani umat percaya (gereja) pada khususnya dengan cara memberikan Firman-Nya yang murni baik perkataan maupun perbuatan, menjadi model yang hidup, rela memberi segalahnya untuk umat yang dipimpin dan memberi petunjuk untuk melihat kedepan (visi), memutuskan, mempengaruhi, memper lengkapi, menuntun dan mengevaluasi umat Tuhan dalam terang Firman Tuhan demi melaksanakan kehendak Tuhan secara berkesinambungan dan terwujudnya misi Tuhan dari generasi ke generasi di dalam dan melalui gereja kepada dunia di segalah bidang.”36

30 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda, (Jakarta: Binarupa Aksara,1995), 1.

31 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda, 2.32 Jimmy Oentoro, Situational Leadership II (HITS), 2. 33 John White, Kepemimpinan Yang Handal (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995), 6534 Kenneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, 14. 35 Eka Darmaputera, Pemimpin yang Memimpin: Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab

(Yogyakarta: Kairos, 2011), 26. 36 Stevri Indra Limintang, Theologi Kepemimpinan Kristen, (Jakarta: Perpustakaan

Nasional,2015),10.

14

Page 18: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Dari rumusan atau formulasi di atas ini, maka ditemukanlah sejumlah arti prinsip theologis mengenai kepemimpinan Krisnten. Prinsip theologis ini mengungkapkan bahwa kepemimpinan Kristen tidak dapat ditemukan pada buku-buku kepemimpinan manapun selain Alkitab dan sangat berbedah bahkan bertantangan dengan kepemimpinan manapun di lembaga manapun. Kepemimpinan Kristen adalah suatu keyakinan dan panggilan. Pemimpin adalah alat Representatif dari kepemimpina Tuhan. Memimpin adalah menyatakan atau mendeklarasikan kepemimpina Tuhan Yesus dalam segalah aspek. Memimpin adalah memberitakan Firman Tuhan. Memimpin adalah menjaga seutuhnya orang-orang yang dipimpin. Memimpin adalah mempengaruhi orang dengan kebenaran. Memimpin adalah memperlengkapi orang-orang yang dipimpin untuk bertumbuh kearah kedewasaan. Memimpin adalah menyejahterakan orang yang Dipimpin. Memimpin adalah mempersiapkan pemimpin selanjutnya.

Oleh sebab itu: “Pemimpin Kristen adalah orang pilihan Tuhan, alat kepemimpinan Tuhan, memimpin karena mandate (penugasan Tuhan), berotoritas karena kebenaran Firman Tuhan, memimpin dengan kebenaran, dan bertujuan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Karena itu, semuanya haruslah sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan kehendak manusia. Kehendak Tuhan menjadi standar kepemimpinan. Dari pengertian ini, maka kepemimpinan adalah aktifitas sadar dari orang-orang yang meyakini bahwa memimpin adalah panggilan Tuhan”.37 Dengan demikian, maka dalam kepemimpinan juga dibutuhkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang Alkitabiah dan yang akan menjadi kunci keberhasilan dalam kepemimpinan suatu gereja atau suatu organisasi:

a. Dipanggil dan di tetapkan oleh AllahMenjadi seorang pemimpin bukanlah suatu keinginan, melainkan suatu

keyakinan, bukan suatu pilihan, melainkansuatu panggilan. Dari perjanjian Lama sampai perjanjian Baru, Alkitab menggariskan bahwa pemimpin umat Tuhan adalah dipanggil dan ditetapkan oleh Allah: seperti Musa dan Yosua (Kel.3:10, Yosua 1:1-3) ; Saul dan Daud (1 Sam. 16:12-13); Rasul-rasul (Mark. 3:13-18); Lima Jawatan Gereja (Ef. 4:11-13); penatua-penatua dan penilik-penilik di jemaat-jemaat lokal (Kis. 14:23, 20:28).

Alkitab menerapkan bahwa pemerintahan gereja bersifat teokratis. Bukan otokratis, bukan birokratis, dan bukan pula demokratis. Dalam sistem teokrasi, Allahlah yang memilih, memanggil dan memperlengkapi orang-orang tertentu menjadi pemimpin dan pemerintah bagi umat-Nya. Tuhan juga yang mendelegasikan suatu ukuran otoritas kepada para pemimpin gereja, sesuai kehendak-Nya, untuk melaksanakan tugas-tugas, serta mencapai tujuan-tujuan dalam kerangka rencana-Nya. Para pemimpin gereja adalah pengapdian memenuhi panggilan, karena itu pemimpin gereja bukanlah suatu profesi, tetapi penggilan melayani. Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus adalah kepala gereja dan jemaat adalah tubuh Kristus (Ef. 1:22-23). Yesus menjadi pusat Sentra gereja (Wahyu 5:6, 1:13). Dia, kepala dari gereja yaitu jemaat (Gal.3:28). Dalam hal ini bahwa seorang pemimpin adalah yang dipanggil dan ditetapkan untuk melayani. Lumintang menyatakan bahwa :

37 Stevri Indra Limintang, Theologi Kepemimpinan Kristen, (Jakarta: Perpustakaan Nasional,2015), 8,10.

15

Page 19: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Allah memilih orang-orang yang dikehendaki-Nya sejak sebelum dunia diciptakan, karena Allah tidak merancang segalah sesuatu yang ada dalam dunia, termasuk pemimpin secara bertahap. Rancangan kekal Allah ini direalisasikannya dalam ruang dan waktu sejak orang tua, maka itu disebut sejak dalam kandungan. Namun setelah lahir tentunya belum langsung berperan sebagai pemimpin, melainkan Tuhanpun mempersiapkan atau membentuk mereka menjadi matang melalui proses belajar sampai waktunya berperan bahkan semasa berperan pun mereka tetap harus belajar.38

Dalam buku Lumintang juga melanjutkan bahwa:

Panggilan Tuhan pada seseorang untuk berperan sebagai pemimpin merupakan alasan, motivasi, dan kekuatan pemimpin dari awal sampai akhir. Alkitab menginformasikan, bahwa Tuhan memanggil para pemimpin sekaligus Tuhan memberikan visi, iman, tekad, rela berkurban dan kekuatan kepada mereka sehingga mereka berperan dengan baik dan mencapai garis akhir kepemimpinan mereka dengan baik pula.39

Jadi, dalam kepemimpinan Kristen tidak ada teori kelahiran (pemimpin

dilahirkan), karena tatkala kita berbicara mengenai asal usul menjadi seorang pemimpin, yang ada adalah pemilihan Allah. Yang dipilih oleh Allah dilahirkan dengan kemampuan untuk memimpin dan dipersiapkan atau dibentuk dengan pengalaman belajar untuk memimpin.

b. Pemimpin harus jadi teladanMenjadi teladan dalam kepemimpinan itu sangatlah penting. Sebab dari

sanalah bawahan atau orang yang dipimpin dapat melihat dan menerapkan juga dalam kehidupannya. Seorang pemimpin wajib menjadi teladan atau contoh (Ibr. 13:7, 1 Tim. 1:16,4:12, 1 Pet.5:3). Pemimpin dalam Alkitab adalah seorang yang berjalan didepan dan domba-domba mengikut dari belakang. Dalam perang modern dewasa ini, para jendral memegang komando dari markas komando, menentukan strategi, sasaran serangan, namun tidak lagi berada di medan tempur barisan depan. Dalam strategi Tuhan, pemimpin harus berada di barisan depan. Memberi komando dan diikututi anak buah. Ia menjadi sasaran terdepan dari musuh. Namun ingatlah bahwa sebagai pemimpin harus menjadi teladan dalam unsur-unsur ilahi seperti iman dan kasih, dalam soal moral yaitu kekudusan. Sebagai pemimpin teladan, kita menjadi panutan yang transparan. Seorang pemimpin ialah penatur (proistemi), yang berarti berdiri dihadapan pemimpin, mengatur, mengarahkan dengan praktek.

c. Pemimpin adalah pelayanKepemimpinan rohani adalah kehambaan, pengapdian dan pengorbanan.

Kepemimpinan gereja adalah pengapdian (1 Pet. 5:1-3), dan bukan untuk cari uang dan jabatan. Kepemimpinan rohani bukanlah bergaya majikan, boss atau direktur

38 Stevri Indra Lumintang, Theologi Kepemimpinan Kristen (Jakarta: Geneva Insani Indonesia,2015),25-26.

39 Lumintang, Theologi Kepemimpinan Kristen, 251-252.

16

Page 20: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

perusahaan. Pemimpin wajib memiliki hati hamba dan sifat pelayan (Yoh. 13:4-17, Mark 9:35). Para pemimpin harus berjiwa pelayan (Ef. 6:6-8).

d. Pemimpin adalah kominikatorSebagai seorang pemimpin harus mampu atau bisa berkomunikasi. Salah

satu kelemahan para pemimpin yang dapat menghambat atau penghalang keberhasilan pelayanannya adalah kekurangmampuan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan unsur penting dalam kepemimpinan. Komunikasi bukan hanya sekedar kemampuan berbicara, tetapi kesanggupan melekukan kontak-kontak, melelui beraneka ragam cara. Kehidupan kita dalam suatu masyarakat, apapun segmennya, stratanya atau kelompoknya, mengharuskan kita berkomunikasi, mengarahkan kita untuk mengembangkan dan membina relasi. Allah terlebih dahulu berkomunikasih dengan kita, bahkan ia berusaha selalu mengadakan komunikasih dengan manusia, sejak ditaman Eden dan sampai kepada puncaknya melalui Yesus Kristus dan Firman-Nya. Komunikasih yang pertama ialah harus secara kontinyu dengan Tuhan melalui doa. Kedua, orang-orang yang dilayani. Ketiga, dengan orang-orang luar. Sebagai seorang pemimpin kita harus mampu berkomunikasih dengan orang yang dipimpinnya, apakah itu secara individu maunpun secara berkelompok.

e. Pemimpin mesti siap menghadapi tantangan Dalam menyelesaikan masalah seorang pemimpin harus memiliki solusi.

Seorang pemimpin rohani harus memiliki kemampuan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, dan siap mengahadapi tantangan-tantangan yang menghadang. Tantangan harus dihadapi, dilawan, diatasi dan dibereskan/diselesaikan. Seoarang pemimpin jangan mengelak atau lari dari tantangan. Tidak ada pilihan lain, harus siap menghadapinya dan harus temukan solusinya.

C. Kepemimpinan Gereja Masa Kini Sebagaimana juga suatu bangsa yang memerlukan seorang pemimpin,

demikian pula gereja yang bergumul dalam dunia yang penuh dengan goncangan, memerlukan pimpinan yang solid. Tanpa pemimpin gereja, warga gereja terlantar. Pernyataan ini sama degan Firman Tuhan yang menyatakan bahwa: “...mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Mat. 9:36). Kebenaran ini menyatakan bahwa peran pemimpin adalah sangat penting bahkan menentukan nasib suatu komunitas. Tanpa pemimpin, komunitas gereja yang dilukiskan seperti domba yang tidak bergembala menjadi terlantar. Terlantar atau terbengkalai, dapat mengakibatkan tercerai berai, terhilang atau menjadi mangsa binatang buas. Dari sinilah, seorang pemimpin memulai kepemimpinannya dengan “Passion” atau “air mata” karena orang-orang yang dipimpin. Oleh sebab itu, peranan gembala dalam gereja sangat dibutuhkan:

1. GembalaIstilah gembala dalam bahasa Inggris shepherd berarti domba sedangkan

ibrani kuno ra,ah artinya memberi makan sehingga gembala dikenal sebagai orang yang memberimakan dan dapat ditujukan kepada individu yang membantu atau memelihara orang lain dimana seseorang yang memperlihatkan kepedulian yang penuh kasih sayang. Dalam 1 Petrus 5:1-4 yaitu memelihara dan mengawasi. Kata memelihara menunjukkan fungsi seorang gembala yaitu menyediakan makanan

17

Page 21: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

bagi domba-dombanya. Tugas dan tanggung jawab gembala jemaat adalah sebagai berikut:

Pertama, memimpin kawanan domba Tuhan kepadang rumput dimana mereka dapat diberi makan secara rohani. Kedua, melindungi kawanan domba menurut gambaran Alkitab, jika gembala menelantarkan kawanan dombanya mereka tidak akan mati kelaparan, bahaya yang lebih cepat dihadapi kawanan domba itu lebih disebabkan oleh kurangnya perlindungan. Ketiga, memerintah atas mereka yang dipercayakan Tuhan. Keempat, menjadi teladan dalam mengikuti ketuhanan Kristus. Kelima, harus terlibat didalam pelayanan rekonsiliasi (pendamaian), panggilan seorang gembala ialah agar ia pergi keluar dan membawa pulang individu yang tersesat. Keenam, meliputi pelayanan penyembuhan dan penguatan. Ketuju, membedakan kebutuhan setiap anggotanya dan dengan cermat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka masing-masing. Dan menjaga kandang dombanya.40

Dalam Mazmur 23, kita belajar bukan hanya tentang sifat Allah saja melainkan juga tentang kepemimpinan-Nya. Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru yang menggunakan istilah “gembala” untuk menggambarkan kepemimpinan. Dalam hal ini, dapat mengkomunikasihkan kasih, pemeliharaan dan penjagaan rohani yang diberikan seorang pemimpin ilahi. Mazmur 23 menggambarkan gembala utama melaksanakan beberapa fungsi, dimana sang gembala: memberikan apa yang dibutuhkan, menuntun dan memberikan pengarahan, memberi makan dan mengurapi, mengasihi tanpa syarat, memberi kelegaan, memperbaharui dan memperbaiki, melindungi dari bahaya dan menghibur.

Dalam Yehezkiel 34 juga merupakan pernyaan utama mengenai penggembalaan. Dimana mereka yang memimpin di Yehuda termasuk para penguasa maupun pemimpin agama yang mempunyai fungsing penggembalaan yang bertanggung jawab untuk memelihara rohani bangsa umat Allah. Oleh karena itu, panggilan seorang gembala jemaat berakar didalam wewenang Allah. Dasar panggilan Yesaya ialah suara Allah (Yes. 6:1-4); pelayanan Amos juga diawali dengan penugasan dari Allah (Amos 7:14-16); Allah menugaskan Yehezkiel untuk berkhotbah sekalipun umat-Nya tidak mau mendengarkan (Yeh. 2:2-3); dan didalam Perjanjian Baru asal ususl panggilan untuk pelayanan pemberitaan Firman berakar di dalam penugasan Allah langsung (Rom. 10:14). Wewenang gembala dapat disalah gunakan dan di selewengkan dan sebagian orang berusaha menipulasanya untuk keuntungannya sendiri. Namun demikian, penugasan seorang gembala jemaat tidak bersumber dari pikiran manusia tetapi dari belaskasihan Allah dan perintah-Nya. Jadi, faktor utama yang harus dimiliki seorang peminpin Kristen/gembala adalah Integritas. Paulus pernah menasehati Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Tim 4:16). Bila seorang gembala memiliki karakter yang demikian, maka akan timbul wibawa rohani, yang membuat orang akan rela mengikutinya. Alkitab menuntut persyaratan ketat untuk seorang pemimpin rohani yaitu: (1. Hati seorang hamba. (2. Hati seorang bapa. (3. Suatu Penatalayanan. Jika ketiga hal ini ada, dipenuhi dan

40 Mangihot,blogspot.com/2017/01 diakses 10/04/2019 jam 23:15

18

Page 22: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

dijalankan berarti integritas tercipta. Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas digambarkan dengan tiga dimensi yaitu: Ketulusan-motivasi yang murni, Konsistensi-menjalani kehidupan sebagai suatu keseluruan dan Keandalan - mencerminkan kesetiaan Allah. Oleh karena itu, bukan hanya gembala saja, tetapi ada juga pemimpin yang lain seperti penilik jemaat/penatua.

2. Penilik jemaat/penatuaDalam hal ini, pemimpin harus hidup Kudus. seorang penatua atau menilik

jemaat dalam 1 Timotius 1:17 dan Titus 1:5-9, bagian terbesar persyaratan pemimpi rohani adalah moral dan karakter. Kemurnian, kesalehan dan kekudusan adalah prinsip dasar dari para pemimpin rohani. Syarat-syarat menjadi peninilik jemaat: “...tidak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar, bukan peminum, bukan pemarah, pendamai, bukan hamba uang”(1 Tim 3:1-7).

Namun dizaman sekarang ini, terasa sekali betapa sulitnya hidup kudus. Godaan dunia yang mengitimidasi (godaan uang, kedudukan, kehormatan, godaan film, keterbukaan seksual, membenarkan dusta, dll) tidak luput mengintimidasi para pemimpin rohani. Oleh sebab itu, dalam Surat Petrus menyatakan: “Hendaklah kamu menjadi kudus didalam seluruh hidupmu seperti Dia yang Kudus, yang telah menaggil kamu”.(II Pet. 1:15). Jadi pemimpin yang di panggil oleh Tuhan memiliki hidup Kudus, dan jangan terkena pencemaran (Rm. 121:1-2, 1 Kor. 6:19-20, 1 Pet. 2:6, 2 Kor. 6:12-16). Bukan hanya peranan gembala atau peminilik jemaat saja melainkan peranan diaken juga dibutuhkan.

3. Diaken Diaken atau Diakon (bahasa Yunani: diakonos) yakni kata baku dalam bahasa

Yunan Kuno yang berarti pelayan, penunggu, pemangku, atau pewarta.41 Jadi tugas diaken ialah pembantu, pelayan, atau seorang yang melayani orang lain. Diaken adalah seorang yang mengerjakan tugas-tugas administratifa atau organisasi, mengantar jemaat, memelihara gedung gereja, ataupun sebagai bendahara, secara sukarela. Semua ini tergantung pada kebutuhan gereja. Syarat-syarat bagi diaken: “...orang terhormat, tidak bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah” (1 Tim. 3:8-13). Dalam Kisa Para Rasul juga dijelaskan bahwa ada beberapa orang yang penuh dengan Roh Kudus dan Hikmat dipilih untuk melayani janda-janda (Kis. 6:1-7).

Jadi, orang-orang yang melayani adalah mereka yang hidup takut akan Tuhan. Dengan kata lain kepemimpinan Alkitabiah atau kepemimpinan gereja adalah bertujuan untuk membawah orang-orang yang dipimpin kepada keselamatan dan memelihara keselamatan itu sehingga memperoleh penggenapan didalam kemuliaan-Nya. Karena itu menjadi seorang pemimpin Alkitabiah adalah untuk memikut tanggung jawab dan bukan untuk mencari kedudukan atau kekuasaan. Dalam kepemimpinan Alkitabian ini, fungsi dan tanggung jawab harus mendahului posisi aatau kedudukan. Sedangkan pemimpin dalam sistem sekular (dunia) cenderung menggunakan kekuasaan itu untuk menindas orang-orang yang pimpinnya.

41 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Diaken

19

Page 23: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

BAB III MODEL KEPEMIMPINAN MUSA

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai beberapa hal berkaitan dengan sorotan terhadap kepemimpinan Musa. Sebelum penulis memeparkan hal-hal yang di maksudkan, maka terlebih dahulu diberikan gambaran pemehaman secara tekstual berkaitan dengan dasar pembahasan kepemimpinan Musa.

A. Kehidupan MusaMusa adalah putra Amram bin Kehat dan Yokhebed, istrinya. Yokhebed dan

Kehat adalah anak-anak Lewi, anak Yakub bin Ishak. Musa memiliki dua orang kakak, yaitu Miriam dan Harun. Dia (musa) memiliki 2 orang anak (gersom dan eliezer) dari istrinya, Zipora. Dalam permulaan Kitab Keluaran pasal 2, kita membaca tentang pernikahan yang dirayakan dibawah kondisi yang sangat tertekan. “Seorang laki-laki dari keluarga lewi kawin dengan seorang perempuan lewi; lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya”(ayat 1-2).

1. Masa kecil Musa. Musa tumbuh menjadi lelaki yang kuat didalam imannya karena ayah dan

ibunya adalah orang-orang beriman. Mereka dari suku Lewi, teranglah bahwa mereka terkait pada hal-hal yang berkenan dengan Allah. Kita mengetahui hal itu karena menurut Ibrani pasal 11, “karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut perintah raja”(ayat 23). Raja yang memerintah adalah Firaun, penguasa Mesir yang bertangan besi. Dikatakan disini bahwa sang bayi disembunyikan selama tiga bulan oleh iman. Ayah dan ibunya takut kepada Allah yang bertakhta di surga lebih dari pada takut mereka kepada raja. Dan pastilah bukan tugas yang mudah untuk menyembunyikan bayi yang sehat itu. Tetapi karena penghormatan yang begitu mendalam pada Tuhan, sebuah keyakinan yang kekal di dalam Allah yang hidup, mereka melakukannya. Sekalipun Keluaran 2 tidak menjelaskannya, Musa bukanlah anak sulung. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Miriam, yang saat itu belum beranjak remaja, dan seorang kakak laki-laki bernama Harun, yang usianya tiga tahun lebih tua dari Musa.

Seperti yang kita baca pada ayatnya yang kedua, orang tua Musa menyembunyikan anak ketiga mereka tiga bulan lamanya kerena mereka melihat bayi itu cantik rupanya. Kata dalam bahasa Ibrani dapat memiliki beberapa pengertian. Banyak terjemahan terbaik kita menyebutkan kata “cantik.” Beberapa orang mengartikan bahwa Amram, sang ayah, dan Yokhebed, istrinya, menatap bayi itu dan melihat kecantikan yang unik dalam diri bayi itu. Alkitab menyampaikan kepada kita bahwa bayi Musa memang benar-benar cantik, jauh di

20

Page 24: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

dalam jiwa mungilnya. Mungkin, kedua orang tuanya melihat sesuatu yang lebih dari pada sekedar kecantikan fisik. Mungkin juga Tuhan menyatakan dalam kerahasian hati mereka bahwa anak ini memiliki takdir yang sangat istimewa. Apapun yang mereka pikirkan tentang kelahiran bayi ini, mereka segerah sadar bahwa bahaya besar menjumpai bayi mereka. Agar anak itu tetap hidup, ayah dan ibunya harus mempertaruhkan segalanya. Jika saja mereka tidak berhati-hati menyembunyikan bayi mereka, pasukan Firaun akan menangkap dan melemparkannya sebagai makanan buaya, atas perintah raja.

Dalam kasus Musa, tiba saatnya ia tidak dapat lagi disembunyikan. Tempat persembunyiannya harus diganti. Mungkin orang-orang Mesir telah memerintahkan pencarian dari rumah ke rumah berkaitan dengan desas-desus tentang bayi-bayi yang disembunyikan. Tidak diragukan lagi beberapa orang Ibrani bekerja sama dengan penguasa demi keselamatan mereka. Apapun, alasannya kedua orangtua Musa sampai pada suatu keputusan yang sangat tidak menggembirakan. Mereka tidak dapat menyimpan rahasia itu lebih lama lagi. Sesuatu harus dilakukan. Pada keadaan yang menyedihkan itu, diantara dukacita dan keputusasaan, Yokhebed menemukan sebuah rencana. “Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu di ambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan diletakkanya peti itu di tengah-tengah taberau di tepi sungai Nil”(Kel. 2:3).42

2. Masa dewasaanya Musa. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada putri Firaun yang

mengangkatnya menjadi anaknya. Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka...” (Kel.2:10,11). Jadi Musa belum selesai bertumbuh pada saat ia meninggalkan rumah; tetapi ia sedang bertumbuh. Setelah putri Firaun mengadopsi Musa, ia dengan segerah mulai mempersiapkan Musa untuk hidup yang layak di istanah Firaun. Dalam Kisah Para Rasul juga menceritakan bahwa: “Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, tetapi putri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.

3. Masa Pendidikan Musa. Dan Musa dididik dalam segalah hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam

perkataan dan perbuatanya (Kis. 7:21). Pendidikan yang diterima oleh Musa di istana. Tempat pengasuhan anak yang dihubungkan dengan istana kerajaan tentu mendapat perhatian khusus untuk memberi pendidikan sebagai calon pelayan meja di istana raja Firaun. Tampaknya pendidikan yang diterima oleh Musa serupa dengan pendidikan yang diterima oleh Daniel dan teman-temannya untuk melayani sebagai pejabat negara di Babilon (Danile1:3-7).

Kehidupan Musa luar biasa sejak awal. Ia dibesarkan oleh Putri Firaun dan diberi pendidikan yang pantas untuk seorang putra raja. Sebagai akibatnya, ia “berkuasa dalam hal perkataan”(Kis. 7:22). Didikannyan dapat memisahkan dia dari orang-orang sebangsanya, tetapi ia lebih suka menyatukan diri dengan mereka “dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa”(Ibr.11:25).

42 Charles R. Swindoll, Pria Berdedikasih & Tak Mementingkan Diri Sendiri MUSA (Jakarta: Nafiri Gabriel, 2001), 40.

21

Page 25: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Hidup ini bukan sekedar mengumpulkan semua harta Mesir (Ibr.11:26). Selanjutnya, “Pada waktu ia berumur empetpuluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh orang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu. Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: saudara-saudara! Bukankah kalian ini bersaudara? Mengapa kamu saling menganiaya? Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Disitu ia memperanakkan dua orang anak laki-laki” (Kis.7:21-29). Keprihatinan Musa untuk bangsanya langsung mengakibatkan dia terbuang dari Mesir, pada waktu ia membunuh seorang Mesir yang memukul seorang Israel (Kel.2:11-15). Tetapi setelah 40 tahun berada di padang gurun Midian, Allah menanggil dia untuk kembali ke Mesir dan memimpin Israel keluar dari perbudakan.

4. Masa persiapan untuk menjadi Pemimpin. Setelah perbuatannya diketahui oleh Firaun, Musa melarikan diri ke tanah

Midian (Kel. 2:15; Kis. 7:29-30). Tanah Midian merupakan daerah padang gurun dan ini merupakan tempat yang ideal untuk membentuk mental Musa. Musa belajar sekolah penggembalaan selama 40 tahun di tempat mertuanya Yitro ketika dikejar. Waktu yang sangat lama dihabiskan untuk menggembalakan domba. Dari penggembalaan domba ini, Allah sedang mengajar dan mendidik Musa untuk menggembalakan Umat-Nya. Tentu di dalam penggembalaan domba dibutuhkan kesabaran dan rasa tanggung jawab.

Dari Keluaran pasal 3 dan 4, kita dapat menganalisa kondisi mental Musa saat itu. Ia berkata, “Siapakah aku ini?” (3:11) dan, “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkanku?” (4:1). Kekuatiran yang menguasai jiwanya begitu besar. Ia takut sekali lagi ditolak oleh bangsa Israel. Kisah Para Rasul 7:25-29 menceritakan hancurnya keyakinan diri Musa akan panggilan Tuhan atas dirinya. Penolakan inilah yang membuatnya tidak berani menerima panggilan Tuhan sebab orang Israel itu bukan hanya menolak dia, tapi juga mencela perbuatannya membunuh orang Mesir itu (ayat 28).43 Kehidupan Musa, menurut Stefanus dalam Kisah Para Rasul pasal 7, dibagi ke dalam tiga bagian masa empatpuluh tahun yaitu:

1. Ia menghabiskan empatpuluh (40) tahun pertama di Mesir, dalam asuhan ibunya sendiri dan diajar di dalam sekolah bangsa Mesir.

2. Empatpuluh (40) tahun keduanya ia habiskan di padang gurun, diasuh oleh kesunyian dan diajar oleh Allah.

3. Ia habiskan empatpuluh (40) tahun terakhirnya bersama orang-orang Ibrani dalam di padang gurun diasuh oleh cobaan, keputusasaan, dan ujian, dan diajar dengan Hukum Tautar, yang ia terima dari tangan Allah

43 https://sabdalogoss.blogspot.com/2016/08/gaya-kepemimpinan-musa.html.05/03/2019

22

Page 26: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

sendiri.44 Dwight L. Moody menyatakan bahwa “Musa,” menurut pengamatannya, “menghabiskan masa empetpuluh tahun usianya berpikir bahwa ia adalah seorang yang penting. Ia menghabiskan empatpuluh tahun keduanya belajar bahwa ia seorang yang tidak berarti. Ia menghabiskan empatpuluh tahun terakhirnya untuk menemukan apa yang Allah bisa lakukan terhadap seorang yang tidak berarti.”45 Demikianlah penjelasan di atas mengenai waktu yang di habiskan Musa.

5. Masa Kepemimpinan Musa. Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kanaan. Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, misalnya: hampir dibunuh ketika ia masih bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai gembala di tanah Midian selama 40 tahun. Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dalam peristiwa semak duri yang menyala, tetapi tidak dimakan api.

Musa adalah salah satu tokoh pemimpin besar di dalam kitab Perjanjian Lama. Allah memanggil Musa bukan karena kecakapannya sebagaimana Keluaran 4:10 mengatakan: Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." Di dalam keseganannya menerima panggilan dari Allah, ia menunjukkan kekurangannya di dalam hal berbicara. Namun ketika Musa siap untuk di proses, maka Allah juga berjanji untuk memberikan kuasa untuk memimpin. Allah memberi otoritas kepada Musa untuk membawa Bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan.

Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan bangsa Israel ke Kanaan. Sebagai pemimpin umatnya, Musa tidak hanya diperlengkapi secara teknis dengan pertumbuhannya dan pendidikannya di Mesir (Kisah 7:22). Tetapi dalam hal yang jauh lebih asasi, ia juga dibina menjadi pemimpin ulung berkat kesetiaannya mengikuti Allah oleh iman (Ibrani 11 :23-29; bnd Kisah 7:23-37). Orang seperti itulah yang dibangkitkan Allah untuk memimpin umat-Nya dari perhambaan ke kelepasan.

Oleh sebab itu, maka dalam rangka menjalankan sebuah kepemimpinan yang baik, ternyata memakan waktu yang lama. Sebagaimana seorang tokoh Alkitab yaitu Musa yang memimpin Bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Dalam perjalanan itu, Musa mengalami banyak tekanan dari bangsanya

44 Charles R. Swindoll, Pria Berdedikasih & Tak Mementingkan Diri Sendiri MUSA (Jakarta: Nafiri Gabriel,2001), 40.

45 Charles R. Swindoll, Pria Berdedikasih & Tak Mementingkan Diri Sendiri MUSA, 41.

23

Page 27: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

sehingga membuat ia marah dan menyebabkan dia (Musa) tidak menghormati kekudusan Allah. Pada saat bangsa Israel meminta air kepada Musa. Musa memukul batu itu dengan tongkat dua kali. Padahal hanya perlu mengatakan saja kepada bukit batu itu untuk mengeluarkan airnya (sebagaimana diperintahkan Allah, yang menunjuk kepada kuasa Allah). Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ketanah kanaan, oleh karena kesalahan perkataan Musa di mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi timur sungai Yordan, sebelum menyeberang ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua bin Nun, yang akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk dan menduduki tanah Kanaan. Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut: (a). Musa dilahirkan ratusan tahun setelah Yusuf meninggal, di dalam pemerintahan Firaun. (b). Musa berasal dari suku Lewi.

B. Kepribadian MusaKehidupan pribadi Musa dicatat dalam Ibrani dan Perjanjian Lama. Musa,

sekalipun dikenal sebagai orang yang besar, sebagai seseorang yang diutus Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan dan menuntun Israel menuju tanah perjanjian,yaitu tanah Kanaan, juga memiliki kehidupan pribadi. Namun, kehidupan Musa sendiri tidak banyak disebutkan dalam Taurat. Hal ini dapat dimengerti karena Musa diakui sebagai pengarang atau penyusun kitab-kitab Taurat, dan dikenal sebagai seorang yang tidak menyombongkan diri, dan dia tidak akan menulis panjang lebar mengenai dirinya sendiri. Musa juga di kenal sebagai orang yang dekat dengan Tuhan. Bahkan, Tuhan menyatakan bahwa hanya kepada Musalah Dia berbicara berhadap-hadapan seperti seorang sahabat tanpa ada hal yang ditutup-tutupi.

1. Panggilan MusaPanggilan disemak duri yang bernyala-nyala itu, menetapkan Musa sebagai

seorang nabi, yaitu orang yang akan menyampaikan Firman Allah kepada bangsa Israel dan Firaun. Seorang nabi adalah juru bicara Allah (bdg. Kel. 7:1), dan dengan bantuan Harun, Musa menyampaikan pesan pembebasan dari Allah. Bahkan setelah peristiwa keluarnya orang Israel, Musalah yang menyampainkan Firman Allah kepada Israel di Gunung Sinai (Kel. 19:3,7).

Sebelum menyetujui tugas memimpin Israel keluar dari Mesir, terlebih dahulu Musa berdebat dengan Allah. Ia menyatakan keengganannya untuk mencoba menjalankan tugas yang begitu sulit. “siapakan aku ini” kata Musa kepada Allah, “maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”(Kel.3:11). Dari Bilangan 12:3, kita mengetahui bahwa Musa adalah orang yang sangat rendah hati, tetapi mungkin sifat kurang percaya diri akan lebih tepat untuk menjelaskan perasaannya pada waktu itu. Tidak lama kemudian ia menyatakan bahwa ia “berat mulut dan berat lidah” (Kel.4:10), lalu memohon kepada Allah untuk mengutus orang lain saja. Tetapi pada waktu Allah mengutus Harun untuk menjadi juru bicara Musa, maka kedua kakak-adik itu dengan berani menentang Firaun dan menentang raja yang perkasa itu untuk membebaskan bangsa Israel yang tertindas.

24

Page 28: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Dalam buku Herbert menyatakan bahwa keberadaan Musa itu sangat penting: Dari segi pandangan orang Yahudi, tokoh yang dominan dalam Penteteukh dan dalam seluruh perjanjian lama ialah Musa. Abraham memainkan peran kunci dalam Kitab Kejadian tetapi keulungan dan prestasinya tidak dapat menandingi keulungan dan prestasi Musa. Walaupun Abraham adalah bapak pendiri Israel, namun Musalah yang mengorganisasi bangsa itu, mengajarkan hukum-hukum mereka, dan dibawah pimpinan Allah, ia memimpin mereka selama 40 tahun melintasi padang gurun. Musa seorang nabi, imam dan hampir setara dengan raja ketika ia mengatur setiap segi kehidupan nasional bangsa itu.46

Berhubungan erat dengan peranan Musa sebagai nabi adalah “segalah tanda dan mukjizat” yang dilakukan Tuhan melalui dia (Ul. 34:10-11). Kebanyakan dari mukjizat-mukjizat ini di maksudkan untuk meyakinkan Firaun dan para pembesarnya agar membebaskan bangsa Israel, tetapi setelah tulah ke-10 barulah kebebasan itu diberikan. Kemudian, pada waktu Israel tampaknya terperangkap ditepi Laut Merah, Musa mengangkat tongkatnya lalu mengulurkan tangannya, maka Tuhan menguakkan air laut itu sehingga orang Israel berjalan ditengah-tengah laut ditempat kering(14:15-22). Akan tetapi, ini bukanlah akhir aktivitas Musa, karena beberapa kali dipadang gurun bangsa itu kehausan dan campurtangan Ilahi diperlukan. Musa memukul gunung batu di Horeb, dan airpun memancar keluar (Kel, 17:6). Kemudian hari ia melakukan hal yang sama di Kadesy, pada waktu ia seharusnya hanya berbicara pada gunung batu itu (Bil. 20:8-11), sementara pertempuran melawan orang-orang Amalek, tentara Israel menang-selama Musa mengangkat tangannya (Kel.17:11-13).

Seorang nabi adalah juga orang yang dengan tekun berdoa (Kej. 20:7) dan doa syafaat Musa atas nama Israel sekali lagi menandai kebesarannya. Pada waktu bangsa itu memuja anak lembu emas di Gunung Sinai, Musa berseruh kepada Allah dan berdoa agar Ia (Allah) menyelamatkan bangsa itu demi reputasi-Nya sendiri dan karena janji-janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub (Kel.32:11-14; Mzm. 106:23). Barang kali peristiwa ini lebih dari yang lain memperlihatkan kekuatan kepemimpinan Musa. Walaupun seluruh bangsa itu dan Harun pun tampaknya bermaksut sengguh-sungguh untuk memuja anak lembu emas itu, hanya dalam beberapa menit, Musa sudah dapat menghancur-leburkan anak lembu emas tersebut lalu mengakhiri episode kemurtadan yang suram itu. Krisis besar lain terjadi di Kadesy Barnea setelah berita negatif dari pengintai menimbulkan ketidak percayaan bangsa itu (Bil.14). sekali lagi Allah ingin membinasakan bangsa itu lalu menjadikan suatu bangsa besar dari Musa, tetapi sekali lagi Musa memohon dengan sangat kepada Allah agar jangan berbuat demikian. Dengan penuh rahmat Allah mengurungkan maksud-Nya, tetapi Israel tetap di hukum harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun (Bil. 14:12-19,34-35).

Kemampuan Musa untuk bernubuat di hubungkan dengan Roh Allah dalam Bilangan 11. Dalam ayat-ayat ini, keluhan bangsa Israel mulai membuat Musa kewalahan, maka Allah pun mengambil sebagian dari “Roh” yang hinggap pada Musa lalu menamatkannya ke atas 70 tua-tua Israel yang harus ikut memikul tanggung jawab pemimpin (ay.16-17). Pada waktu Roh Tuhan hinggap ke atas 70

46 Menurut beberapa naska Midrasy, orang Yahudi sebenarnya menganggap Musa sebagai raja mereka. Bdg. Waine A. Meeks, The Propeth-King: Moses Traditions and the Johannine Christology (Leiden: E. J. Brill, 1967), 176-257. Pandangan ini didasarkan sebagian pada tindakan menyamakan “raja”dari Ulangan 33:5 dengan Musa.

25

Page 29: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

tua-tua itu, mereka pun bernubuat, tetapi hanya sementara waktu (Bil.11:25). Yosua juga penuh dengan roh (atau Roh) kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya keatasnya (Ul. 34:9). Yosua berhubungan erat dengan Musa selama masa 40 tahun di padang gurun, sehingga ia mendapat latihan yang sangat baik untuk menjadi pemimpin berikutnya bagi bangsa itu. Sebagai pembantu Musa, Yosua bertugas memimpin bala tentara Israel dan bahkan menemani Musa pada waktu ia mendaki Gunung Sinai dan bertemu dengan Allah (Kel. 24:13). Setelah bertahun-tahun mendampingi pendahulunya yang saleh itu dan di kuatkan oleh perkataan terakhirnya yang membesarkan hatinya (Ul. 31:7-8), Yosua pun siap untuk memimpin bangsa itu memasuki Negeri Kanaan.

Selama masa pengembara yang bertahun-tahun, Musa telah mendengar banyak sekali keluh kesah dan gerutu. Paling sedikitnya, satu kali Musa siap untuk berhenti memimpin bangsa ini (Bil. 11:11-15). Dalam kenyataannya, semua keluh kesah ini, ditujukan kepada Allah dan juga kepada Musa dan Harun (bdg.Kel.16:18; Bil. 16:11), dan perasaan tidak senang Musa kepada bangsa ini tidak beda dengan kemarahan Allah. Akan tetapi, ketika Allah mengancam akan menghukum bangsa ini, Musapun berdoa dengan sungguh-sungguh dan memperlihatkan kasih yang dalam bagi mereka. Kasih sayangnya kepeda mereka begitu besar sehingga berkali-kali ia mendesak agar Allah menyelamatka mereka. Musa sungguh-sungguh percaya kepada Allah akan menyelamatkan Israel, dan bahkan pada waktu orang-orang Mesir sudah menjebak Israel di tepi Laut Merah, Musa berkata kepada bangsa itu agar berdiri tetap dan melihat keselamatan dari Allah (Kel.14:13-14). Melalui kesulitan mereka, Musa tetap menjadi pemimpin yang setia dan loyal, seorang gembala ahli yang terampil menggembalakan kawanan dombanya yang suka melawan.47 Oleh sebab itu, kepemimpinan adalah sangat penting. Namun, jikalau kepemimpinan itu di laksanakan dengan kekuatan sendiri maka tidak akan tercapai (kacau), sebab kepemimpinan itu bukan hal yang muda. Oleh karena itu, untuk menjalankan kepemimpinan yang baik, maka harus ada tuntunan Tuhan.

2. Visi Tuhan kepeda MusaVisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Kemampuan untuk melihat

pada inti persoalan; pandangan atau wawasan kedepan.48 Albiden Hutagaol menyatakan bahwa visi adalah sesuatu dimasa depan yang bisa berupa tempat, materiil atau suasana.49 Jadi, Visi kepemimpinan Musa adalah visi pembebasan. Langkah demi langkah perlu disusun untuk mewujudkan visi tersebut. Karena itu, di satu sisi ia harus sungguh mengenal, melibatkan dan menyemangati orang-orang yang dipimpinnya. Dan di sisi lain, ia juga harus mengenali dirinya sendiri dan relasinya dengan yang lain. Kepemimpinan yang demikian adalah sebuah pelayanan dan bukanlah sekedar pekerjaan.50 Paterson menyatakan dalam bukunya bahwa:

Pada zaman Musa, orang Israel harus di bebaskan dari perbudakan di Mesir, yaitu dari kerajaan yang memperlakukan mereka secara kejam. Tuhan, Allah mereka sudah memberikan kebebasan itu kepada mereka, tetapi selalu ada

47 Herbert Wolf, Pengenalan Pentateukh (Malang: Gandum Mas,1998), 57-60.48 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2011), 1548.49 Albiden Hutagaol, Memimpin seperti Yesus (Malang: Gandum Mas,2010), 153.50 http://www.terang-sabda.com/2008/09/13-penutup.html

26

Page 30: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

bahaya bahwa mereka jatuh lagi kedalam bermacam-macam perbudakan. Di negeri kanaan, mereka mencoba menyesuaikan diri dengan agama serta kebudayaan setempat dan berusaha memperdamaikan hati beberapa dewa yang kehendaknya bertantangan dengan satu sama lain. Dengan demikian mereka menjadi budak dewa-dewa itu selalu ada kemungkinan seorang tuan akan memaksa buru-buru bekerja terlalu keras dan tidak membiarkan mereka beristirahat. Itu berarti bahwa mereka menjadi budak ekonomi. Pada zaman pembuangan dan sesudahnya, mereka menaklukkan diri secara total kepada kehendak raja-raja asing (firaun-firaun baru) dan mereka kehilangan identitas serta kebebasan mereka. Kebebasan sudah ada, tetapi harus dijaga.51

Dalam buku Wolf menjelaskan mengenai Teologi Pembebasan yaitu: pembebasan luar biasa Israel dari Mesir dan perbudakannya telah di hubungkan dalam tahun-tahun belakangan ini dengan perkembangan teologi pembebasan.

Dengan mencontoh karya Gustavo Gutierrz yang berjudul, A Theology Of Liberation,52 Sejumlah teolog pun sudah mempersembahkan tulisan-tulisan mereka kepada pembebasan orang miskin dan orang tertindas, khususnya di negara-negara Amerika Latin. Juan Segundo dan Jose Miranda adalah cendekiawan lain yang sudah menulis mengenai perluhnya revolusi sosial untuk menghasilkan pembebasan orang-orang tertindas. Sering kali kapitalisme di identifikasi sebagai penjahat yang melakukan ketidak adilan sosial dan ekonomi, dan Marxisme di sebut sebagai pemecahan bagi di lema itu. Walaupun kebanyakan teolog pembebasan itu beragama Katolik Roma, mereka tidak ragu-ragu mengutip tulisan-tulisan Hegel dan Marx dan sedikit banyak mereka mencoba mengkristenkan Marx. Tujuannya bukanlah komunisme ateistik, tetapi analisis golongan dan pandangan-pandangan ekonomi Marx sangat menonjol di antara para teolog pembebasan. Pengaruh Eropa pada pergerakan ini datang dari karya jurgen Moltmann berjudul Theology Of Hope dengan penekanannya pada Allah sebagai Oknum yang menjadikan segala sesuatu baru.53

Kitab Keluaran ini juga sudah di gunakan oleh kelompok-kelompok lain yang mencari pembebasan dari penindasan, khususnya warga Amerika kulit hitam yang terlibat dalam pergerakkan hak-hak warga negara. Permintaan Musa kepada Firaun, “Biarkanlah umat-Ku pergi” (5:1), sudah menjadi suatu semboyan dari orang-orang Amerika yang merasa mereka sudah di perlakukan secara diskriminatif. Walaupun slogan seperti lebih tepat di terapkan selama masa perbudakan, Slogan tersebut masih berguna sebagai suatu pengaduan terhadap segala jenis penindasan. Salah satu sumbangan teologi pembebasan adalah penekanannya pada keadilan sosial, dan ini memang merupakan suatu tema penting dari Kitab Keluaran, dan juga dari para nabi yang kemudian (bdg. Yes 10:1-2). Karena penderitaan yang di alami orang Isreal di Mesir, Allah meminta agar mereka menunjukkan kebaikan hati kepada orang miskin dan kepada orang

51 Robert M. Paterson, Tafsiran Kitab Keluaran (Jakarta: Bpk Gunung Mulia,), 10. 52 Gustavo Guttierrez, A Theology of Liberation (Mary Knol, N. Y:Orbis,1973). 53 Emilio Nunez, Liberation Theology, diterj. Paul Sywulka (Chicago: Moody, 1985), 197.

27

Page 31: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

asing (bdg. Kel. 23:6, 9). Kekejaman para mandur Mesir di ingat dalam waktu lama (5:16), jadi perlakuan yang layak terhadap para budak dan pekerja penting bagi orang-orang Yahudi. Di mana pun penyebab-penyebab kemelaratan dapat di singkirkan, para pemimpin pemerintahan harus terlibat secara aktif.

Dalam menggunakan Kitab Keluaran, para teolog pembebasan kadangkala bersalah memasukkan penafsiran mereka ke dalam teks Alkitab. Orang-orang yang mengatakan bahwa orang Israel memberontak terhadap Firaun telah mengabaikan unsur-unsur utama dari cerita itu. Musa meminta izin untuk memimpin umat Israel kepadang gurun untuk beribadah kepada Allah, bukanlah untuk membentuk pemerintahan baru melawan Mesir. Ketika akhirnya pembebasan itu tiba, pembebasan itu di capai oleh kemahakuasaan Allah, bukanlah keteguhan hati orang-orang Israel.54 Bahkan setelah kelepasan mereka, beberapa orang dari umat itu malah merasa lebih baik berada di Mesir dari pada di padang gurun, dan mereka merindukan makanan yang dulu dinikmati di Mesir (bdg.16:3). Keluh kesah seperti itu merupakan peringatan bagi mereka yang menyokong pemberontakan untuk mencapai kemerdekaan. “Kemerdekaan” jenis apa yang akan dinikmati oleh umat itu di bawah kekuasaan rezim baru? Orang-orang yang menuduh bahwa penindasan berasal dari pemerintah yang kapitalis sering melupakan taktik-taktik penindasan dari pemerintahan sosialis atau komunis.

Dengan penekanan mereka dalam perbaikan sosial, para teolog pembebasan mendefinisikan keselamatan hampir semata-mata dari sudut pandang politik dan mengabaikan kebutuhan manusia untuk di selamatkan dari dosa. Sebenarnya dosa didefinisikan sebagai kekejaman manusia kepada manusia55 dan bukan sebagai pemberontakan manusia terhadap Allah. Bagaimanapun juga, dalam Kejadian 15:6 Abraham dibenarkan karena ia percaya kepada Tuhan, dan istilah yang sama digunakan dalam hubungan dengan peristiwa keluarnya orang Israel dari Mesir, ketika orang Israel menyaksikan kemahakuasaan Allah menggulingkan kereta-kereta perang Firaun, “mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya itu”(Kel. 14:31). Allahlah yang sudah menyelamatkan mereka dari Mesir, dan Dia jugalah yang menyelamatkan mereka dari dosa. Dalam semangat mereka demi perbaikan politis, para teolog pembebasan cenderung melupakan perlunya keselamatan jiwa seseorang. Penginjilan tidak penting, sebab menurut pandangan mereka keadaan hidup yang baik dalam dunia sekarang inilah yang merupakan keselamatan. Kenyataan-kenyataan kekal menjadi tidak berarti di hadapan segalah keperluan hidup yang penting sekarang ini.56

C. Model Kepemimpinan Musa1. Pemimpin Yang suka mementingkan kepentingan umum daripada pribadi.

Pada waktu Tuhan ingin memusnahkan bangsa Israel karena pemberontakan mereka, Musa membela bangsa yang di pimpinnya dengan cara meminta belas kasihan Tuhan terhadap bangsa itu. Bergant dan Robert menyatakan bahwa: Allah menunjukkan kepada seluruh umat Israel yang mengeluh kepada Musa tentang

54 Emilio Nunez, Liberation Theology, diterj. Paul Sywulka, 190.55 Walter Elwell, ed. EDT (Grand Rapids: 1984), 636. 56 Herbert Wolf, Pengenalan Pentateukh (Malang: Gandum Mas,1998),176-178.

28

Page 32: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

penghinaan umat dan penolakan untuk tidak percaya kepada semua tanda (ay.11). Allah mengumumkan akan membinasakan seluruh umat dan berjanji akan memulai lagi dengan membangkitkan dari Musa sebuah bangsa yang lebih besar dan lebih kuat (ay,12).

Musa menyelah dan memohon kepada Allah agar menyingkirkan penghakiman yang begitu keras (ay.13-19). Musa dengan berani mengajukan pembelaan, menggunakan nama baik Allah dikenal sebagai Allah di antara umat, Allah yang menemani mereka siang dan malam. Andai kata bangsa ini akan di musnahkan, bangsa-bangsa lain akan mempunyai alasan untuk mengatakan bahwa Allah tidak memiliki kekuatan untuk membawa mereka ke tanah perjanjian dan membunuh mereka di padang gurun. Musa mengatakan bahwa kehormata dan kedudukan Allah di antara bangsa-bangsa ada dalam taruhan.57 Bakker juga menyatakan dalam bukunya bahwa: Tetapi sekarang Tuhan bertindak; orang Israel melihat kemuliaan Tuhan di atas Kemah Pertemuan. Nampak kepada mereka satu cahaya dari tiang awan yang ada di atas Kemah Pertemuan. Tuhan mengatakan kepada Musa, bahwa ia akan membasmi orang Israel dan membangun bangsa baru dari pada Musa. Juga sekali ini Musa membela bangsanya seperti di Gunung Sinai. Inilah garis hidup Musa, bahwa ia selalu meminta keampunan dosa bagi bangsa Israel, sekalipun orang Israel selalu memberontak kepadanya. Jika seandainya Allah basmi orang Israel di padang gurun itu, maka orang Mesir dan bangsa-bangsa lain akan mencemarkan nama Allah dengan mengatakan, bahwa Tuhan tidak berkuasa untuk membewa mereka sampai di kanaan, dan bahwa oleh karena itu Ia membinasakan orang Israel di pagang Guru itu. Musa memohon perlindungan Allah untuk orang Israel, berdasarkan Firman Tuhan sendiri kepadanya, waktu Musa diizinkan melihat kemuliaan Tuhan digunung Horeb (Kel. 24:6). Tuhan mau mendengar pembelaan Musa: orang Israel tidak akan di binasakan Allah, tetapi mereka harus mendapat hukuman, oleh karena memberontak terhadap Tuhan.58 Demikianlah kisah bangsa Israel pada saat Allah mau membinasakan mereka.

2. Pemimpin Yang Hidupnya TransparanYang di maksud dengan keterbukaan seorang pemimpin adalah

menceritakan apa yang di alaminya, mau menerima teguran dan kritikan dari orang lain. Seperti yang di lakukan Yitro mertua musa, dalam Keluaran 18: 15-24...Octavianus manyatakan bahwa keterbukaan ialah: Terbuka terhadap pandangan orang lain, terbuka menerima kritik, terbuka melihat kesalahannya dan terbuka mengakui kesalahan dan kekurangan. Baik yang disadari maupun yang ditunjuk oleh orang lain. Kesediaan menerima kritik dan pandangan orang lain, akan menolong pertumbuhan kepribadian kita semakin berkembang dan dewasa sekaligus memperkaya orang yang dipimpin.59 Hutagaol menyatakan dalam bukunya bahwa:

Yesus tidak menyembunyikan informasi tentang diri-Nya baik yang menyenangkan maupun yang menakutkan murid. Keterbukaan-Nya sering 57 Dianne Bergant, CSA, Robert J. Karris, OMF, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama (Yogyakarta:

Kanasius, 2002), 170.58 F. L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2007), 321-322.59 P. Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah (Malang: Ga ndum Mas, 2007), 74.

29

Page 33: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

menjadi tantangan bagi orang yang akan mengikuti-Nya. Khusus untuk menyampaikan informasi tentang hari terakhirnya yang sukar diterima, Yesus memilih waktu yang tepat dan disampaikan beberapa kali. Ketika Yesus mengajar berbagai konteks kepada orang banyak, yang dimulai dengan murid-murid, Dia mengatakan akan keterbukaan dengan kalimat yang puitis: “Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ketelinga dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah”(Luk. 12:2,3).60

Artinya bahwa sebagai seorang pemimpin harus memiliki kemauan untuk terbuka. Apabila pemimpin menginginkan bawahannya terbuka, hendaklah dirinya lebih dahulu terbuka. (a. Keterbukaan seperti menyiangi kebun menjadi terang. (b. Walaupun keterbukaan atau ketertutupan (introvert) merupakan watak (bawaan) atau karakter (bentukan) namun sifat itu dapat ditularkan. Perhatikan, apabila seorang kepala keluarga mempunyai sifat yang tertutup, maka seisi rumahnya akan cenderung kehilangan keterbukaan. (c. Pemimpin yang terbuka akan menciptakan keterbukaan di dalam organisasinya. Salah satu contoh keberanian murid Yesus untuk terbuka juga, Seperit Petrus ketika bertanya kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segalah sesuatu dan mengikuti Engkau; jadi aakah yang akan kami peroleh?”(Mat. 19:27). Murid itu menjadi terbuka karena gurunya juga terbuka. (d. Semakin tinggi jabatan orang yang tidak terbuka semakin luas risiko yang bisa terjadi. (e. Bagaimana apa bila tidak semua hal boleh terbuka. (f. Dalam pengelolaan keuangan, ketidak terbukaan di tandai dengan adanya posting yang tidak jelas yang populer dengan istilah non budgeter, yang bisa membuat jejak terputus. Itulah sebabnya program pengendalian keuangan yang baik harus dengan posting yang detail. (g. Ada analogi sederhana tentang keterbukaan dalam berkomunikasih. (h. Keterbukaan tidak selalu menyangkut perkara yang besar. (i. Ada isilain dari keterbukaan yaitu memeriksa diri apakah sedang berada di jalur yang salah atau benar. Sisi ini lebih sulit karena harus terbuka terhadap diri sendiri.61

3. Pemimpin yang merendahkan diriMerendahkan diri dalam kepemimpinan adalah hal yang sangat penting.

Dalam pokok ini sudah membahas pendirian rohani yang teguh yaitu mendengar pendapat orang lain, namun kita harus membuat keputusan berdasarkan garis rohani yang jelas. Karunia harus di ikuti dengan suatu sikap yang membuktikan diri bahwa kita adalah seorang yang dapat merendahkan diri. Oleh karena itu kekuatan rohani dalam kehidupan dan pelayanan seorang pemimpin rohani ialah bilamana ia pada satu kutub berdiri dengan pendirian rohani yang jelas dan pada kutub yang lain ia sungguh seorang yang dapat merendahkan diri untuk menarik hati teman-teman lain. Merendahkan diri dalam kepemimpinan adalah salah satu segih yang indah. Pada sisi lain kita juga tegas dalam penyampaian rohani dan

60 Albiden Hutagaol, Memimpin seperti Yesus (Malang: Gandum Mas,2010), 57.61 Albiden Hutagaol, Memimpin seperti Yesus (Malang: Gandum Mas,2010), 65,66.

30

Page 34: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

garis-garis rohani yang sudah kita terima dari Tuhan.62 Petrus juga memberi nasihat bahwa: “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati.”(1 Pet.5:5). Johny The menyatakan bahwa: Orang muda diimbau untuk menghormati orang tua. Dan semua orang diimbau untuk saling merendahkan diri, dan memandang orang lain lebih penting dan lebih berarti dari pada dirinya, sebab Allah menentang orang yang sombong.

Sepanjang Alkitab, ada banyak contoh dimana Allah merendahkan para pemimpin yang sombong. Ketika Nebukadnezar menyombongkan diri karena melihat wilayah kerajaannya yang luas dan megah, ia dihukum oleh Allah dan dihalau dari antara manusia. Karena kesombongannya, ia di rendahkan menjadi seperti binatang. Ia makan rumput seperit lembu, rambutnya menjadi panjang seperti burung rajawali dan kukunya menjadi panjang seperti kuku burung (Dan.4:30-33). Herodes yang menyombongkan diri dan dieluh-eluhkan rakyatnya sebagai allah, di tampar oleh malaikat Tuhan. Ia mati di makan cacing-cacing (Kis.12:22-23). Karena kesombonganya Lucifer, bitang fajar, yang digambarkan sebagai raja Babel, di hukum Allah. Ia tidak puas dengan kedudukannya saat itu. Ia mau meninggikan diri, hendak naik kelangit mengatasi ketinggian awan-awan, mendirikan tahtanya mengatasi bintang-bintang Allah, dan hendak menyamai Yang Mahatinggi. Namun karena sikapnya yang sombong itu, ia justru di turunkan kedunia orang mati, ketempat yang paling dalam di liang kubur (Yes. 14:12-15).63

Berbeda dengan Musa yang memiliki kerendahan hati dalam kepemimpinannya. “Musa merupakan seorang yang memiliki kerendahan hati, terutama dihadapan Allah. Musa mendengarkan dan taat pada kehendak Allah. Musa selalu bertanya kepada Allah sebelum melakukan sesuatu, dan ia melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Dalam Keluaran 19 diceritakan, bahwa Musa berkali-kali turun naik dari dan ke gunung Sinai, untuk bertemu dengan Allah dan menyampaikan apa yang diperintahkan Allah pada umat Israel. Musa tidak tinggi hati karna ia adalah utusan Allah, ia tidak bermegah dan tetap menjadikan Allah sebagai yang utama.”64 Musa adalah Pria yang rendah hati. Arti kerendahan hati: kerendahan hati bertolak belakang dengan kesombongan dan keangkuhan. Orang yang rendah hati tidak memandang rendah orang lain. Ia juga bersahaja, menyadari bahwa ia tidak sempurna dan memiliki keterbatasan.

Teladan Musa: Kekuasaan tidak membuat musa besar kepala. Musa mendapat wewenang yang besar karena Allah menugasi dia memimpin bangsa Israel. Namun ia tidak pernah menjadi sombong. Misalnya, coba perhatikan cara ia menangani masalah pelik tentang warisan. (Bil. 27:1-11) itu bukan persoalan remeh, karena keputusan yang diambil akan menjadi presenden hukum untuk kasus-kasus lain. Alkitab mengatakan, “Musa mengajukan perkara [itu] kehadapan Allah.”(Bil. 27:5) coba bayangkan. Bahkan setelah 40 tahun memimpin bangsa Israel, Musa mengandalkan Tuhan, bukan dirinya sendiri. Di sini, terlihat jelas

62 P. Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah (Malang: Gandum Mas, 2007), 83-84.

63 Johny The, Menjadi Pemimpin Unggul (Yogyakarta: Andi, 2006), 152.64 https://tuhanyesus.org/karakter-musa-dalam-alkitab. Diakses pada 28/09/2018

31

Page 35: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

bahwa Musa sangat rendah hati. Musa tidak berupaya mengamankan kedudukannya. Ia senang pada waktu Tuhan mengizinkan para tua-tua Israel lain juga menjadi nabi (Bil.11:24-29) ketika bapak mertuanya menyarankan agar ia membagi beban kerjanya dengan orang lain, musa dengan rendah hati menuruti nasihat itu. (Kel. 18:13-24) dan, menjelang akhir hidupnya, walaupun masih kuat, musa meminta Allah menunjuk seorang pengganti dirinya. Ketika Tuhan memilih Yosua, Musa dengan tulus mendukung pria yang lebih mudah itu, mendesak orang-orang agar mengikuti pengarahan Yosua untuk masuk ke tanah perjanjian. (Bil.27:15-18; Ul.31:3-6;34:7) Musa pasti menganggap tugasnya untuk memimpin bangsa Israel sangat penting. Namun, ia tidak menggunakan kekuasaannya di atas kesejahteraan orang lain.65

4. Pemimpin Yang TegasBerulang kali Musa harus menghadapi pemberontakan bangsanya dan semua

ia hadapi dengan kasih dan ketegasan. Ia mengasihi Israel; itu sebabnya ia melarang Tuhan memusnahkan bangsanya. Namun ia pun tegas kepada mereka yang bersalah; ia tidak ragu menghukum orang yang bersalah.

5. Pemimpin Yang Cakap Pemimpin-pemimpin sejati jumlahnya hanya sedikit. Orang-orang dan

kelompok-kelompok senantiasa mencari mereka. Dalam seluruh Alkitab, Tuhan juga mencari pemimpin-pemimpin. “Tuhan telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan Tuhan telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya”(1 Sam. 13:14). “Lintasilah jalan-jalan Yesrusalem, lihatlah baik-baik dan camkanlah! Periksalah di tanah-tanah lapangnya, apakah kamu dapat menemui seseorang, apakah ada yang melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran, maka Aku mau mengmpuni kota itu” (Yer. 5:1). “Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok” (Yeh. 22:30).

Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa ketika Tuhan benar-benar menemukan seseorang yang siap untuk memimpin, untuk berkomitmen menjadi murid sepenuhnya dan bertanggung jawab atas orang lain, orang itu digunakan sampai mencapai batasnya. Pemimpin-pemimpin seperti itu tetap memiliki kekurangan dan kelemahan, namun meskipun demikian, mereka menjadi pemimpin-pemimpin rohani. Orang-orang itu adalah Musa, Gideon, dan Daud. Dan dalam sejarah gereja, Martin Luther, John Wesley, Adoniram Judson, William Carey.66 Maksudnya bahwa Tuhan sendiri mencari pemimpin yang cakap dan mampu bertanggung jawab dalam memimpin.

Kata cakap dalam Kamus besar bahasa indonesia ialah: Sanggup melakukan sesuatu; mampu; dapat; pandai; mahir.67 Musa adalah pemimpin yang cakap dalam hal memilih pemimpin. Seperti dalam Keluaran 18:22-23 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya. Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup

65 https://www.jw.org 28/02/2019 66 J. Oswald Sanders, Kepemimipinan Rohani (Batam: Gospel Press, 2002), 19-20.67 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), 236.

32

Page 36: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya." Ayat firman Tuhan ini menyampaikan pentingnya orang-orang yang cakap, bisa dipercaya, takut akan Tuhan dan benci dengan segala bentuk suap. Apabila dalam sebuah pekerjaan, seseorang memberikan kepercayaan kepada kita berarti orang tersebut telah melihat beberapa pertimbangan tentang keberadaan kita.

Keberhasilan Musa dalam kepemimpinan bangsa Israel tentunya bukan semata-mata karena kecakapan Musa dalam memimpin, tetapi ada Allah yang senantiasa membantu Musa dalam memimpin bangsa Israel. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Musa pribadi mempunyai kecakapan tersendiri dalam memimpin bangsa Israel. Selain cakap dalam memimpin, dia juga mempunyai karakter yang baik yang sangat membantu dalam kepemimpinannya menghadapi bangsa Israel yang tegar tengkuk. Perpaduan antara karakter dengan model kepemimpinan yang dimiliki Musa membuatnya berhasil memimpin bangsa Israel. Lalu mengapa Musa di katakan mampu mengubah bangsa Israel? Perubahan yang bagaimanakah yang dia buat di antara bangsa Israel? Musa berhasil mengubah melintasi budak yang dimiliki bagsa Israel. Meskipun perjuangan untuk membebaskan bangsa Israel dari melintasi budak sangatlah sulit tetapi nyatanya Musa berhasil memberi rasa percaya kepada bangsa Israel untuk bangsa itu bebas dari perbudakan (Kel. 4:31). Perubahan selanjutnya yang dibuat oleh Musa adalah dia membuat system organisasi yang baik di antara bangsa Israel. Atas nasihat Yitro, mertuanya dia membuat perubahan ditubuh organisasi bangsa itu, dengan dia memberi otoritas kepada hakim-hakim untuk menghakimi bangsa itu (Kel. 18:13-27). Perubahan yang seperti itulah yang saya dapatkan dari kepemimpinan Musa.

Satu hal penting yang membuat Musa berhasil dalam kepemimpinannya adalah dia memdasarkan kepemimpinan yang dilakukannya berdasarkan panggilan Allah. Seperti yang sudah kita singgung diatas bahwa pemimpin kristen adalah seorang yang telah dipanggil oleh Allah sebagai pemimpin. Musa adalah pemimpin Kristen, dia mendapatkan panggilan untuk memimpin bangsa itu ketika peristiwa Horeb (Kel. 3:1-4:17). Ini merupakan suatu kunci sukses yang dimiliki Musa. Mengapa panggilan itu sangat penting bagi pemimpin Kriste? Karena melalui panggilan itu kita mendapat restu sekaligus mandat dari Allah. Tanpa sebuah panggilan kepemimpinan yang kita lakukan bukanlah kepemimpinan Kristen. Panggilan merupakan suatu pembeda antara kepemimpinan Kristen dengan kepemimpinan biasa. Jadi, bahwa kunci keberhasilan dan perubahan yang dimiliki Musa adalah karena Musa berjalan atas dasar panggilan Tuhan. Diatas disinggung juga bahwa kunci keberhasilan Musa adalah perpaduan antara karakter dengan model kepemimpinannya. Lalu karakter apa yang dimiliki Musa?

a. SabarSabar artinya: Tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas

putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Dalam memimpin bangsa Israel, mulai keluar dari Mesir, dalam perjalanan ke Kanaan hingga sampai ke Kanaan, satu hal yang dapat kita pahami, bahwa Musa mempunyai Karakter kesabaran ekstra. Bagaimana tidak, Tuhan sendiri dalam Firmannya mengatakan “Lagi Firman Tuhan kepada Musa: Telah kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk.”(Kel. 32:9). Tegar tengkuk mempunyai arti susah di atur, tidak

33

Page 37: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

mau mendengar orang lain. Bayangkan sampai Tuhan sendiri mengakui bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk.

Dalam upaya pembebasan bangsa Israel yang pertama, yaitu ketika pertama kali Musa menghadap Firaun, bangsa ini sudah menunjukkan tanda-tanda tegar tengkuknya dengan mengatakan “...Kiranya Tuhan memperhatikan perbuatanmu dan menghukum kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami”(Kel. 5:21). Juga peristiwa di Masa dan Mariba. Ketika orang Israel merasa kehausan, dengan gampangnya mereka mengatakan: “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?”(Kel. 17:3) dan masih ada peristiwa lain yang menguji kesabaran Musa. Dan ajaibnya Musa memiliki kesabaran yang tinggi untuk mengatasi bangsa Israel. Kesabaran yang dimiliki Musa membuatnya berhasil dalam memimpin bangsa itu.

b. Keintiman Kepada Allah Sebagai seorang pemimpin, Musa mempunyai kesadaran bahwa dia tidak

dapat melakukan tugasnya dengan kekuatannya sendiri. Maka dari itu Musa selalu dekat kepada Tuhan dan menyerahkan segalah masalah-masalah yang di hadapinya (musa) kepada Tuhan. Bahkan, karena keintiman yang kuat dengan Tuhan, di katakan dalam Keluaran 33:11 bahwa Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka, seperti seorang teman.

Keintiman merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemimpin Kristen. Dengan banyaknya kesibukan, pelayanan, pekerjaan, apakah pemimpin Kristen masih dapat merasakan keintiman bersama Tuhan. Allah menghargai persahabatan yang intim dan benar.68 Model persahabatan yang intim inilah yang di pakai oleh Musa dalam membangun kehidupan spiritualitasnya. Musa memposisikan dirinya sebagai sahabat Tuhan, demikian pula Tuhan, Dia memposisikan diri-Nya kepada Musa juga sebagai sahabat. Persekutuan Musa dengan Tuhan adalah persekutuan yang tidak terhingga dimana tidak ada sesuatu yang disembunyikan dan tidak ada sesuatu yang terselubung.69 Masih banyak lagi karakter baik yang dimiliki oleh Musa yang membuatnya berhasil dalam kepemimpinan bangsa Israel. Dalam kepemimpinannya Musa menerapkan prinsip yang diajarkan Yitro kepadanya. Ia (Musa) mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan menetapkan manajement terapan sesuai dengan nasihat Yitro.70 Nasihat-nasihat Yitro masih relevan untuk diterapkan dalam pelajaran kepemimpinan sampai masa kini. Berikut adalah beberapa prinsip penting yang diwariskan Yitro. a. Bertindaklah bijaksana. b. Kerjakan prioritas. (Kel. 18:19-22) c. Delegasikan Otoritas.71 d. Pimpinlah Jalannya Organisasi.

Dan Musa menerapkan Model kepemimpinan yang Yitro ajarkan kepadanya. Selain itu Musa juga selalu menyerahkan segalah permasalahan yang dialami kepada Tuhan. Hal-hal inilah yang dimiliki Musa sehingga dia berhasil dalam membawa perubahan bagi bangsanya.72

68 Boestman P. Smart Christian Lidership (Andi Offset, 2009), 21.69 Tafsiran Alkitab Masa Kini, Kejadian-Ester (Jakarta:1995, Yayasan Komunikasi Bina

Kasih,..), 181.70 Boestman P. Smart Christian Lidership (Andi Offset, 2009), 28.

71 Dengan mengangkat para hakim maka Musa mendelegasikan otoritas yang dimilikinya.72 www.academia.edu/12430527/kepemimpinan_kristen

34

Page 38: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

6. Pemimpin Yang Memiliki Iman Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disebunyikan selama tiga bulan oleh

orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama sperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. Karena iman maka ia mengadakan paska dan percikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. Karena iman mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga (Ibrani 11:23-29). Hagelberg menyatakan bahwa:

Dalam pasal 11:23 penulis menceritakan secara singkat kehidupan Musa dan bagaimana orang tua Musa dengan berani menentang perintah raja. Orang tua Musa berani menetang perinta Firaun karena iman mereka. Juga karena iman, mereka berani mengambil resiko akan menerima hukuman yang berat sekali. Dengan kalimat-kalimat yang singkat dan tepat, pasal 11:24-26 menceritakan bagaimana orang yang beriman akan selalu memilih untuk menuruti kenyataan yang mungkin belum kelihatan, namun tetap jauh lebih penting. “penghinaan karena Kritus” hanya dianggap “kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir” kalau pandangan kita di arahkan “kepada upah”. Pasal 11:26 merupakan gambaran mengenai kehidupan Musa. Kalau kita mengarahkan pandangan kita “kepada upah”, kita juga akan dikuatkan oleh Dia sehingga kita dapat meneladani Musa dan memperoleh apa yang berkali-kali digambarkan di dalam surat ini.”73

D. Gaya Kepemimpinan MusaKepemimpinan sama sekali bukan tentang gaya atau teknik, melainkan

tentang karakter. Alkitab mencatat sejumlah gaya kepemimpinan yang berlainan. Elia adalan seorang nabi yang sering menyendiri; Musa memberikan tanggung jawab kepada orang-orang yang dekat denganya. Petrus berwatak keras; Yohanes berhati lembut. Paulus adalah pemimpin yang dinamis, bahkan ketika ia di belenggu dengan rantai ke mana-mana. Ia memengaruhi orang terutama melalui kata-katanya yang berwibawa. Secara fisik ia samasekali tidak perkasa (2Kor. 10:1). Elia, Musa, Petrus, dan Paulus adalah orang-orang yang bertidak secara nyata, yang memanfaatkan karunia masing-masing dengan cara yang sangat berlainan. Gaya kepemimpinan mereka benar-benar beragam. Namun mereka adalah pemimpin sejati.

E. Pendelegasian Memimpin tidak hanya berhenti pada upaya memberdayakan orang-orang

yang dipimpin, melainkan juga berlanjut pada upaya mempersiapkan orang-orang yang di pimpin menjadi pemimpin. Musa memimpin Yosua menjadi pemimpin.

73 Dave Hagelberg, M. Th., Tafsiran Ibrani, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003), 61-62.

35

Page 39: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Karena itu, memimpin adalah mempersiapkan pemimpin. Demikian dengan raja-raja Israel, memimpin dengan cara mempersiapkan pemimpin selanjutnya. Tuhan Yesus memimpin murid-murid. Dengan cara demikian, Tuhan Yesus mempersiapkan murid-murid menjadi pemimpin gereja mula-mula melalui pemuridan yang mencapai puncaknya pada pengutusan mereka sebagai alat kepemimpinan Tuhan dalam sejarah gereja mula-mula yang berlanjut pada gereja disegalah tempat dan di sepanjang masa.

Rasul Paulus juga mempersiapkan banyak pemimpin gereja di antaranya Timotius. Paulus memaksimalkan Timotius dengan pendidikan dan pastoral seutuhnya seperti yang tertulis dalam II Timotius 3:10: “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku”. Dalam hal ini Rasul Paulus benar-benar memimpin, yaitu mempersiapka pemimpin. Berdasarkan alih generasi kepemimpinan yang dicatat oleh Alkitab, memimpin adalah mempersiapkan pemimpin, sehingga kehendak Tuhan tidak berakhir pada akhir hidup seorang pemimpin, melainkan berkesimbungan melalui alat-alat kepemimpinan-Nya yang dipersiapkan, didampingi (mentoring) dan di utus ke umat (gereja) untuk memberitakan kepemimpinan Tuhan atas seluruh gereja dan dunia.74 Octavianus menyatakan bahwa: Tugas seorang pemimpin rohani tidak hanya mewariskan pengetahuannya, melainkan mewariskan seluruh kehidupannya, kepribadianya, dan teladannya. Itulah sebabnya Rasul Paulus dalam Filipi 4:9 berkata: “Dan apa yang telah kamu pelajari dan yang telah kamu terima dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu”. Maka Allah sumber damai sejahterah akan menyertai kamu, Firman Tuhan itu menunjukkan betapa dalamnya, betapa tingginya kualitas kepribadian seorang pemimpin. “percayakanlah itu kepada orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” (II Tim. 2:2).75 Dalam kitab Keluaran juga dijelaskan bahwa: “Dari seluruh orang-orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri”(Kel. 18: 25-26).

F. Fungsi Manajemen dalam KepemimpinanKepemimpinan suatu Lembaga Kristen tidak dapat dilepaskan dari cara

penanganan tugas yang di percayakan oleh Tuhan kepada kita. Kata “manajemen” berasal dari kata “manus” (bahasa latin) yang berarti “tangan”. Manajemen artinya cara menangani suatu tugas. Pengertian istilah manajemen secara orisinil berawal dari cara melatih seekor kuda untuk siap berpacu. Keahlian dalam melatih kuda itu membawa orang kepada pemikiran yang lebih dalam, sehingga kemudian istilah manajemen berkembang menjadi pengertian umum yang berarti “menengani suatu senjata”, bagamana mengontrol dan mempergunakannya. Dengan demikian manajemen adalah satu tindakan menangani, mengontrol dan mengarahkan suatu

74 Stevri Indra Lumintang, Teologi Kepemimpinan Kristen (Jakarta: Geneva Insani Indonesia, 2015), 262-263.

75 P. Oktavianus, Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah (Malang, Gandum Mas, 2007), 16-17.

36

Page 40: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

pekerjaan melalui dan bekerja sama dengan orang lain di dalam suatu institusi/lembaga maupun suatu perusahaan. Agus Lay menulis juga: Kepimpinan ialah keseluruhan tindakan, sikap dan tingkahlaku seseorang (pemimpin) dalam mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan orang-orang lain untuk melaksanakan seperangkat kegiatan secara efektif, demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (manajemen, Explo 85, h. 30).

Manajemen berhubungan erat dengan kecakapan manusia dalam menangani atau mengelola suatu usaha ataupun suatu institusi, juga kesanggupan menangi hal eksekutip dengan langkah yang penuh kewaspadaan dan bijaksana. Pengertian umum ini menuntut manusia belajar bagaimana cara membangun, mengembangkan dan memajukan suatu usaha tersebut melalui orang lain. Sedang pada pihak lain, seorang pemimpin melakukan sendiri tugas-tugas pribadi dan tugas tertentu. Singkatnya, manage (mengelola) ialah pelaksanaan tugas-tugas dengan baik melalui orang lain. Manajemen menurut Wahyu Allah-menuntut seseorang pemimpin harus berpikir secara strategis dalam hubungan dengan Firman Allah, meliputi:

a. Pemikiran secara kreatifb. Kesanggupan untuk melihat jauh kemuka (2-5-10 tahun).c. Kesanggupan untuk melihat kelemahan-kelemahan dalam motif kerja,

kebiasaan-kebiasaan kerja dan prencanaan-perencanaan anggota teamnya serta memberi saran-saran.

d. Kesanggupan untuk membawa anggota-anggota teamnya kepada efisiensi dan keefektifan kerja.

e. Di atas semua kesanggupan itu ia perlu mengerti akan kehendak, dan rencana Allah, serta sasaran yang telah ditetapkan.

Oleh sebab itu, yang terutama di usahakan dalam uraian ini ialah menemukan pola kepemimpinan dan manajeman yang diterangi Firman Allah. Firman Allah menyatakan dengan jelas sejak penciptaan alam semesta ini, Allah menciptakan segalah sesuatu dengan hikmat yang sempurna. Itu bararti di dalamnya berlangsung manajemen Allah yang sempurna. Istilah manus yang berarti “tangan”, bukan dimaksudkan bahwa hanya tangan yang bekerja. Tetapi yang dimaksudkan dengan pengertian tangan di sini adalah sebagai pelaksana yang tidak bekerja sendiri. Tangan itu hanya bekerja atas kemauan dan pengontrolan yang diorganisir oleh otak.

Dalam Perjanjian Lama, para Nabi dan para Imam juga bekerja menangani tugas kenabian dan imaman mereka dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan perintah Allah. Manajemen di perlukan dalam pekerjaan rohani sebab Tuhan menghendaki dan memerintahkan manusia mengerjakannya demi kepentingan manusia itu sendiri. Alkitab melaporkan bagamana Yusuf berhasil mengelola kerajaannya di bawah persiapan Allah, sehingga ia menjadi tulang punggung Israel. Ia berhasil melakukan tugas raksasa, tetapi rahasia keberhasilannya terletak pada kemampuannya memimpin orang lain dalam melaksanakan tugas itu. Satu hal keteladanan Yusuf, ialah bahwa ia “memiliki” hati ayahnya “Yakub” dalam segi ketergantungannya kepada Allah (Kej. 41:49). Demikian juga berita Perjanjian Baru. Perumpamaan Tuhan Yesus tentang “talenta” menunjukkan orang Kristen menjadi pelayan yang baik (Mat. 25:14-30).

37

Page 41: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Dalam melaksanakan tugasnya, Musa juga mendapat nasihat dari Yitro mertuanya (Kel. 18:13-27). Inilah yang sebenarnya titik berangkat ilmu manajemen yang tepat. Yaitu bagaimanapun pintarnya seorang pemimpin, bagaimanapun cakapnya, dan bagaimanapun sanggupnya, ia tidak dapat bekerja sendiri tanpa penasehat atau tanpa orang lain. Ia senantiasa membutuhkan orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas yang dihadapinya. Oleh sebab itu penanganan yang profesional dibutuhkan di segalah bidang, baik dalam dinia usaha maupun dalam dunia kelembagaan gerejawi.76

BAB IVIMPLIKASI KEPEMIMPINAN MUSA BAGI GEREJA MASA KINI

A. Menginspirasi Adapun Musa adalah seorang yang sangat lembut hatinya lebih dari setiap

manusia yang di atas muka bumi, Musa merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Israel. Dari seluruh tokoh yang ada, salah satu tokoh yang sering disoroti kepemimpinannya adalah Musa. Di katakan bahwa, Musa adalah orang yang paling lembut sedunia. Hal-hal yang layak di contohi dari kepemimpinan Musa yaitu:

1. Musa menjalankan kepemimpinan itu atas nama Tuhan, maksudnya Musa memang mendapat panggilan itu dari Tuhan, bukan sebuah ambisi

76 P. Oktavianus, Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah (Malang, Gandum Mas, 2007), 1-4.

38

Page 42: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

pribadi. Panggilan Tuhan itu mencakup visi kepada bangsa Israel. Tentu itu tidaklah mudah bagi Musa, apalagi melihat karakter dan keadaan bangsanya selama ia di istanah Firaun.

2. Musa memiliki sifat yang rendah hati, khususnys dihsdspsn Tuhan. Musa takluk kepeda kehendak Tuhan. Musa mendengarkan Tuhan. Musa melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Musa selalu bertanya kepada Tuhan sebelum melakukan sesuatu. Musa tidak gegabah. Musa memiliki hubungan pribadi yang baikdengan Tuhan.

3. Musa memimpin dalam kuasa Tuhan, artinya Musa mengandalkan Tuhan dalam kepemimpinannya.

4. Musa memiliki manajemen kepemimpinan yang baik. Setelah mendengarkan usulan mertuanya, Musa merumuskan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada bangsa Israel termasuk tentang hak budak, peraturan kebaktian, jaminan nyawa sesama manusia dan tentang orang yang tak mampu.

5. Musa mengangkat orang-orang untuk ditempatkan memimpin dibawah kepemimpinannya untuk menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang, pemimpin sepuluh orang. Perkara-perkara kecil akan diselesaikan para pemimpin yang diangkatnya, perkara-perkara besar akan dibawah ke Musa. Kualifikasi orang-orang yang di angkat Musa untuk membantu dia dalam memimpin adalah : a. Cakap mengajar. b. Takut akan Tuhan. c. Dapat dipercaya. d. Benci kepada pengajaran suap

Musa dalam kepemimpinannya mendapat pujian dari Tuhan bahwa Musa adalah orang yang paling lembut hatinya dari semua manusai di muka bumi. “Adapun Musa adalah seorang yang paling lembut hatinya, lebih daripada setiap manusia yang ada di muka bumi” (Bil. 12:3). Ciri kepemimpinan yang lemah lembut dalam ketegasan, kebijaksanaan tentu menjadi dambaan kita semua.

B. MemotivasiKepemimpinan Musa merupakan salah satu hal yang menerik di dalam

Alkitab, khususnya didalam Perjanjian Lama. Musa seorang pemimpin nasionalis dan penulis kitab Hukum yang luar biasa. Perjalanan hidupnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yang menunjukkan bahwa dia sudah sejak permulaan disiapkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin, yang mengeluarkan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Ia menghabiskan waktunya:

Pertama, hidupnya di Mesir 40 tahun, tumbuh sebagai putra seorang putri Firaun, yang memberikan dirinya pengajaran terbaik didunia pada masa itu.

Kedua, 40 tahun berikut dihabiskannya di Midian. Pada masa itu dia belajar menggembalakan ternak, agar pada waktunya nanti dia akan dapat menjadi gembala umat Israel.

Ketiga, 40 tahun terakhir hidupnya, ia menerapkan segalah sesuatu yang telah dipelajarinya ketika memimpin keturunan Israel keluar dari Mesir hingga kesungai Yordan.

Allah menggunakan pengalaman hidup Musa sebagai pemimpin untuk menuntun umat-Nya keluar dari perbudakan menuju ke kemerdekaan. Ia membentuk Musa sebagai pemimpin yang berkarisma. Ia juga mengutus agar

39

Page 43: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

memimpin bangsa Israel melewati padang belantara. Musa adalah pemimpin yang mempesona karena corak kepemimpinannya yang kharismatis, administratif, dan penyelesai konflik.

1. Hukum ImpianSebagai pemimpin yang berkarisma, hukum kepemimpinan pertama yang

dipakai oleh Musa adalah hukum Impian. Hukum ini mengatakan bahwa orang-orang mengikuti pemimpin yang dapat memberikan mereka tujuan yang mereka inginkan. Musa memberikan impian tentang tanah perjanjian kepada pengikutnya – tanah tempat mereka bisa hidup merdeka.

2. Hukum MotivasiHukum kedua yang diberikan Musa adalah hukum Motivasi. Hukum ini

menyatakan bahwa pengikutnya akan mengikuti pemimpin yang memberi mereka alasan-alasan untuk mencapai tujuan itu. Jika Musa memberikan alasan yang meyakinkan, mereka akan mengikuti kepemimpinannya. Musa menawarkan motivasi kemerdekaan untuk mengikutinya.

3. Hukum PenghargaanSebagai pemimpin administratif, hukum kepemimpinan pertama yang

dipakai oleh Musa adalah hukum penghargaan. Menurut hukum ini, seorang pemimpin akan mendapatkan pengikutnya jika ia menyiapkan penghargaan kepada pengikutnya sesuai tujuan mereka masing-masing. Untuk mendapatkan pengikut, seorang pemimpin harus memberikan penghargaankepada mereka.

4. Hukum KepercayaanHukum kepemimpinan berikutnya adalah Hukum Akuntabilitas

(Kepercayaan). Melalui Hukum ini, Musa memberikan tanggung jawab kepada pengikutnya. Ia memberi Harun tugas-tugas imamat dan menunjuk penatua-penatua untuk bertanggung jawab mengurus peradilan. Dengan demikian, Musa mengisinkan pengikutnya untuk berkontribusi dalam usaha mencapai tanah perjanjian.

C. Meneladani

Lalu turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepeda Musa, kemudian diambil-Nya sebagian besar dari Roh yang hinggap padanya dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi. (Bil. 11:25)

Dalam perjalanan hidup kita mengikuti Tuhan, kita sangat kenal dengan seorang tokoh yaitu nabi Musa. Musa menjadi pemimpin yang membawah bangsa Israel keluar dari perbudakan tanah Mesir. Tuhan menyayangi Musa dan memberikan kekuatan untuk melepaskan dan membebaskan bangsa Israel dari kekangan atau perbudakan raja Firaun.

Musa, merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Israel. Ketokohan Musa tercatat mulai dari kelahirannya, kisah ini sebagaimana bayi Musa diselamatkan dari rencana pembunuhan bayi oleh perintah raja Firaun, kemudian Musa diangkat menjadi anak angkat Firaun, di besarkan diistana Firaun, melarikan diri dari Firaun karena takut ketahuan membunuh seorang dari bangsa Mesir demi membela bangsanya, mengalami pembuangan dalam arti pembentukan Tuhan selama 40 tahun ditanah Midian, kemudian kembali ke Mesir untuk

40

Page 44: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

membawah bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju negeri yang baik dan luas, negeri yang berlimpah susu dan madunya.

Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir juga di tandai dengan perang antara Tuhan dan Firaun yang diwakili oleh Musa, kisah sepuluh tulah dan kisa-kisah lainnya menyertai keluarnya bangsa Israel, kemudian bangsa Israel menyeberang laut Taberau. Musa menunjukkan kekuasaan Tuhan dalam menolong bangsa Israel menyeberangi laut yang terbelah, kemudian setelah mereka berada diseberang, air laut yang terbelah kembali menyatu dan menghanyutkan tentara Mesir yang mengejar Mereka.

Pertanyaannya bahwa apa yang kita teladani dari Kepemimpinan Musa? Pertama, dalam kepemimpinannya, Musa menjalankanya atas nama Tuhan, maksudnya Musa memang mendapatkan panggilan dari Tuhan, bukan sebuah ambisi pribadi. Panggilan Tuhan itu mencakup visi kepada bangsa Israel.

Berbedah jauh dengan calon-calon pemimpin yang menyatakan dirinya siap menjadi pemimpin. Pemimpin yang seperti apa atau yang bagaiman? Karena kebanyakan manusia sekarang ini yang berkeinginan menjadi pemimpin dengan berbagai cara, bahkan ada yang sampai mengorbankan banyak uang demi untuk mendapatkan jabatan pemimpin.

Alkitab menuliskan bayak hal tentang Musa dan Kepemimpinannya. Musa memiliki rasa yang sangan peduli terhadap bangsa Israel, apalagi melihat karakter dan keadaan bangsanya selama ia di istana Firaun. Musa memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melepaskan bangsa Isreal dari perbudakan. Di dalam kehidupannya, Musa memiliki sifat yang rendah hati, khususnya di hadapan Tuhan. Musa mendengarkan Tuhan. Musa melakaukan apa yang Tuhan perintahkan. Musa selalu bertanya kepada Tuhan sebelum melakukan sesuatu. Musa tidak gegabah. Musa memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan.

Kemudian, Musa memimpin dalam Kuasa Tuhan, artinya Musa mengandalkan Tuhan dalam Kepemimpinannya. Musa juga memiliki manajemen kepemimpinan yang baik. Setelah mendengar usulan mertuanya, Musa merumuskan ketetapan-ketetapan dan peraturan-pereturan kepada bangsa Israel termasuk tentang hak budak, peraturan kebaktian, jaminan nyawa sesama manusia, tentang orang tak mampu dan lain sebagainya. Di dalam kepemimpinannya untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Musa mengangkat orang-orang untuk ditempatkan memimpin dibawah kepemimpinanya. Yaitu menjadi pemimin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin limah puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Perkara-perkara kecil akan diselesaikan para pemimpin yang di angkatnya, perkara-perkara besar akan dibawah ke Musa.

Kita tak bisa meneladani kepemimpinan Musa secara utuh, paling tidak kita bisa menjadi pemimpin-pemimpin kecil yang bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang kita pimpin. Di Alkitab Perjanjian Baru ada juga dituliskan tentang Musa, Kisah Para Rasul 3:22 menuliskan bahwa “Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi di antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: dengarkanlah dia dalam segalah sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.”

Kehidupan berbangsa dan bernegara seperti sekarang ini, kebanyak orang yang kurang menyadari kemampuannya sampai sejauh mana dan apakah benar

41

Page 45: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Tuhan memilih dan memakainya untuk menjadi perwakilan sebagian besar umat? Bukan pemimpin yang pura-pura takut sama Tuhan, padahal kelakuannya sangat jauh dari harapan. Harapan kita kedepan akan muncul pemimpin yang dari Tuhan, bukan pemimpin yang memaksakan diri menjadi pemimpin.

Meneladani kepemimpinan Musa yang bisa kita lakukan adalah selalu rendah hati dan tidak merepotkan orang lain dalam kehidupannya. Berbeda sangat jauh dengan calon-calon pemimpin yang bermunculan saat-saat ini. Belum duduk jadi pemimpin saja mereka sudah merepotkan orang lain.

Kepemimpinan Musa adalah kepemimpina yang murni pilihan Tuhan dan perintah tugasnya dari Tuhan. Bukan dibuat-buat atau diciptakan begitu saja agar orang lain merasa diperhatikan, padahal dibalik kepeduliannya sebagai calon pemimpin itu ada sesuatu yang diharapkannya di kemudian hari.

Meneladani Musa tak ada bedanya dengan kita meneladani Yesus sebagai juruselamat kita sebagai orang-orang yang berdosa. Ketika kita terpilih menjadi seorang pemimpin, serahkan saja semuanya kepada Tuhan dengan rendah hati, maka Tuhan akan menunjukkan cara-cara terbaik bagi anda dan saya untuk menjadi pemimpin yang benar-benar diberkati Tuhan. Jadilah pemimpin yang berhasil dalam membawa perubahan dalam kelompok kecil yang anda pimpin. Ada 9 keteladanan Musa dalam Alkitab yang wajib kita teladani yaitu:

1. Lemah Lembut. Dalam Bilangan 12:3. Kelemah lembutan Musa membuatnya senantiasa tunduk terhadap otoritas Allah, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Sikap lemah lembut bukan berarti lemah, dan mudah berubah atau dipengaruhi. Bersikap lemeh lembut berarti memiliki prinsip namun bijaksana dan selalu berpikir positif dalam menghadapi karakter yang berbeda. Dengan sifatnya yang lemah lembut Musa mampu mimpin bangsa Israel yang hobi bersungut-sungut dan terkenal tegar tengkuk. Ketika bangsa Israel menggerutu kepada Allah dan melampiaskannya kepada Musa, Musa hanya diam. Tuhanlah yang akhirnya tampil membela Musa, dengan mendatangkan hukuman bagi orang-orang yang mengganggunya.

2. Setia. Bilangan 12:7, Allah menyatakan bahwa Musa adalah seorang yang setia dalam segenap rumah-Nya. Setia merupakan salah satu karakter Kristus. Kesetiaan Musa terlihat jelas saat ia senantiasa tunduk terhadap otoritas Allah ketika memimpin bangsa Israel di padang gurun. Musa selalu mengandalkan Tuhan dan lebih mendengarkan Tuhan daripada bangsa Israel yang bersungut-sungut kepadanya.

3. Rendah Hati. Keluaran 3:10-1, ketika Allah mengutus Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa berkata siapakah ia, sehingga ia yang akan menghadap Firaun dan membawa Israel keluar dari Mesir. Musa menunjukkan kerendahan hati. ia tidak bermegah atau merasa diri penting karena Allah sendiri secara langsung mengutusnya untuk memimpin umat Israel. Musa bahka merasa diri tidak layak, meskipin sebenarnya ia anak angkat putri Firaun.

4. Pemazmur.

42

Page 46: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Musa selalu bermazmur kepada Tuhan. Nyanyiannya dimuat dalam kitab Mazmur 90, serta dalam Wahyu 15:3 nyanyian ini, dinyanyikan sebagai nyanyian kemenangan.

5. Pendoa. Musa mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, dalam setiap perkara yang dihadapinya. Dia menjadikan doa sebagai gaya hidupnya, sehingga tak ada perkara yang mustahil, sebab Allah sendiri yang membimbing Musa dalam setiap keputusan yang diambilnya. Dengan begitu Musa mampu memimpin umat Israel selama 40 tahun di padang gurun, sebelum akhinya umat Israel memasuki tanah perjanjian.

6. Menjauhi Dosa.Manusia, terutama yang lemah dalam sisi rohani seringkali begitu mudah jatuh dalam dosa. Mereka menikmati kesenangan dalam dosa. Namun Musa berbeda, ia tidak menikmati kesenangan dalam dosa. Ibrani 11:25 menyatakan bahwa Musa menolak disebut sebagai anak putri Firaun, ia lebih suka menderita sengsara bersama umat Allah dibandingkan menikmati kesenangan sementara dari dosa.

7. Menganggap Kristus Lebih Bernilai. Seperti yang sudah disebutkah di atas bahwa Musa menolak desebut anak dari putri Firaun (Ibr. 11:24-25) dan lebih memilih hidup menderita bersama sesama bangsa Israel. Musa juga menganggap penghinaan karena Kristus lebih bernilai dibandingkan dengan harta Mesir (Ibr. 11:26). Tinggal bersama Kristus merupakan tujuan hidup orang Kristen.

8. Mengharapkan Upah Masa Depan. Ibrani 11:26 menyatakan bahwa Musa menganggap Kristus lebih bernialai, sebab ia memandang upah masa depan. 2 Korentus 4:18 juga menyatakan bahwa mereka tidak memperhatikan yang kelihatan yang sifatnya sementara, namun memperhatikan hal yang tak kelihatan yang sifatnya kekal yaitu janji Tuhan bagi orang percaya. Sebab dia bersama Kristus jauh lebih baik (1 Kor. 15:19).

9. Memiliki Jiwa Bapa. Musa memiliki jiwa kebapaan yang sangat melekat dalam dirinya ia membela dan mengayomi orang-orang yang berada dibawahnya, bersedia mendengar keluh kesah umat Israel sepanjang hari. Ia bertanggung jawab dalam memberikan pengayoman, memimpin bangsa Israel, sekalipun bangsa Israel melakukan kesalahan, bersungut-sungut dan tegar tengkuk di hadapan Allah. Ia memberi rasa aman pada umat Israel yang di pimpinnya. Keluaran 32:11-14 diceritakan bagaimana Musa membela dan mencoba melunakkan hati Tuhan, demi menghindarkan murka Allah pada bangsa Israel

43

Page 47: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpilan Tesis yang berjudul : Kepemimpinan Musa Sebagai Model Bagi Pemimpin Gereja Suatu Peringatan Bagi Pemimpin Gereja Di Segala Era. Ini dipaparkan dalam beberapa hal yaitu:

Pertama, Kepemimpinan Musa yang bersumber pada panggilan Ilahi merupakan tipe kepemimpinan yang cocok bagi kepemimpinan Kristen. Kepemimpinan Kristen bukanlah sumber dari warisan dan upaya kudeta (perebutan kekuasaan) sebagaimana kepemimpinan raja-raja israel umumnya. Kepemimpinan Kristen tak berpusatkan pada kecakapan khusus seseorang, tetapi lebih pada panggilan Ilahi. Panggilan Ilahi menjadi pemimpin merupakan hal mutlak untuk seseorang yang mau (berambisi) menjadi pemimpin Kristen. Tanpa panggilan Ilahi itu, jabatan kepemimpinan hanyalah suatu prestasi yang diraih oleh upaya seseorang yang menginginkan kedudukan atau jabatan itu. Jabatan dan kedudukan oleh seorang pemimpin Kristen adalah suatu anugerah (pemberian) Allah yang diberikan kepada seseorang untuk mengerjakan rencana-Nya bagi umat dalam era tertentu.

Kedua, Panggilan. Allah yang memanggil seseorang untuk menjadi pemimpin, Allah juga yang memperlengkapi pemimpin itu dengan pelbagai kemampuan yang di butuhkan. Persiapan dan perlengkapan Allah dapat terjadi pada seseorang sebelum atau sesudah ia dipilih oleh Allah menjadi seorang pemimpin. Seseorang yang meyakini panggilan Allah untuk menjadi pemimpin, harus melihat bahwa segala pengalaman hidupnya dapat menjadi menjadi pesiapan Allah bagi dirinya. Ia harus juga meyakini bahwa Allah akan memperlengkapi segalah yang ia butuhkan dalam menjalani peran sebagai seorang pemimpin. Allah yang memanggil, Allah yang mempersiapkan, memperlengkapi dan bahkan memampukan seseorang menjadi pemimpin.

Ketiga, Kepemimpinan Alkitabiah adalah kepemimpinan teokratik dimana sang pemimpin tunduk kepada Allah, sang pemimpin utama. Pemimpin Kristiani bukanlah penguasa atau Tuhan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin Kristiani harus senantiasa menyadari bahwa ia sedang menjalankan kepemimpinan Allah melalui dirinya. Sebagai pemimpin umat, ia harus senantiasa taat dan tunduk kepada Allah yang yang merupakan pemimpin utama. Kepemimpinan Alkitabiah tak mengajarkan tentang kepemimpinan yang mandiri atau “seenak dan semau” sang pemimpin. Seorang pemimpin Kristiani harus senantiasa sadar bahwa ia ada di bawah kendali Allah yang memilih dan memanggilnya.

Keempat, Pemimpin dilahirkan dan berperan dalam eranya yang khusus. Tak ada seorang pemimpin yang dapat cocok dalam segala era. Seorang pemimpi

44

Page 48: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

dipilih, dipersiapkan dan di panggil oleh Allah untuk menjalankan perannya yang khusus dalam zamannya. Tidak untuk seorang pemimpin yang cocok dalam segalah situasi dan zaman. Kesadaran ini menolong sorang pemimpin untuk mempunyai keseimbangan dalam mengenal dan menghargai dirinya. Seorang pemimpin yang dipilih oleh Allah mempunyai peran khusus dan khas dalam eranya untuk menjawab kebutuhan orang-orang yang di pimpinnya. Yang terpenting bagi seorang pemimpin adalah menjalankan sebaik mungkin peran yang ditetapkan Allah bagi dirinya. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa ia dipilih Allah sebagai pemimpin dalam eranya. Suatu saat Allah akan memilih dan membangkitkan pemimpin lain untuk melanjutkan dan menjalankan peran kepemimpinan yang lain dalam era yang lain dengan kebutuhan yang berbeda pula. Seorang pemimpin tak hanya siap untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin, tetapi ia harus siap juga untuk berkata bahwa peran dan eranya telah selesai dan ia siap digantikan oleh pemimpin lain yang dipanggil Allah untuk menjalankan peran yang khusus dan khas dalam era yang berbeda pula.

45

Page 49: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

DAFTAR PUSTAKA

________, Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia, 1993.Afid, Burhanuddin 20/01/2014Bakker F. L., Sejarah Kerajaan Allah. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2007.Bergant Dianne, CSA, Robert J. Karris, OMF, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama.

Yogyakarta: Kanasius, 2002.Darmaputera Eka, Pemimpin yang Memimpin: Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab. Yogyakarta: Kairos, 2011. Elwell, Walter.ed. EDT. Grand Rapids: 1984Engstrom Ted W., The are of Management for Christian Leaders. Waco, texas:

word Books, 1979.Fajar Siti Al dan Tri Heru, Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN, 2010. Galloway Dale, Werren Bird, On Purpose Leadership: Kepemimpinan yang

Efektif. Jakarta: Harvest Publication House, 2003. Gangel Kenneth O., Membina Pemimpin Pendidikan Kristen. Gandum Mas,

2007.Geisler Norman I., Ethics: Alternatives and issues. Grand Rapids: Zondervan

P.C.,1981.Gunara Suparman, Bahan Kuliah Kepemimpinan Kristen (Leadership). Mei,

2006. Guttierrez Gustavo, A Theology of Liberation. Mary Knol, N. Y:Orbis, 1973Hagelberg Dave, M. Th., Tafsiran Ibrani. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,

2003.Hutagaol Albiden, Memimpin seperti Yesus. Malang: Gandum Mas,2010.Hybels Bill, Courageous Leadership. Batam: Gospel Press, 2004.Joseph Grenny, Kerry Patterson, David Maxfield, Influencer: Ilmu Baru Dalam

Memimpin Perunahan. Jakarta: Dunamis Publishing, 2013. Keating Chlarles J. Kepemimpinan, Teori dan Pengembanganya.Laird Harris, R., Gleason L. Archer, Jr., Brice K. Waltke, Theological Wordbook

Of the Old Testament.Lasor W. S., D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2005.Lumintang Stevri Indra, Theologia Kepemimpinan Kristen. Jakarta: Geneva

Insani Indonesi, 2015. Macarthur John, Kitab Kepemimpinan. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2017.Mallisa Kembong, Marianus T. Waang dan kawan-kawan, Pemimpin yang

Membentuk Zaman. Jakarta: Delima,2009.Masdudi H.M., leadership, teori kepemimpinan sebuah tatapan perkembangan Zaman. Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 1991.Maxwell John C., Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda. Jakarta:

Binarupa Aksara,1995. Meeks Waine A., The Propeth-King: Moses Traditions and the Johannine

Christology. Leiden: E. J. Brill, 1967.Mobile,rilis.id/kepemimpinan-politik diakses 06/04/2019 jam 23:25

Page 50: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

Northouse Peter G., kepemimpinan:Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks, 2013.Nunez Emilio, Liberation Theology, diterj. Paul Sywulka. Chicago:

Moody, 1985. Octavianus P., Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah. Malang:

Gandum Mas, 2017.Oentoro Jimmy, Situational Leadership II (HITS). P, Boestman. Smart Christian Lidership. Andi Offset, 2009Paterson Robert M., Tafsiran Kitab Keluaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2015.Practical, Structured Way to Develop Your Leadership Talent. Pearson Prantice

Hall, 2004.Rustandi Achmad R., Gaya Kepemimpinan, Pendekatan Bakat Situasional

Publishing House, 1976.Sagala, H. Syaiful Pendekatan & Model Kepemimpinan Jakarta: Divisi Kencana,

2018Sanders J. Oswald, Kepemimipinan Rohani. Batam: Gospel Press, 2002.Swindoll Charles R., Pria berdedikasih & tak mementingkan diri sendiri Musa.

Jakarta: Nafiri Gabrial, 2001Swindoll, Charlesr R. Pria Berdedikasih & Tak Mementingkan Diri Sendiri

MUSA. Bandung: Cipta Oleh Pustaka, 2001.Syafiie H. Inu Kencana dan Welasari, Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2017. Baxter J. Sidlow, Tafsiran Alkitab Masa Kini, Kejadian-Ester. Jakarta:1995,

Yayasan Komunikasi Bina Kasih,...Tangkilisan, Hessel Nogi S. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo, 2007The. Johny, Menjadi Pemimpin Unggul . Yogyakarta: Andi, 2006Tim Pengenbangan Ilmu Pendidikan, Ilmu & Aplikasi Pendidikan. Imtima, 2007Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2011.Tomatala Yakob, Kepemimpinan Yang Dinamis. Malang: Gandum Mas, 1997. Waldock Trevor, Shenaz Kelly Rawat, The 18 Challenges of Leadership: A

Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

White John, Kepemimpinan Yang Handal. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.

Wiranto, H. Pemimpin Adiluhung. Bandung: Teraju, 2006Wolf, Herbert. Pengenalan Pentateukh. Malang: Gandum Mas,1998

Sumber-sumber Lain

https://tuhanyesus.org/karakter-musa-dalam-alkitab Diakses pada 28/09/2018https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2002442. Diakses pada tanggal 01-02-2019

2

Page 51: repo.sttsetia.ac.idrepo.sttsetia.ac.id/188/1/RAMBU R. OK.docx · Web viewMODEL KEPEMIMPIN MUSA SUATU APLIKASI BAGI KEPEMIMPIN GEREJA MASA KINI. Rambu Royana Ngongo. Sekolah Tinggi

https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/02/160227_majalahlain_cina_pendetakorupsi diakses 25 oktober 2018https://dunia.tempo.co/read/720890/korupsi-uang-gereja-pendeta-ini-dipenjara-8-tahun diakses 25/10/2018 https://sabdalogoss.blogspot.com/2016/08/gaya-kepemimpinan-musa.html.05/03/2019https://tuhanyesus.org/karakter-musa-dalam-alkitab. Diakses pada 28/09/2018https://www.jw.org 28/02/2019 www.academia.edu/12430527/kepemimpinan_kristen http://www.terang-sabda.com/2008/09/13-penutup.htmlhttps://id.m.wikipedia.org/wiki/kepemimpinan diakses 04/04/2019 jam 01:25 https://www.merdeka.com/peristiwa/pendeta-di-bekasi-diduga-cabuli-jemaatnya-yang-masih-abg.html diakses 25 oktober 2018https://psbobby.wordpress.com/tag/kepemimpinan/diakses kamis 04/10/201

3