Upload
dpuairjatimprov
View
255
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penyusunan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur 2009-2014, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang secara substansi mempresentasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 126 Tahun 2008.
Citation preview
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kekayaan alam atau sumber daya alam negara Indonesia yang
belimpah ruah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Apabila dikelola
dengan baik akan memberikan manfaat yang tinggi bagi kesejahteraan dan
kehidupan makhluk didunia khususnya manusia. Namun sebaliknya,
apabila pengelolaan atau pengeksploitasian sumber daya alam tersebut
tidak baik atau tidak menjamin keberlanjutannya atau malah pengerusakan
yang tiada terkendali, maka bencana setiap saat akan mengancam kita
semua. Sumber daya air (SDA) sebagai salah satu dari sumber daya alam,
kondisinya di Indonesia saat ini khususnya di Provinsi Jawa Timur,
dihadapkan pada berbagai permasalahan atau tantangan. Tantangan
tersebut adalah semakin terbatasnya ketersediaan air baik kualitas maupun
kuantitas, sedang disisi lain permintaan akan ketersediaan atas SDA
tersebut, dari waktu kewaktu cenderung semakin meningkat. Ditambah
lagi, kecerdasan masyarakat menuju era global cenderung semakin sadar
akan hak dan kewajibannya, terutama dalam kontrol terhadap
penyelenggaraan pemerintahan.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa
sumber daya air dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat secara adil. Atas penguasaan sumber daya air
oleh negara dimaksud, negara menjamin hak setiap orang untuk
mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan
melakukan pengaturan hak atas air. Penguasaan negara atas sumber daya
air tersebut diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah
dengan tetap mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya. Selanjutnya, pengaturan
tentang SDA diatur dalam Undang-Undang Sumber Daya Air No. 7 Tahun
2004. Pengelolaan SDA didefinisikan sebagai upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
2
SDA, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air. Konservasi
air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan,
sifat, dan fungsi SDA agar senantiasa tersedia dalam kualitas dan kuantitas
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada
waktu sekarang, maupun yang akan datang. Pendayagunaan SDA
adalah upaya penatagunaan, pennyediaan, penggunaan, pengembangan,
dan pengusahaan SDA secara optimal agar berhasil guna dan berdaya
guna. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh daya rusak air.
Pengelolaan SDA di Jawa Timur sebagai bagian dari sistem
pengelolaan SDA Nasional memiliki peran yang sangat besar dan strategis
didalam mendukung penyediaan stok pangan nasional. Ketersediaan SDA
di Provinsi Jawa Timur diperkirakan 700 juta m3 atau dibawah Provinsi
Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun, 30 % stok pangan Nasional berasal
dari Provinsi Jawa Timur, termasuk didalamnya Program Peningkatan
Produksi Beras Nasional (P2BN). Selama ini, pengelolaan SDA berkembang
seiring dengan dinamika perubahan perkembangan global, diantaranya
pergeseran SDA sebagai fungsi sosial yang mempunyai nilai
sosial, bergeser sebagai fungsi sosial yang mempunyai nilai sosial
dan ekonomi. Ditambah lagi adanya reformasi kebijakan pengelolaan
SDA (diawali Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1999 yang ditindak lanjuti
dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA) dan otonomi atau
desentralisasi pengelolaan SDA dari pusat ke daerah yang kesemuanya
memberi konsekuensi terhadap pengelolaan SDA yang sampai saat ini
belum dapat dilaksanakan secara maksimal.
Lembaga atau instansi yang berkepentingan dalam menumbuh
kembangkan kegiatan pengelolaan SDA di Provinsi Jawa Timur adalah
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Provinsi Jawa Timur, sebagai
Dinas Teknis yang mempunyai tugas membantu Gubernur didalam
melaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang
Pekerjaan Umum Pengairan. Diantaranya adalah pengelolaan sumber daya
air (SDA) yang menjadi wewenangnya yang ada di wilayah Provinsi Jawa
Timur. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 9 Tahun 2008. Agar pengelolaan SDA dapat memenuhi tuntutan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
3
dan harapan masyarakat pemangku kepentingan SDA (stakeholders), maka
pengelolaan SDA yang baik yang diantaranya harus menghasilkan
pengelolaan yang efektif, efisien dan akuntabel yang harus terus menerus
diwujudkan diantaranya melalui peningkatan penyediaan air baku melalui
pembangunan tampungan baru dan peningkatan efisiensi pemakaian air
terutama ditingkat jaringan irigasi (JI) melalui peningkatan, rehabilitasi,
perbaikan, dan operasi & pemeliharaan (OP). Demikian juga halnya
tentang pengendalian dan pengelolaan banjir dan kekeringan .
Penyusunan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa
Timur 2009-2014, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) yang secara substansi mempresentasikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat
Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun. Selain itu juga sebagai instrumen
untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa
Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Jawa
Timur No. 126 Tahun 2008.
Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan
kehidupan dan meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan dan
pengelolaan di bidang sumber daya air pada dasarnya merupakan upaya
membuka dan memperluas akses secara adil kepada seluruh masyarakat
untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif. Selain itu, pembangunan dan pengelolaan di
bidang sumber daya air juga ditujukan untuk mengendalikan daya rusak
air agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera.
Sebagai gambaran umum beberapa permasalahan atau sampai
saat ini dan kondisi yang diharapkan dalam pengelolaan sumber daya air
di Provinsi Jawa Timur yang akan relevan sebagai dasar berpijak dalam
menyusun Rencana Strategis adalah ketidakseimbangan antara pasokan
dan kebutuhan, meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya
dukung sumber daya air, menurunnya kemampuan penyediaan air,
meningkatnya kebutuhan sumber daya air yang akan memicu potensi
konflik air, kurang optimalnya tingkat layanan atau operasi dan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
4
pemeliharaan jaringan irigasi, lemahnya koordinasi dan kelembagaan dan
kerusakan prasarana akibat bencana alam.
Mengingat permasalahan atau kondisi saat ini dan kondisi yang
diharapkan dalam pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana
sumber daya air yang secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat
luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan
pelayanan ketersediaan air, maka pembangunan dan pengelolaan SDA
disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian sasaran dan
permasalahannya juga perlu didukung dengan suatu perencanaan
program yang konseptual dan realistis, serta mengacu pada arah
kebijakan pembangunan dan pengelolaan SDA yang tertuang dalam
dokumen-dokumen perencanaan formal baik tingkat Nasional maupun
Provinsi. Dengan disusunnya perencanaan strategis Dinas PU Pengairan
Provinsi Jawa Timur diharapkan lebih lanjut dapat disusun tahapan
pencapaian hasil secara obyektif untuk dapat memberikan komitmen dan
orientasi target dan sasaran pada masa depan pada masing-masing
kegiatan dalam pembangunan dan pengelolaan SDA.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan
Provinsi Jawa Timur ini adalah untuk :
1. Memberikan gambaran dan jabaran informasi atas regulasi, kebijakan
dan strategi yang menjadi landasan penyusunan program
pembangunan oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur 5 (lima)
Tahun mendatang.
2. Memberikan gambaran dan jabaran informasi kondisi dan capaian
pelayanan serta permasalahan dalam pembangunan dan pengelolaan
SDA oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur.
3. Memberikan gambaran rencana strategis pembangunan dan
pengelolaan SDA jangka menengah oleh Dinas PU Pengairan Provinsi
Jawa Timur dalam pencapaian target pelayanan pengelolaan SDA
sampai dengan Tahun 2014.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
5
1.3. Landasan Hukum
Perencanaan strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur
merupakan salah satu dokumen perencanaan yang tidak dapat terlepas
dari substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang
menjadi landasan dan acuan penyusunannya.
Adapun peraturan perundangan yang terkait dengan dokumen
perencanaan pembangunan dan pengelolaan SDA yang menjadi landasan
penyusunan Rencana Strategis ini adalah :
1. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA;
3. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan SDA;
5. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;
7. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur;
8. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 126 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Jawa Timur Tahun 2005 2025;
10. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 38 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009 2014.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
6
1.4. Hubungan Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur
dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Dokumen-dokumen peraturan dari perencanaan yang menjadi
landasan dan terkait dengan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan
Provinsi Jawa Timur adalah :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMNas) Tahun
2009-2014.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2009-2014, diantaranya :
a. Isu-isu Strategis :
1) Pendidikan
2) Kesehatan
3) Tenaga Kerja
4) Lingkungan Hidup
5) Pengembangan Wilayah
b. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pembangunan :
1) Visi :
Terwujudnya Jawa Timur Makmur dan Berakhlak dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Misi :
Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD
untuk Rakyat.
3) Tujuan dan Sasaran adalah :
Pembangunan Jawa Timur diarahkan untuk agawe Wong cilik
bisa melu gemuyu.
4) Strategi :
Untuk mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan
daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut dilakukan melalui
empat strategi pokok pembangunan :
a) Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat
(poeple centered development), yang mengedepankan
partisipasi rakyat (participatory based development),
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi
program pembangunan yang menyangkut hajat hidup
mereka sendiri.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
7
b) Keberpihakan kepada masyarakat miskin (pro-poor).
c) Pengarusutamaan gender.
d) Keseimbangan pemerataan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi, melalui, terutama,
pembangunan agroindustri/ogrobisnis.
c. 9 (Sembilan) Agenda Pembangunan, yaitu :
1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan
dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin.
2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas
penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi
rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan
sosial rakyat.
3. Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama
melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta
pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama
pertanian dan pedesaan.
4. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta
meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan
penataan ruang.
5. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan
meningkatkan pelayanan publik.
6. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya
harmoni sosial.
7. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan,
serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan
peran pemuda, serta mengembangkan dan
memasyarakatkan olahraga.
8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum,
dan penghormatan hak asasi manusia.
9. Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan
rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
8
d. Prioritas Pembangunan, yaitu :
1. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan
2. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
3. Perluasan Lapangan Kerja
4. Penanggulangan Kemiskinan
5. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat
6. Revitalisasi Pertanian
7. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
8. Peningkatan Investasi dan Ekspor Non-Migas
9. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur
10. Pembangunan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Infrastruktur
11. Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Penataan Ruang
12. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik
13. Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni
Sosial
14. Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan
Gender
15. Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga
16. Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi
Manusia
17. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, serta
Penanggulangan Kriminalitas
18. Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Dampak Sosial
Ekonomi Lumpur Lapindo
Rencana Strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun
2009-2014, terkait langsung dengan :
1. Agenda Pembangunan yang ke 3 melalui Prioritas Pembangunan
Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis,
Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas dan Pariwisata, Peningkatan
Daya Saing Industri Manufaktur, Pembangunan dan Pemeliharaan
Infrastuktur.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
9
2. Agenda Pembangunan ke 4 melalui Prioritas Pembangunan
Pemelihraan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan
Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang.
1.5. Hakekat Permasalahan Pengelolaan Sumber daya air
Ketersediaan sumber daya air, kualitas dan kuantitas, yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan, irigasi, domestik maupun industri, yang
cenderung meningkat adalah tuntutan yang harus menjadi perhatian untuk
dipenuhi didalam era reformasi dan globalisasi. Hal yang demikian
merupakan fenomena yang tumbuh kembang di masyarakat. Pada era ini,
semua masyarakat pengguna SDA (masyarakat, badan usaha) sudah mulai
sadar dan berdaya untuk menuntut apa yang menjadi haknya, dan
memaklumi apa yang menjadi kewajibannya. Masyarkat pengguna SDA
semakin terbuka dan mengerti bagaimana mengajukan keluhan, tuntutan
dan aspirasinya baik kepada pemerintah, kepada wakil-wakilnya di Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) termasuk didalamnya tentang pengelolaan SDA yang efektif,
efisien dan akuntabel.
Disisi lain, pengelolaan SDA baik penyelenggaraan konservasi
SDA, pendayagunaan SDA, maupun pengendalian daya rusak air
masih belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna
SDA (masyarakat, badan usaha) baik yang menyangkut waktu, ruang,
jumlah maupun mutu (WARUNGJAMU) dari layanan SDA tersebut. Sebagai
contoh, jumlah waduk masih sangat terbatas baik untuk menampung air
dalam rangka penyediaan air maupun untuk pengendali banjir belum
memadai sesuai kebutuhan. Demikian juga dengan efisiensi pelaksanaan
Operasi dan Pemeliharaan (OP) sarana dan prasarana SDA masih belum
menunjukkan hasil yang optimal sesuai dengan tuntutan pelayanan (biaya
OP masih jauh dibawah harga satuan yang layak).
Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat pengguna SDA
masih merasakan perlu peningkatan didalam mengefektifkan,
mengefisienkan apalagi harus lebih akuntabel dalam pengelolaan SDA yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Dari hal tersebut, pemerintah dan
pemerintah daerah khususnya Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur
terus berinisiatif untuk mampu menjawab apa yang menjadi harapan,
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
10
tujuan, dan keinginan masyarakat pengguna SDA. Bahkan masyarakat
pengguna SDA mungkin mengharapkan pemecahan permasalahan
pengelolaan SDA yang telah, sedang, atau yang akan dilaksanakan
khususnya mengenai terbatasnya ketersediaan air dan pengendalian banjir
dapat segera teratasi.
Bertitik tolak dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka
fokus rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA-SKPD) Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun
2009-2014 adalah bagaimana mengoptimalkan pengelolaan sumber daya
air di Provinsi Jawa Timur melalui peningkatkan programprogram
Konservasi SDA, Irigasi, Air Baku, Banjir dan Pantai, dan Program
Kelembagaan SDA, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan air baku
bagi masyarakat Jawa Timur secara merata dan lestari.
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), dinyatakan bahwa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD) yang
selanjutnya disebut RENSTRA-SKPD adalah Dokumen Perencanaan SKPD
untuk periode 5 (lima) tahunan.
1.6. Sistimatika Penulisan
Rencana Strategis DPU Pengairan Provinsi Jawa Timur 2009-2014
ini secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Kondisi Pelayanan
3. Analisa Stratejik
4. Isu-Isu Stratejik
5. Rencana Stratejik
6. Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif.
Indikator Kinerja yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
11
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN
PROVINSI JAWA TIMUR
2.1 Dasar Hukum
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;
2. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur; dan
3. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 126 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur.
2.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
1. Kedudukan :
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas :
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum pengairan.
3. Fungsi :
Dalam melaksanakan tugas, maka Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum pengairan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang pekerjaan umum pengairan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
12
2.3 Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur
sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008
terdiri dari unsur-unsur :
1. KEPALA DINAS
2. SEKRETARIAT
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan
program dan keuangan, hubungan masyarakat dan protokol.
3. BIDANG PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Air mempunyai tugas
menyusun perencanaan, melaksanakan survey, pendataan, penelitian
dan pengkajian dalam rangka pendayagunaan sumber daya air pada air
permukaan.
4. BIDANG PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
Bidang Pembangunan dan Pengembangan mempunyai tugas
melaksanakan pembangunan dan pengembangan dalam rangka
menyusun pedoman teknis pembinaan, pengawasan dan
pengembangan kegiatan perencanaan teknis, pengadaan jasa
konstruksi dan konsultansi serta pelaksanaan pembangunan,
peningkatan dan rehabilitasi sarana sumber daya air pada air
permukaan.
5. BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Bidang Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian operasi dan
pemeliharaan sumber daya air pada air permukaan dan
penanggulangan daya rusak air akibat bencana alam banjir dan
kekeringan.
6. BIDANG BINA MANFAAT
Bidang Bina Manfaat mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengawasan, pengendalian dan melaksanakan kerjasama
pengelolaan pemanfaatan Sumber Daya Air pada air permukaan.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
13
7. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DINAS
a. UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
(UPT PSDAWS)
UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang
teknis operasional pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai yakni pengawasan, pengkoordinasian pengelolaan sumber
daya air dan sumber air pada wilayah sungai serta urusan
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas,
UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai mempunyai
fungsi :
1) Melaksanakan operasi pelayanan kepada masyarakat di bidang
pengelolaan sumber daya air,
2) Melaksanakan konservasi/pelestarian air dan sumber-sumber air,
3) Memelihara sumber-sumber air dan bangunan pengairan,
4) Mengendalikan banjir dan menanggulangi kekeringan,
5) Mengendalikan pencemaran air,
6) Melaksanakan ketatausahaan dan pelayanan masyarakat,
7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
b. UPT Depo Peralatan Pengairan
UPT Depo Peralatan Pengairan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang teknis perbengkelan,
pengoperasian, pemeliharaan alat berat, kendaraan dan pompa air,
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas,
UPT Depo Peralatan Pengairan mempunyai fungsi :
1) Menyiapkan bahan analisa kebutuhan peralatan berat, kendaraan
dan pompa air serta suku cadangnya,
2) Melaksanakan operasi alat berat, kendaraan dan pompa air,
3) Memindah pompa dan mesin penggeraknya pada sumur dalam,
4) Memberi layanan perbengkelan kepada lembaga pemerintah,
swasta atau pada masyarakat,
5) Memelihara alat berat, kendaraan dan pompa air,
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
14
6) Memberi bantuan peralatan dan alat berat yang sifatnya
temporer kepada Pemerintah Kabupaten / Kota,
7) Melaksanakan urusan ketatausahaan,
8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
15
BAB III
ANALISA STRATEJIK
3.1 Lingkungan Stratejik Pengelolaan SDA Saat Ini
Jawa Timur secara geografis berada didaerah paling ujung timur
dari Pulau Jawa dengan jumlah penduduk 37.478.737 jiwa (Peraturan
Gubernur Jawa Timur No. 38 Tahun 2008 tentang Program
Transisi/Indikatif Provinsi Jawa Timur Tahun 2009). Luas daratan
47.157,72 Km2 dengan luas baku sawah sebesar 913.494 Ha. (Keputusan
Menteri PU No. 390 Tahun 2007). Secara hidrologis dikelompokkan dalam
7 (tujuh) wilayah sungai (WS) yaitu WS Brantas (Strategis Nasional), WS
Bengawan Solo (Lintas Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah), WS Welang
Rejoso (Lintas Kabupaten dan Kota Pasuruan dan Probolinggo), WS
Pekalen Sampean (Lintas Kabupaten Probolinggo, Lumajang dan
Situbondo), WS Baru Bajulmati (Lintas Kabupaten Situbondo dan
Banyuwangi), WS Bondoyudo Bedadung (Lintas Kabupaten Lumajang dan
Jember) dan WS Madura (Lintas Kabupaten Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, dan Sumenep). Masing-masing Wilayah Sungai mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Pengelolaan SDA kedepan harus
berbasis Wilayah Sungai (UU No. 7 Tahun 2004).
Neraca sumber daya air (NSDA) 2007 menunjukkan bahwa potensi
air dengan jumlah aktiva 59.146,40 juta m3 terdiri dari air permukaan
47.936,51 juta m3 dan air tanah sebesar 11.209,89 juta m3. Pemanfaatan
air dari air yang tersedia dari tampungan buatan, tampungan alam dan
lainnya yang terkelola dari sistem penyediaan air adalah sebesar
19.339,957 juta m3 per tahun dari jumlah kebutuhan sebesar 22.524,660
juta m3 (37,3 %). Pemanfaatan digunakan untuk berbagai keperluan,
diantaranya adalah domestik, pertanian, peternakan, perikanan, industri,
dan maintenance flow. Dengan demikian diperkirakan defisit pelayanan air
sebesar 3.184,703 juta m3 per tahun. Sisa air yang belum dimanfaatkan
adalah sebesar 37.082,29 juta m3 (62,7 %) berupa air hujan yang belum
dapat ditampung dalam waduk-waduk, embung dan lain-lain yang
terbuang kelaut pada saat musim hujan.
Sampai dengan saat ini, kebutuhan air masyarakat di Provinsi
Jawa Timur dipenuhi dari waduk-waduk, air tanah, mata air, sungai dan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
16
lain-lain. Prediksi kebutuhan di Jawa Timur Tahun 2014 dengan asumsi
bahwa laju pertumbuhan penduduk 1,08 % sampai 1,5 % adalah
39.645.078 juta jiwa yang membutuhkan air 22.524,660 juta m3 per tahun,
sedangkan saat ini baru terpenuhi hanya sebesar 19.339,957 juta m3 per
tahun, sehingga kurang 3.184,703 juta m3 sampai dengan Tahun 2014
(diharapkan terpenuhi).
Optimalisasi pengelolaan potensi ketersediaan air yang ada dan
efektifitas penggunaannya sangat bergantung pada kondisi infrastruktur
yang sudah ada (bendungan atau waduk, bendung, bendung gerak,
bangunan bagi/sadap, bangunan pelengkap, pengukur debit, saluran air
irigasi, pintu pengambilan, dan lain-lainnya), serta efektif dan efisiennya
operasi (tenaga, peralatan, biaya dan data) dan pemeliharaan (OP)
infrastruktur tersebut. Sebagian besar kondisi infrastruktur tersebut sudah
mengalami degradasi, akibatnya keandalan fungsinya terganggu atau tidak
optimal lagi. Hal tersebut disebabkan karena sudah tuanya umur
bangunan, serta keterbatasan biaya OP yang jauh dari angka kebutuhan
nyata.
Pembangunan dan rehabilitasi serta pemeliharaan infrastruktur
dasar pengairan terus dilakukan, namun demikian pengelolaan air tidak
semakin mudah bahkan lebih komplek, karena seiring dengan itu pengaruh
lingkungan internal dan eksternal semakin meningkat pula. Lingkungan
internal antara lain, sistem irigasi masih manual dan sangat tergantung
tenaga manusia, keberadaan tenaga/skill di lapangan terbatas, jumlah
pintu pengatur air ratusan bahkan ribuan buah lokasinya tersebar.
Sedangkan pengaruh lingkungan eksternal antara lain semakin
meningkatnya pemakaian air domestik dan industri yang memicu konflik
kepentingan, dan di sektor pertanian makin sulitnya pengaturan pola
tanam karena sudah adanya peraturan perundangan yang memberi
kebebasan petani untuk memlih komoditi yang dikehendaki, serta perilaku
petani yang cenderung memakai air melimpah. Lebih parah lagi kerusakan
daerah pengaliran atau tangkapan air akibat ulah manusia, banyaknya alih
fungsi lahan untuk berbagai kepentingan, mempercepat terjadinya krisis
air.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
17
Selanjutnya, kelembagaan atau organisasi Dinas PU Pengairan
Provinsi Jawa Timur terdiri dari Kepala Dinas, dibantu 4 Bidang (masing-
masing dengan 3 Seksi), dan Sekretariat (dengan 3 Sub bagian), serta 10
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas yang tersebar diwilayah Provinsi. Tugas
pokok dan fungsi dinas telah diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur
No. 89 Tahun 2008 dan No. 126 Tahun 2008.
Kondisi personil berdasarkan umur, pangkat dan golongan serta
latar belakang pendidikan memang menunjukkan pada usia menjelang
pensiun dan golongan ruang rata-rata diatas golongan III. Kondisi yang
demikian memang merupakan tantangan didalam pengkaderan dan
keseimbangan guna penyelesaian tugas yang maksimal, sehingga hal ini
merupakan ancaman didalam kinerja dinas.
Selanjutnya hal-hal yang perlu dicermati dalam pengelolaan SDA
dimasa datang yang saat ini cenderung menjadi hambatan dalam
pembangunan dan pengelolaan SDA, dapat ditunjukkan dalam uraian
berikut :
1. Pembebasan tanah pembangunan/pengembangan SDA.
2. Sumber dana pembiayaan yang kurang memadai dibandingkan
prioritas penanganan yang harus segera dilakukan.
3. Ketidakseimbangan pasokan/ketersediaan air dibandingkan kebutuhan
yang harus dipenuhi (defisit pelayanan air) di sisi lain potensi
ketersediaan masih melimpah.
4. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung
terhadap sumber daya alam, akibat kondisi sarana dan prasarana SDA
umumnya akibat umur, keterbatasan biaya O&P, keterbatasan tenaga
skill O&P, besarnya angkutan sedimen yang disebabkan alih fungsi
lahan di DAS.
5. Menurunnya kemampuan penyediaan air akibat pembangunan
tampungan yang relatif sedikit.
6. Meningkatnya potensi konflik, akibat pergeseran fungsi air dari nilai
sosial ke sosial ekonomi.
7. Meluasnya abrasi pantai.
8. Penggundulan hutan yang luar biasa di hulu catchment area.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
18
3.2 Isu-isu Strategis Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air.
1. Ketidakseimbangan antara Pasokan dan Kebutuhan.
Secara alamiah Jawa Timur menghadapi kendala dalam
memenuhi kebutuhan air, karena distribusi yang tidak merata baik
secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat disediakan
tidak selalu sesuai kebutuhan baik dalam perspektif jumlah maupun
mutu.
Dari segi spasial, wilayah Jawa Timur yang dihuni sekitar 39 juta
jiwa hanya mempunyai potensi air tawar yang relatif sedikit. Dari segi
distribusi waktu sepanjang Tahun, 80% air tersedia pada musim
hujan yang berdurasi lima bulan, sedangkan 20% sisanya tersedia
pada musim kemarau dengan durasi tujuh bulan.
Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan,
selain memberi manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan
potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir dan tanah longsor.
Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah pula
menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan lainnya, berupa
kekeringan yang berkepanjangan.
Beberapa kejadian bencana alam di Jawa Timur, antara lain,
bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Jember,
Bondowoso, Situbondo, Jombang, Kediri dan Kabupaten Trenggalek;
Bencana banjir di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik,
Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Bangkalan, dan Sampang akibat
meluapnya sungai-sungai di sekitarnya, bahkan banjir di Bojonegoro,
Tuban, Lamongan dan Gresik berulang setiap Tahun akibat
meluapnya Sungai Bengawan Solo, disertai jebolnya tanggul.
2. Meningkatnya Ancaman terhadap Keberlanjutan Daya
Dukung Sumber Daya Air.
Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan
secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah
Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal yang
memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses percepatan laju
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
19
kerusakan daerah tangkapan air.
Hal tersebut ditunjukkan, sampai dengan Tahun 2006, luas lahan
kritis dalam kawasan mencapai 165.619,53 ha, sedangkan lahan kritis
luar kawasan seluas 502.405,68 ha. Hampir setiap Tahun, di musim
kemarau, beberapa kawasan hutan mengalami kebakaran.
Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis
telah mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak
air yang semakin serius. Selain itu, kelangkaan air yang terjadi
cenderung mendorong pola penggunaan sumber air yang tidak
bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah secara berlebihan
sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan
kualitas air tanah, intrusi air laut, dan penurunan permukaan tanah.
Kerusakan air tanah sangat sulit dipulihkan, sehingga apabila hal
tersebut terjadi terus-menerus secara pasti akan berujung pada
terjadinya bencana lingkungan yang berimplikasi luas.
3. Menurunnya Kemampuan Penyediaan Air.
Berkembangnya daerah permukiman dan industri telah
menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan
dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur
penampung air, seperti waduk dan bendungan makin menurun,
sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan
keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. Kondisi ini
diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang rendah
sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya air menurun
semakin tajam.
4. Meningkatnya Potensi Konflik Air.
Sejalan meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan
masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,
permukiman, pertanian maupun industri juga semakin meningkat.
Kebutuhan air yang makin meningkat pada satu sisi, dan ketersediaan
yang makin terbatas pada sisi lain, secara pasti akan memperparah
tingkat kelangkaan air. Semakin parahnya kelangkaan berpeluang
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
20
memicu terjadinya berbagai bentuk konflik air, baik antar kelompok
pengguna, maupun antar wilayah. Konflik air yang tidak terkendali
berpotensi berkembang menjadi konflik dengan dimensi yang lebih
luas.
5. Kurang Optimalnya Tingkat Layanan Jaringan Irigasi.
Luas areal sawah beririgasi di Jawa Timur mencapai 913.494
hektare, sekitar 30% jaringan irigasi yang melayani areal tersebut
kurang optimal, disamping karena mengalami kerusakan dalam
berbagai tingkatan, juga belum lengkapnya sistem jaringan,
ketidaktersediaan air, belum tercukupinya dana operasi dan
pemeliharaan yang memadai, ketidaksiapan petani penggarap, atau
terjadinya alih fungsi lahan. Hal yang sama juga terjadi pada jaringan
irigasi rawa.
Upaya perbaikan sudah dilakukan, misalnya pada Tahun 2007,
dilakukan perbaikan jaringan dan bangunan irigasi. Hasilnya adalah
meningkatnya fungsi 78 jaringan irigasi, dan 60 buah bangunan irigasi
untuk mengairi areal irigasi seluas 145.088 hektare. Permasalahan
yang dihadapi adalah kecepatan kerusakan jaringan irigasi yang
disebabkan umur teknis/konstruksi, dan akibat bencana alam,
banyaknya lahan puso akibat kekurangan air, serta kurangnya
personil pengelola operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Selain penurunan keandalan layanan jaringan irigasi, luas sawah
produktif beririgasi juga makin menurun karena alih fungsi lahan
menjadi non-pertanian, terutama untuk perumahan.
6. Lemahnya Koordinasi dan Kelembagaan.
Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat
reformasi memerlukan beberapa langkah penyesuaian tata
kepemerintahan, peran masyarakat, peran BUMN/BUMD, dan peran
swasta dalam pengelolaan infrastruktur sumber daya air. Penguatan
peran masyarakat, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, dan swasta
diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis
sumber daya.
Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar-instansi dan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
21
antar-daerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan sumber
daya air yang tidak efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.
Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah
satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan sumber
daya air, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena
masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.
7. Kerusakaan Prasarana Akibat Bencana Alam.
Bencana alam yang terjadi bertubi-tubi, dan berulang di berbagai
wilayah Provinsi Jawa Timur, khususnya pada musim penghujan, baik
banjir maupun tanah longsor, mengakibatkan kerusakan pada
prasarana sumber daya air, sehingga menghambat penyediaan air
baku bagi masyarakat. Banjir dan endapan lumpur juga merusak
jaringan irigasi pada daerah-daerah bencana. Endapan lumpur dan
sampah pada sungai-sungai juga mengganggu dan menurunkan
kapasitas aliran air.
3.3 Lingkungan Stratejik Organisasi Yang Diharapkan
Kondisi pelayanan pemenuhan kebutuhanair baku guna
kepentingan pertanian, domestik, dan industri diperkirakan defisit
3.184,703 juta m3 sampai dengan tahun 2014. Pemenuhan sebagian atau
sepenuhnya atas kekurangan tersebut merupakan harapan yang akan
dicapai oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dalam 5 (lima) Tahun
kedepan selama periode 2009-2014. Dengan pemerataan program yang
berkenaan dengan Konservasi, Irigasi Air Baku serta Banjir dan
Pengamanan Pantai harapan pemenuhan kekurangan air di Tahun 2014
bisa terpenuhi.
Secara garis besar kondisi pengelolaan SDA yang diharapkan pada
tahun 2014, dapat dilihat dalam rencana berikut :
1. Ketersediaan dan Pemanfaatan Air
a. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga,
permukiman, pertanian, dan industri, dengan prioritas utama
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
22
untuk kebutuhan pokok masyarakat miskin dan pertanian rakyat
di daerah sulit air.
1) Untuk irigasi dari luasan tanam 225% menjadi 250%
(intensitas tanam).
2) Untuk air baku dari kekurangan sebesar 3.184,703 juta m3
dapat terpenuhi sebesar 25%.
b. Berkurangnya dampak bencana banjir untuk periode ulang
tertentu dan kekeringan, yang ditandai dengan berkurangnya
luas daerah genangan banjir, dan luas lahan sawah beririgasi
yang mengalami kekeringan.
1) Luas genangan banjir dari 28.000 ha berkurang menjadi
22.000 ha, sehingga rata-rata pertahun bisa berkurang
1.200 ha.
2) Luas lahan sawah beririgasi teknis rawan kering dari 42.651
ha berkurang menjadi 22.326 ha, sehingga rata-rata
pertahun dapat mengurangi resiko kekeringan seluas 4.065
ha.
c. Pulihnya kondisi sumber-sumber air dan prasarana sumber daya
air, dan ketersediaan air baku bagi masyarakat, yang ditandai
dengan meningkatnya kapasitas tampung air baku,
berkurangnya jumlah jaringan dan bangunan irigasi yang rusak,
meningkatnya perubahan areal sawah tadah hujan atau areal
sawah sederhana menjadi areal irigasi teknis.
1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi (JI) secara
optimal dari 70% menjadi 85%.
2) Peningkatan sistem irigasi sederhana dan atau setengah
teknis menjadi irigasi teknis dari 726.373 ha menjadi
720.610 ha.
d. Berlanjutnya pembentukan Gabungan Himpunan Petani Pemakai
Air (GHIPPA).
1) Jumlah HIPPA (tunggal) sebanyak 6.207 buah :
Dari yang belum berbadan hukum 787 buah menjadi
berbadan hukum 1387 buah (30%). (bukan wewenang
Pengairan Provinsi)
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
23
2) Jumlah GHIPPA sebanyak 732 buah :
a.) Yang berbadan hukum dari 456 buah menjadi 583
buah.
b.) Meningkatnya kualitas/pemberdayaan HIPPA dalam
bidang :
(1) Kelembagaan menjadi berbadan hukum 100%
atau 1387 buah.
(2) Teknis operasi dan pemeliharaan yaitu
tercapainya SDM terampil pada 50% dari jumlah
HIPPA yang telah terbentuk
(3) Keuangan yaitu HIPPA dapat mengelola
keuangan secara mandiri sejumlah 10% dari
jumlah HIPPA yang telah terbentuk.
e. Terkendalinya pemanfaatan air tanah.
1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi Air Tanah
(JIAT) secara optimal dari 40% menjadi 60%.
2) Bertambahnya Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) baru 875
ha.
f. Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan
berkelanjutan.
Tersusunnya pola pengelolaan sumber daya air pada 7 WS di
Provinsi Jawa Timur.
g. Terkendalinya potensi konflik air.
Berkurangnya potensi konflik pemanfaatan air melalui
tersusunnya Pola Operasi Alokasi Air (POAA) di 7 Wilayah
Sungai.
h. Terkendalinya/terpantaunya pencemaran air.
Terpantaunya kualitas Air Badan Air (ABA) dan Air Limbah
Industri (ALI) pada 7 WS, melalui penambahan titik pantau dari
384 lokasi menjadi 499 lokasi (kenaikan 30%).
i. Terlindunginya daerah muara pantai dari abrasi air laut, dan
sedimen sungai terutama pada 7 WS.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
24
Meningkatnya jumlah muara pantai yang terlindungi sebanyak 14
lokasi.
j. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat.
1) Meningkatnya jumlah pertemuan sosialisasi dan konsultasi
masyarakat dari 2 kegiatan/tahun menjadi 3
kegiatan/Tahun.
2) Terwujudnya jumlah kegiatan partisipatif masyarakat
sebanyak 5 kegiatan/tahun.
3) Terwujudnya jumlah kegiatan CSR (Coorporate Social
Responsibililty) sebanyak 1 kegiatan/Tahun.
k. Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerja sama antar instansi.
Terciptanya koordinasi antar instansi dari sedang menjadi lebih
baik yang ditandai dengan terjalinnya kerjasama (MoU) antara
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Masyarakat.
l. Terciptanya pola pembiayaan yang berkelanjutan.
Meningkatnya jumlah pembiayaan dari dunia usaha baik melalui
kegiatan CSR atau direct invesment sebanyak 1 kegiatan/tahun.
m. Terselenggaranya sistem koordinasi tata pengaturan air dan
penanganan banjir secara optimal, melalui pembentukan Dewan
Sumber Daya Air tingkat Provinsi dan Tingkat Wilayah Sungai
(WS).
n. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan operasi dan
pemeliharaan sarana prasarana SDA melalui pembangunan
Sistem Informasi Management Pengelolaan Sumber Dya Air
(SIM-PSDA) yang terkoneksi dengan Pemerintah Kab./Kota
dengan Pemerintah Pusat dan bisa diakses oleh masyarakat.
2. Kondisi Sarana dan Prasarana SDA
a. Meningkatnya fungsi dan kapasitas bangunan sesuai rencana
bangunan, baik untuk penyediaan air baku maupun untuk
mengurangi luapan banjir (debit periode ulang tertentu) serta
kekeringan melalui kegiatan diantaranya pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi/perbaikan atau operasi dan pemeliharaan
(OP) sarana dan prasarana SDA
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
25
b. Bertambahnya tampungan air/penyediaan air untuk terpenuhinya
kebutuhan air pertanian, domestik dan industri melalui
pembangunan baru waduk, embung, bendung dan sebagainya
c. Menurunnya atau tidak adanya alih fungsi lahan pada DAS dan
Daerah Irigasi (DI) melalui kegiatan sosialisasi Peraturan
Perundang-Undangan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
program sawah permanen ditingkat Kab./Kota.
3. Kondisi Wadah Koordinasi
Berfungsinya Komisi Irigasi (Provinsi/Kab./Kota) Dewan Sumber Daya
Air Provinsi dan Wilayah Sungai untuk mencegah konflik pemakaian
air melalui pembentukan sekretariatnya.
3.4 Analisis Lingkungan Stratejik (ALI, ALE, KAFI, KAFE, ASI, DAN
FKK)
Analisis lingkungan stratejik adalah rumusan tentang tindakan apa
yang harus dilaksanakan dengan mengacu pada visi dan misi, nilai
(values), norma dan sistem organisasi (Dinas), yang mana akan
menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan (FKK), tujuan (goals) dan
sasaran (objectivites) yang selanjutnya akan menjawab apa yang akan
dikerjakan (what) dan kapan pekerjaan itu harus dilaksanakan dan
diselesaikan (when), asumsi-asumsi dan analisis lingkungan strategis akan
menentukan bagaimana cara tindakan dilaksanakan (how). Adapun
tahapan kegiatannya dapat dijelaskan dalam beberapa uraian berikut :
1. Analisa Lingkungan Internal (ALI)
Pada dasarnya ALI adalah melakukan identifikasi terhadap kondisi
internal yang ada dalam organisasi (Dinas). Analisa biasanya tertuju
pada kondisi unsur-unsur manajemen yang dikenal dengan 5 M (Man,
Money, Material, Machine, dan Method), antara lain menyangkut
kelembagaan/struktur organisasi, biaya operasi, efisisensi, efektifitas,
sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, peraturan-peraturan
perundangan serta dukungan dana, yang dapat dikelompokkan sebagai
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
26
kekuatan (strength-S) dan kelemahan (weaknesses-W).
Selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 3.1
2. Analisa Lingkungan Eksternal (ALE)
Pada dasarnya ALE adalah melakukan identifikasi terhadap lingkungan
di luar organisasi (Dinas). Analisa biasanya tertuju pada kondisi
lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi,
geografis dan keamanan. ALE dapat dikelompokkan sebagai peluang
(opportunies-O) dan ancaman (threaths-T). Setelah analisa kondisi
internal dan ekstenal Organisasi dicermati dengan baik, maka
dilanjutkan dengan langkah berikutnya, KAFI dan KAFE. Selanjutnya
dapat dilihat dalam Tabel 3.1
3. Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan
Analisis Faktor Eksternal (KAFE)
Kesimpulan yang diperoleh dengan melalui pemberian Bobot, Rating,
Scor (Bobot x Rating) terhadap masing-masing komponen S, W, O,
T. Akhirnya diperoleh urutan Prioritas seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 3.2, yang harus dianalisa lebih lanjut, yaitu Analisa stratejik
dengan menentukan Asumsi-Asumsi Strategi (dengan Analisis
SWOT) dan Menetapkan Urutan Asumsi Pilihan Strategi dalam
rangka Menetukan Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan (FKK).
4. Asumsi (ASI)
ASI adalah kesimpulan tentang faktor-faktor lingkungan serta
dampaknya terhadap masa depan organisasi (Dinas) selanjutnya akan
berpengaruh pada internal organisasi (Dinas). Dalam kaitannya dengan
penyusunan perencanaan strategik organisasi, asumsi dapat disebut
sebagai asumsi organisasi (Dinas). Berdasarkan hasil analisa lingkungan
strategis internal dan eksternal, dirumuskan asumsi sebagai berikut :
a. Kebutuhan air meningkat seirama dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan pertumbuhan industri meningkat.
b. Ekonomi belum pulih, sehingga pada lima tahun mendatang masih
kesulitan.
c. Organisasi pengelola sumber daya air semakin berperan pada masa
mendatang.
d. Peraturan Perundang-Undangan lima tahun mendatang mantap.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
27
e. Konflik antar wilayah atau antar pengguna menurun.
f. Data base akan tersusun dengan baik.
g. Para pengguna air mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku.
5. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
FKK adalah faktor atau kegiatan atau kondisi yang terkait dengan hal-
hal keberhasilan pelaksanaan misi organisasi (Dinas), yang dalam
capaiannya akan menentukan sukses tidaknya organisasi. Faktor kunci
keberhasilan merupakan jembatan antara misi dan tujuan organisasi
dan sekaligus dapat mempertajam arah dan kekuatan dari perencanaan
kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan pencermatan Iingkungan
internal dan ekstemal Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur
diperoleh beberapa kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan tantangan (threats) yang sangat
berpengaruh pada pengelolaan SDA yang efektif, efisien, akuntabel dan
merata serta lestari dapat dilihat dalam Tabel 3.1, Tabel 3.2 dan Tabel
3.3. Dari hasil analisa seperti pada tabel-tabel tersebut, diperoleh
Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) sebagai berikut :
a. FKK 1, mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya Air
b. FKK 2, menyempurnakan Peraturan Perundangan
c. FKK 3, meningkatkan Daya Resap Air dan Pengamanannya
d. FKK 4, meningkatkan Kemampuan Penyediaan Air
e. FKK 5, meningkatkan Koordinasi Tata Pengaturan Air
f. FKK 6, mengelola Manajemen Data
g. FKK 7,meningkatkan Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
28
TABEL 3.1 KAFI/IFAS DAN KAFE/EFAS
FAKTOR BOBOT
(%) RATING (1 5)
SCORE (Bobot Rating)
PRIORI TAS
KEKUATAN (Strength) 1. Organisasi mapan 2. Tersedianya SOP Pengelolaan SDA 3. SDM yang berkualitas pengairan
memadai 4. Tersedia wadah koordinasi
20 15 15 5
3 3 2 1
60 45 30 5
I
II* IV
VII
KELEMAHAN (Weaknesses) 1. Data based belum lengkap 2. Pembagian air belum optimal 3. Belum sepenuhnya stake-holder
dilibatkan dlm pengambilan keputusan
4. Keterbatasan dana 5. Keterbatasan tersedianya air
10 5 10
10 10
2 2 2 3 3
20 10 20
30 30
V VI V
IV** IV**
TOTAL = 100 - - -
PELUANG (Opportunity) 1. Tersedianya lokasi Waduk
berpotensi untuk dibangun 2. Adanya UU 8/2005 dan UU 33/2004 3. Peningkatan PAD 4. Kebutuhan air terus menerus
meningkat baik kualitas maupun kuantitas
15
15 15 10
3 3 4 4
45
45 60 40
II*
II* I
III
ANCAMAN (Threats) 1. Pencemaran Air 2. Pengguna air tidak patuh thd
aturan 3. Perusakan daerah tangkapan air 4. Konflik kepentingan antar wilayah
daerah Kabupaten/Kota 5. Konflik kepentingan antar
pengguna
5 5
15 10
10
2 4 2 3 3
10 20
30 30
30
VI V
IV** IV**
IV**
100
CATATAN SKALA NILAI RATING :
a. Kekuatan & Peluang b. Kelemahan & Ancaman 1. Kurang 1. Sangat berpengaruh 2. Cukup 2. Berpengaruh 3. Baik 3. Cukup berpengaruh 4. Sangat Baik 4. Kurang berpengaruh
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
29
TABEL 3.2 MATRIKS ANALISA SWOT , KAFI DAN KAFE
INTERNAL
EKSTERNAL
KEKUATAN (Strength) [S] : 1. Organisasi mapan 2. Tersedianya SOP Pengelolaan SDA 3. SDM berkualitas pengairan memadai
KELEMAHAN (Weakness) [W] : 1. Keterbatasan dana 2. Data based belum lengkap 3. Stake holder belum sepenuhnya dilibatkan 4. Keterbatasan ketersediaan air
PELUANG (Opportunity) [O] : 1. Peningkatan PAD 2. Tersedianya Potensi untuk membangun
Embung/Waduk 3. Adanya UU 32/2004 dan PP 25/2000 yang
direvisi dengan UU 8/2005 dan UU 33/2004
STRATEGI SO (Kekuatan Vs Peluang)
Meningkatkan kemampuan penyediaan air [S1 O2]
Penyempurnaan Peraturan Perundangan UU di bidang Pengairan [S3 O3]
Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air [S2 O2]
STRATEGI WO (Kelemahan Vs Peluang)
Peningkatan peran serta Swasta dan Masyarakat [W3 O1]
Pengelolaan Manajemen data [W2 O1]
Melibatkan Stake Holder dan Customer untuk sadar air [W3 O3]
ANCAMAN (Threats) [T] : 1. Tantangan konflik kepentingan antara
wilayah Daerah Kabupaten/Kota 2. Perusakan daerah tangkapan air 3. Konflik kepentingan antar pengguna
STRATEGI ST (Kekuatan Vs Ancaman)
Peningkatan koordinasi tata pengaturan air [S1 T3]
Mewujudkan azas kemanfaatan umum, keseimbangan dan kelestarian air [S2 T3]
Meningkatkan daya resap didaerah tangkapan air dan pengamannya [S2 T2]
STRATEGI WT (Kelemahan Vs Ancaman)
Memanfaatkan potensi yang ada dengan meningkatkaan effisiensi [W4 T3]
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
30
TABEL 3.3 MATRIKS ANALISA FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (FKK)
STRATEGI VISI MISI NILAI-NILAI JUMLAH
URUTAN FPK
A b C d e F a B c D e 1. STRATEGI S O
a. Meningkatkan kemampuan penyediaan air b. Penyempurnaan Peraturan UU di bidang SDA c. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air
4 4 4
4 4 4
3 4 4
4 4 3
4 3 3
3 3 3
2 3 2
3 3 4
2 3 4
3 4 3
3 3 3
4 2 3
39 40
40
II* I*
I*
2. STRATEGI S T a. Peningkatan koordinasi Tata Pengaturan Air b. Mewujudkan azas kemanfaatan umum,
keseimbangan dan kelestarian lingkungan c. Meningkatkan daya resap di daerah tangkapan air
dan pengamannya
3 3 4
3 2 3
4 3 3
3 3 4
3 2 3
3 2 3
2 3 3
3 3 4
3 3 2
4 2 2
3 2 2
3 2 2
37 30
39
III
VI***
II**
3. STRATEGI W O a. Peningkatan peran serta swasta & masyarakat b. Pengelolaan manajemen data c. Melibatkan stakeholder dan customer untuk sadar air
4 3 2
2 3 2
2 3 2
4 3 3
2 4 2
3 3 2
3 2 2
3 2 3
4 3 3
4 2 3
3 2 2
2 2 2
36 34 30
IV V
VI***
4. STRATEGI W T a. Memanfaatkan potensi yang ada dengan
meningkatkan efisiensi
1
1
3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 18
VII
CATATAN SKALA NILAI RATING : NILAI-NILAI : 1. Kurang a. Kelestarian e. Kecukupan 2. Cukup b. Efektif dan efisien 3. Baik c. Adil 4. Sangat Baik d. Saling Menguntungkan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
31
BAB IV
RENCANA STRATEJIK
4.1 Kerangka Pikir Rencana Stratejik
FORMULASI STRATEJIK
Kinerja Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur sudah
menunjukkan kearah pengelolaan SDA yang efektif, efisien dan akuntabel.
Namun penyesuaian dengan paradigma baru, kebijakan publik dan
penyusunan Rencana Stratejik dalam pengelolaan sumber daya air sesuai
dengan UU SDA No. 7 Tahun 2004 masih menunjukkan perlu adanya
peningkatan. Hal yang demikian disebabkan oleh banyak faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu diantaranya adalah ketersediaan air yang
ada dan terkelola masih belum memenuhi kebutuhan yang dari waktu ke
waktu makin meningkat.
VISI
MISI
NILAI
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI: -KEBIJAKAN -PROGRAM
PENCERMATAN LINGKUNGAN
INTERNAL
PENCERMATAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
KA FI
KA FE
S W O T
F K K
IMPLEMENTASI STRATEJIK
EVALUASI
RENCANA KEGIATAN TAHUNAN
SISTEM PELAKSANAAN, PEMANTAUAN &
PENGAWASAN
LAPORAN PELAKSANAAN
PERTANGGUNG- JAWABAN
PENGUKURAN KINERJA
PELAKSANAN KEGIATAN TAHUNAN
PENGANG- GARAN
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
32
Indikator tingkat kinerja dalam melaksanakan tugas di bidang
pengelolaan sumber daya air yang efektif, efisien dan akuntabel dapat
dilihat dari beberapa hal seperti berikut ini :
1. Dari capaian kinerja atau produktifitas kerja didalam pengelolaan SDA
apakah terus meningkat, apakah tepat waktu, tepat tujuan, tepat
sasaran, apakah sesuai dengan program dan kegiatan yang telah
ditetapkan.
2. Dari produktifltas kerja, apakah sesuai dengan ketentuan, apakah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, apakah semakin mantap
sesuai dengan kompetensi di bidang pengelolaan SDA.
3. Dari kompetensi kinerja DPU Pengairan Provinsi Jawa Timur apakah
semakin meningkat, sehingga pelayanan dan pengelolaan SDA sesuai
dengan ketersediaan dan permintaan. Apakah keluhan masyarakat
penggguna air makain berkurang.
Hal tersebut di atas dapat dianalisis masalahnya melalul
pendekatan Manajemen Stratejik seperti pencermatan terhadap lingkungan
stratejik baik internal dan eksternal dengan tahapan langkah-langkah
seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Selanjutnaya, dalam
uraian berikut penyusunan Rencana stratejik (RENSTRA) akan dijelaskan
lebih detail.
4.2 Penetapan Visi, Misi Dan Nilai
1. VISI
Visi adalah gambaran atau pandangan masa depan atau cita-cita yang
ingin dicapai oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur, sebagai
harapan yang ideal dan memungkinkan untuk diwujudkan. Visi yang
ditetapkan adalah :
Terwujudnya Pengelolaan Sumber daya air yang menyeluruh,
terpadu dan berwawasan lingkungan untuk mencapai
kesejahteraan rakyat, serta mendukung Persatuan dan
Kesatuan Nasional yang dilaksanakan secara berkeadilan
dengan bertumpu pada peran serta keswadayaan masyarakat.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
33
2. MISI
Misi adalah pernyataan komprehensif tentang hal-hal yang hendak
dicapai Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dalam rangka
mewujudkan visi. Misi yang ditetapkan adalah :
a. Meningkatkan pengelolaan SDA permukaan yang memberikan
keadilan dan keselarasan masyarakat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan antar daerah dan antar kepentingan dengan melakukan
konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak.
b. Mendayagunakan sumber daya air secara adil serta memenuhi
persyaratan kualitas dan kuantitas untuk berbagai kebutuhan
masyarakat.
c. Mengendalikan dan mengurangi dampak negatif daya rusak air.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha dan peran
Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air.
e. Membangun jaringan sistem informasi sumber daya air yang
terpadu, antar sektor dan antar wilayah. Meningkatkan pengelolaan
sumber daya air permukaan yang memberikan keadilan dan
keselarasan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan antar
daerah dan antar kepentingan dengan melakukan konservasi SDA,
pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air.
f. Meningkatkan standart pelayanan minimum (SPM) yang dapat
memenuhi persyaratan minimal kelayakan, sehingga dapat
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
secara merata dan proporsional.
g. Meningkatkan tata pengaturan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
h. Melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengawasan dalam
penanggulangan akibat bencana alam banjir, kekeringan dan lain-
lain terutama pada kawasan sumber produksi, pertanian dan
Perkotaan.
3 Nilai-nilai
adalah merupakan prinsip sosial tujuan dan norma yang diterima dan
diperlakukan oleh setiap individu, institusi (Dinas) atau masyarakat.
Nilai nilai yang telah dipilih adalah :
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
34
a. Kelestarian dan berkesinambungan
b. Efektjf & efisien
c. Adil dan merata
d. Peran serta masyarakat
4.3 Penetapan Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan
Kegiatan.
1. Tujuan
Tujuan adalah merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi. Dengan demikian tujuan adalah hasil akhir yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun kedepan. Keberhasilan perumusan tujuan sangat
dipengaruhi beberapa Kriteria diantaranya, akseptabilitas, fleksibilitas,
dapat diukur, motivator, kesesuaiaan dengan rumusan visi dan misi
organisasi dan mudah dipahami. Tujuan yang telah ditetapkan adalah :
Terwujudnya pengelolaan sumber daya air yang efektif,
efisien, akuntabel berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
dengan mewujudkan :
a. Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, pemukiman, rumah
tangga dan industri secara kuantitas dan kualitas.
b. Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya
rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas
lingkungan.
c. Mewujudkan pengelolaan SDA yang lestari dan berkelanjutan.
d. Melakukan sistem koordinasi antar pemangku kepentingan sehingga
terwujud keserasian dan keterpaduan dalam pengelolaan SDA.
e. Mewujudkan tata kelola manajemen yang mampu meningkatkan
peran serta masyarkat dan dunia usaha dalam pengelolaan dan
pembiayaan pemanfaatan SDA.
2. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai
atau dihasilkan oleh suatu organisasi dalam jangka waktu tahunan,
semesteran, triwulan atau bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk
kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran yang efektif memiliki kriteria
SMART (Spesific, Measureble, Aggresive but Attainable, Result-oriented,
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
35
Time Bound). Spesific dimaksudkan bahwa sasaran harus
menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, memberikan arah dan
tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk
menyusun strategi dan kegiatan yang juga spesific. Measurable
dimaksudkan bahwa sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untk memastikan apa yang akan dicapai dan kapan. Aggresive but
Attainable maksudnya bahwa sasaran harus menantang namun tidak
boleh mengandung target yang tidak layak. Result-Oriented artinya
bahwa sasaran harus berorientasi pada hasil yang ingin dicapai. Time
Bound adalah sasaran harus dapat dicapai dalam waktu yang relatif
pendek yang biasanya kurang dari seTahun. Sasaran yang telah
ditetapkan adalah :
a. Terlayaninya kebutuhan air untuk irigasi
b. Tersedianya air baku untuk berbagai keperluan dan berkurangnya
daerah kekeringan
c. Terlayaninya masyarakat terhadap penggunaan air baku untuk
kegiatan domistik dan industri
d. Berkurangnya daerah genangan banjir untuk debit periode ulang
tertentu
e. Terselenggaranya sistem koordinasi tata pengaturan air dan
penanganan banjir secara optimal
f. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan, operasi dan
pemeliharan sarana prasarana SDA
g. Tercapainya peningkatan kualitas SDA
Dengan implementasi sebagai berikut :
a. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga,
permukiman, pertanian, dan industri, dengan prioritas utama untuk
kebutuhan pokok masyarakat miskin dan pertanian rakyat di daerah
sulit air.
1) Untuk irigasi dari luasan tanam 225% menjadi 250% (intensitas
tanam).
2) Untuk air baku dari kekurangan sebesar 3.184,703 juta m3 dapat
terpenuhi sebesar 25%.
b. Berkurangnya dampak bencana banjir untuk periode ulang tertentu,
dan kekeringan, yang ditandai dengan berkurangnya luas daerah
genangan banjir, dan luas lahan sawah beririgasi yang mengalami
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
36
kekeringan.
1) Luas genangan banjir dari 28.000 ha berkurang menjadi 22.000
ha, sehingga rata-rata pertahun bisa berkurang 1.200 ha.
2) Luas lahan sawah beririgasi teknis rawan kering dari 42.651 ha
berkurang menjadi 22.326 ha, sehingga rata-rata pertahun dapat
mengurangi resiko kekeringan seluas 4.065 ha.
c. Pulihnya kondisi sumber-sumber air dan prasarana sumber daya air,
dan ketersediaan air baku bagi masyarakat, yang ditandai dengan
meningkatnya kapasitas tampung air baku, berkurangnya jumlah
jaringan dan bangunan irigasi yang rusak, meningkatnya perubahan
areal sawah tadah hujan atau areal sawah sederhana menjadi areal
irigasi teknis.
1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi (JI) secara optimal
dari 70% menjadi 85%.
2) Peningkatan sistem irigasi sederhana dan atau setengah teknis
menjadi irigasi teknis dari 726.373 ha menjadi 720.610 ha.
d. Berlanjutnya pembentukan Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air
(G-HIPPA).
1) Jumlah HIPPA (tunggal) sebanyak 6.207 buah :
Dari yang belum berbadan hukum 787 buah menjadi berbadan
hukum 1387 buah (30%). (bukan wewenang Pengairan Provinsi)
2) Jumlah GHIPPA sebanyak 732 buah :
a) Yang berbadan hukum dari 456 buah menjadi 583 buah.
b) Meningkatnya kualitas/pemberdayaan HIPPA dalam bidang :
(4) Kelembagaan menjadi berbadan hukum 100% atau
1387 buah.
(5) Teknis operasi dan pemeliharaan yaitu tercapainya SDM
terampil pada 50% dari jumlah HIPPA yang telah
terbentuk
(6) Keuangan yaitu HIPPA dapat mengelola keuangan
secara mandiri sejumlah 10% dari jumlah HIPPA yang
telah terbentuk.
e. Terkendalinya pemanfaatan air tanah.
1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)
secara optimal dari 40% menjadi 60%.
2) Bertambahnya Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) baru 875 ha.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
37
f. Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan
berkelanjutan.
Tersusunnya pola pengelolaan sumber daya air pada 7 WS di
Provinsi Jawa Timur.
g. Terkendalinya potensi konflik air.
Berkurangnya potensi konflik pemanfaatan air melalui tersusunnya
Pola Operasi Alokasi Air (POAA) di 7 Wilayah Sungai.
h. Terkendalinya/terpantaunya pencemaran air.
Terpantaunya kualitas Air Badan Air (ABA) dan Air Limbah Industri
(ALI) pada 7 WS, melalui penambahan titik pantau dari 384 lokasi
menjadi 499 lokasi (kenaikan 30%).
i. Terlindunginya daerah muara pantai dari abrasi air laut, dan
sedimen sungai terutama pada 7 WS.
Meningkatnya jumlah muara pantai yang terlindungi sebanyak 14
lokasi.
j. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat.
1) Meningkatnya jumlah pertemuan sosialisasi dan konsultasi
masyarakat dari 2 kegiatan/Tahun menjadi 3 kegiatan/Tahun.
2) Terwujudnya jumlah kegiatan partisipatif masyarakat sebanyak 5
kegiatan/Tahun.
3) Terwujudnya jumlah kegiatan CSR (Coorporate Social
Responsibililty) sebanyak 1 kegiatan/Tahun.
k. Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerja sama antar instansi.
Terciptanya koordinasi antar instansi dari sedang menjadi lebih baik
yang ditandai dengan terjalinnya kerjasama (MoU) antara
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Masyarakat.
l. Terciptanya pola pembiayaan yang berkelanjutan.
Meningkatnya jumlah pembiayaan dari dunia usaha baik melalui
kegiatan CSR atau direct invesment sebanyak 1 kegiatan/Tahun.
m. Terselenggaranya sistem koordinasi tata pengaturan air dan
penanganan banjir secara optimal, melalui pembentukan Dewan
Sumber Daya Air tingka Provinsi dan Tingkat Wilayah Sungai (WS).
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
38
n. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan operasi dan
pemeliharaan sarana prasarana SDA melalui pembangunan Sistem
Informasi Management Pengelolaan Sumber Daya Air (SIM-PSDA)
yang terkoneksi dengan Pemerintah Kab./ Kota dengan Pemerintah
Pusat dan bisa diakses oleh masyarakat.
3. Strategi
Strategi adalah suatu usaha untuk merealisasikan tujuan dan sasaran
organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan pemilihan strategi adalah
proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam
upaya pencapaian tujuan dan sasaran dengan cara yang paling baik.
Strategi juga memperhatikan bagaimana organisasi meningkatkan
kinerjanya, dan bagaimana mencapai misinya. Strategi yang telah
ditetapkan seperti pada Tabel 3.3 adalah :
a. Meningkatkan kemampuan penyediaan air
b. Penyempurnaan peraturan perundang-Undangan di bidang
pengairan
c. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air
d. Peningkatan Koordinasi Tata pengaturan air
e. Mewujudkan azas kemanfaatan umum, keseimbangan dan
kelestarian lingkungan
f. Meningkatkan daya resap didaerah tangkapan air dan pengamannya
g. Peningkatkan peran serta swasta dan masyarakat
h. Pengelolaan manajemen data
i. Melibatkan stakeholders dan contemers untuk sadar air
j. Memanfaatkan potensi yang ada dengan meningkatkan efisiensi
4. Kebijakan
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dan
pengembangan dan pelaksanaan program / kegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudannya. Kebijakan yang
telah ditetapkan adalah :
a. Mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian melalui
optimalisasi lahan dan SDA
b. Menyediakan air baku lainnya untuk berbagai keperluan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
39
c. Penataan daerah manfaat sungai
d. Peningkatan koordinasi Tata Pengaturan Air seluruh stakeholder
e. Konservasi dan pelestarian sumber daya air
f. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
g. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
h. Pengendalaian perijinan dan rekomendasi
i. Pelaksanaan peraturan perundangan terkait kewenangan Provinsi
j. Melaksanakan PP. 14/1994 ; PP. 15/1994 dan PP. 16/1994
k. Melaksanakan pengendalian anggaran keuangan secara efektif dan
efisien
Adapun Arah Kebijakan adalah :
1. Mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air
baku diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah
tangga penduduk miskin, terutama di wilayah rawan defisit air.
2. Pemulihan awal pelayanan sumber daya air yang rusak akibat
bencana alam dilakukan secara darurat, terutama penyediaan air
baku bagi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi sumber-
sumber air permukaan, dan pengendalian banjir dengan pendekatan
flood management.
3. Penanggulangan banjir diutamakan pada wilayah berpenduduk
padat yang dihuni masyarakat miskin, dan wilayah strategis.
4. Penanggulangan banjir berulang pada wilayah tertentu dilakukan
melalui perbaikan manajemen air daerah aliran sungai (DAS).
5. Pengelolaan sumber daya air memperhatikan keserasian antara
konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara
pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan
demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan
kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang untuk
menciptakan pola pengelolaan sumber daya air yang lebih
berkeadilan.
6. Konservasi sumber-sumber air menggunakan pendekatan vegetatif,
diimbangi upaya lain, antara lain rekayasa keteknikan, yang lebih
bersifat quick yielding.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
40
7. Mengedepankan pembangunan tampungan air berskala kecil.
Pembangunan tampungan air berskala besar perlu pertimbangan
lebih hati-hati, karena menghadapi masalah lebih kompleks,
terutama isu sosial dan lingkungan.
8. Meningkatkan konservasi sumber-sumber air ditujukan untuk
melestarikan kuantitas air, dan juga memelihara kualitas air.
9. Meningkatkan upaya konservasi air tanah melalui pengisian kembali
(recharging), pembuatan sumur resapan, atau aplikasi teknologi lain
yang tersedia dan layak.
10. Meningkatkan pelestarian waduk, bendungan, embung dan ranu
(telaga), serta pengamanan daerah aliran sungai untuk melindungi
sumber daya air dan bencana banjir.
11. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan
kebutuhan air irigasi, difokuskan pada peningkatan fungsi jaringan
irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi areal
irigasi berfungsi yang rusak, dan peningkatan kinerja operasi dan
pemeliharaan.
12. Rehabilitasi dan peningkatan fungsi jaringan diprioritaskan pada
areal yang ketersediaan airnya terjamin dan petani penggarapnya
sudah siap, terutama di daerah lumbung padi.
13. Penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan jaringan dalam seluruh
proses kegiatannya dilakukan berbasis partisipasi masyarakat dan
petani.
14. Mengendalikan kecenderungan meningkatnya alih fungsi lahan
melalui pengembangan berbagai skema insentif kepada petani agar
bersedia mempertahankan lahan sawahnya.
15. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara
pemangku kepentingan tidak hanya pada saat kejadian banjir, tapi
juga pada tahap pencegahan, serta pemulihan-pasca bencana.
16. Mengamankan pantai-pantai dari abrasi, terutama pada pulau-pulau
kecil, serta pusat kegiatan ekonomi, terutama yang
terkait/terpengaruh oleh muara sungai.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
41
17. Mengendalikan pemanfaatan air tanah untuk menjaga kelestarian
lingkungan.
18. Mengembangkan modal sosial pengelolaan sumber daya air melalui
pendekatan budaya, dengan menggali dan merevitalisasi kearifan
lokal (local wisdom).
19. Menata kelembagaan pengelolaan sumber daya air melalui
pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-
masing pemangku kepentingan.
20. Mendorong keterpaduan pengelolaan sumber daya air dalam satu
wilayah sungai antara pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kab./kota.
5. Program
Program adalah merupakan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mewujutkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi
atau Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur. Keberhasilan program
erat kaitannya dengan kebijakan yang diambil Dinas PU Pengairan
Provinsi Jawa Timur dan harus sejalan dengan program yang telah
ditetapkan pemerintah. Program yang telah ditetapkan adalah :
a. Program Prioritas :
1) Program penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Program ini bertujuan meningkatkan penyediaan air baku untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga, terutama masyarakat
miskin di pedesaan dan perkotaan, serta industri.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain
pada:
a) Operasi dan pemeliharaan, serta rehabilitasi saluran
pembawa dan prasarana air baku lainnya.
b) Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa
air baku, terutama pada kawasan-kawasan dengan tingkat
kebutuhan air baku tinggi di wilayah penduduk miskin yang
sulit air.
c) Pembangunan sumur-sumur air tanah dengan
memperhatikan prinsip-prinsip conjuctive use pada daerah-
daerah rawan air, pulau-pulau kecil, dan daerah tertinggal.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
42
d) Sinkronisasi kegiatan antara penyediaan air baku dengan
kegiatan pengolahan dan distribusi.
e) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat lokal untuk
mengelola dan memanfaatkan sumber daya air melalui swa-
organisasi dan swa-kelola.
f) Pembentukan mekanisme subsidi silang sebagai alternatif
pembiayaan dalam penyediaan air bersih untuk masyarakat
miskin.
2) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai
Program ini bertujuan mengurangi tingkat risiko dan periode
genangan banjir, serta menanggulangi akibat bencana banjir dan
abrasi pantai yang menimpa daerah produksi, permukiman, dan
sarana publik lainnya, sehingga dampak bencana banjir dan
kekeringan dapat dikurangi, serta terlindunginya daerah pantai
dari abrasi air laut, terutama pada pulau-pulau kecil, dan wilayah
strategis serta yang terkait/terpengaruh oleh muara sungai.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain
pada:
a) Peningkatan pembangunan prasarana pengendali banjir dan
pengamanan pantai, terutama pada daerah-daerah rawan
bencana banjir dan abrasi air laut pada wilayah strategis,
daerah tertinggal, serta pulau-pulau kecil yang
terkait/terpengaruh oleh muara sungai.
b) Peningkatan pembangunan embung-embung untuk
penampungan air hujan di wilayah rawan banjir, sekaligus
berfungsi untuk kegiatan perikanan, irigasi, dan sumber air
bersih.
c) Pengembangan manajemen air Sungai Bengawan Solo di
wilayah kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik,
agar air tak langsung terbuang ke laut, dengan membuat
banyak tampungan baik di sungai maupun di darat yang
bersifat sementara (Retarding Basin) yang sejajar dengan
aliran sungai.
d) Rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan alur sungai, prasarana
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
43
pengendali banjir, dan pengamanan pantai, termasuk tanggul
dan normalisasi sungai.
e) Pengendalian aliran air permukaan (run off) di daerah
tangkapan air dan badan-badan sungai melalui pengaturan
dan penegakkan hukum.
f) Penggalian dan pengembangan budaya masyarakat setempat
dalam mengendalikan banjir.
3) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa,
dan Jaringan Pengairan Lainnya
Program ini bertujuan mewujudkan pengelolaan jaringan irigasi,
rawa, serta jaringan pengairan lainnya untuk meningkatkan
pemenuhan kebutuhan air pertanian, dan pengendalian
pemanfaatan air tanah untuk irigasi.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain
pada:
a) Pemberdayaan petani pemakai air, terutama dalam
pengelolaan jaringan irigasi.
b) Peningkatan jaringan irigasi yang belum berfungsi.
c) Rehabilitasi jaringan irigasi, terutama pada daerah penghasil
pangan, dan jaringan rawa.
d) Pengelolaan jaringan irigasi dan rawa, serta jaringan
pengairan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Jawa
Timur.
e) Optimalisasi pemanfaatan lahan irigasi dan rawa yang telah
dikembangkan.
f) Peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi.
g) Revitalisasi peran-peran lokal tradisional dalam pengelolaan
dan pemeliharaan sumber daya air untuk irigasi pertanian.
b. Program Penunjang :
1) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai,
Danau, dan Sumber Air Lainnya
Program ini bertujuan meningkatkan keberlanjutan fungsi dan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
44
pemanfaatan sumber daya air, mewujudkan keterpaduan
pengelolaan, serta menjamin kemampuan keterbaharuan dan
keberlanjutannya sehingga dapat dicapai pola pengelolaan
sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan serta
mengendalikan eksploitasi air tanah.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain
pada :
a) Penatagunaan sumber daya air.
b) Penyelenggaraan konservasi air tanah pada wilayah kritis air.
c) Peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan waduk,
danau, embung, serta bangunan penampung air lainnya.
d) Rehabilitasi bangunan tampungan air seperti waduk/embung.
e) Percepatan pembangunan waduk, embung, dan bangunan
penampung air lainnya dalam skala kecil di wilayah rawan
kekeringan.
f) Peningkatan pemanfaatan potensi kawasan dan air waduk,
danau, embung, dan bangunan penampung air lainnya,
termasuk untuk pengembangan wisata tirta.
g) Pengembangan pembiayaan kompetitif (competitive fund)
untuk konservasi air oleh kelompok masyarakat maupun
pemerintah daerah.
h) Penggalian dan pengembangan budaya masyarakat dalam
konservasi air.
i) Pengembangan teknologi tepat guna.
2) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Program ini bertujuan mewujudkan kelembagaan yang efektif
sehingga potensi konflik air dapat dikendalikan; dan
meningkatkan partisipasi masyarakat, kualitas koordinasi serta
kerja sama antar-instansi
Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain
pada :
a) Penyusunan/penyesuaian Peraturan Perundang-Undangan
tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; Sungai; Pengusahaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai; Irigasi; Pembiayaan
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
45
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai; Perum Jasa
Tirta.
b) Penataan dan perkuatan kelembagaan pengelola sumber
daya air daerah provinsi, maupun kabupaten/kota.
c) Pengembangan dan pembentukan wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air tingkat provinsi, SWS, dan/atau
kabupaten/kota.
d) Perkuatan UPT PSDAWS pengelolaan sumber daya air.
e) Pembangunan sistem informasi dan pengelolaan data yang
dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang akurat,
aktual, dan mudah diakses.
f) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan,
pengelolaan, dan konservasi sungai, danau, dan sumber air
lainnya.
g) Peningkatan kemampuan dan pemberdayaan masyarakat dan
Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dalam hal teknis,
organisasi, dan administrasi pengembangan dan pengelolaan
irigasi dan sumber daya air lainnya.
h) Penegakan hukum dan peraturan terkait dengan pengelolaan
sumber daya air.
6. Kegiatan
Kegiatan adalah merupakan tindakan nyata dalam jangka waktu
tertentu dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai
sasaran dan tujuan dengan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan berdasarkan program yang telah disusun. Kegiatan ini
didalamnya mencakup kegiatan utama dan kegiatan penunjang.
Kegiatan yang telah ditetapkan adalah :
a. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi
Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya.
1) Pembangunan Waduk, Embung, Check-Dam dan Tampungan
lainnya.
2) Perbaikan Waduk, Embung, Check Dam, dan Tampungan
lainnya.
3) Pengerukan Waduk, Embung, dan Tampungan lainnya.
Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
46
4) Operasi dan Pemeliharaan Waduk, Embung, Check Dam, dan
Tampungan lainnya.
b. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
dan Jaringan Sumber daya air Lainnya.
1) Pembangunan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI Pompa Air
Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.
2) Peningkatan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI Pompa Air
Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.
3) Rehabilitasi dan Perbaikan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI
Pompa Air Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.
4) Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI
Pompa Air Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.
c. Program penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
1) Pembangunan Waduk, Embung, Tampungan lainnya untuk
penyediaan Air Baku.
2) Perbaikan Waduk, Embung penyediaan Air Baku, dan
Tampungan lainnya.
3) Pengerukan Waduk, Embung penyediaan Air Baku dan
Tampungan lainnya.
4) Operasi dan Pemeliharaan Waduk, Embung penyediaan Air Baku
dan Tampungan lainnya.
d. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai
1) Pembangunan Bangunan Pengendali Banjir, Tanggaul Tanah,
Tanggul Beton/Pasangan atau Parapet, Konstruksi Penahan
Longsor, dan Penanganan sebelum, sedang, setelah Banjir.
2) Perbaikan Bangunan Pengendali Banjir, Tanggaul Tanah,
Tanggul Beton/Pasangan atau Parapet, Konstruksi Penahan
Longsor.
3) Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengendali Banjir,
Tanggaul Tanah, Tanggul