Renstra PU Pengairan 2009_2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyusunan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur 2009-2014, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang secara substansi mempresentasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 126 Tahun 2008.

Citation preview

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

    Kekayaan alam atau sumber daya alam negara Indonesia yang

    belimpah ruah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Apabila dikelola

    dengan baik akan memberikan manfaat yang tinggi bagi kesejahteraan dan

    kehidupan makhluk didunia khususnya manusia. Namun sebaliknya,

    apabila pengelolaan atau pengeksploitasian sumber daya alam tersebut

    tidak baik atau tidak menjamin keberlanjutannya atau malah pengerusakan

    yang tiada terkendali, maka bencana setiap saat akan mengancam kita

    semua. Sumber daya air (SDA) sebagai salah satu dari sumber daya alam,

    kondisinya di Indonesia saat ini khususnya di Provinsi Jawa Timur,

    dihadapkan pada berbagai permasalahan atau tantangan. Tantangan

    tersebut adalah semakin terbatasnya ketersediaan air baik kualitas maupun

    kuantitas, sedang disisi lain permintaan akan ketersediaan atas SDA

    tersebut, dari waktu kewaktu cenderung semakin meningkat. Ditambah

    lagi, kecerdasan masyarakat menuju era global cenderung semakin sadar

    akan hak dan kewajibannya, terutama dalam kontrol terhadap

    penyelenggaraan pemerintahan.

    Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa

    sumber daya air dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya

    untuk kemakmuran rakyat secara adil. Atas penguasaan sumber daya air

    oleh negara dimaksud, negara menjamin hak setiap orang untuk

    mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan

    melakukan pengaturan hak atas air. Penguasaan negara atas sumber daya

    air tersebut diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah

    dengan tetap mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

    hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya. Selanjutnya, pengaturan

    tentang SDA diatur dalam Undang-Undang Sumber Daya Air No. 7 Tahun

    2004. Pengelolaan SDA didefinisikan sebagai upaya merencanakan,

    melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    2

    SDA, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air. Konservasi

    air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan,

    sifat, dan fungsi SDA agar senantiasa tersedia dalam kualitas dan kuantitas

    yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada

    waktu sekarang, maupun yang akan datang. Pendayagunaan SDA

    adalah upaya penatagunaan, pennyediaan, penggunaan, pengembangan,

    dan pengusahaan SDA secara optimal agar berhasil guna dan berdaya

    guna. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,

    menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang

    disebabkan oleh daya rusak air.

    Pengelolaan SDA di Jawa Timur sebagai bagian dari sistem

    pengelolaan SDA Nasional memiliki peran yang sangat besar dan strategis

    didalam mendukung penyediaan stok pangan nasional. Ketersediaan SDA

    di Provinsi Jawa Timur diperkirakan 700 juta m3 atau dibawah Provinsi

    Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun, 30 % stok pangan Nasional berasal

    dari Provinsi Jawa Timur, termasuk didalamnya Program Peningkatan

    Produksi Beras Nasional (P2BN). Selama ini, pengelolaan SDA berkembang

    seiring dengan dinamika perubahan perkembangan global, diantaranya

    pergeseran SDA sebagai fungsi sosial yang mempunyai nilai

    sosial, bergeser sebagai fungsi sosial yang mempunyai nilai sosial

    dan ekonomi. Ditambah lagi adanya reformasi kebijakan pengelolaan

    SDA (diawali Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1999 yang ditindak lanjuti

    dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA) dan otonomi atau

    desentralisasi pengelolaan SDA dari pusat ke daerah yang kesemuanya

    memberi konsekuensi terhadap pengelolaan SDA yang sampai saat ini

    belum dapat dilaksanakan secara maksimal.

    Lembaga atau instansi yang berkepentingan dalam menumbuh

    kembangkan kegiatan pengelolaan SDA di Provinsi Jawa Timur adalah

    Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Provinsi Jawa Timur, sebagai

    Dinas Teknis yang mempunyai tugas membantu Gubernur didalam

    melaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang

    Pekerjaan Umum Pengairan. Diantaranya adalah pengelolaan sumber daya

    air (SDA) yang menjadi wewenangnya yang ada di wilayah Provinsi Jawa

    Timur. Pembentukannya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa

    Timur No. 9 Tahun 2008. Agar pengelolaan SDA dapat memenuhi tuntutan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    3

    dan harapan masyarakat pemangku kepentingan SDA (stakeholders), maka

    pengelolaan SDA yang baik yang diantaranya harus menghasilkan

    pengelolaan yang efektif, efisien dan akuntabel yang harus terus menerus

    diwujudkan diantaranya melalui peningkatan penyediaan air baku melalui

    pembangunan tampungan baru dan peningkatan efisiensi pemakaian air

    terutama ditingkat jaringan irigasi (JI) melalui peningkatan, rehabilitasi,

    perbaikan, dan operasi & pemeliharaan (OP). Demikian juga halnya

    tentang pengendalian dan pengelolaan banjir dan kekeringan .

    Penyusunan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa

    Timur 2009-2014, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam

    Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (SPPN) yang secara substansi mempresentasikan

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat

    Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun. Selain itu juga sebagai instrumen

    untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa

    Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan

    Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Jawa

    Timur No. 126 Tahun 2008.

    Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan

    kehidupan dan meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan dan

    pengelolaan di bidang sumber daya air pada dasarnya merupakan upaya

    membuka dan memperluas akses secara adil kepada seluruh masyarakat

    untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan yang sehat,

    bersih, dan produktif. Selain itu, pembangunan dan pengelolaan di

    bidang sumber daya air juga ditujukan untuk mengendalikan daya rusak

    air agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera.

    Sebagai gambaran umum beberapa permasalahan atau sampai

    saat ini dan kondisi yang diharapkan dalam pengelolaan sumber daya air

    di Provinsi Jawa Timur yang akan relevan sebagai dasar berpijak dalam

    menyusun Rencana Strategis adalah ketidakseimbangan antara pasokan

    dan kebutuhan, meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya

    dukung sumber daya air, menurunnya kemampuan penyediaan air,

    meningkatnya kebutuhan sumber daya air yang akan memicu potensi

    konflik air, kurang optimalnya tingkat layanan atau operasi dan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    4

    pemeliharaan jaringan irigasi, lemahnya koordinasi dan kelembagaan dan

    kerusakan prasarana akibat bencana alam.

    Mengingat permasalahan atau kondisi saat ini dan kondisi yang

    diharapkan dalam pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana

    sumber daya air yang secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat

    luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan

    pelayanan ketersediaan air, maka pembangunan dan pengelolaan SDA

    disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian sasaran dan

    permasalahannya juga perlu didukung dengan suatu perencanaan

    program yang konseptual dan realistis, serta mengacu pada arah

    kebijakan pembangunan dan pengelolaan SDA yang tertuang dalam

    dokumen-dokumen perencanaan formal baik tingkat Nasional maupun

    Provinsi. Dengan disusunnya perencanaan strategis Dinas PU Pengairan

    Provinsi Jawa Timur diharapkan lebih lanjut dapat disusun tahapan

    pencapaian hasil secara obyektif untuk dapat memberikan komitmen dan

    orientasi target dan sasaran pada masa depan pada masing-masing

    kegiatan dalam pembangunan dan pengelolaan SDA.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan

    Provinsi Jawa Timur ini adalah untuk :

    1. Memberikan gambaran dan jabaran informasi atas regulasi, kebijakan

    dan strategi yang menjadi landasan penyusunan program

    pembangunan oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur 5 (lima)

    Tahun mendatang.

    2. Memberikan gambaran dan jabaran informasi kondisi dan capaian

    pelayanan serta permasalahan dalam pembangunan dan pengelolaan

    SDA oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur.

    3. Memberikan gambaran rencana strategis pembangunan dan

    pengelolaan SDA jangka menengah oleh Dinas PU Pengairan Provinsi

    Jawa Timur dalam pencapaian target pelayanan pengelolaan SDA

    sampai dengan Tahun 2014.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    5

    1.3. Landasan Hukum

    Perencanaan strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    merupakan salah satu dokumen perencanaan yang tidak dapat terlepas

    dari substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang

    menjadi landasan dan acuan penyusunannya.

    Adapun peraturan perundangan yang terkait dengan dokumen

    perencanaan pembangunan dan pengelolaan SDA yang menjadi landasan

    penyusunan Rencana Strategis ini adalah :

    1. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA;

    3. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional;

    4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan SDA;

    5. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;

    7. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 tentang Uraian

    Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur;

    8. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 126 Tahun 2008 tentang Uraian

    Tugas Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur;

    9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 1 Tahun 2009 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi

    Jawa Timur Tahun 2005 2025;

    10. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 38 Tahun 2009 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa

    Timur Tahun 2009 2014.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    6

    1.4. Hubungan Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

    Dokumen-dokumen peraturan dari perencanaan yang menjadi

    landasan dan terkait dengan Rencana Strategis Dinas PU Pengairan

    Provinsi Jawa Timur adalah :

    1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMNas) Tahun

    2009-2014.

    2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

    2009-2014, diantaranya :

    a. Isu-isu Strategis :

    1) Pendidikan

    2) Kesehatan

    3) Tenaga Kerja

    4) Lingkungan Hidup

    5) Pengembangan Wilayah

    b. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pembangunan :

    1) Visi :

    Terwujudnya Jawa Timur Makmur dan Berakhlak dalam

    Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    2) Misi :

    Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD

    untuk Rakyat.

    3) Tujuan dan Sasaran adalah :

    Pembangunan Jawa Timur diarahkan untuk agawe Wong cilik

    bisa melu gemuyu.

    4) Strategi :

    Untuk mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan

    daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut dilakukan melalui

    empat strategi pokok pembangunan :

    a) Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat

    (poeple centered development), yang mengedepankan

    partisipasi rakyat (participatory based development),

    dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi

    program pembangunan yang menyangkut hajat hidup

    mereka sendiri.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    7

    b) Keberpihakan kepada masyarakat miskin (pro-poor).

    c) Pengarusutamaan gender.

    d) Keseimbangan pemerataan pembangunan dan

    pertumbuhan ekonomi, melalui, terutama,

    pembangunan agroindustri/ogrobisnis.

    c. 9 (Sembilan) Agenda Pembangunan, yaitu :

    1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan

    dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin.

    2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas

    penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi

    rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan

    sosial rakyat.

    3. Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan

    ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama

    melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta

    pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama

    pertanian dan pedesaan.

    4. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta

    meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan

    penataan ruang.

    5. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan

    meningkatkan pelayanan publik.

    6. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya

    harmoni sosial.

    7. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan,

    serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan

    peran pemuda, serta mengembangkan dan

    memasyarakatkan olahraga.

    8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum,

    dan penghormatan hak asasi manusia.

    9. Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan

    rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    8

    d. Prioritas Pembangunan, yaitu :

    1. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan

    2. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

    3. Perluasan Lapangan Kerja

    4. Penanggulangan Kemiskinan

    5. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat

    6. Revitalisasi Pertanian

    7. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

    8. Peningkatan Investasi dan Ekspor Non-Migas

    9. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

    10. Pembangunan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Infrastruktur

    11. Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sumber Daya

    Alam dan Penataan Ruang

    12. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik

    13. Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni

    Sosial

    14. Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan

    Gender

    15. Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga

    16. Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi

    Manusia

    17. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, serta

    Penanggulangan Kriminalitas

    18. Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Dampak Sosial

    Ekonomi Lumpur Lapindo

    Rencana Strategis Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun

    2009-2014, terkait langsung dengan :

    1. Agenda Pembangunan yang ke 3 melalui Prioritas Pembangunan

    Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis,

    Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

    Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas dan Pariwisata, Peningkatan

    Daya Saing Industri Manufaktur, Pembangunan dan Pemeliharaan

    Infrastuktur.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    9

    2. Agenda Pembangunan ke 4 melalui Prioritas Pembangunan

    Pemelihraan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan

    Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang.

    1.5. Hakekat Permasalahan Pengelolaan Sumber daya air

    Ketersediaan sumber daya air, kualitas dan kuantitas, yang cukup

    untuk memenuhi kebutuhan, irigasi, domestik maupun industri, yang

    cenderung meningkat adalah tuntutan yang harus menjadi perhatian untuk

    dipenuhi didalam era reformasi dan globalisasi. Hal yang demikian

    merupakan fenomena yang tumbuh kembang di masyarakat. Pada era ini,

    semua masyarakat pengguna SDA (masyarakat, badan usaha) sudah mulai

    sadar dan berdaya untuk menuntut apa yang menjadi haknya, dan

    memaklumi apa yang menjadi kewajibannya. Masyarkat pengguna SDA

    semakin terbuka dan mengerti bagaimana mengajukan keluhan, tuntutan

    dan aspirasinya baik kepada pemerintah, kepada wakil-wakilnya di Dewan

    Perwakilan Rakyat (DPR) dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    (DPRD) termasuk didalamnya tentang pengelolaan SDA yang efektif,

    efisien dan akuntabel.

    Disisi lain, pengelolaan SDA baik penyelenggaraan konservasi

    SDA, pendayagunaan SDA, maupun pengendalian daya rusak air

    masih belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna

    SDA (masyarakat, badan usaha) baik yang menyangkut waktu, ruang,

    jumlah maupun mutu (WARUNGJAMU) dari layanan SDA tersebut. Sebagai

    contoh, jumlah waduk masih sangat terbatas baik untuk menampung air

    dalam rangka penyediaan air maupun untuk pengendali banjir belum

    memadai sesuai kebutuhan. Demikian juga dengan efisiensi pelaksanaan

    Operasi dan Pemeliharaan (OP) sarana dan prasarana SDA masih belum

    menunjukkan hasil yang optimal sesuai dengan tuntutan pelayanan (biaya

    OP masih jauh dibawah harga satuan yang layak).

    Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat pengguna SDA

    masih merasakan perlu peningkatan didalam mengefektifkan,

    mengefisienkan apalagi harus lebih akuntabel dalam pengelolaan SDA yang

    dilaksanakan oleh pemerintah. Dari hal tersebut, pemerintah dan

    pemerintah daerah khususnya Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    terus berinisiatif untuk mampu menjawab apa yang menjadi harapan,

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    10

    tujuan, dan keinginan masyarakat pengguna SDA. Bahkan masyarakat

    pengguna SDA mungkin mengharapkan pemecahan permasalahan

    pengelolaan SDA yang telah, sedang, atau yang akan dilaksanakan

    khususnya mengenai terbatasnya ketersediaan air dan pengendalian banjir

    dapat segera teratasi.

    Bertitik tolak dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka

    fokus rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (RENSTRA-SKPD) Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun

    2009-2014 adalah bagaimana mengoptimalkan pengelolaan sumber daya

    air di Provinsi Jawa Timur melalui peningkatkan programprogram

    Konservasi SDA, Irigasi, Air Baku, Banjir dan Pantai, dan Program

    Kelembagaan SDA, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan air baku

    bagi masyarakat Jawa Timur secara merata dan lestari.

    Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (SPPN), dinyatakan bahwa Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah (RPJM) Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD) yang

    selanjutnya disebut RENSTRA-SKPD adalah Dokumen Perencanaan SKPD

    untuk periode 5 (lima) tahunan.

    1.6. Sistimatika Penulisan

    Rencana Strategis DPU Pengairan Provinsi Jawa Timur 2009-2014

    ini secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut :

    1. Pendahuluan

    2. Gambaran Umum Kondisi Pelayanan

    3. Analisa Stratejik

    4. Isu-Isu Stratejik

    5. Rencana Stratejik

    6. Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

    Pendanaan Indikatif.

    Indikator Kinerja yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    11

    BAB II

    TUGAS POKOK DAN FUNGSI

    DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

    PROVINSI JAWA TIMUR

    2.1 Dasar Hukum

    1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;

    2. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 89 Tahun 2008 tentang Uraian

    Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur; dan

    3. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 126 Tahun 2008 tentang Uraian

    Tugas Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur.

    2.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

    1. Kedudukan :

    Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dipimpin oleh seorang Kepala

    Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur

    melalui Sekretaris Daerah.

    2. Tugas :

    Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, mempunyai tugas

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi

    dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum pengairan.

    3. Fungsi :

    Dalam melaksanakan tugas, maka Dinas Pekerjaan Umum

    Pengairan menyelenggarakan fungsi :

    a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum pengairan;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

    bidang pekerjaan umum pengairan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    12

    2.3 Susunan Organisasi

    Susunan Organisasi Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008

    terdiri dari unsur-unsur :

    1. KEPALA DINAS

    2. SEKRETARIAT

    Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas

    merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

    kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan

    program dan keuangan, hubungan masyarakat dan protokol.

    3. BIDANG PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

    Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Air mempunyai tugas

    menyusun perencanaan, melaksanakan survey, pendataan, penelitian

    dan pengkajian dalam rangka pendayagunaan sumber daya air pada air

    permukaan.

    4. BIDANG PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN

    Bidang Pembangunan dan Pengembangan mempunyai tugas

    melaksanakan pembangunan dan pengembangan dalam rangka

    menyusun pedoman teknis pembinaan, pengawasan dan

    pengembangan kegiatan perencanaan teknis, pengadaan jasa

    konstruksi dan konsultansi serta pelaksanaan pembangunan,

    peningkatan dan rehabilitasi sarana sumber daya air pada air

    permukaan.

    5. BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN

    Bidang Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas

    melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian operasi dan

    pemeliharaan sumber daya air pada air permukaan dan

    penanggulangan daya rusak air akibat bencana alam banjir dan

    kekeringan.

    6. BIDANG BINA MANFAAT

    Bidang Bina Manfaat mempunyai tugas melaksanakan

    pembinaan, pengawasan, pengendalian dan melaksanakan kerjasama

    pengelolaan pemanfaatan Sumber Daya Air pada air permukaan.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    13

    7. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DINAS

    a. UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

    (UPT PSDAWS)

    UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

    mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang

    teknis operasional pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah

    Sungai yakni pengawasan, pengkoordinasian pengelolaan sumber

    daya air dan sumber air pada wilayah sungai serta urusan

    ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas,

    UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai mempunyai

    fungsi :

    1) Melaksanakan operasi pelayanan kepada masyarakat di bidang

    pengelolaan sumber daya air,

    2) Melaksanakan konservasi/pelestarian air dan sumber-sumber air,

    3) Memelihara sumber-sumber air dan bangunan pengairan,

    4) Mengendalikan banjir dan menanggulangi kekeringan,

    5) Mengendalikan pencemaran air,

    6) Melaksanakan ketatausahaan dan pelayanan masyarakat,

    7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

    b. UPT Depo Peralatan Pengairan

    UPT Depo Peralatan Pengairan mempunyai tugas

    melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang teknis perbengkelan,

    pengoperasian, pemeliharaan alat berat, kendaraan dan pompa air,

    ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas,

    UPT Depo Peralatan Pengairan mempunyai fungsi :

    1) Menyiapkan bahan analisa kebutuhan peralatan berat, kendaraan

    dan pompa air serta suku cadangnya,

    2) Melaksanakan operasi alat berat, kendaraan dan pompa air,

    3) Memindah pompa dan mesin penggeraknya pada sumur dalam,

    4) Memberi layanan perbengkelan kepada lembaga pemerintah,

    swasta atau pada masyarakat,

    5) Memelihara alat berat, kendaraan dan pompa air,

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    14

    6) Memberi bantuan peralatan dan alat berat yang sifatnya

    temporer kepada Pemerintah Kabupaten / Kota,

    7) Melaksanakan urusan ketatausahaan,

    8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    15

    BAB III

    ANALISA STRATEJIK

    3.1 Lingkungan Stratejik Pengelolaan SDA Saat Ini

    Jawa Timur secara geografis berada didaerah paling ujung timur

    dari Pulau Jawa dengan jumlah penduduk 37.478.737 jiwa (Peraturan

    Gubernur Jawa Timur No. 38 Tahun 2008 tentang Program

    Transisi/Indikatif Provinsi Jawa Timur Tahun 2009). Luas daratan

    47.157,72 Km2 dengan luas baku sawah sebesar 913.494 Ha. (Keputusan

    Menteri PU No. 390 Tahun 2007). Secara hidrologis dikelompokkan dalam

    7 (tujuh) wilayah sungai (WS) yaitu WS Brantas (Strategis Nasional), WS

    Bengawan Solo (Lintas Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah), WS Welang

    Rejoso (Lintas Kabupaten dan Kota Pasuruan dan Probolinggo), WS

    Pekalen Sampean (Lintas Kabupaten Probolinggo, Lumajang dan

    Situbondo), WS Baru Bajulmati (Lintas Kabupaten Situbondo dan

    Banyuwangi), WS Bondoyudo Bedadung (Lintas Kabupaten Lumajang dan

    Jember) dan WS Madura (Lintas Kabupaten Bangkalan, Sampang,

    Pamekasan, dan Sumenep). Masing-masing Wilayah Sungai mempunyai

    karakteristik yang berbeda satu sama lain. Pengelolaan SDA kedepan harus

    berbasis Wilayah Sungai (UU No. 7 Tahun 2004).

    Neraca sumber daya air (NSDA) 2007 menunjukkan bahwa potensi

    air dengan jumlah aktiva 59.146,40 juta m3 terdiri dari air permukaan

    47.936,51 juta m3 dan air tanah sebesar 11.209,89 juta m3. Pemanfaatan

    air dari air yang tersedia dari tampungan buatan, tampungan alam dan

    lainnya yang terkelola dari sistem penyediaan air adalah sebesar

    19.339,957 juta m3 per tahun dari jumlah kebutuhan sebesar 22.524,660

    juta m3 (37,3 %). Pemanfaatan digunakan untuk berbagai keperluan,

    diantaranya adalah domestik, pertanian, peternakan, perikanan, industri,

    dan maintenance flow. Dengan demikian diperkirakan defisit pelayanan air

    sebesar 3.184,703 juta m3 per tahun. Sisa air yang belum dimanfaatkan

    adalah sebesar 37.082,29 juta m3 (62,7 %) berupa air hujan yang belum

    dapat ditampung dalam waduk-waduk, embung dan lain-lain yang

    terbuang kelaut pada saat musim hujan.

    Sampai dengan saat ini, kebutuhan air masyarakat di Provinsi

    Jawa Timur dipenuhi dari waduk-waduk, air tanah, mata air, sungai dan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    16

    lain-lain. Prediksi kebutuhan di Jawa Timur Tahun 2014 dengan asumsi

    bahwa laju pertumbuhan penduduk 1,08 % sampai 1,5 % adalah

    39.645.078 juta jiwa yang membutuhkan air 22.524,660 juta m3 per tahun,

    sedangkan saat ini baru terpenuhi hanya sebesar 19.339,957 juta m3 per

    tahun, sehingga kurang 3.184,703 juta m3 sampai dengan Tahun 2014

    (diharapkan terpenuhi).

    Optimalisasi pengelolaan potensi ketersediaan air yang ada dan

    efektifitas penggunaannya sangat bergantung pada kondisi infrastruktur

    yang sudah ada (bendungan atau waduk, bendung, bendung gerak,

    bangunan bagi/sadap, bangunan pelengkap, pengukur debit, saluran air

    irigasi, pintu pengambilan, dan lain-lainnya), serta efektif dan efisiennya

    operasi (tenaga, peralatan, biaya dan data) dan pemeliharaan (OP)

    infrastruktur tersebut. Sebagian besar kondisi infrastruktur tersebut sudah

    mengalami degradasi, akibatnya keandalan fungsinya terganggu atau tidak

    optimal lagi. Hal tersebut disebabkan karena sudah tuanya umur

    bangunan, serta keterbatasan biaya OP yang jauh dari angka kebutuhan

    nyata.

    Pembangunan dan rehabilitasi serta pemeliharaan infrastruktur

    dasar pengairan terus dilakukan, namun demikian pengelolaan air tidak

    semakin mudah bahkan lebih komplek, karena seiring dengan itu pengaruh

    lingkungan internal dan eksternal semakin meningkat pula. Lingkungan

    internal antara lain, sistem irigasi masih manual dan sangat tergantung

    tenaga manusia, keberadaan tenaga/skill di lapangan terbatas, jumlah

    pintu pengatur air ratusan bahkan ribuan buah lokasinya tersebar.

    Sedangkan pengaruh lingkungan eksternal antara lain semakin

    meningkatnya pemakaian air domestik dan industri yang memicu konflik

    kepentingan, dan di sektor pertanian makin sulitnya pengaturan pola

    tanam karena sudah adanya peraturan perundangan yang memberi

    kebebasan petani untuk memlih komoditi yang dikehendaki, serta perilaku

    petani yang cenderung memakai air melimpah. Lebih parah lagi kerusakan

    daerah pengaliran atau tangkapan air akibat ulah manusia, banyaknya alih

    fungsi lahan untuk berbagai kepentingan, mempercepat terjadinya krisis

    air.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    17

    Selanjutnya, kelembagaan atau organisasi Dinas PU Pengairan

    Provinsi Jawa Timur terdiri dari Kepala Dinas, dibantu 4 Bidang (masing-

    masing dengan 3 Seksi), dan Sekretariat (dengan 3 Sub bagian), serta 10

    Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas yang tersebar diwilayah Provinsi. Tugas

    pokok dan fungsi dinas telah diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur

    No. 89 Tahun 2008 dan No. 126 Tahun 2008.

    Kondisi personil berdasarkan umur, pangkat dan golongan serta

    latar belakang pendidikan memang menunjukkan pada usia menjelang

    pensiun dan golongan ruang rata-rata diatas golongan III. Kondisi yang

    demikian memang merupakan tantangan didalam pengkaderan dan

    keseimbangan guna penyelesaian tugas yang maksimal, sehingga hal ini

    merupakan ancaman didalam kinerja dinas.

    Selanjutnya hal-hal yang perlu dicermati dalam pengelolaan SDA

    dimasa datang yang saat ini cenderung menjadi hambatan dalam

    pembangunan dan pengelolaan SDA, dapat ditunjukkan dalam uraian

    berikut :

    1. Pembebasan tanah pembangunan/pengembangan SDA.

    2. Sumber dana pembiayaan yang kurang memadai dibandingkan

    prioritas penanganan yang harus segera dilakukan.

    3. Ketidakseimbangan pasokan/ketersediaan air dibandingkan kebutuhan

    yang harus dipenuhi (defisit pelayanan air) di sisi lain potensi

    ketersediaan masih melimpah.

    4. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung

    terhadap sumber daya alam, akibat kondisi sarana dan prasarana SDA

    umumnya akibat umur, keterbatasan biaya O&P, keterbatasan tenaga

    skill O&P, besarnya angkutan sedimen yang disebabkan alih fungsi

    lahan di DAS.

    5. Menurunnya kemampuan penyediaan air akibat pembangunan

    tampungan yang relatif sedikit.

    6. Meningkatnya potensi konflik, akibat pergeseran fungsi air dari nilai

    sosial ke sosial ekonomi.

    7. Meluasnya abrasi pantai.

    8. Penggundulan hutan yang luar biasa di hulu catchment area.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    18

    3.2 Isu-isu Strategis Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya

    Air.

    1. Ketidakseimbangan antara Pasokan dan Kebutuhan.

    Secara alamiah Jawa Timur menghadapi kendala dalam

    memenuhi kebutuhan air, karena distribusi yang tidak merata baik

    secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat disediakan

    tidak selalu sesuai kebutuhan baik dalam perspektif jumlah maupun

    mutu.

    Dari segi spasial, wilayah Jawa Timur yang dihuni sekitar 39 juta

    jiwa hanya mempunyai potensi air tawar yang relatif sedikit. Dari segi

    distribusi waktu sepanjang Tahun, 80% air tersedia pada musim

    hujan yang berdurasi lima bulan, sedangkan 20% sisanya tersedia

    pada musim kemarau dengan durasi tujuh bulan.

    Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan,

    selain memberi manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan

    potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir dan tanah longsor.

    Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah pula

    menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan lainnya, berupa

    kekeringan yang berkepanjangan.

    Beberapa kejadian bencana alam di Jawa Timur, antara lain,

    bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Jember,

    Bondowoso, Situbondo, Jombang, Kediri dan Kabupaten Trenggalek;

    Bencana banjir di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik,

    Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Bangkalan, dan Sampang akibat

    meluapnya sungai-sungai di sekitarnya, bahkan banjir di Bojonegoro,

    Tuban, Lamongan dan Gresik berulang setiap Tahun akibat

    meluapnya Sungai Bengawan Solo, disertai jebolnya tanggul.

    2. Meningkatnya Ancaman terhadap Keberlanjutan Daya

    Dukung Sumber Daya Air.

    Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan

    secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah

    Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal yang

    memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses percepatan laju

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    19

    kerusakan daerah tangkapan air.

    Hal tersebut ditunjukkan, sampai dengan Tahun 2006, luas lahan

    kritis dalam kawasan mencapai 165.619,53 ha, sedangkan lahan kritis

    luar kawasan seluas 502.405,68 ha. Hampir setiap Tahun, di musim

    kemarau, beberapa kawasan hutan mengalami kebakaran.

    Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis

    telah mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak

    air yang semakin serius. Selain itu, kelangkaan air yang terjadi

    cenderung mendorong pola penggunaan sumber air yang tidak

    bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah secara berlebihan

    sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan

    kualitas air tanah, intrusi air laut, dan penurunan permukaan tanah.

    Kerusakan air tanah sangat sulit dipulihkan, sehingga apabila hal

    tersebut terjadi terus-menerus secara pasti akan berujung pada

    terjadinya bencana lingkungan yang berimplikasi luas.

    3. Menurunnya Kemampuan Penyediaan Air.

    Berkembangnya daerah permukiman dan industri telah

    menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan

    dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur

    penampung air, seperti waduk dan bendungan makin menurun,

    sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan

    keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. Kondisi ini

    diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang rendah

    sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya air menurun

    semakin tajam.

    4. Meningkatnya Potensi Konflik Air.

    Sejalan meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan

    masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,

    permukiman, pertanian maupun industri juga semakin meningkat.

    Kebutuhan air yang makin meningkat pada satu sisi, dan ketersediaan

    yang makin terbatas pada sisi lain, secara pasti akan memperparah

    tingkat kelangkaan air. Semakin parahnya kelangkaan berpeluang

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    20

    memicu terjadinya berbagai bentuk konflik air, baik antar kelompok

    pengguna, maupun antar wilayah. Konflik air yang tidak terkendali

    berpotensi berkembang menjadi konflik dengan dimensi yang lebih

    luas.

    5. Kurang Optimalnya Tingkat Layanan Jaringan Irigasi.

    Luas areal sawah beririgasi di Jawa Timur mencapai 913.494

    hektare, sekitar 30% jaringan irigasi yang melayani areal tersebut

    kurang optimal, disamping karena mengalami kerusakan dalam

    berbagai tingkatan, juga belum lengkapnya sistem jaringan,

    ketidaktersediaan air, belum tercukupinya dana operasi dan

    pemeliharaan yang memadai, ketidaksiapan petani penggarap, atau

    terjadinya alih fungsi lahan. Hal yang sama juga terjadi pada jaringan

    irigasi rawa.

    Upaya perbaikan sudah dilakukan, misalnya pada Tahun 2007,

    dilakukan perbaikan jaringan dan bangunan irigasi. Hasilnya adalah

    meningkatnya fungsi 78 jaringan irigasi, dan 60 buah bangunan irigasi

    untuk mengairi areal irigasi seluas 145.088 hektare. Permasalahan

    yang dihadapi adalah kecepatan kerusakan jaringan irigasi yang

    disebabkan umur teknis/konstruksi, dan akibat bencana alam,

    banyaknya lahan puso akibat kekurangan air, serta kurangnya

    personil pengelola operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

    Selain penurunan keandalan layanan jaringan irigasi, luas sawah

    produktif beririgasi juga makin menurun karena alih fungsi lahan

    menjadi non-pertanian, terutama untuk perumahan.

    6. Lemahnya Koordinasi dan Kelembagaan.

    Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat

    reformasi memerlukan beberapa langkah penyesuaian tata

    kepemerintahan, peran masyarakat, peran BUMN/BUMD, dan peran

    swasta dalam pengelolaan infrastruktur sumber daya air. Penguatan

    peran masyarakat, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, dan swasta

    diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis

    sumber daya.

    Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar-instansi dan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    21

    antar-daerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan sumber

    daya air yang tidak efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan.

    Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah

    satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan sumber

    daya air, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena

    masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.

    7. Kerusakaan Prasarana Akibat Bencana Alam.

    Bencana alam yang terjadi bertubi-tubi, dan berulang di berbagai

    wilayah Provinsi Jawa Timur, khususnya pada musim penghujan, baik

    banjir maupun tanah longsor, mengakibatkan kerusakan pada

    prasarana sumber daya air, sehingga menghambat penyediaan air

    baku bagi masyarakat. Banjir dan endapan lumpur juga merusak

    jaringan irigasi pada daerah-daerah bencana. Endapan lumpur dan

    sampah pada sungai-sungai juga mengganggu dan menurunkan

    kapasitas aliran air.

    3.3 Lingkungan Stratejik Organisasi Yang Diharapkan

    Kondisi pelayanan pemenuhan kebutuhanair baku guna

    kepentingan pertanian, domestik, dan industri diperkirakan defisit

    3.184,703 juta m3 sampai dengan tahun 2014. Pemenuhan sebagian atau

    sepenuhnya atas kekurangan tersebut merupakan harapan yang akan

    dicapai oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dalam 5 (lima) Tahun

    kedepan selama periode 2009-2014. Dengan pemerataan program yang

    berkenaan dengan Konservasi, Irigasi Air Baku serta Banjir dan

    Pengamanan Pantai harapan pemenuhan kekurangan air di Tahun 2014

    bisa terpenuhi.

    Secara garis besar kondisi pengelolaan SDA yang diharapkan pada

    tahun 2014, dapat dilihat dalam rencana berikut :

    1. Ketersediaan dan Pemanfaatan Air

    a. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga,

    permukiman, pertanian, dan industri, dengan prioritas utama

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    22

    untuk kebutuhan pokok masyarakat miskin dan pertanian rakyat

    di daerah sulit air.

    1) Untuk irigasi dari luasan tanam 225% menjadi 250%

    (intensitas tanam).

    2) Untuk air baku dari kekurangan sebesar 3.184,703 juta m3

    dapat terpenuhi sebesar 25%.

    b. Berkurangnya dampak bencana banjir untuk periode ulang

    tertentu dan kekeringan, yang ditandai dengan berkurangnya

    luas daerah genangan banjir, dan luas lahan sawah beririgasi

    yang mengalami kekeringan.

    1) Luas genangan banjir dari 28.000 ha berkurang menjadi

    22.000 ha, sehingga rata-rata pertahun bisa berkurang

    1.200 ha.

    2) Luas lahan sawah beririgasi teknis rawan kering dari 42.651

    ha berkurang menjadi 22.326 ha, sehingga rata-rata

    pertahun dapat mengurangi resiko kekeringan seluas 4.065

    ha.

    c. Pulihnya kondisi sumber-sumber air dan prasarana sumber daya

    air, dan ketersediaan air baku bagi masyarakat, yang ditandai

    dengan meningkatnya kapasitas tampung air baku,

    berkurangnya jumlah jaringan dan bangunan irigasi yang rusak,

    meningkatnya perubahan areal sawah tadah hujan atau areal

    sawah sederhana menjadi areal irigasi teknis.

    1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi (JI) secara

    optimal dari 70% menjadi 85%.

    2) Peningkatan sistem irigasi sederhana dan atau setengah

    teknis menjadi irigasi teknis dari 726.373 ha menjadi

    720.610 ha.

    d. Berlanjutnya pembentukan Gabungan Himpunan Petani Pemakai

    Air (GHIPPA).

    1) Jumlah HIPPA (tunggal) sebanyak 6.207 buah :

    Dari yang belum berbadan hukum 787 buah menjadi

    berbadan hukum 1387 buah (30%). (bukan wewenang

    Pengairan Provinsi)

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    23

    2) Jumlah GHIPPA sebanyak 732 buah :

    a.) Yang berbadan hukum dari 456 buah menjadi 583

    buah.

    b.) Meningkatnya kualitas/pemberdayaan HIPPA dalam

    bidang :

    (1) Kelembagaan menjadi berbadan hukum 100%

    atau 1387 buah.

    (2) Teknis operasi dan pemeliharaan yaitu

    tercapainya SDM terampil pada 50% dari jumlah

    HIPPA yang telah terbentuk

    (3) Keuangan yaitu HIPPA dapat mengelola

    keuangan secara mandiri sejumlah 10% dari

    jumlah HIPPA yang telah terbentuk.

    e. Terkendalinya pemanfaatan air tanah.

    1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi Air Tanah

    (JIAT) secara optimal dari 40% menjadi 60%.

    2) Bertambahnya Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) baru 875

    ha.

    f. Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan

    berkelanjutan.

    Tersusunnya pola pengelolaan sumber daya air pada 7 WS di

    Provinsi Jawa Timur.

    g. Terkendalinya potensi konflik air.

    Berkurangnya potensi konflik pemanfaatan air melalui

    tersusunnya Pola Operasi Alokasi Air (POAA) di 7 Wilayah

    Sungai.

    h. Terkendalinya/terpantaunya pencemaran air.

    Terpantaunya kualitas Air Badan Air (ABA) dan Air Limbah

    Industri (ALI) pada 7 WS, melalui penambahan titik pantau dari

    384 lokasi menjadi 499 lokasi (kenaikan 30%).

    i. Terlindunginya daerah muara pantai dari abrasi air laut, dan

    sedimen sungai terutama pada 7 WS.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    24

    Meningkatnya jumlah muara pantai yang terlindungi sebanyak 14

    lokasi.

    j. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat.

    1) Meningkatnya jumlah pertemuan sosialisasi dan konsultasi

    masyarakat dari 2 kegiatan/tahun menjadi 3

    kegiatan/Tahun.

    2) Terwujudnya jumlah kegiatan partisipatif masyarakat

    sebanyak 5 kegiatan/tahun.

    3) Terwujudnya jumlah kegiatan CSR (Coorporate Social

    Responsibililty) sebanyak 1 kegiatan/Tahun.

    k. Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerja sama antar instansi.

    Terciptanya koordinasi antar instansi dari sedang menjadi lebih

    baik yang ditandai dengan terjalinnya kerjasama (MoU) antara

    Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Masyarakat.

    l. Terciptanya pola pembiayaan yang berkelanjutan.

    Meningkatnya jumlah pembiayaan dari dunia usaha baik melalui

    kegiatan CSR atau direct invesment sebanyak 1 kegiatan/tahun.

    m. Terselenggaranya sistem koordinasi tata pengaturan air dan

    penanganan banjir secara optimal, melalui pembentukan Dewan

    Sumber Daya Air tingkat Provinsi dan Tingkat Wilayah Sungai

    (WS).

    n. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan operasi dan

    pemeliharaan sarana prasarana SDA melalui pembangunan

    Sistem Informasi Management Pengelolaan Sumber Dya Air

    (SIM-PSDA) yang terkoneksi dengan Pemerintah Kab./Kota

    dengan Pemerintah Pusat dan bisa diakses oleh masyarakat.

    2. Kondisi Sarana dan Prasarana SDA

    a. Meningkatnya fungsi dan kapasitas bangunan sesuai rencana

    bangunan, baik untuk penyediaan air baku maupun untuk

    mengurangi luapan banjir (debit periode ulang tertentu) serta

    kekeringan melalui kegiatan diantaranya pembangunan,

    peningkatan, rehabilitasi/perbaikan atau operasi dan pemeliharaan

    (OP) sarana dan prasarana SDA

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    25

    b. Bertambahnya tampungan air/penyediaan air untuk terpenuhinya

    kebutuhan air pertanian, domestik dan industri melalui

    pembangunan baru waduk, embung, bendung dan sebagainya

    c. Menurunnya atau tidak adanya alih fungsi lahan pada DAS dan

    Daerah Irigasi (DI) melalui kegiatan sosialisasi Peraturan

    Perundang-Undangan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan

    program sawah permanen ditingkat Kab./Kota.

    3. Kondisi Wadah Koordinasi

    Berfungsinya Komisi Irigasi (Provinsi/Kab./Kota) Dewan Sumber Daya

    Air Provinsi dan Wilayah Sungai untuk mencegah konflik pemakaian

    air melalui pembentukan sekretariatnya.

    3.4 Analisis Lingkungan Stratejik (ALI, ALE, KAFI, KAFE, ASI, DAN

    FKK)

    Analisis lingkungan stratejik adalah rumusan tentang tindakan apa

    yang harus dilaksanakan dengan mengacu pada visi dan misi, nilai

    (values), norma dan sistem organisasi (Dinas), yang mana akan

    menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan (FKK), tujuan (goals) dan

    sasaran (objectivites) yang selanjutnya akan menjawab apa yang akan

    dikerjakan (what) dan kapan pekerjaan itu harus dilaksanakan dan

    diselesaikan (when), asumsi-asumsi dan analisis lingkungan strategis akan

    menentukan bagaimana cara tindakan dilaksanakan (how). Adapun

    tahapan kegiatannya dapat dijelaskan dalam beberapa uraian berikut :

    1. Analisa Lingkungan Internal (ALI)

    Pada dasarnya ALI adalah melakukan identifikasi terhadap kondisi

    internal yang ada dalam organisasi (Dinas). Analisa biasanya tertuju

    pada kondisi unsur-unsur manajemen yang dikenal dengan 5 M (Man,

    Money, Material, Machine, dan Method), antara lain menyangkut

    kelembagaan/struktur organisasi, biaya operasi, efisisensi, efektifitas,

    sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, peraturan-peraturan

    perundangan serta dukungan dana, yang dapat dikelompokkan sebagai

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    26

    kekuatan (strength-S) dan kelemahan (weaknesses-W).

    Selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 3.1

    2. Analisa Lingkungan Eksternal (ALE)

    Pada dasarnya ALE adalah melakukan identifikasi terhadap lingkungan

    di luar organisasi (Dinas). Analisa biasanya tertuju pada kondisi

    lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi,

    geografis dan keamanan. ALE dapat dikelompokkan sebagai peluang

    (opportunies-O) dan ancaman (threaths-T). Setelah analisa kondisi

    internal dan ekstenal Organisasi dicermati dengan baik, maka

    dilanjutkan dengan langkah berikutnya, KAFI dan KAFE. Selanjutnya

    dapat dilihat dalam Tabel 3.1

    3. Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan

    Analisis Faktor Eksternal (KAFE)

    Kesimpulan yang diperoleh dengan melalui pemberian Bobot, Rating,

    Scor (Bobot x Rating) terhadap masing-masing komponen S, W, O,

    T. Akhirnya diperoleh urutan Prioritas seperti yang ditunjukkan dalam

    Tabel 3.2, yang harus dianalisa lebih lanjut, yaitu Analisa stratejik

    dengan menentukan Asumsi-Asumsi Strategi (dengan Analisis

    SWOT) dan Menetapkan Urutan Asumsi Pilihan Strategi dalam

    rangka Menetukan Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan (FKK).

    4. Asumsi (ASI)

    ASI adalah kesimpulan tentang faktor-faktor lingkungan serta

    dampaknya terhadap masa depan organisasi (Dinas) selanjutnya akan

    berpengaruh pada internal organisasi (Dinas). Dalam kaitannya dengan

    penyusunan perencanaan strategik organisasi, asumsi dapat disebut

    sebagai asumsi organisasi (Dinas). Berdasarkan hasil analisa lingkungan

    strategis internal dan eksternal, dirumuskan asumsi sebagai berikut :

    a. Kebutuhan air meningkat seirama dengan bertambahnya jumlah

    penduduk dan pertumbuhan industri meningkat.

    b. Ekonomi belum pulih, sehingga pada lima tahun mendatang masih

    kesulitan.

    c. Organisasi pengelola sumber daya air semakin berperan pada masa

    mendatang.

    d. Peraturan Perundang-Undangan lima tahun mendatang mantap.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    27

    e. Konflik antar wilayah atau antar pengguna menurun.

    f. Data base akan tersusun dengan baik.

    g. Para pengguna air mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku.

    5. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK)

    FKK adalah faktor atau kegiatan atau kondisi yang terkait dengan hal-

    hal keberhasilan pelaksanaan misi organisasi (Dinas), yang dalam

    capaiannya akan menentukan sukses tidaknya organisasi. Faktor kunci

    keberhasilan merupakan jembatan antara misi dan tujuan organisasi

    dan sekaligus dapat mempertajam arah dan kekuatan dari perencanaan

    kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan pencermatan Iingkungan

    internal dan ekstemal Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    diperoleh beberapa kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

    peluang (opportunities), dan tantangan (threats) yang sangat

    berpengaruh pada pengelolaan SDA yang efektif, efisien, akuntabel dan

    merata serta lestari dapat dilihat dalam Tabel 3.1, Tabel 3.2 dan Tabel

    3.3. Dari hasil analisa seperti pada tabel-tabel tersebut, diperoleh

    Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) sebagai berikut :

    a. FKK 1, mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya Air

    b. FKK 2, menyempurnakan Peraturan Perundangan

    c. FKK 3, meningkatkan Daya Resap Air dan Pengamanannya

    d. FKK 4, meningkatkan Kemampuan Penyediaan Air

    e. FKK 5, meningkatkan Koordinasi Tata Pengaturan Air

    f. FKK 6, mengelola Manajemen Data

    g. FKK 7,meningkatkan Peran Serta Swasta dan Masyarakat

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    28

    TABEL 3.1 KAFI/IFAS DAN KAFE/EFAS

    FAKTOR BOBOT

    (%) RATING (1 5)

    SCORE (Bobot Rating)

    PRIORI TAS

    KEKUATAN (Strength) 1. Organisasi mapan 2. Tersedianya SOP Pengelolaan SDA 3. SDM yang berkualitas pengairan

    memadai 4. Tersedia wadah koordinasi

    20 15 15 5

    3 3 2 1

    60 45 30 5

    I

    II* IV

    VII

    KELEMAHAN (Weaknesses) 1. Data based belum lengkap 2. Pembagian air belum optimal 3. Belum sepenuhnya stake-holder

    dilibatkan dlm pengambilan keputusan

    4. Keterbatasan dana 5. Keterbatasan tersedianya air

    10 5 10

    10 10

    2 2 2 3 3

    20 10 20

    30 30

    V VI V

    IV** IV**

    TOTAL = 100 - - -

    PELUANG (Opportunity) 1. Tersedianya lokasi Waduk

    berpotensi untuk dibangun 2. Adanya UU 8/2005 dan UU 33/2004 3. Peningkatan PAD 4. Kebutuhan air terus menerus

    meningkat baik kualitas maupun kuantitas

    15

    15 15 10

    3 3 4 4

    45

    45 60 40

    II*

    II* I

    III

    ANCAMAN (Threats) 1. Pencemaran Air 2. Pengguna air tidak patuh thd

    aturan 3. Perusakan daerah tangkapan air 4. Konflik kepentingan antar wilayah

    daerah Kabupaten/Kota 5. Konflik kepentingan antar

    pengguna

    5 5

    15 10

    10

    2 4 2 3 3

    10 20

    30 30

    30

    VI V

    IV** IV**

    IV**

    100

    CATATAN SKALA NILAI RATING :

    a. Kekuatan & Peluang b. Kelemahan & Ancaman 1. Kurang 1. Sangat berpengaruh 2. Cukup 2. Berpengaruh 3. Baik 3. Cukup berpengaruh 4. Sangat Baik 4. Kurang berpengaruh

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    29

    TABEL 3.2 MATRIKS ANALISA SWOT , KAFI DAN KAFE

    INTERNAL

    EKSTERNAL

    KEKUATAN (Strength) [S] : 1. Organisasi mapan 2. Tersedianya SOP Pengelolaan SDA 3. SDM berkualitas pengairan memadai

    KELEMAHAN (Weakness) [W] : 1. Keterbatasan dana 2. Data based belum lengkap 3. Stake holder belum sepenuhnya dilibatkan 4. Keterbatasan ketersediaan air

    PELUANG (Opportunity) [O] : 1. Peningkatan PAD 2. Tersedianya Potensi untuk membangun

    Embung/Waduk 3. Adanya UU 32/2004 dan PP 25/2000 yang

    direvisi dengan UU 8/2005 dan UU 33/2004

    STRATEGI SO (Kekuatan Vs Peluang)

    Meningkatkan kemampuan penyediaan air [S1 O2]

    Penyempurnaan Peraturan Perundangan UU di bidang Pengairan [S3 O3]

    Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air [S2 O2]

    STRATEGI WO (Kelemahan Vs Peluang)

    Peningkatan peran serta Swasta dan Masyarakat [W3 O1]

    Pengelolaan Manajemen data [W2 O1]

    Melibatkan Stake Holder dan Customer untuk sadar air [W3 O3]

    ANCAMAN (Threats) [T] : 1. Tantangan konflik kepentingan antara

    wilayah Daerah Kabupaten/Kota 2. Perusakan daerah tangkapan air 3. Konflik kepentingan antar pengguna

    STRATEGI ST (Kekuatan Vs Ancaman)

    Peningkatan koordinasi tata pengaturan air [S1 T3]

    Mewujudkan azas kemanfaatan umum, keseimbangan dan kelestarian air [S2 T3]

    Meningkatkan daya resap didaerah tangkapan air dan pengamannya [S2 T2]

    STRATEGI WT (Kelemahan Vs Ancaman)

    Memanfaatkan potensi yang ada dengan meningkatkaan effisiensi [W4 T3]

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    30

    TABEL 3.3 MATRIKS ANALISA FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (FKK)

    STRATEGI VISI MISI NILAI-NILAI JUMLAH

    URUTAN FPK

    A b C d e F a B c D e 1. STRATEGI S O

    a. Meningkatkan kemampuan penyediaan air b. Penyempurnaan Peraturan UU di bidang SDA c. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air

    4 4 4

    4 4 4

    3 4 4

    4 4 3

    4 3 3

    3 3 3

    2 3 2

    3 3 4

    2 3 4

    3 4 3

    3 3 3

    4 2 3

    39 40

    40

    II* I*

    I*

    2. STRATEGI S T a. Peningkatan koordinasi Tata Pengaturan Air b. Mewujudkan azas kemanfaatan umum,

    keseimbangan dan kelestarian lingkungan c. Meningkatkan daya resap di daerah tangkapan air

    dan pengamannya

    3 3 4

    3 2 3

    4 3 3

    3 3 4

    3 2 3

    3 2 3

    2 3 3

    3 3 4

    3 3 2

    4 2 2

    3 2 2

    3 2 2

    37 30

    39

    III

    VI***

    II**

    3. STRATEGI W O a. Peningkatan peran serta swasta & masyarakat b. Pengelolaan manajemen data c. Melibatkan stakeholder dan customer untuk sadar air

    4 3 2

    2 3 2

    2 3 2

    4 3 3

    2 4 2

    3 3 2

    3 2 2

    3 2 3

    4 3 3

    4 2 3

    3 2 2

    2 2 2

    36 34 30

    IV V

    VI***

    4. STRATEGI W T a. Memanfaatkan potensi yang ada dengan

    meningkatkan efisiensi

    1

    1

    3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 18

    VII

    CATATAN SKALA NILAI RATING : NILAI-NILAI : 1. Kurang a. Kelestarian e. Kecukupan 2. Cukup b. Efektif dan efisien 3. Baik c. Adil 4. Sangat Baik d. Saling Menguntungkan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    31

    BAB IV

    RENCANA STRATEJIK

    4.1 Kerangka Pikir Rencana Stratejik

    FORMULASI STRATEJIK

    Kinerja Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur sudah

    menunjukkan kearah pengelolaan SDA yang efektif, efisien dan akuntabel.

    Namun penyesuaian dengan paradigma baru, kebijakan publik dan

    penyusunan Rencana Stratejik dalam pengelolaan sumber daya air sesuai

    dengan UU SDA No. 7 Tahun 2004 masih menunjukkan perlu adanya

    peningkatan. Hal yang demikian disebabkan oleh banyak faktor yang

    mempengaruhinya. Salah satu diantaranya adalah ketersediaan air yang

    ada dan terkelola masih belum memenuhi kebutuhan yang dari waktu ke

    waktu makin meningkat.

    VISI

    MISI

    NILAI

    TUJUAN

    SASARAN

    STRATEGI: -KEBIJAKAN -PROGRAM

    PENCERMATAN LINGKUNGAN

    INTERNAL

    PENCERMATAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

    KA FI

    KA FE

    S W O T

    F K K

    IMPLEMENTASI STRATEJIK

    EVALUASI

    RENCANA KEGIATAN TAHUNAN

    SISTEM PELAKSANAAN, PEMANTAUAN &

    PENGAWASAN

    LAPORAN PELAKSANAAN

    PERTANGGUNG- JAWABAN

    PENGUKURAN KINERJA

    PELAKSANAN KEGIATAN TAHUNAN

    PENGANG- GARAN

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    32

    Indikator tingkat kinerja dalam melaksanakan tugas di bidang

    pengelolaan sumber daya air yang efektif, efisien dan akuntabel dapat

    dilihat dari beberapa hal seperti berikut ini :

    1. Dari capaian kinerja atau produktifitas kerja didalam pengelolaan SDA

    apakah terus meningkat, apakah tepat waktu, tepat tujuan, tepat

    sasaran, apakah sesuai dengan program dan kegiatan yang telah

    ditetapkan.

    2. Dari produktifltas kerja, apakah sesuai dengan ketentuan, apakah

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, apakah semakin mantap

    sesuai dengan kompetensi di bidang pengelolaan SDA.

    3. Dari kompetensi kinerja DPU Pengairan Provinsi Jawa Timur apakah

    semakin meningkat, sehingga pelayanan dan pengelolaan SDA sesuai

    dengan ketersediaan dan permintaan. Apakah keluhan masyarakat

    penggguna air makain berkurang.

    Hal tersebut di atas dapat dianalisis masalahnya melalul

    pendekatan Manajemen Stratejik seperti pencermatan terhadap lingkungan

    stratejik baik internal dan eksternal dengan tahapan langkah-langkah

    seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Selanjutnaya, dalam

    uraian berikut penyusunan Rencana stratejik (RENSTRA) akan dijelaskan

    lebih detail.

    4.2 Penetapan Visi, Misi Dan Nilai

    1. VISI

    Visi adalah gambaran atau pandangan masa depan atau cita-cita yang

    ingin dicapai oleh Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur, sebagai

    harapan yang ideal dan memungkinkan untuk diwujudkan. Visi yang

    ditetapkan adalah :

    Terwujudnya Pengelolaan Sumber daya air yang menyeluruh,

    terpadu dan berwawasan lingkungan untuk mencapai

    kesejahteraan rakyat, serta mendukung Persatuan dan

    Kesatuan Nasional yang dilaksanakan secara berkeadilan

    dengan bertumpu pada peran serta keswadayaan masyarakat.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    33

    2. MISI

    Misi adalah pernyataan komprehensif tentang hal-hal yang hendak

    dicapai Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dalam rangka

    mewujudkan visi. Misi yang ditetapkan adalah :

    a. Meningkatkan pengelolaan SDA permukaan yang memberikan

    keadilan dan keselarasan masyarakat untuk memenuhi berbagai

    kebutuhan antar daerah dan antar kepentingan dengan melakukan

    konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak.

    b. Mendayagunakan sumber daya air secara adil serta memenuhi

    persyaratan kualitas dan kuantitas untuk berbagai kebutuhan

    masyarakat.

    c. Mengendalikan dan mengurangi dampak negatif daya rusak air.

    d. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha dan peran

    Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air.

    e. Membangun jaringan sistem informasi sumber daya air yang

    terpadu, antar sektor dan antar wilayah. Meningkatkan pengelolaan

    sumber daya air permukaan yang memberikan keadilan dan

    keselarasan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan antar

    daerah dan antar kepentingan dengan melakukan konservasi SDA,

    pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air.

    f. Meningkatkan standart pelayanan minimum (SPM) yang dapat

    memenuhi persyaratan minimal kelayakan, sehingga dapat

    menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat

    secara merata dan proporsional.

    g. Meningkatkan tata pengaturan yang berwawasan lingkungan dan

    berkelanjutan.

    h. Melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengawasan dalam

    penanggulangan akibat bencana alam banjir, kekeringan dan lain-

    lain terutama pada kawasan sumber produksi, pertanian dan

    Perkotaan.

    3 Nilai-nilai

    adalah merupakan prinsip sosial tujuan dan norma yang diterima dan

    diperlakukan oleh setiap individu, institusi (Dinas) atau masyarakat.

    Nilai nilai yang telah dipilih adalah :

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    34

    a. Kelestarian dan berkesinambungan

    b. Efektjf & efisien

    c. Adil dan merata

    d. Peran serta masyarakat

    4.3 Penetapan Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan

    Kegiatan.

    1. Tujuan

    Tujuan adalah merupakan penjabaran atau implementasi dari

    pernyataan misi. Dengan demikian tujuan adalah hasil akhir yang akan

    dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5

    (lima) tahun kedepan. Keberhasilan perumusan tujuan sangat

    dipengaruhi beberapa Kriteria diantaranya, akseptabilitas, fleksibilitas,

    dapat diukur, motivator, kesesuaiaan dengan rumusan visi dan misi

    organisasi dan mudah dipahami. Tujuan yang telah ditetapkan adalah :

    Terwujudnya pengelolaan sumber daya air yang efektif,

    efisien, akuntabel berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

    dengan mewujudkan :

    a. Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, pemukiman, rumah

    tangga dan industri secara kuantitas dan kualitas.

    b. Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya

    rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas

    lingkungan.

    c. Mewujudkan pengelolaan SDA yang lestari dan berkelanjutan.

    d. Melakukan sistem koordinasi antar pemangku kepentingan sehingga

    terwujud keserasian dan keterpaduan dalam pengelolaan SDA.

    e. Mewujudkan tata kelola manajemen yang mampu meningkatkan

    peran serta masyarkat dan dunia usaha dalam pengelolaan dan

    pembiayaan pemanfaatan SDA.

    2. Sasaran

    Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai

    atau dihasilkan oleh suatu organisasi dalam jangka waktu tahunan,

    semesteran, triwulan atau bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk

    kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran yang efektif memiliki kriteria

    SMART (Spesific, Measureble, Aggresive but Attainable, Result-oriented,

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    35

    Time Bound). Spesific dimaksudkan bahwa sasaran harus

    menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, memberikan arah dan

    tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk

    menyusun strategi dan kegiatan yang juga spesific. Measurable

    dimaksudkan bahwa sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan

    untk memastikan apa yang akan dicapai dan kapan. Aggresive but

    Attainable maksudnya bahwa sasaran harus menantang namun tidak

    boleh mengandung target yang tidak layak. Result-Oriented artinya

    bahwa sasaran harus berorientasi pada hasil yang ingin dicapai. Time

    Bound adalah sasaran harus dapat dicapai dalam waktu yang relatif

    pendek yang biasanya kurang dari seTahun. Sasaran yang telah

    ditetapkan adalah :

    a. Terlayaninya kebutuhan air untuk irigasi

    b. Tersedianya air baku untuk berbagai keperluan dan berkurangnya

    daerah kekeringan

    c. Terlayaninya masyarakat terhadap penggunaan air baku untuk

    kegiatan domistik dan industri

    d. Berkurangnya daerah genangan banjir untuk debit periode ulang

    tertentu

    e. Terselenggaranya sistem koordinasi tata pengaturan air dan

    penanganan banjir secara optimal

    f. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan, operasi dan

    pemeliharan sarana prasarana SDA

    g. Tercapainya peningkatan kualitas SDA

    Dengan implementasi sebagai berikut :

    a. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga,

    permukiman, pertanian, dan industri, dengan prioritas utama untuk

    kebutuhan pokok masyarakat miskin dan pertanian rakyat di daerah

    sulit air.

    1) Untuk irigasi dari luasan tanam 225% menjadi 250% (intensitas

    tanam).

    2) Untuk air baku dari kekurangan sebesar 3.184,703 juta m3 dapat

    terpenuhi sebesar 25%.

    b. Berkurangnya dampak bencana banjir untuk periode ulang tertentu,

    dan kekeringan, yang ditandai dengan berkurangnya luas daerah

    genangan banjir, dan luas lahan sawah beririgasi yang mengalami

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    36

    kekeringan.

    1) Luas genangan banjir dari 28.000 ha berkurang menjadi 22.000

    ha, sehingga rata-rata pertahun bisa berkurang 1.200 ha.

    2) Luas lahan sawah beririgasi teknis rawan kering dari 42.651 ha

    berkurang menjadi 22.326 ha, sehingga rata-rata pertahun dapat

    mengurangi resiko kekeringan seluas 4.065 ha.

    c. Pulihnya kondisi sumber-sumber air dan prasarana sumber daya air,

    dan ketersediaan air baku bagi masyarakat, yang ditandai dengan

    meningkatnya kapasitas tampung air baku, berkurangnya jumlah

    jaringan dan bangunan irigasi yang rusak, meningkatnya perubahan

    areal sawah tadah hujan atau areal sawah sederhana menjadi areal

    irigasi teknis.

    1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi (JI) secara optimal

    dari 70% menjadi 85%.

    2) Peningkatan sistem irigasi sederhana dan atau setengah teknis

    menjadi irigasi teknis dari 726.373 ha menjadi 720.610 ha.

    d. Berlanjutnya pembentukan Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air

    (G-HIPPA).

    1) Jumlah HIPPA (tunggal) sebanyak 6.207 buah :

    Dari yang belum berbadan hukum 787 buah menjadi berbadan

    hukum 1387 buah (30%). (bukan wewenang Pengairan Provinsi)

    2) Jumlah GHIPPA sebanyak 732 buah :

    a) Yang berbadan hukum dari 456 buah menjadi 583 buah.

    b) Meningkatnya kualitas/pemberdayaan HIPPA dalam bidang :

    (4) Kelembagaan menjadi berbadan hukum 100% atau

    1387 buah.

    (5) Teknis operasi dan pemeliharaan yaitu tercapainya SDM

    terampil pada 50% dari jumlah HIPPA yang telah

    terbentuk

    (6) Keuangan yaitu HIPPA dapat mengelola keuangan

    secara mandiri sejumlah 10% dari jumlah HIPPA yang

    telah terbentuk.

    e. Terkendalinya pemanfaatan air tanah.

    1) Meningkatnya fungsi layanan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

    secara optimal dari 40% menjadi 60%.

    2) Bertambahnya Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) baru 875 ha.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    37

    f. Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan

    berkelanjutan.

    Tersusunnya pola pengelolaan sumber daya air pada 7 WS di

    Provinsi Jawa Timur.

    g. Terkendalinya potensi konflik air.

    Berkurangnya potensi konflik pemanfaatan air melalui tersusunnya

    Pola Operasi Alokasi Air (POAA) di 7 Wilayah Sungai.

    h. Terkendalinya/terpantaunya pencemaran air.

    Terpantaunya kualitas Air Badan Air (ABA) dan Air Limbah Industri

    (ALI) pada 7 WS, melalui penambahan titik pantau dari 384 lokasi

    menjadi 499 lokasi (kenaikan 30%).

    i. Terlindunginya daerah muara pantai dari abrasi air laut, dan

    sedimen sungai terutama pada 7 WS.

    Meningkatnya jumlah muara pantai yang terlindungi sebanyak 14

    lokasi.

    j. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat.

    1) Meningkatnya jumlah pertemuan sosialisasi dan konsultasi

    masyarakat dari 2 kegiatan/Tahun menjadi 3 kegiatan/Tahun.

    2) Terwujudnya jumlah kegiatan partisipatif masyarakat sebanyak 5

    kegiatan/Tahun.

    3) Terwujudnya jumlah kegiatan CSR (Coorporate Social

    Responsibililty) sebanyak 1 kegiatan/Tahun.

    k. Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerja sama antar instansi.

    Terciptanya koordinasi antar instansi dari sedang menjadi lebih baik

    yang ditandai dengan terjalinnya kerjasama (MoU) antara

    Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Masyarakat.

    l. Terciptanya pola pembiayaan yang berkelanjutan.

    Meningkatnya jumlah pembiayaan dari dunia usaha baik melalui

    kegiatan CSR atau direct invesment sebanyak 1 kegiatan/Tahun.

    m. Terselenggaranya sistem koordinasi tata pengaturan air dan

    penanganan banjir secara optimal, melalui pembentukan Dewan

    Sumber Daya Air tingka Provinsi dan Tingkat Wilayah Sungai (WS).

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    38

    n. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan operasi dan

    pemeliharaan sarana prasarana SDA melalui pembangunan Sistem

    Informasi Management Pengelolaan Sumber Daya Air (SIM-PSDA)

    yang terkoneksi dengan Pemerintah Kab./ Kota dengan Pemerintah

    Pusat dan bisa diakses oleh masyarakat.

    3. Strategi

    Strategi adalah suatu usaha untuk merealisasikan tujuan dan sasaran

    organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan pemilihan strategi adalah

    proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam

    upaya pencapaian tujuan dan sasaran dengan cara yang paling baik.

    Strategi juga memperhatikan bagaimana organisasi meningkatkan

    kinerjanya, dan bagaimana mencapai misinya. Strategi yang telah

    ditetapkan seperti pada Tabel 3.3 adalah :

    a. Meningkatkan kemampuan penyediaan air

    b. Penyempurnaan peraturan perundang-Undangan di bidang

    pengairan

    c. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air

    d. Peningkatan Koordinasi Tata pengaturan air

    e. Mewujudkan azas kemanfaatan umum, keseimbangan dan

    kelestarian lingkungan

    f. Meningkatkan daya resap didaerah tangkapan air dan pengamannya

    g. Peningkatkan peran serta swasta dan masyarakat

    h. Pengelolaan manajemen data

    i. Melibatkan stakeholders dan contemers untuk sadar air

    j. Memanfaatkan potensi yang ada dengan meningkatkan efisiensi

    4. Kebijakan

    Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah

    ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dan

    pengembangan dan pelaksanaan program / kegiatan guna tercapainya

    kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudannya. Kebijakan yang

    telah ditetapkan adalah :

    a. Mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian melalui

    optimalisasi lahan dan SDA

    b. Menyediakan air baku lainnya untuk berbagai keperluan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    39

    c. Penataan daerah manfaat sungai

    d. Peningkatan koordinasi Tata Pengaturan Air seluruh stakeholder

    e. Konservasi dan pelestarian sumber daya air

    f. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

    g. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

    h. Pengendalaian perijinan dan rekomendasi

    i. Pelaksanaan peraturan perundangan terkait kewenangan Provinsi

    j. Melaksanakan PP. 14/1994 ; PP. 15/1994 dan PP. 16/1994

    k. Melaksanakan pengendalian anggaran keuangan secara efektif dan

    efisien

    Adapun Arah Kebijakan adalah :

    1. Mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air

    baku diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah

    tangga penduduk miskin, terutama di wilayah rawan defisit air.

    2. Pemulihan awal pelayanan sumber daya air yang rusak akibat

    bencana alam dilakukan secara darurat, terutama penyediaan air

    baku bagi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi sumber-

    sumber air permukaan, dan pengendalian banjir dengan pendekatan

    flood management.

    3. Penanggulangan banjir diutamakan pada wilayah berpenduduk

    padat yang dihuni masyarakat miskin, dan wilayah strategis.

    4. Penanggulangan banjir berulang pada wilayah tertentu dilakukan

    melalui perbaikan manajemen air daerah aliran sungai (DAS).

    5. Pengelolaan sumber daya air memperhatikan keserasian antara

    konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara

    pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan

    demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan

    kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang untuk

    menciptakan pola pengelolaan sumber daya air yang lebih

    berkeadilan.

    6. Konservasi sumber-sumber air menggunakan pendekatan vegetatif,

    diimbangi upaya lain, antara lain rekayasa keteknikan, yang lebih

    bersifat quick yielding.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    40

    7. Mengedepankan pembangunan tampungan air berskala kecil.

    Pembangunan tampungan air berskala besar perlu pertimbangan

    lebih hati-hati, karena menghadapi masalah lebih kompleks,

    terutama isu sosial dan lingkungan.

    8. Meningkatkan konservasi sumber-sumber air ditujukan untuk

    melestarikan kuantitas air, dan juga memelihara kualitas air.

    9. Meningkatkan upaya konservasi air tanah melalui pengisian kembali

    (recharging), pembuatan sumur resapan, atau aplikasi teknologi lain

    yang tersedia dan layak.

    10. Meningkatkan pelestarian waduk, bendungan, embung dan ranu

    (telaga), serta pengamanan daerah aliran sungai untuk melindungi

    sumber daya air dan bencana banjir.

    11. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan

    kebutuhan air irigasi, difokuskan pada peningkatan fungsi jaringan

    irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi areal

    irigasi berfungsi yang rusak, dan peningkatan kinerja operasi dan

    pemeliharaan.

    12. Rehabilitasi dan peningkatan fungsi jaringan diprioritaskan pada

    areal yang ketersediaan airnya terjamin dan petani penggarapnya

    sudah siap, terutama di daerah lumbung padi.

    13. Penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan jaringan dalam seluruh

    proses kegiatannya dilakukan berbasis partisipasi masyarakat dan

    petani.

    14. Mengendalikan kecenderungan meningkatnya alih fungsi lahan

    melalui pengembangan berbagai skema insentif kepada petani agar

    bersedia mempertahankan lahan sawahnya.

    15. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara

    pemangku kepentingan tidak hanya pada saat kejadian banjir, tapi

    juga pada tahap pencegahan, serta pemulihan-pasca bencana.

    16. Mengamankan pantai-pantai dari abrasi, terutama pada pulau-pulau

    kecil, serta pusat kegiatan ekonomi, terutama yang

    terkait/terpengaruh oleh muara sungai.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    41

    17. Mengendalikan pemanfaatan air tanah untuk menjaga kelestarian

    lingkungan.

    18. Mengembangkan modal sosial pengelolaan sumber daya air melalui

    pendekatan budaya, dengan menggali dan merevitalisasi kearifan

    lokal (local wisdom).

    19. Menata kelembagaan pengelolaan sumber daya air melalui

    pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-

    masing pemangku kepentingan.

    20. Mendorong keterpaduan pengelolaan sumber daya air dalam satu

    wilayah sungai antara pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kab./kota.

    5. Program

    Program adalah merupakan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk

    mewujutkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi

    atau Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur. Keberhasilan program

    erat kaitannya dengan kebijakan yang diambil Dinas PU Pengairan

    Provinsi Jawa Timur dan harus sejalan dengan program yang telah

    ditetapkan pemerintah. Program yang telah ditetapkan adalah :

    a. Program Prioritas :

    1) Program penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Program ini bertujuan meningkatkan penyediaan air baku untuk

    memenuhi kebutuhan rumah tangga, terutama masyarakat

    miskin di pedesaan dan perkotaan, serta industri.

    Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain

    pada:

    a) Operasi dan pemeliharaan, serta rehabilitasi saluran

    pembawa dan prasarana air baku lainnya.

    b) Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa

    air baku, terutama pada kawasan-kawasan dengan tingkat

    kebutuhan air baku tinggi di wilayah penduduk miskin yang

    sulit air.

    c) Pembangunan sumur-sumur air tanah dengan

    memperhatikan prinsip-prinsip conjuctive use pada daerah-

    daerah rawan air, pulau-pulau kecil, dan daerah tertinggal.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    42

    d) Sinkronisasi kegiatan antara penyediaan air baku dengan

    kegiatan pengolahan dan distribusi.

    e) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat lokal untuk

    mengelola dan memanfaatkan sumber daya air melalui swa-

    organisasi dan swa-kelola.

    f) Pembentukan mekanisme subsidi silang sebagai alternatif

    pembiayaan dalam penyediaan air bersih untuk masyarakat

    miskin.

    2) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    Program ini bertujuan mengurangi tingkat risiko dan periode

    genangan banjir, serta menanggulangi akibat bencana banjir dan

    abrasi pantai yang menimpa daerah produksi, permukiman, dan

    sarana publik lainnya, sehingga dampak bencana banjir dan

    kekeringan dapat dikurangi, serta terlindunginya daerah pantai

    dari abrasi air laut, terutama pada pulau-pulau kecil, dan wilayah

    strategis serta yang terkait/terpengaruh oleh muara sungai.

    Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain

    pada:

    a) Peningkatan pembangunan prasarana pengendali banjir dan

    pengamanan pantai, terutama pada daerah-daerah rawan

    bencana banjir dan abrasi air laut pada wilayah strategis,

    daerah tertinggal, serta pulau-pulau kecil yang

    terkait/terpengaruh oleh muara sungai.

    b) Peningkatan pembangunan embung-embung untuk

    penampungan air hujan di wilayah rawan banjir, sekaligus

    berfungsi untuk kegiatan perikanan, irigasi, dan sumber air

    bersih.

    c) Pengembangan manajemen air Sungai Bengawan Solo di

    wilayah kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik,

    agar air tak langsung terbuang ke laut, dengan membuat

    banyak tampungan baik di sungai maupun di darat yang

    bersifat sementara (Retarding Basin) yang sejajar dengan

    aliran sungai.

    d) Rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan alur sungai, prasarana

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    43

    pengendali banjir, dan pengamanan pantai, termasuk tanggul

    dan normalisasi sungai.

    e) Pengendalian aliran air permukaan (run off) di daerah

    tangkapan air dan badan-badan sungai melalui pengaturan

    dan penegakkan hukum.

    f) Penggalian dan pengembangan budaya masyarakat setempat

    dalam mengendalikan banjir.

    3) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa,

    dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Program ini bertujuan mewujudkan pengelolaan jaringan irigasi,

    rawa, serta jaringan pengairan lainnya untuk meningkatkan

    pemenuhan kebutuhan air pertanian, dan pengendalian

    pemanfaatan air tanah untuk irigasi.

    Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain

    pada:

    a) Pemberdayaan petani pemakai air, terutama dalam

    pengelolaan jaringan irigasi.

    b) Peningkatan jaringan irigasi yang belum berfungsi.

    c) Rehabilitasi jaringan irigasi, terutama pada daerah penghasil

    pangan, dan jaringan rawa.

    d) Pengelolaan jaringan irigasi dan rawa, serta jaringan

    pengairan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Jawa

    Timur.

    e) Optimalisasi pemanfaatan lahan irigasi dan rawa yang telah

    dikembangkan.

    f) Peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan

    irigasi.

    g) Revitalisasi peran-peran lokal tradisional dalam pengelolaan

    dan pemeliharaan sumber daya air untuk irigasi pertanian.

    b. Program Penunjang :

    1) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai,

    Danau, dan Sumber Air Lainnya

    Program ini bertujuan meningkatkan keberlanjutan fungsi dan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    44

    pemanfaatan sumber daya air, mewujudkan keterpaduan

    pengelolaan, serta menjamin kemampuan keterbaharuan dan

    keberlanjutannya sehingga dapat dicapai pola pengelolaan

    sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan serta

    mengendalikan eksploitasi air tanah.

    Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain

    pada :

    a) Penatagunaan sumber daya air.

    b) Penyelenggaraan konservasi air tanah pada wilayah kritis air.

    c) Peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan waduk,

    danau, embung, serta bangunan penampung air lainnya.

    d) Rehabilitasi bangunan tampungan air seperti waduk/embung.

    e) Percepatan pembangunan waduk, embung, dan bangunan

    penampung air lainnya dalam skala kecil di wilayah rawan

    kekeringan.

    f) Peningkatan pemanfaatan potensi kawasan dan air waduk,

    danau, embung, dan bangunan penampung air lainnya,

    termasuk untuk pengembangan wisata tirta.

    g) Pengembangan pembiayaan kompetitif (competitive fund)

    untuk konservasi air oleh kelompok masyarakat maupun

    pemerintah daerah.

    h) Penggalian dan pengembangan budaya masyarakat dalam

    konservasi air.

    i) Pengembangan teknologi tepat guna.

    2) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

    Program ini bertujuan mewujudkan kelembagaan yang efektif

    sehingga potensi konflik air dapat dikendalikan; dan

    meningkatkan partisipasi masyarakat, kualitas koordinasi serta

    kerja sama antar-instansi

    Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan antara lain

    pada :

    a) Penyusunan/penyesuaian Peraturan Perundang-Undangan

    tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; Sungai; Pengusahaan

    Sumber Daya Air Wilayah Sungai; Irigasi; Pembiayaan

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    45

    Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai; Perum Jasa

    Tirta.

    b) Penataan dan perkuatan kelembagaan pengelola sumber

    daya air daerah provinsi, maupun kabupaten/kota.

    c) Pengembangan dan pembentukan wadah koordinasi

    pengelolaan sumber daya air tingkat provinsi, SWS, dan/atau

    kabupaten/kota.

    d) Perkuatan UPT PSDAWS pengelolaan sumber daya air.

    e) Pembangunan sistem informasi dan pengelolaan data yang

    dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang akurat,

    aktual, dan mudah diakses.

    f) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan,

    pengelolaan, dan konservasi sungai, danau, dan sumber air

    lainnya.

    g) Peningkatan kemampuan dan pemberdayaan masyarakat dan

    Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dalam hal teknis,

    organisasi, dan administrasi pengembangan dan pengelolaan

    irigasi dan sumber daya air lainnya.

    h) Penegakan hukum dan peraturan terkait dengan pengelolaan

    sumber daya air.

    6. Kegiatan

    Kegiatan adalah merupakan tindakan nyata dalam jangka waktu

    tertentu dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai

    sasaran dan tujuan dengan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang

    telah ditetapkan berdasarkan program yang telah disusun. Kegiatan ini

    didalamnya mencakup kegiatan utama dan kegiatan penunjang.

    Kegiatan yang telah ditetapkan adalah :

    a. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi

    Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya.

    1) Pembangunan Waduk, Embung, Check-Dam dan Tampungan

    lainnya.

    2) Perbaikan Waduk, Embung, Check Dam, dan Tampungan

    lainnya.

    3) Pengerukan Waduk, Embung, dan Tampungan lainnya.

  • Renstra Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    46

    4) Operasi dan Pemeliharaan Waduk, Embung, Check Dam, dan

    Tampungan lainnya.

    b. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,

    dan Jaringan Sumber daya air Lainnya.

    1) Pembangunan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI Pompa Air

    Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.

    2) Peningkatan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI Pompa Air

    Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.

    3) Rehabilitasi dan Perbaikan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI

    Pompa Air Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.

    4) Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (JI) Permukaan dan JI

    Pompa Air Tanah dan Jaringan SDA Lainnya.

    c. Program penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    1) Pembangunan Waduk, Embung, Tampungan lainnya untuk

    penyediaan Air Baku.

    2) Perbaikan Waduk, Embung penyediaan Air Baku, dan

    Tampungan lainnya.

    3) Pengerukan Waduk, Embung penyediaan Air Baku dan

    Tampungan lainnya.

    4) Operasi dan Pemeliharaan Waduk, Embung penyediaan Air Baku

    dan Tampungan lainnya.

    d. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    1) Pembangunan Bangunan Pengendali Banjir, Tanggaul Tanah,

    Tanggul Beton/Pasangan atau Parapet, Konstruksi Penahan

    Longsor, dan Penanganan sebelum, sedang, setelah Banjir.

    2) Perbaikan Bangunan Pengendali Banjir, Tanggaul Tanah,

    Tanggul Beton/Pasangan atau Parapet, Konstruksi Penahan

    Longsor.

    3) Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengendali Banjir,

    Tanggaul Tanah, Tanggul