31
RENCANA AKSI HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 17 Februari 2016 1

rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

  • Upload
    lykhanh

  • View
    250

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI

BERBASIS MINERAL TAMBANG

Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

Jakarta, 17 Februari 2016

1

Page 2: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

TOPIK BAHASAN

PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG PEMBANGUNAN INDUSTRI

PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM

2

I

II

III

IV

V

Page 3: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

3

4,63

6,22

6,49 6,23 5,78

4,52

2,56

5,12

6,74 6,42 6,10

5,23

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

2009 2010 2011 2012 2013 2014 smt. 1

(%)

Ekonomi Nasional Industri Non Migas

PENDAHULUAN I

PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL VS PERTUMBUHAN INDUSTRI NON MIGAS

Page 4: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS (%)

Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2015)

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** 2014 TW I 2015 TW I

1 Industri Makanan dan Minuman 10.98 10.33 4.07 9.54 9.42 8,16

2 Industri Pengolahan Tembakau -0.23 8.82 -0.27 8.85 11.33 2,23

3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6.49 6.04 6.58 1.53 3.02 -0,98

4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 10.94 -5.43 5.23 5.51 6.44 3,35

5 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya -2.72 -0.80 6.19 6.07 5.87 0,88

6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan

Reproduksi Media Rekaman 3.89 -2.89 -0.53 3.43 0.06 -1,18

7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 8.66 12.78 5.10 3.89 4.63 9,05

8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 2.08 7.56 -1.86 1.16 5.44 -3,49

9 Industri Barang Galian bukan Logam 7.78 7.91 3.34 2.39 1.05 4,90

10 Industri Logam Dasar 13.56 -1.57 11.63 5.89 3.04 8,66

11 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan

Peralatan Listrik 8.79 11.64 9.22 2.92 0.86 8,14

12 Industri Mesin dan Perlengkapan 8.53 -1.39 -5.00 8.80 8.65 -2,39

13 Industri Alat Angkutan 6.37 4.26 14.95 3.94 4.06 4,81

14 Industri Furnitur 9.93 -2.15 3.64 3.58 2.44 5,13

15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan

Mesin dan Peralatan -1.09 -0.38 -0.70 7.30 14.62 1,77

Industri Non Migas 7.46 6.98 5.45 5.61 5.51 5.21

PRODUK DOMESTIK BRUTO 6.17 6.03 5.58 5.02 5.14 4.71

Pertumbuhan cabang industri non migas pada TW I Tahun 2015 yang tertinggi dicapai oleh

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional sebesar 9,05%, Industri Logam Dasar sebesar

8,66%, Industri Makanan dan Minuman sebesar 8,16%, serta Industri Barang Logam sebesar

8,14%.

PENDAHULUAN (Lanjutan..) I

4

Page 5: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

TANTANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

DEINDUSTRIALIZATION

POPULASI INDUSTRI LEMAH

PRODUKTIVITAS RENDAH

INDUSTRI BAHAN SETENGAH JADI /SUBASSEMBLY LEMAH

INDUSTRI PENGOLAH KOMODITI PRIMER LEMAH

TERKONSENTRASI DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

6

1

2

3 4

5

PENDAHULUAN (Lanjutan..) I

5

Page 6: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG

PEMBANGUNAN INDUSTRI II

DASAR HUKUM

UUD 1945 Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (Pasal 33

ayat 2); Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3) UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 102

Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan, dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara.

Pasal 103 (1) Pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam

negeri. (2) Pemegang IUP dan IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengolah dan memurnikan hasil penambangan

dari pemegang IUP dan IUPK lainnya. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 serta pengolahan

dan pemurnian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 170

Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian Pasal 32

(1) Dalam rangka peningkatan nilai tambah industri guna pendalaman dan penguatan struktur industri dalam negeri, Pemerintah dapat melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Page 7: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

KEBIJAKAN PEMERINTAH (Lanjutan..) II

DASAR HUKUM LANJUTAN 1

UU Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian (Lanjutan ) Pasal 33

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam untuk Industri dalam negeri.

(2) Guna menjamin ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam untuk Industri dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengatur pemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan Industri dalam negeri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pemanfaatan sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Penjelasan Pasal 33 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “menjamin ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam” adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan Industri dalam negeri baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “mengatur pemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan Industri dalam negeri” adalah pengendalian ekspor atas Bahan Baku yang berasal dari sumber daya alam non hayati seperti bahan galian tambang, logam dan non logam (bijih besi, bauksit, pasir besi, pasir kuarsa dan lain-lain), atau yang bersifat hayati, seperti hasil hutan, dengan mengutamakan kebutuhan dalam negeri. Ekspor Bahan Baku dimungkinkan hanya apabila kebutuhan Industri dalam negeri sudah tercukupi. PP No. 41 Tahun 2015 Tentang Sumber Daya Industri Pasal 19 (1) Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri wajib memanfaatkan Sumber Daya Alam secara efisien, ramah

lingkungan, dan berkelanjutan. (2) Pemanfaatan Sumber Daya Alam oleh Perusahaan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada tahap

perancangan produk, perancangan proses produksi, tahap produksi, optimalisasi sisa produk, dan pengelolaan limbah. (3) Pemanfaatan Sumber Daya Alam oleh Perusahaan Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan pada

tahap perancangan, pembangunan, dan pengelolaan Kawasan Industri, termasuk pengelolaan limbah.

Page 8: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

KEBIJAKAN PEMERINTAH (Lanjutan..) III

KAITAN / KONTRIBUSI KEGIATAN DALAM PENCAPAIAN SASARAN RIPIN 2015 – 2035, RPJMN 2015 – 2019, DAN RENSTRA 2015 - 2019

KETERKAITAN DENGAN RPJMN 2015-2019 (Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Nasional 2015-2019) Arah kebijakan pembangunan industri Penumbuhan populasi industri dengan mendorong investasi baik melalui penanaman modal asing maupun modal dalam negeri, dengan mendorong investasi untuk industri pengolah sumber daya alam, baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan (hilirisasi), yaitu industri pengolah: Mineral hasil pertambangan yang mencakup industri pengolahan dan pemurnian besi baja dasar, pengolahan dan pemurnian bukan besi (aluminium, tembaga, dan nikel), pembentukan logam, logam untuk industri strategis, dan pengolahan logam tanah jarang. Penyelenggaraan Litbang (Riset) Berdasarkan Buku II Agenda Pembangunan Bidang bahwa salah satu fokus bidang penyelenggaran riset yang diamanatkan pada RPJPN 2005-2025 adalah material maju yang selanjutnya disebut sebagai Program Utama Nasional (PUNAS) Riset. Bahan material maju yang diharapkan dapat dikuasai pembuatannya secara industri di dalam negeri salah satunya adalah material maju tanah jarang.

KETERKAITAN DENGAN RIPIN 2015-2035 (Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun

2015-2035)

Berdasarkan jenis industri dalam tahapan

pembangunan industri prioritas, bahwa pada Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam pada tahun 2015-2019 diamanatkan untuk industri konsentrat logam tanah jarang, industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar, industri pengolahan dan pemurnian logam dasar bukan besi (aluminium, tembaga dan nikel) sebagai sasaran pengembangan industri prioritas

Page 9: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia; melalui penyiapan SDM yang berkompeten; serta fasilitasi penguatan tempat uji kompetensi (TUK) dan lembaga sertifikasi SDM industri dan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)

2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam; melalui jaminan ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) dengan berkoordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir.

3. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri; melalui peningkatan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi industri, penelitian dan pengembangan yang terintegrasi, serta meningkatkan kerjasama industri internasional untuk alih teknologi, peningkatan investasi dan penguasaan pasar ekspor.

4. Pengembangan dan Pemanfaatan Kreativitas dan Inovasi; melalui fasilitasi pendirian pusat desain dan pusat inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri.

5. Penyediaan Sumber Pembiayaan; dengan memfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang kompetitif bagi industri.

KEBIJAKAN PEMERINTAH (Lanjutan..) III

9

Page 10: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM IV

PENDAHULUAN

Industri Logam merupakan Industri Prioritas, karena :

Merupakan industri vital dan strategis yang menopang

industri di berbagai bidang khususnya industri

manufaktur berbasis industri logam serta penunjang

pembangunan sektor konstruksi/ infrastruktur dan lain

sebagainya. Berbagai kegiatan industri selalu

berhubungan dengan peralatan yang berupa mesin

dimana komponen utamanya (sekitar >85%) adalah

berupa logam.

Merupakan Industri yang digunakan dalam

mendukung industrialisasi yang penggunaannya

sangat luas seperti dermaga, kapal laut, landasan

airport, jembatan antar pulau, rel kereta api, pipa

bawah laut, jalan tol, jaringan listrik, telekomunikasi, dll.

10

Page 11: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

11

0,99 3,05

6,28

1,81

8,38

4,73

4,63

6,22 6,49

6,23 5,78 4,52

2,56

5,12

6,74 6,42 6,10

5,23

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

2009 2010 2011 2012 2013 2014 smt. 1

(%)

IMDL Ekonomi Nasional Industri Non Migas

No. Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013Trend (%)

(2008-13)2014 smt. 1

1 Jumlah Perusahaan Unit 948 980 988 1,005 1,036 1,131 3.09 -

2 Jumlah Tenaga Kerja Orang 219,713 224,979 226,206 229,232 230,797 280,791 3.83 315,105

3 Pertumbuhan * % -0.78 0.99 3.05 6.28 1.81 8.38 3.17 4.73

4 Utilisasi * % 61.76 62.02 63.10 66.92 67.60 69.54 64.58 -

5 Ekspor Juta USD 10,440.5 7,351.7 10,736.5 12,508.3 9,998.5 9,168.0 1.22 5,527.6

6 Impor Juta USD 15,112.1 9,347.5 13,555.8 17,243.9 20,417.0 19,345.0 11.53 9,790.7

7Total Investasi (1 US$ : Rp

9.000-Rp. 11.740)Triliun Rp. 68.4 73.8 75.6 77.8 79.6 105.4 7.16 129.7

a. Investasi dalam USD Juta USD 5,126.3 5,543.7 5,729.8 5,871.2 5,927.6 7,735.4 6.74 8,193.1

b. Investasi dalam Rp. Miliar Rp. 22,244.3 23,892.5 24,036.2 24,983.2 26,253.7 31,907.9 6.26 33,495.2

Catatan : *) Angka Pertumbuhan dan Utilisasi pada kolom Trend (%) (2008-2013) adalah angka rata-rata (2008-2013)

PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM (Lanjutan..) IV

KINERJA INDUSTRI LOGAM

Page 12: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

INDUSTRI BESI BAJA

INDUSTRI ALUMINIUM

INDUSTRI TEMBAGA

INDUSTRI NIKEL

12

PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM (Lanjutan..) IV

INDUSTRI PRIORITAS LOGAM

Page 13: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

KONDISI INDUSTRI LOGAM HULU NASIONAL

Tantangan Internal & Eksternal

Industri Logam

Nasional

Pasokan Baja Impor

Penurunan Harga Baja

Unfair Trade, Dumping &

Subsidi

Kenaikan Harga Gas

Alam

Kenaikan Harga Listrik

Kenaikan UPMK

Fluktuasi Nilai Tukar

Rupiah

Beban Investasi

Faktor Global

Faktor Domestik

Faktor Internal Industri

Kapasitas terbatas

Teknologi lama

13

PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM (Lanjutan..) IV

Page 14: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

SMELTER Produk

Logam

Infrastruktur

Tenaga Kerja

Teknologi

Lahan

Investasi

Pertambangan

Bijih Mineral

Sektor Industri

Bahan Baku Industri: Elektronika, Permesinan, Transportasi

Sektor Infrastruktur

Pembangunan jembatan, jalan, fasilitas umum

Sektor Ekonomi

Pemerataan Pembangunan di Daerah

Penyerapan Tenaga Kerja

Penghematan dan Penambahan devisa

MULTIPLIER

EFEK

14

PENGEMBANGAN INDUSTRI LOGAM (Lanjutan..) IV

PROGRAM PENGUATAN INDUSTRI HILIR

Page 15: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM V

1. INDUSTRI BESI BAJA Industri Penggerak PT. MJS & PT DPS

No. Jenis Industri Penggerak Investor Investasi Kapasitas Lokasi Progress

1. Besi Baja (baja profile, wire rod, dan bar)

PT. Delta Prima Steel

PT. Meratus Jaya Steel

PT. Krakatau Steel

PT. Antam

CAPEX: USD 150 juta

Power plant: USD 300 juta

500 ribu ton

Batulicin, Kalimantan

Selatan

Sudah terbangun industri sponge iron dengan kapasitas PT. MJS 300 ribu ton dan PT. DPS 100 ribu ton

Tersusunnya rencana aksi pembangunan industri baja profile, wire rod, dan bar untuk dilaksanakan mulai tahun 2016, seperti : - Penyusunan izin lingkungan - Penyusunan feasibility study - Pembebasan lahan untuk

stockpile dan bahan baku 50 Ha

- Pembangunan pelabuhan di Batulicin

- Pembangunan jalan dari kawasan industri ke pelabuhan

- Pembangunan power plant

Page 16: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan …) V

2. INDUSTRI ALUMINIUM Industri Penggerak PT. WHW & PT. Inalum

No. Jenis Industri Penggerak Investor Investasi Kapasitas Lokasi Progress

1. Alumina Refinery (Smelter Grade Alumina)

PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery

PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery

USD 1,1 milliar

2 juta ton Ketapang, Kalimantan

Barat

Konstruksi power plant

Konstruksi pabrik

Konstruksi pelabuhan

Konstruksi infrastruktur

Peninjauan kembali fasiliats tax holiday

Fasilitasi pembangunan Kawasan Industri Ketapang

2. Aluminium PT. Inalum (first plant)

PT. Inalum Slab 50 KT Billet 30 KT

Wire rod 50 KT Aluminium Alloy 90

KT

Asahan, Sumatera

Utara

Telah terbangun industri ingot aluminium (PT. Inalum) dengan kapasitas 250 ribu ton

Konstruksi pabrik

Commisioning pabrik billet dan aluminium alloy

Fasilitasi pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung

Page 17: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan …) 3 3. INDUSTRI TEMBAGA Penggerak: Konsorsium Tembaga

No. Jenis Industri Penggerak Investor Investasi Kapasitas Lokasi Progress

1. Tembaga Konsorsium BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company)

PT. Peleburan Tembaga Semare (Pasuruan)

Konsorsium BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company)

PT. Peleburan Tembaga Semare (Pasuruan)

USD 3 miliar 600 ribu ton bahan baku

katoda tembaga

Gresik dan Pasuruan

Jaminan dan komitmen (CSPA) PT. FI dan PT. NNT untuk mensuplai konsentrat guna memenuhi kebutuhan industri tembaga dalam negeri

Fasilitasi kerjasama antara PT. FI dengan konsorsium BUMN dan PT. NNT dengan PT. Peleburan Tembaga Semare

Pembentukan JVC/Badan Hukumantara PT. FI dengan konsorsium BUMN(PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company) dan PT. NNT dengan PT. Peleburan Tembaga Semare

Penyusunan FS konsorsium BUMN pembangunan industri tembaga di Gresik

Fasilitasi insentif fiskal untuk JVC/Badan Hukum antara PT. FI dengan konsorsium BUMN dan PT. NNT dengan PT. Peleburan Tembaga Semare

Page 18: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM (Lanjutan …) V 4. INDUSTRI NIKEL Penggerak: PT Feni Haltim & PT. SMI (Lanjutan)

No. Jenis Industri Penggerak Investor Investasi Kapasitas Lokasi Progress

4. Nikel PT. Ferronickel

Haltim

PT. Ferronickel

Haltim

CAPEX: Rp 16 triliun

270 ribu ton

Halmahera Timur,

Maluku Utara

Pengajuan master list untuk importasi barang dan bahan

Konstruksi power plant PLTU 2 x 35 MW dan PLTD 136 MW

Konstruksi pabrik 270 ribu ton FeNi

Konstruksi pelabuhan 12 ribu DWT dan 35 ribu DWT

Konstruksi infrastruktur/utility

Fasilitasi pembangunan Kawasan Industri di Halmahera Timur

PT. Sulawesi Mining

Investment

PT. Sulawesi Mining

Investment

US$ 569 juta Halmahera Timur,

Maluku Utara

Pengajuan master list untuk importasi barang dan bahan

Konstruksi power plant PLTU 2 x 35 MW dan PLTD 136 MW

Peninjauan kembali tax holiday

Fasilitasi pembangunan Kawasan Industri di Halmahera Timur

Konstruksi pabrik ferronickel dengan kapasitas 270 ribu ton FeNi

Page 19: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

Terima Kasih

Page 20: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

Lampiran

Page 21: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 1

No.

JenisIndustri /

Lokasi /

Perusahaan

penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

Rencana Aksi

Kegiatan Status

1.

Industri Besi

Baja/ Batulicin

Kalsel/ PT.

Maratus Jaya

Steel (MJS),

PT. Delta Prima

Steel (DPS).

Penggerak:

Induknya PT KS

dan PT Antam

Profil Proyek:

eksisting

Kapasitas PT. MJS

sponge iron: 300

ribu ton

Kapasitas PT DPS

Sponge iron: 100

ribu ton

Industri Antara /

Hilir:

Baja Profile kap. 500

ribu ton, Wire Rod,

Bar

Keb. Investasi:

Capex: USD 150 juta

Power Plant: USD

300 juta

Masalah:

1. Sponge iron tidak dapat diserap oleh

PT. KS maupun PT. KS-Posco karena

spesifikasi teknisnya tidak sesuai

dengan karakteristik pabrik yang ada

2. Ketersediaan bahan baku (iron ore)

yang belum ada jaminan kepastian

suplai dari para pemilik IUP

3. Belum tersedianya listrik minimal

dengan kapasitas +/- 2 x 100 MW

Manfaat:

1. Terbangunnya industri baja yang

terintegrasi di Provinsi Kalsel, dan

tidak tergantung dari Pulau Jawa

2. Memberikan multiplier effect bagi

Provinsi Kalsel dengan tumbuhnya

kota industri baja di Batulicin

3. Menyerap tenaga kerja langsung

1.000 orang dan tidak langsung

3.000 orang

4. Tumbuhnya industri fabrikasi di

Provinsi Kalsel dan sekitarnya

1. Pembebasan lahan untuk stockpile dan bahan

baku 50 ha

2017

2. Dukungan pembangunan pelabuhan di Batulicin

untuk menampung kapasitas 50 ribu DWT

2017

3. Dukungan pembangunan jalan dari KI ke

pelabuhan 10 km

2017

4. Pembangunan Power plant 2 x 100 MW 2017

5. Penyusunan izin lingkungan 2016

6. Penyusunan feasibility study 2016

7. Penyediaan kebutuhan pendanaan melalui PMN 2017

8. EPC 2017

9. Commisioning Mid 2019

10. Start up 2019

11. SDM

Pembangunan Akademi Komunitas 2017

Pelatihan/magang 2019

1. INDUSTRI BESI BAJA Industri Penggerak PT. MJS & PT DPS

Page 22: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 2

No. Jenis Industri/ Lokasi/

Perusahaan Penggerak Profil Industri Masalah dan Manfaat

Rencana Aksi

Kegiatan Status

1.

Industri Alumina

Refinery (Smelter

Grade Alumina)/

Ketapang (Kalbar)/ PT.

Well Harvest Winning

Alumina Refinery (PT.

WHW)

Penggerak:

PT. Well Harvest

Winning Alumina

Refinery

Profil Proyek:

eksisting

Kapasitas PT. WHW

alumina:

Tahap 1: 1 juta ton

Tahap 2: 1 juta ton

Total 2 juta

ton/tahun

Industri Antara /

Hilir:

Aluminium

Total Investasi:

Untuk 2 juta ton

adalah USD 1,1

milliar

(Capex, power

plant, infrastruktur)

Masalah:

1. Belum disetujuinya opsi untuk

mengekspor produk antara

berupa metalurgical grade

bauksit (MGB) untuk

mendapatkan cash dalam

rangka membangun alumina

refinery

2. Tidak disetujuinya fasilitas tax

holiday sehingga pihak

perbankan belum bersedia

merealisasikan pinjaman yang

sudah disepakati

Manfaat:

1. Terbangunnya industri alumina

refinery (Smelter Grade

Alumina) sebagai bahan baku

untuk industri aluminium di PT

Inalum

2. Memberikan multiplier effect

bagi Kalbar dengan tumbuhnya

kota industri alumina di

Ketapang

3. Menyerap tenaga kerja

langsung 1900 orang dan tidak

1. Pembebasan lahan untuk pabrik, power plant,

pelabuhan, living quarter, residu bauksit, green

belt total seluas 1520 ha, yang sudah bersertifikat

HGB seluas 857,65 ha dan sisanya sedang dalam

proses pensertifikatan.

Selesai

2. Penyusunan AMDAL dan izin lingkungan Selesai

3. FS Selesai

4. Pengajuan master list untuk importasi barang

dan bahan

selesai

5. Konstruksi On progress

Power plant: On progress

Pabrik On progress

Pelabuhan On progress

Infrastruktur On progress

6. Commisioning 1 juta ton tahap 1 Perkiraan Maret 2016

7. Pengajuan Tax holiday

8. Penolakan dari Kementerian Keuangan RI*

9. Permohonan Peninjauan Kembali kepada

Kementerian Keuangan RI cc Presiden, para

Menteri terkait, BKPM, Kedutaan*

28 Oktober 2015

15 Januari 2016

10. Persetujuan ekspor MGB Mid 2016

11. Fasilitasi pembangunan Kawasan Industri (KI)

Ketapang

- Penyusunan master plan KI Ketapang 2016

- Pembebasan lahan

2. INDUSTRI ALUMINA REFINERY Penggerak: PT WHW

Page 23: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 2

No. Jenis Industri/ Lokasi/

Perusahaan Penggerak Profil Industri Masalah dan Manfaat

Rencana Aksi

Kegiatan Status

4. Tumbuhnya kegiatan ekonomi

yang terkait guna mendukung

tumbuhnya kota baru di Ketapang

5. Penghematan devisa +/- USD 150

juta per tahun dan menghasilkan

devisa +/- USD 150 juta per tahun,

karena alumina dapat disuplai dari

dalam negeri

2. INDUSTRI ALUMINA REFINERY Penggerak: PT WHW Lanjutan

Page 24: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 2 2. INDUSTRI ALUMINA REFINERY Penggerak: PT Inalum

No.

JenisIndustri /

Lokasi /

Perusahaan

penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

RencanaAksi

Kegiatan Status

1.

IndustriAluminium

/ Kab Batubara

(Sumut)/ PT.

Inalum (Persero)

Penggerak:

PT. Inalum

(First Plant)

Profil Proyek:

KapasitasAluminium

Ingot saat ini:

250KT/y

Industri Antara /

Hilir (KT/y):

Slab/Sheet 50 KT,

Billet 30 KT,

Wire Rod 50 KT,

Al Alloy 90 KT.

Total Investasi:

USD 91 juta

Masalah:

1. Kejelasan status lahan eks Otorita Asahan

2. Perizinan pembangunan Klaster Industri Aluminium di Kawasan Industri Sei-Mangke-Kuala Tanjung di Kuala Tanjung belum diperoleh

3. Pengurusan AMDAL masih dalam proses

Manfaat:

1. Dihasilkannya intermediate product Aluminium sebagai bahan baku untuk industri hilir yang akan memberikan nilai tambah.

2. Memberikan multiplier effect bagi Kab. Batu Bara dan sekitarnya

3. Menyerap tenaga kerja langsung sekitar 130 orang dan tidak langsung sekitar 560 orang

4. Penghematan devisa sekitar USD 325 juta karena Aluminium hilir

1. Pengalihan lahan HPL Otorita Asahan untuk industri antara/hilir seluas 33 Ha (diluar dari yang sudah dipakai saat ini) untuk pembangunan wire rod dan slab/sheet.

Semester I:2016

2. Pengurusan AMDAL (Izin Lingkungan) Semester I:2016

3. Penyusunan FS untuk wire rod dan slab

Semester I:2016

4. Pengajuan Master List untuk importasi barang modal/peralatan

Semester II:2016

5. Konstruksi

- Billet dan Alloy Awal Desember 2016

- Wire rod 2017-2018

- Slab/Sheet 2017-2018

6. Commisioning

- Billet dan Alloy Akhir Desember 2016

- Wire rod Semester I:2018

- Slab/Sheet Semester I:2018

7. Beroperasi komersial :

- Billet and Alloy 2017

- Wire rod Semester II:2018

- Slab/Sheet Semester II:2018

Page 25: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 2 2. INDUSTRI ALUMINA REFINERY Penggerak: PT Inalum (Lanjutan 1)

2.

Industri

Aluminium / Kab

Batubara

(Sumut)/ PT

Inalum (Persero)

Penggerak:

PT Inalum

(Existing Smelter

Plant)

Profil Proyek:

Optimasi

Kapasitas

Aluminium ingot:

50KT/y (dari 250 KT

menjadi 300 KT/y)

Industri Antara /

Hilir:

Aluminium ingot:

Total Investasi:

Smelter:

USD 150 juta

Masalah:

Pengurusan AMDAL masih

dalam proses

Manfaat:

1. Kapasitas meningkat menjadi 300 ribu ton dari 250 ribu ton/tahun.

2. Memberikan multiplier effect bagi Kab Batubara,Prov. Sumatera Utara dan Nasional

3. Penghematan devisa sekitar USD 100 juta per tahun karena Aluminium hilir dapat disuplai dari dalam negeri

4. Kebutuhan Aluminium untuk industri hilir dapat dipasok oleh Inalum.

5. Mendorong tumbuhnya industri Alumina dalam negeri

1. Pilot Test Semester I:2017

2. Pengurusan AMDAL (Izin Lingkungan)

Semester I:2016

3. Penyusunan FS Semester I:2017

4. Pengajuan master list untuk importasi barang modal/peralatan

Semester II:2017

5. Konstruksi 2017-2018

6. Commissioning Semester I:2019

7. Beroperasi komersial Semester II:2019

Page 26: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 2 2. INDUSTRI ALUMINA REFINERY Penggerak: PT Inalum (Lanjutan 2)

No.

JenisIndustri /

Lokasi /

Perusahaan

penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

RencanaAksi

Kegiatan Status

3.

Industri

Aluminium/ Kab

Batubara

(Sumut)/ PT

Inalum (Persero)

Penggerak:

PT Inalum

(New Smelter

Plant)

Profil Proyek:

Ekspansi

Kapasitas

Aluminium ingot:

200 KT/y

Industri Antara/

Hilir:

Aluminium ingot:

Total Investasi:

Smelter:

USD 701 juta

PLTU : USD 587 juta

Ekspansi

Pelabuhan :

USD 74 juta

Masalah:

1. Ketersediaan lahan untuk

PLTU

2. Perizinan Pembangunan PLTU

3. Pengurusan AMDAL masih dalam proses

Manfaat:

1. Kapasitas produksi meningkat menjadi 2 kali lipat (500 KT/y).

2. Memberikan multiplier effect bagi Kab. Batubara, Prov. Sumatera Utara dan Nasional

3. Menyerap tenaga kerja langsung sekitar 570 orang dan tidak langsung sekitar 2.000 orang

4. Penghematan devisa sekitar USD 400 juta per tahun karena Aluminium hilir dapat disuplai dari dalam negeri

5. Kebutuhan Aluminium untuk industri hilir dapat dipasok oleh Inalum.

6. Mendorong tumbuhnya

1. Pengalihan lahan HPL Otorita Asahan

untuk:

- PLTU seluas 32 Ha (diluar dari yang

sudah dipakai saat ini)

- Perumahan tenaga kerja masa

konstruksi dan karyawan setelah

beroperasi seluas 38 Ha

Semester I:2016

2. Pengurusan AMDAL (Izin Lingkungan) Semester I:2016

3. Penyusunan Feasilibilty Study:

- New Smelter

- PLTU (1x350 MW) - Ekspansi Pelabuhan

Semester I:2016

Q1:2016

Semester I:2016

4. Pengajuan master list untuk importasi

barang modal/peralatan

Semester I:2017

5. Konstruksi

- New Smelter 2017-2019

- PLTU(1x350 MW) Q4:2016-2019

- Ekspansi Pelabuhan 2017-2018

6. Commisioning

- New Smelter Akhir 2019

- PLTU (350 MW) Akhir 2019

Page 27: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 2 2. INDUSTRI ALUMINA REFINERY Penggerak: PT Inalum (Lanjutan 3)

No.

JenisIndustri / Lokasi /

Perusahaan penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

RencanaAksi

Kegiatan Status

4.

Industri Alumina/ Kab Mempawah (Kalimantan Barat) Perusahaan penggerak: PT Inalum (Persero), PT Antam (Persero) Tbk.

Profil Proyek: Smelter Grade Alumina Refinery Kapasitas produksi: 2 x 1.000 KT/y (tahap1 : 1.000 Kty) Industri Hulu: Pertambangan Bauksit Total Investasi: USD 1.500 juta

Masalah: 1. Penyusunan/ update FS yang

lebih komprehensif 2. Pembahasan Frame work

(transfer teknologi, skema kerjasama dan pendanaan), dengan partner asing (Chalco) yang berpotensi sangat ketat.

3. Proyek ini adalah “Greenfield” sehingga infrastruktu rmasih terbatas yang menyebabkan keekonomian proyek menjadi marginal.

4. Menurunnya harga komoditas sehingga implementasi proyek ini harus benar-benar prudent.

Manfaat: 1. Membuka konektifitas antara

industri hulu aluminium dengan industri antara aluminium

2. Meningkatkan nilai tambah

bahan tambang Bauksit

menjadi Alumina

3. Menghemat devisa sekitar USD300 juta per tahun karena Alumina dapat disuplai dari dalam negeri.

4. Memberikan multiplier effect bagi Prov. Kalimantan Barat dan Nasional

1. Pembahasan JVA denganMitra Semester I:2016

2. Join Feasibility Study Semester I:2016

3. Pembentukan Perusahaan Patungan Semester I:2016

4. Pengurusan RevisiAMDAL (Izin Lingkungan)

Semester I:2016

5. Pengajuan master list untuk importasi barang modal/peralatan

Semester II:2016

7. Konstruksi Q1: 2019

8. Commisioning Q2: 2019

9. Beroperasi komersial Q4: 2019

Page 28: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 3 3. INDUSTRI TEMBAGA Penggerak: Konsorsium Tembaga

No.

JenisIndustri / Lokasi /

Perusahaan penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

Rencana Aksi

Kegiatan Status

1.

Industri Tembaga/ Gresik dan Pasuruan Penyedia bahan baku: PT. Freeport Indonesia dan PT. Newmont Penggerak: 1. Konsorsium

BUMN BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company),

2. PT. Peleburan Tembaga Semare (Pasuruan)

Profil Proyek: Kapasitas: PT. FI 500 ribu ton katoda tembaga PT. NNT 100 ribu ton katodatembaga Industri Antara / Hilir: Industri batang kawatdan Industri kabel Total Investasi: USD 3 miliar

Masalah: 1. Belum adanya jaminan

ketersediaan bahan baku dari PT. FI maupun dari PT. NNT

2. Belum adanya kepastian diberikannya fasilitas tax holiday

Manfaat: 1. Konsentrat yang selama ini

diekspor dapat dimurnikan di dalam negeri sehingga nilai tambahnya ada di dalam negeri

2. Terpenuhinya kebutuhan katoda tembagasebagai bahan baku industri dalam negeri

3. Menambah cadangan emas, perak, dan PGM (platinum group metal) nasional melalui pemurnian anode slime sebagai produk samping dari pemurnian konsentrat tembaga

4. Menyerap tenaga kerja langsung2000 orang dan tenaga kerja tidak langsung 6000 orang

5. Menghemat devisa 6. Mendorong tumbuhnya industri

hilir berbasis tembaga dalam negeri

1. Jaminan dan komitmen (CSPA) PT. FI dan PT. NNT untuk mensuplai konsentrat guna memenuhi kebutuhan industri tembaga dalam negeri

2016

2. Fasilitasi kerjasama antara PT. FI dengan konsorsium BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company) dan PT. NNT dengan PT. Peleburan Tembaga Semare

2016

3. Pembentukan JVC/ Badan Hukumantara PT. FI dengan konsorsium BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company) dan PT. NNT dengan PT. Peleburan Tembaga Semare

2016

4. Penyusunan FS konsorsium BUMN pembangunan industri tembaga di Gresik

2016

5. Fasilitasi insentif fiskal untuk JVC/ Badan Hukum antara PT. FI dengan konsorsium BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company) dan PT. NNT dengan PT. Peleburan Tembaga Semare

2016

6. Fasilitasi pendanaan untuk konsorsium BUMN (PT. ANTAM, PT. INALUM, PT. TIMAH, PT. Pupuk Indonesia Holding Company) guna pembiayaan pembangunan pabrik industri tembaga

2017

7. Fasilitasi pengadaan lahan seluas 100 Ha di Gresik 2017

8. Pembangunanpabrik industri tembaga di Gresik dan Pasuruan

2017 - 2019

Page 29: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 4 4. INDUSTRI NIKEL Penggerak: PT. Ferronickel Haltim

No.

Jenis

Industri/

Lokasi/

Perusahaan

Penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

RencanaAksi

Kegiatan Status

1.

Industri Nikel/ Halmahera Timur (Maluku Utara) Penggerak: PT. Ferronickel Haltim

Profil Proyek: Kapasitas: Ferronickel 270 ribu ton Industri Antara / Hilir: Stainless steel kap. 600 ribu ton Total Investasi: Capex: Rp 16 triliun

Masalah: 1. Belum disetujuinya fasilitas tax

holiday sehingga pihak perbankan belum bersedia merealisasikan pinjaman yang sudah disepakati

2. Belum tersedianya KI di Halmahera Timur

Manfaat: 1. Terbangunnya industri ferronickel

guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri stainless steel

2. Memberikan multiplier effect bagi Prov. Maluku Utara dan nasional

3. Menyerap tenaga kerja langsungpada masa konstruksi 8600 orang dan 2600 orang pada masa produksi

4. Menghasilkan devisa 5. Mendorong tumbuhnya industri

stainless steel dalam negeri

1. Pembebasan lahan seluas 1000 Ha Selesai

2. Penyusunan AMDAL dan izin lingkungan Selesai

3. FS Selesai

4. Pengajuan master list untuk importasi barang dan bahan

On progress

5. Konstruksi On progress

Power plant PLTU 2 x 35 MW dan PLTD 136 MW 2016

Pabrik 270 ribu ton FeNi 2017

Pelabuhan 12 ribu DWT dan 35 ribu DWT Selesai

Infrastruktur/utility On progress

6. Commisioning 2017

7. Peninjauan kembali tax holiday Mid 2016

8. Fasilitasi pembangunan KI di Haltim 2016

Penyusunan master plan KI di Haltim

Pembebasan lahan

Penyusunan AMDAL

Penyusunan RDTL

Penyusunan DED

Beroperasi komersial

9. PembangunanIndustri Stainless Steel dengan kapasitas 600 ribu ton/tahun

2020

Penyusunan FS 2017

Fasilitasi penyediaan lokasi potensial 2017

Promosi investasi ke partner strategis 2017

Pembentukan JVC/Badan Hukum

Fasilitasi insentif fiskal 2018

Fasilitasi pendanaan 2018

Pembangunan 2018-2020

Page 30: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 4 4. INDUSTRI NIKEL Penggerak: PT. SMI

No.

Jenis Industri/ Lokasi/

Perusahaan penggerak

Profil Industri Masalah dan Manfaat

RencanaAksi

Kegiatan Status

2 Kawasan Industri nikel / Morowali (Sulawesi Tengah) Penggerak:

PT Indonesia Morowali Industrial Park

PT. Sulawesi Mining Investment

Profil Proyek: Smelter Kapasitas: Nikel Pig Iron: 1. 300 ribu ton

dan Power plant 130 MW

2. 600.000 ton nikel pig iron per tahun dan Power Plant 300 MW

3. 300 ribu ton dan Power plant 300 MW

Inventasi : USD 1.675.000.000 Industri Antara / Hilir: 1. Stainless steel

kap1.000.000 ribu ton/tahun

2. Stainless steel kap 1.000.000 ribu ton/tahun

Investasi: USD 300.000.000 Total Investasi : USD 1.975.000.000

Masalah: 1. Belum disetujuinya fasilitas tax

holiday. Kepercayaan Investor menurun

Manfaat: 1. Terbangunnya industri ferronickel

guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri stainless steel

2. Memberikan multiplier effect bagi Sulawesi dan nasional

3. Menyerap tenaga kerja langsung pada masa konstruksi 3.000 orang dan 5.000 orang pada masa produksi

4. Menghasilkan devisa +/- USD 800.000.000/tahun

5. Mendorong tumbuhnya industri Hilir stainless steel dalam negeri

1. Pembebasan lahan untuk Kawasan Industri Morowali seluas 1500 ha

Selesai

2. Penyusunan Masterplan, FS, DED dan Amdal Industri Nikel Terpadu di Morowali.

Selesai

3. FS Selesai

4. Pengajuan master list untuk importasi barang dan bahan Selesai

5. Konstruksi

Power plant: 130 MW Selesai

Pabrik: 300 ribu ton NPI Selesai

Pelabuhan: 10.000 DWT Selesai

6. Commisioning Selesai

7. Beroperasi komersial Selesai

8. Peninjauan tax holiday Proses

9. Fasilitasi pembangunan KI Morowali Selesai

10. Penyusunan master plan KI Morowali elesai

Pembebasan lahan menuju 2000 ha 2016

Penyusunan AMDAL Selesai

Penyusunan RDTL Proses

Penyusunan DED Proses

Pembangunan infrastruktur kawasan

11. Pembangunan Smelter 2 kapasitas 600.000 ton/tahun 2016

Penyusunan FS Smelter 2 Selesai

Penyelesaian perizinan IUI, Amdal, izin lingkungan, izin lokasi, izin gangguan, IMB

Selesai

Konstruksi:

Power plant: 300 MW 2016

Pabrik: 600 ribu ton NPI 2016

12. Pembangunan Smelter 3 kapasitas 300.000 ton/tahun 2017

Penyusunan FS Smelter 3 2016

Penyelesaian perizinan IUI, Amdal, izin lingkungan, izin lokasi, izin gangguan, IMB

2016

Konstruksi:

Power plant: 200 MW 2017

Pabrik: 600 ribu ton FeNi 2017

Page 31: rencana aksi hilirisasi pembangunan industri berbasis mineral

RENCANA AKSI HILIRISASI INDUSTRI LOGAM 4 4. INDUSTRI NIKEL Penggerak: PT. SMI (Lanjutan)