Rele

Embed Size (px)

Citation preview

  • RELE

    Berasal dari teknik telegrafi, dimana sebuahcoil di-energize oleh arus lemah, Dan coil ini

    menarik armature

    untuk menutup kontak. Rele merupakan jantung dari proteksi sistem TL, dan telah berkembang

    menjadi

    peralatan yang rumit. Rele dibedakan dalam dua kelompok :

    1. Komparator: Mendeteksi dan mengukur kondisi abnormal, dan membuka/menutup kontak

    (trip).

    2. Auxiliary relays: dirancang untuk dipakai di auxiliary circuit yang dikontrol oleh rele

    komparator, dan

    membuka/menutup kontak-kontak lain (yang umumnya berarus kuat).

    Klasifikasi Rele

    Klasifikasi Rele berdasarkan fungsinya yaitu:

    1. Over current relay

    Rele ini berfungsi mendeteksi kelebihan arus yang mengalir pada zona proteksinya.

    2. Differential relay

    Rele ini bekerja dengan membandingkan arus sekunder transformator arus (CT) yang terpasang

    pada terminal-terminal peralatan listrik dan rele ini aktif jika terdapat perbedaan pada arus

    sirkulasi.

    3. Directional relay

    Rele ini berfungsi mengidentifikasi perbedaan fasa antara arus yang satu dengan yang lain atau

    perbedaan fasa antar tegangan. Rele ini dapat membedakan apakah gangguan yang terjadi berada

    di belakang (reverse fault) atau di depan (forward fault).

    4. Distance relay

    Rele ini berfungsi membaca impedansi yang dilakukan dengan cara mengukur arus dan tegangan

    pada suatu zona apakah sesuai atau tidak dengan batas setting-nya

    5. Ground fault relay

    Rele ini digunakan untuk mendeteksi gangguan ke tanah atau lebih tepatnya mengukur besarnya

    arus residu yang mengalir ke tanah.

  • Keadaan Operasi Rele

    Operate: Kondisi dimana relay tersebut memerintahkan peralatan proteksi untuk

    bekerja

    Pick-up: Kondisi saat relay mulai mendeteksi adanya kenaikan arus atau tegangan

    pada sistem

    Drop-out: Kondisi dimana relay tidak merasakan gangguan lagi. Pada kondisi ini,

    relay membuka normally open contact

    Reset : Kondisi dimana relay di-kembalikan ke keadaan semula (reset relay flag).

    Pada kondisi ini Rele menutup kontak dari rele closed contact.

    RELE JARAK

    Rele jarak (distance relay) merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele

    jarak

    menggunakan pengukuran tegangan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran yang harus

    diamankan. Jika impedansi yang terukur di dalam batassetting-nya, maka rele akan bekerja. Di

    sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang

    saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi,

    tetapi tergantung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi.

    Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja, tergantung jenis rele yang dipakai.

    Prinsip Kerja Rele Jarak

    Rele jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari

    rele, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik

  • terjadinya gangguan dapat di tentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung

    menggunakan rumus sebagai berikut :

    Zf=Vf/If

    (II.9)

    Dimana: Zf=Impedansi (ohm) Vf=Tegangan (Volt) If=Arus gangguan

    Rele jarak didesain untuk bekerja jika impedansi yang dilihat oleh rele lebih kecil dari

    impedansisetting-nya.

  • Untuk gangguan di B (daerah batas pengamanan) tegangan yang terukur oleh rele

    adalah: Vf =If . Z1 . Sehingga

    perbandingan antara tegangan dan arus gangguan di A adalah: (Vf / If) = (If . Z1) / If

    = Z1.

  • Jenis dan Karakteristik Rele Jarak

    Berdasarkan karakteristik kerjanya, rele jarak dapat dibagi menjadi:

    1. Rele Jarak jenis impedansi

  • Rele jenis ini mempunyai lingkaran dengan titik pusatnya di tengah-tengah.

    Kelemahan rele jenis ini

    yaitu tidak berarah, karena kedua besaran yang dibandingkan yaitu arus dan tegangan

    dibangkitkan

    secara mekanis, masing- masing kopel yang dibangkitkan tidak tergantung fasanya.

    Rele akan bekerja

    untuk gangguan di depan dan di belakang rele. Oleh karena itu rele ini harus

    dilengkapi dengan rele

    arah untuk digunakan sebagai rele pengukur.

  • 2. Rele Jarak Jenis Mho atau admitansi

    Karakteristik rele jarak jenis ini dapat digambarkan dalam diagram R-X

    merupakan suatu lingkaran yang melalui titik pusat seperti gambar berikut.

  • Dari diagram tersebut terlihat rele jenis ini sudah berarah, sehingga pada rele jenis

    ini tidak perlu ditambahkan

    elemen penyerarah karena rele hanya akan mengamankan gangguan didepannya. Rele

    jarak jenis Mho ini dapat

    digeser karakteristik kerjanya dengan memasukan faktor arus pada trafo arus

    pembantu dan impedansi pada

    kumparan tegangan sehingga karakteristiknya menjadi seperti yang ditunjukkan pada

    gambar II.9 (b).

  • 3. Rele Jarak Jenis Cross Polarized Mho

    Penggunaan rele jarak jenis Mho kurang menguntungkan untuk saluran transmisi

    yang mempunyai sudut yang

    besar misalnya saluran transmisi dengan penghantar bundel (berkas) atau sistem yang

    mempunyai perbandingan

    impedansi sumber dan impedansi saluran yang besar. Hal ini karena kurang

    mencakup adanya tahan busur pada

    gangguan tanah. Oleh karena itu digunakan karakteristik rele jenis Cross Polerized

    Mho. Karakteristik kerja rele

    ini sangat tergantung pada perbandingan impedansi sumber (ZS) dan impedansi

    saluran (ZL). Bila

    perbandingannya mendekati no1 artinya impedansi sumber sangat kecil atau

    sistemnya sangat besar, bentuk

    karakteristiknya sama dengan Mho. Tetapi bla perbandingan tersebut makin besar

    karakteristiknya berbentuk

    Mho geser dan jika perbandingan tersebut menjadi mendekati tak hingga merupakan

    Mho geser dengan jari-jari

  • tak hingga.

    Karakteristik ini kurang cocok untuk sistem dengan pentanahan tahanan, karena pusat

    lingkaran dari rele ini

    berada diarah tahanan sehingga akan sedikit menampung tahanan busur. Kecuali

    untuk saluran yang panjang

    karakteristik ini dapat kurang dipengaruhi adanya tahanan busur.

    4. Rele Jarak Jenis Reaktansi

    Pada rele jarak jenis reaktansi impedansi yang dilihat rele tidak memperhatikan

    adanya tahanan busur, karena

    dianggap tahanan busur untuk berbagai gangguan hampir sama. Rele ini hanya untuk

    mengukur komponen

  • reaktif dari impedansi jaringan. Berikut gambar dari rele jenis ini:

  • Rele akan bekerja jika reaktansi yang dilihat rele lebih kecil dari reaktansi yang diset.

    Karakteristik rele ini kurang dipengaruhi adanya tahanan busur sewaktu terjadinya

    gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah sehingga baik digunakan untuk

    pengamanan gangguan tanah.

  • RELE ARUS LEBIH / OVER CURRENT RELAY (OCR)

    Rele ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus kemudian

    membandingankan

    dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca oleh rele melebihi nilai setting,

    maka rele

    akan mengirim perintah trip (lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit

    Breaker

    (CB) setelah tunda waktu yang diterapkan pada setting.

    Rele arus lebih OCR memproteksi instalasi listrik terhadap gangguan antar fasa.

    Sedangkan

  • untuk memproteki terhadap gangguan fasa tanah digunakan rele Rele Arus Gangguan

    tanah

    atau Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja GFR sama dengan OCR, yang

    membedakan

    hanyalah pda fungsi dan elemen sensor arus. OCR biasanya memiliki 2 atau 3 sensor

    arus

    (untuk 2 atau 3 fasa) sedangkan GFR ahnya memiliki satu sensor arus (satu fasa ).

    Waktu kerja rele OCr maupun GFR tergantung nilai setting dan karakteristik

    waktunya.

    Elemen tunda waktu pada rele ini pada 2, yaitu elemen low set dan elemen high set.

    elemen

    low set bekerja ketika terjadi gangguan dengan arus hubungsingkat yang relatif kecil,

    sedangkan elemen high set bkerja ketika terjadi gangguan dengan arus hubung

    singkat yang

    cukup besar.

    Gambar grafik karakteristik waktu tunda rele

    OCR

  • pada gamabr diatas, elemen low set disetting dengan menggunakan karakteristik

    inverse.

    Sedangkan elemen high set menggunakan karateristik definite. Pembantukan kurva

    waktu

    tunda rele dimaksudkan agar ketika terjadi gangguan dengan arus hubung singkat

    yang cukup

    besar (dalam grafik di atas ketika terjadi gangguan dengan arus > 2400A) maka rele

    akan

    segera memerintahkan Pemutus tenaga (PMT) untuk trip.

    Rele OCR dan GFR dipasang sebagai alat proteksi motor, trafo, penghantar transmisi,

    dan

    penyulang. Posting kali ini menulsi tentang OCRdan GFR sebagai proteksi trafo dan

  • penyulang. Sebagai alat proteksi maka penggunaa rele harus memenuhi persyaratan

    proteksi

    yaitu : cepat, selektif, serta handal. Rele harus disetting sedemikian rupa sehingga

    dapat

    bekerja secepat mungkin dan meminimalkan bagian dari sistem yang harus padam.

    Hal ini

    diterapkan dengan cara mengatur waktu kerja rele agar bekerja lambat ketika terjadi

    arus

    gangguan kecil, dan bekerja semakin cepat apabila arus gangguan semakin besar, hal

    ini

    disebut karakteristik inverse.

    Gambar koordinasi waktu kerja rele

    pada gamabr diatas, terlihat bahwa rele yang berada dipangkal berfungsi sebagai

    pengaman

    cadangan bagi rele yang berada didepannya. semakin jauh letak gangguan dari

    pangkal, maka

    arus gangguan akan semakin kecil, maka rele di pangkal akan bekerja lebih lama dari

    pada

  • rele yang di depannya ketika terjadi gangguan yang berada di ujung. Oleh karena itu

    disusun

    aturan penyetaln rele OCR

    kaidah setting ocr trafo dan penyulang

    kaidah setting gfr trafo dan penyulang

    Cara menghitung setting OCR GFR adalah sebagai berikut:

    1. hitung arus hubung singkat satu fasa dan tiga fasa pada pangkal

    segmen dan di ujung

    segmen yang diproteksi

    2. tentukan waktu kerja rele ketika terjadi gangguan di ujung

    segmen

  • 3. tentukan setelan arus rele berdasarkan tabel di atas

    4. tentukan karakteristik waktu (SI-VI-EI-LTI)

    5. hitung td berdasarkan rumus yang sesuai dengan karakteristiknya.

    Contoh :

    arus gangguan di pangkal : 5000A (gangguan 3 fasa)

    arus gangguan di ujung : 2000A (gangguan 3 fasa)

    CCC (kemampuan hantar konduktor) : 645A

    Arus nominal CT (trafo arus) : 500/5A -> primer 500A, sekunder 5A

  • 1. arus hubung singkat sudah tersedia

    2. waktu kerja rele ketika terjadi gangguan di ujung kita tentukan 1

    detik

    3. setelan arus dipakai 1.1 x 500A = 550A (karena In CT < CCC)

    4. karakteristik SI

    5. menghitung td

    td = [(Ihs di ujung/Iset rele)^0.02 - 1] / o.14

    td = [(3000/550)^0.02 - 1]/0.04

    td = 0.246

    6. cek waktu kerja rele ketika terjadi gangguan di pangkal

    T = 0.14 x td / [(Ihs di pangkal/Iset rele)^0.02 - 1]

    T = 0.14 x 0.246 / [(5000/550)^0.02 -1]

    T = 0.76 detik

    terlihat bahwa waktu kerja rele ketika terjadi gangguan dipangkal lebih cepat

    daripada ketika

    terjadi gangguan diujung. Apapbila waktu yang kita peroleh pada langkah 6 dirasa

    masih

    terlalu lama, maka kita bisa mempercepat dengan cara mengaktifkan elemen high set.

    Misalkan contoh diatas merupakan penyulang 20 kV dari trafo daya 30 MVA dengan

    impedansi Z = 12.5%

    1. hitung arus nominal trafo

    Ihs maks = MVAtrafo / (Vp-p x 1.732)

    Ihs maks = 30MVA / (20 kV x 1.732)

    Ihs maks = 0.866 kA = 866 A

  • 2. hitung settting elemen high set

    Iset high = 0.5 x (Ihs maks/Z)

    Iset high = 0.5 x (866/0.125)

    Iset high = 3464 A

    3. tentukan setting waktu high set

    t high = 0 detik

    Dengan diaktifkanya elemen high set maka rele akan bekerja isntan (0 detik) ketika

    terjadi

    gangguan di pangkal, karena arus hubung singkat gangguan dipangkal (5000A) lebih

    besar

    dari Iset high (3464A).

  • Relay Proteksi

    Fungsi Relay

    Untuk menentukan dengan segera pemutusan/penutupan pelayanan penyaluran setiap

    elemen

    sistem tenaga listrik bila mendapatkan gangguan atau kondisi kerja yang abnormal,

    yang dapat

    mengakibatkan kerusakan pada peralatan atau mempengaruhi sistem yang masih

    beroperasi

    normal.

    Untuk mengetahui letak dan jenis gangguan, sehingga dari pengaman ini dapat

    dipakai untuk

    pedoman perbaikan peralatan yang rusak.

    Klasifikasi relay :

    a. Berdasarkan prinsip kerja :

    - relay elektromagnetis

    - relay termis

    - relay elektronis

    b. Berdasarkan konstruksi :

    - tipe angker tarikan

    - tipe batang seimbang

    - tipe cakram induksi

    - tipe kumparan bergerak

    c. Berdasarkan besaran yang diukur :

  • - relay tegangan

    - relay arus

    - relay impedans

    - relay frekuensi

    d. Berdasarkan cara kerja kontrol elemen :

    - direct acting, kontrol elemen bekerja langsung memutuskan aliran

    - indirect acting, kontrol elemen hanya digunakan untuk menutup kontak suatu

    peralatan lain

    e. Berdasarkan karakteristik :

    - instantaneous

    - definite time delay, relay yang bekerja dengan kelambatan waktu

    - inverse

  • DAS AR T E OR I

    SIST EM PROT E KS I

    DAS AR- DAS AR PE NGAMAN SIST EM T E NAG A LIST RI K

    a.

    Pengertian Pengaman

    Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada

    peralatanperalatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti

    generator, busbar, transfor mator, saluran udara tegangan tinggi, saluran

    kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnor mal

    operasi sistem tenaga listrik tersebut.

    Fungsi Pengaman

    Kegunaan sistem pengaman tenaga listrik, antara lain untuk :

    1) Mencegah kerusakan peralatan -peralatan pada sistem tenaga

    listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang

    tidak nor mal.

    2) Mengurangi kerusakan peralatan -peralatan pada sistem tenaga

    listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang

    tidak nor mal.

    3) Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan

    tidak melebar pada sistem yang lebih luas.

    4) Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan

    mutu tinggi kepada konsumen.

    5) Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh

    tenaga listrik.

    Daerah Pengamanan

  • Di dalam pengaman sistem tenaga listrik, seluruh komponen

    harus diamankan dengan tetap menekankan selektivitas kerja

    peralatan/relay pengaman. Untuk mencapai hal ini, sistem tenaga listrik

    dibagi menjadi daerah -daerah (zona) pengaman seperti terlihat pada

    Gambar 2.6 berikut ini :

    Gambar 1. Daerah Pengamanan Pada Sistem T enaga Listr

    ik

    Keterangan :

    1 = Zone Generator

    2 = Zone Transfor mator Step-Up

    3 = Zone Busbar

    4 = Zone Transmisi

    5 = Zone Transfor mator Step-Down

  • 6 = Zone Beban

    Setiap daerah pengamanan pada umumnya terdiri atas satu atau

    lebih elemen sistem tenaga listrik. Misalnya generator, busbar,

    transfor mator, transmisi, dan lainlain. Agar seluruh sistem tenaga listrik

    dapat diamankan, maka harus ada daerah yang tumpang -tindih

    (overlap). Artinya ada elemen sistem yang diamankan oleh dua daerah

    pengamanan. Setiap daerah pengaman dijaga oleh relay yang sesuai

    dengan karakteristik peralatan yang diamankan. Pada umumnya yang

    menjadi batas pengamanan antar daerah pengamanan ialah trafo arus

    yang mencatu ke relay.

    Persyaratan Relay Pengaman

    Pada sistem tenaga listrik, relay memegang peran yang sangat

    vital. Pengaman berkualitas yang baik memerlukan relay pengaman

    yang baik juga. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

    oleh relay pengaman, seperti tersebut berikut ini :

    1. Keterandalan (Reliability)

    Pada kondisi nor mal (tidak ada gangguan) relay tidak bekerja.

    Jika terjadi gangguan maka relay tida k boleh gagal bekerja dalam

    mengatasi gangguan. Kegagalan kerja relay dapat mengakibatkan alat

    yang diamankan rusak berat atau gangguannya meluas sehingga daerah

    yang mengalami pemadaman semakin luas. Relay tidak boleh salah

    kerja, artinya relay yang s eharusnya tidak bekerja, tetapi bekerja. Hal ini

    menimbulkan pemadaman yang tidak seharusnya dan menyulitkan

    analisa gangguan yang terjadi. Keandalan relay pengaman ditentukan

    dari rancangan, pengerjaan, beban yang digunakan, dan perawatannya.

    2. Selektivitas (Selectivity)

  • Selektivitas berarti relay harus mempunyai daya beda

    (discrimination), sehingga mampu dengan tepat memilih bagian yang

    terkena gangguan. Kemudian relay bertugas mengamankan peralatan.

    Relay mendeteksi adanya gangguan dan memb erikan perintah untuk

    membuka pemutus tenaga dan memisahkan bagian yang ter ganggu.

    Bagian yang tidak terganggu jangan sampai dilepas dan masih beroperasi secara

    nor mal, sehingga tidak terjadi pemutusan pelayanan.

    Jika terjadi pemutusan hanya terbatas pa da daerah yang terganggu.

    3. Sensitivitas (Sensitivity)

    Relay harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap besaran

    minimal (kritis) sebagaimana direncanakan. Relay harus dapat bekerja

    pada awalnya terjadinya gangguan. Oleh karena itu, gangguan lebih

    mudah diatasi pada awal kejadian. Hal ini memberi keuntungan dimana

    kerusakan peralatan yang harus diamankan menjadi kecil. Namun

    demikian, relay juga harus stabil.

    4. Kecepatan Kerja

    Relay pengaman harus dapat bekerja dengan cepat. Jika ada

    gangguan, misalnya isolasi bocor akibat adanya gangguan tegangan

    lebih terlalu lama sehingga peralatan listrik yang diamankan dapat

    mengalami kerusakan. Namun demikian, relay tidak boleh bekerja

    terlalu cepat (kurang dari 10 ms). Disamping itu, waktu kerja relay tidak

    boleh melampaui waktu penyelesaian kritis ( critical clearing time). Pada

    sistem yang besar atau luas, kecepatan kerja relay pengaman mutlak

    diperlukan kar ena untuk menjaga kestabilan sistem agar tidak terganggu.

  • Hal ini untuk mencegah relay salah kerja karena transient akibat surja

    petir.

    5. Ekonomis

    Satu hal yang harus diperhatikan sebagai persyaratan relay

    pengaman adalah masalah harga atau biaya. Relay tidak akan

    diaplikasikan dalam sistem tenaga listrik, jika harganya sangat mahal.

    Persyaratan reliabilitas, sensitivitas, selektivitas dan kecepatan kerja

    relay hendaknya tidak menyebabkan harga relay tersebut menjadi mahal.

    2. Relay Arus Lebih (OCR)

    Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia

    akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya ( I set ).

    Prinsip kerjanya adalah pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat

    yang mendeteksi besaran arus yang melal ui suatu jaringan dengan

    bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut

    dengan setting.

    Macam-macam karakteristik relay arus lebih :

    a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)

    Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus

    yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa

    mili detik (10 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar 2

    dibawah ini.

  • Gambar 2 Karakter istik r elay waktu seketika

    Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan

    relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.

    b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)

    Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat

    terjadi gang guan hubung singkat dan besarnya arus gangguan

    melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up

    sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak ter gantung

    besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar 3. dibawah ini .

  • Gambar 3 Karakteristik relay waktu definite

    c. Relay arus lebih waktu terbalik

    Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung

    dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin

    kecil waktu tundanya. Karakteristik ini ber macam -macam. Setiap pabrik

    dapat membuat karakteristik yang berbeda -beda, karakteristik waktunya dibedakan

    dalam tiga kelompok : standar invers, very inverse,

    extreemely inverse.

  • Gambar 4 Karakter istik r elay waktu Inverse

    Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara

    lain:

    Pengamanan hubung singkat fasa

    Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula Relay

    fasa. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka

    settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum.

    Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).

    Pengamanan hubung tanah

    Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari

    arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal

    berikut:

    Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup

    tinggi. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan

    yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan Dalam hal dem ikian,

    relay pegaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi

  • gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan

    tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang

    tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pa da sekunder trafo

    arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya,

    berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari

    arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru

    dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui

    kawat netral)

    Gambar 5 Sambungan r elay GFR dan 2 OCR

    3. Relay Differensial

  • Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya

    berdasarkan kesimbangan ( balance), yang membandingkan arus -arus

    sekunder transfor mator arus (CT) terpasang pada terminal -ter minal

    peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay

    differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada generator,

    transfor mator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Rela y differensial

    digunakan sebagai pengaman utama ( main protection) pada

    transfor mator daya yang berguna untuk mengamankan belitan

    transfor mator bila terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan

    sistem kerjanya sangat cepat.

    Prinsip Kerja Dari Relay Differ ensial

    Sebagaimana disebutkan diatas, Relay differ ensial adalah suatu

    alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif

    berdasarkan keseimbangan ( balance) yaitu perbandingan arus yang

    mengalir pada kedua sisi trafo daya melalu i suatu perantara yaitu trafo

    arus (CT). Dalam kondisi nor mal, arus mengalir melalui peralatan listrik

    yang diamankan (generator, transfor mator dan lain -lainnya). Arus-arus

    sekunder transfor mator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA.

    Jika relay pengaman dipasang antara ter minal 1 dan 2, maka dalam

    kondisi nor mal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya. Dapat

    dilihat pada gambar 6 dibawah ini :

  • Gambar 6 Pengawatan dasar relay differ ensial

    Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang

    diamankan ( external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah

    besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi

    nor mal, sehingga relay pengaman

    tidak akan beke rja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi

    didalam ( internal fault ), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan

    terbalik, menyebabkan

    keseimbangan pada kondisi nor mal terganggu, akibatnya arus ID akan

    mengalir melalui relay pengaman d ari ter minal 1 menuju ke ter minal 2.

    Selama arus-arus sekunder transfor mator arus sama besar, maka tidak

    akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja ( operating coil)

    relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang

  • mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan

    menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman,

    maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus

    (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi

    listrik yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti

    gambar 7 dibawah ini :

    Gambar 7 Sistem Pengamanan Relay Differ ensial

    Karakteristik operasi dari relay yang demikian diberikan pada gambar 8

    dibawah ini :

  • Gambar 8 Karakter istik Operasi Dari Sebuah Relay Differ ensial

    Didalam relay ini kumparan kerjanya dihubungkan dengan titik

    tengah kumparan penahan (peredam), total jumlah impedansi belitan

    didalam kumparan per edam sama dengan jumlah amper e belitan yang

    ada pada kedua bagian kumparan yaitu

    , yang memberikan

  • rata-rata arus peredam sebesar

    didalam belitan N.

    Untuk gangguan luar I1 dan I2 semakin besar dan karenanya kopel

    peredam bertambah besar yang bisa mencegah kesalahan operasi. Ratio

    arus per endaman rata-rata dari arus operasi differ ensial persentasenya

    bisa ditetapkan, maka relay tersebut dinamakan relay differensial dengan

    persentase. Relay tersebut juga disebut relay differensial bias, sebab

    relay ini dilengkapi dengan flux tambahan. Persen tase relay differensial

    bias memiliki karakteristik pick-up yang semakin tinggi. Karena

    besarnya arus yang lewat semakin bertambah,

    http://www.mediafire.com/?3otdy5ber4mhg