100
1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Oleh AGUSTIN FITRIA WULANDARI NIM CO2OOOO6 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2OO5

RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

1

RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan

guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra

Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Oleh

AGUSTIN FITRIA WULANDARI

NIM CO2OOOO6

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2OO5

Page 2: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

2

Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan

Panitia Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Pembimbing

Drs. F. X. Sawardi, M. Hum.

NIP 131 913 435

Page 3: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

3

Diterima dan Disetujui oleh Panitia Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal: 17 Februari 2005

Panitia Penguji:

1. Drs. Henry Yustanto, M. A. (……………………..)

Ketua NIP 131 913 433

2. Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag. (…………………….)

Sekertaris NIP 131 859 875

3. Dra. Hesti Widyastuti, M. Hum. (…………………….)

Penguji I NIP 131 281 866

4. Drs. F. X. Sawardi, M. Hum. (…………………….)

Penguji II NIP 131 913 435

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Dr. Maryono Dwirahardjo, S.U.

NIP 130 675 167

Page 4: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

4

MOTTO:

“Orang yang tak tahu dan tak tahu bahwa dia tak

tahu adalah orang tolol. Hindari dia”.

“Orang yang tak tahu dan tahu bahwa dia tak tahu

adalah anak-anak. Ajari dia”.

“Orang yang tahu dan tak tahu bahwa dia tahu adalah

orang tidur. Bangunkan dia”.

“Orang yang tahu dan tahu bahwa dia tahu adalah

orang bijak. Ikuti dia”.

( Nasruddin Hoja)

Page 5: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

5

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

v Bapak dan ibu yang telah memberi doa

dan semangat.

v Adikku Erdiana dan Hasan.

v Teman-teman yang telah membantuku.

v Mimi

Page 6: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah, rahmat, hidayah, serta inayyah-Nya, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menemui hambatan dan

kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik yang

bersifat langsung maupun yang tidak langsung, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Maryono Dwiraharjo, S. U. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan

untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Henry Yustanto, M. A. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah

mengizinkan peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. F. X. Sawardi, M. Hum. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan yang jelas dalam

penelitian skripsi ini.

4. Dra. Murtini, M. S. selaku pembimbing akademis yang selalu memberikan

pengarahan selama masa pekuliahan.

Page 7: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

7

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa khususnya Jurusan

Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada

peneliti.

6. Staf Perpustakan Pusat dan Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kelonggaran kepada

peneliti dalam membaca dan meminjam buku-buku referensi yang

diperlukan dalam skripsi ini.

7. Novi, Etik, Rino, Tomi, Kuncoro, dan Wiyat yang telah memberikan

bantuan dan semangat kepada peneliti.

8. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2000 yang telah bersedia

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan dari

Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca akan peneliti terima dengan tangan terbuka dan senang hati.

Akhirnya, peneliti berharap semoga hasil karya ini bermanfaat khususnya

bagi jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Februari 2005

Peneliti

Page 8: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xi

DAFTAR TANDA........................................................................................... xii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kalimat

1. Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat ............................................. 7

2. Klasifikasi Kalimat................................................................... 8

Page 9: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

9

B. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk

1. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Setara ............... 17

2. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat ........ 19

C. Relasi Konsesif

1. Pengertian Relasi Konsesif ...................................................... 22

2. Pemarkah Konsesif................................................................... 24

3. Konsesif Kondisional ............................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................... 29

B. Data ................................................................................................ 30

C. Sumber Data................................................................................... 30

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 31

E. Teknik Klasifikasi Data.................................................................. 33

F. Teknik Analisis Data...................................................................... 34

G. Teknik Penarikan Kesimpulan ....................................................... 36

BAB IV ANALISIS DATA

A. Gramatika Dasar Kalimat Tunggal

1. Kalimat Tunggal Berdasarkan Jenis Predikatnya .................... 37

2. Bentuk Kalimat Tunggal .......................................................... 43

B. Kalimat Majemuk

1. Jenis Kalimat Majemuk............................................................ 46

2. Bentuk Kalimat Majemuk........................................................ 51

3. Pelesapan Unsur Inti pada Kalimat Majemuk.......................... 52

Page 10: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

10

C. Relasi Konsesif

1. Tipe-Tipe Klausa Konsesif ...................................................... 38

2. Letak Klausa Bawahan dalam Kalimat Konsesif..................... 60

3. Ciri-Ciri Semantis Klausa Konsesif ......................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 62

B. Saran-Saran .................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN DATA

DAFTAR INFORMAN

Page 11: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

11

DAFTAR SINGKATAN

A : Aura

AC : Anita Cemerlang

F : Femina

HP 4 : Harry Potter 4

KET : Keterangan

O : Objek

O1 : Objek Langsung

O2 : Objek Tidak Langsung

OS : Objek Klausa Sematan

OU : Objek Klausa Utama

P : Predikat

PADJ : Predikat Adjektiva

PEL : Pelengkap

PN : Predikat Nomina

PREP : Preposisi

PS : Predikat Klausa Utama

PU : Predikat Klausa Utama

PV AKT : Predikat Verba Aktif

PV PAS : Predikat Verba Pasif

PV : Predikat Verba

S : Subjek

Page 12: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

12

SN : Subjek Nomina

SPAS : Subjek Pasien

SPEL : Subjek Pelaku

SS : Subjek Klausa Sematan

SU : Subjek Klausa Utama

DAFTAR TANDA

[-] : unsur yang dilesapkan

{−} : pilih salah satu dalam kurung kurawal

* : tidak gramatikal

? : diragukan keberterimaannya atau janggal

( ) : bersifat opsional

Page 13: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

13

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Relasi Konsesif Bahasa Indonesia. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ancangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ancangan strukturalisme.

Penelitian ini mempunyai tiga rumusan masalah yaitu (1) bagaimana

gramatika dasar kalimat tunggal, (2) bagaimana ciri-ciri sintaksis relasi konsesif

bahasa Indonesia, dan (3) bagaimana ciri-ciri semantis relasi konsesif bahasa

Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gramatika dasar

kalimat tunggal, ciri-ciri sintaksis, serta semantis relasi konsesif bahasa Indonesia.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan studi bahasa Indonesia

dan dapat menjadi kerangka berpikir bagi penegasan teori yang telah ada terutama

dalam bidang sintaksis.

Data dalam penelitian ini adalah kalimat majemuk bertingkat dengan relasi

konsesif. Data tersebut diperoleh dari beberapa sumber yaitu novel Harry Potter

dan Piala Api, tabloit Anita Cemerlang, Femina, dan Aura. Selain itu, peneliti

juga menggunakan data lisan yang diperoleh dari acara televisi dan radio. Metode

yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode simak yang dilanjutkan

dengan teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, teknik pustaka dan teknik

kerja sama dengan informan.

Setelah data terkumpul dilakukan klasifikasi data. Klasifikasi data di sini

didasarkan pada jenis pemarkah yang digunakan serta sifat pemarkah itu sendiri.

Data yang terkumpul dibagi menjadi tiga tipe yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.

Page 14: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

14

Data yang telah diklasifikasikan tersebut kemudian dianalisis. Metode yang

digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode

distribusional yang kemudian dilanjutkan dengan teknik lesap, ganti, sisip, dan

parafrasis.

Setelah dianalisis dapat diperoleh beberapa kesimpulan dalam penelitian

ini. Makna konsesif selain dapat diungkapkan dengan pemarkah walau(pun),

meski(pun), kendati(pun), sekalipun, biar(pun), betapa(pun), ke mana pun, di

mana pun, siapa pun dan apa pun juga dapat diungkapkan dengan bentuk

disjungsi pada klausa bawahannya. Klausa bawahan dalam kalimat majemuk

bertingkat dengan relasi konsesif dapat berada mendahului, mengikuti atau di

antara klausa utamanya. Secara sintaksis kalimat majemuk bertingkat dengan

relasi konsesif tidak dapat terdiri atas klausa inti pasif dan klausa bawahan aktif,

dapat berupa kalimat berita, suruh dan tanya. Bentuk tanya tersebut berupa

kalimat tanya ya atau tidak ( yes or no questions) karena kalimat majemuk

bertingkat dengan relasi konsesif tidak dapat berupa -wh questions. Selain itu,

kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif tidak dapat dibentuk dari

nomina dengan partikel –lah. Secara semantis, informasi pada klausa bawahannya

hanya dianggap informasi sekunder sehingga dapat dihilangkan tanpa

mempengaruhi informasi utama yang akan disampaikan.

Page 15: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam konstruksi bahasa Indonesia, dikenal istilah kalimat majemuk

bertingkat. Ramlan menyebut kalimat majemuk dengan kalimat luas. “Kalimat

luas adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih” ( Ramlan, 1996, h. 49).

Dengan kata lain, kalimat majemuk dibentuk dengan menyusun dua klausa atau

lebih. Moeliono ( 1988) membedakan kalimat majemuk menjadi dua macam,

yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Perbedaan

tersebut didasari oleh hubungan antarklausa di dalamnya. Jika hubungan antara

klausa yang satu dengan klausa yang lain dalam satu kalimat itu menyatakan

hubungan koordinasi, maka kalimat tersebut dinamakan kalimat majemuk setara.

Jika hubungan antara klausa yang satu dengan yang lain adalah subordinatif, maka

kalimat tersebut dinamakan kalimat majemuk bertingkat.

Dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat berbagai macam relasi

antarklausa. Relasi tersebut antara lain relasi temporal, kondisional, final/ tujuan,

konsesif, komparatif/ pembandingan, penyebaban, konsekutif/ akibat, cara,

sangkalan, kenyataan, hasil, penjelasan, dan atributif ( Moeliono, 1988).

Menurut Moeliono (1988, h. 325) “hubungan konsesif terdapat dalam

sebuah kalimat yang klausa sematannya memuat pernyataan yang tidak akan

mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama”. Fokker (1983, h. 117)

menyatakan bahwa yang dinamakan relasi konsesif ialah “apabila dalam bagian

Page 16: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

16

kalimat yang satu, sesuatu diterima, diakui atau dianggap, yang bertentangan

dengan isi bagian yang lain, tetapi tanpa ia dapat mempengaruhinya”. Dari dua

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa relasi konsesif adalah hubungan klausa

sematan dengan klausa utama dalam kalimat majemuk bertingkat yang bermakna

perlawanan dan tidak mengubah pernyataan dalam klausa utamanya.

Subordinator yang biasa dipakai untuk menyatakan relasi konsesif adalah

walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), dan kendati(pun). Bentuk seperti ke

mana pun, betapapun, apa pun, di mana pun, dan siapa pun juga dapat dipakai

pula sebagai pemarkah konsesif.

Selain menggunakan konjungsi di atas, makna konsesif juga dapat

dinyatakan dengan bentuk lain, misalkan dengan bentuk disjungsi atau pemisahan.

Contohnya pada kalimat Makan nggak makan, asal kumpul. Kalimat tersebut

bermakna konsesif karena merupakan suatu hal yang berlawanan. Di sini klausa

sematan makan nggak makan tidak mengubah pernyataan klausa induknya asal

kumpul. Hanya saja, kalimat di atas tidak menggunakan pemarkah konsesif. Di

sini digunakan bentuk disjungsi makan nggak makan. Dengan struktur lain yang

maknanya serupa, kalimat di atas dapat diubah menjadi Walaupun tidak makan,

asal kumpul.

Banyak ahli yang telah menyinggung istilah konsesif dalam buku mereka.

Beberapa di antaranya adalah Anton M. Moeliono dalam Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia ( 1988, h. 325), Harimurti Kridalaksana dalam Kamus

Linguistik ( 2001, h. 118), N. F. Alieva dalam Bahasa Indonesia Deskripsi dan

Teori ( 1991, h. 465), dan Verhaar dalam Asas-Asas Linguistik Umum ( 1999, h.

Page 17: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

17

283). Dari pandangan dan tafsiran masing-masing ahli, yang agak berbeda-beda,

dapat ditarik suatu kesejajaran pengertian bahwa yang dimaksud dengan konsesif

adalah hubungan klausa sematan dengan klausa induk yang menyatakan makna

perlawanan dan tidak mengubah pernyataan yang ada pada klausa utamanya.

Sebagian besar ahli tersebut hanya menyebut istilah konsesif secara

sekilas. Pembicaraan tentang konsesif hanya terbatas pada hubungan antarklausa

dalam kalimat majemuk bertingkat yang didasarkan pada jenis konjungsi

walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), dan kendati(pun). Namun, para ahli

tersebut tidak membahas bentuk konsesif yang lain, misalkan yang menggunakan

disjungsi atau pemisahan (p atau tidak p). Masih terdapat beberapa bentuk kalimat

lain yang dapat digunakan untuk menyatakan relasi konsesif. Kalimat majemuk

bertingkat bentuk lain dapat digolongkan ke dalam konsesif berdasarkan kriteria

semantis. Untuk itulah peneliti bermaksud untuk menganalisis bentuk konsesif,

baik yang menggunakan pemarkah konsesif maupun kriteria semantis, secara

mendalam.

Selanjutnya untuk memperdalam tentang relasi konsesif, perilaku

sintaksisnya, dan ciri- ciri semantisnya, maka peneliti tertarik untuk

menjadikannya sebuah penelitian dengan judul Relasi Konsesif Bahasa Indonesia.

B. Pembatasan Masalah

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.

Berarti dalam kalimat majemuk dimungkinkan terdapat tiga atau bahkan empat

klausa atau lebih. Kalimat majemuk yang demikian itu tentu memerlukan analisis

Page 18: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

18

yang lebih luas. Untuk itulah dalam penelitian ini peneliti membatasi analisisnya

pada kalimat majemuk bertingkat yang hanya terdiri atas dua klausa dan tiga

klausa saja. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas relasi konsesif dengan

pemarkah konjungsi walau(pun), meski(pun), kendati(pun) biar(pun), betapapun,

bentuk ke mana pun, di mana pun, sekalipun, apa pun, siapa pun, dan bentuk

disjungsi.

C. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang pemilihan masalah, agar

pembahasan masalah menjadi jelas, terarah, dan terperinci, maka peneliti

merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut.

1. Bagaimana gramatika dasar kalimat tunggal?

2. Bagaimana ciri-ciri sintaksis relasi konsesif bahasa Indonesia?

3. Bagaimana ciri-ciri semantis relasi konsesif bahasa Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mempunyai tujuan sebagai

berikut.

a. Untuk mendeskripsikan gramatika dasar kalimat tunggal.

b. Untuk mendeskripsikan ciri- ciri sintaksis relasi konsesif bahasa Indonesia.

c. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri semantis relasi konsesif bahasa Indonesia.

Page 19: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

19

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan agar menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat bagi pembaca. Ilmu linguistik bukanlah ilmu praktis seperti ilmu

kedokteran, pertanian, maupun teknik sehingga hasilnya tidak dapat langsung

digunakan oleh masyarakat penggunanya. Untuk itulah dalam penelitian bahasa

hanya terdapat manfaat secara teoretis. Manfaat teoretis dari penelitian ini antara

lain adalah sebagai berikut.

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

perkembangan studi bahasa Indonesia, khususnya mengenai relasi konsesif

bahasa Indonesia.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir bagi penegasan

teori yang telah ada terutama dalam bidang sintaksis.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab. Tiap-tiap bab

terdiri dari pokok masalah yang berlainan, tetapi keseluruhannya merupakan satu

kesatuan. Secara singkat dapat peneliti uraikan sebagai berikut.

Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang

masalah yang menjelaskan alasan peneliti tertarik untuk meneliti relasi konsesif;

pembatasan masalah pada kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif

yang terdiri atas dua atau tiga klausa dan dengan pemarkah tertentu; perumusan

masalah tentang gramatika dasar kalimat tunggal, ciri-ciri sintaksis serta semantis

relasi konsesif bahasa Indonesia; tujuan penelitian untuk mendeskripsikan

Page 20: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

20

gramatika dasar kalimat tunggal, ciri-ciri sintaksis dan semantis relasi konsesif;

manfaat penelitian secara teoritis bagi perkembangan studi bahasa; dan

sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan landasan teori yang memuat teori-teori yang

berhubungan dengan klausa konsesif dan kemudian dijadikan landasan atau acuan

dalam penelitian ini. Teori tersebut meliputi pengertian dan ciri-ciri kalimat, relasi

antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang salah satunya adalah relasi

konsesif dan konsesif kondisional.

Bab ketiga merupakan metode penelitian yang berisi penjelasan mengenai

jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan ancangan strukturalisme, data yang

berupa kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif, sumber data dari

majalah, tabloit, novel, beberapa acara televisi dan radio, metode pengumpulan

data yaitu metode simak, metode klasifikasi data yang didasarkan pada jenis

pemarkah yang digunakan, metode analisis yang berupa metode distribusional,

dan metode penarikan kesimpulan yang berupa metode induktif.

Bab keempat merupakan analisis data yang berupa analisis terhadap data-

data yang mendukung penelitian yaitu mengenai relasi konsesif bahasa Indonesia.

Analisis tersebut meliputi gramatika dasar kalimat tunggal, relasi konsesif yang

terdiri atas proses pembentukan, bentuk kalimat, letak klausa bawahan dalam

kalimat majemuk dengan relasi konsesif, serta ciri-ciri secara semantis.

Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan akhir dari

analisis data dan saran-saran yang menyarankan agar ada penelitian lebih lanjut

Page 21: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

21

tentang relasi konsesif karena peneliti menganggap penelitian ini belum

sempurna.

Page 22: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kalimat

1. Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat

Menurut Ramlan (1996, h. 27) kalimat ialah “satuan gramatik yang

dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik”.

Moeliono (1988, h. 254) berpendapat “kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau

teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan”.

Chaer (1994, h. 240) menyatakan bahwa “kalimat adalah satuan sintaksis yang

disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan

konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final”. Jadi, yang menjadi

dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final. Dari uraian tersebut

terlihat bahwa kalimat mempunyai dua unsur yang sangat penting yaitu adanya

unsur segmental dan suprasegmental. Unsur segmental merupakan bagian kalimat

yang berupa satuan lingual yang bagiannya dapat dibagi atas segmen-segmen

(bagian-bagian). Adapun unsur suprasegmentalnya berupa intonasi. Kedua unsur

tersebut harus mampu mendukung makna dan arti yang terkandung dalam sebuah

kalimat.

Moeliono (1988) menyebutkan ciri-ciri kalimat sebagai berikut.

Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda,

diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang

memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud

Page 23: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

8

tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; dan sementara itu

disertakan pula di dalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau

ruang kosong, koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek

yang mengapit bentuk tertentu. (254)

2. Klasifikasi Kalimat

Ramlan (1996) membagi kalimat berdasarkan fungsi dalam hubungan

situasinya. Selanjutnya kalimat dibagi atas kalimat berita, kalimat tanya, dan

kalimat suruh. Senada dengan Ramlan, Moeliono (1988) membagi kalimat

berdasarkan bentuk dan makna ( nilai komunikatifnya).

a. Berdasarkan maknanya.

Menurut maknanya ( nilai komunikatifnya) kalimat dibagi menjadi kalimat

berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru, dan kalimat emfatik.

1) Kalimat berita

Kalimat berita dapat disebut pula kalimat deklaratif. Kalimat berita adalah

“kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pembaca atau pendengar” (

Moeliono, 1988, h. 284). Menurut Ramlan (1996, h. 32) “kalimat berita berfungsi

untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang

diharapkan berupa perhatian seperti tercermin pada pandangan mata yang

menunjukkan adanya perhatian”.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat berita untuk menyatakan bahwa

telah terjadi kecelakaan lalu-lintas.

Page 24: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

9

(1) Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas.

(2) Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi siang.

(3) Waktu ke kantor, saya lihat jeep menabrak becak sampai hancur.

(4) Saya ngeri melihat tabrakan antara bus PPD dan sedan Fiat tadi pagi.

(5) Tadi pagi sedan Fiat mulus ditabrak bus PPD.

2) Kalimat perintah.

Kalimat perintah disebut juga kalimat imperatif. Kalimat perintah yaitu

“kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu” (

Moeliono, 1988, h. 285). Kalimat ini seringkali diakhiri dengan tanda seru (!)

meskipun tanda titik juga dapat digunakan. Ramlan (1996) menyebut kalimat

perintah dengan kalimat suruh, yang fungsinya mengharapkan tanggapan yang

berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara.

Kalimat imperatif memiliki tiga makna dasar yaitu permintaan izin,

ajakan, dan suruhan. Kalimat imperatif mengandung tuntutan kepada pendengar

atau pembaca untuk memberikan reaksi nonverbal berupa (1) tindakan yang harus

dilakukan sendiri oleh pendengar, (2) tindakan yang harus dilakukan pendengar

bersama pembicara dan (3) tindakan yang harus dilakukan pembicara dengan izin

pendengar ( Lapoliwa, 1990). Misalkan pada kalimat-kalimat berikut.

(6) Baca buku itu!

(7) Kita berhenti dulu!

(8) Coba saya lihat PR-mu!

Kalimat imperatif dapat juga berbentuk pasif. Pemasifan kalimat imperatif

yang subjeknya persona kedua dilakukan dengan menambahkan awalan di- pada

Page 25: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

10

verbanya. Persona kedua yang berfungsi sebagai pelaku kalimat imperatif yang

subjeknya persona pertama dilakukan dengan jalan mengedepankan nomina objek

kalimat imperatif aktif. Misalkan pada kalimat 9a menjadi 9b dan 9c.

(9) a. Baca buku itu!

b. Dibaca buku itu!

c. Buku itu dibaca!

(10) a. Kita lupakan saja masalah ini!

b. Masalah ini kita lupakan saja!

(11) a. Coba saya lihat PR-mu!

b. Coba PR-mu saya lihat!

Kalimat imperatif dapat juga berbentuk negatif dengan penambahan

partikel jangan di awal atau sesudah subjek kalimat. Kalimat ini digunakan untuk

menyatakan larangan. Kalimat imperatif yang dapat dinegatifkan terbatas pada

kalimat imperatif yang pelakunya persona kedua dan persona pertama jamak

inklusif. Misalkan pada kalimat 12a menjadi kalimat 12b dan 12c.

(12) a. Kita pergi bersama-sama.

b. Jangan kita pergi bersama-sama!

c. Saya minta supaya kita tidak pergi bersama-sama!

Kalimat imperatif juga dapat dibentuk dengan penambahan partikel lah,

coba, silakan, ayo, biar, harap, hendaklah, hendaknya, mari, mohon dan tolong.

Misalkan pada kalimat berikut.

(13) Kirimlah surat kepada ibumu!

(14) Marilah kita pergi!

Page 26: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

11

(15) Silakan duduk!

(16) Tolong buka jendela itu!

(17) Coba jangan ganggu anjing itu!

(18) Biar saya tinggal di rumah!

3) Kalimat tanya

Kalimat tanya disebut juga kalimat interogatif. Kalimat tanya adalah

“kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang” ( Moeliono, 1988, h.

288).

Ada lima cara membentuk kalimat tanya. Pertama dengan menambahkan

kata apa(kah), kedua membalikkan urutan kata, ketiga dengan memakai kata

bukan atau tidak, keempat mengubah intonasi kalimat, dan kelima dengan

memakai kata tanya ( Ramlan, 1996).

Berikut beberapa contoh kalimat tanya.

(19) Dimanakah Adi?

(20) Siapa dia?

(21) Apa dia istri Pak Bambang?

(22) Sudahkah dia selesai kuliahnya?

(23) Pacar Rudikah Linda?

(24) Dia sakit, bukan?

(25) Penjahat itu belum tertangkap?

4) Kalimat seru

Kalimat seru disebut juga kalimat interjektif. Kalimat seru adalah “kalimat

yang mengungkapkan perasaan kagum” ( Moeliono, 1988, h. 292). Karena rasa

Page 27: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

12

kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dapat dibuat dari kalimat

berita yang predikatnya adjektiva. Moeliono (1988) menjelaskan cara membuat

kalimat ini adalah dengan (a) membalik urutan kalimat menjadi P S, (b)

menambahkan partikel –nya pada P, dan (c) menambahkan kata seru alangkah

atau bukan main di depan P. Contohnya pada kalimat berikut.

Pergaulan mereka bebas.

(26) Bebas pergaulan mereka.

(27) Bebasnya pergaulan mereka.

(28) Alangkah bebas pergaulan mereka.

Bukan main bebas pergaulan mereka.

5) Kalimat emfatik.

“Kalimat emfatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus

pada subjek. Penegasan ini biasanya dengan menambahkan keterangan sambung

yang di belakang subjek dan partikel –lah pada subjek” ( Moeliono, 1988, h. 293).

Misalkan pada kalimat berikut.

(29) Dialah yang memulai pertengkaran itu.

(30) Penduduk desa itulah yang akan mengadu ke DPR.

b. Berdasarkan Bentuk.

Moeliono (1988) juga membagi kalimat berdasarkan bentuknya. Dalam

hal ini kalimat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

1) Kalimat tunggal

“Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa” ( Moeliono,

1988, h. 268). Karena hanya terdiri atas satu klausa, maka konstituen untuk tiap

Page 28: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

13

unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu atau merupakan kesatuan.

Dalam kalimat tunggal terdapat semua unsur inti. Di samping itu, tidak mustahil

ada pula unsur yang bukan inti seperti keterangan tempat, waktu dan alat. Dengan

demikian kalimat tunggal dapat berupa kalimat yang panjang.

(31) Kami mahasiswa Atma Jaya.

(32) Guru matematika kami akan dikirim ke luar negeri.

Kalimat di atas merupakan kalimat tunggal yang berbentuk panjang.

2) Kalimat majemuk

“Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu

proposisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat

dijadikan suatu kesatuan. Karena sifat itu, maka kalimat majemuk selalu berwujud

dua klausa atau lebih” ( Moeliono, 1988, h. 33). Ramlan (1996) menyebut kalimat

majemuk dengan kalimat luas. Menurutnya kalimat luas adalah kalimat yang

terdiri dari dua klausa atau lebih. Dari dua definisi tersebut dapat diperoleh satu

kesamaan bahwa kalimat majemuk merupakan kalimat yang minimal mempunyai

dua klausa.

Selanjutnya kalimat majemuk dibedakan atas kalimat majemuk bertingkat

dan kalimat majemuk setara.

(1) Kalimat Majemuk Setara.

Menurut Ramlan (1996) kalimat majemuk setara adalah kalimat yang

salah satu klausanya tidak merupakan bagian dari klausa yang lain. Masing-

masing berdiri sendiri sebagai klausa yang setara. Moeliono (1988, h. 33)

berpendapat “jika hubungan antara klausa yang satu dengan klausa yang lain

Page 29: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

14

dalam satu kalimat itu menyatakan hubungan koordinatif, maka kalimat macam

itu dinamakan kalimat majemuk setara”.

Penghubung yang digunakan untuk menyatakan kesetaraan antara lain

kata: dan, dan lagi, lagi pula, serta, lalu, kemudian, atau, tetapi, tapi, akan tetapi,

sedang, sedangkan, namun, melainkan, sebaliknya, bahkan, malah, dan malahan.

Berikut beberapa contoh kalimat majemuk setara.

(33) Badannya kurus, dan mukanya sangat pucat.

(34) Orang itu miskin, lagi pula bodoh.

(35) Mereka sedang belajar, atau mungkin mereka sedang mengobrol.

(2) Kalimat Majemuk Bertingkat.

Menurut Ramlan (1996) kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang

di dalamnya klausa yang satu merupakan bagian dari klausa yang lain. Klausa

yang merupakan bagian dari klausa lainnya disebut klausa bawahan, sedangkan

klausa yang lainnya disebut klausa inti. Jadi kalimat majemuk bertingkat terdiri

atas klausa inti dan klausa bawahan.

B. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk

1. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Setara

Menurut Moeliono (1988) relasi semantis antarklausa dalam kalimat

majemuk setara, jika dilihat dari segi arti koordinatornya, terdiri atas tiga macam,

relasi penjumlahan, perlawanan, dan pemilihan. Relasi penjumlahan yaitu relasi

yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan

proses. Relasi ini ditandai oleh koordinator dan, serta, atau baik...maupun....

Page 30: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

15

Kadang koordinator dapat juga dihilangkan. Jika diperhatikan konteksnya, maka

hubungan penjumlahan ada yang menyatakan sebab, urutan, waktu, pertentangan,

dan perluasan. Relasi perlawanan ialah relasi yang menyatakan bahwa apa yang

dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan apa yang

dinyatakan dalam klausa kedua. Relasi ini ditandai dengan koordinator tetapi.

Relasi perlawanan dapat dibedakan atas relasi yang menyatakan penguatan,

implikasi, dan perluasan. Relasi pemilihan adalah relasi yang menyatakan pilihan

diantara dua kemungkinan yang dinyatakan oleh kedua klausa yang dihubungkan.

Koordinator yang digunakan untuk menyatakan relasi ini adalah atau. Relasi ini

sering pula menyatakan pertentangan.

2. Relasi Antarklausa pada Kalimat Majemuk Bertingkat

Dalam kalimat majemuk bertingkat juga terdapat beberapa macam relasi

antarklausa. Relasi tersebut antara lain relasi temporal, kondisional, final atau

tujuan, konsesif, komparatif atau pembandingan, penyebaban, konsekutif atau

akibat, cara, sangkalan, kenyataan, hasil, penjelasan dan atributif ( Moeliono,

1988)

C. Relasi Konsesif

1. Pengertian Relasi Konsesif

“Hubungan konsesif terdapat dalam sebuah kalimat yang klausa

sematannya memuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan

dalam klausa utama” ( Moeliono, 1988, h. 325). Menurut Fokker (1983, h. 117)

yang dinamakan relasi konsesif ialah “apabila dalam bagian kalimat yang satu,

Page 31: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

16

sesuatu diterima, diakui atau dianggap, yang bertentangan dengan isi bagian yang

lain, tetapi tanpa ia dapat mempengaruhinya”. Dari beberapa definisi di atas maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa konsesif merupakan klausa bawahan

dalam kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif yang isinya

bertentangan atau berlawanan dengan pernyataan klausa utama dan tidak

mengubah apa pun dalam klausa utama tersebut.

Jika seseorang mengungkapkan kalimat majemuk dengan relasi konsesif

seperti “Walaupun hari hujan, ibu pergi ke pasar”, kita akan tahu bahwa dua

klausa tersebut merupakan suatu kebenaran atau fakta. Hari hujan merupakan

suatu kebenaran dan ibu pergi ke pasar juga merupakan sebuah kebenaran. Jika

kita mengasumsikan klausa pertama, “Walaupun hari hujan”, sebagai p, dan

kluasa kedua, “ibu pergi ke pasar”, sebagai q, maka kita akan mendapatkan

rumusan apa pun p maka q.

2. Pemarkah Konsesif

Subordinator yang biasa dipakai untuk menyatakan makna konsesif adalah

walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pun), dan sungguh(pun)”

(Moeliono, 1988). Bentuk seperti ke mana pun, betapapun, apa pun, di mana pun,

dan siapa pun dapat pula dipakai sebagai penghubung konsesif. Perhatikan

kalimat-kalimat di bawah ini.

(36) Penduduk Desa Little Hangleton masih menyebutnya “Rumah

Riddle”, meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga Riddle tak

tinggal di sana lagi.(HP 4/ 9)

Page 32: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

17

(37) “Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan!”(HP 4/ 224)

(38) ..., mengingat tugas-tugas turnamen itu akan tetap sulit dan

berbahaya, kendati kami telah mengambil langkah pengamanan...(HP

4/ 231)

(39) ..., dan akan memberikan dukungan sepenuh hati kepada juara

Hogwats, siapa pun dia...(HP 4/ 232)

Kalimat-kalimat dia atas termasuk kalimat majemuk bertingkat dengan

relasi konsesif. Klausa seperti: meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga

Riddle tak tinggal di sana lagi; walaupun mogok makan; kendati kami telah

mengambil langkah pengamanan; siapa pun dia; merupakan klausa bawahan

yang tidak mengubah isi klausa utamanya. Penghubung konsesif yang digunakan

antara lain meskipun, walaupun, kendati, dan juga menggunakan bentuk lain

seperti siapa pun.

Pemarkah tersebut harus dinyatakan secara gramatikal. Jika dihilangkan

maka kalimat tersebut menjadi tidak gramatikal atau tidak berterima. Perhatikan

kontras kalimat di bawah ini.

(40) a. “Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan”.

b. *”Kau tak akan dapat cuti sakit mogok makan”.

Kontras pada kalimat tersebut menunjukkan bahwa konjungsi walaupun

kehadirannya bersifat wajib. Konjungsi tersebut yang menyatakan makna konsesif

pada kalimat tersebut. Jika konjungsi tersebut dihilangkan, maka kalimatnya

menjadi tak berterima.

Page 33: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

18

Dari beberapa pemarkah di atas, ada beberapa pemarkah yang mempunyai

makna yang sama sehingga dapat saling menggantikan tanpa merubah makna dari

keseluruhan kalimat. Pemarkah tersebut antara lain: walau(pun), meski(pun),

kendati(pun), biar(pun), dan sekalipun. Perhatikan kalimat berikut.

(41) Kendatipun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan.

Kalimat tersebut menggunakan pemarkah konsesif kendatipun. Kalimat

tersebut tidak akan berubah maknanya jika pemarkah konsesif tersebut diganti

dengan pemarkah walau(pun), meski(pun), biar(pun), dan sekalipun.

(42) Walau(pun) berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan.

(43) Meski(pun) berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan.

(44) Biar(pun) berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan.

(45) Sekalipun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan.

E. Konig (1994) menyatakan beberapa ciri pembeda konsesif dibanding

relasi lainnya.

a) In contrast to most other types of adverbial clauses, there does not

seem to be a concessive interogative adverb in any language,

analogous to English when, where, why, how, etc.

b) Concessive clauses cannot be the focus of a focusing adjunct ( focus

particle) like only, even, just, especially ( Only because it is raining

vs. *Only although it was raining....).

c) Concessive clauses cannot occur as focus in a cleft sentence ( *It

was although it was raining that...).

Page 34: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

19

d) Concessive clauses cannot be the focus of a negation or a polar

interrogative ( Was he harassed because he was a journalist? Vs.

Was he harassed although he was a journalist?). (680)

3. Konsesif Kondisional

Relasi konsesif mempunyai kedekatan dengan jenis relasi yang lain.

Konsesif sangat terkait erat dengan kondisional dan dapat juga berasal dari

kondisional. Konsesif yang mirip dengan kondisional disebut dengan konsesiaf

kondisional. Konjungsi yang dapat digunakan adalah konjungsi seperti siapa pun,

di mana pun, dan ke mana pun. Beberapa ahli sering menggolongkan kalimat-

kalimat sebagai berikut ke dalam konsesif.

(46) Apa pun yang terjadi, ia tetap akan pergi.

(47) Mendapat pekerjaan atau tidak, ia tetap akan menikahi Susan bulan

depan.

(48) Sekalipun ia tidak menemukan pekerjaan, ia tetap akan menikah

bulan depan.

Secara sekilas, kalimat di atas terlihat seperti kondisional, yang merupakan

rangkaian dari antecedent (protosis) dan consequent (apodosis). Kedua konstituen

tersebut merupakan syarat baku yang ada pada kalimat kondisional. Antecedent

menggambarkan apa yang dihipotesiskan, sedangkan consequent menggambarkan

situasi atau kondisi yang akan atau mungkin terjadi. Klausa apa pun yang terjadi,

mendapat pekerjaan atau tidak, sekalipun ia tidak menemukan pekerjaan terlihat

seperti syarat bagi klausa yang lainnya. Klausa ia tetap akan menikah, ia tetap

Page 35: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

20

akan menikahi Susan bulan depan, ia tetap akan menikah bulan depan terlihat

sebagai sesuatu yang mungkin atau akan terjadi.

Antecedent dapat dinyatahan dengan partikel pun ( atau dengan bahasa

Inggris dapat dirumuskan dengan wh-ever). Misal konjungsi apa pun, siapa pun,

di mana pun, ke mana pun, dan lainnya. Selain itu antecedent juga dapat

dinyatakan dengan disjunction ( ‘p atau tidak p’).

Konjungsi yang digunakan pada antecedent yang menggunakan partikel

pun merupakan pronomina tak tentu. Pronomina tak tentu bukan saja menunjuk

pada benda yang ditentukan oleh situasi wicara atau konteks, melainkan

menunjukkan pula bahwa yang dimaksudkan adalah benda dari suatu kelas yang

terbatas. Misalkan konjungsi siapa pun menunjuk pada siapa saja atau manusia

yang kelasnya terbatas.

Namun tetap ada perbedaan yang mendasar antara kondisional dan

konsesif. Perbedan tersebut terdapat pada kebenaran dari kalimatnya. Apa yang

dinyatakan pada kalimat kondisional pastilah hal-hal yang belum terjadi,

sedangkan pada kalimat yang konsesif apa yang dinyatakannya merupakan suatu

fakta walaupun saling bertentangan. Perhatikan kalimat berikut.

(49) Aku akan membeli rumah itu, jika aku punya banyak uang.

(50) Walaupun aku punya banyak uang, aku tak akan membeli rumah itu.

Kalimat pertama merupakan kalimat kondisional. Klausa jika aku punya

banyak uang merupakan antecedent, sedangkan klausa aku akan membeli rumah

itu adalah consequent. Kalimat ini menyatakan sesuatu yang tidak terjadi.

Kenyataannya, pembicara tidaklah mempunyai uang sehingga rumah itu juga

Page 36: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

21

belum akan dibelinya. Kalimat yang kedua adalah kalimat konsesif. Berbeda

halnya dengan kalimat kondisional, kedua pernyataan pada kalimat ini merupakan

fakta. Kenyataannya pembicara mempunyai banyak uang dan dia tidak membeli

rumah itu. Kedua klausanya merupakan fakta meskipun berlawanan latar

belakangnya.

Page 37: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Secara umum

dinyatakan bahwa metode kualitatif adalah “metode pengkajian atau metode

penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang

menggunakan prosedur-prosedur statistik” ( Subroto, 1992, h. 5). Dalam

penelitian ini, peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud kata-

kata, kalimat-kalimat, wacana, ataupun dari data yang berupa gambar atau foto.

Dari data tersebut peneliti kemudian melakukan anlisis data untuk membuat

kesimpulan umum yang merupakan sistem atau kaidah yang bersifat mengatur.

Jadi penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ancangan strukturalisme,

maksudnya “meneliti dan memerikan serta menerangkan segi-segi tertentu

mengenai struktur bahasa berdasarkan fakta-fakta kebahasaan yang dijumpai

dalam pertuturan” (Subroto, 1992, h. 32).

B. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan konstruksi yang

berupa kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk tersebut mengandung

relasi konsesif.

Page 38: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

30

C. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Novel Harry Potter Dan Piala Api karya J. K. Rowling.

(2) Tabloit Anita Cemerlang, 21 Agustus- 3 September 1998.

(3) Tabloit Femina no. 23, 5-11 Juni 2003; no 25, 19-25 Juni 2003; no. 32,

7-13 Agustus 2003; no. 48, 4-10 Desember 2003.

(4) Tabloit Aura no. 36, 25 September- 1 Oktober 2003; no. 45, 4- 10

Desember 2003; no. 7, 4- 10 Maret 2004; no. 13, 15- 21 April 2004;

no. 20, 3- 9 Juni 2004.

Selain data tulis juga terdapat data lisan yang didapat dari lirik lagu Slank

Makan Nggak Makan Asal Kumpul, iklan televisi Kecap Bango, beberapa acara

televisi dan radio berupa siaran kerohanian di PTPN dan RRI. Dalam mengambil

data, peneliti sengaja mengambil data dari beberapa sumber yang berbeda dengan

tujuan agar data yang nanti diperoleh beragam dan kompleks, sehingga dapat

mewakili gambaran sebetulnya mengenai penggunaan bahasa Indonesia.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk penyediaan data dalam penelitian ini adalah

metode simak. “Disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa

penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa”

(Sudaryanto, 1993, h. 133).

Metode simak tersebut dilanjutkan dengan teknik dasar berupa teknik

sadap dan teknik lanjutan berupa teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat.

Page 39: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

31

Karena penelitian ini mengacu pada bahasa tulis dan lisan, maka peneliti

menggunakan teknik pustaka dan teknik kerjasama dengan informan untuk

melengkapi teknik-teknik pengadaan data di atas.

Menurut Subroto (1992, h. 42), teknik pustaka adalah “mempergunakan

sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber-sumber tertulis itu dapat

berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah,

dan buku perundang-undangan”.

Menurut Subroto (1992) teknik kerjasama dengan informan dilaksanakan

dengan meminta tanggapan informan tentang suatu data tertentu. Apakah kalimat

yang berisi data tersebut merupakan kalimat yang wajar, jelas maksudnya, dan

terasa lumrah, atau janggal, tidak jelas atau barangkali ragu-ragu.

Setelah data terkumpul kemudian dicatat pada kartu data seperti contoh

berikut.

Keterangan :

F. 23/ 32/ 2 : Femina no. 23 / halaman 32/ kolom 2

Wlady berhasil melarikan diri, meski tak seorang pun anggota

keluarganya diizinkan ikut. ( F. 23/ 32/ 2)

Page 40: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

32

E. Teknik Klasifikasi Data

Data yang telah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan jenis pemarkah

yang dipakai. Data tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu data A, data B, dan data C.

1. Data A

Data A merupakan data yang menggunakan pemarkah walau(pun),

meski(pun), kendati(pun), sekalipun dan biar(pun). Semua pemarkah dalam tipe

ini dapat saling menggantikan tanpa mengubah informasi atau isi yang hendak

disampaikan.

2. Data B

Data B merupakan data yang menggunakan pemarkah ke mana pun,

betapapun, apa pun, siapa pun dan di mana pun. Pemarkah dalam tipe ini tidak

dapat saling menggantikan karena tiap pemarkah mengacu pada suatu hal tertentu.

3. Data C

Data merupakan data dengan pemarkah berupa disjungsi (p atau tidak p)

dan perluasannya. Data C dibagi menjadi enam tipe, yaitu: Tipe C 1 [p –p, (p

sama)]; Tipe C 2 [p atau(pun) q , ( p >< q)]; Tipe C 3 [p atau(pun) –p, (p sama)];

Tipe C 4 [mau p atau –p, (p sama)]; Tipe C 5 [mau p atau q, ( p >< q)]; dan Tipe

C 6 [mau p mau q ( p tidak sama dengan q)].

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

distribusional. “Metode distribusional yaitu menganalisis sistem bahasa atau

Page 41: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

33

keseluruhan kaidah yang bersifat mengatur di dalam bahasa berdasarkan perilaku

atau ciri-ciri kebahasaansatuan-satuan lingual tertentu” ( Subroto, 1992, h. 64).

Karena metode yang digunakan adalah metode distribusional, maka teknik

yang digunakan adalah teknik-teknik yang terdapat dalam metode tersebut.

Teknik lanjutan yang digunakan di sini adalah teknik lesap, ganti, sisip, dan

parafrasis.

a. Teknik lesap atau delesi “dilaksanakan dengan melesapkan ( melepaskan,

menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual

yang bersangkutan” ( Sudaryanto, 1993, h. 37). Teknik ini berguna untuk

mengetahui keintian kadar unsur yang dilesapkan.

b. Teknik ganti atau substitusi “dilaksanakan dengan mengganti unsur tertentu

satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar

satuan lingual yang bersangkutan” ( Sudaryanto, 1993, h. 37).

c. Teknik sisip “dilaksanakan dengan menyisipkan unsur tertentu di antara

unsur-unsur lingual yang ada” ( Sudaryanto, 1993, h. 37). Dalam hal ini,

kelihatan bahwa pada hakikatnya teknik sisip sama dengan teknik perluas,

yaitu sama-sama menggunakan “unsur” tambahan; jadi, menambahi satuan

lingual yang bersangkutan dengan unsur baru. Hanya, bedanya ialah

penambahan dalam rangka pelaksanaan teknik perluas ada di luar satuan

lingual yang bersangkutan, penambahan dalam rangka pelaksanaan teknik

sisip ada di dalam satuan lingual yang bersangkutan. Teknik ini dapat

digunakan untuk mengetahui hal yang diacu pada unsur yang dilesapkan.

Page 42: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

34

d. Teknik parafrasis yang “menyatakan secara berbeda (dalam arti normal)

sebuah tuturan atau pernyataan atau konstruksi tertentu, tetapi informasi atau

isi tuturan tetap terjaga atau lebih kurang sama” ( Subroto, 1992, h. 82).

G. Teknik Penarikan Kesimpulan

Di dalam penelitian ini digunakan teknik induktif untuk menarik

kesimpulan. Teknik induktif adalah teknik yang digunakan untuk menarik

kesimpulan dari hal-hal yang khusus untuk menuju ke kesimpulan yang bersifat

umum.

Page 43: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

84

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Gramatika Dasar Kalimat Tunggal

Analisis tentang gramatika dasar di sini dimaksudkan untuk mendapatkan

kaidah dasar kalimat tunggal yang selanjutnya dijadikan kaidah dalam kalimat

majemuk. Kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat berita, perintah, tanya, seru

dan emfatik ( bandingkan dengan Moeliono, 1988).

1. Kalimat Berita

Secara umum, kalimat berita digunakan untuk memberikan informasi dari

pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca. Berdasarkan jenis

predikatnya maka kalimat berita dibedakan atas yang berpredikat nomina,

adjektiva, dan verba.

a. Nomina

Perhatikan contoh kalimat di bawah ini.

(1) Ayahnya dokter.

Pada kalimat di atas, subjeknya berupa ayahnya dan predikatnya dokter.

Baik ayahnya maupun dokter merupakan bentuk nomina sehingga dalam satu

kalimat terdapat dua nomina yang berurutan. Hal ini tidak menjadi masalah asal

terpenuhi fungsi subjek dan predikatnya. Perhatikan juga kalimat berikut.

(2) Orang itu pencurinya.

(3) Orang itulah pencurinya.

Pada kalimat (1) subjeknya adalah orang itu. Pada kalimat (2) justru

sebaliknya, orang itulah tidak lagi berfungsi sebagai subjek, melainkan predikat.

Page 44: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

85

Hal itu disebabkan dalam struktur bahasa Indonesia secara keseluruhan partikel –

lah menandai predikat. Hal ini perlu dibicarakan karena pada pembentukan

kalimat majemuk dengan relasi konsesif akan menemui kesulitan jika digunakan

partikel –lah pada predikat nominanya.

Di sini sering terjadi kerancuan tentang nomina mana yang menjadi subjek

dan predikat. Misalkan pada kalimat Amir penyanyi. Predikat dan subjeknya

sama-sama berupa nomina. Dua kata nomina petani dan dokter tidak dapat

digabungkan menjadi suatu kalimat tunggal. Hal ini dikarenakan tidak adanya

partikel definit itu sehingga salah satunya dapat disebut sebagai subjek. Dua kata

itu menjadi kalimat tunggal yang berterima jika berbentuk Petani itu adalah

dokter.

b. Adjektiva

Perhatikan contoh kalimat di bawah ini.

(4) Adiknya sakit.

(5) Pernyataan Pak Guru benar.

(6) Alasan terdakwa itu agak aneh.

Pada ketiga kalimat di atas, subjeknya masing-masing adalah adiknya,

pernyataan Pak Guru, dan alasan terdakwa itu, sedangkan predikatnya adalah

sakit, benar, dan (agak) aneh. Sakit, benar, dan ( agak) aneh merupakan kata-kata

berkategori adjektiva. Di sini, pembahasan tentang adjektiva tidak akan

dibicarakan secara luas karena tidak menemui kendala dalam pembentukannya

menjadu kalimat majemuk bertingkat.

Page 45: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

86

c. Verba.

1) Verba intransitif

Perhatikan kalimat berikut.

(7) Saya tidur.

(8) Adik datang dari kota.

(9) Ibu duduk di kursi.

Pada kalimat (7) hanya terdapat dua unsur inti yaitu subjek, saya, dan

predikat tidur, sedangkan pada kalimat (8) dan (9) terdapat unsur yang bukan inti

yaitu dari kota dan di kursi. Selain itu juga ada verba dengan partikel –lah,

misalkan pada kalimat Matilah dia dan Pergilah dia. Di sini verba yang

menggunakan partikel –lah tetap sebagai predikat karena pada bahasa Indonesia

partikel –lah digunakan untuk menyatakan sebuah predikat. Pada umumnya,

dalam bahasa Indonesia verba intransitif berupa kata tunggal, seperti makan,

mandi, tidur, dan lainnya. Verba ini tidak akan dibahas lebih lanjut karena jarang

digunakan sebagai dasar pembentukan kalimat majemuk bertingkat.

2) Verba transitif

Di bawah adalah contoh kalimat tunggal berpredikat verba transitif.

(10) Saya menulis surat. ( monotransitif)

(11) Ibu memberi adik kue. ( bitransitif.)

Pada kalimat tunggal dengan predikat verba monotransitif ada tiga fungsi

inti yang wajib hadir yaitu subjek, predikat, dan objek. Kalimat tunggal dengan

predikat verba bitransitif ada empat fungsi inti yang harus hadir yaitu subjek,

predikat, objek langsung dan objek tidak langsung. Verba ini tidak akan dibahas

Page 46: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

87

lebih lanjut karena tidak bermasalah dalam pembentukannya menjadi kalimat

majemuk.

3) Verba aktif

. Berikut adalah contoh kalimat tunggal yang predikatnya verba aktif.

(12) Ia mengapur dinding.

(13) Petani bertanam padi.

(14) Saya makan roti.

Di sini unsur inti yang wajib hadir tergantung pada verbanya, apakah aktif

transitif, monotransitif, atau bitransitif. Untuk kalimat tunggal dengan predikat

verba aktif monotransitif ada tiga fungsi inti yang wajib hadir yaitu subjek,

predikat, dan objek. Kalimat tunggal dengan predikat verba aktif bitransitif ada

empat fungsi inti yang harus hadir yaitu subjek, predikat, objek langsung dan

objek tidak langsung.

4) Verba pasif

. Berikut adalah contoh kalimat tunggal berpredikat verba pasif.

(15) Adik dipukul (oleh) ayah.

Kalimat tunggal berpredikat verba pasif, unsur inti yang harus hadir

tergantung pada jenis verbanya. Apakah verbanya monotransitif atau bitransitif.

Hal ini didasari pada bentuk aktifnya karena ada asumsi bahwa bentuk pasif

diturunkan dari bentuk aktif. Untuk kalimat tunggal dengan predikat verba pasif

monotransitif ada tiga fungsi inti yang wajib hadir yaitu subjek, predikat, dan

objek. Ada juga fungsi bukan inti yang menyertai, misalkan preposisi oleh.

Kalimat tunggal dengan predikat verba pasif bitransitif ada empat fungsi inti yang

Page 47: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

88

harus hadir yaitu subjek, predikat, objek langsung dan objek tidak lansung. Ada

fungsi bukan inti yang menyertai misalkan preposisi oleh, yang biasanya

diletakkan sebelum objek tak langsung. Pembahasan tentang aktif- pasif tidak

menemui kendala sehingga tidak dibahas lebih luas lagi.

2. Kalimat Perintah

Kalimat jenis ini sering menggunakan partikel –lah. Karena kalimat

tunggal, maka unsur intinya hanya satu. Berikut contoh kalimat tunggal yang

berbentuk kalimat suruh.

(16) Datanglah engkau ke tumahku!

(17) Pakai baju yang bersih!

Kalimat imperatif dapat juga berbentuk pasif. Namun karena jarang

digunakan sebagai dasar pembentukan kalimat majemuk bertingkat dengan relasi

konsesif maka bentuk ini tidak akan dibahas lebih lanjut.

Kalimat imperatif dapat juga berbentuk negatif dengan penambahan

partikel jangan di awal atau sesudah subjek kalimat. Kalimat ini digunakan untuk

menyatakan larangan.

(18) a. Kita pergi bersama-sama.

b. Jangan kita pergi bersama-sama!

c. Saya minta supaya kita tidak pergi bersama-sama!

Kalimat imperatif juga dapat dibentuk dengan penambahan partikel lah,

coba, silakan, ayo, biar, harap, hendaklah, hendaknya, mari, mohon dan tolong.

Namun kalimat perintah dengan penambahan partikel ini nantinya akan

Page 48: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

89

berkendala dalam pembentukannya menjadi kalimat majemuk bertingkat dengan

relasi konsesif.

3. Kalimat tanya

Kalimat tanya dapat berupa –wh quetions yang menggunakan kata tanya

seperti siapa, mengapa, bagaimana dan seterusnya. Selain itu ada juga kalimat

tanya yang disebut ya atau tidak atau yes or no questions. Kalimat jenis ini dapat

dibentuk dengan penambahan kata bukan, partikel kan, dan tanda tanya.

Perhatikan kalimat berikut.

(19) Dia ayahmu, kan?

(20) Dia ayahmu, bukan?

(21) Dia ayahmu?

4. Kalimat seru

Kalimat seru disebut juga kalimat interjektif yang digunakan untuk

mengungkapkan rasa kagum. Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka

kalimat seru hanya dapat dibuat dari kalimat berita yang predikatnya adjektiva.

Namun karena tidak dijumpai kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif

bentuk ini, maka kalimat seru tidak akan dibahas lebih lanjut.

Page 49: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

90

5. Kalimat emfatik.

Kalimat emfatik memberikan penegasan khusus pada subjek. Penegasan

ini biasanya dengan menambahkan keterangan sambung yang di belakang subjek

dan partikel –lah pada subjek. Misalkan pada kalimat berikut.

(22) Dialah yang memulai pertengkaran itu.

(23) Penduduk desa itulah yang akan mengadu ke DPR.

Namun karena jarang ditemukan kalimat majemuk bertingkat dengan relasi

konsesif yang menggunakan kalimat bentuk emfatik, maka tidak akan dibahas

lebih lanjut.

B. Kalimat Majemuk

Seperti halnya pada kalimat tunggal, kalimat majemuk dapat berupa

kalimat berita, suruh, dan tanya. Berikut beberapa contoh kalimatnya.

1. Kalimat Berita

(24) Orang-orang segera berebut membelikan minum si juru masak, karena

ingin mendengar lebih banyak detail.

(25) Akhirnya mereka berhasil menyalakan api, walaupun masih perlu satu

jam lagi sampai apinya cukup panas untuk memasak.

(26) Aula besar rasanya jauh lebih penuh daripada biasanya, walaupun

cuma ketambahan dua puluh anak.

(27) Walaupun Snape sudah mencurigai Hary sejak dulu, dia tak pernah

berhasil membuktikannya.

Page 50: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

91

2. Kalimat Suruh

(28) Jangan sebut-sebut apa pun tentang luar negeri selama kau di sini

kalau tak mau bosan setengah mati!

(29) Pergilah dan melapor kepada mandormu ada kecelakaan di sini!

(30) Jangan pernah kembali ke sini tanpa barang yang engkau janjikan!

3. Kalimat tanya

(31) Menurut kalian Irlandia akan menang tapi Krum akan mendapatkan

snitchnya?

(32) Karena orang waras mana yang bersedia kehilangan pekerjaan yang

baik dan atasan yang sempurna?

4. Pelesapan Unsur Inti pada Kalimat Majemuk

Berdasarkan proses pembentukannya, kalimat majemuk disusun atas dua

klausa atau lebih, maka ada kemungkinan terjadinya pelesapan. Unsur yang dapat

dilesapkan dapat berupa subjek, predikat atau verba, dan objek.

Pada kalimat tunggal yang menjadi unsur inti adalah subjek dan

predikatnya, kecuali pada kalimat tunggal yang predikatnya verba transitif, objek

juga merupakan unsur inti. Pada kalimat tunggal, semua unsur inti harus hadir.

Berdasarkan asumsi bahwa klausa dapat disejajarkan dengan kalimat tunggal,

maka kalimat majemuk bertingkat terdiri atas beberapa kalimat tunggal. Dengan

demikian fungsi inti pada kalimat tunggal tersebut akan terbawa ke dalam

konstruksi kalimat majemuk bertingkat. Namun fungsi inti pada kalimat tunggal

Page 51: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

92

tersebut tidak harus hadir jika berada dalam konstruksi kalimat majemuk

bertingkat. Hal ini disebut dengan pelesapan. Pelesapan adalah penghapusan suatu

unsur karena alasan tertentu. Perhatikan kalimat berikut.

(32) Meskipun mereka sudah banyak mendengar tentang Dobby dari Harry,

mereka belum pernah bertemu dengannya.( HP 4/ 125)

(33) Dia melindungi wajahnya, meskipun boks utama itu tidak begitu

terang.( HP 4/ 125)

Dua kalimat di atas adalah kalimat majemuk bertingkat yang terdiri atas

dua klausa. Pada kalimat (32)Mereka belum pernah bertemu dengannya adalah

klausa utama, sedangkan Mereka sudah banyak mendengar mendengar tentang

Dobby dari Harry adalah klausa sematan. Pada kalimat (33), Dia melindungi

wajahnya adalah klausa utama, sedangkan Boks utama tidak begitu terang adalah

klausa sematan. Pada dua kalimat di atas, kita melihat bahwa semua unsur inti

yang dimiliki kalimat tunggal hadir pada semua klausanya. Unsur inti tersebut

adalah subjek mereka ( untuk kalimat 32), dia dan boks utama (untuk kalimat 33);

predikat mendengar, bertemu (untuk kalimat 32), melindungi dan (tidak begitu)

terang ( untuk kalimat 33) dan objek Dobby, dengannya ( untuk kalimat 32), dan

wajahnya (untuk kalimat 33).

Perhatikan juga beberapa kalimat di bawah ini.

(34) Harry masih mencari-cari di dalam sakunya, meskipun sudah tahu

tongkatnya tak ada di sana.( HP 4/ 157)

(35) Kamu tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan.( HP 4/ 224)

(36) Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak.( HP 4/ 276)

Page 52: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

93

Pada kalimat (34), klausa utamanya, Harry merupakan subjek, mencari-

cari merupakan predikat di dalam sakunya merupakan keterangan tempat. Di sini

ada pelesapan objek yang seharusnya ada pada kalimat tunggal berpredikat verba

monotransitif, yaitu tongkat. Pada klausa sematannya, tahu ( mengetahui) sebagai

predikat, tongkatnya sebagi objek, tak ada di sana merupakan keterangan. Di sini

ada pelesapan subjek yang seharusnya hadir pada kalimat tunggal berpredikat

verba monotransitif, yaitu subjek Harry. Pelesapan ini dimungkinkan untuk

kesingkatan karena pada klausa utama tongkat tidak disebut karena sudah disebut

pada klausa sematan, sedangkan Harry pada klausa sematan tidak disebut karena

sudah disebut pada klausa utamanya. Secara lengkap kalimat (34) dapat

digambarkan sebagai berikut.

(34) Harry masih mencari-cari [-] di dalam sakunya, meskipun [-]

Su Ou Ss

sudah tahu tongkatnya tak ada di sana.

Os

Pada kalimat (35), klausa utama, kau sebagi subjek, dapat sebagai

predikat, dan cuti sakit sebagai objek. Pada klausa sematannya mogok makan

sebagai predikat. Di sini terjadi pelesapan subjek kau karena sudah ada pada

klausa utamanya.

(35) Kamu tak akan dapat cuti sakit walaupun [ ] mogok makan.

Su Ss

Page 53: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

94

Pada kalimat (36), klausa utama, dia sebagai subjek, membaca sebagai

predikat dan pertanda sebagai objek. Pada klausa sematannya hanya ada orang

lain sebagai subjek dan tidak sebagai partikel negasi. Di sini terjadi dua

pelesapan, yaitu pelesapan predikat membaca dan objek pertanda.

(36) Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak [ ] [ ].

Pu Ou Ps Os

C. Relasi Konsesif

1. Tipe-Tipe Relasi Konsesif

a. Tipe A

Tipe A digolongkan data A dengan pemarkah walau(pun), meski(pun),

kendati(pun), biar(pun) dan sekalipun. Pemarkah golongan ini dapat saling

menggantikan tanpa mengubah maknanya. Perhatikan kallimat berikut.

(37) Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan. (HP 4/ 224).

Kalimat di atas tidak akan berubah maknanya jika penandanya diganti

dengan penanda yang lain dalam golongan ini.

“Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan!”

meskipun

kendatipun

biarpun

sekalipun

Dalam konstruksi bahasa Indonesia, konjungsi untuk menandai hubungan

konsesif harus disertakan secara eksplisit. Jika diungkapkan secara implisit maka

kalimatnya menjadi tidak berterima.

Page 54: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

95

(38) a. Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan.

b. Kau tak akan dapat cuti sakit mogok makan.

Konjungsi jenis ini dapat saling menggantikan tanpa mengubah informasi

yang ingin diungkapkan. Konjungsi ini berbeda dalam hal pemakaiannya.

Konjungsi walau(pun) dan meski(pun) merupakan konjungsi yang dapat

digunakan dalam situasi formal maupun informal. Kedua konjungsi ini dapat

dipakai dalam bahasa lisan maupun tulis. Konjungsi kendati(pun) digunakan

dalam situasi yang cenderung formal. Dalam situasi yang kurang formal jarang

digunakan. Konjungsi ini juga cenderung digunakan dalam bahasa tulis atau

bahasa lisan yang formal misalkan pada berita televisi. Konjungsi biar(pun) dan

sekalipun cenderung digunakan pada situasi lisan yang kurang formal. Konjungsi

ini juga dapat ditemukan pada ragam tulis yang tidak ilmiah seperti cerpen dan

novel.

Berikut adalah contoh kalimat majemuk bertingkat dengan klausa

bawahan konsesif.

(39) Penduduk Desa Little Hangleton masih menyebutnya “Rumah

Riddle”, meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga Riddle tak

tinggal di sana lagi.(HP 4/ 9)

(40) Walau sudah bertahun-tahun Frank tidak masuk ke situ, dia masih

ingat letak pintu ke ruang depan,... (HP 4/ 15)

(41) ... tugas-tugas turnamen itu akan tetap sulit, kendati kami telah

mengambil langkah pengamanan... (HP 4/ 231)

Page 55: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

96

(42) “Percy tak akan mengenali lelucon, sekalipun lelucon itu menari

telanjang di depannya... .”(HP 4/ 464)

(43) Geng cowok, biar suka keluar malam, nggak selamanya melakukan

hal-hal yang negatif, kan?( AC 21/21/ 2)

Kalimat di atas masing-masing menggunakan konjungsi walau(pun),

meski(pun), kendati(pun), sekalipun, dan biar(pun) untuk menandai hubungan

konsesif antara klausa bawahan dengan klausa utamanya.

1) Pembentukan Kalimat Majemuk Konsesif Tipe A

Kalimat majemuk berasal dari minimal dua klausa atau kalimat tunggal

yang dijajarkan. Berdasarkan aktif atau pasif verbanya, maka kalimat majemuk

bertingkat dengan relasi konsesif dapat diuraikan sebagai berikut.

(1) Klausa inti aktif + klausa bawahan aktif

(44) Meskipun Ron membeli topi shamrock, dia juga membeli boneka

Viktor Krum.( HP 4/ 120)

Kalimat di atas terdiri atas klausa dia juga membeli boneka Viktor Krum

sebagai klausa utama. Verba membeli klausa utamanya merupakan bentuk aktif.

Klausa sematan meskipun Ron membeli topi shamrock mempunyai verba membeli

merupakan verba yang berbentuk aktif.

(2) Klausa inti aktif + klausa bawahan pasif

(45) Kamu akan ngeliat wajahnya, walaupun setelah didekati ternyata

bukan.( AC 21/ 53/ 3)

(46) Walaupun tidak dapat dikategorikan penyakit serius, kemunculan sakit

kepala dapat menghambat aktivitas.( F 32/ 20/ 1)

Page 56: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

97

(47) Meski keuangan dipegang oleh saya, suami diam-diam memesan

aksesori.(F 48/ 50/ 2)

Klausa inti pada kalimat di atas mempunyai verba ngeliat, menghambat,

dan memesan yang merupakan bentuk aktif. Klausa sematan pada kalimat di atas

memiliki verba didekati, dikategorikan, dan dipegang yang merupakan bentuk

pasif.

(3) Klausa inti pasif + klausa bawahan aktif

Dalam penelitian ini, tidak dijumpai data dengan klausa inti yang

berbentuk pasif dan klausa bawahan yang berbentuk aktif. Untuk itu diadakan

data yang merupakan data yang diturunkan dari data yang telah ada. Bentuk pasif

dapat diasumsikan berasal dari bentuk aktif. Untuk itulah diambil data yang

memiliki verba aktif pada klausa intinya dan verba aktif untuk klausa

bawahannya. Bentuk aktif pada klausa inti tersebut kemudian diubah menjadi

bentuk pasif. Perhatikan kalimat di bawah ini.

(48) Saat anda memilihnya, walaupun banyak pria mengejar anda.( F 23/

24/ 3)

Jika verba pada klausa utama diganti dengan bentuk pasif maka kalimat di

atas akan menjadi seperti berikut.

(49) ?Saat dia dipilih (oleh) anda, walaupun banyak pria mengejar anda.

Bentuk di atas mungkin merupakan bentuk yang gramatikal. Namun

bentuk seperti itu jarang sekali atau meragukan untuk digunakan dalam tuturan.

Perhatikan juga kalimat di bawah ini.

(50) Mereka tak boleh membuka pintu, tidak perduli siapa pun yang

ketuk.( A 13/ 13/ 2)

Page 57: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

98

(51) ?Pintu tak boleh dibuka (oleh) mereka, tak peduli siapa pun yang

ketuk.

Seperti halnya kalimat sebelumnya, kalimat di atas mungkin merupakan

bentuk yang gramatikal. Namun bentuk tersebut jarang digunakan dalam tuturan

karena dianggap janggal oleh penutur.

Perhatikan juga kalimat di bawah ini.

(52) Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak.( HP 4/ 276)

Kalimat tersebut memiliki verba yang sama untuk kedua klausanya yaitu

membaca yang merupakan bentuk aktif. Verba pada klausa sematannya

dilesapkan. Jika verba pada klausa inti diganti dengan bentuk pasif maka akan

seperti berikut.

(53) Pertanda dibaca (oleh) dia, meskipun orang lain tidak ( membacanya).

Kalimat di atas adalah bentuk gramatikal dan tidak meragukan. Hal ini

mungkin dikarenakan verba pada kedua klausanya sama. Jadi bentuk klausa inti

pasif dan klausa sematan aktif tidak akan menemui kendala jika verba pada kedua

klausanya sama.

(4) Klausa inti pasif + klausa bawahan pasif

(54) Walau sudah dicuci, di rumah pasti dicuci lagi.( F 48/ 49/ 1)

(55) Kalimat itu diucapkannya dengan sadar, meskipun ia yakin tak akan

ditanggapi. ( AC 21/ 44/ 1)

(56) Siapa pun yang dipilih, jangan terlalu dipandang secara sepihak.( AC

21/ 21/ 2)

Verba pada kalimat di atas merupakan verba bentuk pasif.

Page 58: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

99

Selain berdasarkan verba, pembentukannya juga dapat didasarkan pada

jenis predikatnya. Misalkan saja pada kalimat Walaupun dia penyanyi terkenal,

hidupnya sederhana. Klausa sematannya menggunakan subjek dan predikat yang

berupa nomina. Namun nomina dengan partikel lah tidak dapat digunakan.

Misalnya pada kalimat *Walaupun dialah penyanyi terkenal, hidupnya sederhana.

2) Bentuk Kalimat Majemuk Bertingkat Konsesif

Seperti kalimat majemuk lain, kalimat majemuk bertingkat dapat berupa

kalimat tanya, suruh, atau berita.

(1) Kalimat berita.

Kalimat majemuk bertingkat dengan klausa bawahan konsesif dapat

berupa kalimat berita. Perhatikan contoh kalimat berikut.

(57) Akhirnya mereka berhasil menyalakan api, walaupun masih perlu satu

jam lagi sampai apinya cukup panas untuk memasak.( HP 4/ 111)

(58) Aula besar rasanya jauh lebih penuh daripada biasanya, walaupun

cuma ketambahan dua puluh anak.( HP 4/ 307)

(59) Walaupun Snape sudah mencurigai Hary sejak dulu, dia tak pernah

berhasil membuktikannya.( HP 4/ 620)

(2) Kalimat Suruh

Kalimat berikut merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan relasi

konsesif bentuk suruh.

(60) Nikmati saja kendatipun singkat. ( A 20/ 25/ 3)

Page 59: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

100

(61) Meski keadaan menjadi sulit, usahakan jangan mengeluh! ( F 32/ 30/

1)

Namun, dalam hal ini tidak ditemukan kalimat perintah dengan partikel –

lah, kata persilahan atau ajakan. Untuk membuktikannya maka dibuat kalimat

suruh dari kalimat berita dengan menambahkan patikel –lah , kata persilahan

silahkan atau kata ajakan mari, marilah, ayo, dan ayolah.. Perhatikan kalimat

berikut.

(62) *Pergilah jalan-jalan walaupun hari sedang hujan!

(63) *Silahkan jalan-jalan walaupun hari sedang hujan!

(64) *Mari jalan-jalan walaupun hari sedang hujan!

(65) *Ayo jalan-jalan walaupun hari sedang hujan!

(3) Kalimat tanya

Kalimat majemuk bertingkat dengan klausa bawahan konsesif dapat

berupa kalimat tanya. Namun kalimat tanyanya hanya terbatas pada jenis polar

interrogative. Kalimat tanya jenis ini dapat dibuat dengan penambahan partikel

kan, tanda tanya, penambahan kata bukan dan tidak. Perhatikan kalimat berikut.

(66) Geng cowok, biar suka keluar malam, nggak selamanya melakukan

hal-hal negatif, kan?( AC 21/ 21/ 2)

(67) Dia sungguh-sungguh mempercayai Snape, meskipun Snape palahap

maut?

Klausa konsesif tidak bisa terdapat pada kalimat tanya dengan tipe wh-

questions. Untuk mengujinya maka dibuat bentuk tanya yang diturunkan dari

kalimat berita. Perhatikan contoh kalimat berikut.

Page 60: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

101

(68) *Siapa yang tampaknya sedang menunggu sesuatu, meskipun Harry

hanya bisa melihat puncak topi-topi mereka?

3) Pelesapan Unsur Inti pada Kalimat Majemuk Konsesif Tipe A

Pelesapan unsur inti pada kalimat majemuk dengan klausa konsesif tipe ini

mengikuti aturan pelesapan unsur inti pada kalimat majemuk. Unsur inti yang

sama dapat dilesapkan salah satunya. Berikut contoh kalimatnya.

(69) Harry masih mencari-cari di dalam sakunya, meskipun sudah tahu

tongkatnya tak ada di sana.( HP 4/ 157)

(70) Kamu tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan.( HP 4/ 224)

(71) Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak.( HP 4/ 276)

Pada kalimat (69), klausa utamanya, Harry merupakan subjek, mencari-

cari merupakan predikat di dalam sakunya merupakan keterangan tempat. Di sini

ada pelesapan objek yang seharusnya ada pada kalimat tunggal berpredikat verba

monotransitif, yaitu tongkat. Pada klausa sematannya, tahu ( mengetahui) sebagai

predikat, tongkatnya sebagi objek, tak ada di sana merupakan keterangan. Di sini

ada pelesapan subjek yang seharusnya hadir pada kalimat tunggal berpredikat

verba monotransitif, yaitu subjek Harry. Pelesapan ini dimungkinkan untuk

kesingkatan karena pada klausa utama tongkat tidak disebut karena sudah disebut

pada klausa sematan, sedangkan Harry pada klausa sematan tidak disebut karena

sudah disebut pada klausa utamanya. Secara lengkap kalimat (69) dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 61: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

102

(69) Harry masih mencari-cari [-] di dalam sakunya, meskipun [-]

Su Ou Ss

sudah tahu tongkatnya tak ada di sana.

Os

Pada kalimat (70), klausa utama, kau sebagi subjek, dapat sebagai

predikat, dan cuti sakit sebagai objek. Pada klausa sematannya mogok makan

sebagai predikat. Di sini terjadi pelesapan subjek kau karena sudah ada pada

klausa utamanya.

(70) Kamu tak akan dapat cuti sakit walaupun [ ] mogok makan.

Su Ss

Pada kalimat (71), klausa utama, dia sebagai subjek, membaca sebagai

predikat dan pertanda sebagai objek. Pada klausa sematannya hanya ada orang

lain sebagai subjek dan tidak sebagai partikel negasi. Di sini terjadi dua

pelesapan, yaitu pelesapan predikat membaca dan objek pertanda.

(71) Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak [ ] [ ].

Pu Ou Ps Os

b. Relasi Konsesif Tipe B

Data yang digolongkan pada data B adalah data dengan pemarkah ke mana

pun, betapapun, apa pun, siapa pun, dan di mana pun. Pemarkah pada golongan

ini tidak dapat saling menggantikan karena setiap pemarkah mengacu pada suatu

Page 62: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

103

hal tertentu. Kata ke mana pun mengacu pada suatu tempat yang dituju tak tentu,

kata siapa pun mengacu pada seseorang tak tentu, betapapun mengacu pada suatu

situasi atau keadaan tak tentu, apa pun mengacu pada suatu hal tak tentu, dan di

mana pun mengacu pada tempat berada tak tentu. Perhatikan contoh kalimat

berikut.

(72) Ke mana pun kita pergi, kita bertemu orang-orang yang sama. ( A.

36/ 20/ 1).

Kalimat di atas terdiri atas dua klausa, yaitu klausa kita bertemu orang-

orang yang sama sebagai klausa utama dan klausa ke mana pun kita pergi. Di sini

digunakan kata ke mana pun untuk pemarkah konsesif. Kata ke mana pun

berfungsi sebagai kata penegas, seperti kata ke mana saja. Pemarkah ke mana pun

tidak dapat diganti dengan pemarkah lain dalam tipe ini. Hal ini dikarenakan kata

ke mana pun mengacu pada suatu tempat yang dituju tak tentu. Jika diganti

dengan pemarkah lain maka kalimatnya menjadi tak berterima. Perhatikan kalimat

berikut.

(73) Ke mana pun kita pergi, kita bertemu orang-orang yang sama. ( A.

36/ 20/ 1).

*betapapun

*apa pun kita pergi, kita bertemu orang-orang yang sama.

*siapa pun

*di mana pun

Berikut beberapa contoh lain kalimat tipe ini.

(74) Apa pun yang terjadi, ia tetap ayah anak-anak saya.( F. 32/ 63/ 1)

Page 63: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

104

(75) Perpisahan, betapapun rapi dan cantik dibungkusnya, selalu berujung

kesedihan.(F. 32/ 132/ 2)

(76) Dia berharap bahwa, di mana pun Sirius berada, dia menikmatinya. (

HP 4/ 38)

(77) ..., dan akan memberikan dukungan sepenuh hati kepada juara

Hogwats, siapa pun dia...(HP 4/ 232)

1) Pembentukan Kalimat Majemuk Bertingkat Konsesif Tipe B

Proses pembentukan kalimat majemuk dengan klausa konsesif tipe ini

dapat mengikuti aturan pada pembentukan kalimat majemuk dengan klausa

konsesif tipe A di atas.

Kalimat majemuk berasal dari minimal dua klausa atau kalimat tunggal

yang dijajarkan. Berdasarkan aktif atau pasif verbanya, maka kalimat majemuk

bertingkat dengan relasi konsesif dapat diuraikan sebagai berikut.

(1) Klausa inti aktif + klausa bawahan aktif

(78) Mereka tak boleh membuka pintu, tidak peduli siapa pun yang ketuk.

Kalimat di atas terdiri atas klausa mereka tak boleh membuka pintu

sebagai klausa utama. Verba membuka klausa utamanya merupakan bentuk aktif.

Klausa sematan tidak peduli siapa pun yang ketuk mempunyai verba ketuk (

mengetuk) merupakan verba yang berbentuk aktif.

(2) Klausa inti aktif + klausa bawahan pasif

(79) Sebanyak apa pun yang dilakukan si martir, mereka tidak pernah

merasa diri mereka berharga. ( A 7/ 12/ 4)

Page 64: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

105

Klausa sematan pada kalimat di atas memiliki verba dilakukan yang

merupakan bentuk pasif.

(3) Klausa inti pasif + klausa bawahan aktif

Dalam penelitian ini, tidak dijumpai data dengan klausa inti yang

berbentuk pasif dan klausa bawahan yang berbentuk aktif. Untuk itu diadakan

data yang merupakan data yang diturunkan dari data yang telah ada. Bentuk pasif

dapat diasumsikan berasal dari bentuk aktif. Untuk itulah diambil data yang

memiliki verba aktif pada klausa intinya dan verba aktif untuk klausa

bawahannya. Bentuk aktif pada klausa inti tersebut kemudian diubah menjadi

bentuk pasif. Perhatikan kalimat di bawah ini.

(80) Saat anda memilihnya, walaupun banyak pria mengejar anda.( F 23/

24/ 3)

Jika verba pada klausa utama diganti dengan bentuk pasif maka kalimat di

atas akan menjadi seperti berikut.

(81) ?Saat dia dipilih (oleh) anda, walaupun banyak pria mengejar anda.

Bentuk di atas mungkin merupakan bentuk yang gramatikal. Namun

bentuk seperti itu jarang sekali atau meragukan untuk digunakan dalam tuturan.

Perhatikan juga kalimat di bawah ini.

(82) Mereka tak boleh membuka pintu, tidak perduli siapa pun yang

ketuk.( A 13/ 13/ 2)

(83) ?Pintu tak boleh dibuka (oleh) mereka, tak peduli siapa pun yang

ketuk.

Page 65: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

106

Seperti halnya kalimat sebelumnya, kalimat di atas mungkin merupakan

bentuk yang gramatikal. Namun bentuk tersebut jarang digunakan dalam tuturan

karena dianggap janggal oleh penutur.

Perhatikan juga kalimat di bawah ini.

(84) Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak.( HP 4/ 276)

Kalimat tersebut memiliki verba yang sama untuk kedua klausanya yaitu

membaca yang merupakan bentuk aktif. Verba pada klausa sematannya

dilesapkan. Jika verba pada klausa inti diganti dengan bentuk pasif maka akan

seperti berikut.

(85) Pertanda dibaca (oleh) dia, meskipun orang lain tidak ( membacanya).

Kalimat di atas adalah bentuk gramatikal dan tidak meragukan. Hal ini

mungkin dikarenakan verba pada kedua klausanya sama. Jadi bentuk klausa inti

pasif dan klausa sematan aktif tidak akan menemui kendala jika verba pada kedua

klausanya sama.

(4) Klausa inti pasif + klausa bawahan pasif

(86) Siapa pun yang dipilih, jangan dipandang secara sepihak.

Verba pada kalimat di atas merupakan verba bentuk pasif.

2) Bentuk Kalimat Majemuk Konsesif Tipe B.

Seperti halnya tipe A, bentuk kalimat majemuk dengan klausa konsesif

tipe ini mengikuti aturan bentuk kalimat pada tipe A di atas. Perhatikan kalimat

berikut.

(87) Sebanyak apa pun yang dilakukan si martir, mereka tak pernah

merasa diri mereka berharga. ( A. 7/ 13/ 2)

Page 66: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

107

(88) Jangan pernah pergi dengan orang tak dikenal, apa pun yang

dijanjikan atau dikatakannya! ( A. 13/ 13/ 4).

(89) Apa pun yang terjadi, dia tetap ayah anak-anak saya, kan?

Kalimat (87) merupakan kalimat berita, kalimat (88) merupakan kalimat

perintah, dan kalimat (89) merupakan kalimat tanya yang diturunkan dari kalimat

berita Apa pun yang terjadi, dia tetap ayah anak-anak saya.

3) Pelesapan Unsur Inti pada Kalimat Majemuk Konsesif Tipe B

Pelesapan unsur inti pada kalimat majemuk dengan klausa konsesif tipe ini

mengikuti aturan dasar pelesapan unsur inti pada kalimat majemuk secara umum.

Jika ada kata yang fungsinya sama maka salah satunya dapat dilesapkan.

(90) Apa pun tren yang sedang berlaku, kini tak penting lagi untuk anda. (

A. 45/ 22/ 3)

Pada klausa utamanya ada unsur yang dilesapkan yaitu subjek yang berupa

tren yang sedang berlaku.

c. Relasi Konsesif Tipe C

Data merupakan data dengan pemarkah berupa disjungsi atau pemisahan

dengan kaidah dasar p atau tidak p dan perluasannya. Kaidah dasar dari tipe ini

adalah bentuk disjungsi p atau tidak p.Data C dibagi menjadi enam tipe, yaitu:

Tipe C 1 [p –p, (p sama)]; Tipe C 2 [p atau(pun) q ,( p >< q)]; Tipe C 3 [p

atau(pun) –p, (p sama)]; Tipe C 4 [mau p atau –p, (p sama)]; Tipe C 5 [mau p atau

q, ( p >< q)]; dan Tipe C 6 [mau p mau q ( p tidak sama dengan q)].

Page 67: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

108

Secara mudah tipe ini dapat digambarkan dengan bagan berikut.

1) Tipe C 1; p –p, (p sama)

Tipe ini menggunakan satu kata yang sama (p), kemudian menggunakan

partikel negasi diantara keduanya untuk menandai bahwa klausa itu adalah

konsesif. Misalkan saja (p) kata makan, menjadi makan nggak makan dalam

kalimat Makan nggak makan, asal kumpul. Bentuk seperti ini disebut dengan

disjungsi atau pemisahan dengan kaidah p atau tidak p. Di sini partikel atau

dihilangkan.

(91) Mau tidak mau, media harus mengurangi eksploitasi perempuan

untuk objek seks. ( PTPN, 27 Juli 2004).

Kalimat di atas terdiri atas dua klausa yaitu media harus mengurangi

eksploitasi perempuan untuk objek seks sebagai klausa utama dan klausa mau

p atau tidak p

p tidak p

p atau(pun) q

p atau(pun) tidak p

mau p atau tidak p

mau p atau q

mau p mau q

Page 68: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

109

tidak mau sebagai klausa sematan. Pada klausa sematannya, digunakan dua kata

yang sama, yaitu mau, dan di depan kata kedua dibubuhi partikel negasi tidak,

sehingga terbentuk klausa konsesif mau tidak mau.

Kalimat di atas bermakna konsesif karena kedua klausanya merupakan

perlawanan. Klausa sematannya tidak membawa pengaruh bagi klausa utamanya.

Kalimat di atas berarti bahwa walaupun tidak mau, media harus mengurangi

eksploitasi perempuan untuk objek seks. Dengan kata lain maknanya adalah

media harus mengurangi eksploitasi perempuan untuk objek seks. Di sini yang

lebih diutamakan adalah klausa utamanya, sedangkan klausa sematnnya tidak

membawa pengaruh bagi klausa utamanya. Sebenarnya informasi yang di dapat

dari klausa utamanya sudah lengkap tanpa harus ada klausa sematannya.

(92) Suka tidak suka, kabar itu sudah tersebar ke masyarakat. ( Lipstik,

16.00, AN TV, 12 september 2004).

Kalimat di atas terdiri atas dua klausa, yaitu klausa kabar itu sudah

tersebar ke masyarakat sebagai klausa utama dan klausa suka tidak suka sebagai

klausa sematan. Untuk menyatakan makna konsesif pada klausa sematannya

digunakan dua kata yang sama yaitu suka. Di antara kedua kata tersebut dibubuhi

partikel negasi tidak sehingga menjadi oposisi suka tidak suka. Pada kalimat di

atas terdapat penanda aspek perfektif sudah, yang menyatakan bahwa suatu

peristiwa telah selesai.

Klausa suka tidak suka subjeknya dapat mengacu pada siapa saja, terutama

pada pronomina persona baik tunggal maupun jamak. Perhatikan kalimat di

bawah ini.

Page 69: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

110

kata ganti tunggal jamak.

orang

I aku/ saya kami/ kita

II engkau/ kau kamu suka tidak suka.

III ia/ dia mereka

Subjek pada klausa sematan di atas dapat berupa pronomina persona I, II

atau III, baik yang tunggal atau yang jamak. Namun subjek tersebut dapat

mengacu kepada hal lain di luar pronomina persona tersebut. Perhatikan kalimat

berikut.

(93) [ ] suka tidak suka, kabar itu sudah tersebar ke masyarakat.

Ss Ket.

Perhatikan juga kalimat berikut.

(94) *Kabar itu suka tidak suka, kabar itu sudah tersebar ke masyarakat.

Kabar itu yang pada klausa utamanya berposisi sebagai subjek tidak dapat

digunakan sebagai subjek pada klausa sematannya.

2) Tipe C 2; p atau(pun) q ,( p >< q)

Tipe ini menggunakan partikel pilihan atau( pun). Kata (p) dan (q)

merupakan dua kata yang berbeda tapi merupakan suatu oposisi. Misalkan (p)

kata baik dan (q) kata buruk dalam kalimat Baik atau pun buruk, manusia harus

menanggung perbuatannya. Tipe ini juga merupakan bentuk disjungsi atau

pemisahan dengan kaidah p atau tidak p. Di sini kaidah tidak p dirubah menjadi

bentuk lawan katanya sehingga partikel negasi tidak dihilangkan.

Page 70: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

111

(95) Baik atau buruk, ini tetap negara kita. ( Sensor, 16. 30, Indosiar, 12

september 2004)

Klausa sematan pada kalimat tersebut menggunakan dua kata yang

beroposisi dan partikel pilihan atau di antaranya. Kata yang digunakan adalah baik

dan buruk, sehingga menjadi opsisi baik atau buruk. Pada klausa sematannya

terdapat kata yang sering digunakan dalam kalimat konsesif yaitu tetap.

Klausa baik atau buruk pada kalimat tersebut mengacu pada kata penunjuk

ini atau dengan kata lain Indonesia. Klausa baik atau buruk merupakan adjektiva

yang menerangkan subjeknya yaitu Indonesia. Secara lengkap kalimat di atas

dapat diungkapkan sebagai berikut.

(96) Indonesia baik atau buruk, ini tetap negara kita.

3) Tipe C 3; p atau(pun) –p, (p sama)

Tipe ini menggunakan dua kata yang sama, namun ditambahkan partikel

negasi tidak selain partikel pilihan atau. Dalam tipe ini, sering ditambahkan

partikel pun di belakangnya, misalkan pada kalimat Ada kabar atau tidak ada

kabar pun, saya tidak perduli. Tipe ini juga merupakan bentuk disjungsi atau

pemisahan dengan kaidah p atau tidak p.

(97) Suka atau tidak, aku tetap tak mau pergi. ( AU Pair, TV 7, 3 Juli

2004, 15.00).

Klausa sematan pada kalimat di atas menggunakan dua kata yang sama,

tapi kata yang kedua dinegasikan dan dipisahkan dengan partikel piliha atau. Kata

yang digunakan adalah suka, sehingga menjadi klausa suka atau tidak suka.

Page 71: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

112

Namun kata suka yang kedua dilesapkan. Klausa utama juga masih menggunakan

kata tetap untuk menyatakan makna konsesif.

Klausa suka atau tidak [suka] dapat mengacu pada siapa saja dan apa saja

sesuai dengan konteks yang diberikan. Misalkan saja, di sini subjek aku berbicara

kepada orang lain selain dirinya, maka suka atau tidak [suka] dapat mengacu pada

siapa saja kecuali dirinya.

kata ganti tunggal jamak.

orang

I *aku/ saya *kami/ kita

II engkau/ kau kamu suka atau tidak [suka].

III ia/ dia mereka

Berbeda halnya jika konteksnya sebagai berikut. Subjek merupakan

seorang anak duta besar yang tugasnya sering berpindah-pindah sehingga

mengharuskan dia untuk berpindah-pindah juga. Kalimat suka atau tidak suka,

aku tetap harus pergi; maka suka atau tidak suka dalam konteks ini mengacu

pada dirinya sendiri.

4) Tipe C 4; mau p atau –p, (p sama)

Tipe ini merupaka tipe disjungsi atau pemisahan dengan kaidah p atau

tidak p. Hanya saja dalam tipe ini ditambahkan kata mau pada awal kalimat.

(98) Yang penting sekarang nyelametin Mirna, terserah kamu mau

percaya atau tidak sama aku ( Cinta Memang Gila, RCTI, 4 Agustus

2004, 19.00).

Tipe ini pada klausa sematannya menggunakan kata mau. Kemudian

digunakan dua kata yang sama dan salah satunya dinegasikan. Kata yang

Page 72: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

113

digunakan adalah percaya dan tidak percaya. Namun kata kedua dilesapkan,

sehingga menjadi klausa mau percaya atau tidak.

Pada klausa utama kalimat di atas terdapat penanda kala kini sekarang.

Klausa mau percaya atau tidak [percaya] di sini mengacu pada subjek kamu.

5) Tipe C 5; mau p atau q, ( p >< q)

Tipe ini menggunakan dua kata yang berlawanan. Karena menggunakan

kata yang berlawanan maka partikel negasi tidak tidak digunakan. Selain itu pada

awal digunakan kata mau. Berikut contoh kalimat tipe ini.

(99) Mau hidup atau mati, terserah dia ( Inuyasha 27/ 89).

Klausa sematan tipe ini juga menggunakan kata mau. Kemudian kata mau

tersebut diikuti dua kata yang berlawanan dan diantaranya terdapat partikel

pilihan atau. Kata yang digunakan adalah hidup dan mati, sehingga menjadi

klausa mau hidup atau mati.

Klausa hidup atau mati di atas mengacu pada subjek pada klausa

utamanya yaitu dia. Secara lengkap kalimat tersebut dapat diungkapkan sebagai

berikut.

(100) [ ] mau hidup atau mati, terserah dia.

Jika kalimat itu diucapkan oleh seseorang, pendengarnya pasti mengerti

kalau peristiwa “hidup atau mati” itu belum terjadi. Di dalam kalimat itu terdapat

penanda aspek kala mendatang. Hal ini bisa dibuktikan dengan menambahkan

kata nanti, Dia nanti mau hidup atau mati, terserah dia. Kata keterangan waktu

yang bisa ditambahkan adalah kata yang waktunya tak tentu karena kegiatan

Page 73: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

114

“hidup atau mati” tersebut tidak jelas waktunya. Jika ditambahkan kata keterangan

waktu yang jelas maka kalimatnya menjadi tidak berterima, *Minggu depan dia

mau mati atau hidup, terserah dia.

6) Tipe C 6; mau p mau q ( p tidak sama dengan q)

Tipe ini menggunakan dua kata yang berbeda. Namun kedua kata tersebut

tidak berlawanan. Kedua kata tersebut merupakan alternasi atau pilihan namun

tetap mengungkapkan makna konsesif.

(101) Mau ayam mau kambing, yang penting kecapnya Bango. ( iklan

televisi kecap Bango).

Klausa sematan pada kalimat di atas menggunakan dua kata mau. Kata

yang digunakan setelah kata mau merupakan kata pilihan. Bisa juga kata yang

digunakan merupakan oposisi atau negasi. Kalimat di atas menggunakan kata

pilihan bebas ayam dan kambing.

Konteks kalimat tersebut adalah subjek yang sedang makan sate. Klausa

mau ayam mau kambing mempunyai makna bahwa apa pun pilihannya, sate ayam

ataupun sate kambing, yang penting kecap yang digunakan sama, yaitu kecap

Bango. Di sini subjek yang memilih sate ayam atau sate kambing tidak

diungkapkan secara ekspilisit. Subjek itu dapat mengacu pada siapa saja atau apa

saja sesuai dengan konteksnya. Subjek dari klausa utama dan klausa sematan

mengacu pada dua hal yang sama. Dengan kata lain kalimat tersebut dapat

diungkapkan dengan mau memilih sate ayam atau sate kambing, yang penting

kecapnya Bango. Misalkan ditambahkan subjek anda, maka akan menjadi Anda

Page 74: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

115

mau memilih sate ayam atau sate kambing, yang penting kecap anda Bango.

Berikut contoh lain kalimat tipe ini.

(102) Mau gue makan, mau gue buang, yang penting gue bayar. ( Siapa

Takut Jatuh Cinta. 08.00, TV 7)

(1) Pembentukan Kalimat Majemuk Konsesif Tipe C

Kalimat majemuk dengan tipe ini kaidah pembentukannya tidak mengikuti

kaidah sebelumnya ( tipe A dan tipe B). Hal ini dikarenakan bentuk klausa

bawahannya, sudah merupakan bentuk tertentu. Misalkan kalimat Mau hidup atau

mati, terserah dia. Di sini klausa sematan sudah merupakan bentuk yang tertentu

yaitu mau hidup atau mati. Hal ini mungkin juga dikarenakan bentuk tipe C

diturunkan dari bentuk disjungsi p atau tidak p, bukan dari bentuk konjungsi.

(2) Bentuk Kalimat Majemuk Konsesif Tipe C

Seperti halnya dua tipe sebelumnya, kalimat majemuk dengan klausa

konsesif tipe ini bentuknya mengikuti kaidah bentuk kalimat majemuk dengan

klausa konsesif pada umumnya. Namun sebagian besar kalimat tipe ini hanya bisa

digunakan sebagai kalimat bentuk berita saja.

(3) Pelesapan Unsur Inti pada Kalimat Majemuk Konsesif Tipe C

Kalimat tipe ini pelesapannya mengikuti kaidah dasar pelesapan pada

kalimat majemuk. Namun ada juga unsur inti yang dilesapkan bukan karena

kesamaan fungsi kedua klausanya. Untuk mengetahui unsur apa yang dilesapkan

harus diperhatikan juga situasi yang menyertainya. Di atas telah dicontohkan

beberapa kalimat yang untuk mengetahui unsur yang dilesapkan harus melihat

situasi yang menyertainya ( kalimat 101, 103, 106). Misalkan pada kalimat Suka

Page 75: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

116

tidak suka, kabar itu sudah tersebar ke masyarakat. Secara lengkap dapat juga

digambarkan dengan kalimat Dia suka kabar itu tersebar ke masyarakat atau dia

tidak suka kabar itu tersebar ke masyarakat, kabar itu sudah tersebar ke

masyarakat. Di sini pelengkap pada klausa sematannya kabar itu tersebar ke

masyarakat merupakan bentuk klausa yang pada klausa intinya menduduki fungsi

subjek ( kabar itu), predikat (menyebar), dan keterangan ( ke masyarakat).

2. Letak Klausa Bawahan dalam Kalimat Konsesif

Klausa bawahan dalam kalimat majemuk bertingkat dapat berada sebelum

atau setelah klausa intinya. Perhatika kalimat-kalimat berikut.

(103) Walau sudah bertahun-tahun Frank tidak masuk ke situ, dia masih

ingat letak pintu ke ruang depan.( HP 4/ 15)

(104) “Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan.”( HP 4/

224)

Pada kalimat pertama, klausa bawahan walau sudah bertahun-tahun tidak

masuk ke situ berada di depan klausa intinya sehingga harus dibubuhi tanda koma

diantaranya. Pada kalimat kedua klausa bawahan walaupun mogok makan berada

setelah klausa utamanya kau tak akan dapat cuti sakit.

Selain setelah dan sebelum klausa utamanya, klausa bawahan tersebut

dapat berada dalam klausa utamanya. Perhatikan kalimat-kalimat berikut.

(105) Frank menyadari, walaupun ini aneh, pria ini bisa bicara dengan

ular.( HP 4/ 24)

Page 76: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

117

(106) Dia berharap bahwa, di mana pun Sirius berada, dia

menikmatinya.(HP 4/ 38)

Pada dua kalimat di atas, klausa bawahan walaupun ini aneh dan di mana

pun Sirius berada berada dalam klausa utamanya Frank menyadari pria ini bisa

bicara dengan ular dan dia berharap bahwa dia menikmatinya. Kalimat di atas

dapat diubah menjadi konstruksi seperti berikut.

(107) Walaupun ini aneh, Frank menyadari pria ini bisa bicara dengan

ular

(108) Di mana pun Sirius berada, dia berharap bahwa dia menikmatinya.

3. Ciri- Ciri Semantis Relasi Konsesif

Relasi konsesif mempunyai makna klausa bawahan yang menentang atau

tidak mengubah pernyataan yang ada pada klausa intinya. Klausa bawahan pada

kalimat konsesif sering dianggap sekunder karena kehadirannya tidak mutlak

secara sintaksis. Klausa tersebut dapat dihilangkan tanpa mengubah informasi

utama yang akan disampaikan. Perhatikan kalimat berikut.

(109) Frank menyadari, walaupun ini aneh, pria ini bisa bicara dengan

ular. (HP 4/ 24)

Klausa bawahan walaupun ini aneh dianggap mempunyai informasi

sekunder yang tidak mempengaruhi klausa utamanya. Jika klausa bawahan

tersebut dihilangkan menjadi kalimat Frank menyadari pria ini bisa bicara

dengan ular, informasi utama yang akan disampaikan tidak berkurang.

Page 77: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analis di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ciri-ciri sintaksis relasi konsesif

a. Relasi konsesif selain dapat diungkapkan dengan pemarkah

walau(pun), meski(pun), kendati(pun), sekalipun, biar(pun),

betapa(pun), ke mana pun, di mana pun, siapa pun dan apa pun juga

dapat digunakan bentuk disjungsi atau pemisahan dengan kaidah

dasar ‘p atau tidak p’.

b. Klausa bawahan pada kalimat majemuk bertingkat dengan relasi

konsesif dapat mendahului, mengikuti, ataupun diantara klausa

intinya.

c. Kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif tidak dapat

dibentuk dari klausa utama pasif dan klausa bawahan aktif. Jika

bentuk tersebut diturunkan dan kalimat majemuk lain yang klausa

utamanya aktif, maka kalimatnya menjadi janggal. Namun

kalimatnya dapat berterima jika kalimat majemuk bertingkat bentuk

aktif yang diturunkan verbanya sama.

d. Relasi konsesif dapat berada pada kalimat majemuk bertingkat

dengan bentuk suruh.

Page 78: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

119

e. Relasi konsesif dapat berada pada kalimat majemuk bertingkat

berbentuk polar interrogative, tapi tidak dapat berada pada kalimat

majemuk berbentuk –wh question.

2. Ciri-ciri Semantis relasi konsesif

a. Klausa konsesif berisi pernyataan yang isinya berlawanan atau tidak

mengubah apa yang dinyatakan pada klausa intinya.

b. Seperti halnya klausa bawahan yang lain, informasi pada klausa

konsesif dianggap sekunder. Hal ini dibuktikan dengan

menghilangkan klausa konsesif pada kalimat majemuk bertingkat.

Informasi yang ingin disampaikan tetap utuh.

B. Saran-Saran

Penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Banyak hal yang

menyangkut perilaku sintaksis dan semantis yang belum dibahas dalam penelitian

ini. Misalkan saja makna konsesif yang diungkapkan dengan bentuk reduplikasi.

Selain itu, ada beberapa data yang kurang memadai dalam penelitian ini. Untuk

itulah peneliti menyarankan agar ada penelitian yang lebih lanjut tentang klausa

konsesif.

Page 79: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

120

DAFTAR PUSTAKA

Alieva, N. F. 1991. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori. Yogyakarta: Kanisius.

Alwi, Hasan. 1992. Modalitas dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Asher, R. E. (ed). 1994. The Encyclopedia of Language ( Volume 10). Oxford:

Pergamon Press.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Cook, Walter A. 1969. Introduction to Tagmemic Analysis. New York: Holt,

Rinehart and Winston Inc.

Culicover, Peter W. 1993. Syntax. New York: Academic Press.

Djadjasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode

Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.

Fokker, A. A. 1980. Pengantar Sintaksis Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Konig, E. 1994. “Concessive Clauses” dalam The Encyclopedia of Language and

Linguistics ( Volume 2), ( 679-681). Oxford: Pergamon Press.

Konig, E. 1999. “Concessive Clauses” dalam Concise Encyclopedia of

Grammatical Categories, (81-84). Oxford: El Sevier.

Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia.

Yogyakarta: Kanisius.

Page 80: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

121

Moeliono, Anton M (peny). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Ramlan, M. 1996. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C. V. Karyono.

Ramlan, M. 1997. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta:

Andi Offset.

Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural.

Surakarta: UNS Press.

Sudaryanto. 1985. Linguistik Esai tentang Bahasa dan Pengantar ke dalam Ilmu

Bahasa. Yogyakarta: UGM Press.

Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik.

Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Verhaar, J. W. M. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: UGM Press.

Wiyana, I Gede Putu. 1987. Pernyataan Kala dalam Bahasa Indonesia (thesis).

Yogyakarta: UGM Press.

Page 81: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

122

LAMPIRAN DATA

(1) Penduduk Desa Little Hangleton masih menyebutnya “Rumah

Riddle”, meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga Riddle tak

tinggal di sana lagi.(HP 4/ 9)

(2) ... dia mempertahankan rumah itu untuk ‘alasan pajak’, meskipun tak

ada yang tahu persis apa maksudnya.(HP 4/ 9)

(3) ... alang-alang mulai tumbuh subur dimana-mana, betapapun usaha

Frank untuk menahannya.(HP 4/ 14)

(4) Walau sudah bertahun-tahun Frank tidak masuk ke situ, dia masih

ingat letak pintu ke ruang depan,... (HP 4/ 15)

(5) Frank menyadari, walaupun ini aneh, pria ini bisa bicara dengan ular.

(HP 4/ 24)

(6) Meskipun masih sangat terguncang, Frank memegang tongkatnya

semakin erat... (HP 4/ 25)

(7) Mereka bertemu sendiri dengan Wormtail tahun ajaran lalu, meskipun

hanya Profesor Dumbledore yang mempercayai cerita mereka.(HP 4/

37)

(8) Dia berharap bahwa, di mana pun Sirius berada, dia menikmatinya. (

HP 4/ 38)

(9) Kami akan datang menjemputmu, tak peduli si muggle suka atau

tidak. (HP 4/ 53)

Page 82: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

123

(10) Dia wanita pendek, gemuk, dengan wajah sangat ramah, meskipun

saat ini matanya menyipit curiga.(HP 4/ 73)

(11) Ron dan Gynni tertawa, meskipun Hermione tidak.(HP 4/ 74)

(12) ..., tak akan mau ketinggalan walaupun dibayar sekantong emas...

(HP 4/ 95)

(13) ... Cedric masih tetap berdiri, meskipun tampak baru diterpa angin

kencang.(HP 4/ 97)

(14) Keduanya berpakaian sebagai muggle, meskipun agak aneh.(HP 4/

98)

(15) Akhirnya mereka berhasil menyalakan api, walaupun masih perlu

satu jam lagi sampai apinya cukup panas untuk memasak.(HP 4/ 111)

(16) Meskipun Ron membeli topi Shamrock, dia juga membeli boneka

Viktor Krum, ... (HP 4/ 120)

(17) Meskipun mereka sudah banyak mendengar tentang Dobby dari

Harry, mereka belum pernah bertemu dengannya.(HP 4/ 125)

(18) Dia melindungi wajahnya, meskipun boks utama itu tidak begitu

terang.(HP 4/ 125)

(19) Meskipun Harry mendukung Irlandia, Krum adalah pemain paling

mengagumkan di lapangan.(HP 4/ 143)

(20) Para Veela kembali ke wujud cantik mereka, walaupun tampak lesu

... (HP 4/ 145)

(21) Fred, George, dan Ginny tak kelihatan, meskipun jalan setapak itu

penuh orang... (HP 4/ 155)

Page 83: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

124

(22) Harry masih mencari-cari di dalam sakunya, meskipun sudah tahu

tongkatnya tak ada di sana.(HP 4/ 157)

(23) Mereka lega sekali turun di King’s Cross, meskipun hujan turun lebih

lebat dari sebelumnya,...(HP 4/ 201)

(24) “Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan!”(HP 4/ 224)

(25) ... tugas-tugas turnamen itu akan tetap sulit, kendati kami telah

mengambil langkah pengamanan... (HP 4/ 231)

(26) ..., dan akan memberikan dukungan sepenuh hati kepada juara

Hogwats, siapa pun dia...(HP 4/ 232)

(27) Badai telah reda keesokan harinya, meskipun langit-langit aula besar

masih muram, ... (HP 4/ 236)

(28) Moody menunjuk Ron, meskipun mata gaibnya masih terpancang

pada Lavender. (HP 4/ 259)

(29) Dia tampak jauh lebih tenang... , meskipun belum sepenuhnya

normal.(HP 4/ 269)

(30) ... dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak.(HP 4/ 276)

(31) Walaupun dia dan Ron tidak antusias, ini tidak memudarkan tekad

Hermione... (HP 4/ 291)

(32) Meskipun Dumbledore sendiri jangkung, dia hampir tak perlu

membungkuk... (HP 4/ 298)

(33) Aula besar rasanya jauh lebih penuh daripada biasanya, walaupun

cuma ketambahan dua puluh anak.(HP 4/ 307)

Page 84: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

125

(34) Mereka akhirnya makan siang dengan Hagrid, meskipun tidak banyak

yang mereka makan.(HP 4/322)

(35) ... Snape langsung diam, meskipun matanya masih berkilau dengki...

.(HP 4/ 335)

(36) Ernie Macmillan dan Justin Finch-fletchley tidak bicara kepadanya,

walaupun mereka mengganti pot umbi dari nampan yang sama...(HP

4/ 355)

(37) Dia bisa mengerti sikap anak-anak Huttlepuff, meskipun dia tidak

menyukainya.(HP 4/ 359)

(38) ... Hermione berusaha sebisa mungkin menutupinya dengan

tangannya, meskipun sulit...(HP 4/ 363)

(39) Meskipun Harry tidak bicara, pena bulu itu melesat di atas

perkamen... (HP 4/ 369)

(40) ... lubang hidungnya mendadak tak berapi lagi, meskipun masih

berasap...(HP 4/ 397)

(41) ... siapa pun yang memasukkan namamu ke dalam piala itu pasti

melakukannya karena alasan tertentu... (HP 4/ 406)

(42) ... senyum mereka jelas tampak, walaupun dari kejauhan.(HP 4/ 433)

(43) Namun Winky tetap tinggal di tempatnya, meskipun tangisnya

bertambah keras.(HP 4/ 458)

(44) ..., apa pun yang dikatakannya tak membawa perubahan sedikit

pun.(HP 4/ 458)

Page 85: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

126

(45) “Percy tak akan mengenali lelucon, sekalipun lelucon itu menari

telanjang di depannya... .”(HP 4/ 464)

(46) Desas-desus tentang pesta dansa natal berseliweran, meskipun Harry

tidak mempercayai setengah diantaranya.(HP 4/ 472)

(47) “kalian akan mengajak gadis tercantik, meskipun dia sangat

menyebalkan?”(HP 4/ 476)

(48) Dia terus bicara, meskipun kata-katanya nyaris tak jelas.(HP 4/ 481)

(49) “Tidak seperti yang kaukira, meskipun dia anak Durmstrang.”(HP 4/

534)

(50) Dia benar mempercayai Hagrid dan Profesor Lupin, meskipun banyak

orang tak mau memberi pekerjaan kepada mereka berdua,...(HP 4/

577)

(51) ... walaupun Snape sudah mencurigai Harry waktu itu, dia tak pernah

berhasil membuktikannya.(HP 4/ 620)

(52) ... dan apa pun yang Dobby katakan tak bisa membuatnya

menganggap Dumbledore tuannya sekarang.(HP 4/ 645)

(53) Tangannya mencengkeram jubah Harry, meskipun matanya menatap

ke atas kepala Harry.(HP 4/ 666)

(54) Mula-mula kau menyelundupkan Potter ke dalam turnamen, meskipun

dia masih di bawah umur! (HP 4/ 674)

(55) Mereka tampaknya sedang menunggu sesuatu, meskipun Harry hanya

bisa melihat puncak topi-topi mereka.(HP 4/ 702)

Page 86: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

127

(56) ... kendatipun suaranya sangat ketakutan, Harry masih bisa

mendengar nada bermanis-manis... (HP 4/ 705)

(57) Harry melihat Ron bergidik sedikit, meskipun malam itu hangat.(HP

4/ 727)

(58) “Dia sungguh-sungguh mempercayai Snape, meskipun Snape pelahap

maut?”(HP 4/ 728)

(59) ... tak peduli seberapa baik atau buruknya nanti penampilannya,

turnamen akhirnya akan usai,... (HP 4/ 733)

(60) “Kendatipun kau tak berharga dan pengkhianat, kau

membantuku...(HP 4/ 779)

(61) ... aku tidak terbunuh meskipun seharusnya kutukan itu sudah

membunuhku.(HP 4/ 784)

(62) ... meskipun dia penyihir tolol, Wormtail bisa mengikuti

instruksiku,...(HP 4/ 788)

(63) ...dan dia tak mau mati tanpa membela diri, walaupun tak ada cara

mempertahankan diri.(HP 4/ 796)

(64) Suara itu dikenali Harry, meskipun dia hanya pernah mendengarnya

sekali sepanjang hidupnya...(HP 4/ 798)

(65) Mata birunya menyala-nyala, walaupun suaranya tetap tenang.(HP 4/

827)

(66) Meski secara prinsip mereka berbeda, toh Nina sangat mencintai

yayangnya itu. (AC 21/ 18/ 2)

Page 87: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

128

(67) Meski menerima keputusan George, Nina memutuskan untuk nggak

tinggal serumah lagi dengan doi.(AC 21/ 19/ 3)

(68) Meski dipandang sebagian orang nggak lazim, tapi mereka nggak

terlalu mempermasalahkan.(AC 21/ 20/ 3)

(69) Geng cowok, biar suka keluar malam, nggak selamanya melakukan

hal-hal yang negatif, kan?( AC 21/21/ 2)

(70) Siapa pun yang dipilih, atau dengan siapa pun dia berkawan, jangan

terlalu dipandang secara sepihak.(AC 21/ 21/ 2)

(71) ... dia punya daya tarik yang tinggi, meskipun Jewel nggak pakai

pakaian yang seksi.(AC 21/ 22/ 1)

(72) ... diam seribu bahasa meskipun sudah diajak ngelawak dengan

berbagai cara.(AC 21/ 40/ 1)

(73) Aku pura-pura tanya, meskipun aku sudah tau maksud Cindy.(AC 21/

43/ 2)

(74) Kalimat itu diucapkannya dengan sadar, meskipun ia yakin tidak akan

ditanggapi, ....(AC 21/ 44/ 1)

(75) Dan ia berkali-kali menghindari ajakan teman-teman klub basket

abangnya Virda, meski untuk sekadar ngobrol.(AC 21/ 57/ 3)

(76) ...saat anda memilihnya, walau banyak pria lain mengejar anda. ( F.

23/ 24/ 3)

(77) ... Wlady berhasil melarikan diri, meski tak seorang pun anggota

keluarganya diizinkan ikut. ( F. 23/ 32/ 2)

Page 88: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

129

(78) Walau didukung data-data yang kuat, studi tersebut belum teruji

secara biologis maupun perilaku. ( F. 23/ 44/ 1)

(79) Tapi, walaupun mengatur jarak kelahiran cukup jauh, belum tentu

yang berjarak dekat pasti hasilnya buruk. ( F. 23/ 45/ 1)

(80) Mengatakan harga sesungguhnya, walau anda akan mendapatkan

kuliah gratis dari suami. ( F. 23/ 52/ 1)

(81) Meski kejujuran itu penting, terkadang bisa sangat menyakitkan

baginya. ( F. 23/ 53/ 1)

(82) Inul bukan tipe ‘gila belanja’, sekalipun ia mampu membeli barang-

barang mahal. ( F. 23/ 55/ 1)

(83) Biarpun sekarang terhitung mampu, dia nggak pernah

menghamburkan uang. ( F. 23/ 56/ 2)

(84) Walaupun mereka tidak gemar mengumbar kemesraan di depan

publik, kasih sayang terlihat dari gerak-gerik mereka. ( F. 23/ 57/ 1)

(85) Tapi, sebenarnya saya tidak terlalu aktif di dunia model, meskipun

pernah menjadi bintang iklan.(F. 25/ 28/ 2)

(86) Begitu pula bila ada faktor genetis, meskipun bukan diturunkan

seperti penyakit keturunan.(F. 25/ 44/ 1)

(87) Kendati disebut penyakit jiwa, tidak ada hubungannya dengan jiwa

dalam arti “soul” atau “spirit”.(F. 25/ 45/ 1)

(88) ...meski sering bolos, bisa lulus dari Petaluma High School dengan

nilai sempurna: 4,0.(F. 25/ 56/ 2)

Page 89: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

130

(89) Meski gagal jadi ‘anak’ John Voight dalam film tersebut, Noni tidak

berkecil hati.( F. 25/ 57/ 1)

(90) Meski Noni sudah selektif memilih peran, toh masih ada juga yang

protes.( F. 25/ 58/ 2)

(91) Meski kaget, Noni berusaha tenang.( F. 25/ 58/ 2)

(92) ... walaupun ada ikatan, anda dan suami saling memberi

kebebasan,...( F. 25/ 62/ 2)

(93) Meski disayang neneknya, Ina tak pernah minta uang jajan.(F. 25/ 64/

2)

(94) Pada awalnya ia tetap ngotot sekolah, meski sering menunggak

pembayaran uang sekolah.(F. 25/ 65/ 1)

(95) ... aku berusaha mengembalikan semangat hidup, meski aku tahu pasti

akan sulit.(F. 25/ 66/ 2)

(96) Walau tidak terlalu berbahaya, biasanya dokter menyarankan

pengangkatan polip dengan tindakan kuret.(F. 25/ 76/ 2)

(97) Walau masih pagi, resto ini sudah ramai dikunjungi para tamu.(F. 25/

106/ 1)

(98) Walaupun pasar, saya tetap bisa berjalan-jalan dengan santai... .(

F.25/ 109/ 1)

(99) Walau sempat berharap dia pulang saja kembali ke Jakarta, aku tidak

ingin dengan cara yang tidak enak begini.( F.25/ 112/ 1)

(100) Selalu ada kesedihan dalam hidup setiap orang, apa pun

keberadaan mereka.(F. 25/ 115/ 1)

Page 90: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

131

(101) Walau penampilannya indah, kuenya sendiri sudah keras dan

berjamur.(F. 25/ 126/ 1)

(102) Walau hidangan sudah disajikan, Ibu masih saja mengomel

panjang lebar.(F. 25/ 126/ 2)

(103) Meskipun sibuk, sempatkan berolahraga.(F. 25/132/ 2)

(104) ...tampak anggun walau berunsur hippie.(F. 32/ 26/ 2)

(105) Meski keadaan menjadi sulit, usahakan jangan mengeluh.(F. 32/

30/ 1)

(106) ... lebih baik saya melupakan tes tersebut, meski saya sangat

membutuhkan pekerjaan itu?(F. 32/ 36/ 1)

(107) Walaupun ringan dan lembut, tapi bahan ini tidak mudah kusut.(F.

32/ 43/ 1)

(108) Walaupun terkesan tebal dan berat, sebenarnya bahan ini bertekstur

lembut.(F. 32/ 43/ 2)

(109) ... wajah selalu segar, meski didera berbagai aktivitas sepanjang

hari.(F. 32/ 54/ 1)

(110) ...meski sudah bercerai, Demi memiliki hubungan personal dan

kehidupan keluarga yang baik.( F. 32/ 55/ 2)

(111) Kendati berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan.(F. 32/

63/ 1)

(112) Apa pun yang terjadi, ia tetap ayah anak-anak saya.( F. 32/ 63/ 1)

(113) Walaupun asyik, tapi bikin stres.( F. 32/ 69/ 1)

Page 91: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

132

(114) Manfaat bawang putih tidak berkurang meskipun dimasak.(F. 32/

84/ 2)

(115) Bagi Alvirah, seletih apa pun dirinya, sulit rasanya untuk merasa

nyaman di atas tempat tidur asing,...(F. 32/ 117/ 1)

(116) Meskipun mereka baru saja pergi tidur larut malam, Willy dan

Alvirah sudah terjaga pukul tujuh pagi keesokan harinya.(F. 32/ 117/

1)

(117) ... meski setelah pelakuannya yang buruk terhadap Brian, ia masih

dapat dengan mudah kembali ke kehidupan Brian.(F. 32/ 124/ 2)

(118) ... sekejam apa pun kalimatmu, tidak akan bertambah buruk sakit

hatiku.(F. 32/ 131/ 2)

(119) Perpisahan, betapapun rapi dan cantik dibungkusnya, selalu

berujung kesedihan.(F. 32/ 132/ 2)

(120) Biarpun kamu kerja, paling juga nggak bisa konsentrasi.(F. 32/

138/ 2)

(121) ... saya menyumbang biaya cukup besar, sekalipun ia tahu

tabungan kami menipis.(F. 32/ 141/ 1)

(122) Saya terbiasa berpakaian ketat, meski tidak menerawang.(F. 32/

142/ 1)

(123) Pasti menyenangkan, walaupun ada rasa capek... ( F. 48/ 11/ 1)

(124) Walaupun mengasyikkan, bersuamikan pria asing pun menyimpam

kerikil,... ( F. 48/ 41/ 1)

Page 92: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

133

(125) Dunia kerja, betapapun menyenangkan, merupakan hal yang

melelahkan. ( F. 48/ 44/ 1)

(126) ... walau sudah dicuci di bengkel, di rumah pasti dicuci lagi. ( F.

48/ 49/ 1)

(127) Meski membelinya murah, perbaikannya ternyata cukup mahal. ( F.

48/ 49/ 2)

(128) Meski ditemani mertua, tetap saja rikuh... ( F. 48/ 50/ 2)

(129) Tak perlu mematikan mesin, walaupun knalpot sudah terendam air.

( F. 48/ B. 4/ 1)

(130) ... kendati masih belia, ia sudah harus merasakan pahitnya hidup di

balik terali. ( F. 48/ 60/ 1)

(131) Farah jarang sakit, walau sering tidurnya tidak tenang. ( F. 48/ 61/

1)

(132) Namun, biarpun kebebasan sudah di depan mata, Evi tetap

menyimpan kecemasan. ( F. 48/ 61/ 2)

(133) Jadi, apa pun pilihannya, biarkan alis menjadi pilar wajah... ( F.

48/ 68/ 2)

(134) Meski berbeda rasa, keduanya tetap menyegarkan. ( F. 48/ 81/ 1).

(135) Meski kayu-kayunya sudah terlihat tidak utuh, rumah itu masih

berdiri tegak. ( F. 48/ 98/ 2)

(136) Papa saja, meskipun sudah tua, masih terus bekerja. ( F. 48/ 121/ 1)

(137) Ke mana pun kita pergi, kita bertemu orang-orang yang sama. ( A.

36/ 20/ 1)

Page 93: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

134

(138) Tapi, apa pun yang anda lakukan, mulai dengan langkah-langkah

kecil. ( A. 36/ 20/ 4)

(139) Walaupun dikelilingi aura medan energi orang lain, kita biasanya

tidak menyadarinya. ( A. 36/ 21/ 1)

(140) Kencan dengan pasangan anda, kendatipun umur anda sudah 90

tahun. ( A. 36/ 22/ 4)

(141) Bakat-bakat dan keterampilan anda sangat diperlukan kendatipun

anda tidak selalu menyadarinya. ( A. 36/ 25/ 1)

(142) Sebesar atau sekuat apa pun rival anda, anda akan bisa

menandinginya... ( A. 36/ 25/ 2)

(143) Anda selalu mencari keseimbangan, apa pun yang terjadi. ( A. 45/

6/ 4)

(144) Apa pun yang anda lakukan, kreativitas anda selalu menjadi

panutan. ( A. 45/ 6/ 4)

(145) ... kendatipun ditimpa petaka, anda akan bisa bertahan hidup. ( A.

45/ 7/ 3)

(146) ... anda akhirnya berkompromi, kendatipun sebenarnya tidak suka.

( A. 45/ 16/ 5)

(147) ... tidak terjadi ketertarikan, kendatipun anda menginginkannya. (

A. 45/ 20/ 4)

(148) ...sekeras apa pun saya mencoba, saya tidak bisa tertarik

kepadanya. ( A. 45/ 20/ 4)

Page 94: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

135

(149) Apa pun tren yang sedang berlaku, kini tak lagi penting untuk

anda. ( A. 45/ 22/ 3)

(150) Kendatipun aspek karier akan tenang dari minggu ini sampai

minggu depan, anda sebaiknya mulai buat rencana ke depan. ( A. 45/

25/ 4)

(151) Lorraine selalu cantik... , apa pun yang dipakainya. ( A. 7/ 10/ 1)

(152) Kate memberikan dukungan penuh kendatipun anak-anaknya tak

mau pindah dari rumah mereka. ( A. 7/ 10/ 1)

(153) Antipespiran selalu jadi pemberitaan... , kendatipun tidak

ditemukan bukti bisa membahayakan kesehatan. ( A. 7/ 12/ 1)

(154) ...rumah mengandung lebih banyak kuman... , sebersih apa pun

tampaknya. ( A. 7/ 12/ 4)

(155) Sebanyak apa pun yang dilakukan si martir, mereka tak pernah

merasa diri mereka berharga.... ( A. 7/ 13/ 2)

(156) ... , apa pun yang anda lakukan, tak bisa diterima. ( A. 7/ 13/ 5)

(157) Walaupun saya kurang suka film suspense, tapi saya merasa

terhibur. ( A. 13/ 6/ 3)

(158) ...mereka menemukan phthalates di dalam kebanyakan kosmetik...,

kendatipun bahan kimia ini tidak dicantumkan pada label. ( A. 13/ 7/

3)

(159) Bersikap manis kepada keluarga dan teman-teman lamanya, siapa

pun mereka. ( A. 13/ 9/ 4)

Page 95: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

136

(160) ... mereka tak boleh membuka pintu, tidak peduli siapa pun yang

ketuk. ( A. 13/ 13/ 2)

(161) Jangan pernah pergi dengan orang tak dikenal, apa pun yang

dijanjikan atau dikatakannya. ( A. 13/ 13/ 4)

(162) ... kita harus memenuhi permintaan orang lain apa pun harga atau

resiko yang harus kita bayar. ( A. 13/ 16/ 2)

(163) ... kendatipun tekanan darah sudah tinggi... , anda tetap bisa merasa

relatif sehat. ( A. 13/ 21/ 1)

(164) ... aku memerankan sosok remaja, meskipun aku sudah tidak SMA

lagi. ( A. 20/ 8/ 4)

(165) ... meskipun usianya muda tapi mentalnya sudah siap. ( A. 20/ 8/ 5)

(166) Apa pun yang terjadi, puaskan langganan anda. ( A. 20/ 16/ 2)

(167) ... kasus penyakit jantung tetap saja meningkat, kendatipun diet

rendah lemak sudah berjalan selama 30 tahun. ( A. 20/ 21/ 1)

(168) Sehebat apa pun ketertarikan fisik tak akan pernah bisa

menyatukan 2 orang untuk seumur hidup. ( A. 20/ 22/ 5)

(169) Kendatipun sangat mandiri, ada kalanya anda perlu mengandalkan

orang lain. ( A. 20/ 25/ 1)

(170) Anda merasa inspirasi rendah ... kendatipun energi fisik tinggi. ( A.

20/ 25/ 2)

(171) Kendatipun sulit, anda harus melupakan hubungan masa lalu. ( A.

20/ 25/ 2)

(172) Nikmati saja kendatipun singkat. ( A. 20/ 25/ 3)

Page 96: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

137

(173) Kendatipun sulit, dia terpaksa menghentikan kebiasaannya...( A.

20/ 28/ 1)

(174) Makan nggak makan, asal kumpul. ( Lirik Lagu Slank).

(175) Mau nggak mau, harus mau. ( Judul Sinetron RCTI).

(176) Baik atau buruk, aku harus menang. ( RCTI).

(177) Gagal nggak gagal, nggak ngaruh. ( Imam, Sensor, 16.30,

Indosiar, 2 Juli 2004).

(178) Baik ataupun buruk, manusia harus menanggung perbuatannya. (

RRI, 06.00, 3 Juli 2004).

(179) Suka atau tidak, aku tetap tak mau pergi. ( AU Pair, TV 7, 3 Juli

2004, 15.00).

(180) Menang atau kalah, yang penting jangan salah lagi. ( Pasar Humor,

16. 00, 4 juli 2004).

(181) Mau ayam mau kambing, yang penting kecapnya Bango. ( iklan

televisi kecap Bango).

(182) Sebagus apa pun lawan saya, saya harus siap menghadapinya. (

Allez Cuizine, 8.00, Indosiar,10 Juli 2004).

(183) Ada kabar atau tidak ada kabar pun, saya tidak peduli. ( Rico

Ceper, Kiss Plus, 10.00, Indosiar, 10 Juli 2004).

(184) Mau tidak mau, media harus mengurangi eksploitasi perempuan

untuk objek seks. ( PTPN, 27 Juli 2004)

(185) Mau gue makan, mau gue buang, yang penting gue bayar. ( Siapa

Takut Jatuh Cinta, 08. 00, TV 7)

Page 97: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

138

(186) Yang penting sekarang nyelametin Mirna, terserah kamu mau

percaya atau tidak sama aku ( Cinta Memang Gila, 19.00, RCTI, 4

Agustus 2004)

(187) Berhasil atau tidak, semua tergantung manajer pelaksana. ( At The

Dolphin Beach, 16.00, SCTV, 12 Agustus 2004)

(188) Lu punya ilmu atau enggak, tetep aja lu bego. ( Culunnya Pacarku,

20. 00, RCTI, 17 Agustus 2004)

(189) Ibu nggak perduli dia suka apa enggak, yang penting ibu senang. (

Jay Anak Metropolitan, 9.30, TPI,18 Agustus 2004)

(190) Mau langsung, mau enggak, itu urusan kamu. ( Duk Duk Moong,

10.00, TPI, 19 Agustus 2004)

(191) Tereliminasi atau tidak, itu bukan urusan kalian ( Kilas Konser,

16.30, Indosiar, 29 Agustus 2004)

(192) Ke mana pun aku kembali, kalian tetap temanku. ( Meteor Garden

II, 16. 30, TV 7, 30 Agustus 2004)

(193) Gue bilang cantik apa enggak, bukan urusan elo. ( Pangeran

Kampus, 10.00, TPI, 31 Agustus 2004)

(194) Setuju atau tidak, Papa harus membatalkan perjodohan ini. (

Pangeran Kampus, 10.00, TPI, 1 September 2004)

(195) Mau tidak mau, kau harus bertarung denganku. ( Inuyasha, 8.30,

Indosiar, 11 september 2004)

(196) Setuju atau tidak, kita harus menyelamatkan mereka. ( Kiss Plus,

10. 30, Indosiar, 11 september 2004)

Page 98: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

139

(197) Baik atau buruk, ini tetap negara kita. ( Sensor, 16. 30, Indosiar, 12

september 2004)

(198) Suka tidak suka, kabar itu sudah tersebar ke masyarakat. ( Lipstik,

16.00, AN TV, 12 september 2004)

(199) Kau menyukainya atau tidak, aku tetap mamamu. ( Dil Haim Tum

Hara, 13.00, Indosiar, 12 september 2004)

(200) Siap tidak siap, Damon harus mendekam di penjara. ( Cek Dan

Ricek, 16.00, RCTI, 12 september 2004)

(201) Mau nggak mau, saya harus menjalankan putusan Polisi. (

Ngegoss, 14.30, Lativi, 24 September 2004).

Page 99: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

140

DAFTAR INFORMAN

Informan I

Nama : Ety Istimiarti

Tempat/ Tgl Lahir : Sukoharjo/ 19 April 1973

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Panti Rejo, RT 2/ RW III, Grogol, Sukoharjo

Informan II

Nama : Diah Isniawati

Tempat/ Tgl Lahir : Sukoharjo/ 5 Mei 1981

Pekerjaan : Karyawati Swasta

Alamat : Panti Rejo, RT 2/ RW III, Grogol, Sukoharjo

Informan III

Nama : Marlinda Novianti

Tempat/ Tgl Lahir : 14 November 1980

Pekerjaan : Karyawati Swasta

Alamat : Kos Lavender, Jln. Cimanuk I no. 2, Jebres, Surakarta.

Page 100: RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA - eprints.uns.ac.id file1 RELASI KONSESIF BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan

141