Upload
fernandez712
View
144
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hasil Pemeriksaan Kinerja Rehabilitasi Rekontruksi Jalan Nasional NAD
Citation preview
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
1/62
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
2/62
Halaman i dari 54
DAFTAR ISI
Hal.
DAFTAR ISI . i
RESUME HASIL PEMERIKSAAN .. 1
I. GAMBARAN UMUM 5
1. Dampak Bencana pada Bidang Infrastruktur .2. Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Infrastruktur oleh
BRR NAD-Nias....
3. Entitas Terkait Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional ....
5
7
7
II. PENDEKATAN PEMERIKSAAN ..... 11
1. Dasar Pemeriksaan ..2. Standar Pemeriksaan ...3. Tujuan Pemeriksaan ....4.
Sasaran Pemeriksaan ..5. Obyek Pemeriksaan ....
6. Metodologi Pemeriksaan .....7. Lingkup Pemeriksaan .8. Jadwal Pemeriksaan.9. Hambatan Pemeriksaan ..
11
11
11
1111
11
12
12
12
III. HASIL PEMERIKSAAN .. 13
1. Penunjukan langsung atas pemborongan lima paket pekerjaan rehabilitasidan rekonstruksi jalan nasional TA 2005 dan 2006 sebesar
Rp30.252.985.000,00 tidak sesuai ketentuan yang berlaku .........................
2. Pemborosan keuangan negara atas pelaksanaan pekerjaan LapisanPondasi Bawah (LPB) kelas C paket pekerjaan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan Lamno Calang TA 2005 dan 2006 sebesar
Rp6.254.839.826,63.....................................................................................
3. Pelaksanaan paket Lamno Calang seksi 2 dan paket Seulimum Janthosebesar Rp25.455.364.000,00 tidak didukung oleh perencanaan dan
AMDAL yang memadai ...............................................................................
4. Jaminan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalannasional NAD TA 2006 sebesar Rp5.970.000.000,00 tidak sesuai
ketentuan .
5. Pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi paket rehabilitasi danrekonstruksi jalan Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut (BRR JN03)
senilai Rp14.851.431.000,00 dilaksanakan tidak sesuai dengan ketentuan6. Pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal laston lapis pengikat (AC-BC)
tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak sebesar
Rp513.759.861,00 .......................................................................................
7. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalamkontrak senilai Rp169.954.906,32 ...............................................................
8. Pembayaran uang muka atas paket pekerjaan yang diikat dalam kontraktahun jamak (multi years contract) tidak didasarkan pada kontrak tahunan
sebesar Rp18.875.640.017,00 ......................................................................
13
17
21
26
29
32
36
38
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
3/62
Halaman ii dari 54
9. Pelaksanaan satu paket pekerjaan transisi dan enam paket multi yearsrehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional sepanjang Meulaboh
Tapaktuan Batas Sumut TA 2006 tumpang tindih dengan penanganan
pekerjaan TA sebelumnya ...........................................................................
10.Paket pekerjaan TA 2006 sebesar Rp25.914.561.000,00 tidak akan dapatdiselesaikan tepat waktu dan terhadap enam kontraktor harus dikenakandenda sebesar Rp1.295.728.050,00..............................................................
11.Pengadaan alat-alat berat TA 2006 senilai Rp40.427.000.000,00 tidakakan dapat diselesaikan tepat waktu ...........................................................
42
46
51
Lampiran
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
4/62
Halaman 1dari 54
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
KINERJA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI JALAN NASIONAL NAD
TAHUN ANGGARAN 2005 DAN 2006
PADA
BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD NIAS
DI
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
RESUME HASIL PEMERIKSAAN
Gambaran
Pelaksanaan
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Bidang
Infrastruktur Jalan
Bencana alam gempa dan tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 telah mengakibatkan kerusakan
prasarana dan sarana di provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) dan Pulau Nias di Sumut. Bencana
tersebut disusul dengan terjadinya gempa bumi di
wilayah Nias dan kepulauan sekitarnya pada tanggal 28Maret 2005 dengan kekuatan mencapai 8,7 skala richter
yang menyebabkan kerusakan parah terutama di Pulau
Nias dan Simeulue. Kerusakan sistem infrastruktur
tersebut telah menyebabkan menurunnya kapasitas
pelayanan infrastruktur secara drastis di NAD dan Pulau
Nias. Kerusakan tersebut juga telah mengakibatkan
kelumpuhan aktifitas masyarakat di berbagai bidang
kehidupan. Kelumpuhan fungsi infrastruktur dan
tingginya jumlah penduduk yang kehilangan rumah
telah menimbulkan runtuhnya tingkat kehidupan sosial-
ekonomi masyarakat.Tingkat kerusakan prasarana jalan nasional dan provinsi
akibat gempa dan tsunami dengan total panjang
mencapai 3.484,6 km mengalami peningkatan
kerusakan yang cukup signifikan. Kondisi prasarana
jalan nasional dan provinsi sebelum bencana gempa
bumi dan tsunami: 32,7% dalam keadaan baik, 35,8%
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
5/62
Halaman 2dari 54
rusak ringan, dan 31,5% rusak berat.
Setelah bencana gempa bumi dan tsunami, kondisi
tersebut memburuk menjadi hanya sekitar 28,4% dalam
keadaan baik, sedangkan sisanya sebesar 71,6% dalam
keadaan rusak (35,7% rusak ringan dan 35,9% rusak
berat).Tingkat kerusakan prasarana jalan yang paling berat
terdapat pada ruas jalan di lintas barat provinsi NAD
sepanjang 309,09 km dan lintas tengah sepanjang
155,96 km. Kerusakan jembatan diperkirakan mencapai
25% dari total jembatan nasional sepanjang 21.340 m
dan jembatan provinsi sepanjang 14.015 m.
Jalan propinsi di Pulau Nias mencapai 426 km di mana
15% mengalami rusak ringan dan 45% dalam kondisi
rusak berat. Sedangkan di Pulau Simeuleu jalan yang
mengalami kerusakan berat sekitar 15% dan kerusakan
ringan sekitar 5%. Jalan dari Tapak Tuan (Aceh Selatan)ke batas Sumut (Aceh Singkil) juga mengalami
kerusakan sekitar 10%.
Upaya membangun kembali masyarakat Aceh dan Nias
pasca bencana tsunami ditempuh melalui tahapan
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pemeriksaan BPK-RI BPK-RI telah dan akan terus melakukan pemeriksaan
dalam rangka menjaga dan meningkatkan transparansi,
akuntabilitas dan kinerja BRR NAD-Nias dalam
pengelolaan keuangan negara untuk pelaksanaanprogram rehabilitasi dan rekonstruksi NAD-Nias.
Laporan ini adalah Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI
atas Kinerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD pada Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-Nias. Laporan ini mengungkapkan
hasil analisa dan pengujian atas penetapan kebijakan,
pelaksanaan kontrak, pencapaian target, dan
pemanfaatan dari pelaksanaan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan nasional khususnya untuk TA 2005
dan 2006.
Permasalahan Utama Namun demikian, meskipun upaya maksimal telah
dilaksanakan oleh BRR NAD-Nias, berdasarkan hasil
pemeriksaan BPK-RI diketahui beberapa permasalahan
utama yaitu:
1. Penunjukan langsung atas pemborongan lima paketpekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
nasional TA 2005 dan 2006 sebesar
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
6/62
Halaman 3dari 54
Rp30.252.985.000,00 tidak sesuai ketentuan;
2. Pemborosan keuangan negara atas pelaksanaanpekerjaan Lapisan Pondasi Bawah (LPB) kelas C
paket pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
Lamno Calang TA 2005 dan 2006 sebesar
Rp6.254.839.826,63;3. Pelaksanaan paket Lamno Calang seksi 2 dan
paket Seulimum Jantho sebesar
Rp25.455.364.000,00 tidak didukung dengan
perencanaan yang memadai;
4. Jaminan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi danrekonstruksi jalan nasional NAD TA 2006 sebesar
Rp5.970.000.000,00 tidak sesuai ketentuan;
5. Pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi paketrehabilitasi dan rekonstruksi jalan Meulaboh
Tapaktuan Batas Sumut (BRR JN03) senilai
Rp14.851.431.000,00 dilaksanakan tidak sesuaidengan ketentuan;
6. Pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal laston lapispengikat (AC-BC) tidak sesuai dengan yang
ditetapkan dalam kontrak sebesar
Rp513.759.861,00;
7. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yangditetapkan dalam kontrak senilai Rp169.954.906,32;
8. Pembayaran uang muka atas paket pekerjaan yangdiikat dalam kontrak tahun jamak (multi years
contract) tidak didasarkan pada kontrak tahunan
sebesar Rp18.875.640.017,00;
9. Pelaksanaan satu paket pekerjaan transisi dan enampaket multi years rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
nasional sepanjang Meulaboh Tapaktuan Batas
Sumut TA 2006 tumpang tindih dengan penanganan
pekerjaan TA sebelumnya;
10.Paket pekerjaan TA 2006 sebesarRp25.914.561.000,00 tidak akan dapat diselesaikan
tepat waktu dan terhadap enam kontraktor harus
dikenakan denda sebesar Rp1.295.728.050,00
11.Pengadaan alat-alat berat TA 2006 senilaiRp40.427.000.000,00 tidak akan dapat diselesaikan
tepat waktu.
Rekomendasi Atas permasalahan utama tersebut, BPK-RI
merekomendasaikan kepada Kepala Bapel RR NAD-
Nias agar:
1. Pihak ketiga yang terkait supaya memperbaharui
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
7/62
Halaman 4dari 54
jaminan pelaksanaan pekerjaan dan kepada pihak
ketiga yang tidak beritikad baik (kontraktor dan
konsultan), agar tidak diikutsertakan dalam kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi selanjutnya.
2. Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi supaya lebihcermat dalam mengevaluasi dokumen penawaran.
3. Mempertanggungjawabkan kekurangan fisikpekerjaan dengan menyetorkan kelebihan
pembayaran ke kas negara.
4. Satuan Kerja Sementara BRR-RR Jalan NasionalNAD supaya membuat kontrak tahunan atas paket
pekerjaan multi years contract dan mengenakan
denda keterlambatan atas kelalaian pihak ketiga dan
menyetorkan hasilnya ke kas negara.
5. Menegur secara tertulis deputi yang bersangkutanbeserta jajarannya supaya meningkatkan
pengawasan, pengendalian dan evaluasi agarpermasalahan yang sama tidak terulang kembali.
6. Menetapkan rencana rehabilitasi dan rekonstruksisecara jelas, termasuk rencana pendanaan, AMDAL
dan survey yang memadai serta meningkatkan
koordinasi dengan satker terkait.
Banda Aceh, Januari 2007
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN BPK-RI DI BANDA ACEH
Penanggung Jawab Audit,
Drs. H. Maulana Ginting, M.Si.
NIP. 240001912
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
8/62
Halaman 5 dari 54
BAB I
GAMBARAN UMUM
1. Dampak Bencana pada Bidang InfrastrukturBencana alam gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 telah
mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana di provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) dan Pulau Nias di Sumut. Bencana tersebut disusul denganterjadinya gempa bumi di wilayah Nias dan kepulauan sekitarnya pada tanggal 28
Maret 2005 dengan kekuatan mencapai 8,7 skala richter yang menyebabkan
kerusakan parah terutama di Pulau Nias dan Simeulue. Kerusakan sistem
infrastruktur tersebut telah menyebabkan menurunnya kapasitas pelayanan
infrastruktur secara drastis di NAD dan Pulau Nias. Kerusakan tersebut juga telah
mengakibatkan kelumpuhan aktifitas masyarakat di berbagai bidang kehidupan.
Kelumpuhan fungsi infrastruktur dan tingginya jumlah penduduk yang kehilangan
rumah telah menimbulkan runtuhnya tingkat kehidupan sosial-ekonomi
masyarakat.
Tingkat kerusakan prasarana jalan nasional dan provinsi akibat gempa dan tsunami
dengan total panjang
mencapai 3.484,6 km
mengalami peningkatan
kerusakan yang cukup
signifikan. Kondisi prasarana
jalan nasional dan provinsi
sebelum bencana gempa
bumi dan tsunami, 32,7%
dalam keadaan baik, 35,8%
rusak ringan, dan 31,5%
rusak berat.
Setelah bencana gempa bumi
dan tsunami, kondisi tersebutmemburuk menjadi hanya sekitar 28,4% dalam keadaan baik, sedangkan sisanya
sebesar 71,6% dalam
keadaan rusak (35,7% rusak
ringan dan 35,9% rusak
berat).
Tingkat kerusakan prasarana
jalan yang paling berat
terdapat pada ruas jalan di
lintas barat provinsi NAD
sepanjang 309,09 km dan
lintas tengah sepanjang
155,96 km, seperti nampakpada gambar berikut:
Kondisi Jalan Sebelum Tsunami
Baik
32,69%
Rusak Ringan
35,84%
Rusak Berat
31,46%
Kondisi Jalan P asca Tsunami
Baik
28,42%
Rusak Ringan
35,71%
Rusak Berat
35,86%
c
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
9/62
Halaman 6 dari 54
230,08
207,48
49,57
243,15
132,05
309,09
168,97
184,99
155,96
348,23
719,95
735,08
LINTAS TIM UR LINTAS BARAT LINTAS TENGAH LINTAS LAIN
Kondisi Jalan Pasca T sunami Berdasarkan Lokasi
(dalam KM)
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Kerusakan jembatan diperkirakan mencapai 25% dari total jembatan nasional
sepanjang 21.340 m dan jembatan provinsi sepanjang 14.015 m.
Jalan propinsi di Pulau Nias mencapai 426 km di mana 15% mengalami rusak
ringan dan 45% dalam kondisi rusak berat. Sedangkan di Pulau Simeuleu jalan
yang mengalami kerusakan berat sekitar 15% dan kerusakan ringan sekitar 5%.
Jalan dari Tapaktuan (Aceh Selatan) ke batas Sumut (Aceh Singkil) juga
mengalami kerusakan sekitar 10 persen.1
Upaya membangun kembali masyarakat Aceh dan Nias pasca bencana tsunami
ditempuh melalui tahapan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Kegiatan-
kegiatan dalam ketiga tahapan tersebut direncanakan untuk dapat disusun dalam
kesatuan program, yang secara fungsional saling terkait dan saling mendukung.
Dalam arti, perencanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sudah harus
mempertimbangkan kegiatan dan pencapaian yang sudah diselesaikan dalam
periode tanggap darurat.Upaya tanggap darurat dilakukan bekerja sama dengan aparat TNI untuk
memfungsikan kembali jalur lintas barat. Hasil tanggap darurat antara lain
merehabilitasi ruas jalan sepanjang 235 km dan membangun jembatan Bailey
sebanyak 15 buah, jembatan improvisasi 36 buah, jembatan rakit ponton 2 buah,
serta memperbaiki badan jalan sepanjang 77 km, membuat jalan baru 82 km dan
pembukaan jalan yang tertimbun 65 km2. Secara ringkas upaya tanggap darurat
yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Ruas Jalan Kondisi Penanganan
1. Bireuen Takengon
Betong Ateuh
Meulaboh
Kerusakan jalan dan
jembatan
Pembersihan jalan untuk
memperlancar jalur distribusi
logistik ke Meulaboh
2. Meulaboh
Tapaktuan
Blangpidie Batas
Sumut (370,10 km)
Kerusakan badan jalan
sepanjang 25 km
Pemasangan 3 jembatan rangka
baja Bailey
1Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara, 20052Upaya Penanganan Tanggap Darurat Departemen PU di Provinsi NAD dan Pulau Nias, Departemen PU, 2006
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
10/62
Halaman 7 dari 54
3. Kota Banda Aceh
Lamno Calang
Teunom Meulaboh
(247 km)
Rusak parah, 57 km
putus total, 126 km
rusak sedang, dan 64
km rusak ringan/ baik
Dilaksanakan oleh TNI melalui
program TMMD, pembangunan
4 unit jembatan Bailey.
4. Meulaboh Tutut
Geumpang Banda
Aceh
Ruas Tutut Geumpang
longsor dan terjadi
kerusakan jalansepanjang 14 km
Perbaikan badan jalan sehingga
dapat dilalui kendaraan roda 4
Sumber: Upaya Penanganan Tanggap Darurat Departemen PU, 2006
2. Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Infrastruktur oleh BRRNAD-Nias
Penanganan tanggap darurat berakhir pada 28 Maret 2005 dan selanjutnya
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi diambil alih oleh Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD Nias (BRR NAD Nias). BRR NAD Nias melaksanakan
hasil perencanaan yang disusun oleh Bappenas dalam bentuk rencana induk
(master plan) rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dan tsunami di provinsi
NAD dan Pulau Nias.Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi jalan yang rusak ke kondisi semula serta meningkatkan
kapasitas pelayanan khususnya bidang transportasi darat.
Berdasarkan Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Infrastruktur
dalam kurun waktu tahun 2005 2009 direncanakan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan nasional dan provinsi sebanyak 39 paket yang meliputi paket-
paket di lintas Timur 4 paket, lintas Barat 6 paket, lintas Tengah 8 paket dan lintas
lainnya 20 termasuk paket di Kepulauan Nias 1 paket (Rincian lihat Lampiran 1).
Dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut antara lain telah direalisasikan
pada tahun 2005 dan 2006 sebanyak 19 paket pekerjaan jalan nasional yang
tersebar pada beberapa kabupaten di lintas barat dan lintas tengah provinsi NAD.
Lokasi paket-paket pekerjaan tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Entitas Terkait Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasionala. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Serta Hak Keuangan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara. Struktur organisasi Deputi terdiri
dari 6 Direktur dengan tugas dan tanggung jawab Deputi mengelola kegiatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di bidang perumahan, infrastruktur dan
koordinasi penatagunaan lahan.
Struktur organisasi Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan dapat
dilihat pada bagan berikut:
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
11/62
Halaman 8 dari 54
Direktur Jalan dan Jembatan bertanggung jawab dalam pemrograman di bidang
jalan dan jembatan serta pengendalian pelaksanaan dengan uraian tugas sebagai
berikut:
1) Penyiapan program jalan dan jembatan2) Penyiapan studi serta standar dan dokumen pelaksanaan pekerjaan3) Penyiapan disain4) Fasilitasi penyiapan ROW5) Pengadaan dan pelaksanaan kontrak6) Penyelesaian temuan auditorManajer Perencanaan Jalan dan Jembatan bertanggung jawab memastikan
perencanaan dan penganggaran rehabilitasi dan rekonstruksi jalan dan jembatan
dapat tersedia dengan baik dan tepat waktu dengan uraian tugas sebagai
berikut:
1) Mengoperasikan pedoman dan petunjuk yang diberikan direktur2) Melakukan seleksi ruas jalan yang akan direhabilitasi dan rekonstruksi
yang ditingkatkan dengan pedoman dari direktur
3) Membahas disain kriteria dengan Satker perencanaan dan konsultan4) Menyiapkan standar dokumen pelelangan5) Membuat RKAKL dan data pendukungnya6) Membahas RKAKL dengan DJAPK7) Mengupdate/merevisi RKAKLManajer Pelaksanaan Jalan dan Jembatan bertanggung jawab melakukanpembinaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan jalan dan jembatan kepada
para Satker mulai kegiatan pra kontrak, pelaksanaan kontrak (termasuk proses
PHO dan FHO) serta membantu identifikasi masalah dan menemukan
solusinya dengan uraian tugas sebagai berikut:
1) Pembinaan dan pengendalian terhadap satker dalam proses prakontrak danpelaksanaan kegiatan
2) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan memberikanmasukan kepada Direktur Jalan dan Jembatan
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.4) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait dalam rangka
pelaksanaan kegiatan.
b. Satker BRR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD dan Satker BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD
Satker BRR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD dan Satker BRR
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD untuk Tahun Anggaran
2005 dibentuk berdasarkan Surat Keputusan SK Menteri Pekerjaan Umum
No.422/KPTS/M/2005 tanggal 19 September 2005 tentang Pengangkatan
Penanggungjawab Program, Pelaksanaan program, Koordinator Wilayah,
DEPUTI
INFRASTRUKTUR,
LINGKUNGAN DAN
PEMELIHARAAN
DIREKTUR SDADAN ENERGI
DIREKTUR FBU DIREKTUR JALAN
DAN JEMBATAN
DIREKTUR
PEMELIHARAAN
DIREKTUR AB DAN
SANITASI
DIREKTUR
PERHUBUNGAN
DAN TELKOM
MANAJER
PERENCANAAN
MANAJER
PELAKSANAAN
MANAJER
PENGADAAN
TANAH
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
12/62
Halaman 9 dari 54
Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran/Pemimpin
Pelaksana Kegiatan/Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan, Pejabat yang
Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat yang Melakukan Pengujian dan
Perintah Pembayaran, dan Bendahara dalam Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-Nias di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2005 sedangkan untuk TahunAnggaran 2006 dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Badan Pelaksana BRR
No25/KEP/BP-BRR/II/2006 yang terakhir diubah dengan SK Bapel BRR
No.74/KEP/BP-BRR/V/2006 tanggal 24 Mei 2006 tentang Pengangkatan
Penanggung jawab Program, Pelaksana Program, Koordinator Wilayah, Kepala
Satuan Kerja Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat yang Melakukan
Pengujian dan Perintah Pembayaran dan Bendahara pada Satuan Kerja
Sementara (SKS) BRR. Struktur Satker terdiri dari Kepala Satker yang dibantu
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji SPP/SPM dan Bendahara.
Tugas kewajiban dan tanggung jawab Kepala Satker mengacu pada Keputusan
Presiden No.20 Tahun 2003 yaitu memimpin dan melakukan pelaksanaan
kegiatan SKS di dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam DIPA
beserta tanggungjawab baik dari segi keuangan maupun dari segi efisiensi dan
efektifitas atas pelaksanaan kegiatan SKS yang bersangkutan, melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait tentang kegiatan SKS.
Tanggung jawab Kepala Satker adalah:
1) Bertanggung jawab baik dari segi fisik maupun keuangan terhadap sasaranSKS secara keseluruhan yang sesuai dengan DIPA dan PO;
2) Bertanggung jawab untuk tidak mengadakan ikatan yang akan membawaakibat melampaui batas anggaran yang tersedia dalam DIPA dan PO;
3) Bertanggung jawab atas penyampaian laporan yang ditetapkan padawaktunya kepada pejabat yang bersangkutan;
4) Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek tepat pada waktunya sesuaidengan rencana dan waktu mencapai kwalitas mutu yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi satker dapat dilihat pada bagan berikut:
Penanggung jawabProgram/Atasan Kepala
SKS
Pelaksana
Program/Atasan Langsung
Ke ala SKS
Koordinator
Wilayah/Pembantu Atasan
Lan sun
Kepala SKS/KPA
Pejabat yg MelakukanTindakan yg MengakibatkanPengeluaran Anggaran Biaya
Ass. Teknik dan Umum Pejabat Penguji SPM Bendahara
Staf Teknik/Perencanaan Staf Teknik Staf Keuangan Staf Umum
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
13/62
Halaman 10 dari 54
Anggaran dan realisasi keuangan pada TA 2005 dan 2006 dapat dilihat pada
tabel berikut:
1) Tahun Anggaran 2005No. Satker Anggaran (Rp)
Realisasi Keuangan
per Mei 2006 (Rp)%
1. Pembinaan dan Perencanaan
Jalan NAD
111.544.910.000,00 103.113.407.000,00 92,44
2. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD
82.188.558.000,00 3.176.658.873,00 3,86
2) Tahun Anggaran 2006 (s.d. 15 Desember 2006)No. Satker Anggaran (Rp)
Realisasi Keuangan
(Rp)%
1. Pembinaan dan Perencanaan
Jalan NAD
117.649.095.000,00 72.067.496.763,00 61,26
2. Rehabilitasi dan RekonstruksiJalan Nasional NAD
132.447.479.000,00 89.991.172.239,00 67,94
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
14/62
Halaman 11 dari 54
BAB II
PENDEKATAN PEMERIKSAAN
1. Dasar Pemeriksaana. Undang-undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
b. Perpu Nomor 2 Tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan RekonstruksiWilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias Sumatera Utara (BRR NAD-Nias) sebagaimana ditetapkan
dengan UU Nomor 10 Tahun 2005; dan
c. Strategi Audit BPK-RI atas Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD Nias2006 2010.
2. Standar PemeriksaanPemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan
(SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI pada Tahun 1995 dengan memperhatikan
Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
3. Tujuan PemeriksaanDengan mengacu pada UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara beserta penjelasannya,
pemeriksaan atas kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas proyek, melalui:
a. Identifikasi proses pelelangan pengadaan Barang dan Jasa atas rehabilitasi danrekonstrusksi jalan Nasional NAD telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Identifikasi rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Nasional NAD telah dibangunsesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak/ketentuan yang
berlaku;
c. Identifikasi rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Nasional NAD dicapai sesuaitarget yang ditetapkan.4. Sasaran Pemeriksaan
Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional di wilayah
provinsi NAD pada Satuan Kerja Sementara BRR Pembinaan dan Perencanaan
Jalan NAD dan Satuan Kerja Sementara BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD.
5. Obyek PemeriksaanObyek pemeriksaan adalah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional
NAD TA 2005 dan 2006 oleh BRR NAD-Nias.
6. Metodologi PemeriksaanPemeriksaan kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional dilaksanakan
dengan melakukan pengumpulan data primer laporan realisasi, wawancara,
observasi, melakukan pemeriksaan fisik, mengolah data sekunder serta melakukan
prosedur pemeriksaan lain yang dipandang perlu.
Metodologi pemeriksaan tersebut diterapkan secara uji petik dengan cakupan
pemeriksaan atas kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi rata-rata mencapai 63,53%
dengan rincian sebagai berikut:
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
15/62
Halaman 12 dari 54
TA Satker Realisasi (Rp)Cakupan
Diperiksa (Rp)%
2005 SKS BRR Pembinaan dan
Perencanaan Jalan NAD
103.113.400.000,00 - -
SKS BRR Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD
52.962.451.000,00 52.962.451.000,00 100,00
2006 SKS BRR Pembinaan dan
Perencanaan Jalan NAD
70.220.031.010,00 57.997.000.000,00 82,59
SKS BRR Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD
89.991.172.239,00 89.991.172.239,00 100,00
Total 316.287.054.249,00 200.950.623.239,00 63,53
7. Lingkup PemeriksaanPemeriksaan BPK-RI atas Kinerja Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD pada BRR NAD-Nias dibatasi pada lingkup pemeriksaan sebagai
berikut:a. Paket-paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh Satker BRR Rehabilitasi danRekonstruksi Jalan Nasional NAD pada TA 2005 dan 2006.
b. Paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh Satker BRR Pembinaan danPerencanaan Jalan NAD pada TA 2005 dan 2006.
Pemeriksaan tersebut tidak termasuk dana trust fund yang bersumber dari sisa dana
kegiatan bidang perumahan, infrastruktur, dan koordinasi tata guna lahan TA 2006
yang dibentuk berdasarkan Surat Dirjen Perbendaharaan No.S-9255/PB/2006
tanggal 22 Desember 2006 tentang izin prinsip pembentukan rekening Trust Fund
BRR NAD-Nias.
8. Jadwal PemeriksaanPemeriksaan kinerja ini dilaksanakan dengan memperhatikan jadwal-jadwalsebagai berikut:
a. Perencanaan pemeriksaan (Audit Planning) : Minggu III Oktober 2006b. Analisa dokumen awal dan pengarahan tim
(Review existing documents and team
debriefing)
: Minggu I Nopember 2006
c. Pemeriksaan lapangan (Field Audit) : 20 Nop s.d. 19 Des 2006d. Pelaporan tingkat tim (Team Reporting) : Akhir Desember 2006e. Kompilasi dan komunikasi pelaporan : Awal Januari 2007f. Sumbangan Hasil Pemeriksaan Semesteran : Januari 2007g. Hasil Pemeriksaan Semesteran : Januari 2007
9. Hambatan PemeriksaanSecara umum tidak dijumpai adanya kendala yang signifikan, beberapa kondisi
yang dihadapi Tim Pemeriksa pada saat melaksanakan pemeriksaan antara lain
lokasi proyek jalan nasional tersebar di sepanjang pantai barat (Lamno Calang
Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut) dan wilayah tengah provinsi NAD (Aceh
Besar, Pidie, dan Takengon) dan curah hujan yang tinggi sepanjang bulan
Desember yang menghambat kegiatan pemeriksaan fisik.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
16/62
Halaman 13 dari 54
BAB III
HASIL PEMERIKSAAN
Temuan-temuan pemeriksaan atas kinerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD adalah sebagai berikut:
1. Penunjukan Langsung atas Pemborongan Lima Paket Pekerjaan Rehabilitasidan Rekonstruksi Jalan Nasional TA 2005 dan 2006 SebesarRp30.252.985.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan yang Berlaku
Satuan Kerja Sementara (SKS) BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) Jalan
Nasional NAD dalam TA 2005 telah menganggarkan dana untuk melaksanakan
kegiatan RR Jalan Nasional NAD sebesar Rp82.188.558.000,00 dengan realisasi (s.d.
4 Mei 2006) sebesar Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari anggaran. Pada TA 2006
dianggarkan sebesar Rp132.447.479.000,00 dengan realisasi (s.d. 17 Nopember 2006)
sebesar Rp61.600.900.599,00 atau 46,51% dari anggaran.
Pengadaan barang/jasa pada dasarnya dilakukan melalui pelelangan umum dengan
memperhatikan prinsip efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan adil/tidakdiskriminatif serta akuntabel sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik
dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan
pelayanan masyarakat. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan
penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara Penunjukan Langsung terhadap 1
(satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negoisasi baik teknis maupun
biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas beberapa dokumen pemborongan pekerjaan
TA 2005 dan 2006 diketahui bahwa terdapat lima kontrak pemborongan pekerjaan
dengan nilai sebesar Rp30.252.985.000,00 yang dilaksanakan dengan cara
Penunjukan Langsung, yaitu sebagai berikut:a. TA 2005:
1) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 1 (BRR-JN04) yang dilaksanakan olehPT Dharma Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.01-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar Rp2.938.922.000,00.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan
Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya pada tanggal 13
Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/107/BRR-JN/2005. Berdasarkan
BA Hasil Evaluasi dan Negosiasi Harga Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
Pelaksanaan Konstruksi SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD
No.08/PAN/BRR-JN/LC1/APBN-P/2006 tanggal 20 Januari 2006, dari harga
penawaran PT Dharma Aceh Raya sebesar Rp2.941.196.000,00 telahdisepakati harga negosiasi sebesar Rp2.938.922.000,00. Surat Penunjukan
Penyedia Jasa (SPJP) oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk
paket tersebut sesuai Surat No.91/KPTS/BRR-JN/2006 pada tanggal 25
Januari 2006.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-JN05) yang dilaksanakan olehPT Andesmont Sakti berdasarkan Kontrak No.02-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
17/62
Halaman 14 dari 54
Rp11.700.346.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD
telah diberikan kepada PT Andesmont Sakti pada tanggal 8 Desember 2005
sesuai Surat No.Ku.08.03/88/BRR-JN/2005. Berdasarkan BA Hasil Evaluasi
dan Negosiasi Harga Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pelaksanaan
Konstruksi SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD No.08/PAN/BRR-
JN/LC2/APBN-P/2006 tanggal 20 Januari 2006, dari harga penawaran PTAndesmont Sakti sebesar Rp11.706.683.000,00 telah disepakati harga
negosiasi sebesar Rp11.700.346.000,00. SPJP oleh Kepala SKS BRR-RR
Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai Surat No.92/KPTS/BRR-
JN/2006 pada tanggal 25 Januari 2006.
3) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 3 (BRR-JN06) yang dilaksanakan olehPT Gasny Halim berdasarkan Kontrak No.03-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2006 tanggal 21 Pebruari 2006 sebesar Rp11.665.388.000,00. SPMK oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Gasny
Halim pada tanggal 8 Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/89/BRR-
JN/2005. Berdasarkan BA Hasil Evaluasi dan Negosiasi Harga Panitia
Pengadaan Barang dan Jasa Pelaksanaan Konstruksi SKS BRR-RR JalanNasional NAD No.08/PAN/BRR-JN/LC3/APBN-P/2006 tanggal 20 Januari
2006, dari harga penawaran PT Gasny Halim sebesar Rp11.698.762.000,00
telah disepakati harga negosiasi sebesar Rp11.665.388.000,00. SPJP oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai Surat
No.93/KPTS/BRR-JN/2006 pada tanggal 25 Januari 2006.
b. TA 2006:
1) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 4 yang dilaksanakan oleh PT DharmaAceh Raya berdasarkan Kontrak No.K-02/ BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal
25 September 2006 sebesar Rp1.031.131.000,00. SPMK oleh Kepala SKS
BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya
pada tanggal 10 Juli 2006 sesuai Surat No.S-634/BRR-JN/VII/2006. SPJPoleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai
Surat No.S-775/BRR-JN/IX/2006 pada tanggal 6 September 2006.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 5 yang dilaksanakan oleh PT WijayaKarya berdasarkan Kontrak No.K-01/BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal 22
September 2006 sebesar Rp2.917.198.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-
RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Wijaya Karya pada
tanggal 26 Juni 2006 sesuai Surat No.S-592/BRR-JN/VI/2006. SPJP oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai Surat
No.S-774/BRR-JN/IX/2006 pada tanggal 6 September 2006.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa:a. Sifat dan jenis lima paket pekerjaan tersebut di atas bukan merupakan pekerjaan
yang memerlukan penanganan darurat akibat bencana alam yang harus segera
dilaksanakan tanpa menunggu proses kontrak atas pekerjaan yang bersangkutan.
Adapun izin prinsip/persetujuan atas proses pengadaan penyedia jasa
pemborongan pekerjaan melalui Penunjukan Langsung pada Paket Lamno Calang
Seksi 1 s.d. 3 adalah berdasarkan Surat Kepala Badan Pelaksana (Bapel) RR
NAD-Nias kepada Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD sesuai surat
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
18/62
Halaman 15 dari 54
No.2067/BRR.3/XII/2005 tanggal 3 Desember 2005. Sedangkan pada Seksi 4 dan
5, masing-masing berdasarkan Surat Kepala Bapel RR NAD-Nias No.S-
2876/BRR.3/VII/2006 tanggal 7 Juli 2006 dan No.S-2644/BRR.3/VI/2006 tanggal
23 Juni 2006.
b. Dari dokumen kontrak, Daftar Analisa Harga Satuan dan Monthly Certificate(MC) terakhir untuk paket pekerjaan TA 2005, yaitu Jalan Lamno-Calang Seksi 1,2 dan 3 yang kontraknya ditetapkan pada waktu yang sama dan lokasi
pekerjaannya yang berdekatan, antara lain terdapat Major Item (Uraian Utama)
Pekerjaan Perkerasan Berbutir yaitu LPA Kelas C yang harga satuannya
bervariasi, seperti pada tabel berikut:
No. Nama Paket/Tahun Pelaksana PekerjaanVolume
(m3)
Harga
Satuan
(Rp/m3)
A. TA 2005:
1. Jalan Lamno-Calang Seksi 1 PT Dharma Aceh Raya 8.729,70 226.287,11
2. Jalan Lamno-Calang Seksi 2 PT Andesmont Sakti 26.794,95 234.402,003. Jalan Lamno Calang Seksi 3 PT Gasny Halim 26.819,90 229.300,00
B. TA 2006:
1. Jalan Lamno Calang Seksi 4 PT Dharma Aceh Raya 118,95 237.341,95
2. Jalan Lamno Calang Seksi 5 PT Wijaya Karya 8.840,00 226.287,11
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa harga satuan pekerjaan LPA
Kelas C yang paling rendah dan dapat dijadikan sebagai kontrak pembanding
pada TA 2005 dan 2006, masing-masing adalah kontrak PT Dharma Aceh Raya
dan PT Wijaya Karya dengan harga satuan sebesar Rp226.287,11/m3. Sehingga
dapat diyakini bahwa harga yang disepakati dalam kontrak dan dilaksanakan
dengan cara Penunjukan Langsung tersebut belum merupakan harga yang wajar
dan menguntungkan bagi negara.
Hasil pemeriksaan fisik oleh Tim yang didampingi oleh Staf Teknik SKS BRR-RR
Jalan Nasional NAD, Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas pada tanggal 29
dan 30 Nopember 2006 diketahui bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan sesuai
ketentuan dalam kontrak, namun dijumpai hasil pekerjaan berupa LPA Klas C pada
beberapa ruas jalan yang telah mengalami pot-holes, sliding dan rutting (kerusakan
struktur) sehingga LPA Klas C tersebut harus segera ditangani dengan perkerasan
aspal.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Lampiran I Keppres No.80 Tahun 2003 Bab I huruf C.1.a.4) point a, antara lainmenetapkan bahwa Penunjukan Langsung dapat dilaksanakan dalam hal
memenuhi kriteria untuk keadaan tertentu yaitu penanganan darurat untuk
pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan
pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus dilaksanakan segera, termasuk
penanganan darurat akibat bencana alam.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
19/62
Halaman 16 dari 54
b. Surat Edaran Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) RepublikIndonesia No.04/SE/M/2004 tanggal 24 September 2004 perihal Pemilihan
Penyedia Barang dan Jasa dengan Metode Penunjukan langsung pada point 4,
antara lain menyatakan bahwa penanganan darurat bencana alam yang harus
segera dilaksanakan tanpa dapat menunggu pemrosesan kontrak pekerjaan yang
bersangkutan, dapat diberikan SPMK terlebih dahulu kepada penyedia jasadengan ketentuan telah ada pernyataan bencana alam dari
Gubernur/Bupati/Walikota. Pengajuan permintaan SPMK agar dilakukan
selambat-lambatnya 14 hari setelah terjadinya bencana alam kepada Menteri
Kimpraswil.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Menutup peluang perusahaan sejenis untuk bersaing dalam memperoleh paketpekerjaan dan harga yang ditetapkan tidak kompetitif.
b. Nilai kontrak pekerjaan sebesar Rp30.252.985.000,00 tersebut tidak dapatdiyakini merupakan harga yang wajar dan menguntungkan negara.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Kepala SKS-BRR RR Jalan Nasional NAD dalam mengusulkan permohonanpersetujuan dengan cara penunjukan langsung.
b. Kepala Bapel RR NAD-Nias dalam menyetujui pelaksanaan pekerjaan dengancara penunjukan langsung tidak memahami ketentuan yang berlaku.
Pihak Satker menjelaskan bahwa pelelangan paket RR Jalan Lamno-Calang
Seksi 1 s.d. 5 dilakukan dengan cara penunjukkan langsung dikarenakan kondisi yang
benar-benar mendesak akibatnya terputusnya jalan Lamno-Calang akibat gempa bumi
dan tsunami 26 Desember 2004. Apabila dilakukan dengan cara pelelangan umum
akan membutuhkan waktu lebih kurang 2 bulan padahal kondisi dilapangan semakinparah dan masyarakat/pemerintah sangat membutuhkan jalan ini khususnya dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Saran BPKRI:
Kepala Bapel RR NAD-Nias supaya dalam menyetujui permohonan
pelaksanaan pekerjaan dengan cara penunjukan langsung mempedomani ketentuan
yang berlaku dan memerintahkan Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan
BRR NAD-Nias untuk membuat teguran secara tertulis kepada Kepala SKS BRR-RR
Jalan Nasional NAD agar dalam mengusulkan permohonan persetujuan pelaksanaan
pekerjaan dengan cara Penunjukan Langsung mempedomani mekanisme yang
berlaku.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
20/62
Halaman 17 dari 54
2. Pemborosan Keuangan Negara Atas Pelaksanaan Pekerjaan Lapis PondasiBawah (LPB) Kelas C Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Lamno Calang TA 2005 dan 2006 Sebesar Rp6.254.839.826,63
Berdasarkan DIPA TA 2005 pada SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD telah
dianggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan RR Jalan Nasional NAD sebesarRp82.188.558.000,00 dengan realisasi (s.d. 4 Mei 2006) sebesar
Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari anggaran, sedangkan pada TA 2006
dianggarkan sebesar Rp132.447.479.000,00 dengan realisasi (s.d. 17 Nopember 2006)
sebesar Rp61.600.900.599,00 atau 46,51% dari anggaran.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas beberapa dokumen pelaksanaan paket
pekerjaan TA 2005 dan 2006 diketahui bahwa terdapat lima kontrak pemborongan
pekerjaan dengan nilai sebesar Rp30.252.985.000,00 yang dilaksanakan melalui
Penunjukan Langsung, yaitu :
a. TA 20051) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 1 (BRR-JN04) yang dilaksanakan oleh
PT Dharma Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.01-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar Rp2.938.922.000,00.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan
Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya pada tanggal 13
Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/107/BRR-JN/2005.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-JN05) yang dilaksanakan olehPT Andesmont Sakti berdasarkan Kontrak No.02-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar
Rp11.700.346.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD
telah diberikan kepada PT Andesmont Sakti pada tanggal 8 Desember 2005
sesuai Surat No.Ku.08.03/88/BRR-JN/2005.
3) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 3 (BRR-JN06) yang dilaksanakan olehPT Gasny Halim berdasarkan Kontrak No.03-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2006 tanggal 21 Pebruari 2006 sebesar Rp11.665.388.000,00. SPMK oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Gasny
Halim pada tanggal 8 Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/89/BRR-
JN/2005.
b. TA 20061) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 4 yang dilaksanakan oleh PT Dharma
Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.K-02/ BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal
25 September 2006 sebesar Rp1.031.131.000,00. SPMK oleh Kepala SKS
BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya
pada tanggal 10 Juli 2006 sesuai Surat No.S-634/BRR-JN/VII/2006.2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 5 yang dilaksanakan oleh PT Wijaya
Karya berdasarkan Kontrak No.K-01/BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal 22
September 2006 sebesar Rp2.917.198.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-
RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Wijaya Karya pada
tanggal 26 Juni 2006 sesuai Surat No.S-592/BRR-JN/VI/2006.
Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen kontrak pekerjaan tersebut antara lain
terdapat pekerjaan utama (major item) berupa pekerjaan perkerasan LPB
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
21/62
Halaman 18 dari 54
Kelas C. Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen kontrak diketahui
bahwa spesifikasi pekerjaan perkerasan LPB Kelas C tebal masing masing
paket pekerjaan berbeda, yaitu:
Paket
Jalan Pelaksana Dimensi Total
Harga
SatuanLamno-
Calang
Panjang
(m)
Lebar
(m)
Tebal
(m)
Volume
(m3) (Rp/m
3)
Seksi 5 PT WIKA 8.000,00 6,50 0,17 8.840,00 226.287,11
Seksi 1 PT Dharma Aceh Raya 4.476,77 6,50 0,30 8.729,70 226.287,11
Seksi 2 PT Andesmont Sakti 13.741,00 6,50 0,30 26.794,95 234.402,00
Seksi 3 PT Gasny Halim 13.753,79 6,50 0,30 26.819,90 229.300,00
Seksi 4 PT Dharma Aceh Raya 61,00 6,50 0,30 118,95 237.341,95
Menurut spesifikasi teknis pekerjaan LPB Kelas C tebal maksimum yang
dipersyaratkan 20 cm, sehingga berdasarkan tabel di atas, pekerjaanperkerasan LPB Kelas C pada Seksi 5 yang dilaksanakan oleh PT Wijaya
Karya dengan ketebalan 17 cm telah memenuhi spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, sedangkan untuk pekerjaan LPB Kelas C pada seksi 1, 2, 3,
dan 4 melebihi spesifikasi yang dipersyaratkan.
Hasil pemeriksaan fisik dilapangan tanggal 28 Nopember 2006 menunjukkan
bahwa pekerjaan LPB Kelas C yang telah dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya
dengan spesifikasi tebal 17cm telah memadai dan dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Dengan demikian terdapat kelebihan volume pekerjaan pada masing-masing
paket pekerjaan dengan rincian sebagai berikut:
Paket
Jalan
Lamno-
PelaksanaHarga
SatuanJumlah
Calang
Volume
Menurut
Kontrak
Volume
Menurut
Spesifikasi
(t=17cm)
Selisih
(Rp/m3) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)-(4) (6) (7)=(5)x(6
Seksi 1 PT Dharma Aceh Raya 8.729,70 4.946,83 3.782,87 226.287,11 856.014.71
Seksi 2 PT Andesmont Sakti 26.794,95 15.183,81 11.611,14 234.402,00 2.721.674.43
Seksi 3 PT Gasny Halim 26.819,90 15.197,94 11.621,96 229.300,00 2.664.915.42
Seksi 4 PT Dharma Aceh Raya 118,95 67,41 51,54 237.341,95 12.232.60
27.067,51 6.254.837.19
Berdasarkan tabel diatas terdapat pemborosan keuangan negara atas pekerjaan
LPB Kelas C pada keempat paket pekerjaan sebesar Rp6.254.837.190,19.
Kelebihan volume pekerjaan sebesar 27.067,52m3 tersebut seharusnya dapat
dimanfaatkan untuk menambah panjang ruas jalan yang ditangani dengan
spesifikasi yang memadai (tebal = 17cm, lebar = 6,5m) sepanjang 24.495m
{27.067,52 m3: (0,17m x 6,5m)} atau 24,5km.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
22/62
Halaman 19 dari 54
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Dokumen Pelelangan BAB VI Spesifikasi Teknis Seksi 5.2.3 huruf c menyatakantebal padat maksimum LPB Kelas C tidak boleh lebih dari 20cm.
b. Laporan Akhir Survey, Perencanaan dan Pengawasan Jalan Lamno Calang BabIII Tentang Konsep Desain pada poin 3.1.2 disebutkan bahwa mengacu padaPedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya No.01/PD/BM/1983
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga yang menyatakan
tebal perkerasan lapisan tanah dasar dengan CBR 5% untuk jenis material
aggregate Kelas C tebal yang dipersyaratkan 20 cm.
Hal tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan negara atas pekerjaan
LPB Kelas C sebesar Rp6.254.839.826,63.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Konsultan Pengawas bekerja kurang optimal dalam mengawasi pekerjaan.b. Kepala SKS-BRR RR Jalan Nasional NAD bekerja kurang optimal dalammengendalikan kegiatan.c. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabat
yang terkait dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
belum bekerja secara optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap satuan kerja.
d. Kepala Bapel RR NAD-Nias dalam menyetujui pelaksanaan pekerjaan tidakmengacu pada ketentuan yang berlaku
Pihak Satker menyatakan bahwa ketebalan LPB Klas C pada paket
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lamno-Calang seksi 1 s.d. 4 direncanakan
setebal 30 cm dikarenakan kejelasan penanganan lapis penutup (LPA Klas B, LPAKlas A dan Aspal) diatasnya tidak diketahui kapan akan dilaksanakan konstruksinya.
Sehingga dalam jangka waktu dekat tidak ada penanganan lapis penutup, LPB Klas C
akan aman konstruksinya walaupun sudah tergerus (terkelupas) jalan tersebut masih
dapat digunakan, apabila daerah tersebut sering hujan, banjir dan tergenang air. Tebal
rencana 17 cm untuk LPB Klas C pada Paket Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Lamno-Calang 5 dikarenakan terbatasnya dana, namun penanganannya harus optimal
sehingga dicapai panjang efektif 8 Km, dari 10 Km jalan yang sudah rusak berat.
Saran BPK-RI:
Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias supayadalam menyetujui pelaksanaan pekerjaan mempedomani ketentuan yang berlaku dan
memerintahkan Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias
untuk lebih optimal dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan LPB Kelas C dengan
mempedomani spesifikasi teknis dan ketentuan yang berlaku serta membuat teguran
secara tertulis kepada:
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
23/62
Halaman 20 dari 54
a.Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD agar di masamendatang dalam menyusun perencanaan pekerjaan Jalan Nasional NAD didukung
dengan analisa dan survey pendahuluan yang memadai.
b.Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD agar lebih optimal dalammelaksanakan tugasnya dan selanjutnya membuat teguran secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dhi. PT Buana Archicon supaya bekerja lebih optimal.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
24/62
Halaman 21 dari 54
3. Pelaksanaan Paket Lamno Calang Seksi 2 dan Paket Seulimum Janthosebesar Rp25.455.364.000,00 Tidak Didukung oleh Perencanaan dan AMDAL
yang Memadai
Pada DIPA TA 2005 SKS BRR RR Jalan Nasional NAD telah dianggarkan dana
untuk melaksanakan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NADsebesar Rp82.188.558.000,00 dengan realisasi (s.d. 4 Mei 2006) sebesar
Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari anggaran.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen pemborongan pekerjaan diketahui
bahwa:
a. Paket Pekerjaan RR Jalan Lamno-Calang Seksi 2 dilaksanakan oleh PTAndesmont Sakti dengan cara Penunjukan Langsung berdasarkan Kontrak No.02-
AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar
Rp11.700.346.000,00, jangka waktu pelaksanaan selama 140 hari kalender,
terhitung sejak tanggal 8 Desember 2005 s.d. 26 April 2006 serta masa
pemeliharaan selama 120 hari kalender.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK) oleh Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD sesuai surat No.Ku.08.03/88/BRR-JN/2005 tanggal 8 Desember 2005.
Kemudian penetapan pemenang Penunjukan Langsung pekerjaan tersebut
dilaksanakan oleh Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD sesuai surat No.Ku.08.03/86/BRR-JN/2006 tanggal 21 Januari
2006, selanjutnya diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) Paket
Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-
JN05) sesuai Surat Keputusan Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD No.92/KPTS/BRR-JN/2006 tanggal 25 Januari 2006.
Pelaksanaan pekerjaan supervisi dilaksanakan oleh PT Buana Archicon
berdasarkan Kontrak No.KU.08.08/BRR-PPJ/125.PRPW06/2006 tanggal 16Januari 2006 sebesar Rp846.400.000,00. Jaminan pelaksanaan oleh PT Bank BPD
Aceh Syariah berdasarkan Garansi Bank No.046/GRS-PLK/II/2006 tanggal 6
Pebruari 2006.
Addendum Kontrak Final No.Ku.08.8/395/BRR-JN/APBN-P/2006 tanggal 18
April 2006 menetapkan perubahan volume pekerjaan dan bobot pekerjaan
berkurang sebesar 23,68% sehingga bobot pekerjaan menjadi sebesar 76,32%
serta nilai kontrak berubah menjadi sebesar Rp8.930.099.000,00.
Pekerjaan tersebut telah dinyatakan mencapai 76,32% berdasarkan Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO) No.Ku.09.04/416/BRR-JN/2006 tanggal
26 April 2006 dan Berita Acara Serah Terima Terakhir Pekerjaan (FHO) No.S-
731/BRR-JN/VIII/2006 tanggal 23 Agustus 2006 serta kepada rekanan telahdibayar lunas sesuai SPM No.00049/SPM/BRR-JN/2006 tanggal 4 Mei 2006.
Jaminan pemeliharaan oleh PT Jasaraharja Putera sesuai sertifikat
No.Bond:15.08.00.2006.00367 senilai Rp446.504.950,00.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan Tim pada tanggal 30 Nopember 2006
menunjukkan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan
addendum kontrak final namun masih dijumpai pada beberapa ruas jalan yang
masih berupa Agregat Klas C telah mengalamipot-holes(kerusakan struktur).
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
25/62
Halaman 22 dari 54
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa perubahan volume pekerjaan
tersebut dilaksanakan berdasarkan Justifikasi Teknis/Pertimbangan Teknis yang
disusun oleh Konsultan Supervisi, yang menyatakan bahwa volume yang
dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut telah mencukupi dan dapat dialihkan untuk
pekerjaan lain yang bersifat struktur, namun hasil pertimbangan teknis tersebut
tidak dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat.Hal tersebut menunjukkan bahwa perencanaan atas pelaksanaan Paket Pekerjaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-JN05) hanya
berdasarkan simplified design atau tidak didasarkan pada perencanaan yang
memadai, seharusnya sebelum ditetapkan paket pekerjaan perlu dilakukan
perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Paket pekerjaan RR Jalan Seulimum Jantho Keumala (BRR JN 02) denganperkiraan biaya (OE) Rp19.500.000.000,00. Pekerjaan meliputi perkerasan
berbutir (LPA Kelas C) sepanjang 20 km dan pembangunan jembatan sepanjang
211,6 m.
Panitia lelang selanjutnya melaksanakan proses pelelangan umum yang diikuti
oleh 24 calon rekanan dan berdasarkan hasil evaluasi penawaran diusulkanpemenang lelang PT Alhas Jaya Group dengan nilai penawaran sebesar
Rp13.755.018.000,00 yang selanjutnya ditetapkan sebagai pemenang lelang
sesuai Surat Kepala SKS BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD No. KU/08.01/51/BRR-JN/2005 tanggal 22 Nopember 2005.
Penanganan ruas jalan Seulimum Jantho Keumala yang dilaksanakan oleh PT
Alhas Jaya Group diikat dalam kontrak No.45-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2005 tanggal 15 Desember 2005 senilai Rp13.755.018.000,00, jangka waktu
pelaksanaan 180 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali
pada tanggal 31 Mei 2006. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai Berita
Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO) No. KU.09.04/651/BRR-JN/2006
tanggal 13 Juli 2006 dan telah dibayar lunas sebesar Rp13.755.018.000,00 sesuaibukti pembayaran terakhir tanggal 24 Agustus 2006.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen kontrak diketahui bahwa kontrak tersebut
mengalami tiga kali perubahan (addendum) yaitu Addendum I
No.KU.08.08/147/BRR-JN/APBN-P/2006 tanggal 16 Pebruari 2006 dengan
tujuan mengalihkan pekerjaan struktur menjadi pekerjaan perkerasan dengan nilai
kontrak tetap, Addendum II No. KU.08.08/422/BRR-JN/APBN-P/2006 tanggal
28 April 2006 dengan tujuan menjelaskan sumber pendanaan dari DIPA-L TA
2005 dan DIPA TA 2006 dan Addendum III No. KU.08.08/541/BRR-JN/APBN-
P/2006 tanggal 2 Juni 2006 dengan tujuan melakukan perpanjangan waktu
perjanjian kontrak dari 180 hari menjadi 210 hari kalender.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen kontrak diketahui bahwa perubahanvolume pekerjaan terjadi karena dalam proses pelaksanaan di lapangan
mengalami hambatan yaitu adanya permintaan penghentian pembukaan jalan yang
melintasi kawasan Cagar Alam Pinus Jantho oleh Kepala Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Provinsi NAD sesuai Surat No.S.98/IV-K.I/Kons/2006
tanggal 16 Januari 2006. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa pembukaan jalan
yang melewati kawasan cagar alam harus memperoleh izin dan menyusun
AMDAL terlebih dahulu. Selanjutnya Kepala Satuan Kerja Sementara (Kasatker)
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
26/62
Halaman 23 dari 54
BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD mengajukan
permohonan pemindahan lokasi pekerjaan paket Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Seulimum Jantho Keumala kepada Kepala Badan Pelaksana RR NAD-
Nias cq. Deputi Bidang Infrastruktur, Perumahan dan Koordinasi Penatagunaan
Lahan sesuai surat No. PW03.01/112/BRR-JN/2006 tanggal 1 Pebruari 2006.
Permohonan tersebut disetujui oleh Deputi Bidang Infrastruktur, Perumahan danKoordinasi Penatagunaan Lahan sesuai surat No.0373.A/BRR.3/II/2006 tanggal 3
Pebruari 2006 dengan catatan bahwa pemindahan tersebut masih dalam ruas jalan
Seulimum Jantho Keumala dan tidak melebihi dana dari kontrak yang ada.
Menurut penjelasan lisan Kepala SKS BRR Pembinaan Perencanaan Jalan NAD
sebagai perencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan NAD, dokumen
perencanaan tahun 2005 berupa Detailed Engineering Design (DED) dan
EngineerEstimate (EE) sebagai dasar penyusunan Owner Estimates (OE) belum
pernah disusun.
Pemindahan kegiatan yang dilakukan antara lain pekerjaan utama (major item)
pembangunan jembatan diubah menjadi pekerjaan perkerasan aspal di ruas jalan
Seulimum Jantho. Pekerjaan perkerasan aspal antara lain meliputi lapis betonpengikat (AC-BC) dengan volume 1.773,23 m3, harga satuan Rp1.432.179,00
atau sebesar Rp2.539.579.187,72. Perkerasan aspal dengan lapis beton pengikat
(AC-BC) terdiri dari penanganan pada ruas jalan efektif dengan volume 1.386,23
m3 atau senilai Rp1.985.329.495,17 (1.386,23 m3 x Rp1.432.179,00) dan
pemeliharaan pada ruas jalan fungsional dengan volume 387,01 m3 atau senilai
Rp554.267.594,79 (387,01 m3 x Rp1.432.179,00).
Hasil pemeriksaan fisik atas pekerjaan jalan Paket Seulimum Jantho diketahui
bahwa pekerjaan pemeliharaan pada ruas jalan tersebut dilaksanakan dengan
struktur pondasi jalan awal (existing) yang tidak memadai sehingga pada beberapa
lokasi terjadi kerusakan jalan (sliding dan cracking) sehingga tidak efektif bagi
upaya mengembalikan kondisi jalan semula.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Bab VI Lampiran IV Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2005 tentang RencanaInduk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan masyarakat Provinsi
NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang menyatakan bahwa
pengambilan keputusan harus didasarkan pada data dan informasi lapangan yang
lebih rinci dengan cakupan yang memadai dan kegiatan perbaikan terhadap
infrastruktur yang sudah ada dan mengalami kerusakan yang ditujukan untuk
mengembalikan fungsi pelayanan ke tingkat semula perlu dilakukan terlebih
dahulu kegiatan survei, investigasi dan design untuk mendapatkan volume dan
biaya kegiatan yang akurat.b. Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaaan Barang/Jasa
Pemerintah pasal 5 huruf f yang menyatakan pengguna barang/jasa, penyedia
barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa harus menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.
c. Dokumen Lelang Buku VI tentang Spesifikasi Teknis, pada Seksi 8.1Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama, dinyatakan bahwa tujuan pengembalian
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
27/62
Halaman 24 dari 54
kondisi harus menjamin bahwa semua lokasi yang akan dilapis kembali harus
mempunyai struktur yang utuh (sound).
d. Bab IV Lampiran IV Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2005 tentang RencanaInduk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan masyarakat Provinsi
NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang menyatakan kebijakan
yang harus ditempuh dan strategi yang akan dijalankan adalah menerapkan secarakonsisten prinsip-prinsip investasi yang didasarkan pada kelayakan ekonomi,
teknis, lingkungan, sosial, budaya dan agama antara lain dengan melakukan studi
kelayakan ekonomi, teknis, lingkungan, sosial, budaya dan agama untuk setiap
kegiatan peningkatan dan pembangunan fasilitas baru sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk melakukan investasi, memprioritaskan optimalisasi prasarana
dan sarana yang telah dibangun, sebelum menetapkan pembangunan fasilitas baru
dan melakukan konsultasi publik.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Sisa nilai kontrak Paket Pekerjaan RR Jalan Lamno - Calang Seksi 2 berpotensitidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lain.
b. Maksud dan tujuan dalam rencana proyek untuk menghubungkan jalan padaKabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie tidak tercapai.
c. Pemborosan keuangan negara atas pekerjaan pemeliharaan pada ruas jalanfungsional sebesar Rp554.260.433,90.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Pekerjaan survey, perencanaan dan pengawasan dilaksanakan dengan waktubersamaan dhi. dilaksanakan oleh PT Buana Archicon.
b. Konsultan pengawas dalam bekerja belum optimal dalam mengawasi pekerjaanpemeliharaan jalan.
c. Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pembinaan dan PerencanaanJalan Nasional NAD dalam menyusun rencana pembangunan dua paket pekerjaan
tersebut belum berdasarkan analisa dan survey yang memadai.
d. Pengendalian dan pengawasan dari Kepala Satuan Kerja Sementara BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD lemah.
e. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabatyang terkait dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
bekerja belum optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada
satuan kerja.
Pihak Satker menyatakan bahwa:
a. Perubahan volume pekerjaan pada Paket Lamno-Calang Seksi 2 yang dituangkandalam addendum kontrak final adalah berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan
oleh konsultan supervisi, dimana volume tersebut sesuai dengan kebutuhan
sesungguhnya dilapangan dengan kata lain efektif telah tercapai, hal ini
disebabkan kuantitas hasil perencanaan tidak akurat pada saat kontrak, sehingga
pada saat pelaksanaan dilakukan kuantitas tersebut berlebih. Sedangkan untuk
volume yang berlebih tidak dapat digunakan untuk pekerjaan lain yang bersifat
permanen, dikarenakan sifat pekerjaan yang mendesak/darurat. Untuk
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
28/62
Halaman 25 dari 54
menghindari pemborosan uang negara, pihak Satker mengalokasikan dana
tersebut ketempat lain yang lebih memerlukan.
b. Penanganan jalan Seulimum-Jantho-Keumala pada jalur kanan (arah Seulimum-Jantho) pada daerah fungsional adalah untuk mengoptimalkan dana yang ada
sehingga jalur tersebut dapat digunakan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada
saat ini pada daerah fungsional tersebut bukan pada lokasi atau titik-titik yangditangani oleh paket Seulimum-Jantho-Keumala, dan apabila ada kerusakan pada
daerah efektif, pihak Satker akan memerintahkan pihak kontraktor untuk
memperbaikinya sesuai masa pemeliharaan 365 hari. BRR pada TA 2007 sudah
mengalokasikan dana untuk menangani kerusakan-kerusakan diluar penanganan
TA 2005 tersebut, sehingga kedua jalur tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Atas komentar tersebut, BPK-RI menjelaskan lebih lanjut bahwa penanganan
pemeliharaan pada ruas jalan Seulimum-Jantho-Keumala tidak efektif untuk
mengembalikan kondisi jalan seperti semula, karena struktur jalan yang ada tidak
memadai sehingga penanganan tersebut memboroskan keuangan negara.
Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
dan memerintahkan:
a. Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD supaya di masamendatang dalam menyusun rencana pekerjaan Jalan Nasional NAD didukung
dengan analisa dan survey yang memadai, antara lain dengan menyusun Detailed
Engineering Design (DED) dan Engineers Estimate (EE) sebagai dasar
penyusunan Owners Estimate(OE).
b. Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD agar membuat teguran secara tertuliskepada Konsultan Pengawas Paket Lamno-Calang Seksi 2 dan Seulimum-Jantho,dhi. PT Buana Archicon dan PT Arcende Ass supaya lebih optimal dalam
melaksanakan tugas.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
29/62
Halaman 26 dari 54
4. Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan NasionalNAD TA 2006 Sebesar Rp5.970.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan
DIPA TA 2006 pada Satuan Kerja Sementara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD (SKS-BRR RR Jalan Nasional
NAD) TA 2006 sebesar Rp132.447.479.000,00 dengan realisasi sampai dengan 15Nopember 2006 sebesar Rp61.124.111.405,00 atau 46,15% dari anggaran.
Dari realisasi tersebut digunakan untuk membiayai 19 paket pekerjaan yang terdiri
dari paket pekerjaan tahun tunggal sebanyak 13 paket senilai Rp83.920.986.000,00
dan 6 paket pekerjaan tahun jamak senilai Rp 156.404.782.087,00.
Berdasarkan dokumen pelelangan diketahui bahwa setiap penyedia jasa (kontraktor)
wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna jasa, dalam hal ini SKS-
BRR RR Jalan Nasional NAD.
Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap dokumen kontrak pada beberapa paket
pekerjaan diketahui terdapat jaminan pelaksanaan yang masa berlakunya tidak sesuai
ketentuan, yaitu:
a. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh - Tapaktuan Seksi2 (BRR-JN 04.2) yang dilaksanakan oleh PT Amen Mulia sesuai Kontrak NomorK-04/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 05 Oktober 2006 senilai
Rp29.013.000.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari kalender atau
pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak selama 365 hari
atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22 Desember 2008. Sebagai
salah satu syarat dalam kontrak PT Amen Mulia harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp1.600.000.000,00 (5,51% dari nilai kontrak) yang
dikeluarkan oleh Bank BPD Aceh Syariah sesuai sertifikat Nomor 813/GRS-
PLK/X/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365 hari kalender,
terhitung sejak tanggal 14 September 2006 s.d. 13 September 2007. Sesuaidengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 14 hari
setelah FHO atau tanggal 05 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
jaminan pelaksanaan kurang selama 480 hari (14 September 2007 s.d 05 Januari
2009).
b. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh - Tapaktuan Seksi3 (BRR-JN 04.3) yang dilaksanakan oleh PT Wirataco Mitra Mulia sesuai
Kontrak Nomor K-05/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 05 Oktober
2006 senilai Rp28.890.348.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari
kalender atau pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO)
pada tanggal 23 Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak
selama 365 hari atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22Desember 2008. Sebagai salah satu syarat dalam kontrak PT Wirataco Mitra
Mulia harus menyerahkan jaminan pelaksanaan senilai Rp1.600.000.000,00
(5,54% dari nilai kontrak) yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin sesuai sertifikat
Nomor 167/BUK/BG/IX/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365
hari kalender, terhitung sejak tanggal 14 September 2006 s.d. 13 September 2007.
Sesuai dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya
14 hari setelah FHO atau tanggal 05 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
30/62
Halaman 27 dari 54
jaminan pelaksanaan kurang selama 480 hari (14 September 2007 s.d. 05 Januari
2009).
c. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh - Tapaktuan Seksi4 (BRR-JN 04.4) yang dilaksanakan oleh PT Alhas Jaya Group sesuai Kontrak
Nomor K-06.BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 05 Oktober 2006
senilai Rp29.323.147.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari kalenderatau pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO) pada tanggal
23 Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak selama 365 hari
atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22 Desember 2008. Sebagai
salah satu syarat dalam kontrak PT Alhas Jaya Group harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp1.600.000.000,00 (5,46% dari nilai kontrak) yang
dikeluarkan oleh Bank BPD Aceh Syariah sesuai sertifikat Nomor 798/GRS-
PLK/IX/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365 hari kalender
terhitung mulai tanggal 17 September 2006 s.d. 16 September 2007. Sesuai
dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 14 hari
setelah FHO atau tanggal 05 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
jaminan pelaksanaan kurang selama 477 hari (17 september 2007 s.d. 05 Januari2009).
d. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Tapaktuan - Batas SumutSeksi 5 (BRR-JN 05.5) yang dilaksanakan oleh Istaka-Juliprima Jo sesuai Kontrak
Nomor K-02/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/2006 tanggal 06 Oktober 2006 senilai
Rp23.270.834.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari kalender atau
pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak selama 365 hari
atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22 Desember 2008. Sebagai
salah satu syarat dalam kontrak Istaka-Juliprima Jo harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp1.170.000.000,00 (5.03% dari nilai kontrak) yang
dikeluarkan oleh Bank BPD Aceh Syariah sesuai sertifikat Nomor 824/GRS-PLK/X/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365 hari kalender
terhitung sejak tanggal 20 September 2006 s.d. 19 September 2007. Sesuai
dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 14 hari
setelah FHO atau tanggal 06 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
jaminan pelaksanaan kurang selama 475 hari (20 September 2007 s.d. 06 Januari
2009).
Hal tersebut tidak sesuai dengan Dokumen Pelelangan Bab IV tentang Syarat-
syarat Umum Kontrak angka 6 butir 6.1 yang menyatakan bahwa masa berlakunya
jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
Hal tersebut mengakibatkan jaminan pelaksanaan senilai Rp5.970.000.000,00
tidak dapat dicairkan apabila kontraktor wanprestasi.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Kontraktor belum mempedomani ketentuan yang berlaku yang ditetapkan dalamsyarat-syarat umum kontrak.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
31/62
Halaman 28 dari 54
b. Panitia Pengadaan jasa konstruksi dalam menilai kelengkapan dokumen kontrakbelum mempedomani ketentuan yang berlaku.
c. Lemahnya pengawasan Kepala SKS BRR RR Jalan Nasional NAD.Pihak Satker menyatakan jaminan yang dikeluarkan oleh Bank dengan masa
berlaku jaminan adalah 365 hari (1 TA), jika dibandingkan dengan kontrak yangtelah ditandatangani, masa berlaku jaminan pelaksanaan tersebut jelas tidak sesuai.
Ketentuan bank tentang jangka waktu jaminan bank (garansi bank) berlaku maksimal
365 hari, pihak bank akan tetap memperpanjang jaminan pelaksanaan tersebut secara
otomatis jika sudah habis masa berlakunya dan dengan demikian jaminan
pelaksanaan yang ada nantinya akan diperpanjang sesuai kontrak yang dibutuhkan,
sehingga jaminan pelaksanaan dapat dicairkan apabila rekanan wanprestasi atau
cidera janji.
Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NADserta menginstruksikan Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk membuat
teguran secara tertulis kepada:
a. Para rekanan pelaksana pekerjaan supaya memperbaharui jaminan pelaksanaanpekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam syarat-syarat umum
kontrak.
b. Panitia Pengadaan Jasa Konstuksi supaya di masa mendatang lebih cermat dalammeneliti dan menilai kelengkapan dokumen kontrak.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
32/62
Halaman 29 dari 54
5. Pelaksanaan Pelelangan Pekerjaan Konstruksi Paket Rehabilitasi danRekonstruksi Jalan Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut (BRR JN 03)
senilai Rp14.851.431.000,00 Dilaksanakan Tidak Sesuai dengan Ketentuan
Paket Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut merupakan salah satu paket pekerjaan yangdibiayai dari Sumber Dana APBN-P Tahun 2005 untuk SKS BRR-RR Jalan Nasional
NAD dan SKS BRR-Pembinaan Perencanaan Jalan NAD.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan melalui Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi
untuk Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) dan diikuti oleh 10 Perusahaan
dengan pemenang PT Benteng Kentjana sesuai surat penetapan pemenang
No.KU.08.01/52/BRR-JN/2005 tanggal 22 Nopember 2005. Pekerjaan tersebut telah
diikat dalam kontrak No.44-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2005 tanggal 15
Desember 2005 dengan nilai kontrak sebesar Rp14.851.431.000,00 jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 150 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk
pertama kalinya pada tanggal 13 Juli 2006. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam
kontrak selama 365 hari.Pekerjaan tersebut telah selesai dilaksanakan dan telah diadakan penyerahan pertama
pekerjaan (PHO) yang tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
Nomor KU.09.04/652/BRR-JN/2006 Tanggal 13 Juli 2006 dan telah dibayar lunas
sesuai bukti pembayaran tanggal 15 Nopember 2006.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen pelelangan diketahui bahwa proses
pelelangan dilaksanakan tidak sesuai ketentuan, yaitu sebagai berikut:
a. PT Benteng Kentjana merupakan Kerja Sama Operasi (KSO) atau Joint Operation(JO) antara PT Benteng Bangun Sejahtera dengan PT Juliprima Kentjana
berdasarkan Perjanjian KSO yang tertuang dalam akta Notaris Abaruddin Salam,
S.H. Nomor 112 Tanggal 20 Oktober 2005 dengan nama PT Benteng Kentjana JO,
namun dalam perjanjian KSO tidak disebutkan perusahaan yang menjadi LeadingFirm. Ketentuan mengenai perlunya ditunjuk leading firm dimaksudkan untuk
menjamin adanya pihak yang mewakili KSO dalam perikatan kontrak dengan
pengguna jasa.
b. Surat penawaran PT Benteng Kentjana No. 001/BK/X/2005 tanggal 20 Oktober2005 ditandatangani oleh Direktur PT Benteng Bangun Sejahtera yang belum
ditentukan sebagai leading firm. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak diketahui
pihak yang berwenang dalam menandatangani surat penawaran.
c. Dalam Perjanjian KSO disebutkan bahwa KSO tersebut berakhir pada saatpekerjaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh-Tapaktuan-BatasSumut
(BRR-JN 03) selesai 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat masa
pemeliharaan status perjanjian KSO telah berakhir sehingga tidak ada lagi pihakyang bertanggung jawab atas pekerjaan yang mungkin timbul pada masa
pemeliharaan.
d. Dalam akta tentang Kuasa Direksi yang dibuat oleh Notaris Titi Sulistyowati, S.H.No.60 tanggal 19 Oktober 2005 menunjuk Makmur, SE sebagai pemegang kuasa
Direksi PT Benteng Bangun Sejahtera untuk membuat serta menandatangani akta-
akta dan/atau surat-surat berkaitan dengan pelaksanaan KSO, namun tidak
diberikan hak untuk menandatangani kontrak kerja berkaitan dengan proyek
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
33/62
Halaman 30 dari 54
tersebut. Dalam kenyataanya pemegang kuasa memberikan kuasa kepada Teuku
Faisal, Direktur PT Juliprima Kentjana, untuk menandatangani kontrak kerja
sesuai akta yang dibuat oleh Notaris Sabarrudin Salam, S.H. No.2 tanggal 1
Nopember 2005. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kejelasan mengenai
pihak yang berhak menandatangani kontrak.
Berdasarkan perbandingan kelengkapan dokumen penawaran dari calon pemenangcadangan I (PT Istaka Karya) diketahui perusahaan yang bersangkutan telah
memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan, sehingga dari evaluasi
administrasi seharusnya PT Benteng Kentjana dapat dinyatakan Gugur.
Kondisi di atas menunjukkan bahwa proses pelelangan umum dilaksanakan tidak
sesuai dengan prinsip dasar pengadaan barang/jasa khususnya menyangkut prinsip
keadilan/tidak diskriminatif.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Pedoman Pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah Pasal 3, menyatakan bahwa Pengadaan barang/jasa wajib
menerapkan prinsip adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yangsama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara atau alasan apapun.
b. Lampiran I Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Pedoman PelaksanaanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab II, Huruf A, Angka 1f tentang Evaluasi
Penawaran Nomor 5. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1)Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pemilihan penyediabarang/jasa dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat
dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang
berwenang;
2)Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan besarnya jaminan penawarantidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.
3)Surat penawaran ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaanatau penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang
perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak
mewakili perusahaan yang bekerjasama.
Hal tersebut mengakibatkan:
a.Harga kontrak sebesar Rp14.851.431.000,00 belum merupakan harga yang palingmenguntungkan bagi negara.
b.Menghilangkan kesempatan rekanan lain (pemenang cadangan) untukmelaksanakan pekerjaan tersebut.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
34/62
Halaman 31 dari 54
Hal tersebut terjadi karena:
a. Panitia Pengadaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi SKS BRR Rehabilitasi danRekonstruksi Jalan Nasional NAD lalai dalam melaksanakan evaluasi atas surat
penawaran dari rekanan.
b. Kepala Satuan Kerja Sementara BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi JalanNasional NAD tidak optimal dalam melakukan pengendalian dan pengawasanatas pelaksanaan pelelangan umum.
c.Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan serta pejabat yang terkaitdalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD belum optimal
dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pengendalian kepada Satuan Kerja.
Pihak Satker mengakui bahwa pada pelelangan TA 2005 masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan dalam mengevaluasi kontraktor yang melakukan
KSO, untuk masa yang akan datang Satker akan lebih cermat dan mengevaluasi
penawaran kontraktor khusunya yang ber KSO.
Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
serta menginstruksikan Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD supaya di masa
mendatang:
a.Lebih optimal dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian ataspelaksanaan tender/pelelangan atas pengadaan jasa konstruksi.
b.Lebih cermat dalam mengevaluasi setiap dokumen penawaran dari para rekanan.
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
35/62
Halaman 32 dari 54
6. Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal Laston Lapis Pengikat (AC-BC)Tidak Sesuai dengan yang Ditetapkan dalam Kontrak Sebesar Rp513.759.861,00
Berdasarkan rencana kegiatan yang tertuang dalam Revisi DIPA TA 2005 antara lain
terdapat rencana pembangunan jalan arteri ruas Geumpang Tutut Meulaboh
dengan nilai sebesar Rp20.032.035.000,00 dan ruas Meulaboh Tapaktuan BatasSumut dengan nilai sebesar Rp14.851.431.000,00.
Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan tersebut diketahui
hal-hal sebagai berikut:
a. Paket Geumpang Tutut MeulabohPaket pekerjaan jalan pada ruas Geumpang Tutut Meulaboh dilaksanakan oleh
PT Medan Smart Jaya sesuai kontrak No.44-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2005 tanggal 15 Desember 2005 sebesar Rp20.032.035.300,00, jangka waktu
penyelesaian pekerjaan selama 264 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan
untuk pertama kalinya pada tanggal 8 September 2006. Masa pemeliharaan diatur
dalam kontrak selama 365 hari.
Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai Berita Acara Penyerahan PertamaPekerjaan (PHO) No. S-777/BRR-JN/IX/2006 tanggal 8 September 2006 namun
pembayaran baru dilaksanakan atas sertifikat bulanan (monthly certificate) yang
ke-9 sebesar Rp16.092.843.471,00 (80,34% dari nilai kontrak) sesuai bukti
pembayaran terakhir tanggal 6 September 2006.
Hasil pemeriksaan fisik atas pekerjaan oleh Tim BPK bersama Kepala Satuan
Kerja, konsultan pengawas dan rekanan pada tanggal 30 Nopember 2006 serta
dipertegas dengan laporan hasil peninjauan lapangan oleh konsultan perencana
tanggal 4 Nopember 2006 diketahui pada beberapa bagian ruas jalan yang
dikerjakan tergenang air yang berasal dari luapan saluran drainase antara lain pada
STA 33+600 dan STA 34+000 sedangkan pada STA 32+850, STA 34+300 dan
STA 40+000 terjadi kerusakan pada badan jalan (pot holesdan cracking).Menurut penjelasan lisan Kepala SKS BRR Pembinaan Perencanaan Jalan NAD
sebagai perencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan NAD, dokumen
perencanaan tahun 2005 berupaDetailed Engineering Design(DED) danEngineer
Estimate (EE) sebagai dasar penyusunan Owners Estimate (OE) belum pernah
disusun. Disain yang digunakan pada saat perencanaan berupa disain sederhana
(simplified design) sehingga tidak memperhitungkan umur rencana jalan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak diketahui antara lain terdapat item
pekerjaan perkerasan aspal Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dengan volume
3.993,48 m3 harga satuan Rp1.459.066,96 atau sebesar Rp5.826.754.723,42
(termasuk keuntungan 10%). Dalam analisa harga satuan mata pembayaran untuk
pekerjaan tersebut terdapat komponen aspal dengan kuantitas 140,70 kg hargasatuan Rp6.200,00 atau sebesar Rp872.340,00 dan setelah ditambah keuntungan
10% sebesar Rp959.574,00 (110% x Rp872.340,00).
Berdasarkan laporan hasil pengujian atas material yang telah terpasang diketahui
bahwa kuantitas aspal yang digunakan sebanyak 125,49 kg atau sebesar
Rp778.065,00 (125,49 kg x Rp6.200,00) dan setelah ditambah keuntungan 10%
sebesar Rp855.872,00 (110% x Rp778.065,00).
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
36/62
Halaman 33 dari 54
Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp103.702,00 per m3
(Rp959.574,00 Rp855.872,00) atau untuk seluruh volume pekerjaan sebesar
Rp414.131.862,96 (3.993,48 m3 x Rp103.702,00).
b. Paket Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut
Paket pekerjaan jalan pada ruas Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut
dilaksanakan oleh PT Benteng Kentjana sesuai kontrak No.46-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2005 tanggal 15 Desember 2005 sebesar Rp14.851.432.000,00
jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 210 hari atau pekerjaan harus
diserahterimakan untuk pertama kalinya pada tanggal 13 Juli 2006. Masa
pemeliharaan diatur dalam kontrak selama 365 hari.
Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO) No. KU.09.04/652/BRR-JN/2006.tanggal 13 Juli 2006 dan telah
dibayar lunas sesuai bukti pembayaran terakhir tanggal 31 Agustus 2006.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak diketahui antara lain terdapat item
pekerjaan perkerasan aspal Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dengan volume
3.124,80 m3harga satuan Rp1.310.436,44atau sebesar Rp4.094.851.787,71 Dalam
analisa harga satuan mata pembayaran untuk pekerjaan tersebut terdapatkomponen aspal dengan kuantitas 140,70 kg harga satuan Rp5.000,00 atau sebesar
Rp703.500,00 dan setelah ditambah keuntungan 10% sebesar Rp773.850,00
(110% x Rp703.500,00).
Berdasarkan laporan hasil pengujian atas material yang telah terpasang diketahui
bahwa kuantitas aspal yang digunakan sebanyak 134,90 kg atau sebesar
Rp674.500,00 (134,90 kg x Rp5.000,00) dan setelah ditambah keuntungan 10%
sebesar Rp741.950,00 (110% x Rp674.500,00).
Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp31.883,00 per m3
(Rp773.850,00 Rp741.967,00) atau untuk seluruh volume pekerjaan sebesar
Rp99.627.998,40 (3.124,80 m3x Rp31.883,00).
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Dokumen Lelang Buku VI tentang Spesifikasi Teknis, pada Seksi 1.1.3 mengenaiKetentuan Rekayasa yang menyatakan bahwa Rancangan rekayasa untuk paket
dengan rancangan lengkap didasarkan atas rancangan rekayasa lengkap (detailed
engineering design) dimana semua mata pembayaran telah dirancang dengan
akurat, ditentukan jumlah dan lokasinya sebelum penandatanganan kontrak.
b. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:1)Pasal 30 ayat (3) menyatakan kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masihbersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
2)Lampiran I huruf E yang menyatakan perhitungan HPS harus dilakukan dengancermat, dengan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan analisis harga
satuan pekerjaan yang bersangkutan dan perkiraan perhitungan biaya oleh
konsultan/engineer's estimate (EE).
5/24/2018 Rekonstruksi Jalan Nasional
37/62
Halaman 34 dari 54
3)Penjelasan Keppres No. 80 Tahun 2003 pasal 33 ayat 2 menyatakan khususuntuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada
di lapangan.
Hal tersebut mengakibatkan:a. Kelebihan pembayaran kepada rekanan yang merugikan keuangan negara sebesar
Rp513.759.861,00.
b. Ruas jalan Geumpang Tutut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal olehmasyarakat dan berpotensi rusak berat apabila tidak segera ditangani dengan disain
yang permanen.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Panitia PHO bekerja kurang cermat dalam menilai prestasi pekerjaan yang telahdilaksanakan rekanan.
b. Konsultan pen