Upload
ega-kemalayanti
View
70
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
REGISTRASI PETASuatu Alternatif Mencegah Konflik Daerah Perbatasan
I Wayan Krisna Eka Putra11/324355/PTK/7700
1. Pendahuluan
Peta merupakan gambaran konvensional permukaan bumi yang disajikan dalam
bidang datar. Peta dapat ditampilkan pada layar komputer (on screen map) melalui
aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan sistem komputer yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan
posisi-posisinya di permukaan bumi (Rice, dalam Prahasta, 2009). Dengan adanya peta
kita bisa mendapatkan informasi mengenai jarak, arah dan luasan, pola hubungannya
serta ukurannya. Sehingga dalam SIG analisis geospasial selalu diawali dengan peta
untuk mendukung dalam proses pengambilan keputusan.
SIG pada kenyataannya berbeda dari sistem informasi lain dalam hal isi datanya,
dimana data merujuk pada obyek atau fenomena dengan lokasi spesifik di muka bumi
dan memiliki alamat. SIG selalu menggunakan sistem koordinat yang sering
dikombinasikan dengan topologi (Kraak, 2007). Posisi yang sama di permukaan bumi
bisa memberikan koordinat yang relatif apabila proyeksi, datum maupun elipsoid yang
digunakan tidak jelas. Hal ini berkontradiksi dengan konsep SIG yang mempunyai
definisi “...menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis” (Esri,
dalam Prahasta, 2009). Untuk menentukan posisi suatu tempat di permukaan bumi
terlebih dahulu harus melakukan registrasi peta dengan memperhatikan proyeksi,
datum maupun elipsoid yang digunakan. Sehingga bisa dilakukan kombinasi dua atau
lebih set peta pada daerah yang sama untuk analisis spasial. Atau dengan kata lain
apabila melakukan overlay pada peta daerah yang sama, idealnya peta tersebut tidak
mengalami pergeseran lokasi suatu titik.
Registrasi peta merupakan suatu proses yang dilakukan agar suatu peta sesuai
dengan peta-peta yang lain yang digunakan sebagai rujukan atau referensi (Elly, 2009).
Dalam amplikasi dan pelaksanaan di lapangan registrasi peta ini sulit dilakukan dan
1
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
masih banyak ditemukan ada peta yang menggunakan referensi yang tidak jelas.
Sehingga apabila dilakukan kombinasi dua peta daerah yang sama akan terjadi
pergeseran posisi pada peta. Disisi lain hal ini akan bisa memunculkan konflik,
khususnya bagi daerah yang berbatasan. Konflik ini biasanya terjadi karena ada
perbedaan koordinat titik pada posisi yang sama dengan referensi koordinat yang
digunakan tidak jelas. Apabila referensi yang digunakan jelas perbedaan posisi suatu
titik yang sama bisa dilakukan transformasi koordinat. Tetapi permasalahannya adalah
referensi yang digunakan tidak jelas. Untuk membendung permasalahan ini perlu
dilakukan alternatif agar seluruh peta yang ada menggunakan referensi yang jelas.
Alaternatif dan simulasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
posisi relatif suatu titik yang sama adalah dengan melakukan registrasi peta dengan
menggunakan sofware ArGis 9.3. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah
mengenai “suatu peta Wilayah Yogyakarta yang tidak mempunyai koordinat dan
referensi yang jelas”. Dalam hal ini solusi yang akan diberikan adalah bagaimana peta
tersebut bisa mempunyai referensi yang jelas dengan melakukan proses registrasi peta
yang menggunakan proyeksi UTM dan elipsoid referensi GRS67. Sedangkan simulasi
yang dilakukan adalah melakukan overlay pada peta yang sama dengan elipsoid
referensi yang berbeda, sehingga output yang diharapkan adalah memberikan
pencerahan atau makna dari pentingnya suatu referensi peta.
2. Pembahasan
Koreksi geometrik atau registrasi peta yang dilakukan pada peta wilayah
Yogyakarta ini bertujuan untut menyamakan posisi koordinat di bumi yang
menggunakan elipsoid referensi GRS 67 dengan posisi koordinat di peta yang belum
diketahui. Hal ini secara singkat dilakukan dengan proses yang ditunjukkan pada
diagram alir sebagai berikut.
2
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
Berdasarkan gambar diagram alir di atas dapat dijelaskan bahwa langkah yang
dilakukan dalam registrasi peta ini adalah dengan menenentukan point interest atau
kenampakan yang mudah dikenali di peta. Hal yang perlu diperhatikan bahwa point
interest ini sebaiknya dipilih pada posisi setiap sudut. Pemilihan point interst ini
sebaiknya objek yang tidak berubah bentuknya dalam rentang waktu lama, seperti
persimpangan jalan. Dalam pembahasan ini point interest yang ditentukan adalah
persimpangan jalan. Pada tampilan awal pada proses registrasi akan muncul tampilan
sebagai berikut.
Gambar 2. Tampilan awal peta tidak bereferensi
3
GCP
Tranformasi datum
Koreksi/registrasi peta
Peta tidak terkoreksi
Selesai
Mulai
Peta terkoreksi
Gambar 1. Diagram Alir Registrasi Peta
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
Pada gambar 2, terlihat bahwa peta tersebut belum mempunyai koordinat yang
jelas. Hal ini bisa diperhatikan pada bagian yang ditandai tersebut hanyalah merupakan
koordinat monitor yang tidak bisa digunakan untuk acuan. Maka daripada itu akan
dilakukan proses registrasi peta sebagai berikut dengan menentukan point interest
terlebih dahulu seperti gambar 3.
Gambar 3. Penentuan point interst dan input data GCP
Pada gambar 3 merupakan proses dimana point interest sudah ditentukan dan
dilakukan input dapat GCP yang didapatkan dengan mencari koordinat pada peta yang
sudah menggunakan referensi yang jelas atau pengukuran lapangan. Penentuan GCP
pada peta ini dilakukan sebanyak 4 titik. Setelah proses ini dilakukan maka akan
diketahui nilai RMS (root means square) yang bertujuan untuk mengetahui kesalahan
titik yang diambil terhadap titik di peta. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Gambar 4. Penentuan point interst dan input data GCP
4
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
Pada gambar 4 menunjukkan nilai RMS sebesar 18,06 sehingga ketelitian dari
GCP ini sudah bisa digunakan. Hal ini karena persyaratan RMS pada software GIS
maksimal adalah 100, apabila RMS melebihi 100 maka akan dilakukan proses koreksi
ulang karena pada peta masih mengalami proses distorsi. Pada hasil pengolahan nilai
RMS adalah 18,06 sehingga tidak akan dilakukan koreksi ulang. Apabila sudah
dilanjutkan dengan melakukan update georeferencing yang terdapat pada toolbar.
Sehingga peta akan mengalami perubahan dan tidak mengalami distorsi. Proses
selanjutnya adalah menyesuaikan dengan proyeksi, datum, serta elipsoid referensi yang
digunakan. Prosesnya ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 5. Penentuan proyeksi, datum dan elipsoid referensi
Berdasarkan gambar 5, proses yang dilakukan diawali dari menu Arc Catalog.
Apabila sudah berada pada menu seperti gambar tersebut maka yang dilakukan adalah
menentukan koordinat yang digunakan, datumnya, serta elipsoid referensi. Setelah
proses tersebut dilakukan, maka peta yang sudah terkoreksi tersebut sudah mempunyai
referensi yang jelas yaitu proyeksi UTM dengan datum ID 74 dan elipsoid referensi
GRS67. Untuk lebih memperjelas hal tersebut bisa dilihat pada gambar 6.
5
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
Gambar 6. Penentuan proyeksi, datum dan elipsoid referensi
Berdasarkan gambar 6, pada bagian yang ditandai merupakan bukti bahwa peta
tersebut sudah mempunyai referensi yang jelas yaitu proyeksi UTM dengan datum ID
74 dan elipsoid referensi GRS67.
Apabila dilakukan suatu simulasi terhadap dua peta yang mempunyai referensi
yang berbeda akan terjadi hal seperti pada gambar 7.
Gambar 7. Overlay peta yang berbeda referensi
Berdasarkan apa yang tersaji pada gambar 6 terlihat ada pergeseran batas wilayah
apabila dilakukan overlay peta yang menggunakan referensi yang berbeda. Hal ini
biasanya yang sering menimbulkan konflik pada daerah perbatasan. Apabila dengan
6
WGS84
GRS 67
Tugas Registrasi Peta
Dosen : Ir. Gondang Riyadi, Dip.C., MT.2011
melakukan simulasi seperti gambar 6 dan penjelasan mengenai pentingnya
memperhatikan referensi apa yang digunakan dalam menentukan koordinat suatu titik,
maka konflik yang berkaitan dengan batas desa bisa dicegah sejak awal.
3. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penentuan posisi suatu titik yang sama di permukaan bumi perlu harus
menggunakan referensi yang jelas, sehingga koordinat titik yang diperoleh bisa
dipertanggungjawabkan.
2. Tahapan yang dilakukan dalam proses registrasi peta ini adalah dengan
menggunakan GCP yang pada bidang bumi dengan tujuan agar suatu peta sesuai
dengan peta-peta yang lain yang digunakan sebagai rujukan atau referensi.
Prosesnya pengolahannya dapat menggunakan sofware GIS.
3. Dalam upaya mengatasi konflik suatu wilayah yang berkaitan dengan batas
wilayah, maka peran refensi peta tidak bisa dikesampingkan. Apabila referensi peta
sudah diperhatikan dan dilengkapi dengan simulasi bagaimana penentuan suatu
koordinat titik yang sama dengan menggunakan referensi yang berbeda, maka hal
ini akan memberikan pencerahan kepada masyarakat yang mengalami konflik.
4. Daftar Pustaka
Elly, Muhamad Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografi. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Martha, Sukahendra dkk. 2007.Terjemahan Kartografi Visualisasi Data Geografi. Gadjah Mada University Press.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis. Informatika : Bandung.
7