Upload
lilis061291
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
1/25
REFERAT
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
Diajukan kepada Yth:
dr Suharn!" Sp PD
Di#u#un !$eh :
A%rina A&u F$!ridiana 'A*+
S,F I-,U PENYAKIT DA-A,
RSUD PROF DR ,AR'ONO SOEKAR.O
FAKU-TAS KEDOKTERAN
UNI/ERSITAS .ENDERA- SOEDIR,AN PUR0OKERTO
*1
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
2/25
-E,BAR PEN'ESA2AN
REFERAT
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
Di#u#un O$eh :
A%rina A&u F$!ridiana 'A*+
Diajukan untuk %e%enuhi #&arat ujian Kepaniteraan K$inik di 3a4ian
I$%u Pen&akit Da$a% RSUD Pr!5 Dr ,ar4!n! S!ekarj!
Te$ah di#etujui dan dipre#enta#ikan
Pada tan44a$ : *1
D!kter Pe%3i%3in4 :
dr Suharn!" SpPD
NIP 678*96 ****+ **
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
3/25
TIN.AUAN PUSTAKA
A De5ini#i
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang
ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel,
bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun dan berbahaya, disertai efek ekstraparu yang
berkontribusi terhadap derajat beratnya penyakit (PDPI, !"")#$ronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan ke dalam definisi
PPOK karena emfisema merupakan diagnosis patologi sedangkan bronkitis
kronik merupakan diagnosis klinis# %elain itu keduanya tidak selalu
mencerminkan hambatan aliran udara dalam saluran napas (PDPI, !"")#
B Eti!$!4i
&erokok adalah satu'satunya penyebab kasual PPOK# $eberapa
penelitian melaporkan asap rokok mempunyai prevalensi tinggi sebagai
penyebab gejala respirasi dan gangguan fungsi paru# erdapat rerata
penurunan *P" pada perokok (PDPI, !"")# Infeksi saluran pernafasan
adalah penyebab paling umum dari eksaserbasi PPOK# +amun, polusi udara,
gagal jantung, emboli pulmonal, infeksi nonpulmonal, dan pneumothora
dapat memicu eksaserbasi akut# erdapat bukti yang menunjukkan bah-a
setidaknya .! / dari PPOK eksaserbasi disebabkan oleh infeksi# Infeksi
tersebut 0!'1!/ disebankan oleh bakteri, 2!/ oleh virus, dan 1'"!/ karena
bakteri atipikal# Infeksi bersamaan oleh lebih dari satu patogen menular
tampaknya terjadi dalam "! sampai !/ pasien# &eskipun ada data
epidemiologis menunjukkan bah-a peningkatan polusi yang berkaitan
dengan peningkatan ringan pada eksaserbasi PPOK dan pera-atan di rumah
sakit, mekanisme yang terlibat sebagian besar tidak diketahui# *mboli
pulmonal juga dapat menyebabkan eksaserbasi PPOK akut, dan, dalam satu
penelitian terbaru, *mboli Pulmonal sebesar .,3/ menunjukkan pasien ra-at
inap dengan eksaserbasi PPOK (PDPI, !!24 PDPI, !""4 Djajalaksana,
!")#
Epide%i!$!4i
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
4/25
Data 56O menunjukkan tahun "33! PPOK menempati urutan ke'7
sebagai penyebab kematian utama di dunia dan akan menempati urutan ke'2
setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker (56O, !!)# Di negara 8merika
%erikat dibutuhkan dana sekitar ". miliar 9%: setahun untuk penatalaksanaan
PPOK dan biaya tak langsung sebesar "0 miliar 9%: dengan jumlah pasien
sebanyak "7 juta orang dan lebih dari "!! ribu orang meninggal#Diperkirakan jumlah pasien PPOK sedang hingga berat di 8sia tahun
!!7 mencapai 17,7 juta ji-a dengan prevalensi 7,2 /# Di Indonesia
diperkirakan terdapat 0,. juta pasien dengan prevalens 1,7/# 8ngka ini bisa
terus meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok karena 3!/ pasien
PPOK adalah perokok atau mantan perokok#Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK# Pada
%urvai Kesehatan ;umah angga (%K;) "3.7 asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke ' 1 sebagai penyebab kesakitan terbanyak
dari "! penyebab kesakitan utama# %K; Depkes ;I "33 menunjukkan
angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki
peringkat ke ' 7 dari "! penyebab tersering kematian di Indonesia#6asil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
5/25
# Derajat berat merokok dengan Indeks $rinkman (I$), yaitu perkalian
jumlah rata'rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok
dalam tahun ?
' ;ingan ? !'!!
' %edang ? !!'7!!
' $erat ? @7!!
# ;i-ayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
2# 6ipereaktiviti bronkus
0# ;i-ayat infeksi saluran napas ba-ah berulang
1# Defisiensi antitripsin alfa ' ", umumnya jarang terdapat di Indonesia
E Pat!5i#i!$!4i
Pemicu yang berbeda akan menyebabkan ekserbasi asma oleh karena
inflamasi saluran napas atau bronkospasme akut atau keduanya# %esuatu
yang dapat memicu serangan ini sangat bervariasi antara satu individu dengan
individu yang lain# $eberapa hal diantaranya adalah alergen, polusi udara,
infeksi saluran nafas, kecapaian, perubahan cuaca, makanan, obat atau
ekspresi yang berlebihan# >aktor lain yang kemungkinan dapat menyebabkan
eksaserbasi ini adalah rinitis, sinusitism bakterial, poliposis, menstruasi,
refluks gastro esopageal dan kehamilan# &ekanisme keterbatasan aliran udara
yang bersifat akut ini bervariasi sesuai dengan rangsangan# 8llergen akan
memicu terjadinya bronkokonstriksi akibat dari pelepasan Ig-E dependent
dari mast sel saluran pernapasan dari mediator, termasuk di antaranya
histamin, prostaglandin, leukotrin, sehingga akan terjadi kontraksi otot polos#
Keterbatasan aliran udara yang bersifat akut ini kemungkinan juga terjadi
oleh karena saluran pernapasan pada pasien asma sangat hiper responsif
terhadap bermacam'macam jenis rangsangan# Pada kasus asma akut
mekanisme yang menyebabkan bronkokonstriksi terdiri dari kombinasi antara
pelepasan mediator sel inflamasi dan rangsangan yang bersifat lokal atau
refleks saraf pusat# 8kibatnya keterbatasan aliran udara timbul oleh karena
adanya pembengkakan dinding saluran napas dengan atau tanpa kontraksi
otot polos# Peningkatan permeabilitas dan kebocoran mikrovaskular berperan
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
6/25
terhadap penebalan dan pembengakakan pada sisi luar otot polos saluran
pernapasan (Aold, !"!)#Penyempitan saluran pernapasan yang bersifat progresif yang
disebabkan oleh inflamasi saluran pernapasan dan atau peningkatan tonus otot
polos bronkioler merupakan gejala serangan asma akut dan berperan terhadap
resistensi aliran, hiperinflasi pulmoner dan ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi (BC)# 8pabila tidak dilakukan koreksi terhadap obstruksi saluran
pernapasan ini akan terjadi gagal napas yang merupakan konsekuensi dari
peningkatan kerja pernapasan, inefisiensi pertukaran gas dan kelelahan otot'
otot pernapasan# Interaksi kardiopulmoner dan sistem kerja paru sehubungan
dengan obstruksi saluran napas (=usuardi et al#, !!.)#Obstruksi aliran udara merupakan gangguan fisiologis terpenting pada
asma akut# Aangguan ini akan menghambat aliran udara selama inspirasi dan
ekspirasi dan dapat dinilai dengan tes fungsi paru yang sederhana seperti
peak expiratory flow rate (PEFR) dan >*" (Forced Expiration Volume).
Ketika terjadi obstruksi aliran udara saat ekspirasi yang relatof cukup berat
akan menyebabkan pertukaran aliran udara yang kecil untuk mencegah
kembalinya tekanan alveolar terhadap tekanan atmosfer maka akan terjadi
hiperinflasi dinamik# $esarnya hiperinflasi dapat dinilai dengan derajat
penurunan kapasitas cadangan fungsional dan volume cadangan# >enomena
ini dapat pula dapat terlihat pada foto thoraks, yang memperlihatkan
gambaran volume paru yang membesar dan diafragma yang mendatar
(;ahman et al, !!1)#6iperinflasi dinamik terutama berhubungan dengan peningkatan
aktivitas otot pernapasan, mungkin sangat berpengaruh terhadap tampilan
kardiovaskular# 6iperinflasi paru akan meningkatkan after load padaventrikel kanan oleh karena peningkatan efek kompresi langsung terhadap
pembuluh darah paru (=usuardi et al#, !!.)#
F Pene4akan Dia4n!#i#
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
7/25
Aejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala,
gejala ringan hingga berat# Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan
jelas dan tanda inflasi paru# Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan ?
"# Aambaran klinis
a# 8namnesis Keluhan, ;i-ayat penyakit, >aktor predisposisi
b# Pemeriksaan fisis
# Pemeriksaan penunjang
a# Pemeriksaan rutin
b# Pemeriksaan khusus
'a%3aran K$ini#
a# 8namnesis
' ;i-ayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
' ;i-ayat terpajan at iritan yang bermakna di tempat kerja
' ;i-ayat penyakit emfisema pada keluarga
' erdapat faktor predisposisi pada masa bayiBanak, mis berat badan
lahir rendah ($$=;), infeksisaluran napas berulang, lingkungan asap
rokok dan polusi udara
' $atuk berulang dengan atau tanpa dahak
' %esak dengan atau tanpa bunyi mengi
b# Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
"# Inspeksi
' Pursed - lips reat!ing (mulut setengah terkatup mencucu)' "arrel c!est (diameter antero ' posterior dan transversal
sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
' 6ipertropi otot bantu napas
' Pelebaran sela iga
' $ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena
jugularis di leher dan edema tungkai
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
8/25
' Penampilanpink puffer atau lue loater
Pink puffer
Aambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit
kemerahan dan pernapasanpursed # lips reat!ing
Pursed - lips reat!ing
8dalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu
dan ekspirasi yang memanjang# %ikap ini terjadi sebagai
mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi EO yang terjadi
sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi EO
yang terjadi pada gagal napas kronik#
"lue loater
Aambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis,
terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis
sentral dan perifer
# Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
2# Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke ba-ah
0# 8uskultasi
' suara napas vesikuler normal, atau melemah
' terdapat ronki dan atau mengi pada -aktu bernapas biasa atau
pada ekspirasi paksa
' ekspirasi memanjang
' bunyi jantung terdengar jauh Pe%erik#aan Penunjan4
a# Pemeriksaan rutin
"# >aal paru
a# %pirometri (*P", *P"prediksi, KP, *P"BKP yang
akan diperoleh hasil ?
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
9/25
' Obstruksi ditentukan oleh nilai *P" prediksi ( / ) dan
atau *P"BKP (/)# Obstruksi ? / *P"(*P"B*P"
pred) F .!/ *P"/ (*P"BKP) F G1 /
' *P" merupakan parameter yang paling umum dipakai
untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan
penyakit#
' 8pabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin
dilakukan, 8P* meter -alaupun kurang tepat, dapat
dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti
harian pagi dan sore, tidak lebih dari !/
b# 9ji bronkodilator
' Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak
ada gunakan 8P* meter#
' %etelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak .
hisapan, "1 ' ! menit kemudian dilihat perubahan nilai
*P" atau 8P*, perubahan *P" atau 8P* F !/ nilai
a-al dan F !! ml
' 9ji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
# Darah rutin
2# ;adiologi
>oto toraks P8 dan lateral berguna untuk menyingkirkan
penyakit paru lain# Pada emfisema terlihat gambaran
6iperinflasi, 6iperlusen, ;uang retrosternal melebar,
Diafragma mendatar aal paru
' olume ;esidu (;), Kapasiti ;esidu >ungsional (K;>),
Kapasiti Paru otal (KP), ;BK;>,;BKP meningkat
' D=EO menurun pada emfisema
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
10/25
' ;a- meningkat pada bronkitis kronik
' %ga- meningkat
' ariabiliti 6arian 8P* kurang dari ! /
# 9ji latih kardiopulmoner
' %epeda statis (ergocycle)
'
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
11/25
Pemerikasaan bakteriologi sputum pe-arnaan Aram dan kultur
resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk
memilih antibiotik yang tepat# Infeksi saluran napas berulang
merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita
PPOK di Indonesia (PDPI, !"")#
' K$a#i5ika#i
$erdasarkan %loal Initiati&e for '!ronic struction ung *isease (AO=D)
!!7, PPOK dibagi atas 0 derajat yaitu ?
K$a#i5ika#i PPOK 3erda#arkan '$!3a$ Initiati;e 5!r hr!ni< -un4
Di#ea#e
Derajat Karakteri#tik
* : Bere#ik!%pirometri normal
Aejala kronik (batuk, produksi sputum)
: Rin4an
>*"B>E FG!/
>*" H .!/
Dengan atau tanpa gejala kronik (batuk, produksi sputum)
: Sedan4
>*"B >E F G!/
>*" H2!/'.!/
(IIa) >*" H1!/'.!/
(Iib) >*" H 2!/'1!/
Dengan atau tanpa gejala kronik (batuk, produksi sputum,
sesak)
1 : Berat >*"B>E FG!/
>*" F2!/ atau >*" F1!/ ditambah gejala gagal napas
atau gejala gagal jantung kanan"!
2 Dia4n!#i# Bandin4
"# 8sma# uberkulosis Paru2# %OP0# $ronkiektasis1# E6>7# EPE (PDPI, !"")
I Penata$ak#anaan
ujuan penatalaksanaan ?
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
12/25
a# &engurangi gejala
b# &encegah eksaserbasi berulang
c# &emperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
d# &eningkatkan kualiti hidup penderita
Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi ?
"# *dukasi
# Obat ' obatan
2# erapi oksigen
0# +utrisi
1# ;ehabilitasi
Eduka#i
*dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada
PPOK stabil# *dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma# Karena
PPOK adalah penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi
adalah menyesuaikan keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan
perburukan fungsi paru# $erbeda dengan asma yang masih bersifat reversibel,
menghindari pencetus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau
tujuan pengobatan dari asma# ujuan edukasi pada pasien PPOK ?
"# &engenal perjalanan penyakit dan pengobatan
# &elaksanakan pengobatan yang maksimal
2# &encapai aktiviti optimal
0# &eningkatkan kualiti hidup
*dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara
berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagikeluarganya# *dukasi dapat diberikan di poliklinik, ruang ra-at, bahkan di unit
ga-at darurat ataupun di IE9 dan di rumah# %ecara intensif edukasi diberikan
di klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan -aktu yang
khusus dan memerlukan alat peraga# *dukasi yang tepat diharapkan dapat
mengurangi kecemasan pasien PPOK, memberikan semangat hidup -alaupun
dengan keterbatasan aktivitas# Penyesuaian aktivitas dan pola hidup merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK#
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
13/25
$ahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat
berat penyakit, tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi
ekonomi penderita# %ecara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah ?
"# Pengetahuan dasar tentang PPOK
# Obat ' obatan, manfaat dan efek sampingnya
2# Eara pencegahan perburukan penyakit
0# &enghindari pencetus (berhenti merokok)
1# Penyesuaian aktivitas
8gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan
ditentukan skala priority bahan edukasi sebagai berikut ?
"# $erhenti merokok
Disampaikan pertama kali kepada penderita pada -aktu diagnosis PPOK
ditegakkan
# Pengunaan obat ' obatan
a# &acam obat dan jenisnya
b# Eara penggunaannya yang benar ( oral, &DI atau nebuliser )
c# 5aktu penggunaan yang tepat ( rutin dengan selang -aku tertentu
atau kalau perlu saja )
d# Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya
2# Penggunaan oksigen
a# Kapan oksigen harus digunakan
b# $erapa dosisnya
c# &engetahui efek samping kelebihan dosis oksigen
0# &engenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
1# Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannyaanda eksaserbasi ?
a# $atuk atau sesak bertambah
b# %putum bertambah
c# %putum berubah -arna
7# &endeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi
G# &enyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
14/25
*dukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima,
langsung ke pokok permasalahan yang ditemukan pada -aktu itu#
Pemberian edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi
yang tidak terlalu banyak pada setiap kali pertemuan# Pemberian edukasi
berdasar derajat penyakit ?
Rin4an
' Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel
' &encegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara
lain berhenti merokok
' %egera berobat bila timbul gejala
Sedan4
' &enggunakan obat dengan tepat
' &engenal dan mengatasi eksaserbasi dini
' Program latihan fisik dan pernapasan
Berat
' Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
' Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan
' Penggunaan oksigen di rumah
O3at = !3atan
a# $ronkodilator
Diberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator
dan disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit ( lihat tabel )#
Pemilihan bentuk obat diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan
pada penggunaan jangka panjang# Pada derajat berat diutamakan
pemberian obat lepas lambat (slow release ) atau obat berefek panjang (longacting )#
&acam ' macam bronkodilator ?
"# Aolongan antikolinergik
Digunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai
bronkodilator juga mengurangi sekresi lendir (maksimal 0 kali perhari)#
# Aolongan agonis beta
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
15/25
$entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah
penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi# %ebagai obat
pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang#
$entuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut,
tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang# $entuk injeksi
subkutan atau drip untuk mengatasi eksaserbasi berat#
2# Kombinasi antikolinergik dan agonis beta
Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek
bronkodilatasi, karena keduanya mempunyai tempat kerja yang
berbeda# Disamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana
dan mempermudah penderita#
0# Aolongan antin
Dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka
panjang, terutama pada derajat sedang dan berat# $entuk tablet biasa
atau puyer untuk mengatasi sesak ( pelega napas ), bentuk suntikan
bolus atau drip untuk mengatasi eksaserbasi akut# Penggunaan jangka
panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah#
b# 8ntiinflamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi
intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan
metilprednisolon atau prednison# $entuk inhalasi sebagai terapi jangka
panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat
perbaikan *P" pascabronkodilator meningkat @ !/ dan minimal 1!
mg
c# 8ntibiotika6anya diberikan bila terdapat infeksi# 8ntibiotik yang digunakan ?
' =ini I ? amoksisilin, makrolid
' =ini II ?amoksisilin dan asam klavulanat, sefalosporin, kuinolon,
makrolid
Pera-atan di ;umah %akit dapat dipilih
' 8moksilin dan klavulanat
' %efalosporin generasi II J III BI injeksi
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
16/25
' Kuinolon per oral ditambah dengan yang anti pseudomonas
' 8minoglikose per injeksi
' Kuinolon per injeksi
d# 8ntioksidan
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan
+ ' asetilsistein# Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang
sering, tidak dianjurkan sebagai pemberian yang rutin
e# &ukolitik
6anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat
perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang
viscous# &engurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak
dianjurkan sebagai pemberian rutin#
f# 8ntitusif
Diberikan dengan hati hati
1 Terapi Ok#i4en
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang
menyebabkan kerusakan sel dan jaringan# Pemberian terapi oksigen merupakan
hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan
mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ ' organ lainnya#
a# &anfaat oksigen
' &engurangi sesak
' &emperbaiki aktiviti
' &engurangi hipertensi pulmonal
' &engurangi vasokonstriksi
' &engurangi hematokrit' &emperbaiki fungsi neuropsikiatri
' &eningkatkan kualiti hidup
b# Indikasi oksigen
' Pao F 7!mm6g atau %at O F 3!/
' Pao diantara 11 ' 13 mm6g atau %at O @ .3/ disertai Kor Pulmonal,
perubahan P pullmonal, 6t @11/ dan tanda ' tanda gagal jantung kanan,
sleep apnea, penyakit paru lain
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
17/25
c# &acam terapi oksigen ?
' Pemberian oksigen jangka panjang
' Pemberian oksigen pada -aktu aktiviti
' Pemberian oksigen pada -aktu timbul sesak mendadak
' Pemberian oksigen secara intensif pada -aktu gagal napas
9 Nutri#i
&alnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnya
kebutuhan energy akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena
hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme#
Kondisi malnutrisi akan menambah mortaliti PPOK karena berkolerasi
dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah#
&alnutrisi dapat dievaluasi dengan ?
a# Penurunan berat badan
b# Kadar albumin darah
c# 8ntropometri
d# Pengukuran kekuatan otot (&, tekanan diafragma, kekuatan otot pipi)
e# 6asil metabolisme (hiperkapni dan hipoksia)
&engatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak
akan mengatasi masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat
mengeluarkan EO yang terjadi akibat metabolisme karbohidrat# Diperlukan
keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila
perlu nutrisi dapat diberikan secara terus menerus (nocturnal feedings)dengan
pipa nasogaster#
Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah
karbohidrat# Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapatmeningkatkan ventilasi semenit oxygen comsumption dan respons ventilasi
terhadap hipoksia dan hiperkapni# etapi pada PPOK dengan gagal napas
kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan#Aangguan
keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK karena berkurangnya fungsi
muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari gangguan ventilasi# Aangguan
elektrolit yang terjadi adalah ?
a# 6ipofosfatemi
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
18/25
b# 6iperkalemi
c# 6ipokalsemi
d# 6ipomagnesemi
Aangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma# Dianjurkan pemberian
nutrisi dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan -aktu pemberian
yang lebih sering#
7 Reha3i$ita#i PPOK
ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan
memperbaiki kualiti hidup penderita PPOK# Penderita yang dimasukkan ke
dalam program rehabilitasi adalah mereka yang telah mendapatkan pengobatan
optimal yang disertai?
a# %imptom pernapasan berat
b# $eberapa kali masuk ruang ga-at darurat
c# Kualitas hidup yang menurun
Program dilaksanakan di dalam maupun diluar rumah sakit oleh suatu
tim multidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli gii, respiratori terapis dan
psikolog# Program rehabilitiasi terdiri dari 2 komponen yaitu ? latihan fisis,
psikososial dan latihan pernapasan# Ditujukan untuk memperbaiki efisiensi dan
kapasiti sistem transportasi oksigen# =atihan fisis yang baik akan memberikan
hasil antara lain ?
a# Peningkatan O ma
b# Perbaikan kapasiti kerja aerobik maupun anaerobik
c# Peningkatan cardiac output dan meningkatan efisiensi distribusi darah
d# Pemendekkan -aktu yang diperlukan untuk reco&ery
Endurance exercise=atihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan# =atihan ini
diprogramkan bagi penderita PPOK yang mengalami kelelahan pada otot
pernapasannya sehingga tidak dapat menghasilkan tekanan insipirasi yang
cukup untuk melakukan ventilasi maksimum yang dibutuhkan# =atihan khusus
pada otot pernapasam akan mengakibatkan bertambahnya kemampuan
ventilasi maksimum, memperbaiki kualiti hidup dan mengurangi sesak napas#
Pada penderita yang tidak mampu melakukan latihan endurance, latihan otot
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
19/25
pernapasan ini akan besar manfaatnya# 8pabila ke dua bentuk latihan tersebut
bisa dilaksanakan oleh penderita, hasilnya akan lebih baik# Oleh karena itu
bentuk latihan pada penderita PPOK bersifat individual# 8pabila ditemukan
kelelahan pada otot pernapasan, maka porsi latihan otot pernapasan diperbesar,
sebaliknya apabila didapatkan EO darah tinggi dan peningkatan ventilasi pada
-aktu latihan maka latihan endurance yang diutamakan#
Endurance exercise
;espons kardiovaskuler tidak seluruhnya dapat terjadi pada penderita
PPOK# $ertambahnya cardiac output maksimal dan transportasi oksigen tidak
sebesar pada orang sehat#
=atihan jasmani pada penderita PPOK akan berakibat meningkatnya
toleransi latihan karena meningkatnya toleransi karena meningkatnya kapasiti
kerja maksimal dengan rendahnya konsumsi oksigen# Perbaikan toleransi
latihan merupakan resultante dari efisiensinya pemakaian oksigen di jaringan
dari toleransi terhadap asam laktat#
%esak napas bukan satu'satunya keluhan yang menyebabkan penderita
PPO&< menghenikan latihannya, faktor lain yang mempengaruhi ialah
kelelahan otot kaki# Pada penderita PPOK berat, kelelahan kaki mungkin
merupakan faktor yang dominan untuk menghentikan latihannya#
$erkurangnya aktiviti kegiatan sehari'hari akan menyebabkan penurunan
fungsi otot skeletal# Imobilitasasi selama 0 ' 7 minggu akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot, diameter serat otot, penyimpangan energi dan activiti
enim metabolik# $erbaring ditempat tidur dalam jangka -aktu yang lama
menyebabkan menurunnya oxygen uptake dan control kardiovaskuler#
6al'hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan ?a# idak boleh makan '2 jam sebelum latihan
b# $erhenti merokok '2 jam sebelum latihan
c# 8pabila selama latihan dijumpai angina, gangguan mental, gangguan
koordinasi atau pusing latihan segera dihentikan
d# Pakaian longgar dan ringan
Psikososial
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
20/25
%tatus psikososial penderita perlu diamati dengan cermat dan apabila
diperlukan dapat diberikan obat
Latihan Pernapasan
ujuan latihan ini adalah untuk mengurangi dan mengontrol sesak napas#
eknik latihan meliputi pernapasan diafragma dan pursed lips guna
memperbaiki ventilasi dan menyinkronkan kerja otot abdomen dan toraks#
%erta berguna juga untuk melatih ekspektorasi dan memperkuat otot ekstrimiti
(PDPI, !"")#
. K!%p$ika#i
"# Aagal napas akut
# Aagal napas kronik2# Infeksi berulang0# Pneumotorak spontan1# *ritrositosis karena hipoksia kronik7# Kor pulmonal
K Pr!4n!#i#
$ila sudah terdapat hipoksemia, prognosis biasanya kurang memuaskan dan
mortalitas pada tahun kurang lebih 1!/# +amun di samping sur&i&al
perlu diketahui pula morbiditas pasien PPOK# %ebagai ilustrasi bah-a Inggris
kehilangan 7 juta hari kerja orangBtahun oleh karena PPOK, sedangkan di
8merika %erikat diperkirakan 2 juta hari kerja orangBtahun (PDPI, !"")#
DIA'NOSIS BANDIN' PPOK
A#%a Br!nkia$e
&eskipun PPOK dan asma berhubungan dengan inflamasi kronik saluran
napas, akan tetapi terdapat perbedaan dalam hal sel inflamasi dan mediator
yang terlibat di dalamnya, yang akan menyebabkan perbedaan dalam efek
fisiologis, gejalam dan respons terhadap terapi# Pada asma dijumpai gejala
utama sesak napas dan kadang disertai batuk berdahak# Onset gejala 8sma
sering onset a-al timbul pada masa anak'anak# Aejala yang timbul bervariasi
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
21/25
dari hari ke hari tidak bersifat progresif seperti PPOK# Aejala sesak napas
pada asma memberat pada malam hari atau menjelang pagi hari karena
dipengaruhi cuaca dingin# erdapat ri-ayat atopi atau ri-ayat asma pada
keluarga dimana ri-ayat keluarga ini tidak selalu terdapat pada PPOK#
%ebagian besar kasus asma bersifat reversibel sangat berbeda dengan PPOK
yang cenderung bersifat irevelsibel hambatan saluran napasnya#Perbedaan 8sma dengan PPOK
Pembeda PPOK 8sma
%el +eutrofil LLL&akrofag LLLED. sel L
*osinofil LLL&akrofag LED0 sel
&ediator kunci I='.
+>'M, I='", I='7+O L
*otain
I='0, I='1, I='"2+O LLL
%tress oksidatif LLL L
=okasi %aluran napas perifer Parenkim paruPembuluh darah paru
%aluran napas proksimal
Dampak anatomis &etaplasia skuamosa&etaplasia mukosa>ibrosis saluran napas
kecil
Destruksi parenkim;emodelling pembuluh
darah paru
*pitel yang rapuh&etaplasia mukosaPenebalan membrana
basalis
bronkokonstriksi
;espon terapi ;espon Kurang terhadap
bronkodilator dan steroid
;espon baik terhadap
bronkodilator dan steroid
Tu3erku$!#i# Paru
uberkulosis ($) paru adalah suatu penyakit infeksi yang menular
yang disebabkan oleh $asil +ikoakterium ,uerkulosa yang ditularkan
biasanya melalui udara dengan inhalasi droplet nucleus yang mengandung
basil tuberkulosis berukuran "'1 mikro meter yang dapat mele-ati atau
menembus sistem mukosilier saluran nafas, sehingga dapat mencapai dan
bersarang di bronkhiolus dan alveolus# Kuman $ menyebar dari seorang
penderita $ paru terbuka kepada orang lain# Penyakit yang ditimbulkannya
bersifat menahun, sebagian besar mengenai organ paru dan bisa juga organ
lain ditubuh selain paru#
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
22/25
%eseorang dengan ri-ayat batuk kronik lebih dari minggu merupakan
diagnosis utama untuk $ paru sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
penunjang seseorang tersebut bukan penderita $ paru# $atuk kronik
biasanya disertai batuk berdarah, nyeri dada, dan sesak napas# %elain itu
diikuti gejala sistemik berupa malaise, lemah, penurunan berat badan drastis,
sering berkeringa pada malam hari#Onset $ paru pada segala usia tetapi biasanya menyerang pada usia
produktif ("1'0! tahun) sedangkan pada PPOK lebih sering menyerang pada
usia lebih dari dari 0! tahun# Perbedaan lain antara PPOK dan $ paru
terdapat pada hasil foto torak# Aambaran foto torak pada PPOK akan
didapatkan gambaran sela iga yang melebar, hiperlusen karena keadaanhiperinflasi, diafragma yang datar, serta corakan bronkovaskuler yang
berkurang, sedangkan pada $ paru khas akan didapatkan gambaran infiltrat#
Konfirmasi diagnosis $ paru menggunakan uji sputum $8 yang akan
didapatkan+ycoacterium tuerculosis#
1 SOPT
%indroma Obstruksi Pasca uberkulosis adalah penyakit obstruksi
saluran napas yang ditemukan pada pasien pasca tuberkulosis dengan lesi
paru yang minimal pada hasil foto torak#Patogenesis sindrom obstruksi difus pada penderita $ paru sangat
kompleks4 kemungkinannya antara lain"# Infeksi $ dipengaruhi oleh reaksi imunologis perorangan,
sehingga dapat menimbulkan reaksi peradangan nonspesifik
yang luas karena tertariknya neutrofil ke dalam parenkim paru
makrofag aktif# 8kibatnya timbul destruksi janingan paru oleh karena
proses $## Destruksi jaringan paru yang disebabkan oleh proses proteolisis
dan oksidasi akibat infeksi $#2# $ paru merupakan infeksi menahun sehingga sistem
imunologis diaktifkan untuk jangka lama, akibatnya proses#pro'
teolisis dan oksidasi sangat meningkat untuk jangka lama se'
hingga destruksi matriks alveoli terjadi cukup luas yang berujung pada
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
23/25
kerusakan paru yang menahun dan mengakibatkan gangguan faal
pant yang dapat dideteksi secara spirometri#Pada penderita %OP akan ditemukan gejala yang sama dengan PPOK
yaitu sesak napas yang progresif setelah infeksi $ yang lama dan menahun,
semakin hari semakin memperberat# Penegakan diagnosis %OP didasarkan
pada pemeriksaan spirometri yang menunjukkan hasil obstruksi dan foto
torak yang diperoleh gambaran fibrosis dan kalsifikasi pada parenkim paru#> Br!nkiekta#i#
Pada bronkiektasis akan didapatkan keluhan batuk berdahak dengan
sputum yang produktif dan purulen# 9mumnya berkaitan dengan infeksi
bakteri# Pada pemeriksaan fisik paru akan didapatkan hasil auskultasi
terdengan ronki kasar sedangkan pada PPOK akan diperoleh hasil auskultasi
-heing dan ekperium yang memanjang# Pemeriksaan penunjang
menggunakan foto torak atau E scan thoraks akan memberikan gambaran
pelebaran dan penebalan bronkus#9 hr!ni< 2eart Fai$ure (2F)
'!ronic !eart failure (E6>) adalah penyakit yang ditandai oleh
ketidakmampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh guna memenuhi
kebutuhan jaringan -alaupun aliran darah balik cukup sehingga
menimbulkan respon saraf simpatis dan neurohormonal# anda dan gejala
E6> meliputi tanda dan gejala decomp kanan dan decomp kiri# Decomp
kanan biasanya pasien akan mengeluh rasa penuh di perut kanan atas, perut
terasa sebah dan perut membesar, kaki bengkak dan terasa berat, tidak napsu
makan dan mual# Pada pemeriksaan fisik didapatkan venetaksi temporal,
peningkatan tekanan vena jugularis, edem palpebra, edem tungkai, dan
hipertrofi ventrikel kanan pada pemeriksaan jantung dengan batas jantung
yang bergeser ke lateral, pada askultasi akan terdengar suara dasar vesikuler
melemah dan terdapat ronki basah halus di basal paru yang merupakan tanda
adanya edem pulmo#Decomp jantung kiri ditandai dengan keluhan sesak napas khas pada
E6> yaitu sesak napas yang diperberat dengan aktivitas (dipsnea de effort),
sering terbangun pada malam hari karena sesak napas (paroksismal nocturnal
dispnea), dan pasien merasa nyaman pada posisi tegak (ortopnea), sering kali
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
24/25
pasien juga mengeluhkan dada berdebar'debar# Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sianosis, dan ronki basah halus di basal paru#>oto toraks tampak jantung yang membesar dan edem pulmo# Pada uji
faal paru akan menunjukkan hasil restriksi bukan hasil obstruktif seperti pada
PPOK#7 !r Pu$%! r!ni
7/26/2019 Refrat Ujian PPOK-dr Suharno
25/25
DAFTAR PUSTAKA
Djajalaksana, %# !"!# Ehronic Obstructive Pulmonary Disease (EOPD)? AO=D;evised !"" =ebih 8plikatif Q#Respir Indo, vol# 2( 0)#"3.'"33#
Alobal Initiative for Ehronic Obstructive =ung Disease (AO=D)# Alobal %trategyfor he Diagnosis, &anagement, and Prevention of Ehronic ObstructivePulmonary Disease# +ational Institues Of 6ealth# +ational 6eart, =ung and
$lood Institute, 9pdate !!2#
Alobal Initiative for Ehronic Obstructive =ung Disease (AO=D)# Alobal %trategyfor he Diagnosis, &anagement, and Prevention of Ehronic ObstructivePulmonary Disease# +ational Institues Of 6ealth# +ational 6eart, =ung and$lood Institute, 9pdate !!3#
Alobal Initiative for Ehronic Obstructive =ung Disease (AO=D)# Alobal %trategyfor he Diagnosis, &anagement, and Prevention of Ehronic ObstructivePulmonary Disease# +ational Institues Of 6ealth# +ational 6eart, =ung and$lood Institute, 9pdate !"!#
=usuardi et al# !!.# AO=D %everity %tratification and ;isk !f 6ospitaliation forEOPD *acerbation#+onaldi rc! '!est *is, vol# 73 (")? ""'G#
+uraida# "331# Patogenesis %indroma Obstruksi Pasca uberkulosis# 'ermin*unia edokteran, vol# 33? 1'.#
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)# !!2# Penyakit Paru ObstruktifKronik (PPOK) Diagnosis dan Penatalaksanaan#