Click here to load reader
Upload
ghini-meriza
View
29
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
REFerat
MIOMA UTERI
Oleh:
Ghini Meriza
2009730081
Pembimbing:
dr. Bambang Widjanarko, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
1
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
pada penulis sehingga mampu menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Referat ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kepaniteraan stase Ilmu kebidanan
dan penyakit kandungan serta penyusun berharap pembaca bisa mengetahui serta memahami
lebih dalam tentang pembahasan penyusun yaitu tentang dasar-dasar ilmu kedokteran
(preklinik) yang berkaitan dengan mioma uteri.
Penyusun mengakui masih banyak terdapat kesalahan di dalam pembuatan referat ini
sehingga referat ini masih belum sempurna. Penyusun harapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk menambah kesempurnaan laporan ini.
Terimakasih penulis ucapkan pada pembimbing yang telah membantu penyusun
hingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan referat serta membantu dalam kelancaran
pembuatan referat. Terimakasih juga pada semua pihak yang telah membantu penyusun
dalam mencari informasi dan mengumpulkan data guna kelengkapan isi referat.
Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
serta bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, Juli 2013
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana
prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi
uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun
jarang terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala mioma uteri
secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia,
ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia
di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %.
Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya
hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi
sebelum menarke dan menopause. Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan
2,39%-11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat. Di USA warna kulit hitam 3-9
kali lebih tinggi menderita mioma uteri.
Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan sosial
pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia reproduktif, pengobatan yang dapat
dilakukan adalah histerektomi, dimana mioma uteri merupakan indikasi yang paling sering
untuk dilakukan histerektomi di USA (1/3 dari seluruh angka histerektomi).
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang paling
efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu
sendiri. Baru-baru ini penelitian sitogenetik, molekuler dan epidemiologi mendapatkan
peranan besar komponen genetik dalam patogenesis dan patobiologi mioma uteri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dan jaringan ikat
uterus. Mioma uteri adalah neoplasma yang paling sering terjadi dalam uterus. Diperkirakan
sekitar 45% wanita memiliki mioma pada usia 50 tahun namun sebagian besar bersifat
asimptomatik.
EPIDEMIOLOGI
Frekwensi mioma uteri kurang lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alat-alat
genital dan merupakan tumor pelvis. Angka kejadian tumor ini sulit ditentukan secara tepat
karena tidak semua penderita dengan mioma uteri memiliki keluhan. Berdasarkan otopsi,
Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita
berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum
menarche.
ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuab tumor monoklonal yang
dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai
abnormalitas kromoson lengan 12q 13- 15. Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai
faktor risiko terjadinya mioma uteri.
FAKTOR RESIKO
Usia
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10 %
pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala
klinis pada usia antara 35-50 tahun.
Ras
4
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma
uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan
riwayat keluarga dengan mioma uteri.
Nulipara
Lebih sering terjadi pada nulipara atau pada wanita yang relatif infertiltetapi sampai
saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya.
Riwayat keluarga
Obesitas
Pemberian pil kontrasepsi oral atau DMPA – depo medroksiprogesteron asetat dapat
mengurangi resiko
PATOGENESIS
Faktor yang mengawali terjadinya mioma uteri tidak diketahui secara pasti, namun
diketahui bahwa hormon steroid ovarium sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Mioma
uteri jarang terjadi sebelum menarche kecuali bila ada stimulasi dari pemberian hormon
secara eksogen. Mioma uteri membesar secara dramatik saat kehamilan. Mioma uteri
memiliki jumlah reseptor estrogen dan progesteron yang lebih banyak dibandingkan dengan
sel otot polos lain.
Estrogen memicu proliferasi sel otot polos dan progesteron meningkatkan produksi
protein yang mengganggu proses apoptosis ( “programmed cell death”). Mioma uteri juga
memiliki kandungan “growth Factor” yang lebih tinggi yang mampu menstimulasi produksi
fibronektin dan kolagen ( komponen utama matriks ekstraseluler yang khas untuk mioma
uteri ).
KARAKTERISTIK
Mioma uteri hampir selalu berbentuk bulat – berbatas tegas dengan sekitarnya,
berwarna putih , padat dan pada irisan melintang akan terlihat adanya lapisan lapisan yang
membentuknya. Meskipun berbatas tegas, mioma uteri tidak memiliki kapsul , pseudocapsule
terbentuk akibat adanya otot polos perifer yang tertekan. Sejumlah pembuluh darah dan
pembuluh limfe menembus ‘pseudocapsule’ untuk memasok kebutuhan pembesaran tumor.
5
Perubahan degeneratif yang paling sering terlihat adalah ‘hyaline
degeneration’ dimana jaringan ikat dan otot polos diganti oleh jaringan hialin. Bila bahan
hialin terurai akibat gangguan pasokan pembuluh darah maka akan terjadi “cystic
degeneration”
Pasca menopause sering terjadi “calcification”
Meski sangat jarang perubahan degenerasi yang dapat terjadi adalah“fatty degeneration“
Pada masa kehamilan, 5 – 10% penderita mioma akan mengeluh adanya rasa nyeri
akibat “red degeneration”
6
JENIS MIOMA UTERI
1. INTRAMURAL
Mioma terdapat di korpus uteri diantara serabut miometrium. Bila mioma membesar
atau bersifat multiple dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
2. SUBSEROSA
Mioma terletak dibawah tunika serosa, tumbuh ke arah luar dan menonjol ke
permukaan uterus. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum
latum menjadi mioma ligamenter yang menekan ligamenter dan arteri iliaka. Mioma
jenis ini juga dapat tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke omentum dan
kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wandering dan parasite
fibroid.
3. SUBMUKOSA
Mioma tumbuh tepat dibaawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Kadang mioma uteri submukosa dapat tumbuh terus dalam kavum uteri dan
berhubungan dengan tangkai yang dikenal dengan polip. Karena kontraksi uterus,
polip dapat melalui kanalis servilakis dan sebagian kecil atau besar memasuki vagina
yang dikenal dengan nama myoma geburt.
7
GEJALA DAN TANDA
Sebagian besar tidak menunjukkan gejala dan tanda apapun, tetapi biasanya timbul gejala
seperti :
Kecemasan pasien akibat merasa ada sesuatu dalam perutnya
Nyeri panggul
Rasa berat di abdomen bagian bawah
Sakit punggung
Gangguan miksi (akibat penekanan tumor pada kandung kemih )
Retensio urine atau hidronefrosis akibat tekanantumor yang besar dalam rongga
panggul
Menoragia ( pada jenis tumor intramural atau submukosa )
8
Metroragia ( pada jenis mioma submukosa yang menyebabkan ulserasi pada
endometrium sekitar tumor )
Perdarahan banyak dengan segala akibatnya : anemia, lesu, dispnea dan gagal jantung
kongestif
Mioma uteri jarang menyebakan rasa nyeri yang hebat kecuali pada kasus degenerasi
merah ( infark ) yang sering terjadi pada masa kehamilan
Dispareunia akibat inkarserasi
Dismenorea sekunder
Infertliti
Abortus
TANDA
Untuk tumor yang lebih besar dari 12 – 14 minggu, palpasi abdomen dapat merasakan
adanya masa dalam abdomen
Untuk tumor submosa, palpasi abdomen tidak akan memberi hasil yang memadai
Pada pemeriksaan bimanual, tumor subserosa atau intramural dapat diraba dengan
mudah pada pasien dengan dinding abdomen yang tidak terlampau tebal
Bila gerakan dari masa tumor diikuti dengan gerakan servik maka diagnosa cenderung
pada mioma uteri
9
Transabdominal sagittal sonogram shows a heterogeneous but predominately hypoechoic
posterior uterine fibroid.
More midline image obtained in the same patient as in Image 1 shows 2 markers that
delineate the margins of the endometrial stripe.
LANGKAH DIAGNOSIS
Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko
serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan
pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak
sakit.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
10
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus
yang berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu
dilakukan adalah Darah Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb.
Pemeriksaaan lab lain disesuaikan dengan keluhan pasien.
2. Imaging
Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada
uterus. Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen
bawah dan pelvis dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.
Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke
arah kavum uteri pada pasien infertil.
MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri,
namun biaya pemeriksaan lebih mahal.
DIAGNOSA BANDING
1. Sarkoma uteri
2. Inflamasi yang menyebabkan terbentuknya tumor panggul ( hidrosalping, abses tuba )
3. Kista ovarium
4. Proses dalam usus
5. Keganasan kolon
6. Adenomiosis ( pembesaran uterus secara merata )
PENATALAKSANAAN
Pada umumnya, bila terdeteksi mioma uteri yang kecil maka dilakukan evaluasi tumor 6
bulan kemudian secara ultrasonografis, harus disingkirkan kemungkinan terjadinya
pertumbuhan cepat dari leiomiosarkoma
Intervensi diberikan sesuai dengan masalah klinik yang ada
Bila keluhan utama adalah menorrhagia maka dapat dilakukan aspirasi endometrial atau
kuretase fraksional untuk terapi dan menegakkan diagnosa.
11
PENATALAKSANAAN MEDIS
MENORAGIA pada sejumlah kasus dapat diatasi secara hormonal dengan memberikan terapi
progestin ( medroksiprogesteron asetat oral atau injelsi ), IUD levonorgestrel atau metode
kontrasepsi hormonal kombinasi dengan tujuan utama mengurangi jumlah darah haid
Pemberian GnRH agonis diberikan untuk blokade steroidogenesis ovarium sehingga
menghambat proliferasi endometrium dan secara serempak memperkecil volume miomterium
dan leiomioma sehingga perdarahan diperkecil dan mengurangi hilangnya darah saat operasi
Percobaan klinik dengan memberikan antiprogesteron receptor antagonis MIFEPRISTONE
(RU 486) berhasil mengurangi volume leiomioma sebanyak 50% dalam waktu 3 bulan.
Pemberian dengan dosis 5, 25 atau 50 mg / hari selama 6 bulan dapat menghentukan
endometriosis dan mengurangu ukuran mioma tanpa mengganggu densitas tulang seperti
yang terlihat pada terapi dengan GnRH agonis.
Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post menopause tanpa
gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3-6 bulan.
- Bila anemi (Hb < style="font-weight: bold;">).
PEMBEDAHAN
Terapi pembedahan dilakukan pada kasus yang tidak memberikan respon terhadap terapi
medikamentosa. Bila pasien masih menghendaki agar uterus dipertahankan maka terapi
pilihan adalah miomektomi. Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah.
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran
tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan
bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum, penanganan
mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif.
Pengobatan operatif meliputi miomektomi dan histerektomi. Miomektomi adalah
pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan
12
misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.
Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.
Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan
akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang
umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam.
Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada
perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur
pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan
timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila
terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Obstet Gynecol. 2006 Jun;107(6):1453-72.
2. Callen PW, ed. Ultrasonography in Obstetrics and Gynecology. 5th ed. Philadelphia,
Pa: Saunders Elsevier; 2007.
3. Huyck KL, Panhuysen CI, Cuenco KT, et al. The impact of race as a risk factor for
symptom severity and age at diagnosis of uterine leiomyomata among affected sisters. Am J
Obstet Gynecol. Feb 2008;198(2):168.e1-9.
4. Kaminski P, Gajewska M, Wielgos M, et al Laparoscopic treatment of uterine
myomas in women of reproductive age.Neuro Endocrinol Lett. Feb 2008;29(1):163-7.
5. http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/mioma-uteri.html
6. http://digilib.unsri.ac.id/download/Biomolekuler%20Mioma%20Uteri.pdf
7. http://obsgin-fkunram.blogspot.com/2009/02/mioma-uteri.html
14