referat bronkitis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    1/10

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Saluran Pernapasan

    Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru adalah

    hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari

    hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia. Ketika masuk

    rongga hidung, udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Ketiga proses ini

    merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks

    bertingkat, bersilia, dan bersel goblet. Permukaan epitel diliputi oleh lapisan

    mukus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang

    kasar disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan

    partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus. Gerakan silia mendorong

    lapisan mukus ke posterior di dalam rongga hidung, dan ke superior di dalam

    sistem pernapasan bagian bawah menuju ke faring. Dari sini partikel halus akan

    tertelan atau dibatukkan keluar. Lapisan mukus memberikan air untuk

    kelembaban, dan banyaknya jaringan pembuluh darah dibawahnya akan

    menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan

    sedemikian rupa sehingga udara yang mencapai faring hampir bebas debu,

    bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya mencapai 100% ( Price,

    2006).

    Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Alring terdiri

    dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot dan

    mengandung pita suara. Ruang berbentuk segitiga diantara pita suara (yaitu glotis)

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    2/10

    3

    bermuara ke dalam trakea dan membentuk bagian antara saluran pernapasan atas

    dan bawah. Glotis merupakan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas dan

    bawah. Meskipun laring terutama dianggap berhubungan dengan fonasi, tetapi

    fungsinya sebagai organ pelindung jauh lebih penting. Pada waktu menelan,

    gerakan laring ke atas, penutupan glotis, dan fungsi seperti pintu dari epiglotis

    yang berbentuk daun pada pntu masuk masuk laring, berperan untuk mengarahkan

    makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus. Jika benda asing masih mampu

    masuk melampaui glotis, fungsi batuk yang dimiliki laring akan membantu

    manghalau benda dan sekret keluar dari saluran pernapasan bagian bawah ( Price,

    2006).

    Bronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus utama kanan lebih

    pendek dan lebih lebar dibandingkan dengan bronkus utama kiri dan merupakan

    kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal. Sebaliknya, bronkus utama

    kiri lebih panjang dan lebih sempit dibandingkan dengan bronkus utama kanan

    dan merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam. Bentuk

    anatomik yang khusus ini mempunyai keterlibatan klinis yang penting. Satu pipa

    ET yang telah dipasang untuk menjamin patensi jalan udara akan mudah

    meluncur ke bawah, ke bronkus utama kanan, jika pipa tidak tertahan dengan baik

    pada mulut atau hidung. Jika terjadi demikian, udara tidak dapat memasuki paru

    kiri dan akan menyebabkan kolaps paru (atelektasis). Namun, demikian, arah

    bronkus kanan yang hampir vertikal tersebut memudahkan masuknya kateter

    untuk melakukan pengisapan yang dalam. Selain itu, benda asing yang terhirup

    lebih sering tersangkut pada percabangan bronkus kanan karena arahnya vertikal (

    Price, 2006).

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    3/10

    4

    Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjidi bronkus

    lobaris dan kemudiarr bronkus sigmentatis. Percabangan ini berjalan terus

    menjadi bronkus yang ukuraniya semakin kecil sampai akhirnya menjadi

    bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli

    (kantong udara). Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm.

    Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi dikeiilingi oleh otot

    polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai

    tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi

    utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru ( Price,

    2006).

    Setelah bionkiolus terminalis terdapalasinus yang merupakan unit

    fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari (1) bronkiolus

    respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada

    dindingnya, (2) duktus alveolaris, seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan (3) sakus

    alveolaris terminalis, yaitu struktur akhir paru. Asinus atau kadang-kadang

    disebut lobulus primer memiliki garis tengah kira-kira 0,5 sampai 1,0 cm.

    Terdapat sekitar 23 kali percabangan mulai dari trakea sampai sakus alveolaris

    terminalis. Alveolus (dalam kelompok sakus alveolaris menyerupai anggur, yang

    membentuk sakus terminalis) dipisahkan dari alveolus di dekatnya oleh dinding

    tipis atau septum. Lubang kecil pada dinding ini dinamakan pori-pori Kohn.

    Lubang ini memungkinakan hubungan atau aliran udara antar sakus alveolaris

    terminalis. Alveolus hanya mempunyai satu lapis sel yang diameternya lebih kecil

    dibandingkan dengan diameter sel darah merah. Dalam setiap paru terdapat sekitar

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    4/10

    5

    300 juta alveolus dengan luas permukaan sekuas sebuah lapangan tenis ( Price,

    2006).

    Gambar 2.1 Saluran Pernapasan

    2.2 Bronkitis Akut

    2.2.1 Definisi

    Bronkitis akut adalah infeksi dan inflamasi akut saluran napas besar.

    2.2.2

    Etiologi

    a. Virus (40%): influenza A dan B, Adenovirus, Rhinovirus, Coranovirus,

    Parainfluenza,Respiratory synsitialvirus. Herpes simplex.

    b. Bakteri: M.Pneumoniae, M. Catarrhalis, Clamydia, S.Pneumoniae.

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    5/10

    6

    2.2.3 Gejala klinis

    Batuk dengan atau tanpa dahak, demam ringan, rasa tidak enak substernal,

    sesak napas, dan batuk darah. Pada pemeriksaan fisik auskultasi dijumpai

    ronki basah, krepitasi, dan wheezing.

    2.2.4 Pemeriksaan penunjang

    Laboratorium sputum cat gram, leukosit PMN dan kemungkinan bakteri

    patogen.

    2.2.5 Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dengan foto toraks

    tidak dijumpai infiltrat.

    2.2.6 Diagnosis banding

    Diagnosis banding dari bronkitis akut adalah pneumoniae dan asma

    bronkial

    2.2.7

    Penatalaksanaan

    a. Simtomatis

    Antitusif: DMP 15 mg sehari 2 kali, codein 10 mg sehari 3 kali, doveri

    100 mg sehari 3 kali.

    Antipiretik: Paracetamol 500 mg sehari 3 kali.

    b.

    Terapi terhadap penyulit: Bronkodilator, antibiotik.

    2.3 Bronkitis Kronik

    2.3.1 Definisi

    Bronkitis kronik adalah batuk kronis produktif minimal 3 bulan dalam setahun,

    dua tahun berturut-turut, yang tidak disebabkan oleh M. Tuberculosis, karsinoma

    paru, bronkiektasis, kistik fibrosis dan dekompensasio kordis kronis.

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    6/10

    7

    2.3.2 Faktor Resiko

    Paparan asap tembakau, occupational dust, polutan atmosfer, infeksi

    saluran napas berulang terutama waktu bayi.

    2.3.3 Patogenesis

    Stimuli menimbulkan jejas epitel saluran napas dan terjadi

    inflamasi. Mediator inflamasi merekrut neutropil. Neutropil menghasilkan

    protease (elastase) dan spesies-spesies oksidan toksik yang dapat

    menimbulkan jejas epitel saluran napas. Neutropil intraluminal merupakan

    gambaran khan nronkitis kronik. Pada penyakit paru kronis dinding

    saluran napas terinfiltrasi sel-sel radang mononuklear, limfosit dan

    limfosit CD8+ (PDT, 2005)

    Jejas epitel saluran napas menimbulkan deskuamasi sel,

    selanjutnya terjadi repair. Proses repair melibatkan interaksi sel-sel epitel,

    mediator-mediatir lokal dan komposisi matriks ekstraseluler lokal. Repair

    tidak hanya diperankan oleh sel-sel epitel yang melapisi saluran napas tapi

    juga sel epitel kelenjar saluran napas, sel-sel mesenkimal (fibroblast dan

    otot polos) dan pembuluh darah. Hasil interaksi timbul hipertofi otot polos

    dan kelenjar, fibrosis peribronkial, neovaskularisasi yang juga merupakan

    bronkitis kronik (PDT, 2005)

    Mukus yang berlebihan terjadi akibat perubahan patologis

    (hipetrofi dan hiperpalsia) sel-sel penghasil mukusdi bronkus. Selain itu,

    silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional

    serta metapalsia. Perubahan pada sel penghasil mukus dan sel silia ini

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    7/10

    8

    mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan akumulasi

    mukus kental dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran

    napas. Mukus berfungsi sebagai temapat perkembangan mikroorganisme

    penyebab infeksi dan menajdi sangat purulen. Proses inflamasi terjadi

    yang menyebabkan edema dan pembekakan jaringan serta perubahan

    arsitektur paru. Ventilasi, terutama ekshalasi/ ekspirasi terhambat.

    Hiperkapnia (peningkatan karbon dioksida) terjadi, karena ekspirasi

    memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya

    inflamasi. Penuruanan ventilasi menyebabkan rasio ventilasi, perfusi yang

    mengakibatkan vasokonstriksi hipoksik paru dan hipertensi paru.

    Walaupun alveolus normal, vasokonstriksi hipoksik dan buruknya

    ventilasi menyebabkan penurunan pertukaran oksigen dan hipoksia

    (Corwin, 2009).

    Gambar 2.3 Patogenesis

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    8/10

    9

    2.3.4 Gambaran Klinis

    Khas: batuk dengan dahak banyak, mukoid bertambah banyak dan purulen

    waktu eksaserbasi. Batuk darah dijumpai waktu eksaserbasi. Sesak bersifat

    progresif, berhubungan dengan aktivitas (dyspneu on effort), beberapa

    penderita mendengar suara mengi.

    Pada auskultasi terdengar suara-suara inspirasi kasar (terkait sekresi di

    saluran napas besar) (PDT, 2005).

    2.3.5 Diagnosis

    a. Kriteria klinis.

    b. Pemeriksaan fisik tidak khas, bisa dijumpai ronkhi basah, wheezing.

    c. Radiologi: Pulmonary marking (brochovascular pattern) prominen

    merupakan petunjuk bronkitis kronik

    Gambar 2.2Pulmonary marking

    d. Faal paru, bisa normal atau ada obstruksi saluran napas

    VC (Vital Capacity) : normal/ turun

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    9/10

    10

    FEV1(Force Expiratory Volume 1Second) : normal/ turun

    FEV1/ FVC : turun

    FEF 25-75% (Forced Midexpiratory Flow) : turun

    TLC (Total Lung Capacity) : normal/ meningkat

    RV/TLC (Residual Volume/ TLC) : meningkat

    e.

    Elektrokardiografi: mengetahui hipertrofi ventrikel kanan

    f.

    Analisa gas darah.

    2.3.6 Diagnosis Banding

    a. Tuberkulosis paru

    b. Asma bronkial

    c. Tumor paru

    d. Bronkiektasis

    2.3.7 Penatalaksanaan

    1.

    Non medikamentosa

    - Edukasi

    - Berhenti merokok, hindari paparan faktor-faktor iritan

    - Rehabilitasi medik

    2. Medikamentosa

    -

    Terapi oksigen

    - Bronkodilator

    - Mukolitik, tapi masih kontroversi (N-acetyl systein)

    -

    Antibiotik: Patogen yang sering dijumpai waktu eksaserbasi, yaitu

    H. Influenzae, S. Pneumoniae, M. Catarrhalis.

    a. Pilihan pertama:

  • 8/10/2019 referat bronkitis

    10/10

    11

    Golongan penicillin: Ampicilin 500 mg sehari 3 kali, Amoxycilin

    500 mg sehari 3 kali, Tetracycline 500 mg sehari 3 kali, dan

    Cotrimoxazol sehari 2 kali 2 tablet.

    b. Pilihan kedua:

    Cephalosporin generasi II: Cefachlor 500-750 mg sehari 2 kali.

    Cephalosporin generasi III: Cefixime 50-100 mg sehari 2 kali.

    Co amoxyclav 625 mg sehari 3 kali

    Macrolid baru: Azithromycin 500 mg sehari sekali. Clarithromycin

    250-500 mg sehari 2 kali.

    Fluoroquinolon: Ciprofloxacin 500 mh sehari 2 kali, Levofloxacin

    500 mg sehari 1 kali, Moxifloxacin 400 mg sehari 1 kali (PDT,

    2005).