Referat 2 Omsk

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    1/31

    REFERAT

    OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

    Oleh :

    Ratu Nur Annisa Shafira A.F

    11020102

    Ke!anitraan Klini" Il#u Telin$a %i&un$ Ten$$'r'"

    RS TK II M'h. Ri&(an Meura"sa Fa"ultas

    Ke&'"teran Uni)ersitas *ARSI

    Peri'&e 21 Dese#+er 201,

    - 22 anuari 201/

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    2/31

    KATA PENANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

    penulisan referat ini selesai tepat pada waktunya.

    Referat dengan judul T!T!S "#$!A S%P%RAT!& 'RN!S( ini disusun dalam rangka

    memenuhi tugas 'epaniteraan !lmu Penyakit Telinga )idung Tengg*r*k &akultas

    'ed*kteran +ARS! di Rumah Sakit T' !! "*h. Ridwan "euraksa peri*de , $esember

    ,/ 0 ,, 1anuari ,2.

    Pada kesempatan ini3 ijinkan penulis untuk berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada

    yang terh*rmat 4

    dr. "*h. Andi .&3 Sp.T)T-'53 selaku ketua S"& dan pembimbing kepaniteraan klinik

    ilmu Penyakit Telingan )idung Tengg*r*k RS T'. !! "*h. Ridwan "euraksa.

    dr. Tri $amijatn*3 Sp.T)T-'53 selaku pembimbing kepaniteraan klinik ilmu Penyakit

    Telingan )idung Tengg*r*k RS T'. !! "*h. Ridwan "euraksa.

    dr. Rahmat Sp.T)T-'53 selaku pembimbing kepaniteraan klinik ilmu Penyakit

    Telingan )idung Tengg*r*k RS T'. !! "*h. Ridwan "euraksa.

    semua pihak yang membantu penulisan referat ini baik se6ara langsung maupun tidak

    langsung.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam referat ini3 *leh karena itu penulis

    sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak3 sehingga referat

    ini menjadi lebih baik. )arapan penulis sem*ga referat ini bermanfaat. "*h*n maaf atas

    segala kekurangan dalam penyusunan referat ini3 atas kritik dan sarannya3 penulis

    mengu6apkan terimakasih.

    1akarta3 $esember ,/

    Penulis

    A I

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    3/31

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    4/31

    :A: !!

    T!N1A%AN P%STA'A

    I. DEFINISI

    "S' adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi

    peradangan kr*nis dari telinga tengah3 mast*id dan membran timpani tidak intak 8perf*rasi9

    dan ditemukan sekret 8*t*rea93 purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin en6er atau kental3

    bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari , bulan.

    Perf*rasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau

    sekurang-kurangnya pada annulus. $efek dapat ditemukan seperti pada anteri*r3 p*steri*r3

    inferi*r atau subt*tal. "enurut Ramalingam bahwa "S' adalah peradangan kr*nis lapisan

    muk*peri*steum dari middle ear 6left sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pat*l*gis yang ire;ersibel,3>.

    II. KASIFIKASI OMSK

    "S' dapat dibagi atas , tipe yaitu 4

    . Tipe tub*timpani ? tipe jinak ? tipe aman ? tipe rhin*gen.

    Penyakit tub*timpani ditandai *leh adanya perf*rasi sentral atau pars tensa dan gejala

    klinik yang ber;ariasi dari luas dan keparahan penyakit. :eberapa fakt*r lain yang

    mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eusta6hius3 infeksi saluran nafasatas3

    pertahanan muk*sa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang

    rendah3 disamping itu 6ampuran bakteri aer*b dan anaer*b3 luas dan derajat perubahan

    muk*sa3 serta migrasi sekunder dari epitel skuam*us. Sekret muk*id kr*nis berhubungan

    dengan hiperplasia g*blet sel3 metaplasia dari muk*satelinga tengah pada tipe respirasi dan

    muk*siliar yang jelek.

    Se6ara klinis penyakit tub*timpani terbagi atas4 /

    @ &ase aktifPada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. :iasanya didahului *leh perluasan

    infeksi saluran nafas atas melalui tuba euta6hius3 atau setelah berenang dimana kuman masuk

    melalui liang telinga luar. Sekret ber;ariasi dari muk*id sampai muk*purulen. %kuran

    perf*rasi ber;ariasi dari sebesar jarum sampai perf*rasi subt*tal pada pars tensa. 1arang

    ditemukan p*lip yang besar pada liang telinga luar. Perluasan infeksi ke sel-sel mast*id

    mengakibatkan penyebaran yang luas dan penyakit muk*sa yang menetap harus di6urigai bila

    tindakan k*nser;atif gagal untuk meng*ntr*l infeksi3 atau jika granulasi pada mes*timpanum

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    5/31

    dengan atau tanpa migrasi sekunder dari kulit3 dimana kadang-kadang adanya sekret

    yangberpulsasi diatas kuadran p*ster*superi*r.

    @ &ase tidak aktif fase tenang

    Pada pemeriksaan telinga dijumpai perf*rasi t*tal yang kering dengan muk*sa telinga

    tengah yang pu6at. =ejala yang dijumpai berupa tuli k*nduktif ringan. =ejala lain yang

    dijumpai seperti ;ertig*3 tinitus3atau suatu rasa penuh dalam telinga.

    &akt*r predisp*sisi pada penyakit tub*timpani 4

    !nfeksi saluran nafas yang berulang3 alergi hidung3 rhin*sinusitis kr*nis

    Pembesaran aden*id pada anak3 t*nsilitis kr*nis

    "andi dan berenang dik*lam renang3 mengk*rek telinga dengan alat yang

    terk*ntaminasi

    "alnutrisi dan hip*gammagl*bulinemia titis media supuratif akut yang berulang

    ,. Tipe atik*antral ? tipe ganas ? tipe tidak aman ? tipe tulang

    Pada tipe ini ditemukan adanya k*lesteat*m dan berbahaya. Penyakit atik*antral

    lebihsering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kant*ng retraksi yang

    mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan k*lesteat*m. '*lesteat*m adalah suatu

    massa am*rf3 k*nsistensi seperti mentega3 berwarna putih3 terdiri dari lapisan epitel bertatah

    yang telah nekr*tis. '*lesteat*m dapat dibagi atas , tipe yaitu 4 >

    . '*ngenital

    'riteria untuk mendiagn*sa k*lesteat*m k*ngenital3 menurut $erlaki dan Blemis 8C2/9

    adalah4

    :erkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh.

    Tidak ada riwayat *titis media sebelumnya.Pada mulanya dari jaringan embri*nal

    dari epitel skuam*us atau dari epitel undiferential yang berubah menjadi epitel

    skuam*us selama perkembangan. '*ngenital k*lesteat*m lebih sering ditemukan

    pada telinga tengah atau tulang temp*ral3 umumnya pada apeks petr*sa. $apatmenyebabkan fasialis parese3 tuli saraf berat unilateral3 dan gangguan keseimbangan.

    ,. $idapat.

    '*lesteat*ma yang didapat seringnya berkembang dari suatu kant*ng retraksi. 1ika telah

    terbentuk adhesi antara permukaan bawah kant*ng retraksi dengan k*mp*nen telinga tengah3

    kant*ng tersebut sulit untuk mengalami perbaikan bahkan jika ;entilasi telinga tengah

    kembali n*rmal. Area k*laps pada segmen atik atau segmen p*steri*r pars tensa membrane

    timpani. #pitel skuam*sa pada membrane timpani n*rmalnya membuang lapisan sel-sel mati

    dan tidak terjadi akumulasi debris3 tapi jika terbentuk kant*ng retraksi dan pr*ses

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    6/31

    pembersihan ini gagal3 debris keratin akan terkumpul dan pada akhirnya membentuk

    k*lesteat*ma. Pengeluaran epitel melalui leher kant*ng yang sempit menjadi sangat sulit dan

    lesi tersebut membesar. "embran timpani tidak mengalami Dperf*rasiE dalam arti kata yang

    sebenarnya 4 lubang yang terlihat sangat ke6il3 merupakan suatu lubang sempit yang tampak

    seperti suatu kant*ng retraksi yang berbentuk seperti b*t*l3 b*t*l itu sendiri penuh dengan

    debris epitel yang menyerupai lilin. Te*ri lain pembentukan k*lesteat*ma menyatakan bahwa

    metaplasia skuam*sa pada muk*sa telinga tengah terjadi sebagai resp*n terhadap infeksi

    kr*nik atau adanya suatu pertumbuhan ke dalam dari epitel skuam*sa di sekitar pinggir

    perf*rasi3 terutama pada perf*rasi marginal.>

    $estruksi tulang merupakan suatu gambaran dari k*lesteat*ma didapat3 yang dapat terjadi

    akibat akti;itas en

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    7/31

    $efinisi

    Perf*rasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang menyebabkan

    hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani. "embran timpani adalah

    *rgan pada telinga yang berbentuk seperti diafragma3 tembus pandang dan fleksibel sesuai

    dengan fungsinya yang menghantarkan energy berupa suara dan dihantarkan melalui saraf

    pendengaran berupa getaran dan impuls-impuls ke *tak. Perf*rasi dapat disebabkan *leh

    berbagai kejadian3 seperti infeksi3 trauma fisik atau peng*batan sebelumnya yang diberikan.

    "enurut letaknya 4

    :entuk perf*rasi membran timpani adalah 4

    1. Perf*rasi sentral

    5*kasi pada pars tensa3 bisa anter*-inferi*r3 p*ster*-inferi*r dan p*ster*-superi*r3

    kadang-kadang sub t*tal.

    2. Perf*rasi marginal

    Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya er*si dari anulus fibr*sus.

    Perf*rasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perf*rasi t*tal. Perf*rasi

    pada pinggir p*ster*-superi*r berhubungan dengan k*lesteat*m.

    3. Perf*rasi atik

    Terjadi pada pars flasida3 berhubungan denganprimary acquired cholesteatoma.

    4. Perf*rasi p*ster*-superi*r

    "enurut luasnya perf*rasi

    . Perf*rasi ke6il

    ,. perf*rasi sedang

    F. perf*rasi luas 8 subt*tal -- t*tal9

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    8/31

    !!!. #P!$#"!5=!

    !nsiden "S' ini ber;ariasi pada setiap negara. Se6ara umum3 insiden "S'

    dipengaruhi *leh ras dan fakt*r s*si*ek*n*mi. "isalnya3 "S' lebih sering dijumpai pada

    *rang #skim* dan !ndian Amerika3 anak-anak ab*rigin Australia dan *rang kulit hitam di

    Afrika Selatan. Walaupun demikian3 lebih dari C7 beban dunia akibat "S' ini dipikul

    *leh negara-negara di Asia Tenggara3 daerah Pasifik :arat3 Afrika3 dan beberapa daerah

    min*ritas di Pasifik. 'ehidupan s*sial ek*n*mi yang rendah3 lingkungan kumuh dan status

    kesehatan serta gi. !nfeksi

    /. !nfeksi saluran nafas atas

    2. Aut*imun

    I. Alergi

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    9/31

    G. =angguan fungsi tuba eusta6hius.

    :eberapa fakt*r-fakt*r yang menyebabkan perf*rasi membran timpani menetap pada

    "S'3, 4

    !nfeksi yang menetap pada telinga tengah mast*id yang mengakibatkan pr*duksisekret telinga purulen berlanjut.

    :erlanjutnya *bstruksi tuba eusta6hius yang mengurangi penutupan sp*ntan pada

    perf*rasi.

    :eberapa perf*rasi yang besar mengalami penutupan sp*ntan melalui mekanisme

    migrasi epitel.

    Pada pinggir perf*rasi dari epitel skuam*us dapat mengalami pertumbuhan yang 6epat

    diatas sisi medial dari membran timpani. Pr*ses ini juga men6egah penutupan sp*ntan

    dari perf*rasi.

    I3. PATOENESIS

    :anyak penelitian pada hewan per6*baan dan preparat tulang temp*ral menemukan

    bahwa adanya disfungsi tuba #usta6hius3 yaitu suatu saluran yang menghubungkan r*ngga di

    belakang hidung 8nas*faring9 dengan telinga tengah 8ka;um timpani93 merupakan penyebab

    utama terjadinya radang telinga tengah ini 8*titis media9.

    Pada keadaan n*rmal3 muara tuba #usta6hius berada dalam keadaan tertutup dan akan

    membuka bila kita menelan. Tuba #usta6hius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan

    udara telinga tengah dengan tekanan udara luar 8tekanan udara atm*sfer9. &ungsi tuba yang

    belum sempurna3 tuba yang pendek3 penampang relatif besar pada anak dan p*sisi tuba yang

    datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih mudah

    menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan " daripada dewasa.

    =ambar . Anat*mi tuba eusta6hius anak dan dewasa

    Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas3 bakteri menyebar dari nas*faring melalui

    tuba #usta6hius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    10/31

    Pada saat ini terjadi resp*ns imun di telinga tengah. "ediat*r peradangan pada telinga tengah

    yang dihasilkan *leh sel-sel imun infiltrat3 seperti netr*fil3 m*n*sit3 dan leuk*sit serta sel

    l*kal seperti keratin*sit dan sel mast*sit akibat pr*ses infeksi tersebut akan menambah

    permiabilitas pembuluh darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu3

    adanya peningkatan beberapa kadar sit*kin kem*taktik yang dihasilkan muk*sa telinga

    tengah karena stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada

    telinga tengah.

    "uk*sa telinga tengah mengalami hiperplasia3 muk*sa berubah bentuk dari satu lapisan3

    epitel skuam*sa sederhana3 menjadi pseud*stratified respirat*ry epithelium dengan banyak

    lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. #pitel respirasi ini mempunyai sel g*blet dan sel

    yang bersilia3 mempunyai str*ma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan "

    ditandai dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel

    sederhana.

    =ambar ,. Perjalanan Penyakit "S'

    3. PATOOI

    "S' lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. 'eadaan kr*nis

    ini lebih berdasarkan keseragaman waktu dan stadium dari pada keseragaman

    gambaran pat*l*gi. Se6ara umum gambaran yang ditemukan adalah4

    Terdapat perf*rasi membrana timpani di bagian sentral.

    "uk*sa ber;ariasi sesuai stadium penyakit

    Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak3 tergantung pada beratnya infeksi

    sebelumnya.

    Pneumatisasi mast*id

    "S' paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mast*id paling

    akhir terjadi antara /- tahun. Pr*ses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    11/31

    *leh *titis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. :ila infeksi kr*nik

    terus berlanjut3 mast*id mengalami pr*ses skler*tik3 sehingga ukuran pr*sesus

    mast*id berkurang.

    3I. EAA KINIS$iagn*sis

    . Telin$a +erair 4't'rrh'e5

    Sekret bersifat purulen 8 kental3 putih9 atau muk*id 8 seperti air dan en6er9 tergantung

    stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan *leh akti;itas kelenjar sekret*rik telinga

    tengah dan mast*id. Pada "S' tipe jinak3 6airan yang keluar muk*pus yang tidak berbau

    busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi muk*sa telinga tengah *leh perf*rasi membran

    timpani dan infeksi. 'eluarnya sekret biasanya hilang timbul. "eningkatnya jumlah sekret

    dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau k*ntaminasi dari liang telinga luar setelahmandi atau berenang. Pada "S' stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga.

    Sekret yang sangat bau3 berwarna kuning abu-abu k*t*r memberi kesan k*lesteat*ma dan

    pr*duk degenerasinya. $apat terlihat keping-keping ke6il3 berwarna putih3 mengkilap. Pada

    "S' tipe ganas unsur muk*id dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena

    rusaknya lapisan muk*sa se6ara luas. Sekret yang ber6ampur darah berhubungan dengan

    adanya jaringan granulasi dan p*lip telinga dan merupakan tanda adanya k*lesteat*m yang

    mendasarinya. Suatu sekret yang en6er berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan

    tuberkul*sis.

    ,. an$$uan !en&en$aran

    !ni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. :iasanya dijumpai tuli

    k*nduktif namun dapat pula bersifat 6ampuran. =angguan pendengaran mungkin ringan

    sekalipun pr*ses pat*l*gi sangat hebat3 karena daerah yang sakit ataupun k*lesteat*m3 dapat

    menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra *;alis. :ila tidak dijumpai k*lesteat*m3 tuli

    k*nduktif kurang dari , db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik.

    'erusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaranmenghasilkan penurunan pendengaran

    lebih dari F db. :eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perf*rasi membran timpani

    serta keutuhan dan m*bilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada "S' tipe

    maligna biasanya didapat tuli k*nduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran3

    tetapi sering kali juga k*lesteat*m bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang

    pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan se6ara hati-hati./

    Penurunan fungsi k*hlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi

    karena penetrasi t*ksin melalui f*ramen r*tundum atau fistel labirin tanpa terjadinya

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    12/31

    labirinitis supuratif. :ila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat3 hantaran

    tulang dapat menggambarkan sisa fungsi k*klea.

    F. Otal$ia 4 n6eri telin$a5

    Nyeri tidak la. 3erti$'

    Hertig* pada penderita "S' merupakan gejala yang serius lainnya. 'eluhan ;ertig*

    seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat er*si dinding labirin *leh

    k*lesteat*m. Hertig* yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak

    atau pada panderita yang sensitif keluhan ;ertig* dapat terjadi hanya karena perf*rasi besar

    membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang *leh perbedaan

    suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan ;ertig*. Hertig*

    juga bisa terjadi akibat k*mplikasi serebelum. &istula merupakan temuan yang serius3 karena

    infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mast*id ke telinga dalam sehingga

    timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. %ji fistula perlu

    dilakukan pada kasus "S' dengan riwayat ;ertig*. %ji ini memerlukan pemberian tekanan

    p*sitif dan negatif pada membran timpani3 dengan demikian dapat diteruskan melalui r*ngga

    telinga tengah.

    3II. TANDA KINIS

    Tanda-tanda klinis "S' tipe maligna 4

    . Adanya Abses atau fistel retr*aurikular

    ,. 1aringan granulasi atau p*lip diliang telinga yang berasal dari ka;um timpani.

    F. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk 8ar*ma k*lesteat*m9>. &*t* r*ntgen mast*id adanya gambaran k*lesteat*m.

    3III. PEMERIKSAAN PENUNAN

    %ntuk melengkapi pemeriksaan3 dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

    sebagai berikut3F 4

    Pemeriksaan Audi*metri

    Pada pemeriksaan audi*metri penderita "S' biasanya didapati tuli k*nduktif. Tapi dapat

    pula dijumpai adanya tuli sens*tineural3 beratnya ketulian tergantung besar dan letak

    perf*rasi membran timpani serta keutuhan dan m*bilitasF

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    13/31

    $erajat ketulian nilai ambang pendengaran

    N*rmal 4 - d: sampai ,2 d:

    Tuli ringan 4 ,I d: sampai > d:

    Tuli sedang 4 > d: sampai // d:

    Tuli sedang berat 4 /2 d: sampai I d:

    Tuli berat 4 I d: sampai C d:

    Tuli t*tal 4 lebih dari C d:.

    Pemeriksaan Radi*l*gi.

    . Pr*yeksi S6huller

    "emperlihatkan luasnya pneumatisasi mast*id dari arah lateral dan atas. &*t* ini

    berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan p*sisi sinus lateral dan tegmenF.

    ,. Pr*yeksi "ayer atau wen3

    $iambil dari arah dan anteri*r telinga tengah. Akan tampak gambaran

    tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah

    kerusakan tulang telah mengenai struktur-strukturF.

    F. Pr*yeksi Sten;er

    "emperlihatkan gambaran sepanjang piramid petr*sus dan yang lebih jelas

    memperlihatkan kanalis audit*rius interna3 ;estibulum dan kanalis semisirkularis.

    Pr*yeksi ini menempatkan antrum dalam p*t*ngan melintang sehingga dapat

    menunjukan adanya pembesaran akibat,3F

    >. Pr*yeksi Bhause !!!

    "emberi gambaran atik se6ara l*ngitudinal sehingga dapat memperlihatkan

    kerusakan dini dinding lateral atik. P*lit*m*grafi dan atau BT s6an dapat

    menggambarkan kerusakan tulang *leh karena k*lesteat*mF.

    :akteri*l*gi

    :akteri yang sering dijumpai pada "S' adalah Pseud*m*nas aerugin*sa3

    Stafil*k*kus aureus dan Pr*teus. Sedangkan bakteri pada "SA Strept*k*kus pneum*nie3

    ). influensa3 dan "*reJella kataralis. :akteri lain yang dijumpai pada "S' #. B*li3

    $ifter*id3 'lebsiella3 dan bakteri anaer*b adalah :a6teri*des sp3,.

    I7.PENATAAKSANAAN

    Terapi "S' memerlukan waktu lama dan harus berulang. Peng*batan penyakit telinga

    kr*nis yang efektif harus didasarkan pada fakt*r-fakt*r penyebabnya dan pada stadium

    penyakitnya. :ila didiagn*sis k*lesteat*ma3 maka mutlak harus dilakukan *perasi3 tetapi

    *bat-*batan dapat digunakan untuk meng*ntr*l infeksi sebelum *perasi.

    Prinsip peng*batan tergantung dari jenis penyakit dan luas infeksi3 dimana

    peng*batanannya dibagi atas4

    '*nser;atif

    Pembedahan

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    14/31

    "S' :enigna Tenang

    'eadaan ini tidak memerlukan peng*batan3 dan dinasehatkan untuk jangan meng*rektelinga3

    air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi3 dilarang berenang dan segera ber*batbila

    menderita infeksi saluran nafas atas. :ila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan

    *perasi rek*nstruksi 8miring*plasti3 timpan*plasti9 untuk men6egah infeksiberulang serta

    gangguan pendengaran.

    "S' :enigna Aktif

    Prinsip peng*batan "S' benigna aktif adalah 4

    "embersihkan liang telinga dan ka;um timpani

    Pemberian antibi*tika 4

    o antibi*tikaantimikr*ba t*pikal

    o antibi*tika sistemik

    Pembersihan liang telinga dan ka;um timpan 8aural t*ilet9

    Tujuan aural t*ilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk

    perkembangan mikr**rganisme3 karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi

    perkembangan mikr**rganisme. Pembersihan ka;um timpani dengan menggunakan 6airan

    pen6u6i telinga berupa larutan ),, F7 selama F-/ hari. =aram faal agar lingkungan

    bersifat asam sehingga merupakan media yang buruk untuk pertumbuhan kuman.

    Pemberian antibi*tik t*pikalSetelah sekret berkurang3 terapi dilanjutkan dengan memberikan *bat tetes telinga

    yang mengandung antibi*tika dan k*rtik*ster*id3 hal ini dikarenakan biasanya ada gangguan

    ;askularisasi ditelinga tengah sehingga antibi*tika *ral sulit men6apai sasaran *ptimal. Bara

    pemilihan antibi*tika yang paling baik adalah berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji

    resistensi.

    Preparat antibi*tika t*pikal untuk infeksi telinga tersedia dalam bentuk tetes telinga

    dan mengandung antibi*tika tunggal atau k*mbinasi3 jika perlu ditambahkan k*rtik*ster*id

    untuk mengatasi manifestasi alergi l*kal. bat tetes yang dijual di pasaran saat ini banyak

    mengandung antibi*tika yang bersifat *t*t*ksik. leh sebab itu3 jangan diberikan se6ara terus

    menerus lebih dari -, minggu atau pada "S' yang sudah tenang.

    Antibi*tika yang sering digunakan untuk "S' adalah4

    . 'l*ramfenik*l

    5*sin et. al 8CGF9 melakukan penelitian pada F penderita "S' jinak aktif

    mendapatkan bahwa sensistifitas kl*ramfenik*l terhadap masing-masing kuman

    adalah sebagai berikut4 :a6ter*ides sp. 8C793 Pr*teus sp. 8IF3FF793 :a6illus sp.

    82,3,F793 Staphyl*6*66us sp. 82793 dan Pseud*m*nas sp. 8>3,F79.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    15/31

    ,. P*limiksin : atau P*limiksin #

    bat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif3 Pseud*m*nas3

    #.6*li3'lebsiella3 dan #nter*bakter tetapi tidak efektif 8resisten9 terhadap kuman

    =ram p*sitif seperti Pr*teus dan :. &ragilis dan t*ksik terhadap ginjal dan susunan

    saraf.

    F. =entamisin

    =entamisisn adalah antibi*tika deri;at amin*flik*sida dengan spektrum yang luas dan

    aktif untuk melawan *rganisme =ram p*sitif dan negatif. Saah satu bahaya dari

    pemberian gentamisin tetes telinga adalah kemungkinan terjadinya kerusakan telinga

    dalam. Telah diketahui bahwa pemberian gentamisin se6ara sistemik akan

    menyebabkan efek *t*t*ksik.

    >. fl*ksasin

    fl*ksasin mempunyai aktifitas yang kuat untuk bakteri =ram negatif dan p*sitif danbekerja dengan 6ara menghambat en

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    16/31

    :ila sekret telah kering tetapi perf*rasi masih ada setelah di*bser;asi selama , bulan maka

    idealnya dilakukan miring*plasti atau timpan*plasti yang bertujuan untuk menghentikan

    infeksi se6ara permanen3 memperbaiki membran timpani yang perf*rasi3 men6egab terjadinya

    k*mplikasi serta memperbaiki pendengaran.

    Pemberian antibi*tik se6ara t*pikal pada telinga dengan sekret yang banyak tanpa

    dibersihkan dulu3 adalah tidak efektif. :ila sekret berkurangtidak pr*gresif lagi diberikan

    *bat tetes yang mengandung antibi*tik dan k*rtik*ster*id. $ianjurkan irigasi dengan garam

    faal agar lingkungan bersifat asam dan merupakan media yang burukuntuk tumbuhnya

    kuman. Selain itu dikatakan bahwa tempat infeksi pada "S' sulit di6apai *leh antibi*tika

    t*pikal. $jaafar dan =it*wirj*n* menggunakan antibi*tik t*pikal sesudah irigasi sekret

    pr*fus dengan hasil 6ukup memuaskan3 ke6uali kasus dengan jaringan pat*l*gis yang

    menetap pada telinga tengah dan ka;um mast*id. "engingat pemberian *bat t*pikal

    dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah3 maka tidak dianjurkan antibi*tik yang

    *t*t*ksik misalnya ne*misin dan lamanya tidak lebih dari minggu. Bara pemilihan

    antibi*tik yang paling baik adalah dengan berdasarkan kulturkuman penyebab dan uji

    resistensi.

    1enis pembedahan "S'

    Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik yang dapat dilakukan pada "S' dengan

    mast*iditis kr*nis baik tipe aman atau bahaya3 antara lain4

    1. Mast'i&e"t'#i se&erhana 4si#!le MAst'i&e8t'#65.

    perasi ini dilakukan pada "S' tipe aman yang dengan peng*batan k*nser;atif

    tidak sembuh. $engan tindakan *perasi ini dilakukan pembersihan ruangan mast*id

    dari jaringan pat*l*gik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair

    lagi. Pada *perasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

    2. Mast'i&e"t'#i Ra&i"al

    perasi ini dilakukan pada "S' tipe bahaya dengan infeksi atau k*leste*t*ma yang

    sudah meluas.

    Pada *perasi ini r*ngga mast*id dan ka;um tympani dibersihkan dari semua jaringan

    pat*l*gik dan men6egah k*mplikasi ke intrakranial. &ungsi pendengaran tidak di

    perbaiki.

    'erugian *perasi ini adalah pasien tidak diperb*lehkan berenang seumur hidupnya.

    Pasien harus dating dengan teratur untuk 6*ntr*l3 supaya tidak terjadi infeksi kembali.

    Pendengaran berkurang sekali3 sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier

    pasien.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    17/31

    "*difikasi *perasi ini ialah dengan memasang tandur 8graft9 pada r*ngga *perasi

    serta membuat meat*plast yang lebar3 sehingga r*ngga *perasi kering permanen3

    tetapi terdapat 6a6at anat*mi3 yaitu meatus telinga luar menjadi lebar.

    . Mast'i&e"t'#i ra&i"al &en$an M'&ifi"asiperasi ini dilakukan pada "S' dengan k*lesteat*ma di daerah atik3 tapi belum

    merusak ka;um timpani.seluruh *rgan mast*id dibersihkan dan dinding p*steri*r

    liang telinga di rendahkan . tujuan *perasi ini ialah untuk membuang semua jaringan

    pat*l*gik dari r*ngga mast*id3 dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

    9. Mirin$'!lasti.

    perasi ini jenis timpan*plasti yang paling ringan. $ikenal juga dengan nama

    timpan*plasti ti*e !. Rek*nstruksi hanya dilakukan pada membrane timpani. Tujuan

    *perasi ialah untuk men6egah berulangnya infeksi telinga tengah pada "S' tipeaman dengan perf*rasi yang menetap. perasi ini dilakukan pada "S' tipe aman

    dengan ketulian ringan hanya disebabkan *leh perf*rasi membrane timpani.

    ,. Ti#!an'!lasti

    Timpan*plasti adalah pr*sedur menghilangkan pr*ses pat*l*gik didalam telinga

    tengah dan diikuti rek*ntruksi system k*nduksi suara pada telinga

    tengah.Timpan*plasti diajukan pertama kali *leh Wullstein tahun C/F yang

    kemudian membagi timpan*plasti menjadi H tipe pada tahun C/2. Tujuan dari

    timpan*plasti itu sendiri ialah mengembalikan fungsi telinga tengah 3 men6egah

    infeksi berulang dan memperbaiki pendengaran. Tujuan lainnya membersihkan

    semua jaringan pat*lgis dimana anat*mi dari meatus eksternus termasuk sulkus

    timpani utuh. 'a;um mast*id dibuka untuk menghindari system aerasi yang tertutup.

    Aerasi dapat diper*leh dengan membersihkan penyumbatan antara ka;um tympani3

    antrum3 dan system sel mast*id.

    !ndikasi timpan*plasti dilakukan pada "S' tipe aman dengan kerusakan yang lebih

    berat atau "S' tipe aman yang tidak bias ditenangkan dengan peng*batan

    medikament*sa.

    Pada *perasi ini selain rek*ntruksi membrane tympani sering kali harus dilakukan

    juga rek*ntruksi tulang pendengaran. Sebelum rek*ntruksi dikerjakan lebih dahulu

    dilakukan ekspl*rasi ka;um timpani dengan atau tanpa mast*idekt*mi3 untuk

    membersihkan jaringan pat*l*gis.

    Ti!et!e Ti#!an'!lasti

    Tipe !

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    18/31

    $isebut juga miring*plasti. perasi ini merupakan timpan*plasti yang paling ringan3 dengan

    melakukan rek*ntruksi hanya pada membrane tympani dan 6angk*kan bersandar pada

    maleus.

    !ndikasi*perasi ini dilakukan pada"S' tipe aman yang sudah tenang dengan ketulian

    ringan yang hanya disebabkan *leh perf*rasi yang menetap.

    Pada tipe ! ini seharusnya dapat memulihkan pendengaran k*nduktifsampai n*rmal atau

    hamper n*rmal.

    Tipe !! sampai tipe H dilakukan rek*ntruksi membrane timpani dan rek*ntruksi tulang

    pendengaran.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    19/31

    /. Pen&e"atan $an&a ti#!an'!lasti 48'#+ine& A!!r'a8h T6#!an'!last65

    perasi ini merupakan tekni *perasi timpan*plasti yang dikerjakan pada kasus "S'

    tipe bahaya atau "S' tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.

    Tujuan *perasi untuk menyembuhkanmenyembuhkan penyakit serta memperbaiki

    pendengaran tanpa melakukan teknik mast*idekt*mi radikal 8tanpa meruntuhkan

    dinding p*steri*r liang telinga9.

    "embersihkan k*lesteat*ma dan jaringan granulasi ka;um timpani3 dikerjakan

    melalui dua jalan 86*mbined appr*a6h9 yaitu melalui liang telinga dan r*ngga mast*id

    dengan melakukan timpan*t*mi p*steri*r. Teknik *perasi ini pada "S' tipe bahaya

    belum disepakati *leh para ahli3 *leh karena sering terjadi kambuhnya k*lesteat*ma

    kembali.

    7. KOMPIKASI OMSK

    titis media supuratif3 baik yang akut atau kr*nis mempunyai p*tensi

    untuk menjadi serius dan menyebabkan kematian. Tendensi *titis media mendapat k*mplikasi

    tergantung pada kelainan pat*l*gik yang menyebabkan *t*re. Walaupun demikian

    *rganisme yang resisten dan kurang efektifnya peng*batan3 akan menimbulkan

    k*mplikasi. biasanya k*mplikasi didapatkan pada pasien "S' tipe maligna3 tetapi suatu

    *titis media akut atau suatu eksaserbasi akut *leh kuman yang ;irulen pada "S' tipe

    benigna pun dapat menyebabkan k*mplikasi3,.

    '*mplikasi *titis media terjadi apabila sawar pertahanan telinga tengah

    yang n*rmal dilewati3 sehingga infeksi dapat menjalar ke struktur di sekitarnya. Pertahanan

    pertama adalah muk*sa ka;um timpani3 yang mampu mel*kalisasi infeksi. Sawar kedua

    adalah dinding tulang ka;um timpani dan sel mast*id. $inding pertahanan ketiga adalah

    jaringan granulasi.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    20/31

    Penyebaran se6ara hemat*gen dapat diketahui dengan adanya 4

    . '*mplikasi terjadi pada awal infeksi atau eksaserbasi akut

    ,. =ejala pr*dr*mal tidak jelas

    F. ada *perasi3 didapatkan dinding tulang teling tengah utuh3 dan tulang serta lapisan

    muk* peri*steal meradang dan mudah berdarah

    Penyebaran melalui er*si tulang dapat diketahui bila 4

    . '*mplikasi terjadi beberapa minggu atau lebih setelah awal penyakit

    ,. =ejala pr*dr*mal mendahului gejala infeksi

    F. Pada *perasi ditemukan lapisan tulang yang rusak di antara f*kus supurasi dengan

    struktur sekitarnya

    Penyebaran melalui jalan yang sudah ada dapat diketahui bila 4

    . '*mplikasi terjadi pada awal penyakit

    ,. Serangan labirinitis atau meningitis berulang3 mungkin juga dapat ditemukan

    fraktur tengk*rak3 riwayat *perasi tulang3 atau riwayat *titis media yang sudah

    sembuh

    F. Pada *perasi ditemukan jalan penjalaran sawar tulang yang bukan karena er*si:ila

    dengan peng*batan medikament*sa tidak berhasil mengurangi gejala3 seperti *t*rea

    terus terjadi3 dan pada pemeriksaan *t*sk*pik tidak menunjukkan berkurangnya

    reaksi inflamasi dan pengumpulan 6airan3 maka harus diwaspadai kemungkinan

    terjadinya k*mplikasi. Pada stadium akut3 yang dapat merupakan tanda bahaya antara

    lainL naiknya suhu tubuh3 nyeri kepala3 atau adanya malaise3 dr*wsiness3 s*mn*len3

    atau gelisah. $apat juga timbulnya nyeri kepala di bagian parietal atau *ksipital3 dan

    adanya mual3 muntah pr*yektil3 serita kenaikan suhu badan yang menetap

    selama terapi3 merupakan tanda k*mplikasi intrakranial. Pada "S'3 tanda

    penyebaran penyakit dapat terjadi setelah sekret berhenti3 karena menandakan

    adanya sekret purulen yang terbendung.

    Perjalanan k*mplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati F

    ma6am lintasan3,4 $ari r*ngga telinga tengah ke selaput *tak

    "enembus selaput *tak.

    "asuk ke jaringan *tak.

    !nsidensi terjadinya k*mplikasi dari *titis media kr*nik dan k*lesteat*ma sudah

    menurun sejak semakin banyaknya antibi*tik pada awal abad ke ,.

    :agaimanapun3 k*mplikasi ini dapat terus terjadi3 dan bisa berakibat fatal apabila tidak

    diidentifikasi dan diterapi se6ara tepat. Terapi dari k*mplikasi *titis media kr*nik

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    21/31

    tidak sama dengan penanganan terhadap *titis media akut3 karena biasanya memerlukan

    tindakan inter;ensi bedah.

    titis media kr*nik 8"'9 dikenal sebagai infeksi atau inflamasi persisten dari

    telinga tengah dan mast*id. '*ndisi ini melibatkan perf*rasi dari membran

    timpani3 dengan adanya 6airan yang keluar dari telinga 8*t*rrhea9 se6ara intermiten atau

    terus-menerus. $engan terjadinya *t*mast*iditis kr*nis dan disfungsi dari tuba eusta6hius

    yang persisten3 membran timpani melemah3 yang meningkatkan kemungkinan atelektasis

    telinga atau pembentukan k*lesteat*ma.

    'edekatan dari telinga tengah dan mast*id ke intratemp*ral dan

    intrakranial meningkatkan risik* infeksi terjadinya k*mplikasi dari struktur

    k*mpartemen yang berl*kasi di sekitar daerah itu. titis media akut 8"A9 dan

    k*mplikasinya leb*h sering terjadi pada anak ke6il3 sedangkan k*mplikasi sekunder untuk*titis media kr*nis dengan atau tanpa klesteat*ma lebih sering terjadi pada anak yang lebih

    tua dan dewasa.

    '*mplikasi dari "A dan "' dikenal dengan menggunakan sistem klasifikasi

    yang dibagi menjadi k*mplikasi intrakranial dan ekstrakranial. '*mplikasi

    ekstrakranial dibagi lagi menjadi k*mplikasi eJtratemp*ral dan intratemp*ral.

    Pengembangan dan penggunaan antibi*tik yang tepat dapat menurunkan k*mplikasi yang

    merugikan. Namun3 k*mplikasi dapat terus terjadi3 dan kewaspadaan klinis diperlukan untuk

    deteksi dini dan peng*batan. Selanjutnya3 dengan terus berkembangnya pat*gen yang multi

    drug resistant3 k*mplikasi ini mungkin menjadi lebih sering terjadi karena antibi*tik yang ada

    saat ini menjadi kurang efektif.

    '*mplikasi #Jtra k ranial

    . Abses Subperi*steal

    Abses subperi*steal adalah k*mplikasi ekstrakranial dari "' yang paling sering

    terjadi. Abses ini terjadi di k*rteks mast*id ketika pr*ses infeksi dalam sel-sel udara mast*id

    meluas ke ruang subperi*steal. Perluasan ini paling sering terjadi sebagai akibat dari er*si

    k*rteks sekunder menjadi mast*iditis akut atau 6*ales6ent3 tetapi juga dapat terjadi sebagai

    akibat dari perluasan ;askular sekunder menjadi phlebitis dari ;ena mast*id.

    Abses subperi*steal terlihat lebih sering pada anak-anak muda dengan "A3

    tetapi juga ditemukan pada *titis kr*nis dengan dan tanpa 6h*lesteat*ma.

    Bh*lesteat*ma dapat menghalangi aditus ad antrum3 men6egah terhubungnya dari

    isi dari mast*id yang terinfeksi dengan ruang telinga tengah dan tuba eusta6hius.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    22/31

    bstruksi ini meningkatkan kemungkinan dek*mpresi yang infeksius sampai k*rteks

    mast*id3 menyajikan klinis sebagai abses subperi*steal atau abses :e

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    23/31

    &istula labirin terus menjadi salah satu k*mplikasi yang paling umum dari *titis

    kr*nis dengan 6h*lesteat*ma3 dan telah dilap*rkan terjadi pada sekitar I7 dari kasus.

    :eberapa keadaan ini lebih mengganggu ahli bedah *t*l*gi6 daripada terdapatnya sebuah

    labirin terbuka yang ditemukan pada saat *perasi 6h*lesteat*ma. Risik* kehilangan

    pendengaran sens*rineural yang signifikan sebagai akibat manipulasi bedah membuat labirin

    terbuka dan pengel*laannya menjadi t*pik yang sangat k*ntr*;ersial.

    'arena l*kasinya di dekat antrum3 kanalis semisirkularis h*ri7 dari pasien yang memiliki fistula sebelum

    *perasi. Tes fistula p*sitif dalam F,7 sampai /7 dari pasien yang ditemukan memiliki

    fistula selama ekspl*rasi bedah. "eskipun kehilangan pendengaran sens*rineural

    ditemukan di sebagian besar pasien 82G793 itu bukan indikat*r yang sensitif untuk fistula.

    "eskipun adanya gangguan pendengaran sens*rineural3 ;ertig*3 atau tes fistula

    p*sitif pada pasien yang memiliki 6h*lesteat*ma harus meningkatkan ke6urigaan untuk

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    24/31

    fistula3 tidak adanya tanda-tanda tadi tidak menjamin labirin tulang utuh. )al ini sebagai

    alasan bahwa pendekatan bedah yang bijaksana adalah dengan mengasumsikan adanya fistula

    di setiap kasus 6h*lesteat*ma3 untuk men6egah k*mplikasi yang tak terduga.

    Walaupun pen6itraan uni;ersal untuk semua pasien yang memiliki 6h*lesteat*ma

    belum standar3 tinjauan literatur menunjukkan bahwa penggunaan pen6itraan BT pra

    *perasi meningkat. 'arena ketidakmampuan untuk se6ara akurat mendiagn*sis fistula

    pre*peratif atas dasar klinis3 peningkatan dalam pen6itraan merupakan upaya untuk

    meningkatkan deteksi suatu labirin3 ner;us fa6ialis 3 atau dura yang terkena3 untuk membantu

    dalam peren6anaan *perasi. Sayangnya3 kemampuan untuk mendeteksi fistula se6ara akurat

    pada BT pra *perasi telah dilap*rkan sebagai /I7 sampai 27. $alam lap*ran saat ini BT

    s6an tidak lebih sensitif daripada anamnesis dan pemeriksaan fisik dalam mendeteksi fistula

    labirin. $iagn*sis definitif untuk fistula hanya dibuat intra*peratif3 yang

    menegaskan kembali kebutuhan untuk menangani semua kasus 6h*lesteat*ma dengan hati-

    hati.

    ,. "ast*iditis B*ales6ent

    "ast*iditis adalah spektrum penyakit yang harus didefinisikan dengan tepat untuk

    diterapi se6ara memadai. "ast*iditis3 didefinisikan sebagai penebalan muk*sa atau efusi

    mast*id3 adalah umum dalam suatu *titis akut atau kr*nis3 dan dilihat se6ara rutin pada BT

    s6an."ast*iditis se6ara klinis menyajikan p*stauri6ular eritema3 nyeri3 dan edema3 dengan

    daun telinga ke arah p*steri*r dan inferi*r. Pemeriksaan lebih lanjut diindikasikan

    untuk menentukan peng*batan yang paling tepat.

    $iagn*sis

    $engan adanya mast*iditis klinis3 BT s6an harus dilakukan untuk menge;aluasi

    abses subperi*steal atau mast*iditis 6*ales6ent. "ast*iditis B*ales6ent adalah pr*ses

    akut3 infeksi tulang mast*id3 dengan kehilangan karakteristik tulang trabekuler. !ni

    adalah k*mplikasi yang jarang terjadi3 dan terlihat biasanya pada anak-anak muda dengan"A.

    'lasik3 mast*iditis 6*ales6ent digambarkan sebagai terjadi di mast*id yang

    terpneumatisasi pada "A yang tidak sempurna di*bati3 sedangkan *titis kr*nis

    dan 6h*lesteat*ma terjadi pada tulang temp*ral skler*tik. Namun3 sebanyak ,/7 dari kasus

    mast*iditis 6*ales6ent telah dilap*rkan terjadi pada tulang temp*ral skler*tik dengan "'

    dan 6h*lesteat*ma.

    F. &a6ial Paralysis

    t*geni6 yang menyebabkan kelumpuhan saraf wajah termasuk "A3

    "' tanpa 6h*lesteat*ma3 dan 6h*lesteat*ma. +ang pertama biasanya terjadi dengan

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    25/31

    saluran tuba pe6ah dalam segmen timpani3 yang memungkinkan k*ntak langsung mediat*r

    inflamasi dengan saraf wajah itu sendiri. "' dengan atau tanpa 6h*lesteat*ma

    dapat mengakibatkan kelumpuhan wajah melalui keterlibatan saraf pe6ah3 atau melalui

    er*si tulang. 'elumpuhan wajah sekunder untuk "A sering terjadi pada anak dengan

    paresis tidak lengkap yang datang tiba-tiba dan biasanya singkat dengan peng*batan yang

    tepat.

    $i sisi lain3 kelumpuhan sekunder pada "' atau 6h*lesteat*ma sering

    menyebabkan kelumpuhan wajah pr*gresif lambat dan memiliki pr*gn*sis yang lebih buruk.

    $iagn*sis

    $iagn*sis kelumpuhan wajah *t*geni6 dibuat atas dasar klinis. Paresis atau

    kelumpuhan wajah pada "A3 "'3 atau 6h*lesteat*ma bukanlah diagn*sis yang sulit

    untuk dibuat hanya dengan pemeriksaan sendiri. Peran diagn*stik pen6itraan BT

    dipertanyakan.

    "eskipun BT s6an tidak diperlukan3 dapat berguna dalam peren6anaan

    terapi dan k*nseling pasien. 'etika 6h*lesteat*ma melibatkan saluran tuba3 juga

    dapat mengikis struktur seperti labirin atau tegmen. Selanjutnya3 tingkat er*si tulang dari

    kanal tuba dan derajat keterlibatannya lebih dapat dinilai pada BT.

    '*mplikasi !ntrakranial

    . "eningitis

    "eningitis adalah k*mplikasi intrakranial yang paling umum dari "'3 dan "A

    adalah penyebab sekunder yang paling umum dari meningitis. $alam seri terbaru

    k*mplikasi "'3 meningitis terjadi pada sekitar 37 dari subyek. "eskipun ini tetap

    merupakan k*mplikasi yang signifikan3 tingkat kematian akibat meningitis *titi6 telah

    menurun se6ara signifikan3 dari F/7 di era preantibi*ti6 sampai /7 di era p*stantibi*ti6.

    "eningitis dapat mun6ul dari tiga rute *t*geni6 yang berbeda4 penyebaran hemat*gen dari

    meninges dan ruang subara6hn*id3 menyebar dari telinga tengah atau mast*id melalui saluran

    yang telah terjadi 8fisura )yrtl93 atau melalui er*si tulang dan penyuluhan

    langsung. $ari ketiga kemungkinan3 meningitis *t*geni6 paling umum adalah hasil dari

    penyebaran hemat*gen.

    $iagn*sis

    $iagn*sis 6epat meningitis bergantung pada pengenalan dari tanda-tanda peringatan

    *leh d*kter. Tanda-tanda bahwa harus meningkatkan ke6urigaan k*mplikasi

    intrakranial termasuk demam persisten atau intermiten3 mual dan muntahL iritabilitas3 letargi3

    atau sakit kepala persisten. Tanda-tanda yang juga membantu diagn*sis pr*ses intrakranial

    meliputi perubahan ;isualL kejang *nset baru3 kaku kuduk3 ataksia3 atau status mental

    menurun. 1ika ada tanda-tanda men6urigakan itu terjadi3 peng*batan segera dan pemeriksaan

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    26/31

    lebih lanjut sangat penting. Antibi*tik spektrum luas3 seperti sefal*sp*rin generasi

    ketiga3 harus diberikan selama tes diagn*stik sedang dilakukan. BT s6an atau

    "R! k*ntras akan menunjukkan peningkatan karateristik meningeal dan

    menyingkirkan k*mplikasi intrakranial tambahan yang dikenal terjadi pada hingga /7 dari

    kasus ini. $engan tidak adanya efek massa yang signifikan pada pen6itraan3 pungsi lumbal

    harus dilakukan untuk mengk*nfirmasi diagn*sis dan memungkinkan untuk kultur dan tes

    sensiti;itas.

    ,. Abses tak

    Abses *tak adalah k*mplikasi intrakranial kedua yang paling umum dari

    *titis media setelah meningitis3 tetapi mungkin yang paling mematikan. :erbeda dengan

    meningitis3 yang lebih sering disebabkan *leh "A3 *tak abses hampir selalu merupakan

    hasil dari "'. 5*bus temp*ral dan *tak ke6il yang paling sering terkena dampaknya. Abses

    ini berkembang sebagai hasil dari perpanjangan hemat*gen sekunder menjadi tr*mb*flebitis

    di hampir semua kasus3 tetapi er*si tegmen dengan abses epidural dapat menyebabkan abses

    l*bus temp*ral. )asil kultur dari abses ini biasanya steril3 dan3 bila p*sitif3 biasanya

    mengungkapkan fl*ra 6ampur3 namun Pr*teus yang lebih sering dikultur daripada pat*gen

    lain. Perkembangan klinis yang terlihat pada pasien ini terjadi dalam tiga tahap. Tahap

    pertama digambarkan sebagai tahap ensefalitis3 dan termasuk gejala seperti flu yaitu gejala

    demam3 kekakuan3 mual3 perubahan status mental3 sakit kepala3 atau kejang. Tahap ini diikuti

    *leh laten3 diam atau di mana gejala akut mereda3 namun kelelahan umum dan kelesuan

    bertahan. Tahap ketiga dan terakhir menandai kembalinya gejala akut3 termasuk sakit kepala

    parah3 muntah3 demam3 perubahan status mental3 perubahan hem*dinamik dan peningkatan

    tekanan intrakranial. Tahap ketiga adalah disebabkan r*ngga abses yang pe6ah atau

    meluas.

    $iagn*sis

    Seperti dengan meningitis3 setiap gejala yang mungkin mengindikasikan

    keterlibatan intrakranial membutuhkan tindakan 6epat. $engan adanya gejala ini3 BT s6an

    atau "R! k*ntras harus dipesan sementara !H antimikr*ba terapi dimulai. %ntuk abses *tak3

    "R! lebih unggul. "eskipun "R! memberikan detil yang lebih baik mengenai abses sendiri3

    BT s6an memberikan inf*rmasi berharga tentang er*si tulang mast*id3 dan dapat

    membantu dalam menentukan penyebab abses dan pilihan peng*batan yang paling tepat.

    Pen6itraan itu sendiri adalah diagn*stik abses parenkim yang signifikan3 dan

    e;aluasi menyeluruh dari pen6itraan diperlukan untuk menyingkirkan k*mplikasi

    intrakranial se6ara bersamaan3 atau bukti tekanan intrakranial meningkat.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    27/31

    F. Tr*mb*sis Sinus 5ateral

    Sinus sigm*id atau tr*mb*sis sinus lateralis merupakan k*mplikasi yang terkenal

    dari *titis media dimana ter6atat I7 sampai C7 kasus dari k*mplikasi

    intrakranial. 'edekatan dari telinga tengah dan sel udara mast*id ke sinus ;ena dural

    memudahkan mereka untuk menjadi tr*mb*sis dan tr*mb*flebitis sekunder terhadap

    infeksi dan peradangan di telinga tengah dan mast*id. 'eterlibatan sinus sigm*id atau

    lateral dapat hasil dari er*si tulang sekunder untuk "' dan 6h*lesteat*ma3 dengan

    perpanjangan langsung dari pr*ses menular ke ruang perisinus3 atau dari

    penyebaran ruang dari tr*mb*flebitis ;ena mast*id. Setelah sinus telah terlibat3

    dan tr*mbus intramural berkembang3 dapat menghasilkan sejumlah k*mplikasi yang

    serius. )idr*sefalus titi6 dikenal untuk mempersulit sejumlah besar kasus ini.

    :ekuan yang terinfeksi dapat menyebar ke arah pr*Jimal melibatkan pertemuan sinus

    8t*r6ular her*phili9 dan sinus sagital3 menyebabkan hidr*sefalus yang mengan6am jiwa3 atau

    menyebar ke arah distal untuk melibatkan ;ena jugularis interna. 'eterlibatan ;ena jugularis

    interna meningkatkan risik* emb*li paru septik.

    $iagn*sis

    Presentasi klasik dari tr*mb*sis sinus sigm*id atau lateral adalah adanya demam

    tinggi yang tajam dalam p*la Mpi6ket fen6eM3 sering terlihat dengan sakit kepala dan malaise

    umum. Seperti banyak k*mplikasi ini3 tingkat ke6urigaan yang tinggi diperlukan karena

    demam spiking mungkin tumpul *leh penggunaan antibi*tik bersamaan. $engan adanya

    demam tinggi spiking3 atau kepedulian untuk tekanan intrakranial meningkat3 BT s6an harus

    dik*ntraskan dilakukan untuk melihat tr*mb*flebitis. $inding sinus akan lebih 6erah dengan

    k*ntras dan menghasilkan tanda delta karakteristik yang berkaitan dengan

    tr*mb*sis sinus. $engan adanya tr*mb*sis sinus signifikan3 sebuah Hen*gram res*nansi

    magnetik "R! dijamin3 karena mereka dapat digunakan serial untuk menge;aluasi

    pr*pagasi gumpalan atau res*lusi.

    >. Abses #pidural

    Adanya abses epidural sering dapat membahayakan dalam perkembangan.

    Abses ini berkembang sebagai hasil dari penghan6uran tulang dari 6h*lesteat*ma

    atau dari mast*iditis 6*ales6ent. Tanda-tanda dan gejala tidak berbeda se6ara signifikan dari

    yang ditemukan dalam "'. 'adang-kadang3 iritasi dural dapat mengakibatkan peningkatan

    *talgia atau sakit kepala yang berfungsi sebagai tanda menyangkut di latar belakang "'.

    'arena k*mplikasi ini tidak begitu jelas dalam presentasi klinis3 sehingga

    sering ditemukan se6ara kebetulan pada saat *perasi 6h*lesteat*ma atau BT s6an untuk

    keperluan lain.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    28/31

    $iagn*sis

    Tidak seperti k*mplikasi intrakranial lainnya3 tidak ada gejala yang sensitif atau

    spesifik sugestif dari pr*ses penyakit ini. 'e6urigaan klinis yang tinggi diperlukan

    untuk mendiagn*sis abses epidural sebelum *perasi. 'ehadiran *talgia meningkat

    atau sakit kepala sebaiknya meningkatkan ke6urigaan untuk k*mplikasi intrakranial. BT

    s6an atau "R! k*ntras 6ukup untuk mendiagn*sis abses ini. :ahkan dengan e;aluasi yang

    6ermat3 diagn*sis ini sering dibuat pada saat *perasi.

    /. titi6 )ydr*6ephalus

    titi6 hidr*sefalus digambarkan sebagai tanda-tanda dan gejala menunjukkan

    peningkatan tekanan intrakranial dengan 5BS yang n*rmal pada pungsi lumbal3

    yang dapat hadir sebagai k*mplikasi dari "A3 "'3 atau *perasi *t*l*gi6.

    M)idr*sefalus titi6M sampai sekarang belum dipahami seluruhnya3 begitu juga dari sisi

    pat*fisi*l*gi !ni adalah sebuah ir*ni karena k*ndisi ini dapat ditemukan tanpa *titis3 dan

    pasien tidak memiliki ;entrikel yang melebar menunjukkan tanda hidr*sefalus. Sym*nds3

    yang men6iptakan istilah *titi6 hidr*sefalus3 merasa bahwa k*ndisi ini dikembangkan

    dari infeksi sinus 8trans;ersal9 lateral3 dengan perluasan thr*mb*phlebitis ke pertemuan

    sinus untuk melibatkan sinus sagital superi*r. Peradangan atau infeksi dari sinus sagital

    superi*r men6egah penyerapan 5BS melalui ;ili ara6hn*id3 sehingga tekanan intrakranial

    meningkat. )al ini biasanya terjadi tr*mb*flebitis menular sebagai akibat dari infeksi

    *t*l*gi63 tetapi beberapa kasus juga terdapat pada kasus tanpa *perasi *t*l*gi6 atau

    *titis. Selanjutnya3 meskipun tr*mb*sis sinus lateral biasanya ditemukan pada hidr*sefalus

    *titi63 kasus telah dilap*rkan tanpa tr*mb*sis sinus dural.

    $iagn*sis

    $iagn*sis hidr*sefalus *titi6 membutuhkan tingkat ke6urigaan yang tinggi

    untuk mengenali gejala sugestif. =ejala-gejala yang ditemukan pada pasien ini adalah akibat

    dari tekanan intrakranial yang meningkat dan menyebar termasuk sakit kepala3 mual3 muntah3

    perubahan ;isual3 dan kelesuan. 'ehadiran gejala ini memerlukan pemeriksaan

    menyeluruh dan pen6itraan. Pemeriksaan fund*s6*pi6 harus dilakukan untuk menge;aluasi

    papilledema sebagai bukti tekanan intrakranial meningkat. "R! dan "RH harus dilakukan

    untuk menge;aluasi untuk pembesaran ;entrikel3 atau k*mplikasi intrakranial yang lain3

    seperti tr*mb*sis sinus yang signifikan dengan *bstruksi. Peningkatan tekanan intrakranial

    dengan gejala klinis dan papilledema tanpa adanya dilatasi ;entrikel atau meningitis sudah

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    29/31

    6ukup untuk membuat diagn*sis ini. "RH akan mengk*nfirmasi keberadaan dan tingkat

    tr*mb*sis sinus dural3 tetapi tidak diperlukan untuk membuat diagn*sis hidr*sefalus *titi6.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    30/31

    A III

    KESIMPUAN

    titis media supuratif kr*nik 8"S'9 merupakan peradangan atau infeksi kr*nis yang

    mengenai muk*sa dan struktur tulang di dalam ka;um timpani3 ditandai dengan perf*rasi

    membran timpani3 sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. :erdasarkan

    anamnesis dan pemeriksaan fisik3 pasien didiagn*sis menderita "S'. :erdasarkan

    anamnesa3 pasien mengeluhkan keluarnya 6airan dari telinga kanan yang kumat-kumatan3

    dimana sekret awalnya berwarna putih3 en6er dan tidak berbau3 kemudian menjadi

    agak kental3 kekuningan3 dan berbau. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada

    telinga kanan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kanan menurun.

    Penurunan pendengaran pada pasien "S' tergantung dari derajat kerusakan

    tulang-tulang pendengaran yang terjadi. :iasanya dijumpai tuli k*nduktif3 namun dapat pula

    terjadi tuli persepsi yaitu bila telah terjadi in;asi ke labirin3 atau tuli 6ampuran.

    =angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun pr*ses pat*l*gi sangat hebat3 karena

    daerah yang sakit ataupun k*lesteat*m3 dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke

    fenestra *;alis.

    :eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perf*rasi membran timpani serta

    keutuhan dan m*bilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. Pada pasien ini dari hasil

    pemeriksaan didapatkan perf*rasi sentral pada membran timpani. $alam pr*ses

    penyembuhannya dapat terjadi penumbuhan epitel skuam*sa ke dalam telinga

    tengah. 'adang-kadang perluasan lapisan tengah ini ke daerah atik mengakibatkan

    pembentukan kant*ng dan k*lesteat*m. Pembentukan k*lesteat*m ini akan menekan tulang-

    tulang di sekitarnya sehingga mengakibatkan terjadinya destruksi tulang3 yang ditandai

    dengan sekret yang kental dan berbau.

    Prinsip peng*batan pasien "S' benigna tenang adalah tidak memerlukan

    peng*batan3 dan dinasehatkan untuk jangan meng*rek telinga3 air jangan masuk ke telinga

    sewaktu mandi3 dilarang berenang dan segera ber*bat bila menderita infeksi saluran nafasatas. :ila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan *perasi rek*nstruksi 8miring*plasti3

    timpan*plasti9 untuk men6egah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

  • 7/25/2019 Referat 2 Omsk

    31/31

    DAFTAR PUSTAKA

    . $jaafar A. 'elainan telinga tengah. $alam4 S*epardi #A3 !skandar N3 #d. :uku ajar

    ilmu kesehatan telinga hidung tengg*r*k kepala leher. #disi kelima. 1akarta4 &'%!3

    ,. h. >C-2,,. Adams &53 :*ies 5R3 )igler PA. :uku Ajar Penyakit T)T. 2th ed. 1akartaL :alai

    Penerbit &'%!L CCI

    F. )elmi. '*mplikasi *titis media supuratif kr*nis dan mast*iditis. $alam4 S*epardi #A3

    !skandar N3 #d. :uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tengg*r*k kepala leher.

    #disi kelima. 1akarta4 &'%!3 ,. h. 2F-IF

    >. Paparella ""3 Adams =53 5e;ine SB. Penyakit telinga tengah dan

    mast*id. $alam4 #ffendi )3 Sant*s* '3 #d. :!#S buku ajar penyakit T)T. #disi 2.

    1akarta4 #=B3 CCI4 GG-G/. "ariana Shanti dkk. Referat titis "edia Supuratif 'r*nis. &akultas 'ed*kteran

    %ni;ersitas 'risten "aranatha. ,,. :andung